peranan kompetensi manajerial kepala sekolah … · 2020. 12. 5. · peranan kompetensi manajerial...
TRANSCRIPT
PERANAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU DI SD NEGERI KUTULU
KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
JUSMAN SYAR
NIM : 105 401 103 616
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020
i
ii
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : JUSMAN SYAR
NIM : 1054 011036 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Peranan Kompetensi Manajerial Kepada Sekolah dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Guru di SD Negeri Kutulu
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan Tim
Penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun .
Demikianlah pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Oktober 2020
Yang Membuat Pernyataan
Jusman Syar
Jalan Sultan Alauddin No.259 Makassar
Telp : 0411-860837/860132 (Fax)
Email : [email protected]
Web : www.fkip.unismuh.ac.id
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : JUSMAN SYAR
NIM : 1054 011036 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakkan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Oktober 2020
Yang Membuat Perjanjian
Jusman Syar
Jalan Sultan Alauddin No.259 Makassar
Telp : 0411-860837/860132 (Fax)
Email : [email protected]
Web : www.fkip.unismuh.ac.id
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Maka apabila engkau
telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras ( untuk urusan yang
lain)” (QS. Al-Insyirah, 94:6-7).
“Orang bilang halangan, kita bilang tantangan, orang bilang hutan rimba, kita
bilang jalan raya, orang bilang nekat, kita bilang nikmat, orang bilang jalan
buntu, kita bilang mainan baru.” (Anonim)
“Visi adalah awal dari Keberhasilan”
“sedikit pengetahuan yang diterapkan jauh lebih berharga ketimbang banyak
pengetahuan yang tak dimanfaatkan”(Kahlil Gibran).
Sebuah Persembahan untuk semua keluargaku tercinta berserta teman-teman
karibku
Dan untuk Alm. Ayah Syarifuddin” semoga engkau mendapat kebahagiaan di
Surga yang belum sempat saya wujudkan di dunia”
vi
ABSTRAK
JUSMAN SYAR. 2020. Peranan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Guru di SD Negeri Kutulu Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Rosleny Babo dan Pembimbing II M. Syukur Haq.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kompetensi manajerial
kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan guru dan bentuk-bentuk
kompotensi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan guru,
serta faktor-faktor apa saja yang menghambat kompetensi manajerial kepala
sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan guru di SD Negeri Kutulu Kecamatan
Bajeng, Kabupaten Gowa. Penelitian ini dilaksanakan di Limbung tepatnya di SD
Negeri Kutulu yang berlangsung selama 26 Agustus 2020 s/d 26 september 2020.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara,
dokumentasi, dan observasi. Subjek dalam penelitian yaitu Kepala Sekolah, Guru
serta siswa.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, bahwa bentuk-bentuk
Kompetensi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan guru,
peranan Kepala sekolah dalam meningkatkan kesiplinan guru, dan, serta faktor-
faktor pendukung dan penghambat Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah
dalam meningkatkan kedisiplinan guru di SD Negeri Kutulu Kec. Bajeng, Kab.
Gowa. Itu sangatlah penting bagi kemandirian guru melalui dengan berbagai
bentuk pembinaan, yaitu pembinaan Akidah, Ibadah, Akhlak (Muamalah) dan
pembinaan kedisiplinan kemandirian sehingga Kepala sekolah, rekan guru serta
siswa dapat melaksanakan kewajiban dengan sepenuh hati, yaitu datang tepat
waktu, disiplin dari berbagai aspek dalam lingkungan sekolah sehingga
menciptakan sekolah yang efektif dan disiplin waktu.
Kata Kunci : Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah, Meningkatkan
Kedisiplinan
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirabbil’alamin segala puji hanya milik Allah SWT atas
berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Salawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada
Rasulullah Muhammad Sallallahu’ Alaihi Wasallam sebagai satu-satunya uswatun
hasanah dalam menjalankan aktivitas keseharian kita.
Penyusunan skripsi ditengah pandemi Covid-19 ini banyak menemui
tantangan dan rintangan. Apalagi pada saat proses penelitian, semua sistematika
penelitian diubah disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Namun
peneliti yakin selalu ada kemudahan jika kita berusaha dan berdoa, serta mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Bantuan dari berbagai pihak telah menuntun penulis
sehingga skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua penulis, ayahanda
Syarifuddin (Alm) , dan Ibu tercinta Hasmawati yang dengan tulus dan ikhlas
telah mendo’akan, dan tidak pernah lelah dalam mendidik dan memberi cinta
kepada penulis semenjak kecil.
Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada Dr. Hj. Rosleny
Babo, M.Si. selaku pembimbing I dan Drs. H. M. Syukur Haq,M.M. selaku
pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Aliem Bahri, S.Pd.,
viii
M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan seluruh dosen dan para
staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Terima kasih penulis ucapkan kepada kepala sekolah serta para guru SD
Negeri Kutulu Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian, serta membantu dalam
memberikan data dan informasi yang dibutuhkan.
Secara khusus penghargaan yang setinggi-tingginya penulis
persembahkan pula kepada bapak Muhammad Rizal Sulaiman, S.Pd., M.Pd.I,
beserta Ny dan Nenek Sarinong dg Senga beserta kakek Sukku T dg Gassing.
yang telah memberikan inspirasi dan motivasi serta dukungan moril bagi penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Kepada keluarga, sahabat karib dan handai tolan saudara penulis, baik
sahabat, maupun teman-teman seperjuangan yang namanya tidak sempat penulis
sebutkan satu persatu yang turut memberi andil, sumbang saran dan kritik, baik
secara materi maupun moril sejak penulis aktif dalam perkuliahan hingga
penulisan dan penyelesaian skripsi ini.
Makassar, Oktober 2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iii
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
ABSTRAK…………………………………………………………………….. vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………......vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………......... xvii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka……………………………………………………......8
1. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah ....................................... 8
a. Pengertian Kompetensi .................................................................. 8
xv
b. Pengertian Manajerial .................................................................... 9
Pengertian Meningkatkan Kedisiplinan Guru ....................................................... 36
a. Pengertian Kedisiplinan ............................................................... 36
b. Pengertian Guru ............................................................................ 45
c. Kedudukan dan Tanggung Jawab Pendidik/Guru Agama Islam.. 48
d. Ciri-ciri Guru Yang Baik……………………………………….. 49
B. Kerangka Pikir .................................................................................... 49
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 52
B. Lokasi dan Objek Penelitian ............................................................... 53
C. Fokus Penelitian .................................................................................. 53
D. Deskripsi Fokus Pnelitian ................................................................... 53
E. Sumber Data ........................................................................................ 54
F. Instrumen Penelitian............................................................................ 54
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 55
H. Teknik Analisis Data ........................................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 57
1. Profil Sekolah SD Negeri Kutulu Kec. Bajeng, Kab. Gowa. ....... 57
2. Visi Misi SD Negeri Kutulu Kec. Bajeng, Kab. Gowa ................. 58
3. Struktur Organisasi SD Negeri Kutulu Kec. Bajeng,
Kab. Gowa.................................................................................... 59
4. Data Keadaan Murid menurut Kelas dan Jenis Kleamin
SD Negeri Kutulu Kec. Bajeng, Kab. Gowa ................................. 60
xvi
B. Hasil Penelitian ................................................................................... 61
1. Peranan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Guru di SD Negeri Kutulu, Kecamatan
Bajeng, Kabupaten Gowa.............................................................. 61
2. Bentuk Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Guru di SD Negeri Kutulu, Kecamatan
Bajeng, Kabupaten Gowa.............................................................. 62
3. Faktor yang menghambat kompetensi manajerial kepala sekolah
dalam meningkatkan kedisiplinan guru di SD Kutulu, Kec. Bajeng,
Kab. Gowa. ................................................................................... 64
C. Pembahasan ......................................................................................... 69
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................. 76
B. Saran ....................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………… 81
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Keadaan Murid .................................................................................. 50
c. Kepala Sekolah ..............................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR
a. Gambar 2.1 Kerangka Fikir ............................................................ 41
b. Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Sekolah SD Kutulu .......... 49
c. Lampiran 3 Berita Acara Ujian Proposal ........................................ 74
d. Lampiran 4 Surat Tembusan LP3M Unismuh Makassar................ 75
e. Lampiran 5 Surat Tembusan Dari Sekolah ..................................... 76
f. Lampiran 6 Surat Dinas Penanaman Modal Provisi ....................... 77
g. Lampiran 7 Surat Dinas Penanaman Modal Kabupaten ................. 78
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
DOKUMENTASI
SURAT IZIN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan kepala sekolah sebagai team leader atau manager sekolah
sangat penting peranannya. Baik-buruknya kualitas pendidikan disuatu sekolah
sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam mengendalikan
segala potensi yang ada di suatu sekolah sebagai suatu fungsi dalam manajemen.
kepala sekolah sebagai stack holder tenaga pendidik dan kependidikan sekolahnya
memerlukan standar, harapan dan kinerja bermutu tinggi. Selain itu, ia harus
yakin bahwa visi sekolah harus menekankan standar kelulusan yang tinggi. Dalam
memperlancar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Peranannya bukan hanya
menguasai teori-teori kepemimpinan, lebih dari itu seorang kepala sekolah harus
bisa mengimplementasikan kemampuannya dalam aplikasi teori secara nyata.
Untuk itu seorang kepala sekolah dituntut untuk memiliki ilmu pendidikan secara
menyeluruh.
Kemampuan manajerial kepala sekolah berdasarkan permendiknas Nomor
13 Tahun 2007 tentang standard kepala sekolah mencakup kompetensi
kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi
supervisi, dan kompetensi sosial. Kemampuan manajerial merupakan hal penting
dalam upaya pencapaian tujuan organisasi yang dilakukan dengan
memberdayakan berbagai sumber daya organisasi sekolah melalui proses
mempengaruhi. Kompetensi manajerial meliputi : menyusun perencanaan sekolah
untuk tingkat pelaksanaan; mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan
2
kebutuhan; memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya
sekolah secara optimal, mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara optimal, mengelola sarana dan prasarana sekolah
dalam rangka peningkatan kedisiplinan guru dengan menggunakan pendekatan
dan teknik supervise akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan
kedisiplinan guru.
Kepala sekolah memiliki peranan yang sangat mempengaruhi
mengkoordinasikan, menggerakan, dan menyerasikan, semua sumber daya
pendidikan yang tersedia di sekolah, kepala sekolah dituntut mempunyai
kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai agar mampu inisiatif
dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah, kepala sekolah bertanggung
jawab menjaga dan memotivasi guru, peserta didik, staf adminitrasi dan mampu
melaksanakan ketentuan dan peraturan yang berlaku di sekolah, khususnya dalam
meningkatkan kedisiplinan guru.
Pada dasarnya kedisiplinan bagi guru di sekolah sangatlah penting, dengan
kedisiplinan dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas pekerjaan. Jika
pendidik atau tenaga kependidikan yang ada di lembaga pendidikanya tidak
disiplin, maka akan menghambat proses pendidikan, perkembangan peserta didik
dan menghambat proses dalam tujuan pendidikan. Secara garis besarnya kualitas
atau mutu dari lembaga pendidikan tergantung dari semua elemen yang ada di
sekolah tersebut. Jika semua elemen terutama guru berkinerja baik maka kualitas
sekolah juga akan baik tapi jika kinerja guru tidak baik maka kualitas sekolah
tersebut juga akan menurun, dan hal yang paling mendasar dari kinerja baik yaitu
3
dengan menerapkan kedisiplinan di lingkungan sekolah . Maka berangkat dari hal
tersebut sikap kedisiplinan dalam organisasi pendidikan harus diterapkan, karena
dengan berperilaku disiplin, secara otomatis hal yang berkaitan dengan peraturan,
tata tertib, norma-norma dan ketentuan-ketentuan yang ada disekolah akan di taati
atau dijalankan.
Kedisiplinan bagi guru di sekolah memegang peranan yang sangat penting
yang bertujuan untuk membimbing, membina dan mengarahkan sekolahnya
ketingkat yang lebih tinggi dan sempurna. Disinilah peran dari seorang kepala
sekolah sangat dibutuhkan, seorang kepala sekolah harus mampu memberi
contoh, membimbing, mengarahkan dan mengambil keputusan atas pelanggaran
yang dilakukan bawahanya. Dengan kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan
profesional, maka akan terbentuklah karakter guru yang baik dalam kinerjanya,
tetapi sebaliknya jika kepemimpinan kepala sekolah itu buruk maka akan buruk
pula kinerja guru yang dibawahinya. Karena baik buruknya suatu kelompok
dalam organisasi itu tergantung siapa yang menjadi pemimpin di dalamnya.
Kepala sekolah merupakan penentu dari kebijakan-kebijakan yang ada di
sekolah. Kepala sekolah harus menjadi motivator, profokator dan promotor bagi
para guru. Dengan demikian diharapkan dengan kepemimpinan kepala sekolah
yang bertanggung jawab, memiliki konsep, mampu memotivasi guru dan juga
pegawai lainya dan mampu memahami keadaan sosial yang ada di lembaga
sekolah, akan mampu meningkatkan kinerja guru yang kurang disiplin dan
mendisiplinkan guru yang tidak disiplin secara tidak langsung juga akan
meningkatkan kualitas dan mutu di lembaga pendidikan yang dipimpinanya.
4
Oleh sebab itu, kompetensi manajerial kepala sekolah di SD Negeri Kutulu
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa diharapkan mampu melaksanakan tugas
profesionalnya dengan baik sehingga kedisiplinan para guru dan tenaga
kependidikan dapat ditingkatkan. Sehingga tidak ada lagi guru yang bekerja tidak
tepat waktu, tidak sesuai bidangnya, siswa yang tidak mentaati peraturan atau
segala hal terkait tindak kedisiplinan disekolah.
Guru profesional adalah orang yang memiliki kedewasaan pribadi dan
yang secara sadar dan penuh tanggung jawab memberikan pendidikan kepada para
peserta didik. Karena itu guru harus memiliki kemampuan merancang program
pembelajaran dan mampu menata serta mengelola kelas secara professional agar
peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan
sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. Profesionalitas guru itu ditunjukkan
dalam tingkat kinerjanya yang tinggi di sekolah. Kinerja guru tersebut diwujudkan
melalui kemampuannya mendidik, mengajar, dan melatih para peserta didik
dalam proses pembelajaran. Jadi guru yang professional memiliki kinerja yang
tinggi dalam proses pembelajaran dan mampu menghasilkan peserta didik
(output) yang berkualitas.
Kedisiplinan guru merupakan faktor yang menentukan keberhasilan
pelaksanaan program-program pendidikan di sekolah. Karena itu, kedisiplinan
guru merupakan elemen strategis yang perlu dikembangkan, sehingga guru
sebagai tenaga pendidik memiliki kemampuan profesional dan mampu melahirkan
proses pendidikan yang relevan dengan tuntutan situasi, kondisi, dan kebutuhan
masyarakat pengguna lulusan. Konsep disiplin itu selalu merujuk kepada
5
peraturan, norma atau batasan-batasan tingkah laku dengan penanaman disiplin,
individu diharapkan dapat berperilaku yang sesuai dengan norma-norma tersebut.
Disiplin didalam hal ini adalah kepatuhan atau ketaatan dalam mematuhi
peraturan atau norma-norma yang berlaku dalam lingkungan tertentu.
Soejanto mengemukakan “disiplin adalah kunci sukses, sebab dengan
disiplin membawa manfaat yang dibuktikan dengan tindakan disiplinnya mulai
dari diri sendiri dan dari tenaga kependidikan lainnya. Disiplin yang baik adalah
terwujudnya aktivitas yang mampu mengatur diri kepada terciptanya pribadi yang
baik, patuh, dan tertib. Disiplin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan (tata tertib).
Pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah, orang tua peserta didik dan
masyarakat. Masing-masing memiliki fungsi dan peran yang sesuai dengan tugas,
wewenang dan tanggung jawabnya. Oleh karena itu dapat dikatakan maju
mundurnya, tinggi rendahnya mutu pendidikan sangat tergantung pada kualitas
partisipasi stakehorder dalam mendukung pendidikan di sekolah. Pendidikan
identik dengan bimbingan, tuntunan, pembelajaran, pelatihan, penggemblengan,
penggodokan, dan penyadaran, serta pencerahan.
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara”.
Pendidikan merupakan pewarisan nilai-nilai kehidupan. Orang tua dan
guru membantu anak-anak dan peserta menemukan rencana Tuhan untuk dirinya.
6
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, telah merumuskan pilar-pilar
pendidikan dengan istilah tripusat pendidikan, yakni sekolah, masyarakat, dan
keluarga. Dunia pendidikan Indonesia mengenal sistem among yang juga berasal
dari pemikiran Ki Hajar Dewantara, yakni, ing ngarsa asung tuladha, ing madya
mangun karsa, tutwuri handayani-didepan memberikan contoh, di tengah ikut
bekerja, di belakang memberikan dukungan dan motivasi.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah :
1. Bagaimana peranan kompetensi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan
kedisiplinan guru di SD Negeri Kutulu, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa ?
2. Bagaimana bentuk kompetensi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan
kedisiplinan guru di SD Negeri Kutulu, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa?
3. Faktor-faktor apa saja yang menghambat kompetensi manajerial kepala sekolah
dalam meningkatkan kedisiplinan guru di SD Negeri Kutulu, Kecamatan Bajeng,
Kabupaten Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kompetensi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan
kedisiplinan guru di SD Negeri Kutulu Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis bentuk kompetensi manajerial kepala
sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan guru di SD Negeri Kutulu, Kecamatan
Bajeng, Kabupaten Gowa.
7
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menghambat kompetensi
manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan guru di SD Negeri
Kutulu, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain :
1. Teoritis : penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah teoritis
mengenai kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dalam meningkatkan
kedisiplinan guru di SD Negeri Kutulu, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.
Sebagai bahan kajian khazanah keilmuan khususnya tentang upaya
kompetensi Manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan.
2. Praktis : penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam meningkatkan
mutu kepala sekolah, guru, kualitas pendidikan.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah
a. Pengertian Kompetensi
Kompetensi adalah suatu kemampuan atau kecakapan yang dimiliki oleh
seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas di bidang tertentu,
sesuai dengan jabatan yang disandangnya. Kompetensi merupakan suatu
karakteristik yang mendasar dari seseorang individu, yaitu penyebab yang terkait
dengan acuan kriteria tentang kinerja yang efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia kompetensi adalah kewengangan (kekuasaan) untuk menetukan atau
memutuskan sesuatu.
Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005
disebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru, dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.
Kompetensi merupakan suatu hal yang dikaitkan dengan kemampuan,
pengetahuan/wawasan, dan sikap yang dijadikan suatu pedoman dalam
melakukan tanggung jawab pekerjaan yang di kerjakan oleh pegawai. Menurut
Purwadarminta kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan
atau memutuskan sesuatu hal.
“Kompetensi menurut Abdul Majid adalah seperangkat tindakan inteligen
penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan
tertentu.
Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sikdisnas, disebutkan
bahwa kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standard
nasional yang disepakati
9
Dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi
pada hakikatnya merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat
dilakukan seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil
yang dapat ditampilkan atau ditunjukkan. Agar dapat melakukan sesuatu dalam
pekerjaannya, orang harus mempunyai kemampuan dalam bentuk pengetahuan,
sikap, dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. Spencer
and Spencer menambahkan bahwa bahwa kompetensi seseorang menjadi ciri
dasar individu dikaitkan dengan standar kriteria kinerja yang efektif dan atau
superior. Dari penjelasan diatas spencer berpendapat bahwa kompetensi
disamping menentukan perilaku dan kinerja seseorang juga menentukan apakah
seseorang melakukan pekerjaannya dengan baik berdasarkan standar kriteria yang
telah ditentukan.
a. Pengertian Manajerial
Manajerial adalah perpaduan seni dan ilmu, sebuah ilmu dalam mengatur
segala sesuatunya dengan benar. Istilah manajerial merupakan kata sifat yang
berhubungan dengan kepemimpinan dan pengelolaan. Dalam banyak
kepustakaan, kata manajerial sering disebut sebagai asal kata dari management
yang berarti melatih kuda atau secara harfiah diartikan sebagai to handle yang
berarti mengurus, menangani, atau mengendalikan. Manajemen merupakan kata
benda yang dapat berarti pengelolaan, tata pimpinan atau ketalaksanaan. Kata
manajemen menurut Mochtar Effendy berasal dari bahasa Inggris, yakni dari kata
kerja to manage yang bersinonim dengan kata to hand yang berarti mengurus, to
control memeriksa dan to guide yang berarti memimpin. Menurut Kamus Besar
10
Bahasa Indonesia Manajerial adalah keterampilan yang tinggi sangat diperlukan
bagi setiap pemimpin. Oey Liang Lee mengemukakan pendapatnya mengenai
manajerial adalah seni dan ilmu mengatur perencanaan, persiapan, arahan dan
control daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
Jadi, apabila dilihat dari arti etimologi, manajemen berarti pengurusan,
pengendalian, memimpin atau membimbing. Manajemen adalah seni yang
ditentukan untuk mengetahui dengan sungguh-sungguh apa yang ingin kamu
lakukan, dan mangawasi bahwa mereka mengerjakan sesuatu dengan
sebaikbaiknya dan dengan cara yang semudah-mudahnya. Manajemen adalah
suatu disiplin ilmu untuk mengetahui kemana arah yang dituju, kesukaran apa
yang harus dihindari, kekuatankekuatan apa yang harus dijalankan, dan
bagaimana memimpin paraguru dan staf secara efektif tanpa adanya pemborosan
dalam proses mengerjakannya. Malayu S. P. Hasibuan mengartikan manajemen
adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber- sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Dari beberapa definisi tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa
manajemen merupakan suatu ilmu dan seni yang dimiliki oleh manusia dalam
upaya memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya yang lain
dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan,
yang dilakukan secara efektif dan efisien dengan melibatkan seluruh anggota
secara ektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
11
b. Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan untuk
memimpin suatu sekolah yang diselenggarakan proses belajar-mengajar atau
tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran. Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang
diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses
belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan murid yang menerima pelajaran (Wahjosumidjo). Rahman
mengungkapkan bahwa “kepala sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional)
yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural di sekolah.”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kepala Sekolah adalah orang
(guru) yang memimpin suatu sekolah.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah adalah sorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin
segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didaya gunakan
secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama. Dinas pendidikan telah
menetapkan bahwa kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya
sebagai edukator, manajer, administrator, dan supervisor (EMAS). Dalam
perkembangan selanjutnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan zaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai leader,
innovator, dan motivator di sekolahnya. Dengan demikian, dalam paradigma baru
manajemen pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai
edukator, manajer, supervisor, leader, innovator, motivator (EMASLIM).
12
Selanjutnya, James dikutip Wahjosumidjo mengatakan bahwa kepala sekolah
adalah orang yang menentukan fokus dan suasana sekolah. Oleh karena itu,
dikatakan pula bahwa keberhasilan sekolah adalah sekolah yang memiliki
pemimpin yang berhasil. Pemimpin sekolah adalah mereka yang dilukiskan
sebagai orang yang memiliki harapan tinggi terhadap guru dan para peserta didik.
Pemimpin sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tentang tugas-
tugasnya dan menentukan tugas-tugas sekolah.
Seorang Kepala Sekolah mempunyai lima fungsi utama:
a). Bertanggungjawab atas keselamatan, kesejahteraan dan perkembangan peserta
didik yang ada dalam lingkungan sekolah
b). Bertanggungjawab atas keberhasilan dan kesejahteraan profesi guru
c). Berkewajiban memberikan layanan sepenuhnya yang berharga bagi peserta
didik dan guru-guru yang mungkin dilakukan melalui pengawasan resmi yang lain
d). Bertanggungjawab mendapatkan bantuan maksimal dari semua institusi
pembantu
e). Bertanggungjawab untuk mempromosikan peserta didik terbaik melalui
berbagai cara.
Peranan kepala sekolah membawahi beberapa elemen dalam sekolah, oleh
karena berjalannya proses belajar mengajar di sekolah tentu tidak lepas dari
tanggung jawab kepala sekolah sebagai penentu kebijaksanaan. Olehnya itu,
untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan pengertian kepala sekolah
sebagaimana yang di kemukakan oleh Soewadji Lazaruth:
13
Kepala Sekolah adalah pemimpin pendidikan. Berkembangnya semangat
kerja, kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan
pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan mutu
profesional diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas
kepemimpinan kepala sekolah.
Sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah harus mampu menolong
stafnya untuk memahami tujuan bersama yang akan dicapai. Ia harus memberi
kesempatan kepada stafnya untuk saling bertukar pendapat dan gagasan sebelum
mencapai tujuan. Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa di isi
oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan siapapun
yang akan diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur
serta persyaratan-persyaratan tertentu seperti : latar belakang pendidikan,
pengalaman, usia, pangkat dan integritas. Kepala Sekolah pada hakikatnya adalah
pejabat formal sebab pengangkatannya melalui suatu proses dan prosedur yang
didasarkan atas peraturan yang berlaku. Secara sistem jabatan kepala sekolah
sebagai pejabat atau pemimpin formal dapat diuraikan melalui berbagai
pendekatan :Pengangkatan, pembinaan, dan tanggung jawab. Dalam Departemen
pendidikan dan kebudayaan dijelaskan bahwa:
Kepala sekolah memperoleh jabatannya melalui pengangkatan, maka ia
termasuk pemimpin yang resmi (formal leader). Pemimpin resmi juga
disebut pemimpin birokrasi, yang bertugas memimpin, menggerakkan
dan mengendalikan orang orang yang ada di organisasinya serta fasilitas
lainnya yang berada dalam wewenangnya.
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, dilihat dari status dan cara
pengangkatannya tergolong pemimpin resmi, formal leader bisa meningkat pula
14
menjadi operational leader tergantung pada prestasi dan kemampuannya di dalam
memainkan peranan sebagai pemimpin pendidikan pada sekolah yang telah
diserahkan pertanggung jawaban kepadanya. Sebagai kepala sekolah niat untuk
mencari keridhaan dan menuju keesaan Allah menjadi inti dari perilaku
manejerial manusia sebagai khalifahtullah (pemimpin atau menejer di bumi. Apa
pun usaha dan tindakan manusia harus sesuai dengan kehendak Allah swt. Dengan
keikhlasan dan ketauhidan. Setiap tindakan dan usaha manusia, apalagi yang
terkait dengan mahdah (yang ditentukan) tidak boleh bertentangan dengan
keesaan Allah.
a.) Kepala sekolah sebagai edukator (guru)
Dalam melakukan fungsinya sebagai edukator, kepala sekolah harus
memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan disekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif,
memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada
seluruh tenaga kependidikan, serta melakukan model pembelajaran yang menarik
dalam fungsinya sebagai guru, kepala sekolah harus berusaha menanamkan,
memajukan, dan meningkatkan sedikitnya empat macam nilai yakni pembinaan
mental, moral, fisik, dan artistik. Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sikap
batin dan watak manusia; Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk
mengenai perbuatan sikap dan kewajiban atau moral yang diartikan sebagai
akhlak, budi pekerti, dan kesusilaan ; Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi
jasmani atau badan kesehatan dan penampilan manusia secara lahiriah; Artistik,
hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.
15
Sebagai edukator kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dilakukan oleh para guru, berbagai pengalaman kepala sekolah
sangat mendukung profesionalisme kepala sekolah pengalaman semasa menjadi
guru, menjadi wakil kepala sekolah, atau menjadi anggota organisasi
kemasyarakatan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam
meningkatkan kerjanya sebagai edukator, khususnya dalam peningkatan kinerja
tenaga kependidikan dan prestasi belajar peserta didik dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
1) Mengikut sertakan guru-guru dalam penataran-penataran untuk menambah
wawasan para guru. Kepala sekolah juga harus memberikan kepada guru-guru
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar kejenjang
pendidikan yang lebih tinggi
2) Kepala sekolah harus berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta
didik untuk lebih giat bekerja, kemudian hasilnya diumumkan secara terbuka dan
diperlihatkan di papan pengumuman. Hal ini bermanfaat untuk memotivasi para
peserta didik agar lebih giat belajar dan meningkatkan prestasinya.
3) Menggunakan waktu belajar efektif di sekolah, dengan cara mendorong para
guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai waktu yang telah
ditentukan, serta memanfaatkannya secara efektif dan efesien untuk kepentingan
pembelajaran.
b.) Kepala sekolah sebagai manajer
Seorang manajer atau seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah
seorang perencana organisator, pemimpin, dan seorang pengendali. Keberadaan
16
manajer pada suatu organisasi sangat diperlukan, sebab organisasi sebagai alat
mencapai tujuan organisasi di mana di dalamnya berkembang berbagai macam
pengetahuan, serta organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan
mengembangkan karir-karir sumber daya manusia, memerlukan manajer yang
mampu mengorganisasikan memimpin, dan mengendalikan agar organisasi dapat
mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya
sebagai seorang manajer, kepala sekolah harus memilki strategi yng tepat untuk
memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan melalui kerja sama atau
kooperatif, memberi kesempetan kepada tenaga kependidikan untuk
meningkatkan prestasinya, dan mendorong keterlibatan seluruh Tenaga
kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program di sekolah.
Kepala Sekolah harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas
kepemimpinannya dengan baik, yang diwujudkan dalam kemampuan menyusun
program sekolah, organisasi personalia, memberdayakan tenaga kependidikan dan
memberdayagunakan sumber daya sekolah secara optimal.
c.) Kepala Sekolah sebagai administrator
Kepala Sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat
dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan,
penyusunan, dan pendokumenan seluruh Program sekolah. Secara spesifik Kepala
Sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola
administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola
administrasi sarana dan prasana, administrasi kearsipan, dan mengelola
administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan
17
efisien agar dapat menunjang program sekolah, selain itu Kepala Sekolah harus
dapat menjabarkan kemampuan tersebut di atas dalam bentuk tugas
operasionalnya. Kepala Sekolah hendaknya terbuka tetapi tetap menjaga jarak
dengan para tenaga kependidikan, agar mereka dapat mengemukakan berbagai
permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga
kependidikan. Dengan demikian, setiap permasalahan yang dihadapi oleh para
tenaga kependidikan dapat segera diselesaikan dan dipecahkan bersama, sehingga
tidak ada masalah yang berlarut-larut dan mengganggu tugas utama yang harus
dikerjakan.
d.) Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan
tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi
sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh
karena itu salah satu tugas Kepala Sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu
mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Supervisi harus
dapat meningkatkan kepemimpinan Kepala Sekolah sehingga dapat mencapai
efektivitas dan efisiensi program sekolah secara keseluruhan. Melalui supervisi
guru diberi kesempatan untuk meningkatkan kinerja, dilatih untuk memecahkan
berbagai permasalahan yang dihadapi. Jika supervisi dilaksanakan oleh Kepala
Sekolah maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengedalian
untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian
ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan
yang ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan
18
preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan
penyimpangan dan lebih hati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya. Kepala
Sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan menyusun dan
melaksanakan program supervisi pendidikan serta memanfaatkan hasilnya.
e.) Kepala Sekolah sebagai Leader
Kepala Sekolah sebagai leader harus dapat memberikan petunjuk dan
pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi
dua arah, dan mendelegasikan tugas. Wahjosumidjo mengemukakan bahwa
Kepala Sekolah sebagai leader harus mampu:
1) Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan
percaya
diri para guru, staf dan peserta didik dalam melaksanakan tugasnya
masingmasing.
2) Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan peserta
didik serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi
kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.
Kemampuan yang harus diwujudkan Kepala Sekolah sebagai leader dapat
dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan
misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemapuan berkomunikasi.
Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-sifat: (a)
jujur, (b) percaya diri, (c) tanggung jawab, (d) berani mengambil resiko dan
keputusan, (e) berjiwa besar, (f) emosi yang stabil, (g) teladan.
19
Dalam implementasinya Kepala Sekolah sebagai leader dapat dianalisis
dari tiga sifat kepemimpinan, yakni demokratis, otoriter, laissez-faire. ketiga sifat
tersebut sering dimiliki secara bersamaan oleh seorang leader, sehingga dalam
melaksanakan kepemimpinannya sfat-sifat tersebut muncul secara situsional.
f.) Kepala Sekolah sebagai innovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang
harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap
kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan
mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.
Kepala Sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-cara ia
melakukan pekerjaanya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional
dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel.
Kepala Sekolah sebagai innovator harus mampu mencari, menemukan,
dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah, gagasan baru bisa berupa
mengubah strategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi pola bidang studi,
memiliki kelas tersendiri, yang dilengkapi alat praga dan alat-alat lainnya.
g.) Kepala sekolah sebagai motivator
Sebagai motivator Kepala Sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan
berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan
lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan
20
secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan
pusat sumber belajar.
Setiap tenaga kependidikan memiliki karakteristik khusus, yang berbeda
satu sama lainnya, sehingga memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula
dari pimpinannya, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk meningkatkan
profesionalismenya.
1). Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Seorang kepala sekolah hendaknya memahami betul apa yang menjadi
tugas dan peranannya di sekolah. Jika kepala sekolah mampu memahami tugas
dan peranannya sebagai kepala sekolah, ia akan mudah dalam menjalankan
tugasnya, terutama berkenaan dengan manajemen sekolah yang akan
dikembangkannya.
Salah satu tugas inti kepala sekolah adalah berusaha memecahkan
problematika pendidikan jika ditemukan adanya penyimpangan dalam
pengelolaan dan membantu mengembangkan kemampuan mengajar guru
sehingga terwujudnya pelaksanaan pendidikan dan proses belajar mengajar yang
lebih baik. Tugas ini bukanlah suatu pekerjaan ringan karena pekerjaan ini lebih
bersifat pelayanan profesional.
Kepala sekolah sebagai pimpinan suatu sekolah pada dasarnya memiliki
tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan belajar secara efektif dan
efisien. Sejalan dengan itu, dikemukakan oleh Nawawi bahwa yang menjadi tugas
pokok Kepala Sekolah adalah meliputi tujuh bidang tugas yaitu: (1) bidang
akademik yang berkaitan dengan proses belajar mengajar di dalam dan di luar
21
sekolah, (2) bidang ketatausahaan dan keuangan sekolah, (3) bidang kesiswaan,
(4) bidang kepegawaian, (5) bidang gedung dan perlengkapan sekolah, (6)
peralatan pelajaran dan (7) bidang hubungan sekolah dan masyarakat.
Jabatan kepala sekolah bila dikaitkan dengan pengertian profesional
adalah suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu
meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas
kinerjanya dalam menjalankan dan memimpin segala sumberdaya yang ada pada
suatu sekolah untuk mau bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Menjadi
seorang kepala sekolah yang profesional tidaklah mudah, karena ada beberapa
syarat dan kriteria (standar) yang harus dipenuhi, misalnya seorang kepala sekolah
harus memenuhi standar tertentuseperti kualifikasi umum dan khusus serta harus
mempunyai kompetensi-kompetensi tertentu. Oleh sebab itu, pemerintah
mengeluarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Secara umum tugas dan peran kepala sekolah memiliki lima dimensi
kompetensi sebagaimana termaktub pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, yaitu
kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan kompetensi
sosial. Secara rinci kompetensi kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala
sekolah yaitu :
(a). Kepribadian
Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak
mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi kominitas di
22
sekolah/madrasah, Memiliki integritas kepribadian sebagai
pemimpin,Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri
sebagai kepala sekolah/madrasah, Bersikap terbuka dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi, Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah
dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah, Memiliki bakat dan
minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
(b). Manajerial
Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai
tingkatan perencanaan, Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah
sesuai dengan kebutuhan, Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.
Mengelolah perubahan dan pengembangan sekolah /madrasah manuju
organisasi pembelajaran yang efektif, Menciptakan budaya dan iklim
sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta
didik, Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal, Mengelola hubungan sekolah/madrasah
dan masyarakat dalam rangka pendirian dukungan ide, sumber belajar, dan
pembinaan sekolah/madrasah, Mengelola peserta didik dalam rangka
penerimaan peserta didik baru, dan penempatan serta pengembangan
kapasitas peserta didik, Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan
pembelajaransesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasioanal.
Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan
yang akuntabel, transparan, dan efisien Mengelola ketatausahaan
23
sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah,
Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung
kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik disekolah/madrasah,
Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung
penyusunan program dan pengambilan keputusan, Memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan
manajemen sekolah/madrasah, Melakukan monitoring, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan
prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.
(c). Kewirausahaan
Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah/madrasah, bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif, Memiliki
motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah, Pantang menyerah dan
selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi
sekolah/madrasah, Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola
kegiatan produksi/jasa sekolah madrasah sebagai sumber belajar peserta
didik
(d). Supervisi
Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru. Melaksanakan supervisi akademik
terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang
24
tepat, Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam
rangka, peningkatan profesionalisme guru
(e). Sosial
Bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan
sekolah/madrasah, Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan,
Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain Semua
kompetensi di atas diharapkan tercermin pada diri seorang kepala sekolah
dalam melaksanakan tugas dan perannya untuk menciptakan sekolah yang
berkualitas dan unggul. Standar minimal tugas dan peran kepala sekolah
harus melaksanakan pengembangan sekolah.olehnya itu kepala sekolah
harus tahu betul apa yang menjadi target keberhasilan dari kegiatan
pengembangan sekolah yang dilakukannya.
Sedangkan tanggung jawab kepala sekolah meliputi :”(1) instruction and
curiculum, (2) pupil personnel, (3) community and school relation, (4) staff
personnel, (5) organization and structure of the school, and (6) school program,
physical facilities” (instruksi dan Kurikulum, personil murid, hubungan sekolah
dan masyarakat, staf personel, organisasi dan struktur sekolah, dan program
sekolah, fasilitas fisik).
Untuk menjalankan tugas sebagaimana dikemukakan di atas, kepala
sekolah harus mempunyai berbagai kemampuan. Kemampuan kepala sekolah
(The abilities a principal) meliputi kemampuan menganalisis masalah mengambil
keputusan, keorganisasian, kepemimpinan, memotivasi, komunikasi secara lisan
maupun tulisan.
25
Menurut Wahjosumidjo, adalah bagaimana kepala sekolah melaksanakan
tanggung jawab dan tugas pokok yang dilihat dari perilaku masing-masing kepala
sekolah, yaitu :
1) Bagaimana pola pikir, sikap dan perilaku sebagai cerminan nilai-nilai
kepribadian kepala sekolah.
2) Bagaimana cara-cara untuk metode, strategi, pendaya gunaan sumber-sumber
daya yang ada secara maksimal, suasana kerja serta prosedur yang diterapkan
dalam rangka melaksanakan tugas dan mencapai tujuan
3) Bagaimana hasil-hasil yang dicapai, adalah benar-benar sesuai dengan rencana
serta sejalan dengan prosedur dan aturan yang berlaku, yaitu terwujudnya
equilibrium antara tercapainya tujuan sekolah (goals and objectives) sebagai
organisasi serta terpenuhinya ekspektasi sumber daya manusia yang sangat
berperan dan menentukan kehidupan atau dinamika organisasi sekolah
(product).
Berdasarkan kajian teori di atas yang dimaksud tugas kepala sekolah
adalah hasil yang dicapai sekolah sebagai wujud kepemimpinannya memimpin
sekolah. Adapun indikator mengukur tugas kepala sekolah adalah :
a) Tercapainya tujuan sekolah
b) Pemanfaatan dan pendaya gunaan sumber daya sekolah
c) Terpenuhinya kebutuhan bawahan
d) Terciptanya jalinan kerjasama antara sekolah dan masyarakat.
Dalam memangku jabatan sebagai pimpinan pendidikan (kepala sekolah)
yang dapat melaksanakan tugas-tugasnya dan memainkan peranannya sebagai
26
kepala sekolah yang baik dan sukses, maka dituntut beberapa persyaratan jasmani,
rohani dan moralitas yang baik, bahkan persyaratan sosial ekonomis yang layak.
Akan tetapi, pada bagian ini yang akan penulis kemukakan hanyalah persyaratan-
persyaratan kepribadian dari seorang kepala sekolah yang baik. Persyaratan-
persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Rendah hati dan sederhana
2) Bersifat suka menolong
3) Sabar dan memiliki kestabilan emosi
4) Percaya kepada diri sendiri
5) Jujur, adil dan dapat dipercaya
6) Keahlian dalam jabatan.
Adanya syarat-syarat kepemimpinan seperti tersebut di atas menunjukkan
bahwa kepala sekolah bukan hanya memerlukan kesanggupan dan kemampuan
saja, tetapi lebih-lebih lagi kemampuan dan kesediaannya sebagai pemimpin
(kepala sekolah). Kepala Sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kegiatan pendidikan, sehingga dengan demikian kepala sekolah mempunyai
kewajiban untuk selalu mengadakan pembinaan dalam arti berusaha agar
pengelolaan, penilaian, bimbingan, pengawasan, dan pengembangan pendidikan
dapat dilaksanakan dengan baik. Yang menjadi tanggung jawab pembinaan kepala
sekolah adalah
1. Pembinaan program pengajaran
Kepala Sekolah diharapkan memahami aspek-aspek yang berkaitan
dengan pengajaran, sehingga kepala sekolah mampu untuk melaksanakan
27
pembinaan aspekaspek pengajaran tersebut secara lebih baik sesuai dengan
tuntutan ilmu dan teknologi, keinginan-keinginan masyarakat, minat dan bakat
yang ada pada peserta didik.
2. Pembinaan Kesiswaan
Seorang kepala sekolah, para guru, dan tenaga kependidikan yang lain,
menyadari bahwa titik pusat tujuan sekolah adalah menyediakan program
pendidikan yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan hal-hal yang berkaitan
dengan pendidikan, pribadi, dan kebutuhan kemasyarakatan serta kepentingan
individu para peserta didik. Para peserta didik merupakan klien utama yang harus
dilayani, oleh sebab itu para peserta didik harus dilibatkan secara aktif dan tepat,
tidak hanya dalam proses pembelajaran melainkan juga dalam kegiatan sekolah.
3. Pembinaan Staf
Yang dimaksud staf adalah sekelompok sumber daya manusia yang
membantu kepala sekolah dalam mencapai tujuan sekolah, terdiri dari tenaga
guru, laboran, pusatakawan, dan kelompok sumber daya yang bertugas sebagai
tenaga administrasi.
Pembinaan terhadap staf perlu dilakukan oleh kepala sekolah, agar tugas
dapat dilaksanakan secara efektif, sehingga lingkup atau dimensi-dimensi
kepegawaian perlu dipahami oleh setiap kepala sekolah.
4. Anggaran belanja dan fasilitas sekolah
Keberhasilan suatu sekolah secara langsung dipengaruhi oleh ketepatan
kepemimpinan kepala sekolah dalam mengusahakan sumber daya material yang
ada pada suatu sekolah. Oleh sebab itu kepala sekolah dalam kerangka
28
manajemen berkewajiban untuk menjabarkan tujuan dan sasaran sekolah ke dalam
istilah-istilah yang pragmatik tentang:
a) Permintaan anggaran yang spesifik
b) Mempersiapkan dan mempertahankan anggaran sekolah
c) Pemantauan atau monitoring terhadap pendayagunaan sumber-sumber
yang tersedia
d) Evaluasi hasil-hasil pendidikan.
Pemanfatan anggaran belanja dalam mendanai fasilitas sekolah yang
efektif dan efisien akan menambah kepercayaan masyarakat dan pemerintah
terhadap sekolah, sehingga kesan positif akan selalu diterima oleh sekolah.
5. Anggaran belanja sekolah
Anggaran belanja sekolah yang mencakup perencanaan, persiapan,
pengelolaan, dan evaluasi anggaran sekolah memerlukan perhatian yang cermat
dari kepala sekolah, sebab kecermatan kepala sekolah terhadap proses anggaran
belanja sekolah akan meningkatkan kewibawaan kepala sekolah terhadap
keberhasilan sekolah. Anggaran belanja suatu sekolah pada dasarnya adalah:
a)Penerimaan dan pengeluaran yang direncanakan dalam suatu periode
kebijaksanaan keuangan (fiscal)
b)Didukung dengan data yang mencerminkan kebutuhan, tujuan, proses
pendidikan, dan hasil sekolah yang direncanakan.
Di antara penyelenggaraan pendidikan yang harus dilaksanakan secara
terus menerus oleh kepala sekolah adalah:
1) Program pengajaran
2) Sumber daya manusia
3) Sumber daya yang bersifat fisik
4) Hubungan kerja sama antara madrasah dengan masyarakat.
29
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar, bahwa
seorang kepala sekolah dan sekolah yang berhasil menunjukkan adanya:
a) Keterkaitan terhadap perbaikan pengajaran
b) Pengetahuan dari/dan partisipasi yang kuat di dalam aktivitas kelas
c) Pemantauan terhadap penggunaan efektifitas waktu pelajaran.
d) Usaha membantu efektivitas program tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pelajaran
e) Memiliki sikap positif ke arah para guru, pustakawan, laboran, administrasi dan
para peserta didik.
Betapa pentingnya pembinaan pengajaran sebagai suatu usaha
memperbaiki program pengajaran untuk dipahami oleh setiap kepala sekolah.
Dengan mengetahui dan memahami tahap-tahap proses perbaikan pengajaran
akan membantu para kepala sekolah untuk melakukan pembinaan program
pengajaran.
2). Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah
Secara etimologis, istilah keterampilan berasal dari bahasa inggris yaitu
skill yang kemampuan dalam melaksanakan tugas berdasarkan kompetensi
pekerjaan dan hasilnya dapat diamati. Sementara manajerial adalah hal-hal yang
berhubungan dengan manajer. Dan kepala sekolah adalah seorang fungsional guru
yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses
belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran.
Di lingkungan dunia pendidikan, ada seperangkat keterampilan yang harus
dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pemimpin dalam melaksanakan sejumlah
tugas. Keterampilan kepala sekolah itu dimaksudkan sebagai bekal baginya untuk
dapat melaksanakan manajemen sekolah secara lebih baik. Dengan keterampilan
30
tersebut, diharapkan kepala sekolah dapat melaksanakan tugas-tugas secara efektif
dan efesien.
Tanggung jawab pimpinan lembaga pendidikan sangat rumit dan berat
karena berkaitan dengan pengelolaan sumber daya manusia dan sumber daya
material (sarana dan prasarana) pendidikan. Olehnya itu penguasaan terhadap
keterampilan manajerial sangat dibutuhkan oleh pengelola pendidikan.
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas berdasarkan kompetensi pekerjaan
dan hasilnya dapat diamati.
Kepala sekolah adalah seorang manajer pada hakikatnya adalah seorang
perencana, organisator, pemimpin dan seorang pengendali. Keberadaan manajer
pada suatu organisasi sangat diperlukan, sebab organisasi sebagai alat untuk
mencapai tujuan organisasi dimana di dalamnya berkembang berbagai macam
pengetahuan, serta organisasi yang menjadi tempat membina dan
mengembangkan karier-karier sumber daya manusia, memerlukan manajer yang
mampu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan agar
organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepala sekolah sebagai
manajer di sekolahnya tidak terlepas pada kegiatankegiatan di dalam manajemen
yaitu:
a. Merencanakan, dalam arti kepala sekolah harus benar-benar memikirkan dan
merumuskan dalam suatu program tujuan dan tindakan yang harus dilakukan;
b. Mengorganisasikan, berarti bahwa kepala sekolah harus mampu menghimpun
dan mengkoordinasikan sumber daya manusia dan sumber-sumber material
31
sekolah, sebab keberhasilan sekolah sangat tergantung pada kecakapan dalam
mengatur dan mendayagunakan berbagai sumber dalam mencapai tujuan;
c. Memimpin, dalam arti kepala sekolah mampu mengarahkan dan mempengaruhi
seluruh sumber daya manusia untuk meakukan tugas-tugasnya yang esensial.
Dengan menciptakan suasana yang tepat kepala sekolah membantu sumber daya
manusia untuk melakukan hal-hal yang baik;
d. Mengendalikan, dalam arti kepala sekolah memperoleh jaminan, bahwa sekolah
berjalan mencapai tujuan. Apabila terdapat kesalahan diantara bagian-bagian yang
ada dari sekolah tersebut, kepala sekolah harus memberikan petunjuk dan
meluruskan.
Dari uraian di atas, seorang manajer atau seorang kepala sekolah pada
hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin dan seorang
pengendali. Keberadaan manajer pada suatu organisasi sangat diperlukan, sebab
organisasi sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi, dimana di dalamnya
berkembang berbagai macam pengetahuan, serta organisasi yang menjadi tempat
untuk membina dan mengembangkan karier-karier sumber daya manusia,
memerlukan manajer yang mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin dan mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga
kependidikan melalui kerja sama kooperatif, memberi kesempatan kepada para
tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan
32
seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program
sekolah.
Memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif
dimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di
sekolah, kepala sekolah harus mementingkan kerja sama dengan tenaga
kependidikan dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan.
Sebagai manajer kepala sekolah harus mau dan mampu mendayagunakan seluruh
sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.
Kepala sekolah harus mampu bekerja melalui orang lain (wakil-wakilnya), serta
berusaha untuk senantiasa mempertanggungjawabkan setiap tindakan. Kepala
sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berpikir secara
analitik dan konseptual, dan harus senantiasa berusaha untuk menjadi juru
penengah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh para tenaga
kependidikan yang menjadi bawahannya, serta berusaha untuk mengambil
keputusan yang memuaskan bagi semua.
Memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk
meningkatkan profesinya, sebagai manajer kepala sekolah harus meningkatkan
profesi secara persuasif dan dari hati ke hati. Dalam hal ini, kepala sekolah harus
bersikap demokratis dan memberikan kesempatan kepada seluruh tenaga
kependidikan untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Misalnya
memberi kesempatan kepada bawahan untuk meningkatkan profesinya melalui
berbagai penataran dan lokakarya sesuai dengan bidangnya masing-masing.
33
Mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan, dimaksudkan
bahwa kepala sekolah harus berusaha untuk mendorong keterlibatan semua tenaga
kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipatif).
Manajer menurut pendapat Stoner adalah orang yang menggunakan
sumber daya untuk mencapai tujuan. Pendapat yang hampir sama dikemukakan
oleh handoko bahwa, manajer adalah orang yang mempunyai tanggung jawab atas
bawahan dan sumber daya organisasi.
Dengan demikian keterampilan manajerial adalah kemampuan seseorang
dalam Mengelola sumber daya organisasi berdasarkan kompetensi yang
ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Terdapat tiga macam keterampilan manajerial yang diperlukan oleh
seorang manajer dalam mengelola sumber daya organisasi yaitu: keterampilan
konseptual
(conceptual skills), keterampilan hubungan manusia (human skills), dan
keterampilanteknikal ( technical skills).
1. Keterampilan konseptual (Conceptual Skills) kepala sekolah
Keterampilan untuk menentukan strategi, merencanakan, merumuskan
kebijaksanaan, serta memutuskan sesuatu yang terjadi dalam organisasi
termasuk sekolah sebagai lembaga pendidikan.
Keterampilan konseptual adalah kecakapan untuk memformulasikan
pikiran, memahami teori-teori, melakukan aplikasi, melihat kecenderungan
berdasarkan kemampuan teoretis dan yang dibutuhkan di dalam dunia kerja.
34
Kepala sekolah atau pengelola satuan pendidikan dituntut dapat memahami
konsep dan teori yang erat hubungannya dengan pekerjaan.
2. Keterampilan hubungan manusia (Human Skills) kepala sekolah
Keterampilan hubungan manusiawi adalah keterampilan untuk
menempatkan diri di dalam kelompok kerja dan menjalin komunikasi yang
mampu menciptakan kepuasan kedua belah pihak. Hubungan manusiawi
melahirkan suasana kooperatif dan menciptakan kontak sinergis antar pihak
yang terlibat. Pemimpin atau manajer sekolah, disamping berhadapan dengan
benda, konsep-konsep dan situasi, juga menghadapi manusianya.
Kemampuan kepala sekolah untuk bekerjasama, berkomunikasi dengan
personel sekolah dalam rangka menciptakan suasana saling percaya terhadap
program sekolah dan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan unjuk
kerja guru.
Berdasarkan uraian diatas, perilaku hubungan manusia yang dilakukan
kepala sekolah, meliputi :
a) Menjalin hubungan kerjasama dengan guru.
b) Menjalin komunikasi dengan guru
c) Memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan tugas guru
d) Membangun semnagat/moral kerja guru
e) Memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi
f) Menyelesaikan segala permasalahan disekolah
g) Mengikut sertakan guru dalam merumuskan pengambilan keputusan
h) Menyelesaikan konflik di sekolah
35
i) Menghormati peraturan di sekolah
j) Menciptakan iklim konpetitif yang sehat diantara guru
3. Keterampilan teknikal ( technical skills) kepala sekolah
Keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. keterampilan teknikal
yang diperlukan kepala sekolah adalah yang erat kaitannya dengan aplikasi
pengetahuan tentang cara pengelolaan kelas, penggunaan metode pembelajaran,
teknik evaluasi siswa, teknik pembuatan satuan acara pembelajaran, teknik
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan serta teknik mengarahkan dan
membina guru-guru di sekolah.
Keterampilan yang dimiliki oleh pemimpin pendidikan ditujukan kepada
upaya mencapai tujuan pendidikan dan pendewasaan peserta didik. Boardman
dan koleganya mengemukakan bahwa Kepala sekolah harus mampu
mengorganisasikan staf dan membantu guru dalam memformulasikan program
bagi peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Kepala sekolah harus
mampu mengembangkan kemampuan profesional guru, mengembangkan
program supervisi, dan merangsang guru-guru untuk berpartisipasi aktif di
dalam usaha mencapai tujuan. Kepala Sekolah dan supervisor harus mampu
menumbuhkan inspirasi bagi guru-guru, menciptakan suasana kerjasama dalam
pengembangan program supervisi, serta mendorong guru-guru untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kepala Sekolah
merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang akan
36
menentukan bagaimana tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya
direalisasikan. Sehubungan dengan kinerja guru, Kepala Sekolah dituntut untuk
senantiasa meningkatkan efektifitas kinerja. Dengan begitu keterampilan
manajerial Kepala Sekolah dapat meningkatkan kinerja guru serta meningkatkan
mutu pendidikan dan dapat memberikan hasil yang baik.
2. Meningkatkan Kedisiplinan Guru
a. Pengertian Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dan serangkaian sikap yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
keteraturan, dan ketertiban. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disiplin
adalah tata tertib (disekolah, kemiliteran, dan sebagainya); ketaatan (kepatuhan)
kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya), bidang studi yang memiliki obyek,
sistem dan metode tertentu. Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Kennet W.
Requena menjelaskan tentang kata disiplin yang dalam bahasa inggris discipline,
berasal dari akar kata bahasa latin yang sama (discipulus) yang dengan kata
discipline mempunyai makna yang sama yaitu mengajari atau mengikuti
pemimpin yang dihormati.
Kedisiplinan merupakan suatu hal yang sangat mutlak dalam kehidupan
manusia, karena seorang manusia tanpa disiplin yang kuat akan merusak sendi-
sendi kekidupannya, yang akan membahayakan dirinya dan manusia lainnya,
bahkan alam sekitarnya.
Disiplin punya makna dan konotasi tersendiri yang berbeda- beda. Ada
yang mengartikan disiplin sebagai hukuman, pengawasan, kepatuhan, latihan,
37
kemampuan tingkah laku. Tim kelompok kerja gerakan disiplin nasional
merumuskan pengertian disiplin sebagai berikut: disiplin sebagai ketaatan
terhadap peraturan dan norma kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara
yang berlaku , yang dilaksanakan secara sadar dan ikhlas lahir batin, sehingga
timbul rasa malu terkena sanksi dan rasa takut terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Perilaku tersebut diikuti berdasarkan keyakinan bahwa bahwa hal itulah yang
benar, dan keinsyafan bahwa hal itu bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
Pada sisi lain, menurut Martsiswati dan suryono menjelaskan bahwa
disiplin merupakan suatu ketaatan terhadap peraturan yang telah disepakati
bersama, sehingga disiplin perlu untuk diajarkan sedini mungkin kepada siswa
agar dapat berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat. Dengan
memiliki perilaku disiplin, siswa akan lebih mudah dalam memecahkan
masalahyang dihadapi dihidupnya dan mudah untuk beradaptasi dengan
lingkungan sekitarnya. Sehingga, siswa yang memiliki perilaku disiplin
diharapkan dapat membentuk pribadi dan sosial yang baik.
Rumusan tersebut menekankan disiplin sebagai alat dan sarana untuk
membentuk, mengendalikan dan menciptakan pola perilaku seseorang sebagai
peribadi yang berada dalam satu lingkungan atau kelompok tertentu. Disiplin
muncul terutama karena adanya kesadaran batin dan iman kepercayaan bahwa
yang dilakukan itu baik dan bermanfaat bagi diri dan lingkungan. Sedangkan
Ibnu Suwandi dan Anno D. sanjari menjelaskan secara rinci mengenai pengertian
disiplin sebagai berikut:
38
a.) Latihan yang memperkuat
Disiplin dikaitkan dengan latihan yang memperkuat, terutama ditekankan
pada pikiran dan watak untuk menghasilkan kendali diri, kebiasaan untuk patuh
dan sebagainya. Latihan-latihan dalam rangka menghasilkan kebiasaan patuh
dapat dilihat pada penanaman disiplin dikalangan Angkatan Bersenjata. Ibadah
puasa dapat di golongkan sebagai suatu latihan dalam arti peneneman disiplin
yang tujuannya untuk mempertinggi daya kendali diri.
b.) Koreksi dan sanksi
Arti disiplin dalam kaitannya dengan koreksi dan snksi terutama di
perlukan dalam suatu lembaga yang telah mempunyai tata tertib yang baik. Bagi
yang melanggar tata tertib dapat dilakukan dua macam tindakan, yaitu berupa
koreksi untuk memperbaiki kesalahan dan snksi. Keduanya harus dilaksanakan
secara konsisten untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan pelanggaran
terhadap norma dan kaidah yang telah disepakati bersama.
c.) Kendali atau terciptanya ketertiban dan keteraturan
Orang-orang yang disiplin adalah orang-orang yang mampu
mengendalikan dirinya. Demikian ketertiban masyarakat, pembinaan disiplin
harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan teknologi dan tingkat
perkembangan masyarakat perpaduan antara ketertiban dan keteraturan
menghasilkan suatu aturan tata laku. Kata disiplin semula disinonimkan dengan
education (pendidikan), sedangkan dalam pengertian modern pengertian dasarnya
adalah kontrol terhadap kelakuan, baik oleh suatu kekuasaan luar ataupun oleh
individu sendiri. Jadi mental discipline berarti kontrol terhadap mental sehingga
39
mempunyai Soegeng Prijodarminto, SH. Dalam bukunya “Disiplin Kiat Menuju
Sukses” disiplin didefinisikan sebagai suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan ketaatan, kepatuhan,
keteraturan dan, atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku
dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga,
pendidikan dan pengalaman. Sikap dan perilaku demikin ini tercipta melalui
proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman atau pengenalan
keteladanan dari lingkungannya. Disiplin akan membuat dirinya tahu dan
membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang
boleh dilakukan, yang tidak sepatutnya dilakukan (karena merupakan hal-hal yang
dilarang)
Dalam kamus administrasi, The Liang Gie merumuskan tentang
pengertian disiplin, yaitu suatu keadaan tertib dimana orang-orang tergabung
dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan
senang hati (Menurut E.B Hurlock bahwa disiplin berasal dari kata yang sama
dengan “disciple”, yakni seseorang yang belajar dari atau secara suka rela
mengikuti seorang pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin, dan anak
merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup yang berguna dan bahagia.
jadi disiplin merupakan cara masyarakat mengajar anak perilaku moral yang
disetujui oleh kelompok Anak yang memiliki kedisiplinan diri memiliki
keteraturan diri berdasarkan nilai agama, nilai budaya, aturan-aturan pergaulan,
pandangan hidup dan sikap hidup yang bermakna bagi dirinya sendiri,
masyarakat, bangsa dan negara. Artinya tanggung jawab orang tua adalah
40
mengupayakan agar anak berdisiplin diri untuk melaksanakan hubungan dengan
Tuhan yang menciptakannya, dirinya sendiri, sesama manusia dan lingkungan
alam dan makhluk hidup lainnya berdasarkan nilai moral. Orang tua yang mampu
seperti diatas berarti mereka telah mencerminkan nilai-nilai moral dan
bertanggung jawab untuk mengupayakannya.
a) Dalam perspektif islam
kewajiban orang tua dalam mengupayakan disiplin diri kepada anaknnya
terdapat dalam ayat Al-Qur‟an, dimana orang tua wajib mengupayakan
pendidikan kepribadian bagi anak-anaknya (Lukman:12-19). Pendidikan dalam
keluarga dipersiapkan sejak wadah persiapan pembinaan anak dimulai, yaitu sejak
awal pembentukan keluarga dengan ketentuan: persyaratan iman (Al-Baqoroh:
221), persyaratan akhlak (An-Nur: 3) dan persyaratan tidak ada hubungan darah
(An-Nisa: 22-23). Pada hakikatnya keluarga atau rumah tangga merupakan tempat
pertama dan yang utama bagi anak untuk memperoleh pembinaan mental dan
pembentukan kepribadian yang kemudian ditambah dan disempurnakan oleh
bantuan orang tua dalam meletakkan dasar-dasar dan pengembangan disiplin diri
pada anak adalah menciptakan situasi dan kondisi yang mendorong anak memiliki
dasar-dasar disiplin diri dan dapat mengembangkannya melibatkan dua subjek
yaitu: (1) orang tua sebagai pendidik, dan (2) anak sebagai si terdidik. Bantuan
orang tua kepada anak untuk memiliki dasar-dasar disiplin diri dan
mengembangkannya merupakan suatu pekerjaan dari pendidik. Dalam hal ini
pendidikan dapat mempengaruhi atau “memasukkan sesuatu” yang bersifat
psikologis kepada si terdidik agar mau bekerjasama dalam pencapaian tujuan
41
sehingga akhirnya dapat mengerjakan sendiri. Ini berarti tindakannya dimengerti
dan difahami oleh anak. Pemahaman dan pengertian anak terhadap maksud orang
tua berarti adanya “ pertemuan makna” antara pendidik dan si terdidik Secara
etimologis, disiplin berasal dari kata latin discipulus, yang berarti siswa atau
murid. Disiplin juga merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan dan ketertiban. Karena sudah menyatu dengan dirinya, maka
sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak
dirasakansebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia
tidak berbuat sebagaimana lazimnya. Kedisiplinan juga dapat diartikan sebagai
sikap santri yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Dalam kaitannya dengan kegiatan, disiplin sholat adalah suatu sikap dan tingkah
laku santri terhadap peraturan disebuah organisasi. Niat dapat diartikan sebagai
keinginan untuk berbuat sesuatu atau kemauan untuk menyesuaikan diri dengan
peraturan. Sikap dan perilaku dalam berdisiplin ditandai oleh berbagai inisiatif,
kemauan dan kehendak untuk menaati peraturan seperti disebuah pondok
pesantren. Artinya seorang santri yang dikatakan memiliki kedisiplinan yang
tinggi tidak sematamatataat dan patuh pada peraturan secara kaku dan mati,
namun juga mempunyai kehendak (niat) untuk menyesuaikan diri dengan
peraturan organisasi.
b). Aspek- aspek Kedisiplinan
Menurut Prijodarminto kedisiplinan memiliki 3 (tiga) aspek. Ketiga aspek
tersebut adalah :
42
a. sikap mental (mental attitude) yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai
hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian
watak.
b. pemahaman yang baik mengenai sistem peraturan perilaku, norma, kriteria, dan
standar yang sedemikan rupa, sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan
pengertian yang mendalam atau kesadaran, bahwa ketaatan akan aturan. Norma,
dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukses).
c. sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati, untuk
mentaati segala hal secara cermat dan tertib.
Dalam hal ini berarti kedisiplinan memiliki tiga aspek penting, antara lain
yaitu sikap mental, pemahaman yang baik mengenai aturan perilaku, dan sikap
kelakuan yang menunjukkan kesungguhan hati untuk menataati aturan yang ada.
c).Indikasi Perilaku Kedisiplinan
Indikasi perilaku kedisiplinan yang dikutip dari Rahman adalah suatu
syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk dapat dikategorikan mempunyai
perilaku disiplin. Indikasi tersebut antara lain yaitu :
a. Ketaatan terhadap peraturan
Peraturan merupakan suatu pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Pola
tersebut dapat ditetapkan oleh orang tua, guru, pengurus atau teman bermain.
Tujuannya adalah untuk membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui
dalam situasi tertentu. Dalam hal peraturan sekolah misalnya, peraturan
43
mengatakan pada anak apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan
sewaktu berada disekolah seperti memakai seragam sesuai dengan jadwal yang
ditentukan. Peraturan tersebut juga berlaku dilingkungan pesantren, seperti
memakai busana sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pesantren.
b. Kepedulian terhadap lingkungan
Pembinaan dan pembentukan disiplin ditentukan oleh keadaan
lingkungannya. Keadaan suatu lingkungan dalam hal ini adalah ada atau tidaknya
sarana-sarana yang diperlukan bagi kelancaran proses belajar mengajar ditempat
tersebut, dan menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan dimana mereka
berada. Yang termasuk sarana tersebut lain seperti gedung sekolah dengan segala
perlengkapannya, pendidik atau pengajar, serta sarana-sarana pendidikan lainnya,
dalam hal ini seperti juga lingkungan yang berada di pesantren seperti kamar
tidur, mushola dan juga kamar mandi.
c. Partisipasi dalam proses belajar mengajar
Partisipasi disiplin juga bisa berupa perilaku yang ditunjukkan seseorang
yang keterlibatannya pada proses belajar mengajar. Hal ini dapat berupa absen
dan datang dalam setiap kegiatan tepat pada waktunya, bertanya dan menjawab
pertanyaan guru, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan tepat waktu,
serta tidak membuat suasana gaduh dalam setiap kegiatan belajar.
d.Tujuan Diadakannya Disiplin
Kedisiplinan merupakan sebuah tindakan yang tidak menyimpang dari tata
tertib atau aturan yang berlaku untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan.
Dengan kata lain bahwa kedisiplinan sangat erat sekali hubungannya dengan
44
peraturan, kepatuhan dan pelanggaran.Timbulnya sikap kedisiplinan bukan
merupakan peristiwa yang terjadi seketika. Kedisiplinan pada seseorang tidak
dapat tumbuh tanpa intervensi dari pendidikan, dan itupun dilakukan secara
bertahap, sedikit demi sedikit. Kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua dan
orang-orang dewasa didalam lingkungan keluarga ini akan merupakan modal
besar bagi pembentukan sikap kedisiplinan dilingkungan sekolah. Jadi pada
lingkungan pesantren, kebiasaan yang ditanamkan oleh pengasuh pesantren
ataupun para pengurus sangatlah berarti
d). Jenis – Jenis Kedisiplinan
Menurut G.R Terry yang dikutip oleh Rahman mengatakan bahwa jenis
jenis untuk menciptakan sebuah kedisiplinan yang akan dapat timbul baik dari diri
sendiri maupun dari perintah, yang terjadi dari: a. Self Imposed Disipline yaitu
kedisiplinan yang timbul dari sendiri atas dasar kerelaan, kesadaran dan bukan
timbul atas paksaan. Kedisiplinan ini timbul karena seseorang merasa terpenuhi
kebutuhannya dan merasa telah menjadi bagian dari organisasi sehingga orang
akan tergugah hatinya untuk sadar dan secara sukarela memenuhi segala peraturan
yang berlaku. Command Dicipline yaitu kedisiplinan yang timbul karena
paksaan,perintah dan hukuman serta kekuasaan. Jadi kedisiplinan ini bukan
timbul karena perasaan ikhlas dan kesadaran akan tetap timbul karena adanya
paksaan/ ancaman dari orang lain. Setiap organisasi atau lembaga yang diinginkan
dalam meningkatkan kedisiplinan adalah lebih suka kedisiplinan yang memang
tumbuh dari dalam diri sendiri atas dasar kerelaan dan kesadaran tanpa ada
tuntutan atau paksaan dari luar. Untuk dapat menjaga agar kedisiplinan tetap
45
terpelihara, maka organisasi atau lembaga perlu melaksanakan pendisiplinan baik
dilakukan pendekatan melalui personal maupun interpersonal. Begitu pula
disebuah lembaga pesantren yang salah satunya berorgansasi untuk meningkatkan
kedisiplinan santri dalam ikut serta menjalankan kegiatan di pesantren seperti
rutinitas menjalankan sholat wajib secara berjamaah, rutinitas membiasakan diri
untuk selalu sholat malam, kebersihan dan lain sebagainya.
e). Fungsi Kedisiplinan
Berdisiplin akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara
belajar yang baik, juga merupakan bentuk proses kearah pembentukan yang baik,
yang akan menciptakan suatu pribadi yang luhur.
b. Pengertian Guru
Guru adalah prores utama pendidikan. Ia menjadi penentu kemajuan suatu
Negara dimasa depan. Guru adalah sosok yang rela mencurahkan sebagian besar
waktunya untuk mengajar dan mendidik siswa, sementara penghargaan dari sisi
material, misalnya, sangat jauh dari harapan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya,
profesinya) mengajar. Guru adalah jawara hebat di dunia ilmu dan pengetahuan,
cahaya yang menerangi kehidupan manusia, dan musuh serta membasmi
kebodohan.
Menurut Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ,
guru adalah pendidik professional dengan rugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
46
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
penegtahuan kepada anak didik disekolah. Guru adalah manusia unik yang
memiliki karakter sendiri-sendiri.
a. Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru
Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam
melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.
Menurut Muhibbin Syah ada sepuluh kompetensi dasar yang harus
dimiliki guru dalam upaya peningkatan keberhasilan belajar mengajar :
1) Menguasai bahan
2) Mengelola program belajar mengajar
3) Mengelola kelas
4) Menggunakan media atau sumber belajar
5) Menguasai landasan-landasan kependidikan
6) Mengelola interaksi belajar mengajar
7) Menilai prestasi peserta didik untuk pendidikan dan pengajaran
8) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan
penyuluhan
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil
pendidikan guna keperluan pengajaran.
47
Muhammad Ali mengemukakan tentang kompetensi yang harus dimiliki
oleh seseorang yang menduduki jabatan guru. Ada tiga kompetensi guru :
a) Kompetensi pribadi
b) Kompetensi mata pelajaran
c) Kompetensi professional.
Menurut Undang-Undang Ri No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu
Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi sosial,
Kompetensi Profesional.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelolah pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktulisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak
mulia.
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar.
Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing
48
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar
nasional pendidikan.
Dari beberapa penjelasan dapat di simpulkan bahwa guru adalah
kemampuan yang ditunjukkan guru dalam melaksanakan tugas atau
pekerjaannya.
b. Kedudukan dan Tanggung Jawab Pendidik/Guru dalam Agama Islam
Pendidik dalam ajaran agama Islam kedudukannya sangat dihargai. Jadi,
di dalam Islam kedudukan guru adalah amat tinggi. Guru merupakan pembimbing
dan penasehat umat. Jika tidak ada guru, maka manusia akan menjadi hewan
lantaran tidak ada pengajaran dan bimbingan.siap yang memuliakan guru berarti
ia secara tidak langsung telah memuliakan Rasul, siapa yang memuliakan Rasui
berarti memuliakan Allah, dan siapa yang memuliakan Allah syurgalah tempat
kediamannya.sebaliknya jika seseorang mendurhakai guru berarti ia mendurhakai
Rasul. Barang siapa mendurhakai Rasul berarti ia memurkai Allah. siapa yang
memurkai allah maka merakalah tempatnya. oleh karena itu peserta didik mestilah
memelihara adab yang baik bersama guru.
Adap yang baik tersebut antara lain:
1) Memberi salam dan senantiasa hormat teahadap guru
2) Duduk dengan sopan dan senantiasa dalam keadaan tenang
3) Jika ingin bertanya minta izin terlebih dahulu
4) Cari waktu yang tepat untuk bertanya
5) Jangan menyinggung perasaan guru
6) Memberi bantuan kepada guru apa yang dapat di bantu
7) Lakukan apa yang paling di senangi oleh guru selama itu baik dan
benar
8) Berkata dengan baik dengan guru,dengan menggunakan bahasa
yang baik dan sopan
9) Tidak meniggikan suara ketika berbicara dengan guru.
49
c. Ciri- ciri guru yang baik
Adapun ciri-ciri guru yang baik adalah :
a.Memiliki kesadaran akan tujuan
b.Memiliki harapan keberhasilan bag semua siswa
c.Mentolerir ambiguitas
d.Menunjukkan kemauan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi
kebutuhan siswa
e.Merasa tidak nyaman jika kurang mengetahui
f Mencerminkankomitmen pada pekerjaan mereka
g.Belajar dari berbagai model.
Sesungguhnya guru adalah makhluk biasa. Guru sejati bukanlah
makhluknyang berbeda dengan siswa siswanya.ia harus dapat berprestasi di dalam
semua kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dan yang dapat
mengembangkan rasa persahabatan secara pribadi dengan peserta didiknya dan
tidak perlu merasa kehilangan kehormatan karenanya.rasa takut dan was was
dalam keadaan tertentu adalah hal biasa.
B. Kerangka Pikir
Pada dasarnya kedisiplinan bagi guru di sekolah sangatlah penting, dengan
kedisiplinan dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas pekerjaan. Jika
pendidik atau tenaga kependidikan yang ada di lembaga pendidikanya tidak
disiplin, maka akan menghambat proses pendidikan, perkembangan peserta didik
dan menghambat proses dalam tujuan pendidikan. Secara garis besarnya kualitas
atau mutu dari lembaga pendidikan tergantung dari semua elemen yang ada di
sekolah tersebut. Jika semua elemen terutama guru berkinerja baik maka kualitas
sekolah juga akan baik tapi jika kinerja guru tidak baik maka kualitas sekolah
tersebut juga akan menurun, dan hal yang paling mendasar dari kinerja baik yaitu
dengan menerapkan kedisiplinan di lingkungan sekolah . Maka berangkat dari hal
tersebut sikap kedisiplinan dalam organisasi pendidikan harus diterapkan, karena
50
dengan berperilaku disiplin, secara otomatis hal yang berkaitan dengan peraturan,
tata tertib, norma-norma dan ketentuan-ketentuan yang ada disekolah akan di taati
atau dijalankan.
Kedisiplinan bagi guru di sekolah memegang peranan yang sangat penting
yang bertujuan untuk membimbing, membina dan mengarahkan sekolahnya
ketingkat yang lebih tinggi dan sempurna.
Disinilah peran dari seorang kepala sekolah sangat dibutuhkan, seorang
kepala sekolah harus mampu memberi contoh, membimbing, mengarahkan dan
mengambil keputusan atas pelanggaran yang dilakukan bawahanya. Dengan
kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan profesional, maka akan terbentuklah
karakter guru yang baik dalam kinerjanya, tetapi sebaliknya jika kepemimpinan
kepala sekolah itu buruk maka akan buruk pula kinerja guru yang dibawahinya.
Karena baik buruknya suatu kelompok dalam organisasi itu tergantung siapa yang
menjadi pemimpin didalamnya.
Kepala sekolah merupakan penentu dari kebijakan-kebijakan yang ada
disekolah. Kepala sekolah harus menjadi motivator, profokator dan promotor bagi
para guru. Dengan demikian diharapkan dengan kepemimpinan kepala sekolah
yang bertanggung jawab, memiliki konsep, mampu memotivasi guru dan juga
pegawai lainya dan mampu memahami keadaan sosial yang ada dilembaga
sekolah, akan mampu meningkatkan kinerja guru yang kurang disiplin dan
mendisiplinkan guru yang tidak disiplin secara tidak langsung juga akan
meningkatkan kualitas dan mutu di lembaga pendidikan yang dipimpinanya.
51
Oleh sebab itu, kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri Kutulu Kec.
Bajeng. Kab. Gowa. diharapkan mampu melaksanakan tugas profesionalnya
dengan baik sehingga kedisiplinan para guru dan tenaga kependidikan dapat
diitngkatkan. Sehingga tidak ada lagi guru yang berkerja tidak tepat waktu, tidak
sesuai bidangnya, siswa yang tidak mentaati peraturan atau segala hal terkait
tindak kedisiplinan disekolah.
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian pustaka diatas, penelitian yang
berjudul “Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Guru di SD Negeri Kutulu Kec. Bajeng. Kab. Gowa.” dapat peneliti
gambarkan alur penelitian dengan skema sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Kompetensi Manajerial
Kepala Sekolah
Kompetensi
Manajerial
Perencanaan Pelaksanaan Mengelola
Kedisiplinan
Guru
Mengembangkan
Organisasi
Sarana dan
Prasarana
Evaluasi
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atau penelitian
lapangan. Metode kualitatif pada dasarnya mengamati orang dalam lingkungan
berinteraksi satu sama lain dan memahami bahasa serta tafsiran mereka tentang
dunia dan sekitarnya. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen
mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti sangat penting
kedudukannya. penelitian kualitatif menurut Moleong adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek
peneliti misalnya, perilaku, persepsi, motivasi atau tindakan. Metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat fosfositivisme,
di gunakan untuk meneliti pada kondisi obyak yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah eksperimen). Dengan dasar tersebut, pengguanaan metode penelitian
kualitatif di harapkan mudah di pahami, peneliti lebih mudah mendapatkan hasil
penelitian karena di dapatkan dari sumber-sumbernya langsung yang
bersangkutan serta peneliti terjung langsung untuk mengambil data.
Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa penelitian deskriptif tidak di
maksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa
adanya tentang suatu variaber.
53
B. Lokasi dan obyek penelitian
Lokasi penelitian di lakukan di SD Negeri Kutulu Kec. Bajeng, Kab.
Gowa. dan yang menjadi obyek penelitian yaitu Kepala Sekolah : 1 orang, Guru :
10 orang dan Peserta didik : 5 orang.
C. Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah
2. Meningkatkan Kedisiplinan Guru
D. Deskripsi Fokus Penelitian
Untuk memudahkan pemahaman pembaca terhadap proposal ini, maka akan
diuraikan definisi operasional variabelnya.
1. Kompetensi manajerial kepala sekolah adalah kemampuan kepala sekolah
dalam mengorganisasi dan mengembangkan sumber daya sekolah untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efisien.
2. Meningkatkan kedisiplinan guru adalah sebuah peraturan yang telah dibuat
oleh sekolah, yang harus dipatuhi oleh seorang guru dalam mengajar agar
proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Adapun yang termasuk dari
kedisiplinan guru adalah datang tepat waktu, bertanggung jawab dengan
tugas yang diberikan, tegas dalam bersikap dan konsisten dengan
ucapannya.
54
E. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Sumber data primer yaitu data yang di peroleh peneliti secara langsung dari
subyek penelitian melalui wawancara dan pengamatan. Yang menjadi sumber data
primer dalam penilitian ini adalah:
a. Key Informan (informan kunci) yaitu kepala sekolah SD Negeri Kutulu Kec.
Bajeng, Kab. Gowa.
b. Informan yaitu guru dan peserta didik SD Negeri Kutulu Kec. Bajeng, Kab.
Gowa.
2. Sumber data sekunder, sumber data ini di peroleh dari arsip dan dokumen
resmi, buku-buku, artikel, atau majalah-majalah yang berhubungan dengan
Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dan Meningkatkan kedisiplinan guru di
SD Negeri Kutulu Kec. Bajeng, Kab. Gowa.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus “
divalidasi “ seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian selanjutnya
terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi
terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap
bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik
secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi adalah peneliti
sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode
55
kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang teliti, serta
kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
Menurut Sugiono pengumpulan data dapat di lakukan dengan berbagai
setting dan sumber berkenaan dengan ketetapan cara-cara yang di gunakan untuk
mengumpulkan data, yang dapat di paparkan sebagai berikut:
1. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena atau gejala-gejala pada obyek penelitian.
2. Percakapan/Wawancara guru, yaitu pengumpulan informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan
pula.
3. Dokumentasi, adalah pengumpulan data melalui dokumen-dokumen
berbentuk dalam tulisan, dokumentasi yang ditampilkan adalah internal data,
data yang tersedia pada tempat diadakan penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan bahwa analisis data adalah proses mencari dan dan
menyusun secara sistematis data yang di yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan
dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
56
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dan
memilih mana yang penting serta mana yang perlu dipelajari serta membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang digunakan peneliti
sebagaimana yang dikemukakan Miles dan Hubberman yaitu pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan.
Langkah-langkah tersebut sebagi berikut.
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan penyerderhanaan yang dilakukan melalui seleksi,
pemfokusan dan keabsahan data mentah menjadi informasi yang bermakna,
sehingga memudahkan penarikan kesimpulan.
b. Penyajian Data
Penyajian data yang sering digunakan pada data kualitatif adalah bentuk
naratif. Penyajian-penyajian data berupa sekumpulan informasi yang tersusun
secara sistematis dan mudah dipahami.
c.Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam analisis data yang
dilakukan melihat hasil reduksi data tetap mengacu pada rumusan masalah secara
tujuan yang hendak dicapai. Data yang telah disusun dibandingkan antara satu
dengan yang lain untuk ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan
yang ada.
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Profil Sekolah SD Negeri Kutulu Kec. Bajeng Kab. Gowa
1). Nama sekolah : SD Negeri Kutulu
2). Nomor statistik sekolah (NSS) : 1011 9030 2003
3). Nomor pokok sekolah Nasional (NPSN) : 4030 0937
4). Status sekolah : Negeri
5). Tahun berdiri : 1959
6). Tahun perubahan : 2008 dan 2018
7). Tanggal SK pendirian : -
8). Alamat : Kutulu Jl. Nuhung dg Bani
9). Desa/kelurahan : Mataallo
10). Kecamatan : Bajeng
11). Kabupaten : Gowa
12). Provinsi : Sulawesi-Selatan
13). Otonomi Daerah : Kabupaten Gowa
14). Kode Pos : 92152
15). E-mail : -
16). Daerah : Pedesaan
17). Telepon/hp : 0853 9968 0844
18). Kelompok sekolah : -
19). Akreditasi : B
20). Kegiatan belajar mengajar : Pagi
21). Jumlah rombongan belajar/kelas : 6 Rombel
22). Luas tanah : 1.988 M2
23). Luas bangunan : -
24). Status tanah : Milik Pemerintah daerah
25). Jarak ke pusat kecamatan : ± 1 KM
26). Jarak ke pusat otoda : ± 12 KM
27). Terletak pada lintasan : Desa
28). Jumlah keanggotaan rayon : -
29). Organisasi penyelenggara : Pemerintah
30). Perjalanan perubahan sekolah : -
58
2. Visi dan Misi Sekolah SD Negeri Kutulu Kec. Bajeng, Kab. Gowa
Visi
Unggul Dalam Prestasi, yang Berlandaskan Imtaq dan Berorentasi pada Budaya dan
Bangsa
Misi
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang efektif, efisien dan berkesinambungan
Menumbukan semangat Agama yang di anut terhadap budaya bangsa,
Mendorong siswa mengenali dan menjaga kelestarian lingkungan sehingga tercipta “8
K”
59
3. Struktur Organisasi Sekolah SD Negeri Kutulu Kec. Bajeng, Kab. Gowa
Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Sekolah SD Kutulu
KEPALA SEKOLAH
JUMA ALI, S. PD.
UNIT PERPUSTAKAAN
CANDA YOGYA LARASARI, S. PD
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL/GURU
KOMITE SEKOLAH
TATA USAHA SRI WAHYUNI, S. PD
GURU KELAS II
HJ. SITTI AISYAH, S.Pd GURU KELAS I
HJ. HUSNIAH, A.Ma. Pd
GURU KELAS III
HJ. SALMAH, S. PD
GURU KELAS IV
SATTARIAH, S. PD.
GURU KELAS V
SRI WAHYUNI, R
GURU KELAS VI
NURHIKMAH
GURU AGAMA
SURIATI, S.PD.I
GURU BAHASA INGGRIS
GURU BAHASA DAERAH GURU PENJASKES
ABD. KAHAR., S.PD
SBK
WANTI DEWIYANTI,S.PD. GURU MULOK
BUJANG SEKOLAH
ANSARULLAH
SATPOL
RUSDI
60
4. Data Keadaan Murid menurut Kelas dan Jenis Kelamin
SD Negeri Kutulu
Tabel.2.1 DATA KEADAAN MURID
N
O
KELAS MURID BARU JUMLAH SISWA
L P JML L P JML
1. I 14 7 21 6 9 15
2. II 7 11 18 14 6 20
3. III 14 10 24 7 11 18
4. IV 10 13 23 14 10 24
5. V 8 6 14 10 13 23
6. VI 15 9 24 8 6 14
JUMLAH
KESELURUHAN
68
56
124
59
55
114
61
B. Hasil Peneletian
1.Peranan Kompetensi manajerial kepala sekolah dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Guru
Kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan guru
menyiapkan perangkat pembelajaran, upaya yang dilakukan kepala sekolah SD
Negeri Kutulu Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ,secara umum dengan
memberikan pembinaan dan pengarahan kepada seluruh guru di saat rapat awal
tahun , mengenai betapa pentingnya tertib administrasi, sebagai kepala sekolah
dituntut harus memiliki kemampuan dalam mengelola administrasi sekolah
seperti mengelola administrasi kurikulum yang diwujudkan dengan penyusunan
kelengkapan administrasi pembelajaran, administrasi keuangan, administrasi
kesiswaan dan administrasi sarana prasarana. Kepala sekolah memberi
pengarahan dan pembinaan kepada dewan guru betapa pentingnya administrasi
pembelajaran terutama dalam menyusun Perangkat pembelajaran yang meliputi
program tahunan, semester, dan alokasi waktu, pelaksanaan dan evaluasi.
menunjukkan Kepala berupaya membina, mengarahkan guru dengan membuat
jadwal supervisi; baik itu supervisi kelas pada waktu mengajar maupun secara
perorangan dengan memanggil guru keruangan kepala sekolah diberikan
nasehat,masukan dan saran untuk dapat meningkatkan kompetensinya sebagai
seorang guru dalam tanda kutip ”yang bisa di gugu dan di tiru” dimasyarakat;
Perangkat pembelajaran merupakan sarana dan pedoman bagi seorang guru untuk
menyampaikan materi pelajaran di kelas; dan dalam perangkat pembelajaran
terdiri dari silabus, program tahunan,program semester,RPP, soal-soal evaluasi
62
dan bahan pembelajaran lainnya termasuk media pembelajaran. Pengelolaan
Administrasi sangat pentinguntuk menentukan keberhasilan suatu
organisasi,dengan administrasi yang baik dapatdijadikan indikator keberhasilan
seorang kepala sekolah, pengelolaan administrasi baik administrasi kepegawaian,
administrasi keuangan, administrasi sarana prasarana serta administrasi kegiatan
belajar mengajar, kepala sekolah harus mampu mengarahkan dan mengerak
sehinga para guru dan staf pegawai dapat meningkatkan kedisiplinan administrasi
yang lebih baik khususnya perangkat pembelajaran ; di jelaskan oleh pengawas
dan kepala sekolah merupakan pedoman bagi guru untuk mengajar ,kalu tidak
punya pedoman maka pekejanya tidak sesuai prosedur yang sebenarnya sehinga
prosesnya tidak ter-arah dan hasilnya tidak maksimal, tidak sesuai harapan.
Kompetensi manajerial kepala sekolah memiliki peran besar dalam
mengelolah sekolah, termasuk mendisiplinkan guru dan siswa. Kecakapan
kepala sekolah dalam memenej masyarakat sekolah akan mempengaruhi
dalamnya organisasi sekolah yang dinamis, rapi, disiplin dan bersemangat.
Pendapat dari salah satu guru yaitu ibu NH mengatakan bahwa mengenai
peranan kompetensi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan
kedisiplinan guru sudah berjalan dengan efektif ? jawabnya, ya, sudah berjalan
dengan efektif.
2.Bentuk-bentuk kompotensi manajerial Kepala Sekolah dalam
menigkatkan kedisiplinan guru di sekolah SD Negeri Kutulu.
Kedisiplinan pada siswa merupakan aspek utama dan esensial pada
pendidikan dalam keluarga yang di embang oleh orang tua, karena mereka
63
bertanggung jawab secara kodrati dalam meletakkan dasar-dasarnya pada anak.
Oleh karena itu, kedisiplian guru mencakup :
a. Kedisiplinan di rumah dan lingkungan masyarakat, seperti ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, melakukan kegiatan-kegiatan secara teratur,
melakukan tugas-tugas pekerjaan rumah tangga (membantu orang tua),
menyiapkan dan membenahi keperluan belajarnya, mematuhi tata tertib di
rumah, dan mempunyai kepedulian terhadap lingkungan,
b. Kedisiplinan dilingkungan sekolah dimana anak sedang melakukan kegiatan
belajarnya.
Menurut SW bahwa bentuk-bentuk kedisiplinan guru yaitu :
a. Menyusun perencanaan sekolah utamanya yang berhubungan dengan tata
tertib
b. Mengadakan rapat bulanan untuk membahas kedisiplinan guru.
Sedangkan menurut siswa QA dan FF mengatakan salah satu bentuk-
bentuk kedisiplinan guru adalah : memberikan pelajaran tepat waktu.
Sama halnya pendapat dari NU yang mengatakan bahwa bentuk-bentuk
kedisiplinan guru adalah datang tepat waktu.
Bentuk-bentuk kedisiplinan guru menurut NI yaitu :a. Kepatuhan, b.
ketaatan, c. menghargai dan menghormati.
Pendapat lain dari siswa AM mengatakan bahwa bentuk-bentuk kedisiplinan
guru yaitu :a. selalu disiplin dalam waktu pembelajaran, b. tidak boleh memukul
siswa, c. memperkecil kesempatan guru untuk ijin meninggalkan kelas, d.
mewajibkan guru untuk mengisi agenda kelas dan mengisi buku absen yang
diedarkan oleh petugas piket.
Dari beberapa pendapat diatas dapat di pahami bahwa bentuk-bentuk
kedisiplinan guru adalah guru harus disiplin datang tepat waktu, mengisi absen
dan juga selalu ikut rapat bulanan yang membahas tentang kedisiplinan guru.
64
3. Faktor yang menghambat kompetensi manajerial kepala sekolah dalam
meningkatkan kedisiplinan guru di SD Negeri Kutulu Kec. Bajeng, Kab.
Gowa.
Faktor penghambat (kelemahan dan tantangan)
Faktor penghambat (kelemahan dan tantangan )kepala sekolah paradigma
baru manajemen pendidikan mencakup : a. sistem politik yang kurang stabil, b.
rendahnya sikap mental, c. wawasan kepala sekolah yang masih sempit, d.
pengangkatan kepala sekolah yang belum transparan, e. kurang sarana dan
prasarana, f. lulusan kurang mampu bersaing, g. rendahnya kepercayaan
masyarakat, h. belum tumbuhnya budaya mutu.
Menurut pendapat bapak AK mengatakan bahwa ada beberapa faktor
penghambat diantaranya:
a. Kurang sadarnya warga sekolah dalam melaksanakan kewajiban masing-
masing.
b. Adanya hubungan yang kurang harmonis.
c. Kondisi alam seperti hujan
d. Adanya pandemic seperti Covid-19.
Pendapat lain dari siswa adalah menurut QA dan FFmengatakan bahwa
adanya faktor penghambat karna rumah guru jauh dari sekolah.
Jadi dapat dipahami bahwa faktor penghambat terjadi karna rumah guru jauh
ditambah dengan sekarang adanya pandemic atau covid-19 dan juga cuaca kurang
mendukung.
Upaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin guru
mengevaluasi hasil belajar dengan memberikan pengertian terlebih dahulu
kepada seluruh guru betapa pentingnya evaluasi, evaluasi proses pembelajaran
yang harus dilakukan oleh guru untuk menentukan kualitas pembelajaran. Dalam
peneltian evaluasi yang dilakukan guru pembelajaran telah berjalan secara
65
efektif, walau ada guru membuat soal secara bersama tetapi kenyataan yang ada
hanya guru yang memberikan materi yang membuat soal, unsur kedua yang tidak
terpenuhi, pada saat pelaksanaan evaluasi hanya tim pembuat soal yang
mengawasi jalannya evaluasi, kondisi yang seharusnya terjadi adalah seluruh tim
ikut mengawasi jalannya evalusi agar hasil yang diharapkan maksimal. dengan
nilai yang bagus,akan memudahkan siswa masuk ke jenjang yang lebih tinggi
dan akan memajukan sekolah itulah kenapa evaluasi belajar sangat perlu.
Upaya peningkatan profesionalisme kepala sekolah merupakan proses
keseluruhan dan organisasi sekolah serta harus dilakukan secara
berkesinambungan karena perubahan yang terjadi selalu dinamis serta tidak
biasa diprediksi sehingga kepala sekolah maupun tenaga kependidikan harus
selalu siap dihadapkan pada kondisi perubahan.
(b). upaya meningkatkan kedisiplinan guru melaksanakan tugas tambahan
Dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan profesionalisme kepala
sekolah harus ada pihak yang berperan dalam peningkatan mutu tersebut, dan
yang berperan dalam peniingkatan profesionalisme kepala sekolah adalah
pengawas sekolah yang juga merupakan pemimpin pendidikan yang bersama-
sama kepala sekolah memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan sekolah.
Upaya peningkatan keprofesionalan kepala sekolah tidak akan terwujud begitu
saja tanpa adanya motivasi semangat mengabdi yang akan melahirkan visi
kelembagaan maupun kemampuan konsepsional yang jelas.
Menurut MI Upaya yang dilakukan dalam mendisiplinkan guru adalah :
a. Mensosialisasikan regulasi yang mengatur tentang kewajiban guru seperti
jumlah jam dan tatap muka dll.
66
b. Memberikan penjelasan dan bimbingan kepada guru agar memiliki
kesadaran dalam menjalankan tugasnya.
c. Menfasilitasi kebutuhan guru berupa alat dan sarana belajar yang
dibutuhkan sehingga guru bersemangat.
d. Menciptakan kondisi yang kondusif
e. Memberikan tanggung jawab tambahan yang disertai dengan
keseimbangan penghasilan.
f. Memberikan contoh yang baik, dalam hal ini kepala sekolah lebih cepat
datang.
Sedangkan pendapat lain dari ST Mengatakan bahwa upaya yang
dilakukan untuk mencapai kedisiplinan guru yaitu :
a. Memberikan contoh atau teladan dimana kepala sekolah sudah ada di
sekolah sebelum pukul 07.00 pagi dan pulang paling cepat jam 13.30
siang.
b. Membuat papan bicara yang berisi mengenai tata tertib sekolah.
Jadi upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan guru adalah
menfasilitasi guru dan memberikan contoh teladan dengan cara kepala sekolah
terlebih dahulu yang datang tepat waktu.
Menunjukkan untuk melaksanakan tugas, kepala sekolah harus mengangkat
beberapa guru untuk membantu saya melaksanakan tugas tambahan, seperti wakil
kepala sekolah yang terdiri dari 4 wakil, yaitu wakil bidang kurikulum, wakil bidang
kesiswaan ,wakil bidang humas,dan wakil bidang sarana prasarana; juga mengangkat
wali kelas dan guru piket serta tidak kalah pentingya bendahara sekolah; .waktunya
biasanya saya lakukan pada awal tahun pelajaran baru dan di informasikan pada
waktu rapat kemudian di SK kan, masing – masing guru mendapat sk tersebut;
sekaligus saya memberikan arahan agar masing- guru yang mendapat tugas tambahan
membuat program kerja sesuai dengan bidang masing masing dan untuk
melaksanakannya.
Pertama, kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kedisplinan
guru menyiapkan perangkat pembelajaran telak dilakukan dengan baik, mengadakan
67
pembinaan, pada setiap rapat selalu mengingatkan kepada guru agar selalu
mempersiapkan perangkat pembelajaran; betapa pentingnya admistrasi guru dan
melalui MGMP ,dilakukan penyusunan pelaksanaan pembelajaran, baik secara
sendiri maupun tim; kemudian diberikan limit waktu untuk menyelesaikan dan
mengumpulkan. Kepala sekolah menyediakan sarana,prasara yang dipelukan dalam
pelaksanaan pembelajaran,seperti media pembelajaran, Laptop, LCD/ proyetor
lengkap dan lainya.
Kedua, kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kedisplinan guru
mengajar sesuai dengan Jadwal mata pelajaran .salah satu tindakan yang dilakukan,
melalui wakil kurikulum membuat jadwal mata pelajaran agar kegiatan belajar
mengajar berjalan dengan lancar agar tidak terjadi tumburan antara guru satu dengan
guru lainya dan melakukan kunjungan kelas , absensi , mengawasi proses belajar
mengajar yang sedang berlangsung. Dan di evaluasi dengan cara mengadakan
supervise ke kelas- kelas baik dilakukanya sendiri maupun diwakilkan kepada guru
senior dan para wakil kepala sekolah. Sehingga memberikankesadaran kepada guru
yang akhirnya disiplin dalam menjalankan tugasnya. Kepemimpinan kepala sekolah
meningkatkan kedisplinan guru mengajar sesuai dengan RPP ,dengan melakukan
program supervisi pada setiap guru, sehinga memotivasi guru untuk melaksakan
tangung jawabnya sebagai pendidik , dengan tujuan agar dapat tercapainya tujuan
pembelajaran; kepala sekolah memberikan fasilitas dan sarana-sarana untuk
mempelancar proses belajar mengajar sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai
dengan waktu dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum. Terlihat pengelolaan
pembelajaran di sekolah dasar negeri Kutulu berjalan secara efektif.
68
Ketiga, kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kedisplinan guru
mengevaluasi hasil belajar tindakan kepala sekolah melalui rapat membentuk
kepanitian Ulangan tengah semester; semester untuk melakukan evaluasi hasil
belajar dan sebelumnya guru sesuai dengan RPP mengadakan ulangan harian,atau
melakukan penilain, untuk mengukur keberhasilan guru mengajar, dan umumnya
dapat mengetahui kualitas lulusan .
Keempat, kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kedisplinan
guru bagi yang mendapat tugas tambahan baik wakil kepala sekolah,kepala laboran
,kepala perpustakaan, wali kelas dan guru piket. Kepala sekolah mengintruksikan
kepada guru yang mendapat tugas tambahan untuk membuat program
kerja,selanjutnya program kerja tersebut untuk dilaksanakan dan di administrasikan
serta diminta laporan hasil pelaksanaan setiap kegiatan program tersebut. Kepala
sekolah dalam pelaksanan masing-masing program tugas tambahan memfalitasi
semua perlengkapan, sarana dan biaya demi keberhasilan tugas masing-masing
sehingga dapat memajukan SD Negeri Kutulu, Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa,
serta secara keseluruhan memberikan balas jasa berupah honor sesuai dengan tugas
tambahan yang diberikan.
(c). strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan guru
mengajar sesuai dengan jadwal mata pelajaran dan rpp
Kepemimpinan kepala sekolah SD Negeri Kutulu Kecamatan Bajeng,
Kabupaten Gowa dalam meningkatkan kedisiplinan guru mengajar sesuai dengan
Jadwal mata pelajaran dan RPP .mengunakan bebagai strategi diantaranya
melalui pembinan, ketauladanan,waskat,balas jasa baik reward dan panismen.
69
Dan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi untuk meningkatkan
kedisiplinan guru, bebarapa hal yang harus dilakukan kepala sekolah antara lain:
kunjungan ke kelas, memantau kegiatan ekstrakuliluler, memeriksa administrasi
KBM, dan lain-lain. kunjungan ke kelas dilakukan dengan cara dilakukan dengan
cara membertahukan terlebih dahulu dan kadang-kadang juga harus tanpa
memberi tahu terlebih dahulu kepada guru yang bersangkutan sesuai dengan
kebutuhan guru yang bersangkutan sesuai kebutuhan dan maksud kunjunga kelas.
kemudian berdasarkan hasil kunjungan kelas tersebut, kepala sekolah beserta
guru-guru mendiskusikan berbagai permasalahan yang ditemukan untuk mencari
jalan keluar yang terbaik. Dengan demikian guru dapat menyusun program secara
baik. Dari Hasil penelitian ini kepala sekolah juga menggunakan langkah-langkah
yang tepat dalam meningkatkan kedisiplinan Guru, sebab dengan langkah-
langkah yang jelas dapat mempermudah kepala sekolah dalam meningkatkan
kedisiplinan guru, artinya dimulai dari mana, apa yang perlu diselesaikan terlebih
dahulu dan bagaimana mekanisme yang tepat dalam meningkatkan kedisiplinan
guru.
C. Pembahasan
Peranan kompetensi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan
kedisiplinan guru yang peneliti dapatkan dari penelitian ini antara lain
Kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan guru
menyiapkan perangkat pembelajaran, upaya yang dilakukan kepala sekolah SD
Negeri Kutulu Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ,secara umum dengan
memberikan pembinaan dan pengarahan kepada seluruh guru di saat rapat awal
70
tahun , mengenai betapa pentingnya tertib administrasi, sebagai kepala sekolah
dituntut harus memiliki kemampuan dalam mengelola administrasi sekolah
seperti mengelola administrasi kurikulum yang diwujudkan dengan penyusunan
kelengkapan administrasi pembelajaran, administrasi keuangan, administrasi
kesiswaan dan administrasi sarana prasarana. Kepala sekolah memberi
pengarahan dan pembinaan kepada dewan guru betapa pentingnya administrasi
pembelajaran terutama dalam menyusun Perangkat pembelajaran yang meliputi
program tahunan, semester, dan alokasi waktu, pelaksanaan dan evaluasi.
menunjukkan Kepala berupaya membina, mengarahkan guru dengan membuat
jadwal supervisi; baik itu supervisi kelas pada waktu mengajar maupun secara
perorangan dengan memanggil guru keruangan kepala sekolah diberikan
nasehat,masukan dan saran untuk dapat meningkatkan kompetensinya sebagai
seorang guru dalam tanda kutip ”yang bisa di gugu dan di tiru” dimasyarakat;
Perangkat pembelajaran merupakan sarana dan pedoman bagi seorang guru untuk
menyampaikan materi pelajaran di kelas; dan dalam perangkat pembelajaran
terdiri dari silabus, program tahunan,program semester,RPP, soal-soal evaluasi
dan bahan pembelajaran lainnya termasuk media pembelajaran. Pendapat dari
salah satu guru yaitu ibu NH mengatakan bahwa mengenai peranan kompetensi
manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan guru sudah berjalan
dengan efektif ? jawabnya, ya, sudah berjalan dengan efektif.
Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan guru mengajar
sesuai dengan jadwal mata pelajaran dan RPP. Kepemimpinan kepala sekolah SD
Negeri Kutulu Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa dalam meningkatkan
71
kedisiplinan guru mengajar sesuai dengan Jadwal mata pelajaran dan RPP
.mengunakan bebagai strategi diantaranya melalui pembinan,
ketauladanan,waskat,balas jasa baik reward dan panismen. Dan kepala sekolah
dalam melaksanakan supervisi untuk meningkatkan kedisiplinan guru, bebarapa
hal yang harus dilakukan kepala sekolah antara lain: kunjungan ke kelas,
memantau kegiatan ekstrakuliluler, memeriksa administrasi KBM, dan lain-lain.
kunjungan ke kelas dilakukan dengan cara dilakukan dengan cara
membertahukan terlebih dahulu dan kadang-kadang juga harus tanpa memberi
tahu terlebih dahulu kepada guru yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan
guru yang bersangkutan sesuai kebutuhan dan maksud kunjungan kelas.
kemudian berdasarkan hasil kunjungan kelas tersebut, kepala sekolah beserta
guru-guru mendiskusikan berbagai permasalahan yang ditemukan untuk mencari
jalan keluar yang terbaik. Dengan demikian guru dapat menyusun program secara
baik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepala sekolah juga
menggunakan langkah-langkah yang tepat dalam meningkatkan kedisiplinan
guru, sebab dengan langkah-langkah yang jelas dapat mempermudah kepala
sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan guru, artinya dimulai dari mana, apa
yang perlu diselesaikan terlebih dahulu dan bagaimana mekanisme yang tepat
dalam meningkatkan kedisiplinan guru.
Upaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan
guru dalam mengevaluasi hasil belajar. Upaya kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan disiplin guru mengevaluasi hasil belajar dengan
72
memberikan pengertian terlebih dahulu kepada seluruh guru betapa pentingnya
evaluasi, evaluasi proses pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru untuk
menentukan kualitas pembelajaran. Dalam peneltian evaluasi yang dilakukan
guru pembelajaran telah berjalan secara efektif, walau ada guru membuat soal
secara bersama tetapi kenyataan yang ada hanya guru yang memberikan materi
yang membuat soal, unsur kedua yang tidak terpenuhi, pada saat pelaksanaan
evaluasi hanya tim pembuat soal yang mengawasi jalannya evaluasi, kondisi
yang seharusnya terjadi adalah seluruh tim ikut mengawasi jalannya evalusi agar
hasil yang diharapkan maksimal. dengan nilai yang bagus,akan memudahkan
siswa masuk ke jenjang yang lebih tinggi dan akan memajukan sekolah itulah
kenapa evaluasi belajar sangat perlu.
Upaya meningkatkan kedisiplinan guru melaksanakan tugas tambahan.
Dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan profesionalisme kepala sekolah
harus ada pihak yang berperan dalam peningkatan mutu tersebut, dan yang
berperan dalam peniingkatan profesionalisme kepala sekolah adalah pengawas
sekolah yang juga merupakan pemimpin pendidikan yang bersama-sama kepala
sekolah memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan sekolah. Upaya
peningkatan keprofesionalan kepala sekolah tidak akan terwujud begitu saja
tanpa adanya motivasi semangat mengabdi yang akan melahirkan visi
kelembagaan maupun kemampuan konsepsional yang jelas.
Berdasarkan hasil penelitian dari hasil wawancara dengan MI upaya yang
dilakukan dalam mendisiplinkan guru adalah :
(c.) Mensosialisasikan regulasi yang mengatur tentang kewajiban guru seperti
jumlah jam dan tatap muka dll.
73
(d.) Memberikan penjelasan dan bimbingan kepada guru agar memiliki
kesadaran dalam menjalankan tugasnya.
(e.) Menfasilitasi kebutuhan guru berupa alat dan sarana belajar yang
dibutuhkan sehingga guru bersemangat.
(f.) Menciptakan kondisi yang kondusif
(g.) Memberikan tanggung jawab tambahan yang disertai dengan
keseimbangan penghasilan.
(h.) Memberikan contoh yang baik, dalam hal ini kepala sekolah lebih cepat
datang.
Sedangkan pendapat lain dari ST Mengatakan bahwa upaya yang
dilakukan untuk mencapai kedisiplinan guru yaitu :
c. Memberikan contoh atau teladan dimana kepala sekolah sudah ada di
sekolah sebelum pukul 07.00 pagi dan pulang paling cepat jam 13.30
siang.
d. Membuat papan bicara yang berisi mengenai tata tertib sekolah.
Jadi upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan guru adalah
menfasilitasi guru dan memberikan contoh teladan dengan cara kepala sekolah
terlebih dahulu yang datang tepat waktu.
Bentuk-bentuk kompotensi manajerial Kepala Sekolah dalam
menigkatkan kedisiplinan guru di sekolah SD Negeri Kutulu. Kedisiplinan pada
siswa merupakan aspek utama dan esenssial pada pendidikan dalam keluarga
yang di embang oleh orang tua, karena mereka bertanggung jawab secara kodrati
dalam meletakkan dasar-dasarnya pada anak. Oleh karena itu, kedisiplian guru
mencakup :
c. Kedisiplinan di rumah dan lingkungan masyarakat, seperti ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, melakukan kegiatan-kegiatan secara teratur,
melakukan tugas-tugas pekerjaan rumah tangga (membantu orang tua),
menyiapkan dan membenahi keperluan belajarnya, mematuhi tata tertib di
rumah, dan mempunyai kepedulian terhadap lingkungan,
74
d. Kedisiplinan dilingkungan sekolah dimana anak sedang melakukan kegiatan
belajarnya.
Menurut SW bahwa bentuk-bentuk kedisiplinan guru yaitu : menyusun
perencanaan sekolah utamanya yang berhubungan dengan tata tertib dan
mengadakan rapat bulanan untuk membahas kedisiplinan guru. Sedangkan
menurut siswa QA dan FF mengatakan salah satu bentuk-bentuk kedisiplinan
guru adalah : memberikan pelajaran tepat waktu. Sama halnya pendapat dari NU
yang mengatakan bahwa bentuk-bentuk kedisiplinan guru adalah datang tepat
waktu. Bentuk-bentuk kedisiplinan guru menurut NI yaitu :a. Kepatuhan, b.
ketaatan, c. menghargai dan menghormati. Pendapat lain dari siswa AM
mengatakan bahwa bentuk-bentuk kedisiplinan guru yaitu :a. selalu disiplin
dalam waktu pembelajaran, b. tidak boleh memukul siswa, c. memperkecil
kesempatan guru untuk ijin meninggalkan kelas, d. mewajibkan guru untuk
mengisi agenda kelas dan mengisi buku absen yang diedarkan oleh petugas piket.
Dari beberapa pendapat diatas dapat di pahami bahwa bentuk-bentuk
kedisiplinan guru adalah guru harus disiplin datang tepat waktu, mengisi absen
dan juga selalu ikut rapat bulanan yang membahas tentang kedisiplinan guru.
Faktor penghambat mengenai kompetensi manajerial kepala sekolah dalam
meningkatkan kedisiplinan guru di SD Negeri Kutulu Kec. Bajeng, Kab. Gowa.
Faktor dominan (kekuatan dan peluang) kepala sekolah dalam paradigma baru
manajemen pendidikan mencakup : Gerakan peningkatan kualitas pendidikan
yang dicanangkan pemerintah peningkatan kualitas pendidikan dilakukan terus-
menerus secara konvensional maupun inovatif. Sosialisasi peningkatan kualitas
75
pendidikan departemen pendidikan telah melakukan sosialisasi peningkatan
kualitas pendidikan .Gotong-royong dan kekeluargaan. Potensi kepala sekolah
Organisasi formal dan informal. Organisasi profesi. Input manajemen.
Faktor penghambat (kelemahan dan tantangan)
Faktor penghambat (kelemahan dan tantangan )kepala sekolah paradigma
baru manajemen pendidikan mencakup : a. sistem politik yang kurang stabil, b.
rendahnya sikap mental, c. wawasan kepala sekolah yang masih sempit, d.
pengangkatan kepala sekolah yang belum transparan, e. kurang sarana dan
prasarana, f. lulusan kurang mampu bersaing, g. rendahnya kepercayaan
masyarakat, h. belum tumbuhnya budaya mutu.
Menurut pendapat bapak AK mengatakan bahwa ada beberapa faktor
penghambat diantaranya:
a. Kurang sadarnya warga sekolah dalam melaksanakan kewajiban masing-
masing.
b. Adanya hubungan yang kurang harmonis.
c. Kondisi alam seperti hujan
d. Adanya pandemic seperti Covid-19.
Pendapat lain dari siswa adalah menurut QA dan FFmengatakan bahwa
adanya faktor penghambat karna rumah guru jauh dari sekolah.
Jadi dapat dipahami bahwa faktor penghambat terjadi karna rumah guru jauh
ditambah dengan sekarang adanya pandemic atau covid-19 dan juga cuaca kurang
mendukung.
76
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data hasil observasi penelitian yang diperoleh di
lapangan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi tentang pembahasan yang
telah dikemukakan serta dihubungkan dengan rumusan masalah dalam penelitian
ini, maka dapat di simpulkan bahwa : Simpulan penelitian ini mengungkapkan
bahwa kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kedisplinan guru di SD
Negeri Kutulu Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. telah dilaksanakan dengan
baik, tindakan kepala sekolah meliputi:
1. Peranan kompetensi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan
kedisiplinan guru di SD Negeri Kutulu Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Alhamdulillah sudah berjalan efektif karena kepala sekolah telah menjalankan
perannya sebagai manajer di sekolah dengan indikator meliputi: mengelola
tenaga kependidikan, mengelola kesiswaan, mengelola sarana dan prasarana,
mengelola hubungan sekolah dengan masyarakat dan mengelola system
informasi sekolah.
2. Bentuk kompetensi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan
guru di SD Negeri Kutulu Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Antara lain :
guru harus disiplin datang tepat waktu, mengisi absen dan juga selalu ikut rapat
bulanan yang membahas tentang kedisiplinan guru
77
3. Faktor pendukung dan penghambat kompetensi manajerial kepala sekolah
dalam meningkatkan kedisiplinan guru di SD Negeri Kutulu Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa. Antara lain :
a. faktor pendukung karena semangat dan kerjasama dari pimpinan sekolah
beserta staff guru yang saling bekerja sama dan juga adanya sarana dan
prasarana yang memadai.
b. faktor penghambat antara lain : kurang sadarnya warga sekolah dalam
melaksanakan kewajiban masing-masing. Adanya hubungan yang kurang
harmonis. Kondisi alam seperti hujan. Adanya pandemi seperti Covid-19.
B. Saran
Berdasarkan temuan diatas maka di kemukakan beberapa saran yaitu:
1. Diharapkan kepada pihak sekolah agar secara intens dapat
mengembangkan kedisiplinan guru di sekolah utamanya disiplin datang
tepat waktu.
2. Diharapkan Kepada kepala sekolah hendaknya mengelola administrasi
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan pelayanan
agar semua warga sekolah dapat meningkatkan standar kompetensi guru
serta menyusun target kedisplinan guru yang harus dicapai setiap tahun
pelajaran bagi guru, kepala sekolah agar senantiasa membangun motivasi
guru baik secara pribadi maupun kedinasan berdasarkan prinsip
partisipasi, prinsip komunikasi, prinsip mengakui andil bawahan. berlaku
adil dalam mengambil kebijakan, sehingga kebijakan yang telah
diputuskan dapat bermanfaat bagi semua warga sekolah.
78
3. Diharapkan Kepada calon peneliti akan dapat mengembangkan dan
memperkuat kompetensi ini serta memperkuat hasil penelitian ini dengan
cara mengkaji terlebih dahulu dan mampu mengadakan penelitian yang
lebih sukses.
79
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Al-Rahman al-Nahlawi. 2007. Strategi Belajar Mengajar, Melalui
Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, Bandung : PT Refika
Aditama.
Arikunto, Suharsimi.1990. Organisasi dan Adminitrasi Pendidikan. Jakarta :
Rajawali.
Bahri Djamarah Saiful. 2007. Strategi Belajar Mengajar, Melalui Penanaman
Konsep Umum & Konsep Islami, Bandung : PT Refika Aditama.
Biklen dan Bogdan. 2014. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Cet.
15, Jakarta : Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
: Gramedia Pustaka Utama.
Depdikbud. 2014. Penugasan Guru Pegawai Negeri Sipil Sebagai Kepala
Sekolah Di Lingkungan Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta
:Dirjen Dikdasmen.
Dewantara Ki Hajar. 2018. Suara Aisyiyah, Inspirasi Perempuan Berkemajuan,
Yogyakarta: Gramasurya.
Ferdinan. 2017. Desain Pembelajaran, Jakarat : Gunadarma Ilmu.
Khalifah Mahmud & Qutub Muhammad. 2009. Menjadi Guru Inspiratif, Kado
Para Guru Yang Ingin Menginspirasikan Perubahan, Sukoharjo,
Mu’asasah iqra,
Lee Liang Oey. 2010. Pengantar Manajemen, Jakarta.
Mulyasa. E. 2011. Menjadi Kepala Sekolah Profesional , Cet.XI; Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. E. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Nawawi. 1995. Administrasi Pendidikan, Jakarta : Haji Masagung.
Pupuh Fathurrohman dan Sutikno Sobry. M. 2007. Strategi Belajar Mengajar
melalui Penanaman Konsep Umum & Kosep Islami, Bandung : PT
Refika Aditama.
Rahman, Et., al. 2006. Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan, Jatinagor : Alqaprint.
80
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum, Cet. I; Jakarta: Rajawali Pers.
Sahlan, Abdul Kadir. 2018. Mendidik Perspektif Psikologi,Cet 1, Yogyakarta :
Deepublish.
Soewadji Lazaruth. 2005. Kepala Sekolah dan Tanggung Jawab, Yogyakarta :
Kanisius.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D, Cet. 26, Bandung : Alfabeta.
Syafaruddin. 2009. Manajemen Pendidikan Islam, Cet. I; Jakarta ; Ciputat Pers,
Tim Dosen Adminitrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2005.
Manajemen Pendidikan, Bandung : Alfabeta.
Triyo Supriyatno dan Marno. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
Islam, Cet. I : Bandung : PT. Refika Aditama.
Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 2008. Jakarta :
Sinar Grafika.
Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang SIKDISNAS ( Sistem Pendidikan
Nasional). 2008. Jakarta : Sinar Grafika.
Wahjosumidjo. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoretik Dan
Permasalahannya, Edisi I, Cet. IV; Jakarta : Rajawali Pers.
Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar
(Learning Organization), Cet. II ; Bandung : Alfabeta.
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
81
L
A
M
P
I
R
A
N
82
Lampiran 1 Dokumentasi
DOKUMENTASI
BERSAMA GURU-GURU SD NEGERI KUTULU KECAMATAN BAJENG
KABUPATEN GOWA
83
(Kantor sekolah/Senin21092020)
84
85
86
Depan sekolah
SD Negeri Kutulu Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
87
Lampiran 2 Kartu Kontrol Pelaksanaan Penelitian
88
Lampiran 3 Surat Tembusan dari Sekolah
89
Lampiran 4 Surat Dinas Penanaman Modal Provinsi
90
Lampiran 5 Surat Dinas Penanaman Modala Kabupaten
91
Lampiran 6 Riwayat Hdup
RIWAYAT HIDUP
Jusman Syar, Biruppaya, 03 Juni 1997, putra ke 1 dari
pasangan Alm. Syarifuddin dan Hasmawati, riwayat
Pendidikan SD Inpres Parang Beru 2004 sampai tahun
2010, SMP. Muhammadiyah Limbung dari tahun 2010
sampai tahun 2013, dan MA. Muhammadiyah Limbung
dari tahun 2013 sampai tahun 2016, kemudian studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan Universitas Muhammadiyah
Makassar mulai dari tahun 2016, dan Insha Allah selesai tahun 2020, pengalaman
berorganisasi di bidang Advokasi sebagai Ketua di ranting MA Muhammadiyah
Limbung dari tahun 2014 sampai tahun 2015, di Bidang Sosial Ekonomi sebagai
anggota di Pemuda Muhammadiyah Cabang Limbung sampai sekarang, hobi
bermain Bulu Tangkis, Prestasi peringkat 1 mulai kelas satu s/d kelas 6 juara 1
bulutangkis antar sekolah sekecamatan bajeng, tunggal putra, dan juara 2
bulutangkis antar sekolah Muhammadiyah tingkat kabupaten tunggal putra, juara
2 lomba ceramah tingkat panti asuhan, juara 3 bulutangkis antar kampus tunggal
putra.