tugas akhir pemanfaatan biji kelor ( moringa …embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun...

49
PEMANFAATA TERHADAP P AIR EMB SUL KEMENTERIA POLITEKN PRO TUGAS AKHIR AN BIJI KELOR (MORINGA O PENURUNAN TINGKAT KEK BUNG DI DESA PITAY KECAM LAMU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2019 OLEH OLEH : RICKY F.Y. DJULA NIM: PO.530333015591 AN KESEHATAN REPUBLIK IN NIK KESEHATAN KEMENKES KU ODI KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2019 OLEIFERA) KERUHAN MATAN G NDONESIA UPANG N

Upload: others

Post on 07-Dec-2020

36 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

PEMANFAATAN BIJI KELOR (

TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KEKERUHAN

AIR EMBUNG DI DESA

SULAMU

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

POLITEKNIK

PRODI KESEHATAN LIN

TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN BIJI KELOR (MORINGA OLEIFERA

ERHADAP PENURUNAN TINGKAT KEKERUHAN

AIR EMBUNG DI DESA PITAY KECAMATAN

SULAMU KABUPATEN KUPANG

TAHUN 2019

OLEH

OLEH :

RICKY F.Y. DJULA

NIM: PO.530333015591

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN 2019

OLEIFERA)

ERHADAP PENURUNAN TINGKAT KEKERUHAN

KECAMATAN

KABUPATEN KUPANG

INDONESIA

KESEHATAN KEMENKES KUPANG

KUNGAN

Page 2: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

PEMANFAATAN BIJI KELOR (MORINGGA OLEIFERA)

TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KEKERUHAN

AIR EMBUNG DI DESA PITAY KECAMATAN

SULAMU KABUPATEN KUPANG

TugasAkhirIniDiajukanUntukMemenuhiPersyaratanMemperolehIjazah

Diploma TigaKesehatanLingkungan

OLEH:

RICKY F.Y. DJULA

NIM: PO.530333015591

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLETIKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

TAHUN 2019

Page 3: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim
Page 4: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

BIODATA PENULIS

Nama : Ricky Frit’s Yansen Djula

Tempat Tanggal Lahir : Kupang, 04 Februari 1996

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. AH. Nasution No. 2 Kel. Kayu Putih, Kupang – NTT

Riwayat Pendidikan :

1. SDI Oepoi Tahun 2008

2. SMPN 8 Kota Kupang 2012

3. SMA Muhammadiyah 2015

Riwayat Pekerjaan : -

Karya Tulis ini saya persembahkan untuk :

“ kedua orang tua tercinta, kakak-kakak, keluarga besar penulis, teman-teman

seperjuangan, dan sahabat-sahabat tercinta”.

Motto

“ Hidup itu seperti bersepeda agar tetap seimbang, kita harus terus bergerak.”

Page 5: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

ABSTRAK

PEMANFAATAN BIJI KELOR (MORINGA OLEIFERA) TERHADAP

PENURUNAN TINGKAT KEKERUHAN AIR EMBUNG DI DESA PITAY

KECAMATAN SULAMU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2019

Ricky Frit’s Yansen Djula, Siprianus Singga)*

*) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Kupang

xi + 24 : 3 tabel, 2 gambar, 4 lampiran

Secara kualitas air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat

kesehatan. Peningkatan kualitas air dapat dilakukan dengan jalan mengadakan

pengelolaan terhadap air dimulai dari yang sangat sederhana sampai pada

pengolahan yang lengkap. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan

diperoleh suatu metode penurunan kekeruhan salah satunya dengan menggunakan

biji kelor yang merupakan cara sederhana dan ekonomis. Tujuan dari penelitian

ini untuk mengetahui efektivitas dari biji kelor dalam menurunkan kekeruhan

dengan dosis 15 gram/liter.

Jenis penelitian yang dipakai adalah “ Pre Eksperimen “. Variabel dalam

penelitian ini adalah kekeruhan dan obyek penelitian ini adalah air embung. Data

primer diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap parameter tingkat

kekeruhan baik sebelum maupun sesudah perlakuan dianalisa secara deskriptif.

Hasil pengukuran tingkat kekeruhan air pada pengulangan pertama

sebelum perlakuan adalah 141 NTU dan setelah perlakuan adalah 98 NTU,

pengulangan kedua sebelum perlakuan adalah 141 NTU dan setelah perlakuan

adalah 98 NTU, pengulangan ketiga sebelum perlakuan adalah 141 NTU dan

setelah perlakuan adalah 98 NTU, pengulangan keempat sebelum perlakuan

adalah 141 NTU dan setelah perlakuan adalah 98 NTU, pengulangan kelima

sebelum perlakuan adalah 141 NTU dan setelah perlakuan adalah 98 NTU.

Dari lima pengulangan yang dilakukan penurunannya sama yaitu 43 NTU dan

efektivitas penurunannya adalah 30,5 %

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari pemanfaatan biji kelor

dalam menurunkan kekeruhan dengan dosis 15 gr dengan waktu pengendapan

selama 30 menit belum efektif dan disarankan agar menggunakan waktu

pengendapan yang lebih lama.

Kata Kunci : koagulan biji kelor, penurunan tingkat kekeruhan air.

Kepustakaan : 12 buah (1990 – 2018)

Page 6: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

ABSTRACT

UTILIZATION OF MORINGA (MORINGA OLEIFERA) SEEDS IN

DECREASING THE TURBIDITY OF WATER IN RESERVOIR OF

PITAY VILLAGE, SULAMU SUB DISTRICT KUPANG DISTRICT 2019 Ricky Frit’s Yansen Djula, Siprianus Singga) *

*) Environmental Health Department of health polytechnic of health ministry in kupang

xi + 24: 3 tables, 2 pictures, 4 attachments

Water quality must be available in conditions that meet health requirements.

Improving water quality can be done by conducting water management starting

from very simple to complete processing. In line with the development of science,

a method of reducing turbidity is obtained, one of which is by using Moringa

seeds which is a simple and economical way. The purpose of this study was to

determine the effectiveness of Moringa seeds in reducing turbidityat adose of

15grams/liter.

The type of research used is "Pre Experiment". The variable in this study is

turbidity and the object of this study is water reservoirs. Primary data obtained

from the results of laboratory tests on the turbidity level parameters both before

and after treatment were analyzed descriptively.

The results of measurement of water turbidity level at the first repetition

before treatment were 141 NTU and after the treatment was 98 NTU, the second

repetition before treatment was 141 NTU and after the treatment was 98 NTU, the

third repetition before treatment was 141 NTU and after the treatment was 98

NTU, the fourth repetition before treatment was 141 NTU and after treatment was

98 NTU, the fifth repeat before treatment was 141 NTU and after treatment was

98NTU. Of the five repetitions that were carried out resulting the same decreasing

of 43 NTU and the effectiveness of the decrease was 30.5%.

It is concluded that the ulitisation of Moringa seeds in reducing turbidity

with a dose of 15 grams with a deposition time of 30 minutes has not been

effective and it is recommended to use a longer deposition time.

Keywords: moringa seed coagulant, decreased water turbidity level.

Literature: 12 pieces (1990 - 2018)

Page 7: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas kasih setia dan penyertaan Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

dengan judul“PEMANFAATAN BIJI KELOR (MORINGA OLEIFERA)

TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KEKERUHAN AIR EMBUNG DI

DESA PITAY KECAMATAN SULAMU KABUPATEN KUPANG TAHUN

2019”. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak .Untuk itu pada kesempatan ini, dengan

penuh hormat dan keren dahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih

khususnya kepada orang tua tercinta yang telah mendukung penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir melalui doa. Penulis juga tidak lupa mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu R.H Kristina, SKM.,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kupang.

2. Bapak Karolus Ngambut, SKM.,M.Kes selaku Ketua Prodi Kesehatan

Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.

3. Bapak Siprianus Singga, ST., M.Kes Selaku dosen pembimbing yang

selalu memberi motivasi dalam menyusun proposal ini.

4. Dr. Christine J. K. Ekawati, SSi., M.Si selaku dosen penguji yang telah

meluangkan waktu untuk menguji penulis.

5. IbuVience M. Adoe, SKM., M. Kes selaku dosen penguji yang telah

meluangkan waktu untuk menguji penulis.

Page 8: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

v

6. Semua bapak dan ibu dosen Program Studi Kesehatan Lingkungan yang

selalu memberikan nasihat dan semangat saat melakukan penyusunan

tugas akhir.

7. Kakak tersayang Jecky Imanuel Djula dan Rizky Djula yang selalu

memberikan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

tugas akhir ini dengan baik.

8. Teman-teman tingkat III reguler I tanpa terkecuali yang telah memberikan

motivasi untuk penulis

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun tugas akhir

ini.

Penulis juga menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun

dari bapak/ibu dosen sangat diharapkan untuk menyempurnakan proposal

ini.

Kupang, Juni 2019

Penulis

Page 9: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………… ii

BIODATA PENULIS……………………………………………………... iii

ABSTRAK…………………………………………………………………. iv

ABSTRACT………………………………………………………………... iv

KATA PENGANTAR................................................................................... iv

DAFTAR ISI……………………………………………………................. vi

DAFTAR TABEL......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 2

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 2

D. Manfaat Penelitian…………………………………………………… 3

E. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Air Bersih.......................................................................... 4

B. Embung............................................................................................... 5

C. Sumber-Sumber Air............................................................................ 5

Page 10: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

vii

D. Kualitas Air Bersih.............................................................................. 7

E. Pengolahan Air.................................................................................... 9

F. Biji Kelor............................................................................................. 10

G. Kekeruhan........................................................................................... 11

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian ……………………………………………………... 13

B. Rancangan Penelitian.......................................................................... 13

C. Kerangka Konsep................................................................................ 14

D. Variabel Penelitian.............................................................................. 14

E. Definisi Operasional........................................................................... 15

F. Proses Koagulasi dengan menggunakan Flokulator........................... 16

G. Pengukuran kekeruhan menggunakan Turbidimeter……………….. 16

H. Obyek Penelitian................................................................................. 17

I. Metode Pengumpulan Data………………………………………… 17

J. Pengolahan Data................................................................................. 20

K. Analisa Data........................................................................................ 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil.................................................................................................... 23

B. Pembahasan......................................................................................... 23

BAB V PENUTUP

Page 11: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

viii

A. Kesimpulan.......................................................................................... 26

B. Saran..................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rancangan Penelitian ............................................................................... 13

Tabel 2. Definisi Operasional ................................................................................ 15

Tabel 3. Tingkat kekeruhan sebelum dan sesudah perlakuan................................23

Page 13: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Proses Koagulasi dengan Flokulator 16

Gambar 2. Pengukuran Kekeruhan dengan Turbidimeter 16

Page 14: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih PERMENKES

No.416/Menkes/Per/Ix/1990

Lampiran II. Surat ijin Penelitian

Lampiran III. Pelaksanaan Penelitian

Lampiran IV. Dokumentasi Penelitian

Page 15: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alami yang dalam penggunaannya harus

memperhatikan keseimbangan lingkungan karena kebutuhan air bersih

semakin meningkat yang dapat menyebabkan masyarakat kekurangan air

bersih untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Embung merupakan

bangunan air yang banyak dibangun sebagai salah satu solusi yang

berhubungan dengan sumber daya air, baik pemanfaatan, pengelolaan dan

pelestarian dari sumber daya tersebut. Pembangunan embung memang

mempunyai manfaat yang banyak bagi masyarakat sesuai dengan

peruntukannya. Manusia dalam kehidupan sehari-hari memerlukan air untuk

berbagai keperluan mulai dari minum, mandi, mencuci pakaian dan alat

rumah tangga, menyiram tanaman, serta untuk kegiatan lainnya yang

berhubungan dengan keperluan kesehatan (Handoro,2003, hal. 16).

Air bersih merupakan kebutuhan paling penting dalam kehidupan

sehari-hari untuk mendukung aktivitas manusia, salah satunya adalah embung

Desa Pitay. Dalam hal ini kebanyakan masyarakat menggunakan air embung

untuk keperluan mandi, mencuci pakaian, masak, menyiram tanaman, pakan

ternak dan lain sebagainya. Badan air yang tercemar berakibat buruk bagi

kesehatan masyarakat yang menggunakan air embung sebagai sumber sarana

air bersih. Hasil penelitian Kapitan (2018) menunjukan bahwa tingkat

kekeruhan air embung di Desa Pitay mencapai 60 Nephelometric Turbidity

Page 16: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

2

Unit (NTU). Angka tersebut tidak memenuhi syarat karena sudah melebihi

baku mutu air bersih yaitu 25 NTU.

Salah satu cara menurunkan kekeruhan air adalah dengan menggunakan

biji kelor. Hasil penelitian Bere (2011) menunjukan bahwa biji kelor dengan

dosis 15 gram/liter dengan tiga kali pengulangan dapat menurunkan tingkat

kekeruhan sebesar 55%. Berdasarkan latar belakang ini maka penulis

bermaksud melakukan penelitian dengan judul : “ PEMANFAATAN BIJI

KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP PENURUNAN TINGKAT

KEKERUHAN AIR EMBUNG DI DESA PITAY KECAMATAN SULAMU

KABUPATEN KUPANG TAHUN 2019 “.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah efektivitas dari koagulan biji kelor dalam menurunkan tingkat

kekeruhan air embung di Desa Pitay?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui efektivitas dari biji kelor dalam menurunkan kekeruhan

dengan dosis 15 gr/liter.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengukur tingkat kekeruhan air sebelum dan sesudah

dibubuhkan biji kelor dengan dosis 15gr/liter

b. Untuk mengetahui efektivitas penurunan kekeruhan air dengan

menggunakan koagulan biji kelor dengan dosis 15gr/liter.

Page 17: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

3

D. Manfaat

1. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi bagi masyarakat di Desa Pitay tentang biji

kelor yang dapat digunakan dalam menurunkan kekeruhan.

2. Bagi Institusi

Menambah kepustakaan khususnya dalam bidang penyediaan air

bersih.

3. Bagi Peneliti

Memperluas wawasan dan menambah pengetahuan yang berkaitan

dengan penyediaan air bersih.

E. Ruang Lingkup

1. Lingkup Lokasi

Lokasi penelitian adalah Desa Pitay Kecamatan Sulamu Kabupaten

Kupang

2. Lingkup Sasaran

Sasaran dalam penelitian ini adalah air embung.

3. Lingkup Materi

Lingkup materi penelitian ini adalah bidang penyediaan air bersih.

4. Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2019.

Page 18: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Air Bersih

Menurut Permenkes RI nomor 416/ Menkes/Per/IX/1990, Air bersih

adalah air yang digunakan untuk keperluan seehari-hari yang kualitasnya

memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Di alam

tidak ada air murni, dengan demikian maka air yang ada, tidak murni dan

tampak bersih. Air dari mata air, sumur ataupun yang berasal dari sungai dan

lain-lain, memang sepintas terlihat bersih, kecuali ada pengaruh tertentu

misalnya setelah hari hujan, sehingga air tampak keruh. Warna yang dapat

ditangkap oleh indera mata sangat terbatas. Indera penglihatan hanya mampu

untuk dapat mengindera benda atau partikel yang berukuran lebih dari 50

mikron dan partikel yang berukuran lebih kecil dari 50 mikron tidak akan

tampak oleh mata telanjang. Pada dasarnya air bersih harus memenuhi syarat

kualitas yang meliputi syarat fisika, kimia, biologi dan radioaktif. Syarat fisik

air bersih yaitu air tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Syarat

kimia air bersih yaitu air tidak mengandung zat-zat kimia yang

membahayakan kesehatan manusia.Syarat radioaktif yaitu air tidak

mengandung unsur radioaktif yang dapat membahayakan

kesehatanSedangkan,syarat biologi yaitu air tidak mengandung

bakteripenyebabpenyakit (patogen) yang melampauibatas yang diijinkan

(Handoro, 2003,hal. 15).

Page 19: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

5

B. Embung

Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi,

biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim hujan,

dan dimanfaatkan oleh masyarakat desa pada musim kemarau, dengan

skala prioritas : penduduk, ternak, dan sedikit untuk kebun. Jumlah

kebutuhan tersebut akan menentukan tinggi tubuh embung, dan kapasitas

tampung embung. Besaran ini perlu dibatasi karena kesederhanaan

teknologi yang digunakanEmbung terdapat di suatu daerah perbukitan.Air

embung berasal dari limpasan air hujan yang jatuh di daerah tangkapan.

Pembangunan embung memang mempunyai manfaat yang banyak bagi

masyarakat sesuai dengan peruntukannya. Manusia dalam kehidupan

sehari-hari memerlukan air untuk berbagai keperluan mulai dari minum,

mandi, mencuci pakaian dan alat rumah tangga, menyiram tanaman, serta

untuk kegiatan lainnya yang berhubungan dengan keperluan kesehatan

(Joko,2010, h.134).

C. Sumber-Sumber Air

1. Air Laut

Air laut memiliki rasa asin karena mengandung senyawa garam murni

(NaCl) yang cukup tinggi. Menurut beberapa sumber penelitian, kadar

garam murni air laut berkisar 3% dari jumlah total keseluruhan air laut.

Karena rasanya yang asin, untuk menjadikan air laut sebagai air minum

diperlukan sebuah teknologi terapan untuk memfilter sekaligus destilasi

(penyulingan) air untuk menghilangkan kadar garam yang tinggi. Untuk

Page 20: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

6

saat ini, beberapa negara di Timur Tengah (misalnya, Arab Saudi dan Iran)

telah mengembangkan teknologi filterisasi dan destilasi yang mampu

mengubah air laut menjadi air minum (Alamsyah, 2007, hal. 5)

2. Air Hujan

Air hujan merupakan hasil proses penguapan (evaporasi) air di

permukaan bumi akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan

ideal (tanpa pencemaran air), air hujan merupakan air bersih dan dapat

langsung dikonsumsi oleh manusia. Namun, pada saat evaporasi

berlangsung, air yang menguap sudah tercemar. Selain itu, air hujan yang

turun juga ‘tercemar’ oleh polusi udara (Alamsyah, 2007, hal. 5)

3. Air Permukaan

Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah,

antara lain sumur, sungai, rawa, dan danau. Air permukaan berasal dari air

hujan yang meresap dan membentuk mata air di gunung atau hutan,

kemudian mengalir di permukaan bumi dan membentuk sungai atau

mengumpul di tempat cekung yang membentuk danau ataupun rawa. Pada

umumnya, air permukaan tampak kotor dan berwarna (tidak bening)

(Alamsyah, 2007, hal. 6)

4. Air Tanah

Merupakan air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di

bawah permukaan tanah. Air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke

dalam tanah. Dalam proses peresapan tersebut, air tanah mengalami

penyaringan (filtrasi) oleh lapisan-lapisan tanah (Alamsyah, 2007, hal.7).

Page 21: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

7

D. Kualitas Air Bersih

Persyaratan kualitas air bersih termuat dalam PERMENKES RI NO

416/MENKES/PER/IX/1990 adalah parameter fisik, kimia, mikrobiologi, dan

radioaktif.

Parameter-parameter tersebut adalah sebagai berikut :

1. Parameter Fisik

a. Bau

Bau pada air dapat disebabkan oleh benda asing yang masuk

ke dalam air seperti bangkai binatang, bahan buangan ataupun

disebabkan adanya proses penguraian senyawa organik oleh bakteri.

b. Rasa

Rasa pada air dapat ditimbulkan oleh beberapa hal yaitu

adanya gas terlarut misalnya H2S, organisme hidup misalnya

ganggang, adanya limbah padat dan limbah cair misalnya hasil

buangan dari rumah tangga, adanya organisme pembusuk limbah, dan

kemungkinan adanya sisa-sisa bahan yang digunakan untuk disinfeksi

misalnya chlor.

c. Kekeruhan

Kekeruhan adalah efek optik yang terjadi jika sinar membentuk

material tersuspensi di dalam air. Kekeruhan air terjadi karena adanya

partikel hidup atau mati, berukuran besar ataupun kecil yang berada di

dalam air, misalnya ganggang pada air waduk, atau lumpur yang

terbawa pada air tanah saat turun hujan.

Page 22: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

8

d. Warna

Warna pada air sebenarnya terdiri dari warna asli dan warna

tampak. Warna asli atau true color, adalah warna yang disebabkan

oleh substansi terlarut. Warna yang tampak atau apparent color,

adalah mencakup warna substansi yang terlarut berikut zat tersuspensi

di dalam air tersebut.

e. Suhu

Suhu air akan mempengaruhi penerimaan (acceptance)

masyarakat akan air tersebut dan dapat mempengaruhi pula reaksi

kimia dalam pengolahan, terutama apabila temperatur tersebut sangat

tinggi.

2. Parameter kimia

Syarat kimia ada dua kelompok yaitu zat kimia anorganik dan zat

kimia organik. Kedua zat tersebut ditekan volume dan konsentrasinya

sampai sama, sehingga kalaupun terpaksa masih ada di dalam air, tidak

membahayakan bagi pengguna air minum.

3. Parameter Biologi

Air permukaan biasanya mengandung berbagai macam organisme

hidup, Jenis-jenis organisme hidup yang mungkin terdapat dalam air

meliputi makroskopik, mikroskopik, dan bakteri (Handoro, 2003, hal. 15).

Page 23: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

9

4. Parameter Radioaktif

Zat radioaktif memiliki sifat radioaktif. Zat radioaktif tersebut mampu

mengadakan disintegrasi spontan dari inti atom tertentu diiringi dengan

pemancaran partikel alfa (inti helium), partikel beta (elektron), atau radiasi

gamma (gelombang pendek elektromagnetik). Pengaruh radioaktivitas

tersebut dihindari jangan sampai terdapat pada air minum, atau jika

terpaksa ada ditekan dalam jumlah yang sangat kecil sehingga tidak

berbahaya bagi pengguna air minum tersebut.

E. Pengolahan Air

Pada hakekatnya, pengolahan lengkap ini dibagi dalam tiga tingkatan

pengolahan, yaitu :

1. Pengolahan fisik;

yaitu suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk

mengurangi/menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan lumpur

dan pasir, serta mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalam air yang

akan diolah.

2. Pengolahan Kimia;

yaitu suatu tingkat pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia untuk

membantu proses pengolahan selanjutnya. Misalnya: dengan pembubuhan

kapur dalam proses pelunakan dan sebagainya.

3. Pengolahan Bakteriologis;

Page 24: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

10

yaitu suatu tingkat pengolahan untuk membunuh/memusnahkan bakteri-

bakteri yang terkandung dalam air minum yakni dengan cara/jalan

membubuhkan kaporit (Sutrisno dkk, 2006, hal. 51).

F. Biji Kelor

Tanaman kelor merupakan tanaman perdu dengan tinggi sampai dengan 10

meter, berbatang lunak dan rapuh dengan daun sebesar ujung jari berbentuk

bulat telur. Tanaman ini berbunga sepanjang tahun dengan buah berbentuk

segitiga panjang sekitar 30 cm, tumbuh subur mulai dari dataran rendah

sampai ketinggian 700 meter diatas permukaan laut. Manfaat lain dari daun

serta buah mudah digunakan sebagai sayuran bagi masyarakat pedesaan

bahkan masyarakat kota. Biji kelor (Moringa oleifera) dapat dipergunakan

sebagai salah satu bahan koagulan alami alternatif yang tersedia disekitar kita,

yang dapat membersihkan limbah cair relatif sama efektifnya bila dilakukan

dengan cara pembersihan menggunakan bahan kimia (Nurhidayat, 2010,

hal.15).

Biji kelor yang digunakan dalam proses penjernihan air sebaiknya

dibiarkan sampai matang atau tua di pohon, kemudian baru dipanen setelah

kering. Sayap bijinya ringan serta kulit bijinya mudah dipisahkan dan

meninggalkan biji yang putih. Jika kelor terlalu kering dipohon, maka polong

biji akan pecah dan bijinya dapat tersebar kemana-mana. Sejak awal tahun

1980-an oleh jurusan Teknik Lingkungan dari Institut Teknologi Bandung

(ITB), biji kelor telah digunakan untuk penjernihan air permukaan seperti air

kolam, air sungai, dan air danau sebagai pengendap (koagulan) dengan hasil

Page 25: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

11

yang memuaskan. Rangkaian penelitian terhadap manfaat tanaman kelor

mulai dari daun, kulit batang, buah, serta bijinya telah dilakukan mulai sejak

tahun 1980-an (D.R, Aliya, 2003, hal.20).

G. Kekeruhan

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan

berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-

bahan yang terdapat di dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan

organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut.Kekeruhan dinyatakan

dalam satuan unit turbiditas, yang setara dengan 1 mg/liter SiO2. Peralatan

yang pertama kali digunakan untuk mengukur turbiditas atau kekeruhan

adalah Jackson Candler Turbidimeter, yang dikalibrasi dengan menggunakan

silika. Kemudian, Jackson Candler Turbidimeter dijadikan sebagai alat baku

atau standar bagi pengukuran kekeruhan (Effendi, 2003, hal. 59).

Padatan tersuspensi berkorelasi positif dengan kekeruhan. Semakin

tinggi nilai padatan tersuspensi, nilai kekeruhan juga semakin tinggi. Akan

tetapi, tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya

kekeruhan. Misalnya, air laut memiliki nilai padatan terlarut tinggi, tetapi

tidak berarti memiliki kekeruhan yang tinggi. Kekeruhan pada perairan yang

tergenang (lentik), misalnya danau, lebih banyak disebabkan oleh bahan

tersuspensi yang berupa koloid dan partikel-partikel halus; sedangkan

kekeruhan pada sungai yang sedang banjir lebih banyak disebabkan oleh

bahan-bahan tersuspensi yang berukuran lebih besar, yang berupa lapisan

permukaan tanah yang terbawa oleh aliran air pada saat hujan. Kekeruhan

Page 26: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

12

yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi,

misalnya pernafasan dan daya lihat organisme akuatik, serta dapat

menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Tingginya nilai kekeruhan juga

dapat mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi

pada proses penjernihan air (Effendi, 2003, hal. 59)

Page 27: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian Pre Eksperimen karena dalam

penelitian ini tidak semua variabel yang mempengaruhi jalannya penelitian

diperhitungkan (Notoatmodjo, 1993).

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah “ One Group Pretest – Postest “

yang dilakukan dengan lima kali pengulangan dan dapat diasumsikan sebagai

berikut :

Tabel 1.

Rancangan Penelitian.

Pre-Test Perlakuan dengan 15

gr/liter

Post test

O1 X OI

Keterangan :

O1 : Pengukuran tingkat kekeruhan sebelum perlakuan X

X : Perlakuan dengan pembubuhan bubuk biji kelor

OI : Pengukuran tingkat kekeruhan setelah perlakuan X

Page 28: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

14

C. Kerangka Konsep

D. Variabel Penelitian

1. Kekeruhan

2. Efektivitas

Air Baku

Pengolahan dengan biji kelor

Air bersih

Page 29: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

15

E. Definisi Operasional

Tabel 2

Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Kriteria

Obyektif

Skala

Pengukuran

Alat Ukur

Kekeruhan Sifat optik air

yang

ditentukan

berdasarkan

banyaknya

cahaya yang

diserap dan

dipancarkan

oleh bahan-

bahan yang

terdapat di

dalam air

Memenuhi

syarat apabila

< 25 NTU dan

tidak

memenuhi

syarat bila >

25 NTU

Nominal turbidimeter

Efektivitas Kemampuan

dalam

menurunkan

kekeruhan

Efektif apabila

kekeruhan air

hasil

pengolahan

sesuai standar

air bersih yaitu

25 NTU

Rasio Dengan rumus

efektivitas :E=

(C awal-

C akhir)x100 %

C awal

Page 30: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

16

F. Desain Proses Koagulasi dengan Alat Flokulator

Gambar 1

Proses koagulasi dengan alat Flokulator

Pengadukan cepat

100 rpm (1 menit),

pengadukan lambat

20 rpm (15 menit).

Pemeriksaan awal kekeruhan

G. Pengukuran kekeruhan menggunakan Turbidimeter

Gambar 2

Turbidimeter

15

gr

Air

Baku

Page 31: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

17

H. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah air baku dari Embung Desa pitay

I. Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap

parameter tingkat kekeruhan baik sebelum maupun sesudah perlakuan.

Prosedur Kerja :

1. Tahap Persiapan

a. Alat dan bahan

1) Sampel Air

2) Timbangan Analitik

3) Biji Kelor yang sudah tua

4) Turbidimeter

5) Mortal

6) Cawan Petri

A. Pembuatan koagulan biji kelor

a) Alat dan Bahan

1) Mortal

2) Cawan Petri

3) Biji Kelor yang sudah tua

b) Cara Kerja

1) Kupas biji kelor yang sudah kering dan bersihkan kulitnya

2) Biji yang sudah bersih di tumbuk hingga halus

Page 32: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

18

3) Biji kelor yang sudah dihaluskan ditimbang dengan timbangan

analitik sesuai kebutuhan (15gr).

4) Masukan hasil timbangan di cawan petri

5) Biji kelor yang sudah halus ditambah sedikit air bersih agar

menjadi pasta

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengambilan Sampel

Dalam tahap ini dilakukan di mana sampel air diambil langsung dari

Embung Desa Pitay yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Ambil sampel dengan menggunakan ember sebanyak 5 liter

2) Sampel yang diambil pada lokasi di bawa ke laboratorium

kesehatan Lingkungan untuk dilakukan pengukuran tingkat

kekeruhan awal

3) Biarkan sampel selama 15 menit untuk mengendap secara

gravitasi, ambil bagian air paling atas untuk dilakukan pemeriksaan

tingkat kekeruhan.

b. Perlakuan sampel dengan koagulan biji kelor

1) Alat dan Bahan

a) Flokulator

b) Wadah atau Ember

c) Sampel Air

d) Koagulan Biji kelor

Page 33: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

19

e) Timbangan Analitik

f) Beaker Glass

2) Cara kerja

a) Sampel air yang sudah diambil dimasukan ke dalam ember

atau wadah, lalu biarkan beberapa saat untuk pengendapan

secara gravitasi

b) Masukan 1 liter air sampel ke dalam 1 beaker glass

c) Masukan Biji kelor yang sudah menjadi pasta kedalam 1

beaker glass yang berisi air sampel dengan dosis 15gr/L

d) Lakukan pengadukan dengan alat flokulator

e) Hidupkan flokulator, putar dengan kecepatan 100 rpm untuk

pengadukan cepat selama 1 menit

f) Setelah diaduk selama 1 menit, pengadukan diperlambat

hingga 20 rpm selama 15 menit.

g) Setelah itu hentikan untuk melihat proses pengendapan selama

30 menit.

h) Ambil bagian yang jernih dari hasil pengendapan untuk

dilakukan pengukuran tingkat kekeruhan setelah perlakuan.

3. Pemeriksaan tingkat kekeruhan sesudah perlakuan

a. Alat dan bahan

1) Turbidimeter

2) Pipet

3) Sampel air sebelum dan sesudah perlakuan

Page 34: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

20

4) Alat Tulis

b. Cara Kerja

1) Siapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan kekeruhan

2) Pipet bagian yang jernih dari hasil pengendapan

3) Masukan ke dalam gelas turbidimeter sampai batas tanda teranya

4) Tutup gelas turbidimeter hingga tidak ada gelembung udara dalam

gelas turbidimeter

5) Masukan ke dalam alat turbidimeter

6) Hidupkan alat turbidimeter

7) Putar tombol sampai tampak bulatan putih

8) Kemudian putar kembali tombol kearah nol sampai terlihat

bulatan putih menyerupai sekelilingnya

9) Catat hasil pengamatan

J. Pengolahan Data

Untuk menghitung efektivitas tingkat penurunan kekeruhan air embung

dengan koagulan biji kelor dengan dosis yang dapat dihitung dengan rumus :

E= C awal - C akhir x 100%

C awal

Keterangan:

E = Efektivitas dalam %

C awal = Tingkat awal kekeruhan

C Akhir= Tingkat akhir kekeruhan

Page 35: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

21

K. Analisa Data

Data hasil analisa akan dianalisa secara deskriptif kemudian bandingkan

hasil koagulasi biji kelor dengan standar.

Page 36: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

1. Keadaan geografis Desa Pitay

Desa Pitay merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan

Sulamu Kabupaten Kupang. Embung Desa Pitay adalah salah satu

sumber sarana air bersih yang cukup besar yang dimanfaatkan oleh

masyarakat karena dengan keadaan wilayah secara geografis merupakan

daerah pesisir pantai yang memiliki potensi perikanan laut, petani dan

peternak yang cukup besar, hal ini ditandai dengan banyaknya nelayan

yang mencari ikan di laut sekitarnya, pertanian dan beberapa ternak yang

ada di Desa Pitay.

Desa Pitay memiliki 2 embung yang digunakan oleh masyarakat

Desa Pitay, embung yang utama dibangun pada tahun 1995 dengan

kedalaman embung sekitar 3 meter terletak di RT 11/RW 6/Dusun 4 dan

embung yang kedua dibangun pada tahun 2013 dengan kedalaman

embung sekitar 5 meter terletak di RT 13/RW 6/Dusun 4 Desa Pitay.

Penelitian dilakukan pada embung yang utama. Masyarakat yang

menggunakan air embung Desa Pitay adalah semua masyarakat yang

berada di desa pitay yang kebutuhan air embungnya berasal dari 2

embung yang menyebar di Desa Pitay.

Page 37: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

23

A. Hasil

Hasil penelitian penurunan tingkat kekeruhan air Embung dengan koagulan

Biji Kelor (Moringa Oleifera) dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4

Tingkat kekeruhan air sebelum dan sesudah perlakuan dengan

koagulan Biji Kelor dengan dosis 15 gram

No Pengulangan Perlakuan Penurunan

(NTU)

Efektivitas

Penurunan

(%) Sebelum

(NTU)

Sesudah

(NTU)

1 I 141 98 43 30,5

2 II 141 98 43 30,5

3 III 141 98 43 30,5

4 IV 141 98 43 30,5

5 V 141 98 43 30,5

Rata-rata 141 98 43 30,5

Sumber : Data Terolah 2019

Dari Tabel 4 di atas dapat dilihat rata-rata persentase penurunan

tingkat kekeruhan setelah perlakuan dengan koagulan Biji Kelor (Moringa

Oleifera) dengan dosis 15 gr adalah 30,5% dan rata-rata penurunannya

adalah 43 NTU.

B. Pembahasan

Koagulan Biji Kelor

Persentase penurunan tingkat kekeruhan adalah sebesar 30,5 % (43 NTU),

dan tingkat kekeruhan setelah perlakuan adalah 98 NTU. Dilihat dari

Page 38: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

24

persentase penurunannya dapat dikatakan dosis 15 gr/liter belum efektif

dalam menurunkan tingkat kekeruhan, karena penurunannya belum

mencapai standar. Walaupun tingkat kekeruhan mengalami penurunan, akan

tetapi air baku tersebut belum layak dipakai karena hasil penurunan setelah

perlakuan adalah 98 NTU dan belum memenuhi standar kekeruhan

maksimum yang diperbolehkan yaitu 25 NTU untuk air bersih

(PERMENKES RI NO.416/MENKES/PER/IX/1990).

Faktor lain yang berpengaruh terhadap penurunan kekeruhan yaitu

waktu pengendapan. Waktu pengendapan sangat berpengaruh di mana

semakin lama proses pengendapan akan semakin baik penurunannya. Dalam

penelitian ini waktu pengendapan yang dipakai yaitu 30 menit, dan dalam

waktu 30 menit dapat menurunkan tingkat kekeruhan hingga mencapai

30,49 %.

Hasil tersebut tidak memenuhi syarat karena waktu pengendapan yang

kurang lama yaitu 30 menit. Hasil penelitian Djewarut (2010) menunjukan

bahwa pengendapan selama 2 jam dapat menurunkan tingkat kekeruhan

hingga mencapai 48,06 %.

Langkah utama yang harus dilakukan dalam pengolahan air adalah

pengolahan tahap awal yaitu proses koagulasi dan flokulasi. Dalam

penelitian ini dipakai bahan koagulan alami yaitu biji kelor (Moringa

Oleifera). Tepung biji kelor mampu mereduksi bakteri secara luar biasa

yaitu sebanyak 90-99,9% yang melekat pada partikel-partikel padat,

sekaligus menjernihkan air (Nurhidayat, 2010). Proses pengolahan

Page 39: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

25

selanjutnya setelah proses pengolahan tahap awal yaitu proses sedimentasi

dan tahap akhir yaitu filtrasi.

Page 40: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

26

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tingkat kekeruhan air sebelum dibubuhkan biji kelor yaitu 141 NTU

dan sesudah dibubuhkan Biji Kelor adalah 98 NTU sehingga di

nyatakan belum memenuhi syarat.

2. Efektifitas Koagulan Biji Kelor dengan dosis 15 gr/Liter mampu

menurunkan kekeruhan sebesar 30,5 %.

3. Efektifitas penurunan kekeruhan air dengan menggunakan koagulan biji

kelor dengan dosis 15gr/liter.

B. Saran

1. Bagi institusi pendidikan

Bisa digunakan sebagai acuan atau masukan untuk penelitian

selanjutnya dan bahan pelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi tentang

efektivitas koagulan Biji Kelor (Moringa Oleifera) dalam menurunkan

tingkat kekeruhan air.

2. Bagi peneliti berikutnya

Penelitian ini bisa dilakukan uji lanjutan dengan meneliti lebih lanjut

berkaitan dengan dosis yang perlu ditambahkan, waktu pengendapan

dan parameter-parameter lain yaitu pH dan suhu.

Page 41: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah,Sujana, 2007, Alat Penjernih Air, Jakarta : PT Kawan Pustaka

Bere, Bernardiunus, 2011, Uji Pemanfaatan Biji kelor, Tawas, dan Campuran

antara Tawas dan Biji kelor terhadap penurunan tingkat kekeruhan air

tahun 2011

D.R, Aliya, 2003, Koagulasi Dan Flokulasi, Semarang : Aneka Ilmu

Djewarut, Yunus, 2010, Uji Efektifitas penggunaan Biji kelor sebagai bahan

koagulan dalam menurunkan kadar kekeruhan air limbah industry tempe

Bafflo Labat kota kupang tahun 2010

Efendi Helfni, 2003, Telah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan

lingkungan perairan. Yokyakarta : Kanisius

Handoro, Widi. S.T, 2003, Teknik Pembuatan Resapan Air, Semarang : CV.

Aneka Ilmu

Joko, 2010, Sumber-sumber Air, Usaha Nasional, Surabaya.

Kapitan, Popy, 2018, Studi Pemeriksaan Kualitas Air Bersih Pada Embung Desa

Pitay

Notoatmodjo,Soekidjo, 1993, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

Nurhidayat, 2010, Biji Kelor (moringa Oleifera), Jakarta : Penebar Swadaya

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 416/MENKES / PER

/IX/1990.Tentang syarat-syaratdan pengawasan kualitas air.

Sutrisno, C.totok. Ir, dkk. 2006, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta : PT.

Asdi Mahasatya.

Page 42: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

Kupang, 06 Mei 2019

Perihal : Ijin Penggunaan Laboratorium dan Peminjaman Alat

Yth. Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

di-

Tempat

Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Mahasiswa

Tingkat III Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kupang T.A 2018/2019, maka melalui surat ini saya memohon ijin kepada Ibu

untuk menggunakan Laboratorium Kimia sebagai lokasi penelitian atas

nama Ricky F.Y. Djula (Nim.PO.530333015591) dengan judul penelitian

“Pemanfaatan Biji Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Penurunan Tingkat

Kekeruhan Air Embung Di Desa Pitay Kecamatan Sulamu Kabupaten

Kupang Tahun 2019”.

(daftar nama alat dan bahan yang dipinjam terlampir).

Demikian permohonan saya, atas bantuan Bapak diucapkan terima kasih.

Mahasiswa

Ricky F.Y. Djula

PO.530333015591

Page 43: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

Daftar Peminjaman alat penelitian Di Laboratorium Kimia

No. Nama Alat Jumlah

1. Turbidimeter 1 buah

2 Beacker Glass 5 buah

3 Timbangan Analitik 1 buah

4 Pipet Ukur 1 buah

5 Flokulator 1 buah

Jumlah 9 Buah

Page 44: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim
Page 45: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim
Page 46: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim
Page 47: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

Menimbang koagulan Biji Kelor dengan dosis 15 gram

Perlakuan dengan alat Flokulator

Page 48: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

Pengukuran kekeruhan menggunakan Turbidimeter

Page 49: TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BIJI KELOR ( MORINGA …Embung adalah bangunan penyimpan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar sungai. Kolam embung menyimpan air pada musim

Pengambilan sampel