tugas farmakoterapi.pppppt

18
FARMAKOTERAPI PADA KASUS TB PARU Kelompok IX : Sri lestari 115010694 Puji lestari 115010723 Safana Asri W 115010650 Iman Bagus W 115010658 Aqib Ossa E I 115010709 Fika naili inayah 1150 Winda afriani 125010754

Upload: nilam-eka-putri

Post on 27-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Tugas farmakoterapi

FARMAKOTERAPI PADA KASUS TB PARUKelompok IX :Sri lestari 115010694Puji lestari 115010723Safana Asri W 115010650Iman Bagus W 115010658Aqib Ossa E I 115010709Fika naili inayah 1150Winda afriani 125010754

KASUSSeorang pasien, Tn. Agus (35 tahun) dirujuk ke Unit Gawat Darurat RSUP Dr. Karyadi Semarang, dengan riwayat 3-4 minggu batuk produktif yang awalnya berupa sputum kuning, tetapi sekarang disertai dengan adanya darah dalam dahak selama 3 hari terakhir. Seiring dengan batuk, Tn. Budi juga mengeluh demam, menggigil, berkeringat di malam hari, sesak napas, nyeri dada pleuritis, kelelahan, dan berat badan turun selama beberapa minggu terakhir.

SUBJECTIVENama : Tn. AgusUsia : 35 tahunRiwayat : batuk produktif selama 3-4 minggu,awalnya berupa sputum kuning tetapi 3 hari terakhir batuk disertai darah.Keluhan : demam, menggigil, berkeringat di malam hari, sesak napas, nyeri dada pleuritis, kelelahan, dan berat badan turun selama beberapa minggu terakhir. OBJECTIVEPemeriksaan Fisik Penampilan secara umum : Agak kurus, dan terlihat adanya gangguan pernapasan ringan Tanda Vital : tekanan darah : 131/70, denyut nadi : 94, laju pernafasan : 24, suhu : 38,8 C, Berat Badan : 68 kg, Tinggi badan : 59 (kurang lebih 175 cm) Dada : Bunyi nafas bronkial di RUL Kardiovaskular : Sedikit takikardia (denyut jantung yang lebih cepat dari denyut jantung normal), tidak MRG (murmur/rub/gallop)Hasil Pemeriksaan LaboratoriumSputum AFB (Acid-Fast Bacilli) stain: Numerous AFB

ASSESMENTBerdasarkan keluhan dan data pemeriksaan fisik serta hasil pemeriksaan laboratorium maka pasien di diagnosis menderita penyakit TB Paru

PLANTujuan Pengobatan Tuberkulosis adalah:Untuk Menyembuhkan pasien dan mengembalikan kualitas hidup dan produktifitas Untuk mencegah kematian akibat TB aktif atau efek akhirnya Untuk mencegah kambuhnya TB Untuk mengurangi penularan TB kepada orang lain Untuk mencegah perkembangan dan transmisi resistensi obat

Therapy non-phamacology- Istirahat yang cukup- Diet sehat, dengan menjaga nutrisi atau asupan makanan- Menjaga sanitasi atau kebersihan lingkungan tempat tinggal- Menjaga sirkulasi udara di dalam rumah agar selalu berganti dengan udara yang baru- Mencegah penularan menggunakan masker , atau sebaiknya pasien diisolasi di rumah sakit- pembedahan mungkin dibutuhkan untuk mengambil jaringan paru-paru yang telah rusak atau yang sudah terinfeksi

Therapy farmacologyInitial phase : 7 days per week for 2 months Isoniazid: 1 x sehari 300 mg Rifampin: 1 x sehari 600 mg Pyrazinamide: 3 x sehari 500 mg Ethambutol : 3 x sehari 400 mg

Continuation Phase : 7 days per week for 4,5 months Isoniazid: 1 x sehari 300 mgATAU Rifampin: 1 x sehari 600 mg

Evaluasi Kerasionalan Obat yang Digunakan Tepat Indikasi

Nama ObatIndikasiMekanisme AksiKeteranganIsoniazidPengobatan TBCMenghambat biosintesis Mycolic Acid yang dibutuhkan untuk membangun dinding sel bakteri. Berkhasiat Tubercolostatis paling kuat terhadap M.Tuberculosis (dalam fase istirahat) dan bersifat bakterisid terhadap hasil yang sedang tumbuh pesat.

Tepat indikasiRifampin;Pengobatan TBMenghambat sintesa RNA bakteri dengan mengikat subunit beta DNA-Dendent RNA polymerase, memblok transkripsi RNA Tepat IndikasiPyrazinamidTB dalam kombinasi dengan obat lainAsam pyrazinoid gugus aktif pyrazinamid, terganggu energetika membran dan menghambat fungsi membran transfortasi di micobakterium tuberkulosisTepat IndikasiEtambutolTB dalam kombinasi dengan obat lain

menghambat arabinotransferase terlibat dalam jalur biosintesis dinding sel mycobacteriTepat Indikasi

Tepat Obat

Nama ObatAlesan Dipilihnya ObatKeteranganIsoniazidTerapi Pilihan PertamaTepat ObatRifampinTerapi Pilihan PertamaTepat ObatPyrazinamidTerapi Pilihan Pertama

Tepat Obat

EtambutolTerapi Pilihan Pertama

Tepat Obat

Tepat Pasien

Nama ObatKontra IndikasiKeteranganIsoniazidPenyakit hati yang aktif; hipersensitifitas terhadap isoniazidTepat PasienRifampin Penyakit Hati aktifTepat Pasien

PyrazinamidGangguan fungsi hati berat, Porfiria, Hipersensitifitas terhadap PyrazinamidTepat Pasien

EtambutolPenyakit hatii Induksi Obat, Neuritis periferTepat Pasien

Tepat Dosis

Nama ObatRekomendasi DosisDosis yang diberikanKeteranganIsoniazidSeven days/week for 126 doses (18 week) or 5 days/week for 90 doses (18 week)1 x sehari 300 mgTepat DosisRifampin1 x sehari 600 mgTepat dosisPyrazinamid3 x sehari 500 mgTepat dosisEtambutol3 x sehari 400 mgTepat dosis Efek Samping Obat

Nama ObatEfek Samping ObatKeteranganIsoniazidMual, muntah, neuritis Perifer, Neuritis Optik, Kejang, Episeode psikosis, Reaksi hipersensitivitas seperti Eritma multiforme, demam purpura, agranulositosis, Hepatitis pelagra, Hiperglikemia dan GinekomastiaWESORifampinGangguan saluran cerna meliputi mual, muntah, anoreksia, diareWESOPyrazinamidHepatotoksisitas, termasuk demam anoreksia, hepatomegali, gagal hati, mual muntah, anemiaWESOEtabutolNeuritis optik, buta warna merah/hijau, neuritis periferWESOMonitoring dan EvaluasiUntuk pasien dengan hasil AFB positif mereka harus memeriksakan sampel sputum untuk AFB stains setiap 1 smpai 2 minggu sekali sampai hasilnya 2 kali dikatakan negatif. Jika hasil kultur sputum dalam 2 bulan dikatakan hasil masih positif dilakukan uji sensitivitas terhadap antibiotik tersebut dan konsentrasi obat dalam darah dicek

KIEMemberikan informasi tentang obat mengenai nama obat,dosis aturan pakai dllMemberikan informasi,instruksi,dan peringatan kepada pasien tentang efek terapi dan efek samping yang mungkn timbul selama pengobatanMemberikan edukasi kepada pasien bahwa perlu menjaga kebersihan dan kesehatanKESIMPULANKepatuhan pasien dalam pengobatan sangat menentukan keefektifan terapi.Farmasis harus memonitor terapi TB dengan melihat interaksi obat malabsorbsi obat dan menghindari eror dengan penambahan single drug yang dapat mengagalkan terapi.Farmasis harus mengedukasi pasien betapa pentingnya melanjutkan terapi.Farmasis harus menjadi bagian multi disciplinary dalam mengsukseskan terapi pasien TB dan keluarganya