tugas fisiologi tumbuhan

Upload: aninditapratiwi

Post on 10-Jul-2015

72 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

TUGAS FISIOLOGI TUMBUHAN

Oleh : Anindita Ayu Pratiwi J2B 008 010

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG SEPTEMBER, 2011

1. Bagaimana proses masuknya air dari tanah ke tanaman? Jawab : Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan o Akar Akar terdiri atas akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang adalah akar primer atau akar embrio yang terus tumbuh membesar dan memanjang. Akar ini menjadi akar utama yang menopang tegaknya tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tertentu akar primer atau akar embrio tersebut tidak tumbuh terus tetapi mati. Sebagai gantinya akan tumbuh banyak akar di daerah batang. Akar tersebut ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan akar primer namun bercabang-cabang. Akar tersebut disebut akar serabut karena strukturnya seperti serabut. Akar serabut menyebar ke tanah sekitar tumbuhan. Dengan demikian, akar-akar serabut ini mampu mengumpulkan air dari yang area cukup luas dibandingkan area jangkauan akar tunggang.

Gambar 1. Akar Lapisan terluar adalah epidermis yang berfungsi sebagai pelindung bagian akar. Sel epidermis akan berdinding tipis dan biasanya tanpa lapisan kutikula. Tebal epidermis biasanya satu lapisan sel. Sel-sel epidermis dapat tumbuh menonjol di tempat-tempat tertentu menghasilkan rambut akar yang berfungsi untuk menyerapa air dan mineral. Bagian dalam epidermis adalah lapisan sel-selyang disebut korteks. Pada batang tertentu sel-sel korteks berfungsi untuk menyimpan makanan. Biasanya korteks terdiri dari sel parenkim, bahkan ada yang tersusun atas sel sklerenkim. Diantara

sel-sel parenkim terdapat ruang antar sel sehingga berfungsi sebagai ruang penyimpanan udara. Lapisan endodermis. Lapisan ini tersusun melingkar seperti cincin melingkari berkas pembuluh. Sel-sel endodermis membantu mengatur penyerapan air oleh xilem. Di bagian dalam endodermis terdapat berkas xilem. Xilem tersusun dari sejumlah berkas yang terpisah dan letaknya bergantian dengan berkas pembuluh floem. Sel xilem pada akar berfungsi mengangkut air dan mineral menuju daun. Sel-sel floem mengangkut makanan dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Selain itu akar juga mempunyai fungsi penyerapan dan penyimpanan. Tumbuhan memperoleh bahan-bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan melalui akarnya. Akar menyerap air dari lingkungan sekitarnya secara osmosis. Akar juga menyerap menyerap mineral dari lingkungan sekitarnya bersama dengan penyerapan air. Air masuk kedalam akar melalui rambut-rambut akar. Rambut akar akan meningkatkan luas permukaan akar dan dapat meningkatkan jumlah air yang di serap atau di ambil oleh tumbuhan. o Batang Sel-sel xilem membantu mendukung tegaknya batang tumbuhan. Jaringan sel xilem memiliki sel-sel seperti tabung yang berfungsi untuk menyalurkan air dan mineral keseluruh tubuh tumbuhan. Sel-sel tersebutberdinding tebal sehingga juga dapat berfungsi sebagai penguat. Korteks merupakan jaringan penyimpanan makanan pada tumbuhan. Umumnya tumbuhan menyimpan makan dalam bentuk pati. Epidermis pada batang merupakan pelindung terluar. Epidermis umumnya terdiri dari satu lapisan sel. Sel epidermis ini dapat berdiferensiasi menjadi stomata (mulut daun) dan trikom (rambut). Mulut daun berfungsi sebagai jalan keluar masuknya gas-gas sedangkan trikom berfungsi mencegah penguapan yang terlalu banyak dari batang.

Gambar 2. Batang Lapisan terluar batang berkayu adalah gabus. Gabus tersusun dari sel-sel yang telah mati dan berfungsi melindungi batang dari gangguan serangga, penyakit, dan mencegah kehilangan air. Di bagian dalam lapisan gabus terdapat korteks. Korteks sering berfungsi untuk menyimpan makanan. Di bagian dalam korteks adalah sel floem yang tersusun seperti cincin. Floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruhbagian tubuh tumbuhan. Kambium adalah lapisan tipis sel-sel yang menghasilkan floem baru ke arah luar dan xilem baru ke arah dalam. Tiap tahun kambium menghasilkan sel-sel xilem dan floem baru yang mengakibatkan batang menebal. Lapisan dalam batang berkayu adalah xilem. Sel-sel xilem memiliki dinding sel tebal yang membantu mendukung tubuh tumbuhan. Sel-sel xilem mengangkut air dari akar ke daun melalui batang. Air dan mineral diperlukan oleh bagian bagian tumbuhan untuk tumbuh. Daun membuat makanan untuk tumbuhan melalui fotosintesis. Air sampai ke daun melalui batang. Air di serap oleh tumbuhan. Air yang di serap oleh akar diangkut melalui batang. Mineral dari tanah terlarut dalm air sehingga juga diangkut melalui batang. Air dan mineral diangkut oleh sel-sel xilem. Air yang baru selalu masuk ke akar secara osmosis. Batang menyimpan makanan dalam bentuk pati dan menyimpan air. Air berasal dari akar, dan pati dibuat dari gula yang diangkut dari daun. Satu keuntungan menyimpan air pada batang adalah terhindar dari kekeringan. Air membantu menjaga sel-sel batang tetap kaku.

o Daun

Gambar 3. Daun

Lapisan lilin berfungsi untuk melindungi daun dari penguapan yang berlebihan dan gangguan serangga. Berbatasan langsung dengan lapisan lilin yaitu jaringan epidermis. Lapisan ini merupakan lapisan daun penyusun terluar. Lapisan epidermis berfungsi sebagai pelindung dan umumnya hanya terdiri dari selapis sel yang tipis.

Jaringan tiang mengandung banyak kloroplas yang berfungsi dalam proses pembuatan makanan. Jaringan spons, renggangnya hubungan antara sel pada jaringan ini memungkinkan adanya ruang antara sel yang cukup besar untuk menampung gas. karbondioksida, oksigen, maupun hidrogen. Sel-sel ini juga berperan dalam pembuatan makanan melalui proses fotosintesis.

Jaringan stoma, stoma adalah pori kecil pada epidermis daun. Bila jumlahnya lebih dari satu disebut stomata. Ukuran stoma berubah-ubah karena sel-sel penutup tersebut mengembang dan mengempis saat air masuk atau keluar secara osmosis.

Terdapat urat-urat daun, urat daun yang besar biasanya berada di tengah helaian daun dan bercabang-cabang sampai mencapai helaian daun. Stomata pada daun bisa terdapat pada epidermis atas dan epidermis bawah stomata ini berfungsi sebagai jalan keluar masuknya udara maupun uap air. Umumnya stomata akan membuka di siang hari untuk mengambil karbondioksida yang digunakan untuk proses fotosintesis. Stomata akan

menutup pada malam hari saat karbondioksida tidak diperlukan. Ukuran stomata berubah ubah karena sel-sel penutup tersebut mengembang dan mengempis saat air masuk atau keluar secara osmosis.

Mekanisme air pada tumbuhan o Penyerapan air Ada 2 mekanisme penyerapan air yaitu penyerapan aktif dan pasif. a. Aktif: aktif osmotik dan aktif non osmotik Aktif osmotik

Gambar 4. Osmosis Osmosis adalah masuknya air melalui membran semipermeabel dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah. Masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan. Sedangkan difusi merupakan perpindahan molekul-molekul dari yang jumlahnya sedikit ke yang tinggi. Namun difusi tidak diperlukan adanya membran. Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran. Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. Oleh karena itu, ahli

fisiologi tanaman lebih suka menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan yang diperlukan untuk mencegah osmosis. Contoh jika merendam wortel ke dalam larutan garam 10 % maka sel-selnya akan kehilangan rigiditas (kekakuan)nya. Hal ini disebabkan potensial air dalam sel wortel tersebut lebih tinggi dibanding dengan potensial air pada larutan garam sehingga air dari dalam sel akan keluar ke dalam larutan tersebut. Jika diamati dengan mikroskop maka vakuola sel-sel wortel tersebut tidak tampak dan sitoplasma akan mengkerut dan membran sel akan terlepas dari dindingnya. Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis. Aktif non osmotik Mekanisme respirasi sel, sebagai sumber tenaga penggerak penyerapan air.

Gambar 4. Aktif non osmotik

b. Pasif: tarikan transpirasi (penggeraknya transpirasi) Merupakan penyerapan yang non metabolik. Tenaga penggeraknya: tarikan transpirasi daun

Gambar 6. Pasif

Jalur Penyerapan Air Air dari tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke dalam stele, dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem sampai ke sistem tunas.

Gambar 7. Jalur penyerapan air

Dalam anatomi tumbuhan, strip Casparian adalah band dari dinding sel bahan diendapkan pada dinding radial dan transversal dari endodermis , yang secara kimia berbeda dari sisa dari dinding sel. Hal ini digunakan untuk memblokir aliran bahan pasif, seperti air dan zat terlarut ke dalam prasasti tanaman. Band ini pertama kali dikenal sebagai struktur dinding oleh Robert Caspary (1818-1887). Strip bentuk selama awal ontogeni dari sel dan merupakan bagian dari dinding primer. Ini bervariasi lebar dan sering jauh lebih sempit dari dinding di mana ia terjadi. Hal ini biasanya terletak dekat dengan dinding tangensial dalam dari luar. Kimia strip Casparian telah banyak digambarkan sebagai terdiri dari lignin atau suberin atau keduanya. Menurut beberapa penelitian, strip Casparian dimulai sebagai deposisi lokal fenolik dan lemak tak jenuh zat di tengah lamella antara dinding radial, sebagai film sebagian teroksidasi. Dinding primer menjadi bertatahkan dan kemudian menebal oleh endapan zat sejenis pada bagian dalam dinding. Kerak dari dinding sel oleh bahan yang merupakan strip Casparian mungkin blok submicroscopic kapiler di dinding. Sitoplasma dari endodermal sel melekat erat strip Casparian sehingga tidak mudah terpisah dari strip ketika sel mengalami efek dari agen plasmolytic atau lainnya biasanya menyebabkan kontraksi protoplas . Jadi, strip Casparian muncul untuk membentuk penghalang di mana aliran apoplastic dipaksa

untuk melewati membran plasma selektif permeabel ke dalam sitoplasma (symplast itu). Pada tingkat akar primer, xilem pembangunan di silinder vaskular mungkin lebih atau kurang maju. Dalam gymnosperma dan angiosperma memiliki pertumbuhan sekunder, akar umumnya tidak mengembangkan jenis lain dari endodermis dari itu dengan strip casparian. Dalam banyak tanaman ini endodermis tersebut kemudian dibuang, bersama dengan korteks, ketika periderm berkembang dari Pericycle . Jika Pericycle adalah dangkal dan korteks endodermis dipertahankan baik ditarik atau dihancurkan atau terus berpacu dengan perluasan silinder vaskular dengan radial Anticlinal divisi, dinding baru berkembang strip Casparian dalam kesinambungan dengan yang lama. Dengan tidak adanya pertumbuhan sekunder (paling monocotyledons dan beberapa eudicots ), endodermis yang biasa mengalami modifikasi dinding tertentu. Pekerja membedakan dua tahap perkembangan di samping tahap pertama ketika hanya strip Casparian terdapat pada tahap kedua suberin (atau endodermin) lamella mencakup seluruh dinding di bagian dalam sel, sehingga strip Casparian dipisahkan dari sitoplasma dan koneksi antara dua berhenti menjadi jelas. Pada tahap ketiga, tebal selulosa diendapkan lapisan atas lamella suberin, kadang-kadang terutama pada dinding tangensial dalam. Dinding tebal, serta dinding asli di mana strip Casparian terletak, dapat menjadi lignified. Strip Casparian mungkin atau mungkin tidak dapat diidentifikasi setelah penebalan dinding endodermal telah terjadi. Endodermal tebal dinding, dinding sel sekunder, mungkin memiliki lubang. Pengembangan berturut dinding endodermal jelas dinyatakan dalam monocotyledons. Dalam dicotyledons, perbedaan antara tahap kedua dan ketiga pembangunan endodermal mungkin tidak tajam dan dalam tanpa biji tanaman vaskular diferensiasi diakhiri dengan pengendapan lamella suberin. Sebuah endodermis dengan strip Casparian dan kemudian dinding modifikasi terjadi di akar udara). Transport air dalam jaringan akar dibedakan antara apoplas yang melewati ruang antar sel dan simplas yang melalui sel ke sel lewat plasmodesmata. Seluruh bagian dari dinding sel umumnya terbuka untuk aliran air dan bahan terlarut secara apoplas yang berkaitan dengan adanya ruang bebas (free space). Ruang bebas/pori yang terdapat dalam dinding sel ini disebut sebagai Apparent Free Space (AFS) yang terdiri dari Water Free Space (WFS) merupakan ruang bebas yang dapat diisi air dan ion dan Donnan Free Space di mana berlangsung pertukaran kation dan penolakan

terhadap anion. Apoplas pada korteks akar berhubungan langsung dengan medium tanah dan meningkat besarnya oleh adanya sejumlah rambut akar dan sel-sel yang relatif besar dengan sejumlah ruang antar sel. Penyerapan air dari medium tanah ke dalam korteks utamanya oleh daya kapileritas dan osmosis. Daya kapileritas ditimbulkan oleh adanya lubang-lubang halus (pori) dan kanal pada dinding sel. Selanjutnya sebagian air di rongga diikat sangat kuat dan berakibat pada potensi air yang rendah. Rendahnya potensi air ini dengan maksud air dapat ditahan dengan kuat. Hal ini berakibat bahwa ruang bebas pada jaringan akar tersebut nampak sangat resisten terhadap air. Air dapat diserap dari pori di atas ke dalam sitoplasma melalui cara osmosis melintasi membran semipermeabel. Potensi osmosis dalam sitoplasma tergantung pada metabolisme. Proses-proses seperti penyerapan ion secara aktif, sinteisis asam organik dan sintesis gula akan menurunkan potensi osmosis (air) dalam sel dan berakibat meningkatkan penyerapan air.

Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan a. Faktor lingkungan: ketersediaan air, aerasi, konsentrasi larutan tanah, suhu, kandungan air tanah).

Gambar 8. Faktor lingkungan

b. Faktor tanaman: laju transpirasi tanaman, sistem perakaran, metabolisme

2. Bagaimana mekanisme transpirasi? Jawab :

Gambar . Transpirasi Air merupkan salah satu faktor penentu bagi berlangsungnya kehidupasn tumbuhan. Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbunhan selalu mengalami fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air kedalam tumbuhan, kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses hilangnya air dari tubunh tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas. Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk gas keudara disekitar tumbuhan dinamakan transpirasi. Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringa tumbuhan melalui stomata, kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Sehubungan dengan transpirasi organ daun tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses ini adalah daun, karena pada daunlah di jumpai stomata yang paling banyak. Transpirasi penting bagi tumbuhan, karena berperan dalam hal membantu

meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dengan cara melepaskan panas dari tubuh dan mengatur turgor optimum dalam sel.

Mekanisme Transpirasi Mekanisme transpirasi akan mudah dipahami apabila mengenal anatomi dari daun tumbuhan. Pada sayatan melintang daun terlihat bahwa daun tersusun oleh sel-sel epidermis atas, jaringan mesofil yang terdiri dari jaringan palisade dan jaringan bunga karang dengan diantaranya, sel epidermis bawah dengan stomatanya. Transpirasi dimulai dengan pengupan air oleh sel-sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini bunga karang merupakan rongga yang besar dari rongga antar sel jaringan, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Pengupan ini akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya ke rongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya akan menerima uap air yang keluar menembus epidermis dan kutikula, agar supaya transpirasi dapat berjalan, maka stomata pada epidermis tadi harus membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfir, kalau tekanan uap air di atmosfir lebih rendah dari rongga antar sel, uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfir dan prosesnya di sebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air di dalam daun dan terbukanya stomata. Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata dan faktor luar antara lain: 1. Kelembaban Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi mulekul uap air di udara. 2. Suhu Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata. 3. Cahaya Cahaya memepengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi dan

yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap bukatutupnya stomata. 4. Angin Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembanan udara diatas stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi. 5. Kandungan air tanah Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan alju absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat dari pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut.

Pelepasan Panas oleh Transpirasi Daun akan menyerap sejumlah besar energi radiasi yang nantinya akan dilepaskan kembali ke lingkungannya. Energi tersebut akan di ubah menjadi energi panas dan akan menaikkan suhu daun. Suatu gambaran yang menunjukkan betapa pentingnya transpirasi dalam sistem panas tubuh tumbuhan. Perhitungan kalkulasi energi telah dilakukan, 1 cm2 luas daun, di tengah hari pada musim panas (summer) akan menyerap energi cahaya sebesar 1,3 g.kal per menit. Apabila diambil rata-rata untuk setiap daun pada tumbuhan tersebut akan menyerap energi cahaya 50% saja dan apabila masa 1 cm2 luas daun sama dengan 0,020 g serta panas jenisnya (specific heat) sebesar 0,879 g.kal, maka kenaikan suhu daun per menit akan mencapai 0,65 = 370 0,20 x 0,879 Pada umumnya tumbuhan akan mati apabila suhu tubuhnya mencapai 50 600C. Dengan kenaikan suhu sebesar 370C, dalam waktu beberapa menit saja suhu daun dapat naik sampai pada tingkat yang mematikan. Tetapi pada

kenyataannya menunjukkan bahwa daun jarang mencapai suhu yang mematikan. Suhu daun biasanya hanya beberapa derajat melebihi suhu udara.

Karena transpirasi merupakan proses mengkonsumsi energi, seringkali dianggap bahwa penguapan di dalam transpirasi merupakan pelepasan panas yang di serap oleh daun tersebut. Untuk menguapkan air sebanyak 1 gram pada suhu 200C, diperlukan energi sebesar 0,65 g.kal akan dibutuhkan sebanyak 0,65/584 = 0,0011 g air yang di ubah menjadi uap air untuk setiap daun sebesar 1 dm2 (100 cm2) , maka akan dibutuhkan 6,6 g air (0,0011 x 100 x 60) untuk setiap daun per jam. Dapat dibayangkan berapa banyak air yang diperlukan oleh suatu pohon yang memiliki daun ratusan bahkan ribuan, untuk menjaga agar suhu tubuhnya tidak menjadi panas.

Mekanisme Membuka dan Menutupnya Stomata Membuka dan menutupnya stomata pada daun terjadi akibat adanya peristiwa turgor pada guard cell. Bergeraknya air dari epidermal cell ke dalam guard cell, mengakibatkan turgor meningkat di dalm guard cell dan meimbulkan elastic straccking pada dinding guard cell. Dengan berkembangnya kedua guard cell ini, hal tersebut mengakibatkan menutupnya stomata. Namun apabila tekanan turgor itu rendah, maka stomata tersebut akan membuka lagi. Hal ini berarti membuka dan menutupnya stomata ditentukan oleh turgor yang terjadi pada guard cell.

Gambar. Mekanisme membuka/menutupnya stomata

Gambar. Bagan alir proses membuka menutupnya stomata

Faktor Lingkungan yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata Beberapa faktor lingkungan dapat mempengaruhi proses membuka dan menutupnya stomata, yaitu : 1. Karbon dioksida (CO2) Tekanan parsial CO2 yang rendah dalam daun akan menyebabkan pH sel menjadi tinggi. Pada pH yang tinggi (6-7) akan merangsang penguraian pati menjadi gula, sehingga stomata terbuka. 2. Cahaya Dengan adanya cahaya maka fotosintesis akan berjalan, sehingga CO2 dalam daun akan berkurang dan stomata terbuka 3. Water Stress Apabila tumbuhan menderita kekurangan air, maka potensial air pada daun akan turun, termasuksel penutupnya sehingga stomata akan tertutup. 4. Suhu Naiknya suhu akan meningkatkan laju respirasi sehingga kadar CO2 dalam daun meningkat, pH akan turun dan stomata tertutup. 5. Angin Angin berpengaruh terhadap membuka dan menutupnya stomata secara tidak langsung. Dalam keadaan angin bertiup kencang, pengeluaran air melalui

transpirasi seringkali melebihi kemampuan tumbuhan untuk menggantinya, akibatnya daun dapat mengalami kekurangan air sehingga turgornya turun dan stomata akan tertutup.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Transpirasi Kegiatan transpirasi terpengruh oleh banyak faktor baik faktor-faktor dalam maupun faktor-faktor luar, 1. Yang terhitung sebagai faktor-faktor dalam adalah: Besar kecilnya daun Tebal tipisnya daun Berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun Banyak sedikitnya bulu di permukaan daun Banyak sedikitnya stomata Bentuk dan lokasi stomata

Hal-hal ini semua mempengaruhi kegiatan transpirasi a. Bentuk serta distribusi stomata Lubang stomata yang tidak bundar melainkan oval itu ada sangkut paut dengan intensitas pengeluaran air. Juga yang letaknya satu sama lain di perantaian oleh suatu juga jarak yang tertentu itu pun mempengaruhi intensitas penguapan. Jika lubanglubang itu terlalu berdekatan maka penguapan dari lubang yang satu malah menghambat penguapan dari lubang yang berdekatan. b. membuka dan menutupnya stomata mekanisme membuka dan menutupnya stomata berdasarkan suatu perubahan turgor itu adalah akibat dari perubahan nilai osmosis dari isi sel-sel penutup. c. banyaknya stomata pada tanaman darat umumnya stomata itu kedapatan pada permukaan daun bagian bawah. Pada beberapa tanaman permukaan atas dari daun pun mempunyai stomata juga. Temperatur berpengaruh pada membuka dan menutupnya stomata. Pada banyak tanaman stoma tidak berserdia membuka jika temperatur ada disekitar 0 derajat celcius 2. Faktor-faktor luar yang mempengaruhi transpirasi Sinar matahari

Sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya stoma jadi banyak sinar mempercepat transpirasi Temperatur Pengaruh temperatur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air didalam daun dan tekanan uap air diluar daun, kenaikan temperatur menambah tekanan uap didalam daun. Kelembaban udara Angin Keadaan air didalam tanah

Walaupun beberapa jenis tumbuhan dapat hidup tanpa melakukan transpirasi, tetapi jika transpirasi berlangsung pada tumbuhan agaknya dapat memberikan beberapa Menjaga keuntungan turgiditas sel bagi tumbuhan agar tersebut tetap pada misalnya kondisi dalam: optimal Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xylem tumbuhan Sebagian salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu.