tugas digesti kuda

16
TUGAS PATOLOGI SISTEMIK “PENYAKIT DIGESTI PADA KUDA” Disusun Oleh: Kelompok 3 2010 A Rizky Syafuadi 1051301001110 Seftria Nurul 1051301001110 Yayu Nur R. 1051301001110 Alfian Berdhika P 105130100111022 Arif Budiawan 105130100111023 Anggun Sasnita L 105130100111024 Sukarno Wahyu 105130100111025 Denavis W. Ilmi 105130100111026 Citra Yuli 105130100111027

Upload: rizky-syafuadi

Post on 26-Oct-2015

240 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Digesti Kuda

TUGAS PATOLOGI SISTEMIK

“PENYAKIT DIGESTI PADA KUDA”

Disusun Oleh:

Kelompok 3 2010 A

Rizky Syafuadi 1051301001110

Seftria Nurul 1051301001110

Yayu Nur R. 1051301001110

Alfian Berdhika P 105130100111022

Arif Budiawan 105130100111023

Anggun Sasnita L 105130100111024

Sukarno Wahyu 105130100111025

Denavis W. Ilmi 105130100111026

Citra Yuli 105130100111027

Program Kedokteran Hewan

Universitas Brawijaya

Malang

2013

Page 2: Tugas Digesti Kuda

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya kami dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Penyakit Digesti pada Kuda”. Makalah ini

dibuat sebagai pelengkap pembelajaran Patologi Sistemik. Terima kasih yang

setulusnya kami sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak membantu

kami.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak

kekurangan baik dari kuantitas maupun kualitas, saran yang membangun dari

berbagai pihak sangat kami harapkan demi perbaikan.

Malang, Oktober 2013

Penulis

Page 3: Tugas Digesti Kuda

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pencernaan merupakan bagian penting dalam tubuh makhluk hidup.

Sistem pencernaan didalam tubuh makhluk hidup tersusun secara sistematis sesuai

dengan fungsi dan peranannya. Sistem pencernaan dibantu oleh beberapa enzim

yang dapat membantu sistem berjalan dengan lancar. Sistem pencernaan antara

satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.

Kuda merupakan ternak non ruminansia, sistem digesti kuda menggunakan

sistem digesti enzimatik kemudian dilanjutkan dengan pencernaan fermentatif.

Kuda memiliki kemampuan untuk memanfaatkan hijauan dalam jumlah yang

cukup dengan proses fermentatif di bagian caecum. Saluran pencernaan kuda

memiliki ciri khusus yaitu ukuran kapasitas saluran pencernaan bagian belakang

lebih besar di bandingkan bagian belakang. Perbedaan prinsip sistem digesti pada

ruminansia dan kuda ada beberapa perbedaan walaupun pada fisiologi sistem

pencernaan ruminansia dan kuda sama.

Seperti pada hewan lain kuda juga dapat mengalami gangguan sistem

digesti yang dapat mengganggu keseimbangan dan metabolisme tubuh. Oleh

karena itu untuk memperdalam wawasan kami, kami membahas tentang gangguan

sistem digesti pada kuda.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Penyakit apa saja yang dapat menyebabkan gangguan sistem digesti pada

kuda?

1.2.2 Bagaimana cara mendiagnosa penyakit yang dapat menyebabkan

gangguan sistem digesti pada kuda?

1.2.3 Bagaimana cara mencegah dan mengobati penyakit yang dapat

menyebabkan gangguan sistem digesti pada kuda?

Page 4: Tugas Digesti Kuda

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui penyakit apa saja yang dapat menyebabkan gangguan

sistem digesti pada kuda.

1.3.2 Untuk mengetahui cara mendiagnosa penyakit yang dapat menyebabkan

gangguan sistem digesti pada kuda.

1.3.3 Untuk megetahui bagaimana cara mencegah dan mengobati penyakit yang

dapat menyebabkan gangguan sistem digesti pada kuda.

1.4 Manfaat

1.4.1 Sebagai bahan informasi dalam mempelajari gangguan sistem digesti pada

kuda dalam bidang patologi sistemik veteriner.

1.4.2 Sebagai informasi masyarakat mengenai gangguan sistem digesti pada

kuda.

Page 5: Tugas Digesti Kuda

BAB II

ISI

2.1 Kolik

Kolik adalah rasa sakit di daerah perut, baik yang berasal dari alat

pencernaan maupun bukan, yang di tandai kegelisahan, kesakitan, dan secara

langsung dengan gangguan peredaran darah dan segala manifestasinya (Subronto,

2003). Kuda mudah menderita kolik karena kekhususan alat pencernaan kuda,

seperti :

Lambung kuda relative kecil

Pylorus kuda letaknya di antara kolon dorsal dan ventral

Kolon dorsal dan ventral tergantung longgar pada mesenterium yang

panjang hingga mudah mengalami pemutaran atau perubahan letak

anatomis

Kuda memiliki saluran pencernaan yang panjang, sedang ukuran rongga

perut relatif sempit

Kerongkongan yang panjang terletak miring

Kuda termasuk spesies mamalia yang tidak tahan terhadap sensasi sakit,

hingga memudahkan terjadinya kolik

Sebagai reksi dari rasa sakit ini kuda biasanaya menunjukan gejala :

Mengais-ngais tanah

Berkeringat

Sering sekali melihat daerah sekitar perutnya

Gelisah

Nafsu makan menurun

Menghentak-hentakan kakinya

Berbaring

Klasifikasi kolik

Berdasarkan asal penyebab rasa sakit kolik; terdiri dari kolik sejati,

simtomatik, dan kolik palsu. Pada kolik sejati asal penyebab rasa sakit yang

terdapat di dalam saluran pencernaan, misalnya usus, lambung, hati, dan

sebagainya. Pada kolik palsu, penyebabnya terdapat dalam alat-alat di luar

Page 6: Tugas Digesti Kuda

sistem pencernaan makanan, misalnya ginjal, rahim, dan saluran kemih. Kolik

dikatakan sebagai kolik simtomatik bila kolik tersebut hanya merupakan

gejala ikutan dari penyakit lain, misalnya anemia infeksiosa.

Berdasarkan patofisiologisnya, kolik dibedakan ke dalam kolik spasmodik,

kolik konstipasi, kolik timpani, kolik obstruksi, kolik lambung, dan kolik

trombo-emboli (verminous colic).

Berdasarkan jalannya penyakit di kenal kolik-kolik yang berlangsung secara

sub-akut, akut dan rekuren (atau kronik). Kronik rekuren berlangsung secara

berulang-ulang tergantung pada perjalanan penyakit primernya

Berdasarkan cara penanganan kolik dikenal kolik sederhana, atau kolik non-

operatif, yang penanganannya cukup dengan pengobatan medicinal, dan kolik

operatif, atau surgical kolik, yang untuk kesembuhannya diperlukan tindakan

operasi (Subronto., 2003).

Berikut ini, merupakan klasifikasi gangguan pencernaan makanan

berdasarkan perubahan patofisiologis alat pencernaan makanan:

Kolik Konstipasi (Impaksio Kolon)

Kolik konstipasi merupakan kolik yang ditandai dengan rasa sakit

perut dengan derajat sedang, anoreksia, depresi serta adanya konstipasi.

Kasus terjadi karena kurang pakan, kurangnya jumlah air yang diminum,

kelelahan setelah pengangkutan, keadaan gigi yang tidak baik, setelah sakit

ataupun operasi, setelah pengobatan cacing, dan pada anak-anak kuda yang

baru saja dilahirkan karena retensi mukoneum (Subronto, 2003). Pada kolik

bentuk ini kebanyakan dijumpai timbunan makan atau benda-benda lain

dalam flexura pelvina. Gejala-gejala :

a. Kuda nampak lesu, nafsu makan menurun hilang sama sekali. Nafsu

minum biasanya masih ada.

b. Hewan masih sanggup berkeringat, serta masih berusaha untuk

membebaskan feses didalam ususnya.

c. Gangguan peredaran darah yang diderita tercermin dari hiperemi dan vasa

injeksi dari konjungtiva

d. Pada anak kuda umur 1-2 hari yang mengalami kolik tampak lesu dan

feses tidak terlihat sama sekali.

Page 7: Tugas Digesti Kuda

Pencegahan:

a. Minyak mineral (parafin cair) 2 liter untuk memudahkan pasasi feses pada

kuda dewasa.

b. Khloralhidrat 15-30 gram dicampur dengan 1 liter air untuk

melonggarkan gencetan ingesta.

c. Apabila konstipasi tidak berat, pemberian purgansia ringan misalnya

istizin, aloe dengan dosis terkontrol

d. Pada anak kuda diberikan gliserin 25-30 ml, minyak mineral 25-40 ml

atau coloxyl yang diberikan melalui rektum.

Kolik Spasmodik (Enteralgia Kataralis)

Kolik spasmodik adalah kolik akut, disertai rasa mulas yang biasanya

berlangsung tidak lama, akan tetapi terjadi secara berulang kali. Rasa mulas

ditimbulkan oleh kenaikan peristaltik usus dan spasmus hingga

mengakibatkan tergencetnya syaraf. Kenaikan peristaltik akan menyebabkan

terjadinya diare. Kolik dapat terjadi karena pemberian pakan yang kasar yang

sulit dicernakan serta penggantian pakan yang dilakukan mendadak dan kuda-

kuda yang baru saja diberi makan kenyang segera dipekerjakan lagi.

Kolik Timpani (Flatulent Colic)

Kolik timpani merupakan kolik yang disertai timbunan gas yang

berlebihan di dalam kolon dan sekum. Pembebasan gas terhalang oleh

obstruksi atau oleh perubahan lain dari saluran pencernaan. Oleh cepatnya

pembentukan gas proses kolik berlangsung secara akut, yang kadang-kadang

terjadi secara berulang, dan mengakibatkan rasa sakit yang sangat. Kolik

timpani dapat terjadi akibat konsumsi pakan yang mudah mengalami

fermentasi, atau oleh faktor lain yang menyebabkan turunnya peristaltik.

Gejala-gejala :

a. Distensi abdomen akan terlihatdari luar, baik disebelah kanan maupun kiri

yang pada perkusi akan menghasilkan suara resonansi timpanik.

b. Kuda menjadi gelisah memukul-mukul lantai kandang, berjalan tanpa

tujuan dan berguling-guling.

c. Keluar keringat yang berlebihan.

d. Hilangnya nafsu makan dan minum.

Page 8: Tugas Digesti Kuda

Kolik Sumbatan (Kolik Obstruksi)

Kolik obstruksi merupakan kolik yang timbul akibat terhalangnya

ingesta di dalam usus, oleh adanya batu usus (enterolith, fecalith, coprolith),

atau bnagunan bola-bola serat kasar (phytobezoar). Timbunan serat kasar

dapat diakibatkan karena perubahan anatomi usus, seperti invaginasi,

volvulus, dan strangulasi. Kolik obstruksi ditandai dengan adanya rasa sakit

yang berlangsung secara progresif, terentinya secara total pasasi tinja di

dalam saluran pencernaan, penurunan kondisi dan gejala autointoksikasi.

Kolik obstruksi terjadi oleh adanya sumbatan yang terjadi karena pemberian

bahan makanan yang kasar dan kurangnya air yang diminum serta pakan

hijauan yang tercampur dengan tanah.

Kolik Lambung (Distensi Lambung)

Kolik lambung adalah kolik yang biasanya berlangsung secara akut,

yang terjadi sebagai akibat meningkatnya volume lambung yang berlebihan.

Kolik ditandai dengan ketidaktenangan, anoreksia total, rasa sakit yang

mendadak atau sedikit demi sedikit, dan muntah. Dalam kedaan lebih lanjut

gejala kelesuan dan shock terlihat lebih dominan. Gejala-gejala :

a. Pada keadaan akut proses berlangsung dengan cepat, dalam 2-3 hari,

sedang pada proses yang terjadi karena obstruksi distensi lambung terjadi

sedikit demi sedikit.

b. Kuda berguling-guling, menyepak-nyepak perutnya, duduk seperti anjing,

berkeringat profus.

c. Kurangnya nafsu makan.

d. Feses yang dikeluarkan berjumlah sedikit dan berbentuk pasta

e. Dalam beberapa minggu kuda menjadi kurus.

Pencegahan:

a. Usaha untuk mengurangi distensi dapat dilakukan dengan gastric lavage,

dengan menggunakan sonde kerongkongan ukuran besar. Lambung diisi

dengan 5-10 gram faali kemudian dikeluarkan dengan pompa atau dengan

jalan disifon.

b. Pemberian minyak mineral (paraffinum liquidium) yang disusul dengan

obat paramsimpatomimetik.

Page 9: Tugas Digesti Kuda

Kolik Trombo-Emboli (Arteritis mesenterica verminosa, Aneurisma

verminosa)

Kolik trombo-emboli terjadi karena gangguan aliran darah ke dalam

segmen usus, sebagai akibat terbentuknya simpul-simpul arteri oleh migrasi

larva cacing Strongylus vulgaris. Terbendungnya saluran darah oleh

thrombus dan embolus mengakibatkan terjadinya kolik spasmodik yang

rekuren, sedangkan atoni segmen usus mengakibatkan terjadinya kolik

konstipasi.

Insiden kolik dapat dikurangi sampai batas tertentu dengan memberi

makan kuda dengan kualitas tinggi serat (jerami atau rumput), menyediakan

pakan yang bersih bebas dari jamur dan kotoran, dan mencegah konsumsi

pasir dan kotoran. Jadwal makan yang teratur dan menghindari perubahan

pakan juga dapat membantu mengurangi resiko kolik pada kuda. Selain itu,

menyediakan air bersih untuk kuda, jerami pakan, dan air sebelum biji-bijian.

2.2 Ulcer Gastric

Perubahan perilaku makan dan perubahan intensitas pelatihan adalah dua

kontributor terbesar yang membuat kuda lebih rentan terhadap berkembangnya

ulcer. Beberapa pakan jenis butir atau pelet dalam jumlah banyak untuk persiapan

kompetisi yang dapat menyebabkan lebih banyak asam dalam perut kuda. Ini

adalah manajemen kuda yang memberikan kontribusi terutama untuk ulcer.

Satu-satunya cara untuk mengetahui secara pasti apakah kuda memiliki

ulcer adalah diperiksa oleh dokter hewan dengan endoskopi yang bisa masuk ke

perut kuda. Ada diagnostik lainnya yang dapat membantu memastikan tingkat

keparahan ulcer dan termasuk darah tinja okultisme atau darah lambung dan USG

perut. Kehadiran cairan refluks lambung sangat cokelat dapat menunjukkan

adanya perdarahan ulcer.

Pengobatan ulcer adalah penting untuk menggunakan perawatan yang

benar-benar akan bekerja atau yang akan membantu untuk mencegahnya. Salah

satu yang paling berguna untuk ulcer adalah Omeprazol. Omeprazol tersedia di

bawah nama merek Gastrogard untuk kuda. Dalam tubuh, Omeprazol bekerja

Page 10: Tugas Digesti Kuda

dengan mematikan beberapa kemampuan sel lambung untuk memproduksi

sejumlah besar asam klorida, sehingga memberikan waktu untuk menyembuhkan

ulcer kuda. Salah satu pencegahannya adalah membatasi jumlah pakan berupa

pellet atau butiran yang tidak hanya dapat menyebabkan sakit perut

mengakibatkan ulcer karena meningkatkan gastrin.

Page 11: Tugas Digesti Kuda

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit digesti yang sering menyerang pada kuda adalah kolik dan ulcer

gastric. Ada berbagai macam jenis kolik tergantung dari asal penyebab, patologis,

jalannya oenyakit, dan cara penanganan kolik. Insiden kolik dapat dikurangi

sampai batas tertentu dengan memberi makan kuda dengan kualitas tinggi serat

(jerami atau rumput), menyediakan pakan yang bersih bebas dari jamur dan

kotoran, dan mencegah konsumsi pasir dan kotoran. Ulcer juga sering menyerang

pada kuda. Beberapa pakan jenis butir atau pelet dalam jumlah banyak untuk

persiapan kompetisi yang dapat menyebabkan lebih banyak asam dalam perut

kuda yang menyebabkan ulcer.

3.2 Saran

Sebaiknya memperhatikan manajemen pemeliharaan dari kuda sehingga

kuda bisa terhindar dari kolik dan juga ulcer gastric.

Page 12: Tugas Digesti Kuda

DAFTAR PUSTAKA

Boddie., G.F. 1962. Diagnostic Methods in Veterinary Medicine. Philadelphia :

J.B. Lippincott Company.

Subronto., 2003. Ilmu Penyakit Ternak I. Gadjah Mada University Press :

Yogyakarta.