tugas filsafat.docx

28
BAB I PENDAHULUAN Indonesia termasuk negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Pada tahun 2010, dari jumlah penduduk Indonesia sebesar 237.641.326, 87% atau 207.176.162 adalah muslim. 1 Pada tahun 2013 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 248.818,1 juta dengan laju pertumbuhan penduduk pertahun sebesar 1,42% 2 , dengan jumlah tersebut tentunya potensi ekonomi yang dimiliki Indonesia sangat besar, baik dalam kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Namun dengan jumlah penduduk yang begitu besar jumlah penduduk miskin mencapai 27,73 juta. Pemerintah tentunya memiliki peran dalam perekonomian dan mewujudkan kesejahteraan rakyat sesuai dengan yang tertuang dalam Undang –undang Dasar Negara Indonesia, namun tentunya sebagai umat muslim, peran masyarakat muslim dalam perekonomian juga sangatlah penting. Manusia mendapat amanah oleh Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi. Bahkan Rasulullah dalam hadist menyatakan yang Artinya: “Jabir radhiyallau ‘anhuma bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang 1 Badan Pusat Statistik. Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010 2 Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia 2014 hal 78

Upload: saribbi

Post on 03-Oct-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Indonesia termasuk negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Pada tahun 2010, dari jumlah penduduk Indonesia sebesar 237.641.326, 87% atau 207.176.162 adalah muslim.[footnoteRef:2] Pada tahun 2013 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 248.818,1 juta dengan laju pertumbuhan penduduk pertahun sebesar 1,42% [footnoteRef:3] , dengan jumlah tersebut tentunya potensi ekonomi yang dimiliki Indonesia sangat besar, baik dalam kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Namun dengan jumlah penduduk yang begitu besar jumlah penduduk miskin mencapai 27,73 juta. Pemerintah tentunya memiliki peran dalam perekonomian dan mewujudkan kesejahteraan rakyat sesuai dengan yang tertuang dalam Undang undang Dasar Negara Indonesia, namun tentunya sebagai umat muslim, peran masyarakat muslim dalam perekonomian juga sangatlah penting. Manusia mendapat amanah oleh Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi. Bahkan Rasulullah dalam hadist menyatakan yang Artinya: Jabir radhiyallau anhuma bercerita bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia. Hadits dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami (no. 3289). [2: Badan Pusat Statistik. Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010 ] [3: Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia 2014 hal 78]

Masjid merupakan tempat orang berkumpul melakukan sholat secara berjamaah, dan meningkatkan solidaritas serta silaturrahmi di antara sesama kaum muslim. Di masa-masa kejayaan Islam, masjid bukan saja menjadi tempat sholat, tetapi menjadi pusat kegiatan kaum muslim seperti pemerintahan, ideologi, politik, ekonomi, sosial, peradilan, dan kemiliteran. Masjid juga berfungsi sebagai pusat pengembangan kebudayaan Islam seperti diskusi, mengaji, dan memperdalam ilmu-ilmu pengetahuan agama serta pengetahuan umum. Dalam realita yang kita lihat saat ini, peran masjid mulai bergeser terbatasi sebagai tempat sholat saja, padahal jika kita kembalikan kepada contoh yang telah diajarkan Rasullullah, masjid dapat dijadikan sebagai sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat disekitarnya. Pertanyaan berikutnya adalah, sudahkah peran dan fungsi masjid dapat kita hadirkan untuk menjawab tantangan umat masa kini? Menurut catatan Departemen Agama, pada tahun 2013 terdapat sekitar 770.292 buah masjid yang tersebar di tanah air [footnoteRef:4]. Memahami masjid secara universal berarti juga memahaminya sebagai sebuah instrumen sosial masyarakat Islam yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Islam itu sendiri. Keberadaan masjid pada umumnya merupakan salah satu perwujudan aspirasi umat Islam sebagai tempat ibadah yang menduduki fungsi sentral. Mengingat fungsinya yang strategis, maka perlu dibina sebaik-baiknya, baik segi fisik bangunan maupun segi kegiatan pemakmurannya. Sudah saatnya institusi masjid menambah perannya sebagai basis pengembangan ekonomi masyarakat agar memungkinkan masyarakat memperoleh pendapatan secara lebih halal dan berkah. [4: Departemen Agama. Bimas Islam Dalam Angka]

RUMUSAN MASALAHBerdasarkan penjelasan diatas,dalam makalah ini penulis mencoba untuk mengkaji solusi permasalahan ekonomi masyarakat melalui peran masjid sebagai pusat ekonomi masyakarakat dengan mengangkat hal berikut :1. Bagaimana masjid mengembangkan BMT sebagai upaya pemberdayaan umat?

BAB IIKAJIAN PUSTAKAA. Pengertian, Peran dan Fungsi MasjidMasjid berasal dari kata sajada-yasjudu-masidan yang berarti tempat sujud [footnoteRef:5]. Pengelolaan masjid secara profesional memiliki arti melakukan upaya dalam memakmurkan masjid. Allah menyatakan dalam firmannya surat at Taubah ayat 18 [5: A. Bachrun RifaI dan Moch. Fakhruroji, Manajemen Masjid, (Bandung: Benang Merah Press, 2005), hal..14 ]

18. Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.Masjid bukan sekedar memiliki peran dan fungsi sebagai sarana ibadah bagi umat muslim, namun masjid memiliki misi yang lebih luas mencakup bidang peningkatan hubungan sosial kemasyarakatan bagi umat dan jamaahnya, peningkatan ekonomi masyarakat disekitarnya sesuai dengan potensi lokal yang dimiliki[footnoteRef:6]. [6: Ahmad Sutarmadi, visi, misi, dan langkah strategis; pengurus dewan masjid indonesia dan pengelolaan masjid (jakarta : logos wacana ilmu,2002) hal.19]

B. Peran Masjid Dalam Masa Rasulullah Rasulullah SAW tiba di Madinah, tepatnya di kalangan bani Najar pada jumaat 12 Rabiul Awwal tahun pertama hijriah. Langkah strategis yang dilakukan Rasullullah setelah tiba di Madinah adalah membangun masjid sebagai pusat kegiatan umat. Sebagai pusat kegiatan-legiatan ekonomi. Di masjid dibangun Baitul Mal, dihimpun harta dari orang-orang kaya kemudian didistribusikan kepada fakir miskin dan orang yang membutuhkan uluran dana lainnya. Memang Nabi melarang setiap muslim melakukan praktek jual beli di dalam masjid, seperti hadis yang diriwayatkan oleh imam An-Nasa-iy dan at-Turmudzi dari Abu Hurairah, Nabi bersabda:Bila kamu melihat orang-orang yang melakukan praktek jual beli di dalam masjid, maka katakanlah kepada mereka: semoga Allah tidak memberikan keuntungan dalam bisnismu itu. Namun, aktivitas jual beli yang dilakukan di luar masjid dan tidak mengganggu ibadah shalat dibolehkan oleh para ulama berdasarkan firman Allah dalam surat al-Jumuah;10 10. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung

C. Peran Masyarakat Dalam Perekonomian Dan Pemberdayaan UmatPeran masyarakat dalam perekonomian memiliki lingkup yang luas.Aktivitas tersebut mencakup berbagai hal yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan ekonomi.Sejak zaman Rasulullah dan khalifah, masyarakat memiliki peranan yang amat besar baik dalam proses penyediaan barang dan jasa, distribusi maupun dalam kegiatan ekonomi sosial.Kepedulian orang lain dalam islam didasarkan pada keimanan kepada Allah SWT. Dasar pemikiran peranan masyarakat secara rasional adalah Konsekwensi Fardhu Kifayah, Adanya Hak milik Publik, Kegagalan Pasar, Kegagalan Pemerintah. Peranan masyarakat dalam perekonomian mencakup hal menjaga kebutuhan ekonomi keluarga, mengelola ZIS, Menyediakan pelayanan sosial, pengelolaan wakaf[footnoteRef:7]. Islam mengajarkan solidaritas atau persaudaraan antara sesama, baik persaudaraan dalam keluarga maupun dalam masyarakat.[footnoteRef:8] [7: PK3EI.2008.Ekonomi Islam.Jakarta:Rajawali Pers] [8: Kamal Muhammad, Yousuf.The Principles Of The Islamic Economic System.Islamic INC]

Islam bertujuan untuk membentuk masyarakat dengan tatanan sosial yang solid. Dalam tatanan tersebut setiap muslim terikat persaudaraan satu sama lain seperti dalam satu keluarga. Diharapkan dengan tatanan sosial solid dapat memberikan implikasi terdapat keadilan baik itu keadilan sosial dan keadilan ekonomi.

D. Baitul Maal Wa TamwilMaitul Maal Wa Tamwil atau BMT secara kelembagaan merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang berbadan hukum koperasi yang dapat beroperasi berdasarkan undang undang no 17 taun 2012 yaitu sebagai koperasi produsen, konsumen, jasa dan simpan pinjam. BMT adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan masyarakat kecil[footnoteRef:9]. BMT sesuai namanya terdiri dari dua fungsi utama yaitu pertama Bait at Tamwil ( bait = rumah, at tamwil = pengembalian harta), yaitu melakukan kegiatan usaha produktif dan investasi dalam rangka meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro kecil dan masyarakat. Kedua Bait At Mal ( rumah harta) , yaitu melakukan kegiatan menerima titipan zakat, infaq dan shodaqoh serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.Berdasarkan pengertian dan fungsi utama BMT tersebut, BMT memiliki peran dalam masyarakat antara lain : [9: Yusrialis,2013.Bangkitnya BMT sebagai Pemberdaya Usaha Mikro Syariah di Indonesia.Menara Volume 12 No 2]

1. Menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi non syariah.Peran ini dapat dilakukan BMT dengan aktif melakukan sosialisasi tentang ekonomi islam dan transaksi yang sesuai dengan syariah2. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil3. Melepaskan ketergantungan kepada rentenir4. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dan distribusi yang merataBMT diadopsi dari institusi Bayt al-mal yang pernah ada dan tumbuh pada masa Rasulullah SAW dan khalifah Umar Bin Khattab. Umar bin Khattab adalah khalifah yang mendirikan bayt al- mal reguler dan permanen untuk pertama kalinya di ibukota negara dan membangun cabangnya di ibukota propinsi.Abdullah bin Irqam ditunjuk sebagai pengurus bayt al mal bersama dengan abdurahman bin uBaid dan Mussayab sebagai asistennya. Bayt al-mal secara tidak langsung berfungsi sebagai pelaksana kebijakan fiskal negara islam dan khalifah adalah yang berkuasa penuh atas dana tersebut, tetapi tidak diperbolehkan menggunakannya untuk kepentingan pribadi.Pada masa itu pendapatan bayt al mal berasal dari kharaj, zakat, khums dan jizya dan disalurkan untuk pengembangan ekonomi serta peningkatan partisipasi kerja dan produksi.Dalam operasionalnya BMT dapat menjalankan usahanya baik berhubungan dengan keuangan ataupun non keuangan antara lain : Penghimpunan Dana Baitul Maal dari zakat infaq shodaqoh dngan meminta muzzaqi untuk menempatkan zakatnya pada BMT untuk disalurkan kepada mustahiq untuk kegiatan produktif mustahiq agar dana ZIS dapat bermanfaat lebih luas dan tidak bersifat konsumtif Penghimpunan dana BMT yaitu dengan mobilisasi dana dan mengembangkannya dalam aneka simpanan sukarela dengan akada syariah baik mudharabah maupun wadiah Penyaluran dana melalui kegiatan pembiayaan usaha mikro dan kegiatan pembiayaan dana talangan lainnya dengan akad syariah baik akad mudharabah, musyarakaha, murabahah, qard, serta akad syariah laiinya.E. Akad - Akad Syariah Akad syariah terbagi menjadi tabarru yaitu akad kebajikan dan akad tijarah yaitu akad komersial. Akad tabarru merupakan akad yang tidak mengandung unsur pertukaran kepemilikan maupun unsur pertukaran benda dengan benda atau uang dengan benda. Akad tabarru memiliki sifat sosial yaitu tolong menolong, sehingga akad tabarru tidak boleh mengambil keuntungan dari transaksi. Akad tabarru mengndung unsur : Murni titipan yaitu pada akad wadiah, dalam BMT akad ini digunakan dalam penghimpunan dana Unsur kepercayaan yaitu pada akad wakalah yang mengandung unsur perwakilan atau kuasa, akad hawalah yang mengandung unsur pengambialihan hutang, akad kafalah yaitu yang mengandung unsur penjaminan, akad rahn yang mengandung unsur jaminan / titipan kepercayaan.Akad Tijarah mengandung konsep adanya pertukaran, pertukaran tersebut dapat terjadi antara benda dengan benda, benda dengan uang yang merupakan akad niaga, sehingga dalam akad tijarah para pihak boleh mengambil keuntungan dari transaksi yang dilakukan. Akad tijarah antara lain : Jual BeliMurabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.Salam adalah jual beli pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan dimuka terhadap hasil pertanian dan perkebunan Istisna adalah jual beli pembeluan barang yang diserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan dimukan terhadap barang manufaktur Bagi hasilMudharabah adalah akad kerjasama antara kedua pihak dimana pihak pertama atau shahibul mal menyediakan 100% kebutuhan modal, sedangkan pihak lainnya bertindak sebagai mudharib atau pengelola. Keuntungan usaha dibagi sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam kontrak, namun jika terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik modal selama bukan akibat dari kelalaian pengelola.Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan suatu usaha dimana masing masing pihak memberikan kontribusi modal dengan kesepakatan keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai yang telah disepakati. Sewa Menyewa atau akad ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa disertai pemindahan kepemilikan atas barang sedangkan ijarah al muntahia bit tamlik adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa dengan disertai pemindahan kepemilikan atas barang

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Pemetaan Kondisi dan Permasalahan UmatGagasan tentang pemberdayaan masyarakat melalui masjid bukan merupakan hal baru. Ide ini sudah banyak dipaparkan oleh para pakar pemberdayaan dan keumatan. Banyak masjid di Indonesia yang juga mulai melakukan pemberdayaan umat melalui masjid, namun, tidak seluruh masjid yang melaksanakan mendapatkan keberhasilan yang signifikan. Pengelolaan fungsi masjid yang bernuansa duniawiyah kurang memiliki peran yang maksimal. Hal ini disebabkan di antaranya; Pertama, kesenjangan dalam memfungsikan masjid. Masjid belum difungsikan sebagaimana mestinya sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Pada umumnya, yang terjadi, masjid difungsikan hanya untuk kegiatan ibadah ritual sedangkan kegiatan ibadah sosial kemasyarakatan belum banyak diperbuat. Kedua, kesenjangan dalam organisasi kemasjidan. Organisasi yang menerima amanah tanggung jawab operasional kegiatan masjid, belum mampu berfungsi secara optimal dalam memberdayakan umat dalam arti yang ideal. Ketiga, kesenjangan dalam beribadah di masjid. Pada umumnya dalam beribadah di masjid, jamaah lebih cenderung melaksanakan kegiatan ibadah ritual. Masjid sebagai pusat peradaban Islam umumnya masih menjadi cita-cita. Keempat, kesenjangan program masjid. Program kegiatan yang dilaksanakan di masjid bersifat rutin ibadah ritual, sedang aspek sosial seperti pemberdayaan ekonomi umat, pendidikan, kesehatan, kesenian, dan olah raga, yang merupakan tuntutan kebutuhan bagi kehidupan jamaah, belum optimal. Hal ini tidak lepas dari ketiadaan data pendukung tentang potensi keumatan yang komprehensif dan akurat sehingga proses pemberdayaan masyarakat bisa tepat sasaran. Dalam kondisi demikian inilah urgensitas pemetaan kondisi umat sangat diperlukan. Masjid merupakan basis terkecil yang paling dekat dengan masyarakat Muslim. Pengurus masjid hendaknya memiliki data tentang kondisi masyarakat Muslim di sekitarnya, baik kondisi ekonomi maupun kondisi sosialnya. Yang lebih penting lagi adalah data tentang kondisi keberagamaan masyarakat, khususnya gambaran aktivitas shalat lima waktu masyarakat, pemetaan tersebut sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi umat dan potensi umat secara riil. Selain itu, bisa diketahui pula sejauhmana positioning masjid dengan jamaah atau lingkungannya sekaligus mengukur tingkat kapabilitas SDM masjid serta untuk menentukan bentuk dan sistem yang tepat dalam rangka pemberdayaan ekonomi umat. Upaya dalam memakmurkan masjid memang tidaklah mudah, diperlukan kemampuan manajerial (idarah) dan kesiapan waktu dari pengelolaa, selain itu peningkatan kesadaran dan sosialisasi dalam menyebarkan ilmu kepada masyarakat juga diperlukan, karena walaupun mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, tidak banyak yang memahami fungsi masjid selain ibadah dan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap konsep ekonomi sesuai syariah.

B. Masjid sebagai pusat pemberdayaan masyarakat/umat berbasis BMTSeperti yang telah dijelaskan sebelumnya, peran masjid seharusnya tidak hanya digunakan sebagai sarana ibadah, namun digunakan sebagai pusat ekonomi umat. Masjid berada dalam lingkungan masyarakat dan memiliki jamaah yang merupakan anggota masyarakat disekitar masjid. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengelola masjid sebagai pusat ekonomi umat dengan berbasis pada BMT. BMT merupakan lembaga keuangan yang berkonsep koperasi syariah yaitu koperasi yang menjalankan usahanya dengan konsep syariah. Strategi adalah langkah-langkah strategis yang direncanakan secara matang. Dan lebih jauh dari itu, rencana yang dibuat akan mencerminkan suatu pemikiran jangka panjang dan jangka pendek terkait dengan bagaimana seharusnya suatu organisasi beradaptasi dengan perubahan di lingkungan internalnya sendiri, maupun lingkungan eksternal. Untuk dapat melihat sesuai atau tidaknya konsep pemberdayaan umat melalui masjid dengan basis BMT, penulis akan mencoba menganalisa melalui analisa SWOT. Berikut adalah perumusan menggunakan analisa SWOT dalam pengambangan strategi menjadikan masjid sebagai perbedaayaan umat dengan basis BMT yang diperoleh dari data olahan sendiri berdasarkan beberapa kajian penelitian yang telah ada:Strengths1. Posisi Masjid berada dalam lingkungan umat sehingga memiliki potensi strategis dalam pengembangannya2. Niat dalam pendirian BMT didasarkan pada ibadah kepada Allah dan kemaslahatan umat3. Prinsip bagi hasil dan koperasi syariah dalam pelaksanaan BMT

Weakness1. Sebagian masyarakat belum mengetahui fungsi masjid selain untuk ibadah2. Sebagian masyarakat belum mengerti pelaksanaan kegiatan muamalah sesuai syariah3. Tidak banyak takmir masjid atau pengelola yang memiliki SDM cukup untuk pengelolaan secara profesional dan yang memahami konsep akad syariah4. Modal Awal yang terbatas

Oppurtunities1. Adanya lembaaga keuangan dan lembaga keuangan mikro syariah sebagai partner dalam pengembangan usaha BMT melalui syirkah2. Adanya kebijakan pemerintah dalam upaya mendukung pengembangan usaha mikro kecil dan menengah 3. Adanya Absindo( Asosiasi BMT se-Indonesia, Inkopsyah ( Induk Koperasi Syariah), PINBUK ( Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil ) dan PBMTI (Perhimpunan BMT Indonesia) dalam upaya mendukung dan membimbing perkembangan BMTThreats1. Adanya lembaga keuangan lain yang menawarkan pembiayaan yang lebih besar2. Masih Adanya praktek rentenir3. Adanaya resiko dalam pembiayaan nasabah

Sumber : data olahan sendiriBerdasarkan SWOT sebelumnya, pengembangan peran masjid berbasis BMT memiliki peluang dan kekuatan dalam pelaksanaan nantinya, walaupun tentunya masih terdapat kekurangan dan ancaman. Untuk mengurangi kelemahan dalam hal sumber daya manusia dan pemahaman masyarakat, tahap awal yang dapat dilakukan adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat terlebih dahulu mengenai pembiayaan dan ekonomi syariah secara sederhana melalui pengajian pengajian rutin maupun ceramah yang sebelumnya telah dilakukan oleh masjid, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW Dari Sahl bin Saad ra Bawasannya Nabi SAW bersabda kepada Ali ra : Demi Allah, niscayalah andaikata Allah memberikan petunjuk kepada seorang lelaki dengan perantara usahamu, maka hal itu adalah lebih baik dari pada unta yang merah merah. Dalam hadist lain juga disebutkan Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda Sampaikanlah kepada orang lain ajaran yang berasal daripadaku, sekalipun hanya seayat belaka. Dan Barangsiapa yang berdusta atas diriku dengan sengaja maka baiklah iya menempati tempat duduknya di neraka.Sedangkan bagi takmir dan pengurus masjid itu sendiri untuk menyiapkan SDM dalam pengembangannya, training dan studi banding kepada masjid yang telah mengembangkan BMT lain serta lembaga assosiasi Absindo atau PBMTI ataupun PINBUK dapat dilakukan, dalam hal ini SOP dalam pelaksanaan kegiatan juga dapat diadopsi. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Az- Zumar ayat 9 yang berbunyi : 9. (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajarandan surah Al _mujadalah ayat 11 : 11. Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakanNiat yang dimiliki oleh umat dan jamaah serta masjid dalam pengembangan BMT, yaitu sebagai sarana beribadah kepada Allah dan untuk kemaslahatan umat menjadi kekuatan dan semangat yang luar biasa, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW : Dari Umar radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullahshallallahu alaihi wa sallambersabda, Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah. (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits) Seluruh proses pengelolaan pengumpulan dana dan penyaluran pembiayaan yang dapat diterapkan masjid dalam mengelola BMT adalah dilakukan secara terbuka dan berkeadilan dengan konsep bagi hasil. Konsep bagi hasil yang menjadi landasan BMT merupakan konsep sistem keuangan syariah yang menjadi tandingan bagi konsep bunga yang terdapat dalam system keuangan bank konvensional dan renternir. Bunga, menurut sebagian umat Islam, diharamkan karena dianggap sebagai riba. Meskipun demikian, sebenarnya terdapat tafsiran yang berbeda tentang anggapan bunga sebagai bagian dari riba. Secara umum menurut Antonio riba diartikan sebagai pengambilan tambahan baik dari transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam. Pengenaan bunga terhadap transaksi pinjam meminjam dianggap sebagai riba. Pengumpulan dana dapat diperoleh dari simpanan dana dari para jamaah yang telah bergabung dengan BMT Masjid maupun simpanan dana infaq shodaqoh masjid yang dilakukan baik dengan akad wadiah maupun mudharabah, dapat juga dengan melakukan syirkah dengan pihak ketiga baik perorangan maupun lembaga keuangan mikro syariah atau juga BMT lainnya.Pembiayaan dan penyaluran dana dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : jual beli dalam bentuk akad murabahah, investasi modal dalam bentuk akad mudharabah atupun musyarakah, ijarah dan ijarah multijasa untuk pembiayaan dana pendidikan maupun pembiayaan qard sebagai pembiayaan talangan.Tentunya dalam pemberian pembiayaan kepada jamaah akan ada resiko yang mendampinginya yaitu resiko kredit atau kredit macet. Sebagai langkah awal yang dapat dilakukan adalah selain memberikan pembiyaan BMT juga melakukan pendampingan dan pembentukan kelompok kelompok atau perkumpulan jamaah sehingga dalam melaksanakan usaha jika terdapat kendala yang dihadapi jamaah dapat dilakukan sharing , selain itu mensosialisasikan ajaran islam sebagai contoh kewajiban membayar hutang bagi umat muslim yang berhutang dan mendampingi serta memberikan pelatihan manajemen keuangan sederhana atau pembuatan laporan keuangan sederhana sehingga meringankan kedua pihak baik jamaah maupun BMT masjid. Selain itu dari pihak BMT masjid SDM dalam analisa pembiayaan juga semakin ditingkatkan sehingga meminimalisir kesalahan dalam analisa pembiayaan.Dalam penelitian yang dilakukan oleh Eka Adi Nugroho pada BMT sidogiri, dimana berdirinya BMT memberikan dampak positif dalam menstimulus perekonomian lokal bagi masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan penelitian tersebut mayoritas masyarakat Sidogiri menjadi nasabah BMT dan pertumbuhan antara penghimpunan dana dan penyaluran dana dalam BMT dari tahun ke tahun meningkat, seperti tergambar dalam grafik berikut : Sumber : Jurnal Ilmiah Eka Adi NugrohoDemikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Chuzaimah Batubara, M.A & Muhammad Yafiz, MA pada BMT Kube Sejahtera di Provinsi Sumatra Utara, dari penelitian yang dilakukan pada bulan oktober 2007 BMT Kube Sejahtera telah berhasil memberdayakan masyarakat dalam menjalankan ekonomi mikro dengan rincian 41,3% berhasil menjadi pengusaha mikro, 38% masih dalam pendampingan, 20,7 % mengalami kegagalan. Jika pengotimalan masjid sebagai pemberdayaan umat berbasis BMT dapat diterapkan dalam setiap masjid yang ada di Indonesia, tentunya potensi ekonomi yang akan terjadi di masyarakat sekitar masjid akan semakin berkembang, sehingga umat akan dapat lebih mandiri dan pada akhirnya nanti akan membantu meningkatkan kesejahteraan umat.

KESIMPULANMasjid bukan sekedar memiliki peran dan fungsi sebagai sarana ibadah bagi umat muslim, seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah dan Umar bin Khattab, masjid memiliki misi yang lebih luas mencakup bidang peningkatan ekonomi masyarakat disekitarnya sesuai dengan potensi lokal yang dimiliki. BMT merupakan lembaga keuangan yang berkonsep koperasi syariah yaitu koperasi yang menjalankan usahanya dengan konsep syariah. Pengotimalan masjid sebagai pemberdayaan umat berbasis BMT menjadi alternatif dalam upaya menstimulus perekonomian umat di sekitar masjid dengan cara mengajak jamaah masjid dan masyarakat sekitarnya sebagai anggota BMT masjid, memberikan pembiyaan sebagai modal usaha disertai pendampingan dalam pelaksanaannya, peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan baik dalam ilmu agama maupun ilmu lainnya, menggunakan bagi hasil dalam menjalankan usahanya sebagai konsep keadilan, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan umat.

DAFTAR PUSTAKAAl QuranA. Bachrun RifaI dan Moch. Fakhruroji, Manajemen Masjid, (Bandung: Benang Merah Press, 2005) Adi, Eka.2013.Persepsi Masyarakat Terhadap BMT dalam Pemberdayaan Ekonomi Lokal.Jurnal Ilmiah:Universitas BrawijayaAhmad Sutarmadi, visi, misi, dan langkah strategis; pengurus dewan masjid indonesia dan pengelolaan masjid (jakarta : logos wacana ilmu,2002) Antonio, Syafii.2001. Bank Syariah dari teori ke Praktek.Jakarta:Gema InsaniBatubara,Chuzaimah.Yafiz,Muhammad.2008BMT Versus Rentenir Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.Jurnal IlmiahDepartemen Agama RI.2014.Bimas Islam Dalam Angka.Jakarta:Kementrian Agama RIDevita sari, Irma. Suswinarno.2011. Akad Syariah.Bandung:Kaifa, PT Mizan Pustaka.Kamal Muhammad, Yousuf.The Principles Of The Islamic Economic System.Islamic INCPK3EI.2008.Ekonomi Islam.Jakarta:Rajawali PersStatistic Indonesia, BPS.2014.Statistik Indonesia 2014- .Jakarta:Badan Pusat Statistik Statistic Indonesia, BPS.2013. Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010.Jakarta:Badan Pusat StatistikShafiyurrahman Al Mubarakfury, Syaikh.2010.Sirah Nabawiyah. Bandung: Sygma PublishingSukriyah, Lia.2010.Analis Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan BMT Berkah Madani Cimanggis.Skripsi:UIN Syarih HidayatullahYusrialis,2013.Bangkitnya BMT sebagai Pemberdaya Usaha Mikro Syariah di Indonesia.Menara Volume 12 No 2