tugas dan peranan kepala sekolah dasar
TRANSCRIPT
Sekolah dasar merupakan salah satu organisasi pendidikan yang utama dalam jenjang pendidikan dasar. Dalam
peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 28 tahun 1990 telah disebutkan bahwa pendidikan dasar
bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia, serta
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Berdasarkan rumusan tersebut, dapat digarisbawahi bahwa sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan dasar
diharapkan bisa berfungsi sebagai:
• (1) peletak dasar perkembangan pribadi anak untuk menjadi warga negara yang baik,
• (2) peletak dasar kemampuan dasar anak, dan
• (3) penyelenggara pendidikan awal untuk persiapan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi, yaitu pendidikan menengah. Kemampuan dasar utama yang diberikan kepada anak sekolah
dasar adalah kemampuan dasar yang membuat bisa berpikir kritis dan imajinatif yang tercermin dalam
modus kemampuan menulis, berhitung dan membaca. Ketiga aspek kemampuan dasar tersebut
merupakan kemampuan utama yang dibutuhkan dalam abad informasi.
Ditinjau dari komponennya, ada beberapa unsur atau elemen utama dalam organisasi sekolah dasar. Unsur-
unsur tersebut meliputi:
1. Sumber daya manusia, yang mencakup kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, dan siswa,
2. Sumber daya material, yang mencakup peralatan, bahan, dana, dan sarana prasarana lainnya,
3. Atribut organisasi, yang mencakup tujuan, ukuran, struktur tugas, jenjang jabatan, formalisasi, dan
peraturan organisasi,
4. Iklim internal organisasi, yakni situasi organisasi yang dirasakan personel dalam proses interaksi, dan (
5. Lingkungan organisasi sekolah.
Ditinjau dari karakteristiknya, sekolah dasar merupakan suatu sistem organisasi. Sebagai suatu sistem
organisasi, sekolah dasar bisa ditinjau dari dua sisi, yaitu sisi struktur organisasi dan perilaku organisasi. Struktur
organisasi mengacu pada framework organisasi, yaitu tata pembagian tugas dan hubungan baik secara vertikal,
horizontal dan diagonal. Hal ini bisa mencakup spesifikasi jabatan, pembagian tugas, garis perintah, peraturan
organisasi, serta hierarki kewenangan dan tanggung jawab. Perilaku organisasi mengacu pada aspek-aspek
tingkah laku manusia dalam organisasi. Organisasi sekolah dipandang sebagai suatu sistem sosial, yang di
dalamnya terjadi interaksi antar individu untuk mencapai tujuan organisasi. Salah satu atribut yang banyak
berkaitan dengan interaksi perilaku individu dalam organisasi adalah budaya organisasi.
Budaya organisasi adalah ikatan sosial yang mengikat anggota suatu organisasi secara bersama dalam
memberikan nilai-nilai, alat simbolis dan ide-ide sosial. Greenberg & Baron (1995) menekankan budaya
organisasi sebagai suatu kerangka kognitif yang berisi sikap, nilai, norma, perilaku, dan harapan yang dimiliki
anggota organisasi. Dengan menggunakan pendekatan sosiologis dan psikologis, Getzel dan Guba
mengemukakan bahwa perilaku individu dalam organisasi dipengaruhi oleh dua dimensi, yaitu dimensi institusi
yang dikenal dengan istilah nomothetic dimension, dan dimensi individu yang dikenal dengan istilah idiographic
dimension (Lunenburg & Orstein, 2000). Ditinjau dari sisi institusi, setiap anggota dituntut untuk bertindak sesuai
dengan peranan dan harapan untuk mencapai tujuan organisasi. Ditinjau dari sudut individu, setiap anggota
dituntut untuk bertindak sesuai dengan pribadi dan kebutuhannya, maupun norma-norma institusi.
Bila diterapkan dalam organisasi sekolah dasar, ada tiga komponen yang berkaitan dengan budaya organisasi
sekolah dasar, yaitu:
• (1) institusi atau lembaga yang perannya dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi
sekolah,
• (2) guru-guru sekolah dasar sebagai individu yang memiliki kepribadian dan kebutuhan, baik kebutuhan
profesional maupun kebutuhan sosial, dan
• (3) interaksi dari kedua komponen tersebut. Untuk itu, kepala sekolah harus mampu mengintegrasikan
kedua komponen tersebut, yakni peranan, tuntutan dan harapan lembaga, dengan kepribadian, dan
kebutuhan guru, agar bisa mencapai tujuan organisasi secara optimal.
Keberhasilan organisasi sekolah banyak ditentukan keberhasilan kepala sekolah dalam menjalankan peranan
dan tugasnya. Peranan adalah seperangkat sikap dan perilaku yang harus dilakukan sesuai dengan posisinya
dalam organisasi. Peranan tidak hanya menunjukkan tugas dan hak, tapi juga mencerminkan tanggung jawab
dan wewenang dalam organisasi.
Ada banyak pandangan yang mengkaji tentang peranan kepala sekolah dasar. Campbell, Corbally & Nyshand
(1983) mengemukakan tiga klasifikasi peranan kepala sekolah dasar, yaitu:
• (1) peranan yang berkaitan dengan hubungan personal, mencakup kepala sekolah sebagai figurehead
atau simbol organisasi, leader atau pemimpin, dan liaison atau penghubung,
• (2) peranan yang berkaitan dengan informasi, mencakup kepala sekolah sebagai pemonitor,
disseminator, dan spokesman yang menyebarkan informasi ke semua lingkungan organisasi, dan
• (3) peranan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, yang mencakup kepala sekolah sebagai
entrepreneur, disturbance handler, penyedia segala sumber, dan negosiator.
Di sisi lain, Stoop & Johnson (1967) mengemukakan empat belas peranan kepala sekolah dasar, yaitu:
• (1) kepala sekolah sebagai business manager,
• (2) kepala sekolah sebagai pengelola kantor,
• (3) kepala sekolah sebagai administrator,
• (4) kepala sekolah sebagai pemimpin profesional,
• (5) kepala sekolah sebagai organisator,
• (6) kepala sekolah sebagai motivator atau penggerak staf,
• (7) kepala sekolah sebagai supervisor,
• (8) kepala sekolah sebagai konsultan kurikulum,
• (9) kepala sekolah sebagai pendidik,
• (10) kepala sekolah sebagai psikolog,
• (11) kepala sekolah sebagai penguasa sekolah,
• (12) kepala sekolah sebagai eksekutif yang baik,
• (13) kepala sekolah sebagai petugas hubungan sekolah dengan masyarakat, dan
• (14) kepala sekolah sebagai pemimpin masyarakat.
Dari keempat belas peranan tersebut, dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu kepala sekolah sebagai administrator
pendidikan dan sebagai supervisor pendidikan. Business manager, pengelola kantor, penguasa sekolah,
organisator, pemimpin profesional, eksekutif yang baik, penggerak staf, petugas hubungan sekolah masyarakat,
dan pemimpin masyarakat termasuk tugas kepala sekolah sebagai administrator sekolah. Konsultan kurikulum,
pendidik, psikolog dan supervisor merupakan tugas kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan di sekolah.
Sergiovanni (1991) membedakan tugas kepala sekolah menjadi dua, yaitu tugas dari sisi administrative process
atau proses administrasi, dan tugas dari sisi task areas bidang garapan pendidikan. Tugas merencanakan,
mengorganisir, meng-koordinir, melakukan komunikasi, mempengaruhi, dan mengadakan evaluasi merupakan
komponen-komponen tugas proses. Program sekolah, siswa, personel, dana, fasilitas fisik, dan hubungan
dengan masyarakat merupakan komponen bidang garapan kepala sekolah dasar.
Di sisi lain, sesuai dengan konsep dasar pengelolaan sekolah, Kimbrough & Burkett (1990) mengemukakan
enam bidang tugas kepala sekolah dasar, yaitu mengelola pengajaran dan kurikulum, mengelola siswa,
mengelola personalia, mengelola fasilitas dan lingkungan sekolah, mengelola hubungan sekolah dan
masyarakat, serta organisasi dan struktur sekolah.
Berdasarkan landasan teori tersebut, dapat digarisbawahi bahwa tugas-tugas kepala sekolah dasar dapat
diklasifikasi menjadi dua, yaitu tugas-tugas di bidang administrasi dan tugas-tugas di bidang supervisi.
Tugas di bidang administrasi adalah tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan dengan pengelolaan bidang
garapan pendidikan di sekolah, yang meliputi pengelolaan pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan,
sarana-prasarana, dan hubungan sekolah masyarakat. Dari keenam bidang tersebut, bisa diklasifikasi menjadi
dua, yaitu mengelola komponen organisasi sekolah yang berupa manusia, dan komponen organisasi sekolah
yang berupa benda.
Tugas di bidang supervisi adalah tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan dengan pembinaan guru untuk
perbaikan pengajaran. Supervisi merupakan suatu usaha memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki
atau meningkatkan proses dan situasi belajar mengajar. Sasaran akhir dari kegiatan supervisi adalah
meningkatkan hasil belajar siswa.
Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala
sekolah. Kepemimpinan merupakan faktor yang paling penting dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi
sekolah. Keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola kantor, mengelola sarana prasarana sekolah, membina
guru, atau mengelola kegiatan sekolah lainnya banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Apabila
kepala sekolah mampu menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan anggota secara tepat, segala kegiatan
yang ada dalam organisasi sekolah akan bisa terlaksana secara efektif. Sebaliknya, bila tidak bisa
menggerakkan anggota secara efektif, tidak akan bisa mencapai tujuan secara optimal. Untuk memperoleh
gambaran yang jelas, bagaimana peranan kepemimpinan dalam pengelolaan sekolah, maka perlu diuraikan
tentang konsep dasar kepemimpinan kepala sekolah dasar.
Pendidikan dalam Keluarga yang ISLAMI
Assalamualaikum wr.wb
Hak primer pendidikan seorang anak berada ditangan kedua orang-tuanya. Sedangkan masyarakat dan negara
dalam hal pendidikan tersebut memiliki hak sekunder. Hal ini secara implisit terkandung dalam Firman
Allah:“Jagalah dirimu dan keluargamu-termasuk anak-anakmu dari siksa api neraka”. (At Tahrim: 6)
Secara implisit pula ayat tersebut mengandung arti bahwa orang-tua pada umumnya diberi kemampuan oleh
Allah swt untuk mendidik anaknya. Dan orang tualah yang menjadi faktor penentu apakah anak yang lahir fitrah
itu akan di didik beragama Yahudi, atau beragama Majusi, atau beragama Nasrani, ataukah beragama Islam.
Sifat pendidikan dalam keluarga adalah informal. Tanpa kurikulum, tanpa jadwal pelajaran tertentu dan tanpa
formalitas yang lazim terjadi pada jenis pendidikan lainnya. Pendidikan berlangsung sepanjang waktu ketidak
hadirin orang tuapun proses pendidikan itu tetap berlangsung.
Pada pendidikan informal tersebut terdapat tiga hal yang penting, yakni: suasana lingkungan rumah tangga pada
umumnya, corak hubungan antar anggota keluarga, khususnya antara 0rang-tua dengan anak-anaknya, dan
keteladanan.
Mengenai dua hal yang pertama Rasulullah saw pernah bersabda sebagai berikut :
“Apabila Allah swt. menghendaki sesuatu rumah tangga yang baik, maka diberikannya kecenderungan
mempelajari ilmu-ilmu agama (Islam); yang muda menghormati yang tua; harmonis dalam kehidupan; hemat dan
hidup sederhana; menyadari cacat-cacat mereka dan kemudian melakukan taubat. Jika Allah swt. menghendaki
sebaliknya, maka ditinggalkan-Nya mereka dalam kesesatan”. (Hadist, riwayat Dailami, dari Anas)
Pendidikan informal dalam keluarga ini mempunyai arti penting bagi perkembangan pribadi anak karena
beberapa faktor. Selain pendidikan dalam keluarga merupakan batu pertama di masa peka yang sukar terhapus
dari jiwa anak, pendidikan dalam keluarga juga diberikan secara kontinyu sepanjang waktu, dan didalamnya
terkandung hubungan emosional yang lembut antara orang tua dan anak, sehingga yang terukir pada jiwa anak
tidak hanya kognitifnya melainkan keseluruhan pribadinya secara utuh.
Wassalamualaikum wr.wb