tugas besar desain portal beton tahan gempa wahyu & nur
TRANSCRIPT
Desain Portal Beton Tahan Gempa
BAB I
PEMBEBANAN STRUKTUR
1.1 Kodefikasi Balok
Ket : BA = Balok Anak
Gambar 1.1 Kodefikasi Balok
1.2 Estimasi Ukuran Balok
Syarat :
SNI 03-2847-2002, pasal 23.3.1).(4) hal 208 : lebar tidak boleh kurang
dari 250 mm.
SNI 03-2847-2002, pasal 23.3.1).(3) hal 208 : Perbandingan lebar
terhadap tinggi tidak boleh kurang dari 0,3. Artinya tinggi maksimum
adalah 3,33 kali lebar.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 1
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Lantai 1-7
a. B1
Panjang bentang (L) = 8500 mm
h = (1/10)×L (1/12)×L
h = (1/10) × 8500 mm = 850 mm
dipakai h = 800 mm
b =
h2 =
8002 = 400 mm
b. B2
Panjang bentang (L) = 4500 mm
h = (1/10) × L (1/12) × L
h = (1/10) × 4500 mm = 450 mm
dipakai h = 600 mm
b =
h2 =
6002 = 300 mm
c. B3
Panjang bentang (L) = 6000 mm
h = (1/10) × L (1/12) × L
h = (1/10) × 6000 mm = 600 mm
dipakai h = 600 mm
b =
h2 =
6002 = 300 mm
d. Balok Anak, BA
Dipakai h = 500 mm
b =
h2 =
5002 = 250 mm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 2
Gambar 1.3Tampang Balok Anak, BA
Gambar 1.2Tampang Balok
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Lantai 8 (Atap)
e. B1
Panjang bentang (L) = 8500 mm
h = (1/10) × L (1/12) × L
h = (1/12) × 8500 mm = 708,3 mm
dipakai h = 700 mm
b =
h2 =
7002 = 350 mm
f. B2
Panjang bentang (L) = 4500 mm
h = (1/10) × L (1/12) × L
dipakai h = 500 mm
b =
h2 =
5002 = 250 mm
g. B3
Panjang bentang (L) = 6000 mm
h = (1/10) × L (1/12) × L
h = (1/12)×6000 mm = 500 mm
dipakai h = 500 mm
b =
h2 =
5002 = 250 mm
h. Balok Anak, BA
Dipakai h = 400 mm
Dipakai b = 250 mm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 3
Desain Portal Beton Tahan Gempa
1.3 Estimasi Ukuran Kolom
Berdasarkan pertimbangan ekonomi dan untuk memudahkan tahap
pelaksanaan, ukuran kolom akan dibuat seragam. Namun kolom-kolom
akan dibedakan berdasarkan komposisi baja tulangannya.
Untuk mempermudah, diasumsikan/digunakan luasan pelat terbesar = 8,5
x 6 m.
Tinggi dinding dianggap 3,2 m.
Dinding =
(L dinding×tebal× tinggi x BJ ) arah X+( L dinding×tebal× tinggi x BJ ) arah YL x× L y
=
(8,5×0,15×3,2×1,75)+(6×0,15×3,2×1,75)6×8,5
= 0,2388 ton/m2
QU = (1,2 × (Mati+Dinding)) + (1,6 × Hidup (Perpustakaan))
= (1,2 × (0,4705+ 0,2388)) + (1,6 × 0,40)
= 1,4912 ton/m2
PU.Kolom = Lx × Ly × QU × n lantai
= 6 × 8,5 × 1,4912 × 8
= 608,4096 ton
= 608409,6 kg
= 5968498,176 N
PU.Max = 0,7×Ag×f’c
Ag =
PU .MAX
0,7×f'c =
5968498,176 0,7×25 = 341057,039 mm2
b = h = √Ag
= √341057,039 = 584,001 mm ~ dipakai b = h = 800 mm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 4
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Ag = b x h = 800 x 800 = 640000 mm2 > Ag perlu = 341057,039 mm2,
Aman.
Maka b = h kolom = 800 mm
Estimasi Ukuran Kolom Cara Konvensional
Umumnya beban kolom diasumsikan sekitar 1,0 – 2,0 t/m2.
Misal dipakai beban sebesar 1,5 t/m2.
Luas pelat lantai = 8,5 x 6 = 51 m2.
Gaya aksial 1 lantai = Luas x beban = 51 x 1,5 = 76,5 ton.
P total = Gaya aksial 1 lantai x jumlah lantai
= 76,5 x 8
= 612 ton = 612000 kg = 6003720 N
PU.Max = 0,7×Ag×f’c
Ag =
PU .MAX
0,7×f'c
=
60037200,7×25
= 343069,714 mm2
b = h = √Ag
= √343069,714
= 585,722 mm
~dipakai b = h = 800 mm
Dipakai :
Ukuran kolom lantai 1-8 = 800x800 mm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 5
Desain Portal Beton Tahan Gempa
1.4 Perhitungan Pembebanan
Beban mati pada atap
- Pelat atap = 0,1 m × 2,4 t/m3 = 0,2400 t/m2
- Lapisan kedap air = 0,025 m × 1,9 t/m3 = 0,0475 t/m2
- Eternit = 0,0150 t/m2
- Ducting AC = 0.02 t/m2 +
- qd.atap = 0,3225 t/m2
Beban hidup pada atap
- ql.atap = 0,1 t/m2
Beban mati pada lantai
- Pelat lantai = 0,12 m × 2,4 t/m3 = 0,288 t/m2
- Tegel/keramik = 0,015 t/m2 = 0,015 t/m2
- Spesi = 0,025 m×1,9 t/m3 = 0,0475 t/m2
- Pasir = 0,050 m×1,7 t/m3 = 0,085 t/m2
- Ducting AC = 0.02 t/m2
- Eternit = 0,015 t/m2 +
- qd.lantai = 0,4705 t/m2
Beban hidup pada lantai (Perpustakaan)
- ql.lantai = 0,40 t/m2
Beban dinding diatas balok B1 / Beban dinding luar arah Y
Asumsi tinggi tembok = Tinggi lantai – h balok B1
= 4m - 0,8m
= 3,2 m
- qdindingB1 = tebal dinding x tinggi x BJ tembok
= 0,15m × 3,2 ×1,75 t/m3 = 0,84 t/m
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 6
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Beban dinding diatas balok B2 / Beban dinding luar arah Y
Asumsi tinggi tembok = Tinggi lantai – h balok B2
= 4m - 0,6m
= 3,4 m
- qdindingB2 = tebal dinding x tinggi x BJ tembok
= 0,15m × 3,4m × 1,75 t/m3
= 0,8925 t/m
Beban dinding diatas balok B3 / Beban dinding luar arah X
Asumsi tinggi tembok = Tinggi lantai – h balok B3
= 4m - 0,6m
= 3,4 m
- qdindingB3 = tebal dinding x tinggi x BJ tembok
= 0,15m × 3,4 m × 1,75 t/m3
= 0,8925 t/m
Beban dinding diatas balok B1, B2, B3 & BA tengah / dinding dalam.
Beban dinding pada balok ini boleh dianggap tidak sebesar balok tepi,
karena umumnya (diasumsikan pada balok-balok tengah ini banyak
terdapat jendela/bukaan).
Untuk mempermudah, dianggap hanya 50 % dari beban balok tepi,
maka :
qdinding B1 = 0,84 x 0,5 = 0,42 t/m
qdinding B2 = 0,8925 x 0,5 = 0,446 t/m
qdinding B3 = 0,8925 x 0,5 = 0,446 t/m
qdinding BA =0,8925 x 0,5 = 0,446 t/m
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 7
Desain Portal Beton Tahan Gempa
1.5 Beban Equivalen
1.5.1 Atap
a. Beban Equivalen pada BAA dan B3A ( arah X )
Gambar 1.4 Pola distribusi beban yang ditahan B3A, dan BAA
(daerah berwarna)
Daerah beban yang ditahan oleh balok B3A, dan BAA seperti yang terlihat
pada gambar adalah daerah yang diarsir. Balok B3A, dan BAA adalah
daerah beban tersebut berbentuk trapesium. Untuk daerah beban yang
ditahan oleh balok B3A dan BAA tepi diasumsikan penuh (tidak setengah)
seperti halnya balok B3A dan BAA tengah.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 8
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Balok Anak BAA
Gambar 1.5 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok BAA
Perhitungan Pembebanan
P1 (Segitiga) = Luas segitiga . q
= (½ . alas . tinggi ) . q
= (½ . 2,20 m . 4,4 m) . q
= 4,84. q
P2 (Persegi panjang) = Luas Persegi panjang . q
= (panjang . lebar) . q
= (1,05 m . 4,4 m) . q
= 4,62. q
RA = ( P1 + P2 ).q
= 4,84+ 4,62
= 9,46 . q
MT = (RA × jarak ke titik T) - (P1 × jarak ke titik T) + (P2 × jarak
ke titik T)
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 9
Desain Portal Beton Tahan Gempa
= (RA × jarak ke titik T) - (P1 × jarak titik berat segitiga ke
titik T) - (P2 × jarak titik berat segitiga ke titik T)
= (RA × 3,25m) - (P1 × ( 13
.2 ,20+1,05)) - (P2 ×
( 1 ,052 )
= (9,46 . q . 3,25) - (4,62. q . 1,783) – (4,62 . q . 0,525)
= 30,745 . q – 8,63 . q – 2,4255 . q
= 19,69 . q
Momen maksimum beban terbagi rata
Mmaks = 1/8 . qeq . L2
19,69 . q = 1/8 . qeq . 6,52
19,69 . q = 1/8 . qeq . 42,25
qeq = ( 8 .19 , 69 .q 42 ,25 )
= 3,728 . q
qD = 3,728 . q = 3,728 . 0,3225 = 1,202 t/m
Berat sendiri struktur tambahan
Berat dinding diatas BAA = 0 (tidak ada dinding dilantai atap)
Berat balok BAA = b . h . 1 . BJ Beton
= 0,25 . 0,4 . 1 . 2,4
= 0,24 t/m
qD total = 1,202 + 0,24 = 1,442 t/m
qL = 3,728. q = 3,728. 0,1 = 0,3728 t/m
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 10
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Balok B3A
Gambar 1.6 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok B3A
Perhitungan Pembebanan
P1 (Segitiga) = Luas segitiga . q
= (½ . alas . tinggi ) . q
= (½ . 2,25 m . 2,25 m) . q
= 2,53 . q
P2 (Persegi panjang) = Luas Persegi panjang . q
= (panjang . lebar) . q
= (1 m . 2,25 m) . q
= 2,25. q
P1 (Segitiga) = Luas segitiga . q
= (½ . alas . tinggi ) . q
= (½ . 2,2 m . 2,2 m) . q
= 2,42. q
P2 (Persegi panjang) = Luas Persegi panjang . q
= (panjang . lebar) . q
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 11
Desain Portal Beton Tahan Gempa
= (1,05 m . 2,2 m) . q
= 2,31. q
RA = P1 + P2 + P3 + P4
= ( 2,53 + 2,25 + 2,42 + 2,31).q
= 9,51 . q
MT = (RA × jarak ke titik T) - (P1 × jarak ke titik T) + (P2 × jarak
ke titik T)
= (RA × jarak ke titik T) - (P1 × jarak titik berat segitiga ke
titik T) - (P2 × jarak titik berat segitiga ke titik T)
= (RA × 3,25m) - (P1 × ( 13
.2 ,25+1)) - (P2 ×
( 12 )
) - (P3 ×
( 13
.2,2+1 ,05)) - (P4 ×
( 1 ,052 )
)
= (9,51 . q. 3,25) - (2,53. q . 1,75) – (2,25.q . 0, 5) –
(2,42.q . 1,783) – (2,31. q .0,525)
= (30,9075 – 4,4275 – 1,125 – 4,315 – 1,21275).q
= 19,827 . q
Momen maksimum beban terbagi rata
Mmaks = 1/8 . qeq . L2
19,827. q = 1/8 . qeq . 6,52
19,827. q = 1/8 . qeq . 42,25
qeq = ( 8 .19,827 .q 42 ,25 )
= 3,754 . q
qD = 3,753. q = 3,754. 0,3225 = 1,21 t/m
Berat sendiri struktur tambahan
Berat dinding diatas B3A = 0 (tidak ada dinding dilantai atap)
Berat balok B3A = b . h . 1 . BJ Beton
= 0,25 . 0,5 . 1 . 2,4
= 0,3 t/m
qD total = 1,21 + 0,3 = 1,51 t/m
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 12
Desain Portal Beton Tahan Gempa
qL = 3,753. q = 3,474 . 0,1 = 0,375 t/m
b. Beban equivalen pada B1A, dan B2A (arah Y)
Gambar 1.7 Pola distribusi beban yang ditahan B1A, dan B2A
(daerah berwarna)
Daerah beban yang ditahan oleh balok B1A, dan B2A seperti yang terlihat
pada gambar adalah daerah yang diarsir. Balok B1A, dan B2A adalah
daerah beban tersebut berbentuk segitiga. Untuk daerah beban yang
ditahan oleh balok B1A dan B2A tepi diasumsikan penuh (tidak setengah)
seperti halnya balok B1A dan B2A tengah.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 13
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Balok B1A
Gambar 1.8 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok B1A
Perhitungan Pembebanan
P (Segitiga) = Luas segitiga . q
= (½ . alas . tinggi ) . 2 segitiga . q
= (½ . 4,4 m . 2,2 m) . 2. q
= 9,68 . q
RA = P
= 9,68 . q
MT = (RA × jarak ke titik T) - (P × jarak ke titik T)
= (RA × jarak ke titik T) - (P × jarak titik berat segitiga ke
titik T)
= (RA × 4,4m) - (P × ( 4,4
2 )m)
= (9,68 . q . 4,4) - (9,68 . q . 2,2)
= (42,592 – 21,296). q
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 14
Desain Portal Beton Tahan Gempa
= 21,296. q
Momen maksimum beban terbagi rata
Mmaks = 1/8 . qeq . L2
21,296 . q = 1/8 . qeq . 8,82
21,296. q = 1/8 . qeq . 77,44
qeq = ( 8 .21,296 77 , 44 )
= 2,2 . q
qD = 2,2 . q = 2,2 . 0,3225 = 0,71 t/m
Berat sendiri struktur tambahan
Berat dinding diatas B1A = 0 (tidak ada dinding dilantai atap)
Berat balok B1A = b . h . 1 . BJ Beton
= 0,35 . 0,7 . 1 . 2,4
= 0,588 t/m
qD total = 0,71 + 0,588 = 1,298 t/m
qL = 2,2 . q = 2,2 . 0,1 = 0,22 t/m
Beban titik pada balok B1A akibat balok anak BAA
Akibat adanya balok anak, maka distribusi beban terhadap balok
induk adalah berupa beban titik. Umumnya pada balok anak, termasuk
pada kasus ini, balok anak tidak direncanakan menahan beban gempa.
Balok anak hanya direncanakan untuk menahan beban pelat lantai.
Dari hasil pembebanan balok anak BAA, didapat :
qD = 1,442 t/m
qL = 0,3728 t/m
PD = RAD = ½ . qD . L balok anak = ½ . 1,442. 6,5 = 4,687 ton
PL = RAL = ½ . qL . L balok anak = ½ . 0,3728. 6,5= 1,2116 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 15
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Balok B2A
Gambar 1.9 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok B2A
Perhitungan Pembebanan
P (Segitiga) = Luas segitiga . q
= (½ . alas . tinggi ) . q
= (½ . 2,25 m . 4,5 m) . q
= 5,0625 . q
RA = P
= 5,0625 . q
MT = (RA × jarak ke titik T) - (P × jarak ke titik T)
= (RA × jarak ke titik T) - (P × jarak titik berat segitiga ke
titik T)
= (RA × 2,25m) - (P × ( 1
3.2 ,25)
m)
= (5,0625. q . 2,25) - (5,0625 . q . 0,75)
= 11,391 – 3,797
= 7,594 . q
Momen maksimum beban terbagi rata
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 16
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Mmaks = 1/8 . qeq . L2
7,594 . q = 1/8 . qeq . 4,52
7,594 . q = 1/8 . qeq . 20,25
qeq = ( 8 .7 ,59420 , 25 )
= 3,0 . q
qD = 3,0. q = 3,0. 0,3225 = 0,9675 t/m
Berat sendiri struktur tambahan
Berat dinding diatas B2A = 0 (tidak ada dinding dilantai atap)
Berat balok B2A = b . h . 1 . BJ Beton
= 0,25 . 0,5 . 1 . 2,4
= 0,3 t/m
qD total = 0,9675 + 0,3 = 1,2675 t/m
qL = 3,0 . q = 3,0 . 0,1 = 0,30 t/m
1.6.1
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 17
Desain Portal Beton Tahan Gempa
1.5.2 Lantai
a. Beban equivalen pada B3 dan BA (arah X)
Gambar 1.10 Pola distribusi beban yang ditahan B1, dan B2
(daerah berwarna)
Daerah beban yang ditahan oleh balok B3, dan BA seperti yang terlihat
pada gambar adalah daerah yang diarsir. Balok B3, dan BA adalah daerah
beban tersebut berbentuk trapesium. Untuk daerah beban yang ditahan
oleh balok B3 dan BA tepi diasumsikan penuh (tidak setengah) seperti
halnya balok B3 dan BA tengah.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 18
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Balok Anak BA
Gambar 1.11 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok BA
Perhitungan Pembebanan
P1 (Segitiga) = Luas segitiga . q
= (½ . alas . tinggi ) . q
= (½ . 2,2 m . 4,4m) . q
= 4,84. q
P2 (Persegi panjang) = Luas Persegi panjang . q
= (panjang . lebar) . q
= (1,05 m . 4,4 m) . q
= 4,62. q
RA = P1 + P2
= 4,84+ 4,62
= 9,46 . q
MT = (RA × jarak ke titik T) - (P1 × jarak ke titik T) + (P2 × jarak
ke titik T)
= (RA × jarak ke titik T) - (P1 × jarak titik berat segitiga ke
titik T) - (P2 × jarak titik berat segitiga ke titik T)
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 19
Desain Portal Beton Tahan Gempa
= (RA × 3,25m) - (P1 × ( 1
3.2,2+1 ,05)
) - (P2 × ( 1 ,05
2 )= (9,46. q . 3,25) - (4,84. q . 1,783) – (4,62. 0,525)
= (30,745 – 8,631 – 2,4255). q
= 19,6885 . q
Momen maksimum beban terbagi rata
Mmaks = 1/8 . qeq . L2
19,6885.q = 1/8 . qeq . 6,52
19,6885.q = 1/8 . qeq . 42,25
qeq = ( 8 .19,6885 42 ,25 )
= 3,728 . q
qD = 3,728. q = 3,728. 0,4705 = 1,754 t/m
Berat sendiri struktur tambahan
Berat dinding diatas BA = 0,446 t/m (lihat perhitungan beban dinding)
Berat balok BA = b . h . 1 . BJ Beton
= 0,25 . 0,5 . 1 . 2,4
= 0,3 t/m
qD total = 1,754 + 0,446 + 0,3 = 2,5 t/m
qL = 3,728. q = 3,539. 0,40 = 1,491 t/m
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 20
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Balok B3
Gambar 1.12 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok B3
Perhitungan Pembebanan
P1 (Segitiga) = Luas segitiga . q
= (½ . alas . tinggi ) . q
= (½ . 2,25 m . 2,25 m) . q
= 2,53 . q
P2 (Persegi panjang) = Luas Persegi panjang . q
= (panjang . lebar) . q
= (1 m . 2,25 m) . q
= 2,25. q
P1 (Segitiga) = Luas segitiga . q
= (½ . alas . tinggi ) . q
= (½ . 2,2 m . 2,2 m) . q
= 2,42. q
P2 (Persegi panjang) = Luas Persegi panjang . q
= (panjang . lebar) . q
= (1,05 m . 2,2 m) . q = 1,31. q
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 21
Desain Portal Beton Tahan Gempa
RA = P1 + P2 + P3 + P4
= 2,53 + 2,25 + 2,42 + 2,31
= 9,51 . q
MT = (RA × jarak ke titik T) - (P1 × jarak ke titik T) + (P2 × jarak
ke titik T)
= (RA × jarak ke titik T) - (P1 × jarak titik berat segitiga ke
titik T) - (P2 × jarak titik berat segitiga ke titik T)
= (RA × 3,25m) - (P1 × ( 13
.2 ,25+1)) - (P2 ×
( 12 )
) - (P3 ×
( 13
.2,2+1 ,05)) - (P4 ×
( 1 ,052 )
)
= (9,51. q . 3,25) - (2,53. q . 1,75) – (2,25 . 0, 5) – (2,42 .
1,783) – (2,31.0.525)
= 30,9075 – 4,4275 – 1,125 – 4,315 – 1,21275
= 19,827 . q
Momen maksimum beban terbagi rata
Mmaks = 1/8 . qeq . L2
19,827. q = 1/8 . qeq . 6,52
19,827. q = 1/8 . qeq . 42,25
qeq = ( 8 .19 ,827 42 ,25 )
= 3,754 . q
qD = 3,754. q = 3,754. 0,4705= 1,766 t/m
Berat sendiri struktur tambahan
Berat dinding diatas BA = 0,867 t/m (lihat perhitungan beban dinding)
Berat balok B3 = b . h . 1 . BJ Beton
= 0,3 . 0,6 . 1 . 2,4
= 0,432 t/m
qD total = 1,766 + 0,867 + 0,432 = 3,065t/m
qL = 3,754. q = 3,754. 0,40 = 1,502 t/m
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 22
Desain Portal Beton Tahan Gempa
b. Beban equivalen pada B1, dan B2 (arah Y)
Gambar 1.13 Pola distribusi beban yang ditahan B1, dan B2
(daerah berwarna)
Daerah beban yang ditahan oleh balok B1, dan B2 seperti yang terlihat
pada gambar adalah daerah yang diarsir. Balok B1, dan B2 adalah daerah
beban tersebut berbentuk segitiga. Untuk daerah beban yang ditahan oleh
balok B1 dan B2 tepi diasumsikan penuh (tidak setengah) seperti halnya
balok B1 dan B2 tengah.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 23
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Balok B1
Gambar 1.14 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok B1
Perhitungan Pembebanan
P (Segitiga) = Luas segitiga . q
= (½ . alas . tinggi ) . 2 segitiga . q
= (½ . 4,4 m . 2,2 m) . 2. q
= 9,68 . q
RA = P
= 9,68 . q
MT = (RA × jarak ke titik T) - (P × jarak ke titik T)
= (RA × jarak ke titik T) - (P × jarak titik berat segitiga ke
titik T)
= (RA × 4,4m) - (P × ( 4,4
2 )m)
= (9,68 . q . 4,4) - (9,68 . q . 2,2)
= 42,592 – 21,296
= 21,296. q
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 24
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Momen maksimum beban terbagi rata
Mmaks = 1/8 . qeq . L2
21,296. q = 1/8 . qeq . 8,82
21,296. q = 1/8 . qeq . 77,44
qeq = ( 8 .21,296 77 , 44 )
= 2,2 . q
qD = 2,2. q = 2,2 . 0,4705 = 1,035 t/m
Berat sendiri struktur tambahan
Berat dinding diatas B1 = 0,84 t/m (lihat perhitungan beban dinding)
Berat balok = b . h . 1 . BJ Beton
= 0,4 . 0,8 . 1 . 2,4
= 0,768 t/m
qD total = 1,035 + 0,768 + 0,84 = 2,643 t/m
qL = 2,2 . q = 2,2 . 0,40 = 0,88 t/m
Beban titik pada balok B1 akibat balok anak BA
Akibat adanya balok anak, maka distribusi beban terhadap balok
induk adalah berupa beban titik. Umumnya pada balok anak, termasuk
pada kasus ini, balok anak tidak direncanakan menahan beban gempa.
Balok anak hanya direncanakan untuk menahan beban pelat lantai.
Dari hasil pembebanan balok anak BA, didapat :
qD = 2,5 t/m
qL = 1,491 t/m
PD = RAD = ½ . qD . L balok anak = ½ . 2,5. 6,5 = 8,125 ton
PL = RAL = ½ . qL . L balok anak = ½ . 1,491. 6,5 = 4,846 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 25
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Balok B2
Gambar 1.15 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok B2
Perhitungan Pembebanan
P (Segitiga) = Luas segitiga . q
= (½ . alas . tinggi ) . q
= (½ . 2,25 m . 4,5 m) . q
= 5,0625 . q
RA = P
= 5,0625. q
MT = (RA × jarak ke titik T) - (P × jarak ke titik T)
= (RA × jarak ke titik T) - (P × jarak titik berat segitiga ke
titik T)
= (RA × 2,25m) - (P × ( 1
3.2 ,25)
m)
= (5,0625. q . 2,25) - (5,0625 . q . 0,75)
= 11,391 – 3,797
= 7,594 . q
Momen maksimum beban terbagi rata
Mmaks = 1/8 . qeq . L2
7,594. q = 1/8 . qeq . 4,52
7,594. q = 1/8 . qeq . 20,25
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 26
Desain Portal Beton Tahan Gempa
qeq = ( 8 .7 ,59420 , 25 )
= 3,0. q
qD = 3,0 . q = 3,0 . 0,4705 = 1,41 t/m
Berat sendiri struktur tambahan
Berat dinding diatas B2 = 0,8925 t/m (lihat perhitungan beban dinding)
Berat balok B2 = b . h . 1 . BJ Beton
= 0,3 . 0,6 . 1 . 2,4
= 0,432 t/m
qD total = 1,41 + 0,8925 + 0,432 = 2,7345 t/m
qL = 3,0 . q = 3,0 . 0,40 = 1,2 t/m
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 27
Desain Portal Beton Tahan Gempa
1.6 Gaya Aksial Kolom
Seluruh elemen struktur sesungguhnya akan ditahan oleh kolom,
sebagaimana mekanisme pembebanan. Oleh karena itu akan dihitung
besarnya beban yang akan menjadi beban titik pada kolom.
Gambar 1.16 Detil distribusi gaya aksial kolom pada portal Y
Keterangan : PA adalah beban titik balok anak terhadap balok induk
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 28
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Gambar 1.17 Detil luasan gaya aksial kolom
Karena PA adalah gaya aksial kolom/beban titik akibat balok anak, maka
sekarang akan dihitung gaya aksial kolom/beban titik P1 untuk kolom tepi
dan P2 untuk kolom tengah.
Atap
P1D Atap
Pelat atap (Lihat gambar Auto CAD dengan cara detail)
qD Atap = 0,3225 t/m
Pelat atap = Luasan pelat . qD Atap
= (6,5 . 4,4) . 0,3225
= 9,224 ton
Balok Induk B1 = b . ht . ½ L balok B1 . BJ Beton
= 0,35 . 0,7 . ( ½ . 8.8) . 2,4
= 2,587 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 29
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Balok Induk B3 = b . ht . L balok B3 . BJ Beton
= 0,25 . 0,5 . 6,5 . 2,4
= 1,95 ton
Balok Anak BA = b . ht . ½ L balok B3 . BJ Beton
= 0,25 . 0,4 . ( ½ . 6,5) .x 2,4
= 0,78 ton
Dinding = 0 (tidak ada dinding di atap)
Kolom = bc . hc Hkolom . BJ Beton
= 0,8 . 0,8 . 4 . 2,4
= 6,144 ton
P1D Atap = 9,224+ 1,95 + 2,587 + 0,78 + 6,144 = 20,685 ton
P1L Atap
Pelat atap (Lihat gambar Auto CAD dengan cara detail)
qL Atap = 0,1 t/m
Pelat atap = Luasan pelat . qL Atap
= (6,5 . 4,4) . 0,1
= 2,86 ton
P1L Atap = 2,86 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 30
Desain Portal Beton Tahan Gempa
P2D Atap
Pelat atap (Lihat gambar Auto CAD dengan cara detail)
Pelat atap = Luasan pelat . qD Atap
= (6,5 . 2,2) + ( ½ . 2,2 . 4,4) +
( ½ . 2,25 . 4,5). 0,3225
= 7,805 ton
Balok Induk Y = b . ht . ½ L balok Y. BJ Beton
= {(0,35 . 0,7 . ½ . 8,8) + (0,25 . 0,5 . ½ . 4,5)}. 2,4
= 3,262 ton
Balok Induk X = 0
Balok Anak BA = b . ht . ½ L balok anak . BJ Beton
= 0,25 . 0,4 . ( ½ . 6,5) .x 2,4
= 0,78 ton
Dinding = 0 (tidak ada dinding di atap)
Kolom = bc . hc . Hkolom . BJ Beton
= 0,8 . 0,8 . 4 . 2,4
= 6,144 ton
P2D Atap = 7,805 + 3,262 + 0,78 + 6,144 = 17,991 ton
P2L Atap
Pelat lantai (Lihat gambar Auto CAD dengan cara detail)
Pelat lantai = Luasan pelat . qD Atap
= (6,5 . 2,2) + ( ½ . 2,2 . 4,4) + ( ½ . 2,25 . 4,5). 0,1
= 2,42 ton
P2L Atap = 2,42 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 31
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Lantai
Karena luasan pelat lantai yang ditahan oleh kolom lantai 1-8 adalah sama
dengan luasan pelat lantai yang ditahan kolom lantai 9 (atap), maka :
P1D
Pelat lantai (Lihat gambar Auto CAD dengan cara detail)
qD Lantai = 0,4705 t/m
Pelat lantai = Luasan pelat . qD Lantai
= (6,5 . 4,4). 0,4555
= 13,456 ton
Balok Induk B1 = b . ht . ½ L balok B1 . BJ Beton
= 0,4 . 0,8 . ( ½ . 8.8) . 2,4
= 3,379 ton
Balok Induk B3 = b . ht . L balok B3 . BJ Beton
= 0,3 . 0,6 . 6,5 . 2,4
= 2,808 ton
Balok Anak BA = b . ht . ½ L balok B3 . BJ Beton
= 0,25 . 0,5 . ( ½ . 6,5) .x 2,4
= 0,975 ton
Dinding = 0 (dianggap tidak ada dinding)
Kolom = bc . hc . H kolom . BJ Beton
= 0,8 . 0,8 . 4 . 2,4
= 6,144 ton
P1D = 13,456 + 2,808 + 3,379 + 0,975 + 6,144
= 26,762 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 32
Desain Portal Beton Tahan Gempa
P1L
Pelat lantai (Lihat gambar Auto CAD dengan cara detail)
qL Lantai = 0,4 t/m
Pelat lantai = Luasan pelat . qL Lantai
= (6,5 . 4,4). 0,4
= 11,44 ton
P1L = 11,44 ton
P2D
Pelat lantai (Lihat gambar Auto CAD dengan cara detail)
Pelat lantai = Luasan pelat . qD Lantai
= (6,5 . 2,2) + ( ½ . 2,2 . 4,4) +
( ½ . 2,25 . 4,5). 0,4705
= 11,387 ton
Balok Induk Y = b . ht . ½ L balok Y . BJ Beton
= {(0,4 . 0,8 . ½ . 8,8) + (0,3 . 0,6 . ½ . 4,5)}. 2,4
= 4,351 ton
Balok Induk X = 0
Balok Anak BA = b . ht . ½ L balok anak . BJ Beton
= 0,25 . 0,5 . ( ½ . 6,5) .x 2,4
= 0,975 ton
Dinding B1 = 0 (dianggap tidak ada dinding)
Kolom = bc . hc . ( ½ . hk atas + ½ hk bawah) . BJ Beton
= 0,8 . 0,8 . 4 . 2,4
= 6,144 ton
P2D = 11,387 + 4,351 + 0,975 + 6,144
= 22,857 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 33
Desain Portal Beton Tahan Gempa
P2L
Pelat lantai (Lihat gambar Auto CAD dengan cara detail)
Pelat lantai = Luasan pelat . qD Lantai
= (6,5 . 2,2) + ( ½ . 2,2 . 4,4) + ( ½ . 2,25 . 4,5) . 0,4
= 9,681 ton
P2L = 9,681 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 34
Desain Portal Beton Tahan Gempa
1.7 Berat Total Bangunan
Berat total bangunan adalah akumulasi seluruh beban mati seperti berat
pelat lantai dan atap, balok, kolom, dinding dan lain-lain seluruh lantai dan
atap dijumlahkan dengan akumulasi seluruh beban hidup seluruh lantai
dan atap.
Portal Arah Y
Gambar 1.18 Tampak samping struktur bangunan (y-z)
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 35
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Maka luasan pelat portal X yang dihitung adalah :
Gambar 1.19 Tampak atas luasan pelat portal Y yang ditinjau
a. Atap (Lantai 8)
1. Pelat = panjang x lebar x jumlah x tebal x qd.Atap
= {(6,5.4.4).2 + (2.2.4.4).2 + ( ½ . 2.2.4.4).2 +
(( ½ . 2.25.4.5).2 }. qd.Atap
= 31,078 ton
2. Balok Anak / BA = jumlah x b x h x L x BJ Beton
= 2 . 0,25 . 0,4 . 6,5 . 2,4
= 3,12 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 36
Desain Portal Beton Tahan Gempa
3. Balok Induk arah Y = jumlah x b x h x L x BJ Beton
= (2 . 0.35 . 0.7 . 8,8) + (0.25 . 0,5. 4.5) . 2,4
= 11,699 ton
4. Balok Induk arah X = jumlah x b x h x L x BJ Beton
= 2 . 0,25 . 0,5 . 6,5 . 2,4
= 3,9 ton
5. Kolom / 0,5 H (4 buah) = jumlah x bc x hc x ( h2 )
x BJ Beton
= 4 . 0,8 . 0,8 . ( ½ . 4) . 2,4
= 12,3 ton
6. Beban Hidup = panjang x lebar x jumlah x beban hidup x faktor
reduksi
= {(6,5.4.4).2 + (2.2.4.4).2 + ( ½ . 2.2.4.4).2 +
(( ½ . 2.2.4.5).2 } . qL.Atap . 30 %
= 2,88 ton
Berat Total Atap,
WAtap = Pelat + Balok Anak + Balok Induk arah Y + Balok Induk
arah X + Kolom + Beban Hidup
= 31,078 + 3,12 + 11,699 + 3,9 + 12,3 + 2,88
= 64,977 ton
Berat total Atap (WAtap) Arah Y = 64,977 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 37
+
Desain Portal Beton Tahan Gempa
b. Lantai 1-7
1. Pelat = panjang x lebar x jumlah x tebal x qD.Lantai
= {(6,5.4.4).2 + (2.2.4.4).2 + ( ½ . 2.2.4.4).2 +
(( ½ . 2.25.4.5).2 } . qD.Lantai
= 45,339 ton
2. Balok Anak / BA = jumlah x b x h x L x BJ Beton
= 2 . 0,25 . 0,5 . 6,5 . 2,4
= 3,9 ton
3. Balok Induk arah Y = jumlah x b x h x L x BJ Beton
= (2 . 0.40 . 0.8 . 8,8) + (0.3 . 0,6 . 4.5) . 2,4
= 15,461 ton
4. Balok Induk arah X = jumlah x b x h x L x BJ Beton
= 2 . 0,3 . 0,6 . 6,5 . 2,4
= 5,616 ton
5. Kolom (4 buah) = n kolom atap . hkolom atap Y . b . h . BJ Beton
= 4 . 0,8 . 0,8 . 4 . 2,4
= 24,576 ton
6. Beban Hidup = panjang x lebar x jumlah x beban hidup x faktor
reduksi
= {(6,5.4.4).2 + (2.2.4.4).2 + ( ½ . 2.2.4.4).2 +
(( ½ . 2.25.4.5).2 } . qL.Lantai . 30 %
= 11,564 ton
7. Tembok = (tinggi tembok) . tebal . n tembok . Lbtembok . BJ Tembok
= (4-0,6) . 0,15 . 2 . 6,5 . 1,75
= 11,602 ton
Berat Total Atap,
WLantai = Pelat + Balok Anak + Balok Induk arah Y + Balok Induk
arah X + Kolom + Beban Hidup + Tembok
= 45,339 + 3,9 + 15,461 + 5,616 + 24,576 + 11,564 + 11,602
= 118,058 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 38
+
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Maka berat total bangunan Arah Y:
WTotal = WAtap + (7 × WLt.1-8)
= 64,977 + (7 . 118,058)
= 891,383 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 39
Desain Portal Beton Tahan Gempa
1.8 Pembebanan Gempa
Gedung Perpustakaan Erwan Tower akan dibangun di kota Bengkulu,
yang tergolong wilayah gempa 6 (gambar1.20). Jenis tanah tempat
pembangunan tergolong jenis tanah sedang. Bangunan direncanakan
dengan tingkat daktilitas penuh.
16o
14o
12o
10o
8o
6o
4o
2o
0o
2o
4o
6o
8o
10o
16o
14o
12o
10o
8o
6o
4o
2o
0o
2o
4o
6o
8o
10o
94o 96o 98o 100o 102o 104o 106o 108o 110o 112o 114o 116o 118o 120 o 122o 124o 126o 128o 130 o 132o 134o 136 o 138o 140 o
94o 96o 98o 100o 102o 104o 106o 108o 110o 112o 114o 116o 118o 120 o 122o 124o 126o 128o 130 o 132o 134o 136 o 138o 140 o
Banda Aceh
Padang
Bengkulu
Jambi
Palangkaraya
Samarinda
BanjarmasinPalembang
Bandarlampung
Jakarta
Sukabumi
BandungGarut Semarang
Tasikmalaya Solo
Blitar MalangBanyuwangi Denpasar Mataram
Kupang
SurabayaJogjakarta
Cilacap
Makasar
Kendari
Palu
Tual
Sorong
Ambon
Manokwari
Merauke
Biak
Jayapura
Ternate
Manado
Gambar 2.1. Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan perioda ulang 500 tahun
Pekanbaru
: 0,03 g
: 0,10 g
: 0,15 g
: 0,20 g
: 0,25 g
: 0,30 g
Wilayah
Wilayah
Wilayah
Wilayah
Wilayah
Wilayah
1
1
1
2
2
3
3
4
4
56
5
1
1
1
1
1
1
2
2
2
22
2
3
3
3
33
3
4
4
4
44
4
5
5
5
55
5
6
6
6
4
2
5
3
6
0 80
Kilometer
200 400
16o
14o
12o
10o
8o
6o
4o
2o
0o
2o
4o
6o
8o
10o
16o
14o
12o
10o
8o
6o
4o
2o
0o
2o
4o
6o
8o
10o
94o 96o 98o 100o 102o 104o 106o 108o 110o 112o 114o 116o 118o 120 o 122o 124o 126o 128o 130 o 132o 134o 136 o 138o 140 o
94o 96o 98o 100o 102o 104o 106o 108o 110o 112o 114o 116o 118o 120 o 122o 124o 126o 128o 130 o 132o 134o 136 o 138o 140 o
Banda Aceh
Padang
Bengkulu
Jambi
Palangkaraya
Samarinda
BanjarmasinPalembang
Bandarlampung
Jakarta
Sukabumi
BandungGarut Semarang
Tasikmalaya Solo
Blitar MalangBanyuwangi Denpasar Mataram
Kupang
SurabayaJogjakarta
Cilacap
Makasar
Kendari
Palu
Tual
Sorong
Ambon
Manokwari
Merauke
Biak
Jayapura
Ternate
Manado
Pekanbaru
: 0,03 g
: 0,10 g
: 0,15 g
: 0,20 g
: 0,25 g
: 0,30 g
Wilayah
Wilayah
Wilayah
Wilayah
Wilayah
Wilayah
1
1
1
2
2
3
3
4
4
56
5
1
1
1
1
1
1
2
2
2
22
2
3
3
3
33
3
4
4
4
44
4
5
5
5
55
5
6
6
6
4
2
5
3
6
0 80
Kilometer
200 400
Gambar 1.20 Wilayah Gempa Indonesia dengan Percepatan Puncak
Batuan Dasar dengan Periode Ulang
a. Menentukan waktu getar alami struktur (T)
Tinggi 1 lantai = 4 m
Jumlah lantai = 8 lantai
Tinggi total (H) = 8 × 4 m
= 32 m
Widodo, 2000 , pada persamaan (14.6) dan (14.7) memberikan
persamaan:
Untuk struktur beton , T = 0,06 × (H3/4), H dalam m
Untuk struktur baja , T = 0,08 × (H3/4), H dalam m
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 40
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Menurut Uniform Building Code (UBC) 1997, Volume 2, pada
persamaan (30-8), memberikan persamaan :
Untuk struktur beton , T = 0,0731 × (H3/4), H dalam m
Untuk struktur baja , T = 0,0853 × (H3/4), H dalam m
Digunakan;
T = 0,06×(H3/4) = 0,06 × (32 3/4) = 0,8073 detik
Untuk mencegah penggunaan struktur gedung yang terlalu fleksibel,
nilai waktu getar alami fundamental T1 dari struktur gedung harus
dibatasi, bergantung pada koefisien ζ untuk Wilayah Gempa tempat
struktur gedung berada dan jumlah tingkatnya n menurut persamaan
(25) Pasal 5.6, T1 < ζ n di mana koefisien ζ ditetapkan menurut Tabel 8.
Tabel 8 Koefisien yang membatasi waktu getar alami
Fundamental struktur gedung
Wilayah Gempa
1
2
3
4
5
6
0,20
0,19
0,18
0,17
0,16
0,15
Kontrol pembatasan waktu getar alami fundamental
T1 < ζ n
0,8073 detik < 0,15. 8 lantai = 1,2 detik, Aman.
b. Menentukan respons spektrum gempa rencana (C)
Berdasarkan Tabel 5, Pasal 4.7.2, SNI 03-1726-2002, didapat nilai
percepatan puncak muka tanah, Ao = 0,36 g.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 41
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Tabel 5 Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak
muka tanah untuk masing-masing Wilayah Gempa
Indonesia.
Wilayah
Gempa
Percepatan
puncak batuan
dasar
(‘g’)
Percepatan puncak muka tanah Ao (‘g’)
Tanah Keras Tanah Sedang Tanah Lunak Tanah Khusus
1
2
3
4
5
6
0,03
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
0,04
0,12
0,18
0,24
0,28
0,33
0,05
0,15
0,23
0,28
0,32
0,36
0,08
0,20
0,30
0,34
0,36
0,38
Diperlukan
evaluasi
khusus di
setiap lokasi
Waktu getar alami sudut, Tc = 0,6 detik (Tabel 6, Pasal 4.7.2, SNI 03-
1726-2002)
Tabel 6 Spektrum respons gempa rencana
Wilayah
Gempa
Tanah Keras
Tc = 0,5 det.
Tanah Sedang
Tc = 0,6 det.
Tanah Lunak
Tc = 1,0 det.
Am Ar Am Ar Am Ar
1
2
3
4
5
6
0,10
0,30
0,45
0,60
0,70
0,83
0,05
0,15
0,23
0,30
0,35
0,42
0,13
0,38
0,55
0,70
0,83
0,90
0,08
0,23
0,33
0,42
0,50
0,54
0,20
0,50
0,75
0,85
0,90
0,95
0,20
0,50
0,75
0,85
0,90
0,95
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 42
C
0.33
0.36
0.83
0.90
0.95
T
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Berdasarkan persamaan (16) SNI 03-1726-2002, didapat percepatan
respons maksimum,
Am = 2,5 Ao = 2,5 x 0,36 = 0,9 g (sesuai dengan tabel 6, Am = 0,90,
maka digunakan Am sesuai tabel 6 = 0,90).
Berdasarkan persamaan (19)
Ar = Am x Tc = 0,90 x 0,6 = 0,54 (sesuai dengan Tabel 6).
Karena T = 0,8073 det > Tc = 0,6 detik, maka berdasarkan persamaan
(18) untuk :
T ≤ Tc maka C = Am.
T > Tc , maka C=
A r
T .
Maka, faktor respon gempa, C=
Ar
T= 0 ,54
0,8073 =
0,6689.
Gambar 21. Respons Spektrum Gempa Rencana
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 43
0.38
0 0.5
1.0
2.0
3.0
0.6
0.2
(Tanah lunak
)T
0.95
C
(Tanah sedang
)T
0.54C
(Tanah keras
)T
0.42C
Wilayah Gempa
6
Desain Portal Beton Tahan Gempa
c. Menentukan faktor keutamaan bangunan (I)
Berdasarkan tabel 1 7 SNI 03-1726-2002, untuk bangunan
perpustakaan (Bangunan Umum) biasa, I = 1.
Tabel 1 Faktor Keutamaan I untuk berbagai kategori gedung dan
bangunan
Kategori gedungFaktor Keutamaan
I1 I2 I
Gedung umum seperti untuk penghunian,
perniagaan dan perkantoran
1,0 1,0 1,0
Monumen dan bangunan monumental 1,0 1,6 1,6
Gedung penting pasca gempa seperti rumah
sakit, instalasi air bersih, pembangkit tenaga
listrik, pusat penyelamatan dalam keadaan
darurat, fasilitas radio dan televisi.
1,4 1,0 1,4
Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya
seperti gas, produk minyak bumi, asam,
bahan beracun.
1,6 1,0 1,6
Cerobong, tangki di atas menara 1,5 1,0 1,5
Catatan :
Untuk semua struktur bangunan gedung yang ijin penggunaannya diterbitkan
sebelum berlakunya Standar ini maka Faktor Keutamaam, I, dapat dikalikan
80%.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 44
Desain Portal Beton Tahan Gempa
d. Menentukan faktor reduksi gempa (R)
Berdasarkan tabel 9 hal. 35 SNI 03-1726-2002, untuk bangunan
dengan daktilitas penuh, R = 8,5.
Tabel 2 Parameter daktilitas struktur gedung
Taraf kinerja struktur
gedung
R
pers.( 6)
Elastik penuh 1,0 1,6
Daktail parsial
1,5 2,4
2,0 3,2
2,5 4,0
3,0 4,8
3,5 5,6
4,0 6,4
4,5 7,2
5,0 8,0
Daktail penuh 5,3 8,5
e. Menghitung beban geser nominal (V)
Berat total bangunan arah Y (Wty) = 891,383 ton.
Berdasarkan persamaan hal. 27 SNI 03-1726-2002, beban geser
nominal dapat dihitung dengan :
Vy =
C×IR
×Wty
=
0,6689×18,5
×891,383 ton = 70,147 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 45
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Dengan Fi =
Wi . HiΣ Wi .Hi
×V
Gaya Gempa Arah Y
Lantai Wi Hi Wi . Hi Fi8 (atap) 64,977 32 2079,264 9,532
7 118,058 28 3305,624 15,1546 118,058 24 2833.392 12,9895 118,058 20 2361,16 10,8244 118,058 16 1888,928 8,6593 118,058 12 1416,696 6,4942 118,058 8 944,464 4,3301 118,058 4 472,232 2,165
Σ = 891,383 Σ = 15301,76 Σ = 70,147
Kontrol : VY = Σ Fi
70,147 ton = 70,147 ton
Oke !!
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 46
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Hasil Desain Pembebanan Struktur Portal Y
Gambar 1.22 Pembebanan Struktur Portal Y
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 47
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Lantai Balok
Beban Merata
(t/m)
Beban Titik (ton) Beban
Gempa,
Fi (ton)
qD qL
PA P1 P2
PAD PAL P1D P1L P2D P2L
8
(Atap)
B1 1,298 0,22 4,687 1,2116
20,685 2,86 17,991 2,42 9,532B2 1,2675 0,30 - -
7
B1 2,643 0,88 8,125 4,846
26,762 11,44 22,857 9,681 15,154B2 2,7345 1,2 - -
6
B1 2,643 0,88 8,125 4,846
26,762 11,44 22,857 9,681 12,989B2 2,7345 1,2 - -
5
B1 2,643 0,88 8,125 4,846
26,762 11,44 22,857 9,681 10,824B2 2,7345 1,2 - -
4
B1 2,643 0,88 8,125 4,846
26,762 11,44 22,857 9,681 8,659B2 2,7345 1,2 - -
3
B1 2,643 0,88 8,125 4,846
26,762 11,44 22,857 9,681 6,494B2 2,7345 1,2 - -
2
B1 2,643 0,88 8,125 4,846
26,762 11,44 22,857 9,681 4,330B2 2,7345 1,2 - -
1
B1 2,643 0,88 8,125 4,846
26,762 11,44 22,857 9,681 2,165B2 2,7345 1,2 - -
Dimensi Penampang
Lantai Balok, b x h (mm) Kolom
(mm)B1 B2 B3 BA
1-7 400x800 300x600 300x600 250x500 800x800
8 (Atap) 350x700 250x500 250x500 250x400 800x800
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 48
Desain Portal Beton Tahan Gempa
BAB II
ANALISIS STRUKTUR
2.1 Ketentuan-Ketentuan
Analisis Struktur menggunakan SAP 2000 v 10.0.7 (CSI, 2006) dengan
analisis secara 2D ( dua dimensi) menggunakan portal yang mempunyai
beban terbesar (portal tengah).
2.2 Pembebanan
Pembebanan menggunakan tabel hasil desain pembebanan struktur portal
Y pada BAB I.
2.3 Bahan / Material
Bahan / material yang dipakai adalah :
Beton : f’c = 25 MPa
Baja tulangan pokok : fy = 400 MPa
Baja tulangan sengkang : fys = 300 MPa
Berat volume beton = 2400 kg/m3
Ec = 4700 √ f ' c=4700√25=23500 (SNI 03-2847-2002, pasal 10.5.1).
Poisson’s Ratio = 0,2.
2.4 Kombinasi Pembebanan
Sesuai SK-SNI T-15-1991-03.
Kombinasi 1 : 1,2 D + 1,6 L
Kombinasi 2 : 1,05 (D + L +E)
Kombinasi 3 : 1,2 D + 1 L + 1E
Kombinasi 4 : 1,2 D + 1 L - 1E
Kombinasi 5 : 1 D + 1 L
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 49
Desain Portal Beton Tahan Gempa
2.5 Analisis Struktur
Portal Y
1. Kodefikasi Balok & Kolom ( Frame Section )
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 50
Desain Portal Beton Tahan Gempa
2. Pembebanan Balok (Mati)
3. Pembebanan Balok (Hidup)
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 51
Desain Portal Beton Tahan Gempa
4. Pembebanan Aksial (Mati)
5. Pembebanan Aksial (Hidup)
6. Pembebanan Gempa
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 52
Desain Portal Beton Tahan Gempa
7. BMD Comb 1
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 53
Desain Portal Beton Tahan Gempa
8. BMD Comb 2
9. BMD Comb 3
10. BMD Comb 4
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 54
Desain Portal Beton Tahan Gempa
11. BMD Comb 5
12. SFD Mati
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 55
Desain Portal Beton Tahan Gempa
13. SFD Hidup
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 56
Desain Portal Beton Tahan Gempa
14. SFD Gempa
15. Aksial Mati
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 57
Desain Portal Beton Tahan Gempa
16. Aksial Hidup
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 58
Desain Portal Beton Tahan Gempa
BAB III
DESAIN BALOK TULANGAN RANGKAP
3.1 Flowchart Perhitungan Balok Tulangan Rangkap
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 59
Desain Portal Beton Tahan Gempa
3.2 Ketentuan-Ketentuan
Desain balok tulangan rangkap dimaksudkan untuk menentukan ukuran
balok, jumlah, komposisi dan penempatan tulangan sedemikian rupa
sehingga mampu menyediakan kekuatan yang lebih besar atau sama dengan
kebutuhan kekuatan. Mengingat pada beban gempa arah beban dapat bolak-
balik maka komposisi tulangan untuk menahan momen negatif dan momen
positif harus diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan
SKSNI-1991 Pasal 3. 14. 3. 2. (2) yaitu :
“Kuat momen positif disisi muka kolom tidak boleh kurang dari ½
kuat momen negatif pada tempat yang sama.“
Ketentuan tersebut adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan daktilitas,
yang salah satunya adalah potongan akan tinggi apabila kandungan tulangan
desak cukup besar.
Lantai 1-2-3 akan didesain dengan nilai momen yang sama, demikian juga
dengan lantai 4-5-6 dan lantai 7-8-9, dengan menggunakan nilai momen
yang terbesar diantara 3 lantai yang ditinjau tersebut.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 60
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Namun terkadang, hasil analisis struktur ( SAP 2000 dan atau ETABS
misalnya) menghasilkan momen positif yang tidak mencapai nilai minimal
50 % momen negatif sebagaimana yang disyaratkan oleh SNI.
Misal M- = 100 tm, sedangkan M+ = 40 tm.
Untuk itu, redistribusi momen boleh dilakukan, karena, kebutuhan momen
negatif tumpuan sangat besar, sedangkan kebutuhan momen positif
lapangan kecil, sehingga akan tidak efisien jika menggunakan momen
tersebut untuk desain, selain itu juga untuk memuaskan kebutuhan SNI
tehadap momen positif tumpuan.
Untuk membatasi penurunan kekuatan yang terlalu banyak akibat
redistribusi momen, maka SNI 03-2847-2002, pasal 10.4.1) membatasi nilai
redistribusi momen sebesar 1−( ρ−ρ '
ρb )x 20 %.
Dimana ρ adalah ratio tulangan tarik balok, ρ’ adalah ratio tulangan desak
balok dan ρb adalah ratio tulangan pada kondisi balance. Karena balok
belum dan akan didisain, sehingga belum diketahui ratio tulangan balok,
maka perlu diambil asumsi awal terhadap ratio tulangan balok. SNI
mensyaratkan tulangan tarik harus bersifat under reinfored, yaitu dengan
menggunakan rasio, ρ = 0,75 . ρb. Akan tetapi, umumnya didalam
perencanaan dipakai ρ = 0,50 . ρb. Selain itu SNI mensyaratkan M+ ≥ 50 %
M- yang mana dapat dianggap ρ’ = 0,50 . ρ yaitu ρ’ = 0,50 . (0,50 ρ) = 0,25
ρ.
Oleh karena itu didapat :
(1− ρ−ρ 'ρb ) x20 %=(1−0,5−0 ,25
1 ) x 20 %=15 %
Dari 2 bentuk diagram momen yang ada, yaitu momen GLD (Gravity Load
Dominated) atau momen yang dipengaruhi oleh beban gravitasi, misal
beban mati dan beban hidup, dan momen ELD (Earthquake Load
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 61
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Dominated) atau momen yang dipengaruhi oleh beban gempa misal akan
mempunyai cara yang berbeda dalam proses redistribusi momen.
Misal :
GLD (Gravity Load Dominated)
Umumnya terjadi pada balok lantai atas
Maka bentuk momennya :
Misal, -100 tm
-30
+25
Dari momen diatas, untuk perencanaan balok tumpuan, didapat M- tumpuan
maksimum 100 tm, sedangkan M+ tumpuan yang dibutuhkan juga bernilai
negatif, 30 tm. Untuk itu perlu dilakukan redistribusi momen.
Caranya dengan meredistribusi M- sebesar nilai redistribusi maksimum
15%.
Sehingga menjadi :
-85
-15
+40
Akan tetapi, setelah diredistribusi maksimum 15 % M- maks, M+ tumpuan =
-15 Tm, tidak sebesar 50 % M- maks = 0,5 x 85 = 42,5 Tm.
Maka, M- tumpuan pakai = 85 tm
M+ tumpuan pakai = 42,5 tm
ELD (Earthquake Load Dominated)
Umumnya terjadi pada balok lantai bawah
Maka bentuk momennya :
Misal, ada 3 bentang balok simetri, dengan momen muka kolom
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 62
Desain Portal Beton Tahan Gempa
-100 tm -95 -93
+35 +32 +34
Karena M+ tumpuan tidak sebesar 50 % M- tumpuan maka perlu dilakukan
redistribusi momen.
Caranya :
ΣM atau MTotal = 100 + 95 + 93 + 35 + 32 + 34 = 389 tm.
n = jumlah balok = 3
Dengan cara coba-coba (trial and error)
Trial 1
Misal M- coba = 90 tm, redistribusi 10 % < Maks 15 %.
M+ =
∑ M−(nx M coba )n =
389−(3 x 90 )3
=39,67 tm
Kontrol : 50 % M- maks = 0,5 x 90 = 45 tm
M+ = 39,67 Tm < 50 % M- maks = 45 tm
GAGAL !
Trial 2
Misal M- coba = 85 Tm, redistribusi 15 % = Maks 15 %.
M+ =
∑ M−(nx M coba )n =
389−(3 x 85 )3
=44,67 tm
Kontrol : 50 % M- maks = 0,5 x 85 = 42,5 tm
M+ = 44,67 Tm > 50 % M- maks = 42,5 tm
OKE
Maka :
M- pakai = 85 tm
M+ pakai = 44,67 tm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 63
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Syarat :
ΣM atau MTotal sebelum redistribusi = ΣM atau MTotal setelah redistribusi.
(100 + 95 + 93 + 35 + 32 + 34) = (85 x 3 ) + (44,67 x 3)
389 = 389
OKE
3.3 Hasil Redistribusi Momen Balok Induk
Asumsi yang digunakan :
1. Untuk kemudahan dalam analisis, dilakukan penyamaan desain tiap 3
(tiga) lantai dengan menggunakan momen yang terbesar pada 3 (tiga)
lantai yang ditinjau tersebut, yaitu lantai 1-2-3, 4-5-6 dan 7-8-9.
2. Redistribusi maksimum balok tumpuan dibatasi hingga 15 %.
3. ¼ M Maks pad hasil desain balok lapangan adalah ¼ momen
maksimum hasil redistribusi pada balok yang sama dengan tumpuan.
4. Jika M- > M+ yang terjadi pada suatu balok lapangan, sehingga pada
perhitungan tulangan lapangan balok, tulangan negatif (atas) lebih banyak
dari pada tulangan positif (bawah), maka hal tersebut dibolehkan.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 64
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Lantai Metode
Momen Awal (tm) 50%
M-
Momen Pakai (tm) Momen Desain (tm)
ΣM M-
Maks
M+ M- M+ %
Redist
M- M+
1 ELD 190,36 64,29 31,53 32,145 62,8 32,38 2.32
67,90 34,992 ELD 205,77 72,64 31,21 36,320 67,9 34,99 6.53
3 ELD 203,97 71,92 31,23 35,960 67,3 34.69 6.42
4 ELD 195,08 67,54 31,16 33,770 64,3 33,24 4.80
64,30 33,245 ELD 182,22 61,14 31,08 30,570 61,14 31.08 0.00
6 ELD 166,84 53,45 30,96 26,725 53,45 30,96 0.00
7 ELD 151,36 45,33 30,99 22,665 45,33 30,99 0.0045,33 30,99
8 GLD 67,57 19,91 14,17 9,955 19,91 14,17 0.00
Hasil Redistribusi Momen Tumpuan Balok B1 Arah Y – Comb 3
Lantai Momen Asli (tm) ¼
M Maks M- diredistribusi
Momen Pakai (tm) Momen Desain (tm)
M- M+ M- M+ M- M+
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 65
Desain Portal Beton Tahan Gempa
1 35,78 36,2 15,70 35,78 35,78 36,2
35,99 36,202 35,99 35,77 16,98 35,99 35,99 35,77
3 35,99 35,82 16,83 35,99 35,99 35,82
4 36,13 35,81 16,08 36,13 36,13 35,81
36,39 35,815 36,28 35,81 15,29 36,28 36,28 35,81
6 36,39 35,79 13,36 36,39 36,39 35,79
7 35,95 36,0 11,33 35,95 35,95 36,0 35,95 36,00
8 15,21 15,38 4,98 15,21 15,21 15,38
9 35,78 36,2 15,70 35,78 35,78 36,2
Hasil Redistribusi Momen Lapangan Balok B1 Arah Y – Comb 1
Lantai Metode
Momen Awal (tm) 50%
M-
Momen Pakai (tm) Momen Desain
(tm)
ΣM M-Maks M+ M- M+ %
Redist
M- M+
1 ELD - 23,04 13,98 11,520 23,04 13,98 0,00
27,20 18,572 ELD - 27,2 18,57 13,600 27,2 18,57 0,00
3 ELD - 26,81 18,1 13,405 26,81 18,1 0,00
4 ELD - 24,83 15,69 12,415 24,83 15,69 0,00
24,83 15,695 ELD - 20,85 12,16 10,425 20,85 12,16 0,00
6 ELD 24,54 16,6 7,94 8,300 15,70 8,84 5,42
7 ELD 17,33 12,39 4,94 6,195 10,90 6,43 12,0310,90 6,43
8 GLD 6,37 4,57 1,8 2,285 4,00 2,37 12,47
Hasil Redistribusi Momen Tumpuan Balok B2 Arah Y – Comb 3
Lantai Momen Asli (tm) ¼
M Maks M- diredistribusi
Momen Pakai (tm) Momen Desain (tm)
M- M+ M- M+ M- M+
1 5,71 3,19 5,76 5,71 5,76 5,76 6,80 6,80
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 66
Desain Portal Beton Tahan Gempa
2 5,44 3,46 6,80 5,44 6,80 6,80
3 5,49 3,44 6,70 5,49 6,70 6,70
4 5,48 3,42 6,21 5,48 6,21 6,21
6,21 6,215 5,48 3,42 5,21 5,48 5,48 5,21
6 5,46 3,44 3,93 5,46 5,46 3,93
7 5,51 3,39 2,73 5,51 5,51 3,395,51 3,39
8 2,09 1,34 1,00 2,09 2,09 1,34
Hasil Redistribusi Momen Lapangan Balok B2 Arah Y – Comb 1
3.4 Desain Balok Induk
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 67
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Catatan : Perhitungan menggunakan program Microsoft Office Excel,
sehingga angka-angka yang tertulis, apabila dihitung secara manual,
akan menghasilkan angka yang tidak 100% sama.
Hasil redistribusi, balok B1 lantai 1-2-3 arah Y:
Mu- = 67.90 tm
Mu+ =34.99 tm
Gambar 3.1 Diagram tegangan regangan dan gaya
yang terjadi pada potongan balok
Dipakai :
f’c = 25 MPa (255 kg/cm2),
fy = 400 MPa = 4080 kg/cm2
Es = 2100000 kg/cm2,
β = 0,85 (< 30 MPa) ,
εc = 0,003
Dipakai tulangan pokok D25, Ad =
14 x π x (2,5)2 = 4,90625 cm2,
Tulangan sengkang D10, selimut beton = 4 cm,
Tulangan pokok atas balok diperkirakan 2 lapis
d = Pb + Ø tulangan sengkang + Ø tulangan pokok + ½ . jarak bersih antar
tulangan
d = 4 + 1 + 2,5 + (½ x 2,5) = 8,75 cm ,
d’ = 4 + 1 + (½ x 2,5) = 6,25 cm,
εy =
fyEs =
40802100000 = 0,001943
3.4.1 Tulangan Tumpuan Balok
3.4.1.1 Mengestimasikan ukuran balok
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 68
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Contoh hitungan dibawah ini adalah untuk balok balok B1 lantai 1-2-3
arah Y.
m =
fy0,85 . fc' =
40800 ,85. 255 = 18,824
ρb =
βm
×εc(εc+εy ) =
0 . 8518 , 824
× 0 , 003(0 , 003+0 , 001943 ) = 0,027407
ρm = 0,75×ρb = 0,75×0,027407 = 0,020555
Rb = ρb×fy×(1−(1/2×ρb×m))
= 0,027407×4080×(1−(( 0,5)×0,027407×18 , 824 ))
= 82,977 kg/cm2
Rm = 0,75×Rb = 0,75×82 ,977 = 62,2324 kg/cm2
Mn = Rm×b×h2
67 ,9×105
0,8 = 62,2324×b×2b2
84,875. 105 = (62,2324 . 2 . 2) . b3
84,875. 105 = 249 b3
b =
3√84,875 .105
249 = 32.427 cm dipakai b = 40 cm (sama seperti preliminary design)
ht = 80 cm
h = ht – d = 80 – 8,75 = 71,25 cm
h’ = ht – d’ = 80 – 6,25 = 73,75 cm
Syarat : SNI 1991, pasal 4.14.3, halaman 114.
ht /b ≤ 3,33
80/40 = 2 ≤ 3,33 oke!
3.4.1.2 Komponen Tulangan Sebelah
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 69
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Ketentuan :
Mu+ = 50 % Mu- , R1 = 0,3 – 0,4 Rb
Mu+ < 50 % Mu- , R1 > 0,3 Rb
Mu+ > 50 % Mu- , R1 < 0,3 Rb
Mu+ ≈ Mu- , R1 ≈ 0,1 Rb
Karena Mu+ = 34.99 tm ≈ 50 % Mu- =50 % x 67.90 tm = 33.95 tm, maka digunakan faktor reduksi ( C ) nilai Rb sebesar 0,3.
R1 = 0,3 × Rb = 0,3 × 82,977= 24,893 kg/cm2
M1 = R1 × b × h2 = 24,893 × 40 × 71,252
= 5054830,121 kg.cm
M1 =0,85×f'c×a×b×(h−a
2)
5054830,121= 0,85 . 255. a . 40 .(71,25 −a
2)
5054830,121= (0,85 . 255 . 40 . 71,25.a) – (
0,85 . 255 . 40 . a2
2 )
5054830,121= 617737,5 a – 4335 a2
4335 a2 – 617737,5 a + 5054830,121= 0
4335 a2 - 617737,5 a + 5054830,121 4335
a2 -142,5 a + 1166,051 = 0
a =
−b±√(b )2−(4 . a . c )2 . a
a =
142,5 −√(142,5 )2−(4 .1 .1166 , 051)2 .1
a = 8,716 cm
c =
aβ=8,716
0,85 = 10,254 cm
εs =
c−d 'c
×εc =
10,254 −6 ,2510,254
×0 , 003= 0,001171 < εy = 0,001943
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 70
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Baja desak belum leleh !!
Cc = 0,85 . f’c . a . b = 0,85 . 255 . 8,716. 40 = 75566,99 kg
Cc = Ts1
Cc = As1 × fy
As1 =
Ccfy =
75566,99 4080 = 18,521 cm2
n1 =
As1
Ad =
18,521 4 ,90625 = 3,775 buah
dipakai tulangan sebanyak 4 buah = 4 D25
As1 = n pakai x Ad= 4 × 4,90625 = 19,625 cm2
Ts1 = As1 × fy = 19,625 × 4080 = 80070 kg
Ts1 = Cc = 0,85 × f’c × a × b
a =
Ts1
0 ,85×f ' c×b =
800700 ,85×255×40 = 9,235 cm
M1 =Cc×(h−a
2)
=0 ,85×255×9,235 ×40×(71 ,25−9,235
2)
= 5335252,5 kg cm
c =
aβ=9,235
0 , 85 = 10,865 cm
εs =
c−d 'c
×εc=
10,865 −6 ,2510,865
×0 , 003
= 0,001274 < εy = 0,001943
Baja desak belum leleh !!
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 71
Desain Portal Beton Tahan Gempa
3.4.1.3 Komponen Tulangan Rangkap
M2 = Mn – M1 = 84,875. 105 – 53,352 × 105 = 31,5225. 105 kg cmUntuk sementara baja desak dianggap sudah leleh,untuk
menentukan jumlah tulangan
Ts2 = Cc =
M 2
(h−d ' ) =
31,5225 . 105
(71 ,25−6 ,25 ) = 48496.115 kgTs2 = As2 × fy
As2 =
Ts2
fy =
48496 . 115 4080 = 11,886 cm2
n2 =
As2
Ad =
13,583 4 , 906 = 2,423 dipakai 4 buah tulangan 4 D25
Karena ketika di trial, 3 D25 tidak cukup memberikan kekuatan, maka
dicoba-coba hingga didapat jumlah tulangan yang aman.
Dipakai tulangan sebanyak 4 buah = 4 D25
Sehingga :
4 D25 4 D25 8 D25
4 D25 4 D25
Tulangan sebelah Tulangan rangkap Tulangan sebelah
+
Tulangan rangkap
Gambar 3.2 Penjumlahan komponen tulangan sebelah
dengan komponen tulangan rangkap balok
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 72
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Tulangan Tarik ( nt ) = 8 D25
Tulangan Desak ( nd ) = 4 D25
Kontrol jarak antar tulangan (S) :
Misal n 1 lapis = 4 tulangan
s
=
b balok−2( Pb+φ sengkang)−n1 lapis coba xφ tulangan pokokn1 lapis coba−1
=
40−2×(4+1)−4×2,54−1
= 6,67 cm > 2,5 cm Ok!!
Kontrol Tulangan Patah Tarik
Berdasarkan SNI 1991 pasal 3.3.3.3) hal 23 ”rasio tulangan ρ yang ada
tidak boleh melampaui 0,75 dari rasio ρb yang menghasilkan kondisi
regangan seimbang untuk penampang yang mengalami lentur tanpa
beban aksial”.
Dari hitungan diatas didapat:
ρb = 0,027407
ρm = 0,75×ρb = 0,75 x 0,027407 = 0,02055
As (tarik) = n pakai x Ad = 8 x 4,90625 = 39,250 cm2
As’ (desak) = n pakai x Ad = 4 x 4,90625 = 19,625 cm2
ρ pakai =
As−As'bxh =
(39,250-19 , 625 )40 x 71 ,25 = 0,006886 < ρm = 0,02055, Ok !!
Maka tulangan yang digunakan aman.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 73
Desain Portal Beton Tahan Gempa
3.4.1.4 Analisis Balok Tulangan Rangkap dengan Baja Desak Belum Leleh
Gambar 3.3 Diagram tegangan regangan dan gaya
yang terjadi pada potongan balok tulangan rangkap
Kontrol Kuat Lentur Momen Negatif
Keseimbangan gaya-gaya horizontal
As×fy=(0,85 . f ' c .a. b )+( As'.a−( β1. d' )
a. εc. Es )
(8 . 4,90625 ). 4080=(0,85 . 255 .a . 40 )+ (( 4 . 4,90625 .a−(0,85 . 6,25 )
a.0,003 . 2100000)
160140 = (0,85 . 255 . 40) a + (4 . 4,906 . 0,003 . 2100 000.) –
(4 . 4,906 . 0,003 . 2100 000 . 0,85 . 6,25/ a)
160140= 8670 a + 123637,5 – 656824,22/ a
8670 a2 + (123631,2 – 160140) a – 656824,22 = 0
8670 a - 36502 a – 656824,22a = 0
8670 a2 -36502 a - 656824,228670
a2 - 4,21 a - 75,758 = 0
a =
−b±√(b )2−(4 .a . c )2 . a
a =
−4,21 +√( 4,21 )2+(4 . 1 .75,758 )2. 1
a = 11,060 cm
c =
aβ=11,060
0,85=13,012
cm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 74
Desain Portal Beton Tahan Gempa
εs =
c−dc
×εc=
13,012−6 ,2513,012
×0 , 003= 0,001559 < εy = 0,001943
Baja desak belum leleh !!
fs = εs×Es=0,001559 ×2100000 = 3273,886 kg/cm2
Momen Nominal Negatif yang dapat dikerahkan :
M1 = 0,85 x f’c x a x b (h-
a2 )
=0,85×255×11,060×40×(71,25−11,060
2)
= 6301891,364 kgcm
M2 = As’ x fs x h–d’
= (4×4,90625)×3273,886×(71,25−6,25 )
= 4176250,585 kgcm
Mt Mn = M1 + M2
= 6301891,364 + 4176250,585 kg.cm
= 10478141,95 kg.cm
= 104,781 tm
Mt Mu = ϕ × Mn
= 0,8 × 10478141,95
= 8382513,559 kgcm
= 83,825 tm > Mu- = 67.90 tm Ok !!
Desain tulangan momen negatif sukses.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 75
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Kontrol Kuat Lentur Momen Positif
Keseimbangan gaya-gaya horizontal
Ts = Cc + Cs
As'×fy=(0 .85×fc'×a×b)+(As×a−( β1×d )
a×εc×Es )
(4 . 4 ,906 ). 4080=(0 , 85 . 255. a . 40 )+ ((8 .4,906 ) .a−(0,85 .8,75)
a.0,003 .2100000)
80070 = (0,85 . 255 . 40) a + (8 . 4,906 . 0,003 . 2100 000) –
(8 . 4,906 . 0,003 . 2100 000 . 0,85 . 6,25/ a)
80070 = 8670 a + 247262,4 – 1839107,81/ a
8670 a + (247275 – 80070) – 1839107,81/ a = 0
8670 a2 + 167205 a – 1839107,81 =0
8670 a2+167205 a - 1839107,818670
a2 + 19,285 a - 212,123 = 0
a =
−b±√(b )2−(4 . a . c )2 . a
a =
−19,285 +√(19,285 )2+(4 .1 .212 , 123)2 .1
a = 7,825 cm
c =
aβ=7,825
0,85=9 ,205
cm
εs =
c−dc
×εc =
9 ,205−8 , 759 ,205
×0 , 003= 0,0001484 < εy = 0,001943
Baja desak belum leleh !!
fs =εs×Es=0,0001484 ×2100000 = 311,625 kg/cm2
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 76
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Momen Nominal Positif yang dapat dikerahkan :
M1 = 0,85 . f’c . a . b (h’-
a2 )
= 0,85 . 255 . 7 , 825. 40.(7 3,75−7,825
2)
= 4737702,293 kgcm
M2 = As . fs .(h’–d)
= (8 . 4,906 ). 311,625.(7 3,75−8,75)
= 795033,28 kgcm
Mt Mn = M1 + M2
= 4737702,293 + 795033,28
= 5532735,573 kgcm
= 55,327 Tm
Mt Mu = ϕ × Mn
= 0,8 × 5532735,573
= 4426188,46 kgcm
= 44,262 tm > Mu+ = 34.99 tm
Desain tulangan momen positif sukses.
Desain tulangan rangkap sukses.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 77
Desain Portal Beton Tahan Gempa
3.4.2 Tulangan Lapangan Balok
Dari desain tulangan tumpuan balok diatas, untuk balok yang sama telah
didapat
b = 40 cm
ht = 80 cm
d = 6,25 cm , karena tul lapangan diasumsikan 1 lapis,maka h = 73,75 cm
d’ = 6,25 cm
h = 73,75 cm,
h’ = 73,75 cm
f’c = 25 MPa = 255 kg/cm2,
fy = 400 MPa = 4080 kg/cm2
Es = 2100000 kg/cm2,
β = 0,85 (< 30 MPa) ,
εc = 0,003
Dipakai tulangan pokok D25, Ad =
14 x π x (D)2 = 4,90625 cm2,
εy = 0,001943
m = 18,824
ρb = 0,02740
ρm = 0,02055
Rb = 82,977 kg/cm2
Rm = 62,232 kg/cm2
Mencari Momen Lapangan :
Berdasarkan SAP 2000 pada kombinasi pembebanan 1 (Combo 1), yaitu
1,2 D + 1,6 L, didapat momen maksimum positif dan negatif lapangan.
MU+ = 36,20 tm
Mu- = 35,99 tm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 78
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Pada redistribusi momen sebelumnya, pada lantai yang ditinjau, didapat
momen muka kolom,
M- maks = 35,99 tm dan M+ lapangan = 36,20 tm
Karena M+ ≥ 50 % M- (memenuhi syarat struktur tahan gempa), maka
tidak diperlukan redistribusi momen.sehingga dipakai M- = 35,99 tm dan
M+ = 36,20 tm untuk mendesain tulangan lapangan
Syarat : SNI 1991, pasal 3.14.3.2.(2).
”Kuat momen positif pada sisi muka dari join tidak boleh kurang dari ½
kuat momen negatif yang disediakan pada sisi muka join tersebut. Pada
sembarang penampang dari komponen struktur tersebut, kuat momen
positif maupun kuat momen negatifnya tidak boleh kurang dari ¼ kuat
momen maksimum yang terdapat pada kedua ujung join.“
Maka, ¼ M- maks = ¼ x 67,9 tm = 16,98 tm
(M- maks = 67,9 tm dari hasil redistribusi momen tumpuan dari combo
3,bisa dilihat pada tabel hasil redistribusi momen tumpuan balok B1 arah y
hal.65)
M- lapangan = 35,99 tm
M+ lapangan= 36,20 tm
Kesimpulan : Momen lapangan yang digunakan, aman!
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 79
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Perhitungan tulangan lapangan sama seperti tulangan tumpuan, tetapi
perencanaannya digunakan tulangan sebelah.
Tulangan Momen Positif Lapangan (Tulangan Bawah)
Catatan : Perhitungan menggunakan program Microsoft Office Excel,
sehingga angka-angka yang tertulis, apabila dihitung secara manual,
akan menghasilkan angka yang tidak 100% sama.
Mn + = 0,85 × f’c × a × b × (h–
a2 )
36,2 .105
0,8=0,85×255×a×40×(73,75−a
2 )
4525000 = (0,85 x 255 x 40 x 73,75 x a) – (
0 ,85 x 255 x 402
a2
)
4525000 = 639412,5 a – 4335 a2
4335 a2 – 639412,5 a + 4525000 = 0
4335 a2 -639412,5 a + 45250004335
a2 – 147,5 a + 1043,829 = 0
a =
−b±√(b )2−(4 . a . c )2 . a
a =
147 , 5−√(−147 , 5 )2−(4 .1 .1043 , 829 )2 .1
a = 7,4534 cm
c =
aβ=7,4534
0,85=8 , 76876
cm
εs =
c−d'c
×εc =
8 ,76876−6 , 258 ,76876
×0 ,003= 0,0008617 < εs = 0,001943
Baja desak belum leleh.
Cc = 0,85 . f’c . a . b = 0,85 . 255 . = 7,4534. 40 = 64621.3682 kg
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 80
Desain Portal Beton Tahan Gempa
As =
Ccfy
=64621. 3682 4080
=15 ,83857cm2
n =
AsAd
=15 , 838574,90625
=3 ,228 buah
Dipakai tulangan 4 D25.
Kontrol Momen Positif Tersedia
Asada = npakai . Ad = 4 . 4,90625 = 19,625 cm2
Ts = Asada x fy = 19,625. 4080 = 80070 kg
a baru =
Ts0,85 . f'c . b
=80070 0,85 .255 . 40
=9 , 2353cm
Mt Mn = 0,85 . f’c . a baru . b . (h-( a
2 ))
= 0,85 . 255 .9,2353. 40 . (73,75.( 9 , 2353
2 ))
= 5535427,5 kg cm
= 55,354 tm
Mt Mu = ϕ . Mn
= 0,8 . 5535427,5
= 4428342 kg cm
= 44,283 tm > Mu+ = 36,2 tm OKE !
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 81
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Tulangan Momen Negatif Lapangan (Tulangan Atas)
Mn + = 0,85 × f’c × a × b × (h–
a2 )
35,99 .105
0,8=0,85 .255 .a . 40 .(73,75−a
2 )
4498750 = (0,85 . 255 . 40 . 73,75.a) – (
0 ,85 x 255 x 402
. a2
)
4498750 = 639412,5 a – 4335 a2
4335 a2 – 639412,5 a + 4498750 = 0
4335 a2 - 639412,5 a + 44987504335
a2 – 147,5 a + 1037,774 = 0
a =
−b±√(b )2−(4 . a . c )2 . a
a =
147,5 -√(−147,5 )2−(4 . 1. 1037,774 )2 .1
a = 7,4078 cm
c =
aβ=7,4078
0,85=8 ,715
cm
εs =
c−dc
×εc =
8 ,715−6 , 258 ,715
×0 , 003= - 0,0008485 < εy = 0,001943
Baja desak belum leleh.
Cc = 0,85 . f’c . a . b = 0,85 . 255 . 7,4078. 40 = 64225,5563 kg
As =
Ccfy
=64225,5563 4080
=15 ,74156cm2
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 82
Desain Portal Beton Tahan Gempa
n =
AsAd
=15 , 741564,90625
=3 ,2085buah
Dipakai tulangan 4 D25.
Kontrol Momen Negatif Tersedia
Asada = npakai . Ad = 4 . 4,90625 = 19,625 cm2
Ts = Asada . fy = 19,625. 4080 = 80070 kg
a baru =
Ts0,85 . f'c . b
=80070 0,85 .255 . 40
=9 , 2353cm
Mt Mn = 0,85 . f’c . a baru . b . (h-( a
2 ))
= 0,85 . 255 . 9,2353 . 40 .(73,75.( 9 , 2353
2 ))
= 5535427,5 kg cm
= 55,354 tm
Mt Mu = ϕ . Mn
= 0,8 . 5535427,5
= 4428342 kg.cm
= 44,283 tm > Mu- = 35,99 tm Ok !!
Maka gambar tulangannya :
4 D25 4 D25
+ =
4 D25 4 D25
Tulangan Positif Tulangan Negatif Tulangan Lapangan
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 83
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Gambar 3.4 Gambar hasil desain penulangan balok lapangan
3.4.3 Tulangan Susut Balok
Tulangan susut diperlukan untuk menjaga mutu beton agar tetap baik
setelah proses pengikatan (setting time) berlangsung, dimana ada
kemungkinan beton akan mengalami penyusutan dimensi dan mengurangi
kualitasnya. Dimana sesuai dengan ketetapan yang berlaku dimana tidak
diizinkan adanya jarak pada beton sebesar lebih dari 30 cm tanpa
penulangan.
daerah tanpa tulangan pada balok
tulangan susut
Gambar 3.5 Pemasangan tulangan susut pada balok
Berdasarkan SNI 1991, pasal 3.16.12.2) :
Mutu Baja (fy) Asst
BJTD - 30 0,0020.b.ht
BJTD - 40 0,0018.b.ht
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 84
Desain Portal Beton Tahan Gempa
BJTD - 400,0018.b.ht
(400fy)
Tetapi dalam segala hal tidak boleh kurang dari 0,0014.b.ht.
Hasil desain balok didapat :
b balok = 40 cm,
ht balok = 80 cm
Dipakai tulangan D12, Ad =
14 x π x (D)2 =
14 x π x (1,2)2 = 1,130 cm2
fy = 400 MPa.
As st = 0,0018 x b x ht
= 0,0018 x 40 x x80
= 5,76 cm2
n =
As stAd =
5 , 761, 130 = 5,096 ≈ 6 buah
pakai 6 D12
Sehingga gambar tulangan susut balok :
6 D12
Maka, hasil desain balok adalah :
Tumpuan Lapangan
8 D25 4 D25
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 85
Desain Portal Beton Tahan Gempa
6 D12
4 D25 4 D25
Lantai Kode
Balok
Ukuran
(bxht) cm
Momen R1 Tulangan
Momen (tm)
Tulangan
SusutUltimate Tersedia
(Ultimate)
Kapasitas
(Nominal)
1-2-3
B1 40x80
Negatif Tumpuan
0,3
8 D25 67,9 83,825 142,756
6 D12
Positif Tumpuan 4 D25 34,99 44,262 76,183
Negatif Lapangan 4 D25 35,99 44,283 -
Positif Lapangan 4 D25 36,2 44,283 -
B2 30x60
Negatif Tumpuan
0,25
6 D25 27,2 43,652 73,437
4 D12
Positif Tumpuan 3 D25 18,57 23,588 40,322
Negatif Lapangan 2 D25 6,80 16,229 -
Positif Lapangan 2 D25 6,80 16,229 -
4-5-6 B1 40x80
Negatif Tumpuan
0,25
8 D25 64,3 83,825 142,756
6 D12
Positif Tumpuan 4 D25 33,24 44,262 76,183
Negatif Lapangan 4 D25 36,39 44,283 -
Positif Lapangan 4 D25 35,81 44,283 -
B2 30x60
Negatif Tumpuan
0,25
6 D25 24,83 43,652 73,437
4 D12
Positif Tumpuan 3 D25 15,69 23,588 40,322
Negatif Lapangan 2 D25 6,21 16,229 -
Positif Lapangan 2 D25 6,21 16,229 -
7
B1
35x70
Negatif Tumpuan
0,2
6 D25 45,33 53,789 92,389
4 D12
Positif Tumpuan 4 D25 30,99 37,546 64,537
Negatif Lapangan 4 D25 35,95 37,455 -
Positif Lapangan 4 D25 36,00 37,455 -
Negatif Tumpuan 4 D25 10,9 23,016 38,788
Positif Tumpuan 2 D25 6,43 12,831 21,684
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 86
Rekapitulasi Hasil Desain Balok :Catatan :Contoh hitungan momen kapasitas dijelaskan pada Bab IV
Desain Portal Beton Tahan Gempa
B2 25x50 0,2 2 D12Negatif Lapangan 2 D25 5,51 12,829 -
Positif Lapangan 2 D25 3,39 12,829 -
8
Atap
B1A 35x70
Negatif Tumpuan
0,2
6 D25 45,33 53,789 92,389
4 D12Positif Tumpuan 4 D25 30,99 37,546 64,537
Negatif Lapangan 4 D25 35,95 37,455 -
Positif Lapangan 4 D25 36,00 37,455 -
B2A 25x50
Negatif Tumpuan
0,2
4 D25 10,9 23,016 38,788
2 D12
Positif Tumpuan 2 D25 6,43 12,831 21,684
Negatif Lapangan 2 D25 5,51 12,829 -
Positif Lapangan 2 D25 3,39 12,829 -
BAB IV
MOMEN KAPASITAS BALOK
4.1 Flowchart Perhitungan Momen Kapasitas Balok
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 87
Desain Portal Beton Tahan Gempa
4.2 Momen Kapasitas Negatif
Balok B1 lantai 1-2-3 arah Y
Diameter tulangan, D25 = 2,5 cm
Ad = ¼ × π × d2 = ¼ × π × 2,52 = 4,90625 cm2
As = n pakai x Ad = 8 x 4,90625 = 39,25 cm2
As’ = n pakai x Ad = 4 x 4,90625 = 19,625 cm2
fy = 400 MPa = 4080 kg/cm2, maka ϕ0 = 1,4
Gambar 4.1 Keseimbangan Gaya-Gaya Horizontal
Cc + Cs = Ts
(0,85 . f’c . a . b) + (As’ . fy) = As . ϕ0 . fy
a =
(( As .φ0 . fy )−( As ' . fy ) )0 ,85 . f ' c .b
=
( (39,25 . 1,4 .4080 )−(19 ,625.4080 ) )0 ,85 .255 .40
= 16,624 cm
c =
aβ=16,624
0,85=19 ,557
cm
εs =
c−dc
×εc=
19 , 557−6 ,2519 , 557
×0,003= 0,002041 > εs = 0,001943
Baja desak sudah leleh, maka fs = fy = 4080 kg/cm2
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 88
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Cc = 0,85 . f’c . a . b = 0,85 . 255 . 16,624 . 40 = 144126 kg
Cs = As’ . fy = 19,625 . 4080 = 80070 kg
Momen Kapasitas Negatif yang dapat dikerahkan :
M1 = Cc . (h– ( a
2 )) = 144126 . (71,25 –
(16,6242 )
)
= 9071036,1 kgcm
M2 = Cs . (h – d’) = 80070 . (71,25 – 6,25)
= 5204550 kgcm
MKap- = M1 + M2 = 9071036,1 + 5204550 = 14275586,1 kg.cm
= 142,756 tm
MKap−
Mt Mn =
142,756 104,781 = 1,362 Mn Ok !!
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 89
Desain Portal Beton Tahan Gempa
4.3 Momen Kapasitas Positif
Balok B1 lantai 1-2-3 arah Y
Untuk perhitungan momen kapasitas positif, dilakukan perhitungan yang
sama dengan perhitungan momen kapasitas negatif diatas, hanya saja
tulangan tarik diubah menjadi tulangan desak, dan sebaliknya.
Diameter tulangan, D25 = 2,5 cm
Ad = ¼ × π × d2 = ¼ × π × 2,52 = 4,906 cm2
As = n pakai x Ad = 4 x 4,906 = 19,625 cm2
As’ = n pakai x Ad = 8 x 4,906 = 39,248 cm2
fy = 400 MPa = 4080 kg/cm2, maka ϕ0 = 1,4
Gambar 4.2 Keseimbangan Gaya-Gaya Horizontal
Cc + Cs = Ts, dimana
Ts=As. φo . f y=19 , 625 .1,4 . 4080=112098 kg
Cc=0,85 .f'c .. a .b=0,85 .255 . a . 40=8670 . a kg
Cs=As' .( a−β1 . d'
a ) . εc . Es
=39,25 .( a−0,85.8,75
a ) . 0,003 .2100000
= (39,25 . 0 , 003.2100000 ) a−(39,25 . 0 , 85 . 8 ,75 .0 , 003 .2100000 )
=2 47275a−1839017 , 81a kg
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 90
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Persamaan keseimbangan gaya-gaya horisontal :
8670a +
2 47275,4a−1839014 ,1a = 112098
8670a2 + (247275,4-112098)a - 1839107,813 = 0
8670a2 + 135177a - 1839107,813 = 0
8670 a2+135177 a−1839107,813 :8670
a2 + 15,591 – 212,123 = 0
a =
−15,591 +√(15,591 )2+(4 .1 .212 , 123)2 .1
a = 8,724 cm
c =
aβ=8,724
0,85=10 , 263
cm
εs =
c−dc
×εc =
10 , 263−6,2510 , 263
×0,003 = 0,000442 < εy = 0,001943
Baja desak belum leleh, maka fy = fs
fs = εs . Es = 0,000442 . 2100000 = 928,967 kg/cm2
Cc = 0,85 . f’c . a . b = 0,85 . 255 . 8,724. 40 = 75636,044 kg
Cs = As’.fy = 39,248. 4080 = 36461,956 kg
Momen Kapasitas Positif yang dapat dikerahkan :
M1 = Cc . (h’- ( a
2 )) = 75636,044 . (73,75 –
(8,7242 )
)
= 5248238,354 kg.cm
M2 = Cs . (h’– d) = 36461,956.(73,75 – 8,75)
= 2370027,126 kg.cm
Mkap+ = M1 + M2 = 5248238,354 + 2370027,126 = 7618265,48 kg cm
= 76,183 tm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 91
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Mkap+
Mt Mn=
76,183 655,327 = 1,377 Mn Ok !!
BAB V
TULANGAN GESER BALOK
5.1 Flowchart Perhitungan Geser Balok
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 92
Desain Portal Beton Tahan Gempa
5.2 Perhitungan Geser Balok Induk
Balok B1 lantai 1-2-3 arah Y
Diagram gaya geser hasil dari analisa struktur di superposisikan dengan
gaya geser hasil Momen Kapasitas dibagi dengan bentang balok.
Dari hasil analisis struktur didapat :
VDU1 = 14,68 ton VLU1 = 5,96 ton
VDU2 = 14,68 ton VLU2 = 5,96 ton
VEU = 10,34 ton
VDU1 +
VLU1
- VDU2
VLU2
+ VEU
Gambar 5.1 Diagram Gaya Geser (SFD)
Dari hasil desain balok didapat :
b balok = 40 cm
ht balok = 80 cm
h balok = 71,25 cm
hc kolom kiri = 80 cm
hc kolom kanan = 80 cm
L balok = 8,8 m
Ln balok = L – ½ hc kolom kiri - ½ hc kolom kanan
= 8,8 – ½ . 0,8 - ½ . 0,8
= 8,0 m
f’c = 25 MPa = 255 kg/cm2
fy = 300 MPa = 3060 kg/cm digunakan tulangan BJTP
MKap, a + = 76,183 tm
MKap, i - = 142,756 tm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 93
Desain Portal Beton Tahan Gempa
VG = 1,05 (VD + VL )
VGU1 = 1,05 (VDU1 + VLU1 ) = 1,05 (14,68 + 5,96) = 21,672 ton
VGU2 = 1,05 (VDU2 + VLU2 ) = 1,05 (14,68 + 5,96) = 21,672 ton
VU =0,7
MKap ,a+MKap ,i
Ln
=0,7
76,183 +142,756 8,0 = 19,157 ton = 19157 kg
VGU1
φ=21,672
0,6 = 36,12 ton = 36120 kg
VGU2
φ=21,672
0,6 = 36,12 ton = 36120 kg
VUφ
=19,157 0,6 = 31,929 ton = 31929 kg
VU,m = 1,05 (VD + VL +
4k VE)
= 1,05 (14,68 + 5,96 +
41 10,34)
= 65,1 ton = 65100 kg
VU =
VGU1
φ+VU
φ=
36120 + 31929 =68049 kg
Karena VU ≥ VU,m, maka digunakan VU,m = 65100 kg
Berdasarkan SK-SNI 1991 pasal 3.4.3.1).(1)
Vcn = (√ f ' c
6 ) .b.h=(√256 ) . 400 .712 ,5
= 237500 N = 24225 kg
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 94
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Maka SFD nya :
:
Gambar 5.2 Diagram Gaya Geser (SFD) hasil analisa struktur dijumlahkan
dengan SFD hasil perhitungan MKap.
A. Desain Daerah Sendi Plastis
Dipakai tulangan sengkang P10, Ad =
14
π . D2=14
3 ,14 .(12)= 0,785 cm2
Pakai sengkang 2 kaki, Av = 2 . Ad = 2 . 0,785 = 1,57 cm2
SK-SNI 1991 Pasal 3.4.1.2).(1) :
”Untuk komponen struktur non pratekan, penampang yang jaraknya kurang
dari h dari muka tumpuan boleh direncanakan terhadap gaya geser Vu yang
sama dengan yang didapat pada titik sejarak h dari mukakolom tersebut.”
Besarnya nilai gaya geser yang boleh direduksi sebesar h :
12
Ln
VG1
φ
=hx
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 95
Desain Portal Beton Tahan Gempa
12
.800
33171 ,4=71,25
x
x =
h .VG1
φ1
2Ln
=
71 , 25. 33171 , 4400 = 5908,655 kg
Vsn = VU,m – x = 65100 - 5908,655 = 59191,345 kg
Jarak sengkang, s =
Av . fy . hVsn
=1 ,57 .3060 . 71 ,2559191,345 = 5,78 cm, dipakai s = 5 cm
Kontrol jarak antar sengkang
s > 2,5 cm ►OK
s < h / 4 = 71,25 / 4 = 17,81 cm > 5 cm ►OK
s < 8 × ø pokok = 8 × 2,5 = 20 cm > 5 cm ►OK
s < 24 × ø sengkang = 24 × 1 = 24 cm > 5 cm ►OK
s < 20 cm > 5 cm ►OK
Maka dipakai D10-50
B. Desain Daerah Luar-Plastis
Pada prinsipnya, perhitungan sama saja dengan daerah plastis, namun pada
daerah non-plastis, beton dianggap tidak hancur sehingga beton masih
mampu menahan gaya geser sebesar Vc.
Dipakai tulangan sengkang D10, Ad =
14
π . D2=14
3 ,14 .(12)= 0,785 cm2
Pakai sengkang 2 kaki, Av = 2 . Ad = 2 . 0,785 = 1,57 cm2
Besarnya gaya geser sejauh 2.ht :
x =
(2. ht ) .VG1
φ1
2Ln
=(2 . 80) .33171 , 4
12
.800= 13268,588 kg
Vs = VU,m – x = 65100 - 13268,588 = 51831,44 kg
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 96
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Besarnya gaya geser yang harus ditahan tulangan sengkang :
Vsn = Vs – Vcn = 51831,44 – 24225 = 27606,64 kg
Jarak sengkang, s =
Av . fy . hVsn
=1 ,57 .3060 . 71 ,2527606,64 = 12,4 cm, dipakai s = 11cm
Kontrol jarak antar sengkang
s > 2,5 cm ►OK
s < h / 2 = 71,25 / 2 = 35,625 cm > 11 cm ►OK
Maka dipakai D10-110
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 97
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Hasil Desain Tulangan Geser Balok
Lantai Kode
Balok
Ukuran, bxht
(mm)
Daerah Sendi Plastis
(mm)
Daerah Luar-Sendi Plastis
(mm)
Panjang Sengkang Panjang Sengkang
1-2-3 B1 400x800 1600 P10-50 4800 P10-110
B2 300x600 1200 P10-50 1300 P10-85
4-5-6 B1 400x800 1600 P10-60 4800 P10-140
B2 300x600 1200 P10-50 1300 P10-85
7-8 B1 350x700 1400 P10-80 5200 P10-200
B2 250x500 1000 P10-80 1700 P10-165
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 98
Desain Portal Beton Tahan Gempa
BAB VI
MOMEN ULTIMIT KOLOM
6.1 Ketentuan-Ketentuan
Momen Ultimit Kolom (Muk) merupakan salah satu dasar analisa untuk
memastikan syarat perencanaan tahan gempa pada SNI 1726-2002, pasal 4.5
yaitu “Kolom Kuat Balok Lemah” atau “Strong Column Weak Beam
(SCWB)”, yang mana yang dimaksud dengan kolom kuat adalah kuat lentur
kolom minimum adalah 1,2 kali kuat lentur balok yang merangka pada
balok tersebut, sesuai SNI 03-2847-2002, pasal 23.4.2).(2).
Perhitungan dilakukan terhadap gempa dari arah arah kiri dan kanan,
sehingga didapat hasil yang kritis, yang akan digunakan sebagai
perencanaan.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 99
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Hasil Desain Momen Kapasitas (Mkap) portal Y
Akibat Gempa dari kiri Akibat Gempa dari kanan
Gambar 6.1. Momen Kapasitas Balok dan Penamaan Joint
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 100
Desain Portal Beton Tahan Gempa
6.2 Perhitungan Momen Ultimit Kolom Tengah
Portal Y Joint F
Diketahui properti penampang :
Keterangan : a = atas ; b = bawah ; i = ki = kiri ; a = ka = kanan
b B1 a = 40 cm ht B1 a = 80 cm Lbalok.ki = 880 cm = lbi
b B1 b = 40 cm ht B1 b = 80 cm
b B2 = 30 cm ht B2 = 60 cm Lbalok.ka = 450 cm = lba
b B2 = 30 cm ht B2 = 60 cm
bc K-FJ = 80 cm hc K-FJ = 80 cm Hkolom.a = 400 cm = hka
bc K-FB = 80 cm hc K-FB = 80 cm Hkolom.b = 400 cm = hkb
Hkolom.a.net , hka’= Hkolom.a –
( (ht B 1 a+ht B 2 a )2 )=400−( (80+60 )
2 )
= 400 cm – 70 cm
= 330 cm = 3,3 m
Hkolom.b.net , hkb’= Hkolom.b –
( (ht B 1b+ht B 2 b )2 )=400−( (80+60 )
2 )
= 400 cm – 70 cm
= 330 cm = 3,3 m
Lbalok.ka.net , lbi’ = Lbalok.ka – (
12
bc kolomki+12
bc kolomka)
= 850−(1 2
. 80+12
.80)= 800 m = 8,0 m
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 101
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Lbalok.ka.net , lba’ = Lbalok.ka – (
12
bc kolomki+12
bc kolomka)
= 400−(1
2. 80+1
2. 80)
= 370 m = 3,7 m
I K-FJ = 1/12 . b . h3 = 1/12 . 80 . 803 = 3,41333 . 106 cm4
IK−FJHK−FJ
=3 , 41333. 106
400=8533 , 33
cm3
I K-FB = 1/12 . b . h3 = 1/12 . 80 . 803 = 3,41333 . 106 cm4
IK−FBHK−FB
=3 , 41333 . 106
400=8533 ,33
cm3
αK−FJ=( IK−FJ
HK−FJ )( IK−FB
HK−FB )+( IK−FJHK−FJ )
=8533 ,338533 ,33+8533 ,33
=0,5
αK−FB=( IK−FB
HK−FB )( IK−FBHK−FB )+( IK−FJ
HK−FJ )=8533 , 33
8533 , 33+8533 , 33=0,5
Σα=( αK−FJ )+ (αK−FB )=0,5+0,5=1,0
ω = 1,3ϕ = 0,7
Gempa dari kiri
Mkap, ki = 142,756 tm
Mkap, ka = 40,322 tm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 102
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Mu.ka =
hka'hka
ω .φ . αa . {lbilbi'
. Mkap,i+lbalba'
. Mkap,a}
=
3,34
.1,3.0,7 .0,5 .{8,88,0
142 ,756+ 4,53,7
40 ,322}= 77,354 tm
Mu.kb =
hkb'hkb
ω . φ .α b . {lbilbi'
. Mkap,i+lbalba'
.Mkap,a}
=
3,34
. 1,3. 0,7 .0,5 .{8,88,0
142 , 756+ 4,53,7
40 , 322}= 77,354 tm
∑ Mu.K = Mu.ka + Mu.kb
= 77,354 + 77,354
= 154,708 tm
Mu.B.ki = 67,9 tm (Lihat Mu- B1)
Mu.B.ka = 18,57 tm (Lihat Mu+ B2)
∑ Mu.B = Mu.B.ki + Mu.B.ka = 67,9 + 18,57 = 86,47 tm
Syarat, SNI 03-2847-2002, pasal 23.4.2).(2) :
∑ Me ≥
65 ∑ Mg atau dengan kata lain, ∑ Mu.K ≥ 1,2 ∑ Mu.B
Σ Mu.K Σ Mu . B =
154,708 86,47 = 1,789 ≥ 1,2
Strong Column Weak Beam, OKE!!
Gempa dari kanan
Mkap, ki = 76,183 tm
Mkap, ka = 73,437 tm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 103
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Mu.ka =
hka'hka
ω .φ . αa . {lbilbi'
. Mkap,i+lbalba'
. Mkap,a}
=
3,34
.1,3.0,7 .0,5 .{8,88,0
76,183 + 4,53,7
73 ,437}= 64,984 tm
Mu.kb =
hkb'hkb
ω . φ .α b . {lbilbi'
. Mkap,i+lbalba'
.Mkap,a}
=
3,34
. 1,3. 0,7 .0,5 .{8,88,0
76,183 + 4,53,7
73 , 437}= 64,984 tm
∑ Mu.K = Mu.ka + Mu.kb
= 64,984 + 64,984
= 129,967 tm
Mu.B.ki = 34,99 tm (Lihat Mu+ B1)
Mu.B.ka = 27,2 tm (Lihat Mu- B2)
∑ Mu.B = Mu.B.ki + Mu.B.ka = 34,99 + 27,2 = 62,19 tm
∑ Mu.K ≥ 1,2 ∑ Mu.B
Σ Mu.K Σ Mu . B =
129,967 62,19 = 2,09 ≥ 1,2
Strong Column Weak Beam, OKE!!
Karena Muk, a = Muk, b gempa kiri = 77,354 tm > Muk, a = Muk, b gempa
kanan = 64,984 tm, maka hasil yang kritis, yang menentukan hitungan
adalah Muk, a = Muk, b gempa kiri = 77,354 tm.
Maka untuk joint F, dipakai Muk, a = 77,354, Muk, b = 77,354 tm.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 104
Desain Portal Beton Tahan Gempa
6.3 Perhitungan Momen Ultimit Kolom Tepi
Portal Y Joint L
Diketahui properti penampang :
Keterangan : a = atas ; b = bawah ; i = ki = kiri ; a = ka = kanan
b B1 a = 40 cm ht B1 a = 80 cm Lbalok.ki = 880 cm = lbi
b B1 b = 40 cm ht B1 b = 80 cm
Karena kolom tepi, maka tidak ada balok kanan.
bc K-LP = 80 cm hc K-LP = 80 cm Hkolom.a = 400 cm = hka
bc K-LH= 80 cm hc K-LH = 80 cm Hkolom.b = 400 cm = hkb
Hkolom.a.net , hka’= Hkolom.a – ht B1 a
= 400 cm – 80 cm
= 320 cm = 3,2 m
Hkolom.b.net , hkb’= Hkolom.b – ht B1 b
= 400 cm – 80 cm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 105
Desain Portal Beton Tahan Gempa
= 320 cm = 3,2 m
Lbalok.ki.net , lbi’ = Lbalok.ki – (
12
bc kolomki+12
bc kolomka)
= 880−(1 2
. 80+12
.80)= 800 m = 8,0 m
Lbalok.ka.net , lba’ = 0 (Tidak ada balok)
I K- LP = 1/12 . b . h3 = 1/12 . 80 . 803 = 3,41333 . 106 cm4
IK−LPHK−LP
=3,41333 . 106
400=8533 ,333
cm3
I K- LH = 1/12 . b . h3 = 1/12 . 80 . 803 = 3,41333 . 106 cm4
IK−LHHK−LH
=3 , 41333 . 106
400=8533 ,33
cm3
αK−LP=( IK−LP
HK−LP )( IK−LP
HK−LP )+( IK−LHHK−LH )
=8533 ,338533 ,33+8533 ,33
=0,5
αK−LH =( IK−LH
HK−LH )( IK−LP
HK−LP )+( IK−LHHK−LH )
=8533 , 338533 , 33+8533 ,33
=0,5
Σα=( αK−LP )+ (αK−LH )=0 , 3035+0 , 6965=1,0
ω = 1,3ϕ = 0,7
Gempa dari kiri
Mkap, ki = 142,756 tm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 106
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Mkap, ka = 0 (tidak ada balok)
Mu.ka =
hka'hka
ω .φ .αa . {lbilbi'
.Mkap,i}
=
3,24
.1,3 .0,7 .0,5 .{8,88,0
142 ,756 }= 57,160 tm
Mu.kb =
hkb'hkb
ω . φ .α b . {lbilbi'
. Mkap,i+lbalba'
.Mkap,a}
=
3,24
.1,3 . 0,7 .0,5 .{8,88,0
142 ,756 }= 57,160 tm
∑ Mu.K = Mu.ka + Mu.kb
= 57,160 + 57,160
= 114,32 tm
Mu.B.ki = 67,9 tm (Lihat Mu- B1)
Mu.B.ka = 0 (tidak ada balok)
∑ Mu.B = Mu.B.ki = 67,9 tm
Syarat, SNI 03-2847-2002, pasal 23.4.2).(2) :
∑ Me ≥
65 ∑ Mg atau dengan kata lain, ∑ Mu.K ≥ 1,2 ∑ Mu.B
Σ Mu.K Σ Mu . B =
114,32 67,9 = 1,684 ≥ 1,2
Strong Column Weak Beam, OKE!!
Gempa dari kanan
Mkap, ki = 76,183 tm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 107
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Mu.ka =
hka'hka
ω .φ . αa . {lbilbi'
. Mkap,i+lbalba'
. Mkap,a}
=
3,24
.1,3 .0,7 .0,5 .{8,88,0
76,183}= 30,504 tm
Mu.kb =
hkb'hkb
ω . φ .α b . {lbilbi'
. Mkap,i+lbalba'
.Mkap,a}
=
3,24
.1,3 . 0,7 .0,5 .{8,88,0
76,183}= 30,504 tm
∑ Mu.K = Mu.ka + Mu.kb
= 30,504 + 30,504
= 61,007 tm
Mu.B.ki= 34,99 tm (Lihat Mu+ B1)
Mu.B.ka = 0 (tidak ada balok)
∑ Mu.B = Mu.B.ki = 34,99 tm
∑ Mu.K ≥ 1,2 ∑ Mu.B
Σ Mu.K Σ Mu . B =
61,007 34,99 = 1,744 ≥ 1,2
Strong Column Weak Beam, OKE!!
Karena Muk, a = Muk, b = 57,160 tm gempa kiri > Muk, a = Muk, b =
30,054 tm gempa kanan, maka hasil yang kritis, yang menentukan hitungan
adalah Muk, a = Muk, b = 57,160 tm gempa kiri.
Maka untuk joint L, dipakai Muk, a = 57,160 tm , Muk, b = 57,160 tm.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 108
Desain Portal Beton Tahan Gempa
6.4 Perhitungan Momen Ultimit Kolom Paling Atas
Portal Y Joint C1
Diketahui properti penampang :
Keterangan : a = atas ; b = bawah ; i = ki = kiri ; a = ka = kanan
b B1 a = tidak ada balok
b B1 b = 35 cm ht B1 b = 70 cm Lbalok.ki = 880 cm = lbi
Karena kolom tepi atas, maka tidak ada balok kiri dan kolom atas.
bc K-C1Y = 80 cm hc K- C1Y = 80 cm Hkolom.b = 400 cm = hka
Hkolom.a.net , hka’= 0 (tidak ada kolom atas)
Hkolom.b.net , hkb’= Hkolom.b – ht B1 b
= 400 cm – 70 cm
= 330 cm = 3,3 m
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 109
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Lbalok.ki.net , lbi’ = 0 (Tidak ada balok)
Lbalok.ka.net , lba’ = Lbalok.ka – (
12
bc kolomki+12
bc kolomka)
= 880−(1 2
. 80+12
.80)= 800 m = 8,0 m
Karena hanya ada 1 kolom yang disertakan, yaitu kolom bawah, maka α
(angka distribusi kekakuan) = 1.
ω = 1,3ϕ = 0,7
Gempa dari kiri
Mkap, ka+ = 64,537 tm
Mkap, ki = 0 (tidak ada balok)
Mu.ka = 0 (tidak ada kolom)
Mu.kb =
hkb'hkb
ω . φ .α b . {lbalba'
.Mkap,a}
=
3,34
. 1,3. 0,7 .1. {8,88,0
.64 ,537}= 53,296 tm
∑ Mu.K = Mu.kb = 53,296 tm
Mu.B.ki = 0 (tidak ada balok)
Mu.B.ka = 30,99 tm (Lihat Mu+ B1)
∑ Mu.B = Mu.B.ka = 30,99 tm
Syarat, SNI 03-2847-2002, pasal 23.4.2).(2) :
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 110
Desain Portal Beton Tahan Gempa
∑ Me ≥
65 ∑ Mg atau dengan kata lain, ∑ Mu.K ≥ 1,2 ∑ Mu.B
Σ Mu.K Σ Mu . B =
53,296 30,99 = 1,720 ≥ 1,2
Strong Column Weak Beam, OKE!!
Gempa dari kanan
Mkap, ka = 92,389 tm
Mu.kb =
hka'hka
ω .φ . αa . {lbilbi'
. Mkap,i+lbalba'
. Mkap,a}
=
3,34
. 1,3. 0,7 .1. {8,88,0
92,389}= 76,297 tm
∑ Mu.K = Mu.kb
= 76,297 tm
Mu.B.ki = 0 (tidak ada balok)
Mu.B.ka = 45,33tm (Lihat Mu- B1)
∑ Mu.B = Mu.B.ka = 45,33 tm
∑ Mu.K ≥ 1,2 ∑ Mu.B
Σ Mu.K Σ Mu . B =
76,297 45,33 = 1,683 ≥ 1,2
Strong Column Weak Beam, OKE!!
Karena Muk, b = 53,296 tm gempa kiri < Muk, b = 76,297 tm gempa
kanan, maka hasil yang kritis, yang menentukan hitungan adalah Muk,
b = 76,297 tm gempa kanan.
Maka untuk joint C1, dipakai Muk, b = 76,297 tm.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 111
Desain Portal Beton Tahan Gempa
6.5 Perhitungan Momen Ultimit Kolom Dasar
Kolom Tengah Kiri
Untuk kolom dasar tidak dapat dilakukan seperti cara diatas. Momen Ultimit
Kolom, Muk dihitung berdasarkan hasil analisis struktur.
Dari hasil analisa struktur didapatkan data-data sebagai berikut :
MD = 8,42 tm
ML = 3,54 tm
ME = 65,22 tm
Mu.K = 1,05 . (MD + ML + ME)
= 1,05 . (8,42 + 3,54 + 65,22)
= 81,04 tm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 112
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Hasil desain Momen Ultimit Kolom, Mu,k (tm) digunakan hasil yang kritis
adalah:
Gambar 6.2. Hasil Desain Muk Portal Y
Karena Mu,k adalah dalam bentuk ultimit, maka akan diubah ke momen
nominalnya, Mn,k adalah dengan membagi nilai Mu,k dengan φ lentur = 0,8.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 113
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Hasil desain Momen Nominal Kolom, Mn,k (tm)
Gambar 6.3. Hasil Desain Mnk Portal Y
BAB VII
GAYA AKSIAL KOLOM
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 114
M1+
M 2-
M 3+
M 4-
M1
Li La
La
M 2 La
M1 La
M 2 La
M 3 La
M 4 La
M 3 La
M 4 La
1
M1+
M 2-
M 3+
M 4-
M1 La
M 2 La
M1 La
M 2 La
M 3 La
M 4 La
M 3 La
M 4 La
2
M1+
M 2-
M 3+
M 4-
M1 La
M 2 La
M1 La
M 2 La
M 3 La
M 4 La
M 3 La
M 4 La
n
Desain Portal Beton Tahan Gempa
7.1 Ketentuan-Ketentuan
Setelah momen ultimit kolom Mu,k didapat, maka untuk keperluan desain
kolom, besaran yang harus diketahui berikutnya adalah gaya aksial yang
bekerja pada kolom. Terdapat dua cara untuk menentukan gaya aksial
kolom yaitu berdasarkan pada gaya lintang balok pada kondisi kapasitas
(gaya lintang balok menjadi gaya aksial kolom) dan gaya aksial kolom hasil
analisis sturktur.
Untuk membahas masalah ini, maka diambil model struktur seperti pada
Gambar 8.1.
Gambar 7.1 Gaya Aksial Kolom
Menurut SK-SNI 1991, pasal 3.14.4.2).(3) :
1. Dari Kapasitas Balok
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 115
Gaya aksial kolom akibat beban gravitasiGaya lintang balok dari bentang kananGaya lintang balok dari bentang kiri
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Nu,ki = Rv .0,7 .∑
i=i
n {∑ Mkap,ili
+∑ Mkap,ala
}+1,05Ng,k
2. Dari Analisis Struktur
Nu,k ≤ 1,05 {Ng , k+
4K
N E ,k }
(Batas atas Nu,k)
NE,k adalah gaya aksial akibat beban gempa.
Rv merupakan suatu faktor untuk memperhitungkan kemungkinan
tidak bersama-samanya kejadian sendi plastis diseluruh tingkat.
Rv = 1 1 < n ≤ 4
Rv = 1,1 – 0,025 n 4 < n ≤ 20
Rv = 0,6 n > 20
n = Jumlah lantai bangunan
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 116
Desain Portal Beton Tahan Gempa
7.1 Gaya Aksial Kolom
MKap & M/L Gaya Aksial Kolom
Gambar 7.2. Momen Kapasitas Balok dan Gaya Aksial Kolom Portal Y
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 117
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Gambar 7.3. Aksial Kolom Hasil Analisis Struktur Portal Y
Keterangan :
Bagian atas (tinta hitam) : Aksial kolom akibat beban mati
Bagian bawah (tinta merah) : Aksial kolom akibat beban hidup
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 118
Desain Portal Beton Tahan Gempa
7.3 Perhitungan Gaya Aksial Kolom
Portal Arah Y Kolom Tengah
Jumlah tingkat pada gedung (n) = 8 tingkat
Rv = 1,1 – (0,025 . n) = 1,1 – (0,025 .8) = 0,8
Kolom Lantai 8
Gempa dari kiri
Bentang Kiri, panjang = 8,8 m Mkap, + = 64,537 tm
Mkap, - = 92,389 tm
Bentang Kanan, panjang = 4,5 m Mkap, + = 21,688 tm
Mkap, - = 30,081 tm
PD = 10,09 ton
PL = 2,22 ton
Gaya Aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap :
MkapL =
Mkap,aLi
+Mkap,iLi
−Mkap,aLa
−Mkap,iLa
Bentang kiri
Mkap+
L=64,537
8,8=7 ,33
ton ;
Mkap−
L=92,389
8,8=10 ,50
ton
Bentang kanan
Mkap+
L=21,688
4,5=4 ,82
ton ;
Mkap−
L=30,081
4,5=6 , 68
ton
Nilai positif bertanda panah ke atas, sedangkan nilai negatif bertanda panah
ke bawah (lihat gambar 7.2)
Gaya Aksial Kolom = (7,33 + 10,50) + { - (4,82) + (-6,68) } = 6,33 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 119
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Ng,k = PD + PL
= 10,09 + 2,22 = 13,12 ton
Nu,k = (Rv . 0,7 .∑ Mkap
L ) + (1,05 . Ng,k)
= (0,8 . 0,7 . 6,33) + (1,05 . 13,12)
= 17,32 ton
Gempa dari kanan
Nu,k = (Rv . 0,7 .∑ Mkap
L ) + (1,05 . Ng,k)
= (0,8 . 0,7 . – 6,33) + (1,05 . 13,12)
= 10,23 ton
Nu,k maks = 1,05 . (Ng,k + ((
4K ) . PE))
= 1,05 . (13,12+((
41 ) .0))
= 13,78 ton
Nu,k pakai = 10,23 ton (pilih yang terbesar antara Nu,k gempa kiri atau
Nu,k gempa kanan, tetapi yang terkecil dibanding Nu,k max).
Kolom Lantai 7
Gempa dari kiri
Bentang Kiri, panjang = 8,8 m Mkap, + = 64,537 tm
Mkap, - = 92,389 tm
Bentang Kanan, panjang = 4,5 m Mkap, + = 21,688 tm
Mkap, - = 30,081 tm
PD = 50,7 ton
PL = 13,62 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 120
Desain Portal Beton Tahan Gempa
PE = 0,61 ton
Gaya Aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap :
MkapL =
Mkap,aLi
+Mkap,iLi
−Mkap,aLa
−Mkap,iLa
Bentang kiri
Mkap+
L=64,537
8,8=7 ,33
ton ;
Mkap−
L=92,389
8,8=10 ,50
ton
Bentang kanan
Mkap+
L=21,688
4,5=4 ,82
ton ;
Mkap−
L=30,081
4,5=6 , 68
ton
Nilai positif bertanda panah ke atas, sedangkan nilai negatif bertanda panah
ke bawah (lihat gambar 7.2)
Gaya Aksial Kolom = (7,33 + 10,50) + { (-4,82) + (-6,68) } = 6,33 ton
Gaya Aksial Kolom = Gaya aksial kolom tersebut + Gaya aksial kolom
tingkat diatasnya
= 6,33 + 6,33
= 12,66 ton
Ng,k = PD + PL
= 50,7 + 13,62 = 64,32 ton
Nu,k = (Rv . 0,7 .∑ Mkap
L ) + (1,05 . Ng,k)
= (0,8 . 0,7 . 12,66) + (1,05 . 64,32)
= 74,62 ton
Gempa dari kanan
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 121
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Nu,k = (Rv . 0,7 .∑ Mkap
L ) + (1,05 . Ng,k)
= (0,8 . 0,7 . - 12,66) + (1,05 . 64,32)
= 60,45 ton
Nu,k maks = 1,05 . (Ng,k + ((
4K ) . PE))
= 1,05 . (64,32 +((
41 ) . 0,61))
= 70,10 ton
Nu,k pakai = 60,45 ton (pilih yang terbesar antara Nu,k gempa kiri atau
Nu,k gempa kanan, tetapi yang terkecil dibanding Nu,k max).
Kolom Lantai 6
Gempa dari kiri
Bentang Kiri, panjang = 8,8 m Mkap, + = 76,183 tm
Mkap, - = 142,756 tm
Bentang Kanan, panjang = 4,5 m Mkap, + = 40,322 tm
Mkap, - = 73,437 tm
PD = 95,32 tm
PL = 32,27 tm
PE = 1,46
Gaya Aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap :
MkapL =
Mkap,aLi
+Mkap,iLi
−Mkap,aLa
−Mkap,iLa
Bentang kiri
Mkap+
L=76,183
8,8=8 ,66
ton ;
Mkap−
L=142,756
8,8=16 ,22
ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 122
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Bentang kanan
Mkap+
L=40,322
4,5=8 , 96
ton ;
Mkap−
L=73,437
4,5=16 ,32
ton
Nilai positif bertanda panah ke atas, sedangkan nilai negatif bertanda panah
ke bawah (lihat gambar 7.2)
Gaya Aksial Kolom = { - (16,32) + (-8,96) } + (8,66 + 66,22) = -0,4 ton
Gaya Aksial Kolom = Gaya aksial kolom tersebut + Gaya aksial kolom
tingkat diatasnya
= -0,4 + 12,66
= 12,26 ton
Ng,k = PD + PL
= 95,32 + 32,27 = 127,59 ton
Nu,k = (Rv . 0,7 .∑ Mkap
L ) + (1,05 . Ng,k)
= (0,8 . 0,7 . 12,26) + (1,05 . 127,59)
= 140,83 ton
Gempa dari kanan
Nu,k = (Rv . 0,7 .∑ Mkap
L ) + (1,05 . Ng,k)
= (0,8 . 0,7 . 0,40) + (1,05 . 127,59)
= 127,11 ton
Nu,k maks = 1,05 . (Ng,k + ((
4K ) . PE))
= 1,05 . (127,59+((
41 ) .1,46))
= 140,101 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 123
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Nu,k pakai = 127,11 ton (pilih yang terbesar antara Nu,k gempa kiri atau
Nu,k gempa kanan, tetapi yang terkecil dibanding Nu,k max).
Dengan cara yang sama dapat dihitung gaya aksial kolom, Nu,k untuk
kolom-kolom yang lain, kolom tepi dan kolom tengah.
Hasil perhitungan gaya aksial kolom (ton)
Gempa Kiri Gempa Kanan
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 124
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Gambar 7.4. Gaya Aksial Kolom Portal Y
Hasil desain gaya aksial kolom (ton)
Gambar 7.5. Hasil Desain Gaya Aksial Kolom Portal Y
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 125
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Karena Nu,k adalah dalam bentuk ultimit, maka akan diubah ke momen nominal
nya, Nn,k adalah dengan membagi nilai Nu,k dengan ϕ kolom bersengkang =
0,65.
Hasil desain gaya aksial kolom Portal Y (ton)
Gambar 7.6. Hasil Desain Gaya Aksial Kolom, Nnk Portal Y
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 126
Desain Portal Beton Tahan Gempa
BAB VIII
DIAGRAM MN – PN
8.1 Flowchart Pembuatan Diagram Mn – Pn
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 127
Desain Portal Beton Tahan Gempa
8.2 Ketentuan – ketentuan
Untuk memudahkan dalam analisis, maka kolom dikelompokkan dalam
beberapa bagian, yaitu kolom lantai 1-2-3 menggunakan analisis dan desain
yang sama dengan menggunakan nilai terbesar (kritis) diantara lantai-lantai
tersebut, kolom lantai 4-5-6 dan kolom lantai 7-8-9-, yang mana kolom tepi
didesain sama dengan kolom tengah.
8.3 Perhitungan Diagram Mn – Pn Kolom Portal Y lantai 1-2-3
Mn = 96,963 tm
Pn = 769,07 ton
Data penampang :
b = 80 cm
ht = 80 cm
f’c = 25 MPa = 255 kg/cm2
fy = 400 MPa = 4080 kg/cm2
β1 = 0,85
Es = 2100000 MPa
εc = 0,003
εy =
fy Es
=40802100000 = 0,001943
Dipakai tulangan pokok D25, Ad =
14 x π x (2,5)2 = 4,90625 cm2,
Dipakai tulangan sengkang D10, selimut beton = 4 cm,
Tulangan pokok kolom diperkirakan 1 lapis
d = Pb + Ø tulangan sengkang + ½.Ø tulangan pokok
d = 4 + 1 + (½ x 2,5) = 6,25 cm ,
d’ = 4 + 1 + (½ x 2,5) = 6,25 cm,
h = h – d = 80 – 6,25 = 73,75 cm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 128
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Misal, dipakai jumlah tulangan 1 sisi, (n) = 4 D25
As = As’ = n . Ad = 4 . 4,906 = 19,625 cm2
As total = As + As’ = 19,625 + 19,625 = 39,250 cm2
ρ total =
As total Ag
=As total b . ht
=39 ,25080 . 80 = 0,006133 = 0,613 %
ρ = ρ’ =
ρ total 2
=0 ,0061332 = 0,003066 = 0,3066 %
A. Kondisi Patah Berimbang (Balance)
Cb =
εcεc+εy
.h= 0 ,0030 ,003+0 , 001943
73 ,75= 44,762 cm
Ab = 0,85 . Cb = 0,85 . 44,762 = 38,047
ɛs’ =
cb−d 'cb
. εc=44 , 762−6 ,2544 , 762
. 0 , 003= 0,00258 > ɛy = 0,001943
Baja desak sudah leleh, fs = fy = 4080 kg/cm2
Ccb = 0,85 . fc' . ab . b = 0,85 . 255 . 38,047 . 80 = 659740,643 kg
Csb = As' . (fy - 0.85 . fc')
= 19,625. (4080 - 0,85 . 255) = 75816,282 kg
Tsb = As . fs = 19,625 . 4080 = 80070 kg
Pn = Ccb + Csb – Tsb
= 659740,643 + 75816,282 - 80070
= 655486,924 kg = 655,487 ton
Mn=
Ccb .( ht2
.ab2 )+Csb.( ht
2.d ')+Tsb .( ht
2. d)
=659,740 .( 0,8
2.0 ,38047
2 )+75,816 .( 0,82
.0 , 0625)+80,070 .( 0,82
.0 , 0625)= 138,39 + 25,588 + 27,023
= 191,0 tm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 129
Desain Portal Beton Tahan Gempa
eb =
MbPb
=191 , 0655 , 487
=0 ,2914m = 29,14 cm dari titik berat kolom.
B. Kondisi Patah Desak
Agar terjadi patah desak, maka diambil ’faktor pengali Cb’ > 1,
Misal dipakai faktor pengali = 1,2
C = 1,2 . Cb = 1,2 . 44,762 = 53,714 cm
Ab = 0,85 . C = 0,85 . 53,714 = 45,657 cm
ɛs’ =
h−C 'C
. εc=73,75 −53,714 53,714
. 0 ,003= 0,00112 < ɛy = 0,001943
Baja desak belum leleh
fs = ɛs’ . Es = 0,00112 . 2100000 = 2350,0 kg/cm2
Cc = 0,85 . fc' . a . b
= 0,85 . 255 . 45,657 . 80
= 791688,772 kg
Cs = As' . (fy - 0.85 . fc')
= 19,625 . (4080 - 0,85 . 255)
= 75816,282 kg
Ts = As . fs
= 19,625 . 2350,0
= 46118,75 kg
Pn = Cc + Cs – Ts
= 791688,772 + 75816,282 - 46118,75
= 821386,303 kg
= 821,386 ton
Mn=Cc .( ht
2.ab2 )+Cs .( ht
2.d ')+Ts .( ht
2.d )
=791,688 .( 0,8
2.0 , 45657
2 )+75,816 .( 0,82
. 0 , 0625)+46,118.( 0,82
.0 , 0625)= 135,944 + 25,588 + 15,565
= 177,1 tm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 130
Desain Portal Beton Tahan Gempa
e =
MnPn
=177 , 1821 , 386
=0 ,216m = 21,6 cm dari titik berat kolom.
C. Kondisi Patah Tarik
Agar terjadi patah desak, maka diambil ’faktor pengali Cb’ <1,
Misal dipakai faktor pengali = 0,8
C = 0,8 . Cb = 0,8 . 44,762 = 35,809 cm
Ab = 0,85 . C = 0,85 . 35,809 = 30,438 cm
ɛs’ =
c−d 'c
. εc=35,809 −6 ,2535,809
. 0 , 003= 0,002476 > ɛy = 0,001943
Baja desak sudah leleh, fs = fy = 4080 kg/cm2
Cc = 0,85 . fc' . ab . b
= 0,85 . 255 . 30,438. 80
= 527792,515 kg
Cs = As' . (fy – 0,85 . fc')
= 19,625 .(4080 - 0,85 . 255)
= 75816,282 kg
Ts = As . fs
= 19,625 . 4080
= 80070kg
Pn = Cc + Cs – Ts
= 527792,515 + 75816,282 - 80070
= 523538,796 kg
= 523,539 ton
Mn=
Cc .( ht2
.ab2 )+Cs .( ht
2.d ')+Ts .( ht
2. d )
=527,792 .( 0,8
2.0 ,30438
2 )+7 5,816 .( 0,82
. 0 ,0625)+80,07 .( 0,82
. 0 , 0625)= 130,792 + 25,588 + 27,023
= 183,404 tm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 131
Desain Portal Beton Tahan Gempa
e =
MnPn
=183 , 404523,539
=0 ,35m = 35,0 cm dari titik berat kolom.
D. Kondisi Mn = 0
Kondisi ini adalah kondisi dimana beban bekerja tepat pada titik berat
potongan kolom (beban aksial murni), sehingga tidak ada momen.
Po = (0 ,85 . f ' c .b .ht )+ {( As+As ' ) . ( fy−0 ,85 . f ' c ) }
= (0 ,85 .255.80 .80 )+{(19 ,625+19 ,625 ) . ( 4080−0 , 85 .255 ) }
= 1538832,563 kg
= 1538,833 ton
Mn = 0
E. Kondisi Lentur Murni, Pn = 0
Kondisi ini adalah kondisi dimana beban yang terjadi hanyalah momen,
beban aksial = 0, sehingga perhitungannya seperti analisis balok
tulangan rangkap dengan tulangan desak belum leleh.
4D25 As = As’ = n . Ad = 4 . 4,906 = 19,625 cm2
b = 80 cm, ht = 80 cm, h = 73,75 cm
Baja tarik leleh
4D25 Baja desak belum leleh
Cc = 0,85 . f’c . a . b = 0,85 . 255 . a . 80 = 17340.a
Ts = As . fy = 19,625 . 4080 = 80070 kg
Cs=
As'. fs=As'. εs . Es=As'c−. d'
c. εc . Es
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 132
Desain Portal Beton Tahan Gempa
=19 , 625 .
a−(0,85 .6,25)a
0 ,003 .2100000
Cs =
123637 , 5−656824 ,22a
Keseimbangan gaya- gaya horisontal
Cc + Cs – Ts
17340.a +
123637 , 5−656824 ,22a – 80070 = 0
17340.a2 + 43567,5.a – 656824,22 = 0
17340 . a2+43567 ,5.a−656824 ,2217340
a2 + 2,51 – 37,88 = 0
a =
−b±√(b )2−(4 .a .c )2 .a
a =
−2 ,51+√(2,5 1 )2−(4 . 1.37 ,88 )2 .1
a = 5,03 cm
c =
aβ1
=5 ,030 ,85
=5 ,91 cm
εs =
c−dc
εc=5 , 91−6 , 255,91
×0 ,003= - 0,0002 < εy = 0,001943
Baja desak belum leleh
fs = εs . Es=−0,0002 . 2100000 = -360,13 kg/cm2
Cc = 0,85 . f’c . a . b = 0,85 . 255 . 5,03 . 80 = 87137,6 kg
Ts = As . fs = 19,625 . -360,13 = - 7067,6 kg
Mn = Cc (h−
a21
)+ Ts (h – d’)
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 133
Desain Portal Beton Tahan Gempa
= 87137,6 (73 , 75−
5 ,0321
)+ - 7067,6 (73,75 – 6,25)
= 5730391,496 kg.cm
= 57,304 tm
F. Kondisi Tarik Murni, PT
Kondisi ini adalah kondisi dimana beban yang terjadi hanyalahbeban
aksial tarik murni.
PT = - (As + As’) fy
= - (19,625 + 19,625) 4080
= - 160140 kg
= - 160,14 ton
Demikianlah diagram Mn-Pn dibuat, dengan mencoba-coba nilai c untuk
patah desak dan patah tarik, didapat diagram Mn-Pn sebagaimana berikut.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 134
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Hasil Desain Diagram Mn-Pn
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 135
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280
-500-400-300-200-100
0100200300400500600700800900
1000110012001300140015001600170018001900
Diagram Mn - Pn
n = 4n = 5n = 6n= 7n= 8n= 9
Mn (ton)
Pn (t
on)
96,963
769,07
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Rekapitulasi Hasil Desain Kolom
Lantai Ukuran
(b x ht), cm
Tulangan 1 arah ρ (%)
Arah Y Arah Y
1 80 x 80 4 D25 0,6133
2 80 x 80 4 D25 0,6133
3 80 x 80 4 D25 0,6133
4 80 x 80 4 D25 0,6133
5 80 x 80 4 D25 0,6133
6 80 x 80 4 D25 0,6133
7 80 x 80 4 D25 0,6133
8 80 x 80 9 D25 1,3799
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 136
Desain Portal Beton Tahan Gempa
BAB IX
TULANGAN GESER KOLOM
9.1 Flowchart Desain Tulangan Geser Kolom
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 137
Desain Portal Beton Tahan Gempa
9.2 Perhitungan Gaya Geser Kolom (Bukan Sendi Plastis)
Berikut ini adalah contoh perhitungan desain kolom tingkat-2 Portal Y
Muk,b
Muk,a
f'c = 25 MPa = 255 kg/cm2
fy = 400 MPa = 4080 kg/cm2
Mu.ka = 77,354 tm
Mu.kb = 77,354 tm
b.balok.kiri = 40 cm
b.balok.kanan = 30 cm
h. balok.kiri = 80 cm
h. balok.kanan= 60 cm
H lantai = 400 cm
bc.kolom = 80 cm
hc. kolom = 80 cm
h. kolom = 73,75 cm
ø.sengkang D10 = 1 cm
Nu.k = 405,964 ton = 405964 kg = 3980067,76 N
VD = 5,42 ton = 5420 kg
VL = 2,28 ton = 2280 kg
VE = 20,05 ton = 20050 kg
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 138
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Hn=
H . lantai - h . balok .kiri+h . balok . kanan
2
= 400-
80+602
= 330 cm = 3,3 m
Vu,k =
Mu . ka+Mu.kbHn =
77,354 +77,354 3,3
= 46,88 ton
Vu maks. = 1,05 . (VD + VL + (
4K . VE)
= 1,05 . (5420 + 2280 + (
41 .20050)) = 92295 kg
= 92,30 ton
Vu.k pakai = 46,88 ton (Pilih yang terkecil antara Vu.k dan Vu maks)
Vu.k/ø =
46,88 0,6 = 78,135 ton = 78135 kg
Vc ={1+Nu,k
14 .Ag }(√f'c6 ). b . h
(SNI 1991, pasal 3.4.3.1).(2)
={1+3980067,76
14 .800. 800 }(√256 ). 800 .737 ,5
= 710066,96 N = 72426,25 kg
Vsn =
Vu,kφ
−Vc
= 78135 - 72426,25 = 5709.10 kg
Digunakan sengkang D10, Ad = 1
4π ( D )2=1
4π (1 )2
= 0,785 cm2
Dipakai 2 kaki, Av = n . Ad = 2 x 0,785 = 1,57 cm2
Jarak sengkang, s =
Av. fy .hVsn
=1,57. 4080.73,755709. 10 = 82,75 cm,
Dipakai s = 80 cm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 139
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Kontrol jarak antar sengkang (untuk sengkang 2 kaki)
(SNI 1991 pasal 3.14.4.4).(2)
s > 2,5 cm ►OK
s ≤ bc / 4 = 80 / 4 = 20 cm < 80 cm ►Tidak Memenuhi
s ≤ 8 × ø pokok = 8 × 2,5 = 20 cm < 80 cm ► Tidak Memenuhi
s ≤ 10 cm ► Tidak Memenuhi
Jadi dipakai D10-100
Menurut SK-SNI 1991, panjang lo yaitu panjang rentang sengkang dengan
jarak s = 15 cm harus dipasang, dengan lo adalah
ℓ0 ≥ 1,5 × h.klm = 1,5 × 80 = 120 cm
ℓ0 ≥ ¼ × hn = ¼ × 330 = 82,5 cm
ℓ0 ≥ 45 cm
Maka dipakai Lo = 120 cm
Daerah diluar Lo
Panjang = hn – (2 . Lo) = 330 – (2 . 120) = 90 cm
SNI 1991, pasal 3.4.5.4) menjelaskan, jarak sengkang maksimum :
s < h/2 = 73,75 / 2 = 36,875 cm
s < 60 cm
dipakai D10-300
9.3 Perhitungan Gaya Geser Kolom Dasar ( Sendi Plastis)
Berikut ini adalah contoh perhitungan desain kolom Dasar (Sendi Plastis)
Portal Y
Dari hasil Analisis Struktur didapat :
ME = 65,22 tm
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 140
Desain Portal Beton Tahan Gempa
VE = 19,15 ton
Dari hasil desain kolom didapat :
Mb = 191,0 tm
Maka momen kapasitas kolom,
Mc,Kap = ø0 . Mn = 1,4 . 191,0 = 267,4 tm
ω = 1,3
Vu,kb = ω . 0,7 .
Mc,Kap
MEVE
= 1,3 . 0,7 .
267,465,22
19,15= 71,45 ton
Vn =
Vu,kbφ
=71,45 0,6 = 119,08 ton
= 119080 kg
Digunakan sengkang D10, Ad = 1
4π ( D )2=1
4π (1 )2
= 0,785 cm2
Dipakai 4 kaki, Av = n . Ad = 4 . 0,785 = 3,14 cm2
Jarak sengkang, s =
Av. fy .hVsn
=3,14 .4080 .73,75119080 = 7,9 cm,
Dipakai s = 7 cm
Kontrol jarak antar sengkang (untuk sengkang 2 kaki)
s > 2,5 cm ►OK
s < bc / 4 = 80 / 4 = 20 cm > 7 cm ►OK
s < 8 × ø pokok = 8 × 2,5 = 20 cm > 7 cm ►OK
s < 10 cm ►OK
Jadi dipakai 2 D10-70
Menurut SK-SNI 1991, panjang lo yaitu panjang rentang sengkang dengan
jarak s = 15 cm harus dipasang, dengan lo adalah
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 141
Desain Portal Beton Tahan Gempa
ℓ0 ≥ 1,5 . h.klm = 1,5 . 80 = 120 cm
ℓ0 ≥ ¼ . hn = ¼ . 330 = 82,5 cm
ℓ0 ≥ 45 cm
Maka dipakai Lo = 120 cm
Hasil Desain Sengkang Kolom
Lantai
Arah Y (mm)
Lo Luar Lo
Panjang Sengkang Panjang Sengkang
1 1200 D10-100 900 D10-300
2 1200 D10-100 900 D10-300
3 1200 D10-100 900 D10-300
4 1200 D10-100 900 D10-300
5 1200 D10-100 900 D10-300
6 1200 D10-100 900 D10-300
7 1200 D10-100 1000 D10-300
8 1200 D10-200 1000 D10-300
Hasil Sengkang Kolom Pakai
Lanta
i
Lo Luar Lo
Panjang Sengkang Panjan
g
Sengkang
1 1200 D10-100 900 D10-300
2 1200 D10-100 900 D10-300
3 1200 D10-100 900 D10-300
4 1200 D10-100 900 D10-300
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 142
Desain Portal Beton Tahan Gempa
5 1200 D10-100 900 D10-300
6 1200 D10-100 900 D10-300
7 1200 D10-100 1000 D10-300
8 1200 D10-200 1000 D10-300
Hasil Desain Sengkang Kolom Daerah Sendi Plastis
Panjang (mm) Arah Y Sengkang pakai (mm)
1200 2 D10-70 2 D10-70
BAB X
BEAM COLUMN JOINT
10.1 Flowchart Desain Tulangan Geser Beam Column Joint
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 143
Desain Portal Beton Tahan Gempa
10.2 Teori Beam Column Joint
Prinsip dasar desain yang dianjurkan pada bangunan gedung adalah Strong
Colomn Weak Beam. Prinsip desain tersebut membentuk perilaku goyangan
menurut beam sway mechanism. Pada pola goyangan seperti itu sendi –
sendi plastis akan diharapkan terjadi pada ujung – ujung balok khususnya
pada tipe struktur earthquake load dominated. Mekanisme goyangan seperti
itu akan mampu melakukan disipasi energi secara stabil mengingat elemen –
elemen struktur mampu berperilaku daktail, karena kebutuhan daktilitas
kurvatur (required curvature ductility) masih dapat dipenuhi secara relatif
mudah oleh potongan struktur.
Telah diperoleh bahwa untuk pola goyangan yang dimaksud diatas
kebutuhan daktilitas kurvatur untuk balok berkisar antara μØ = 15 – 20
untuk bangunan gedung 5 – 25 tingkat. Sementara itu Watson dkk (1992)
melaporkan bahwa hasil laboraturium menunjukkan adanya variasi
daktilitas kurvatur mulai μØ = 8 – 30. Hasil itu adalah hasil uji kolom untuk
nilai Pu/f’c Ag ~ 0,1 – 0,50. Sementara itu kebutuhan daktilitas kurvatur
untuk kolom tingkat dasar μØ justru lebih kecil daripada balok. Pada contoh
bahasan yanga sama kebutuhan daktilitas kurvatur untuk kolom tingkat
dasar μØ = 10 -18. Axial load ratio Pu/f’c Ag = 0,3 - ,0,50. Hasil penelitian
yang lain juga disampaikan oleh Zhan dkk (1986).
Apabila elemen balok dan kolom telah menujukkan perilaku daktail seperti
yang diharapkan, maka perhatian akan beralih pada elemen – elemen yang
lain. Elemen yang dimaksud terutama adalah elemen “beam column joints”
yaitu joint yang merupakan pertemuan anatara balom dan kolom.
Sebagaimana pada balok dan kolom, maka joint ini harus mampu berfungsi
seperti yang diharapkan.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 144
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Fungsi utama Beam Column Joints .
Bersama – sama dengan balok dan kolom, beam column joints merupakan
penghubung sekaligus menjadi elemen yang sangat vital bagi kestabilan
struktur. Sebagaimana dipakai pada analisis struktur, joints diperbolehkan
terjadi rotasi tapi joints harus tetap utuh elastik (tidak rusak) sehingga
mampu menghubungkan kolom dan balok dalam hubungan yang tetap siku.
Dengan kata lain joints harus tetap berfungsi sebagai jepit elastik yang
sempurna buat balok maupun kolom (walaupun joints mengalami rotasi).
Dengan demikian “joints” harus masih tetap mampu menimbulkan
pengekangan terhadap balok atau kolom.
Keseimbangan Gaya – Gaya Pada Joints
Sebagaimana diketahui bahwa joints adalah salah satu elemen penting
didalam sistem struktur. Secara geometrik, joint merupakan bagian dari
kolom maupun balok. Prinsip – prinsip mekanika akan dipakai dalam
menguraikan gaya – gaya yang bekerja pada joints diatur sedemikian dalam
SK-SNI 1991.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 145
Beam-Column Joint yang ditinjau
Mkap i-
Mkap a+ Mkap i+
Mkap a-
Mkap i – = 142,756 tm
Mkap a + = 40,322 tm
Desain Portal Beton Tahan Gempa
10.3 Perhitungan Beam Column Joint
Lantai 1 Portal Y
f'c = 25 MPa = 255 kg/cm2
fy = 400 MPa = 4080 kg/cm2
Balok bentang kiri
Mkap - = 142,756 tm a = 16,624 cm
Mkap + = 76,183 tm a = 8,724 cm
b.balok.i = 40 cm ht. balok.i = 80 cm h.balok.i = 71,25 cm
Panjang, lbi = 8,8 m
Panjang bersih, lbi’ = 8,0m
Balok bentang kanan
Mkap - = 73,437 tm a = 16,624 cm
Mkap + = 40,322 tm a = 8,724 cm
b.balok.a = 30 cm ht. balok.a = 60 cm h.balok.a= 51,25 cm
Panjang, lba = 4,5 m
Panjang bersih, lba’ = 3,7 m
Tinggi kolom atas, ha = 4 m
bc.kolom atas = 80 cm
hc. kolom atas = 80 cm
Tinggi kolom bawah, hb = 4 m
bc.kolom bawah= 80 cm
hc. kolom bawah= 80 cm
Nu.k = 405,964 ton
Maka kombinasi 1 (Gempa Kiri) :
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 146
Mkap a – = 73,437tm
Mkap i + = 76,183 tm
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Maka kombinasi 2 (Gempa Kanan) :
Vcol (Gempa Kiri) =
0,7×{lb . ilb . i'
×Mkap.i+ lb . alb . a'
×Mkap. a}1
2×( ha+hb )
=
0,7×{8,88,0
×142,756 + 4,53,7
×40 ,322}1
2×( 4+4 )
= 36,063 ton
Vcol (Gempa Kanan) =
0,7×{lb . ilb . i'
×Mkap.i+ lb .alb . a'
×Mkap. a}1
2×( ha+hb )
=
0,7×{8,88,0
×76 , 183+ 4,53,7
73 , 437}1
2×(4+4 )
= 30,296 ton < 36,063 ton
Karena Vcol bertanda negatif maka agar Vjh nilainya terbesar maka yang
menentukan hitungan adalah apabila Vcol terkecil, yaitu 30,296 ton.
(Mkap i = 76,183 tm, Mkap a = 73,437 tm)
Ts.i = Cc.i =
0,7 .Mkap.izi
= 0,7 . Mkap. i(hb . i−0,5×a .i )
=
0,7 . 76,183 (0 , 7125)−(0,5×0 , 08724 )
= 79,727 ton
Ts.a = Cc.a =
0,7 . Mkap.aza
= 0,7 . Mkap. a(hb . a−0,5×a. a )
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 147
b bi = 40 cm
bc kolom = 80 cm
b ba = 30 cmhc kolom = 80 cm
bba
Desain Portal Beton Tahan Gempa
=
0,7 .73 ,437(0 , 5125)−(0,5×0 ,16624 )
= 119,721 ton
Vjh = Ts.i + Ts.a – Vcol
= 79,727 + 119,721 – 30,296
= 169,152 ton
Tampak atas kolom
Kontrol :
bba
=
bc kolom−( bc kolom−( bbalok kiri+b balok kanan2 )
2 )
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 148
Desain Portal Beton Tahan Gempa
=
80−(80−(40+302 )
2 )= 57,5 cm
ζ jh =
Vjhhtc . bba
=169,152 ×103
80 .57 ,5 = 36,772 kg/cm2
ζ jhmaks = 1,5 .√ f ' c=1,5 .√25 = 76,5 kg/cm2
karena ζ jh < ζ jhmaks , maka dimensi b-c joint cukup, tidak perlu diperbesar.
Gaya Geser oleh Beton, Vc
Karena joint tetap elastik / tidak rusak, maka beton masih utuh. Sehingga
beton dapat mengerahkan kekuatan gesernya. Pada kolom-kolom tingkat
bawah
Nu . kAg
>0,1. f'c.
Nu.k = 405,964 ton = 405964 kg = 3980027,17 N
bc = 80 cm
hc = 80 cm
Dengan demikian :
Nu . kAg
>0,1. f'c
Nu . kAg
=3980027,17 8 00 . 80 0 = 6,219 MPa > 0,1. f’c = 0,1 . 25 = 2,5 MPa
Vch =
23×√(Nu . k
Ag−0,1 .f'c)bc . hc
=
23×√(3980027,17
800 . 800−0,1. 25) .800 . 800
= 822791,289 N = 83,925 ton
Vs = Vjh – Vch = 169,152 – 83,925 = 85,228 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 149
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Ash =
Vsfy
=85,228 .10004080 = 20,889 cm2
Digunakan sengkang D10, Ad = 1
4π ( D )2=1
4π (1 )2
= 0,785 cm2
Dipakai 2 kaki, Av = n . Ad = 2 . 0,785 = 1,57 cm2
Jumlah sengkang, n =
AshAv
=20,889 1 ,57 = 13,31
n.pakai = 14 buah D10
Jarak sengkang, s =
( ht . bi+ht . ba2 )−(sb+sengkang+2 lapis tul+2,5 bag atas )−( sb+sengkang+ tul bag bwh )
n−1
=
(80+602 )−( 4+1+5+2,5 )−(4+1+2,5 )
14−1
=
70−12,5−7,513
=3,85 cm
Sengkang Vertikal
Gaya geser vertikal
Vjv=(ht . bi+ht . ba
2 )hc
.Vjh=( 80+60
2 )80
.169,152 = 148,008 ton
Gaya geser yang dapat dikerahkan oleh beton
Vcv =
As'kAsk
Vjh {0,6+Nu . kAg. f'c }
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 150
Desain Portal Beton Tahan Gempa
=1 .169,152 .{0,6+405964
80 .80 . 255 }= 143,57 ton
Gaya geser yang harus ditahan oleh sengkang vertikal
Vsv = Vjv – Vcv = 148,008 – 143,57 = 4,440 ton
Luas tulangan yang diperlukan, As
Asv =
Vsvfy
=4 ,440 . 103
4080 = 1,09 cm2
Gambar 10.1. Intermediate bars
Intermediate bars = 4 D25 (Lihat desain kolom)
Asd = 4 . 4,906 = 19,625 cm2
As = 19,625 cm2 ≥ Asv = 1,09 cm2, OKE !!
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 151
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Karena As ≥ Asv, maka tidak diperlukan sengkang Beam Column Joint arah
vertikal, karena gaya geser cukup ditahan oleh Intermediate Bars kolom.
Hasil Desain Beam Column Joint
Catatan : Untuk semua joint, tidak diperlukan sengkang vertikal
Lantai Arah Y
Sengkang Horizontal
Jumlah Sengkang
1 7 2D10
2 7 2D10
3 7 2D10
4 7 2D10
5 7 2D10
6 7 2D10
7 8 2D10
8 8 2D10
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 152
Desain Portal Beton Tahan Gempa
BAB XI
PONDASI
11.1 Teori Pondasi
Struktur bangunan gedung sepenuhnya terletak diatas tanah pendukung
melalui sistem pondasi. Dengan demikian sistem pondasi merupakan bagian
yang sangat penting dari bangunan gedung secara keseluruhan. Bila kita
memilah, secara garis besar bangunan gedung terdiri dari dua bagian pokok
yaitu struktur atas (Upperstructure/Superstructure) dan struktur bawah
(Substructure). Struktur atas adalah bagian bangunan yang secara langsung
menahan beban, baik beban gravitasi maupun beban angin/gempa.
Selanjutnya beban – beban tersebut akan disalurkan ke pondasi oleh kolom
– kolom, selanjutnya oleh pondasi beban disalurkan kedalam tanah tanah
pendukung.
Apabila diperhatikan maka hierarki angka keamanan yang terbesar justru
harus terletak pada tujuan akhir penyaluran beban yaitu tanah pendukung.
Angka keamanan antara 2 – 3 sering dipakai pada daya dukung tanah
(Bowles, 1988). Angka keamanan yang dimaksud adalah rasio antara kuata
batas/ maksimum tegangan bahan/tanah terhadap tegnagan yang diijinkan
akibat beban. Angka keamanan yang tinggi pada tanah dipakai dengan
alasan – alasan (Bowles, 1988) :
1. Sulitnya sistem kontrol kondisi/ kekuatan tanah setelah bangunan selesai
2. Adanya ketidaktahuan secara 100% terhadap tanah – tanah dibawahnya.
3. Ketidaksempurnaan dalam menentukan properties tanah.
4. Begitu kompleksnya lapisan tanah (lapisan, properti, kondisi, jenis dll)
5. Ketidak akuratnya model matematik interaksi anatara tanah dan pondasi.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 153
Desain Portal Beton Tahan Gempa
6. Banyaknya ketidakpastian yang mungkin terjadi.
7. Tanah sebagai pendukung akhir beban harus tidak boleh gagal dalam
menahan semua beban.
Setelah tanah, maka hierarki kerusakan dibawahnya adalah pondasi. Dengan
demikian pondasi harus mempunyai angka keamanan yang cukup agar dapat
meneruskan beban dengan baik. Angka keamanan pondasi harus lebih besar
dari kolom ataupun struktur atas, walaupun lebih kecil dari tanah. Sudah
menjadi kebiasaan didalam desain, bahwa penghematan/penekanan biaya
yang berlebih pada pondasi umumnya tidak dianjurkan. Dengan kata lain
biaya untuk pondasi tidak perlu dihemat dan bahkan cenderung lebih
diamankan demi keamanan.
JENIS PONDASI
Pondasi umumnya diklasifikasikan menurut jenis dimana beban harus
didukung oleh tanah :
1. Pondasi Dangkal (Shallow Foundation)
Adalah sistem pondasi sedemikian sehingga beban masih dapat ditahan
oleh lapisan atas suatu tanah sehingga kedalamnnya tidak lebih lebar
pondasi atau D/B ≤ 1. Umumnya pondasi dangkal dipakai pada
bangunan–bangunan bertingkat yang tidak terlalu tinggi.
2. Pondasi Dalam (Deep Foundation)
Adalah pondasi yang mana beban sudah tidak lagi mampu didukung oleh
lapisan atas suatu tanah. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi
tanah/daya dukung tanah yang tidak baik ataupun beban kolom yang
demikian besar. Pondasi dalam jauh lebih mahal daripada pondasi
dangkal yang ditinjau dari segi material, waktu pembuatan dan juga
teknologi/sistem/alat – alat yang dipakai.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 154
Desain Portal Beton Tahan Gempa
11.2 Perencanaan Pondasi
Beban struktur yang besar serta letak tanah keras yang dalam membuat
perencana memilih pondasi dalam, yaitu berupa pondasi tiang bor (bored
pile).
Berdasarkan hasil penyelidikan tanah, dimana tim penyelidikan tanah
merekomendasikan bahwa letak pondasi tiang adalah pada elevasi -11 m.
Kolom
± 0,00
-1,50
N rata-rata = 29 Pasir halus
-3,50
N rata-rata = 54 Batu pasir sedang
-6,00
N rata-rata = 19 Pasir halus
-7,30
N rata-rata = 32 Pasir halus
-9,00
N rata-rata = 18 Pasir halus
-10,00
N rata-rata = 42 Pasir halus
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 155
Desain Portal Beton Tahan Gempa
-11,00
Gambar 11.1 Kondisi tanah setempat
Hasil Penyelidikan Tanah
Setelah dilakukan penyelidikan tanah, didapat hasil sebagai berikut :
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 156
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Gambar 11.2 Hasil Penyelidikan Tanah
Sumber : Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2006, Proyek Pembangunan Bank BPD
Yogyakarta. Dikutip dari Tugas Akhir, Nandang Sungkono, ST, Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta, 2008.
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 157
Desain Portal Beton Tahan Gempa
a. Kriteria Tiang
Untuk menghitung kriteria jenis tiang, digunakan persamaan berikut ini.
R=5√ Ep . IpKs . B
Dengan :
Ep = modulus elastis tiang ( ton/ m2)
Ip = momen inersia tiang (m4)
Ks = modulus subgrade tanah dalam arah horisontal ( ton/ m2)
B = diameter tiang atau sisi tiang (m)
E = 2.105 kg/cm2 = 2.106 ton/m2
I =
164
∗π∗D4
=
164
∗π∗0,84
= 0,0201 m4
B = 0,8 m
Nilai Ks dapat diambil dari persamaan berikut ini :
Ks =
ηh . xB
Dengan :
ηh = Konstanta modulus subgrade tanah atau constant of horizontal
(didapatkan dari Tabel 3.1 )
ηh = 50 ton/fit3 = 0,01524 ton/m3 (didapatkan dari Tabel 3.1 )
x = Kedalaman tiang yang ditinjau ( m)
x = 10,15 m
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 158
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Gambar
11.3 Grafik
Hubungan k
& n
(Sumber : NAVFAC DM-7.2, 1982 dalam Manual Pondasi Tiang Edisi 3
Universitas Parahyangan)
Ks =
ηh . xB =
0 ,01524 .10 , 150,8 = 0,1934
Faktor kekakuan R untuk menentukan perilaku tiang sebagai berikut:
R =
5√ Ep . IpKs. B
=5√ 2.106 . 0 ,02010 ,1934 .0,8 =12,10 m
2R = 2.12,10 = 24,21 m
Tabel 11.1 Kriteria jenis perilaku tiang (Sumber : NAVFAC DM-7.2,
1982 dalam Manual Pondasi Tiang Edisi 3 Universitas Parahyangan)
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 159
Jenis Perilaku tiang Krteria
Pendek ( kaku ) L ≤ 2. T L ≤ 2. R
Panjang ( Elastis) L .≥ 4.T L .≥ 3.5 R
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Berdasarkan Tabel 12.1 maka tiang dengan L = 9,5 m, tergolong tiang
pendek (kaku) karena L ≤ 2R.
b. Analisis Distribusi Beban Ke Tiap Tiang Bor
Data Tiang Bor
Berdasarkan informasi dari perusahaan penyedia pondasi tiang bor,
terdapat diameter tiang 30 cm, 40 cm, 50 cm, 60 cm & 80 cm (walaupun
pada beberapa perusahaan ada yang mempunyai diameter > 100 cm).
Maka digunakan diameter 80 cm = 800 mm
Mutu beton, f’c = 25 MPa = 255 kg/cm2
fy = 400 MPa = 4080 kg/cm2
Digunakan kelompok tiang dengan jumlah tiang = 4.
3200
3200
800 1600 800
Beban yang diterima tiap tiang (Pi) pada kelompok tiang bor dapat
ditentukan dengan rumus berikut ini.
Pi=Pt
n±
M y . x
∑ x2± Mx . y
∑ y2
Digunakan Pile Cap/Poer
3200
800 1600 800
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 160
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Dengan:
Beban – beban diatas kelompok tiang adalah sebagai berikut:
Hasil Analisis Struktur,
- Beban aksial kolom (P) = 583,520 ton (Portal Y comb 1)
- Berat poer (Wpc) = 3,2 .3,2 . 0,8 . 2,4 = 19,661 ton
- Berat tiang (Wtiang)= n . L tiang . A tiang . BJ Beton
= 4 . 9,5 .( ¼ . . 0,802 ). 2,4 = 45,819 ton
Beban total (Pt) = 583,52 + 19,6608 + 45,819
= 649,00 ton
Jumlah tiang, n = 4
Mx = p. ni. yi = (
14
. π . 0,82
. 9,5 . 2,4 ) . 2 . 0,8 = 18,3275 tm
Dengan yi = xi = tebal pile cap
My = p. ni. xi = (
14
. π . 0,82
. 9,5 . 2,4 ) . 2 . 0,8 = 18,3275 tm
∑x2 = { (0,8)2. 2}.2 = 2,56 m2
∑y2 = { (0,8)2. 2}.2 = 2,56 m2
∑x2, ∑y2 = Jumlah kuadrat jarak tiang kepusat berat kelompok tiang
Pi=Pt
n±
M y . x
∑ x2± Mx . y
∑ y2
Pi=649,00
4+18,3275 . 0,8
2 , 56+18,3275 . 0,8
2 , 56=173 ,705
ton
P2=649,00
4+18,3275 .0,8
2,56+18,3275 . 0,8
2 ,56=173 ,705
ton
P3=649,00
4+18,3275 . 0,8
2 ,56+18,3275 .0,8
2 , 56=173 , 705
ton
P4=649,00
4+18,3275 . 0,8
2 ,56+18,3275 . 0,8
2 ,56=173 ,705
ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 161
Desain Portal Beton Tahan Gempa
c. Analisis Kekuatan Tiang Bor
σ= PA < σijin
A =
14
.π . D2
=
14
. π . 0,82
= 0,5026 m2
σ= PA =
173 ,7050 ,5026 = 345,750 ton/m2 = 34,5750 kg/cm2
σ ijin f ' c=25 MPa=255 kg /cm2
σ tjd= 34,5750 kg/cm2 <σ ijin f ' c=255 kg /cm2 Aman
d. Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
1. Kapasitas Dukung Ujung Tiang (Qp)
Kapasitas dukung ujung tiang (Qp) untuk tanah pasir ditentukan
dengan formula N-SPT sesuai dengan langkah-langkah sebagai
berikut. (Sosrodarsono, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi)
Qp = qd . A
Dengan :
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 162
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Gambar 11.4 Faktor Kapasitas dukung ujung Nc dan Nq
(Sumber : Braja M. Das, 1990)
Qd = 300 (Jenis tanah pasir dengan N = 42 )
Qp = Qd . Ap = 300 . 0.5026 = 150,72 ton
2. Kapasitas Dukung Selimut Tiang
Perhitungan kapasitas selimut tiang dapat dihitung persamaan
berikut ini :
Qs = U. Li*fi
Dengan :
U = π .D = 3,14 . 0,8 = 2,512 m
Tabel 11.2 Gaya geser pada keliling Permukaan Tiang
Jenis Tiang : Cast In Place
KedalamanKetebalan
Lapisan (m)Tanah
Harga
Rata-rata,
N
fi ( t/m3) =
N/2
Li*fi
( t/m)
1,00 – 3,5 m 2,5 Pasir 29 14,5 36,25
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 163
Desain Portal Beton Tahan Gempa
3,5 – 6,0 m 2,5 Pasir 54 27 67,5
6,0 – 7,3 m 1,3 Pasir 19 9,5 12,35
7,3 – 9,00 m 1,7 Pasir 32 16 27,2
9,00 – 10,00 m 1,0 Pasir 18 9 9
10,00 – 11,00 m 1,0 Pasir 42 21 21
N rerata 32,33 Σ Lifi 173,3
Qs = U. Li . fi
= 2,512 . 173,3
= 435,33 ton
3. Kapasitas Dukung Ultimit Tiang
Ru = qd . A + U.Li.fi
= 300.
π .(0,82)4 + π .0,8 .173,3
= 150,72 + 435,33
= 586,05 ton
4. Kapasitas Dukung Ijin Tiang
Rijin=RuSF =
586,05 2 = 293,025 ton
5. Menurut Teori Meyerhoff (1956)
Untuk menghitung kapasitas dukung ujung (Qp) tiang menurut
teori Meyerhoff digunakan persamaan :
Qult=40 . Nb . Ap+0 .2 . N . As
= 40.42.
14
. π . 0,82
+ 0,2.32,33.6.
14
.π . 0,82
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 164
Desain Portal Beton Tahan Gempa
= 844,023 + 19,5
= 863,523 ton
Dimana :
Qult = daya dukung ultimit pondasi tiang pancang (ton)
Nb = nilai N-SPT pada elevasi dasar tiang
Ap = luas penampang dasar tiang (m2)
As = luas selimut tiang (m2)
N = nilai N-SPT rata-rata sepanjang tiang
Q ijin =
QultSF
=863,523 2
=431 ,762ton
e. Kapasitas Dukung Kelompok Tiang
Penentuan jumlah tiang awal dapat ditentukan berdasarkan persamaan
berikut :
Besarnya beban total 1 kolom yang harus ditahan :
Beban total (Pt) = 649,00 ton
Maka jumlah tiang (n) yang baru =
Pt
Qa
=649 ,00293 ,025
=2 ,215<4 tiang
OKE.
Menurut Feld, pada pondasi tiang bor jenis tahanan ujung nilai
efisiensi (Eg) dapat dianggap sebesar 1,0. Kapasitas dukung kelompok
tiang sebagai berikut.
Berdasarkan rumus (Sosrodarsono, Mekanika Tanah dan Teknik
Pondasi)
Qpg = Eg . n . Rijin
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 165
Desain Portal Beton Tahan Gempa
= 1 . 4 . 293,025
= 1172,1 ton > Pt = 649,00 ton (Aman)
Berdasarkan teori Meyerhoff (1956)
Qpg = Eg . n . Qa
= 1 . 4 . 431,763
= 1727,05 ton > Pt = 649,00 ton (Aman)
f. Desain Pile Cap / Poer
Dimensi kolom / pier head 0,8 x 0,8 m. Tebal pile cap (t) = 0,8 m
dengan diameter tulangan D25. Tebal selimut beton di bawah (clear
cover) = 75 mm, sehingga tebal efektif pile cap (d’) = 800 – 75 –
(25/2) = 712,5 mm. Mutu Beton f’c = 25 MPa dan fy = 400 MPa.
Gambar 11.5 Potongan Pondasi Tiang
Beban yang harus didukung oleh tiang (Pu) : 813,5 ton
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 166
Desain Portal Beton Tahan Gempa
1. Cek geser Satu Arah
Bidang geser satu arah terletak pada jarak d’ dari muka kolom.Kuat
geser beton (Vc) ditentukan berdasarkan persamaan sebagai berikut :
Gambar 11.6 Bidang Geser Satu Arah
Vc =
√ f ' c6
b . d=√256
. 3200. 712 ,5=1900000N = 1900 kNϕ Vc = 0,6 . 1900 = 1140 kN
Vu dihitung berdasarkan tiang yang berada di luar kolom bidang satu
arah.
qu =
1,4 . PuA poer
=
1,4 .6 49 ,00 3,2 . 3,2
= 94,027 kN
Vu = qu . B
( (B-bkolom−2d )1000 )
2
Vu = 94,027 .3,2 .
3,2−0,8−(2.0 , 7125)2
= 146,68 kN
ϕ Vc = 1140 kN > Vu = 146,68 kN
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 167
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Maka tebal pile cap aman terhadap geser satu arah.
2. Cek Geser Dua Arah
Perimeter kritis (bo) terletak pada jarak ½ d’ dari kolom
bo = 2 (D + d) + 2 (D + d)
= 2 (0,8+0,7125) + 2 (0,8+0,7125) = 6,05 m
Gambar 11.7 Bidang Geser Dua Arah
Kuat geser Beton (Vc) diambil yang paling kecil dari 3 persamaan
(3.45,3.46,3.47) sebagai berikut :
V c=1
12.(2+
4βc
) =
112
.(2+ 41 )=0,5
V c=1
12.(α s .d '
bo
+2).√ f ' c .bo .d '=
112
.(30 .712 , 56050
+2)=0 , 46
V c=13 =
V c=13=0 ,3333
(menentukan)
Sehingga dipakai
V c=13
.√ f ' c .bo .d '
=
13
.√25 . 6050 .712 ,5 = 7184375 N = 7184,38 kN
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 168
Desain Portal Beton Tahan Gempa
ϕVc = 0,6 . 7184,38 = 4310,63 kN
Vu dihitung berdasarkan tiang yang berada di luar bidang kritis dua
arah
Vu= qu . {Apoer-( b kolom + d )2}
= 94,027 . {(3,2 .3,2 )−(0,8+0,7125 )2} = 747,732 kNϕVc = 4310,63 kN > Vu= 747,732 kN
Maka tebal poer aman terhadap geser dua arah.
3. Desain Lentur Pile Cap / Poer
Momen Ultimate (Mu) ditentukan berdasarkan pada sisi bagian kritis
momen geser satu arah.
Vu = 146,68 kN
Jarak Lengan momen =
L pilecap2
=3,22 = 1,6 m
Mu = Vu . Lengan momen = 146,68 . 1,6 = 234,690 kNm
Mn =
Muφ
=234,6900,8 = 293,363 kNm
m=f y
0 , 85 . f ' c=400
0 , 85 . 25=18 , 824
Rn=Mn
b .(d ')2=293,363 .106
1000 .(712 , 5 )2=0 ,578
ρ= 1m (1−√1−2∗m∗Rn
fy )= 1
18 , 824 (1−√1−2 . 18 ,824 .0 , 578400 )=0 , 001465
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 169
Desain Portal Beton Tahan Gempa
ρmin=1,4fy
= 1,4400
=0 ,0035
Karena ρ < ρ min maka ρ pakai = ρ min = 0,0035
Luas Tulangan Perlu, As = ρ . b .d
= 0,0035 . 1000 . 712,5 = 2493,75 mm2
Dipakai tulangan D25, Ad = ¼ . π . D2 = ¼ . π . 252 = 490,63 mm2
Jarak tulangan, (s) =
1000 . AdAs
=1000 . 490 , 632493 , 75
=196 ,74 mm
Maka dipakai tulangan D25 – 190.
As ada =
1000 . Ads
=1000 . 490 , 63190
=2582 ,237mm2>As = 2493,75 mm2
Oke !
Tulangan Susut
Dipakai tulangan D16, Ad = ¼ . π . D2 = ¼ . π . 162 = 200,96 mm2
fy = 400 MPa
Berdasarkan SNI 1991, pasal 3.16.12.2) :
Mutu Baja (fy) Asst
BJTD - 30 0,0020.b.ht
BJTD - 40 0,0018.b.ht
BJTD - 400,0018.b.ht
(400fy)
Tetapi dalam segala hal tidak boleh kurang dari 0,0014.b.ht.
As st = 0,0018 . b . h pile cap
= 0,0018 . 1000 . 800
= 1440 mm2
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 170
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Jarak tulangan, (s) =
1000 . AdAs st
=1000 . 200 , 961440
=139 ,55 mm
Maka dipakai tulangan D16 – 130
As ada =
1000 . Ads
=1000 .200 ,96130
=1545 ,85mm2 > As st = 1440 mm2
Oke !
Gambar 11.8 Tulangan Pile Cap
g. Penurunan Pondasi Tiang
1. Penurunan tiang Tunggal
Penurunan tiang tunggal pada tanah pasir dihitung berdasarkan
metode semi empiris maupun empiris sebagai berikut :
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 171
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Dalam perhitungan ini hanya digunakan metode empiris :
Metode Empiris
Berdasarkan Persamaan 3.49 maka penurunan tiang tunggal adalah
sebagai berikut :
S= d100
+ Q .LA p . Ep
= 0,8100
+293 , 025 . 9,5
0 , 5024 .(2. 106 )=0 , 01077
m
Dengan :
Q = Rijin
L = Panjang tiang
Ap = Luas tiang
Ep = Modulus elastis tiang
2. Penurunan Kelompok Tiang
Penurunan pada kelompok Tiang dapat ditentukan dengan
persamaan 3.43 sebagai berikut
Sg=S √ Bg
d=0 ,01077 .√ 3,2
0,8=0 , 02154
m
Dengan :
Bg = Lebar pile cap
D = Diameter tiang
h. Pembesian Tiang Bor
1. Tulangan Pokok
Perhitungan pembesian tiang bor menggunakan diagram interaksi Mn-
Pn dengan analisis tiang sebagai kolom pendek bulat.
SNI 03-2847-2002 pasal 17.8.2).(1) menjelaskan, untuk tiang beton
yang dicor ditempat, rasio tulangan ρ terhadap luas bruto tidak boleh
kurang dari 0,005 (0,5 %).
Maka didapat 13 D 16 dengan ρ = 0,0052
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 172
Desain Portal Beton Tahan Gempa
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260
-500
-300
-100
100
300
500
700
900
1100
1300
1500
Diagram Mn-Pn
n=6n=7n=8n=9n=10n=11n=12n=13n=14n=15
Mn (tm)
Pn (t
on)
2. Tulangan Spiral
Vu= 747,732 kN = 747732 N.
SNI 03-2847-2002 pasal 23.4.4).(1).a) menjelaskan, rasio volumetrik
tulangan spiral ρs tidak boleh kurang dari, ρs = 0 ,12
f ' cfyh dan atau
(pasal 12.9.3) ρs = 0 ,45 ( Ag
Ac−1) f ' c
fy .
Dari desain penulangan tiang didapat :
D = 800 mm, Dc = 650, d = 526 mm
f’c = 25 MPa, fy = 400 MPa
Kondisi 1 :
Vu= 747,732 kN = 747732 N.
Vuφ
=7477320,6
=1246220 ,24 N
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 173
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Dengan menganggap pada bawah pile cap tidak terjadi sendi plastis,
maka beton ikut menahan gaya geser.
P atau Nu 1 tiang = 293,025 ton = 2872,82 kN = 2872815 N
Vc ={1+Nu,k
14 .Ag }(√f'c6 ). b . h
(SNI 1991, pasal 3.4.3.1).(2)
={1+2872815
14 .(14. π .8002) }(√25
6 ). 800 . 650
= 610324,71 N
Maka Vs =
Vuφ
−Vc=1246220 , 24−610324,71 =635895 . 53 N
Dipakai tulangan D10, Ad = ¼ . π . D2 = ¼ . π . 102 = 78,5 mm2
Dipakai 4 kaki, Av = n . Ad = 4 . 78,5 = 314 mm2
Jarak spiral, s =
As . fy . hVs
=314 . 400.650635895 . 53
=128 , 4 mm
Kondisi 2 :
ρs = 0 ,12
f ' cfyh
=0 ,1225400
=0 , 0075
Dipakai tulangan D10, Ad = ¼ . π . D2 = ¼ . π . 102 = 78,5 mm2
Dipakai 4 kaki, Av = n . Ad = 4 . 78,5 = 314 mm2
Jarak spiral, s =
Av . ( Dc−ds )( Dc2 ). ρs
=314 . (650−10 )( 6502) . 0 ,0075
=63 , 42 mm
Kondisi 3 :
ρs =
0 ,45 ( AgAc
−1) f ' cfy
=0 , 45((1
4.π . 8002)
(1 4.π . 6502)
−1)25400
=0 ,0144
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 174
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Dipakai tulangan D10, Ad = ¼ . π . D2 = ¼ . π . 102 = 78,5 mm2
Dipakai 4 kaki, Av = n . Ad = 4 . 78,5 = 314 mm2
Jarak spiral, s =
Av . ( Dc−ds )( Dc2 ). ρs
=314 . (650−10 )( 6502) . 0 ,0144
=132 ,12 mm
Kontrol jarak antar sengkang (untuk sengkang 2 kaki)
SNI 1991, pasal 3.16.10.4).(1)
s > 25 mm ►OK
s < 80 mm ►OK
Jadi dipakai D10-60
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 175
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 176
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 177
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 178
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 179
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 180
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 181
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 182
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 183
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 184
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 185
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 186
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 187
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 188
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 189
Desain Portal Beton Tahan Gempa
Wahyu Hendratno 08 511 055Sitti Nurhayati Abbas 08 511 122 164
Desain Portal Beton Tahan Gempa
165
Desain Portal Beton Tahan Gempa
184
Desain Portal Beton Tahan Gempa
185
Desain Portal Beton Tahan Gempa
194
Desain Portal Beton Tahan Gempa
195
Desain Portal Beton Tahan Gempa
205
Perancangan Bangunan GedungM. Syarif Bentar Utina 04 511 117Rezky Mulia 04 511 163
Perancangan Bangunan GedungM. Syarif Bentar Utina 04 511 117Rezky Mulia 04 511 163