tugas alquran

Upload: riaj

Post on 14-Jul-2015

93 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN Perintah Al-Quran untuk melakukan ibadah yang kemudian dikaitkan dengan kebersihan, menunjukkan bahwa keduanya tak dapat dipisahkan karena saling melengkapi. Oleh karena itu, antara ibadah dengan kebersihan terhadap hubungan timbal balik di mana kebersihan dinilai sebagai ibadah, dan ibadah itu sendiri dianggap tidak sah atau sempurna tanpa melalui kebersihan Perintah Al-Quran untuk melakukan ibadah yang kemudian dikaitkan dengan kebersihan, menunjukkan bahwa keduanya tak dapat dipisahkan karena saling melengkapi. Oleh karena itu, antara ibadah dengan kebersihan terhadap hubungan timbal balik di mana kebersihan dinilai sebagai ibadah, dan ibadah itu sendiri dianggap tidak sah atau sempurna tanpa melalui kebersihan. Kuat dugaan bahwa penggandengan ini memiliki makna tersendiri karena kebersihan dan ibadah merupakan kebutuhan manusia yang sangat asasi sehingga Al-Quran menjadikan keduanya memiliki hubungan timbal balik. Sebagai pelengkap atau bahkan penentu kesempurnaan ibadah, maka kebersihan selalu dijadikan sebagai syarat dari suatu ibadah baik kebersihan lahiriyah maupun batiniyah. Kebersihan lahiriyah berorientasi kepada sah dan tidak sahnya suatu ibadah, sedangkan kebersihan bathiniyah lebih terfokus kepada kesempurnaan suatu ibadah yaitu diterima atau tidak diterima. Kaitan yang erat ini seharusnya dapat dijadikan budaya dalam kehidupan karena pelaksanaan ibadah rutin dilaksanakan setiap hari. Al-Quran memberikan pandangan tersendiri bahwa keduanya sama-sama penting dan dipandang sebagai mitra sejajar. Oleh karena itu, pentingnya kebersihan dalam wawasan Al-Quran pada prinsipnya tidak berbeda dengan wawasan Al-Quran tentang ibadah, yang kedua-duanya dilakukan adalah untuk kepentingan manusia itu sendiri. Hubungan Kebersihan dengan Ibadah. Al-Quran adalah kitab suci yang memuat seperangkat peraturan-peraturan khususnya tentang ibadah. Peraturan-peraturan ini menyangkut tentang cara, syarat dan mekanisme agar ibadah yang dilakukan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi kehidupan pelakunya. Kontribusi dimaksud tidak hanya diharapkan pada saat berlangsungnya ibadah, akan tetapi yang lebih penting lagi adalah di luar ibadah. Ibadah-ibadah yang diatur dalam Al-Quran khusus yang

berkaitan dengan ibadah kepada Allah di antaranya adalah shalat, puasa, haji dan lain-lain. Hal yang paling menarik dari ibadah-ibadah ini ialah adanya penentuan syarat-syarat sebelum pelaksanaan ibadah. Syarat-syarat ini pada umumnya mengarah kepada sifat bersih baik lahir maupun batin. Sederetan ibadah yang telah disebutkan oleh Al-Quran di atas, maka ibadah shalat paling menarik untuk dikemukakan dalam tulisan ini karena rutin dilakukan setiap hari. Di samping rutinitasnya, maka perintah untuk bersuci sebelum melakukan shalat disebutkan juga secara jelas dalam Al-Quran. Para ulama memberikan rincian tentang bersih ini mulai dari bersih diri, pakaian dan tempat pelaksanaan shalat. Perintah agar bersih sebelum melakukan sholat terdapat dalam Q.S. Al-Maidah ayat 6 yang populer disebut dengan wudhu. Adapun anggota-anggota tubuh yang wajib untuk dibersihkan ialah membasuh muka, membasuh kedua tangan hingga siku, menyapu kepala dan menyapu kedua kaki hingga mata kaki. Membersihkan anggotaanggota tubuh yang telah disebutkan pada prinsipnya hampir sama dengan mandi atau paling tidak mirip-mirip dengan mandi. Bila dilihat dengan kewajiban melaksanakan shalat yang lima kali sehari semalam, maka rentang-rentang waktu ini menunjukkan bahwa kebersihan adalah sesuatu yang harus abadi di dalam kehidupan seorang Muslim. Sebagai orang yang cerdas, tentu saja perintah kebersihan ini tidak hanya disahuti ketika hendak melakukan shalat saja, akan tetapi perbuatan-perbuatan yang di luar shalatpun harus juga dilakukan dengan membawa atribut kebersihan. Perintah untuk melakukan wudhu sebelum mengerjakan shalat dengan membasuh anggota-anggota tubuh yang sudah ditentukan, maka dapat dipahami bahwa Al-Quran adalah kitab suci yang sangat peduli dengan kebersihan. Berdasarkan hal ini maka dapat diungkap bahwa kebersihan memiliki kaitan yang erat dengan ibadah. Dan bahkan status hukum dari suatu ibadah (sah dan tidak sah) sangat ditentukan oleh faktor-faktor kebersihan. Bersih adalah salah satu ajaran Islam yang paling asasi sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits buniya al-din ala al-nazhafah yang artinya agama dibangun di atas landasan kebersihan. Dan karenanya fiqh al-Islam memasukkannya menjadi syarat sah suatu ibadah, sehingga kitab-kitab fiqh -pada umumnya- selalu mengawali pembahasannya dari bab al-thaharah (bab bersuci). Penempatan bab ini di awal kajian kitab fiqh menunjukkan betapa pentingnya kebersihan dalam pandangan Islam.

Kuat dugaan bahwa penempatan bab ini di awal kajian fiqh juga karena dilandasi firman Allah Tidak Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembahKu. Kedudukan fiqh dalam tataran ini adalah mengatur tata cara pengabdian manusia kepada Allah sebagai Zat Yang Maha Suci dan Maha Bersih, dan karenanya pengabdian ini tidak akan membuahkan hasil yang baik jika manusia tidak mensucikan dan membersihkan dirinya terlebih dahulu. Artinya, sifat-sifat Allah yang bersih dan suci hanya dapat diinternalisasi oleh orang-orang yang bersih dan suci. Bila kebersihan dikaitkan dengan ibadah sebagaimana disebutkan Al-Quran dalam kasus ibadah shalat, berarti menjaga kebersihan termasuk sesuatu yang diwajibkan, sama halnya dengan kewajiban shalat itu sendiri. Ini juga termasuk salah satu alasan para ulama ketika mengeluarkan kaidah fiqh mala yatimmu al-wajib illa bihi fahuwa wajib yang artinya apabila suatu kewajiban tidak sempurna tanpa melibatkan sarana yang lain, maka sarana yang lain itu juga hukumnya adalah wajib. Kebersihan dengan ibadah maka otomatis kebersihan itu sendiri adalah termasuk bagian dari ibadah, apalagi kebersihan dijadikan sebagai salah satu syarat sah. Konsekuensi dari hubungan ini adalah pahala dan dosa. Dengan kata lain, apabila kebersihan dijaga dengan baik dan benar maka imbalan pahala akan didapat dan sebaliknya bila kebersihan ini diabaikan maka yang bersangkutan akan mendapatkan dosa. http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=493

Menjaga Kebersihan Dalam Islam. Bangunlah, lalu berilah peringatan! Agungkanlah Tuhanmu. Bersihkanlah pakaianmu. (QS.AlMudatsir(76(4). Ayat di atas turun pada awal masa kenabian, memerintahkan Rasulullah agar segera menyampaikan peringatan-Nya kepada kaumnya. Rasulullah diperintahkan agar membersihkan pakaian (diri) terlebih dahulu. Artinya, kebersihan adalah hal yang sangat utama dan penting, baik itu kebersihan hati, diri maupun lingkungan. Kita juga tentu tahu, bagaimana Allah swt memerintahkan umat Islam untuk membersihkan dan mensucikan diri terlebih dahulu sebelum menemui-Nya, yaitu berwudhu sebelum shalat. Meski

suci disini tidak sama dengan suci dan bersih berdasarkan pendapat umum. Karena sesuatu yang bersih belum tentu suci menurut Islam. Contoh paling jelas adalah tayamum, yang merupakan pengganti wudhu. Tayamum dilakukan ketika air sulit ditemukan. Tayamum dilakukan dengan menepukkan debu ke tangan dan wajah. Sungguh aneh bukan, bagaimana mungkin debu dapat menggantikan air? Dapatkah debu membersihkan kotoran ?? Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nimat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS Al-Maidah (5): 6). Ternyata jawabannya dapat ! Belakangan ini Ilmu Pengetahuan dan Sains membuktikan bahwa debu mampu mengangkat kotoran yaitu kotoran elektron yang menempel pada tubuh kita. Untuk diketahui, kotoran jenis ini berpotensi mengganggu keseimbangan tubuh. Inilah yang dimaksudkan-Nya demi menyempurnakan nikmat-Nya. Subhanalllah ! ( baca : http://vienmuhadi.com/2011/07/12/hikmah-dibalik-tayamum/ ). Temuan tersebut juga berhasil memberikan jawaban mengapa perintah wudhu ( dengan air) itu cukup hanya dengan membasuhnya, bukan menyiram apalagi sampai menggunakan sabun. Dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa suci yang selama ini biasa diartikan sebagai bersih dari hadats/kotoran ternyata juga bersih dari kotoranelektron. Begitu pula dengan pepatah Kebersihan Sebagian Dari Iman yang sering dianggap sebagai hadits. Karena yang tepat Rasulullah bersabda Bersuci Adalah Sebagian Dari Iman.

Sesungguhnya Allah Taala adalah baik dan mencintai kebaikan, bersih dan mencintai kebersihan, mulia dan mencintai kemuliaan, dermawan dan mencintai kedermawanan. Maka bersihkanlah halaman rumahmu dan janganlah kamu menyerupai orang Yahudi. (HR. Tirmidzi) Hadits diatas jelas mencerminkan betapa Allah swt mencintai kebersihan. Bahkan saking pentingnya Ia merasa perlu menyebutkan bersihkan halaman rumah. Maka bila halaman rumah saja harus bersih apalagi bagian dalam rumahnya Ironisnya, dalam kehidupan keseharian kita di negri yang mayoritas penduduknya mengaku Muslim ini, kebersihan tampaknya hanyalah sebuah isapan jempol belaka. Ini tercermin dari toilet-toilet umum yang sebagian besar terlihat jorok, kotor dan bau. Bahkan mukena, pakaian Muslimah yang biasa digunakan untuk menghadap-Nya, yang tersedia di masjid-masjid, sering terlihat kotor dan apek ! Tidak jarang pula lingkungan sekolah, pesantren dan masjid yang notabene adalah tempat orang berilmupun keadaannya setali tiga uang alias sama kotor dan joroknya dengan tempat umum. Lupakah umat Islam bahwa tempat yang kotor dan jorok adalah tempat yang paling disukai jin dan syaitan, musuh terbesar manusia ? Begitupun berbagai bencana dan malapetaka seperti banjir misalnya, yang seringkali terjadi akibat tidak terjaganya kebersihan. Ini terjadi karena orang membuang sampah di bantaran sungai. Hingga akhirnya sungai menjadi dangkal dan tidak mampu menampung air yang melimpah ketika hujan datang. Ataupun bebagai jenis penyakit yang timbul karena orang tidak menjaga kebersihan. Misalnya tidak mencuci tangan sebelum makan, tidak menutup atau membungkus makanan dengan cukup baik hingga lalatpun datang mencicipinya. Atau meludah dan buang air sembarangan, tidak disiram pula .. hingga kumanpun bebas berkembang biak. Lalu kapan Islam akan kembali mencapai puncaknya bila untuk menjaga kebersihan saja tidak mampu atau tidak mau ??? Bagaimana kita bisa berharap pertolongan Allah akan datang bila sifat dan keinginan-Nya saja kita tidak tahu ?

Allah Taala adalah bersih dan mencintai kebersihan.

Banyak ayat Al-quran dan hadits yang menjelaskan tentang kebersihan dan kesucian serta memerintahkan umatnya agar selalu bersih dan suci,antara lain: Firman Allah SWT : ( : Artinya Dan pakaianmu bersihkanlah (QS. Al-Mudatsir ayat 4) Bisa dilihat bahwa Allah telah menciptakan dalam hamba-Nya kekurangan untuk mengingatkan mereka akan ketergantungan mereka kepada-Nya. Jelas bahwa menjadi kotornya tubuh seseorang dan lingkungan dalam waktu singkat merupakan contohnya. Tetapi Allah telah menunjukkan kepada manusia bagaimana cara untuk mengatasi kekurangan ini dan telah memberikan nikmat berupa tersedianya sabun mandi dan sabun cuci untuk kita. Allah memberitahu hal ini kepada kita dalam Al Quran: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan; sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS Alam-Nasyrah, 94: 5-6) Kemampuan untuk memperhatikan rahasia penciptaan nikmat dan bersyukur kepada Allah atas hal itu hanya dimiliki oleh orang beriman yang dikaruniai pemahaman. Saat seseorang yang beriman sedang membersihkan dirinya, di pagi hari atau di waktu lain di hari tersebut, ia berterima kasih kepada Allah yang telah menyediakan alat-alat pembersih yang dia gunakan. Karena dia tahu bahwa Allah mencintai kebersihan dan orang yang bersih, dia memandang pembersihan diri sebagai ibadah kepada Allah dan berharap meraih ridha-Nya. Dia dengan senang hati mematuhi apa yang diperintahkan Allah dalam ayat 4 dan 5 Surat Al Muddatstsir: / )

dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah. (QS Al Muddatstsir, 74: 4-5) Dalam ayat berikut diterangkan peristiwa saat perang Badar. Allah berfirman bahwa Dia menurunkan hujan dari surga untuk manusia agar mereka membersihkan diri mereka dan untuk keperluan lainnya. (Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman dari-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan darimu gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu). (QS Al Anfal, 8:11) Air merupakan kebutuhan mendasar yang dibutuhkan manusia untuk membersihkan diri, harta benda dan rumah mereka. Selain dapat membersihkan kotoran yang terlihat dan bakteri yang tak terlihat, air juga mampu membuat kita merasa tenang. Saat air membasuh tubuh, air akan menghilangkan elektron statis yang menyebabkan rasa lelah dan pegal. Kita tidak dapat melihat elektron statis di tubuh kita, tetapi elektron statis ini akan kita sadari karena adanya suara menghentak di saat kita membuka baju hangat. Ini adalah kejutan listrik kecil karena kita menyentuh sesuatu atau karena gerakan rambut kita. Saat kita membersihkan badan, kita menghilangkan elektron statis yang telah terkumpul sehingga badan terasa ringan dan nyaman. Sejuknya udara setelah hujan reda juga merupakan bukti bahwa air telah membersihkan elektron statis di udara. Allah menyukai orang yang bersih dan berpenampilan rapi. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa ayat Al Quran yang memuji kebersihan tubuh para penghuni Surga. Allah berfirman " Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan. ." (QS At Tur, 52:24) dan dalam ayat lainnya Allah berfirman bahwa di sana terdapat istri-istri (bidadari) yang terpelihara bagi mereka di Surga (QS Al Baqarah, 2:25; QS Ali 'Imran 3:15; QS An Nisa', 4:57)

Sebagian manusia mementingkan penampilan rapi hanya apabila mereka ingin disukai orang lain; mereka tidak peduli pada penampilan dan kebersihan mereka di saat orang lain tidak ada. Merasa tenang berjalan di dalam rumah hingga malam hari tanpa membersihkan diri, wajah yang kotor, dan bau napas tak sedap, tidak terurus, tempat tidur tidak tertata dan kamar yang tidak dirapikan disebabkan oleh pendapat yang keliru ini. Padahal, Allah menyeru kaum Muslimin untuk menciptakan lingkungan yang terbaik dan terbersih bagi diri mereka sendiri dan memerintahkan setiap orang untuk menjaga kebersihan sebaik mungkin dalam segala hal mulai dari makanan dan pakaian sampai pada tempat tinggal mereka. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS Al Baqarah, 2:168) Mereka bertanya kepadamu, "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?" Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik " (QS Al Ma'idah, 5:4) (Nabi) yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk (QS Al A'raf, 7:157) Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat sholat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud." (QS Al Baqarah, 2:125) Sementara gaya hidup orang-orang jahiliah membuat mereka menciptakan lingkungan yang tidak nyaman dan tidak sehat untuk ditinggali dengan tangan mereka sendiri, kaum Muslimin, sesuai dengan ajaran Al Quran, menjalani hidup yang baik di dunia. Orang-orang jahiliah menciptakan lingkungan yang menyulitkan diri mereka sendiri dan orang lain di sekitarnya, sementara kaum muslimin menata hidup mereka di tempat yang sehat dan menumbuhkan semangat, tempat setiap orang dapat hidup dalam kenyamanan dan kedamaian pikiran.

Singkatnya, sesuai dengan ajaran Al Quran, orang beriman akan bersih diri dan berpenampilan baik, bukan untuk orang lain, tetapi karena demikianlah yang dikehendaki oleh Allah dan secara alami, karena cara inilah yang terasa paling nyaman. Dengan membersihkan tempat tinggal mereka, mereka merasakan kesenangan yang berlimpah karena menciptakan lingkungan yang membuat orang lain merasa nyaman di dalamnya; dalam hal kebersihan mereka tidak sedikit pun menunjukkan keengganan, dan mereka senantiasa berusaha sekuat tenaga agar bersih dan berpenampilan baik. http://harunyahya.com/indo/anak/muslim/muslim_02.html

Ada pun ayat-ayat Al-Quran dan hadits tentang kebersihan salah satunya adalah : Allah Subhanahu wa Taala berfirman,

Sesungguhnya, orang-orang musyrik adalah orang-orang yang najis. (Qs. at-Taubah/9: 28).

. Siapa yang ber-wudhu, dan ia memperbagus wudhu-nya, maka akan keluar kesalahankesalahan dirinya dari jasadnya hingga keluar pula melalui bawah kuku-kukunya. (HR. Muslim).[5]

Yang artinya : sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri . al- baqorah ayat 222:

"Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya musyrikin adalah najis (kotor). Maka, jangan sampai mereka mendekati Masjidil Haram setelah tahun ini". (Q.S. At-Taubah [9]: 28) Hadits Rasulullah, Sepuluh macam dari fitrah yaitu memotong kumis, memelihara jenggot, bersiwak, menghirup air ke hidung, memotong kuku, membasuh lekuk telinga atau sela-sela kuku jari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, cebok dan berkumur. (HR. Muslim)[2].

"Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: 'Bersihkanlah rumah-Ku untuk orangorang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujudi'." (QS. Al-Baqarah: 125)

"Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bershalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih." (QS. At-Taubah: 108) http://m.voa-islam.com/news/ibadah/2010/01/06/2434/bersuci-dan-urgensinya-dalam-ibadah/ 025.048 "Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa khabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih "

1. Hai orang yang berkemul (berselimut), 2. bangunlah, lalu berilah peringatan! 3. dan Tuhanmu agungkanlah! 4. dan pakaianmu bersihkanlah, 5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah, (QS [74] : 1- 5)

"....Allah SWT tidak hendak menyusahkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu." [Q.S. Al Maidah: 7

Menjaga Kebersihan Diri Sendiri Dan Lingkungan Sekitar Kita D i r i w a y a t k a n d a r i S a a d b i n A b i W a q a s d a r i b a p a k n ya , d a r i Rasulullah saw. : Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukaihal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, DiaMahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempat mu (HR. Tirmizi)