tugas akp aktiva

13

Click here to load reader

Upload: ishimarui

Post on 05-Jul-2015

134 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas akp aktiva

  2. Pengertian Aktiva dan Aktiva TetapPengertian aktiva menurut Yusuf (1999:22) menerangkan : “Aktivaada l ah sumbe r–sumber eknomi yang d imi l i k i pe rusahaan yang b i a sa dinyatakan dalam satuan uang”

Sedangkan menurut Sugiri dan Sumiyana. (1996:12) menjelaskan : “aktivaialah manfaat ekonomik dimasa mendatang yang cukup pasti, yangdiperoleh atau dikuasai oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksiatau peristiwa masa lampau.”

Dari pengertian aktiva diatas dapat disimpulkan bahwa aktiva merupakansumberekonomi dimasa mendatang yang cukup pasti yang dimilikiperusahaan sebagai hasil akhir dari transaksi atau peristiwa masa lampau.

Ak t iva t e t ap ada l ah ak t i va - ak t i va yang be rwu jud yang s i f a t nya relative permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yangnormal.

Istilah relative permanent menunjukkan sifat yang bersangkutandapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Pengertian aktiva tetap yang ada didalam Standart Akuntansi Keuangan(SAK No.16) adalah: “Aktiva tetap adalah aktiva yang berwujud yangd ipe ro l eh da l am ben tuk s i ap paka i a t au d ibangun l eb ih dahu lu , yangd igunakan da l am ope ra s i pe rusahaan t i dak d imaksudkan un tuk d i j ua l dalam rangka kegiatan normal perusahaan yang mempunyai masa manfaatlebih dari satu tahun.

Aktiva Tetap dapat di peroleh melalaui :

1. Pembelian Tunai maupun Kredit

2. Penukaran : Dengan Aktiva lain baik yang sejenis maupun tidak sejenis

3. Sumbanagan atau Hibah.

Nilai Perolehan atau biaya perolehan Aktiva Tetap menurut PSAK 16:14  adalah seluruh biaya yang dikeluarkan kepada pembeli termasuk biaya tambahan  dari awal proses pembelian hingga aktiva tersebut siap digunakan. Contoh biaya perolehan Aktiva Tetap :

(b) biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar-muat (handling costs);

(c) biaya pemasangan (installation costs); dan

Page 2: tugas akp aktiva

(d) biaya profesional seperti arsitek dan insinyur.

Biaya bunga atas pembelian kredit tidak termasuk sebagai biaya perolehan aktiva tetap dikarenakan bunga tersebut tidak menentukan nilai perolehan barang tersebut namun bunga ditentukan atas nilai perolehan barang yang ditetapkan oleh penjual.

Contoh : Dibeli mesin dengan perincian :

Harga Mesin : 1.000.000

Biaya angkut : 75.000

Biaya Pemasangan : Rp.50.000

Total biaya yang harus dibayar : Rp. 1.125.000,-

Maka Jurnal :

Dr. Mesin     1.125.000

Kr.                 1.125.000

Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan, yaitu pada saat aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diiinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen (psak 16 paragraf 58)

PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL (psak 16 paragraf 29-45)

01. Suatu entitas harus memilih model biaya (cost model) dalam paragraf 30 atau model revaluasi (revaluation model) dalam paragraf 31 sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama.

Model Biaya

02. Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.

Model Revaluasi

03. Setelah diakui sebagai aset, suatu nilai aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi

Page 3: tugas akp aktiva

dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca.

04. Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi profesional berdasarkan bukti pasar. Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.

05. Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penetuan nilai wajar karena dari sifat dari aset yang khusus dan jarang diperjual-belikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, entitas mungkin perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti yang telah disusutkan. (depreciated replacement cost approach).

06. Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aset tetap yang direvaluasi. Jika nilai dari aset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya,

maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan. Beberapa nilai aset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan. Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan. Namun demikian, aset tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.

07. Apabila suatu aset tetap direvaluasi, akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlukan dengan salah satu cara berikut ini :

(a)Disajikan kembali secara proporsional dengan perubahan dalam jumlah tercatat brotu dari aset sehingga jumlah tercatat aset setelah direvaluasi sama dengan jumlah revaluasian. Metode ini sering digunakan apabila aset revaluasi dengan cara member indeks untuk menentukan biaya penganti yang telah disusutkan; atau

(b) Dieliminsi terhadap jumlah tercatat bruto dari aset dan jumlah tercatar neto setelah dieliminasi disajikan kembali direvaluasikan dari aset tersebut. Metode ini sering digunakan untuk bangunan.

08. Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi.

09. Suatu kelompok aset tetap adalah pengelompokan aset yang memiliki sifat dan keguanaan yang serupa dalam operasi normal entitas. Berikut adalah contoh dari kelompok aset yang terpisah:

(a) Tanah;(b) Tanah dan bangunan;(c) Mesin;(d) Kapal;(e) Pesawat udara;(f) Kendaraan bermotor;

Page 4: tugas akp aktiva

(g) Perabotan; dan(h) Peralatan kantor.

10. Aset-aset dalam suatu kelompok tetap harus direvaluasi secara bersamaan untuk menghindari revaulasi aset secara selektif dan bercampurnya biaya perolehan dan nilai lainnya pada saat yang berbeda-beda. Namun, suatu kelompok aset dapat direvaluasi secara bergantiaan (rolling basis) sepanjang revaluasi dari kelompok aset tersebut dapat diselesaikan secara lengkap dalam waktu yang singkat dan sepanjang revaluasi di mutakhirkan.

11. Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikredit ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laporan laba rugi.

12. Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Namun, penurunan nilai akibat revaluasi tersebut langsung didebit ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut.

13. Surplus revaluasi aset tetap yang tekah disajikan ekuitas dapat dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya. Hal ini meliputi pemindahan sekaligus surplus revaluasi pada saat penghentian atau pelepasan aset tersebut. Namun, sebagian surplus revaluasi tersebut dapat dipindahkan sejaalan dengan pengunaan aset oleh entitas. Dalam hal ini, surplus revaluasi dipindahkan ke saldo laba adalah sebesar perbedaan antara jumlah penyusutan berdasarkan nilai revalusian aset dengan jumlah penyusutan berdasarkan biaya perolehan aset tersebut. Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba tidak dilakukan melalui laporan laba rugi.

14. Dampak atas pajak penghasilan, jika ada, yang dihasilkan dari revaluasi aset tetap diakui dan diungkapkan sesuai dengan PSAK No. 46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan.

15. Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi dalam pengukuran aset tetap, maka perubahan tersebut berlaku prospektif.

16. Paragaraf 43 juga berlaku untuk ketentuan transisi.

17. Jika dalam suatu entitas terdapat aset tetap yang tersedia untuk dijual, maka perlakuan akuntansi untuk aset tersebut adalah sebagai berikut:

(a) Diakui pada saat dilakukan penghentian operasi;(b) Diukur sebesar nilai yang lebih rendah dari jumlah tercatatnya dibandingkan nilai wajar

setelah dikurangi dengan biaya-biaya penjualan aset tersebut;(c) Disajikan sebagai aset tersedia untuk dijual, jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan

melalui transaksi penjualan dari penggunaan lebih lanjut.(d) Diungkapkan dalam laporan keuangan dalam rangka evaluasi dampak penghentian

operasi dan pelepasan aset (aset tidak lancar).

Page 5: tugas akp aktiva

PENJUALAN AKTIVA TETAP – Perlakuan Akuntansi

Salah satu jenis penarikan aktiva adalah PENJUALAN AKTIVA TETAP. Perlakuan Akuntansinya (Prosedur, perhitungan, pencatatan dan pelaporan -nya) akan dibahas di artikel ini, termasuk aspek perpajakan -nya.

Pada dasarnya, tidak satupun perusahaan bermaksud dan merencanakan untuk menjual aktiva tetapnya, karena aktiva tetap dibeli dimaksudkan untuk dipergunakan selama umur ekonomisnya untuk menjaga kelangsungan usaha (entah untuk berproduksi, dijadikan tempat usaha, dijadikan peralatan kerja, dan lain sebagainya).

Akan tetapi ada kondisi-kondisi (read: reason) tertentu yang menyebabkan perusahaan menjual aktiva tetapnya, antara lain:

[-]. Karena perusahaan kekurangan supply dana, sehingga perusahaan dengan terpaksa menjual aktiva tetap-nya untuk memperoleh tambahan dana entah untuk modal kerja, atau untuk memenuhi kewajiban (bayar hutang) jangka pendek/panjang-nya.

[-]. Karena perusahaan berganti jenis product, sehingga mesin-mesin dan perlatan tertentu tidak diperlukan lagi (tidak memberi manfaat lagi). Hal ini biasanya terjadi pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang memproduksi “fast moving product”, misalnya: Perusahaan Apparel, perubahan trend mode akan membuat perusahaan tidak mempergunakan mesin untuk jenis pengerjaan bagian tertentu lagi.

[-]. Karena perusahaan berganti technology, misalnya: perusahaan menjual semua computer ber spesifikasi Pentium III, karena perusahaan akan membeli computer yang berspefisifikasi Pentium IV. Atau perusahaan menjual monitor non-flat karena akan menggunakan flat-monitor.

[-]. Karena perusahaan akan ditutup (berhenti beroperasi) karena alasan tertentu.

Contoh Kasus:

Pada tanggal 18 April 2008, PT. ROYAL BALI CEMERLANG menjual salah satu mesin produksinya seharga Rp 15,000,000. Dahulunya dibeli pada tanggal 22 February 2005 dengan harga perolehan sebesar Rp 25,000,000.

Catatan:

PT. Royal Bali Cemerlang menggunakan metode garis lurus untuk menghitung penyusutan aktiva tetapnya, tanpa “Salvage Value (nilai residu)”, umur ekonomis (life time) mesin diperkirakan 8 Tahun. Posisi Aktiva Tetap Mesin PT. Royal Bali Cemerlang per 31 Des 2007 adalah sebagai berikut:

Page 6: tugas akp aktiva

Perolehan = Rp 25,000,000Accum Deprec = (Rp 8,854,167)----------------------------------------Nilai Buku = Rp 16,145,833

Prosedur dan Perlakuan-nya:

Step-1: Update Buku Aktiva Tetap

[-]. Hitung Penyusutan 01 January – 18 Maret 2008:

Karena mesin dijual pada tanggal 18 April 2008, dimana tanggal 18 sudah melewati tengah bulan, oleh karenanya untuk bulan April dianggap mesin telah dipergunakan selama satu bulan penuh (jika dibawah tanggal 15 maka dianggap belum dipergunakan), maka.

Penyusutan 01 Jan – 18 Apr 2008:

4/12 x (25,000,000/8) = Rp 1,041,667

[-]. Bebankan Penyusutan dengan jurnal:

[Debit]. Depreciation = Rp 1,041,667[Credit]. Accum Deprec = Rp 1,041,667

Catatan: Jurnal di atas akan menambah "Depreciation Cost" dan menambah "Accum Deprec" mesin sebesar Rp 1,041,667

Sehingga "Accum Deprec Mesin" per tanggal 18 April 2008 adalah:

Accum Deprec per 31 Dec 2007 = Rp 8,854,167Accum Deprec 01 Jan-18 Apr 2008 = Rp 1,041,667-------------------------------------------------------------Accum Deprec per 18 April 2008 = Rp 9.895,833

Dan nilai "Buku Aktiva Tetap Mesin" per 18 April 2008 adalah:

Rp 25,000,000 – Rp 9,895,833 = Rp 15,104,167

Langkah berikutnya adalah penghapusan

Step-2: Penghapusan Aktiva Tetap Mesin

Aktiva Tetap Mesin dihapus dengan jurnal:

[Debit]. Kas/Piutang = Rp 15,000,000,-

Page 7: tugas akp aktiva

[Debit]. Accum Deprec Mesin = Rp 9,895,833[Debit]. Rugi Penjualan Aktiva = Rp 104,167[Credit]. Aktiva Tetap Mesin = Rp 25,000,000

Catatan:

Jurnal di atas akan:

(-). Menghapus Aktiva Tetap Mesin dan Akumulasi penyusutannya. Penghapusan terjadi karena posting Aktiva Tetap Mesin di masukkan di credit (berlawanan dengan perolehan aktiva tetap mesin yang berada di debit) dan Deprec Accum di masukkan ke sisi Debit (berlawanan dengan saldonya yang berada di sisi credit).

(-). Mencatat Kas masuk atau mengakui piutang sebesar nilai penjualan

(-). Mengakui Rugi Penjualan Aktiva Tetap sebesar selisih antara harga perolehan dengan (Kas+ Accum Deprec), dengan kata lain selisih antara nilai buku aktiva tetap setelah di-update dengan nilai penjualan.

Bagaimana jika mesin dijual seharga Rp 16,000,000?

Jurnalnya:

[Debit]. Kas/Piutang = Rp 16,000,000,-[Debit]. Accum Deprec Mesin = Rp 9,895,833[Credit]. Aktiva Tetap Mesin = Rp 25,000,000[Credit]. Laba Penjualan Aktiva = Rp 895,833

Catatan: terjadi Laba dan diakui sebagai Laba Penjualan Aktiva Tetap sebesar Rp 895,833, yang dihitung dengan cara mencari selisih antara Nilai Buku Aktiva Tetap Mesin dengan Nilai Penjualan (Rp 6,000,000 - Rp 15,104,167).

Pelaporan Laba/Rugi Penjualan Aktiva Tetap

Laba atau Rugi Penjualan Aktiva Tetap di laporkan pada “Laporan Laba/Rugi” masuk dalam kelompok “Pendapatan Lain-Lain” bernilai positif jika untung, dan bernilai negative jika rugi.

Pertukaran aktiva (psak 16 par 24-27)

Page 8: tugas akp aktiva

18. Satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran aset non-moneter, atau kombinasi aset moneter dan non-moneter. Pembahasan berikut mengacu pada pertukaran satu aset non-moneter dengan aset non-moneter lainnya, tetapi hal ini juga berlaku untuk semua pertukaran yang dijelaskan dalam kalimat sebelumnya. Biaya perolehan dari suatu tetap diukur pada nilai wajar kecuali:

(a) Transaksi pertukaran tidak dimiliki substansi komerial; atau(b) Nilai wajar dari aset yang diteriam dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal.

Entitas tidak dapat segera menghentikan pengakuan aset meskipun perolehan aset yang diserahkan diukur dengan cara seperti di atas. Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.

19. Entitas menentukan apakah suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial atau tidak dengan mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan diharpakan dapat berubah sebagai akibat dari transaksi ini. Suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial jika:

(a) Konfigurasi (risiko, waktu, dan jumlah) arus kas atas aset yang diterima berbeda dari konfigurasi aset yang diserahkan; atau

(b) Nilai khusus entitas dari kegiatan operasional entitas yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut berubah sebagai akibat dari pertukaran; dan

(c) Selisih pada (a) atau (b) adalah relatif siginifikan terhadap nilai wajar dari aset yang dipertukarkan

Untuk tujuan penentuan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial, nilai khusus entitas dari kegiatan operasional entitas yang dipengaruhi oleh transaksi harus merupakan arus kas setelah pajak. Hasil analisis ini didapat tanpa memerlukan perhitungan yang rinci.

20. Nilai wajar aset yang tidak memiliki transaksi pasar serupa, dapat diukur secara andal jika :

(a) Variabilitas estimasi rentang nilai wajar yang masuk akal (wajar) untuk aset tersebut tidak sigifikan; atau

(b) Probabilitas dari beragam estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara memadai dan digunakan dalam mengestimasi nilai wajar.

Jika entitas dapat menentukan nilai wajar secara andal, baik dari aset yang diterima atau yang diserahkan, maka nilai wajar dari aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur biaya perolehan dari aset yang diterima kecuali jika nilai wajar aset yang diterima lebih jelas.

21. Biaya perolehan aset tetap yang di catat oleh lesee dalam sewa pembiayaan ditentukan sesuai dengan PSAK No. 30 tentang Sewa.

Hibah / sumbangan (psak 16 )

22. Aset tetap yang diperoleh dari hibah pemerintah tidak boleh diakui samapi diperoleh keyakinan bahwa:

Page 9: tugas akp aktiva

(a) Entitas akan memenuhi kondisi atau prasyarat hibah tersebut; dan(b) Hibah akan diperoleh

Impairment

23. Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mengalami penurunan nilai, entitas menerapkan PSAK No. 48 tentang Penurunan Nilai Aset. Pernyataan tersebut menjelaskan bagaimana entitas me-review jumlah tercatat asetnya, bagaimana menentukan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset, dan kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.

Kompensasi untuk Penurunan Nilai

24. Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilia, hilang, atau dihentikan harus dimasukan dalam laporan laba rugi pada saat kompensasi diakui menjadi piutang.

25. Penurunan nilai atau kerugian aset tetap, klaim atas atau pembayaran kompensasi dari pihak ketiga, dan pembelian atau konstruksi selanjutnya atas penggantian aset adalah peristiwa ekonomi yang terpisah dan dicatat secara terpisah dengan ketentuan sebagai berikut:

(a) Penurunan nilai aset tetap diakui sesuai dengan PSAK No. 48;(b) Penghentian pengakuan aset tetap yang using atau dilepas ditentukan sesuai dengan

pernyataan ini;(c) Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai hilang,

atau dihentikan harus dimasukan dalam penentuan laba atau rugi pada saat kompensai diakui pada saat menjadi piutang; dan

(d) Biaya perolehan aset tetap yang diperbaiki, dibeli, atau dikonstruksi sebagai pengganti ditentukan sesuai dengan Pernyataan ini.