tugas bahasa indonesia putri.docx

Upload: lutfinurr

Post on 14-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

II. Analisisa. Tema : Senyum untuk kepahitan hidup yang menderab. Jenis alur: Alur Maju , bukti : Karyamin yang tengah memindahkan batu dan terjatuh karena keseimbangan badannya yang tidak terjaga akibat merasa sangat lapar . Alur mulai menarik ketika Karyamin dan teman-temannya mulai menertawakan diri mereka masing-masing untuk menghibur diri mereka sendiri.Alur selanjutnya yaitu klimaks, ketika Karyamin sampai di depan rumahnya dan bertemu Pak Pamong yang meminta dana sumbangan, kemudianditanggapi Karyamin dengan tertawa keras-keras lalu pingsan. Dalam cerpen ini tidakdimunculkan alur antiklimaks.c. Tokoh utama dan wataknya: 1.Karyamin - orang yang sabar- orang yang tidak mudah putus asa- orang yang memiliki sifat kasar- orang yang memiliki sifat pengecutSeorang lelaki yang berprofesi sebagai kuli pengangkut batu yang miskin dengan penghasilan yang minim danbanyak hutang. Karyamin digambarka sebagai seorang yang sabar dan tak mudah putus asa dalam menjalani hidupnya yang penuh konflik, hal tersebut terbukti saat ia merasa lapar ia tak mengeluh pada teman-temannya dan hanya tersenyum dalam menghadapi masalahnya. Namun terlepas dari semua itu, Karyamin juga memiliki sifat yang kasar sebagai seorang kuli, yang nampak pada saat ia berkata bangsat dan berniat membabat burung paruh udang yang melintasinya. Selain itu, Karyamin juga memiliki sifat pengecut, terbukti ketika sampai di depan rumahnya dan mengira da penagih hutang, ia hendak menghidar.(Protagonis) , bukti : Mereka tertawa bersama-sama. Neraka para pengumpul batu itu, memang pandai bergembira denga cara menertawakan diri mereka sendiri. Dan Karyamin tidak ikut tertawa, melainkan cukup senyum. Bagi mereka, tawa atau senyum sama-sama sah sebagai perlindungan terakhir. Tawa dan senyum bagi mereka dalah simbol licinnya tanjakan. Pagi itu senyum Karyamin pun menjadi tanda kemenangan atas perutnya yang sudah mulai melilit dan matanya yang berkunang-kunang.2.Sardji- orang yang banyak omong- orang yang suka mencampuri urusan orang lain- orang yang suka menghasutTeman Karyamin yang juga berprofesi sebagai kuli pengangkut batu. Dalam hal nasib, Sardji sama dengan Karyamin, banyak hutang. Sardji merupakan orang yang banyak omong dan suka mencampuri urusan orang lain, terbukti ketika ia terus saja berkomentar tentang istri Karyamin dan berseloroh dalam bekerja. Sardi juga digambarkan sebagai seorang yang suka menghasut.3.Saidah- orang yang sabar- orang yang peduli akan nasib orang lainSeorang perempuan penjual nasi pecel, teman Karyamin yang juga bekerja di area tambang batu sungai. Saidah merupakan sosok wanita yang sabar dan peduli akan nasib orang lain, hal itu terbukti ketika ia menawari makan Karyamin yang tengah kelaparan, walaupun sebenarnya Karyamin masih memiliki hutang padanya.(Pelerai) , bukti : saling membantu seperti halnya karakter Saidah yang mengutangkan dagangannya kepada Karyamin dan teman-temannya. Rasa solidaritas tersebut dimunculkan pengarang sebagai kekhasan budaya masyarakat desa dimana saling gotong-royong dantepo sliro dan melerai teman-teman yang sering menertawakan Karyamin.4.Pak Pamong- oranga yang tidak peka- orang yang mudah tersinggung- orang yang menyepelekan Seorang pejabat desa yang kurang memperhatikan kondisi masyarakatnya, tidak peka,mudah tersinggung dan berrtindak seenaknya dalam menyelesaikan tugasnya. Hal tersebut terbukti ketika ia menagih uang iuran pada Karyamin dengan menganggap Karyamin mempersulit dirinya, padahal Karyamin memang tidak memiliki uang, untuk dirinya sendiri saja tidak ada, apalagi untuk membayar uang iuran.(Antagonis) , bukti : Pak Pamong yang dengan seenaknya menagih iuran sumbangan untuk Afrika kepada Karyamin yang dianggap mempersulit dirinya tanpa melihat bahwa sebenarnya Karyaminlah yang perlu mendapat sumbangan untuk menyambung hidupnya. Pribadi tersebut dirasa tidak seimbang antara id, superego, dan ego.

d. Sudut pandang: Sudut pandang orang ketiga e. Setting tempat: Di daerah sekitar sungai yang merupakan tempat Karyamin mencari batu bersama teman-temannya. Yang kedua adalah di depan rumah Karyamin diatas lerengan, yaitu ketikaKaryamin bertemu dengan Pak Pamong.Bukti : Sebelum naik meninggalkan pelataran sungai, mata Karyamin menangkap sesuatu yang bergerak pada sebuah ranting yang menggantung di atas air. Oh si paruh udang.punggugnya biru mengkilap, dadanya putih bersih, dan paruhnya merah sanga. Tiba-tiba burung itu menukik menyambar ikan kepala timah sehingga air berkecipak. Dengan mangsa diparuhnya mangsa diparuhnya burung itu melesat melintasi para pencari batu, naik menghindari rumpun gelagah dan lenyap dibalik gerumbul pandan.f. Setting waktu: Pagi Hari , bukti : Meskipun demikian, pagi ini Karyamin sudah dua kali tergelincir. Tubuhnya rubuh,lalu menggelinding ke bawah, berkejaran dengan batu-batu yang tumpah dari keranjangnya. Dan setiap kali jatuh, Karyamin menjadi bahan tertawaan kawan-kawannya.(halaman 1)g. Amanat: - Orang hidup harus memperhatikan kesetiakawanan dengan orang lain.- Orang hidup dapat menerima nasib yang telah digariskan Tuhan kepadanya.- Orang hidup harus tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tidak sekedar menerima bantuan dari orang lain.h. Nilai sosial yang diungkapkan:

- Kesulitan hidup seorang pengumpul batu yang harus mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.- Kepedulian kepada orang lain. Tokoh Karyamin tidak tega menambah utangnya karena takut Saidah akan bangkrut.

III. Ringkasan CeritaTokoh Karyamin dalan Cerpen Senyum Karyamin digamabarkan sebagai orang desa yang miskin. Ia bekerja sebagaipenambang batu di sungai. Penulis mengambarkan karakter Karyamin sebagai seseorang laki-laki yang pantang menyerah ia berusaha terus menerus walaupun ia jatuh sampai beberapa kali.berikut kutipannya:Meskipun demikian, pagi ini Karyamin sudah dua kali tergelincir. Tubuhnya rubuh,lalu menggelinding ke bawah, berkejaran dengan batu-batu yang tumpah dari keranjangnya. Dan setiap kali jatuh, Karyamin menjadi bahan tertawaan kawan-kawannya.(halaman 1)Karyamin pantang menyerah untuk mengangkat batu ke atas walaupun ia sudah jatuh dua kali pada pagi itu. Terlebih lagi ia menjadi bahan tertawaan teman-temannya. Karyamin juga sebagai seorang suami yang bertanggung jawab ia berusaha menafkahi keluarganya. Ia adalah orang miskin yang bodoh. Yang sudah ditipu tengkulak yang membawa batunya. Karyamin yang terbelit oleh banyak utang. Selain itu ia sendiri tidak mampu untuk mengisi perutnya sendiri. Berikut kutipannya:Jadi kamu sungguh tak mau makan, Min? Tanya Saidah melihat Karyamin bangkit.Tidak. Kalau kamu tak taham melihat aku lapar, aku pun tak tega melihat daganganmu habis karena utang utangku dankawan kawan. (halaman 4)Karakter tiadak mau merepotkan orang lain Karyamin. Sebagai mana orang desa yang tahu diri. Karyamin adalah orang yang sabar ia mengahadapi cobaan hanya dengan tersenyum. Karena ia tidak tahu lagi harus berbuat apa dengan kesulitan yang ia alami. Tetapi senyuman Karyamin sebagai suatu kemenangan atas segala kesuliatan yang menimpa Karyamin. Karyamin juga sangat mencintai istrinya dan ia tidak mau membuat istrinya bersedih atas apa yang menimpanya. Ia tidak mau menambah penderitaan yang sedang dialami istrinya.

IV. Komentar : Menurut saya cerpen ini indah sekali dari segi apapun kata-kata yang tidak terlalu berat dan makna yang tidak begitu susah dicari tapi cerpen ini sangat menyindir untuk semua pihak. Bagian dari cerpen ini yang tidak kalah penting penekanan pada kata pandai bergembira dengan cara mentertawakan diri mereka sendiri yang terdapat lebih dari dua kali. Kalimat tersebut membuat saya tidak biasa berkata-kata selain menikmati dan perih rasanya hanya bisa menikmati.