tugas akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

64
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menyebabkan tingginya kebutuhan akan pemanfaatan energi di berbagai aspek kehidupan. Salah satu sumber energi yang paling banyak digunakan hingga saat ini adalah sumber energi listrik. Energi listrik mempunyai banyak keunggulan dibandingkan sumber energi lain, demikian juga sebaliknya. Hal inilah yang menyebabkan energi listrik merupakan salah satu pilihan utama pemakaian energi. Tingginya kebutuhan akan tenaga listrik tersebut, maka dibutuhkan suatu sistem pengelolaan energi listrik, ini agar energi listrik tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan energi listrik saat ini maupun di masa mendatang. Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan sistem tenaga listrik

Upload: praeyhaag

Post on 08-Jul-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini

menyebabkan tingginya kebutuhan akan pemanfaatan energi di berbagai

aspek kehidupan. Salah satu sumber energi yang paling banyak

digunakan hingga saat ini adalah sumber energi listrik. Energi listrik

mempunyai banyak keunggulan dibandingkan sumber energi lain,

demikian juga sebaliknya. Hal inilah yang menyebabkan energi listrik

merupakan salah satu pilihan utama pemakaian energi.

Tingginya kebutuhan akan tenaga listrik tersebut, maka dibutuhkan suatu

sistem pengelolaan energi listrik, ini agar energi listrik tersebut dapat

dimanfaatkan secara maksimal guna memenuhi kebutuhan masyarakat

akan energi listrik saat ini maupun di masa mendatang. Oleh karena itu,

diperlukan suatu perencanaan sistem tenaga listrik seperti desain sistem

pembangkit, jaringan transmisi dan sistem jaringan distribusinya.

Salah satu bagian dari sistem tenaga listrik yang menyalurkan energi

listrik dari pusat pembangkit sampai ke konsumen atau pelanggan adalah

sistem distribusi. Sedangkan salah satu komponen sistem distribusi yang

memegang peranan cukup penting dalam penyaluran daya adalah

transformator dan jaringan distribusinya.

Page 2: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

Sistem distribusi mempunyai fungsi yang penting sebagai komponen dari

sistem tenaga listrik khususnya dalam penyaluran tenaga listrik

kekonsumen maka perlu dilakukan suatu studi sebagai salah satu upaya

memaksimalkan pemenuhan kebutuhan energi listrik terhadap konsumen

(masyarakat).

1.2.        Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah sistem jaringan distribusi yang ada di PT. PLN

(Persero) Ranting Watang Sawitto yang digunakan dalam

upaya pendistribusian  energi listrik ke masyarakat?

b. Bagaimanakah mengukur kapasitas daya transformator distribusi

untuk 1 fasa dan 3 fasa?

c. Bagaimanakah sistem pemeliharaan yang dilakukan pada jaringan

distribusi dan transformator pada PT. PLN (Persero) Ranting watang

sawitto.

1.3.        Tujuan penulisan

1.    Untuk mengetahui sistem jaringan distribusi yang ada di PT. PLN

(Persero) Ranting Watang Sawitto yang digunakan dalam

upaya pendistribusian  energi listrik ke masyarakat?

2.    Untuk mengetahui cara mengukur kapasitas daya transformator

distribusi untuk 1 fasa dan 3 fasa?

3.    Untuk mengetahui sistem pemeliharaan yang dilakukan pada jaringan

distribusi dan transformator pada PT. PLN (Persero) Ranting watang

sawitto.

Page 3: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

1.4.        Batasan Masalah

Studi jaringan distribusi pada PT.PLN (Persero) Ranting Watang Sawitto

difokuskan pada wilayah kota pinrang, meliputi :

1.    Analisa terhadap hasil pengukuran triwulan (3 bulan) pada gardu

bulan September 2010

2.    Sistem pemeliharaan terhadap transformator dan jaringan distribusi

yang digunakan

1.5.        Metode Penelitian

a. Survey

Survey adalah melakukan kunjungan atau pengamatan langsung

pada PT. PLN (Persero) Ranting Watang Sawitto untuk

mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas

akhir

b. Wawancara

Wawancara adalah mengadakan tatap muka atau wawancara

secara langsung dengan pimpinan perusahaan serta beberapa staf

personalia yang ada kaitannya dengan penyusunan tugas akhir ini.

c. Studi literature

Studi literatur adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan

mengadakan studi dari buku-buku/pustaka yang berkaitan dengan

masalah yang dibahas dalam penulisan ini

Page 4: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

1.6.        Sistematika Penulisan

Untuk menggambarkan mengenai isi penulisan Tugas Akhir ini maka

penyusun menguraikan secara singkat sistematika penulisan pada tugas

akhir ini yang dibagi dalam 5 (Lima) Bab, yaitu :

Bab I              Pendahuluan

Bab ini menguraikan secara singkat tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan

sistematika penulisan.

Bab II             Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini dipaparkan mengenai uraian umum, jaringan distribusi,

gardu distribusi, dan transformator distribusi.

Bab III            Pengaman Pada Sistem Jaringan Distribusi

Dalam bab ini membahas tentang pengaman dan peralatan jaringan

distribusi

Bab IV            Evaluasi Studi Jaringan Distribusi

Bab ini menguraikan secara singkat tentang jenis-jenis gardu distribusi

dan sistem pemeliharaan terhadap transformator dan jaringan distribusi

yang digunakan pada PT. PLN (Persero) Ranting watang sawitto

Bab IV            Penutup

                       Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulisan ini.

Page 5: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.        Umum

Secara garis besar sistem tenaga listrik terbagi atas tiga komponen utama

yaitu bagian pembangkit, bagian transmisi, dan bagian distribusi.

PT. PLN (Persero) Ranting watang Sawitto merupakan salah satu bagian

yang di bawahi oleh  PT. PLN  (Persero) Cabang Pinrang Wilayah

SULTANBATARA (Sulawesi selatan, sulawesi barat dan sulawesi

tenggara) dan PT. PLN (Persero) Ranting watang Sawitto sendiri

membawahi 2 (dua) unit kantor pelayanan yaitu Kantor pelayanan Tiroang

dan Kantor pelayanan Malimpung.

Distribusi tenaga listrik  PT. PLN (Persero) Ranting Watang Sawitto di

suplai dari Gardu Induk Pinrang yang melayani 6 feeder, yaitu F1

Langnga, F2 Kariango, F3 Tiroang, F4 Lasinrang, F5 Jampue dan F6

Polewali.

Bagian distribusi merupakan bagian yang mendistribusikan daya listrik ke

tiap-tiap beban. Bagian ini dimulai dari gardu induk distribusi. Pada gardu

induk distribusi, tingkat tegangan subtransmisi di turunkan menjadi tingkat

tegangan distribusi primer dengan kisaran antara 6 kV sampai 30 kV.

Tegangan distribusi standar PLN adalah 20 kV.  Dari gardu induk

distribusi daya listrik di salurkan melalui jaringan distribusi primer

diturunkan menjadi tingkat tegangan distribusi sekunder dengan harga

Page 6: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

kisaran antara 127 V sampai 380 V. Tegangan standar distribusi PLN

adalah 220/380 V. Dari gardu distribusi selanjutnya daya listrik

didistribusikan kepada konsumen tegangan rendah. Disamping konsumen

tegangan rendah terdapat juga konsumen tegangan menengah yaitu 20

kV dan konsumen tegangan tinggi 150 kV.

2.2.        Jaringan Distribusi

Jaringan distribusi adalah suatu sistem jaringan yang berfungsi untuk

menyalurkan energi lisrik dari pusat listrik hingga sampai ke rumah-rumah

dan konsumen kecil lainnya (pelanggan).

Jaringan distribusi berawal dari sisi sekunder transformator daya di gardu

induk (GI) penerima dan kemudian melalui saluran tegangan menengah.

Pada gardu distribusi di hubungkan dengan penyulang-penyulang,

tegangan menengah diubah menjadi tegangan rendah memalui

transformator distribusi. Melalui perangat hubung bagi (PHB) tegangan

rendah, tenaga listrik di salurkan kesaluran udara tegangan rendah

(SUTR) atau kabel bawah tanah tegangan rendah dan selanjutnya tenaga

listrik tersebut memasuki instalasi beban.

Jaringan distribusi berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik (energi

listrik) dari gardu induk ke gardu distribusi dan mendistribusikan tenaga

listrik tersebut kebeban. Jaringan distribusi primer yang bertegangan

menengah berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari gardu induk ke

transformator distribusi yang terhubung ke beban industri.

Page 7: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

Jaringan distribusi merupakan salah satu komponen yang perlu mendapat

perhatian dan pemeliharaan yang kontinyu. Oleh karena itu, dibutuhkan

perencanaan pengembangan optimum jaringan distribusi. Perencanaan ini

harus mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku pada penyelengggara

sistem yaitu PLN. Jadi standarisasi yang di gunakan PT. PLN (Persero)

menjadi standar pokok yang selalu diutamakan dalam perencanaan

jaringan distribusi sehingga menghasilkan perencanaan yang

menguntungkan dari segi biaya dan memadai dari segi teknis.

Secara umum komponen jaringan distribusi terdiri dari tiga bagian yaitu

1.    Saluran distribusi primer

2.    Transformator distribusi

3.    Saluran distribusi sekunder

2.2.1.   Saluran Distribusi Primer

Pada  jaringan distribusi primer ada beberapa bentuk struktur dari sistem

bentuk struktur dari sistem. Bentuk-bentuk dari jaringan distribusi

primer  ini tergantung dari jenis lokasi akan di pasang dan sesuai dengan

kebutuhan. Dalam pemilihan bentuk jaringan distribusi ada beberapa

faktor yang perlu di pertimbangkan, yaitu jenis beban ( beban domestic,

beban komersial atau beban industri), daerah (kota atau desa), kepadatan

beban, faktor keindahan dan keamanan. Berdasarkan hal-hal tersebut,

maka timbul batasan-batasan dalam menentukan jaringan distribusi, yaitu:

Page 8: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

a)    Jatuh tegangan

Jatuh tegangan antara titik awal dan titik akhir pada jaringan distribusi

tidak boleh terlampau besar.

b)   Keandalan pelayanan

Gangguan pada jaringan tidak boleh terlampau sering dan lama, sehingga

kelangsungan pelayanan tetap terjaga.

c)    Fleksibilitas jaringan

Sistem jaringan distribusi mudah disesuaikan dengan perkembangan

beban.

d)   Biaya

Biaya investasi jaringan tidak boleh terlampau mahal.

Bagian-bagian dari sistem distribusi primer yaitu :

a)    Peralatan tegangan menengah pada gardu induk

Gardu induk adalah kumpulan peralatan listrik yang disusun menurut pola

tertentu yang dipengaruhi oleh fungsi masing-masing peralatan sehingga

aliran daya listrik dapat berlangsung dengan baik. Peralatan tersebut

disusun menurut pola tertentu yang pada dasarnya merupakan

pertimbangan dari segi teknis, ekonomis dan keindahannya.

Fungsi gardu induk adalah mengubah tegangan satu atau beberapa

saluran transmisi menjadi satu atau beberapa tegangan primer.

Berdasarkan konstruksi gardu induk di klasifikasikan sebagai berikut :

-          Gardu pasangan dalam

Page 9: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

Gardu induk tegangan tinggi seperti transformator utama, peralatan

penghubung dipasang di luar dan peralatan kontrol dipasang dalam

gedung.  Jenis ini memerlukan tanah yang luas tetapi biaya konstruksinya

murah dan pendinginnya mudah, sehingga bisa dipasang di daerah

pinggiran kota dimana harga tanah murah.

-          Gardu pasangan dalam

Baik peralatan tegangan tinggi seperti transformator utama, peralatan

penghubung dan sebagainya, maupun peralatan kontrol terpasang dalam

gedung. Jenis gardu ini dipakai di :

        Pusat kota

        Daerah pantai, dimana ada pengaruh kontaminasi garam

-          Gardu induk pasangan setengah bawah tanah

Gardu induk pasangan setengah bawah tanah ini merupakan gardu unduk

jenis pasangan dalam dimana sebagian peralatan tegangan tingginya

dipasang dibawah tanah.

b)   Penyulang utama

Penyulang utama adalah jaringan distribusi radial yang merupakan

saluran yang menghubungkan gardu induk dengan gardu trafo distribusi,

sehingga penyulang ini berfungsi menyalurkan daya listrik dari gardu

induk kegardu-gardu distribusi.

c)    Gardu distribusi

Gardu distribusi adalah tempat untuk mendistribusikan tenaga listrik

dengan merubah tegangan menengah menjadi tegangan rendah

Page 10: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

kemudian di salurkan ke konsumen. Gardu distribusi berfungsi untuk

menurunkan tegangan primer menjadi tegangan pelayanan dan

mendistribusikan tenaga listrik kepada para pelanggan.

Secara umum peralatan-peralatan yang sering di temukan pada gardu

distribusi (PLN Diklat ujung pandang 2000) :

-            Isolating switch (saklar pemisah), gunanya untuk menhubungkan

kabel yang datang dari arah gardu induk (incoming cable) ke rel utama

pada gardu.

-            Load break switch (saklar beban), berfungsi untuk

menghubungkan rel utama gardu distribusi dengan kabel luar (outgoing

cable) menuju arah gardu hubung.

-            Trafo distribusi, yang dihubungkan melalui saklar pemisah ke rel

utama yang diamankan sebuah sekering.

Adapun jenis-jenis gardu distribusi dapat di golongkan menurut jenis

pasangan dan jenis konstruksinya. Menurut jenis pasangan gardu

distribusi di bagi dalam :

-          Pasangan dalam, yaitu dimana semua peralatan utamanya di

tempatkan dalam ruangan tertutup.

-          Pasangan luar, yaitu gardu distribusi yang semua peralatan utama

sisi tegangan menengah dan transformator distribusi ditempatkan pada

ruang terbuka, namun sebagian peralatan penghubung dan pengaman

masih di tempatkan dalam ruangan tertutup.

Page 11: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

Menurut konstruksinya gardu distribusi dapat dikelompokkan sebagai

berikut :

-          Gardu distribusi jenis besi (metal cland)

Gardu distribusi di tempatkan pada suatu bagian peti logam yang

didudukkan di atas pondasi beton dengan kapasitas 630 kVA. Begitu juga

halnya dengan peralatan utama lainnya ditempatkan dalam box metal.

-          Gardu distribusi jenis mobil

Gardu distribusi jenis mobil di bangun diatas  sebuah kereta  (trailler) atau

semacam truk dan dapat berpindah-pindah. Gardu jenis ini di gunakan

pada lokasi yang mengalami gangguan layanan beban dari gardu

distribusi jenis lain. Gardu ini digunakan untuk pemakaian sementara atau

untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik dalam keadaan darurat.

-          Gardu distribusi jenis tiang

Gardu distribusi jenis tiang adalah gardu distribusi yang dibangun dengan

menggunakan tiang sebagai penyangga bagi peralatan - peralatan utama

gardu dengan kapasitas kecil sampai kurang dari 200KVA.

Gardu jenis tiang dibagi atas 2 macam, yaitu :

        Gardu dengan menggunakan 2 tiang, yaitu tiang dipasang dengan

bentuk  “H” dimana Transformator distribusi dan  peralatan utama lainnya

ditempatkan  diantara dua tiang tersebut.

        Dengan menggunakan 4 tiang, untuk membuat platform sebagai

tempat dudukan transformator distribusi sedangkan peralatan utama

lainnya dipasang antara tiang lebih tinggi dari dua tiang lainnya.

Page 12: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

Pemakaian gardu distribusi jenis konstruksi tiang menggunakan 4 tiang

sesuai kondisi tanah yang beresiko tinggi terhadap longsor.

-          Gardu distribusi jenis beton atau batu

Gardu distribusi ini dibangun dengan diinding drop dan atap terbuat dari

beton tertulang, bata, ubin yang dapat menahan beban atau balok beton.

Jenis ini banyak digunakan untuk melayani beban - beban yang besar.

Transformator distribusi diletakkan diatas lantai yang terbuat dari beton

yang tebalnya tidak kurang dari 10 cm. sedangkan busbar dan lainnya

dipasang didinding dengan menggunakan isolator sebagai penopang.

Ada beberapa macam struktur jaringan distribusi primer yang digunakan

pada suatu sistem distribusi yaitu :

a)    Struktur radial

Struktur radial merupakan struktur yang paling sederhana dari jenis

struktur yang ada. Bentuknya di tandai dengan penyulang utama yang

keluar dari gardu induk dan bercabang-cabang menyerupai pohon, karena

strukturnya yang sederhana maka biaya konstruksi dan operasi lebih

murah. Akan tetapi keandalannya kurang baik, karena hanya dihubungkan

pada suatu sumber melalui satu jalan saja. Sehingga bila ada gangguan

pada penyulang utama dekat gardu induk maka pelayanan daya secara

keseluruhan akan terputus. Kemudian tidak dapat melayani daerah yang

sangat luas atau terlalu jauh sebab semakin luas daerah yang dilayani

oleh struktur ini semakin besar jatuh tegangan.

Page 13: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

b)   Struktur Loop (Ring)

Struktur loop ini membentuk suatu jaringan tertutup yang dimulai dari

gardu Induk melalui daerah-daerah beban dan kembali lagi ke gardu induk

yang sama. Struktur ini merupakan pengembangan dan bentuk radial,

yang mana pada operasinya dapat bekerja sebagar sistem radial biasa

yang saklar dayanya dalam keadaan terbuka. Jika terjadi gangguan, maka

bagian jaringan yang mengalarni gangguan akan diisolir, kemudian saklar

daya tertutup yang tenaga listriknya tetap dapat disalurkan. Dengan

demikian nampak bahwa keandalannva lebih baik dibandingkan dengan

sistem radial dan struktur ini sering di pakai pada daerah pusat penduduk

yang lokasinya rnenyerupai bentuk loop. Struktur loop ini lebih mahal

karena kapasitas dan konduktor yang digunakan harus sanggup untuk

menanggung beban secara keseluruhan jika salah satu penyulang yang

dekat gardu Induk mengalarni gangguan.

c)    Struktur Spindel

Struktur spindel merupakan pengembangan dan struktur loop. Spindel

berarti gelondong atan kumparan. Struktur spindel adalah suatu pola

jaringan khusus yang ditandai dengan ciri adanya sejumlah kabel yang

keluar dan suatu gardu induk (outgoing cable) menuju ke arah suatu titik

temu yang disebut gardu hubung. Struktur ini memiliki sebuah penyulang

cadangan dan sejumlah penyulang yang ditempati oleh gardu-gardu

distribusi yang disebut sebagai penyulang kerja.

Page 14: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

Pada struktur ini, jika terjadi gangguan pada salah satu penyulang kerja

maka terlebih dahuIu gangguan diisolir. Kemudian saklar daya di gardu

hubung yang terhuhung ke penyulang tersebut tertutup. Sehingga daya

listrik disalurkan rnelalui penyulang cadangan. Bentuk struktur spindel ini

dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

2.2.2.    Transformator Distribusi

Transformator distribusi adalah suatu transformator yang berfungsi

menerima tegangan dari jaringan distribusi primer yang bertegangan

menengah dan menurunkan tegangan tersebut ke tingkat tegangan

rendah, yaitu 220/380 volt Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam transformator Distribusi yaitu, yaitu :

a)    Jumlah fasa

Berdasarkan jumlah fasanya transformator dibagi dibagi atas 2 (dua)

macam, yaitu :

        Transformator 3 fasa

        transformator 1 fasa

b)   Tegangan nominal

Tegangan nominal adalah tegangan kerja yang mendasari perencanaan

dan pembuatan instalasi serta peralatan listrik. Berdasarkan tegangan

nominalnya, transformator distribusi dapat digolongkan ke dalam

beberapa bagian yaitu :

        Tegangan primer Transformator distribusi harus disesuaikan

dengan tegangan nominal pada sistem jaringan distribusi primer yang

Page 15: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

berlaku. Adapun tegangan jaringan distribusi primer yang berlaku adalah 6

kV, 12 kV, dan 20 kV.

        Tegangan sekunder yaitu tegangan nominal pada sisi sekunder

transformator distribusi yang disesuaikan dengan tegangan distribusi

sekunder yang berlaku di Indonesia, yaitu 220/380 V.

c)    Daya nominal

Daya nominal adalah daya yang mendasari pembuatan dan peralatan

listrik. Berdasarkan daya nominalnya dapat di kelompokkan transformator

distribusi sebagai berikut yaitu 50 kVA, 75 kVA, 100 kVA, 125 kVA, 160

kVA, 200 kVA, 250 kVA, 315 kVA, 400 kVA, 500 kVA, 630 kVA, 800 kVA,

1000 kVA, 1250 kVA, dan 1600 kVA.

Kapasitas dari suatu transformator distribusi untuk 3 fasa ditentukan oleh

jumlah maksimum beban yang dilayani (daya yang terpasang)

ditambahkan dengan perkembangan beban dikemudian hari (cadangan).

Terlebih dahulu menghitung daya (P) setiap fasanya, yang dirumuskan

sebagai berikut :

PR = VN x IR

PS = VN x IS

PT = VN x IR

Kemudian hasilnya dijumIahkan, rumusnya adalah

PTot 3Φ = PR + PS + PT

Dari hasilnya itu akan dijumlahkan dengan kapasitas trafo, yang

dirumuskan sebagai berikut :

Page 16: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

Kapasitas trafo = ∑ Daya terpasang + 30 % dan Daya terpasang

Sedangkan kapasitas dan suatu transfomator distribusi untuk  1 fasa

ditentukan oleh jumlah maksimum beban yang dilayani (daya yang

terpasang) ditambahkan dengan perkembangan beban dikemudian hari

(cadangan). namun sebelumnya, terlebih dahulu rnenghitung daya yang

terpasang (P).

P = I x V

2.2.3.   Jaringan Distribusi Sekunder

Saluran sekunder berfungsi untuk rnenyalurkan daya listrik dan gardu

distribusi ke rangkaian pemakai yang dihubungkan dengan panel - panel

pembagi beban. Jaringan sekunder pada sistern distibusi tenaga listrik

adalah 220/380 Volt.

Penghantar pada jaringan sekunder terdiri atas dua macam, yaitu :

a)    Penghantar telanjang dan aIuminium campuran. Bagi JTR yang

memerlukan kabel antara gardu ke tiang pertama digunakan kabel dengan

kemampuan hantar arus (KHA) satu tingkat diatas kernampuan hantar

arus penghantar telanjangnya.

b)    Penghantar berisolasi dipilin dengan penghantar fasa aluminium dan

penghantar netral aluminium campuran.

2.3.        Manajemen Pemeliharaan pada Jaringan Distribusi dan

Transformator

2.3.1.   Defenisi manajemen Pemeliharaan

Page 17: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

Secara umum, manajemen pemeliharaan yang dimaksud di sini adalah

suatu proses kegiatan pemeliharaan yang meliputi rangkaian tahapan -

tahapan kerja yang teratur secara sistematis mulai pada fase

perencanaan, pelaksanaan hingga pada fase pengendalian dan evaluasi.

Bentuk-bentuk pemeliharaan yang sering ditemui di lingkungan sehari -

hari, antara lain :

a)    Pemeliharaan Preventif

Pemeliharaan preventif adalah bentuk perneliharaan yang mencegah

terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba dengan mempertahankan

unjuk kerja jaringan agar selalu beroperasi dengan keandalan dan

efesiensi yang tinggi.

Kegiatan pokok pemeliharaan preventif ditentukan berdasarkan pada

periode waktu pemeliharaan triwulan, semester, atau tahunan. Sedangkan

berdasarkan tingkat kegiatan, pemeliharaan preventif dibedakan atas :

-          Pemeriksaan rutin

Pemeriksaan rutin adalah pemeriksaan jaringan secara visual (inspeksi)

untuk kemudian diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan - pekerjaan

pemeliharaan sesuai dengan saran (rekomendasi) dan hasil inspeksi,

antara lain penggantian, pembersihan, peneraan dan pengetesan.

-          Pemeriksaan sistematis

Pemeriksaan sistematis adalah pekerjaan pemeliharaan yang

dimaksudkan untuk menemukan kerusakan atau gejala kerusakan yang

Page 18: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

tidak dapat ditemukan/diketahui pada saat pemeriksaan seperti

penggantian, pembersihan, peneraan dan pengetesan.

b)   Pemeliharaan Korektif

Pemeliharaan korektif dapat dibedakan dalam dua kegiatan, yaitu :

terencana dan tidak terencana. Kegiatan terencana diantaranya adalah

pekerjaan perubahan/ penyempurnaan yang dilakukan pada jaringan

untuk memperoleh keandalan yang baik (dalam batas pengertian operasi)

tanpa rnengubah kapasitas semula. Sedang kegiatan yang tidak

terencana misalnya mengatasi kerusakan peralatan atau gangguan.

c)    Pemeliharaan Khusus

Pemeliharaan khusus atau disebut juga pemeliharaan darurat adalah

pekerjaan pemeliharaan untuk memperbaiki jaringan yang rusak akibat

force majeure seperti bencana alam, kebakaran, huru hara dan

sebagainya.

2.3.2.   Ruang Lingkup Pemeliharaan dan Tujuan Pemeliharaan

a)     Ruang Lingkup Pemeliharaan

          Dalam pemeliharan transformator dan jaringan distribusi, tata

laksana pengelolaan anggaran, akuntansi dan pengelolaan material yang

herhubungan dengan manajemen pemeliharaan agar berpedoman

kepada surat edaran direksi atau surat edaran yang berlaku. Disamping

itu, buku petunjuk manual dan pabrik pembuat agar dijadikan pedoman

dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan distribusi. Bila dipandang

Page 19: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

perlu agar membuat pedoman atau petunjuk teknis dalam pelaksanaan

pemeliharaan.

b)     Tujuan Pemeliharaan

          Pemeliharaan transformator dan jaringan distribusi memiliki

beberapa tujuan, antara lain :

-              Menjaga dan merawat agar peralatan/komponen dapat

dioperasikan secara optimal berdasarkan spesifikasinya sehingga sesuai

dengan umur ekonomisnya.

-              Menjamin agar peralatan atau kornponen tetap berfungsi dengan

baik untuk menyalurkan energi listrik dan pusat listrik sampai ke

konsumen (pelanggan/masyarakat).

-              Menjamin bahwa energi listrik yang diterima pelanggan selalu

berada dalam tingkat keandalan dan mutu yang baik.

Dengan demikian akan mencapai suatu tingkat keamanan yang tinggi baik

keamanan manusia (petugas dan penduduk sekitarnya) maupun

keamanan peralatan itu sendiri, serta dicapai keandalan, mutu, kualitas,

efektifitas dan efisiensi, distribusi energi listrik yang optimal.

Page 20: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

BAB III

PENGAMAN PADA SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI

3.1.        Umum

Pada saat terjadi gangguan ketidaknormalan pada sistem tenaga listrik.

misalnya adanya arus lebih, tegangan lebih, dan sebagainya. maka perlu

diambil suatu tindakan untuk mengatasi kondisi gangguan tersebut. Jika

dibiarkan, gangguan itu akan meluas keseluruh sistem sehingga bisa

merusakkan semua peralatan sistem tenaga listrik yang ada. Untuk

mengatasi hal tersebut. Mutlak diperlukan suatu sistem pengaman yang

handal. Salah satu komponen yang penting untuk pengaman tenaga listrik

adalah relai pengaman (protective relay).

Relai pengaman adalah susunan piranti, baik elektronik maupun magnetik

yang direncanakan untuk mendeteksi suatu kondisi ketidak normalan

pada peralatan listrik yang bisa membahayakan atau tidak diinginkan. Jika

bahaya itu muncul maka relai pengaman akan secara otomatis

memberikan sinyal atan perintah untuk membuka pemutus tenaga (circuit

breaker agar bagian yang terganggu dapat dipisahkan dan sistem yang

normal. Relai pengaman dapat mengetahui adanya gangguan pada

peralatan yang perlu diamankan dengan mengukur atau membandingkan

besaran - besaran yang diterimanya, misalnya arus, tegangan, daya,

sudut fase, frekuensi, impedansi, dan sebagainya sesuai dengan besaran

yang telah ditentukan.

Page 21: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

Alat tersebut kemudian akan mengambil keputusan seketika dengan

perlambatan waktu membuka pemutus tenaga atau hanya memberikan

tanda tanpa membuka pemutus tenaga. Pemutus tenaga dalam hal ini

harus mempunyai kemampuan untuk memutus arus hubung singkat

maksimum yang melewatinya dan harus mampu menutup rangkaian

dalam keadaan hubung singkat yang kemudian membuka kembali. Di

samping itu relai juga berfungsi untuk menunjukkan lokasi dan macam

gangguannya. Berdasarkan data dan relai maka akan memudahkan kita

dalam menganalisis gangguanya.

3.2.         Pengertlan Pengaman

Sistem pengaman tenaga Iistrik merupakan sistem pengaman pada

peralatan - peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik, seperti

generator, bus bar, transformator, saluran udara tegangan tinggi, saluran

kabel bawah tanah, dan lain sebagainya terhadap kondisi abnormal

operasi sistem tenaga listrik tersebut

3.3.        Fungsi Pengaman

Sistem proteksi tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada

peralatan peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik. misalnya generator,

transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi

sistem itu sendiri. Kondisi abnormal jut dapat berupa antara lain: hubung

singkat. tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron

dan lain-lain.

Dengan kata lain sistem proteksi itu bermanfaat untuk :

Page 22: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

a)    Menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-

peralatan akibat gangguan (kondisi abnormal operasi sistem). Semakin

cepat reaksi perangkat proteksi yang digunakan maka akan semakin

sedikit pengaruh gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat.

b)    Cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan, menjadi

sekecil mungkin.

c)    Dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi

kepada konsumen dan juga mutu listrik yang baik.

d)    Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh

listrik.

Pengetahuan Mengenai arus-arus yang timbul dari berbagai tipe

gangguan pada suatu lokasi merupakan hal yang sangat esensial bagi

pengoperasian sistem proteksi secara efektif. Jika terjadi gangguan pada

sistem, para operator yang merasakan adanya gangguan tersebut

diharapkan segera dapat mengoperasikan circuit-circuit breaker (CB) yang

tepat untuk mengeluarkan sistem yang terganggu atau memisahkan

pembangkit dan jaringan yang terganggu. Sangat sulit bagi seorang

operator untuk mengawasi gangguan gangguan yang mungkin terjadi dan

menentukan CB mana yang dioperasikan untuk mengisolir gangguan

tersebut secara manual.

Mengingat arus gangguan yang cukup besar, maka perlu secepat

mungkin dilakukan proteksi. Hal ini perlu suatu peralatan yang digunakan

untuk mendeteksi keadaan keadaan yang tidak normal tersebut dan

Page 23: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

selanjutnva rnenginstruksikan circuit breaker yang tepat untuk bekerja

memutuskan rangkaian atau sistem yang terganggu. Dan peralatan

tersebut kita kenal dengan relai.

3.4.        Persyaratan Kualitas Sistem Proteksi

Ada beberapa persyaratan yang sangat perlu diperhatikan dalam suatu

perencanaan sistem proteksi yang efektif, yaitu:

a)    Selektivitas dan Diskriminasi

Efektivitas suatu sistem proteksi dapat dilihat dan kesanggupan sistem

dalam mengisolir bagian yang mengalami gangguan saja.

b)   Stabilitas

Sifat yang tetap inoperatif apabila gangguan-gangguan terjadi diluar zona

yang melindungi (gangguan luar).

c)    Kecepatan Operasi

Sifat ini lebih jelas, semakin lama arus gangguan terus mengalir. semakin

besar kemungkinan kerusakan pada peralatan. Hal yang paling penting

adalah perlunya membuka bagian-bagian yang terganggu sebelum

generator - generator yang dihubungkan sinkron kehilangan sinkronisasi

dengan sistem. Waktu pembebasan gangguan yang tipikal dalam sistem-

sistem tegangan tinggi adalah 140 ms, Dimana dimasa mendatang waktu

ini hendak dipersingkat menjadi 80 ms sehingga memerlukan relai dengan

kecepatan yang sangat tinggi (very high speed relaying).

Page 24: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

d)   Sensitivitas (kepekaan)

Yaitu besarnya arus gangguan agar alat bekerja. Harga ini dapat

dinyatakan dengan besarnya arus dalam jaringan aktual (arus primer)

atau sebagai presentase dan arus sekunder (trafo arus).

e)    Pertimbangan ekonornis

Dalam sistem distribusi aspek ekonomis hampir mengatasi aspek teknis,

oleh karena jumlah feeder, trafo dan sebagainya yang begitu banyak, asal

saja persyaratan keamanan yang pokok dipenuhi. Dalam suatu sistem

transmisi justru aspek teknis yang penting. Proteksi relatif mahal, namun

demikian pula sistem atau peralatan yang dilindungi dan jaminan terhadap

kelangsungan peralatan sistem adalah vital.

f)     Realiabiitas (keandalan)

Sifat ini jelas, penyebab utama dan “outage” rangkaian adalah tidak

bekerjanya proteksi sebagaimana mestinya (mal operation).

g)   Proteksi Pendukung

Proteksi pendukung (back up) merupakan susunan yang sepenuhnya

terpisah dan yang bekerja untuk mengeluarkan bagian yang terganggu

apabila proteksi utama tidak bekerja (fail). Sistem pendukung ini sedapat

mungkin indenpenden seperti halnya proteksi utama. memiliki trafo-trafo

dan rele-rele tersendiri. Seringkali hanya triping CB dan trafo -trafo

tegangan yang dimiliki bersama oleh keduanya. Tiap-tiap sistem proteksi

utama melindungi suatu area arau zona sistem daya tertentu. Ada

kemungkiuan suatu daerah kecil diantara zona -zona yang berdekatan

Page 25: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

misalnya antara trafo-trafo arus dan circuit breaker-circuit breaker tidak

dilindungi.

3.5.        Perlengkapan Pengaman Pada Jaringan Distribusi

Jaringan distribusi yang baik adalah jaringan yang memiliki perlengkapan

dan peralatan yang cukup lengkap, baik itu peralatan guna kontruksi

maupun peralatan proteksi. Untuk jaringan distribusi sistem saluran udara,

peratan - peralatan proreksi dipasangkan diatas tiang-tiang listrik

berdekatan dekat letak pemasangan trafo, perlengkapan utama pada

sistem distribusi tersebut antara lain:

a)     Penghantar

Penghantar Berfungsi sebagai penyalur arus listrik dan trafo daya pada

gardu induk ke konsumen. Kebanyakan penghantar yang digunakan pada

sistem distribusi Begitu juga dengan beberapa kawat jaringan bawah

tanah.

b)     Recloser

Recloser Berfungsi untuk memutuskan saluran secara otomatis ketika

terjadi gangguan dan akan segera menutup kembali beberapa waktu

kemudian sesuai dengan setting waktunya. Biasanya alat ini disetting

untuk dua kali bekerja. yaitu dua kali pemutusan dan dua kali

penyambungan Apabila hingga kerja recloser yang kedua keadaan masih

membuka dan menutup. berarti telah rerjadi gangguan permanen.

Page 26: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

c)    Fuse

Fuse Berfungsi untuk memutuskan saluran apabila terjadi gangguan

beban lebih maupun adanya gangguan hubung singkat.

d)   PMT

PMT Berfungsi untuk memutuskan saluran secara keseluruhan pada tiap

output. Pemutusan dapat terjadi karena adanya gangguan sehingga

secara otomatis PMT akan membuka ataupun secara manual diputuskan

karena adanya pemeliharaan jaringan.

e)    Transformator

Transformator Berfungsi untuk menurunkan level tegangan sehingga

sesuai dengan tegangan kerja yang diinginkan.

f)     Isolator

Isolator Berfungsi untuk melindungi kebocoran arus dan penghantar,

menahan tegangan langsung.

g)   Relai Arus Lebih

Relai Arus Lebih Berfungsi berdasarkan adanya kenaikan arus yang

melebihi suatu nilai pengaman tertentu dan jangka waktu tertentu.

3.6.        Gangguan

Yang dimaksud dengan gangguan dalam operasi sistem tenaga listrik

adalah kejadian yang menyebabkan bekerjanya relai dan menjatuhkan

Pemutus Tenaga yang melalui (PMT) diluar kehendak operator, sehingga

menyebabkan putusnya aliran daya yang melalui PMT tersebut. Untuk

bagian sistem yang tidak dilengkapi PMT misalnya yang diamankan

Page 27: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

dengan sekering. maka gangguan adalah kejadian yang menyebabkan

putusnya hubungan (bekerjanya) sekering.

Ditinjau dan sifatnya, ada gangguan yang bersifat temporer dan ada yang

bersifat permanen. Yang bersifat Temporer ditandai dengan normalnya

kerja PMT setelah dimasukkan kembali, yang bersifat permanen ditandai

dengan bekerjanya kembali PMT untuk memutus daya listrik (dalam

praktek dikatakan PMT trip kembali). Gangguan permanen baru dapat

diatasi setelah penyebab Gangguannya dihilangkan. Sedangkan pada

gangguan temporer, sebab Gangguan hilang dengan sendirinya setelah

PMT trip.

Gangguan permanen bisa disebabkan karena ada kerusakan peralatan

sehingga gangguan ini baru hilang setelah kerusakan ini diperbaiki atau

karena ada sesuatu yang mengganggu secara permanen misalnya dahan

yang menimpa kawat fasa dan saluran udara dan dahan ini perlu diambil

terlebih dahulu untuk dapat memasukkan kembali PMT secara normal

dalam arti bahwa PMT tidak akan trip kembali. Gangguan temporer yang

terjadi berkali - kali dapat menyebabkan timbulnya kerusakan peralatan

dan akhirnya menimbulkan gangguan yang permanen sebagai akibat

timbulnya kerusakan pada peralatan tersebut.

3.7.        Usaha - Usaha Mengurangi Jumlah Gangguan

Karena gangguan dalam sistem tenaga listrik adalah hal yang tidak

diinginkan tetapi tidak dapat dihindarkan, maka perlu dilakukan usaha

Page 28: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

usaha untuk mengurangi jumlah gangguan dengan memperhatikan hasil

analisa gangguan.

Usaha - Usaha untuk mengurangi jumlah gangguan dapat dilakukan

dengan :

-          Merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan peralatan sesuai

dengan bukti instruksi pemeliharaan. sehingga terjadinya Forced Outage

dapat sebanyak mungkin dicegah.

-          Membuat rencana operasi yang mencakup butir hal diatas serta

juga memperhatikan agar tidak akan ada bagian - bagian instalasi yang

mengalami beban lebih.

-          Memeriksa alat - alat pengaman (Relay - relay) secara periodik dan

juga segera setelah ada laporan yang menyatakan keraguan atas

kerjanya suatu relai. Kerjanya relay yang baik diperlukan untuk mencegah

kerusakan peralatan maupun untuk rnencegah luasnya gangguan.

-          Dalam Operasi Real Time mengikuti perkembangan cuaca

khususnya yang menyangkul petir karena penyebab gangguan terbesar

adalah petir. Jika diketahui bahwa daerah suatu SUTT sedang banyak

petir, diusahakan mengurangi bebannya.  selama ini mungkin dilakukan

dengan mengatur alokasi pembangkitan dalam sistem sehingga apabila

SUTT tersebut mengalami gangguan diharapkan tidak menimbulkan

Gangguan Kaskade.

Page 29: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

-          Menandakan analisis gerakan untuk menemukan sebab gangguan

dengan tujuan sedapat mungkin mencegah atau mengurangi

kemungkinan terulangnya gangguan yang serupa.

-          Mengembangkan sistem seirama dengan pertumbuhan beban

sehingga dapat dicegah terjadinya beban lebih dalam sistem. Untuk ini

diperlukan analisa dan evaluasi secara tenis menerus mengenai

perkembangan sistem.

-          Karena salah satu sumber gangguan yang utama adalah

kesalahan montage (pemasangan) peralatan maka perlu ada pendidikan

dan latihan secara terus menerus dengan tujuan agar kesalahan montage

peralatan dapat dihindarkan.

-          Pada SUTM dan SUTR, tanaman juga merupakan sumber

gangguan yang utama karena SUTM dan SUTR tidak mempunyai jalur

khusus yang bebas tanaman seperti halnya pada SUTT 150 KV, 70 KV

dan 30 KV sehingga untuk SUTM dan SUTR perlu ada pemeliharaan yang

intensif agar pada jalurnya tidak terdapat tanaman yang menyentuh

penghantar.

3.8.        Akibat - Akibat Gangguan

Gangguan bisa disebabkan adanya peralatan yang rusak yang

merupakan akibat gangguan. Gangguan sesungguhnya merupakan

peristiwa hubung singkat baik antar fasa maupun antara fasa denga

tanah. Apabila peristiwa hubung singkat ini tidak segera dihilangkan maka

hal ini bisa merusak peralatan seperti kawat penghantar putus. isolator

Page 30: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

pecah. Transformator arus terbakar bahkan mungkin juga. transformator

tenaga atau generator dapat terbakar. Yang bertugas menghentikan

peristiwa hubung singkat ini adalah Relay dan PMT. PMT adalah alat yang

bertugas langsung memutus arus hubung singkat maka PMT memerlukan

pemeriksaan dan pemeliharaan rutin khususnya apabila sudah sering

mernutus arus hubung singkat yang besar agar PMT tidak mengalami

kerusakan - kerusakan sebagai akibat gangguan.

Page 31: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

BAB IV

EVALUASI HASIL STUDI

3.1.        Pengukuran Beban Gardu Distribusi

PT. PLN (Persero) Ranting Watang Sawitto mendapat suplai tegangan

dari gardu induk (GI) Pinrang. Gardu Induk Pinrang melayani 6 feeder,

yakni :

1)    Feeder 1 Langnga

2)    Feeder 2 Kariango

3)    Feeder 3 Tiroang

4)    Feeder 4 Lasinrang

5)    Peeder 5 Jampue

6)    Feeder 6 Polewali

Pengukuran terhadap setiap gardu distribusi, pada tiap feeder di lakukan

pertriwulan yaitu sekali dalam 3 bulan. Data pengukuran yang diperoleh

dalam studi ini yaitu data pada triwulan 3 bulan September 2010. Dan

hasiI pencatatan pada setiap gardu distribusi dapat diketahui kondisi

beban yang didistribusikan kepada konsumen apakah kondisi beban

normal/seimbang atau tidak. hal ini dimaksudkan agar pihak PLN dapat

mengantisipasi timbulnya rugi-rugi tegangan, mengetahui kapasitas

Iayanan tiap gardu dan lain sebagainya untuk memaksimalkan

pemenuhan kebutuhan energi listrik ke masyarakat (konsumen)

khususnya masyarakat kabupaten Pinrang.

Page 32: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

3.2.        Analisa Hasil Pengukuran

a.    Untuk trafo 1Φ

P = V x I

   = 206 x 115

   = 23690 VA

   = 23,69 kVA

                        Keterangan :

                        P         = Daya

                        V         = Tegangan

                        I           = Arus

  Penentuan kapasitas trafo

Kapasitas trafo = ∑ Daya terpasang + 30 % dan Daya terpasang

= 23,69  + 7,107

= 30,797 kVA

Jadi daya yang digunakan adalah 30,797 kVA, maka trafo yang layak

digunakan adalah trafo yang berkapasitas 50 kVA.

b.    Untuk trafo 3 Φ

PR = VN x IR

      = 220 x 125

      = 27500

PS = VN x IS

      = 220 x 150

Page 33: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

        = 33000

PT = VN x IR

      = 220 x 250

      = 55000

PTot 3Φ = PR + PS + PT

              = 27500 + 33000 + 55000

              = 115500

              = 115,500 Kv

Jadi daya yang digunakan adalah 115,500 KVA, maka trafo yang layak

digunakan adalah trafo yang berkapasitas 160 K VA

3.3.        Sistem Pemeliharaan terhadap Transformator dan Jaringan

Distribusi yang Digunakan pada PT. PLN (Persero) Ranting Watang

Sawitto

a.    Strategi dan Dasar Kebijakan Pemeliharaan Transformator dan

Jaringan distribusi di PT PLN (Persero,) Wilayah SULTAN BATARA

Cabang Pinrang, Ranting Watang Sawitto

  Strategi pemeliharaan Pemeliharaan

Pemeliharaan terhadap transformator dan jaringan distribusi dilaksanakan

secara proaktif dengan mengutamakan tindakan preventif yang bertujuan

untuk mcncegah terjadinya gangguan dan pada tindakan reprensif dalam

mengatasi gangguan. Untuk itu diperlukan beberapa hal, yaltu

Page 34: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

          Komitmen dan peran serta pimpinan Ranting dan semua unit yang

terkait dalam pelaksanaan pemeliharaan tersebut.

          Informasi atau data asset jaringan distribusi

Data aset laringan distribusi yang dipenlukan untuk menyusun program

dan memprioritaskan pemeliharaan fisik jaringan, misalnya : narma

peralatan, tipe atau jenis peralatan, spesifikasi atau merek, tahun

pembuatan, tahun operasi dan jumlah atau panjang aset dan sebagainva

yang dianggap penting bagi pengelolaan jaringan distribusi, disamping itu,

buku petunjuk atau manual dari pabrik pembuat perlu disimpan dan

dikelolah secara baik sebagai bagian dan data aset jaringan.

          Peningkatan kemampuan petugas pelaksana pemeliharaan

Program pemeliharaan harus dilaksanakan oleh petugas yang terampiI

dalam bidangnya. OIeh karena itu, peningkatan kemampuan petugas

pelaksana. baik keterampilan teknis maupun manajemen harus

dilaksanakan secara haik dan berkesinambungan. Untuk perencanaan

karir, kaderisasi petugas juga harus dilakukan, disamping itu pembinaan

terhadap mitra kerja (kontraktor listrik/KUD) yang menangani

pcmeliharaan merupakan kewajiban PLN.

          Pemeliharaan transtormator dan jaringan distribusi yang

dilaksanakan dengan mengoptimalkan sumber daya manusia yang dimiliki

PLN.

Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan agar diupayakan secara swakelolah

yaitu dilaksanakan sendiri oleh petugas pemeliharaan PLN. Pekerjaan

Page 35: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

pendukung yang tidak memiliki keahlian atau pekerjaan yang memerlukan

tenaga kasar dapat diserahkan pada pihak ketiga. Dalam kondisi

kurangnya petugas pemeliharaan, maka pekerjaan pemeliharaan seluruh

atau sebagian dapat dilaksanakan oleh pihak ketiga dengan supervise

oleh PLN. Sehagai tolak ukur keherhasilan pemeliharaan dapat dilihat dari

beberapa aspek, antara lain :

-          Berkurangnya jumlah gangguan

-          Berkurangnya jumlah jurusan yang bertegangan di bawah standar

pada gardu - gardu (transformator).

-          Berkurangnya pengaduan pelanggan yang berhubungan dengan

mutu dan kualitas penyaluran tenaga listrik.

  Dasar kebijakan

PengambiIan kebijakan terhadap pemeliharaan transformator dan jaringan

distribusi didasarkan pada metode pemeliharaan yang berlandaskan pada

periode waktu dan kondisi.

c.    Tanggung Jawab Pemeliharaan Transfamator dan Jaringan distribusi

PT PLN (Persero) Wilayah SULTAN BATARA Cabang Pinrang, Ranting

Watang Sawitto.

Tujuan pemeliharaan transformator dan jaringan distribusi hanya dapat

terlaksana dengan adanya kesadaran, sikap proaktif dan rasa tanggung

jawab dan seluruh pimpinan Ranting sampai kepada unit-unit terkecil guna

melaksanakan manajemen pemeliharaan dengan sebaik-baiknya.

Page 36: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

d.    Perencanaan Pemeliharaan Transformator dan Jaringan distribusi di

PT PLN (Persera) Wilayah SULTAN BATARA Cabang Pinrang, Ranting

Watang Sawitto.

  Sasaran

                Dalam membuat rencana pemeliharaan untuk suatu periode

tertentu (tahunan) harus ditetapkan sasaran yang ingin dicapai atas hasil

pemeliharaan. Sasaran yang dimaksud dapat berupa unjuk kerja dari

jaringan, seperti :

  Jumlah gangguan

  Jumlah jaringan atau gardu yang bertegangan di bawah standar.

  Pemanfaatan anggaran pemeliharaan yang dinyatakan dalam bentuk

rasio-rasio secara kuantitatif

  Kegiatan pokok

                Kegiatan pokok pemeliharaan preventif ditentukan berdasarkan

periode dan waktu pemeliharaan, yaitu triwulan, semester, atau tahunan.

                Untuk pemeliharaan kolektif kegiatannva disesuaikan dengan

kerusakan atau gangguan yang terjadi dan macari pekeraan yang

dilakukan, misalnya : perbaikan dan rehabilitasi.

a)    Pemeliharaan rutin

           Pemeliharaan rutin dilaksanakan dengan pengamatan secara

visual. Dengan rnelaksanasan pemeriksaan rutin diharapkan dapat

ditemukan hal-hal atau kelainan yang dicurigai atau dikhawatirkan dapat

Page 37: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

mengakibatkan timbulnya gangguan sebelum periode pemeriksaan rutin

berikutnya.

           Dengan demikian suatu jaringan dinyatakan sudah dilakukan

pemeriksaan rutin apabila jaringan tersebut sudah diperiksa secara visual

(inspeksi) dan sarannya sudah dilaksanakan (kecuali saran yang sifatnya

perubahan dan penyempurnaan atau rehabilitasi). Sesuai dengan periode

pemeriksaan, maka semua keadaan fisik Gardu, JTM dan JTR yang ada

harus direncanakan dan dilakukan pemeriksaan rutin.

b)    Pemeliharaan sistematis

           Pekerjaan ini dilakukan lebih teliti dan lebih luas dari pada

pemeriksaan rutin dan malahan bisa sampai pada tahap bongkar pasang.

BiIa diperlukan pemeriksaan sistematis dapat diikuti dengan pengujian,

begitu pula dengan melaksanakan pekerjaan yang disarankan kecuali

saran - saran yang Sifatnya perubahan, penyempurnaan dan rehabilitasi.

Pemeriksaan sistematis pada jaringan distribusi hanya di kenal pada

gardu dan Jaringan tegangan menengah lengkap dengan peralatanya.

c)    Pemeliharaan terpadu

Pemeliiharaan di lakukan secara terpadu, artinya pemeliharaan penyulang

TM (SUTM) berikut gardu distribusi beserta jaringan tegangan rendah

yang terkait pada penyulang tersebut dilakukan secara serentak dan

apabila memungkinkan pemeliharaan jaringan tegangan menengah

dipadukan dengan pekerjaan disisi pembangkit dan gardu induk.

  Sumber Daya

Page 38: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

a)    Material

          Kebutuhan material pemeliharaan (fast moving) harus direncanakan

dengan baik, karena pada umumnya material ini mudah diperoleh di

pasaran dan harganya relatif murah, maka pengadaan dengan jumlah

yang besar tidak diperlukan. Persediaan pada tingkat minimum yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan perneliharaan rutin selama 1 (satu)

bulan serta persediaan untuk mengatasi gangguan.

b)    Manusia

Setiap cabang atau ranting harus mempunyai regu pemeliharaan yang

telah  dididiik sesuai tugas dan tanggung jawabnya.

          Setiap rencana pekerjaan pemeliharaan harus mencakup jumlah

dan tingkat keahlian personil serta dipimpin oleh penyelia (supervisor)

selaku penanggung jawab.

c)    Peralatan Kerja

Peralatan kera maupun peralatan keselamatan kerja, baik kualitas

maupun kuantitas harus tersedia. Peralatan kerja harus dirawat dengan

baik. Jenis perawatannya antara lain : penyimpanan, perbaikan atau

penggantian yang rusak.

  Jadwal Pemeliharaan

Perencanaan pemeliharaan harus memperhatikan waktu atau jadwaI yang

dapat mempengaruhi antara lain :

-       Keandalan jaringan

Page 39: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

-       Program kerja pemeliharaan gardu induk atau pcembangkit listrik

yang terisolated.

-       Hari - hari penting nasional

-       Permulaan Musim Hujan

-       Jadwal Pemeriksaan Pengukuran  Rutin

Secara Periodik jadwal pemeriksaan rutin di tetapkan sebagai berikut :

-       Gardu distribusi               : Sekurang – kurangnya 1 x 1 Tahun

-       JTM dan Peralatan          : Sekurang – kurangnya 1 x 1 Tahun

-       JTR                                   : Sekurang – kurangnya 1 x 1 Tahun

-       Sambungan Rumah        : 3 – 5 Tahun sekali

e.    Pelaksanaan pemeliharaan Transformator dan Jaringan Distibusi

pada  PT. PLN (Persero) Wilayah SULTAN BATARA Cabang Pinrang,

Ranting Watang Sawitto

  Persiapan

Prosedur pelaksanaan pcmeliharaan fisik harus dilaksanakann sesuai

dengan tahapan sebagai berikut :

a.    Persiapan

Hal – hal yang perlu disiapkan untuk melaksanakan rencana,

pemeliharaan adalah sehagai berikut :

        Sumber daya

-       Perangkat kerja baik perangat lunak maupun perangkat keras, kedua

peralatan tersebut harus dikuasai oleh para peIaksana antara lain :

Page 40: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

ketentuan peraturan dan petunjuk yang berlaku, buku manual, formulir

isian serta sarana kerja.

-       Material pemeliharaan (jumlah, kualitas dan lokasi penempatannya).

-       Personil (jumlah dan kualitasnya).

-       Pengambilan data operasi sebelum dan sesudahnya.

        Koordinasi

-          Koordinasi harus dilakukan dengan bagian yang terkait maupun

pihak-pihak yang berkepentingan lainnya dan menunjuk seorang pejabat

sebagai koordinator.

-          Komunikasi harus dilakukan dengan bahasa yang jelas, ringkas

dan mudah dimengerti.

-          Harus memperhatikan lingkungan dan K3.

b.    Jadwal Pemadaman

Pengaturan jadwal pemadaman (untuk kegiatan pemeliharaan yang

memerlukan pemadarnan) harus disampaikan pada masyarakat 3 (tiga)

hari sebelum hari H pernadaman melalui media masa. Waktu pemadaman

harus sesingkat mungkin dan tidak berulang-ulang.

  Perintah kerja

Perintah kerja berisikan :

-       Perincian kerja yang akan dilakukan

-       Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan pemeliharaan fisik

-       Jumlah personil pelaksana dan penyelia

-       Organisasi pelaksana pemeliharaan

Page 41: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

-       Anggaran pelaksanaan

  Pelaksanaan Pekerjaan

Mengacu pada perintah kerja, memperhatikan koordinasi dan komunikasi,

penggunaan peralatan kerja yang benar.

Pembongkaran, pembersihan, pengukuran, perbaikan dan pemasangan

kembali sesuai dengan buku manual dan petunjuk. Kalibrasi koordinasi

nilai dan memperhatikan Iingkungan dan K3.

  Pengujian

Petugas pemeliharaan dalam melaksanakan pengujian harus mengacu

pada perintah kerja dan prosedur yang berlaku.

  Pencatatan

Kegiatan pemeliharaan harus dicatat dengan jelas dan benar, antara lain :

        Pemakaian material

        Pemakaian waktu

        Pemakaian biaya

        Pemakaian sumber daya manusia

        Pemakaian energy

        Unjuk kerja pemliharaan

        Penyimpangan dan temuan yang ada

        Kejadian tentang K3

  Pemeliharaan Dalam Keadaan Bertegangan

Page 42: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

Pemeliharaan pada SUTM dan SUTR dapat dilakukan dengan

menerapkan PDKB khususnya penyaluran yang memasok kawasan

industri dan kawasan bisnis dan VIP.

  Unit Gardu Bergerak

Unit Gardu Bergerak (UGB) adalah instalasi gardu distribusi khusus yang

mobile sebagai unit gardu wing dapal dipindahkan sesuai dengan

kebutuhan penggunaannya.

Dengan penggunaan UGB pemadaman instalasi listrik di sisi pelanggan

pada pelaksanaan pemeliharaan instalasi gardu dapat di hindari

  Aspek Lingkungan

Pelaksanaan pemeliharaan harus memperhatikan dampak Iingkungan.

Untuk itu, pada setiap pelaksanaan pemeliharaan harus dibersihkan

kotoran—kotoran yang ditimbulkan dan pekerjaan tersebut.

  Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti peraturan atau prosedur K3,

penggunaan peralatan keselamatan kerja harus memenuhi syarat. Apabila

tidak digunakan, maka peralatan tersebut disimpan pada tempatnya dan

dirawat dengan baik dan benar. Persyaratan kerja misalnya kondisi

kesehatan petugas, kondisi tempat kerja, waktu kerja dan sebagainya.

Pengamanan lingkungan kerja harus diiperhatikan, misalnya :

penyimpangan barang dan peralatan kerja alat pemadam kebakaran,

pengamanan terhadap orang yang tidak berkepentingan dan sebagainya.

Page 43: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

f.      PengendalianPemeliharaan Transformator dan Jaringan distribusi di

PT PLN (Persero) Wilayah SULTAN BATARA Cabang Pinrang, Ranting

Watang Sawitto

Kegiatan pengendalian mempunyai peranan yang sangat penting dalam

menentukan keberhasilan pemeliharaan sekaligus merupakan masukan

untuk penyempurnaan kegiatan pemeliharaan berikutnya. Hambatan

selama pelaksanaan pemeliharaan harus dievakuasi baik hambatan teknis

maupun non teknis.

  Pengawasan

Untuk peningkatan kulitas dan efisiensi jaringan distribusi harus dilakukan

pengawasan secara terus menerus meliputi pengawasan teknis dan non

teknis, sehingga kelancaran penyediaan penyaluran tenaga Iistrik Iebih

terjamin, aman, efektif dan efisien.

  Pelaporan

Laporan pemeliharaan harus dibuat secara ringkas, sistematis dan kulitatif

sedemikian rupa sehingga dapat memberi gambaran kondisi peralatan,

perbaikan dan penggantian komponen peralatan beserta biaya

-  biayanya.

Proses masing – masing laporan harus jelas. Jenis dan distribusi laporan

harus diatur sesuai dengan jenjang jabatan struktural sedemikian rupa

sehingga jenis laporan dapat dibedakan baik yang bersifat informasi

(laporan rekapitulasi ) maupun yang dipergunakan untuk evaluasi Iebih

lanjut (laporan rinci).

Page 44: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

  Evaluasi

Data laporan pcmeliharaan harus dievaluasi terhadap rencana

perneliharaan untuk mengetahui adanya penyimpangan yang terjadi

meliputi formulir isian, biaya material dan jasa, jadwal, jenis dan lama

evaluasi dilakukan terhadap :

      Efektifitas penggunaan dana dengan mengukur : jumlah

gangguan penyulang, per gardu, per panjang JTR dan pelanggan per SR.

      Eflsiensi penggunaan dana seperti

-       Realisasi anggaran pemeliharaan per kms SUTM

-       Realisasi anggaran pemeliharaan per kms SUTR

-       Realisasi anggaran pemeliharaan per gardu Realisasi anggaran

pemeliharaan per SR

-       Realisasi anggaran peml iharaan per kWh jual

Realisasi jumlah ganguan dan efisiensi pendanaan pemeliharaan harus

ditetapkan menjadi kinerja PLN cabang atau ranting.

  Indikator

Untuk menilai keberhasilan pelaksanaan pemeliharaan diperlukan

pengukuran atau indikator yang berkaitan dengan keandalan dan efisiensi

jaringan, yaitu :

        Berkurangnya jumlah gangguan

        Berkurangnya jumlah gangguan yang diadukan pelanggan

        Berkurangnya jaringan dan gardu yang bertegangan di bawah

nominal.

Page 45: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

BAB VPENUTUP

5.1.        Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi yang telah di lakukan pada PT. PLN (Persero)

Ranting Watang Sawitto, maka dapat di tarik beberapa kesimpulan yaitu :

1.    Jaringan distribusi yang digunakan pada PT. PLN (Persero) Ranting

watang sawitto terdiri dari saluran distribusi primer, transformator distribusi

dan saluran distribusi sekunder. Jaringan distribusi ini digunakan untuk

mendistribusikan energy listrik keseluruh masyarakat kabupaten pinrang.

2.    Kapasitas dari suatu transformator distribusi untuk 3 fhasa dan 1

fhasa ditentukan oleh jumlah beban yang dilayani ditambahkan dengan

perkembangan beban dikemudian hari.

3.    Sistem pemeliharaan yang dilakukan pada jaringan distribusi dan

transformator pada PT. PLN (Pesero) Ranting watang sawitto dilakukan

secara rutin dan proaktif yang bertujuan untuk mengutamakan tindakan

preventif yang bertujuan untuk mencegah terjadinya gangguan dari pada

tindakan reprensif dalam mengatasi terjadinya gangguan.

5.2.        Saran

1.    Untuk memperoleh ketelitian data hasil pencatatan pada setiap gardu

distribusi diperlukan keseriusan dalam mengamati hasil pendataan pada

alat ukur gardu distribusi.

2.    Dibutuhkan studi yang lebih lanjut demi kesempurnaan isi penulisan

ini, khususnya dalam upaya peningkatan pelayanan tenaga listrik kepada

masyarakat dimasa sekarang hingga dimasa yang akan data

Page 46: Tugas Akhir studi jaringan distribusi oleh idris.docx

DAFTAR PUSTAKA

Diktat PLN undiklat ujung pandang, 2000

Kadir, abdul, frof. Ir, 1986, Transformator, Jakarta, PT. Elex Media

Komputindo Gramedia.

Pabla, A.S., Abdul Hadi. Ir, 1991, Sistem Distribusi Daya Listrik,

Jakarta, Cetakan Kedua, Penerbit Erlangga.

PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik), 2000. Badan standarisasi

nasional.

Weedy, B.M, 1978 Sistem Tenaga Listrik, Edisi Ketiga, Penerbit Aksara

Persada Indonesia.