tugas hukum perusahaan

22
Tugas Hukum Perusahaan Aspek Hukum Saham dalam Perseroan Terbatas menurut UU no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Dosen : Paripurna P. Sugarda Nama : Aminah Ali Bin Yahya Nim : 10/305593/PHK/06277 FAKULTAS HUKUM

Upload: nina-yahya

Post on 02-Jul-2015

246 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Hukum Perusahaan

Tugas Hukum Perusahaan

Aspek Hukum Saham dalam Perseroan Terbatas menurut UU no 40

tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Dosen : Paripurna P. Sugarda

Nama : Aminah Ali Bin Yahya

Nim : 10/305593/PHK/06277

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2010

Page 2: Tugas Hukum Perusahaan

SAHAM

1. Pengertian saham

Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham.

Suatu perseroan terbatas mengeluarkan sertifikat saham kepada pemiliknya sebagai

bukti investasi mereka dalam usaha. Satuan dasar dari modal saham adalah lembar

saham. Suatu perseroan terbatas mengeluarkan sertifikat saham untuk sejumlah lembar

saham yang diinginkan. Saham yang ada ditangan pemegang saham disebut saham

beredar. Total jumlah saham dalam peredaran pada tiap waktu mewakili seratus persen

kepemilikan perseroan terbatas disebut modal saham.

Pengertian saham secara umum dan sederhana adalah “surat berharga yang dapat

dibeli atau dijual oleh perorangan atau lembaga di pasar tempat surat tersebut

diperjualbelikan”.

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling

popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika

memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan

instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu

memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Saham juga dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau

pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan

menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan

perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS).

Hak Pemegang Saham

1. menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS;

2. menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi;

3. menjalankan hak lainnya berdasarkan Undang-Undang PT

Satu Saham dimiliki lebih dari 1 orang?

Setiap saham memberikan kepada pemiliknya hak yang tidak dapat dibagi.

Page 3: Tugas Hukum Perusahaan

Dalam hal 1 (satu) saham dimiliki oleh lebih dari 1 (satu) orang, hak yang timbul dari

saham tersebut digunakan dengan cara menunjuk 1 (satu) orang sebagai wakil

bersama.

 Klasisifikasi Saham

Anggaran dasar menetapkan 1 (satu) klasifikasi saham atau lebih.

Setiap saham dalam klasifikasi yang sama memberikan kepada pemegangnya hak yang

sama.

Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) klasifikasi saham, anggaran dasar menetapkan

salah satu di antaranya sebagai saham biasa.

Klasifikasi saham yang dimaksud tersebut, antara lain:

a. saham dengan hak suara atau tanpa hak suara;

b. saham dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota Direksi dan/atau

anggota Dewan Komisaris;

c. saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik kembali atau ditukar dengan

klasifikasi saham lain;

d. saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen

lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian dividen

secara kumulatif atau nonkumulatif;

e. saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebih

dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian sisa kekayaan

Perseroan dalam likuidasi.

Pecahan Nominal Saham

Anggaran dasar dapat menentukan pecahan nilai nominal saham.

Pemegang pecahan nilai nominal saham tidak diberikan hak suara perseorangan,

kecuali pemegang pecahan nilai nominal saham, baik sendiri atau bersama pemegang

pecahan nilai nominal saham lainnya yang klasifikasi sahamnya sama memiliki nilai

nominal sebesar 1 (satu) nominal saham dari klasifikasi tersebut.

Pemindahan Hak atas Saham

Page 4: Tugas Hukum Perusahaan

Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak.

Akta pemindahan hak atas saham atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada

Perseroan.

Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak

tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus dan memberitahukan

perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar

Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pencatatan

pemindahan hak.

Dalam hal pemberitahuan belum dilakukan, Menteri menolak permohonan persetujuan

atau pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang

saham yang belum diberitahukan tersebut.

Ketentuan mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di

pasar modal

Dalam anggaran dasar dapat diatur persyaratan mengenai pemindahan hak atas

saham, yaitu:

a. keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham dengan

klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya;

b. keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Organ Perseroan;

dan/atau

c. keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang

berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Persyaratan tersebut di atas tidak berlaku dalam hal pemindahan hak atas saham

disebabkan peralihan hak karena hukum, kecuali keharusan mendapatkan instansi

berwenang berkenaan dengan kewarisan.

dal diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Dalam hal anggaran dasar mengharuskan pemegang saham penjual menawarkan

terlebih dahulu sahamnya kepada pemegang saham klasifikasi tertentu atau pemegang

saham lain, dan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal

penawaran dilakukan ternyata pemegang saham tersebut tidak membeli, pemegang

saham penjual dapat menawarkan dan menjual sahamnya kepada pihak ketiga.

Page 5: Tugas Hukum Perusahaan

Setiap pemegang saham penjual yang diharuskan menawarkan sahamnya berhak

menarik kembali penawaran tersebut, setelah lewatnya jangka waktu 30 (tiga puluh) hari

Kewajiban menawarkan kepada pemegang saham klasifikasi tertentu atau pemegang

saham lain hanya berlaku 1 (satu) kali

Gadai & Fidusia Saham

Saham merupakan benda bergerak dan memberikan hak kepada pemiliknya.

Saham dapat diagunkan dengan gadai atau jaminan fidusia sepanjang tidak ditentukan

lain dalam anggaran dasar.

Gadai saham atau jaminan fidusia atas saham yang telah didaftarkan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan wajib dicatat dalam daftar pemegang saham

dan daftar khusus.

Hak suara atas saham yang diagunkan dengan gadai atau jaminan fidusia tetap berada

pada pemegang saham.

Perlindungan Pemegang Saham

Setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap Perseroan ke

pengadilan negeri apabila dirugikan karena tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil

dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, dan/atau Dewan

Komisaris.

Gugatan pemegang saham diajukan ke pengadilan negeri yang daerah hukumnya

meliputi tempat kedudukan Perseroan.

Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli

dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan

Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa:

a. perubahan anggaran dasar;

b. pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih

dari 50 % (lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan; atau

c. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan.

Page 6: Tugas Hukum Perusahaan

Dalam hal saham yang diminta untuk dibeli melebihi batas ketentuan pembelian kembali

saham oleh Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) huruf b UUPT,

Perseroan wajib mengusahakan agar sisa saham dibeli oleh pihak ketiga.

Larangan Kompensasi

Pemegang Saham (PS) dan Kreditor lainnya yang mempunyai tagihan terhadap

perseroan tidak dapat menggunakan hak tagihnya sebagai kompensasi kewajiban

penyetoran atas harga saham yang telah diambilnya, kecuali disetujui oleh RUPS (Ps 35

ayat (1).

Hak tagih thd Perseroan yang dapat dikompensasi sebagai setoran saham adalah hak

tagih terhadap Perseroan yg timbul karena (Psl 35 ayat (2):

a. Perseroan telah menerima uang atau penyerahan benda berwujud atau tidak

berwujud yang dapat dinilai dengan uang;

b. Pihak yang menjadi penanggung/penjamin utang telah membayar lunas utang

perseroan sebesar yang ditanggung/dijamin; atau

c. Perseroan menjadi penanggung atau penjamin utang dari pihak ketiga dan

Perseroan telah menerima manfaat berupa uang atau barang yang dapat dinilai

dengan uang yang langsung atau tidak langsung secara nyata telah diterima

perseroan.

Larangan Saham untuk Dimiliki Sendiri

Perseroan dilarang mengeluarkan saham baik untuk dimiliki sendiri maupun dimiliki

Perseroan lain, yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung telah dimiliki oleh

Perseroan (cross holding).

Larangan tersebut tidak berlaku terhadap kepemilikan saham yang diperoleh

berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah wasiat. Namun dalam jangka

waktu 1 tahun setelah tanggal perolehan harus dialihkan kepada pihak lain yang tidak

dilarang memiliki saham dalam perseroan. (Ps. 36 UUPT 40/2007).

Perlindungan modal dan kekayaan (Pembatasan Pembelian Saham Kembali)

Perseroan dapat membeli kembali saham yang telah dikeluarkan dengan ketentuan:

Page 7: Tugas Hukum Perusahaan

Pembelian kembali saham tersebut tdk menyebabkan kekayaan bersih perseroan

menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan ditambah cadangan wajib yg

telah disisihkan; dan

Jumlah nilai nominal seluruh saham yang dibeli kembali oleh perseroan dan gadai

saham atau jaminan fidusia atas saham yang dipegang perseroan sendiri dan/atau

perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung dimiliki oleh

Perseroan, tidak melebihi 10% dr jumlah modal yang ditempatkan dalam perseroan.

(Ps 37 ayat (1) UUPT 40/2007).

Konsekuensi Hukum Pelanggaran Pembelian Saham Kembali

Pembelian kembali saham, baik secara langsung maupun tidak langsung yang

bertentangan dengan Psl 37 ayat (1) batal karena hukum dan pembayaran yang telah

diterima oleh pemegang saham harus dikembalikan kepada perseroan, dan perseroan

wajib mengembalikan saham yang telah dibeli tersebut kepada Pemegang Saham.

Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas semua kerugian yang diderita

Pemegang Saham yang beritikad baik akibat batal karena hukum tersebut (Ps. 37 ayat

(3) UUPT 40/2007).

Saham yg dibeli kembali Perseroan hanya boleh dikuasai Perseroan paling lama 3

tahun (Ps 37 ayat (4).

Pembelian kembali saham atau pengalihannya lebih lanjut hanya boleh dilakukan

berdasarkan persetujuan RUPS, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang -

undangan dibidang Pasar Modal (Ps 38 ayat (1) UUPT).

Saham yang dikuasai Perseroan karena pembelian kembali, peralihan karena hukum,

hibah atau hibah wasiat tidak dapat digunakan untuk mengeluarkan suara dalam RUPS

dan tidak diperhitungkan dalam menentukan jumlah kuorum yang harus dicapai sesuai

dengan ketentuan UUPT dan/atau anggaran dasar (Ps 40 ayat (1) UUPT).

Saham yang dikuasai Perseroan tidak berhak mendapat deviden (ps 40 ayat (2)

UUPT).

Pertanggungjawaban pribadi Pemegang Saham (Ps 3 UUPT 40/2007)

Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan

yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian

Perseroan melebihi saham yang dimiliki.

Page 8: Tugas Hukum Perusahaan

Ketentuan tersebut di atas tidak berlaku apabila:

persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;

pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung

dengan itikad buruk memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan pribadi;

pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum

yang dilakukan oleh Perseroan; atau

pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung

secara melawan hukum menggunakan kekayaan Perseroan, yang

mengakibatkan kekayaan Perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang

Perseroan.

2.      Bursa Saham

Bursa saham adalah tempat dimana perusahaan dapat menawarkan sahamnya

untuk dijual. Mereka melakukan hal ini melalui penawaran perdana (IPO).

Setelah penawaran perdana, ribuan atau jutaan investor yang telah membeli saham

tersebut dapat kembali ke bursa saham untuk menjual sahamnya kepada investor yang

lain, sehingga dimulailah perdagangan saham. Bursa saham hanyalah semacam tempat

penampungan untuk perdagangan ini.

3.      Menentukan Harga Saham

Harga saham setiap perusahaan tidaklah sama, harganya akan berbeda-beda.

Apa yang menyebabkan perbedaan itu? Semua itu ditentukan oleh pendapat

perusahaan.

Misalnya ada sebuah perusahaan yang menghasilkan profit sebesar 10 juta

setiap tahunnya. Harga berapa kira-kira yang mungkin cocok untuk menjual perusahaan

itu? Katakanlah ditawarkan dengan harga 100 juta. Apakah ada yang akan mau

membelinya?

Pembeli potensial akan menilai situasi ini dengan pertanyaan “Berapa profit yang

akan saya peroleh jika saya menginvestasikannya ke tempat lain?”. Jika ada wahana

Page 9: Tugas Hukum Perusahaan

lain yang dapat menghasilkan lebih besar maka ia tidak akan membeli perusahaan

tersebut. Mungkin perusahaan itu harus mengurangi harganya.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah potensi pertumbuhan

keuntungan. Perusahaan tadi mungkin hanya dapat menghasilkan 10 juta tahun ini, tapi

tahun depan berpeluang mendapatkan 20 juta. Untuk tingkat keuntungan 10% dan

potensi pertumbuhannya, mungkin perusahaan tersebut bisa dijual dengan harga 150

juta.

Inilah yang menjadi alasan banyak saham yang mengalami kenaikan yang

sangat pesat walaupun sekarang mereka tidak lagi banyak menghasilkan keuntungan.

 

4. Apa yang Menyebabkan Gejolak Harga Saham?

Faktor-faktor yang menyebabkan gejolak harga saham dapat dibagi menjadi faktor

makro dan mikro.

Faktor makro adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan.

Tingkat suku bunga yang tinggi, inflasi, tingkat produktivitas nasional, politik dan lain

sebagainya dapat memiliki dampak penting pada potensi keuntungan perusahaan

hingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi harga sahamnya.

Faktor mikro adalah faktor-faktor yang berdampak secara langsung pada

perusahaan itu sendiri. Perubahan manajemen, harga dan ketersediaan bahan mentah,

produktivitas pekerja dan lain sebagainya yang akan dapat mempengaruhi kinerja

keuntungan perusahaan tersebut secara individual.

Apa yang menyebabkan volatilitas atau gejolak harga adalah karena sering adanya

perbedaan opini tentang kemana arah profitabilitas perusahaan tersebut. Di saat banyak

orang berpikir bahwa profitabilitas suatu perusahaan menurun, maka akan lebih banyak

yang menjual sahamnya sehingga harganya juga akan menurun. Tentu saja, hal yang

sebaliknya juga dapat terjadi.

 

Page 10: Tugas Hukum Perusahaan

5.      Bagaimana Mengenai Dividen dalam Saham?

Selain kenaikan harga ataupun penambahan modal, dividen merupakan salah cara

untuk dapat menghasilkan keuntungan. Banyak perusahaan yang juga membayarkan

dividen tahunan. Ini adalah pembayaran tunai yang mencerminkan bagian dari profit

perusahaan tersebut. Tetapi tentu saja sepenuhnya merupakan kebijaksanaan dari

perusahaan tersebut untuk memberikan dividen atau tidak. Mereka tidak wajib

melakukannya. Tetapi pada umumnya, mereka tetap akan memberikan sebagian dari

profitnya sebagai bentuk penghargaan kepada para investornya.

Page 11: Tugas Hukum Perusahaan

Tipe Saham

Ada dua jenis saham yang jamak dipasarkan, yaitu saham biasa (common stock) dan

saham preferen (preferred stock).

a.       Saham biasa (common stock).

Saham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai

bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi

perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian

pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko

kerugian yang diderita perusahaan.

Pemegang saham jenis ini mewakili kepemilikan di perusahaan sebesar

modal yang ditanamkan. Keuntungan yang didapatkan oleh pemegang saham ini

berupa dividen yang berasal dari keuntungan perusahaan. Pemegang saham ini

tidak memiliki jaminan pasti atas return yang dihasilkan perusahaan. Apabila

perusahaan mendapatkan keuntungan, maka pemegang saham akan

mendapatkan dividen sebesar alokasi yang ditetapkan oleh RUPS. Namun,

apabila perusahaan suatu saat dilikuidasi atau bangkrut, pemegang saham jenis

ini adalah yang paling akhir mendapatkan hak atas aset perusahaan setelah

semua kewajiban perusahaan dilunasi dan pemegang saham preferen dibayar

sebesar nilai par sekuritas mereka.

Selain keuntungan berupa dividen, pemegang saham biasa juga bisa

mendapatkan keuntungan dari selisih nilai beli dengan nilai jual sahamnya.

Katakanlah, jika anda membeli sebuah saham pada harga Rp 500 dan

menjualnya saat harga mencapai Rp 600, maka anda akan memperoleh

keuntungan sebesar Rp 100 dikalikan dengan jumlah saham yang anda jual.

Keuntungan jenis ini disebut capital gain. Sebaliknya jika harga saham

mengalami penurunan, maka anda mengalami kerugian yang disebut capital

loss.

Page 12: Tugas Hukum Perusahaan

Karakteristik lain dari saham biasa, selain klaim atas aset perusahaan

paling rendah dibandingkan dengan komponen perusahaan yang lain, juga tidak

adanya maturity date atau tanggal jatuh tempo.

 

b.      Saham preferen (preferred stock).

Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih

dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat

dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham

biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen

akan berusahan sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen

preferen agar tidak lengser.

Saham jenis ini memiliki sifat hybrid yang artinya selain memiliki

karakteristik sebagai saham, juga memiliki sifat seperti halnya obligasi. Jika anda

memiliki saham jenis ini, anda akan mendapatkan pembayaran secara teratur

sebesar harga pari saham dikalikan dengan bunga setiap tahun (sifat obligasi).

Apabila saham preferen anda berjenis cumulative, maka jika anda belum

menerima pembayaran dividen tahun lalu akan diakumulasikan dengan dividen

tahun berjalan. Jenis yang lain yaitu non cumulative, yang artinya anda tidak

akan menerima dividen yang tidak dibayarkan periode lalu, sedangkan yang

berjenis participating akan menerima peningkatan nilai dividen proporsional

mengikuti peningkatan dividen saham biasa. Pemilik saham preferen memiliki

hak suara untuk memilih direktur perusahaan, hanya jika dividen tidak

dibayarkan selama setahun atau lebih.

Sifat preferen ini tercermin pula pada perlakuan yang diterima saat

perusahaan dilikuidasi. Pemilik saham ini akan menerima pembayaran sebesar

harga pari saham sebelum dividen atas pemegang saham biasa dibayarkan.

Oleh karena banyak sifat saham jenis ini yang menyerupai obligasi, maka

beberapa pihak menggolongkannya ke dalam fixed income.

Page 13: Tugas Hukum Perusahaan

Keuntungan dan Resiko Saham

 Keuntungan

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau

memiliki saham:

Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan

berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah

mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal

ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham

tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham

tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang

berhak mendapatkan dividen.

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya

kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah

rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang

berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga

jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya

pembagian dividen saham tersebut.

Capital Gain

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain

terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya

Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian

menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut

mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya. 

 

Resiko Saham

Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:

Capital Loss

Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor

menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli

Page 14: Tugas Hukum Perusahaan

dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus

mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga

saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut

sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.

 

Risiko Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan,

atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang

saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat

dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari

hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara

proporsional kepada seluruh pemegang saham.

Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak

akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang

terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk

secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

Page 15: Tugas Hukum Perusahaan

Teknik Analisa Saham

 

Dalam melakukan suatu investasi, seorang investor sering dihadapkan pada pertanyaan

mendasar, seperti apakah harga saham dipasar mencerminkan nilai yang sebenarnya dari

perusahaan? Jika tidak, berapa nilai sebenarnya dari saham tersebut? Nilai intrinsik (intrinsic

value) merupakan nilai sebenarnya dari suatu saham, dan merupakan standar untuk

mempertimbangkan apakah saham dinilai terlalu rendah (undervalued), wajar (fairly priced),

atau dinilai terlalu tinggi (overvalued). Sedangkan harga pasar saham (current market price)

adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham.

        Investor perlu menganalisis saham dengan tujuan untuk menaksir nilai intrinsiksuatu

saham perusahaan, lalu membandingkannya dengan harga saham saat ini untuk mengetahui

tingkat kewajaran harga saham. Untuk itu, ada dua pendekatan yang digunakan dalam

menganalisis saham suatu perusahaan yaitu sebagai berikut:

1. Analisis Teknikal

    Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan

mengamati perubahan harga saham di periode yang lalu, dan upaya untuk menentukan

kapan investor harus membeli, menjual atau mempertahankan sahamnya dengan

menggunakan indikator-indikator teknis atau menggunakan analisis grafik. Indikator teknis yang

digunakan adalah moving average, volume perdagangan, dan short-interest ratio. Sedangkan

analisis grafik diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai pola seperti key reserval, head and

shoulders, dan sebagainya.Analisis ini menggunakan data pasar dari saham, seperti harga dan

volume transaksi penjualan saham untuk menentukan nilai saham.

2. Analisis Fundamental

    Analisis fundamental ini menyatakan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik.

Analisis ini mencoba untuk menghitung nilai intrinsik dari suatu saham dengan menggunakan

data fundamental yaitu Laporan Keuangan Perusahaan, seperti laba, dividen, penjualan,

struktur modal, resiko dan sebagainya. Analisis ini akan membandingkan nilai intrinsik dengan

harga pasarnya untuk menentukan apakah harga saham pasar sudah mencerminkan nilai

intrinsiknya atau belum.

Page 16: Tugas Hukum Perusahaan

DASAR HUKUM

Secara khusus Saham Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), yang secara efektif berlaku sejak tanggal 16

Agustus 2007. Sebelum UUPT 2007, berlaku UUPT No. 1 Th 1995 yg diberlakukan

sejak 7 Maret 1996 (satu tahun setelah diundangkan) s.d. 15 Agt 2007, UUPT th 1995

tsb sebagai pengganti ketentuan ttg perseroan terbatas yang diatur dalam KUHD Pasal

36 sampai dengan Pasal 56, dan segala perubahannya

(terakhir dengan UU No. 4 Tahun 1971 yang mengubah sistem hak suara para

pemegang saham yang diatur dalam Pasal 54 KUHD dan Ordonansi Perseroan

Indonesia atas saham -Ordonantie op de Indonesische Maatschappij op Aandeelen

(IMA)- diundangkan dalam Staatsblad 1939 No. 569 jo 717.