tugas akhir puspis.doc
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL DAN MONITORING PADA INKUBATOR BAYI BERBASIS
ARDUINO MEGA 2560
DESIGN OF FETAL INCUBATOR CONTROL AND MONITORING SYSTEM BASED ON ARDUINO MEGA 2560
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma IV
Program Studi Teknik Refrigerasi dan Tata UdaraPoliteknik Negeri Bandung
Diajukan OlehFendyAgus Riyanto
NIM :111624014
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG2015
Nama : Fendy Agus Riyanto
Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 04 agustus 1993
Jenis Kelamin : pria
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kesehatan : Sangat Baik
Tinggi, Berat Badan : 170cm, 55kg
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Komp. Melong Green Garden Jln. Boeing Raya No. 63
RT 04/RW 28 Cijerah Bandung 40534
Kebangsaan : Indonesia
Hobi : photographer,basket
HP/Telepon : 08812052009
Email : [email protected]
* 2011-2015 : Politeknik Negeri Bandung (teknik refrigerasi & tata udara)
* 2008-2011 : SMK Teknologi industri pembangunan cimahi (teknik
elektronika)
CURRICULUM VITAE
DATA DIRI
PENDIDIKAN FORMAL
* 2005-2008 : SLTP Angkasa Bandung
* 1999-2005 : SDN Karya Bhakti I Bandung
1. Praktek Kerja Lapangan di PT DIRGANTARA INDONESIA selama 1 bulan (21 Desember
2009 sd 29 januari 2010). maintenance
2. Praktek Kerja Lapangan di PT DIRGANTARA INDONESIA selama 2 bulan ( 5 januari sd
28 februari 2014). Special process facility maintenance
3. Praktek kerja lapangan di PT TELKOM maintenance
4. Praktek kerja lapangan di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bandung.
maintenance
5. PT.AGRONESIA (bandung milk centre)
6. PD. LED. elektronika
7. Nes Photography. photographer
* Komputer : Microsoft Office (Ms. Word, Ms. Excel, Ms.
Powerpoint, ),AUTOCAD,Photoshop
* Membuat PCB Elektronika
* las listrik
* las gas
*memperbaiki kulkas,ac
Kemampuan dalam elektronika
Kemampuan dalam system refrigerasi RHVAC
mampu bekerja dalam team
Kemampuan mengoprasikan computer
Kemampuan Akses internet
PENGALAMAN BEKERJA
KETERAMPILAN
PENGALAMAN ORGANISASI
KEMAMPUAN
* Anggota PFM ( pembinaan fisik dan mental)
* Anggota FKMRA Se Indonesia (forum komunikasi mahasiswa refrigerasi dan tata
udara)
* Pelatihan teknisi handphone samsung
* basic photography
PENGALAMAN PELATIHAN
LEMBAR PERSEMBAHAN
Laporan ini kupersembahkan kepada :
Mamaku tersayang dan Bapakku tercinta , sebuah anugrah dan kebahagiaan yang teramat besar aku dilahirkan dan dibesarkan oleh kedua orang tua sehebat kalian. Kasih sayang, kesabaran, kekuatan,
keikhlasan, dan keteguhan hati yang tulus kalian berikan untuk anakmu ini.
Mba Russy, Dinu, Octaviani Rahayu yang banyak membantu baik dari segi moril maupun materil. Tanpa kalian tak mungkin kudapat
menjalani cerita dalam kehidupanku ini. Terima kasih banyak untuk semua yang kalian berikan untukku .
Doakan aku, suatu saat nanti aku dapat membahagiakan dan membanggakan kalian.
Terimakasih untuk segalanya,
Semoga amal kebaikan semua di balas lebih oleh Nya. Aamiin.
ABSTRAK
Sistem kontrol dan monitoring inkubator bayi digunakan untuk menjaga
kondisi udara hood inkubator (Temperatur, RH, Kadar CO2) dan memonitor
parameter tumbuh kembang bayi (temperatur bayi,berat). Dengan
menggunakan kontrol dan monitoring tersebut maka Temperatur dan RH dapat
dijaga, parameter-parameter tersebut lebih mudah untuk diamati, diolah secara
kontinyu, akurat, efektif dan real time. Sistem kontrol yang dikembangkan
bekerja mengontrol temperatur dan kelembaban secara otomatis dengan aksi
on/off. Sistem dibangun berbasis pada arduino Mega, Sensor temperatur
DHT11, sensor berat Flaxiforce, sensor CO2, sensor water level, dan sensor
infrared thermometer. Udara didalam hood inkubator dikondisikan melalui
pengaturan heater, sedangkan sirkulasi udara dilakukan menggunakan fan dan
motor servo. Dari hasil pengujian temperatur udara dapat dijaga stabil pada
range temperatur 34-37°C dan kelembaban pada 50% - 70%.
Kata kunci : kontrol dan monitoring, Inkubator, Temperatur, Kelembaban
ABSTRACT
Control and monitoring systems in baby incubator used to keep the air condition
inside an incubator hood (Temperature, RH, and CO2 Level) and monitor the
baby’s growth parameters (baby’s Temperatures and weight). By using a control
and monitoring like that then temperature and RH can be maintained. The
parameters is easier to be observed, be treated processed repeatedly, accurate,
effective, and real time. Developed control system works to control the
temperatures and humidity automatically with ON/OFF, a system built based on
arduino mega 2560. Temperature sensor, DHT sensor, Flaxiforce weight sensor,
CO2 sensor, Water Level sensor, and infrared thermometer sensor. Conditioned
air in hood of incubator throught by setting the heater. While air circulation works
using fan and servo motors. From the test result, air temperatures can be kept
stable at range 34 -37 °C and humidity at 50 – 70%.
Key words: control and monitoring incubator, themperature, humidity
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sebagai mahluk-Nya. Sholawat
serta salam semoga di limpahkan atas Nabi Muhammad SAW. pembawa
risalah keselamatan dunia dan akhirat, teladan umat manusia sepanjang masa,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul
“RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL DAN MONITORING
PADA INKUBATOR BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER
ARDUINO MEGA 2560”.
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk melaporkan kegiatan
selama menjalani Tugas Akhir. Tugas Akhir merupakan kegiatan wajib yang
dilaksanakan oleh mahasiswa Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara
untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III di Politeknik Negeri Bandung.
Dalam menyelesaikan penyusunan laporan Tugas Akhir ini, penulis
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapa Triaji Pangpripto P, ST., M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik
Refrigerasi dan Tata Udara, Politeknik Negeri Bandung
2. Bapak C. Bambang Dwi K., ST,MT selaku dosen pembimbing Tugas
Akhir I yang telah banyak memberikan perubahan positif tentang kerangka
berpikir bagi penulis, terima kasih atas bimbingan dan arahannya sehingga
Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.
3. Bapak ir. Eddy Erham, MT., selaku dosen pembimbing Tugas Akhir II,
yang telah banyak memberikan ilmunya dalam membimbing dan
mengarahkan sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.
4. Seluruh staf dosen pengajar jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara,
atas semua ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
5. Seluruh karyawan dan teknisi bengkel jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata
Udara, kepada Bapak Dani, Bapak Mamay, Bapak Prayogo, Bapak Samedi,
Bapak Sunardi, Bapak Aep, dan Bapak Herman, terima kasih banyak atas
arahannya.
6. Bapak Solihin dan Ibu Voni selaku Staf Administrasi Jurusan Teknik
Refrigerasi dan Tata Udara di POLBAN yang telah membantu dalam
administrasi Tugas Akhir ini.
7. Orang tua terkasih, Mamah , Papah, atas segala perhatian, doa, kasih
sayang, dorongan semangat, kesabarannya, dan menjadi inspirasi bagi
penulis.
8. Rekan - rekan seperjuangan (2011) terutama kelas 4D4 yang telah
memberikan saran, motivasi, dan doa.
Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini menjadi sumbangsih
yang bermanfaat bagi inovasi di bidang HVAC dan kontrol. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Bandung, Juli 2015
Penulis
Fendy Agus Riyanto
NIM: 111624014
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................... ............. i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii
CURICULLUM VITAE ………………………………..…..…………... iii
HALAMAN PERNYATAAN PENULIS …………………....…………. iv
LEMBAR PERSEMBAHAN……………………………………...…….. v
ABSTRAK ............................................................................................... vi
ABSTRACT .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... I-1
1.2 Tujuan Penelitian ................................................................... I-2
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ................................... I-2
1.4 Metodologi Pengerjaan Tugas Akhir .....................................I-2
1.5 Sistematika Penulisan Laporan ............................................. I-2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Inkubator Bayi.................................................... II-1
2.1.1 Jenis-jenis Inkubator Bayi ..................................... II-1
2.2 Sistem Kontrol ...................................................................... II-2
2.3 Type-Type Controller ............................................................II-6
2.4 Sistem Kontrol Pada Inkubator Bayi .....................................II-7
2.5 Sistem Instrumentasi .............................................................II-10
2.5.1 Sistem Pengukuran ................................................II-10
2.5.2 Karakterisktik Instrument Pengukuran.................. II-11
2.6 Sensor ................................................................................... II-12
2.6.1 Sensor Temperatur ............................................... II-13
2.6.2 Sensor Kelembaban ........................................... II-13
2.6.3 Sensor CO2 .........................................................II-13
2.6.4 Sensor Berat ........................................................II-13
2.6.5 Sensor Infrared Thermometer ............................ II-13
2.6.4 Sensor Water Level ............................................ II-14
2.7 Mikrokontroler .................................................................. II-14
2.7.1 Arduino .............................................................. II-14
2.7.2 Arduino Mega .................................................. II-15
BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
3.1 Rancangan Inkubator Bayi ................................................ III-1
3.2 Tujuan Perancangan .......................................................... III-2
3.3 Data Perancangan .............................................................. III-2
3.4 Tahap Perancangan ............................................................ III-3
3.5 Perancangan Hardware ..................................................... III-4
3.5.1 Blok Diagram Hardware System ....................... III-4
3.5.2 Perancangan Sensor Temperatur dan RH .…...... III-5
3.5.3 Perancangan Sensor Berat Flaxiforce ................ III-6
3.5.4 Rancangan Sensor Infrared Thermometer ......... III-7
3.5.5 Perancangan Pengontrolan Motor Servo ........... III-9
3.5.6 Perancangan Sensor Water Level ...................... III-10
3.5.7 Data Logger ...................................................... III-11
3.5.8 LCD UTFT % Inci ............................................ III-12
3.5.9 Sensor CO2 VI.2 ……………….........……….. III-14
3.5.10 Integrasi Sistem ……………….....………….. III-15
3.5.11 Perancangan Box Sistem …………………… III-16
3.5.12 Bagian –bagian dari Sistem Kontrol ..………. III-18
3.6 Perancnagan Software .…………………… ……………. III-19
3.6.1 Flowchart ……………………………...…….....III-19
3.6.2 Pemrograman ……………………….……...… III-20
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Pengujian Fungsi Kerja Komponen ................................. IV-1
4.1.1 Pengujian Sensor DHT 21 ................................ IV-1
4.1.2 Pengujian Sensor Infrared Thermometer ........ IV-2
4.1.3 Pengujian Sensor Water Level Funduino ........ IV-4
4.1.4 Pengujian Sensor Berat ................................... IV-5
4.1.5 Pengujian Sensor CO2 ……………...……….. IV-6
4.1.6 Pengujian Shield Data Logger ………………. IV-7
4.1.7 Pengujian LCD 5” …………………………... IV-9
4.2 Kalibrasi Sensor MLX 90614 ………………....…….... IV-10
4.3 Pengukuran Kinerja Sistem …………………………… IV-11
4.4 Skenario Percobaan …………….………………….........IV-12
4.4.1 Diagram Blok …………………………...........IV-12
4.5 Data Percobaan dan Pembahasan ……………………….IV-12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ………………………………………….......V-1
5.2 Saran …………………………………....……………….V-2
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..……………....
………………………………………………..
LAMPIRAN A ………………………….......……………....
LAMPIRAN B …………………………………......……….
LAMPIRAN C ………………………….………………….
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1Inkubator Tertutup .................................................................... II-1
Gambar 2.2 Inkubator terbuka ……………………………….……………....... II-2
Gambar 2.3 Open loop contol ……………………………………………... II-3
Gambar 2.4 Diagram Blok Sistem Control Closed loop ……………….……. II-3
Gambar 2.5 Two Posisition Untuk Sistem Kontrol dalamProses Pendinginan II-3
Gambar 2.6 Diagram Blok Pengontrol ON/OFF ............................................. II-5
Gambar2.7 Diagram Blok Pengontrol ON/OFF Dengan Celah Differential ... II-5
Gambar 2.8 Blok Diagram Kontroler PID ...................................................... II-6
Gambar 2.9 Sistem Pengontrolan Temperature .............................................. II-8
Gambar 2.10 Sistem Pengontrolan Temperatur.............................................. II-9
Gambar 2.11 Sistem Pengontrolan Berat ....................................................... II-9
Gambar 2.12 Sistem Pengukuran .................................................................. II-10
Gambar 2.13 Arduino Mega ......................................................................... II-16
Gambar 3.1 Inkubator Bayi Jenis Tertutup ………....................................... III-1
Gambar 3.2 Flowchart Tahap Perancangan …….………...………………….. III-3
Gambar 3.3 Blok Diagram Hardware System .............................................. III-4
Gambar 3.4 Perancangan Sensor Temperatur dan RH ................................. III-5
Gambar 3.5 Konfigurasi Pin Flaxiforce ....................................................... III-7
Gambar 3.6 Konfigurasi Pin Sensor Infrared Termometer .......................... III-8
Gambar 3.7 Konfigurasi Pin Motor Servo ................................................... III-9
Gambar 3.8 Konfigurasi Pin Water Level ................................................... III-11
Gambar 3.9 Data Logger ……………………….…………..…………...... III-12
Gambar 3.10 UTFT LCD 5 Inci .................................................................. III-14
Gambar 3.11 Sensor CO2 ……………………………....……………........ III-15
Gambar 3.12 Gambar Seluruh Komponen Pada Bradbroad ........................III-16
Gambar 3.13 Box Control ............................................................................III-16
Gambar 3.14 Bagian Dalam Box Control ....................................................III-17
Gambar 3.15 Aliran Udara Dalam Inkubator .......................................... ...III-18
Gambar 4.1 Blok Pengujian Sensor DHT 11 ............................................... IV-1
Gambar 4.2 Data Hasil Pegujian Sensor DHT 11 ........................................IV-2
Gambar 4.3 Blok Diagram Sensor Infrared Thermometer ...........................IV-2
Gambar 4.4Data Hasil Pengujian Infrared Thermometer .............................IV-3
Gambar 4.5 Blok Pengujian Sensor Water Level .........................................IV-4
Gambar 4.6 Serial Monitor Sensor Water Level ..........................................IV-5
Gambar 4.7 Blok Diagram Pengujian Berat .................................................IV-5
Gambar 4.8 Blok Diagram Pengujian Sensor C… .................................. ....IV-6
Gambar 4.9 Serial Monitor Sensor CO2 ......................................................IV-7
Gambar 4.10 Blok Diagram Pengujian Shield Data Logger .................. ....IV-7
Gambar 4.11 Data Hasil Perekaman Data Logger pada Microsoft Excell .. IV-9
Gambar 4.12 Blok Diagram Pengujian LCD .............................................. IV-9
Gambar 4.13 Tampilan Hasil Pengukuran pada LCD ................................ IV-10
Gambar 4.14 Linieritas Kalibrasi Sensor ………....................................... IV-11
Gambar 4.15 Hasil Pengujian Temperatur Ruangan Terhadap ................. IV-12
Gambar 4.16 Hasil Pengujian Kelembaban Terhadap Waktu .................. IV-13
Gambar 4.17 Hasil Pengujian CO2 Terhadap Waktu ............................... IV-13
Gambar 4.18 Hasil Pengujian Temperatur Terhadap Waktu ..................... IV-14
Gambar 4.19 Pengujian Kelembaban Terhadap Waktu ……..................... IV-15
Gambar 4.20 Hasil Pengujian Kadar CO2 Terhadap Waktu ..................... IV-15
Gambar 4.21 Hasil Pengujian Berat Waktu .............................................. IV-16
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Suhu Inkubator Sesuai Berat Badan .......................................... II-10
Tabel 2.2 Spesifikasi Arduino Mega ......................................................... II-17
Tabel 3.1 Konfigurasi PIN LCD ............................................................... III-13
Tabel 3.2 Keterangan Aliran Udara Inkubator …………......................... III-18
Tabel 4.1 Data Perbedaan Sensor ............................................................. IV-11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Teknologi sekarang sangat memegang peranan penting. Teknologi yang
modern harus mencakup secara sinergi antara efisiensi biaya, sumber daya alam
serta sumber daya manusianya. Jika salah satu diabaikan akan timbul masalah
dikemudian hari. Pengaturan pengendalian secara otomatis diberbagai bidang
pada saat ini sering dikembangkan diantaranya adalah aplikasi pengendalian
temperatur yang banyak ditemui.
Inkubator bayi dengan sistem yang modern di pasaran dijual dengan harga
puluhan juta rupiah. Dengan demikian ada suatu kendala apabila inkubator ini
diwajibkan dimiliki oleh bidan atau puskesmas pada daerah terpencil. Puskesmas
dan para bidan di daerah-daerah terpencil perlu dibuatkan suatu inkubator khusus
dimana harganya terjangkau namun tetap dengan sistem yang modern. .
Inkubator bayi berfungsi menjaga temperatur bayi supaya tetap stabil yaitu
pada temperatur 34 ºC - 37 ºC. Bayi prematur pada umumnya perlu diletakkan di
inkubator dengan temperatur ruangan yang terkontrol, sehingga bayi tetap berada
pada temperatur yang sesuai saat bayi berada dalam kandungan.
Faktor – faktor yang perlu diperhatikan pada inkubator adalah temperatur
dan kelembaban. Tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang sistem
pengontrolan kondisi udara temperature dan kelembaban pada ruang inkubator.
Sistem yang dibuat memanfaatkan kemampuan mikrokontroler dalam akuisisi
data. Keuntungan dari sistem ini adalah komponen rangkaian yang banyak di
pasaran yang harganya cukup terjangkau sehingga dalam penggunaannya efisiensi
biaya dapat dicapai, mudah dalam perawatan, temperatur dapat dipantau langsung
pada layar LCD, kemudahan dalam pengoperasian. Sistem pengontrolan pada alat
yang dirancang adalah menggunakan sistem pengatur ON/OFF pada relay dan
mikrokontroler digunakan sebagai pusat untuk kontrol proses. Relay akan
otomatis bekerja mengaktifkan heater ketika suhu ruangan lebih rendah dari suhu
yang diinginkan.
1.2 Tujuan Penelitian
I
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam pelaksanaan Tugas
akhir ini diantaranya :
1. Merancang sistem kontrol kondisi udara (temperature, kelembaban,)
pada ruang hood inkubator
2. Merancang Sistem monitoring kadar CO2, suhu tubuh bayi dan berat
bayi.
3. Merancang data logger untuk merekam data-data pengukuran pada
inkubator bayi
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Ruang lingkup serta batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Sistem kontrol monitoring yang dirancang diterapkan pada inkubator
bayi sistem tertutup
2. Temperature ruang inkubator yang dibutuhkan yaitu antara 34°C -
37ºC, kelembaban 50% - 70%,
3. Alat ini difokuskan terhadap pengukuran dan pengontrolan suhu, dan
kelembaban (RH).
1.4 Metode Pengerjaan Tugas Akhir
Metode penulisan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Studi literature
2. Perancangan sistem
3. Melakukan pengujian pada sistem
4. Pengambilan data dan analisa
5. Penarikan kesimpulan
6. Pembuatan laporan
1.5 Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini ada sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
pendahuluan meliputi latar belakang masalah, tujan, batasan masalah, metode
penulisan dan sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
penelusuran ilmiah, membahas tentang pengukuran, sensor, mikrokontroler,
Bluetooth, power supply, data logger dan LCD.
BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
Perancangan, Tujuan Perancangan, Data perancangan, Perancangan hardware
system, perancangan software.
BAB IV DATA DAN ANALISIS
Percobaan dan pembahasan, memuat detail pengujian dan diskusi yang
memberikan gambaran kinerja operasi alat
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapat dari pengamatan /
studi yang dilakukan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian inkubator bayi
Inkubator Bayi adalah sebuah tempat tertutup yang suhu lingkungannya dapat
diatur pada suhu tertentu untuk menghangatkan bayi. Inkubator Bayi juga
membutuhkan kelembaban yang stabil sehingga kondisi di dalamnya tetap terjaga
sesuai dengan yang diinginkan. Untuk perawatan bayi tersebut dilakukan dengan
cara mengatur dan mempertahankan temperatur, kelembaban, dan suplai oksigen
yang mencukupi pada ruang perawatan pada inkubator[11]
2.1.1 Jenis-jenis Inkubator Bayi
Inkubator bayi dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu inkubator
terbuka dan inkubator tertutup.
a. Inkubator Tertutup
Tipe inkubator tertutup merupakan suatu ruang perawatan dengan ukuran
kecil yang biasa digunakan untuk satu orang bayi. Inkubator ini diberi ventilasi
dan suplai udara bersih atau oksigen. Pada inkubator jenis tertutup ini, temperatur
dijaga antara 340C sampai dengan 370C dan kelembaban relatif diantara 50% RH
sampai dengan 70%RH.
Gambar 2.1 Inkubator tertutup
b. Inkubator Terbuka
Inkubator terbuka merupakan jenis inkubator yang dibiarkan terbuka
sepanjang waktu. Inkubator jenis ini menggunakan heater / lampu sebagai media
pemanas yang dirancang sedemikian rupa sehingga udara hangat merambat
terfokus menuju bayi yang sedang dirawat. Inkubator jenis ini menggunakan
ventilasi yang merupakan udara ruangan biasa yang tidak terjamin kualitas
kebersihannya. Inkubator jenis ini hanya diperuntukkan bagi bayi yang baru lahir
dan bukan bayi prematur.
Gambar 2.2 Inkubator terbuka (sumber: http. koestoer.wordpress.com)
2.2 Sistem Kontrol
A. Open Loop Control
Open loop control atau Kontrol lup terbuka adalah suatu sistem yang keluarannya
tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi kontrol. Sistem kontrol terbuka
keluarannya tidak dapat digunakan sebagai umpan balik dalam masukan. Dalam
suatu sistem kontrol terbuka, keluaran tidak dapat dibandingkan dengan masukan
acuan. Jadi, untuk setiap masukan acuan berhubungan dengan operasi tertentu,
sebagai akibat ketetapan dari sistem tergantung kalibrasi. Ketika terjadi gangguan
maka system control open loop tidak dappat melaksanakan tugas sesuai yang
diharapkan. System control open loop dapat digunakan hanya jika hubungan
antara masukan dan keluaran diketahui dan tidak terdapat gangguan internal
maupun eksternal
Gambar 2.3 Open loop control (http://www.electronics-tutorials.ws)
B. Close Loop Control
Sistem kontrol closed loop adalah sistem kontrol yang outputnya mempunyai
pengaruh langsung pada aksi pengontrolan. Jadi, sistem kontrol closed loop
adalah sistem kontrol yang berumpan balik (feedback). Gambar 2.4 menunjukkan
hubungan input–output untuk sistem kontrol closed loop dalam bentuk umum.
Gambar 2.4 Diagram Blok Sistem Kontrol Closed Loop
sumber : Fundamentals of HVAC Control Systems, hal. 5)
Pada gambar 2.4 di atas dapat dijelaskan yaitu mula – mula sensing element
melakukan pengukuran berupa controlled variable (sinyal output). Selanjutnya
sensing element memberikan feedback ke controller. Di dalam controller
kemudian akan dibandingkan antara sinyal output terhadap setpoint yang
diinginkan. Jika terjadi perbedaan, maka controller akan melakukan koreksi atau
mereduksi error yang terjadi. Setelah keadaan mantap (steady state), maka
controller akan mengirimkan sinyal ke controlled device. Akhirnya controlled
device dalam suatu process plant akan melakukan aksi kontrol sesuai kebutuhan.
C. Sistem Kontrol Manual dan Otomatik
Sistem kontrol manual adalah sistem pengontrolan yang dilakukan oleh
manusia yang bertindak sebagai operator. Sedangkan kontrol otomatik adalah
sistem pengontrolan yang dilakukan oleh mesin/peralatan yang bekerja secara
otomatis dan operasinya dibawah pengawasan manusia atau sistem kontrol umpan
balik dengan acuan masukan atau keluaran yang dikehendaki dapat konstan atau
berubah secara perlahan dengan berjalannya waktu dengan tujuan menjaga
keluaran sebenarnya berada pada nilai yang dikehendaki dengan adanya
gangguan.
D. Sistem Kontrol On-Off
Sistem kontrol ON/OFF adalah sistem kontrol sistem yang memungkinkan
peralatan beroperasi pada dua posisi yaitu hidup (ON) dan mati (OFF) dengan
setpoint dan differential tertentu [8] (Fundamental of Control System, Chapter 15,
hal 2). Setpoint adalah besaran process variable yang dikehendaki. Sebuah
controller akan selalu menyamakan controlled variable dengan set point.
Sedangkan differential pada sistem kontrol ON/OFF adalah perubahan nilai dari
suatu posisi (cut in dan cut off) tertentu terhadap setpoint nya. (Fundamental of
Control, Chapter 15, hal 2). Aplikasi sistem kontrol ON/OFF misalnya pada
thermostat. Berikut gambar sistem kontrol ON/OFF :
Gambar 2.5 Two-position untuk Sistem Kontrol dalam Proses Pendinginan
(sumber : Fundamentals of HVAC Control Systems, hal 11)
Gambar 2.5 berlaku untuk sistem kontrol dalam proses pendinginan. Misalnya
diberikan contoh kasus temperatur lingkungan saat itu berkisar antara 27 oC.
OFFON ONOFFSetpoint
Controled
Variable
Setpoint yang diinginkan sebesar 24 oC dan differential sebesar 2. Maka berlaku
persamaan :
cut off = Tsetpoint – (diff/2) = 24 oC – (2/2) = 23 oC. Pada posisi cut off
inilah sistem pendinginan akan berhenti (OFF).
cut in = Tsetpoint + (diff/2) = 24 oC + (2/2) = 25 oC. Pada posisi cut in
inilah sistem pendinginan akan menyala / berlangsung kembali (ON).
Dapat diartikan yaitu control differential merupakan besarnya differential
yang di set di awal. Sedangkan operating differential merupakan nilai differential
yang dapat menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai differential awal.
Aksi dan Respon Kontrol ON/OFF
Aksi kontrol ON/OFF dapat dipahami sebagai output yang dihasilkan oleh
pengontrol saja, jika diberikan input tertentu. Sedangkan respon sistem kontrol
adalah output yang dihasilkan oleh sistem kontrol secara keseluruhan, jika
diberikan input tertentu. Berikut diagram blok pengontrol ON/OFF.
Gambar 2.6 Diagram Blok Pengontrol ON/OFF Gambar 2.7 Diagram Blok Pengontrol
ON/OFF dengan celah differential
Karakteristik Kontrol ON/OFF
Berikut merupakan karakteristik kontrol ON/OFF antara lain :
Mempunyai 2 keadaan operasi full open atau full close
Terdapat delay saat perpindahan posisi ON/OFF. Delay terjadi karena
controlled device memerlukan proses untuk mengubah keadaan operasi.
2.3 Type-Type Controller
A. PID (Proportional-Integral-Derivative) Controller
PID (Proportional–Integral–Derivative controller) merupakan kontroler
untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya
umpan balik pada sistem tesebut. Elemen-elemen kontroller P, I dan D masing-
masing secara keseluruhan bertujuan untuk mempercepat reaksi sebuah sistem,
menghilangkan offset dan menghasilkan perubahan awal yang besar (Guterus,
1994, 8-10).
Gambar 2.8 Blok diagram kontroler PID
(https://putraekapermana.wordpress.com/2013/11/21/pid/)
B. Kontrol Proporsional
Kontroler proposional memiliki keluaran yang sebanding/proposional
dengan besarnya sinyal kesalahan (selisih antara besaran yang diinginkan dengan
harga aktualnya) [Sharon, 1992, 19]. Secara lebih sederhana dapat dikatakan,
bahwa keluaran kontroller proporsional merupakan perkalian antara konstanta
proporsional dengan masukannya. Perubahan pada sinyal masukan akan segera
menyebabkan sistem secara langsung mengubah keluarannya sebesar konstanta
pengalinya. Penggunaan kontrol P memiliki berbagai keterbatasan karena sifat
kontrol yang tidak dinamik ini. Walaupun demikian dalam aplikasi-aplikasi dasar
yang sederhana kontrol P ini cukup mampu untuk memperbaiki respon transien
khususnya rise time dan settling time. Pengontrol proporsional memiliki keluaran
yang sebanding/proporsional dengan besarnya sinyal kesalahan (selisih antara
besaran yang diinginkan dengan harga aktualnya).
C. Kontrol Integral
Jika G(s) adalah kontrol I maka u dapat dinyatakan sebagai u(t)=[integral
e(t)dT]Ki dengan Ki adalah konstanta integral, dan dari persamaan di atas, G(s)
dapat dinyatakan sebagai u=Kd.[delta e/delta t] Jika e(T) mendekati konstan
(bukan nol) maka u(t) akan menjadi sangat besar sehingga diharapkan dapat
memperbaiki error. Jika e(T) mendekati nol maka efek kontrol I ini semakin kecil.
Kontrol I dapat memperbaiki sekaligus menghilangkan respon steady-state,
namun pemilihan Ki yang tidak tepat dapat menyebabkan respon transien yang
tinggi sehingga dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem. Pemilihan Ki yang
sangat tinggi justru dapat menyebabkan output berosilasi karena menambah orde
sistem.
D. Kontrol Derivative
Keluaran pengontrol diferensial memiliki sifat seperti halnya suatu operasi
derivatif. Perubahan yang mendadak pada masukan pengontrol akan
mengakibatkan perubahan yang sangat besar dan cepat. Ketika masukannya tidak
mengalami perubahan, keluaran pengontrol juga tidak mengalami perubahan,
sedangkan apabila sinyal masukan berubah mendadak dan menaik (berbentuk
fungsi step), keluaran menghasilkan sinyal berbentuk impuls. Jika sinyal masukan
berubah naik secara perlahan (fungsi ramp), keluarannya justru merupakan fungsi
step yang besar magnitudenya sangat dipengaruhi oleh kecepatan naik dari
fungsi ramp dan factor konstanta Kd.
2.4 Sistem Kontrol Pada Inkubator bayi
A. Pengontrolan Temperatur
Pada inkubator ini, udara yang dikondisikan tersebut diperoleh dengan cara
mengalirkan udara ke dalam ruangan dari bagian bawah hood (bak cor).
Pada Ruangan Hood inkubator ini, udara yang dikondisikan akan disuplaikan
dengan temperatur 340C - 370C (tanpa sistem pendingin / refrigerasi)
menggunakan sebuah heater dan fan dengan kecepatan konstan dan dua buah
saluran udara yang dicabangkan kedalam ruangan tersebut.
Berdasarkan suatu set point temperatur, mikrokontroler akan mengatur panas
heater dan humidistat akan mengatur fan untuk mengubah temperatur dan RH.
Mikrokontroler akan mengontrol temperatur yang dibutuhkan oleh kondisi bayi
jika mikrokontroler menerima sinyal besaran temperatur dari sensor diruangan
lebih besar dari set point maka heater akan mati dan akan hidup lagi apabila
temperature ruangan mempunyai diferensial sebesar dua derajat celcius (20C).
Mikrokontroler akan kembali melakukan aksi mengaktifkan atau me-nonaktifkan
heater.
setpoint + variable proses
-
Gambar 2.9 Sistem pengontrolan Temperature
B. Sistem Pengontrolan Kelembaban
Kelembaban relatif udara yang dibutuhkan pada ruang perawatan inkubator
bayi ini adalah berkisar antara 50% sampai dengan 70%, dimana hal ini
diharapkan dapat tercapai dengan cara humidifier dimana air di dalam bak di
panaskan yaitu dengan mengalirkan udara panas pada permukaan air di bak.
Cara kerjanya yaitu, udara akan dialirkan dengan bantuan fan yang kemudian
akan dilewatkan pada elemen pemanas, kemudian udara dengan temperatur yang
sudah meningkat tersebut akan masuk ke ruangan bak air dan akan melewati
baffle yang ada di dalam bak air tersebut , dan diharapkan udara panas yang
bersentuhan dengan permukaan air pada bak tersebut dapat menguapkan air
dipermukaan, sehingga udara dengan kandungan uap air yang lebih banyak akan
masuk ke dalam ruangan.
Pada Sistem pengontrolan kelembaban relatif ruang perawatan inkubator bayi
dengan menggunakan sensor DHT 21, Kontrol kelembaban dilakukan secara
otomatis dimana pada saat RH ruangan belum tercapai maka fan akan terus
menyala.
setpoint + variable proses
-
controller heaterRuang
inkubator
Sensor
Temperatur
controller FANRuang
inkubator
Gambar 2.10 Sistem Pengontrolan Kelembaban
C . Sistem pengontrolan berat badan
Sensor berat badan digunakan sebagai suatu sistem alat ukur berat badan pada
bayi. Berat badan bayi khusus nya buat bayi premature bila tidak mendapatkan
perhatian yang khusus dapat mendapat gangguan permanen. sensor yang
digunakan ialah sensor Flaxiforce.
setpoint + variable proses
-
Gambar 2.11 Sistem Pengontrolan berat
Suhu inkubator sesuai berat badan
Tabel 1.1 suhu incubator sesuai berat badan
no Berat badan bayi Suhu incubator
1 1kg 35°C
2 2 kg 34°C
3 3 kg 33°C
Sensor
kelembaban
controller heater
Sensor Berat
Ruang
inkubator
2.5 Sistem Instrumentasi
2.5.1 Sistem Pengukuran
Sistem pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
menentukan angka tertentu guna menggambarkan karakteristik suatu objek
ukur.Secara umum sistem pengukuran dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap
detector (Tranduser), Tahap intermediate (pengkondisian sinyal), Tahap
pembacaan (display). (Paul P.L. Regtien.2005.Tranducer Fundamentals)
Gambar 2.12 Sistem pengukuran
1. Transducer
Transducer adalah suatu elemen sistem pengukuran yang berfungsi untuk
mendeteksi atau merasakan adanya perubahan besaran fisik pada obyek yang
diukur. Elemen ini harus kebal terhadap pengaruh lain yang tidak dikehendaki.
(Paul P.L. Regtien.2005.Tranducer Fundamentals)
2. Signal conditioning
Signal Conditioning adalah suatu elemen sistem pengukuran yang
berfungsi mengkonversi informasi dari transducer menjadi bentuk informasi yang
dapat ditampilkan di display. Elemen ini bertugas memperbesar informasi dari
transducer agar dapat terbaca pada display. Dengan menggunakan
mikrokontroller.
3. Recorder
Recorder adalah alat ukur yang dapat langsung menampilkannya atau
merekamnya. Keluaran Amplifier adalah sinyal analog yang dapat ditampilkan
oleh analog recorder
4. Amplifier
Amplifier adalah berfungsi untuk menaikan besar sinyal tegangan keluaran
signal conditioner. diperlukan di dalam sistem jika tegangan keluaran dari
kombinasi transduser-penyesuai sinyal adalah kecil. Biasanya digunakan sebagai
penguat.
5. Power suplay
Power suplay Signal conditioner amplifier Recorder
ControlProses control
Power suplay berfungsi untuk memberikan energy yang dibutuhkan oleh
transduser, power suplay dapat berupa AC/DC.
6. Controller
Controller berfungsi sebagai perangkat yang men-drive proses untuk
menjaga suatu kuantitas terjaga dalam suatu sistem kontrol tertutup.
7 Display
Display yaitu sistem pengukuran yang berfungsi mengkonversi signal
instrument dari satu bentuk menjadi bentuk lain didesain untuk memberikan
persepsi bagi pengamat melakukan pengukuran.
2.5.2 Karakteristik Instrument Pengukuran
1. Karakteristik statis
Karakter yang menggambarkan parameter instrument dalam keadaan steady.
Karakteristik statis terdiri dari akurasi, presisi, toleransi, range (span) linieritas
dan hysteresis.
a. Akurasi (ketelitian)
Akurasi adalah ketelitian pengukuran atau pembacaan merupakan hal yang
sifatnya relatip pada pengukuran, ketelitian dipengaruhi kesalahan statis,
kesalahan dinamis, drift/sifat berubah, reproduksibilitas dan non ketelitian
didefinisikan sebagai kedekatan (closeness) pembacaan terhadap harga standar
yang diterima atau harga benar[14] .
b Error
Error didefinisikan sebagai selisih dari harga pengukuran yang dihasilkan
dengan harga sejatinya, dimana harga sejati adalah variable rata-rata dari sejumlah
pengukuran yang tak terbatas dan akan selalu berubah tergantung pada semua
aspek yang mempengaruhinya. Maka dapat dipastikan tak akan ada pengukuran
yang tak mempunyai error, baik error positif ataupun error negatif karena diantara
keduanya tidak saling menghilangkan[14].
c Range
Range adalah selisih nilai maksimum dan minimum suatu besaran yang dapat
diukur oleh alat[14].
d Sensitivitas
Sensitivity merupakan perbandingan antara perubahan besarnya keluaran
dengan perubahan masukan pada instrument tersebut setelah keseimbangan
tercapai [14].
e Linieritas
Pengukuran yang baik adalah jika input pengukuran (nilai sesungguhnya)
memberikan output (nilai yang ditunjukan alat ukur) yang sebanding
lurus.penyimpangan dari garis linier[14].
2. Karakteristik dinamis adalah karakter yang menggambarkan respon
(tanggapan) dinamik (fungsi waktu) [14].
2.6 Sensor
Sensor adalah alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan sering
berfungsi untuk mengukur magnitude sesuatu. Sensor adalah jenis tranduser yang
digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia
menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor biasanya dikatagorikan melalui
pengukur dan memegang peranan penting dalam pengendalian proses pabrikasi
modern. Sensor memberikan ekivalen mata, pendengaran, hidung, lidah dan
menjadi otak mikroprosesor dari sistem otomatisasi industri.
2.6.1 Sensor Temperatur
Sensor jenis ini berfungsi untuk mengukur nilai temperatur pada product
(media yang akan diukur) pemilihan sensor temperature tergantung pada empat
faktor yaitu : harga,akurasi, kepercayaan dan kesesuaian[3]. komponen yang dapat
mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala
perubahan suhu pada obyek tertentu. Sensor temperatur melakukan pengukuran
terhadap jumlah energi panas/dingin yang dihasilkan oleh suatu obyek sehingga
memungkinkan kita untuk mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-
perubahan suhu tersebut dalam bentuk output Analog maupun Digital.(sumber :
buku dasar--dasar elektonika,hal.10)
2.6.2 Sensor Kelembaban
Sensor kelembaban adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk
membantu dalam proses pengukuran atau pendefinisian suatu kelembaban uap
air yang terkandung dalam udara. Jenis - jenis sensor kelembaban diantaranya
Cspacitive Sensors, Electrical conductivity Sensors, Thermal Conductivity
Sensors, Optical Hygrometer, dan Oscillating Hygrometer.
2.6.3 Sensor CO2
Sensor CO2 adalah sebuah instrument pengukuran yang dapat digunakan
untuk mengukur kadar CO2 (Carbondioksida) di udara. Prinsip dasar dari Sensor
CO2 ini adalah menggunakan prinsip kerja Infrered Gas Sensor (NDIR/Sensor
gas infra merah) dan chemical gas sensor (Sensor Gas Kimia). Pengukuran udara
sangat penting untuk mengukur kualitas udara termasuk kandungan gas
carbondioksida di udara khususnya pada ruangan-ruangan tertutup.
2.6.4 Sensor Berat
Sensor berat berfungsi sebagai deteksi adanya gaya yang ditimbulkan oleh
suatu rangsangan yang masuk dalam suatu alat. Gaya itu sendiri menyebabkan
terjadinya tegangan yang nantinya akan menimbulkan suatu sinyal tertentu.
2.6.5 Sensor Infrared Thermometer
Alat pengukuran yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi temperatur
secara optik (selama objek diamati), radiasi energi sinar infra merah diukur, dan
digambarkan dalam bentuk suhu. Prinsip kerja nya adalah obyek memancarkan
energi inframerah. Semakin panas suatu benda, maka molekulnya semakin aktif
dan semakin banyak energi infra merah yang dipancarkan.
2.6.6 Sensor Water Level
Water Level Controller adalah sebuah alat yang bertujuan untuk
mengendalikan atau mengatur ketinggian air dalam suatu bak air atau tanki secara
otomatis. prinsip kerja Water Level Controller ini adalah mengatur kerja pompa
air yang akan mengisi bak air/ tanki dengan ketinggian air sebagai acuannya.
Ketika air dalam tanki akan habis, maka sensor yang mengindra level paling
bawah air (ditentukan pada ketinggian sesuai keinginan) akan memberikan sinyal
ke Water Level Controller, dan selanjutnya Water Level Controller memberikan
perintah untuk menyalakan pompa.
2.7 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sebuah sistem computer fungsional dalam sebuah chip.
Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM,
memori program,atau keduanya), dan perlengkapan input-output. Mikrokontroler
adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem computer. Meskipun
mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu computer pribadi dan
computer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang
sama. computer akan menghasilkan output spesifik berdasarkan inputan yang
diterima dan program yang dikerjakan.
2.7.1 Arduino
Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source
yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler
dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Kontroler itu mikrokontroler itu sendiri
adalah Chip atau IC ( integrated circuit ) yang bisa deprogram menggunakan
computer. Tujuan menanamkan program pada mikrokontroler adalah agar
rangkaian elektronika dapat membaca input, memproses input tersebut dan
kemudian menghasilkan output sesuai yang diinginkan. mikrokontroler arduino
bertugas sebagai ‘Otak’ yang mengendalikan input, proses dan output sebuah
rangkaian elektronik.
Secara umum,arduino terdiri dari dua bagian yaitu :
Hardware berupa papan input/output (I/O)yang open source
Software arduino yang juga open source, meliputi software arduino IDE untuk
menulis program dan driver untuk koneksi dengan computer
2.7.2 Arduino Mega
Gambar 2.13 Arduino Mega 2560
Arduino mega 2560 adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega2560.
menggunakan Chip yang lebih tinggi ATMEGA2560. Dan tentu saja untuk Pin
I/O Digital dan pin input Analognya lebih banyak dari Uno. Mempunyai 54 pin
digital input/output,dimana 14 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 16
analog input, 4 UARTs (hardware serial ports), 16 MHz crystal oscillator,
sambungan USB, power jack, ICSP header, dan tombol reset. Board ini juga
menggunakan daya yang terhubung ke computer dengan kabel USB atau daya
eksternal dengan adaptor AC-DC atau baterai. Arduino mega competibel dengan
shield yang didesain untuk arduino Duemilanove atau Diecimila.
Tabel 1.2 spesifikasi arduino mega
mikrokontroler ATmega2560
Tegangan operasi 5V
Input voltage (disarankan) 7-12V
Input voltage (limit) 6-20V
Pin digital I/O 54 pin digital
Pin analog 16 pin
Arus DC per pin I/O 40 mA
Arus DC untuk pin 3,3V 50 mA
Flash memory 256 kb
SRAM 8 kb
EEPROM 4 kb
Clock speed 16 MHz
BAB III
PERANCANGAN & IMPLEMENTASI
3.1 Rancangan Inkubator Bayi
Inkubator bayi yang akan di kontrol dan di Monitoring adalah inkubator bayi
jenis tertutup, dimana pada incubator bayi jenis ini udara di dalam ruangan
(hood) akan dikondisikan sehingga temperatur udara di dalam ruangan tersebut
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan bayi prematur yaitu dengan range
temperatur dari 340C - 370C dan kelembaban relatif dijaga agar berada 50% -
70%.
Gambar 3.1 Inkubator bayi jenis tertutup
Pada inkubator ini, udara yang dikondisikan tersebut diperoleh dengan cara
mengalirkan udara ke dalam ruangan dari bagian bawah hood (bak cor) Dimana
pada bak cor tersebut, udara dialirkan oleh fan kemudian udara tersebut melewati
heater udara sehingga udara tersebut temperaturnya naik, kemudian udara hangat
tersebut mengalir dan kemudian terbagi menjadi dua arah dimana aliran udara
tersebut salah satunya mengalir ke bak air dan pada bak air tersebut udara itu
melewati baffle dan kemudian masuk keruangan. Sedangkan aliran udara hangat
lainnya akan mengalir ke arah lainnya yang kemudian akan masuk kedalam
ruangan dan berfungsi sebagai suplai udara hangat yang akan menaikkan
temperatur udara di ruangan perawatan tersebut.
3.2 Tujuan Perancangan
Perancangan merupakan tahap yang sangat penting dalam mewujudkan /
merealisaikan suatu alat yang akan dibuat. Adapun tujuan dari perancangan itu
sendiri yaitu:
Untuk merealisasikan alat yang dirancang
Menyiapkan segala sesuatu mengenai alat yang akan dirancang
Menjaga agar pengerjaan dapat terkontrol dan tidak keluar jalur
Memprediksi waktu yang akan ditempuh.
3.3 Data Perancangan
Data perancangan untuk inkubator bayi yang dibuat dalam tugas akhir ini
adalah sebagai berikut:
1. Jenis inkubator tertutup
2. Temperatur 34oC sampai dengan 37oC
3. RH (%) dijaga antara 50% sampai dengan 70%
4. Temperatur Bayi yang akan masuk ruang inkubator sebesar 32oC
5. Mengatur temperature terhadap berat bayi
6. Sensor yang digunakan untuk menimbang berat bayi menggunakan jenis
sensor flaxy force
7. Sensor water level
8. Fan 220V / 50Hz
9. Heater AC 220volt 350 watt
10. Sensor yang digunakan untuk temperatur dan RH menggunakan jenis
sensor DHT 21
11. Monitoring sensor CO2
3.4 Tahap Perancangan
Gambar 3.2 Flow chart tahap perancangan
Studi literatur
mulai
Penentuan spesifikasi alat
Apakah alat sesuai dengan studi literature dan tersedia ??
Perancangan hardware dan software
Pengujian hardware dan software
Apakah sistem bekerja sesuai rancangan
selesai
Tidak
perbaikan
tidak
ya
ya
3.5 Perancangan Hardware
Perancangan hardware pada pembuatan alat ini meliputi perancangan
hardware kontroler yaitu mikrokontroler, Hardware dirancang sesuai dengan
kebutuhan kerja alat yang diharapkan dengan mempertimbangkan kemudahan dan
kesederhanaannya baik pembuatan, pemasangan, pengadaan, maupun software-
nya. Dengan beberapa pertimbangan terdapat beberapa hardware yang dibeli
dalam bentuk modul jadi siap pakai dan beberapa hardware dibuat sesuai dengan
karakteristik yang diinginkan.
3.5.1 Blok Diagram Hardware System
Gambar 3.3 Diagram blok hardware sistem control incubator bayi
Rancangan alat ukur secara utuh dapat disimak pada gambar 3.2 terdapat
beberapa sensor yaitu sensor DHT 21, sensor berat flaxy force, sensor infrared
Thermometer, motor servo , water level, dan sensor CO2 yang dikontrol
menggunakan mikrokontroler arduino mega. Data yang di dapat lalu direkam
secara continue dan real time menggunakan data logger.
Sensor
DHT21
Sensor berat
Flaxiforce
Sensor
infrared
thermometer
Motor
servo Water
level
Sensor
CO2
Arduino mega
Data
logger
LCD 5’’
supply
Data continue dan real time ditampilkan ke LCD untuk menampilkan hasil
pengukuran yang dilakukan oleh sensor. Data yang ditampilkan oleh LCD adalah
temperature dan RH kelembaban, berat bayi, temperature bayi. Dan CO2
3.5.2 Perancangan Sensor Temperatur dan RH
Untuk mengetahui temperature dan kelembaban pada ruangan inkubator
yang harus di kondisi kan pada suhu 34°C - 37ºC dan RH 50% - 70% maka
diperlukan sensor DHT 21 yang berfungsi untuk mengatur temperature dan
kelembaban ruangan incubator tersebut.
Gambar 3.4 Konfigurasi pin DHT 21
Konfigurasi pin mikrokontroler yang digunakan dalam pin ini adalah sebagai
berikut :
VCC dihubungkan pada pin 5V
Data dihubungkan pada pin A0
NC tidak dihubungkan
Gnd dihubungkan pada pin Gnd
Karakteristik sensor temperatur dan RH DHT 21 Sensor yang digunakan untuk
mengukur temperatur dan kelembaban relatif udara ambient yaitu sensor DHT 21, yang
memiliki spesifikisi alat sebagai berikut :
Mengukur suhu dari 0ºC hingga 50ºC
Mengukur kelembaban atau RH 20% sampai dengan 90%
Memiliki resolusi 0,01ºC dan 0,03% RH
Membutuhkan catu daya +5V DC
Memiliki 4 pin single Row
3.5.3 Perancangan sensor berat Flaxiforce
Sensor Flaxiforce adalah sensor gaya / beban (force) sensor yang berbentuk
printed circuit sangat tipis dan fleksibel. Sensor flexiforce sangat mudah
diimplementasikan untuk mengukur gaya tekan antara 2 permukaan dalam
berbagai aplikasi. Sensor flexiforce bersifat resistif dan nilai konduktansinya
berbanding lurus dengan gaya / beban yang diterimanya. Semakin besar beban
yang diterima sensor flexiforce maka nilai hambatan output-nya akan semakin
menurun.
Konfigurasi pin mikrokontroler yang digunakan dalam pin ini adalah sebagai berikut :
VCC dihubungkan pada pin 5V
Data dihubungkan pada resistor 1M ohm pin A2
Vout tidak dihubungkan
Gnd dihubungkan pada pin Gnd
Gambar 3.5 Konfigurasi pin Flaxiforce
Spesifikasi sensor berat Flaxiforce Sensor yang digunakan untuk mengukur berat
badan bayi , yang memiliki spesifikisi alat sebagai berikut :
Active sensing area : diameter 9,53 mm.
Ketebalan : 0,127 mm.
Range : 0 - 25lbs (111N) atau 11,25Kg.
Besar gaya linear terhadap 1/R output.
Linearity (error) : < ±5%.
Operating temperature : -9 s/d 60 C."
3.5.4 Perancangan Sensor Infrared Thermometer
Sensor infrared thermometer berfungsi sebagai pendeteksi temperatur secara
optic selama objek diamati, radiasi energi sinar inframerah diukur, dan disajikan
sebagai suhu. metode pengukuran suhu yang cepat dan akurat dengan objek dari
kejauhan dan tanpa disentuh situasi ideal dimana objek bergerak cepat, jauh
letaknya, sangat panas, berada di lingkungan yang bahaya, atau adanya kebutuhan
menghindari kontaminasi objek. Pada inkubator bayi digunakan sebagai
pendeteksi suhu bayi yang berada di dalam inkubator agar suhu bayi dapat
terdeteksi dan dapat di tampilkan pada LCD.
Gambar 3.6 Konfigurasi pin sensor infrared Thermometer
Konfigurasi pin mikrokontroler yang digunakan dalam pin ini adalah sebagai
berikut :
Vin dihubungkan pada pin 3V3
SCL dihubungkan pada SCL (disambungkan ke pin analog 4)
SDA dihubungkan pada SDA (disambungkan ke pin analog 5)
Gnd dihubungkan pada pin Gnd
Spesifikasi sensor Infrared Thermometer Sensor yang digunakan untuk
mengukur temperatur Bayi yang berada pada incubator bayi yaitu sensor infrared
Thermometer, yang memiliki spesifikisi alat sebagai berikut :
Type MLX90614
Mengukur suhu dari -40ºC hingga 85ºC
Membutuhkan catu daya 5V DC min 3V
Memiliki 4 pin
Small size, low cost
Body temperature measurement
3.5.5 Perancangan Pengontrolan Motor Servo
Motor servo adalah sebuah motor listrik penggerak dengan sistem umpan
balik tertutup dimana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian
control yang ada di dalam motor servo. Pada inkubator bayi motor servo
digunakan sebagai kontrol aliran udara yang masuk kedalam ruang inkubator.
Dengan sistem On – Off dengan cara kerja ketika ruangan Hood inkubator
temperatur sudah tercapai (max) maka motor servo yang terhubung pada katup
akan otomatis menutup, jika temperatur ruang inkubator turun pada set point
(min) maka motor servo yang terhubung pada katup akan bekerja kembali
membuka katup.
Gambar 3.7 Konfigurasi pin Motor servo
Spesifikasi motor servo Motor servo yang digunakan untuk mengatur
bukaan damper pada incubator, yang memiliki spesifikisi alat sebagai berikut :
Spesifikasi servo Towerpro SG90
Dimension: 22mm x 11.5mm x 22.5mm
Net Weight: 9 grams
Operating speed: 0.12second/ 60degree ( 4.8V no load)
Stall Torque (4.8V): 17.5oz /in (1kg/cm)
Temperature range: -30 to +60
Dead band width: 7usec
Operating voltage: 3.0V~7.2V
Fit for ALL kind of R/C Toys
3.5.6 Perancangan Sensor Water Level
Fungsi dari Water Level Control adalah untuk mengontrol level air dalam
sebuah tangki penampung yang di mana pada level tertentu motor listrik atau
pompa air akan beroperasi dan pada level tertentu juga pompa air akan mati.
Prinsip kerja sensor water level pada inkubator bayi menggunakan sistem kontrol
On – Off, pada saat air pada bak cor di dalam inkubator berkurang dan air tidak
menyentuh sensor maka pompa air akan hidup, jika sebaliknya air sudah
bertambah dan menyentuh sensor water level maka pompa air akan mati.
Konfigurasi pin mikrokontroler yang digunakan dalam pin ini adalah
sebagai berikut :
Vin dihubungkan pada pin 5V Data dihubungkan pada A1 Gnd dihubungkan pada pin Gnd
Sensor water level digunakan untuk mengatur tinggi air pada bak cor yang
berada di dalam inkubator bayi. Spesifikasi sensor water level :
Working Voltage: DC5V
Working current: Less than 35mA
Type : Analog sensor
Testing area: 40mm x 18mm
Working temperature: 10℃-30℃ Working moisture: 10%-90% without condensation
Fixing hole size: Φ3mm
Product size: 60mm x 22mm
//////// ///Gambar 3.8 Konfigurasi pin sensor water level
3.5.7 DATA LOGGER
Data logger merupakan sistem yang berfungsi untuk merekam data ke dalam
media penyimpanan data, data logger memiliki kapasitas penyimpanan yang
cukup besar sehingga data yang terekam dapat dapat ditampilkan dalam grafik
durasi yang cukup lama, sistem data logger ini dibangun dari modul arduino
sebagai pengendalinya dan menggunakan SD CARD sebagai media
penyimpanannya.
Spesifikasi Data Logger
Dimensions (assembled): 70mm x 53mm x 17mm (2.7in x 2in x 0.65in)
SD card interface works with FAT16 or FAT32 formatted cards. 3.3v
SD Card protrudes by 10mm (0.4in) when inserted
Weight: 22g/0.8oz
This board/chip uses I2C 7-bit address 0x68
//
Gambar 3.9 Data logger
Pin 51 dihubungkan pada MOSI
Pin 50 dihubungkan pada MISO
Pin 52 dihubungkan pada CLK
Pin 4 dihubungkan pada CS
3.5.8 LCD UTFT 5 INCI
Pada pengimplementasian rangkaian LCD UTFT 5 inci (800 x 480) ini, sama
seperti rangkaian sebelumnya LCD dipasang terlebih dahulu di breadboard untuk
mempermudah ketika dilakukan pengujian. Kabel yang digunakan untuk
menghubungkan LCD ke arduino mega jumlah nya lebih banyak dari pada
rangkaian sensor dan Bluetooth karena LCD ini menggunakan 32 pin yang
digunakan untuk menampilkan tampilan ke LCD. Berikut ini pin yang digunakan
LCD pada arduino mega.
Tabel 3.1 configurasi pin LCD
Signal TFT Arduino mega pin
DB0 D37
DB1 D36
DB2 D35
DB3 D34
DB4 D33
DB5 D32
DB6 D31
DB7 D30
DB8 D22
DB9 D23
DB10 D24
DB11 D25
DB12 D26
DB13 D27
DB14 D28
DB15 D29
RS Any free pin
WR Any free pin
RD Must be pulled high (3,3v)
CS Any free pin
REST Any free pin
/
Gambar 3.10 UTFT LCD 5 inci
Spesifikasi UTFT LCD 5 inci
7.0" TFT LCD Module, Resolution 800x480, SSD1963 Controller
LCD Type: TFT Transmissive Normal White
Interface: 8/16bit parallel bus interface
PCB Color: Blue
On board 400mA DC-DC Boost regulator to provide power supply to LCD
backlight
voltage:2.8-3.3V
3.6.9 Sensor CO2 V1.2
Sensor CO2 Arduino Tegangan yang keluaran dari rangkaian mengalir dengan
meningkatnya konsentrasi CO2. Potensiometer yang terdapat pada sensor CO2 dirancang
untuk mengatur ambang tegangan. Selama konsentrasi CO2 cukup tinggi (tegangan lebih
rendah dari ambang batas), lalu sinyal digital (ON / OFF) akan muncul. Memiliki MG-811
sensor modul onboard yang sangat sensitif terhadap CO2 dan kurang sensitif terhadap
alkohol dan CO, rendahnya kelembaban rendah dan ketergantungan suhu. Sensor ini
memiliki sirkuit pendingin untuk memperkuat sinyal yang keluar.
/
Gambar 3.11 Sensor CO2
Spesifikasi Sensor CO2 :
Operating voltage:5V
Interface: Analog
One digital output
High quality connector
Immersion gold surface
Onboard heating circuit
Size:32x42mm
3.6.10 Integrasi sistem
Pada pengimplementasian rangkaian semua komponen ini,untuk rangkaian tiap-
tiap komponen sama dengan rangkaian yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Komponen-komponen alat mulai dari sensor temperatur dan kelembaban DHT11,
sensor berat Flexyforce, sensor Infrared thermometer, motor servo, water level, Data
logger, Bluetooth, LCD 5 inci (800 x 480) dipasang dan dirangkai dalam satu breadboard.
Untuk rangkaian nya seperti terlihat pada gambar berikut
/
Gambar 3.12 Gambar seluruh komponen pada breadboard
3.6.11 Perancangan Box Sistem
Box ini digunakan sebagai tempat alat-alat yaitu arduino dengan
komponen-komponen yang lain seperti Arduino, Bluetooth, LCD dan data logger
agar terlihat rapih dan bagus. Box ini terbuat dari akrilik berwarna putih dengan
tebal 2mm. Desain Box ini menyesuaikan dengan bentuk tiap komponen yang
digunakan. Box ini memiliki ukuran panjang 17cm, lebar 14cm, Tinggi 16cm.
Desain Box ini di gambar di CorelDraw untuk desai 2 dimensinya dan desain 3
dimensi nya digambar melalui autocad. Untuk Desain Box nya seperti gambar di
bawah ini :
/
/
Box Control (ruang perawatan)
Panjang : 17cm
: 860 mm
Lebar : 14cm
: 400 mm
Tinggi : 16cm
Pada perancangan control box terdapat beberapa komponen penting yang
berada didalam box terdiri dari arduino mega, screwsheild, data logger, Bluetooth,
lampu indikator.
/
Gambar 3.14 rangkaian dalam Box Control
3.5.12 Bagian-Bagian Dari Sistem Kontrol
/
Gambar 3.15 aliran udara inkubator
Tabel 3.2 keterangan aliran udara inkubator
No keterangan
1 LCD 5 inci
2 Fan
3 Heater
4 Damper
5 Tanki air
Berdasarkan Pada gambar 3.15 box kontrol digunakan sebagai ruang untuk
menyimpan komponen dan berfungsi untuk memonitor temperature ruangan,
temperature bayi, kelembaban, berat, dan kadar CO2.
Fan pada gambar 3.15 merupakan hal penting yang berfungsi untuk
mengalirkan udara panas pada heater yang kemudian udara panas tersebut
dialirkan melewati saluran udara kering dan udara basah. Kemudian damper akan
bekerja untuk mengatur aliran udara yang masuk ke dalam ruang inkubator. Jika
air pada bak cor berkurang pompa air akan bekerja mengisi air pada tanki ke bak
cor.
3.6 Perancangan Software
3.6.1 Flowchart
Flowchart berfungsi untuk memermudah proses pembuatan program. Pada
perancangan flowchart dibuat berdasarkan alur sebagai berikut:
Deklarasi variable setpoint
34 ͦVC
Baca susu DHTBaca humid DHTBaca IR sensor
Baca sensor BeratBaca sensor CO2
Fan on
Suhu > Setpoint
Heater OFF
Humid > 70 % Pͦ
Damper Close
selesai
Heater ON
Damper open
Mengambil data kembali
tidak
tidak
Ya
Mulai
Baca Mikro SD
Tampilkan LCD
Kartu SD tidak Terbaca
tidak
Ya
ya
tidak
Ya
Gambar 3.16 Flowchart
3.6.2 Implementasi
Dalam pembuatan sistem pengukuran menggunakan mikrokontroler arduino
mega, dibutuhkan pemrograman agar alat ukur dapat berjalan dengan baik.
Pemrograman dilampirkan pada lamiran B. dalam hal ini penulis akan
menjelaskan pemrograman untuk sistem pengukuran Temperatur, Kelembaban,
Berat, Kadar CO2, Temperatur, Water level, motor servo yang akan ditampilkan
di LCD 5 inci.
Program agar data temperatur, Kelembaban dapat terbaca dan
ditampilakan melalui LCD.
#include <dht.h>
#define dht_dpin A0
define DHTTYPE DHT11
dht DHT;
DHT.read11(dht_dpin);
float humid=DHT.humidity;
float suhu=DHT.temperature;
myGLCD.setColor(210,180,140);
myGLCD.fillRect(40,80,340,220);
myGLCD.setColor(0, 0, 0);
myGLCD.setBackColor(210,180,140);
myGLCD.print( "TEMPERATUR", 90,50);
}
if(count<20){
myGLCD.setColor(0, 0, 0);
myGLCD.setBackColor(210,180,140);
myGLCD.setFont(SevenSegNumFont);
myGLCD.printNumI( suhu, 120,150);
myGLCD.setFont(BigFont);
}
if(count==1){
myGLCD.setColor(210,180,140);
myGLCD.fillRect(40,390,340,270);
myGLCD.setBackColor(210,180,140);
myGLCD.setColor(0, 0, 0);
myGLCD.setFont(BigFont);
myGLCD.print( "KELEMBABAN", 90,240);
}
if(count<20){
myGLCD.setFont(SevenSegNumFont);
myGLCD.printNumI(humid,120,300);
myGLCD.setFont(BigFont);
}
Program agar data Berat dapat terbaca dan ditampilakan melalui LCD
int weight;
int weight_last;
int weight1=analogRead(2);
if (weight1 >400)
{
weight=1;
}
if (weight1<400)
{weight=0;}
if (weight1 >560)
{
weight=2;
}
if (weight1 >678)
{
weight=3;
}
if (weight1 >723)
{
weight=4;// do Thing B
}
if (weight1 >745)
{
weight=5;// do Thing B
}
if (weight1 >765)
{
weight=6;// do Thing B
}
if (weight1 >790)
{
weight=7;// do Thing B
}
if (weight1 >810)
{
weight=8;// do Thing B
}
myGLCD.setColor(210,180,140);
myGLCD.fillRect(40,80,340,220);
myGLCD.setColor(210,180,140);
myGLCD.setBackColor(0, 0, 0);
myGLCD.print( "BERAT", 90,50);
}
if(count>20){
myGLCD.setColor(0, 0, 0);
myGLCD.setBackColor(210,180,140);
myGLCD.setFont(SevenSegNumFont);
myGLCD.printNumI(weight,120,150);
myGLCD.setFont(BigFont);
}
Program agar data infrared thermometer dapat terbaca dan ditampilakan
melalui LCD
#include <Adafruit_MLX90614.h>
Adafruit_MLX90614 mlx = Adafruit_MLX90614();
float temp;
mlx.begin();
delay(2000);
int suhuobjek= mlx.readObjectTempC();
if(count==20){
myGLCD.setColor(210,180,140);
myGLCD.fillRect(40,390,340,270);
myGLCD.setColor(210,180,140);
myGLCD.setBackColor(0, 0, 0);
myGLCD.print( "TEMPERATUR BAYI", 90,240);
}
if(count>20){
myGLCD.setColor(0, 0, 0);
myGLCD.setBackColor(210,180,140);
myGLCD.setFont(SevenSegNumFont);
myGLCD.printNumI(mlx.readObjectTempC(), 120,300);
myGLCD.setFont(BigFont);
}
Program agar data water level dapat terbaca dan kontrol nya berjalan dengan
baik dan ditampilakan melalui LCD.
Serial.println("air=");
int air = analogRead(1);
if (air<450)
{digitalWrite(42, HIGH);}
else
{digitalWrite(42, LOW);}
Serial.println(air);
myGLCD.print( "WATER LEVEL", 420,140);
//myGLCD.setBackColor(255,255,255);
myGLCD.setColor(0, 255, 0);
myGLCD.print( "ON", 610,140);
myGLCD.setColor(255, 0, 0);
myGLCD.print( "LOW", 690,140);
Program dibuat untuk kontrol heater on/off dan ditampilakan melalui LCD.
if(suhu>Setpoint){
digitalWrite(heater,1);
}
else {
if(time<8){
digitalWrite(heater,0);
}
else {
digitalWrite(heater,1);
}
if(time>=10){
time=time+1;
Program dibuat untuk mengatur udara yang masuk ke ruang incubator dengan
menggunakan servo dan damper sebagai penutup saluran udara.
#include <Servo.h>
Servo myservo;
int damper;
myservo.attach(43);
myservo.write(20);
delay(1000);
myservo.write(100);
if(suhu<=Setpoint)
{
damper=0;
myservo.write(170);
};
if(suhu>=Setpoint)
{
damper=1;
myservo.write(20);
};