tugas drgaluh

8
Nama : Anangga Aristantyo NIM : 22010113210074 A. Rhinitis Alergi ANAMNESIS Serangan bersin berulang lebih dari lima kali dalam satu serangan. Rinorea yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, kadang disertai lakrimasi. Tidak ada demam. Gejala sering tidak lengkap. Gejala spesifik lain pada anak-anak bila penyakit telah berlangsung lama (>2 tahun) adalah bayangan gelap didaerah bawah mata (allergic shinner) akibat stasis vena sekunder karena obstruksi hidung. Anak sering menggosok-gosok hidung dengan punggung tangan (allergic salute). Lama-lama akan mengakibatkan timbul garis melintang di dorsum nasi sepertiga bawah (allergic crease). PEMERIKSAAN FISIK Pada rinoskopi anterior tampak mukosa edema, basah, berwarna pucat atau livid disertai adanya sekret encer yang banyak. Sering menggosok-gosok hidung dengan punggung tangan (allergic salute). Lama-lama akan mengakibatkan timbul garis melintang di dorsum nasi sepertiga bawah (allergic crease)

Upload: anangga-aristantyo

Post on 14-Sep-2015

223 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

rhinitis pada anak

TRANSCRIPT

Nama: Anangga AristantyoNIM: 22010113210074

A. Rhinitis Alergi

ANAMNESIS

Serangan bersin berulang lebih dari lima kali dalam satu serangan. Rinorea yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, kadang disertai lakrimasi. Tidak ada demam. Gejala sering tidak lengkap.

Gejala spesifik lain pada anak-anak bila penyakit telah berlangsung lama (>2 tahun) adalah bayangan gelap didaerah bawah mata (allergic shinner) akibat stasis vena sekunder karena obstruksi hidung. Anak sering menggosok-gosok hidung dengan punggung tangan (allergic salute). Lama-lama akan mengakibatkan timbul garis melintang di dorsum nasi sepertiga bawah (allergic crease).

PEMERIKSAAN FISIK

Pada rinoskopi anterior tampak mukosa edema, basah, berwarna pucat atau livid disertai adanya sekret encer yang banyak.Sering menggosok-gosok hidung dengan punggung tangan (allergic salute). Lama-lama akan mengakibatkan timbul garis melintang di dorsum nasi sepertiga bawah (allergic crease)

Gambar. allergic crease

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan naso endoskopi

2. Pemeriksaan sitologi hidung

Walaupun tidak dapat memastikan diagnosis, tetap berguna sebagai pemeriksaan pelengkap. Ditemukannya eosinofil dalam jumlah banyak menunjukkan kemungkinan alergi inhalan. Jika basofil 5 sel/lap mungkin disebabkan alergi makanan, sedangkan jika ditemukan sel PMN menunjukkan adanya infeksi bakteri.

Hitung eosinofil dalam darah tepi

Dapat normal atau meningkat. Demikian pula pemeriksaan IgE total (prist-paper radio immunosorbent test) seringkali menunjukkan nilai normal, kecuali bila tanda alergi pada pasien lebih dari satu macam penyakit, misalnya selain rinitis alergi juga menderita asma bronkial atau urtikaria. Pemeriksaan ini berguna untuk prediksi kemungkinan alergi pada bayi atau anak kecil dari suatu keluarga dengan derajat alergi yang tinggi. Lebih bermakna adalah pemeriksaan IgE spesifik dengan RAST (Radio Immuno Sorbent Test) atau ELISA (Enzym Linked Immuno Sorbent Assay)

Uji kulit

Untuk mencari alergen penyebab secara invivo. Jenisnyaskin end-point tetration/SET (uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri),prick test(uji cukit),scratch test(uji gores),challenge test(diet eliminasi dan provokasi) khusus untuk alergi makanan (ingestan alergen) danprovocative neutralization testatauintracutaneus provocative food test(IPFT) untuk alergi makanan (ingestan alergen)

TERAPI

1. Hindari kontak dengan alergen penyebabnya (avoidance) dan eliminasi. Keduanya merupakan terapi paling ideal. Eliminasi untuk alergen ingestan (alergi makanan)2. Simtomatis. Terapi medikamentosa yaitu antihistamin, obat-obatan simpatomimetik, kortikosteroid dan sodium kromoglikat.3. Operatif. Konkotomi merupakan tindakan memotong konka nasi inferior yang mengalami hipertrofi berat. Lakukan setelah kita gagal mengecilkan konka nasi inferior menggunakan kauterisasi yang memakai AgNO325% atau triklor asetat.4. Imunoterapi. Imunoterapi atau hiposensitisasi digunakan ketika pengobatan medikamentosa gagal mengontrol gejala atau menghasilkan efek samping yang tidak dapat dikompromi. Imunoterapi menekan pembentukan IgE. Imunoterapi juga meningkatkan titer antibodi IgG spesifik. Jenisnya ada desensitisasi, hiposensitisasi & netralisasi. Desensitisasi dan hiposensitisasi membentukblocking antibody. Keduanya untuk alergi inhalan yang gejalanya berat, berlangsung lama dan hasil pengobatan lain belum memuaskan. Netralisasi tidak membentukblocking antibodydan untuk alergi inhalan.KOMPLIKASI1. Polip hidung

2. Otitis media efusi

3. Sinusitis paranasal

B. Rhinitis Non Alergi

ANAMNESIS

Pada stadium prodromal yang berlangsung beberapa jam, didapatkan rasa panas, kering dan gatal di dalam hidung. Kemudian akan timbul bersin berulang-ulang, hidung tersumbat dan ingus encer, yang biasanya disertai demam dan nyeri kepala.(4)Stadium pertama biasanya terbatas 3 5 hari. Sekret hidung mula-mula encer dan banyak, kemudian menjadi mukoid, lebih kental dan lengket. Hal ini dikarenakan virus merusak sistem transportasi mukosiliar, yang menghambat sekresi pembersihan normal. Dengan nasal discharge yang melimpah, perubahan inflamasi sering melibatkan vestibulum nasi. Kerusakan epitel akibat virus menyebabkan kolonisasi bakteri, yang mengubah konsistensi yang jelas darinasal discharge. Hal ini mengakibatkan sekret menjadi mukopurulen. Gejala lokal dan sistemik biasanya akan reda dalam waktu sekitar seminggu.

PEMERIKSAAN FISIK

Rhinoskopi anterior ditemukan mukosa hidung tampak merah, membengkak dan ditutupi sekret yang mudah diamati intranasal. Bila terjadi infeksi sekunder dari bakteri, ingus menjadi mukopurulen.

TERAPITidak ada terapi spesifik untuk rhinitis simpleks, selain istirahat dan pemberian obat-obat simptomatis, seperti analgetika, antipiretika dan obat dekongestan.(4)Terapi terdiri dari tindakan suportif untuk meredakan obstruksi hidung dan mencegah sinusitis dan sekuele lainnya dengan penggunaan dekongestan tetes hidung. Obat tetes hidung harus digunakan tidak lebih lama daripada waktu yang benar-benar diperlukan (umumnya tidak lebih dari 1 minggu karena resiko takiplaksis) denganreboundpembengkakan dari mukosa hidung.Antibiotik mungkin juga akan diresepkan pada pasien dengan superinfeksi bakteri atau keterlibatan sinus paranasal.C. SKOR MCISAAC

KriteriaPoin

Suhu > 38C1

Tidak ada batuk1

Nyeri tekan pada adenopati servikal anterior1

Pembengkakan dan eksudat tonsil1

Usia 3-14 tahun1

Usia 15-44 tahun0

Usia> 45 tahun-1

Interpretasi :

Skor 0-1 menunjukkan infeksi virus sehingga pemberian antibiotika tidak diperlukan.

Skor 2-3 dilakukan cek RDT (kultur bakteri) dan jika + akan diberikan antibiotika

Skor 4-5 menunjukkan infeksi virus dan diberikan antibiotika tanpa menunggu hasil kultur.

D. Skor Centor

Satu poin diberikan untuk setiap kriteria ini:[3] Tidak ada batuk

Kelenjar getah bening membengkak atau kelenjar getah bening yang nyeri bila disentuh

Suhu tubuh lebih dari 38C (100,4F)

Pus (nanah) atau pembengkakan tonsil (amandel)

Usia kurang dari 15 tahun (dikurangi satu poin apabila orang tersebut berusia lebih dari 44 tahun)

NilaiKemungkinan StrepPengobatan

1 atau kurang