tugas besar bab iii dan 4

27
BAB III ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 3.1 Bentuk pasar Industri susu UHT merupakan industri pengolahan susu sapi segar. Industri ini untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan susu UHT. Wilayah pasar untuk memenuhi kebutuhan lokal dan kota lain terdekat seperti Jember, bondowoso, situbondo, pasuruhan, lumajang, dan daerah lain di sekitar Jawa Timur. Dalam memasarkan produk susu pasteurisasi akan melibatkan beberapa stakeholder terpilih sebagai pihak penjual langsung dan membuat outlet-outlet penjualan di bebrapa lokasi strategis di wilayah Jember dan sekitarnya. 3.2 Permintaan dan Penawaran Susu Permintaan susu semakin meningkat setiap hari. Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Kesehatan, pada tahun 2010 konsumsi susu di Indonesia sebesar 6 liter perkapita pertahun, pada tahun 2011 meningkat menjadi 7,7 liter perkapita pertahun, dan pada tahun 2012 tingkat konsumsi susu mencapai 9 liter perkapita pertahun. Meningkatnya kebutuhan konsumsi susu masyarakat setiap tahunnya dikarenakan terjadinya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat, dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan akan meningkatkan pendapatan dan dampaknya akan terjadi peningkatan daya beli masyarakat.

Upload: oliph-luph-popeye

Post on 27-Dec-2015

41 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

BAB III

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

3.1 Bentuk pasar

Industri susu UHT merupakan industri pengolahan susu sapi segar. Industri ini untuk

memenuhi kebutuhan konsumen akan susu UHT. Wilayah pasar untuk memenuhi kebutuhan

lokal dan kota lain terdekat seperti Jember, bondowoso, situbondo, pasuruhan, lumajang, dan

daerah lain di sekitar Jawa Timur. Dalam memasarkan produk susu pasteurisasi akan

melibatkan beberapa stakeholder terpilih sebagai pihak penjual langsung dan membuat outlet-

outlet penjualan di bebrapa lokasi strategis di wilayah Jember dan sekitarnya.

3.2 Permintaan dan Penawaran Susu

Permintaan susu semakin meningkat setiap hari. Berdasarkan data yang diperoleh dari

Departemen Kesehatan, pada tahun 2010 konsumsi susu di Indonesia sebesar 6 liter perkapita

pertahun, pada tahun 2011 meningkat menjadi 7,7 liter perkapita pertahun, dan pada tahun

2012 tingkat konsumsi susu mencapai 9 liter perkapita pertahun. Meningkatnya kebutuhan

konsumsi susu masyarakat setiap tahunnya dikarenakan terjadinya pertumbuhan ekonomi

Indonesia yang terus meningkat, dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi. Dengan

meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan akan meningkatkan pendapatan

dan dampaknya akan terjadi peningkatan daya beli masyarakat.

Hingga saat ini Indonesia hanya menjadi Net Consumer akan produk susu,

dikarenakan produksi susu Indonesia hanya mampu memenuhi 20 – 25 % kebutuhan susu

Nasional dan sisanya dipennuhi melalui impor (70-80%). Menurut detik Health(2013), trend

susu di Indonesia masih didominasi oleh produk ssu bubuk dan susu kental manis dengan

angka presentase masing – masing produk sebagai berikut : susu bubuk 48,2%, susu kental

manis 43,3%, UHT 4,6%, susu steril 2,7%, dan susu pasteurisasi 1,2%. Namun, di negara-

negara maju khususnya di Eropa dan Amerika produk yang banyak dikonsumsi adalah

produk susu segar (UHT, Pasteurisasi, dan Steril). International Finance Corporation (2012),

memprediksikan pada tahun-tahun berikutnya seiring semakin tingginya pertumbuhan

ekonomi di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) trend konsumsi susu juga akan

mengalami pergeseran ke arah susu segar.

Maka, dengan jumlah penduduk yang mencapai 220 juta jiwa dan tingkat

pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial

untuk pengembangan olahan produk susu berupa susu segar (UHT).

3.3 Proyeksi Pasar

Selama 5 tahun terakhir produksi susu segar Indonesia secara bertahap terus

meningkat dari 126.923 ton di tahun 2008 menjadi 282.080 ton di tahun 2013. Dan rata – rata

peningkatannya sebesar 17,4%. Peningkatan produksi susu segar diikuti juga dengan

peningkatan konsumsi susu segar masyarakat Indonesia meningkat dari 16,3% menjadi

20,6%.

Pada tahun 2013 konsumsi susu segar masyarakat Indonesia sebesar 283.810 ton yang

bernilai Rp. 4 triliun. Dengan seiring perubahan trend konsumsi produk susu yang

berkembang di masyarakat, kebutuhan pasar akan produk susu UHT semakin tinggi. melihat

kondisi tersebut, merupakan sebuah peluang besar yang harus ditindak lanjuti dan merupakan

usaha yang menjajikan.

3.4 Segmentasi dan Target Pasar (Market Segmenting and Targeting)

Segmentation atau segmentasi adalah proses membagi pasar menjadi segmen-segmen

berdasarkan karakteristik dan kebutuhan pelanggan. Segmentasi terbagi menjadi 3 bagian

yaitu segmentasi demografis, geografis, dan psikografis.

Segmentasi dalam produk Susu UHT ini adalah untuk semua usia yang menyukai

susu dan untuk semua kalangan mulai dari kalangan bawah, menengah hingga kalangan atas

karena harga yang sangat terjangakau. Oleh karena itu produk susu UHT ini untuk semua

usia dan segala kalangan pun dapat membeli produk susu UHT ini. Namun, karena rata-rata

susu itu dibutuhkan untuk anak-anak yang sedang mengalami masa pertumbuhan jadi produk

ini diutamakan untuk anak-anak. Namun remaja pun juga dapat mengkonsumsi susu ini,

karena produk ini dapat dikonsumsi oleh seluruh usia. Target pemasaran produk susu UHT

ini adalah memenuhi kebutuhan susu untuk seluruh wilayah Jawa Timur dan sekitarnya.

3.5 Situasi Persaingan

Di Jawa Timur, terdapat beberapa pabrik pengolahan susu UHT yang tersebar di

beberapa tempat, diantaranya adalah Indolakto di Pasuruhan, Susu Greenfield di Malang dan

yang terdekat ialah pabrik pengolahan susu Milku di Jember. Di daerah sekitar Jember,

hampir tidak ada usaha pengolahan susu UHT lain selain pabrik Milku, yang akhir-akhir ini

dikabarkan telah mengalami kebangkrutan dan segera akan ditutup. Di daerah jember, masih

ada pengolahan susu lain namun dalam skala industri kecil seperti produsen susu segar dan

susu pasteurisasi di daerah rembangan. Penjualan yang dilakukan di darah tersebut hanya

dalam lingkup sekitar jember dan susu pasteurisasi yang di jual juga dalam bentuk sederhana

yang di kemas dalam plastik dan dalam jumlah yang terbatas pula. Dengan adanya peluang

tersebut maka pendirian pabrik susu UHT di daerah Jember dirasa sangat potensial guna

memenuhi permintaan susu UHT khususnya di daerah sekitar Jember dan Jawa Timur.

Berdasarkan data dari Dirjen Peternakan, Departemen Pertanian produksi susu di

Indonesia pada tahun 2000-2007 rata-rata mengalami kenaikan setiap tahunya, dan produksi

susu tertinggi dari beberapa Provinsi di Indonesia menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur

memegang posisi tertinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka pendirian pabrik di daerah Jawa

Timur dirasa sangat potensial dan aspek pengadaan bahan baku yang menjadi tolak ukur

kelancaran produksi tidak akan mengalami kesulitan. Prospek usaha susu UHT ini sangat

potensial di kembangkan lebih lanjut mengingat setiap tahunya konsumsi susu di Indonesia

per kapitan pertahun terus mengalami kenaikan meskipun kenaikan tersebut tidak siknifikan.

Dengan adanya hal tersebut pabrik susu UHT yang akan kami dirikan ini berpotensi untuk

dapat memenuhi permintaan pasar akan susu UHT di Indonesia, khususnya di daerah sekitar

Jember dan Jawa Timur.

3.6 Posisi dan Harga Produk (Positioning dan Pricing)

Produk yang dijual PT MY MILK INDUSTRY ialah susu pasteurisasi yang

merupakan Susu hasil pengolahan secara Pasteurisasi dan dikemas dalam cup ekonomis

berisi…..ml. Salah satu pertimbangan yang sering di gunakan konsumen dalam membeli

suatu produk ialah harga. Dalam menentukan harga ada beberapa faktor yang berpengaruh,

seperti, biaya variabel, biaya tetap, jumlah pesaing dsb. Adapun Harga yang ditetapkan oleh

PT MY MILK INDUSTRY untuk mampu bersaing dengan perusahaan lain dengan harga jual

yang terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat agar produk kami dapat diterima oleh

konsumen luas. Adapun harga distributor untuk setiap kemasan …..ml sebesar Rp……

Dari segi target pemasaran, produk PT MY MILK INDUSTRY dirancang guna

memenuhi kebutuhan susu UHT untuk seluruh wilayah di sekitar Jmber dan lebih luasnya di

seluruh daerah di Jawa Timur. Promotion yang dilakukan PT MY MILK INDUSTRY

diantaranya adalah dengan pemasangan iklan baik melalui media elektronik maupun media

cetak. Untuk menjalankan 4P sangat dibutuhkan tim marketing yang sangat solid. Tim

marketing akan sangat aktif melakukan promotion sehingga buat kedepan bisa membangun

sistem jaringan marketing yang bisa menspport penjualan produk PT MY MILK INDUSTRY

diatas. Salah satu strategi yang akan dijalankan dengan memperdayakan masyarakat untuk

meningkatkan ekonomi mereka, diantaranya dengan membangun dan mendorong masyarakat

yang ada dilingkungan sekitar untuk menjadi mitra. Bentuk kerjasama yaitu, perusahaan

menarik warga sekitar sebagai karyawan dan buruh di PT MY MILK INDUSTRY. Susu

UHT yang di jual oleh PT MY MILK INDUSTRY ialah jenis susu UHT yang berkualitas

baik. Susu UHT adalah susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang

disterilkan pada suhu tidak kurang dari 135C selama 2 detik dan dikemas segera dalam

kemasan yang steril dan secara aseptis. Adapun persyaratan minimum susu UHT diantaranya

adalah :

Kadar lemak susu tidak kurang dari 3,25%;

Total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8,25%.

Tabel 1. Perbandingan Standar Kualitas Susu Pasteurisasi Berdasarkan Batas Jumlah

Bakteri

Negara / Kawasan Kode Standar Batas Jumlah Bakteri pada

Susu Pasteurisasi

Indonesia SNI 01-3951-1995

TPC tidak boleh lebih 3

x 104 cfu per ml.

Coliforms tidak boleh

lebih dari 10 per

ml.

European

Economic

Community

Council Directive

92/46/EEC 1992

TPC (pada suhu 30°C)

tidak boleh lebih dari 3 ×

104 cfu/ml.

TPC tidak boleh lebih 5

× 104 cfu per ml pada susu

pasteurisasi yang

diinkubasi

pada suhu 6°C selama 5

hari.

Coliforms tidak boleh

ada.

Amerika Serikat

Grade “A”

Pasteurized Milk

Ordinance

(PMO) 2007.

Jumlah bakteri tidak

boleh lebih dari 20.000

cfu/ml.

Coliforms tidak boleh

lebih dari 10 per ml.

Tabel 2. Daya Simpan Susu UHT

Sumber Jenis Pasteurisasi Daya Simpan Keterangan

www.foodsafetysi

te.com

Ultrapasteurization

280° F (138° C),

selama 2 detik

(tanpa kemasan

hermatis)

60-90 hari

(disimpan dalam

lemari es).

Dengan pertimbangan

kemasan yang

digunakan umumnya

kurang

kuat, maka produk susu

pasteurisasi ini harus

segera didinginkan

selama penyimpanan.

Ultra-High-

Temperature

(UHT)

Pasteurization

280°- 302°F (138°-

150°C), selama 1-2

detik

90 hari

(tanpa disimpan

dalam lemari es).

Produk susu ini

umumnya

dikemas dalam keadaan

steril, dengan kemasan

berlapis hermatis, dapat

disimpan tanpa

pendinginan selama

penyimpanan.

IV. ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS

4.1 Rencana Kapasitas Pabrik

Kapasitas merupakan suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk

berproduksi dalam waktu tertentu. Penentuan kapasitas pabrik tepung ikan yang akan

didirikan menggunakan 2 pertimbangan :

a.Berdasarkan besarnya peluang pasar (market space) dan besarnya pasar yang dapat

dimanfaatkan (market share).

b. Ketersediaan bahan baku di Kabupaten Jember. Besarnya suplai bahan baku

ditentukan berdasarkan produktifitas harian susu segar di Kabupaten Jember.

Usaha susu UHT ini berskala industri dengan total produksi susu pasteurisasi

mencapai 600.000 liter per tahun. Adapun bahan baku yang digunakan yakni susu segar yang

berasal dari peternak sapi perah lokal yang berada di wilayah kabupaten Jember.

4.2 Penentuan Lokasi Pabrik

Penentuan dan penetapan lokasi pabrik merupakan salah satu faktor penting yang

perlu dipertimbangkan dengan baik sebelum proyek diimplementasikan. Lokasi ini

berhubungan dengan dengan bahan baku, fasilitas kelancaran produksi, kedekatan dengan

daerah pemasaran, tenaga kerja yang siap pakai serta sarana dan prasarana transportasi.

Pabrik yang akan didirikan berlokasi dikabupaten Jember dengan site desa

Rembangan. Kabupaten Jember merupakan daerah yang tepat untuk lokasi pembangunan

pabrik susu UHT. Beberapa alasan yang mendukung keputusan tersebut adalah :

a. Biaya bahan baku yang relatif murah dengan ketersediaan yang sangat besar dan

stabil.

b. Kabupaten Jember terletak diantara Surabaya dan Denpasar sehingga memudahkan

jalur distribusi pemasaran.

c. Perilaku masyarakat Jember yang sangat mendukung keberadaan industri susu UHT

didaerahnya sehingga menguntungkan dari segi kesinambungan bahan baku dan

keamanan pabrik.

d. Sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi yang memadai.

4.3 Teknologi Pengolahan Susu UHT

Proses pembuatan susu UHT menurut Anonimc (2010) adalah sebagai berikut:

1. Proses Separasi

Pada proses separasi ini bertujuan untuk mengetahui jumlah lemak yang harus

ditambahkan atau dikurangi untuk memenuhi kriteria standar produk. Umumnya susu

segar memiliki kadar lemak sekitar 3.5%. Untuk produksi plain milk, kadar lemak susu

segar diturunkan hingga 2.8% - 3.1% dan hal ini dipertahankan sampai akhir proses

produksi. Penurunan kadar lemak ini dilakukan dengan memisahkan krim susu segar

dengan menggunakan tangki separator. Sebelum dilakukan proses separasi lemak,

terlebih dahulu dilakukan pemanasan pendahuluan. Pemanasan pendahuluan ini

dilakukan secara perlahan dan bertahap untuk menurunkan viskositas susu sehingga

proses separasi lebih efektif. Selain itu, pemanasan ini juga bertujuan untuk menurunkan

populasi bakteri. Pemanasan ini berlangsung pada suhu 70oC – 80oC selama kurang lebih

15 detik.

2. Proses Mixing

- Whole Mixing

Proses pencampuan dilakukan secara menyeluruh pada bahan yang digunakan. Bahan

dicampur dengan dicampurkan dengan bahan-bahan pembantu emulsifier, stabilizer, dan

lain-lain. Sebelum dilakukan pencampuran, susu dilewatkan pada heater sehingga suhu

susu naik menjadi sekitar 55oC. Pemanasan ini berfungsi untuk menaikkan suhu sebelum

proses pasteurisasi. dan juga untuk memudahkan pelarutan bahan-bahan pembantu.

- Half Mixing

Proses pencampuran dilakukan secara bertahap, yaitu sekitar 50% jumlah susu yang

ada di storage tank dialirkan ke tangki pencampur (mixing tank) dan dicampurkan dengan

bahan-bahan pembantu seperti gula, garam, flavor, emulsifier, stabilizer, dan lain-lain

dengan jumlah sesuai dengan formula yang telah ditentukan. Sedangkan 50% susu lainnya

langsung dipasteurisasi dan dihomogenisasi. Susu yang telah dicampur dengan bahan-

bahan pembantu dan susu yang tidak dicampur dengan bahan pembantu kemudian

disatukan kembali di storage tank setelah proses pasteurisasi dan homogenisasi. Sebelum

dilakukan pencampuran, susu dilewatkan pada heater sehingga suhu susu naik menjadi

sekitar 55oC. Pemanasan ini berfungsi untuk menaikkan suhu sebelum proses pasteurisasi.

dan juga untuk memudahkan pelarutan bahan-bahan pembantu.

- High Temperature Short Time

Untuk produksi plain milk, dilakukan proses pasteurisasi pada suhu 75oC selama 15

detik. Proses pasteurisasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi homogenisasi. Panas

pada susu akan menyebabkan rusaknya kemampuan globula-globula lemak untuk

melakukan flokulasi (bergerombol), sehingga viskositas susu menurun. Globula-globula

lemak yang bebas itu dapat dengan mudah diperkecil ukurannya dalam proses

homogenisasi. Selain itu, proses pasteurisasi akan menginaktivasi enzim lipase sehingga

dapat mencegah degradasi lemak oleh lipase selama proses homogenisasi. Degradasi

lemak ini dapat meningkatkan asiditas susu.

- Low Temperature Long Time

Untuk produksi plain milk, dilakukan proses pasteurisasi pada suhu 60oC selama 1

menit. Proses pasteurisasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi homogenisasi. Panas

pada susu akan menyebabkan rusaknya kemampuan globula-globula lemak untuk

melakukan flokulasi (bergerombol), sehingga viskositas susu menurun. Globula-globula

lemak yang bebas itu dapat dengan mudah diperkecil ukurannya dalam proses

homogenisasi. Selain itu, proses pasteurisasi akan menginaktivasi enzim lipase sehingga

dapat mencegah degradasi lemak oleh lipase selama proses homogenisasi. Degradasi

lemak ini dapat meningkatkan asiditas susu.

4. Homogenisasi

- Homogenisasi upstream

Upstream adalah proses homogeniasi yang dilakukan di hulu. Pada metode ini, produk

akan mengalami homogenisasi terlebih dahulu kemudian mengalami sterilisasi dan

cooling.

- Homogenisasi downstream

Downstream yaitu proses homogenisasi yang dilakukan di hilir. Susu akan mengalami

proses sterilisasi terlebih dahulu kemudian mengalami homogenisasi dan cooling.

5. Pemanasan UHT (Main Heating)

Metode yang digunakan untuk proses susu UHT menurut Wang Chicky (2008) dapat

berupa :

- Pemanasan langsung

Pada tahap main heating, susu dipanaskan pada suhu 140oC langsung pada sumber

panas. Steam yang digunakan untuk metode ini harus food grade.

- Pemanasan tidak langsung

Metode Tidak Langsung (indirect), dimana proses pemanasan dan pendinginan

produk dilakukan secara bertahap menggunakan heat exchanger. Pada tahap main heating,

susu dipanaskan pada suhu 140oC secara tidak langsung dengan Tubular Heat Exchanger.

Steam yang digunakan untuk metode ini harus food grade.

6. Pendinginan

Setelah disterilisasi dan dihomogenisasi, susu didinginkan secara bertahap. Mula-

mula pendinginan susu dilakukan pada regenerator, yaitu susu yang telah disterilisasi

memberikan panasnya kepada susu yang lebih dingin yang masuk ke dalam rege-nerator.

Setelah itu, pendinginan dilakukan dengan cooler yang menggunakan air pendingin dari

menara pendingin (cooling tower).

7. Filling dan Packing

Pengisian dan pengemasan susu UHT dilakukan dengan cara aseptik. Oleh karena itu

menuntut kondisi susu, bahan pengemas, dan juga mesin pengmas dalam keadaan aseptik.

4.4 Mesin dan Peralatan

Susu UHT adalah susu yang telah mengalami proses UHT atau pemanasan, yakni

proses yang dilakukan melalui pemanasan setiap komponen (partikel) dalam susu pada suhu

137-140oC selama 2 detik, yang segera diikuti dengan proses pendinginan. Adapun penerapan

teknologi pada industri susu UHT ialah dengan mempergunakan suhu yang sangat tinggi dan

mempersingkat waktu pemanasan susu. Peralatan teknologi tinggi dapat membantu proses

UHT susu seperti penggunaan mesin UHT yang mampu memperkecil kemungkinan

kontaminasi bakteri selama proses produksi.

Susu yang telah di pasteurisasi kemudian diberi inovasi rasa melalui berbagai varian

rasa seperti coklat, vanilla dan rasa buah-buahan seperti strawbery, orange, anggur, durian,

serta ada pula varian rasa mix atau campuran berbagai rasa. Produk Fresh milk ini dikemas

dalam cup ekonomis siap konsumsi yang tersedia dalam ukuran 150 ml dan 250 ml. Proses

penegmasan dilakukan menggunakan mesin packaging yang berstandar tingkat higienis yang

tinggi serta ramah lingkungan. Adapun kemasan cup yang digunakan berasal dari bahan dasar

plastic yang telah berstrandar nasional (SNI) sehingga aman digunakan sebagai kemasan

minuman atau makanan. Dengan aplikasi inovasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan

konsumsi susu cair segar dalam hal ini susu pasteurisasi di masyarakat.

Pada pembuatan susu UHT mesin yang digunakan antara lain adalah

Tangki Penyimpanan (Storage Tank)

Tangki penyimpanan terbuat dari stainless steel dan berfungsi untuk menyimpan dan

mencegah kerusakan susu sebelum memasuki tahap berikutnya. Alat ini dilengkapi dengan

agitator berbentuk baling-baling dengan daya 0.75 HP. Skema tangki penyimpanan dapat

dilihat pada Gambar 4.1

Tangki Pengatur (Balance Tank)

Keterangan: 1. pipa aliran masuk 2. pipa aliran keluar 3. pengaduk 4. kontrol suhu 5. pintu kontrol

Tangki pengatur terbuat dari stainless steel dengan dimensi 0.6 x 1m (diameter x tinggi).

Funsi dari alat ini adalah untuk mengatur kecepatan aliran produk dari storage tank ke proses

berikutnya. Alat ini dilengkapi dengan pengapung, agitator, pengendali, filter. Pengaturan

kecepatan aliran dilakukan oleh pengapung yang terda-pat dalam tangki. Skema tangki

pengatur dapat dilihat pada Gambar 4.2

Keterangan:

1. pelampung 4. alat kontrol

2. pipa aliran masuk 5. tangki pencuci

3. agitator

Tangki Pencampur (Mixing Tank)

Mixing tank berfungsi sebagai tempat pencampuran bahan baku dan bahan pembantu.

Tangki ini terbuat dari stainless steel yang dilengkapi dengan glass wool untuk

mempertahankan suhu. Skema tangki pencampur dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Pasteurizer

Pasteurizer digunakan untuk melakukan pasteurisasi susu, yaitu pemanasan susu pada

suhu 60oC – 70oC selama waktu tertentu, sekaligus mendinginkannya kem-bali. Pertukaran

panas antara medium pemanas (steam) dengan susu terjadi melalui plat-plat logam yang

disebut Plate Heat Exchanger (PHE). Secara umum, pasteurizer terdiri dari beberapa bagian,

yaitu (1) pemanasan regeneratif, (2) pemanasan, (3) penahan panas (holding section), (4)

pendinginan regeneratif, dan pendinginan utama. Kecepatan aliran produk pada pasteurizer

adalah 12.000 liter per jam. Unit alat pasteurizer dapat dilihat pada Gambar 4.7, dan plate

heat exchanger dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Corong pencampur

Alat ini terbuat dari bahan stainless steel dan dilengkapi dengan agitator dan filter. Alat

ini berfungsi untuk mencampur serta melarutkan bahan pembantu yang berbentuk

padar/bubuk seperti gula, garam, skim, emulsifier, stabilizer, dan lain seba-gainya. Bahan

pembantu dilarutkan dengan pelarut (susu), disaring, kemudian dialir-kan ke tangki

pencampur melalui pipa penghubung. Skema corong pemisah dapat dilihat pada Gambar 4.9.

Homogenizer

Homogenizer berfungsi untuk memecah globula-globula lemak agar ukurannya

seragam/homogen. Prinsip kerja dari alat ini adalah mengalirkan produk melalui celah

dengan tekanan tertentu. Aliran dari celah ini mengakibatkan terjadinya hambatan aliran

prioduk sehingga terjadi gesekan antara globula lemak. Karena adanya perbe-daan tekanan

Keterangan: 1. pipa aliran pelarut (susu) 2. pipa sirkulasi 3. agitator 4. kran sirkulasi 5. pintu kontrol

pada aliran maka akan terbentuk gelembung-gelembung uap yang kemudian pecah dan

memperkecil ukuran globula lemak.

Keterangan: a. pemanas b. regenerator c. pendingin d. pompa e. tabung pengaman f. gauge meter g. termometer

Single plate yang dilengkapi dengan korugasi untuk memperluas penampang. Gasket

berfungsi untuk mecegah susu atau steam masuk ke dalam lubang.

Corong pencampur

Sterilizer

Fungsi dari sterilizer adalah untuk mensterilkan produk agar terbebas dari

mikroorganisme termasuk spora. Pada sterilizer digunakan alat penukar panas yang

berbentuk tubular atau yang lebih dikenal dengan nama Tubular Heat Exchanger (THE). Alat

ini berbentuk pipa-pipa berlapis dan terbuat dari stainless steel. Skema dari turbular heat

exchanger dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Aseptic Filling Machine

Aseptic filling machine terbuat dari stainless steel. Alat ini digunakan untuk mengisi

dan mengemas susu UHT yang sudah jadi.

Skema Tubular Heat Exchanger (THE)

Keterangan: 1. pengaduk/agitator 2. pipa penghubung 3. penyaring

Straw Machine (Mesin Pembuat Sedotan)

Alat ini digunakan untuk membuat sedotan dengan meniup adonan polipropilen

melalui celah kecil hingga membentuk batangan berongga.

Straw Packer

Alat ini digunakan untuk mengemas sedotan ke dalam kemasan plastik.

Straw Applicator (Mesin Penempel Sedotan)

Straw applicator digunakan untuk menempelkan sedotan (straw) pada kemasan

produk jadi. Prinsip kerja dari alat ini adalah sedotan dimasukkan melalui feeding wheel

kemudian dipotong oleh knife. Kecepatan pak yang masuk diatur oleh carrier kemudian

sedotan ditempelkan pada pak dengan lem.

Cardboard Packer Machine (Mesin Pengepak)

Carboard packer machine berfungsi untuk mengemas produk jadi ke dalam karton

box. Alat ini dolengkapi dengan cap machine yang berfungsi untuk menyedot karton sebelum

diisi oleh produk jadi. Selain itu terdapat pula hot melt tank yang berfungsi untuk

menampung dan mangatur keluarnya lem yang disemprotkan ke karton agar sisi kemasan

karton tersebut melekat.

4.5 Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja keseluruhan yang diperlukan dalam proses pengolahan susu

UHT adalah sebanyak 50 orang tenaga kerja yang terlatih dan handal. Jumlah tenaga kerja

terdiri atas 1 orang manager, 4 orang supervisor, dan 16 orang staff yang akan menangani

proses produksi susu UHT. Sedangkan untuk bagian pemasaran atau marketing akan

memperkerjakan 26 orang, kemudian didukung tenaga operator produksi 3 orang dan security

sebanyak 4 orang.

4.6 Penentuan Kebutuhan Ruang dan Lahan Pabrik

Kebutuhan ruang untuk produksi, non-produksi maupun lahan untuk halaman pabrik dan

tempat berbagai fasilitas pendukung dihitung seefisien mungkin. Beberapa pedoman dalam

penghitungan kebutuhan ruang dan lahan adalah sebagai berikut :

a. Kebutuhan ruang untuk produksi adalah luas ruang minimal sesuai dimensi alat/mesin

ditambah luas untuk kebutuhan alat-alat bantu ditambah space minimal untuk tenaga

kerja dikalikan dengan allowance untuk aktivitas tenaga kerja.

b. Besarnya Allowance yang diijinkan adalah 150 persen

c. Space minimal ditentukan berdasarkan analisa time motion study yang

mempertimbangkan aspek keamanan dan keselamatan tenaga kerja, kebersihan ruang,

kontaminasi bahan, getaran, panas dan kebisingan mesin, ergonomika serta efektifitas

kerja secara keseluruhan.

d. Kebutuhan total areal pabrik adalah total kebutuhan ruangan produksi dan non-produksi

dikalikan 200 persen.

4.7 Tata Letak Bangunan Pabrik (Lay out)

Pada proses pengolahan susu UHT ini tediri dari beberapa proses yang kontinyu untuk

menghasilkan produk akhir. Secara umum, proses utama dari pengolahan susu UHT ini

homogenizer, Main Heating (UHT), dan packing. Pada perancangan tata letak ini dibuat

lurus sesuai denga urutan proses yang akan dilewati dari pertama sampai akhir tanpa

putus. Perancangan tata letak alat produksi yang lurus dan sesuai urutan proses dapat

mengurangi biaya yang dapat dikeluarkan bila dibandingkan dengan tata letak yang tidak

beraturan. Karena bila semakin jauh jarak antar proses, maka biaya yang dikeluarkan

akan dapat ditekan. Selain itu tata letak alat produksi seperi ini dapat menekan

kemungkinan kontaminasi silang dari bahan baku ke produk jadi karena bahan baku

diproses secara berurutan lurus sesuai alur tanpa putus, sehingga letak dari bahan baku

produk tidak akan bersinggungan lagi dengan produk yang sudah jadi. Dan juga tata letak

alat produksi seperti dalam gambar diatas cocok dengan bentuk ruang produksi yang

memanjang. Penggunaan pengaturan tata letak alat proses yang lurus dan sesuai alur

produksi ini dapat memudahkan pada proses instalasi alat pada pertama kali membangun

dan pengawasan pada mesin yang bekerja, sehingga bila ada trouble dapat dicek dengan

mudah di bagian mana letak trouble tersebut karena susunan mesin yang teratur yang

kemudian dapat segera diperbaiki oleh teknisi.

Keterangan :

A : Ruang Receptionist O : Ruang Penyimpanan dan Pendinginan

B : Ruang Pertemuan P : Ruang Produk Jadi Yang Siap Didistribusikan

C : Ruang Manager Q : Jalur

D : Ruang Administrasi R : Ruang Ganti Pakaian

E : Laboratorium S : Ruang Loker

F : Pantry T : Kantin

G : Toilet U : Parkir Karyawan Produksi

H : Ruang Masuk Karyawan

Produksi V : Parkir Direksi

I : Ruang Sterilisasi W : Parkir Karyawan Kantor dan Tamu

J : Ruang Penerimaan

Bahan Baku X : Taman

K : Ruang Persiapan Bahan Y : Pos Keamanan

L : Ruang Proses Pengolahan Z : Masjid

M : Ruang Filling

N : Ruang Pengepakan

4.8 Rencana Tahun Operasi Proyek Pabrik Susu UHT

Pabrik Susu UHT direncanakan sudah mulai dioperasikan pada tahun 2014 sampai

tahun 2020. Adapun tahapan operasi pabrik dimulai dengan tahap persiapan,

pembangunan dan konstruksi pabrik serta produksi susu UHT. Karena pada awal tahun

proyek (tahun ke-1) pembangunan dan penyempurnan konstruksi pabrik dan

infrastrukturnya masih berlangsung maka pabrik hanya dapat berproduksi pada kapasitas

50%. Pada tahun kedua (tahun 2015) 80%, tahun ketiga (2016) 90% dan tahun ke-4 sampai

ke-6 (tahun 2017 – 2020) pada kapasitas 100 persen.