tugas bu tanwi imun selesai

71
Tugas Sistem Neurobehaviour Harga Diri Rendah (HDR) Disusun oleh: Nama : Nor Amelia Santi NIM : 10.IK.096 Dosen : Tanwiriah, S.Kep, M.M.Kes PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Upload: ebi-pebrianto

Post on 05-Feb-2016

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

imunotologi

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

Tugas Sistem Neurobehaviour

Harga Diri Rendah (HDR)

Disusun oleh:

Nama : Nor Amelia Santi

NIM : 10.IK.096

Dosen : Tanwiriah, S.Kep, M.M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN

TAHUN AJARAN 2012/2013

Page 2: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No.

23 Tahun 1992, Pasal 1). Departemen Kesehatan (DEPKES) memberikan

perhatian besar untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa Indonesia dengan

visi dan misi Indonesia Sehat 2010. (http//www.pikiran rakyat.com)

Jumlah penduduk gangguan jiwa di Jawa Barat diperkirakan lebih dari

30% dari jumlah penduduk dewasa. Jumlah tersebut bakal semakin bertambah

dengan kesulitan ekonomi yang disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak

(BBM). Keadaan tersebut diperparah dengan beberapa kejadian yang menimpa

Indonesia seperti bencana alam, diantaranya tsunami di Aceh dan Pangandaran,

Lumpur panas sidoarjo, serta gempa di Yogyakarta. Selain itu adanya gejolak

politik lokal diberbagai daerah dan meningkatnya tingkat persaingan antar

individu merupakan salah satu pemicu terjadinya gangguan mental.

Penyebab gangguan jiwa yang diderita terjadi karena frustasi, napza

(narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya), masalah keluarga, pekerjaan,

organik dan ekonomi. Namun jika dilihat dari persentase, penyebab tertinggi yaitu

karena frustasi.

Stigma penderita gangguan jiwa sat ini masih tinggi, tetapi masih sedikit

yang sadar untuk meminta bantuan psikiater. Akibatnya banyak penderita

gangguan jiwa yang sudah sembuh dan dipulangkan ke rumahnya, balik lagi ke

rumah sakit. Para pasien itu memilih untuk tinggal lagi di rumah sakit karena

mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di rumahnya. Keluarga mereka

merasa malu karena ada anggota keluarganya yang tidak waras. Akibatnya tidak

sedikit yang memilih kabur.

Page 3: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

B. Tujuan penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan asuhan

keperawatan pada klien dengan masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah

Page 4: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

BAB II

KONSEP DASAR ANATOMI FISIOLOGI NEURO

1. Anatomi Fisiologi Sistem Limbik

Istilah Limbik berarti “batas” atau “tepi” yang diperkenalkan oleh Brica pada

tahun 1878 untuk menunjuk pada dua girus yang membentuk limbus atau batas

disekitar diensefalon. Sistem Limbik merupakan suatu konsep fungsional dan tidak

memiliki definisi yang diterima secara umum. Struktur kortikal utama adalah girus

singuli, girus hipokampus, dan hipokampus. Bagian subkortikal mencakup

amigdala, traktus dan bulbus olfaktorius, serta septum. Beberapa ahli menyertakan

hipotalamus dan bagian-bagian thalamus dalam system limbic ini karena

hubungan fungsionalnya yang erat.Sistem limbic mempunyai hubungan timbale

balik dengan banyak struktur saraf sentral pada beberapa tingkat integrasi

termasuk neokorteks, hipotalamus, system aktivasi retikularis batang otak. Sistem

ini dipengaruhi oleh masukan dari semua system sensorik terintegrasi dan

selanjutnya dinyatakan sebagai suatu pola tingkah laku melalui hipotalamusyang

mengkoordinasi renpons autonom, somatic dan endokrin. Sistim limbic diyakini

ikut berperan dalam ingatan, karena lesi pada hipokampus dapat mengakibatkan

hilangnya ingatan baru.

2. Anatomi Fisiologi Hipotalamus

Hipotalamus merupakan bagian ujung anterior diensefalon dan di depan nucleus

interpedunkularis. Hipotalamus terbagi dalam berbagai inti dan dareah inti.

Hipotalamus terletak pada anterior dan inferior thalamus. Berfungsi mengontrol

dan mengatur system saraf autonom, Pengaturan diri terhadap homeostatic ,Sangat

kuat dengan emosi dan dasar pengantaran tulang, Sangat penting berpengaruh

antara system syaraf dan endokrin. Hipotalamus juga bekerjasama dengan

hipofisis untuk mempertahankan keseimbangan cairan, mempertahankan

pengaturan suhu tubuh melalui peningkatan vasokonstriksi atau vasodilatasi dan

Page 5: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

mempengaruhi sekresi hormonal dengan kelenjar hipofisis. Hipotalamus juga

sebagai pusat lapar dan mengontrol berat badan. Sebagai pengatur tidur, tekanan

darah , perilaku agresif dan seksual dan pusat respons emosional (rasa

malu,marah, depresi, panic dan takut) . \

Adapun fungsi dari hipotalamus antara lain adalah:

a. Mengontrol suhu tubuh

b. Mengontrol rasa haus dan pengeluaran urin

c. Mengontrol asupan makanan

d. Mengontrol sekresi hormon-hormon hipofisis anterior

e. Menghasilkan hormon-hormon hipofisis posterior

f. Mengontrol kontraksi uterus pengeluaran susu

g. Pusat koordinasi sistem saraf otonom utama, kemudian mempengaruhi semua

otot polos, otot jantung, kel eksokrin

h. Berperan dalam pola perilaku dan emosi

Peran hipotalamus

Pengaturan hipotalamus terhadap nafsu makan terutama bergantung pada interaksi

antara dua area: :area makan” lateral di anyaman nucleus berkas prosensefalon

medial pada pertemuan dengan serabut polidohipotalamik,serta “pusat rasa

kenyang:’ medial di nucleus vebtromedial. Perangsangan pusat makan

membangkitkan perilaku makan pada hewan yang sadar,sedangkan kerusakan

pusat makan menyebabkan anoreksia berat yang fatal pada hewan yang

sebenarnya sehat. Perangsangan nucleus ventromedial menyebabkan berhentinya

makan, sedangkan lesi di regio ini menyebabkan hiperfagia dan bila persediaan

makan banyak ,sindrom obesitas hipotalamik.

Hubungan hipotalamus dengan fungsi otonom

a. Hubungan aferen dan eferen hipotalamus

Page 6: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

Jalur aferen dan eferen utama dari dan ke hipolamus sebagian besar tidak

bermielin. Banyak serabut menghubungkan hipotalamus dengan system limbic.

Juga terdapat hubungan penting antara hipotalamus dengan nucleus- nucleus di

tegmentum mesensefalon , pons dan rhombensefalon. Neuron penghasil

norepinefrin yang badan selnya berada di rhombensefalon berujung di berbagai

bagian yang berbeda di hipotalamus. Neuron paraventrikel yang mungkin

mengeluarkan oksitoksin dan vasopressin sebaliknya menuju ke

rhombensefalon dan berakhir di hipotalamus ventral. Terdapat system neuron

penghasil dopamine intrahipotalamus yang badan selnya terdapat di nucleus

arkuata dan berujung pada atau dekat kapiler yang membentuk pembuluh portal

di eminensia mediana. Neuron penghasil serotonin berproyeksi ke hipotalamus

dari nucleus rafe.

b. Hubungan dengan kelenjar hipofisis

Terdapat hubungan saraf antara hipotalamus dan lobus posterior kelenjar

hipofisis serta hubungan vascular antara hipotalamus dengan lobus anterior.

Secara embriologis, hipofisis posterior muncul sebagai besar ventrikel ketiga.

Hipofisis posterior sebagian besar tersusun dari berbagai ujung akson yang

muncul dari badan sel di nucleus supraoptik di hipofisis posterior melalui

traktus hipotalamohipofisis.

c. Hubungan dengan fungsi otonom

Bertahun-tahun yang lalu,Sherrington menyebutkan hipotalamus sebagai

“ganglian utama sisten otonom”. Perangsangan hipotalamus menimbulkan

respons otonom, tetapi hipotalamus sendiri tampaknya tidak terpengaruh oleh

pengaturan fungsi viseral yang dilakukannya. Sebaliknya, respons otonom yang

ditimbulkan di hipotalamus merupakan bagian dari fenomena yang lebih

kompleks seoerti makan dan bentuk emosi lain seperti marah. Sebagai contoh ,

perangsangan terhadap berbagai bagian hipotalamus, terutama dareah lateral,

menyebabkan pelepasan muatan dan peningkatan sekresi medulla adrenal

Page 7: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

seperti lepas-muatan simpatis massal yang di jumpai pada hewan yang terpajan

stress

d. Hubungan dengan tidur

zona tidur prosensefalon basal mencakup sebagian dari hipotalamus. Bagian-

bagian ini serta fisiologi keseluruhan dari keadaan tidur dan terjaga dibakar.

e. Hubungan dengan fenomena siklik

Sel pada tumbuhan dan hewan mengalami fluktuasi ritnis dalam berbagai

fungsinya yang lamanya sekitar 24 jam, yang disebut bersifat sirkadian

Pada mamalia,termasuk manusia , sebagai besar sel memiliki irama sirkadian.

Dalam hati, irama ini dipengaruhi oleh pola asupan makanan,tetapi pada hampir

semua sel lain irama diselaraskan oleh sepasang nucleus suprakiasmatik(SCN),

satu di tiap-tiap sisi di atas kiasma optikum.

3. Anatomi Fisiologi Medula Spinalis

Medula spinalis dan batang otak membentuk struktur kontinu yang keluar dari

hemisfer serebral dan memberikan tugas sebagai penghubung otak dan saraf

perifer, seperti kulit dan otot. Panjangnya rata-rata 45cm dan menipis pada jari-

jari. Medula spinalis ini memanjang dari foramen magnum didasar tengkorak

sampai bagian atas lumbar kedua tulang belakang, yang berakhir didalam berkas

serabut yang disebut konus medularis. Seterusnya dibawah ruang lumbar kedua

adalah akar saraf, yang memanjang melebihi konus, yang disebut kauda equine,

akar saraf ini menyerupai ekor kuda.

a. Saraf-Saraf Spinal

Medulla spinalis tersusun dari 33 segmen yaitu 7 segmen servikalis, 12 torakal,

5 lumbal, 5 sakral, dan 5 segmen koksigeus. Medulla spinalis mempunyai 31

Page 8: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

pasang sarf spinal masing-masing segmen mempunyai satu untuk setiap sisi

tubuh.

b. Kolumna Vertebra

Kolumna vertebra melindungi medulla spinalis, memungkinkan gerakan kepala

dan tungkai dan menstabilkan struktur tulang untuk ambulasi. Vertebra

terpisah oleh potongan-potongan kecuali servikal pertama dan kedua, sacral dan

tulang belakang koksigeus.

c. Struktur Medulla Spinalis

Medula Spinalis dikelilingi oleh oleh meningen, dura, arakhnoid, dan pia mater.

Diantara dura mater dan kanalis vertebralis terdapat ruang epidural. Medulla

spinalis berbentuk struktur H dengan badan sel saraf (substansia grisea)

dikelilingi traktus asenden dan desenden (substansia alba). Substansia alba

berfungsi sebagai jaras konduksi impuls aferen dan eferen antara berbagai

tingkat medulla spinalis dan otak. Bagian bawah yang berbentuk H meluas dari

bagian atas dan bersamaan menuju bagian tanduk anterior. Keadaan tanduk ini

berupa sel yang mempunyai serabut yang membentuk ujung akar anterior

(motorik) dan berfungsi untuk aktivitas yang disadari dan aktivitas reflex dari

otot-otot yang berhubungan dengan medulla spinalis.

Pada bagian torakal medulla spinalis adalah projeksi dari masing-masing sisi

dibagian crossbar H substansia grisea yang disebut tanduk lateral. Tanduk

lateral mengandung sel-sel yang memberikan reaksi serabut autonom bagian

simpatis.

d. Traktus Spinalis

Substansia alba membentuk bagian medulla spinalis yang besar dan dapat

terbagi menjadi 3 kelompok serabut disebut jaras atau traktus, yaitu :

1) Traktus posterior, menyalurkan sensasi persepsi terhadap sentuhan,

tekanan, getaran, posisi dan gerakan pasif bagian-bagian tubuh. Sebelum

Page 9: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

menjangkau daerah korteks serebri, serabut-serabut ini menyilang ke daerah

yang berlawanan pada medulla oblongata.

2) Traktus Spinotalamus, bagian ini bertugas mengirim impuls nyeri dan

temperature ke thalamus dan korteks serebri.

3) Traktus Lateral, menyalurkan impuls motorik ke sel-sel tanduk anterior

dari sisi yang berlawanan di otak. Serabut desenden merupakan sel saraf

yang didapat pada daerah sebelum pusat korteks. Bagian ini menyilang di

medulla oblongata yang disebut piramida

4. Anatomi Fisiologi Medulla Oblongata

System Medulla Oblongata Merupakan bagian batang otak yang berbentuk

pyramid diantara medula spinalis dan pons. Terletak di bagian bawah dan

belakang tengkorak dipisahkan dengan cerebrum,diatas medula oblongata

Medulla oblongata meneruskan serabut-serabut motorik dari otak kee medulla

spinalis dan serabut-serabut sensorik dari medulla spinalis ke otak. Dan serabut-

serabut tersebut menyilang pada daerah ini. Pons juga berisi pusat-pusat terpenting

dalam mengontrol jantung, pernafasan dan tekanan darah dan sebagai asal-usul

saraf otak kelima sampai kedelapan.

Medulla oblobgata berfungsi:

a. menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak,

b. Pusat keseimbangan,

c. Mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dgn baik,

d. Menghantarkan impuls dari otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh.

e. Medulla oblongata juga mempengaruhi jembatan refleks fisiologi seperti detak

jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan,

dan sekresi kelenjar pencernaan.

f. Selain itu, medulla oblongata juga mengatur gerak refleks yang lain seperti

bersin, batuk, dan berkedip

5. Anatomi fisiologi Sistem Saraf Kranial

Page 10: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

Saraf-saraf cranial langsung berasl dari otak dan meninggalkan tengkorak melalui

lubang-lubang pada tulang yang disebut foramina (tunggal, foramen). Terdapat 12

pasang saraf cranial yang dinyatakan dala nama atau angka romawi. Saraf-saraf

tersebut adalah olfaktorius (I), optikus (II), okulomatorius (III), triklearis (IV),

trigeminus (V), abdusens (VI), fasialis (VII), vestibulokoklearis (VIII),

glosofaringeus (IX), vagus (X), asesorius (XI), hipoglosus (XII). Saraf cranial I, II,

dan VIII merupakan saraf sensorik murni. Saraf cranial III, IV,VI, XI, dan XII

terutama merupakan saraf motorik, tetapi juga mengandung serabut proprioseptif

dari otot-otot yang dipersarafinya. Saraf cranial V, VII, IX dan X merupakan saraf

campuran. Saraf cranial III, VII, dan X juga mengandung beberapa serabut saraf

dari cabang parasimpatis system saraf autonum.

Saraf Kranial Komponen

Saraf

Fungsi

I olfaktorius Sensorik Penciuman

II optikus Sensirik Penglihatan

III okulomotorius Motorik Mengangkat kelopak mata atas

Kontriksi pupil

IV troklearis Motorik Gerakan mata ke bawah dan ke

dalam

V Trigeminus Motorik

Sensorik

Otot temporalis dan master

( menutup rahang, mengunyah,

gerakan rahang ke lateral )

Kulit wajah dan 2/3 depan kulit

kepala, mukosa mata, mukosa

hidung, dan rongga mulut, lidah

sedang gigi.

VI Abdusend Motorik Deviasi mata ke lateral

Page 11: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

VII Fasialis Motorik

Sensorik

Otot” ekspresi wajah termasuk

otot dahi, sekeliling mata, dan

mulut. Lakrimasi dan salivasi

Pengecapan 2/3 depan lidah

VIII Vestibulokoklearis

Cabang

vestibularis

Cabang koklearis

Sensorik

sensorik

Keseimbangan

Pendengaran

IX glosofaringeus Motorik

Sensorik

Faring : menelan, reflex muntah

Parotis : salivasi

Faring, lidah posterior

X vagus Motorik

Sensorik

Faring, laring : menelan, reflek

muntah

Faring, laring : reflex muntah,

visera leher

XI asesorius Motorik Pergerakan kepala dan bahu

XII hipoglosus Motorik Gerakan lidah

6. Anatomi Fisiologi Sistem Saraf Spinal

Medulla Spinalis terdiri dari 31 segmen jaringan saraf dan masing-masing

memiliki sepasang sarf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis melalui

voramina intervertebralis ( lubang pada tulang vertebra). Saraf-saraf spinal diberi

nama sesuai dengan foramina intervertebralis tempat keluarnya saraf- saraf

tersebut, kecuali saraf servikal pertama yang keluar diantara tulang oksipital dan

vertebra servikal pertama. Dengan demikian, terdapat 8 pasang saraf servikal, 12

pasang torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf skralis, dan 1 pasang

saraf koksigeal.

Page 12: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

Saraf spinal melekat pada permukaan lateral medulla spinalis dengan perantaran

dua radiks, radik posteriol atau dorsal (sensorik) dan radik anterior atau ventral

(motorik). Radiks dorsal memperlihatkan pembesaran, yaitu ganglion radiks dorsal

yang terdiri dari badan-badan sel neuron aferen atau neuron sensorik. Badan sel

seluruh neuron aferen medulla spinalis terdapat dapat ganglia tersebut. Serabut-

serabut radiks dorsal merupakan tonjolan – tonjolan neuron sensorik yang

membawa impuls dari bagian perifer ke medulla spinalis. Badan sel neuron

motorik terdapat di dalam medulla spinalis dalam kolumna anterior dan lateral

substansia grisea. Aksonnya membentuk serabut-serabut radiks ventral yang

berjalan menuju ke otot dan kelenjar. Kedua radiks keluar dari foramen

intervertebralis dan bersatu membentuk saraf spinal. Semua saraf spinal

merupakan saraf campuran, yaitu mengandubg serabut sensorik maupun serabut

motorik.

Bagian dorsal saraf spinal mempersarafi otot intrinsic punggung dan segmen-

segmen tertentu dari kulit yang melapisinya yang disebut dermatoma. Bagian

ventral merupakan bagian yang besar dan dan membentuk bagian utama yang

membentuk spinal. Otot-otot dan kulit leher, dada, abdomen, dan ekstremitas

dipersarafi oleh bagian ventral. Pada semua saraf spinal kecuali bagian torakal,

saraf-saraf spinal bagian ini saling terjalin sehingga membentuk jalinan saraf yang

disebut Fleksus. Fleksus yang terbentuk adalah fleksus servikalis, brakialis,

lumbalis, sakralis dan koksigealis. Keempat saraf servikal yang pertama (C1-C4)

membentuk fleksus servikalis yang mempersarafi leher dan bagian belakang

kepala. Salah satu cabang yang penting sekali adalah saraf frenikus yang

mempersarafi diagfragma.

Fleksus brakialis yang dibentuk dari C5-T1, fleksus ini mempersarafi ekstremitras

atas.Saraf torakal(T3-T11) mempersarafi otot-otot abdomen bagian atasdan kulit

dada serta abdomen. Pleksus lumbalis berasal dari segmen spinal T12-L4

mempersarafi otot-otot dan kulit tubuh bagian bawah dan ekstremitas bawah.,

pleksus sakralis dari L4-S4, dan pleksus koksigealis dari S4 sampai saraf

Page 13: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

koksigealis. Saraf utama dari pleksus ini adalah saraf femoralis dan obturatorius.

Saraf utama dari pleksus sakralis adalah saraf iskiadikus, saraf terbesar dalam

tubuh. Saraf ini menembus bokong dan turun kebawah melalui bagian belakang

paha. Kulit dipersarafi oleh radiks dorsal dari tiap saraf spinal, jadi dari satu

segmen medulla spinalis disebut dermatom. Otot-otot rangka juga mendapat

persarafan segmental dari radiks spinal ventral.

7. Anatomi dan Fisiologi System Saraf Otonom

Bagian motorik perifer system saraf otonom terdiri atas neuron pragangkion dan

pascaganglion. Badan sel neuron praganglion terletak di kolumna grisea

intermediolateral eferen viseral (IML) medulla spinalis atau di nucleus motorik

homolog saraf otak. Aksonnya sebagian besar merupakan serabut B penghantar

yang relative lambat dan bermielin. Akson-akson itu bersinaps di badan sel neuron

pascaganglion yang terletak di luar system saraf pusat. Setiap akson praganglion

terbagi menjadi sekitar delapan atau Sembilan neuron pascaganglion. Dengan

demikian, persarafan otonom bersifat difus. Akson neuron pascaganglion, yang

sebagian besar merupakan serabut C tak-bermielin, berakhir di efektor viseral.

System saraf Otonom berfungsi :

a. Sistim saraf otonom mengontrol aktifitas organ viseral involunter.

b. SSO mengatur aktifitas alat-alat dalam (viseral) yang dalam keadaan normal

diluar kesadaran, misalnya sirkulasi, pencernaan, berkeringat, dan ukuran pupil.

Cara Kerja Saraf Otonum

Susunan saraf dapat dianggap sebagai system pengendali tubuh. Pikiran dan kegiatan

lainnya yang disadari atau dikehendaki berlangsung pada belahan otak yang disebut

bagian “tertinggi” system tersebut. Kegiatan yang ditangani oleh susunan saraf

otonum berlangsung pada bagian yang “ lebih rendah “ dari otak dan susunan tulang

belakang (medulla spinalis).

Pembagian kimiawi system saraf otonom

Page 14: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

Berdasarkan mediator kimiawi yang dilepaskan, system saraf otonom dapat dibagi

menjadi 2 yaitu:

a. Divisi kolinergik

Neuro yang bersifat kolinergik adalah

1) Semua neuron praganglion

2) Neuron pascaganglion yang secara anatomis parasimpatik

3) Neuron pascaganglion yang anatomis simpatik yang mempesarafi kelenjar

keringat

4) Neuron yang secara anatomis simpatis yang berakhir pada pembuluh darah fi

otot rongga dan menimbulkan vasodilatasi bila dirangsang.

b. Divisi noradrenalin

Neuro yang bersifat noradrenalin adalah neuron simpatik pascaganglion yang

lainnya. Secara anatomis,System saraf otonom di bagi menjadi 2 bagian yaitu:

1) Saraf simpatis

Akson neuron praganglion simpatik meninggalkan medulla spinalis bersama

radiks ventralis saraf TI sampai saraf spinal L3 dan L4. Akson-akson ini

berjalan melalui rami communicantes albi ke rantai ganglion simpatik

paravertebrata,dan sebagai besar berakhir di badan sel neuron pascaganglion

berjalan ke visera dalam berbagai saraf simpatik. Sebagian lain masuk kembali

ke dalam saraf spinal melalui rami communicantes grisea dari rantai ganglion

dan disebarkan ke efektor otonom di daerah yang dipersarafi olek saraf-saraf

spinal tersebut. Saraf simpatik pascaganglion untuk kepala barasal dari ganglia

superior, media, dan stelata diperluaskan cranial rantai ganglion simpatik dan

berjalan ke efektor bersama pembuluh darah. Sebagian pembuluh praganglion

berjalan melalui rantai ganglion paravertebra dan berakhir di neuron

paascanglion yang terletak pada ganglion kolateral dekat visera tersebut.

Sebagian uterus dan saluran kelamin laki-laki disarafi oleh suatu system

khusus, neuron noradrenergic pendek dengan badan sel di ganglion yang

Page 15: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

terletak pada atau dekat organ tersebut, sedangkan serabut praganglion untuk

neuron pascaganglion ini kemungkinan berjalan sampai organnya.

2) Saraf parasimpatis

Keluaran cranial divisi parasimpatik mempersarafi struktur visera di kepala

melalui nervus okulomotorius, fasialis dan glosofaringeus ,serta struktur dalam

toraks dan abdomen bagian atas melalui saraf vagus.

Keluaran sacral mempersarafi organ panggul melalui cabang pelvis saraf spinal

S2 dan s4. Serabut praganglion kedua keluaran tersebut berakhir dneuron

pascaganglion pendek yang terletak pada atau dekat struktur organ tersebut.

Page 16: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

BAB III

TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI

Harga diri (self esteem) adalah penilaian tentang individu dengan

menganalisa kesesuaian prilaku dengan ideal diri. Harga diri rendah adalah

evaluasi diri dan perasaan-perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang

negatif,yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.individu

yang mempunyai harga diri rendah cenderung untuk menilainya negatif dan

merasa dirinya lebih rendah dari orang lain. (Stuart dan sundeen,1991).

Gangguan harga diri adalah evaluasi diri yang negatif perasaan tentang diri,

kemampuan diri yang dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung.

(Townsend, Mary C, 1998). Gangguan harga diri adalah keadaan ketika individu

mengalami atau beresiko mengalami evaluasi diri yang negatif tentang

kemampuan atau diri. (Carpenito, Lynda Juall-Moyet, 2007)

Harga diri rendah adalah keadaan ketika individu mengalami evaluasi diri

negatif mengenai diri atau kemampuan diri. (Lynda Juall Carpenito-Moyet, 2007).

Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan merasa

rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan

kemampuan diri.

B. RENTANG RESPON 

(suliswati dkk,2005:91)

Page 17: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

a. Aktuaisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan

latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.

b. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam

beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari

dirinya.

c. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan

merasa lebih rendah dari orang lain.

d. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek

identitas masa kanak-kanak kedalam kematangan aspek psikososial kepribadian

pada masa dewasa yang harmonis.

e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri

sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat

membedakan dirinya dengan orang lain.

C. FAKTOR PREDISPOSISI

Faktor- faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi :

1. Faktor predisposisi gangguan citra tubuh

a. Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)

b. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh (akibat pertumbuhan dan

perkembangan atau penyakit)

c. Proses patologik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun fungsi

tubuh

d. Prosedur pengobatan seperti radiasi, kemoterpi, transplantasi

2. Faktor predisposisi gangguan harga diri

a. Penolakan dari orang lain

b. Kurang penghargaan

c. Pola asuh yang salah : terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlalu dituruti,

terlalu dituntut dan tidak konsisten

d. Persaingan antar saudara

Page 18: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

e. Kesalahan dan kegagalan yang berulang

f. Tidak mampu mencapai standar yang ditentukan

3. Faktor predisposisi gangguan peran

a. Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan, perubahan

situasi dan keadaan sehat sakit

b. Ketegangan peran, ketika individu menghadapi dua harapan yang

bertentangan secara terus menerus yang tidak terpenuhi

c. Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentang harapan

peran yang spesifik dan bingung tentang tingkah laku peran yang sesuai

d. Peran yang terlalu banyak

4. Faktor predisposisi gangguan identitas diri

a. Ketidak percayaan orang tua pada anak

b. Tekanan dari teman sebaya

c. Perubahan dari struktur sosial

D. FAKTOR PRESIPITASI

Faktor pencetus terjadinya gangguan konsep diri bisa timbul dari sumber internal

maupun eksternal klien, yaitu :

a. Trauma, seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan

kejadian yang mengancam kehidupannya.

b. Ketegangan peran, berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan

dimana individu mengalaminya sebagai frustasi, ada tiga jenis transisi peran :

c. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang berkaitan

dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam

kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai dan

tekanan penyesuaian diri.

d. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambahnya atau berkurangnya anggota

keluarga melalui kelahiran atau kematian.

Page 19: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

e. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke

keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh : Kehilangan bagian tubuh.

Perubahan bentuk, ukuran, panampilan, dan fungsi tubuh. Perubahan fisik

berhubungan dengan tumbuh kembang normal. Prosedur medis keperawatan.

E. POHON MASALAH

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri :

Harga diri rendah

Gangguan citra tubuh

 

F. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala yang muncul pada klien dengan harga diri rendah meliputi

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan

terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah

mendapat terapi sinar matahari.

2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi bila saya

segera ke rumah sakit.

3. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa menulis, tulisan saya jelek,

saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.

4. Gangguan berhubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin bertemu

dengan orang lain dan lebih suka sendiri.

Page 20: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang

memilih alternatif tindakan.

6. Menciderai. Akibat harga diri rendah disertai harapan yang suram, mungkin

klien ingin mengakhiri kehidupan.

7. SUMBER KOPING

a. Aktivitas olahraga dan aktivitas lain di luar rumah

b. Hobi dan kerajinan tangan

c. Seni yang ekpresif

d. Kesehatan dan kerawatan diri

e. Pekerjaan, vokasi, atau posisi

f. Bakat tertentu

g. Kecerdasan

h. Imaginasi dan kreativitas

i. Hubungan interpersonal

G. MEKANISME KOPING

1. Jangka pendek

a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis dentitas

( misal : konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif )

b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara ( misal :

ikut serta dalam aktivitas social, agama, klub politik, kelompok, atau geng )

c. Aktivitas sementara menguatkan perasan diri ( misal : olah raga yang

kompetitif, pencapaian akademik, kontes untuk mendapatkan poipularitas )

d. Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah

identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu (misal :

penyalahgunaan obat ).

Page 21: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

2. Jangka panjang

a. Punutupan identitas ; adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang

yang penting bagi individu tanpa memperlihatkan keinginan, aspirasi, dan

potensi diri individu tersebut.

b. Identitas negatif ; asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima

oleh nilai dan harapan masyarakat.

c. Mekanisme pertahanan ego:

1) Penggunaan fantasi

2) Disosiasi

3) Isolasi

4) Projeksi

5) Pergeseran ( displasement )

6) Peretakan ( splitting )

7) Berbalik marah pada diri sendiri

8) Amuk

H. PERILAKU

1. Mengkritik diri sendiri

2. Penurunan produktivitas

3. Destruktif yang diarahkan pada orang lain

4. Gangguan dalam berhubungan

5. Rasa penting yang berlebihan

6. Perasaan tidak mampu

7. Rasa bersalah

8. Mudah tersinggung atau marah berlebihan

9. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri

10. Ketegangan peran yang dirasakan

11. Pandangan hidup pesimis

12. Penolakan tewrhadap kemampuan personal

Page 22: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

13. Destruktif terhadap diri sendiri

14. Pengurangan diri

15. Menarik diri secara social

16. Penyalahgunaan zat

17. Menarik diri dari realitas

18. Khawatir

( Stuart, Gail Wiscarz, 2007)

I. Konsep Psikofarmaka

1. Chlorpromazine ( CPZ ) : 3 x100 mg

a. Indikasi

Untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai

realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri

terganggu, berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental : waham, halusinasi,

gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya

berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja, hubungan

sosial dam melakukan kegiatan rutin.

b. Cara kerja

Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak khususnya sistem

ekstra piramidal.

c. Kontra indikasi

Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris,

ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran yang disebabkan

CNS Depresi.

d. Efek samping

1) Sedasi

2) Gangguan otonomik (hypotensi, antikolinergik / parasimpatik, mulut

kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata

kabur, tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama jantung).

Page 23: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

3) Gangguan ekstra piramidal ( distonia akut, akatshia, sindrom

parkinsontremor, bradikinesia rigiditas ).

4) Gangguan endokrin ( amenorhoe, ginekomasti ).

5) Metabolik ( Jaundice )

6) Hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka pan

2. Halloperidol ( HP ) : 3 x 5 mg

a. Indikasi

Penatalasanaan psikosis kronik dan akut, gejala demensia pada lansia,

pengendalian hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada anak-anak.

b. Cara kerja

Halloperidol merupakan derifat butirofenon yang bekerja sebagai

antipsikosis kuat dan efektif untuk fase mania, penyebab maniak depresif,

skizofrenia dan sindrom paranoid. Di samping itu halloperidol juga

mempunyai daya anti emetik yaitu dengan menghambat sistem dopamine

dan hipotalamus. Pada pemberian oral halloperidol diserap kurang lebih 60–

70%, kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 2-6 jam dan menetap

2-4 jam. Halloperidol ditimbun dalam hati dan ekskresi berlangsung lambat,

sebagian besar diekskresikan bersama urine dan sebagian kecil melalui

empedu.

c. Kontra indikasi

Parkinsonisme, depresi endogen tanpa agitasi, penderita yang hipersensitif

terhadap halloperidol, dan keadaan koma.

d. Efek samping

Pemberian dosis tinggi terutama pada usia muda dapat terjadi reaksi

ekstapiramidal seperti hipertonia otot atau gemetar. Kadang-kadang terjadi

gangguan percernaan dan perubahan hematologik ringan, akatsia, dystosia,

takikardi, hipertensi, EKG berubah, hipotensi ortostatik, gangguan fungsi

Page 24: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

hati, reaksi alergi, pusing, mengantuk, depresi, oedem, retensio urine,

hiperpireksia, gangguan akomodasi.

3. Trihexypenidil ( THP ) : 3 x 2 mg

a. Indikasi

Semua bentuk parkinson (terapi penunjang), gejala ekstra piramidal

berkaitan dengan obat-obatan antipsikotik.

b. Cara kerja

Kerja obat-obat ini ditujukan untuk pemulihan keseimbangan kedua

neurotransmiter mayor secara alamiah yang terdapat di susunan saraf pusat

asetilkolin dan dopamin, ketidakseimbangan defisiensi dopamin dan

kelebihan asetilkolamin dalam korpus striatum. Reseptor asetilkolin disekat

pada sinaps untuk mengurangi efek kolinergik berlebih.

c. Kontra indikasi

Hipersensitivitas terhadap obat ini atau antikolonergik lain, glaukoma, ulkus

peptik stenosis, hipertrofi prostat atau obstruksi leher kandung kemih, anak

di bawah 3 tahun, kolitis ulseratif.

d. Efek samping

Pada susunan saraf pusat seperti mengantuk, pusing, penglihatan kabur,

disorientasi, konfusi, hilang memori, kegugupan, delirium, kelemahan,

amnesia, sakit kepala. Pada kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik,

hipertensi, takikardi, palpitasi. Pada kulit seperti ruam kulit, urtikaria,

dermatitis lain. Pada gastrointestinal seperti mulut kering, mual, muntah,

distres epigastrik, konstipasi, dilatasi kolon, ileus paralitik, parotitis

supuratif. Pada perkemihan seperti retensi urine, hestitansi urine, disuria,

kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi. Pada psikologis seperti

depresi, delusu, halusinasi, dan paranoid.

Page 25: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

BAB III

TINJAUAN TEORI

A. Pengkajian

Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri

dari pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang

dikumpulkan melalui data biologis , psikologis, social dan spiritual. (Keliat, Budi

Ana, 1998 : 3 )

Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah :

1. Identitas klien

Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : nama mahasiswa,

nama panggilan, nama klien, nama panggilan klien, tujuan, waktu, tempat

pertemuan, topik yang akan dibicarakan. Tanyakan dan catat usia klien dan No

RM, tanggal pengkajian dan sumber data yang didapat.

2. Alasan masuk

Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di rumah sakit,

apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga

untuk mengatasi masalah ini.

3. Faktor predisposisi

Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana hasil

pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami

penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam

keluarga, dan tindakan criminal. Menanyakan kepada klien dan keluarga

apakah ada yang mengalami gangguan jiwa, menanyakan kepada klien tentang

pengalaman yang tidak menyenangkan.

4. Pemeriksaan fisik

Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan apakah

ada keluhan fisik yang dirasakan klien.

5. Psikososial

Page 26: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

a. Genogram. Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari

pola komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh

b. Konsep diri

c. Gambaran diri. Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh

yang disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan

bagian yang disukai.

d. Identitas diri. Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien

terhadap status dan posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki atau

perempuan, keunikan yang dimiliki sesuai dengan jenis kelaminnya dan

posisinya.

e. Fungsi peran. Tugas atau peran klien dalam keluarga / pekerjaan / kelompok

masyarakat, kemampuan klien dalam melaksanakan fungsi atau perannya,

perubahan yang terjadi saat klien sakit dan dirawat, bagaimana perasaan

klien akibat perubahan tersebut.

f. Ideal diri. Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas,

peran dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien terhadap

lingkungan, harapan klien terhadap penyakitnya, bagaimana jika kenyataan

tidak sesuai dengan harapannya.

g. Harga diri. Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi,

dampak pada klien dalam berhubungan dengan orang lain, harapan, identitas

diri tidak sesuai harapan, fungsi peran tidak sesuai harapan, ideal diri tidak

sesuai harapan, penilaian klien terhadap pandangan / penghargaan orang

lain.

h. Hubungan sosial. Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien,

tanyakan upaya yang biasa dilakukan bila ada masalah, tanyakan kelompok

apa saja yang diikuti dalam masyarakat, keterlibatan atau peran serta dalam

kegiatan kelompok / masyarakat, hambatan dalam berhubungan dengan

orang lain, minat dalam berinteraksi dengan orang lain.

Page 27: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

i. Spiritual. Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah / menjalankan keyakinan,

kepuasan dalam menjalankan keyakinan.

j. Status mental

1) Penampilan

Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kaki apakah

ada yang tidak rapih, penggunaan pakaian tidak sesuai, cara berpakaian

tidak seperti biasanya, kemampuan klien dalam berpakaian, dampak

ketidakmampuan berpenampilan baik / berpakaian terhadap status

psikologis klien.

2) Pembicaraan

Amati pembicaraan klien apakah cepat, keras, terburu-buru, gagap, sering

terhenti / bloking, apatis, lambat, membisu, menghindar, tidak mampu

memulai pembicaraan.

3) Aktivitas motorik

a) Lesu, tegang, gelisah.

b) Agitasi : gerakan motorik yang menunjukan kegelisahan

c) Tik : gerakan-gerakan kecil otot muka yang tidak terkontrol

d) Grimasem : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak

terkontrol klien

e) Tremor : jari-jari yang bergetar ketika klien menjulurkan tangan dan

merentangkan jari-jari

f) Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang

4) Alam perasaan

a) Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan

b) Ketakutan : objek yang ditakuti sudah jelas

c) Khawatir : objeknya belum jelas

5) Afek

a) Datar : tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang

menyenangkan atau menyedihkan.

Page 28: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

b) Tumpul : hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang sangat kuat

c) Labil : emosi klien cepat berubah-ubah

d) Tidak sesuai : emosi bertentangan atau berlawanan dengan stimulus

6) Interaksi selama wawancara

a) Kooperatif : berespon dengan baik terhadap pewawancara

b) Tidak kooperatif : tidak dapat menjawab pertanyaan pewawancara

dengan spontan

c) Mudah tersinggung

d) Bermusuhan : kata-kata atau pandangan yang tidak bersahabat atau

tidak ramah

e) Kontak kurang : tidak mau menatap lawan bicara

f) Curiga : menunjukan sikap atau peran tidak percaya kepada

pewawancara atau orang lain.

g) Persepsi

h) Jenis-jenis halusinasi dan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak

pada saat klien berhalusinasi.

7) Proses pikir

a) Sirkumtansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada

tujuan

b) Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada

tujuan

c) Kehilangan asosiasi : pembicaraan tidak ada hubungan antara satu

kalimat dengan kalimat lainnya

d) Flight of ideas : pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik

yang lainnya.

e) Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan dari luar

kemudian dilanjutkan kembali

f) Perseferasi : kata-kata yang diulang berkali-kali

g) Perbigerasi : kalimat yang diulang berkali-kali

Page 29: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

8) Isi fikir

a) Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha

menghilangkannya.

b) Phobia : ketakutan yang patologis / tidak logis terhadap objek / situasi

tertentu.

c) Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ tubuh yang

sebenarnya tidak ada.

d) Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang

lain dan lingkungan.

e) Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi

dilingkungan yang bermakna yang terkait pada dirinya.

f) Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan

hal-hal yang mustahil atau diluar kemampuannya.

g) Waham :

Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan

dan diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan

Somatik : keyakinan klien terhadap tubuhnya dan diucapkan

berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan keyakinan

Kebesaran : keyakinan klien yang berlebihan terhadap

kemampuannya dan diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai

dengan kenyataan

Curiga : keyakinan klien bahwa ada seseorang yang berusaha

merugikan, mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi

tidak sesuai dengan kenyataan

Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada didunia /

meninggal yang dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak sesuai

dengan kenyataan

Waham yang bizar

Page 30: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

Sisip pikir : klien yakin ad aide pikiran orang lain yang disisipkan

didalam pikirannya, disampaikan secara berulang-ulang dan tidak

sesuai dengan kenyataan

Siar pikir : klien yakin ada orang lain yang mengetahui apa yang

klien pikirkan walaupun klien tidak pernah menceritakannya

kepada orang, disampaikan secara berulang-ulang dan tidak sesuai

kenyataan

Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari

luar, disampaikan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan

kenyataan.

6. Tingkat kesadaran

a. Bingung : tampak bingung dan kacau ( perilaku yang tidak mengarah pada

tujuan).

b. Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar atau tidak sadar

c. Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan yang diulang-ulang,

anggota tubuh klien dalam sikap yang canggung dan dipertahankan klien

tapi klien mengerti semua yang terjadi dilingkungannya

d. Orientasi : waktu, tempat dan orang

e. Jelaskan apa yang dikatakan klien saat wawancara

f. Memori

1) Gangguan mengingat jangka panjang : tidak dapat mengingat kejadian

lebih dari 1 bulan.

2) Gangguan mengingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian

dalam minggu terakhir.

3) Gangguan mengingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru

saja terjadi.

4) Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan

memasukan cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya

ingatnya.

Page 31: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

5) Tingkat konsentrasi

Mudah beralih : perhatian mudah berganti dari satu objek ke objek

lainnya.

Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar pertanyaan

diulang karena tidak menangkap apa yang ditanyakan atau tidak dapat

menjelaskan kembali pembicaraan.

Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan atau

pengurangan pada benda-benda yang nyata

Daya tilik diri

Mengingkari penyakit yang diderita : klien tidak menyadari gejala

penyakit (perubahan fisik dan emosi) pada dirinya dan merasa tidak

perlu minta pertolongan / klien menyangkal keadaan penyakitnya,

klien tidak mau bercerita tentang penyakitnya

Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang lain atau

lingkungan yang menyebabkan timbulnya penyakit atau masalah

sekarang

Kebutuhan persiapan pulang

o Makan

Tanyakan frekuensi, jumlah, variasi, macam dan cara makan,

observasi kemampuan klien menyiapkan dan membersihkan alat

makan.

o Buang Air Besar dan Buang Air Kecil

Observasi kemampuan klien untuk Buang Air Besar (BAB) dan

Buang Air Kecil (BAK), pergi menggunakan WC atau

membersihkan WC.

o Mandi

Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat

gigi, cuci rambut, gunting kuku, observasi kebersihan tubuh dan

Page 32: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

bau badan klien.

o Berpakaian

Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan

mengenakan pakaian, observasi penampilan dandanan klien.

o Istirahat dan tidur

Observasi dan tanyakan lama dan waktu tidur siang atau malam,

persiapan sebelum tidur dan aktivitas sesudah tidur.

o Penggunaan obat

Observasi penggunaan obat, frekuensi, jenis, dosis, waktu, dan

cara pemberian.

o Pemeliharaan kesehatan

Tanyakan kepada klien tentang bagaimana, kapan perawatan

lanjut, siapa saja sistem pendukung yang dimiliki.

o Aktivitas di dalam rumah

Tanyakan kemampuan klien dalam mengolah dan menyajikan

makanan, merapikan rumah, mencuci pakaian sendiri, mengatur

kebutuhan biaya sehari-hari.

o Aktivitas di luar rumah

Tanyakan kemampuan klien dalam belanja untuk keperluan

sehari-hari, aktivitas lain yang dilakukan di luar rumah.

o Pola dan mekanisme koping

Data didapat melalui wawancara dengan klien atau keluarganya.

Aspek medis

Tulis diagnosa medis yang telah diterapkan oleh Dokter, tuliskan

obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi

lain.

Masalah Keperawatan

Page 33: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

Dari pengkajian dapat disimpulkan masalah keperawatan yang

dapat ditemukan pada klien dengan gangguan konsep diri : harga

diri rendah yaitu :

o Isolasi sosial : menarik diri

o Gangguan konsep diri : harga diri rendah situasional

o Gangguan citra tubuh

Pohon masalah

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri :

Harga diri rendah

Gangguan citra tubuh

 

(Keliat, Budi Anna. 2002)

B. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan masalah keperawatan pasien

yang mencakup baik respon sehat adaptif atau maladaptif serta stressor yang

menunjang. (Stuart & Sundeen, 1998 : 41)

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan

mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan

resiko tinggi. (Marilyn E. Doenges, 1999 : 8 )

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diagnosa keperawatan

adalah suatu cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan

Page 34: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi mencakup

respon adaptif maupun maladaptif serta stresor yang menunjang.

Diagnosa keperawatan yang mungkin untuk masalah gangguan konsep diri :

harga diri rendah adalah :

1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

a. Definisi

Suatu kondisi dimana individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif

mengalami perasan negatif mengenai dirinya dalam berespon.

b. Batasan karakteristik

1) Mayor

(1) Kekambuhan episodik dari penghargaan diri negatif dalam berespon

terhadap kejadian kehidupan pada seorang individu dengan evaluasi

diri positif sebelumnya.

(2) Pengungkapan perasaan negatif, mengenai diri ( ketidak berdayaan,

kegunaan )

2) Minor

(1) Pengungkapan diri yang negatif

(2) Ekpresi malu

(3) Evaluasi diri sebagai tidak mampu menangani situasi-situasi /

kejadian

(4) Kesukaran mengambil keputusan Gelisah

(5) Pengabaian diri

(6) Isolasi sosial

(7) (Carpenito. L.J, 1998 : 353 )

2. Isolasi sosial : menarik diri

a. Definisi

Harga diri rendah situasional : suatu keadaan dimana seseorang memiliki

perasaan-perasaan yang negatif tentang dirinya dalam berespon terhadap

peristiwa ( kehilangan, perubahan ).

Page 35: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

b. Batasan karakteristik

1) Mayor

Kejadian yang berulang atau berkala dari penilaian diri yang negatif

dalam berespon terhadap peristiwa yang pernah dilihat secara positif

menyatakan perasaan negatif tentang dirinya (putus asa, tidak berguna)

2) Minor

(1) Pernyataan negatif atas dirinya

(2) Mengekspresikan rasa malu, bersalah.

(3) Penilaian diri tidak mampu mengatasi peristiwa / situasi

(4) Kesulitan membuat keputusan

(5) Mengabaikan diri (tidak peduli pada diri sendiri)

(6) Mengisolasi diri

( Carpenito .L.J, 1998 : 853)

3. Gangguan citra tubuh

a. Definisi

Keadaan dimana individu mengalami atau beresiko untuk menglami

gangguan dalam cara penerapan citra diri seseorang.

b. Batasan karakteristik

1) Mayor

Respon negatif verbal atau nonverbal terhadap perubahan aktual atau

dalam struktur dan / atau fungsi (misal malu, keadaan yang memalukan,

bersalah, reaksi mendadak)

2) Minor

(1) Tidak terlihat pada bagian tubuh

(2) Tidak menyentuh bgian tubuh

(3) Bersembunyi atau memanjakan bagian tubuhsecara berlebihan

(4) Perubahan dalam keterlibatan sosial

(5) Perasaan terhadap bagian tubuh, perasaan ketidak berdayaan,

keputusasaan, tidak ada kekuatan, kerentanan

Page 36: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

(6) Larut dalam perubahan atau kehilangan

(7) Penolakan untuk membuktikan perubahan aktual

(8) Depersonalisasi bagian tubuh atau kehilangan

(9) Tingkah laku merusak diri (misal mutilasi, usahah bunuh diri, makan

berlebihan, kurang makan)

( Carpenito. L.J, 2001:348)

Page 37: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

C.Rencana Tindakan Keperawatan

No

DX

Diagnosa

keperawatan

Perencanaan

Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi

1. I

Isolasi sosial :

menarik diri

berhubungan

dengan (b.d)

harga diri

rendah

TUM :

Klien dapat berhubungan

dengan orang lain secara

optimal

TUK 1 :

Klien dapat membina

hubungan saling percaya

Setelah ... kali pertemuan / lebih

hubungan saling percaya dapat

dibina :

a.       Ekspresi wajah yang bersahabat

b.      Hubungan terapeutik dapat

terealisasi dengan menunjukan rasa

senang

c.       Ada kontak mata

d.      klien mau berjabat tangan

e.       Klien mau menjawab salam

f.       Klien mau mengungkapkan

perasaannya.

g.      Klien mau bercerita mengenai

masalah yang dihadapinya.

a.       Beri salam atau panggil nama sebutkan

nama perawat sambil berjabat tangan

b.      Jelaskan maksud hubungan interaksi

c.       Jelaskan kontrak yang harus dibuat

d.      Beri rasa aman dan sikap empati

e.       Lakukan kontak singkat tapi sering

TUK 2 :

a.       Diskusikan kemampuan dan aspek positif

Page 38: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

Klien dapat

mengidentifikasi

kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki

Setelah ... kali pertemuan, klien dapat

mengidentifikasikan aspek positif

klien, keluarga dan kemampuan yang

dimiliki klien

yang dimiliki klien

b.      Hindari memberi penilaian negatif,

utamakan memberi pujian yang realistis

TUK 3 :

Klien dapat menilai

kemampuan yang

digunakan

Setelah ... kali pertemuan, klien

menilai kemampuan yang digunakan

minimal 3 kemampuan / kegiatan.

a.       Diskusikan dengan klien kemampuan

yang digunakan

b.      Diskusikan kemampuan yang dapat

dilanjutkan.

TUK 4 :

Klien dapat menetapkan

(merencanakan) kegiatan

sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki

Setelah ... kali pertemuan, klien

membuat rencana kegiatan

a.       Rencana bersama klien aktivitas yang

dapat dilakukan setiap hari sesuai

kemampuan

b.      Tingkatkan kegiatan sesuai dengan

toleransi

c.       Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan

yang dapat dilakukan sesuai kemampuan

TUK 5 :

Klien dapat melaku-kan

kegiatan sesuai dengan

Setelah 1 kali pertemuan, klien

melakukan sesuai kondisi sakit dan

a.       Beri kesempatan untuk melakukan

Page 39: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

kondisi sakit dan

kemampuannya

kemampuanya kegiatan sesuai rencana

b.      Beri pujian atas keberhasilan klien

melakukan tindakan

c.       Diskusikan kemampuan pelaksanaan

kegiatan di rumah

TUK 6

Klien dapat

memanfaatkan sistem

pendukung yang ada.

Setelah dua kali interaksi klien

memanfaatkan sistem pendukung yang

ada di keluarga

a.       Beri pendidikan kesehatan pada keluarga

tantang cara merawat lien dengan harga diri

rendah

b.      Bantu keluarga memberikan dukungan

selama klien di rumah

2 II

Kurang

motivasi

perawatan diri

b.d defisit

perawtan diri

TUM :

Klien dapat mearawat

dirinya sendiri

TUK 1 :

Klien dapat membina

hubungan saling percaya.

Setelah ... kali interaksi klien

menunjukkan tanda-tanda percaya

kepada perawat :

a.    Ekspresi wajah bersahabat

b.    Ada kontak mata

c.    Mau menyebutkan nama

d.   Mau menjawab salam

e.   Mau duduk berdampingan dengan

Bina hubungan saling percaya dengan

menggunakan prinsip komunikasi

terapeutik :

a.     Sapa klien dengan ramah baik verbal

maupun non verbal

b.    Perkenalkan nama, nama panggilan dan

tujuan perawat berkenalan

c.     Tanyakan nama lengkap dan nama

Page 40: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

perawat

f.   Bersedia mengungkapkan masalah

yang dihadapi

panggilan yang disukai klien

d.    Buat kontrak yang jelas

e.     Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji

setiap kali interaksi

f.     Tunjukkan sikap empati dan menerima apa

adanya

g.     Beri perhatian kepada klien dan perhatikan

kebutuhan dasar klien

h.    Tanyakan perasaan klien dan masalah yang

dihadapi klien

i.      Dengarkan dengan penuh perhatian

ekspresi perasaan klien

TUK 2 :

Klien mengetahui

pentingnya perawatan diri

Dalam tiga kali pertemuan klien dapat

menyebutkan:

a.    Penyebab tidak merawat diri

b.    Manfaat menjaga pearawatan diri

c.    Tanda-tanda bersih dan rapih

Diskusikan dengan klien:

a.   Penyebab klien tidak merawat diri

b.  Manfaat menjaga pearawatan diri untuk

keadaan fisik, mental, dan sosial

c.   Tanda-tanda perawatan diri yang baik

Page 41: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

d.   Gangguan yang dialami jika

perawatan diri tidak diperhatikan

d.  Penyait atau gangguan keseahatan yang

dialami oleh klien jika perawatan diri tidak

adekuat

3. Klien mengetahui cara-

cara melakukan

perawatan diri

a.       Dalam tiga kali pertemuan klien

menyebutkan frekuensi menjaga

perawatan diri:

          Frekunsi mandi

          Frekunsi gosok gigi

          Frekunsi keramas

          Frekunsi ganti pakaian

          Frekunsi berhias

          Frekunsi gunting kuku

b.      Dalam tiga kali interaksi klien

menjelaskancara menjaga kebersihan

diri:

1)      Cara mandi

2)      Cara gosok gigi

3)      Cara keramas

4)      Cara ganti pakaian

a.       Diskusiakan frekuensi menjaga perawatan

diri selama ini:

1)      Mandi

2)      Gosok gigi

3)      Keramas

4)      Ganti pakaian

5)      Berhias

6)      Gunting kuku

b.      Diskusiakan cara praktek perawatan diri

yang baik dan benar:

1)      Mandi

2)      Gosok gigi

3)      Keramas

4)      Ganti pakaian

5)      Berhias

6)      Gunting kuku

Page 42: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

5)      Cara berhias

6)      Cara gunting kuku

c.       Berikan pujian untuk setiap respon klien

yang positif

4.     Klien dapat

melaksanakan perawatan

dengan bantuan perawat

Dalam dua kali interaksai klien

mempraktekn keperawatan diri dengan

dibantu oleh perawat

a.   Mandi

b.  Gosok gigi

c.   Keramas

d.  Ganti pakaian

e.   Berhias

f.   Gunting kuku

a.     Bantu lien saat perawatan diri:

1)      Mandi

2)      Gosok gigi

3)      Keramas

4)      Ganti pakaian

5)      Berhias

6)      Gunting kuku

b.     Beri pujian setelah klien melaksanakan

perawatan diri

5.     Klien dapat

melaksanakan perawatan

diri secara mandiri

Dalam tiga kali interaksi klien

melaksanakan praktek perawatan diri

yang mandiri:

a.   Mandi dua kali sehari

b.  Gosok gigi setelah makan

c.   Keramas dua kali seminggu

d.  Ganti pakaian satu kali sehari

e.   Berhias sehabis mandi

a.       Pantau klien dalam melaksanakan

perawatan diri:

1)      Mandi

2)      Gosok gigi

3)      Keramas

4)      Ganti pakaian

5)      Berhias

6)      Gunting kuku

Page 43: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

f.   Gunting kuku setelah mulai panjang b.      Beri pujian setelah klien melaksanakan

perawatan diri secara mandiri.

6.     Klien mendapatkan

dukungan keluarga untuk

meningkatkan perawatan

diri

a.  Dalam tiga kali interaksi kelurga

menjelasakan cara membantu

klien dalam memenuhi kebutuhan

perawatan diri

b.    Dalam dua kali interaksi keluarga

menyiapkan sarana perawatan diri

klien: sabun mandi, shampo, pasta

gigi, sikat gigi, handuk, pakaian

bersih, sandal dan alat berhias.

c.     Keluarga mempraktekan

perawatan diri pada klien

a.       Diskusikan dengan keluarga:

1)      Penyebab klien tidak meaksanakan

perawatan diri

2)  Tindakan yang btelah dilakukan klien

selama dirumah sakit dalam menjaga

perawatan diri dan kemajuan yang telah

dialami klien

3)  Dukungan yang bisa diberikan oleh

keluarga untuk meningkatkan kemampuan

klien dalam perawatan diri

b.      Diskusikan dengan keuarga tentang:

1)      Sarana yang dipelukn klien untuk menjaga

perawatan diri klien

2)       Anjurkan kepada keluarga menyiapkan

sarana tersebut

c.       Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang

perlu dilakukan keluarga dalam perawatan

Page 44: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

diri:

1)      Anjurkan keluarga untuk mempraktekan

perawatan diri (mandi, gosok gigi, keramas,

ganti baju, dan gunting kuku)

2)      Ingatkan klien waktu mandi, gosok gigi,

keramas, ganti baju, dan gunting kuku

3)      Bantu jika klien mengalami hambatan

dalam perawatan diri

4)      Berikan pujian atas keberhasilan klien

Tim Keperawatan (2006) Standar Rencana Keperawatan RSMM Bogor, Bogor : Direktorat Jenderal Pelayanan Medik,

Depkes RI.

Page 45: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

D.Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan perencanaan asuhan keperawatan oleh

perawat dan klien. Petunjuk dalam implementasi :

1. Intervensi dilakukan sesuai dengan rencana.

2. Keterampilam interpersonal, intelektual, tekhnikal dilakukan dengan cermat

dan efisien dalam situasi yang tepat.

3. Dokumentasi intrvensi dan respon klien.

(Keliat, Budi Anna. 1998 : 15)

Dalam pelaksanaan implementasi, penulis menggunakan langkah-langkah

komunikasi terapeutik yang terdiri dari :

a. Fase Pra Interaksi

Pra interaksi dimulai sebelum kontak pertama dengan klien, perawat

mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutannya sehingga kesadaran dan

kesiapan perawat untuk melakukan hubungan dengan klien dapat

dipertanggung jawabkan.

b. Fase Perkenalan

Pada fase ini dimulai dengan pertemuan dengan klien, hal-hal yang perlu

dikaji adalah alasan klien meminta pertolongan yang akan mempengaruhi

terbinanya rasa percaya antara perawat dengan klien.

c. Fase Orientasi

a) Memberi salam terapeutik

b) Mengevaluasi dan memvalidasi data subjektif dan objektif yang

mendukung diagnosa keperawatan.

c) Membuat kontrak untuk sebuah topik disertai waktu dan tempat dan serta

mengingatkan kontrak sebelumnya.

d. Fase Kerja

Fase kerja merupakan inti hubungan perawat dengan klien yang terkait

dengan pelaksanaan perencanaan yang sudah ditentukan sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai. Pada fase ini perawat mengeksplorasi stressor

Page 46: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

yang tepat mendorong perkembangan kesadaran diri dengan

menghubungkan persepsi, fikiran, perasaan dan perbuatan klien.

e. Fase Terminasi

Fase terminasi merupakan fase yang amat sulit dan penting dari hubungan

intim terapeutik yang sudah terbina dan berada dalam tingkat optimal. Fase

terminasi terbagi menjadi :

a) Terminasi sementara

Adalah terminasi akhir dari tiap pertemuan antara perawat dengan klien.

b) Terminasi Akhir

(1)Mengevaluasi respon klien setelah tindakan keperawatan.

(2)Merencanakan tindak lanjut.

(3)Mengeksplorasi perasaan klien.

E. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan untuk mengidentifikasi sejauh mana tujuan dari

perencanaan tercapai dan evaluasi itu sendiri dilakukan terus menerus melalui

hubungan yang erat.

Evaluasi dibagi menjadi dua macam yaitu :

a. Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan terus menerus untuk

menilai hasil tindakan yang telah dilakukan.

b. Sumatif yaitu evaluasi akhir yang ditujukan untuk menilai keberhasilan

tujuan yang dilakukan.

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, sebagai

pola pikir :

S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan.

O : Respon objektif klien terhadap tindakan yang telah dilaksanakan.

A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan masalah

tetap atau muncul masalah baru atau data yang kontradiktif dengan masalah

yang ada.

P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkakn hasil analisa pada respon klien.

Page 47: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

Rencana tindak lanjut berupa :

1) Rencana teruskan, bila masalah tidak berubah.

2) Rencana dimodifikasi, jika masalah tetap, semua tindakan sudah dijalankan

tetapi hasil tidak memuaskan.

3) Rencana dibatalkan, jika ditemukan masalah baru dan bertolak belakang

dengan masalah yang ada serta diagnosa lama dibatalkkan.

4) Rencana atau diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan diperlukan adalah

memelihara dan mempertahankan kondisi baru.

Pada evaluasi sangat diperlukan reinforcement untuk menguatkan perubhan

yang positif. Klien dan keluarga juga dimotifasi untuk melakukan self-

reinforsement.

Hasil yang diharapkan saat merawat klien dengan respon konsep diri mal adatif

adalah klien akan mencapai tingkat aktualitas diri yang maksimal untuk

menyadari potensi dirinya.

Evaluasi keberhasilan pada klien dengan gangguan konsep diri : harga diri

rendah :

Pada akhir keperawatan diharapkan :

a) Klien mampu :

1) Klien dapat mengidentifikasikan aspek positif klien, Keluarga dan

kemampuan yang dimiliki klien.

2) Klien menilai kemampuan yang digunakan.

3) Klien membuat rencana kegiatan

4) Klien membuat rencana kegiatan

5) Klien melakukan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya

6) Klien mampu memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga

7) Melakukan kegiatan hidup sehari – hari sesuai jadwal yang dibuat klien.

8) Meminta bantuan keluarga

9) Melakukan follow up secara teratur

Page 48: Tugas Bu Tanwi IMUN Selesai

b) Keluarga mampu :

1) Mengidentifikasi terjadinya gangguan konsep diri : harga diri rendah

kronis

2) Merawat klien di rumah dan mendukung kegiatan klien.

3) Menolong klien menggunakan obat dan follow up