tugas akhir kinerja rencana tata ruang wilayah …/kinerja... · ibu ir. winny astuti, msc, phd...

159
TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SURAKARTA Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota Disusun Oleh: FERRY AGRIANTO I 0606020 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: truongdung

Post on 07-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

TUGAS AKHIR

KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

DALAM PEMANFAATAN RUANG

DI KOTA SURAKARTA

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Strata-1

Perencanaan Wilayah dan Kota

Disusun Oleh:

FERRY AGRIANTO

I 0606020

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

ii

PENGESAHAN

KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DALAM

PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SURAKARTA

Disusun Oleh:

FERRY AGRIANTO

I 0606020

Menyetujui,

Surakarta, 23 Juli 2010

Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Soedwiwahjono, M.T.

NIP. 19620306 199003 1 001

Ir. Widi Suroto, M.T.

NIP. 19560905 1986901 1 001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Arsitektur

Ketua Program Studi

Perencanaan Wilayah dan Kota

Ir. Hardiyati, M.T. Ir. Galing Yudana, M.T.

NIP. 19561209 198601 2 001 NIP. 19620129 198703 1 002

Pembantu Dekan I

Ir. Nugroho Djarwanti, M. T.

19561112 198403 2 007

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

iii

KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SURAKARTA1

Ferry Agrianto2

NIM. I0606020

Abstrak

Kinerja dapat diartikan sebagai capaian fungsi dan manfaat produk

rencana dalam merealisasikan rencana yang telah dirumuskan sehingga dapat

menjadi pedoman dan acuan dalam pembangunan suatu wilayah. Pelaksanaan

perencanaan pembangunan dan daerah seharusnya memperhatikan penataan

ruang, karena menjadi arahan dan batasan dalam kegiatan pembangunan.

Pembangunan yang dilakukan di suatu wilayah masih sering dilakukan tanpa

mengikuti rencana tata ruang sehingga tidak mempertimbangkan daya dukung

lingkungan yang tersedia.

Rencana pembangunan yang semula diharapkan dalam jangka panjang

dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah atau wilayah namun banyak

yang tidak tercapai dikarenakan tidak adanya dukungan dari sumber daya alam

dan daya dukung lingkungan demi terwujudnya kegiatan pembangunan daerah.

Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat keterpaduan rencana tata

ruang dengan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota

Surakarta serta menguraikan proses penyusunan rencana demi meninjau

sinkronisasi muatan perencanaan keruangan dengan perencanaan pembangunan di

Kota Surakarta.

Metode yang ditempuh ialah melalui pendekatan deskriptif kualitatif

dengan menggunakan model analisis interaktif data, proses penarikan kesimpulan

juga dilakukan melalui pendekatan paradigma naturalistik (the naturalistic method

of inquiry) dan teknik komparatif data sehingga ditemukan tingkatan kinerja

RTRW dalam pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tingkatan kinerja RTRW Kota

Surakarta sebagai acuan koordinasi kegiatan pembangunan lintas sektor dan

wilayah dalam perwujudan pemanfaatan ruang ialah tergolong dalam tingkatan

kinerja cukup. Terdapat korelasi dan sinkronisasi antara RTRW dengan rencana

pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta. Nilai

keterpaduan RTRW dan rencana pembangunan sebagai wujud dalam pemanfaatan

ruang diperoleh sebesar 41,67% terpadu.

Kata kunci: kinerja, keterpaduan, rencana tata ruang wilayah, rencana

pembangunan.

1 Judul yang diangkat sebagai lingkup kajian dalam penelitian.

2 Penulis dan penyusun tugas akhir sebagai bentuk hasil penelitian yang dilakukan.

Page 4: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

iv

SPATIAL PLANNING PERFORMANCE

IN THE LAND USE OF SURAKARTA

Ferry Agrianto

NIM. I0606020

Abstract

Performance, in this context, can be interpreted as the achievement of

function and use of planning product to be applied as guidance and reference in

regional development. The application of regional development planning should

pay more attention in spatial planning, because it gives clear orientation, and also

limitation, in development activities.

On the other side, there are a lot of development processes done that do

not obey spatial planning. As a consequence, they usually do not conform to the

available resources, such as natural resources and environment. Finally, the

development that is firstly expected to push regional economic development in the

long term can not be run successfully.

This study purposes to analyze the level of integration between spatial

planning and development planning in the case of Surakarta land use. It also aims

to observe the process of spatial planning arrangement in order to synchronize

between spatial planning content and regional development planning in Surakarta.

Method used in this study is the descriptive qualitative approach,

combined with interactive data analysis model. The conclusion will be drawn

based on the naturalistic method of inquiry and data comparative until the

performance level of spatial planning in land use of Surakarta found out.

The result of this study shows that the performance level of spatial

planning as a reference in land use of cross-sectors and cross-areas development

activities in Surakarta is fair. There are some correlation and synchronization

between the spatial planning and development planning in making land use in

Surakarta, and the score of the integration between them is 41,67%.

Key words : performance, spatial planning, development planning

Page 5: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

v

MUQADDIMAH

“ Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah

Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S Al Baqarah : 147-148)

“ dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Qur'an itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk

hati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.”

(Q.S Al Hajj : 54)

„ Para malaikat membentangkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu sebagai tanda kerelaan atas perbuatannya .

Pelajarilah ilmu, sebab mencari ilmu di jalan Allah adalah taqwa, menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah tasbih, mengkajinya

adalah jihad, mengajarkannya adalah sedekah dan membelanjakan kepada ahlinya adalah kedekatan.

Ilmu teman penghibur dikesendirian , sahabat kala kesepian, pembimbing jalan kepada agama, penasehat dalam suka dan duka, seorang menteri di tengah teman sejawat, seorang kerabat diantara orang asing, serta nur

penerang menuju surga.‟ (Hadits mar‟fu Muadz bin Jabal)

Page 6: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

limpahan berkat, rahmat, hidayah dan inayah-Nya akhirnya penulis mampu

menyelesaikan tugas akhir ini dengan mengangkat judul “Kinerja Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) dalam Pemanfaatan Ruang di Kota Surakarta”.

Tugas akhir ini merupakan syarat akhir penulis untuk menyelesaikan

perjalanan studi sebagai mahasiswa Program Strata 1 Program Studi Perencanaan

Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan,

arahan, masukan, bimbingan dan dorongan yang bersifat membangun serta

bermanfaat dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Ibu Ir. Hardiyati, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

UNS.

2. Bapak Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan

Wilayah dan Kota yang telah melakukan percepatan akreditasi Prodi.

3. Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan

pelaksananya yang telah mempersiapkan mekanisme dan administratif

penyelenggaraan tugas akhir serta selalu mendorong keaktifan mahasiswa

dalam proses penyusunan tugas akhir.

4. Bapak Ir. Soewiwahjono, MT selaku pembimbing pertama yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan, masukan,

catatan serta bimbingan baik secara substantif maupun penulisan dalam

proses penyusunan tugas akhir ini.

5. Bapak Ir. Widi Suroto, MT selaku pembimbing kedua yang juga telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan, masukan,

Page 7: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

vii

catatan serta bimbingan baik secara substantif maupun penulisan dalam

proses penyusunan tugas akhir ini.

6. Bapak Ir. Rizon Pamardhi Utomo, MURP selaku dosen pembimbing

akademis yang telah mendorong dalam pengambilan tugas akhir.

7. Bapak Nunung Nugroho, BAPPEDA Kota Surakarta serta para Kepala

Kecamatan di Kota Surakarta yang telah menyempatkan diri untuk menjadi

informan dalam penyusunan tugas akhir ini.

8. Ayah, Ibu , Nenek dan adik-adikku tercinta yang tak henti-hentinya selalu

menyayangi dan mendoakan penulis serta bantuan moril yang tidak akan

pernah terlupakan.

9. Fatmawati Nurul Handayani Kusuma Wardani. Terima kasih atas segalanya,

baik kesempatan dan keikhlasan yang telah diberikan.

10. Zaini Musthofa, yang selalu mendampingiku saat suka dan duka, juga atas

dorongan untuk penyelesaian tugas akhir ini.

11. Tori dan Mon2, terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya.

12. Teman-teman angkatan 2006 yang sudah memasuki usia lanjut, jangan

lupakan kebersamaan dan kekompakan kita.

13. Pengurus dan anggota HMPWK FT UNS Tahun 2009-2010.

14. Pada para penghuni kontrakan „tanpa nama‟, yang telah menyempatkan

waktu untuk mendukung serta bercanda hingga tercipta suasana kondusif

dalam proses penyusunan tugas akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini

masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu kritik,

masukan, dan saran sangat penulis harapkan dalam upaya perbaikan. Selanjutnya,

semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Surakarta, 23 Juli 2010

Ferry Agrianto

Page 8: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan ii

Abstrak iii

Muqaddimah v

Kata Pengantar vi

Daftar Isi viii

Daftar Tabel xii

Daftar Gambar xiv

Daftar Lampiran xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Tujuan dan Sasaran 5

1.3.1 Tujuan 5

1.3.2 Sasaran 5

1.4 Metode Penelitian 6

1.4.1 Pendekatan 6

1.4.2 Lingkup Penelitian 9

1.4.2.1 Lingkup Wilayah 9

1.4.2.2 Lingkup Studi 9

1.4.3 Kerangka Penelitian 10

1.4.4 Sumber Data 12

1.4.5 Teknik Pengumpulan Data 13

1.4.5.1 Interview (Wawancara) 13

1.4.5.2 Studi Dokumentasi 14

1.4.5.3 Trianggulasi Data (Peer Debriefing) 15

1.4.6 Teknik Analisis Data 15

1.4.7 Instrumen Penelitian 22

1.5 Sistematika Pembahasan 25

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA PERENCANAAN TATA RUANG

DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN 26

2.1 Definisi Perencanaan 26

2.1.1 Unsur-Unsur Perencanaan 27

2.1.2 Sifat Perencanaan 28

2.2 Tata Ruang 28

2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan Ruang 30

2.2.2 Penyelenggaran Penataan Ruang 33

2.3 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota 34

2.3.1 Kedudukan RTRW Kota dalam Sistem Penataan

Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional 34

2.3.2 Fungsi RTRW Kota 37

Page 9: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

ix

2.3.3 Manfaat RTRW Kota 37

2.3.4 Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota 37

2.4 Pembangunan 42

2.4.1 Aspek Perencanaan Pembangunan 43

2.4.2 Proses Perencanaan Pembangunan 45

2.4.3 Koordinasi Perencanaan dan Penganggaran 46

2.4.4 Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah 48

2.5 Rencana Pembangunan Daerah 49

2.6 Tinjauan Pustaka akan Kinerja Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) dalam Pemanfaatan Ruang 52

BAB 3 TINJAUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH

(RTRW) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KOTA

SURAKARTA 56

3.1 Proses Penyusunan Rencana Keruangan dan Rencana

Pembangunan 56

3.1.1 Proses Penyusunan RTRW Kota Surakarta Tahun

2007-2026 56

3.1.2 Proses Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Kota Surakarta Tahun 2005-2010 56

3.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta Tahun 2007-

2026 57

3.2.1 Visi dan Misi Penataan Ruang Kota Surakarta 57

3.2.2 Tujuan Pemanfaatan Ruang Kota 59

3.2.2.1 Aspek Tata Ruang Kota 59

3.2.2.2 Aspek Sosial Ekonomi 59

3.2.2.3 Aspek Pengelolaan Pembangunan Kota 60

3.2.2.4 Aspek Lingkungan Hidup 60

3.2.3 Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Kota 60

3.2.3.1 Rencana Sistem Lingkungan 61

3.2.3.2 Rencana Pengembangan Fasilitas Sosial 64

3.2.3.3 Rencana Pengembangan Perumahan 69

3.2.3.4 Rencana Pengembangan Utilitas 69

3.2.3.5 Rencana Pengembangan Jaringan

Transportasi 76

3.2.4 Rencana Pola Pemanfaatan Ruang 83

3.2.4.1 Kawasan Lindung 83

3.2.4.2 Kawasan Budidaya 84

3.2.5 Pelaksanaan Rencana 89

3.3 Rencana Pembangunan Kota Surakarta 96

3.3.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 96

3.3.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kota Surakarta Tahun 2005-2010 97

3.3.2.1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 98

3.3.2.2 Dinas Pekerjaan Umum 99

3.3.2.3 Dinas Tata Kota 102

Page 10: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

x

3.3.2.4 Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan 103

3.3.2.5 Dinas Kebersihan dan Pertamanan 104

3.3.2.6 Kantor Lingkungan Hidup 105

3.3.2.7 Dinas Kesejehteraan Rakyat, Pemberdayaan

Perempuan dan KB 106

3.3.2.8 Sekretariat Daerah, Bagian Hukum dan

HAM 106

3.3.2.9 Kantor Pengelolaan Aset Daerah 107

3.3.2.10 Dinas Pertanian 107

3.3.2.11 Dinas Pariwisata Seni dan Budaya 108

3.3.2.12 Dinas Pengelolaan Pasar 109

3.3.2.13 Kantor Pengelolaan PKL 110

3.3.2.14 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Penanaman Modal 110

3.4 Hasil Interview Pada Informan 111

BAB 4 PEMBAHASAN KINERJA RENCANA TATA RUANG

WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG

DI KOTA SURAKARTA 113

4.1 Telaah Proses Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) Kota Surakarta 113

4.2 Telaah Muatan dan Arahan RTRW Kota Surakarta Tahun

2007-2026 116

4.2.1 Tinjauan Visi dan Misi Penataan Ruang Kota

Surakarta 116

4.2.2 Tinjauan Tujuan Pemanfaatan Ruang Kota 117

4.2.3 Tinjauan Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Kota 117

4.2.3.1 Rencana Sistem Lingkungan 117

4.2.3.2 Rencana Pengembangan Fasilitas Sosial 118

4.2.3.3 Rencana Pengembangan Perumahan 118

4.2.3.4 Rencana Pengembangan Utilitas 119

4.2.3.5 Rencana Pengembangan Jaringan

Transportasi 119

4.2.4 Tinjauan Rencana Pola Pemanfaatan Ruang 120

4.2.4.1 Kawasan Lindung 120

4.2.4.2 Kawasan Budidaya 120

4.2.5 Tinjauan Pelaksanaan Rencana 120

4.3 Telaah Keterpaduan Mekanisme Pra Implementasi Rencana

dalam RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 dan RPJM

Kota Surakarta Tahun 2005-2010 123

4.4 Telaah Kelembagaan Penyusun Perencanaan Keruangan dan

Perencanaan Pembangunan 136

4.5 Telaah Indikasi Penganggaran dalam Perencanaan 138

4.6 Sintesis Tingkatan Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta 139

Page 11: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

xi

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan 140

5.2 Rekomendasi 141

Daftar Pustaka 144

Lampiran 145

Daftar Riwayat Hidup 154

Page 12: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ilustrasi Matriks Komparatif Rencana Keruangan dan

Rencana Pembangunan 18

Tabel 1.2 Tingkatan Kinerja dan Kriteria Penilaian 22

Tabel 1.3 Instrumen Penelitian 24

Tabel 2.1 Matrik Susunan Tipikal Indikasi Program Utama dalam

Penyusunan RTRW Kota 41

Tabel 3.1 Perkiraan Produksi Sampah dan Kebutuhan Sarana

Pengangkut Sampah Di Kota Surakarta Tahun 2027 74

Tabel 3.2 Matrik Kelayakan Percampuran Kegiatan Pada Zona

Peruntukan Yang Ditentukan Di Kota Surakarta 86

Tabel 3.3 Indikasi Program Pelaksanaan Pembangunan RTRW Kota

Surakarta Tahun 2007-2026 94

Tabel 3.4 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah 98

Tabel 3.5 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas

Pekerjaan Umum 99

Tabel 3.6 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas

Tata Kota 102

Tabel 3.7 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas

Lalu Lintas Angkutan Jalan 103

Tabel 3.8 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas

Kebersihan dan Pertamanan 104

Tabel 3.9 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Kantor

Lingkungan Hidup 105

Tabel 3.10 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas

Kesejehteraan Rakyat, Pemberdayaan Perempuan dan KB 106

Tabel 3.11 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis

Sekretariat Daerah, Bagian Hukum dan HAM 106

Tabel 3.12 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Kantor

Pengelolaan Aset Daerah 107

Tabel 3.13 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas

Pertanian 107

Tabel 3.14 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas

Pariwisata Seni dan Budaya 108

Tabel 3.15 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas

Pengelolaan Pasar 109

Tabel 3.16 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Kantor

Pengelolaan PKL 110

Tabel 3.17 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis

Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal 110

Tabel 4.1 Penilaian Rencana RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026

Berdasarkan Kelengkapan Substansi dan Karakteristik

Wilayah 121

Page 13: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

xiii

Tabel 4.2 Komparasi RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026

Terhadap RPJM Kota Surakarta 2005-2010 124

Tabel 4.3 Sistesis Tingkatan Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan

Ruang di Kota Surakarta 139

Tabel 5.1 Ilustrasi Pengembangan Matrik Program Pemanfaatan

Ruang 142

Tabel 5.2 Ilustrasi Pengembangan Matrik Program Pembangunan 142

Page 14: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Alur Pola Pikir Induktif 9

Gambar 1.2 Kerangka Penelitian 11

Gambar 1.3 Model Analisis Interaktif Data 17

Gambar 2.1 Skema Klasifikasi Penataan Ruang 30

Gambar 2.2 Tugas dan Wewenang Pemerintahan dalam Penataan

Ruang 32

Gambar 2.3 Penyelenggaraan Penataan Ruang 33

Gambar 2.4 Kedudukan RTRW Kota dalam Sistem Penataan Ruang

dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 36

Gambar 2.5 Koordinasi Antartingkat Perencanaan 48

Gambar 2.6 Proses Penyusunan dan Penetapan RPJPD 50

Gambar 2.7 Penyusunan dan Penetapan RPJMD 51

Gambar 2.8 Penyusunan dan Penetapan RKPD 52

Gambar 3.1 Proses Penyusunan RPJM Kota Surakarta 2005-2010 57

Gambar 3.2 Peta Rencana Pembagian Wilayah Kota 63

Gambar 3.3 Peta Rencana Sebaran Fasilitas Pendidikan 66

Gambar 3.4 Peta Rencana Sebaran Fasilitas Kesehatan 67

Gambar 3.5 Peta Rencana Sebaran Fasilitas Perdagangan 68

Gambar 3.6 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Air Bersih 72

Gambar 3.7 Peta Rencana Jaringan Drainase Utama Kota 73

Gambar 3.8 Peta Rencana Sebaran Tempat Pembuangan Sampah 75

Gambar 3.9 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Jalan 79

Gambar 3.10 Peta Rencana Pola Pemanfaatan Ruang 88

Gambar 4.1 Usulan Proses Penyusunan RPJMD 115

Gambar 4.2 Proses Perumusan Visi dan Misi Penataan Ruang Kota

Surakarta (Dalam RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-

2026) 117

Page 15: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Interview Guides (Pedoman Wawancara) 145

Lampiran 2 Hasil Interview pada Kepala BAPPEDA Kota Surakarta 147

Lampiran 3 Hasil Interview pada Kepala Kecamatan Laweyan Kota

Surakarta 149

Lampiran 4 Hasil Interview pada Kepala Kecamatan Banjarsari Kota

Surakarta 150

Lampiran 5 Hasil Interview pada Kepala Kecamatan Pasarkliwon

Kota Surakarta 151

Lampiran 6 Hasil Interview pada Kepala Kecamatan Jebres Kota

Surakarta 152

Lampiran 7 Hasil Interview pada Kepala Kecamatan Serengan Kota

Surakarta 153

Page 16: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan akan diuraikan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, metode penelitian serta

sistematika pembahasan dalam proses penyusunan tugas akhir ini.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengertian kinerja biasanya digunakan untuk mengukur capaian kerja

pada suatu individu, organisasi atau lembaga dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya sesuai dengan visi dan misi organisasi atau lembaga tersebut. Apabila

dihadapkan pada dimensi non keorganisasian atau kelembagaan, dengan tanpa

menghilangkan makna yang tersirat, khususnya pada produk suatu rencana,

kinerja dapat pula diartikan sebagai capaian fungsi dan manfaat produk rencana

dalam merealisasikan rencana yang telah dirumuskan sehingga dapat menjadi

pedoman dan acuan dalam pembangunan suatu wilayah.

Dewasa ini, dinamika pembangunan terjadi sangat pesat menuntut

pemerintah untuk membuat tindakan antisipasi akan perubahan yang berjalan

serta dampak yang akan mengikutinya. Disini peran perencanaan sangat

diperlukan untuk menciptakan kondisi yang seimbang dan berkesinambungan

antara kebutuhan dan ketersediaan yang meliputi seluruh aspek kehidupan

masyarakat menuju tujuan yang ingin dicapai. Perencanaan memiliki makna untuk

mewujudkan kondisi yang lebih baik di masa depan dengan memperhatikan

kecenderungan dan dinamika perkembangan yang ada di masa lalu dan masa kini.

Dalam perencanaan terdapat unsur-unsur yang diperhatikan yang meliputi unsur

keinginan, cita-cita; unsur tujuan dan motivasi; unsur sumber daya (alam,

manusia, modal dan informasi) unsur upaya hasil guna dan daya guna; serta unsur

ruang dan waktu (Sujarto, 1995). Dengan memperhatikan unsur-unsur yang terkait

dalam aspek perencanaan tersebut, diharapkan hasil proyeksi dan peramalan ke

depan dapat lebih bersifat komprehensif, obyektif, efisien dan efektif.

Sistem perencanaan yang berlaku di Indonesia saat ini dapat dikelompokkan

ke dalam dua jenis sistem perencanaan, yaitu Perencanaan Pembangunan Nasional

Page 17: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

2

yang dikenal melalui Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Perencanaan keruangan yang

dikenal melalui Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(PR). Perencanaan pembangunan merupakan rangkaian kegiatan pembangunan demi

meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang meliputi seluruh aspek/sektor

kehidupan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masa kini serta tidak mengurangi

kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya.

Pada dimensi perencanaan pembangunan daerah, yang merupakan bagian

integral dari perencanaan pembangunan nasional, memiliki tujuan untuk

mencapai sasaran pembangunan nasional serta untuk meningkatkan hasil-hasil

pembangunan daerah bagi masyarakat secara adil dan merata. Perencanaan

pembangunan daerah dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku

kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing dengan

mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah.

Perencanaan ini dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki

masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional.

(Termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah).

Pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah seharusnya

memperhatikan penataan ruang, karena menjadi arahan dan batasan dalam

kegiatan pembangunan. Pembangunan yang dilakukan di suatu wilayah masih

sering dilakukan tanpa mengikuti rencana tata ruang sehingga tidak

mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan memperhatikan kerentanan

wilayah terhadap terjadinya bencana alam. Rencana pembangunan yang semula

diharapkan dalam jangka panjang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

daerah atau wilayah namun banyak yang tidak tercapai dikarenakan tidak adanya

dukungan dari sumber daya alam dan daya dukung lingkungan demi terwujudnya

kegiatan pembangunan daerah. Pemanfaatan ruang seharusnya dilaksanakan

dengan pengelolaan kegiatan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan

antara pemanfaatan, keberlanjutan, ketersediaan, keberadaan dan kegunaan

Page 18: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

3

sumber daya alam serta lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya

dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan masa kini tanpa mengurangi

peluang perkembangan di masa depan.

Rencana tata ruang merupakan wujud penataan ruang yang berisi tentang

perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang serta pengendalian pemanfaatan

ruang semestinya digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagi pembangunan

di setiap sektor, lintas sektor, maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat

dilaksanakan secara sinergis, serasi dan berkelanjutan.

Dalam wilayah perkotaan, kebijakan penataan ruang wilayah kota

merupakan arahan pengembangan wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah

daerah kota guna mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota dalam kurun

waktu dua puluh (20) tahun. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota berupa

arahan pengembangan wilayah untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang

wilayah kota sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota melalui

penyusunan dan pelaksanaan program penataan/pengembangan kota beserta

pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama jangka menengah lima

tahunan kota yang berisi rencana program utama, sumber pendanaan, instansi

pelaksana, dan waktu pelaksanaan.

Indikasi program yang tercantum dalam RTRW Kota ini sebagai

perwujudan pengalokasian peruntukan ruang serta rencana pembangunan yang

memuat arahan-arahan kegiatan pembangunan dalam pengalokasian peruntukan

tersebut. Keselarasan dan sinkronisasi antara dua jenis perencanaan dapat

terwujud melalui perpaduan antara indikasi program yang termuat dalam RTRW

Kota dengan arahan-arahan kegiatan pembangunan yang tercantum dalam rencana

pembangunan daerah sehingga tercapainya penggunaan sumber daya yang

seimbang, efektif, efisien serta berkesinambungan.

Beberapa permasalahan perkotaan yang masih menjadi tantangan dalam

perencanaan, misalnya rendahnya pemanfaatan rencana tata ruang sebagai acuan

koordinasi pembangunan lintas sektor dan wilayah, kesenjangan pembangunan

antardaerah, belum meratanya dukungan infrastruktur, masih banyaknya

Page 19: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

4

wilayah-wilayah yang masih tertinggal dalam pembangunan merupakan

dampak akan belum ada keterpaduan rencana antara dua sistem perencanaan.

Kota Surakarta, yang kerap dikenal dengan sebutan Kota Solo, dengan

riwayat perkembangan sebagai kota dagang, dewasa ini mengalami kemajuan

yang sangat pesat. Para investor gencar menanamkan bisnis properti di wilayah

kota ini karena melirik adanya peluang keuntungan besar yang akan diperoleh.

Pihak pemerintah dengan dalih peningkatan pendapatan daerah terkesan sulit

untuk mengendalikan keinginan pihak swasta tersebut dalam penanaman modal

berupa properti dan fasilitas umum. Diperlukan adanya penataan ruang serta

rencana pembangunan yang tegas demi mendorong peningkatan perekonomian

wilayah, tentunya juga tidak melepas perhatian akan daya dukung lingkungan

serta pemanfaatan ruang demi tercapainya pembangunan yang berorientasi pada

penggunaan sumber daya yang seimbang, efektif, efisien serta berkesinambungan.

Ditinjau dari konstelasi internal-eksternal wilayah, kota Surakarta

menempati lokasi yang strategis. Wilayah ini merupakan muara pusat

pertumbuhan bagi daerah sekitarnya, dituntut akan ketersediaan jaringan dan

fasilitas yang baik demi mengakomodir aktifitas yang notabene tidak hanya

berasal dari internal wilayah namun juga berasal dari daerah sekitarnya seperti

Sukoharjo, Sragen, Karanganyar, Boyolali, Wonogiri dan Klaten. Kota Surakarta

juga mengemban fungsi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah bahkan

dengan ditetapkannya wilayah ini sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

sehingga dituntut adanya kerja sama antar regional yang efektif.

Untuk mewujudkan fungsi dan manfaat Kota Surakarta serta terjaminnya

pemanfaatan ruang yang seimbang, efektif, efisien dan berkesinambungan

diperlukan suatu perancanaan yang matang sampai tahap implementasi,

monitoring dan evaluasi. Keterpaduan rencana antara RTRW Kota sebagai wujud

penataan ruang dengan Perencanaan Pembangunan di Kota Surakarta sebagai

tools dalam pengendalian pembangunan sangatlah penting dan diperlukan demi

terwujudnya fungsi dan manfaat Kota Surakarta yang optimal.

Beranjak dari permasalahan-permasalahan di atas, maka penulis tertarik

untuk mengadakan kajian penelitian akan korelasi (hubungan), keterpaduan

Page 20: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

5

(kesesuaian yang menyatu) serta sinkronisasi (penyerentakan) rencana tata ruang

yang terwujud dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota dan rencana

pembangunan di Kota Surakarta yang mana capaian fungsi dan manfaat rencana

tata ruang tersebut diukur sebagai suatu kinerja sehingga tercipta perencanaan

yang terintegratif (saling terkait dalam satu kesatuan). Topik penelitian ini

kemudian oleh penulis diangkat menjadi sebuah judul penelitian yaitu „Kinerja

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam Pemanfaatan Ruang di Kota

Surakarta‟.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini ialah:

Bagaimana tingkat kinerja RTRW sebagai pedoman dan acuan dalam

pemanfaatan ruang di Kota Surakarta?

1.3 Tujuan dan Sasaran

1.3.1 Tujuan

Penelitian tentang kinerja RTRW dalam pemanfaatan ruang Kota

Surakarta bertujuan:

1. Menganalisis tingkat keterpaduan rencana tata ruang wilayah dengan

rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota

Surakarta.

2. Menguraikan proses penyusunan rencana demi meninjau sinkronisasi

muatan perencanaan keruangan dengan perencanaan pembangunan di

Kota Surakarta.

1.3.2 Sasaran

Sasaran dari penelitian ini ialah:

1. Menemukan tingkat kinerja RTRW Kota Surakarta sebagai acuan

koordinasi pembangunan lintas sektor dan wilayah.

2. Menemukan korelasi dan sinkronisasi antara RTRW dengan rencana

pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.

3. Menilai keterpaduan RTRW dan rencana pembangunan sebagai wujud

pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.

Page 21: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

6

4. Menemukan rekomendasi format keterpaduan rencana tata ruang dan

rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang.

1.4 Metode Penelitian

1.4.1 Pendekatan

Pendekatan yang akan ditempuh dalam penelitian ini ialah menggunakan

pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskripif kualitatif yaitu

mendeskripsikan data yang terkumpul kedalam kalimat-kalimat yang memiliki

arti lebih mendalam, karena menggambarkan secara tepat sifat individu, keadaan,

gejala atau kelompok tertentu, guna menentukan frekuensi adanya hubungan

antara satu gejala dengan gejala yang lain. Metode ini juga dapat ditempuh

melalui pendeskripsian data yang telah terkumpul untuk kemudian dibandingkan

demi mencari korelasi yang dapat berupa perbedaan atau persamaan makna yang

tersirat dalam data yang terhimpun guna ditarik sintesisnya berdasar tinjauan

pustaka yang terkait dengan tujuan penelitian.

Creswell yang dikutip oleh Satori (2009: 24) mengemukakan „qualitative

research is an inquiry process of understanding based on distinct methological

traditions of inquiry that explore social or human problem. The researcher builds

a complex, holistic picture, analyzes words, reports detailed views of informants,

and conducts the study in natural setting‟. Penelitian kualitatif ialah suatu proses

inquiry tentang pemahaman berdasar pada tradisi-tradisi metodologis terpisah;

jelas pemeriksaan bahwa menjelajah suatu masalah sosial atau manusia, peneliti

membangun suatu kompleks, gambaran holistik, meneliti kata-kata, laporan-

laporan memerinci pandangan-pandangan dari penutur asli, dan melakukan studi

di suatu pengaturan yang alami.

Nasir (2001:63) mengungkapkan penelitian deskriptif bertujuan untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Jenis pendekatan ini dipilih dikarenakan model analisis yang akan

dipakai ialah pola pikir induktif dengan menarik hal-hal yang bersifat khusus dan

bermakna dari suatu hal yang bersifat umum kemudian membandingkan antara

hal-hal khusus tersebut demi mencari korelasi, keterpaduan dan sinkronisasi atas

Page 22: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

7

RTRW terhadap rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota

Surakarta sehingga tercipta sistem perencanaan yang terintegratif.

Untuk memperoleh penilaian akan capaian fungsi dan manfaat dari

RTRW dalam pemanfaatan ruang, yang mana merupakan produk dari suatu

kegiatan perencanaan yang berupa pedoman dan arahan demi mencapai keinginan

dan cita-cita, tujuan dan motivasi, manajemen sumber daya dalam ruang dan

waktu tertentu khususnya dalam hal penataan ruang (perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang), melalui pola pikir

induktif ditelaah hal-hal yang dapat mempengaruhi kinerja atau capaian fungsi

dan manfaat dari RTRW dalam pemanfaatan ruang yang diselenggarakan oleh

pemerintah daerah.

Dalam rangka mencapai kinerja yang baik, RTRW Kota dapat

bermanfaat dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah

kota, mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kota dengan wilayah

sekitarnya dan menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kota yang berkualitas.1

Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota berupa arahan pengembangan

wilayah untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah kota sesuai

dengan RTRW Kota melalui penyusunan dan pelaksanaan program

penataan/pengembangan kota beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi

program utama jangka menengah lima tahunan kota yang berisi rencana program

utama, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan.2 Oleh

karena itu, capaian fungsi dan manfaat RTRW Kota ditentukan oleh aspek

perencanaan tata ruang (rencana struktur dan pola ruang), jangka waktu

perencanaan dan keterpaduan program penataan/pengembangan kota sebagai

mekanisme pra implementasi rencana dengan program/kegiatan pembangunan

kota, kelembagaan penyelenggara (instansi pelaksana) serta penganggaran/sumber

pendanaan dalam perencanaan.

1&2

Termuat Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.

Page 23: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

8

Aspek perencanaan tata ruang ditelaah dari kelengkapan substansi

produk rencana dengan substansi dalam pedoman penyusunan rencana tata ruang

wilayah kota yang meliputi rencana struktur dan pola ruang. Jangka waktu

perencanaan dan keterpaduan program penataan/pengembangan kota sebagai

mekanisme pra implementasi rencana dengan program/kegiatan pembangunan

kota ditelaah dari jangka waktu produk rencana tata ruang dan rencana

pembangunan dengan kejelasan waktu pelaksanaannya yang merupakan syarat

utama untuk mencapai ketepatan waktu pelaksanaan; korelasi, keterpaduan dan

sinkronisasi program-program keruangan (penataan/pengembangan) kota sebagai

mekanisme pra implementasi rencana dengan program/kegiatan pembangunan

kota. Kelembagaan penyelenggara ditelaah dari sinkronisasi instansi

penyelenggara program/kegiatan, baik dalam program keruangan

(penataan/pengembangan kota) dengan program/kegiatan pembangunan, melalui

koordinasi yang semestinya dilakukan pada formulasi dan penyusunan rencana,

implementasi dan pada evaluasi serta pendekatan-pendekatan yang digunakan

dalam proses penyusunan rencana. Penganggaran/sumber pendanaan dalam

perencanaan ditelaah dari pemanfaatan sumber-sumber pendanaan: sumber daya

publik, partisipasi masyarakat dan pihak swasta.

Selanjutnya keempat aspek (kelengkapan substansi produk rencana,

jangka waktu perencanaan dan keterpaduan program penataan/pengembangan

kota sebagai mekanisme pra implementasi rencana dengan program/kegiatan

pembangunan kota, kelembagaan penyelenggara, dan penganggaran) yang

menentukan kinerja rencana tata ruang wilayah kota di atas digunakan sebagai

variabel dalam penelitian ini.

Berdasar pada aspek-aspek diatas, maka dapat digambarkan alur pola

pikir induktif tiap variabel guna memperoleh penilaian akan tingkatan kinerja

(capaian fungsi dan manfaat) dari RTRW dalam pemanfaatan ruang seperti

gambar di bawah ini:

Page 24: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

9

Gambar 1.1

Skema Alur Pola Pikir Induktif Tiap Variabel dalam Penelitian

1.4.2 Lingkup Penelitian

1.4.2.1 Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah yang diambil dalam penelitian ini ialah Kota Surakarta

Provinsi Jawa Tengah dengan batas administrasi sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali dan Karanganyar.

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo.

Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo.

Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar dan Boyolali.

1.4.2.2 Lingkup Studi

Lingkup studi yang diambil dalam penelitian ini ialah mengenai kinerja

dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota dalam pemanfaatan ruang di

Kota Surakarta. Fokus kajian dalam penelitian ini ialah menganalisis seberapa

tinggi dokumen RTRW Kota Surakarta sebagai produk rencana dari sistem

perencanaan keruangan untuk diacu dan dipedomani dalam pemanfaatan ruang

yang diindikasikan dengan adanya beberapa program sektoral yang terdapat dalam

dokumen rencana pembangunan di Kota Surakarta sebagai produk dari sistem

pola pikir induktif

pola pikir induktif

Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota

Rencana

Pembangunan Kota

Substansi

Perencanaan

Tata Ruang

(Rencana

Struktur dan

Pola Ruang)

Jangka Waktu Perencanaan

dan Keterpaduan Program

Penataan/Pengembangan

Kota sebagai Mekanisme

Pra Implementasi Rencana

dengan Program/Kegiatan

Pembangunan Kota)

Kelembagaan

Penyelenggara

(Instansi

Pelaksana)

Penganggaran/

Sumber

Pendanaan

dalam

Perencanaan

Tingkatan Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan

Ruang di Kota Surakarta

Page 25: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

10

perencanaan pembangunan maupun alokasi peruntukan ruang untuk realisasi

kegiatan pembangunan tersebut. Dalam penataan ruang, proses ini terdapat dalam

perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang, tidak sampai pada proses

pengendalian pemanfaatan ruang (mencapai tertib tata ruang) karena kajian yang

diambil hanya sebatas sampai proses pemanfaatan ruang. Indikasi program

sektoral akan diperoleh dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD), tidak meninjau dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) karena sampai saat ini di Kota Surakarta belum

diterbitkan dokumen RPJPD.

Sebagai suatu kinerja yang efektif, dituntut adanya korelasi, keterpaduan

dan sinkronisasi antara sistem perencanaan keruangan dengan sistem perencanaan

pembangunan, yakni dengan menganalisis dan menilai tingkat keterpaduan,

korelasi dan sinkronisasi RTRW Kota Surakarta dengan rencana pembangunan

sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.

1.4.3 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian disusun dalam rangka untuk mendesain pelaksanaan

penelitian mulai dari penemuan masalah sampai hasil yang diharapkan. Hal ini

dimaksudkan untuk menentukan paradigma sebagai alat untuk menguraikan alur

pelaksanaan penelitian serta kaidah yang digunakan selama proses penelitian

hingga penemuan solusi akan permasalahan yang diungkap.

Dengan demikian penelitian memerlukan paradigma yang jelas seperti

yang dikatakan Huntington yang dikutip Satori (2009: 9) bahwa paradigma dalam

penelitian menjadi „peta‟ yaitu simplifikasi yang perlu sehingga kita tahu dimana

kita sedang berada, dan kemana kita harus melangkah.

Dalam sebuah desain penelitian paradigma merupakan "Statement of a

theoretical perspective that will guide the inquiry", paradigma menjadi rujukan

yang memandu suatu penelitian, paradigma dapat berupa conceptual framework

atau kerangka konseptual yang menjadi titik tolak penelitian. Paradigma

penelitian dapat berupa a representation, a model of a theory, an idea, or a

principle atau suatu gambaran, model teori, gagasan, atau prinsip (Satori, 2009:

9).

Dengan demikian, dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menyusun

kerangka penelitian seperti gambar di bawah ini:

Page 26: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

11

Gambar 1.2

Kerangka Penelitian

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA DATA PEMBAHASAN

TINJAUAN RENCANA

TATA RUANG

WILAYAH

DAN RENCANA

PEMBANGUNAN KOTA

SURAKARTA

Proses Penyusunan

Rencana Keruangan

dan Rencana

Pembangunan

Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota

Surakarta

Rencana

Pembangunan Kota

Surakarta

Hasil Interview Pada

Informan

PENUTUP

PERENCANAAN

Definisi Perencanaan

Unsur-unsur

Perencanaan

Sifat Perencanaan

KESIMPULAN

DAN

REKOMENDASI

Menarik

kesimpulan dan

merumuskan

rekomendasi

terkait kinerja

RTRW dalam

pemanfaatan

ruang

PENATAAN RUANG

Tata Ruang

Tugas dan

Wewenang Pelaku

Penataan Ruang

Penyelenggaraan

Penataan Ruang

RTRW KOTA

Kedudukan RTRW

Kota dalam Sistem

Penataan Ruang

dan Sistem

Perencanaan

Pembangunan

Nasional

Fungsi RTRW

Kota

Manfaat RTRW

Kota

Arahan

Pemanfaatan

Ruang Wilayah

Kota

PEMBANGUNAN

Aspek

Perencanaan

Pembangunan

Proses

Perencanaan

Pembangunan

Koordinasi

Perencanaan

dan

Penganggaran

Prinsip

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

RENCANA

PEMBANGUNAN

DAERAH

Dokumen

Rencana

Pembangunan

Daerah (RPJPD,

RPJMD, RKPD)

LATAR BELAKANG

Penjabaran Judul

Prinsip dan tujuan perencanaan pembangunan

Prinsip dan tujuan rencana tata ruang

Keterkaitan rencana pembangunan dan rencana

tata ruang

Problematika umum dalam daerah/kota

Problematika Kota Solo

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana tingkat kinerja RTRW sebagai pedoman

dan acuan dalam pemanfaatan ruang di Kota

Surakarta?

TUJUAN

1. Menganalisis tingkat keterpaduan rencana tata

ruang wilayah dengan rencana pembangunan

sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota

Surakarta.

2. Menguraikan proses penyusunan rencana demi

meninjau sinkronisasi muatan perencanaan

keruangan dengan perencanaan pembangunan.

SASARAN

1. Menemukan tingkat kinerja RTRW Kota Surakarta

sebagai acuan koordinasi pembangunan lintas

sektor dan wilayah.

2. Menemukan korelasi dan sinkronisasi antara

RTRW dengan rencana pembangunan sebagai

wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.

3. Menilai keterpaduan RTRW dan rencana

pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang

di Kota Surakarta.

4. Menemukan rekomendasi format keterpaduan

rencana tata ruang dan rencana pembangunan

sebagai wujud pemanfaatan ruang.

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Lingkup Penelitian

Kerangka Penelitian

Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Variabel dan Instrumen Penelitian

PEMBAHASAN KINERJA

RENCANA TATA RUANG

WILAYAH (RTRW) DALAM

PEMANFAATAN RUANG DI

KOTA SURAKARTA

Telaah Proses Penyusunan

Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) dan

Rencana Pembangunan

Kota Surakarta

Telaah Muatan dan

Arahan RTRW Kota

Surakarta

Telaah Keterpaduan

Mekanisme Pra

Implementasi Rencana

dalam RTRW dan Rencana

Pembangunan di Kota

Surakarta

Telaah Kelembagaan

Penyusun Perencanaan

Keruangan dan

Perencanaan

Pembangunan

Telaah Indikasi

Penganggaran dalam

Perencanaan

Sintesis Tingkatan Kinerja

RTRW dalam Pemanfaatan

Ruang di Kota Surakarta

Tinjauan Pustaka akan Kinerja Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam

Pemanfaatan Ruang

Page 27: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

12

1.4.4 Sumber Data

Ketepatan dalam memilih dan menentukan sumber data dalam

pelaksanaan penelitian akan turut menentukan kredibilitas, transferabilitas dan

konfirmabilitas data sebagai bahan mentah dalam proses penelitian. Menurut

Lofland yang dikutip oleh Moleong (2007: 157) mengatakan bahwa:

“Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini sumber data yang akan dieksplorasi

meliputi:

1. Informan

Informan adalah orang-dalam pada latar penelitian. Fungsinya untuk

memberikan informasi secara obyektif tentang situasi dan kondisi latar

penelitian. Seorang informan harus mempunyai banyak pengetahuan dan

pengalaman akan latar penelitian. Seorang informan harus jujur, taat pada janji,

patuh pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk anggota salah satu

kelompok yang mempunyai konflik dalam latar penelitian dan mempunyai

pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi.

Di samping itu manfaat informan bagi peneliti ialah agar dalam waktu

yang relatif singkat banyak informasi yang terjaring, jadi sebagai sampling

internal, karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, atau

membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya. Dengan

demikian, informasi yang diperoleh dari informan sebagai pihak yang secara

langsung terkait dalam latar penelitian dapat memberikan informasi atau data

melalui sudut pandang yang obyektif mengungkap realita peristiwa yang telah

terjadi.

Informan yang dipilih pada penelitian ini adalah Kepala Kantor Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Surakarta atau yang

mewakili sebagai pihak yang menyusun dokumen perencanaan serta terlibat

secara langsung atau tidak langsung dalam proses penyusunan RTRW dan

rencana pembangunan Kota Surakarta.

Page 28: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

13

2. Dokumen dan Arsip

Dokumen dalam penelitian merupakan sumber data yang penting,

walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata atau tindakan merupakan

sumber kedua, jelas hal itu tidak diabaikan karena dalam banyak hal dokumen

sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan

untuk meramalkan. Moleong (2007: 159) mengungkapkan “Dilihat dari segi

sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi

atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan

dokumen resmi”.

Dalam penelitian ini, dokumen dan arsip yang dibutuhkan ialah berupa

dokumen RTRW Kota Surakarta dan dokumen rencana pembangunan Kota

Surakarta.

1.4.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang ditempuh untuk

memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian dengan menggunakan teknik

tertentu. Untuk dapat memecahkan permasalahan dengan tuntas dalam

melaksanakan penelitian secara kualitatif diperlukan data yang credibel

(dimungkinkan untuk dapat dipercaya), transferable (dapat ditransfer pada orang

lain), dan confirmable (dapat dikonfirmasi kebenarannya). Adapun teknik

pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1.4.5.1 Interview (Wawancara)

Sudjana yang dikutip oleh Satori (2009: 130) menyebutkan bahwa

wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka

antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab

(interviewee).

Begitu pula yang diungkapkan Esterberg dalam kutipan Satori (2009:

130), menjelaskan bahwa interview, a meeting of two persons to exchange

information and idea through question and responses, resulting in communication

and joint construction of meaning about a particular topic. (Wawancara

Page 29: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

14

merupakan suatu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu).

Wawancara juga dapat dimaknai sebagai suatu teknik pengumpulan data

yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang digali dari sumber data

melalui percakapan atau diskusi tanya jawab. Sifat dari wawancara ini ialah

mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari

informan.

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan wawancara semi

standar (semistandardized interview). Pendekatan ini menggunakan petunjuk

umum wawancara yang merupakan kombinasi wawancara terpimpin dan tak

terpimpin yang menggunakan beberapa inti pokok pertanyaan yang akan diajukan,

yaitu penulis membuat garis besar pokok-pokok pembicaraan, mengajukan

pertanyaan secara bebas, pokok-pokok pertanyaan yang dirumuskan tidak perlu

dipertanyakan secara berurutan dan pemilihan kata-katanya juga tidak baku tetapi

dimodifikasi pada saat wawancara berdasarkan situasinya.

1.4.5.2 Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang juga berperan besar dalam penelitian

kualitatif naturalistik adalah dokumentasi. Dokumentasi, dari asal katanya

dokumen yang berasal dari bahasa Latin yaitu docere, yang berarti mengajar.

Dalam bahasa Inggris disebut document yaitu "something written or printed, to be

used as a record or evidence", (A.S Hornby dalam kutipan Satori, 2009: 146) atau

sesuatu tertulis atau dicetak untuk digunakan sebagai suatu catatan atau bukti.

Dokumen merupakan sumber informasi yang bukan manusia (non human

resources). Nasution dalam kutipan Satori, (2009: 146), menyebutkan bahwa: "...

ada pula sumber non manusia, (non human resources), diantaranya dokumen,

foto, dan bahan statistik." Secara harfiah dokumen dapat diartikan sebagai cacatan

kejadian yang sudah lampau. Tentang hal ini McMillan dan Schumacher dalam

kutipan Satori (2009: 147) menjelaskan bahwa:

“Document are record of past events that are written or printed; they

may be anecdotal notes, letters, diaries, and documents. Official

documents include internal papers, communications to various

Page 30: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

15

publics, student and personnel files, program description, and

institusional statistical data.”

Secara bebas dapat diterjemahkan bahwa dokumen merupakan rekaman

kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa catatan anekdotal, surat,

buku harian dan dokumen-dokumen. Dokumen kantor termasuk lembaran

internal, komunikasi bagi publik yang beragam, file siswa dan pegawai, deskripsi

program dan data statistik pengajaran.

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang

diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga

dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.

(Satori, 2009: 149)

Dalam penelitian ini, studi dokumentasi dimaksudkan demi memperoleh

dokumen RTRW dan dokumen rencana pembangunan sebagai wujud

pemanfaatan ruang yang kemudian ditelaah nilai tingkatan kinerja RTRW dalam

pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.

1.4.5.3 Trianggulasi Data (Peer Debriefing)

Trianggulasi merupakan proses pengecekan data yang telah terhimpun

dari berbagai macam sumber dengan beberapa cara dan waktu. Trianggulasi yang

digunakan dalam penelitian ini ialah trianggulasi teknik, yaitu mengecek

kredibilitas data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

1.4.6 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Bilklen dalam Moleong (2007: 248)

mengemukakan bahwa:

“Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari

dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang akan dicari kepada orang

lain”.

Analisis data adalah proses urut-urutan data dengan mengorganisasikan

ke dalam suatu pola, kategori dan satuan urutan uraian dasar. Sutopo (2002: 94)

menyebutkan :

Page 31: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

16

“Analisis dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga komponen

pokok yaitu, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan”.

Proses analisis ditempuh melalui 4 (empat) tahapan besar, yakni mulai

dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data sampai penarikan kesimpulan

atau verifikasi. Teknik analisis ini dikenal dengan model analisis interaktif.

Penjelasan akan tiap tahapan dalam model analisis interaktif ialah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Bentuk data kualitatif ialah berupa kata-kata, kalimat, tabulasi deskriptif,

narasi diluar data numerik. Data ini diperoleh melalui wawancara dan studi

dokumentasi yang kemudian dicek kredibilitas data dengan trianggulasi teknik

sehingga terhimpun data yang matang sebagai bahan analisis.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses seleksi peringkasan, pemfokusan,

penyederhanaan, dan abstraksi data dari field note. Sutopo (2002: 92)

berpendapat:

“Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang

mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal

yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga

simpulan penelitian dapat dilakukan”.

3. Penyajian Data

Penyajian data atau display data merupakan penyusunan sekumpulan

informasi yang diperoleh dari penelitian yang memberikan kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan data. Sajian data dilakukan

dengan mengorganisasikan informasi secara logis dan sistematis serta

mendeskripsikan kedalam bentuk narasi sehingga mudah dibaca dan dipahami

untuk selanjutnya memungkinkan penulis membuat analisis data dan

melakukan penarikan kesimpulan.

4. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi

Data yang diperoleh penulis di lapangan mulai dilakukan penarikan

kesimpulan sementara sejak penelitian dimulai, untuk itu perlu dicari pola,

tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul dan sebagainya.

Kesimpulan yang diperoleh mula-mula diragukan, akan tetapi dengan

bertambahnya data baik dari wawancara, pengamatan, dan dokumen

Page 32: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

17

kesimpulan akan menjadi lebih kuat. Kesimpulan dibuat lebih mantap dan

dapat dipertanggungjawabkan, maka perlu dilakukan verifikasi terlebih dahulu.

Verifikasi merupakan kegiatan yang dilakukan kembali dengan tujuan

pemantapan kesimpulan dengan cara penelusuran kembali data dengan cepat

sehingga penelitian dapat mengubah kesimpulan sementara yang telah dibuat

menjadi kesimpulan akhir yang lebih credible. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dalam bagan berikut:

Gambar 1.3

Model Analisis Interaktif Data

(Sumber: Sutopo, 2002)

Berdasarkan gambar di atas, maka proses analisis diawali sejak kegiatan

pengumpulan data. Setelah memperoleh data dari lapangan maka penulis

segera melakukan reduksi data dan penyajian data. Pasca penyajian data dapat

dilakukan penarikan suatu kesimpulan. Penarikan kesimpulan juga dilakukan

melalui pendekatan paradigma naturalistik (the naturalistic method of inquiry),

yang mana peneliti dapat membangun asumsi-asumsi, argumen-argumen serta

pertimbangan saat menarik sintesis hasil pengumpulan data.

Kesimpulan yang telah dibuat dapat kembali dilakukan verifikasi untuk

lebih menyempurnakan hasil penelitian sehingga diperoleh kesimpulan yang

credible, transferable dan confirmable.

Penarikan kesimpulan dilakukan melalui teknik komparatif data dengan

metode check list, meninjau data-data yang telah direduksi menurut variabel

yang sudah ditentukan dan disajikan dengan menggunakan ilustrasi matrik

seperti di bawah ini:

Pengumpulan

Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan/

Verifikasi

Sajian Data

Page 33: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

18

Tabel 1.1

Ilustrasi Matriks Komparatif Rencana Keruangan dan Rencana Pembangunan

No

Rencana Keruangan Rencana Pembangunan

Instansi

Pelaksana

Keterpaduan

Rencana

Keruangan dan

Rencana

Pembangunan

RTRW Kota Surakarta Arah Kebijakan

Pembangunan Jangka

Panjang

Agenda Prioritas

Pembangunan Dan

Program-Program Program Utama

Loka

si

PJM-1

x1-x5

PJM-2

x5-x10

PJM-3

x10-x15

PJM-4

x15-x20

A Perwujudan Struktur Ruang Diisi dengan

menggunakan

check list akan

korelasi dan

sinkronisasi

program

perwujudan

ruang, arah

kebijakan, dan

agenda prioritas

pembangunan

1 Perwujudan pusat-pusat pelayanan

1.1 Pusat pelayanan

kota

1.2 Sub pusat

pelayanan kota

1.3 Pusat

lingkungan

2 Perwujudan sistem prasarana

Sistem prasarana utama

2.1 Sistem jaringan

transportasi

darat

2.2 Sistem jaringan

transportasi

udara

Sistem prasarana lainnya

2.3 Sistem jaringan

energi/

kelistrikan

2.4 Sistem jaringan

telekomunikasi

2.5 Sistem jaringan

sumber daya air

kota

Infrastuktur perkotaan

Page 34: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

19

2.6 Sistem

penyediaan air

minum kota

2.7 Sistem

penyediaan air

limbah kota

2.8 Sistem

persampahan

kota

2.9 Sistem drainase

kota

2.10 Penyediaan

sarana dan

prasarana

pedestrian

2.11 Jalur evakuasi

bencana

2.12 Penyediaan dan

pemanfaatan

sarana dan

prasarana

lainnya

B Perwujudan Pola Ruang

1 Perwujudan kawasan lindung

1.1 Hutan lindung

1.2 Kawasan

resapan air

1.3 Kawasan

perlindungan

setempat

1.4 Ruang terbuka

hijau (RTH)

kota

1.5 Kawasan suaka

alam dan cagar

Page 35: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

20

budaya

1.6 Kawasan rawan

bencana alam

1.7 Kawasan

lindung lainnya

2 Perwujudan kawasan budidaya

2.1 Kawasan

perumahan

2.2 Kawasan

perdagangan

dan jasa

2.3 Kawasan

perkantoran

2.4 Kawasan

industri

2.5 Kawasan

pariwisata

2.6 Kawasan non

ruang terbuka

hijau

2.7 Kawasan ruang

evakuasi

bencana

2.8 Kawasan

peruntukan

ruang bagi

sektor informal

2.9 Kawasan

peruntukan

lainnya

C Perwujudan Kawasan Strategis Kota

1 Kawasan berhimpitan dengan kawasan strategis nasional dan kawasan

strategis provinsi

1.1 ...

2 Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi

Page 36: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

21

2.1 ...

3 Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya

3.1 ...

4 Kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi

tinggi

4.1 ...

5 Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya lingkungan

5.1 ...

6 Kawasan strategis dari kepentingan pembangunan wilayah dan kota

6.1 ...

Sumber: Olahan Pedoman Penyusunan RTRW Kota dan Panduan Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah

Page 37: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

22

1.4.7 Instrumen Penelitian

Variabel dalam penelitian merupakan objek dari penelitian atau apa yang

menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Pemahaman akan variabel serta

menjabarkannya pada variabel yang lebih rinci (sub variabel) merupakan syarat

mutlak dalam penelitian. Memecah-mecah variabel menjadi sub variabel dikenal

dengan kategorisasi, yakni memecah variabel menjadi kategori-kategori data yang

harus dikumpulkan. Kategori-kategori ini dapat diartikan sebagai indikator

variabel.

Kategori, indikator, sub variabel akan dijadikan pedoman dalam

penyusunan instrumen, pengumpulan data dan kelanjutan dari langkah penelitian.

Kemudian dari beberapa variabel dan indikator ini dipakai sebagai dasar untuk

penentuan tingkat kinerja dari RTRW terhadap rencana pembangunan sebagai

wujud dalam pemanfaatan ruang di Kota Surakarta. Penentuan kriteria penilaian

tingkatan kinerja dikelompokkan menjadi tiga (3); yakni baik, cukup dan buruk.

Pengelompokan menjadi tiga (3) tingkatan kinerja berdasar pada sudut pandang

penulis melalui paradigma naturalistik serta beberapa pengetahuan penulis akan

realita atau kecenderungan yang terjadi dalam pembangunan daerah. Belum ada

tata baku atau norma terkait metode penilaian akan kinerja RTRW dalam

pemanfaatan ruang, maka dari itu dalam penelitian ini penulis membangun tiga

(3) skala penilaian secara deskriptif kualitatif guna menilai kriteria/aspek yang

mempengaruhi kinerja. Tiap kriteria/aspek dalam penilaian saling berkaitan dan

menunjukkan korelasi yang seiring. Masing-masing tingkatan memiliki penilaian

secara deskriptif kualitatif yang berbeda pada tiap kriteria. Penilaian yang

ditetapkan pada tiap kriteria di masing-masing jenjang skala tingkatan kinerja

dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.2

Tingkatan Kinerja dan Kriteria Penilaian No Tingkatan Kinerja Kriteria Penilaian

1 Baik Kelengkapan muatan dokumen rencana sesuai

karakteristik wilayah → (76-100)% lengkap

Kelembagaan penyusun rencana → terlibat secara utuh

dan memperhatikan arahan tata ruang

Mekanisme praimplementasi rencana/program/kegiatan

→ terpadu secara utuh dan menyeluruh dengan

Page 38: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

23

kejelasan unit pelaksana teknis

Penganggaran → penganggaran mengacu pada

kebutuhan perencanaan, memanfaatkan segala sumber

pendanaan yang dapat diraih dalam kota

2 Cukup Kelengkapan muatan dokumen rencana sesuai

karakteristik wilayah → (51-75)% lengkap

Kelembagaan penyusun rencana → tidak terlibat secara

utuh dan kurang memperhatikan arahan tata ruang

Mekanisme pra implementasi rencana/program/kegiatan

→ kurang terpadu secara utuh dan menyeluruh dengan

ketidakjelasan unit pelaksana teknis

Penganggaran → penganggaran kurang mengacu pada

kebutuhan perencanaan, kurang memanfaatkan segala

sumber pendanaan yang dapat diraih dalam kota

3 Buruk Kelengkapan muatan dokumen rencana sesuai

karakteristik wilayah → (0-50)% lengkap

Kelembagaan penyusun rencana → tidak terlibat secara

utuh dan tidak memperhatikan arahan tata ruang

Mekanisme praimplementasi rencana/program/kegiatan

→ tidak terpadu secara utuh dan menyeluruh serta tidak

ada kejelasan unit pelaksana teknis

Penganggaran → penganggaran tidak mengacu pada

kebutuhan perencanaan, tidak memanfaatkan segala

sumber pendanaan yang dapat diraih dalam kota (hanya

bersumber pada pemerintah)

Sumber: Kaidah-kaidah Perencanaan Wilayah dan Kota, 2010

Prosentase mengenai kelengkapan muatan dokumen rencana tata ruang

wilayah ditentukan berdasarkan kecenderungan hasil eksplorasi informasi

terhadap peninjauan kembali RTRW yang terjadi di berbagai daerah.

Hasil pembahasan/telaah penilaian pada tiap kriteria akan

menunjukkan/mengidentifikasikan pada salah satu tingkatan kinerja di atas, hal ini

disebabkan skala pengukuran yang digunakan ialah antara rentang batas optimal

(baik) sampai batas minimum (buruk) dan sifat dari kriteria-kriteria yang saling

terkait serta seiring sehingga hasil pembahasan/telaah penilaian pada tiap kriteria

akan tercakup pada skala pengukuran ini.

Berpijak dari pendekatan, sumber data, teknik pengumpulan data sampai

teknik analisis data serta penentuan kriteria-kriteria penilaian di atas, maka

disusun sebuah instrumen penelitian sebagai berikut:

Page 39: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

24

Tabel 1.3

Instrumen Penelitian

Sumber: Analisis, 2010

No Variabel Sub Variabel (Indikator) Sumber Data Teknik

Pengumpulan Data

Teknik

Analisis

Data

Penarikan

Kesimpulan

1 Kelengkapan

muatan

dokumen

rencana sesuai

karakteristik

wilayah

Konten dokumen RTRW Kota

Surakarta

Program-program indikasi

pemanfaatan ruang

Program-program sektoral

pembangunan

Dokumentasi

atau arsip

Studi

Dokumentasi

Model

Analisis

Interaktif

Pengukuran

tingkat kinerja

dengan

pembobotan

akan 3 (tiga)

kategorisasi

tingkatan,

yakni baik,

cukup dan

buruk.

2 Mekanisme pra

implementasi

rencana/

program

Keterpaduan pelaksanaan program

Program- program instansi pelaksana

teknis

Informan

Dokumentasi

atau arsip

Interview

Studi

Dokumentasi

3 Kelembagaan

penyusun

rencana

Proses dan tahapan dalam

penyusunan rencana keruangan dan

rencana pembangunan

Kejelasan pengelola pembangunan

Informan

Dokumentasi

atau arsip

Interview

Studi

Dokumentasi

4 Penganggaran Kesesuaian penganggaran dengan

kebutuhan dana perencanaan.

Pemanfaatan sumber-sumber

pendanaan yang dapat diraih.

Dokumentasi

atau arsip

Studi

Dokumentasi

Page 40: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

25

1.5 Sistematika Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN

Memuat latar belakang perlunya penelitian sampai perumusan judul yang

diangkat dalam penelitian, perumusan masalah, tujuan dan sasaran yang

hendak dicapai serta metodologi yang akan digunakan saat pelaksanaan

penelitian hingga akhir.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA PERENCANAAN TATA RUANG

DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Memuat mengenai tinjauan teori dan pustaka terkait dengan tema dan

topik yang diangkat dalam penelitian sebagai landasan yang akan

dimanfaatkan dalam pembahasan penelitian.

BAB 3 TINJAUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH

(RTRW) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KOTA

SURAKARTA

Memuat hal-hal empiris yang berupa data-data utama dan pendukung

terkait permasalahan dan pembahasan dalam penelitian, yakni meliputi

kinerja, RTRW dan rencana pembangunan di Kota Surakarta.

BAB 4 PEMBAHASAN KINERJA RENCANA TATA RUANG

WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG

DI KOTA SURAKARTA

Bab ini menguraikan tentang kajian dan ulasan akan rumusan masalah

penelitian yang ditentukan hingga tercapai tujuan dan sasaran penelitian

dengan menggunakan metode penelitian yang telah dirancang

sebelumnya. Bahasan mencakup mengenai telaah/kajian/analisis akan

keterpaduan rencana tata ruang dan rencana pembangunan sebagai wujud

pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.

BAB 5 PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan yang dapat ditarik berdasar sintesis yang telah

dirumuskan sebagai hasil pembahasan serta pengusulan rekomendasi

akan tema dan topik yang diangkat, yakni rekomendasi akan kinerja

RTRW dalam pemanfaatan ruang.

Page 41: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

26

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA PERENCANAAN TATA RUANG DAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Pada bab ini diuraikan mengenai tinjauan beberapa pustaka atau teori dan

norma yang terkait dengan persoalan kinerja, perencanaan tata ruang dan

perencanaan pembangunan.

2.1 Definisi Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu hasil rangkaian kerja untuk

merumuskan sesuatu yang didasari oleh suatu pola tindakan yang defenitif, yang

menurut pertimbangan secara sistematis akan membawa keuntungan tetapi

dengan anggapan bahwa akan ada tindakan-tindakan selanjutnya yang akan

merupakan rangkaian kegiatan sistematis lainnya (Sujarto, 1995). Dengan kata

lain, tindakan yang semula dirumuskan, masih bersifat terbuka bagi

kemungkinan adanya pilihan cara tindakan lain dan bahkan tindakan yang telah

dirumuskan semula, masih mungkin disesuaikan apabila dianggap kurang

menguntungkan pada saat tertentu lainnya.

Widodo (2006: 2) menyebutkan bahwa pada hakekatnya, perencanaan

merupakan sebuah upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi yang

bersifat akumulatif. Artinya perubahan yang terjadi pada sebuah keseimbangan awal

dapat menyebabkan perubahan pada sistem sosial yang kemudian akan membawa

sistem yang ada menjauhi keseimbangan semula. Salah satu peran perencanaan

adalah sebagai arahan bagi proses pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang

ingin dicapai disamping sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembangunan yang

dilakukan.

Perencanaan kemudian diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh sebuah

institusi publik untuk membuat arah kebijakan pembangunan yang harus dilakukan

di sebuah wilayah baik negara maupun di daerah dengan didasarkan keunggulan dan

kelemahan yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Artinya dalam sebuah proses

perencanaan, lembaga perencana wajib memperhatikan kondisi sosial, budaya,

ekonomi, keamanan, kondisi fisik, segi pembiayaan serta kualitas sumber daya yang

Page 42: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

27

ada di wilayah tersebut (Widodo, 2006: 3).

Rencana adalah produk dari suatu kegiatan perencanaan yang

merupakan pedoman dan arahan untuk mencapai keinginan atau cita-cita yang

sasaran dan jangkauannya telah didefinisikan terlebih dahulu.

2.1.1 Unsur-Unsur Perencanaan

Arti dan makna planning tergantung pada sudut pandang dan masalah

yang bersangkutan. Tetapi dari sudut pandang manapun perencanaan (planning)

didefinisikan, terdapat unsur-unsur yang memberikan arti dan makna yang sama

yaitu merumuskan cita-cita dan keinginan yang lebih baik atau lebih

berkembang di masa mendatang. Unsur-unsur yang terkandung dalam

perencanaan adalah (Sujarto, 1995) :

1. Unsur keinginan, cita-cita.

2. Unsur tujuan dan motivasi.

3. Unsur sumber daya (alam, manusia, modal dan informasi).

4. Unsur upaya hasil guna dan daya guna.

5. Unsur ruang dan waktu.

Perencanaan sebagai upaya mencapai cita-cita masa depan yang lebih

baik, terkandung pula upaya yang didasari suatu peramalan atau ekspektasi.

Perencanaan merupakan proyeksi ke masa depan. Dalam proyeksi ini terkandung

pengertian meningkatkan, memperbesar, memperbaiki atau bahkan memperkecil,

menurunkan dan mengurangi demi tercapainya keadaan yang lebih baik. Upaya

pembesar atau perkecilan ini perlu dilandasi oleh pertimbangan yang obyektif,

efisiensi dan efektif (Sujarto, 1995).

Sholihin (2007) mengungkapkan bahwa manfaat perencanaan ialah sebagai

penuntun arah, minimalisasi ketidakpastian, minimalisasi inefisiensi sumber daya,

serta penetapan standar dalam pengawasan kualitas. Suatu perencanaan harus

memiliki, mengetahui dan memperhitungkan:

1. Tujuan akhir yang dikehendaki.

2. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan

pemilihan dari berbagai alternatif).

3. Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.

Page 43: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

28

4. Masalah-masalah yang dihadapi.

5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya.

6. Kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.

7. Orang, organisasi, atau badan pelaksananya.

8. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.

2.1.2 Sifat Perencanaan

Perencanaan dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sistem dan jenis

menurut sifat dan sudut pandangnya, antara lain yaitu (Sholihin, 2007):

1. Dari segi ruang lingkup tujuan dan sasarannya, perencanaan dapat bersifat

nasional, sektoral dan spasial.

2. Perencanaan dapat berupa perencanaan agregatif atau komprehensif dan

parsial.

3. Dalam jangkauan dan hirarkinya, ada perencanaan tingkat pusat dan tingkat

daerah.

4. Dari jangka waktunya, perencanaan dapat bersifat jangka panjang,

menengah, atau jangka pendek.

5. Dilihat dari arus informasi, perencanaan dapat bersifat dari atas ke bawah

(top down), dari bawah ke atas (bottom up), atau kedua-duanya.

6. Dari segi ketetapan atau keluwesan proyeksi ke depannya, perencanaan

dapat indikatif atau preskriptif.

7. Berdasarkan sistem politiknya, perencanaan dapat bersifat alokatif, inovatif

dan radikal.

8. Produk perencanaan dapat berbentuk rencana (plan), kebijakan, peraturan,

alokasi anggaran, program, atau kegiatan.

2.2 Tata Ruang

Ruang dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan

makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

Struktur ruang merupakan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem

Page 44: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

29

jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial

ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional. Sedangkan

pola ruang ialah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi

peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi

daya.

Penataan ruang ialah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Terkait dengan kinerja

penataan ruang, perlu diadakan pembinaan penataan ruang, yaitu upaya untuk

meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah,

Pemerintah Daerah, dan masyarakat.

Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur

ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

Selanjutnya pemanfaatan ruang berupa upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan

pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan

program beserta pembiayaannya. Kemudian untuk perwujudannya dilakukan

pengendalian pemanfaatan ruang yaitu upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.

Dari proses ini akan dihasilkan suatu rencana tata ruang yang merupakan hasil

perencanaan tata ruang.

Penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama

kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan.

Berdasar sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem internal perkotaan.

Berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan lindung dan kawasan

budidaya. Berdasar wilayah administratif terdiri atas penataan ruang wilayah

nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah

kabupaten/kota. Berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang

kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan. Berdasarkan nilai

strategis kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan strategis nasional, penataan

ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan ruang kawasan strategis

kabupaten/kota.

Page 45: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

30

Gambar 2.1

Skema Klasifikasi Penataan Ruang

(Sumber: Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang)

2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan Ruang

Menurut Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang, tugas pelaku penataan ruang, khususnya negara ialah menyelenggarakan

penataan ruang untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dalam melaksanakan

tugas negara memberikan kewenangan penyelenggaraan penataan ruang kepada

Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan

dengan tetap menghormati hak yang dimiliki orang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kemudian wewenang pelaku penataan ruang khususnya Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota ialah meliputi:

1. Pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan

ruang wilayah kabupaten/kota dan kawasan strategis kabupaten/kota;

2. Pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten/kota;

3. Pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota; dan

Penataan Ruang

Diklasifikasikan Berdasarkan

Sistem

Fungsi Utama

Kawasan

Wilayah

Administratif

Kegiatan

Kawasan

Nilai Strategis

Kawasan

Sistem Wilayah Sistem Internal Perkotaan

Kawasan Lindung Kawasan Budidaya

PR Wilayah

Provinsi

PR Wilayah

Nasional

PR Wilayah

Kab./Kota

PR Kawasan Perkotaan PR Kawasan Perdesaan

PR Kawasan

Strat. Nasional

PR Kawasan

Strat. Kab./Kota

PR Kawasan

Strat. Provinsi

Page 46: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

31

4. Kerja sama penataan ruang antarkabupaten/ kota.

Wewenang pemerintah daerah kabupaten/kota dalam pelaksanaan

penataan ruang wilayah kabupaten/kota meliputi:

1. Perencanaan tata ruang wilayah kabupaten/ kota;

2. Pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota; dan

3. Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota.

Dalam pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota,

pemerintah daerah kabupaten/kota melaksanakan:

1. Penetapan kawasan strategis kabupaten/kota;

2. Perencanaan tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota;

3. Pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupaten/kota; dan

4. Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.

Pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah kabupaten/kota mengacu

pada pedoman bidang penataan ruang dan petunjuk pelaksanaannya. Dalam

pelaksanaan wewenang, pemerintah daerah kabupaten/kota:

1. Menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan rencana umum dan

rencana rinci tata ruang dalam rangka pelaksanaan penataan ruang

wilayah kabupaten/kota; dan

2. Melaksanakan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang.

Saat pemerintah daerah kabupaten/kota tidak dapat memenuhi standar

pelayanan minimal bidang penataan ruang, pemerintah daerah provinsi dapat

mengambil langkah penyelesaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Page 47: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

32

Gambar 2.2

Tugas dan Wewenang Pemerintahan dalam Penataan Ruang

(Sumber: Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang)

Negara

Wewenang

Pemerintah

Wewenang

Pemerintah

Provinsi

Wewenang

Pemerintah

Kab./Kota

TUR, BIN, WAS terhadap:

Lak PR wilayah Nasional, Provinsi,

Kabupaten/Kota

Lak PR Kawasan Strategis Nasional, Provinsi,

Kabupaten/Kota

Lak PR wilayah Nasional

Lak PR Kawasan Strategis Nasional

Kerja sama PR antarnegara dan fasilitasi kerja

sama antarnegara

TUR, BIN, WAS terhadap:

Lak PR wilayah Provinsi, Kabupaten/Kota

Lak PR Kawasan Strategis Provinsi,

Kabupaten/Kota

LAK PR wilayah provinsi

LAK PR kawasan strategis provinsi

Kerja sama PR antarprovinsi dan fasilitasi kerja

sama antarprovinsi

TUR, BIN, WAS terhadap:

Lak PR wilayah Kabupaten/Kota

Lak PR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota

LAK PR wilayah Kabupaten/Kota

LAK PR wilayah Kabupaten/Kota

Kerja sama PR antarkabupaten/Kota

Seorang

Menteri

Ket:

TUR = pengaturan

BIN = pembinaan

LAK = pelaksanaan

WAS = pengawasan

PR = penataan ruang

Negara

menyelengga-

rakan

penataan

ruang

untuk sebesar-

besarnya

kemakmuran

rakyat

Dalam

melaksanakan

tugasnya,

negara

memberikan

kewenangan

penyeleng-

garaan

penataan

ruang kepada

Pemerintah

dan

pemerintah

daerah

Page 48: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

33

2.2.2 Penyelenggaran Penataan Ruang

Sumber: Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007

tentang Penataan Ruang

Gambar 2.3

Penyelenggaraan Penataan Ruang

Penyelenggaraan Penataan Ruang

Pengaturan Pembinaan Pelaksanaan Pengawasan

Upaya

pembentukan

landasan hukum

bagi

Pemerintah,

pemerintah

daerah, dan

masyarakat dalam

penataan ruang

Penetapan

ketentuan

peraturan

perundang-

undangan bidang

penataan ruang

termasuk pedoman

bidang penataan

ruang

Upaya untuk

meningkatkan

kinerja

penataan ruang

yang

diselenggarakan oleh

pemerintah,

pemerintah daerah,

dan masyarakat

Pemerintah

kepada

pemerintah

daerah dan

masyarakat

Pemerintah

provinsi kepada

pemerintah

kabupaten/kota

dan masyarakat

Pemerintah

kabupaten/kota

kepada

masyarakat

Upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui

pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan

ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang

Upaya agar

penyelenggaraan

penataan ruang

dapat diwujudkan

sesuai dengan

ketentuan peraturan

perundang-

undangan

Pemantauan

Evaluasi

Pelaporan

Perencanaan Tata

Ruang

Suatu proses

untuk

menentukan

struktur ruang

dan pola

ruang yang

meliputi

penyusunan

dan penetapan

RTR

Penyusunan

rencana tata

ruang

Pemanfaatan

Tata Ruang

Upaya untuk

mewujudkan

struktur ruang dan

pola ruang sesuai

dengan RTR

melalui

penyusunan dan

pelaksanaan

program beserta

pembiayaannya

Pelaksanaan

program

pemanfaatan

ruang beserta

pembiayaannya

Pengendalian

Pemanfaatan

Ruang

Upaya untuk

mewujudkan

tertib tata ruang

Peraturan

Zonasi

Perizinan

Insentif-

Disinsentif

Pengenaan

Sanksi

Page 49: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

34

2.3 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota

(Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009

tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota)

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota adalah rencana tata ruang

yang bersifat umum dari wilayah kota, yang merupakan penjabaran dari RTRW

provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kota,

rencana struktur ruang wilayah kota, rencana pola ruang wilayah kota, penetapan

kawasan strategis kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah kota, dan ketentuan

pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.

Tujuan penataan ruang wilayah kota ditetapkan pemerintah daerah kota

yang merupakan arahan perwujudan visi dan misi pembangunan jangka panjang

kota pada aspek keruangan, yang pada dasarnya mendukung terwujudnya ruang

wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan

Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.

Kebijakan penataan ruang wilayah kota merupakan arahan

pengembangan wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kota guna

mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota dalam kurun waktu 20 (dua puluh)

tahun. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota berupa arahan pengembangan

wilayah untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah kota sesuai

dengan RTRW Kota melalui penyusunan dan pelaksanaan program

penataan/pengembangan kota beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi

program utama jangka menengah lima tahunan kota yang berisi rencana program

utama, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan.

2.3.1 Kedudukan RTRW Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional

Rencana umum tata ruang merupakan perangkat penataan ruang wilayah

yang disusun berdasarkan pendekatan wilayah administratif yang secara hirarki

terdiri atas RTRW Nasional, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabupaten/Kota.

Rencana umum tata ruang nasional adalah arahan kebijakan dan strategi

pemanfaatan ruang wilayah nasional yang disusun guna menjaga integritas

nasional, keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah dan antar

Page 50: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

35

sector, serta keharmonisan antar lingkungan alam dengan lingkungan buatan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Rencana umum tata ruang provinsi adalah rencana kebijakan operasional

dari RTRW Nasional yang berisi strategi pengembangan wilayah provinsi,

melalui optimasi pemanfaatan sumber daya, sinkronisasi pengembangan sektor,

koordinasi lintas wilayah kabupaten/kota dan sektor, serta pembagian peran dan

fungsi kabupaten/kota di dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan.

Rencana umum tata ruang kabupaten/kota adalah penjabaran RTRW

provinsi kedalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah kabupaten/kota

yang sesuai dengan fungsi dan peranannya di dalam rencana pengembangan

wilayah provinsi secara keseluruhan, strategi pengembangan wilayah ini

selanjutnya dituangkan ke dalam rencana struktur dan rencana pola ruang

operasional.

Dalam operasionalisasinya rencana umum tata ruang dijabarkan dalam

rencana rinci tata ruang yang disusun dengan pendekatan nilai strategis kawasan

dan/atau kegiatan kawasan dengan muatan subtansi yang dapat mencakup hingga

penetapan blok dan subblok yang dilengkapi peraturan zonasi sebagai salah satu

dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat

dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang.

Rencana rinci tata ruang dapat berupa rencana tata ruang kawasan strategis dan

rencana detail tata ruang.

Kawasan strategis adalah kawasan yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena memiliki pengaruh penting terhadap kedaulatan negara,

pertahanan dan keamanan negara, pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, dan/atau

lingkungan termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

Rencana tata ruang kawasan strategis adalah upaya penjabaran rencana

umum tata ruang ke dalam arahan pemanfaatan ruang yang lebih spesifik sesuai

dengan aspek utama yang menjadi latar belakang pembentukan kawasan strategis

tersebut. Tingkat kedalaman rencana tata ruang kawasan strategis sepenuhnya

mengikuti luasan fisik serta kedudukannya di dalam sistem administrasi.

Page 51: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

36

Gambar 2.4

Kedudukan RTRW Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional

(Sumber: Permen PU Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan

RTRW Kota)

Rencana tata ruang kawasan strategis tidak mengulang hal-hal yang

sudah diatur atau menjadi kewenangan dari rencana tata ruang yang berada pada

jenjang di atasnya maupun di bawahnya.

Rencana detail tata ruang merupakan penjabaran dari RTRW pada suatu

kawasan terbatas, ke dalam rencana pengaturan pemanfaatan yang memiliki

dimensi fisik mengikat dan bersifat operasional. Rencana detail tata ruang

berfungsi sebagai instrumen perwujudan ruang khususnya sebagai acuan dalam

pemberian advise planning dalam pengaturan bangunan setempat dan rencana tata

bangunan dan lingkungan.

Rencana Umum Rencana Rinci

RPJP Nasional

RPJM Nasional

RPJP Provinsi

RPJM Provinsi

RTRW Nasional

RTRW Provinsi

RTRW Kabupaten

RTRW Kota

RTR Pulau

RTR Kaw Strategis Nasional

RTR Kaw Strategis Provinsi

RDTR Kabupaten

RTR Kaw Strategis

Kabupaten

RDTR Kota

RTR Kaw Strategis Kota

RPJP Kab/Kota

RPJM Kab/Kota

Page 52: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

37

2.3.2 Fungsi RTRW Kota

Fungsi RTRW Kota adalah sebagai:

1. Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD).

2. Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kota;

3. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah

kota;

4. Acuan lokasi investasi dalam wilayah kota yang dilakukan pemerintah,

masyarakat, dan swasta;

5. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kota;

6. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan

wilayah kota yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan,

pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi;

7. Acuan dalam administrasi pertanahan.

2.3.3 Manfaat RTRW Kota

Manfaat RTRW Kota adalah untuk:

1. Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kota;

2. Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kota dengan wilayah

sekitarnya; dan

3. Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kota yang berkualitas.

2.3.4 Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota

Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota merupakan upaya perwujudan

rencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama

penataan/pengembangan kota dalam jangka waktu perencanaan lima (5) tahunan

sampai akhir tahun perencanaan dua puluh (20) tahun.

Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota berfungsi:

1. Sebagai acuan bagi pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman

penataan/pengembangan kota;

2. Sebagai arahan untuk sektor dalam penyusunan program;

Page 53: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

38

3. Sebagai dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu lima

(5) tahunan;

4. Sebagai dasar estimasi penyusunan program tahunan untuk setiap jangka

lima (5) tahun; dan

5. Sebagai acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.

Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota disusun berdasarkan:

1. Rencana struktur ruang dan pola ruang;

2. Ketersediaan sumber daya dan sumber dana pembangunan;

3. Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan;

dan

4. Prioritas pengembangan wilayah kota dan pentahapan rencana

pelaksanaan program sesuai dengan RPJPD.

Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota disusun dengan kriteria:

1. Mendukung perwujudan rencana struktur ruang kota, pola ruang kota

dan pengembangan kawasan strategis kota;

2. Mendukung program utama penataan ruang wilayah nasional dan

provinsi;

3. Realistis, objektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu

perencanaan;

4. Konsisten dan berkesinambungan terhadap program yang disusun, baik

dalam jangka waktu tahunan maupun antar lima tahunan; dan

5. Sinkronisasi antar program harus terjaga dalam satu kerangka program

terpadu pengembangan wilayah kota.

Indikasi program utama dalam arahan pemanfaatan ruang wilayah kota

meliputi:

1. Usulan Program Utama

Usulan program utama adalah program-program utama pengembangan

wilayah kota yang diindikasikan memiliki bobot kepentingan utama atau

diprioritaskan untuk mewujudkan struktur dan pola ruang wilayah kota sesuai

tujuan penataan ruang wilayah kota.

Page 54: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

39

2. Lokasi

Lokasi adalah tempat dimana usulan program utama akan dilaksanakan.

3. Besaran

Besaran adalah perkiraan jumlah satuan masing-masing usulan program

utama pengembangan wilayah yang akan dilaksanakan.

4. Sumber Pendanaan

Sumber pendanaan dapat berasal dari APBD Kota, APBD provinsi,

APBN, swasta, dan/atau masyarakat.

5. Instansi Pelaksana

Instansi pelaksana adalah pihak-pihak pelaksana program utama yang

meliputi pemerintah (sesuai dengan kewenangan masing-masing

pemerintahan), swasta, serta masyarakat.

6. Waktu dan Tahapan Pelaksanaan

Usulan indikasi program utama direncanakan dalam kurun waktu

perencanaan dua puluh (20) tahun yang dirinci setiap lima (5) tahunan,

sedangkan masing-masing program mempunyai durasi pelaksanaan yang

bervariasi sesuai kebutuhan. Penyusunan indikasi program utama disesuaikan

dengan pentahapan jangka waktu lima (5) tahunan RPJP Daerah Kota.

Arahan pemanfaatan ruang, sekurang-kurangnya memiliki muatan

sebagai berikut:

1. Perwujudan rencana struktur wilayah kota:

a. Perwujudan pusat pelayanan kegiatan kota; dan

b. Perwujudan sistem jaringan prasarana kota, yang mencakup pula

sistem prasarana nasional dan wilayah/regional dalam wilayah

kota:

1) Perwujudan sistem jaringan transportasi di wilayah kota,

yang meliputi sistem prasarana transportasi darat, udara, dan

air;

2) Perwujudan sistem jaringan sumber daya air;

3) Perwujudan sistem jaringan energi dan kelistrikan;

4) Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi;

Page 55: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

40

5) Perwujudan sistem persampahan, sanitasi dan drainase; dan

6) Perwujudan sistem jaringan lainnya.

2. Perwujudan rencana pola ruang wilayah kota:

a. Perwujudan kawasan lindung; dan

b. Perwujudan kawasan budi daya.

3. Perwujudan kawasan-kawasan strategis kota.

Susunan indikasi program utama tersebut di atas merupakan susunan

minimum yang harus diacu dalam setiap penyusunan arahan pemanfaatan

ruang kota. Tetapi pada masing-masing bagian dapat dijabarkan lebih rinci

sesuai kebutuhan pemanfaatan ruang atau pengembangan kawasan masing-

masing wilayah kota.

Matriks susunan tipikal indikasi program utama dalam penyusunan

RTRW Kota disajikan dalam tabel berikut:

Page 56: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

41

Tabel 2.1

Matrik Susunan Tipikal Indikasi Program Utama dalam Penyusunan RTRW Kota No Program Utama Lokasi Besaran Waktu Pelaksanaan Sumber

Dana

Instansi

Pelaksana PJM-1 (x1-x5) PJM-2 (x5-x10) PJM-3 (x10-x15) PJM-4 (x15-x20)

A Perwujudan Struktur Ruang

1 Perwujudan Pusat-pusat Pelayanan

1.1. ...

1.2. ...

2 Perwujudan Sistem Prasarana

1.1. Transportasi

* .............

* .............

1.2. Jar Energi

Listrik

* .............

* .............

1.3. ...............

* .............

* .............

B Perwujudan Pola Ruang

1 Perwujudan Kawasan Lindung

* ....................

* ....................

2 Perwujudan Kawasan Budidaya

* ....................

* ....................

C Perwujudan Kawasan Strategis Kota

1 1.1. .................

* ....................

* ....................

1.2. ..................

Sumber: Permen PU Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota

Page 57: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

42

2.4 Pembangunan

Widodo (2006: 4) mendefinisikan pembangunan sebagai upaya

multidimensional yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di

dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional tanpa

mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan ekonomi, penanganan

ketimpangan pendapatan serta perluasan kesempatan kerja.

Menurut Todaro yang dikutip oleh Widodo (2006: 5) proses

pembangunan yang dilakukan haruslah memiliki tiga nilai inti dan tiga tujuan

pembangunan Tiga nilai inti pembangunan adalah:

1. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (sustenance). Semua

individu memiliki kebutuhan dasar yang menyebabkan dia hidup.

Kebutuhan pangan meliputi pangan, sandang, kesehatan dan proteksi.

2. Manusia terhormat (self-esteem). Salah satu komponen universal hidup

adalah harga diri. Semua orang dan masyarakat mencari bentuk dasar

harga diri yang mungkin kemudian disebut: keaslian, identitas,

kehormatan, penghargaan atau kemasyuran.

3. Kebebasan (freedom from servitude). Kebebasan disini dipahami sebagai

kebebasan yang terkait dengan emansipasi, kepedulian, penderitaan dan

lain-lain.

Adapun tujuan dari pembangunan meliputi:

1. Peningkatan standar hidup (levels of living) setiap orang, baik

pendapatannya, tingkat konsumsi pangan, sandang, papan, pelayanan

kesehatan, pendidikan, dll.

2. Penciptaan berbagai kondisi yang memungkinkan tumbuhnya rasa

percaya diri (self-esteem) setiap orang.

3. Peningkatan kebebasan (freedom/democracy) setiap orang.

Untuk mencapai tujuan di atas, perlu diupayakan:

1. Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan

1) Antar daerah

2) Antar sub daerah

3) Antar warga masyarakat (pemerataan dan keadilan).

Page 58: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

43

2. Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.

3. Menciptakan atau menambah lapangan kerja.

4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah.

5. Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumber daya alam agar

bermanfaat bagi generasi sekarang dan generasi masa datang

(berkelanjutan).

2.4.1 Aspek Perencanaan Pembangunan

Widodo (2006: 11) menyebutkan bahwa sebuah perencanaan yang baik

haruslah melibatkan berbagai pihak, termasuk diantaranya adalah masyarakat

yang bermukim di wilayah tersebut, sektor swasta yang menanamkan modalnya di

wilayah bersangkutan dan tentu saja adalah pemerintah yang memiliki otorita di

wilayah tersebut. Dengan keterlibatan berbagai pihak yang berkepentingan dengan

proses pembangunan tersebut, maka rencana pembangunan yang dilakukan akan

dapat dirasakan manfaatnya oleh pihak-pihak terkait.

Sejalan dengan keterlibatan masyarakat serta pihak swasta dalam proses

pembangunan, perencana pembangunan akan menghadapi permasalahan yang

lebih kompleks dalam membuat sebuah rencana yang tepat dan sesuai dengan

kondisi daerah tersebut. Hal ini menjadi penting untuk diperhatikan mengingat

semakin banyak pihak yang terlibat di dalam sebuah kegiatan, maka akan semakin

banyak pula konflik kepentingan yang terjadi di dalamnya. Untuk mengantisipasi

permasalahan yang dapat muncul akibat konflik kepentingan ini serta

menghasilkan rencana pembangunan yang tepat, maka perencana haruslah

memperhatikan beberapa aspek yang penting dalam pembangunan. Adapun aspek

yang menjadi perhatian dalam perencanaan pembangunan adalah (Widodo, 2006:

11):

1. Aspek Lingkungan

Aspek pertama ini merupakan aspek yang sangat penting untuk

diperhatikan oleh seorang perencana mengingat pembangunan yang akan

dilakukan akan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan selanjutnya

pembangunan yang dilakukan pada saat inipun kemudian akan berpengaruh

terhadap kondisi lingkungan di masa yang akan datang (yang notabene

Page 59: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

44

merupakan dasar perencanaan pembangunan daerah di masa yang akan

datang). Aspek lingkungan ini mencakup berbagai bidang yang meliputi sosial,

budaya, ekonomi, politik hingga pertahanan dan keamanan.

Selanjutnya, perencanaan yang baik haruslah memperhatikan bidang-

bidang aspek lingkungan yang berada di dalam wilayah pengembangan serta di

luar wilayah pengembangan. Atau dengan kata lain, perencanaan yang baik

harus mampu memotret kondisi lingkungan di daerah tersebut serta kondisi

lingkungan di daerah yang menjadi partner pengembangan ekonomi daerah.

2. Aspek Kekuatan dan Hambatan

Aspek kedua ini merupakan aspek yang tidak kalah pentingnya dengan

aspek lingkungan di atas. Hal ini sangat penting mengingat perencanaan yang

baik akan membutuhkan informasi mengenai segala sesuatu yang dapat

mendukung terlaksananya pembangunan serta berbagai hal yang dapat

menghalangi jalannya pembangunan yang dilakukan. Untuk itu, seorang

perencana harus memiliki gambaran mengenai segala sesuatu yang dimiliki

oleh daerah yang dapat menjadi sumber kekuatan daerah dalam melaksanakan

pembangunan serta kelemahan yang berpotensi untuk menghambat proses

pembangunan.

3. Aspek Badan Perencana Pembangunan Pusat/Daerah

Badan perencanaan pembangunan pusat/daerah merupakan badan

pemerintah yang bertugas untuk membuat rencana pembangunan yang tepat.

Badan ini bertugas untuk melaksanakan koordinasi internal antarinstansi

pemerintah pusat/daerah maupun secara eksternal dengan pihak diluar

pemerintah daerah seperti masyarakat dan pihak swasta dalam melaksanakan

perencanaan serta pembangunan di daerah. Dengan demikian kemampuan

dalam mengkoordinir ini membutuhkan berbagai informasi mengenai peran

dan fungsi yang dimiliki oleh setiap elemen dalam pembangunan yang akan

dilakukan. Artinya, badan perencana membutuhkan informasi mengenai

dirinya sendiri yang berupa peran dan fungsinya dalam pembangunan daerah,

kemampuan yang dimilikinya dalam pengembangan program pembangunan

Page 60: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

45

serta kemampuannya dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk

melakukan perencanaan daerah.

Disamping itu semua, badan perencana membutuhkan informasi

mengenai peran dan fungsi elemen pendukung pembangunan yang lain seperti

pemahaman masyarakat atas arah dan tujuan pembangunan yang akan

dilaksanakan, kemampuan pihak swasta dalam mendukung proses

pembangunan serta kemampuan pembiayaan yang dimiliki oleh lembaga

keuangan yang berada di daerah tersebut. Dengan memahami "kepribadian"

dari setiap elemen pendukung pembangunan, maka badan perencanapun dapat

membuat rencana pembangunan yang tepat bagi daerah sesuai dengan

kekuatan dan kelemahan serta pendukungnya.

4. Aspek Ruang dan Waktu

Aspek keempat ini hendaknya tidak diartikan sebagai pembatasan bagi

perencana untuk membuat rencana pembangunan hanya pada waktu tertentu

saja. Namun aspek yang dimaksud adalah bagaimana perencana dapat

membuat rencana yang tepat untuk dilaksanakan yang mencakup berbagai

bidang lingkungan seperti sosial, budaya, ekonomi bahkan termasuk di

dalamnya bidang-bidang yang meliputi bidang fisik seperti tata letak, kondisi

tanah hingga kualitas lingkungan dari polusi yang mungkin timbul dari proses

pembangunan yang akan dilakukan atau yang sudah dilakukan.

Ketepatan waktu pelaksanaan yang tepat dengan didasarkan pada kondisi

lingkungan yang dihadapi di daerah menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi

oleh perencana. Selain itu ketepatan pelaksanaan pembangunan dari sisi lokasi

pembangunan juga merupakan syarat utama yang harus dipenuhi.

2.4.2 Proses Perencanaan Pembangunan

Proses perencanaan pembangunan dilaksanakan dengan (Sholihin, 2004):

1. Dilakukan oleh masing-masing tingkat pemerintahan secara:

a. Independen,

b. Integral,

c. Efektif dan efisien,

d. Legitimate

Page 61: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

46

2. Untuk meningkatkan keterpaduan, maka proses perencanaan masing-

masing lingkup pemerintahan meliputi tahapan-tahapan:

a. Penyusunan kebijakan,

b. Perumusan program,

c. Penyusunan pembiayaan,

d. Monitoring dan evaluasi

3. Proses perencanaan ditempuh melalui koordinasi secara bertahap dan

berkesinambungan yang meliputi:

a. Lintas sektor,

b. Lintas daerah,

c. Lintas lembaga,

d. Lintas sumber pembiayaan.

Ada empat pendekatan yang ditempuh dalam proses penyusunan rencana

pembangunan ialah (Sholihin, 2007):

1. Pendekatan Politik, yakni saat pemilihan Presiden/Kepala Daerah

menghasilkan rencana pembangunan hasil proses politik (public choice

theory of planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM/D.

2. Pendekatan Teknokratik, yaitu menggunakan metode dan kerangka

berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional

bertugas untuk itu.

3. Pendekatan Partisipatif, yaitu dilaksanakan dengan melibatkan

stakeholders, antara lain melalui musrenbang.

4. Pendekatan Top-Down dan Bottom-Up, yaitu dilaksanakan menurut

jenjang pemerintahan.

2.4.3 Koordinasi Perencanaan dan Penganggaran

Perencanaan akan efektif jika terdapat koordinasi yang berintikan pada

proses komunikasi antarlembaga perencanaan dan pelaku yang berkepentingan

baik secara horizontal maupun vertikal (Blakely yang dikutip Widodo, 2006: 48).

Tujuan dilakukannya koordinasi untuk menyamakan pemahaman dan persepsi

tentang substansi kebijakan untuk menyelesaikan masalah tertentu, menyelesaikan

Page 62: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

47

konflik kepentingan dalam pemanfaatan sumber daya (resources) pembangunan

(Widodo, 2006: 48).

Selain itu koordinasi juga ditujukan untuk mensinkronkan antara

kebijakan dan rencana tindak pelaksanaan yang dilakukan oleh masing-masing

lembaga atau organisasi sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Koordinasi

perencanaan pembangunan dapat dilakukan melalui empat tahapan: (1) koordinasi

proses perencanaan; (2) koordinasi metode perencanaan; (3) koordinasi

antartingkat perencanaan; dan (4) koordinasi usaha-usaha masyarakat (Munir

yang dikutip Widodo, 2006: 48). Koordinasi antartahapan perencanaan

pembangunan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (Widodo, 2006: 48):

1. Koordinasi pada Formulasi dan Penyusunan Rencana

2. Koordinasi pada Implementasi

3. Koordinasi pada Evaluasi

Widodo (2006: 49) juga berpendapat dalam melaksanakan pembangunan

tidak dapat hanya mengandalkan sumber pembiayaan dari sumber daya publik

atau pemerintah saja. Usaha-usaha swasta harus dimotivasi dan digerakkan dalam

proses pembangunan. Untuk menggerakkan peran serta sektor swasta pemerintah

harus membuat kebijakan yang cermat, yaitu dengan menciptakan peraturan dan

perangsang yang meliputi semua aspek yang dapat mendorong partisipasi swasta.

Peraturan perangsang berupa kebijaksanaan perpajakan, retribusi, subsidi,

kebijaksanaan harga, kebijaksanaan perizinan, dan upah. Sebagai koordinator

pembangunan harus menonjolkan peran sebagai fasilitator dan enterpreneur

karena kemitraan antara masyarakat, swasta, dan pemerintah sangat diperlukan.

Gambar di bawah ini menunjukkan koordinasi antartingkat perencanaan:

Page 63: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

48

Gambar 2.5

Koordinasi Antartingkat Perencanaan

(Sumber: Munir yang dikutip Widodo, 2006: 49)

2.4.4 Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah

Dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah disebutkan prinsip perencanaan pembangunan

daerah ialah:

1. Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam

sistem perencanaan pembangunan nasional.

2. Perencanaan pembangunan daerah dilakukan pemerintah daerah bersama

para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-

masing.

3. Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata ruang

dengan rencana pembangunan daerah.

4. Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi dan

potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika

Aspek Produktivitas

PERENCANAAN MAKRO

PERENCANAAN

SEKTORAL

PERENCANAAN

REGIONAL

PERENCANAAN MIKRO

Input

Output

Outcome

Benefit

Impact

Kebutuhan

Sektor

Keunggulan

Daerah

Kebutuhan

Spasial

Kaitan

Regional

Aspek Ruang

Page 64: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

49

perkembangan daerah dan nasional.

2.5 Rencana Pembangunan Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional terdiri

dari tiga macam, yakni:

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

3. Rencana Pembangunan Tahunan atau yang disebut Rencana Kerja

Pemerintah (RKP)

Tiap jenis produk rencana tersebut selain memiliki time frame (jangka

waktu) yang berbeda juga memiliki muatan yang berbeda pula. Muatan tiap jenis

rencana tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008

tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah. Muatan pada tiap jenis rencana tersebut ialah:

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Muatan dari

rencana ini ialah:

a. pendahuluan;

b. gambaran umum kondisi daerah;

c. analisis isu-isu strategis;

d. visi dan misi daerah;

e. arah kebijakan; dan

f. kaidah pelaksanaan.

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Muatan dari

rencana ini ialah:

a. pendahuluan;

b. gambaran umum kondisi daerah;

c. gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan;

d. analisis isu-isu strategis;

e. visi, misi, tujuan dan sasaran;

f. strategi dan arah kebijakan;

g. kebijakan umum dan program pembangunan daerah;

Page 65: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

50

h. indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan

pendanaan;

i. penetapan indikator kinerja daerah; dan

j. pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.

3. Rencana Pembangunan Tahunan atau yang disebut Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD). Muatan dari rencana ini ialah:

a. pendahuluan;

b. evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu;

c. rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan;

d. prioritas dan sasaran pembangunan; dan

e. rencana program dan kegiatan prioritas daerah.

Gambar 2.6

Proses Penyusunan dan Penetapan RPJPD

(Sumber: Sholihin, 2004)

Rancangan

RPJPD

Musrenbang

RPJPD

Penyusunan

Rancangan

Akhir

Penetapan

Rancangan RPJPD

menjadi Perda

Proses

Teknokratik

oleh Bappeda

Bahan

Rancangan

RPJP

Melibatkan

masyarakat

oleh

Bappeda

oleh

DPRD

Page 66: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

51

Gambar 2.7

Penyusunan dan Penetapan RPJMD

(Sumber: Sholihin, 2004)

(6)

(7)

(5)

(4)

(3)

(2)

(1) Visi, Misi, Program Kepala

Daerah Terpilih

Bappeda menyusun rancangan

Awal RPJMD

1. Visi, Misi Kepala Daerah

2. Strategi Pembangunan

Daerah

3. Kebijakan Umum

4. Kerangka Ekonomi Daerah

5. Program SKPD

Bappeda menyusun rancangan

Akhir RPJMD

1. Visi, Misi Kepala Daerah

2. Strategi Pembangunan

Daerah

3. Kebijakan Umum

4. Kerangka Ekonomi Daerah

5. Program SKPD

SKPD menyusun Renstra SKPD

Program SKPD

Bappeda

menyelenggarakan

MUSRENBANG RPJMD

Penetapan RPJMD

Digunakan sebagai

pedoman penyusunan

Rancangan RKPD

Page 67: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

52

Gambar 2.8

Penyusunan dan Penetapan RKPD

(Sumber: Sholihin, 2004)

2.6 Tinjauan Pustaka akan Kinerja Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) dalam Pemanfaatan Ruang

Hasibuan (2001) mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu

hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan

kesungguhan serta waktu.

Menurut Mathis dan Jackson terjemahan Sadeli dan Prawira (2001)

menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak

dilakukan karyawan. Cushway (2002) juga mengatakan dalam bahwa kinerja

adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target

yang telah ditentukan.

Bappeda menyusun rancangan

Awal RKPD

1. Prioritas Pembangunan

Daerah

2. Kebijakan Umum

3. Kerangka Ekonomi Daerah-

Pagu Indikatif

4. Program SKPD

Rancangan Akhir RKPD

1. Prioritas Pembangunan

Daerah

2. Kebijakan Umum

3. Kerangka Ekonomi Daerah

4. Program SKPD

SKPD menyusun Renja SKPD

Program SKPD

MUSRENBANG

Desa/Kelurahan/Kecamatan

MUSRENBANG Kab/Kota

Sinkronisasi Program SKPD

Penetapan RKPD

Sebagai pedoman penyusunan

Rancangan APBD

MUSRENBANG Prov Sebagai

Wakil Pemerintah Pusat

Bappenas menyelenggarakan

MUSRENBANGNAS

Sinkronisasi Program KL/SKPD

Sinkronisasi Program SKPD

Page 68: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

53

Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997) berpendapat kinerja

adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan,

suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan. Kinerja merupakan suatu

kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk

mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang

diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan

negatif dari suatu kebijakan operasional.

Dalam penulisan tugas akhir ini, yang mana kinerja digunakan untuk

mengukur suatu produk dari hasil proses perencanaan berwujud rencana tata

ruang wilayah pada aspek pemanfaatan ruang, kinerja dimaknai dengan suatu

capaian fungsi sebagaimana diungkapkan oleh Witmore, serta manfaat rencana

tata ruang wilayah sebagai hasil dari proses perencanaan penataan ruang dalam

mewujudkan beberapa arahan rencana yang telah ditetapkan.

Arahan rencana yang terdapat dalam rencana tata ruang wilayah dinilai

berdasar pada capaian apa yang akan diwujudkan/diimpelementasikan/dilakukan

menurut rencana serta apa yang tidak diimplementasikan dengan menelaah

keterpaduan rencana yang telah ditetapkan tersebut pada rencana pembangunan

dalam suatu wilayah/daerah. Upaya memadukan antara rencana tata ruang

wilayah dengan rencana pembangunan ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

kinerjanya, dengan melakukan perbandingan di tataran program sebagai

mekanisme praimplementasi rencana seperti yang dikatakan Cushway yang mana

dinilai pada seseorang/individu.

Perbandingan dilakukan berdasar kesinkronan rencana tata ruang wilayah

terhadap program-program perwujudan ruang (pemanfaatan ruang) dan korelasi

serta keterpaduan pemanfaatan ruang tersebut terhadap program-program

pembangunan dalam wilayah/daerah sebagai suatu sistem perencanaan yang

terintegrasi.

Untuk memperoleh penilaian akan capaian fungsi dan manfaat (kinerja)

dari RTRW dalam pemanfaatan ruang, yang mana merupakan produk dari suatu

kegiatan perencanaan tata ruang yang berupa pedoman dan arahan demi mencapai

keinginan dan cita-cita, tujuan dan motivasi, manajemen sumber daya dalam

Page 69: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

54

ruang dan waktu tertentu khususnya dalam hal penataan ruang (perencanaan tata

ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang) perlu

diidentifikasi aspek-aspek yang secara langsung maupun tidak langsung dapat

menentukan kinerja rencana tata ruang wilayah dalam pemanfaatan ruang. Aspek-

aspek ini diidentifikasi dari salah satu proses dalam penataan ruang, yakni

pemanfaatan ruang.

Sebagaimana yang terurai dalam pedoman penyusunan rencana tata

ruang wilayah kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah kota berupa arahan

pengembangan wilayah untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah

kota sesuai dengan RTRW Kota melalui penyusunan dan pelaksanaan program

penataan/pengembangan kota beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi

program utama jangka menengah lima tahunan kota yang berisi rencana program

utama, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan. Kemudian

dari penyusunan dan pelaksanaan program penataan/pengembangan kota ini

ditelaah korelasi, sinkronisasi dan keterpaduannya dengan program-program

pembangunan dalam rencana pembangunan daerah/kota.

Fungsi RTRW Kota adalah sebagai:

1. Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD).

2. Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kota;

3. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah

kota;

4. Acuan lokasi investasi dalam wilayah kota yang dilakukan pemerintah,

masyarakat, dan swasta;

5. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kota;

6. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan

wilayah kota yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan,

pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi;

Sedangkan manfaat dari RTRW Kota adalah untuk:

1. Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kota;

Page 70: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

55

2. Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kota dengan wilayah

sekitarnya; dan

3. Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kota yang berkualitas.

Dengan demikian, berdasar akan capaian fungsi dan manfaat dari RTRW

Kota di atas serta mengaitkan dengan muatan dalam arahan pemanfaatan ruang

wilayah kota, penilaian kinerja (capaian fungsi dan manfaat) RTRW dalam

pemanfaatan ruang wilayah kota ditentukan oleh beberapa aspek. Aspek-aspek

tersebut meliputi:

1. Proses perencanaan tata ruang, terkait dengan proses penyusunan rencana

dan kelengkapan subtansi perencanaan serta menelaah sinkronisasi antara

rencana yang telah ditetapkan dengan penjabaran perwujudan program

penataan/pengembangan kota.

2. Jangka waktu perencanaan serta korelasi, sinkronisasi dan keterpaduan

antar program sebagai mekanisme pra implementasi rencana, baik dalam

rangka program penataan/pengembangan wilayah kota maupun dalam

program pembangunan daerah/kota.

3. Kelembagaan penyelenggara penataan ruang dan pembangunan kota.

4. Penganggaran, yang meliputi sumber pendanaan serta anggaran dalam

perencanaan.

Page 71: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

56

BAB 3

TINJAUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

DAN RENCANA PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA

Pada bab tinjauan khusus ini akan disajikan terkait data empiris yang

mendukung dalam pembahasan persoalan yang diangkat. Data empiris ini

meliputi proses perencanaan rencana keruangan dan rencana pembangunan,

penataan ruang wilayah Kota Surakarta serta rencana pembangunan di Kota

Surakarta. Dalam penataan ruang wilayah Kota Surakarta, hanya menguraikan

proses perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang tanpa pengendalian

pemanfaatan ruang karena diluar lingkup penelitian.

3.1 Proses Penyusunan Rencana Keruangan dan Rencana

Pembangunan

Sebagai produk dari rencana keruangan di Kota Surakarta, diambil

RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026. Sedangkan rencana pembangunan yang

terdapat di Kota Surakarta ialah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) Tahun 2005-2010.

3.1.1 Proses Penyusunan RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026

Meninjau dari alur kegiatan penyusunan RTRW Kota Surakarta Tahun

2007-2026, RTRW ini merupakan penyempurnaan dari RUTRK Kota Surakarta

Tahun 2007-2016 dalam rangka penyesuaian muatan dan jangka waktu proyeksi

rencana selama dua puluh (20) tahun. Proses penyusunan RTRW Kota Surakarta

mengikuti alur proses dari sebuah siklus perencanaan, yakni kompilasi data,

analisis hingga rencana.

3.1.2 Proses Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) Kota Surakarta Tahun 2005-2010

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan

salah satu dokumen perencanaan di Kota Surakarta yang memiliki jangka waktu

lima (5) tahun. Dokumen rencana pembangunan ini disusun dengan tujuan

mengkoordinasikan rencana kerja lima tahunan Pemerintah Kota Surakarta dalam

rangka mewujudkan visi Walikota Surakarta dan pada masa transisi di Tahun

Page 72: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

57

2011, menjamin adanya konsistensi perencanaan dan prioritas program/kegiatan

tahunan selama lima tahun kepemimpinan Walikota periode 2005-2010 dan masa

transisi pada tahun 2011, serta menjamin kesinambungan perencanaan dan

prioritas program lima tahunan dalam mewujudkan visi daerah.

Proses penyusunan dokumen RPJM Kota Surakarta Tahun 2005-2010

dijelaskan melalui skema berikut:

Gambar 3.1

Proses Penyusunan RPJM Kota Surakarta 2005-2010

(Sumber: Olahan hasil interview pada Bappeda Kota Surakarta, 2010)

3.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta Tahun 2007-2026

Muatan RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 yang disajikan dalam

tinjauan khusus ini meliputi visi dan misi penataan ruang, tujuan pemanfaatan

ruang, rencana struktur pemanfaatan ruang, rencana pola pemanfaatan ruang serta

pelaksanaan rencana.

3.2.1 Visi dan Misi Penataan Ruang Kota Surakarta

Dasar perumusan visi tata ruang Kota Surakarta adalah tidak lepas dari

visi Kota Surakarta yang sudah ditetapkan, yaitu „Terwujudnya Kota Surakarta

Sebagai Kota Budaya yang Bertumpu Pada Potensi Perdagangan, Jasa,

Pendidikan, Pariwisata dan Olah Raga‟ yang dilaksanakan dengan semangat

“BERSERI TANPA KORUPSI” yang bermakna pembangunan kota yang

Visi dan Misi

Walikota

2005-2010

Bappeda menjabarkan Visi-Misi

Walikota 2005-2010 berupa

rancangan awal RPJM

Bappeda menyelenggarakan

MUSRENBANG RPJM KOTA

SURAKARTA 2005-2010

SKPD menyusun

RENSTRA SKPD

2005-2010

Bappeda menyusun rancangan

akhir RPJM KOTA

SURAKARTA 2005-2010

Disampaikan ke DPRD untuk

proses legalisasi RPJM KOTA

SURAKARTA 2005-2010

Peraturan Daerah mengenai

RPJM K OTA SURAKARTA

2005-2010

Page 73: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

58

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan tidak ada korupsi. Misi Tata

Ruang Kota Surakarta adalah :

1. Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat

dalam semua bidang pembangunan, serta perekatan kehidupan

bermasyarakat dengan komitmen cinta kota yang berlandaskan pada

nilai-nilai “Solo Kota Budaya”.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan

dalam penguasaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni, guna mewujudkan inovasi dan integritas masyarakat madani yang

berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa.

3. Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi daerah, sebagai pemacu

pertumbuhan dan berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing

tinggi, serta mendayagunakan potensi dan teknologi terapan yang akrab

lingkungan.

4. Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan hak azasi manusia

dan demokratisasi bagi seluruh elemen masyarakat, utamanya para

penyelenggara pemerintahan.

Aktualisasi Visi dan Misi Kota Surakarta yang dikaitkan dengan kondisi

dan permasalahan spasial yang semakin kompleks yang berdampak pada

penurunan kualitas lingkungan, maka visi tata ruang Kota Surakarta akan

mempertajam salah satu unsur visi Kota Surakarta, yaitu kota yang berwawasan

lingkungan. Visi tersebut adalah “Kota Produksi Bersih” atau “Cleaner Production

City”, yang dalam dunia ilmu lingkungan identik dengan kota sehat.

Terdapat lima (5) prinsip Kota Produksi Bersih, yaitu: Rethink, Recovery,

Reuse, Recycling dan Reduce. Esensi dari prinsip Kota Produksi Bersih tersebut

adalah upaya untuk berfikir, merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan

perkotaan yang sehat dan berkelanjutan (sustainable).

Untuk menuju kota sehat tersebut, diperlukan misi sebagai berikut:

1. Membentuk pola pergerakan kegiatan kota yang lancar, aman dan efisien.

2. Menciptakan penghijauan sebagai paru-paru kota.

Page 74: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

59

3. Meminimalkan dan mengelola limbah kota menjadi peluang yang

bermanfaat.

4. Mengembalikan dan memanfaatkan fungsi kawasan lindung secara

benar.

5. Menjalin kerjasama lintas wilayah dalam penataan ruang.

3.2.2 Tujuan Pemanfaatan Ruang Kota

Tujuan pemanfaatan ruang Kota Surakarta dibagi ke dalam empat (4)

aspek, yakni:

3.2.2.1 Aspek Tata Ruang Kota

1. Meningkatkan fungsi dan peranan Kota Surakarta dalam konstelasi

wilayah yang lebih luas. Dalam hal ini pengembangan kota ditujukan

agar meningkatkan fungsi sebagai pusat pertumbuhan wilayah dan

sebagai Kota Pelayanan Nasional.

2. Menciptakan pola tata ruang dan pola pergerakan yang lancar, aman dan

efisien, sehingga masing-masing kegiatan dalam kota mempunyai

interaksi positif yang saling menguntungkan.

3. Menciptakan pola tata ruang kota yang serasi dan optimal, serta

penyebaran fasilitas dan utilitas secara tepat dan merata sesuai dengan

kebutuhan masyarakat tanpa mengabaikan usaha peningkatan kualitas

lingkungan kehidupan kota sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

4. Mengoptimalisasikan potensi-potensi yang ada serta mengeliminasi

kendala, sehingga pola tata ruang yang dihasilkan merupakan

optimalisasi dari penggunaan ruang yang ada.

5. Mengendalikan pertumbuhan dan pembangunan Kota Surakarta secara

terarah.

3.2.2.2 Aspek Sosial Ekonomi

1. Meningkatkan kondisi sosial ekonomi dengan menggali potensi-potensi

ekonomi yang ada di wilayah perencanaan.

2. Memberikan pelayanan sosial dan ekonomi bagi kebutuhan penduduk

wilayah perencanaan dan wilayah kabupaten sekitarnya.

Page 75: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

60

3. Menciptakan pola lingkungan yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi

masyarakat di wilayah perencanaan.

4. Memberikan motivasi kepada masyarakat akan pentingnya pengendalian

perkembangan kota, sehingga dapat tumbuh rasa kesadaran serta

partisipasinya dalam pembangunan kota.

5. Memberi kepastian hukum dalam hal pemanfaatan ruang kota sehingga

merangsang partisipasi masyarakat dan penanam modal (investor) untuk

melakukan investasi dalam berbagai bidang.

6. Terciptanya lapangan kerja baru sebagai akibat meningkatnya investasi.

7. Meningkatkan kerja sama antara pemerintah daerah dengan pihak swasta

dan masyarakat khususnya dalam bidang investasi prasarana kota,

sehingga tumbuh hubungan yang saling menguntungkan.

3.2.2.3 Aspek Pengelolaan Pembangunan Kota

1. Menciptakan instrumen pengendalian pertumbuhan dan keserasian

lingkungan kota, baik melalui pengawasan dan atau perijinan maupun

tindakan penertiban.

2. Mewujudkan pembangunan kota yang manusiawi.

3. Menciptakan pedoman bagi rencana sektoral yang bersifat lebih teknis.

4. Menciptakan koordinasi antar dinas sebagai aparat teknis, sehingga tidak

terjadi program pembangunan kota yang tumpang tindih (overlaping),

dimana hal tersebut merupakan pemborosan dalam pembangunan.

3.2.2.4 Aspek Lingkungan Hidup

1. Menjaga keseimbangan lingkungan antara pembudidayaan dengan

pelestarian alam, sehingga terjadi pemanfaatan dan pembangunan yang

berkelanjutan (sustainable).

2. Menjaga kawasan-kawasan yang memiliki fungsi lindung.

3. Mengeliminir terjadinya pencemaran lingkungan, baik air tanah dan

udara serta gangguan lingkungan.

3.2.3 Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Kota

Rencana struktur pemanfaatan ruang kota dalam dokumen RTRW Kota

Surakarta Tahun 2007-2026 terdiri dari rencana sistem lingkungan, rencana

Page 76: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

61

pengembangan fasilitas sosial, rencana pengembangan perumahan, rencana

pengembangan utilitas dan rencana pengembangan jaringan transportasi.

3.2.3.1 Rencana Sistem Lingkungan

Rencana sistem lingkungan Kota Surakarta ini menyangkut pembagian

wilayah kota menjadi beberapa Bagian Wilayah Kota (BWK), beberapa Sub

Bagian Wilayah Kota (SBWK) dan beberapa Unit/Blok satuan lingkungan,

dimana masing-masing bagian/unit tersebut memiliki pusat kegiatannya masing-

masing sesuai dengan besaran satuan lingkungannya.

Mendasarkan pertimbangan tersebut serta kondisi wilayah serta

demografinya, dikembangkan struktur pelayanan Kota Surakarta menjadi

beberapa Bagian Wilayah Kota (BWK) yang masing-masing memiliki pusat

pelayanannya, yaitu sebagai berikut :

1. Bagian Wilayah Kota I (BWK I)

Merupakan wilayah yang berada di bagian Selatan Kota Surakarta yang

meliputi wilayah dari :

a. Sebagian Wilayah Kecamatan Jebres

b. Sebagian Wilayah Kecamatan Pasarkliwon

c. Sebagian Wilayah Kecamatan Serengan

d. Sebagian Wilayah Kecamatan Laweyan

Pusat BWK I ini berada di sekitar kawasan Perdagangan Singosaren.

2. Bagian Wilayah Kota II (BWK II)

Merupakan wilayah yang berada di bagian Barat Daya Kota Surakarta

yang meliputi wilayah :

a. Sebagian Wilayah Kecamatan Laweyan

b. Sebagian Wilayah Kecamatan Banjarsari

Pusat BWK II ini berada di sekitar kawasan Purwosari.

3. Bagian Wilayah Kota III (BWK III)

Merupakan wilayah yang berada di bagian Barat Laut Kota Surakarta

yang meliputi Sebagian Wilayah Kecamatan Banjarsari, pusat BWK III ini

berada di sekitar kawasan Pasar Nusukan.

Page 77: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

62

4. Bagian Wilayah Kota IV (BWK IV)

Merupakan wilayah yang berada di bagian Timur Laut Kota Surakarta

yang meliputi wilayah dari :

a. Sebagian Wilayah Kecamatan Jebres

b. Sebagian Wilayah Kecamatan Banjarsari

Pusat BWK IV ini berada di sekitar Kantor Kelurahan Mojosongo.

5. Bagian Wilayah Kota V (BWK V)

Merupakan wilayah yang berada di bagian Timur Kota Surakarta yang

meliputi wilayah dari :

a. Sebagian Wilayah Kecamatan Jebres

b. Sebagian Wilayah Kecamatan Banjarsari

Pusat BWK V ini berada di sekitar kawasan Bundaran Jebres.

6. Bagian Wilayah Kota VI (BWK VI)

Merupakan wilayah yang berada di bagian Tengah Kota Surakarta yang

meliputi wilayah dari :

a. Sebagian Wilayah Kecamatan Jebres

b. Sebagian Wilayah Kecamatan Banjarsari

c. Sebagian Wilayah Kecamatan Laweyan

d. Sebagian Wilayah Kecamatan Pasarkliwon

Pusat BWK VI ini berada di sekitar kawasan Pasar Legi.

Untuk lebih jelasnya, pembagian wilayah kota tersebut, dapat dilihat

pada Gambar 3.2.

Page 78: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

63

Gambar 3.2

Peta Rencana Pembagian Wilayah Kota

Page 79: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

64

3.2.3.2 Rencana Pengembangan Fasilitas Sosial

Adapun fasilitas sosial yang direncanakan ialah berupa fasilitas

pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan dan fasilitas perdagangan.

1. Fasilitas Pendidikan

Dalam Tahun 2007-2026, dibutuhkan penambahan fasilitas pendidikan

sebagai berikut:

a. TK : 39 buah

b. SD : 26 buah

c. SLTP : 7 buah

d. SLTA : -

2. Fasilitas Kesehatan

Mendasarkan pada jumlah penduduk yang ada dikaitkan dengan standard

pelayanan, menunjukkan bahwa semua fasilitas kesehatan yang ada telah

melebihi dari standard pelayanan yang ada, sehingga disimpulkan fasilitas

kesehatan yang ada tidak hanya melayani masyarakat dalam kota saja, tetapi

meliputi wilayah yang lebih luas. Untuk pengembangannya, maka digunakan

pendekatan kebijakan sebagai berikut :

a. Rumah Sakit Umum maupun Rumah Sakit Khusus tetap

direkomendasikan untuk berkembang di Kota Surakarta, mengingat

Kota Surakarta sudah layak sebagai Kawasan Perkotaan

Metropolitan.

b. Alokasi Rumah Sakit yang akan dikembangkan, diarahkan pada

BWK III dan IV yang diharapkan mampu memacu perkembangan

Surakarta Bagian Utara.

3. Fasilitas Peribadatan

Pada akhir tahun perencanaan secara normatif belum membutuhkan

penambahan fasilitas peribadatan baru, baik masjid maupun gereja, namun

dalam pengembangannya, fasilitas peribadatan ini tetap direkomendasikan

untuk berkembang sesuai dengan pertimbangan umatnya.

Page 80: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

65

4. Fasilitas Perdagangan

Pasar klas I adalah termasuk pasar induk, sehingga dengan jumlah yang

ada sebanyak tujuh (7) buah, sudah mampu melayani penduduk Kota Surakarta

sampai akhir tahun 2026.

Pasar klas II termasuk pasar distrik dengan jumlah tujuh belas (17) buah,

maka hingga akhir tahun 2026 diperlukan penambahan jumlah sebanyak tiga (3)

buah yang lokasinya diarahkan di BWK III dan IV.

Page 81: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

66

Gambar 3.3

Peta Rencana Sebaran Fasilitas Pendidikan

Page 82: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

67

Gambar 3.4

Peta Rencana Sebaran Fasilitas Kesehatan

Page 83: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

68

Gambar 3.5

Peta Rencana Sebaran Fasilitas Perdagangan

Page 84: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

69

3.2.3.3 Rencana Pengembangan Perumahan

Berdasar distribusi penduduk pada masing-masing BWK, maka pada

Tahun 2026 diperlukan pengembangan rumah sebanyak 10.785 buah rumah,

dengan rincian pada masing-masing BWK sebagai berikut :

1. BWK I : 1.079 buah

2. BWK II : 2.157 buah

3. BWK III : 2.157 buah

4. BWK IV : 3.236 buah

5. BWK V : 1.079 buah

6. BWK VI : 1.079 buah

Jumlah : 10.785 buah

BWK I, V dan VI yang sudah sangat intensif pemanfaatan ruangnya,

diarahkan pengembangan perumahan secara vertikal yang berupa apartemen bagi

golongan ekonomi kuat dan rumah susun bagi golongan ekonomi lemah.

3.2.3.4 Rencana Pengembangan Utilitas

Macam-macam utilitas yang direncanakan di Kota Surakarta terdiri dari

jaringan listrik, jaringan air bersih, jaringan telepon, jaringan drainase dan sistem

pengelolaan sampah.

1. Jaringan Listrik

Pendekatan untuk pengembangan daya dan jaringan listrik di Kota

Surakarta adalah sebagai berikut :

a. Pola Jaringan.

Pengembangan jaringan listrik mendasarkan pertimbangan sebagai

berikut:

1) Jarak jaringan listrik yang masuk ke bagian wilayah

perencanaan, termasuk di dalamnya jarak antar tiang sekitar

50 m dan jarak kawat penghantar (konduktor) yang

dipertimbangkan terhadap unsur-unsur pada lingkungan,

seperti bangunan, pohon, jarak tiang harus sesuai dengan

aturan PLN yang berlaku.

Page 85: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

70

2) Penerangan untuk pemukiman diarahkan sebagai berikut :

a) Tiap satu unit rumah tinggal minimal disediakan daya

sebesar 900 VA (watt) dengan perhitungan 1 KK

terdiri atas 5 jiwa dan masing-masing jiwa

memerlukan daya sebesar 180 VA.

b) Besarnya daya setiap luas ruang m2 ,disesuaikan

dengan kebutuhan ruangan dan diharapkan dapat

memenuhi fungsi yang direncanakan.

c) Setiap tipe unit permukiman, batas penggunaan daya

listriknya disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang

telah diatur oleh PLN.

3) Kebutuhan listrik untuk penerangan jalan disesuaikan dengan

model/pola pengembangan lingkungan.

b. Perhitungan Kapasitas Listrik.

1) Perhitungan besarnya daya yang dibutuhkan di Kota

Surakarta didasarkan pada jumlah penduduk yang

dilayaninya, yang dihitung berdasarkan standard kebutuhan

minimal listrik, tiap orang 180 watt dan untuk penerangan

umum diasumsikan 10% dari kebutuhan rumah tangga,

untuk kegiatan industri serta lain-lainnya diasumsikan

sebesar 20% dari kebutuhan rumah tangga.

2) Perhitungan kebutuhan trafo dengan kapasitas masing-

masing 100 KVA.

2. Jaringan Air Bersih

Berdasar perhitungan, maka pada akhir Tahun 2026 diperlukan kapasitas

air bersih sebesar 1.218 l/dt. Untuk meningkatkan debit suplai air bersih dari

saat sekarang sebesar 859,54 l/dt dapat dilakukan dengan mengambil dari

sumber air tanah dalam serta bekerjasama dengan wilayah lain, yaitu

Kabupaten Boyolali dan Klaten yang memiliki potensi sumber mata air.

Page 86: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

71

3. Jaringan Telepon

Berdasarkan standard pelayanan telepon untuk kota besar setingkat Kota

Surakarta ini, pendekatanan pelayanan sambungan telepon adalah 25 jiwa per

sambungan. Melihat jumlah sambungan yang ada, maka tingkat pelayanan

telepon di Kota Surakarta sudah melebihi dari standard pelayanan, yaitu

sebesar 9 jiwa per sambungan.

Untuk pengembangan kedepan, maka digunakan pendekatan perhitungan

dengan tingkat pelayanan 9 jiwa per sambungan tersebut, sehingga pada akhir

Tahun 2026 dibutuhkan jumlah sambungan telepon sebanyak 67.020

sambungan.

4. Jaringan Drainase

Untuk pengembangan jaringan drainase, sistem drainase yang ada tetap

digunakan dengan rekomendasi pengembangan sebagai berikut :

a. Menjaga kelancaran aliran Kali Pepe serta mengendalikan

sempadan sungai.

b. Mengoptimalkan fungsi pintu air Demangan dan Tirtonadi sebagai

pengendali utama.

c. Mengembangkan jaringan drainase primer dan sekunder pada

kawasan-kawasan yang belum terjangkau oleh sistem jaringan

drainase.

Keadaan selengkapnya tentang rencana pengembangan jaringan drainase

di Kota Surakarta, dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Page 87: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

72

Gambar 3.6

Peta Rencana Pengembangan Jaringan Air Bersih

Page 88: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

73

Gambar 3.7

Peta Rencana Jaringan Drainase Utama Kota

Page 89: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

74

5. Sistem Pengelolaan Persampahan

Berdasarkan perhitungan, maka jumlah sampah yang dibuang ke TPA

pada Tahun 2026 adalah sebanyak 648 m3/hari. Mempertimbangkan berbagai

hal (kondisi tanah, kelerengan dan jarak dengan sungai), diarahkan timbunan

sampah tersebut diolah menjadi bahan pupuk, agar tidak terjadi peluang

pencemaran air tanah, air sungai dan udara.

Tabel 3.1

Perkiraan Produksi Sampah dan Kebutuhan Sarana Pengangkut Sampah

Di Kota Surakarta Tahun 2027

NO FAKTOR-FAKTOR

KEBUTUHAN BWK I BWK II BWK III BWK IV BWK V BWK VI JML

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Jumlah Penduduk 191,967 110,359 83,372 70,788 73,701 73,000 603,187

2 Sampah Rumah Tangga

(1,25 L/Org/Hr) 239,959 137,949 104,215 88,485 92,126 91,250 753,984

3 Sampah Pasar (20% X

Sampah RT) 47,992 27,590 20,843 17,697 18,425 18,250 150,797

4 Sampah Jalan (5% X

Sampah RT) 11,998 6,897 5,211 4,424 4,606 4,563 37,699

5 Jumlah (Ltr/Hari) 299,948 172,436 130,269 110,606 115,158 114,063 942,480

6 Target Pengelolaan

(%) 80 60 60 60 60 80

7 Target Terkelola

(Ltr/Hari) 239,959 103,462 78,161 66,364 69,095 91,250 648,290

8 Jumlah Sampah

(m3/Hari)

240 103 78 66 69 91 648

9 Tong Sampah

(kapasitas 0,1 m3)

30,380 12,741 9,502 7,741 8,593 11,345 80,302

10

Gerobag/Becak

Sampah

(Kapasitas 1 m3)

240 103 78 66 69 91 648

11 Kontainer/TPS

(Kapasitas 4 m3)

60 26 20 17 17 23 162

Sumber: RTRW Kota Surakarta 2007-2026

Page 90: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

75

Gambar 3.8

Peta Rencana Sebaran Tempat Pembuangan Sampah

Page 91: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

76

3.2.3.5 Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi

Pengembangan transportasi diarahkan pada pengembangan transportasi

darat, yaitu jaringan jalan dan jaringan rel kereta api.

1. Pola dan Fungsi Jaringan Jalan

a. Jalan Arteri Primer

Yaitu jalan yang menghubungkan antara kota-kota utama di Jawa

Tengah yang dalam hal ini adalah antara Kota Semarang dan Surabaya.

Sistem jaringan primer pada dasarnya tidak boleh terputus

meskipun memasuki kawasan perkotaan, demikian halnya dengan

jaringan jalan arteri primer di Kota Surakarta. Pada saat sekarang ini

jalan arteri primer di Kota Surakarta meliputi :

1) Jl. Slamet Riyadi-Jl. Jend. A. Yani-Jl. Ki Mangun Sarkoro-Jl.

Sumpah Pemuda-Jl. Brigjend Katamso-Ringroad.

2) Jl. Dr. Suharso-Jl. Adi Sucipto-Jl. A. Yani- Jl. Tentara

Pelajar-Jl. Ir. Sutami.

Ruas-ruas jalan tersebut relatif dekat dengan kegiatan pusat kota,

sehingga banyak terjadi persilangan dengan arus kegiatan lokal, hal ini

tidak sesuai dengan persyaratan jalan arteri primer yang harus

dihindarkan adanya persimpangan dengan jalan lokal yang sudah cukup

padat.

Untuk pengembangan kota mendatang, maka jalan arteri primer di

Kota surakarta harus dihindarkan dari persilangan dengan jalan lokal,

yaitu dapat dilakukan dengan pendekatan :

1) Mengembangkan pola jalan arteri primer baru ke arah

pinggiran kota untuk menghindari arus lalu lintas lokal.

2) Mengembangkan disain jalan arteri primer sesuai dengan

yang disyaratkan.

3) Mengembangkan jalan layang.

Mendasarkan pada kondisi ruang kota yang sudah cukup padat,

maka pengembangan pola tersebut diusulkan pengembangannya secara

bertahap, untuk 10 tahun mendatang mengikuti pola jaringan yang

Page 92: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

77

sekarang ada, dan untuk 10 tahun berikutnya dapat dikembangkan jalan

lingkar luar atau dengan jalan layang.

b. Jalan Arteri Sekunder

Yaitu jalan utama kota yang selain berfungsi untuk jalan utama

kota, juga untuk arus lalu lintas antar kota jenis kendaraan ringan.

Jalan arteri sekunder yang sekarang ada yaitu Jl. Slamet Riyadi, Jl.

Jend. Sudirman, Jl. Urip Sumoharjo dan Jl. Kol. Sutarto, secara teknis

masih dipertahankan sebagai jalan arteri sekunder.

c. Jalan Kolektor Primer

Yaitu jalan yang menghubungkan antara Kota Surakarta dengan

Kabupaten di sekitarnya, yaitu meliputi :

1) Jl. Kol. Sugiono dan Jl. Kapt. Tendean yang menghubungkan

dengan Kota Purwodadi. Dengan pemindahan pola jalan

arteri primer, maka sebagian ruas jalan tersebut akan beralih

menjadi jalan kolektor sekunder.

2) Jl. Brigjend. Sudiarto-Jl. Veteran-Jl. Bhayangkara-Jl. DR.

Rajiman-Jl. KH. Agus Salim. Ruas Jalan Veteran sangat

dekat dengan kegiatan pusat kota, sehingga sering terjadi

kemacetan lalu lintas, maka ruas jalan tersebut

direkomendasikan menjadi jalan kolektor sekunder.

3) Jl. Juanda Kartasanjaya-Jl. Kapt. Mulyadi-Jl. Prof. Kahar

Muzakir.

Ruas-ruas jalan tersebut menghubungkan kota Surakarta dengan

Kabupaten Sukoharjo dan Wonogiri. Seperti halnya dengan ruas jalan

Veteran, ruas-ruas jalan tersebut sangat dekat dengan pusat kota,

sehingga sering timbul masalah lalu lintas.

Mendasarkan pada daya dukung lingkungan terkait dengan ruas

jalan tersebut, dapat dikembangkan ruas baru sebagai jalan kolektor

primer, yaitu di sepanjang tanggul Bengawan Solo.

Page 93: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

78

d. Jalan Kolektor Sekunder

Yaitu jalan menghubungkan pusat-pusat kegiatan utama di dalam

Kota Surakarta. Secara umum pola jalan Kolektor sekunder ini sudah

terbentuk, sehingga tidak diperlukan pengembangan pola jalan baru.

e. Jalan Lokal Primer

Jalan Lokal Primer meliputi ruas-ruas jalan yang menghubungkan

Kota Surakarta dengan kota-kota Kecamatan di sekitarnya, yaitu :

1) Menuju Kecamatan Gatak Kabupaten Boyolali

2) Menuju Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen

3) Menuju Kecamatan Mojolaban kabupaten Sukoharjo

Ruas-ruas jalan tersebut dapat dipertahankan sesuai dengan

fungsinya, mengingat tidak terjadi perubahan eksternal yang

mempengaruhi ruas jalan tersebut.

Secara lengkap rencana pengembangan jaringan jalan ini dapat

dilihat pada peta rencana pengembangan jaringan jalan, yaitu Gambar

3.9.

Page 94: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

79

Gambar 3.9

Peta Rencana Pengembangan Jaringan Jalan

Page 95: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

80

2. Dimensi Jaringan Jalan

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan seperti pada ketentuan teknis di

atas, secara umum pengembangan dimensi jaringan jalan (Damija) sesuai

dengan pengembangan fungsinya adalah sebagai berikut :

a. Jalan Arteri Primer, antara 37-41 m

Dimensi tersebut dipertimbangkan minimal memiliki median 3 m,

jalur jalan 2x7,5 m, median 2x3 m, jalur lambat 2x4 m, bahu jalan 2x1,5

m dan saluran 2x1,5 m.

b. Jalan Arteri Sekunder, antara 28-36 m

Dimensi tersebut dipertimbangkan minimal memiliki jalur jalan 15

m, median 2x3 m, jalur lambat 2x4 m, trotoir 2x3,5 m dan saluran 2x1 m

(tertutup).

c. Jalan Kolektor Primer, antara 17-21 m

Dimensi tersebut dipertimbangkan minimal memiliki jalur jalan 7

m, bahu jalan 2x2 m, jalur hijau 2x2 m, dan saluran 2x1 m.

d. Jalan Kolektor Sekunder, antara 18-22 m

Dimensi tersebut dipertimbangkan minimal memiliki jalur jalan 7

m, bahu jalan 2x2,5 m, jalur hijau 2x1,5 m, trotoar 2x1,5 m dan saluran

2x1 m.

e. Jalan Lokal Primer, antara 11-17 m.

Dimensi tersebut dipertimbangkan minimal memiliki jalur jalan 6

m, bahu jalan 2x1,5 m, saluran jalan 2x1 m dan maksimal memiliki jalur

jalan, bahu jalan, jalur hijau, trotoir dan saluran jalan.

f. Jalan Lokal sekunder utama, antara 8,5-13 m

Dimensi tersebut dipertimbangkan minimal memiliki jalur jalan 5

m, bahu jalan 2x1 m, saluran jalan 2x0,75 m dan maksimal memiliki

jalur jalan, bahu jalan, trotoir dan saluran jalan.

g. Jalan lokal sekunder pembagi (lingkungan), antara 5-7 m

Dimensi tersebut dipertimbangkan minimal memiliki jalur jalan 3

m dan bahu jalan 2x1 m, saluran jalan 2x0,5 m dan maksimal memiliki

jalur jalan, bahu jalan, jalur hijau dan saluran jalan.

Page 96: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

81

3. Fasilitas Transportasi

Berdasarkan pengembangan pola jaringan jalan seperti di atas, maka

pengembangan fasilitas transportasi ini adalah sebagai berikut :

a. Terminal bis

Dalam jangka pendek (hingga akhir tahun rencana) masih tetap

dipertahankan di Tirtonadi, namun dalam jangka panjang sesuai dengan

pengembangan jaringan jalan, perlu pemindahan ke pinggiran kota yang

pada prinsipnya untuk menghindarkan lalu lintas bis antar kota

bercampur dengan lalu lintas dalam kota.

b. Terminal angkutan dalam kota

Pada prinsipnya, untuk sistem transportasi umum dalam kota di

masa mendatang, diharapkan berjalan secara menerus (mobile) dan tidak

memerlukan adanya terminal. Namun dalam jangka pendek, melihat

pola, karakter dan kecenderungan yang terjadi, masih diperlukan untuk

mendistribusikan penumpang dari pusat-pusat pergerakan utama, yaitu di

sekitar Pasar Klewer dan di Tirtonadi yang menjadi satu dengan areal

Terminal Bis Tirtonadi.

c. Tempat pemberhentian bis antar kota

Untuk menghidupkan sistem angkutan umum dalam kota dan

memperlancar sistem transportasi, maka perlu adanya pembatasan tempat

pemberhentian bis antar kota di wilayah dalam kota. Berdasarkan

karakteristik pola jaringan jalan yang ada, tempat pemberhentian bis

antar kota ini direncanakan berada pada simpul-simpul jalan yang berada

di pinggiran kota dari 4 arah, yaitu :

1) Pertigaan Kerten

2) Pertigaan Palur

3) Kawasan Kel. Joyosuran/ Danukusuman

4) Kelurahan Kadipiro

Page 97: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

82

d. Tempat pemberhentian angkutan dalam kota

Tempat pemberhentian angkutan dalam kota ini tidak direncanakan

secara khusus, mengingat mobilitasnya yang sangat tinggi dan simpul-

simpul jalan yang perlu disinggahi angkutan ini sangat banyak.

4. Rencana Pengembangan Jaringan Kereta Api

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat direkomendasikan dua

(2) alternatif penanganan yang pada dasarnya mengembangkan perlintasan

tidak sebidang, yaitu :

a. Jalan Raya di Atas (Fly Over)

Keuntungan dari pengembangan jalan raya di atas rel KA adalah

biaya konstruksi relatif lebih murah, sedangkan kekurangannya adalah :

1) Akses bagi pengguna lahan sekitar perlintasan terganggu.

2) Kendaraan tak bermotor kesulitan melalui tanjakan.

3) Perlu adanya perubahan pola jaringan jalan sekitar

perlintasan.

b. Rel Kereta Api di Atas

Keuntungan dari alternatif ini (yang disarankan) adalah :

1) Tidak diperlukan adanya perubahan pola jaringan jalan

sekitar perlintasan.

2) Ruang di bawah jaringan rel KA dapat dimanfaatkan untuk

kegiatan sosial ekonomi kota.

Sedangkan kerugiannya adalah :

1) Perlu adanya renovasi bangunan stasiun yang ada.

2) Biaya konstruksi relatif lebih mahal.

Jalan Kereta Api Layang tersebut khususnya untuk jalur menuju

Yogyakarta, Purwodadi dan Surabaya, sedangkan jalur Wonogiri tetap

menggunakan jalur darat, sekaligus untuk pengembangan jalur

transportasi wisata.

Rencana pengembangan rel Kereta Api ini bersifat rekomendasi

pengembangan jangka panjang, mengingat untuk persiapan dan

Page 98: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

83

pelaksanaan pembangunannya memerlukan waktu cukup lama yang

diperkirakan lebih dari 10 tahun.

3.2.4 Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

Secara garis besar rencana tata guna tanah di wilayah perencanaan

Kota Surakarta adalah meliputi dua (2) kawasan utama, yaitu :

3.2.4.1 Kawasan Lindung

Kawasan lindung yang ada di Kota Surakarta adalah meliputi :

1. Kawasan Lindung Sempadan Sungai dan Sempadan Jalan Kereta Api :

a. Sempadan Sungai Bengawan Solo, dengan jarak 3 m untuk bagian

sungai yang bertanggul, dan 15 m untuk bagian sungai yang tidak

bertanggul.

b. Sempadan Sungai Kali Anyar, dengan jarak 3 m untuk bagian

sungai yang bertanggul, dan 15 m untuk bagian sungai yang tidak

bertanggul.

c. Sempadan Sungai Kali Pepe, dengan jarak 10 m

d. Sempadan Kali Pelemwulung, dengan jarak 3 m untuk bagian

sungai yang bertanggul, dan 10 m untuk bagian sungai yang tidak

bertanggul.

e. Sempadan Sungai Kali Jenes, dengan jarak 10 m

f. Sempadan Sungai Kali Sumber, dengan jarak 10 m

g. Sempadan Jalan Rel Kereta Api, dengan jaran 6 m

2. Kawasan Lindung Cagar Budaya, yaitu beberapa lingkungan yang

memiliki nilai sejarah, meliputi :

a. Lingkungan Keraton Kasunanan (termasuk alun-alun).

b. Lingkungan Keraton Mangkunegaran.

c. Taman Sriwedari.

d. Taman Balekambang.

3. Kawasan Rawan Bencana (banjir), yaitu kawasan yang rawan terjadi

banjir meliputi :

a. Kelurahan Jebres

b. Kelurahan Pucangsawit

Page 99: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

84

c. Kelurahan Sewu

d. Kelurahan Sangkrah

e. Kelurahan Semanggi

f. Kelurahan Joyosuran

g. Kelurahan Gandekan

h. Kelurahan Jagalan

i. Kelurahan Sudiroprajan

j. Kelurahan PasarKliwon

k. Kelurahan Kedunglumbu

l. Kelurahan Joyontakan

3.2.4.2 Kawasan Budidaya

Meliputi berbagai kegiatan perkotaan yang rincian peruntukannya adalah

sebagai berikut :

1. Zona Perumahan/Permukiman

Zona ini mendominasi lahan yang ada dan letaknya menyebar pada

masing-masing BWK.

2. Zona Pendidikan

Zona pendidikan yang ada tetap direkomendasikan sebagai zona

pendidikan, khususnya Pendidikan Tinggi dan SLTP/SLTA yang lokasinya

membentuk kelompok pendidikan.

3. Zona Perdagangan dan Jasa

Zona ini diarahkan sesuai dengan kecenderungan perkembangan yang

terjadi, yaitu di lokasi pasar dan sekitarnya dan beberapa kawasan yang

berkembang kegiatan perdagangan.

4. Zona Perkantoran

Zona perkantoran ini meliputi Kantor Pemerintah Kota Surakarta dan

Institusi Pemerintah lainnya, seperti Kantor Dinas Teknis, Kantor Kecamatan,

Kantor Kodim dan Kantor Polres.

5. Zona Industri

Untuk menampung kegiatan industri menegah dan besar di Kota

Surakarta, disediakan ruang yang berupa zona industri yang terletak di

Page 100: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

85

pinggiran kota, yaitu meliputi dua (2) lokasi zona industri, di Kelurahan

Pucangsawit sesuai dengan kondisi yang ada dan di Kelurahan Mojosongo

yang sekaligus sebagai zona pergudangan.

6. Zona Kesehatan.

Daerah kesehatan ini sifatnya merekomendasikan Rumah Sakit dan

memberikan arahan lokasi untuk pengembangan Rumah Sakit baru.

7. Zona Campuran 1.

Daerah campuran 1diperuntukkan bagi beberapa jenis kegiatan sosial dan

komersial, yaitu kegiatan perdagangan, jasa tertentu, kantor dan perumahan,

alokasinya di sekitar beberapa ruas jalan utama di kawasan pusat kota.

8. Zona Campuran 2.

Pada zona campuran 2 ini direkomendasikan adanya percampuran

kegiatan sosial, komersial dan industri yang sesuai, misalnya penggergajian

kayu, mebelair, makanan, batik dll, yang alokasinya pada jalur jalan utama di

luar zona campuran 1.

9. Zona Rekreasi Olahraga/Open Space.

Alokasi ruang ini meliputi Lapangan Olahraga, Stadion dan Taman Kota.

10. Zona Transportasi

Alokasi ruang ini meliputi kegiatan terminal, stasiun dan terminal barang.

11. Zona Kuburan/Makam

Zona makam/kuburan ini bersifat merekomendasikan areal makam yang

sudah ada di wilayah perencanaan.

12. Zona Perairan

Yaitu area badan sungai yang khusus digunakan untuk fungsi drainase

irigasi, perikanan dan pariwisata. Mempertimbangkan fungsi perairan di Kota

Surakarta tersebut, maka klasifikasi peruntukan air permukaan di seluruh

wilayah Kota Surakarta (Sungai Bengawan Solo, Kali Anyar, Kali Pepe dan

Kali Pelemwulung) ditetapkan sebagai Golongan C, yaitu golongan air yang

dapat digunakan untuk keperluan kegiatan perikanan dan peternakan.

Keadaan selengkapnya tentang rencana pola pemanfaatan ruang di Kota

Surakarta sebagaimana tersebut di atas, dapat dilihat pada Gambar 3.10.

Page 101: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

86

Sesuai dengan konsep yang akan dikembangkan, yaitu konsep mix used,

untuk pengaturan dan pengendalian pemanfaatannya akan digunakan matrik

percampuran kegiatan yang merekomendasikan kegiatan yang layak, kurang layak

dan tidak layak, seperti dapat dilihat pada:

Tabel 3.2

Matrik Kelayakan Percampuran Kegiatan

Pada Zona Peruntukan Yang Ditentukan

Di Kota Surakarta

No Kegiatan

ZONA

Perm

ukim

an

Perkanto

ran

Perdagangan

Kesehatan

Pendid

ikan

Industri

Cam

puran 1

Cam

puran 2

Cagar Budaya

Open Space

Transpo

rtasi

TPA

Makam

(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

1 Rumah Tinggal v o o o o o v v o x o o o

2 Pendidikan Tinggi o x o x v o v v o x x x x

3

Pendidikan

Menengah

(SLTP/SLTA)

v x o x v o v v o x x x x

4 Pendidikan Dasar

(SD) v x x x v x v v o x x x x

5 Rumah Sakit Umum x x x v x x v v x x x x x

6 Rumah Sakit Khusus o x o v x x v v x x x x x

7 Puskesmas v v v v x x v v x x x x x

8 Apotek v o v v x x v v x x x x x

9

Pelayanan

Kesehatan

Lingkungan

v v v v o o v v o x o x x

10 Kantor Pelayanan

Tingkat Kota v v o x x o v v o x x o x

11 Kantor Pelayanan

Tingkat Kecamatan v v v x x o v v o x x o x

12 Peribadatan v v v v v v v v v o v v v

13 Perdagangan Grosir x x v x x x v v x x x x x

14 Perdagangan Eceran

Skala Besar x x v x x x v v x x x x x

15 Perdagangan Eceran

Skala Menengah o x v x x x v v x x x x x

16 Perdagangan Eceran

Skala Kecil v o v o x o v v o x v x x

17 Jasa Perdagangan v o v o x o v v o x o x x

18 Kios/Warung v o v o o v v v v o v o x

19 Rumah Makan v x v x x o v v v x o o x

20 Bengkel Mobil o x v x x x v v x x o x x

Page 102: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

87

21 Bengkel Sepeda

Motor o x v x x x v v x x x x x

22 Perhotelan o x v o x x v v x x o x x

23 Rekreasi/Olahraga

Terbuka v v v v v o v v v v o x x

24 Rekreasi/Olahraga

Tertutup v v o v v o v v v o o x x

25 Diskotik x x o x x x v o x x x x x

26 Industri Kimia x x x x x v x o x x x x x

27 Industri Logam x x x x x v x o x x x x x

28 Industri Textil o x x x x v o o x x x x x

29 Industri Bahan

Bangunan o x x x x v x v x x x x x

30 Industri Mebelair o x x x x v x v x x x x x

31 Penggergajian Kayu o x x x x v x v x x x x x

32 Huller x x x x x v x v x x x x x

33 Industri Tenun o x x x x v x v x x x x x

34 Industri Rumah

Tangga v x o x x v v v x x x x x

35 Perikanan x x x x x x x o x x x x x

36 Peternakan Ayam x x x x x x x o x x x x x

37 Peternakan

Kambing x x x x x x x x x x x x x

38 Peternakan Sapi x x x x x x x x x x x x x

39 Peternakan Burung o x x x x x x o x x x x x

40 Peternakan Babi x x x x x x x x x x x x x

41 Agro Industri o x x x x v x v x x x x x

Sumber: RTRW Kota Surakarta 2007-2026

Keterangan:

Layak

Kurang

Layak

Tidak Layak

Page 103: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

88

Gambar 3.10

Peta Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

Page 104: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

89

3.2.5 Pelaksanaan Rencana

Keberhasilan perencanaan kota, di dalam pelaksanaannya sangat

tergantung pada kerjasama yang baik antara perencanaan kota, masyarakat

sebagai subyek dan obyek pembangunan serta Pemerintah Kota sebagai

pengambil keputusan dan pengelola pembangunan. Ditinjau dari pengambilan

keputusan dan pengelolaan pembangunan kota, maka keberhasilan perencanaan

Kota Surakarta sangat tergantung dari keputusan, kebijakan, strategi, pengelolaan

dan pengendalian pembangunan serta landasan peraturan yang konsisten.

Aspek yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan perencanaan RTRW

Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

1. Rencana Tindak Lanjut

Langkah yang harus dilakukan setelah produk rencana ini selesai adalah

sebagai berikut :

a. Menetapkan RTRW Kota Surakarta sebagai Peraturan Daerah yang

mempunyai kekuatan hukum.

b. Mensosialisasikan produk RTRW yang sudah diperdakan kepada

seluruh lapisan masyarakat, baik melalui forum pertemuan maupun

penyebarluasan informasi materi rencana sampai ke tingkat

desa/kelurahan.

c. Menyiapkan perangkat pengelolaan dan pengendalian rencana

dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta yang mengatur tentang

hak-hak dan kewajiban serta sanksi bagi pelaksana pembangunan

Kota Surakarta, khususnya dalam hal pemberian

insentif/kemudahan bagi pembangunan yang sesuai dengan

rencana, pemberian beban bersyarat/disinsentif bagi pembangunan

yang kurang sesuai serta pemberian sanksi atau penolakan bagi

pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana. Langkah tersebut

lebih dikenal dengan konsep Insentif dan Disinsentif.

Page 105: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

90

2. Sumber Pendanaan

Untuk mewujudkan apa yang tertuang dalam RTRW Kota Surakarta,

diperlukan penjabaran dalam berbagai kegiatan yang nantinya akan tertuang

dalam program pembangunan.

Untuk melaksanakan program pembangunan di Kota Surakarta ini

diperlukan sumber-sumber pembiayaan.

Beberapa sumber pembiayaan yang dapat dimanfaatkan, diantaranya

adalah :

a. Dana dari pemerintah pusat (APBN).

b. Dana dari Pemerintah Propinsi Jawa Tengah (APBD Propinsi Jawa

Tengah).

c. Dana dari Pemerintah setempat, yaitu dari APBD Kota

Surakarta.

d. Para penanam modal, baik asing maupun dalam negeri.

e. Swadaya masyarakat.

f. Bantuan Lembaga Asing.

Kriteria pemanfaatan sumber dana tersebut, dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Sumber Dana APBN

Sumber dana pembangunan yang berasal dari APBN dapat

dimanfaatkan untuk membiayai program pembangunan, dengan kriteria :

1) Memerlukan biaya cukup besar.

2) Membutuhkan teknologi tinggi.

3) Mampu menumbuhkan dampak positip sosial ekonomi cukup

tinggi.

4) Mempunyai skala pelayanan nasional atau merupakan

sambungan pelayanan nasional.

5) Merupakan proyek percontohan yang dapat merangsang

masyarakat untuk melakukan proyek yang sama.

Page 106: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

91

b. Sumber Dana APBD Propinsi Jawa Tengah

Kriteria pemanfaatan sumber dana dari APBD Propinsi Jawa

Tengah, pada prinsipnya hampir sama dengan dana dari APBN, tetapi

dengan kriteria yang lebih rendah, yakni skala pelayanannya bersifat

regional/wilayah Propinsi Jawa Tengah.

c. Sumber Dana APBD Kota Surakarta

Sumber dana ini dapat dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan

yang mempunyai skala pelayanan lokal.

Sumber dana ini merupakan pendapatan asli daerah yang

sifatnya otonom, yang pemanfaatannya diserahkan sepenuhnya pada

kebijakan Pemerintah Kota Surakarta.

Untuk memperbesar sumber pembiayaan pembangunan ini dapat

dilakukan dengan usaha intensifikasi dan ekstensifikasi. Beberapa

sumber pembiayaan pembangunan ini dapat dimasukkan dalam jenis

sumber dana ini adalah :

1. Pajak-pajak Daerah.

2. Retribusi Daerah.

3. Hasil Perusahaan Daerah.

4. Hasil dari dinas-dinas daerah.

5. Tabungan Daerah.

6. Lain-lain pendapatan yang sah.

Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pembiayaan ini

dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah :

1. Pendayagunaan aparatur secara lebih berdaya guna dan

berhasil guna.

2. Memperbaiki sistem pungutan.

3. Menggali obyek pajak.

4. Peningkatan pengawasan melekat.

d. Sumber Dana dari Penanaman Modal

Sumber dana ini dapat bersumber dari swasta, baik swasta dalam

negeri maupun luar negeri yang dapat dimanfaatkan untuk

Page 107: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

92

membiayai kegiatan perekonomian, seperti perdagangan, industri,

transportasi, perumahan dan lain-lainnya.

Di samping untuk membiayai kegiatan-kegiatan tersebut di atas,

dapat pula dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan fasilitas

sosial, rekreasi, taman, pusat olahraga, rambu-rambu lalu lintas, bak

penampungan sampah, unsur lingkungan fasilitas kota dan sebagainya.

Dalam memanfaatkan sumber dana ini perlu pemikiran matang,

karena ada beberapa tendensi yang melatar belakangi sektor swasta

bersedia membiayai.

Tendensi yang dimaksud adalah :

1) Suatu usaha perekonomian yang benar-benar bermotifkan

keuntungan.

2) Sebagai sarana untuk mempromosikan produk usahanya.

3) Partisipasi aktif dari sektor swasta untuk mengambil bagian dalam

usaha pembangunan.

e. Swadaya Masyarakat

Sumber dana dari masyarakat, perolehannya dapat dilakukan

dengan pungutan atau iuran langsung dari masyarakat. Karena

pembiayaan dari masyarakat ini relatif kecil dan terbatas, maka

pemanfaatan sumber dana ini sebaiknya diarahkan untuk membiayai

kegiatan-kegiatan sosial, fasilitas lingkungan dalam skala kecil, seperti

jalan lingkungan, jaringan-jaringan lingkungan dan sebagainya.

Sumber dana dari swadaya masyarakat sering juga tidak

dinyatakan dalam bentuk uang, tetapi dapat berujud pula pikiran dan

tenaga yang muncul dari masyarakat dengan melakukan pembangunan

secara gotong-royong.

f. Sumber Dana dari Lembaga Asing

Sumber dana dari Lembaga/Negara Asing dapat dimanfaatkan

untuk membiayai program sosial ataupun perekonomian yang

mempunyai skala jangkauan luas serta berdampak sosial ekonomi tinggi.

Page 108: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

93

Di dalam penyalurannya tidak perlu langsung, tetapi dapat melekat

pada APBN ataupun APBD Propinsi dan APBD Kota Surakarta. Yang

perlu diperhatikan dalam penggunaan sumber dana ini adalah kewajiban

mengembalikan dana ini di masa yang akan datang.

Dengan mendasarkan hal tersebut di atas, diperlukan

perhitungan yang matang dalam memanfaatkan sumber pembiayaan ini

dalam pembangunan.

3. Organisasi Pelaksanaan

Berdasarkan pada Petunjuk Teknis Peraturan Menteri Dalam Negeri

No. 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota, Organisasi

Pelaksanaan Rencana Kota di daerah dapat dijelaskan bahwa, Walikota

sebagai administrator pembangunan merupakan penanggung jawab

pelaksanaan pembangunan di daerahnya.

Dalam melaksanakan tugasnya, Walikota dibantu Badan Perencanaan

Daerah dan Dinas Teknis lainnya yang ada di wilayah Kota Surakarta.

Agar supaya program dan proyek pembangunan yang dilaksanakan

mampu menampung aspirasi dari bawah dan konsisten dengan program

regional dan nasional, perlu dikembangkan sistem perencanaan bottom up

planing dan top down planning secara proporsional. Demikian pula agar

supaya tidak terjadi program dan proyek yang tumpang tindih, Bappeda Kota

Surakarta sebagai unsur perencana diharapkan selalu mengadakan koordinasi

dengan dinas/instansi vertikal dan sektoral terkait.

Di samping hal tersebut di atas, agar Rencana Tata Ruang Kota Surakarta

tersebut dapat terlaksanakan sesuai dengan rencana yang ada, maka peran serta

masyarakat dan pihak swasta sangat diharapkan sekali untuk mendukung

rencana tersebut.

4. Pentahapan Pelaksanaan Pembangunan (Indikasi Program)

Azas dari pentahapan pelaksanaan ini adalah kesinambungan,

pemerataan dan efek pembangunan yang berganda (multiplier effect). Sesuai

dengan rentang waktu rencana hingga tahun 2026, maka perlu segera disusun

program-program pembangunan Kota Surakarta dalam program tahunan yang

Page 109: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

94

dimulai dari tahun pertama adalah tahun 2007 dan mencakup berbagai aspek

yang tertuang dalam rencana.

Pengaturan pentahapan pembangunan sesuai dengan umur rencana 20

tahun, menggunakan pendekatan pentahapan menjadi 4 tahapan 5 tahunan dan

pada 5 tahun pertama dirinci dalam program tahunan.

Pendekatan skala prioritas program adalah mendasarkan pada

pertimbangan :

a. Urgenitas fungsi

b. Memiliki daya rangsang perkembangan kuat

c. Biaya pembangunan relatif kecil

d. Tidak menimbulkan gejolak sosial

Mendasarkan pertimbangan tersebut, maka disusun tahapan program

pembangunan sesuai dengan materi rencana yang sudah ditetapkan pada bab

sebelumnya. Rincian program tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Indikasi Program Pelaksanaan Pembangunan

RTRW Kota Surakarta

Tahun 2007-2026

NO PROGRAM

TAHAPAN PROGRAM 20

TAHUN (LIMA TAHUNAN) SUMBER DANA PENGE LOLA

THP.

1

THP.

2

THP.

3

THP.

4

(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08)

1 UMUM

Penetapan dan

Pengesahan Perda APBD Ska

Bappeda,

Bag. Hukum

Penyusunan Perda

Pengendalian

Pemanfatan Ruang APBD Ska

Bappeda,

Bag. Hukum

Sosialisasi RTRW APBD Ska Bappeda

Evaluasi RTRW APBD Ska Bappeda

Penyusunan RDTRK APBD Ska Bappeda

2 TRANSPORTASI

Peningkatan Jalan Arteri

Primer

APBD Ska, APBD

Prop, APBN DPU

Peningkatan Jalan Arteri

Sekunder

APBD Ska, APBD

Prop, APBN DPU

Studi Pengembangan

Jalan Kolektor Primer

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

Peningkatan Jalan

Kolektor Primer

APBD Ska, APBD

Prop, APBN DPU

Page 110: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

95

Pembangunan Jalan

Kolektor Primer

APBD Ska, APBD

Prop, APBN DPU

Peningkatan Jalan

Kolektor Sekunder

APBD Ska, APBD

Prop, APBN DPU

Peningkatan Jalan Lokal

Primer

APBD Ska, APBD

Prop, APBN DPU

Studi Optimalisasi

Terminal Bis

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

Pembangunan Halte Bis

Antar Kota

APBD Ska, APBD

Prop, APBN DPU, Dishub

Studi Kelayakan

Pengembangan Jalan

Kereta Layang

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

Studi Pengembangan

Terminal Barang/Cargo

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

Studi Pengembangan

Jalan Lingkar Selatan

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

Studi Jalan lingkar

dalam Kota (innerring

road)

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

Studi Pengembangan

Parkir Umum Kota

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

3 FASILITAS PELAYANAN

SOSIAL

Penataan Kawasan

Manahan

APBD Ska, APBD

Prop, APBN

DPU, DKP,

Ormas

Peningkatan Taman

Wisata Jurug

APBD Ska, APBD

Prop, APBN

DPU, Dinas

Pariwisata

Penataan Kawasan

Pasar Legi

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

Penataan Kawasan

Pasar Klewer

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

Penataan Kawasan

Pasar Nusukan

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

Pembangunan Pasar

Kadipiro

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

Penataan Kawasan

Pasar Gede

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

Pembangunan Pasar

Tradisional

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

Studi Kelayakan

Pengembangan RSUD

Kota Surakarta

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

Pembangunan RSUD

Kota Surakarta

APBD Ska, APBD

Prop, APBN

DPU, Dinas

Kesehatan

Pengembangan Tecno

Park

APBD Ska, APBD

Prop, APBN DPU

Pengembangan Taman

Tirtonadi

APBD Ska, APBD

Prop, APBN DPU, DKP

4 UTILITAS KOTA

Pengembangan Jaringan

Air Bersih

APBD Ska, APBD

Prop, APBN

PDAM,

Swasta

Pengadaan TPS

(Sampah)

APBD Ska, APBD

Prop, APBN

DPU, DKP,

PDAM

Peningkatan Jaringan APBD Ska, APBD DPU, PDAM

Page 111: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

96

Drainase Prop, APBN

Peningkatan Pelayanan

Jaringan Air Limbah

Terpadu

APBD Ska, APBD

Prop, APBN DPU, PDAM

Pengembangan Jaringan

Listrik PLN PLN

Normalisasi Kali

Pelemwulung

APBD Ska, APBD

Prop, APBN DPU, PDAM

5

PENINGKATAN

LINGKUNGAN DAN

PERMUKIMAN

Perbaikan Lingkungan

Perumahan

APBD Ska, APBD

Prop, APBN DPU

Studi Pengembangan

Rumah Susun

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

Studi Pengembangan

Apartemen

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

Sosialisasi Pemanfaatan

Kawasan Lindung

Sempadan Sungai

APBD Ska, APBD

Prop, APBN

Bappeda,

Dinas LH

Penguasaan Kawasan

Lindung Sempadan

Sungai

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Sekda Ska

Sosialisasi Pemanfaatan

Kawasan Lindung

Sempadan Rel KA

APBD Ska, APBD

Prop, APBN

Bappeda,

Dinas LH

Studi Pengendalian

Kawasan Lindung Cagar

Budaya

APBD Ska, APBD

Prop, APBN Bappeda

Sumber : RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026

3.3 Rencana Pembangunan Kota Surakarta

Rencana pembangunan Kota Surakarta yang dipilih sebagai data empiris

ialah berupa dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).

3.3.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Sampai bulan Juni Tahun 2010, Kota Surakarta belum memiliki

dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP). Hal ini dikarenakan

belum terbitnya RPJP Provinsi Jawa Tengah sehingga perlu menunggu sebab

RPJP Kota Surakarta mengacu pada RPJP Provinsi Jawa Tengah (Kabid. Litbang

Bappeda Kota Surakarta, 2010). Oleh karena itu dokumen ini yang seharusnya

tersedia untuk digunakan sebagai bahan pembahasan di bab berikutnya tidak dapat

dilakukan.

Page 112: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

97

3.3.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta

Tahun 2005-2010

Pemerintah Kota Surakarta telah menyusun dokumen perencanaan

pembangunan yang berupa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kota Surakarta Tahun 2005-2010 yang mana secara substansi terdapat penjabaran

matrik program dan kegiatan pembangunan dalam Rencana Strategis Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Kota Surakarta. Penjabaran matrik program dan

kegiatan SKPD penyelenggara tata ruang juga diuraikan dalam RPJMD ini,

adapun SKPD yang teridentifikasi sebagai penyelenggara kegiatan pembangunan

keruangan ialah:

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

2. Dinas Pekerjaan Umum

3. Dinas Tata Kota

4. Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan

5. Dinas Kebersihan dan Pertamanan

6. Kantor Lingkungan Hidup

7. Dinas Kesejehteraan Rakyat, Pemberdayaan Perempuan dan KB

8. Sekretariat Daerah

9. Kantor Pengelolaan Aset Daerah

10. Dinas Pertanian

11. Dinas Pariwisata Seni dan Budaya

12. Dinas Pengelolaan Pasar

13. Kantor Pengelolaan Pedagang Kaki Lima

14. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal

Dari SKPD di atas, tidak semua program dan kegiatan pembangunan

yang tersusun dalam matrik program lima tahunan rencana strategis SKPD

tergolong dalam program dan kegiatan yang terkait atau menunjang pada

pemanfaatan ruang, sehingga dilakukan peninjauan awal terhadap program dan

kegiatan yang ada. Berdasar atas peninjauan ini maka yang disajikan dalam tabel

matrik program di bawah ini hanyalah yang berkaitan atau menunjang pada

pemanfaatan ruang.

Page 113: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

98

3.3.2.1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Tabel 3.4

Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

No Program & Kegiatan Indikasi Keluaran

Indikasi

Kegiatan Pagu Indikasi 2005-2011 Mitra SKPD/

Lokasi Keterangan

K.A K.R Rp. Sumber Dana

(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09)

1 Program Peningkatan Kapasitas

Kelembagaan Perencanaan

Pembangunan Daerah.

Sosialisasi Kebijakan Pembangunan

Daerah

Terwujudnya Persamaan Persepsi

dan Pemahaman dalam

Perencanaan di Seluruh SKPD

√ 240.000.000 APBD KOTA BAPPEDA/

KOTA

2 Program Perencanaan Pembangunan

Daerah.

Penyusunan RPJMD Kota

Surakarta

Penyusunan RPJPD Kota Surakarta

a. Tersusunnya Dokumen

Perencanaan Jangka

Menengah

b. Tersusunnya Dokumen

Perencanaan Jangka Panjang

120.000.000

100.000.000

APBD KOTA

APBD KOTA

BAPPEDA/

KOTA

BAPPEDA/

KOTA

3 Program Perencanaan Tata Ruang.

Penyusunan Rencana Tata Ruang

Wilayah

Penyusunan Rencana Detail Tata

Ruang

Penyusunan Rencana Teknis Tata

Ruang Kawasan Kawasan

Rapat koordinasi tentang Rencana

Tata Ruang

Revisi Rencana Tata Ruang

a. Tersusunnya Dokumen

Rencana Tata Ruang Wilayah

b. Tersusunnya Dokumen

Rencana Tata Ruang Kawasan

c. Tersusunnya Dokumen

Rencana Teknis Tata Ruang

Kawasan

d. Keterlibatan stakeholder

terkait penataan ruang

e. Tersusunnya Dokumen Revisi

Rencana Tata Ruang

700.000.000

1.500.000.000

1.250.000.000

200.000.000

200.000.000

4 Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan

Jalan dan Jembatan

Perencanaan Rehabilitasi/

Pemeliharaan Jalan

Perencanaan Rehabilitasi/

Pemeliharaan Jembatan

a. Tersedianya Data Base

Pemeliharaan Jalan

b. Tersedianya Data Base

Pemeliharaan Jembatan

500.000.000

500.000.000

APBD KOTA

APBD KOTA

BAPPEDA/

KOTA

BAPPEDA/

KOT

5 Program Pengembangan Wilayah

Page 114: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

99

Perbatasan.

Koordinasi Penetapan Rencana

Tata Ruang Perbatasan

900.000.000

6 Program Perencanaan

Pengembangan Wilayah Strategis

dan Cepat Tumbuh.

Koordinasi Penetapan Rencana

Tata Ruang Wilayah Strategis dan

Cepat Tumbuh

Pengembangan Solo Techno Park

200.000.000

7 Program Perencanaan Prasarana

Wilayah dan SDA.

Koordinasi Penyusunan

Masterplan Prasarana

Perhubungan Daerah

Koordinasi Penyusunan

Masterplan Pengendalian Sumber

Daya Alam dan Lingkungan Hidup

800.000.000

750.000.000

Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010

3.3.2.2 Dinas Pekerjaan Umum

Tabel 3.5

Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum

No Program & Kegiatan Indikasi Keluaran

Indikasi

Kegiatan Pagu Indikasi 2005-2011 Mitra SKPD/

Lokasi Keterangan

K.A K.R Rp. Sumber Dana

(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09)

1 Program Perencanaan

Pembangunan.

Bimbingan Teknis Tentang

Perencanaan Pembangunan

a. Penyelenggaraan Bintek

Penyusunan Perencanaan

Bidang Ke-PU-an pada LPMK

√ 100.000.000 APBD KOTA

2 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur.

Pembangunan Gedung Kantor

a. Pembangunan Sarana dan

Prasarana Kelurahan

b. Pembangunan Sarana dan

3.780.000.000

8.675.558.000

APBD KOTA

APBD KOTA

Page 115: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

100

Prasarana Kecamatan

c. Pembangunan/Rehabilitasi

Fasilitas Kantor Pemerintah

d. Pembangunan/Rehabilitasi

Rumah Dinas

e. Pembangunan/ Rehabilitasi

Bangunan Fasilitas Kesehatan

f. Rehabilitasi TMP ‘Kusuma

Bhlati’ dan Bumi Perkemahan

(Tahap II) Kec. Jebres

g. Pembangunan/Rehabilitasi

Fasilitas Ibadah

h. Pembangunan/ Rehabilitasi

Bangunan Pasar

8.360.529.000

14.550.000.000

3.625.000.000

24.200.000.000

3.875.978.400

1.425.000.000

9.700.000.000

APBD KOTA

APBD KOTA

APBD KOTA

APBN

APBD KOTA

APBD KOTA

APBD KOTA

3 Program Pembangunan Saluran

Drainase/Gorong-Gorong.

Peningkatan kualitas infrastruktur

transportasi termasuk

pengembangan type A,

komunikasi, kelistrikan, drainase

dan penyediaan air bersih

a. Perluasan dan Pembangunan

Saluran dan Bangunan

Pelengkap

b. Pembangunan Terminal Type

A

2.500.000.000

7.500.000.000

17.500.000.000

2.000.000.000

7.500.000.000

50.000.000.000

APBD KOTA

APBD PROV.

APBN

APBD KOTA

APBD PROV.

APBN

4 Program Pembangunan Jalan dan

Jembatan.

Pemeliharaan dan peningkatan

akses dari wilayah-wilayah

permukiman pada jalan-jalan

utara

a. Pemeliharaan rutin berkala

jalan arteri primer, arteri

sekunder, kolektor primer,

kolektor sekunder, lokal

primer dan lokal sekunder

b. Peningkatan, penggantian dan

pembangunan jalan dan

jembatan

3.500.000.000

3.250.000.000

3.000.000.000

38.500.000.000

22.525.000.000

8.650.000.000

APBD KOTA

APBD PROV.

APBN

APBD KOTA

APBD PROV.

APBN

5 Program Pengembangan Wilayah

Strategis dan Cepat Tumbuh.

Pembangunan/Peningkatan

Infrastuktur

a. Revitalisasi bangunan dan

kawasan peninggalan sejarah

b. Revitalisasi kawasan sentra

industri

c. Revitalisasi kawasan obyek

wisata

d. Peningkatan, pembangunan

3.000.000.000

20.750.000.000

500.000.000

1.750.000.000

2.500.000.000

10.000.000.000

15.000.000.000

2.750.000.000

APBD KOTA

APBN

APBD KOTA

APBN

APBD KOTA

APBD PROV.

APBN

APBD KOTA

Page 116: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

101

dan perluasan saluran dan

bangunan pelengkap

e. Peningkatan, pembangunan

dan perluasan jalan dan

jembatan

7.000.000.000

2.625.000.000

16.125.000.000

APBD PROV

APBD KOTA

APBD PROV

6 Program Pembangunan Sistem

Informasi/Data Base Jalan dan

Jembatan.

Penataan Sistem Jaringan Jalan

a. Penyusunan data base digitasi

jalan dan jembatan

b. Survei jalan dan perhitungan

tingkat kepadatan lalu lintas

c. Penyusunan piranti lunak jalan

dan jembatan

d. Penyusunan Perda/Sempadan

1.000.000.000

1.000.000.000

1.250.000.000

350.000.000

APBD KOTA

APBD KOTA

APBD KOTA

APBD KOTA

7 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan

Jalan dan Jembatan.

Operasional dan Pemeliharaan

Jalan dan jembatan

a. Pemeliharaan rutin dan

berkala jalan arteri, kolektor

dan lokal

√ 12.000.000.000

20.000.000.000

26.000.000.000

APBD KOTA

APBD PROV.

APBN

8 Program Pembangunan Jalan dan

Jembatan.

Peningkatan, Penggantian dan

Pembangunan Jalan dan Jembatan

a. Peningkatan jalan dan

penggantian jembatan arteri,

kolektor dan lokal

b. Pembangunan jalan baru,

arteri, kolektor dan lokal

c. Pembangunan jembatan

5.250.000.000

20.000.000.000

27.000.000.000

5.000.000.000

7.500.000.000

15.000.000.000

3.500.000.000

12.500.000.000

42.500.000.000

APBD KOTA

APBD PROV.

APBN

APBD KOTA

APBD PROV.

APBN

APBD KOTA

APBD PROV.

APBN

9 Program Pengembangan Perumahan.

Pembangunan Sarana dan

Prasarana Rumah Sederhana sehat

a. Pembangunan Sanitasi

Masyarakat

b. Pembangunan sarana dan

prasarana RT dan RW

c. Pembangunan rumah susun

sewa (RUSUNAWA)

d. Rehabilitasi rumah sewa

e. Rehabilitasi Pondok Boro

f. Penataan dan pengembangan

kawasan perbatasan yang

806.033.000

950.000.000

2.000.000.000

7.750.000.000

10.010.000.000

6.562.500.000

43.750.000.000

2.500.000.000

3.000.000.000

4.100.000.000

35.500.000.000

APBD KOTA

APBD KOTA

APBD PROV.

APBN

APBD KOTA

APBD PROV.

APBN

APBD KOTA

APBD KOTA

APBD KOTA

APBN

Page 117: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

102

tertinggal

g. Perbaikan prasarana

lingkungan permukiman

1.875.000.000

12.500.000.000

APBD KOTA

APBN

10 Program Pengembangan dan

Pengelolaan Drainase Kota.

Penataan sistem Drainase

a. Penyusunan piranti lunak

drainase

√ 1.500.000.000

9.700.000.000

APBD KOTA

APBN

11 Program Rehabilitasi Drainase Kota.

Operasional dan Pemeliharaan

Drainase Kota

a. Pemeliharaan rutin dan

berkala saluran dan bangunan

pelengkap

√ 10.200.000.000 APBD KOTA

12 Program Pembangunan Saluran

Drainase/Gorong-Gorong.

Pembangunan saluran

drainase/gorong-gorong

a. Peningkatan/rehabilitasi

saluran dan bangunan

pelengkap

b. Perluasan/pembangunan

saluran dan bangunan

pelengkap

4.500.000.000

7.500.000.000

22.500.000.000

4.500.000.000

12.500.000.000

28.750.000.000

APBD KOTA

APBD PROV.

APBN

APBD KOTA

APBD PROV.

APBN

Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010

3.3.2.3 Dinas Tata Kota

Tabel 3.6

Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Tata Kota

No Program & Kegiatan Indikasi Keluaran

Indikasi

Kegiatan Pagu Indikasi 2005-2011 Mitra SKPD/

Lokasi Keterangan

K.A K.R Rp. Sumber Dana

(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09)

1 Program Perencanaan Tata Ruang.

Penyusunan Rencana Tata Ruang

Kawasan

RTRK Kawasan Surakarta Utara √ 1.000.000.000 APBD II Kec.

Banjarsari

dan Kec.

Jebres

2 Program Pemanfaatan Ruang.

Penyusunan kebijakan

pengendalian pemanfaatan ruang

Fasilitasi peningkatan peran serta

masyarakat dalam pemanfaatan

a. Pembuatan naskah akademis

rancangan perubahan Perda

No. 8/1988

b. Pembuatan draft raperda

bangunan

25.000.000

75.000.000

APBD II

APBD II

Page 118: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

103

ruang

Survey dan pemetaan

Sosialisasi kebijakan, norma,

standar, prosedur, manual

pemanfaatan ruang

c. Pembangunan Solo City Walk

d. Pembangunan Kampung Batik

Laweyan

e. Peta persil Kota Surakarta

f. Sosialisasi teknis perijinan

bangunan

5.804.000.000

2.000.000.000

300.000.000

100.000.000

APBD II

APBD II

3 Program Pengendalian Pemanfaatan

Ruang.

Pengawasan pemanfaatan ruang

Koordinasi teknis perijinan

a. Pengawasan penggunaan

bangunan

b. Informasi tata ruang dan tata

bangunan

250.000.000

2.154.000.000

APBD II

APBD II

Kota

Surakarta

Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010

3.3.2.4 Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan

Tabel 3.7

Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan

No Program & Kegiatan Indikasi Keluaran

Indikasi

Kegiatan Pagu Indikasi 2005-2011 Mitra SKPD/

Lokasi Keterangan

K.A K.R Rp. Sumber Dana

(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09)

1 Program Peningkatan Pelayanan

Angkutan.

Koordinasi dalam peningkatan

pelayanan angkutan (kerja sama

bidang kelalulintasan dan

angkutan antardaera se wilayah

SUBOSUKOWONOSRATEN)

Pengembangan sarana dan

prasarana pelayanan jasa

angkutan (Studi persiapan dan

pembangunan rest area angkutan

barang)

Kegiatan penataan tempat-tempat

pemberhentian angkutan umum

100.000.000

13.000.000.000

2.816.050.000

APBD KOTA

APBD KOTA

APBD KOTA

Kota

Surakarta

Kota

Surakarta

Kota

Page 119: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

104

(pengadaan shelter)

Kegiatan penataan tempat-tempat

pemberhentian angkutan umum

(survey penetapan pangkalan

taksi)

Sosialisasi penyuluhan ketertiban

lalin dan angkutan penertiban

parkir

40.000.000

767.650.000

APBD KOTA

APBD KOTA

Surakarta

Kota

Surakarta

Kota

Surakarta

2 Program Pembangunan Sarana dan

Prasarana Perhubungan.

Pembangunan halte bis dan taksi

gedung terminal

16.500.000.000

APBD KOTA

Kota

Surakarta

Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010

3.3.2.5 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Tabel 3.8

Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Kebersihan dan Pertamanan

No Program & Kegiatan Indikasi Keluaran

Indikasi

Kegiatan Pagu Indikasi 2005-2011 Mitra SKPD/

Lokasi Keterangan

K.A K.R Rp. Sumber Dana

(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09)

1 Program Pengembangan Kinerja

Pengelolaan Sampah.

Pembangunan lahan penimbunan

baru di TPA Putri Cempo

Terciptanya pengelolaan sampah

yang memadai

90.000.000

APBD KOTA

Kota

Surakarta

2 Program Pengelolaan Ruang

Terbuka Hijau.

Pembangunan taman mapam

manahan Surakarta

Pembuatan taman dan patung

Gilingan

Pembuatan taman Setabelan

Pembuatan taman Ngesus

Terciptanya taman yang bersih

dan berbudaya

200.000.000

360.000.000

430.000.000

411.200.000

1.000.000.000

APBD KOTA

APBD KOTA

APBD KOTA

APBD KOTA

APBD KOTA

Kota

Surakarta

Kota

Surakarta

Page 120: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

105

Pembuatan taman Banjarsari

Pembuatan pagar BRC Taman

Banjarsari

Pembuatan taman Soekarno-Hatta

Penanaman turus jalan dan taman

jalur hijau

1.000.000.000

350.000.000

12.000.000.000

APBD KOTA

APBD KOTA

APBD KOTA

Kota

Surakarta

Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010

3.3.2.6 Kantor Lingkungan Hidup

Tabel 3.9

Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Kantor Lingkungan Hidup

No Program & Kegiatan Indikasi Keluaran

Indikasi

Kegiatan Pagu Indikasi 2005-2011 Mitra SKPD/

Lokasi

Keterang

an K.A K.R Rp. Sumber Dana

(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09)

1 Program Perlindungan dan

Konservasi Sumber Daya Alam.

Pengendalian kerusakan hutan dan

lahan

Konservasi sumber daya air dan

pengendalian kerusakan sumber

air

a. Penanaman tanaman

penghijauan

b. Pembuatan demplot sumur

resapan

750.000.000

750.000.000

APBD KOTA

APBD KOTA

KLH, Kantor

Aset, Dispora,

DTK, Bappeda,

Kec., Kel.

KLH, DPU,

Kec., Kel.

Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010

Page 121: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

106

3.3.2.7 Dinas Kesejehteraan Rakyat, Pemberdayaan Perempuan dan KB

Tabel 3.10

Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Kesejehteraan Rakyat, Pemberdayaan Perempuan dan KB

No Program & Kegiatan Indikasi Keluaran

Indikasi

Kegiatan Pagu Indikasi 2005-2011 Mitra SKPD/

Lokasi Keterangan

K.A K.R Rp. Sumber Dana

(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09)

1 Program Pengembangan Perumahan.

Perbaikan rumah tak layak huni

Meningkatnya rumah tak layak

huni

5.750.000.000

APBD KOTA

Kota

Surakarta

2 Program lingkungan sehat

perumahan.

Penataan lingkungan kumuh

Meningkatnya lingkungan

kumuh

5.750.000.000

APBD KOTA

Kota

Surakarta

Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010

3.3.2.8 Sekretariat Daerah, Bagian Hukum dan HAM

Tabel 3.11

Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Sekretariat Daerah, Bagian Hukum dan HAM

No Program & Kegiatan Indikasi Keluaran

Indikasi

Kegiatan Pagu Indikasi 2005-2011 Mitra SKPD/

Lokasi

Ketera

ngan K.A K.R Rp. Sumber Dana

(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09)

1 Program Penataan Peraturan

Perundang-undangan.

Legislasi rancangan peraturan

perundang-undangan

Fasilitasi sosialisasi peraturan

perundang-undangan

Publikasi peraturan perundang-

undangan

a. Ditetapkannya Perda,

Diterbitkannya Kep. Walikota,

Kep. Walikota dengan

persetujuan DPRD

b. Terlaksananya pembinaan

kesadaran hukum masyarakat

c. Terbitnya buku abstrak dan

1.137.750.000

1.365.000.000

511.927.000

APBD KOTA

APBD KOTA

APBD KOTA

Akademisi, unit

kerja terkait

Akademisi, unit

kerja terkait,

organisasi yang

berkompeten

Akademisi, unit

Page 122: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

107

warta peraturan per-UU-an,

produk hukum: LD lepas,

Himpunan Kep. Walikota,

Himpunan LD, CD

kerja terkait,

LSM, organisasi

yang

berkompeten

Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010

3.3.2.9 Kantor Pengelolaan Aset Daerah

Tabel 3.12

Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Kantor Pengelolaan Aset Daerah

No Program & Kegiatan Indikasi Keluaran

Indikasi

Kegiatan Pagu Indikasi 2005-2011 Mitra SKPD/

Lokasi Keterangan

K.A K.R Rp. Sumber Dana

(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09)

1 Program penataan penguasaan,

pemilikan, penggunaan dan

pemanfaatan tanah.

Penataan penguasaan pemilikan,

penggunaan dan pemanfaatan

tanah

a. Pensertifikatan tanah/jalan

Pemerintah Kota Surakarta

b. Pembuatan dan pemasangan

patok

1.229.849.000

114.270.000

APBD KOTA

APBD KOTA

Pihak ke 3

Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010

3.3.2.10 Dinas Pertanian

Tabel 3.13

Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Pertanian

No Program & Kegiatan Indikasi Keluaran

Indikasi

Kegiatan Pagu Indikasi 2005-2011 Mitra SKPD/

Lokasi Keterangan

K.A K.R Rp. Sumber Dana

(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09)

1 Program peningkatan ketahanan

pangan.

Pemanfaatan pekarangan untuk

pengembangan pangan

Terjaminnya keamanan pangan

3.309.352..000

APBD KOTA

Kota

Surakarta

Page 123: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

108

2 Program peningkatan pemasaran

hasil peternakan.

Pembangunan sarana dan

prasarana pasar produksi hasil

peternakan

Terwujudnya sarana dan

prasarana RPU dan RPH

2.754.800.000

6.400.000.000

APBD KOTA

APBN

Kec. Jebres,

Pasarkliwon

Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010

3.3.2.11 Dinas Pariwisata Seni dan Budaya

Tabel 3.14

Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Pariwisata Seni dan Budaya

No Program & Kegiatan Indikasi Keluaran

Indikasi

Kegiatan Pagu Indikasi 2005-2011 Mitra SKPD/

Lokasi Keterangan

K.A K.R Rp. Sumber Dana

(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09)

1 Program pengembangan destinasi

pariwisata.

Peningkatan pembangunan sarana

dan prasarana pariwisata

Pengembangan daerah tujuan

wisata

a. Rehab dan pemeliharaan

Hotel Maliawan di

Tawangmangu; Penyediaan,

palaksanaan TIC (Tourist

Information Centre) dan biaya

operasional TIC; Rehab

bangunan obyek dan daya

tarik wisata; Penyediaan dan

pemeliharaan gedung

pameran/kegiatan seni

budaya; Pengecatan becak dan

shelter nuansa budaya

b. Perintisan, pembinaan dan

promosi Desa Wisata Baru;

Pelayanan di obyek dan daya

tarik wisata; Pembinaan

obyekdan daya tarik wisata;

Pengantaran tamu dinas ke

obyek dan daya tarik wisata;

Penataan dan pemeliharaan

Taman Wisata

3.210.000.000

1.050.000.000

APBD KOTA

APBD KOTA

Kota

Surakarta

dan luar

daerah

Kota

Surakarta

Pilihan

Pariwisata

Pilihan

Pariwisata

Page 124: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

109

Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010

3.3.2.12 Dinas Pengelolaan Pasar

Tabel 3.15

Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Pengelolaan Pasar

No Program & Kegiatan Indikasi Keluaran

Indikasi

Kegiatan Pagu Indikasi 2005-2011 Mitra SKPD/

Lokasi Keterangan

K.A K.R Rp. Sumber Dana

(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09)

1 Program pengembangan wilayah

strategis dan cepat tumbuh

Peningkatan bangunan pasar

Pembangunan baru pasar mobil

bekas

a. Terlaksananya renovasi Pasar

Kembang, Rejosari, Kliwon,

Depok, Harjodaksino, Legi,

Gede, Gading, Kadipolo,

Rejosari, Sidodadi, dan Klewer

b. Terwujudnya pasar mobil

bekas

50.000.000.000

3.000.000.000

APBD KOTA

APBD KOTA

Kota

Surakarta

Kota

Surakarta

Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010

Page 125: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

110

3.3.2.13 Kantor Pengelolaan PKL

Tabel 3.16

Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Kantor Pengelolaan PKL

No Program & Kegiatan Indikasi Keluaran

Indikasi

Kegiatan Pagu Indikasi 2005-2011 Mitra SKPD/

Lokasi Keterangan

K.A K.R Rp. Sumber Dana

(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09)

1 Program pembinaan pedagang kaki

lima dan asongan

Kegiatan penataan tempat

berusaha bagi pedagang kaki lima

a. Penataan/penertiban PKL

Manahan; Pengadaan tenda

PKL; Penataan PKL kawasan

Monumen 45 Banjarsari ke

Semanggi; Pembangunan

shelter PKL dan gerobak PKL

21.550.571.000

APBD KOTA

Kota

Surakarta

Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010

3.3.2.14 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal

Tabel 3.17

Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal

No Program & Kegiatan Indikasi Keluaran

Indikasi

Kegiatan Pagu Indikasi 2005-2011 Mitra SKPD/

Lokasi Keterangan

K.A K.R Rp. Sumber Dana

(01) (02) (03) (04) (05) (06) (07) (08) (09)

1 Program penataan struktur industri

Penyediaan sarana dan prasarana

klaster industri

1.400.000.000

APBD KOTA

Kota

Surakarta

Sumber: Penjabaran Matrik Program dan Kegiatan RPJMD Kota Surakarta 2005-2010

Page 126: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

111

3.4 Hasil Interview Pada Informan

Secara teoritis, penyusunan rencana tata ruang dan rencana pembangunan

dapat dilaksanakan secara bersamaan, saat masa penyusunan dua (2) sistem

perencanaan tersebut dimulai pada waktu yang bersamaan maka dalam tahapan

perumusan analisis SWOT dilakukan kolaborasi sinergisitas antara pihak

penyusun rencana tata ruang dan rencana pembangunan. Namun, apabila waktu

penyusunan kedua dimensi dokumen perencanaan ini tidak dilakukan dalam

waktu yang bersamaan, maka dokumen perencanaan yang telah ada terlebih

dahulu dijadikan acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan yang akan

disusun.

Di Kota Surakarta, saat penyusunan RTRW Kota Surakarta 2007-2026

telah dimulai, belum ada dokumen RPJPD sehingga dalam penyusunannya

memperhatikan arahan pembangunan dalam RPJMD. Apabila waktu penyusunan

RTRW Kota Surakarta ini bersamaan dengan penyusunan dokumen RPJPD Kota

Surakarta, maka keterpaduan dari dua dimensi rencana ini akan baik.

Dalam penyusunan dokumen perencanaan tersebut, seluruh stakeholder

dilibatkan dalam proses penyusunannya. Melalui pendekatan partisipatif,

keterlibatan dari seluruh stakeholder ini, khususnya masyarakat, terjadi saat

diadakan seminar pembahasan draft dokumen perencanaan menuju legalisasi

dokumen sebagai peraturan daerah. Saat dokumen ini telah resmi sebagai

instrumen dalam pemanfaatan dan pengendalian ruang maka disosialisasikan pada

seluruh SKPD yang terkait dengan pemanfaatan ruang.

Pemerintah Kecamatan di Kota Surakarta hanya berperan melaksanakan

kebijakan-kebijakan dari Pemerintah Kota, tidak bertanggung jawab untuk

mensosialisasikan RTRW Kota Surakarta. Sosialisasi tentang RTRW ini menjadi

tanggung jawab Dinas Tata Ruang Kota. Dalam hal ini Pemerintah Kecamatan

berperan dalam penegakan kebijakan melalui salah satu bagian pembangunan

lingkungan hidup dalam stuktural organisasi Pemerintah Kecamatan.

RTRW Kota Surakarta telah digunakan sebagai pedoman dalam

pemanfaatan ruang di Kota Surakarta, namun arahan dari RTRW ini masih belum

cukup operasional, sangat memungkinkan adanya multiinterpretasi saat memaknai

Page 127: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

112

rencana yang ada. Masih membutuhkan rencana rinci sebagai instrumen

pengendalian pemanfaatan ruang. Kedepannya, akan disusun rencana rinci

termasuk peraturan zonasi sebagai instrumen untuk pengendalian pemanfaatan

ruang.

Saat ini, sanksi peraturan daerah yang ada terkait penataan ruang tidak

terlalu tegas, tindakan yang dilakukan saat ada penyimpangan pemanfaatan ruang

hanyalah bersifat sanksi administratif dan penghentian kegiatan pembangunan.

Namun, kedepannya akan ada sanksi yang lebih tegas berupa sanksi pidana dan

denda.

Dalam perwujudan RTRW Kota Surakarta ini, tentunya seluruh SKPD

pelaksana pembangunan telah mengacu pada arahan dalam rencana tata ruang

tersebut. Prioritasi pembangunan keruangan saat ini dominan diutamakan pada

kegiatan yang berlokasi di Kota Surakarta bagian utara, sehingga alokasi

penganggaran diutamakan untuk kegiatan-kegiatan di lokasi tersebut.

Page 128: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

113

BAB 4

PEMBAHASAN KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH

(RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SURAKARTA

Pada bab ini akan diuraikan hasil telaah terkait persoalan dalam

penelitian, yakni menelaah proses penyusunan rencana keruangan dan

pembangunan, telaah terkait dengan muatan dan arahan rencana keruangan, telaah

penilaian keterpaduan mekanisme pra implementasi antara rencana keruangan dan

rencana pembangunan, telaah kelembagaan perencanaan keruangan dan

perencanaan pembangunan serta telaah indikasi penganggaran dalam perencanaan

demi menemukan tingkatan kinerja RTRW dalam pemanfaatan ruang di Kota

Surakarta.

4.1 Telaah Proses Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota

Surakarta

Proses penyusunan RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 bermula

dari pengumpulan data, analisis hingga rencana yang mana tiap tahapan proses

didokumentasikan pada bagian buku yang terpisah. Pihak yang terlibat dalam

penyusunan ialah tim ahli perencana yang dijadikan mitra kerja oleh Pemerintah

Kota Surakarta. Pada bagian substansi titik tolak/pertimbangan dalam

perencanaan, RTRW Kota Surakarta telah mempertimbangkan rencana keruangan

yang berada di jenjang atasnya namun tidak memperhatikan rencana

pembangunan yang ada di jenjang atasnya dan/atau yang sejajar. Hal ini

menyebabkan lepasnya nilai korelasi, keterpaduan dan sinkronisasi RTRW Kota

Surakarta terhadap rencana pembangunan yang ada demi terciptanya perencanaan

yang terintegratif. Semestinya dalam menentukan pertimbangan sebagai titik tolak

perencanaan juga memperhatikan arahan dari rencana pembangunan yang sudah

ada.

Meninjau dari prosedur penyusunan RPJM Kota Surakarta pada Gambar

3.1 juga tidak memperhatikan arahan dari rencana tata ruang yang ada.

Penyusunan RPJM berdasar pada visi dan misi Walikota periode 2005-2010,

Page 129: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

114

penyusunan rancangan awal RPJM oleh Bappeda serta masukan dari rencana

strategis SKPD yang kemudian dimusyawarahkan pada seluruh stakeholder dalam

forum MUSRENBANG RPJM. Proses penyusunan ini telah sesuai dengan yang

diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SPPN.

Pendekatan semacam ini merupakan pendekatan politik, yaitu merujuk pada visi

dan misi kepala daerah terpilih. Pendekatan partisipatif dengan melibatkan

stakeholder dalam forum MUSRENBANG RPJM. Pendekatan teknokratik

ditempuh melalui penyusunan rancangan awal RPJM oleh Bappeda, usulan

rencana strategis dari masing-masing SKPD beserta program-programnya.

Kemudian pendekatan top-down dan botton-up dilalui dengan sinkronisasi

kebijakan pemerintahan di jenjang atas dan bawahnya dalam Pemerintah Kota

Surakarta. Dari keseluruhan pendekatan dan proses ini, masih berbasis pada

perencanaan sektoral, secara konkrit belum menunjukkan adanya tinjauan akan

rencana tata ruang wilayah yang telah ditetapkan.

Ditinjau dari konteks waktu antara dua dokumen tersebut, terdapat

perbedaan jangka waktu (time frame) dan waktu penyusunan rencana. Pada

dokumen RTRW Kota Surarta Tahun 2007-2026 disusun pada Tahun 2006

dengan jangka waktu dua puluh (20) tahun, sedangkan dokumen RPJM Kota

Surakarta Tahun 2005-2010 disusun pada Tahun 2005. Jelas bahwa RPJM Kota

Surakarta ditetapkan terlebih dahulu daripada RTRW Kota Surakarta, sehingga

menurut hasil interview pada informan di Bappeda Kota Surakarta, penyusunan

RTRW mengacu pada RPJM Kota Surakarta. Walaupun RTRW ini disusun

setelah RPJM Kota Surakarta 2005-2010 tersusun, ditinjau dari siklus yang terjadi

saat penyusunan RTRW yang berlandaskan pada UUPR mulai tahun 1992 (UUPR

Nomor 24 Tahun 1992) selalu diadakan peninjauan atau revisi terhadap rencana

tata ruang secara periodik, hal ini mengindikasikan bahwa secara substansi atau

muatan dalam RTRW tidak akan lepas dari rencana tata ruang yang telah

ditetapkan/digunakan sebelumnya. Dengan demikian, secara substansi rencana,

RPJM Kota Surakarta mengacu pada RTRW Kota Surakarta.

Selain itu, menelaah dari arahan yang diamanatkan dalam Undang-

Undang Penataan Ruang (UUPR) serta pedoman dalam penyusunan rencana

Page 130: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

115

pembangunan daerah, mengisyaratkan bahwa proses penyusunan rencana tata

ruang dan rencana pembangunan dapat dilakukan secara bersamaan/beriringan

atau saling mengacu antara rencana tata ruang dan rencana pembangunan serta

sebaliknya.

Untuk menuju tercapainya keterpaduan rencana keruangan dalam

rencana pembangunan, perlu dikembangkan format baru dalam proses

penyusunan sehingga juga mempertimbangkan arahan rencana tata ruang

khususnya yang terkait dengan pembangunan keruangan, misalnya pada fungsi

lingkungan hidup. Model proses penyusunan rencana pembangunan dapat

diilustrasikan dengan skema berikut ini:

Gambar 4.1

Usulan Proses Penyusunan RPJMD

(Sumber: Analisis, 2010)

(

6

)

(

7

)

(

5

)

(

4

)

(

3

)

(

2

)

(

1

)

Visi, Misi, Program Kepala

Daerah Terpilih

Bappeda menyusun rancangan

Awal RPJMD

1. Visi, Misi Kepala Daerah

2. Strategi Pembangunan Daerah

3. Kebijakan Umum

4. Kerangka Ekonomi Daerah

5. Arahan Pemanfaatan Ruang*

6. Program SKPD

Bappeda menyusun rancangan

Akhir RPJMD

1. Visi, Misi Kepala Daerah

2. Strategi Pembangunan Daerah

3. Kebijakan Umum

4. Kerangka Ekonomi Daerah

5. Arahan Pemanfaatan Ruang*

6. Program SKPD

SKPD menyusun Renstra SKPD

Program SKPD

Bappeda

menyelenggarakan

MUSRENBANG RPJMD

Penetapan RPJMD

Digunakan sebagai

pedoman penyusunan

Rancangan RKPD

Page 131: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

116

4.2 Telaah Muatan dan Arahan RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-

2026

Telaah muatan dan arahan dalam RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-

2026 dimaksudkan untuk menilai kelengkapan isi rencana tata ruang berdasar

akan karakteristik wilayah di Kota Surakarta sehingga benar-benar siap digunakan

sebagai perwujudan pemanfaatan ruang.

4.2.1 Tinjauan Visi dan Misi Penataan Ruang Kota Surakarta

Pada prinsipnya, rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota

adalah penjabaran RTRW provinsi ke dalam kebijakan dan strategi

pengembangan wilayah kabupaten/kota yang sesuai dengan fungsi dan

peranannya dalam rencana pengembangan wilayah provinsi secara keseluruhan,

strategi pengembangan wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencana

struktur dan rencana pola ruang operasional. Oleh karena itu, dalam perumusan

visi dan misi keruangan wilayah Kota Surakarta harus berpijak pada kebijakan

dan strategi pengembangan dalam RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Jawa

Tengah. Hal ini telah tercantum dalam bab tiga (3) dalam dokumen RTRW Kota

Surakarta Tahun 2007-2026 yang memperhatikan dan mempertimbangkan

perencanaan sesuai dengan rencana tata ruang jenjang wilayah di atasnya.

Perumusan visi dan misi penataan ruang Kota Surakarta juga berdasar

pada visi pembangunan Kota Surakarta, hal ini dimaksudkan untuk menjaga

integritas visi pembangunan dan visi penataan ruang Kota Surakarta yang mana

penyusunan RTRW Kota Surakarta dilaksanakan setelah terdapat visi

pembangunan Kota Surakarta tersebut.

Selain upaya integritas di tataran visi pembangunan Kota Surakarta,

perumusan visi penataan ruang juga berdasar pada misi pembangunan Kota

Surakarta yang termuat dalam rencana pembangunan Kota Surakarta. Dengan

berdasar pada visi dan misi pembangunan Kota Surakarta tersebut maka

terumuskan visi penataan ruang dalam RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026

yaitu ‘Kota Produksi Bersih’ atau ‘Cleaner Production City’ dengan lima (5) misi

yang mendukung demi terwujudnya visi ini.

Page 132: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

117

Proses perumusan visi dan misi penataan ruang ini dapat dibuat skema

seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.2

Proses Perumusan Visi dan Misi Penataan Ruang Kota Surakarta

(Dalam RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026)

(Sumber: Analisis, 2010)

4.2.2 Tinjauan Tujuan Pemanfaatan Ruang Kota

Perumusan tujuan pemanfaatan ruang kota ini dibagi kedalam empat (4)

aspek, yakni tata ruang kota, sosial ekonomi, pengelolaan pembangunan kota dan

lingkungan hidup. Walaupun tujuan pemanfaatan ruang kota ini meliputi seluruh

aspek pembangunan suatu kota, namun isi dan hasil (outcome) dari keempat aspek

ini bermuara pada pemanfaatan ruang yang produknya ialah berupa

pengembangan fisik atau lingkungan. Hal ini sesuai dengan amanat perundangan

tentang penataan ruang wilayah kota bahwa tujuan penataan ruang wilayah kota

ditetapkan pemerintah daerah kota yang merupakan arahan perwujudan visi dan

misi pembangunan jangka panjang kota pada aspek keruangan, yang pada

dasarnya mendukung terwujudnya ruang wilayah nasional yang aman, nyaman,

produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan

Nasional.

4.2.3 Tinjauan Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Kota

4.2.3.1 Rencana Sistem Lingkungan

Rencana perwilayahan Kota Surakarta ini dibagi kedalam enam (6)

Bagian Wilayah Kota (BWK) dengan mempertimbangkan lokasi pusat kegiatan,

kondisi wilayah dan kependudukan. Pembagian wilayah kota ini juga telah

dijabarkan

Visi Pembangunan

Kota Surakarta

Misi Kota

Surakarta

(dalam rencana

pembangunan)

Visi dan Misi Penataan Ruang

Kota Surakarta

(dalam RTRW Kota Surakarta

Tahun 2007-2026)

Page 133: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

118

diperjelas dengan gambar peta yang bersifat dua (2) dimensi sehingga terlihat

dengan jelas batas-batas pembagian wilayahnya pada tiap BWK.

Akan tetapi, rencana pembagian wilayah tersebut tidak dijabarkan arah

rencana pengembangan yang spesifik pada tiap Bagian Wilayah Kota (BWK),

hanya melihat eksisting dominansi kegiatan dalam suatu wilayah yang kemudian

ditetapkan sebagai pusat kegiatan sehingga pembagian wilayah kedalam BWK

hanya digunakan dari sisi batas fisik wilayah tanpa arahan rencana pengembangan

keruangan di dalam BWK tersebut.

4.2.3.2 Rencana Pengembangan Fasilitas Sosial

Fasilitas sosial dalam RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 terdiri

dari fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan dan perdagangan. Rencana

fasilitas pendidikan diarahkan untuk pengembangan penambahan sarana TK, SD

dan SLTP. Fasilitas kesehatan direncanakan untuk pengembangan rumah sakit

umum dan rumah sakit khusus pada BWK III dan IV sebagai magnet

perkembangan wilayah Kota Surakarta bagian utara.

Menurut standar kebutuhan fasilitas peribadatan, tidak membutuhkan

adanya penambahan fasilitas peribadatan sampai akhir tahun perencanaan, yakni

tahun 2026. Sedangkan pada fasilitas perdagangan diarahkan untuk penambahan

fasilitas pasar kelas II, yang melayani suatu kawasan di BWK III dan IV.

Meninjau dari substansi jenis fasilitas sosial ini, yang seharusnya

termasuk dalam bagian rencana struktur pusat pelayanan kegiatan kota, masih

banyak kekurangan jenis pusat pelayanan kegiatan yang tidak direncanakan dalam

RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 ini. Misalnya: rencana pengembangan

industri, rencana pengembangan pariwisata, rencana pengembangan olahraga dan

rekreasi, serta rencana pusat pelayanan pemerintahan yang secara eksisting

keberadaan fasilitas tersebut mengisi ruang di Kota Surakarta sehingga juga perlu

direncanakan.

4.2.3.3 Rencana Pengembangan Perumahan

Pengembangan perumahan didasarkan pada rencana distribusi dan

kepadatan penduduk, sehingga diperlukan adanya penambahan jumlah rumah

Page 134: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

119

untuk mengimbangi proyeksi pertumbuhan penduduk. Pada BWK I, V dan VI

diarahkan pada pembangunan perumahan secara vertikal.

4.2.3.4 Rencana Pengembangan Utilitas

Pengembangan utilitas dibagi kedalam jaringan listrik, jaringan air

bersih, jaringan telepon, jaringan drainase dan sistem pengelolaan persampahan.

Rencana pengembangan jaringan listrik terdiri dari arahan pengembangan pola

jaringan yang disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dalam PLN dan

pemenuhan kebutuhan listrik bagi tiap jenis kegiatan dalam kota berdasar pada

kapasitas yang dibutuhkan.

Pada rencana jaringan air bersih dibutuhkan adanya kemitraan lintas

wilayah karena sumber mata air yang terbatas dalam wilayah Kota Surakarta.

Pengembangan jaringan telepon diarahkan pada penambahan jumlah sambungan

telepon, sedangkan pengembangan jaringan drainase diarahkan pada optimalisasi

fungsi jaringan yang sudah ada serta pengembangan pada kawasan-kawasan yang

belum terjangkau.

Pengelolaan sampah diarahkan pada pengolahan menjadi bahan pupuk di

TPA. Selain itu juga diperlukan adanya penambahan TPS yang tersebar di

wilayah kota.

Meninjau dari muatan rencana pengembangan utilitas ini, yang termasuk

dalam rencana sistem jaringan prasarana kota, terdapat beberapa jenis prasarana

yang tidak direncanakan. Misalnya jaringan telematika (tidak hanya jaringan

telepon), penyediaan air minum kota, penyediaan air limbah kota, sanitasi, sarana

dan prasarana pedestrian serta jalur evakuasi bencana. Sebagai kota besar,

semestinya Kota Surakarta juga direncanakan terkait prasarana-prasarana tersebut.

4.2.3.5 Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi

Pada rencana pengembangan jaringan transportasi meliputi sistem

jaringan transportasi darat, yaitu jaringan jalan dan jaringan rel kereta api.

Rencana jaringan jalan terdiri dari pengembangan pola dan fungsi jaringan jalan

pada tiap kelas, dimensi jaringan jalan pada tiap kelas serta pengembangan

fasilitas transportasi umum. Rencana pengembangan jaringan rel kereta api

diarahkan pada pengembangan perlintasan tidak sebidang.

Page 135: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

120

Rencana pengembangan transportasi merupakan sistem prasarana utama

dalam suatu kota. Di Kota Surakarta, terdapat dua (2) macam sistem jaringan

transportasi yaitu transportasi darat dan transportasi udara. Dalam RTRW Kota

Surakarta Tahun 2007-2026 ini tidak terdapat rencana yang mengarahkan

pengembangan transportasi udara.

4.2.4 Tinjauan Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

4.2.4.1 Kawasan Lindung

Pada rencana pola kawasan lindung mengatur tentang kawasan lindung

sempadan sungai dan sempadan jalan kereta api, kawasan lindung cagar budaya

dan kawasan lindung rawan bencana banjir. Namun belum ada rencana kawasan

lindung yang berupa hutan lindung (hutan kota), kawasan resapan air dan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) kota.

4.2.4.2 Kawasan Budidaya

Rencana kawasan budidaya dibagi kedalam beberapa rencana zona, yaitu

zona perumahan, pendidikan, perdagangan dan jasa, perkantoran, industri,

kesehatan, campuran, rekreasi dan olahraga/open space, kuburan/makam,

perairan. Zona campuran dimaksudkan untuk pertimbangan kelayakan

percampuran kegiatan dalam suatu zona tertentu. Dalam rencana kawasan

budidaya ini belum ada rencana zona pariwisata dan ruang evakuasi bencana.

4.2.5 Tinjauan Pelaksanaan Rencana

Pelaksanaan rencana dalam RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026

memuat tentang rencana tindak lanjut dari produk rencana dalam kaitannya

dengan legalisasi rencana, sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan, organisasi

pelaksana dalam pemerintah kota serta pentahapan pelaksanaan pembangunan

yang berisi indikasi program selama jangka waktu perencanaan (20 tahun).

Dari seluruh substansi perencanaan tata ruang yang ada dalam RTRW

Kota Surakarta Tahun 2007-2026 dapat dibuat matrik penilaian kelengkapan

muatan berdasar pada kriteria sifat kekotaan menurut Undang-Undang Penataan

Ruang (UUPR) pada karakteristik wilayah Kota Surakarta ialah sebagai berikut:

Page 136: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

121

Tabel 4.1

Penilaian Rencana RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026

Berdasarkan Kelengkapan Substansi dan Karakteristik Wilayah No Muatan Ada (%) Tidak (%)

A Rencana Struktur Ruang

1 Perwujudan pusat-pusat pelayanan

1.1 Pusat pelayanan kota √ 3,44 - -

1.2 Sub pusat pelayanan kota √ 3,44 - -

1.3 Pusat lingkungan √ 3,44 - -

2 Perwujudan sistem prasarana

Sistem prasarana utama

2.1 Sistem jaringan transportasi darat √ 3,44 - -

2.2 Sistem jaringan transportasi udara - - √ 3,44

Sistem prasarana lainnya

2.3 Sistem jaringan energi/ kelistrikan √ 3,44 - -

2.4 Sistem jaringan telekomunikasi √ 3,44 - -

2.5 Sistem jaringan sumber daya air kota √ 3,44 - -

Infrastuktur perkotaan

2.6 Sistem penyediaan air minum kota - - √ 3,44

2.7 Sistem penyediaan air limbah kota - - √ 3,44

2.8 Sistem persampahan kota √ 3,44 - -

2.9 Sistem drainase kota √ 3,44 - -

2.10 Penyediaan sarana dan prasarana

pedestrian

- - √ 3,44

2.11 Jalur evakuasi bencana - - √ 3,44

B Perwujudan Pola Ruang

1 Perwujudan kawasan lindung

1.1 Hutan Lindung - - √ 3,44

1.2 Kawasan resapan air - - √ 3,44

1.3 Kawasan perlindungan setempat √ 3,44 - -

1.4 Ruang terbuka hijau (RTH) kota (taman,

kuburan)

√ 3,44 - -

1.5 Kawasan suaka alam dan cagar budaya √ 3,44 - -

1.6 Kawasan rawan bencana alam (banjir) √ 3,44 - -

2 Perwujudan kawasan budidaya -

2.1 Kawasan perumahan √ 3,44 - -

2.2 Kawasan perdagangan dan jasa √ 3,44 - -

2.3 Kawasan perkantoran √ 3,44 - -

2.4 Kawasan industri √ 3,44 - -

2.5 Kawasan pariwisata - - √ 3,44

2.6 Kawasan non ruang terbuka hijau - - √ 3,44

2.7 Kawasan ruang evakuasi bencana - - √ 3,44

2.8 Kawasan peruntukan ruang bagi sektor

informal (campuran)

√ 3,44 - -

2.9 Kawasan olahraga/ open space √ 3,44 - -

C Perwujudan Kawasan Strategis Kota Tidak terdapat penetapan kawasan

strategis di Kota Surakarta

1 Kawasan berhimpitan dengan kawasan

strategis nasional dan kawasan strategis

provinsi

- - - -

1.1 ... - - - -

Page 137: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

122

2 Kawasan strategis dari sudut kepentingan

ekonomi

- - - -

2.1 ... - - - -

3 Kawasan strategis dari sudut kepentingan

sosial budaya

- - - -

3.1 ... - - - -

4 Kawasan strategis pendayagunaan sumber

daya alam dan/atau teknologi tinggi

- - - -

4.1 ... - - - -

5 Kawasan strategis dari sudut kepentingan

fungsi dan daya lingkungan

- - - -

5.1 ... - - - -

6 Kawasan strategis dari kepentingan

pembangunan wilayah dan kota

- - - -

6.1 ... - - - -

Total (dari 29 kriteria) 19 65,52 10 34,48

Sumber: Analisis, 2010

Keterangan: Penilaian = Kriteria Muatan

Total Kriteria x 100%

Berdasar dari penilaian dalam tabel di atas, dapat dikatakan bahwa

RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 telah memenuhi kelengkapan substansi

rencana sebesar 65,52%, sedangkan terdapat kekurangan substansi rencana

sebesar 34,48%. Semestinya muatan-muatan yang menjadi kekurangan substansi

dalam rencana turut juga direncanakan karena wilayah Kota Surakarta karena dari

kondisi eksisting di Kota Surakarta terdapat kegiatan dan tata guna lahan seperti

yang tertera di butir-butir kekurangan yang perlu direncanakan.

Penilaian ini masih belum mempertimbangkan dari aspek rencana

kawasan strategis kota karena tidak ada penetapan kawasan strategis dalam

RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 yang semestinya terdapat penetapan

kawasan strategis kota dari berbagai sudut kepentingan Kota Surakarta. Padahal

dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah, Kota Surakarta diarahkan untuk

pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi,

sosial budaya, daya dukung lingkungan hidup serta pertahanan dan keamanan.

Page 138: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

123

4.3 Telaah Keterpaduan Mekanisme Pra Implementasi Rencana dalam

RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 dan RPJM Kota

Surakarta Tahun 2005-2010

Untuk menelaah serta menilai korelasi, keterpaduan dan sinkronisasi

antara RTRW dan RPJM Kota Surakarta, menggunakan matrik komparasi yang

ditinjau menurut muatan dan indikasi pemanfaatan ruang terhadap program dan

kegiatan dalam rencana strategis SKPD yang termuat dalam RPJM Kota Surakarta

sebagai mekanisme pra implementasi rencana. Mekanisme pra implementasi

rencana yang berupa daftar program perwujudan pemanfaatan ruang (indikasi

program pelaksanaan pembangunan RTRW Kota Surakarta pada Tabel 3.3) dalam

penataan ruang dan program lima tahunan rencana strategis SKPD dalam

Pemerintah Kota Surakarta yang terdapat pada Tabel 3.4 sampai Tabel 3.17 akan

dikomparasi atau dibandingkan untuk menemukan korelasi, sinkronisasi dan

keterpaduannya. Perbandingan dilakukan dengan menggunakan alat analisis

berupa tabel komparasi yang terdapat dalam Tabel 1.1, melalui input data

program-program yang terkait pada tiap baris dalam tabel. Perbandingan tersebut

ditunjukkan dalam matrik komparasi di bawah ini:

Page 139: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

124

Tabel 4.2

Komparasi RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 Terhadap RPJM Kota Surakarta 2005-2010

No

Rencana Keruangan Rencana Pembangunan

Instansi Pelaksana

Keterpaduan

Rencana

RTRW Kota Surakarta RPJM Kota Surakarta Tahun 2005-2010

Program Utama Loka

si

PJM-1

x1-x5

PJM-2

x5-x10

PJM-3

x10-x15

PJM-4

x15-x20

Program dan Kegiatan/ Indikasi Keluaran Dalam

RTRW

Dalam

RPJM

A Umum

Penetapan dan

pengesahan Perda

Legislasi rancangan peraturan perundang-

undangan

Bappeda,

Bag. Hukum

Bagian

Hukum dan

HAM

Penyusunan Perda

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

Legislasi rancangan peraturan perundang-

undangan

Penyusunan kebijakan pengendalian

pemanfaatan ruang

Penataan penguasaan pemilikan,

penggunaan dan pemanfaatan tanah

- Sosialisasi teknis perijinan bangunan

Bappeda,

Bag. Hukum

Bagian

Hukum

dan HAM

Kantor

Pengelolaa

n Aset

Daerah

Dinas Tata

Kota

Sosialisasi RTRW

Sosialisasi Kebijakan Pembangunan Daerah

Fasilitasi peningkatan peran serta

masyarakat dalam pemanfaatan ruang

Sosialisasi kebijakan, norma, standar,

prosedur, manual pemanfaatan ruang

- Pembuatan naskah akademis rancangan

perubahan Perda No. 8/1988

- Pembuatan draft raperda bangunan

Bappeda

Bappeda

Dinas Tata

Kota √

Evaluasi RTRW Revisi Rencana Tata Ruang Bappeda Bappeda √

Penyusunan RDTRK Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Bappeda Bappeda √

Page 140: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

125

Penyusunan Rencana Teknis Tata Ruang

Kawasan

- - - - - Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan - Dinas Tata

Kota −

- - - - - Pengawasan pemanfaatan ruang

Koordinasi teknis perijinan

- Dinas Tata

Kota −

B Perwujudan Struktur Ruang

1 Perwujudan pusat-pusat pelayanan

1.1 Pusat pelayanan

kota

Studi Pengembangan

Rumah Susun

- Pembangunan rumah susun sewa

(RUSUNAWA) Bappeda DPU √

Studi Pengembangan

Apartemen

- Bappeda - −

Peningkatan Taman

Wisata Jurug

(dalam rencana

struktur tidak

terdapat

pengembangan

obyek wisata, namun

muncul di indikasi

pemanfaatan

pelaksanaan

pembangunan)

- DPU, Dinas

Pariwisata - −

Studi Kelayakan

Pengembangan

RSUD Kota Surakarta

- Bappeda - −

Pembangunan RSUD

Kota Surakarta

-

DPU, Dinas

Kesehatan - −

Pengembangan

Techno Park

Pengembangan Solo Techno Park DPU Bappeda √

- - - - -

Peningkatan pembangunan sarana dan

prasarana pariwisata

Pengembangan daerah tujuan wisata

-

Dinas

Pariwisata

Seni dan

Budaya

Page 141: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

126

- - - - - - Pembangunan/ Rehabilitasi Fasilitas Kantor

Pemerintah - DPU −

- - - - - Pembangunan baru pasar mobil bekas - DPP −

1.2 Sub pusat

pelayanan kota

Pembangunan Pasar

Tradisional

- Bappeda - −

Pembangunan Pasar

Kadipiro

- Bappeda - −

- - - - - - Pembangunan Sarana dan Prasarana

Kecamatan - DPU −

- - - - - - Pembangunan/ Rehabilitasi Bangunan

Fasilitas Kesehatan - DPU −

- - - - - - Pembangunan/ Rehabilitasi Fasilitas Ibadah - DPU −

- - - - - Pembangunan sarana dan prasarana pasar

produksi hasil peternakan -

Dinas

Pertanian −

1.3 Pusat

lingkungan

- - - - -

- Pembangunan Sarana dan Prasarana

Kelurahan

- Pembangunan sarana dan prasarana RT

dan RW

- DPU −

2 Perwujudan sistem prasarana

Sistem prasarana utama

2.1 Sistem jaringan

transportasi

darat

Peningkatan Jalan

Arteri Primer

Perencanaan Rehabilitasi/ Pemeliharaan

Jalan

- Pemeliharaan rutin berkala jalan arteri

primer, arteri sekunder, kolektor primer,

kolektor sekunder, lokal primer dan lokal

sekunder

- Peningkatan, penggantian dan

pembangunan jalan dan jembatan

DPU Bappeda

DPU

Page 142: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

127

Peningkatan Jalan

Arteri Sekunder

Perencanaan Rehabilitasi/ Pemeliharaan

Jalan

- Pemeliharaan rutin berkala jalan arteri

primer, arteri sekunder, kolektor primer,

kolektor sekunder, lokal primer dan lokal

sekunder

- Peningkatan, penggantian dan

pembangunan jalan dan jembatan

DPU Bappeda

DPU

Studi Pengembangan

Jalan Kolektor Primer

- Pembangunan jalan baru, arteri, kolektor

dan lokal Bappeda DPU √

Peningkatan Jalan

Kolektor Primer

Perencanaan Rehabilitasi/ Pemeliharaan

Jalan

- Pemeliharaan rutin berkala jalan arteri

primer, arteri sekunder, kolektor primer,

kolektor sekunder, lokal primer dan lokal

sekunder

- Peningkatan, penggantian dan

pembangunan jalan dan jembatan

DPU Bappeda

DPU

Pembangunan Jalan

Kolektor Primer

- Peningkatan, penggantian dan

pembangunan jalan dan jembatan

- Pembangunan jalan baru, arteri, kolektor

dan lokal

DPU DPU √

Peningkatan Jalan

Kolektor Sekunder

Perencanaan Rehabilitasi/ Pemeliharaan

Jalan

- Pemeliharaan rutin berkala jalan arteri

primer, arteri sekunder, kolektor primer,

kolektor sekunder, lokal primer dan lokal

sekunder

- Peningkatan, penggantian dan

pembangunan jalan dan jembatan

DPU Bappeda

DPU

Peningkatan Jalan

Lokal Primer

Perencanaan Rehabilitasi/ Pemeliharaan

Jalan

- Pemeliharaan rutin berkala jalan arteri

primer, arteri sekunder, kolektor primer,

kolektor sekunder, lokal primer dan lokal

sekunder

DPU Bappeda

DPU

Page 143: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

128

- Peningkatan, penggantian dan

pembangunan jalan dan jembatan

Studi Optimalisasi

Terminal Bis

- Pembangunan Terminal Type A Bappeda DPU √

Pembangunan Halte

Bis Antar Kota

Kegiatan penataan tempat-tempat

pemberhentian angkutan umum

(pengadaan shelter)

Kegiatan penataan tempat-tempat

pemberhentian angkutan umum (survey

penetapan pangkalan taksi)

Pembangunan halte bis dan taksi gedung

terminal

DPU, Dishub Dinas LLAJ √

Studi Kelayakan

Pengembangan Jalan

Kereta Layang

- Bappeda - −

Studi Pengembangan

Terminal

Barang/Cargo

Pengembangan sarana dan prasarana

pelayanan jasa angkutan (Studi persiapan

dan pembangunan rest area angkutan

barang)

Pembangunan halte bis dan taksi gedung

terminal

Bappeda Dinas LLAJ √

Studi Pengembangan

Jalan Lingkar Selatan

- Bappeda - −

Studi Jalan lingkar

dalam Kota

(innerring road)

- Bappeda - −

- - Pembangunan jembatan DPU −

2.2 Sistem jaringan

transportasi

udara

- - - - - - - −

Sistem prasarana lainnya

2.3 Sistem jaringan

energi/

kelistrikan

Page 144: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

129

Pengembangan

Jaringan Listrik

- PLN - −

2.4 Sistem jaringan

telekomunikasi

(dalam rencana

terdapat

pengembangan

jaringan dengan

penambahan jumlah

sambungan telepon,

namun tidak muncul

dalam indikasi

program pelaksanaan

pembangunan)

- - - - - - - −

2.5 Sistem jaringan

sumber daya air

kota

Pengembangan

Jaringan Air Bersih

Konservasi sumber daya air dan

pengendalian kerusakan sumber air

PDAM,

Swasta KLH √

Infrastuktur perkotaan

2.6 Sistem

penyediaan air

minum kota

- - - - - - - −

2.7 Sistem

penyediaan air

limbah kota

Peningkatan

Pelayanan Jaringan

Air Limbah Terpadu

(dalam rencana tidak

terdapat

pengembangan air

limbah, namun

muncul di indikasi

program pelaksanaan

pembangunan)

- Pembangunan Sanitasi Masyarakat DPU, PDAM DPU √

Page 145: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

130

2.8 Sistem

persampahan

kota

Pengadaan TPS

(Sampah)

Pembangunan lahan penimbunan baru di

TPA Putri Cempo

DPU, DKP,

PDAM DKP

(berbeda

kegiatan)

2.9 Sistem drainase

kota

Peningkatan Jaringan

Drainase

- Perluasan dan Pembangunan Saluran dan

Bangunan Pelengkap

- Peningkatan/ rehabilitasi saluran dan

bangunan pelengkap

- Perluasan/ pembangunan saluran dan

bangunan pelengkap

- Penyusunan piranti lunak drainase

DPU, PDAM DPU √

Normalisasi Kali

Pelemwulung

- DPU, PDAM - −

2.10 Penyediaan

sarana dan

prasarana

pedestrian

- - - - - - Pembangunan Solo City Walk - Dinas Tata

Kota −

2.11 Jalur evakuasi

bencana - - - - - - - −

C Perwujudan Pola Ruang

1 Perwujudan kawasan lindung

1.1 Hutan Lindung

- - - - - Pengendalian kerusakan hutan dan lahan - KLH −

1.2 Kawasan

resapan air - - - - - - - −

1.3 Kawasan

perlindungan

setempat

Page 146: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

131

Penguasaan Kawasan

Lindung Sempadan

Sungai

- Penyusunan Perda/ Sempadan Sekda Ska DPU √

Sosialisasi

Pemanfaatan

Kawasan Lindung

Sempadan Sungai

- Penyusunan Perda/ Sempadan Bappeda,

Dinas LH DPU √

Sosialisasi

Pemanfaatan

Kawasan Lindung

Sempadan Rel KA

- Penyusunan Perda/ Sempadan Bappeda,

Dinas LH DPU √

1.4 Ruang terbuka

hijau (RTH)

kota

Pengembangan

Taman Tirtonadi

Pembangunan taman mapam manahan

Surakarta

Pembuatan taman dan patung Gilingan

Pembuatan taman Setabelan

Pembuatan taman Ngesus

Pembuatan taman Banjarsari

Pembuatan pagar BRC Taman Banjarsari

Pembuatan taman Soekarno-Hatta

Penanaman turus jalan dan taman jalur

hijau

DPU, DKP DKP

(berbeda

kegiatan)

1.5 Kawasan suaka

alam dan cagar

budaya

Studi Pengendalian

Kawasan Lindung

Cagar Budaya

- Revitalisasi bangunan dan kawasan

peninggalan sejarah

- Pembangunan Kampung Batik Laweyan

Bappeda

DPU

Dinas Tata

Kota

1.6 Kawasan rawan

bencana alam - - - - - - - −

(dalam rencana pola

kawasan lindung

terdapat penetapan

Page 147: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

132

kawasan rawan

bencana banjir,

namun tidak ada

indikasi program

pelaksanaan

pembangunan yang

berkaitan dengan

kawasan ini)

2 Perwujudan kawasan budidaya

2.1 Kawasan

perumahan

Perbaikan

Lingkungan

Perumahan

Perbaikan rumah tak layak huni

Penataan lingkungan kumuh

- Rehabilitasi rumah sewa

- Rehabilitasi Pondok Boro

- Perbaikan prasarana lingkungan

permukiman

DPU

Dinas

Kesejahter

aan

Rakyat, PP

dan KB

DPU

2.2 Kawasan

perdagangan

dan jasa

Penataan Kawasan

Pasar Legi

- Pembangunan/ Rehabilitasi Bangunan Pasar

Peningkatan bangunan pasar Bappeda

DPU

DPP

Penataan Kawasan

Pasar Klewer

- Pembangunan/ Rehabilitasi Bangunan Pasar

Peningkatan bangunan pasar Bappeda

DPU

DPP

Penataan Kawasan

Pasar Nusukan

- Pembangunan/ Rehabilitasi Bangunan Pasar

Peningkatan bangunan pasar Bappeda

DPU

DPP

Penataan Kawasan

Pasar Gede

- Pembangunan/ Rehabilitasi Bangunan Pasar

Peningkatan bangunan pasar Bappeda

DPU

DPP

2.3 Kawasan

perkantoran - - - - - - - −

2.4 Kawasan

industri - - - - - - - −

(dalam rencana pola

terdapat penetapan - - - -

- Revitalisasi kawasan sentra industri

Penyediaan sarana dan prasarana klaster -

DPU

Dinas

Page 148: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

133

dan pengembangan

zona industri, namun

tidak muncul di

indikasi program

pemanfaatan ruang)

industri Perindustri

an,

Perdagang

an dan

Penanama

n Modal

2.5 Kawasan

pariwisata

- - - - - - Revitalisasi kawasan obyek wisata - DPU −

2.6 Kawasan non

ruang terbuka

hijau

Studi Pengembangan

Parkir Umum Kota

(dalam rencana tidak

terdapat rencana

pengembangan

parkir umum kota,

namun muncul di

indikasi program

pelaksanaan

pembangunan)

- Bappeda - −

2.7 Kawasan ruang

evakuasi

bencana

- - - - - - - −

2.8 Kawasan

peruntukan

ruang bagi

sektor informal

(campuran)

Penataan Kawasan

Manahan

-

DPU, DKP,

Ormas - −

- - - - - Kegiatan penataan tempat berusaha bagi

pedagang kaki lima - DPP −

2.9 Kawasan

olahraga/ open - - - - - - - −

Page 149: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

134

Sumber: Analisis, 2010

Keterangan : (√) = terpadu

(−) = tidak terpadu

space

(dalam rencana pola

terdapat penetapan

zona olahraga/ open

space, namun tidak

terdapat indikasi

program

pemanfaatan ruang

yang berhubungan

dengan zona ini

- - - - -

- Penataan dan pengembangan kawasan

perbatasan yang tertinggal - DPU −

D Perwujudan Kawasan Strategis Kota

(dalam RTRW tidak ada penetapan kawasan strategis di Kota Surakarta)

1 Kawasan berhimpitan dengan kawasan strategis nasional dan kawasan

strategis provinsi

1.1 ...

2 Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi

2.1 ...

3 Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya

3.1 ...

4 Kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi

tinggi

4.1 ...

5 Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya lingkungan

5.1 ...

6 Kawasan strategis dari kepentingan pembangunan wilayah dan kota

6.1 ...

Total (dari 72 indikasi program pemanfaatan ruang/ pembangunan) (√) = 30

(−) = 42

Page 150: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

135

Apabila hasil total dari check list keterpaduan tersebut dikonversi dalam

prosentase maka dihasilkan perhitungan sebagai berikut:

Prosentase Keterpaduan = Indikasi Program

Total Indikasi Program x 100%

Terpadu (√ ) = 30

72 x 100% = 41,67%

Tidak Terpadu (−) = 42

72 x 100% = 58,33%

Penarikan hasil perhitungan prosentase ini didasarkan atas pertimbangan:

1. Mengabaikan kesamaan dinas pengelola/instansi pelaksana karena

dianggap belum adanya koordinasi dan persamaan pengetahuan

mengenai Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) suatu SKPD di

Pemerintah Kota Surakarta pada pihak penyusun kedua rencana.

2. Pada rencana keruangan, penilaian berdasar pada indikasi program

pemanfaatan ruang walaupun di beberapa indikasi program terdapat

ketidaksinkronan antara rencana yang ada dengan indikasi program

pemanfaatan ruang dalam RTRW. Sedangkan pada rencana

pembangunan, input data program/kegiatan/indikasi keluaran yang

ditetapkan sebagai pembanding ditentukan dari identifikasi

program/kegiatan/indikasi keluaran pada seluruh SKPD di Pemerintah

Kota Surakarta dalam RPJM yang berkaitan dengan pembangunan

keruangan.

3. Memperhitungkan muatan aspek tata ruang yang seharusnya diakomodir

dalam RTRW Kota Surakarta namun tidak terdapat dalam rencana tata

ruang tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tetap terdapat aspek tata ruang

yang melingkupi program pembangunan bilamana program

pembangunan ini berkaitan dengan salah satu aspek tata ruang yang tidak

terakomodir.

4. Tidak memperhitungkan akan penetapan kawasan strategis kota, karena

tidak terdapat penetapan kawasan strategis dalam RTRW Kota Surakarta

Tahun 2007-2026 serta dalam program/kegiatan/indikasi keluaran SKPD

Page 151: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

136

tidak terdapat arahan pembangunan yang menyangkut pengembangan

kawasan strategis/prioritas, sedangkan dalam RTRW Provinsi Jawa

Tengah terdapat arahan pengembangan Kota Surakarta sebagai kawasan

strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sosial budaya,

daya dukung lingkungan hidup serta pertahanan dan keamanan.

Dari hasil perhitungan di atas, dapat dikatakan bahwa tingkat

keterpaduan mekanisme pra implementasi akan rencana dalam RTRW dengan

rencana pembangunan yang bersifat keruangan di Kota Surakarta terbilang

rendah, kurang terpadu secara utuh. Sebesar 41,67% indikasi program

pelaksanaan pembangunan ruang yang terpadu secara langsung dengan program

pembangunan lima tahunan dalam instansi pelaksana. Sedangkan sisanya, sebesar

58,33% dari keseluruhan program tidak terpadu.

Dengan melihat nilai keterpaduan yang ada, maka juga dapat dikatakan

terdapat korelasi dam sinkronisasi antara RTRW dan RPJM Kota Surakarta

walaupun tidak mencapai kondisi yang optimal dan menyeluruh.

4.4 Telaah Kelembagaan Penyusun Perencanaan Keruangan dan

Perencanaan Pembangunan

Dari Tabel 4.2 terkait komparasi indikasi program dalam rencana tata

ruang dan rencana pembangunan, terlihat telah ada pembagian tugas instansi

teknis pelaksana sebagai pengelola pembangunan. Namun dalam indikasi

pelaksanaan pembangunan di RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 dengan

yang terdapat dalam RPJM Kota Surakarta Tahun 2005-2010 terdapat perbedaan

yang sangat signifikan mengenai SKPD yang berfungsi untuk

melaksanakan/mengelola pembangunan. Walaupun terdapat keterpaduan program,

kadangkala ada perbedaan SKPD yang berfungsi untuk mengimplementasikan

rencana antara kedua dokumen perencanaan tersebut. Semestinya dalam kurun

waktu rencana yang saling beriringan atau bersamaan terdapat kesamaan SKPD

sehingga ada penyamaan persepsi dalam pengelolaan pembangunan.

Hal ini dapat disebabkan dalam penyusunan RTRW Kota Surakarta

Tahun 2007-2026, tim ahli penyusun tidak melakukan peninjauan akan tugas

pokok dan fungsi dari tiap SKPD yang terdapat di Pemerintah Kota Surakarta,

Page 152: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

137

sehingga SKPD yang ditetapkan sebagai pengelola pembangunan di luar dari

Tupoksi yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Akibatnya ialah

adanya ketidakjelasan penanggung jawab pengelola pembangunan yang

diindikasikan dari kedua dimensi perencanaan walaupun terdapat keterpaduan

program dan kegiatan.

Semestinya terdapat sinkronisasi program yang dilakukan oleh masing-

masing SKPD sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, baik dalam rencana tata

ruang maupun dalam rencana pembangunan. Diperlukan adanya komunikasi antar

lembaga perencanaan dan pelaku yang berkepentingan sehingga tercipta suasana

koordinasi yang efektif. Koordinasi ini dilakukan saat formulasi dan penyusunan

rencana, implementasi sampai tahap evaluasi.

Bappeda Kota Surakarta yang juga memiliki fungsi sebagai badan

koordinasi perencanaan dari seluruh SKPD di Pemerintah Kota Surakarta

seyogyanya melakukan penyesuaian pengelola pembangunan sesuai dengan

fungsi dan kewenangan masing-masing SKPD, tidak hanya dalam rencana

pembangunan namun juga dalam indikasi perwujudan pemanfaatan ruang

sehingga terbentuk penyamaan pemahaman dan persepsi tentang substansi

kebijakan untuk menyelesaikan masalah tertentu, menyelesaikan konflik

kepentingan dalam pemanfaatan sumber daya (resources) pembangunan.

Sehubungan dengan implementasi rencana, khususnya dalam rencana

tata ruang, sangat diperlukan penjabaran dalam bentuk rencana rinci yang lebih

bersifat operasional sehingga jelas untuk digunakan sebagai pengendalian

pemanfaatan ruang di wilayah kota. Publikasi dan sosialisasi terkait isi rencana

perlu digalakkan agar fungsi pengawasan dari seluruh stakeholder termasuk

masyarakat dapat tercapai dengan efektif.

Berpijak dari pembahasan kelembagaan penyusun rencana di atas, maka

kondisi kelembagaan dan mekanisme implementasi rencana yang telah

diselenggarakan sampai saat ini dapat dikatakan masih kurang terpadu dan kurang

terlibat secara integratif guna mencapai keterpaduan rencana keruangan dan

rencana pembangunan.

Page 153: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

138

4.5 Telaah Indikasi Penganggaran dalam Perencanaan

Belum ada keterpaduan secara utuh dalam rencana tata ruang wilayah

dan rencana pembangunan di Kota Surakarta. Hanya berkisar 41,67% dari seluruh

program yang berkaitan dengan pembangunan keruangan/lingkungan/fisik yang

terpadu. Hal ini menjadi kendala dalam menentukan rencana yang prioritas untuk

segera diimplementasikan sehingga penganggaran yang ditetapkan tidak melalui

tahapan prioritasi rencana/program/kegiatan. Seharusnya penganggaran disusun

sesuai dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan perencanaan.

Secara substansi, RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 telah

mengindikasikan sumber-sumber pendanaan yang dapat diraih untuk mewujudkan

rencana yang telah ditetapkan. Sumber-sumber yang teridentifikasi untuk

membiayai ialah berasal APBN, APBD Provinsi Jawa Tengah, APBD Kota

Surakarta, penanaman modal (pihak swasta), swadaya masyarakat dan sumber

dana dari lembaga asing. Akan tetapi, walaupun telah disebutkan beberapa sumber

pendanaan yang berasal dari pemerintah, swasta, swadaya masyarakat dan

lembaga asing namun pada Tabel 3.3 tentang indikasi program pelaksanaan

pembangunan tidak disebutkan program-program yang dapat dianggarkan melalui

dana non pemerintah. Semua program hanya dianggarkan melalui sumber dana

pemerintah yang terdiri dari APBD Kota Surakarta, APBD Provinsi dan APBD

Jawa Tengah. Hal ini menunjukkan indikasi bahwa seluruh program pelaksanaan

pembangunan RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 sepenuhnya hanya

mengandalkan pembiayaan bersumber pemerintah.

Demikian juga pada rencana pembangunan yang terdapat dalam

dokumen RPJM Kota Surakarta Tahun 2005-2010. Dalam matrik program lima

tahunan rencana strategis SKPD Pemerintah Kota Surakarta telah diuraikan pagu

indikasi selama 5 (lima) tahun rencana dengan tambahan 1 (satu) tahun transisi

yang terdiri dari besaran dana yang dibutuhkan beserta sumber dana pada tiap

program kegiatan SKPD. Namun pada seluruh program/kegiatan pembangunan

tersebut hanya mengandalkan pembiayaan yang bersumber pada pemerintah.

Berdasar pada tinjauan kedua dokumen perencanaan tersebut, telah

tertera dengan jelas indikasi penganggaran yang dibutuhkan untuk realisasi atau

Page 154: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

139

implementasi rencana/program/kegiatan dalam kurun waktu yang sesuai dengan

jangka waktu rencana yang telah ditentukan. Namun demikian, karena adanya

kekurangpaduan antara dua dimensi perencanaan secara utuh dan menyeluruh

menyebabkan dasar dalam mempertimbangkan alokasi kebutuhan penganggaran

dalam perencanaan tidak berpijak pada hal-hal yang bersifat strategis dan prioritas

tetapi hanya berpijak pada kepentingan sektoral semata. Dengan demikian,

indikasi penganggaran dalam perencanaan masih kurang mengacu pada kebutuhan

perencanaan serta kurang memanfaatkan segala sumber pendanaan yang dapat

diraih (hanya mengandalkan sumber pendanaan pemerintah) dalam Kota

Surakarta.

4.6 Sintesis Tingkatan Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang di

Kota Surakarta

Untuk menarik sintesis hasil penilaian kinerja RTRW dalam pemanfaatan

ruang di Kota Surakarta, maka disajikan kembali hasil telaah tiap variabel dalam

penelitian ini sehingga diperoleh rumusan sintesis yang terbagi ke dalam 3 (tiga)

tingkatan kinerja kedalam tingkatan baik, cukup dan buruk seperti yang tercantum

pada Tabel 1.2. Dengan demikian, tingkatan kinerja diukur melalui sintesis seperti

dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.3

Sintesis Tingkatan Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta No Kriteria Penilaian Hasil Telaah Sintesis

1 Kelengkapan muatan

dokumen rencana sesuai

karakteristik wilayah

65,52% lengkap sesuai

karakteristik wilayah

Tingkatan

Kinerja RTRW

dalam

Pemanfaatan

Ruang di Kota

Surakarta

tergolong

dalam

tingkatan

CUKUP

2 Mekanisme praimplementasi

rencana/program/kegiatan

kurang terpadu secara utuh dan

menyeluruh dengan adanya

ketidakjelasan unit pelaksana

teknis

(prosentase keterpaduan mencapai

41,67% terpadu)

3 Kelembagaan penyusun

rencana

tidak terlibat secara utuh dan

kurang memperhatikan arahan

tata ruang

4 Penganggaran penganggaran kurang mengacu

pada kebutuhan perencanaan,

kurang memanfaatkan segala

sumber pendanaan yang dapat

diraih dalam kota

Sumber: Analisis, 2010

Page 155: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

140

BAB 5

PENUTUP

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai penarikan kesimpulan dari hasil

pembahasan persoalan dalam penelitian serta usulan rekomendasi demi perbaikan

beberapa temuan kekurangan dan kelemahan dalam penelitian ini.

5.1 Kesimpulan

Beranjak dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya hingga

menemukan tingkatan kinerja RTRW dalam pemanfaatan ruang di Kota

Surakarta, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkatan kinerja RTRW Kota Surakarta sebagai acuan koordinasi

kegiatan pembangunan lintas sektor dan wilayah dalam perwujudan

pemanfaatan ruang ialah tergolong dalam tingkatan kinerja cukup.

Penilaian cukup ini didapatkan melalui penilaian:

a. Dari segi kelengkapan muatan dokumen berdasar karakteristik

wilayah di Kota Surakarta, terdapat 65,52% muatan lengkap sesuai

dengan karakteristik wilayah Kota Surakarta.

b. Dari segi mekanisme praimplementasi rencana/program/kegiatan

antara RTRW dengan RPJM Kota Surakarta tergolong kurang

terpadu secara utuh dan menyeluruh dengan adanya ketidakjelasan

unit pelaksana teknis.

c. Dari segi kelembagaan penyusun rencana, instansi-instansi

pengelola pembangunan tidak terlibat secara utuh dan kurang

memperhatikan arahan dalam penataan ruang.

d. Dari segi penganggaran dalam perencanaan, penganggaran kurang

mengacu pada kebutuhan perencanaan, kurang memanfaatkan

segala sumber pendanaan yang dapat diraih dalam Kota Surakarta.

2. Terdapat korelasi dan sinkronisasi antara RTRW dengan rencana

pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta. Hal

ini ditunjukkan dengan adanya program dan kegiatan yang sinkron antara

dokumen RTRW dan dokumen rencana pembangunan.

Page 156: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

141

3. Nilai keterpaduan RTRW dan rencana pembangunan sebagai wujud

dalam pemanfaatan ruang ialah sebesar 41,67% terpadu. Penilaian ini

diperoleh berdasar berbagai pertimbangan yang telah disampaikan dalam

bab pembahasan.

5.2 Rekomendasi

Selain kesimpulan yang dapat ditarik seperti subbab di atas, berdasar

pada pengetahuan di lapangan saat pendataan hingga proses pembahasan, maka

penulis juga dapat menguraikan beberapa arahan rekomendasi demi mencapai

tingkat kinerja RTRW dalam pemanfaatan ruang supaya mencapai kondisi baik

agar sistem perencanaan dalam pemanfaatan ruang wilayah pada khususnya dapat

efisien dan efektif. Adapun butir-butir rekomendasi tersebut ialah:

1. Pada penyusunan dokumen rencana tata ruang wilayah, sebaiknya dicari

mitra kerja tim ahli perencana yang kompeten bahkan memberikan suatu

bimbingan teknis pada pihak pengelola pembangunan daerah agar dapat

menyusun dokumen rencana tata ruang wilayah sehingga secara

substansi dan skenario pengembangan wilayah yang dihasilkan dapat

berkualitas secara optimal. Pemerintah daerah juga dapat berkontribusi

dengan memberikan suatu arahan atau catatan yang bersifat rencana

pembangunan daerahnya sehingga menjadi titik tolak dalam menentukan

rencana tata ruang sehingga produk yang dihasilkan memenuhi

keterpaduan substansi.

2. Ditinjau dari waktu awal penyusunan dokumen rencana, proses ini dapat

terjadi secara beriringan, artinya rencana yang telah ditetapkan lebih awal

menjadi acuan dalam penyusunan rencana yang lainnya seperti yang

diamanatkan dalam peraturan perundangan baik dalam Undang-Undang

Penataan Ruang atau dalam Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008

Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Secara hirarki vertikal,

dokumen perencanaan yang lebih luas (makro/umum) semestinya

diperhatikan/dipedomani/diacu oleh dokumen perencanaan yang lebih

kecil (mikro/rinci).

Page 157: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

142

3. Ditinjau dari substansi proses penyusunan rencana pembangunan (RPJP

dan/atau RPJM) dalam suatu pemerintah daerah, sebaiknya ditambahkan

muatan terkait arahan pemanfaatan ruang dalam suatu bagian tersendiri

agar rencana pembangunan dalam suatu daerah secara eksplisit dapat

terlihat sisi keintegralan perencanaannya.

4. Menegaskan pengimplementasian amanat dalam peraturan perundangan

yang sifatnya menjaga pola korelasi/keterpaduan/sinkronisasi antara

perencanaan keruangan dan perencanaan pembangunan. Tentunya hal ini

utamanya harus diperhatikan oleh pihak yang terlibat dalam proses

penyusunan perencanaan.

5. Mengembangkan format matrik penjabaran program dalam kedua sistem

perencanaan. Misalnya ialah:

a. Pada Perencanaan Keruangan/Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW).

Tabel 5.1

Ilustrasi Pengembangan Matrik Program Pemanfaatan Ruang Program

Perwujudan

RTR

Arah Kebijakan

Pembangunan

Tahapan Program 20

Tahun

(Lima Tahunan)

Sumber

Dana Pengelola

b. Pada Perencanaan Pembangunan/Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD).

Tabel 5.2

Ilustrasi Pengembangan Matrik Program Pembangunan

Program &

Kegiatan

Pembangunan

Arah

Kebijakan

Pemanfaatan

Ruang*

Indikasi

Keluaran

Indikasi

Kegiatan

Pagu

Indikasi

Mitra

SKPD/

Lokasi

Ket.

* Kolom diisi saat program dan kegiatan pembangunan mengindikasikan

dalam rangka pemanfaatan ruang.

6. Fungsi Bappeda sebagai badan koordinasi perencanaan di pemerintah

daerah lebih dioptimalkan lagi. Badan ini dapat memberikan arahan pada

tiap SKPD di Pemerintah Daerah untuk melaksanakan program dan

Page 158: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

143

kegiatan sesuai dengan bidang dan tupoksinya sehingga tidak ada

tumpang tindih program dalam lintas sektoral.

7. Perluasan pola kemitraan dalam sumber penganggaran rencana

pembangunan sehingga dapat mengoptimalkan anggaran yang tersedia

dalam pemerintah daerah.

8. Pada tahap implementasi program, perlu dikembangkan pola sosialisasi

dan publikasi produk rencana sampai masyarakat level bawah, sehingga

peran/keterlibatan masyarakat sebagai pengawas dapat terlaksana secara

efektif. Selain itu diperlukan intrumen pengendalian ruang dan

pembangunan yang bersifat operasional (lebih rinci) sebagai alat

implementasi, tentunya rencana rinci ini tetap mengacu pada perencanaan

yang makro/luas.

9. Pada tingkat jenjang rencana, rencana umum (makro) yang mencakup

rencana rinci perlu terlebih dahulu disusun sehingga integrasi rencana

dalam suatu wilayah dan/atau daerah dapat tercapai baik dalam rencana

tata ruang atau rencana pembangunan.

Page 159: TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH …/Kinerja... · Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan ... 2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan

Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang

di Kota Surakarta Tugas

Akhir

144

DAFTAR PUSTAKA

Cushway, Barry. 2002. Kinerja”. http://www.wikipedia.com, diakses pada tanggal

02/07/10.

Hasibuan, Maluyu, S. P. 2001. “Kinerja”. http://www.wikipedia.com, diakses

pada tanggal 02/07/10.

Moleong, Lexy, J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nasir, Mochammad, Ph.D. 2001. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan

Ruang.

Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009

tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Sadeli, Jimmy dan Prawira, Bayu. 2001. “Kinerja”. http://www.wikipedia.com,

diakses pada tanggal 02/07/10.

Satori, Djam’an, M.A., Dr, Prof, dkk. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: ALFABETA.

Sholihin, Dadang, Drs, H, M.A. 2004. Keterkaitan Dokumen Perencanaan.

LPEM-FEUI. http://www.dadangsholihin.com, diakses pada tanggal

01/11/09.

Sholihin, Dadang, Drs, H, M.A. 2007. Proses Perencanaan. LPEM-FEUI.

http://www.dadangsholihin.com, diakses pada tanggal 01/11/09.

Sujarto, Djoko. 1995. Teori Perencanaan. Bandung: Bahan Kuliah Teori

Perencanaan, Jurusan Teknik Planologi, FTSP ITB.

Sutopo, H. B., . 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret

University Press.

Widodo, Tri, S.E, M.Ec.Dev. 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi

Komputer (Era Otonomi Daerah). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Witmore, John. 1997. Coaching For Performance. “Kinerja”.

http://www.wikipedia.com, diakses pada tanggal 02/07/10.