tugas akhir analisis kinerja load balancing …

157
i TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING JARINGAN 4G PADA PC ROUTER MIKROTIK MENGGUNAKAN METODE PCC Disusun dalam Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S1) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang MOH. FAKHRUDIN NASIR C.411.15.0078 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEMARANG SEMARANG 2020

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

i

TUGAS AKHIR

ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING JARINGAN 4G

PADA PC ROUTER MIKROTIK MENGGUNAKAN

METODE PCC

Disusun dalam Memenuhi

Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S1)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Semarang

MOH. FAKHRUDIN NASIR

C.411.15.0078

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEMARANG

SEMARANG

2020

Page 2: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

TUGAS AKHIR DENGAN JUDUL

ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING JARINGAN 4G

PADA PC ROUTER MIKROTIK MENGGUNAKAN

METODE PCC

NAMA : MOH. FAKHRUDIN NASIR

NIM : C.411.15.0078

Disusun dalam Memenuhi

Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S1)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Semarang

TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI

SEMARANG,....................

Mengetahui

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Ari Endang Jayati,ST,MT Ir.Erlinasari, M.Eng

NIS. 065570030102094 NIS. 065570030102024

KETUA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Titik Nurhayati,ST,M.Eng

NIS. 065570030102025

Page 3: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : MOH. FAKHRUDIN NASIR

NIM : C.411.15.0078

Tanda Tangan :…………………….

Tanggal :…………………….

Yang menyatakan,

(………………………….)

Page 4: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

iv

ABSTRAK

Nama : Moh. Fakhrudin Nasir

NIM : C.411.15.0078

Judul : Analisis Kinerja Load Balancing Jaringan 4G pada PC Router Mikrotik

Menggunakan Metode PCC

Pemasangan internet rumah sekarang lagi marak dikalangan masyarakat,

tetapi belum semua wilayah di indonesia terjangkau oleh kabel telepon atau layanan

ISP tersebut. 4G LTE adalah jaringan seluler generasi ke4 yang memiliki kecepatan

transfer yang cepat. Dapat mungkin menjadi pengganti ISP berbasis kabel dengan

melakukan load balancing pada jaringan.Load balancing adalah teknik untuk

mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi, agar trafik dapat

berjalan optimal. Maka dari itu penulis melakukan penelitian terhadap kinerja load

balancing pada jaringan 4G LTE dan kualitas layanan internet yang digunakan.

penelitian dilakukan menggunakan PC router Mikrotik dengan metode PCC (Per

Connection Classifier). Pengujian dilakukan pada 2 buah provider seluler.

Parameter utama yang digunakan yaitu penyebaran koneksi yang ditandai saat

melakukan koneksi dan kualitas jaringan (QoS) pada provider seluler yang

digunakan. Pengukuran Quality of Service meliputi delay, packet loss, jitter,

throughput selama 7 hari dengan 2 waktu pengambilan dan dengan 3 skenario

interface hidup-hidup, mati-hidup, hidup-mati. Dari hasil pengujian penyebaran

koneksi saat melakukan browsing didapatkan data 59 kali dengan penyebaran

koneksi 26 di LTE1 dan 33 di LTE2. Pengujian download didapatkan data 9 kali

dengan penyebaran data 6 di LTE1 dan 3 di LTE2. Berdasarkan hasil tersebut PCC

berhasil membagi koneksi yang telah ditandai oleh kedua interface LTE tetapi

belum seimbang, ini dikarenakan respon time dan kestabilan serta kekuatan

jaringan pada kedua provider tidak sama mengakibatkan kurang seimbangnya

pembagian koneksi yang terjadi. Pada pengukuran QoS didapatkan hasil yang

sangat bagus berdasarkan standard TIPHON. Sehingga dapat digunakan sebagai

alternatif pengganti ISP berbasis kabel.

Kata kunci : 4G, Load balancing, Mikrotik, PCiC

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Ari Endang Jayati,ST,MT Ir.Erlinasari, M.Eng

NIS. 065570030102094 NIS. 065570030102024

Page 5: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

v

ABSTRACT

The installation of home internet is now again rife in the community's defeat,

but not yet all areas in indonesian are affordable by such telephone cables or ISP

services. 4G LTE is a 4th generation cellular network that has a rapid transfer rate.

Can be a cable-based ISP replacement by performing load balancing on a

network.Load balancing is a technique for distributing traffic loads on two or more

connection lines, in order for the traffic to run optimally. And so the author did

research into the performance of load balancing on 4G LTE networks and the

quality of internet services used. research was conducted using a Microtic router

PC by the PCC (Per Connection Classifier) method. Testing is done on 2 pieces of

mobile providers. The main parameter used is the deployment of the connection

marked when performing connections and network quality (QoS) on the mobile

provider used. Quality of Service measurements include delay, packet loss, jitter,

7-day throughput with 2 retrieval times and with 3 live-and-dead, live-dead

interface scenarios. From the result of connection deployment testing when

browsing is obtained data 59 times with connection deployment 26 in LTE1 and 33

in LTE2. Download testing is obtained data 9 times with data deployment 6 in LTE1

and 3 in LTE2. Based on such results the PCC managed to split connections that

had been marked by both LTE interfaces but had not been balanced, this was

because the time response and stability and network strength on both providers

were not the same resulting in a lack of balance of connection sharing occurring.

On QoS measurements are obtained excellent results based on the TIPHON

standard. So that can be used as an alternative to cable-based ISP replacements.

.

Keywords : 4G, Load balancing, Mikrotik, PCC

Page 6: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat, karunia dan hidayah-Nya , penulis diberi kekuatan untuk meyelesaikan

Tugas Akhir . Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu

syarat untuk menyelesaikan Jenjang Pendidikan Sarjana (S-1) Program Studi

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang

Dengan telah selesainya Laporan Tugas Akhir ini yang tidak terlepas dari

dukungan dan bantuan dari pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar besarnya kepada :

1. Bapak Andy Kridasusila, SE, MM , selaku Rektor Universitas Semarang

2. Bapak Purwanto, ST, MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Semarang.

3. Ibu Titik Nurhayati, ST, M.Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Semarang

4. Ibu Ari Endang Jayati, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, saran,

dan bimbingan materi serta berbagai kemudahan yang memungkinkan

dalam terselesaikannya penyusunan Tugas Akhir ini .

5. Ibu Ir.Erlinasari, M.Eng selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, saran, dan

bimbingan materi serta berbagai kemudahan yang memungkinkan dalam

terselesaikannya penyusunan Tugas Akhir ini .

Page 7: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

vii

6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan

material dan moral serta doa

7. Serta sahabat serta teman- teman yang telah banyak membantu saya

menyelesaikan Tugas Akhir ini .

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak sesempurna sebagaimana yang

diharaokan, untuk itu saran dan kritik sangat diharapkan demi penyempurnaan

Tugas Akhir ini . Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk para

akademisi , praktisi ataupun untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Akhir kata

penulis mohon maaf atas kekurangan dan kesalahan yang ada pada penyusunan

laporan ini . Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi

pihak yang berkepentingan

Semarang,

Penulis

Page 8: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. iii

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

ABSTRACT ......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xix

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan .............................................................................................................. 3

1.4 Batasan Masalah .............................................................................................. 4

1.5 Metodologi Penelitian ...................................................................................... 4

1.6 Sistematika Penulisan ...................................................................................... 5

BAB II DASAR TEORI

2.1 Mikrotik ........................................................................................................... 7

2.1.1 Fitur-fitur Mikrotik ........................................................................................ 8

2.2 PC Router ....................................................................................................... 9

2.3 Load Balancing .............................................................................................. 9

2.4 Per Connection Classifier (PCC) ................................................................... 13

2.4.1 Cara PCC Bekerja ........................................................................................ 14

2.4.1.1 Algoritma Hashing .................................................................................... 15

2.5 Failover ......................................................................................................... 15

2.6 Arsitektur Protokol TCP/IP ............................................................................ 16

2.6.1 TCP .............................................................................................................. 17

2.6.2 IP (Internet Protokol) ................................................................................... 18

Page 9: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

ix

2.6.3 Cara Kerja Protokol TCP/IP ........................................................................ 18

2.7 NAT (Network Address Translator) .............................................................. 19

2.7.1 Static NAT .................................................................................................. 20

2.7.2 Dynamic NAT .............................................................................................. 20

2.7.3 Masquerading NAT ..................................................................................... 21

2.8 Firewall .......................................................................................................... 21

2.8.1 Mikrotik sebagai Firewall ........................................................................... 22

2.9 Jaringan 4G LTE (Ling Term Evolution) ....................................................... 24

2.9.1 Arsitektur Jaringan 4G ................................................................................. 27

2.10 Quality of Service (QoS) ............................................................................... 32

2.11 Monitoring Jaringan ...................................................................................... 38

2.11.1 Ping Tester ................................................................................................ 38

2.11.2 IDM (Internet Download Manager) ......................................................... 40

2.12 Winbox .......................................................................................................... 40

2.13 Switch ........................................................................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Analisis Kebutuhan Sistem ............................................................................ 42

3.1.1 Spesifisikasi Sistem ..................................................................................... 42

3.1.2 Spesifikasi Perangkat Lunak........................................................................ 43

3.1.3 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Keras ...................................................... 44

3.2 Langkah-langkah Implementasi Sistem ......................................................... 46

3.3 Perencanaan Instalasi MikrotikOS pada PC router ....................................... 47

3.4 Perencanaan Konfigurasi Load Balancing ..................................................... 47

3.4.1 Konfigurasi Dasar ........................................................................................ 47

3.4.2 Konfigurasi NAT ......................................................................................... 48

3.4.3 Konfigurasi Mangle ..................................................................................... 49

3.4.4 Pengaturan Routing ...................................................................................... 49

3.4.5 Pembuatan Failover ..................................................................................... 51

3.5 Perencanaan Sistem Uji ................................................................................. 52

3.5.1 Perencangan Pengujian Sistem Load Balancing ......................................... 53

3.5.2 Perencangan Pengujian Failover ................................................................. 55

3.5.3 Perancangan Pengujian QOS Jaringan ........................................................ 56

Page 10: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

x

3.6 Implementasi Topologi Jaringan .................................................................... 60

3.7 Instalasi OS Mikrotik pada PC Router ........................................................... 61

3.8 Konfigurasi Load Balancing .......................................................................... 66

3.8.1 Konfigurasi Dasar ........................................................................................ 67

3.8.2 Konfigurasi DHCP Client ............................................................................ 69

3.8.3 Konfigurasi NAT (Network Address Translation) ...................................... 70

3.8.4 Konfigurasi Mangle ..................................................................................... 71

3.8.5 Konfigurasi Routing..................................................................................... 74

3.8.6 Konfigurasi Failover ................................................................................... 74

3.9 Uji Coba ......................................................................................................... 75

3.9.1 Pengujian Browsing ..................................................................................... 76

3.9.2 Pengujian Download .................................................................................. 77

3.9.3 Pengujian Failover....................................................................................... 79

3.10 Implementasi Software Ping Tester .............................................................. 88

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengukuran .................................................................................. 94

4.2 Data Delay ..................................................................................................... 95

4.2.1 Data Delay Waktu Pagi ............................................................................... 96

4.2.2 Analisis Data Delay Waktu Pagi ................................................................. 98

4.2.3 Data Delay Waktu Malam ........................................................................... 98

4.2.4 Analisis Data Delay Waktu Malam ...........................................................100

4.3 Data Packet Loss ..........................................................................................100

4.3.1 Data Packet Loss Waktu Pagi ...................................................................101

4.3.2 Analisis Data Packet Loss Waktu Pagi ......................................................102

4.3.3 Data Packet Loss Waktu Malam................................................................103

4.3.4 Analisis Data Packet Loss Waktu Malam .................................................104

4.4 Data Jitter .....................................................................................................105

4.4.1 Data Jitter Waktu Pagi...............................................................................105

4.4.2 Analisis Data Jitter Waktu Pagi ................................................................107

4.4.3 Data Jitter Waktu Malam ..........................................................................107

4.4.4 Analisis Data Jitter Waktu Malam ............................................................109

4.5 Data Throughput ..........................................................................................109

Page 11: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

xi

4.5.1 Data Throughput Waktu Pagi ....................................................................110

4.5.2 Analisis Data Throughput Waktu Pagi ......................................................112

4.5.3 Data Throughput Waktu Malam ................................................................112

4.5.4 Analisis Data Throughput Waktu Malam ..................................................114

4.6 Analisis Parameter Quality of Service Terhadap Load Balancing ...............114

4.7 Analisis Kinerja Load Balancing Jaringan 4G Metode PCC .......................117

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ..................................................................................................119

5.2 Saran ............................................................................................................ 121

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................122

LAMPIRAN .........................................................................................................124

Page 12: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Load Balancing Dengan Dua ISP ..................................................... 10

Gambar 2.2 Ilustrasi Firewall ............................................................................... 22

Gambar 2.3 Ilustrasi 4G LTE ................................................................................ 23

Gambar 2.4 Arsitektur 4G LTE ............................................................................ 27

Gambar 2.5 Ilustrasi Arsitektur E-UTRAN .......................................................... 28

Gambar 2.6 Ilustrasi Arsitektur EPC .................................................................... 30

Gambar 2.7 Softaware Ping Tester ....................................................................... 38

Gambar 2.8 Tampilan WinBox ............................................................................. 41

Gambar 2.9 Switch TP-LINK ............................................................................... 41

Gambar 3.1 Rancangan Sistem Load Balancing Dua Koneksi Internet ............... 45

Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Pengimplementasian Sistem ........................... 46

Gambar 3.3 Tahap Pengaturan Mangle ................................................................. 49

Gambar 3.4 Diagram Alir Algoritma Load Balancing Metode PCC.................... 50

Gambar 3.5 Diagram Alir Algoritma Failover ..................................................... 52

Gambar 3.6 Konfigurasi IP Address ..................................................................... 61

Gambar 3.7 Pembuatan Virtual Machine di Oracle VM VirtualBox.................... 62

Gambar 3.8 Membuat RAM Virtual Machine ...................................................... 62

Gambar 3.9 Membuat Virtual Hard Disk ............................................................. 63

Gambar 3.10 Pengaturan Storage Virtual Machine .............................................. 63

Gambar 3.11 Start Page Virtual Machine............................................................. 64

Gambar 3.12 Pemilihan Tempat File Penginstalan Virtual Machine ................... 64

Gambar 3.13 Pemilihan Fitur-fitur Mikrotik ........................................................ 65

Gambar 3.14 Proses Installasi Mikrotik ................................................................ 65

Gambar 3.15 Welcome Screen Mikrotik ............................................................... 66

Gambar 3.16 Pengecekan USB Modem ............................................................... 67

Gambar 3.17 IP Address Pada Masing-Masing Interface ..................................... 68

Gambar 3.18 Keterangan Interface “lte1 dan “lte2” ............................................. 69

Gambar 3.19 Konfigurasi DHCP Client “lte1 dan “lte2” ..................................... 70

Gambar 3.20 Koneksi yang Terjadi Ketika PC1 Melakukan Browsing ............... 76

Gambar 3.21 Koneksi yang Terjadi pada Saat Melakukan Download ................. 78

Gambar 3.22 Pengujian Download ....................................................................... 78

Page 13: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

xiii

Gambar 3.23 Ping ke www.usm.ac.id .................................................................. 80

Gambar 3.24 “lte1” sebagai Gateway Ping .......................................................... 80

Gambar 3.25 Pemutusan Jalur Koneksi pada Interface lte2 ................................. 81

Gambar 3.26 Ping Setelah Pemutusan Jalur Koneksi pada lte2 ........................... 81

Gambar 3.27 Kondisi Sebelum Pemutusan Jalur Koneksi pada “lte” .................. 81

Gambar 3.28 Pemutusan Jalur Koneksi pada lte1 ................................................ 82

Gambar 3.29 Ping Setelah Pemutusan Jalur Koneksi pada lte1............................ 82

Gambar 3.30 Proses Download Sebelum Pemutusan Koneksi ............................. 83

Gambar 3.31 Proses Download Setelah Pemutusan Jalur Koneksi lte1 ............... 83

Gambar 3.32 Proses Download Setelah Pemutusan Jalur Koneksi lte2 ............... 84

Gambar 3.33 Kondisi Video Live Stream Pemutusan Jalur Koneksi .................... 85

Gambar 3.34 Kondisi Video Live Setelah Pemutusan Jalur Koneksi lte1 ............ 85

Gambar 3.35 Kondisi Video Live Setelah Pemutusan Jalur Koneksi lte2 ............ 86

Gambar 3.36 Tampilan Setup Instalasi Ping Tester .............................................. 88

Gambar 3.37 Tampilan License Agreement .......................................................... 89

Gambar 3.38 Tampilan Folder Instalation ........................................................... 89

Gambar 3.39 Tampilan Ready to Install ............................................................... 90

Gambar 3.40 Tampilan Instalasi Selesai ............................................................... 90

Gambar 3.41 Tampilan Pembuka Ping Tester ...................................................... 91

Gambar 3.42 Tampilan Target Hosts .................................................................... 91

Gambar 3.43 Tampilan Konfigurasi Host Name................................................... 92

Gambar 3.44 Konfigurasi Parameter Ping Tester ................................................. 92

Gambar 3.35 Tampilan Pengujian Ping Tester ..................................................... 93

Gambar 4.1 Sampel Data Ping Tester ................................................................... 95

Gambar 4.2 Grafik Hasil Perhitungan Delay Waktu Pagi 3 Skenario .................. 97

Gambar 4.3 Grafik Hasil Perhitungan Delay Waktu Malam 3 Skenario .............. 99

Gambar 4.4 Grafik Hasil Perhitungan Packet Loss Waktu Pagi 3 Skenario ......101

Gambar 4.5 Grafik Hasil Perhitungan Packet Loss Waktu Malam 3 Skenario ..103

Gambar 4.6 Grafik Hasil Perhitungan Jitter Waktu Pagi 3 Skenario .................106

Gambar 4.7 Grafik Hasil Perhitungan Jitter Waktu Malam 3 Skenario .............108

Gambar 4.8 Grafik Hasil Perhitungan Throughput Waktu Pagi 2 Skenario .......111

Gambar 4.9 Grafik Hasil Perhitungan Throughput Waktu Malam 2 Skenario...113

Page 14: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Delay TIPHON ........................................................................ 33

Tabel 2.2 Standar Packet Loss TIPHON............................................................... 34

Tabel 2.3 Standar Jitter TIPHON ......................................................................... 36

Tabel 2.4 Standar ThroughputI TIPHON ............................................................. 37

Tabel 3.1 Spesifikasi Software .............................................................................. 43

Tabel 3.2 Spesifikasi Hardware ............................................................................ 44

Tabel 3.3 Konfigurasi Modem dan Provider ........................................................ 45

Tabel 3.4 Konfigurasi IP address .......................................................................... 46

Tabel 3.5 Perencanaan Konfigurasi NAT ............................................................. 48

Tabel 3.6 Perencanaan Routing Tabel ................................................................... 50

Tabel 3.7 Perilaku Sistem saat Pemutusan Koneksi ............................................. 51

Tabel 3.8 Situs yang Dipilih Melakukan Uji Coba ............................................... 54

Tabel 3.9 Perencangan Pengujian Failover .......................................................... 56

Tabel 3.10 Perencanaan Pengujian Delay ............................................................. 57

Tabel 3.11 Perencanaan Pengujian Packet Loss ................................................... 58

Tabel 3.12 Perencanaan Pengujian Jitter .............................................................. 59

Tabel 3.13 Perencanaan Perencanaan Pengujian Throughput .............................. 60

Tabel 3.14 Perilaku Sistem Saat Pemutusan Salah Satu Jalur Koneksi ................ 87

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rata-rata Delay (ms) Waktu Pagi............................ 96

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rata-rata Delay (ms) Waktu Malam ....................... 98

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rata-rata Packet Loss (%) waktu Pagi ..................101

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Rata-rata Packet Loss (%) Waktu Malam .............103

Page 15: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

xv

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rata-rata Jitter (ms) Waktu Pagi ...........................105

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Rata-rata Jitter (ms) waktu Malam .......................107

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Rata-rata Throughput (kbps) Waktu Pagi .............110

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Rata-rata Throughput (kbps) Waktu Malam .........112

Tabel 4.9 Nilai Keseluruhan Data Dengan Kategori TIPHON ...........................115

Page 16: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Capture Pengujian Browsing ................................................................................ 1

Tabel Penyebaran Koneksi Browsing ................................................................... 2

Capture Pengujian Download ............................................................................... 3

Tabel Penyebaran Koneksi Download .................................................................. 4

Data Delay ............................................................................................................. 5

Data Packet Loss ................................................................................................... 6

Data Jitter .............................................................................................................. 7

Data Throughput ................................................................................................... 8

Gambar Dokumentasi............................................................................................ 9

Page 17: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sekarang ini perkembangan teknologi sangat cepat dan maju, salah

satunya perkembangan di bidang internet dan jaringan. Maraknya iklan

pemasangan internet rumah seperti wifi rumah, wifi-cafe adalah salah bukti dari

perkembangan internet dan jaringan saat ini. Dengan banyaknya penyedia ISP

(Internet Service Provider) di indonesia, penyedia berlomba lomba memberikan

kualitas layanan internet yang baik, contoh beberapa penyedia layanan ISP yaitu

Telkom Indihome, MyRepublic, MNC Play Media, Biznet, dan lain sebagainya.

Tetapi yang menjadi masalah belum terjangkaunya semua wilayah di indonesia

oleh kabel telepon atau layanan ISP tersebut, sehingga masyarakat yang ingin

memasang internet rumah harus menyerah untuk memasang jaringan internet di

wilayahnya

Terkait dengan masalah tersebut, ada pilihan lain yang dapat dilakukan,

yaitu dengan menggunakan jaringan 4G LTE (Long Term Evolution) sebagai

sumber koneksi internet. Jaringan 4G LTE yang ditawarkan provider-provider di

indonesia memiliki kecepatan hingga 14,4Mbps. Dalam perkembangannya

jaringa 4G LTE juga semakin meluas hingga pelosok-pelosok desa. Permasalahan

yang muncul adalah koneksi yang kurang stabil akibat banyaknya pengguna.

Hal ini bisa diatasi dengan menggunakan lebih dari satu koneksi yaitu

menggunakan teknik Load Balancing pada dua atau lebih jalur koneksi. Load

balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih

Page 18: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

2

jalur koneksi, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput,

memperkecil waktu delay dan menghindari overload pada salah satu jalur

koneksi. Kemampuan load balancing juga dimiliki oleh router Mikrotik yang

berbasis perangkat lunak, Mikrotik memiliki beberapa metode untuk melakukan

load balancing salah satunya metode PCC (Per Connection Classifier). Metode

PCC bekerja dengan cara mengelompokkan trafik koneksi yang melalui atau

keluar masuk router menjadi beberapa kelompok.

Tetapi penggunaan jaringan 4G LTE pada load balancing jarang

dilakukan, sehingga belum bisa di pastikan apakah load balancing akan berjalan

dengan seimbang dan kualitas layanan internet (Quality of service) pada jaringan

yang digunakan dapat bersaing dengan ISP yang menggunakan media kabel

telepon seperti Indihome dan lainnya. Maka dari itu penulis akan melakukan

analisis terhadap kinerja load balancing pada jaringan 4G LTE menggunakan

metode PCC (Per Connection Classifier) serta menganalisis apakah jaringan 4G

LTE dapat dijadikan sumber alternatif koneksi internet yang digunakan pada

internet rumah.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian Latar belakang, maka didapatkan permasalahan yang perlu

dihadapi antara lain.

1. Bagaimana mengimplementasikan load balancing pada jaringan 4G LTE

dengan menggunakan metode PCC (Per Connection Classifier)?

2. Bagaimana kinerja load balancing pada jaringan 4G LTE yang diukur dengan

penyebaran beban koneksi pada masing masing Provider?

Page 19: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

3

3. Bagaimana QoS (Quality of Service) pada jaringan yang digunakan pada

sistem load balancing?

1.3. Tujuan dan Manfaat

Penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini memiliki tujuan dan manfaat antara

lain :

a. Tujuan

1. Mengetahui cara mengimplementasikan load balancing pada jaringan 4G LTE

pada PC Router Mikrotik

2. Mengetahui kinerja sistem load balancing yang dilakukan pada jaringan 4G

LTE

3. Mengetahui apakah load balancing pada jaringan 4G LTE dapat digunakan

sebagai alternatif sumber koneksi yang dapat dipercaya untuk kebutuhan

internet rumah yang diukur dengan kualitas layanan internet (QOS)

b. Manfaat

1. Dapat mengetahui cara pengimplementasian load balancing pada jaringan 4G

LTE pada PC Router Mikrotik

2. Memberikan informasi bahwa load balancing pada jaringan 4G LTE dapat

digunakan sebagai alternatif sumber koneksi yang dapat dipercaya untuk

kebutuhan internet rumah

Page 20: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

4

1.4. Batasan Masalah

Agar ruang lingkup permasalahan lebih jelas serta mempermudah dalam

penelitian, maka permasalahan di tekankan pada :

1. Penelitian dilakukan hanya pada satu tempat saja dengan 2 waktu yang

berbeda (jam 09.00-11.00 dan 21.00-23.00 WIB) selama 1 minggu (7 hari)

(tanggal 17 Januari – 23 janiari 2020), dengan kondisi mendapatkan sinyal

jaringan 4G LTE pada masing masing provider

2. Pengimplementasian load balancing hanya dengan metode PCC (Per

Connection Classifier

3. Sumber koneksi pada load balancing menggunakan 2 (dua) buah provider

Telkomsel dan XL

1.5. Metode Penelitian

Penyusunan tugas akhir ini ada beberapa metodologi yang dicantumkan,

guna mendapatkan hasil yang maksimal, adapun metodologi – metodologi yang

digunakan sebagai pendekatan sistem pelaksanaan dalam penyusunan proposal

tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

a. Studi Literatur

Metode ini mengambil dan menggunakan buku sebagai sumber referensi

dan membuat teori - teori yang sangat menunjang materi tugas akhir ini.

Sehingga dapat membuat proposal tugas akhir sesuai dengan yang

diharapkan.

Page 21: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

5

b. Metode Observasi

Metode yang digunakan adalah dengan pengambilan data secara langsung

guna mendapatkan data yang akurat dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

c. Metode Pengukuran

Agar mendapatkan hasil yang akurat dan sesuai dengan keadaan

sebenarnya. Pengukuran dilakukan pada pukul 09.00-12.00 WIB dan

20.00-23.00 WIB pada hari yang sama selama 1 minggu mulai tanggal 17

januari-23 januari 2020

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini terbagi dalam beberapa bab yang sistematik

dan memberikan uraian secara rinci agar lebih mudah untuk dipahami.

Adapun sistematika penulisan berikut ini:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab ini terdiri dari Latar belakang, Perumusan Masalah, Tujuan

Penulisan, Batasan Masalah, Metodologi Penelitian Tugas akhir.

BAB II : DASAR TEORI

Bab ini berisi tentang teori Load balancing dan jaringan 4G yang terdapat

dalam literatur tertentu yang relevan. Menguraikan hasil penelitian sebelumnya

dan penjabaran dari tinjauan pustaka yang melandasi dasar dari Mikrotik dan

jaringan 4G LTE

Page 22: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

6

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan membahas mengenai pemaparan perancangan sistem yang

digunakan dalam penelitian. yaitu langkah-langkah yang akan dilakukan untuk

mengimplementasi dan menganalisis sistem yang akan dibuat

BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dibahas penerapan sistem yang terdiri pembentukan sistem

dan analisa sistem yang telah dibangun berdasarkan hasil pengujian.

BAB V : PENUTUP

Kesimpulan berasal dari hasil analisa dan penyampaian saran yang

bertujuan memberikan alternatif sumber koneksi internet untuk masyarakat yang

tinggal didaerah yang belum terjangkau kabel telepon dan ISP

Page 23: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

7

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Mikrotik

Mikrotik dibuat oleh MikroTikls sebuah perusahaan di kota Riga,

Latvia. Latvia adalah sebuah negara yang merupakan “pecahan” dari negara Uni

Soviet dulunya atau Rusia sekarang ini. Mikrotik awalnya ditujukan untuk

perusahaan jasa layanan Internet (PJI) atau Internet Service Provider (ISP) yang

melayani pelanggannya menggunakan teknologi nirkabel atau wireless. Saat ini

MikroTik memberikan layanan kepada banyak ISP nirkabel untuk layanan akses

Internet dibanyak negara di dunia dan juga sangat populer di Indonesia. MikroTik

sekarang menyediakan hardware dan software untuk konektivitas internet di

sebagian besar negara di seluruh dunia. Produk hardware unggulan Mikrotik

berupa Router, Switch, Antena, dan perangkat pendukung lainnya. Sedangkan

produk Software unggulan Mikrotik adalah MikroTik RouterOS.

Mikrotik RouterOS merupakan sistem operasi jaringan (network operating

system) yang banyak digunakan oleh Internet Service Provider untuk keperluan

firewall atau router yang handal yang dilengkapi dengan berbagai fitur dan tool,

baik untuk jaringan kabel maupun jaringan wireless (Saputro, 2008)

Seperti penjelasan di atas, mikrotik merupakan router yang handal, yang

mampu memberikan kelebihan pada sistem jaringan kita, karena dengan

menggunakan mikrotik maka jaringan kita akan lebih stabil. Belakangan ini banyak

Page 24: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

8

usaha warnet yang menggunakan mikrotik sebagai routernya, dan hasilnya mereka

merasa puas dengan apa yang diberikan mikrotik.

Mikrotik RouterOS hadir dalam berbagai level. Tiap level memiliki

kemampuannya masing-masing, mulai dari level 3, hingga level 6. Secara singkat,

level 3 digunakan untuk router berinterface ethernet, level 4 untuk wireless client

atau serial interface, level 5 untuk wireless AP, dan level 6 tidak mempunyai

limitasi apapun.

Untuk aplikasi hotspot, bisa digunakan level 4 (200 user), level 5 (500 user)

dan level 6 (unlimited user).

2.1.1 Fitur-fitur Mikrotik :

a. Firewall dan NAT

b. Routing

c. Static routing

d. Data Rate Management

e. Hotspot

f. Point-to-Point

1. tunneling protocols

g. Simple tunnels

h. IPsec

i. Web proxy

j. Caching DNS client

k. DHCP

l. Universal Client

m. VRRP

n. UPnP

o. NTP

p. Monitoring/Accounting

q. SNMP

r. M3P

s. MNDP

t. Tool

Page 25: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

9

2.2. PC Router

Dari pengertian Router yang sudah disampaikan di atas dapat dikatakan

bahwa PC Router adalah perangkat pengatur lalu lintas data antar segmen

jaringan yang berbeda dengan memanfaatkan Personal Computer sebagai device

atau alatnya. Dengan perkataan lain PC Router adalah PC yang dimodifikasi

sedemikian rupa sehingga memiliki fungsi layaknya sebuah router yang

mengatur lalu lintas data. Dengan penggunaan PC sebagai router jaringan, maka

kita dapat memanfaatkan PC yang tidak perlu spesifikasi yang tinggi sebagai

router sehingga kita dapat menekan biaya, dibandingkan dengan pembelian

dedicated router yang digunakan sebagai router, selain harganya relatif mahal,

juga maintenance terhadap jenis router ini cukup sulit.

2.3. Load Balancing

Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua

atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal,

memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari

overload pada salah satu jalur koneksi (Dewobroto, 2009).

Dengan mempunyai banyak link maka optimalisasi utilisasi sumber daya,

throughput, atau respone time akan semakin baik karena mempunyai lebih dari satu

link yang bisa saling membackup pada saat network down dan menjadi cepat saat

network normal jika memerlukan realibilitas tinggi yang memerlukan 100 %

koneksi uptime dan yang menginginkan koneksi upstream yang berbeda dan dibuat

saling membackup (Syahrizal, 2007).

Page 26: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

10

Pada dasarnya, Net Balancer mendistribusikan permintaan yang berasal dari

LAN dengan menggunakan metode tertentu ke beberapa gateway internet. Dengan

kata lain, jika pada suatu titik waktu tertentu hanya ada satu pengguna LAN maka

hanya membuat satu koneksi TCP (misalnya ia hanya menjalankan satu‐download

dari Web), lalu lintas‐nya akan mengalir dari satu gateway, sehingga tidak akan

mendapat manfaat dari Load Balancing ini.

Sebaliknya, jika LAN penuh sesak dengan pengguna, maka setiap

permintaan dari LAN menuju WAN pada waktu yang sama, secara keseluruhan,

hubungan mereka akan memiliki akses ke bandwidth yang lebih tinggi, sama

dengan jumlah dari bandwidth akses tunggal.

Dapat disimpulkan bahwa satu sambungan ini tidak pernah memiliki lebih

banyak bandwidth daripada apa yang ditawarkan oleh satu link, sedangkan

beberapa koneksi simultan, akan rata‐rata, semuanya memiliki akses ke bandwidth

yang lebih besar, yang akan meregangkan pada jumlah bandwidth internet semua

link yang seimbang.

Gambar 2.1 Load balancing dengan dua ISP (Fabianus,2014)

Page 27: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

11

Dengan konsep yang sederhana, sebuah load balancing yang diletakkan

antara client dan server, seperti terlihat pada gambar 2.1, akan menampung trafik

yang datang dan membaginya kedalam request-request individual lalu menentukan

server mana yang menerima request tersebut. Beberapa keuntungan penerapan load

balancing antara lain :

a. Scalability : ketika beban sistem meningkat, kita dapat

melakukan perubahan terhadap sistem agar dapat mengatasi beban

sesuai dengan kebutuhan

b. High Avalibility : load balancer secara terus menerus melakukan

pemantauan terhadap server. Jika terdapat server yang mati, maka load

balancer akan menghentikan request ke server tersebut dan

mengalihkannya ke server yang lain

c. Manageability : mudah ditata meskipun memiliki fisik sistem yang

sangat besar.

d. Security : untuk semua trafik yang akan melewati load

balancer, aturan keamanan dapat diimplementasi dengan mudah.

Dengan private network digunakan untuk server, alamat Ipnya tidak

akan diakses secara langsung dari luar sistem.

Saat sebuah router mempunyai dua koneksi internet (sama atau berbeda

ISP) default gateway di router tetap hanya bisa satu, ditambahkan pun yang bekerja

tetap hanya satu. Jadi misalnya router terhubung ke ISP A melalui interface A dan

gateway A, dan terhubung ke ISP B melalui interface B dan gateway B, dan default

gateway ke ISP A, maka traffic downlink hanya akan datang dari ISP A saja. Begitu

pun sebaliknya jika dipasang default gateway ke ISP B. Penerapan teknik load

Page 28: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

12

balancing dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengn menghubungkan

traffic downlink ISP A dan ISP B sehingga di implementasikan secara bersamaan.

Prinsip kerja dari load balancing adalah sebagai berikut :

a. Lalu lintas koneksi didistribusikan berdasarkan probabilitas

b. Harus mengetahui seberapa besar tiap link, dan didistribusikan sesuai

lalu lintas.

c. Berdasarkan kecepatan pada keluaran dan masukan pada router, load

balance dapat diilustrasikan sebagai berikut

1 + 1 = 1 + 1

1 + 1 = 1

2+ 1

2+ 1

2+ 1

2

1 + 1 = 1

4 + 1

4 +1

4 + 1

4 + 1

4 + 1

4 +1

4 + 1

4

d. Jika ada dua gateway, misal A dan B, A memiliki bandwith sebesar 1

Mbps dan B memiliki bandwith sebesar 2 Mbps. Maka lalu lintas akan

dibagi ke dalam aliran, dan mengirim 1 aliran ke A dan 2 aliran ke B

Selama ini banyak beranggapan bahwa dengan menggunakan load

balancing dua jalur koneksi, maka besar bandwidth yang didapatkan menjadi dua

kali lipat besarnya dari bandwith sebelum menggunakan load balancing (akumulasi

dari kedua bandwith tersebut). Pada dasarnya, load balancing tidak menambah

besar bandwith yang diperoleh, tetapi hanya bertugas untuk membagi trafik dari

kedua bandwith agar dapat terkoneksi dan terpakai secara seimbang

Ada berbagai metode load balancing, antara lain static route dengan

address list, Equal CostMulti Path (ECMP), Nth dan Per Connection Classifier

(PCC). Setiap metode load balancing tersebut memiliki kekurangan maupun

Page 29: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

13

kelebihan tersendiri, namun lebih dari hal itu, yang paling terpenting dalam

menentukan metode load balancing apa yang akan digunakan adalah harus terlebih

dahulu mengerti karakteristik dari jaringan yang akan diimplementasikan. Dalam

hal ini penelitian yang akan digunakan menggunakan metode Per Connection

Classifier (PCC).

2.4. Per Connection Classifier (PCC)

Per Connection Classifier (PCC) merupakan metode yang dikembangkan

oleh Mikrotik dan mulai diperkenalkan pada Mikrotik RouterOS versi 3.24. PCC

mengambil bidang yang dipilih dari header IP, dan dengan bantuan algoritma

hashing mengubah bidang yang dipilih menjadi 32-bit. Nilai ini dibandingkan

dengan denommator tertentu, jika sama maka paket akan ditangkap. Rules dapat

dibuat dengan memilih informasi dati scr-address, dst-address, src-port, atau dst-

port dari header IP (Hafizh, 2011)

Per Connection Classifier (PCC) merupakan metode yang

menspesifikasikan suatu paket menuju ke gateway koneksi tertentu. PCC

mengelompokan trafik koneksi yang melalui atau keluar masuk router menjadi

beberapa kelompok. Pengelompokan ini bisa dibedakan bedasarkan src-address,

dst-address, src-port dan atau dst-port

Mikrotik akan mengingat-ingat jalur gateway yang telah dilewati diawal

trafik koneksi, sehingga pada paket-paket data selanjutnya yang masih berkaitan

akan dilewatkan pada jalur gateway yang sama dengan paket data sebelumnya yang

sudah dikirim.

Page 30: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

14

2.4.1. Cara PCC bekerja

PCC bekerja dengan cara mengmbil beberapa field dari IP header dan TCP

atau UDP header, kemudian dengan bantuan algoritma hashing akan menghasilkan

sebuah output. Output tersebut didapat dengan cara melakukan penjumlahan dari

beberapa field IP header, kemudian di bagi oleh penyebut yang telah ditentukan,

dan sisanya jika dibandingan dengan remainder tertentu, jika sama, maka paket

akan di capture. Kita dapat memilih source-address, destination-address, src-port,

dst-port dalam operasi ini (Fewi, 2010).

Source-address dan destination-address dapat diambil dari IP paket header

dan src-port dan dst-port diambil dari TCP atau UDP paket header. Salah satu

metode hash yang dapat digunakan adalah Modulo. modulo merupakan sebuah

operasi bilangan yang menghasilkan sisa pembagian dari suatu bilangan terhadap

bilangan lainnya. Misalkan dua bilangan a dan b, a modulo b (disingkat a mod b)

adalah bilangan bulat sisa pembagian a oleh b. Misalnya, "1 mod 3", "4 mod 3",

dan "7 mod 3" memiliki hasil 1, karena ketiga bilangan tersebut memiliki sisa 1 jika

dibagi oleh 3, sedangkan "9 mod 3" sama dengan 0. Penerapan operasi modulus

dalam teori bilangan tergolong aritmatika modulo.

Fungsi hashing dipakai karena mempunyai salah satu sifat yang

deterministik. Maksudnya adalah jika kita memasukkan input yang bertuliskan

"hello" dan mengghasilkan output "1", dan pernyataan itu bersifat mutlak, sehingga

jika kita menginputkan "hello" kedua kalinya akan menghasilkan output "1".

Page 31: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

15

2.4.1.1 Algoritma Hashing

Hashing adalah transformasi aritmatik sebuah string dari karakter menjadi

nilai yang merepresentasikan string aslinya. Hashing digunakan sebagai metode

untuk menyimpan data dalam sebuah array agar penyimpanan data, pencarian data,

penambahan data dan penghapusan data dapat dilakukan dengan cepat. Ide

dasarnya adalah menghitung posisi record yang dicari dalam array, bukan

membandingkan record dengan isi pada array. Fungsi yang mengembalikan nilai

atau kunci disebut fungsi hash (hash function) dan array yang digunakan disebut

tabel hash (hash table). Hash table menggunakan struktur array asosiatif yang

mengasosiasikan record dengan sebuah field kunci unik berupa bilangan (hash)

yang merupakan representasi dari record tersebut

2.5. Failover

Penerapan load balancing sangat rentan terhadap putusnya salah satu jalur

koneksi internet, apalagi pada penelitian ini, koneksi yang digunakan adalah

jaringan 4G, biasanya terputusnya jalur internet terjadi secara tiba-tiba dan tanpa

pemberitahuan sebelumnya.

Jika hal ini terjadi, sistem load balancing tidak akan berjalan dengan baik,

karena beberapa client akan mengalami connectionless. Untuk menangani hal ini

teknik failover merupakan solusi yang tepat. Failover adalah kemampuan untuk

beralih secara otomatis ke gateway lainnya. Gateway yang masih aktif akan

mengambil alih tugas dari gateway yang mengalami putus koneksi.

Page 32: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

16

2.6. Arsitektur Protokol TCP/IP

Arsitektur protokol TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan

protokol yang dilaksanakan pada jaringan penyambungan paket eksperimental,

ARPANET yang dibiayai oleh DARA (Defense Advanced Research Project

Agency) dan umumnya di rujuk sebagai paket protokol yang telah diterbitkan

sebagai standar internet dan IAB (Internet Architecture Board). (Stallings,

2007:76) Protocol ini paling popular dan paling banyak digunakan saat ini,

alasanya adalah :

a. TCP/IP menggunakan skema pengalamatan fleksibel yang dapat sekali

diroute, bahkan untuk network yang paling besar.

b. Hampir semua system operating dan platform dapat menggunakn TCP/IP.

c. Sejumlah besar utilitas dan tool dapat dipergunakan, sebagianya

digabungkan dengan rangakian protocol dan sebagian ditambahkan

dalam program untuk memonitoring dan mengatur TCP/IP.

d. TCP/IP merupakan protocol untik internet global. Sistem harus

menjalankan TCP/IP untuk berhubunagn dengan internet.

e. Kebanyakan network tingkat interprise menjalankan TCP/IP, dan yang

penting bahwa administrator network akrab dengan protokolnya.

Model TCP/IP mempunyai 4 lapisan (layer) yaitu lapisan akses jaringan

(data link), lapisan antara jarinagan (network), lapisan host ke host (transport), dan

lapisan proses/aplikasi (application). Lapisan ini bisa dikatakan lapisan yang

didapatkan dari lapis standar protocol OSI, dimana rincian protocol-protokol yang

ada dapa setiap lapisnya hamper sama. Jadi inti dari dari protocol ini terdiri dari dua

bagian besar, yaitu TCP dan IP (Daryanto, 2010)

Page 33: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

17

2.6.1. TCP

TCP dikenal sebagai protocol connection oriented, artinya, protocol yang

membutuhkan koneksi terlebih dahulu untuk menghantarkan pesan sampai

terjadi proses petukaran antar program applikasi. TCP bertanggung jawab untuk

mengirimkan aliran data ke tujuannya secara handal, berurutan dan

terdokumentasi secara baik.

Ciri-ciri dari connection oriented adalah :

a. Semau paket mendapatkan tanda terima (acknoledgement) dari pengirim.

b. Paket yang hilang atau tidak diterima akan dikirim ulang.

c. Paket yang atang diurutkan kembali (sequence).

d. TCP bekerja sama dengan Internet Protocol (IP) untuk mengirimkan data

antar komputer melintasi jaringan atau internet. Jika IP menangani

pengahantaran data, maka TCP berperan mengawasi atau menjaga track unit

individu data (yang dikenal paket).

Dalam proses pengiriman data, Secara periodik TCP akan memotong

tumpukan data tersebut dan menambahkan sebuah header ke masing-masing

potongannya untuk membentuk segment. Kemudian tiap segment tersebut

dilewatkan ke lapis IP untuk diproses menjadi datagram dengan menambahkan

header IP.

2.6.2. IP (Internet Protokol)

Internet Protokol disingkat IP adalah protocol lapisan jaringan (network

layer dalam OSI Refence model) atau protokol lapisan internetwork yang

Page 34: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

18

digunakan oleh protocol TCP/IP untuk melakukan pengalamatan dan routing

paket data antar host-host di jaringan computer berbasis TCP/IP. Sebuah paket

IP akan membawa data actual yang dikirim memlalui jaringan dari satu titik ke

titik lainya.

Metode yang digunakan adalah connectionless yang berarti ia tidak perlu

membuat dan memelihara sebuah sesi koneksi. Selain itu, protocol ini juga tidak

menjamin penyampaian data, tapi hal ini diserahkan kepada protokol pada

lapisan yang lebih tinggi lapisan transport dalam OSI Referene Model atau

lapisan antar host dalam DARPA Refernece Model yakni protokol Transmission

Control Protocol (TCP).

Format datagram IP digunakan Untuk keperluan perutean didalam

Internet, IP memecah pesan yang diterimanya dari lapis Host-Host menjadi

potongan-potongan dengan ukuran tertentu. Pada setiap potongan pesan,

kemudian IP menambahkan header sehingga membentuk datagram IP. Format

datagram IP dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

2.6.3. Cara Kerja Protokol TCP/IP

Agar jelas bahwa fasilitas komunikasi keseluruhan dapat terdiri dari banyak

jaringan, tiap jaringan penyusun biasanya disebut subjaringan (subnetwork).

Sejenis protokol akses jaringan,seperti logika ethernet, digunakan untuk

menghubungkan komputer ke subjaringan. Protokol ini memungkinkan host

mengirimkan data menyeberangi subjaringan ke host lain atau dalam kasus host

subjaringan lain, ke sebuah router. IP di implementasikan di semua sistem akhir

Page 35: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

19

dan router. IP bertugas sebagai penerus untuk memindahkan suatu blok data dari

satu host, melalui satu atau lebih router ke host lain. TCP diimplementasikan hanya

di sistem-sistem akhir. TCP mengawasi blok-blok data untuk menjamin semua blok

terkirim dengan handal ke aplikasi yang sesuai.

Agar komunikasi berhasil, tiap entitas dalam sistem keseluruhan harus

memiliki alamat unik. Sebenarnya diperlukan dua tingkat pengalamatan. Tiap host

dalam satu subjaringan harus memiliki alamat global unik. Hal ini memungkinkan

data di kirimkan ke host yang benar. Tiap proses dalam host harus memiliki alamat

yang unik dalam host itu. Hal ini memungkinkan protokol host-to-host (TCP)

mengirimkan data ke proses yang benar. Alamat-alamat yang disebut belakangan

ini disebut juga sebagai port. (Stallings,2007:78).

2.7. NAT (Network Address Translator)

Network Address Translation atau yang lebih biasa disebu dengan NAT

adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan

internet dengan menggunakn satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini

disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan

(security), dan kemudian serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan.

Karena keterbatasan inilah sebagian besar ISP (Internet Service Provider)

hanya akan mengalokasikan satu alamat untuk satu pengguna dan alamat ini bersifat

dinamik, artinya arti alamat IP yang diberikan akan berbeda setiap kali user

melakukan koneksi ke internet. Dengan NAT gateway yang dijalankan di salah satu

komputer, satu alamat IP tersebut dapat dibagi ke beberapa komputer yang lain dan

mereka bisa melakukan koneksi ke internet secara bersamaan.

Page 36: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

20

Network address translator terdiri dari berbagai jenis yaitu :

2.7.1. Static NAT

NAT tipe statis menggunakan table routing yang tetap, atau alokasi translasi

alamat ip ditetapkan sesuai dengan alamat asal ke alamat tujuan, sehingga tidak

memungkinkan terjadinya pertukaran data dalam table nat, translasi static terjadi

ketika sebuah alamat lokal di petakan ke sebuah alamat global/internet. Alamat

lokal dan global dipetakan satu lawan satu secara statik. NAT secara statis akan

melakukan request atau pengambilan dan pengiriman paket data sesuai dengan

aturan yang telah ditabelkan dalam sebuah NAT.

2.7.2. Dynamic NAT

Dynamic Network Address Translation dimaksudkan untuk suatu keadaan

dimana anda mempunyai IP address terdaftar yang lebih sedikit dari jumlah IP

address un-registred. Dynamic NAT menterjemahkan setiap komputer dengan IP

tak terdaftar kepada salah satu IP address terdaftar untuk konek ke internet. Hal ini

agak menyulitkan para penyusup untuk menembus komputer didalam jaringan anda

karena IP address terdaftar yang diasosiasikan ke komputer selalu berubah secara

dinamis, tidak seperti pada NAT statis yang dipetakan sama. Kekurangan utama

dari dynamic NAT ini adalah bahwa jika jumlah IP address terdaftar sudah terpakai

semuanya, maka untuk komputer yang berusaha konek ke internet tidak lagi bisa

karena IP address terdaftar sudah terpakai semuanya

2.7.3. Masquerading NAT

Masquerading NAT ini menterjemahkan semua IP address tak terdaftar pada

jaringan anda dipetakan kepada satu IP address terdaftar. Agar banyak client bisa

Page 37: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

21

mengakses internet secara bersamaan router NAT menggunakan nomor port untuk

bisa membedakan antara paket-paket yang dihasilkan oleh atau ditujukan

komputer-komputer yang berbeda. Solusi Masquerading ini memberikan

keamanan paling bagus dari jenis-jenis NAT sebelumnya, kenapa? Karena asosiasi

antara client dengan IP tak terdaftar dengan kombinasi IP address terdaftar dan

nomor port didalam router NAT hanya berlangsung sesaat terjadi satu keempatan

koneksi saja, setelah itu dilepas

2.8. Firewall

Firewall adalah sistem yang digunakan untuk menjalankan kontrol akses

keamanan pada jaringan internal terhadap jaringan untrusted seperti internet.

Umumnya, sebuah firewall diimplementasikan dalam sebuah mesin terdedikasi,

yang berjalan pada pintu gerbang (gateway) antara jaringan lokal dan jaringan

lainnya.

Firewall umumnya juga digunakan untuk mengontrol akses terhadap siapa

saja yang memiliki akses jaringan pribadi dari pihak luar.

Fungsi-fungsi umum firewall sebagai berikut :

a. Packet filtering : memeriksa header dari paket TCP/IP (tergantung arsitektur

jaringannya, dalam contoh ini TCP/IP) dan memutuskan apakah data ini

memiliki akses ke jaringan.

b. Network Address Transtation (NAT) : biasanya sebuah jaringan memiliki

sebuah IP public dan didalam jaringan sendiri terdiri memiliki IP tersendiri.

Firewall berfungsi untuk meneruskan paket data dari luar jaringan ke dalam

jaringan dengan benar sesuai IP komputer lokal.

Page 38: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

22

c. Apllication proxxy : firewall bisa mendeteksi protokol aplikasi tertentu yang

lebih spesifik.

d. Traffic management : mencatat dan memantau trafik jaringan

Gambar 2.2 Ilustrasi Firewall (Ibeng, 2019)

2.8.1. Mikrotik sebagai Firewall

Selain digunakan sebagai gateway, mikrotik juga berfungsi sebagai firewall

bagi komputer lain dan memberikan prioritas bagi komputer lain agar bisa

mengakses data internet maupun data lokal.

Dalam fitur firewall terdapat direktori, yaitu :

a. Mangle, untuk menandai paket dengan suatu tanda khusus sebagai identitas

paket tersebut

b. Address-list, untuk mendefinisikan IP address ke dalam group tertentu

c. Filter, untuk menyaring paket yang masuk atau melewati router. Router

akan meneruskannya jika paket diizinkan lewat, dan sebaliknya. Didalam

direktori filter terdapat perintah chain, yang akan digunakan dalam lab ini

adalah chain input dan forward.

Page 39: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

23

Ada beberapa chain yang telah ditetapkan pada RouterOS Mikrotik :

a. Input, digunakan untuk memproses paket memasuki router melalui salah

satu interface dengan alamat IP tujuan yang merupakan salah satu alamat

router.

b. Forward, digunakan untuk proses paket data yang melewati router

c. Output, digunakan untuk proses paket data yang berasal dari router dan

meninggalkan melalui salah satu interface.

d. NAT, untuk memetakan suatu IP address ke IP address lain

e. Export, untuk membackup semua konfigurasi didalam direktori firewall

f. Connection, untuk mengetahui informasi dari suatu koneksi yang aktif,

seperti IP address asal dan tujuan beserta port yang digunakan, jenis

protokol yang dipakai

g. Service-port, untuk mengaktifkan dan mengubah nomor port aplikasi

2.9. Jaringan 4G LTE (Long Term Evolution)

Gambar 2.3 Ilustrasi 4G LTE (Khan 2019)

Page 40: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

24

4G adalah singkatan atau kepanjangan dari Fourth

Generation alias generasi keempat dari standar teknologi informasi dan

komunikasi. Jaringan 4G, diyakini memberikan banyak fitur dan nilai tambah

daripada 3G.

Selain memiliki semua fasilitas 3G, transmisi data 4G diyakini mempunyai

standar kecepatan transmisi berkisar antara 100 Mbps–1 Gbps. Percakapan,

internet, chatting, jejaring, permainan, video atau apa pun fitur yang ada di

dalamnya dapat dinikmati lebih baik dari 3G.

Menjadi jaringan tercepat, teknologi 4G dapat menyediakan sarana

kecepatan download 4 sampai 5 kali lebih cepat daripada 3G, bahkan hingga 10 kali

lipatnya. Secara nyata konsumen dapat mengakses internet dimanapun dan

kapanpun selama berada pada cakupan wilayah dengan perangkat 4G, termasuk

handphone atau smartphone, tablet, dan hotspot.

LTE adalah singkatan atau kepanjangan dari Long Term Evolution.

Teknologi ini telah dipasarkan dan dikenal secara umum dengan istilah 4G LTE.

Dikatakan demikian karena teknologi ini sebagian besar telah memenuhi standar

dari 4G dalam hal kecepatan. Ini merupakan evolusi atau perkembangan

berdasarkan jaringan GSM/EDGE (2G) dan UMTS/HSPA (3G) untuk

meningkatkan kapasitas dan kecepatan.

Page 41: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

25

Macam-macam jaringan 4G LTE tersebut adalah sebagai berikut :

a) 4G LTE FDD

Jenis jaringan 4G LTE FDD merupakan singkatan dari Frequency Division

Duplex. Secara umum jenis jaringan 4G dibedakan berdasarkan frekuensi yang

digunakan, untuk 4G LTE TDD frekuensi yang dipergunakan adalah 800 Mhz dan

1800 Mhz.

4G LTE FDD memiliki kelebihan tersendiri, salah satunya adalah

jangkauan yang dimilikinya sangat luas. Sehingga jaringan TDD sangat cocok

dipakai untuk kepentingan telpon, browsing internet, dan sosial media.

Jaringan FDD menggunakan dual channel yang berbeda untuk untuk fungsi

yang berbeda pula yaitu Uplink dan Downlink. Channel Uplink digunakan untuk

mengunggah data sedangkan channel Downlink digunakan untuk mengunduh data.

Sehingga dengan penggunaan dual channel ini membuat arus data dapat berjalan

dengan lancar dan inilah yang membuat kecepatan download dan upload menjadi

cukup seimbang dan baik.

b) 4G LTE TDD

Jenis jaringan 4G LTE TDD merupakan singkatan dari Time Division

Duplex. Perbedaan dengan jaringan FDD terletak pada frekuensi yang

digunakannya. TDD menggunakan frekuensi 2300 MHz atau lebih tinggi dari FDD.

Kelebihan dari jaringan ini adalah kecepatan unduhannya yang sangat tinggi. Jauh

lebih tinggi daripada jaringan bertipe FDD. Namun, untuk kecepatan unggahan,

TDD termasuk lambat dan masih kalah dibandingkan dengan FDD. Karena

Page 42: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

26

kelebihan inilah, jaringan TDD sangat cocok digunakan untuk keperluan browsing,

download atau streaming.

TDD tidak menggunakan channel yang berbeda seperti FDD. Jaringan ini

hanya menggunakan satu channel, yang mengakibatkan keseimbangan antara

proses download dan upload tidak berjalan terlalu baik.

c) 4G LTE ADVANCED

Jaringan internet ini juga disebut sebagai jaringan 4G+. Jaringan 4G+

termasuk teknologi baru yang mempunyai kualitas kecepatan download dan upload

data yang lebih baik daripada dua jenis sebelumnya dan jangkauan jaringan ini juga

lebih luas.

Jaringan internet ini beroperasi pada frekuensi antara 900 MHz hingga 2300

MHz. Jaringan ini juga menggunakan gabungan teknologi dari jaringan 4G FDD

dan TDD. Hal ini menyebabkan jaringan 4G+ lebih stabil dibandingkan dua

jaringan tersebut.

Kecepatan transfer data bila membandingkan antara 4G+ dengan FDD atau

TDD, kecepatan 4G+ jauh diatas dua jaringan tersebut. Pada jaringan FDD atau

TDD, kecepatan transfer data hanya berkisar antara 10 Mbps hingga 100 Mbps.

Namun, untuk 4G+, kecepatannya dapat mencapai 100 hingga 300 Mbps.

2.9.1. Arsitektur Jaringan 4G

Teknologi jaringan 4G LTE terdiri dari 3 komponen utama yaitu User

Equipment (UE), Evolved UMTS Terrestrial Radio Access Network (E-UTRAN)

dan Evolved Packet Core (EPC). EPC berkomunikasi dengan paket jaringan data di

Page 43: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

27

dunia luar seperti internet, jaringan perusahaan swasta atau subsistem IP

multimedia. Antarmuka antara bagian-bagian yang berbeda dari sistem

dilambangkan dalam Uu, S1 dan SGI seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

Gambar 2.4. Arsitektur 4G LTE (Sumber : Noerhamzah, 2016)

Berdasarkan dari ketiga bagian-bagian di atas maka dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. User Equipment (UE)

Arsitektur internal dari user equipment untuk LTE identik dengan yang

digunakan oleh UMTS dan GSM yang sebenarnya adalah sebuah Mobile

Equipment (ME) atau peralatan mobile. Peralatan Mobile terdiri dari 3 modul

penting, diantaranya Mobile Termination (MT), yang menangani semua fungsi

komunikasi, Terminal Equipment (TE), yang mengakhiri aliran data, dan Universal

Integrated Circuit Card (UICC), atau dikenal juga sebagai kartu SIM untuk

peralatan LTE. Ini menjalankan aplikasi yang dikenal sebagai Universal Subscriber

Identity Module (USIM).

Page 44: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

28

Sebuah USIM menyimpan data pengguna tertentu sama halnya dengan kartu SIM

3G. Kartu ini berisi informasi tentang nomor pengguna ponsel, identitas jaringan

rumah, kunci keamanan dan lain-lain.

b. Evolved UMTS Terrestrial Radio Access Network (E-UTRAN)

Arsitektur evolved UMTS Terrestrial Radio Access Network (E-UTRAN)

telah diilustrasikan dalam gambar di bawah ini.

Gambar 2.5. Ilustrasi Arsitektur E-UTRAN (Sumber : Noerhamzah, 2016)

E-UTRAN menangani komunikasi radio antara telepon seluler dan Evolved

Packet Core dan hanya memiliki satu komponen, Base Station Tranmissions (BTS)

evolved, yang disebut eNodeB atau eNB. Setiap eNB adalah BTS yang mengontrol

telepon seluler dalam satu atau lebih sel. BTS yang berkomunikasi dengan ponsel

dikenal sebagai eNB yang melayaninya.

Ponsel LTE berkomunikasi hanya dengan satu BTS dan satu sel pada satu waktu

dan berikut adalah dua fungsi utama yang didukung oleh eNB :

Page 45: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

29

eBN mengirim dan menerima transmisi radio untuk semua ponsel

menggunakan analog dan fungsi pemrosesan sinyal digital dari

antarmuka udara LTE.

eNB mengontrol operasi tingkat rendah dari semua ponselnya, dengan

mengirimkan sinyal pesan seperti perintah handover.

Setiap eBN dihubungkan ke EPC dengan menggunakan antarmuka S1 dan

ini juga dapat terhubung ke BTS terdekat dengan antarmuka X2, yang utamanya

digunakan untuk pemberian isyarat dan melanjutkan paket selama handover.

Diantara eNB, jaringan LTE memiliki antarmuka yang dinamai dengan

interface X2. Interface ini bukan interface fisik, namun logical interface. Proses

handover mobile dilakukan melalui interface X2 ini, namun jika interface X2 ini

tidak tersedia, maka dapat juga menggunakan interface S1 yang juga merupakan

logical interface. Namun tentunya jika menggunakan interface S1 ini data yang

ditukar lebih memakan banyak waktu dan menyebabkan latency semakin besar.

Sebuah home eNB (HeNB) adalah BTS yang telah dibeli oleh pengguna untuk

menyediakan cakupan femtocell di dalam rumah. Sebuah home eNB dimiliki oleh

sekelompok pelanggan tertutup (CSG) dan hanya dapat diakses oleh ponsel dengan

USIM yang juga dimiliki oleh kelompok serupa.

c. Evolved Packet Core (EPC).

Arsitektur Evolved Packet Core (EPC) telah digambarkan di bawah ini.

Beberapa komponen penting dari EPC adalah seperti MME, S-GW, P-GW,

HSS. HSS (Home Subscriber Server) adalah server yang menyimpan seluruh data

subscriber network operator.

Page 46: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

30

Gambar 2.6. Ilustrasi Arsitektur EPC (Sumber : Noerhamzah, 2016)

Ada dua jenis interface yang menghubungkan antara E-UTRAN dan EPC

(eNB ke MME dan S-GW), yaitu interface S1-MME yang menangani signalling

message (control plane), dan interface S1-U yang menangani traffic (user plane).

Kemudian S-GW dihubungkan dengan MME melaui sebuah interface yang disebut

dengan interface S10 (control plane), sedangkan interface yang menghubungkan

antara S-GW dan P-GW adalah S5/S8. Dimana S5 adalah jika S-GW dan P-GW

berada dalam satu network, ini hubungannya dengan Roaming network. Sedangkan

S8 jika S-GW dan P-GW berada di network yang berbeda. Antarmuka yang

menghubungkan network dengan dunia luar adalah SGi yaitu antara PDN gateway

dan internet atau server network operator atau IP Multimedia Subsystem. Interface

S6a menghubungkan antara MME dan HSS.

MME (Mobility Management Entity) adalah komponen yang mengurus

high-level operation dari mobile, menangani mobility mobile (signalling message).

Sebuah UE akan terhubung dengan sebuah MME yang disebut dengan serving

MME. Namun dapat saja berpindah MME jika UE tersebut berpindah cukup jauh.

Page 47: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

31

S-GW (Serving Gateway) berfungsi sebagai high-level router, yang mana

meneruskan data antara eNB dan P-GW. Sebuah UE akan terhubung dengan sebuah

S-GW tapi dapat saja berpindah ke S-GW yang lain jika UE tersebut berpindah

cukup jauh.

P-GW (Packet Data Network Gateway) adalah titik akhir dimana network

berhubungan dengan komponen luar. Seperti halnya internet, network operator

server, dan IP Multimedia subsystem. Setiap P-GW diidentifikasi dengan APN

(Access Point Name). Sebuah operator biasanya menggunakan APN untuk masing-

masing layanan, misal untuk internet atau IP multimedia subsystem. Ketika UE

pertama kali dinyalakan akan langsung disambungkan ke default PDN Gateway

seperti halnya internet untuk memberikan layanan always on. Selanjutnya, akan

dihubungkan ke PDN Gateway lain sebagai tambahan seperti halnya IP multimedia

subsystem atau private corporate network. Setiap PDN gateway akan tetap sama

selama masa waktu koneksi data.

Komparasinya dengan UMTS adalah PDN Gateway sebagai Gateway

GPRS Support Node (GGSN), sedangkan MME dan S-GW adalah Serving GPRS

Support Node (SGSN). Memisahkan antara traffic dan signalling dapat lebih

mengontrol lalu lintas data yang ada. MME hanya menangani masalah signalling,

yang artinya jika jumlah UE bertambah atau melebihi load maksimum maka dapat

ditambahkan MME pula, Sedangkan S-GW menangani traffic, dimana jika lalu

lintas data bertambah atau melebihi load maksimum dapat ditambahkan S-GW.

(Christopher Cox,2014:25).

Page 48: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

32

2.10. Quality of Service (QoS)

Quality of Services adalah kemampuan dari sebuah layanan untuk menjamin

performansi dan merupakan parameter untuk mengukur kualitas dari sebuah

layanan. Parameter QoS mengacu pada performansi tingkat kecepatan dan

keandalan penyampaian berbagai jenis data dalam komunikasi. Parameter

parameter QoS adalah :

a. Delay

Delay (latency) adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh

proses transmisi dari satu titik menuju titik lain yang menjadi tujuannya. Delay

dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang

lama. Waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik

ke titik lain yang menjadi tujuannya. Delay diperoleh dari selisih waktu kirim antara

satu paket TCP dengan paket lainnya yang direpresentasikan dalam satuan second.

Delay di dalam jaringan dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Packetisasi delay

Delay yang disebabkan oleh waktu yang diperlukan untuk proses

pembentukan paket IP dari informasi user. Delay ini hanya terjadi sekali saja, yaitu

di source informasi.

2. Queuing delay

Delay ini disebabkan oleh waktu proses yang diperlukan oleh router di

dalam menangani transmisi paket di sepanjang jaringan. Umumnya delay ini sangat

kecil, kurang lebih sekitar 100 micro second.

Page 49: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

33

3. Delay propagasi

Proses perjalanan informasi selama di dalam media transmisi, misalnya

SDH, coax atau tembaga, menyebabkan delay yang disebut dengan delay propagasi.

Tabel 2.1. Standar Delay TIPHON

KATEGORI LATENSI BESAR DELAY INDEKS

Sangat Bagus < 150 ms 4

Bagus 150 s/d 300 ms 3

Sedang 300 s/d 450 ms 2

Jelek > 450 ms 1

Rumus untuk menghitung nilai delay adalah :

Rata-Rata Delay = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 ........................................(2.1)

b. Packet Loss

Packet Loss adalah banyaknya paket yang hilang pada suatu jaringan paket

yang disebabkan oleh tabrakan (collision) dan congestion. Pada jaringan hal ini

berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi efisiensi

jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk

aplikasi tersebut. Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk menampung

data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan penuh dan

(Sumber : TIPHON, 1999)

(Sumber : TIPHON dalam FATONI)

Page 50: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

34

data baru tidak akan diterima, penuhnya kapasitas jaringan, dan penurunan paket

yang disebabkan oleh habisnya TTL (Time To Live) paket.

Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan, dapat disebabkan oleh beberapa

kemungkinkan, di antaranya yaitu:

a) Terjadinya overload trafik di dalam jaringan,

b) Tabrakan (congestion) dalam jaringan.

c) Error yang terjadi pada media fisik.

d) Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa disebabkan karena

overflow yang terjadi pada buffer.

Di dalam implementasi jaringan IP, nilai packet loss ini diharapkan

mempunyai nilai yang minimum. Secara umum terdapat empat kategori penurunan

performansi jaringan berdasarkan nilai packet loss sesuai dengan standar TIPHON,

yaitu seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Standar Packet Loss TIPHON

KATEGORI

DEGRADASI

PACKET LOSS

(X)

INDEKS

Sangat Bagus X ≤ 3% 4

Bagus X ≤ 15% 3

Sedang X ≤ 25% 2

Jelek X ≥ 25% 1

(Sumber : TIPHON, 1999)

Page 51: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

35

Rumus yang digunakan untuk menghitung Packet Loss :

Packet Loss = 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚−𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑟𝑚 x 100 % ..................(2.2)

(Sumber : TIPHON dalam FATONI)

c. Jitter

Jitter atau variasi kedatangan paket, diakibatkan oleh variasi - variasi dalam

panjang antrian, dalam waktu pengolahan data dan juga dalam waktu

penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter . Jitter lazimnya disebut

variasi delay berhubungan erat dengan latency, yang menunjukkan banyaknya

variasi delay pada transmisi data di jaringan. Delay antrian pada router dan switch

dapat menyebabkan jitter.

Besarnya nilai jitter akan sangat dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan

besarnya tumbukan antar paket (congestion) yang ada dalam jaringan IP. Semakin

besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang

terjadinya congestion dengan demikian nilai jitter-nya akan semakin besar.

Semakin besar nilai jitter akan mengakibatkan nilai QoS akan semakin turun. Untuk

mendapatkan nilai QoS jaringan yang baik, nilai jitter harus dijaga seminimum

mungkin.

Terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan berdasarkan nilai

peak jitter sesuai dengan standar TIPHON.

Page 52: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

36

Tabel 2.3 Standar Jitter TIPHON

KATEGORI

LATENSI

PEAK JITTER INDEKS

Sangat Bagus 0 ms 4

Bagus 1 s/d 75 ms 3

Sedang 76 s/d 125 ms 2

Jelek 126 s/d 225 ms 1

Rumus yang digunakan untuk menghitung jitter adalah :

Jitter = 𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝑉𝐴𝑅𝐼𝐴𝑆𝐼 𝐷𝐸𝐿𝐴𝑌

𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝑃𝐴𝐾𝐸𝑇 𝐷𝐼𝑇𝐸𝑅𝐼𝑀𝐴−1 ...................................................(2.3)

Total variasi delay diperoleh dari penjumlahan :

(delay 2 – delay 1) + (delay 3 – delay 2) + ..... + (delay n – delay (n-1) )

d. Throughput

Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam

bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses dan diamati

pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu

tersebut.

Secara umum terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan

berdasarkan nilai Throughput sesuai dengan standar TIPHON

(Sumber : TIPHON, 1999)

Page 53: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

37

(Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks) yaitu

seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 2.4 Standar Throughput

KATEGORI THROUGHPUT (X) Indeks

Jelek 0-338 kbps 0

Sedang 338-700 kbps 1

Bagus 700-1200 kbps 2

Sangat Bagus 1200 kbps- 2.1 Mbps 3

Terbagus >2.1 Mbps 4

Acuan konversi satuan

1 Byte = 8 bit (Sumber : ISO/IEC 2382-1:1993)

Rumus yang digunakan untuk mencari Throughtput adalah :

Througtput = 𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝐵𝐼𝑇 𝑌𝐴𝑁𝐺 𝐷𝐼𝐾𝐼𝑅𝐼𝑀

𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝑊𝐴𝐾𝑇𝑈 𝑃𝐸𝑁𝐺𝐼𝑅𝐼𝑀𝐴𝑁 ........................................(2.4)

(Sumber : TIPHON dalam FATONI)

2.11. Monitoring jaringan

Monitoring jaringan adalah salah satu fungsi dari management yang

berguna untuk menganalisis apakah jaringan masih cukup layak untuk digunakan

atau perlu tambahan kapasitas atau perbaikan. Hasil monitoring juga dapat

membantu jika admin ingin mendesain ulang jaringan yang telah ada. Untuk

(Sumber : TIPHON, 1999)

Page 54: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

38

melakukan monitoring, telah tersebar luas di internet jaringan yang menyediakan

tools secara gratis. Banyak hal dalam jaringan yang bisa dimonitorring, salah satu

diantaranya load traffic jaringan yang lewat pada sebuah router atau interface

komputer. Monitoring dapat dilakukan dengan standar SNMP, selain load traffic

jaringan, kondisi jaringan pun harus dimonitoring, misalnya status up atau down

dari sebuah peralatan jaringan. Hal ini dapat dilakukan dengan tes ping.

2.11.1. Ping Tester

Gambar 2.7 Software Ping Tester

Ping Tester merupakan salah satu aplikasi yang berfungsi sebagai network

analyzer (penganalisa jaringan) dengan cara menangkap paket–paket data atau

informasi di jaringan melalui network iterface card (NIC). Software ini mudah

digunakan karena tampilannya menggunakan graphical user interface (GUI) atau

tampilan grafis yang sederhana.

Ping Tester biasa digunakan untuk melakukan pengujian terhadapat suatu

domain, ip address, maupun suatu hostname untuk mengetahui respon Delay dan

Page 55: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

39

Packet Loss. Data yang diperoleh dari program ini juga bisa dianalisa untuk mencari

nilai Quality Of Services (QOS) lain seperti Jittler dan Througput.

Program Ping Tester bekerja dengan cara mengirimkan Internet Control

Message Protocol (ICMP) atau Echo Request (permintaan gema) ke Host target dan

mendengarkan balasannya. Ping mencatat waktu yang diperlukan protokol ICMP

pergi-pulang, kerugian paket (packet loss) jika ada, waktu rata-rata dan waktu

maksimal. Hasil pengukuran tersebut akan ditampilan dalam bentuk data angka.

Fitur yang ada pada program ini antara lain :

a. Melakukan Ping dan Trace Route pada suatu IP Address.

b. Melakukan pemindaian cepat sebuah kelompok IP.

c. Menjalankan DOS Command pada kotak dialog Windows.

d. Buat laporan ringkasan untuk menganalisis.

e. Ekspor hasil tes ke file .txt atau .csv / Excel.

2.11.2. IDM (Internet Download Manager)

IDM adalah salah satu tool downloader yang paling populer saat ini,

perangkat buatan New York, Amerika ini menempati posisi teratas dalam

memaksimalakan kecepatan mengunduh data. IDM di klaim bisa meningkatkan

download hingga 500%

Cara kerja IDM :

IDM akan membagi sebuah berkas saat proses mengunduh berlangsung

hingga menjadi enam belas bagian. Selanjutnya IDM akan membagi kecepatan

yang sama besar perbagiannya. Namun jika salah satu bagian-bagian tersebut

Page 56: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

40

mengalami hambatan dalam proses unduh maka kecepatan pada bagian ini akan

digunakan untuk membantu bagian yang bermasalah.

2.12. Winbox

Winbox adalah sebuah utiliti yang digunakan untuk melakukan remote

ke server mikrotik dalam mode GUI. Jika ingin mengkonfigurasi mikrotik dalam

bentuk text mode, kita dapat mengakses mikrotik melalui PC. Namun apabila

kita ingin mengkonfigurasi mikrotik melalui mode GUI, kita dapat menggunakan

WinBox yang diakses melalui komputer client. Pada dasarnya, melakukan

konfigurasi mikrotik melalui WinBox ini lebih banyak digunakan karena

penggunaannya tergolong lebih mudah dibanding konfigurasi melalui text mode

Gambar 2.8 Tampilan WinBox

Page 57: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

41

2.13. Switch

Swith adalah sebuah alat jaringan uang berfungsi melakukan bridging

transparan atau penghubung segmentasi banyak jaringan dengan forwarding

berdasarkan MAC address. Switch pada jaringan dapat digunakan sebagai

penghubung komputer atau router pada satu area yang terbatas. Switch juga

bekerja pada lapisan data link. Cara kerja yang hampir sama seperti bridge, tetapi

switch memiliki sejumlah port sehingga sering dinamakan multiport bridge

(Sugeng, 2006)

Gambar 2.9. Switch TP-LINK

Page 58: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

42

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Analisis Kebutuhan Sistem

3.1.1 Spesifikasi Sistem

Sistem yang akan dibangun bertujuan melakukan analisis terhadap unjuk

kerja load balancing dengan menggunakan metode PCC dan mengukur QOS

(Quality of service) pada jaringan 4G LTE yang digunakan. Penerapan load

balancing dilakukan dengan menggunakan dua koneksi jaringan 4G LTE.

Provider yang akan digunakan yaitu Telkomsel dan XL, penelitian dilakukan

hanya pada satu tempat saja, dengan kondisi provider mendapatkan sinyal yang

bagus dengan pengambilan data pengujian dua waktu (jam 09.00-11.00 dan

21.00-23.00) dan selama satu minggu (17 januari-23 januari 2020)

Sistem Load balancing akan dipadukan dengan sistem failover untuk

menangani jika terjadi pemutusan salah satu jalur koneksi yang sewaktu-waktu

bisa terjadi, mengingat jaringan nirkabel lebih rentan terhadap interferensi

dibandingkan jaringan kabel. Dalam tahap pengukuran, Penulis menggunakan

parameter dari penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh (Dionysius,2009).

Parameter pengukuran keberhasilan load balancing yang digunakan adalah :

a. Perbandingan jumlah beban trafik pada masing-masing Provider

b. Perilaku sistem jika terjadi pemutusan koneksi pada salah satu Provider

Page 59: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

43

Maka dari itu dalam penelitian ini akan menggunakan parameter tersebut.

Karena jaringan yang digunakan dalam penelitian merupakan jaringan selluler,

yang jarang digunakan sebagai menyediakan layanan internet pada jaringan

menengah ke bawah. Maka perlu dilakukan analisa terhadap kualitas jaringan

tersebut sehingga dapat diketahui apakah jaringan yang digunakan dapat

dijadikan sebagai alternatif sumber koneksi pada jaringan menengah kebawah.

Penulis menggunakan parameter QOS (Quality of Service) dalam pengukuran

kualitas jaringan internet yang digunakan.

3.1.2 Spesifikasi Perangkat Lunak

Analisis perangkat lunak bertujuan untuk memilih secera tepat perangkat

lunak apa saja yang digunakan untuk melakukan konfigurasi load balancing agar

dapat beroperasi dengan benar dan efisien. Perangkat lunak yang digunakan

untuk melakukan konfigurasi load balancing akan di tampilkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Spesifikasi Software

No Software Keterangan

1 MikrotikOS router versi 6.3 Sebagai sistem operasi mikrotik

2 Microsoft Windows 7 Sebagai sistem operasi untuk

client

3 Mikrotik winbox v.2.2.16 Utility untuk Remote GUI ke

router Mikrotik

Page 60: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

44

3.1.3 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat keras

Kebutuhan hardware yang digunakan untuk merancang konfigurasi

load balancing adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Spesifikasi Hardware

NO. Perangkat Jumlah Spesifikasi Unit

1 PC Router 1 - CPU: Intel(R) Core(TM) i5-250Gz

(4 CPUs), ~2,5GHz

- Memory: 4GB RAM

- Hardisk: 258GB

- 4 slot USB

- 1 port Ethernet

2 PC Client 3 - CPU: Intel(R) Intel(R) Core(TM) i3

CPU

M350 @2.27GHz

- Memory: 2 GB RAM

- Hardisk: 80GB

- 1 Ethernet card (NIC)

3 Flashdisk 1 - Kingstons Data Traveler SE9 8Gb

3 Modem USB

GSM

2 - HUAWEI E5577

- HUAWEI E5673s-609

4 Switch-Hub 1 TP-LINK

5 Provider 2 -SIM Card Telkomsel

-SIM Card XL

Page 61: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

45

Rancangan Hardware dapat digambarkan seperti tampak pada gambar

dibawah ini

Gambar 3.1 Rancangan Sistem Load Balancing Dua Koneksi Internet

Dalam konfigurasi Modem dan Provider pada penelitian ini dapat

digambarkan pada tabel 3.3 Dibawah ini :

Tabel 3.3 Konfigurasi Modem dan Provider

No Modem Provider Ket

1 HUAWEI E5577 TELKOMSEL lte1

2 HUAWEI E5673s-609 XL lte2

Untuk pengesetan nomor IP pada masing-masing PC client yang

digunakan dapat digambarkan pada tabel 3.3 dibawah ini :

Page 62: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

46

Tabel 3.4 Konfigurasi IP address

3.2 Langkah-Langkah Implementasi Sistem

Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk

implementasi

Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Pengimplementasian Sistem

NO. Nama PC Ethernet Port USB IP address

1 PC Router Port 1

Port 2

Port 3

192.168.78.2/24

2 PC client 1 Eth1 192.168.78.1/24

3 PC client 2 Eth1 192.168.78.3/24

4 PC client 3 Eth1 192.168.78.4/24

Analisa

Page 63: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

47

3.3 Perencanaan Instalasi MikrotikOS pada PC router

Instalasi mikrotikOS dilakukan pada PC dengan spesifikasi yang telah di

jelaskan pada Tabel 3.2. Penulis menggunakan MikrotikOS versi 6.3.3 yang telah

dibuat Bootable pada sebuah Flashdisk. Pada penginstalan ini, Flashdisk yang

digunakan harus diformat terlebih dahulu ke sistem NTFS (New Technology File

System)

Penggunaan PC sebagai router mempunyai kemampuan yang sama atau

bahkan lebih dibandingkan dengan routerboard yang dimiliki Mikrotik, karenan

memiliki kemampuan processing dengan speed yang lebih tinggi. PC router juga

memiliki beberapa keuntungan yaitu bisa men-support fitur-fitur terbaru dari

mikrotik, instalasi yang mudah serta dapat menghemat biaya

3.4 Perancangan Konfigurasi Load Balancing

Konfigurasi pada implementasi sistem load balancing ini meliputi beberapa

tahap yaitu :

3.4.1 Konfigurasi Dasar ;

Konfigurasi load balancing memerlukan beberapa tahap yang pertama

adalah konfigurasi dasar :

Yang pertama melakukan konfigurasi interface yang akan digunakan

modem USB untuk men-dial internet lewat router mikrotik. Berbeda dengan

modem 3G yang menggunakan interface PPP (point to point protocol),mikrotik

Page 64: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

48

modem 4G sudah tersedia sendiri interface LTE. Dengan langsung ini, modem 4G

hanya perlu mensetting protokol DCHP Client langsung tanpa harus memeriksa

apakah kondisi line atau saluran telepon tersedia atau tidak, juga melakukan

autentifikasi password yang digunakan dalam protokol PPP . kemudian menetapkan

koneksi dengan ISP dan melakukan permintaan alamat IP

Selanjutnya melakukan konfigurasi IP address pada masing-masing

Ethernet dan DNS yang akan digunakan.

3.4.2 Konfigurasi NAT

Setelah pengkonfigurasian IP dan DNS, selanjutnya menambahkan

konfigurasi NAT (network address translation). NAT berguna agar client dapat

terhubung dengan internet. NAT akan mengubah alamat sumber paket yaitu client

yang memiliki IP address private agar dapat dikenali oleh internet yaitu dengan

cara mentranslasikannya menjadi IP address public. Penggunaan NAT ini

menggunakan metode Masquerasing NAT. Karena provider yang digunakan hanya

memberikan satu IP public, jadi semua IP address dari client akan dipetakan kepada

satu IP public.

Tabel 3.5 Perencanaan Konfigurasi NAT

Chain Out.Interface Action

scrnat lte1 Masquerade

scrnat lte2 Masquerade

Page 65: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

49

3.4.3 Konfigurasi Mangle

Mangle berguna untuk melakukan penandaan suatu paket, penandaan yang

dilakukan sesuai kondisi dan syarat yang kita inginkan, setelah itu hasil dari

penandaan akan digunakan untuk kebutuhan tertentu berdasarkan action yang di

pilih

Proses penandaan ini berdasarkan pada hasil stateful packet inspection,

yaitu scr-IP, dst-IP,scr-port dan dst-port. Dari parameter tersebut kemudian dapat

dilakukan connection-mark dan routing-mark, yang kemudian dapat digunakan

untuk pengolahan paket yang spesifik. Selain itu terdapat chain yang merupakan

tahapan dari proses pengolahan data, sehingga penandaan dapat dilakukan dengan

lebih spesifik sesuai dengan chain yang ada. Pada proses mangle ini terdapat

metode PCC dimana penandaan connection dilakukan dengan menggunakan

hashing.

Gambar 3.3 Tahap Pengaturan Mangle

3.4.4 Pengaturan Routing

Selanjutnya akan menetapkan route, berdasarkan routing mark yang sudah

dibuat pada konfigurasi mangle, routing-mark yang pertama akan menggunakan

Page 66: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

50

gateway ”Lte1” dan routing-mark yang kedua akan menggunakan gateway “Lte2”.

Berikut perancang roting table yang akan dibuat :

Tabel 3.6. Perencanaan Routing Tabel

Dst-address Gateway Routing-mark

0.0.0.0/0 Lte1 Jalur1

0.0.0.0/0 Lte2 Jalur2

Gambar 3.4 Diagram Alir Algoritma Load Balancing Metode PCC

Mark connection “LTE1_conn”

Mark connection “LTE2_conn”

LTE1 sebagai gateway

LTE2 sebagai

gateway

PC client menjalin koneksi internet

0 1

END

Page 67: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

51

*Keterangan :

- 1 & 0 = Merupakan hasil algoritma hashing, yang akan digunakan sebagai

pengingat dimanakah paket akan di tandai koneksi dan routing-nya

3.4.5. Pembuatan Failover

Failover berguna untuk menangani jika terjadi pemutusan koneksi pada

salah satu jalur/ISP. Diharapkan sistem akan melakukan perpindahan gateway

secara otomatis ke jalur yang masih tersedia atau aktif

Fitur yang digunakan adalah memanfaatkan proses pemeriksaan gateway

dengan mengirimkan ICMP echo request kepada sebuah alamat yang dapat

digunakan untuk mendeteksi kegagalan sebuah jalur. Dengan cara ini maka

kegagalan jalur yang disebabkan oleh kegagalan sebuah hop dalam proses transaksi

sata juga dapat terdeteksi. Dibawah ini merupakan tabel perilaku sistem yang akan

dibuat jika terjadi pemutusan salah satu koneksi

Tabel 3.7 Perilaku Sistem Saat Pemutusan Koneksi

Status

Perilaku sistem

LTE1 LTE2

Hidup Hidup Mengarahkan gateway ke LTE1 dan LTE2

Mati Hidup Semua koneksi diarahkan ke gateway LTE2

Hidup Mati Semua koneksi diarahkan ke gateway LTE1

Mati Mati -

Page 68: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

52

Gambar 3.5 Diagram Alir Algoritma Failover

3.5 Perencangan Sistem Uji

Pada tahap ini penulis membuat perancangan dalam melakukan pengujian

terhadap unjuk kerja sistem load balancing menggunakan metode PCC serta

pengujian QOS (quality of service) dari jaringan internet setelah dilakukan load

balancing.

Untuk melakukan Pengujian, penulis menggunakan beberapa tools, seperti

tools winbox, tools downloader seperti IDM (Internet download manager) dan Ping

Tester setelah itu akan dilakukan analisa.

Page 69: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

53

3.5.1 Perancangan Pengujian Sistem Load Balancing

Pengujian sistem load balancing akan dilakukan meliputi dua fase, yang

pertama adalah pengujian browsing dan yang kedua pengujian download.

Pengujian browsing dilakukan dengan cara semua PC client melakukan browsing

ke situs yang sudah ditentukan. Kemudian dilakukan analisa menggunakan tools

connections dan menu interface. Jika mark-connection dan besar paket pada

masing-masing interface memiliki jumlah koneksi yang sama atau hampir sama,

maka bisa dikatakan PCC sudah berjalan dengan baik

Dibawah ini merupakan merupakan daftar situs yang akan di akses, penulis

hanya menggunakan lima situs, sehingga akan terjadi beberapa koneksi yang

berbeda, dari sini akan terlihat penyebaran jumlah koneksi pada setiap gateway.

Dalam pemilihan situs yang digunakan untuk uji coba, penulis melakukan

penelitian untuk mencari situs-situs yang memiliki server disemarang

Penelitian ini dilakukan dengan kondisi hanya dilakukan pada satu tempat

saja dan provider yang digunakan dengan kondisi hanya dilakukan pada satu tempat

saja dan provider yang digunakan adalah Telkomsel. Penulis menggunakan tools

traceroute dan ping dalam melakukan penelitian ini. Hal ini dilakukan agar tidak

mempengaruhi hasil ketika aktifitas browsing dilakukan pada waktu yang berbeda

dan mempermudah dalam melakukan analisa.

Page 70: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

54

Tabel 3.8 Situs Yang Dipilih Melakukan Uji Coba

No Nama Situs IP address Hop Lokasi

1. www.usm.ac.id 103.134.215.4 11

Semarang

2. www.dinus.ac.id 103.246.107.90 15 Semarang

3. www.walisongo.ac.id 103.19.37.200 12 Semarang

4. www.polines.ac.id 103.247.9.242 12 Semarang

5. www.unimus.ac.id 103.97.100.2 9 Semarang

Yang kedua merupakan pengujian download, penulis akan melakukan

download sebuah file video pada situs google drive dengan link yang sudah

ditentukan, dengan menggunakan tools yang men-support multiple koneksi yaitu

IDM (internet download manager). Pengujian download dilakukan hanya pada

salah satu client saja. Kemudian dilakukan analisa menggunakan tools connections

dan menu interface yang terdapat di winbox untuk mengetahui penyebaran

penandaan koneksi dan besar paket yang dikirim pada masing-masing interface.

Sistem load balancing dikatakan berhasil jika pada satu proses download

menggunakan gateway yang tersedia secara bersama-sama dan kecepatan

download tiap gateway berimbang serta besar paket yang dilewatkan pada masing-

masing interface juga berimbang.

Page 71: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

55

3.5.2 Perancangan Pengujian Failover

Pada pengujian failover penulis akan melakukan pengujian menggunakan

beberapa protokol yaitu ICMP, TCP, UDP. Pengujian protokol ICMP penulis akan

melakukan Ping ke sebuah situs yaitu www.usm.ac.id kemudian kita akan lihat

gateway menggunakan ”lte1” atau “ lte2”, apabila menggunakan “lte1’ selanjutnya

penulis akan memutus koneksi pada “lte1” begitu pun dengan sebaliknya, dengan

cara men-disable interface pada lte yang akan diputus.

Begitu pula dengan pengujian protokol TCP dan UDP sekenario pengujian

yang dilakukan tidak jauh berbeda, yang membedakan hanya tools yang akan

digunakan. Pengujian TCP dilakukan dengan men-download sebuah file dengan

menggunakan tool IDM setelah itu dilakukan pemutusan salah satu gateway. Untuk

pengujian protokol UDP penulis akan menonton Live Streaming online pada kanal

youtube KompasTV, kemudian akan dilakukan pemutusan pada salah satu jalur

Failover dikatakan berhasil jika setelah pemutusan jalur yang sebelumnya

digunakan dalam melakukan ping, download dan video call sistem akan berpindah

secara otomatis ke jalur yang masih aktif. Dibawah ini merupakan tabel

perencanaan pengujian failover.

Page 72: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

56

Tabel 3.9 Perancangan Pengujian Failover

PC1 Kondisi Provider Jalur yang digunakan

lte1 lte2 lte1 lte2

PING

Hidup Hidup

Mati Hidup

Hidup Mati

Download

Hidup Hidup

Mati Hidup

Hidup Mati

Live

Streaming

Hidup Hidup

Mati Hidup

Hidup Mati

3.5.3 Perancangan Pengujian QOS Jaringan

Pengujian QOS perlu dilakukan untuk mengukur seberapa bagus kualitas

layanan internet yang digunakan pada load balancing. Karena kualitas layanan

internet tidak hanya diukur oleh seberapa besar bandwith diberikan, melainkan

kualitas layanan internet yang baik juga memiliki karakteristik yang lain seperti

waktu delay kecil, menimalkan packetloss dan sebagainya.

Parameter yang digunakan untuk mengukur QOS (Quality of service) adalah

paket loss, jitter, delay, dan troughput. pengukuran QOS menggunakan semua PC

Client dan dilakukan secara bersama-sama kecuali pada pengukuran throughput.

Pengujian dilaksanakan pada tgl 17 Januari 2020 – 23 Januari 2020, pada jam 09.00

– 11.00 WIB dan jam 21.00 – 23.00, masing-masing dilakukan sebanyak tiga (3)

kali dengan kondisi jalur yang berbeda yaitu ketika kedua jalur dengan status Hidup

dan ketika salah satu mati.

Page 73: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

57

a. Pengujian Delay

Pengujian delay untuk mengukur total waktu yang dibutuhkan dalam proses

transmisi paket dari suatu titik ke titik yang lain. Pengujian ini akan menggunakan

tools Ping Tester dengan cara semua PC client melakukan ping ke alamat

www.usm.ac.id selama 10 menit dengan paket yang dikirim masing-masing sebesar

32 Byte, dengan interval 1000 ms atau 1 detik. Setelah itu dilakukan pemutusan

salah satu koneksi secara bergantian.

Dibawah ini merupakan tabel perancanaan pengujian Delay yang diuji

selama 1 minggu dengan 3 skenario pengambilan dan 3 buah PC client . Data hasil

pengujian tertera pada lampiran

Tabel 3.10 Perencanan Pengujian Delay

JAM Status Gateway

Delay (ms) Rata -

rata Ket

PC1 PC2 PC3 lte1 lte2 (ms)

HARI

09.00 Hidup Hidup

21.00

09.00 Mati Hidup

21.00

09.00 Hidup Mati

21.00

b. Pengujian Paket Loss

Pengujian paket loss untuk mengukur seberapa besar paket yang hilang saat

dilakukannya proses transmisi. Pengukuran ini juga menggunakan tools Ping

Tester. Cara pengujian sama dengan pengujian delay yaitu semua PC client

Page 74: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

58

melakukan ping ke www.usm.ac.id setelah itu dilakukan pemutusan salah satu

koneksi secara bergantian dan paket yang dikirim sebesar 32Byte selama 10 menit.

Pada tabel 3.11 merupakan tabel perencanaan pengujian packet loss yang

akan diuji selama 1 minggu dengan 3 skenario dan 3 buah. Data hasil pengujian

tertera pada lampiran

Tabel 3.11 Perencanaan Pengujian Packet Loss

JAM Status Gateway

Packet Loss (%) Rata -

rata

Ket.

PC1 PC2 PC3 lte1 lte2

Hari

09.00 Hidup Hidup

21.00

09.00 Mati Hidup

21.00

09.00 Hidup Mati

21.00

c. Pengujian Jitter

Pengujian jitter dilakukan untuk mengukur variasi delay atau variasi waktu

kedatangan paket. Jitter yang tinggi disebabkan oleh peningkatan trafik data,

sehingga menimbulkan antrian. Dalam pengujian ini penulis akan melakukan

perhitunggan jitter secara manual dengan mengolah data yang sudah didapat pada

proses pengujian delay.

Page 75: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

59

Rumus yang digunakan :

Jitter = 𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝑉𝐴𝑅𝐼𝐴𝑆𝐼 𝐷𝐸𝐿𝐴𝑌

𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝑃𝐴𝐾𝐸𝑇 𝐷𝐼𝑇𝐸𝑅𝐼𝑀𝐴−1

Total variasi delay diperoleh dari penjumlahan :

(delay 2 – delay 1) + (delay 3 – delay 2) + ..... + (delay n – delay (n-1) )

Pada tabel 3.12 merupakan tabel perencanaan pengujian jitter selama 1

minggu dengan 3 skenario pengambilan dan 3 buah PC client. Data hasil pengujian

tertera pada lampiran.

Tabel 3.12 Perencanaan Pengujian Jitter

JAM Status Gateway

Jitter (ms) Rata -

rata Ket.

PC1 PC2 PC3 lte1 lte2 (ms)

Hari

09.00 Hidup Hidup

21.00

09.00 Mati Hidup

21.00

09.00 Hidup Mati

21.00

d. Pengujian Throughput

Pengujian Throughput disebut sebagai kecepatan sebenarnya suatu jaringan

dalam melakukan penggiriman data. Pengujian ini dilakukan dengan cara men-

download file video berukuran 56,6 MB pada situs google drive yang telah

ditentukan, dan diukur waktu lama download-nya menggunakan stopwatch

Page 76: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

60

Pada tabel 3.13 merupakan tabel perencanaan pengujian throughput selama

1 minggu dengan 3 skenario pengambilan dan 1 PC client

Tabel 3.13 Perencanaan Pengujian Throughput

JAM Status Gateway

Durasi

Download Throughput

lte1 lte2 (s) (Kbps)

Hari

09.00 Hidup Hidup

21.00

09.00 Mati Hidup

22.00

10.00 Hidup Mati

22.00

3.6 Implementasi Topologi Jaringan

Setelah perancangan sistem selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah

melakukan implementasi, tahap ini mengacu pada tahap perencangan yang telah

dibuat diatas. Yang pertama penulis akan melakukan konfigurasi pada client dan

alat sesuai topologi yang dibuat pada bab sebelumnya. Langkah-langkah yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Menyambungkan semua client pada hub menggunakan kabel UTP Cat6e

b. Melakukan konfigurasi IP address pada semua client, pemberian IP address

dilakukan dengan cara klik Start Control panel Network Connection

Local Area Connection klik properties klik 2 kali internet protokol

(TCP/IP), kemudian akan muncul window untuk mengset IP address :

Page 77: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

61

Gambar 3.6 Konfigurasi IP Address

Penulis hanya memberikan penjelasan singkat, dengan hanya memberikan

satu gambar pengset IP address pada PC Client1.

c. Melakukan penginstalan software winbox pada salah satu client, setelah

pengkonfigurasian selesai, maka penulis akan melakukan tes konektivitas

pada semua client, dengan cara melakukan ping antara

a. PC Client1 PC Client2

b. PC Client2 PC Client3

Jika semua client sudah saling terhubung maka selanjutnya penulis akan

menyiapkan PC router.

3.7 Instalasi OS Mikrotik pada PC Router

Langkah selanjutnya penulis akan melakukan penginstalan MikrotikOS

pada sebuah PC yang telah disiapkan dengan spesifikasi PC seperti pada Tabel 3.2

. Sebelum proses penginstalan, Pertama-tama penulis menyiapkan OS mikrotik

yang akan diinstall, OS mikrotik dapat diunduh dari situs resmi mikrotik yaitu

Page 78: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

62

www.mikrotik.com. Setelah itu OS mikrotik dintall ke sebuah Flashdisk. Adapun

langkah langkah penginstalan mikrotik seperti berikut : NTFS (New Technology

File System)

a. Format Flashdisk dengan file sistem NTFS (New Technology File System)

b. Buat virtual machine mikrotik OS pada Oracle VM VirtualBox

Gambar 3.7 Pembuatan Virtual Machine di Oracle VM VirtualBox

c. Masukan jumlah RAM untuk Virtual Machine MikrotikOS

Gambar 3.8 Membuat RAM Virtual Machine

d. Pada kolom pembuatan Virtual Hard Disk centang “do not add virtual hard

disk”dan klik Create

Page 79: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

63

Gambar 3.9 Membuat Virtual Hard Disk

e. Klik menu Setting Storage , masukan file OS mikrotik yang telah di

downlaod. klik OK

Gambar 3.10 Pengaturan Storage Virtual Machine

f. Klik Start MikrotikOS Virtual Machine

Page 80: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

64

Gambar 3.11 Start Page Virtual Machine

g. Pada toolbar Devices klik USB, pilih Flashdisk yang akan dijadikan

tempat penginstalan

Gambar 3.12 Pemilihan Tempat File Penginstalan Virtual Machine

h. Setelah proses booting akan muncul menu fitur mikrotik yang akan dipasang

atau diinstall, ketik “a” untuk mencentang semua fitur mikrotik, setelah itu

ketik “i” untuk memilih option software

Page 81: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

65

Gambar 3.13 Pemilihan Fitur-fitur Mikrotik

i. Setelah itu muncul pesan konfirmasi, ketik y kemudian akan muncul proses

instalasi MikrotikOS

Gambar 3.14 Proses Intsallasi Mikrotik

j. Sistem akan meminta reboot virtual machine setelah proses installasi

selesai.

Page 82: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

66

k. Cabut USB pada laptop penginstalan mikrotik, tancapkan USB Flashdisk

yang telah di intsall mikrotikOS ke laptop yang dipilih sebagai PC router.

Dan nyalakan

l. Setting BIOS untuk booting pertama menggunakan USB Flashdisk.

Kemudian mikrotik akan melakukan konfigurasi sistem secara otomatis.

m. Selanjutnya akan muncul user login. User dan password default Mikrotik

adalah User: admin password: kosong. Setelah login akan muncul tampilan

welcome screen mikrotik.

Gambar 3.15 Welcome Screen Mikrotik

3.8 Konfigurasi Load Balancing

Mengacu pada skenario perancangan load balancing sebelumnya terdapat

konfigurasi-konfigurasi yang harus di atur pada MikrotikOS yaitu antara lain :

Page 83: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

67

3.8.1 Konfigurasi Dasar

Dalam tahap konfigurasi dasar, hal pertama yang dilakukan adalah

melakukan konfigurasi hardware yaitu memasangkan semua modem ke port USB

yang tersedia. Untuk memastikan bahwa modem yang digunakan telah tersupport

oleh MikrotikOS dapat dilihat menggunakan perintah system-resource-usb melalui

winbox atau terminal, keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.16 Pengecekan USB Modem

Jika semua modem telah terbaca oleh mikrotik maka modem tersebut telah

support oleh mikrotik. Dan mikrotik akan membuatkan interface baru untuk kedua

modem tersebut dengan nama ”lte1” dan lte2”.

Langkah selanjutnya adalah memberikan IP address. PC router yang

digunakan memiliki tiga interface “lte1”,”lte2” yang merupakan interface yang

digunakan WAN melewati modem USB dan interface “ether1” digunakan untuk

LTE1

LTE2

Page 84: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

68

LAN atau interface yang menghubungkan antara router dengan client. Pada

interface “ether1”,pemberian ip address dilakukan dengan perintah sebagai berikut:

Baris pertama perintah untuk masuk ke menu IP address selanjutnya

merupakan perintah untuk memberikan ip address pada interface “ether1” dengan

IP 192.168.78.2 dan subneting /24.

Keterangan selanjutnya seperti gambar berikut

Gambar 3.17 IP Address Pada Masing-Masing Interface

Untuk Interface lte1 dan lte2 tidak dilakukan pemberian IP address secara

manual, karena setelah modem melakukan dial, maka modem tersebut otomatis

akan mendapatkan IP address, IP address tersebut bersifat dinamis, yang artinya

jika modem tersebut di putus dan melakukan dial lagi maka IP address pada modem

tersebut akan berubah.

/ip address

add address=192.168.78.2/24

interface=ether1

Page 85: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

69

Gambar 3.18 Keterangan interface “lte1” dan “lte2”

Yang terakhir dalam konfigurasi dasar yaitu pemberian IP DNS server.

Seperti penjelasan sebelumnya, DNS server berguna untuk memetakan host name

sebuah komputer ke IP address. Pada tahap ini alamat DNS yang digunakan

merupaka DNS public yang dimiliki oleh google. Konfigurasinya seperti berikut :

Sampai disini konfigurasi dasar yang dilakukan telah selesai, tahap

selanjutnya adalah ,melakukan konfigurasi load balancing.

3.8.2 Konfigurasi DHCP Client

Saat interface LTE muncul pada konfigurasi dasar, sistem LTE

menyediakan DHCP server,termasuk informasi DNS, dan sebagainya. Langkah

/ip dns

Set servers=8.8.8.8 allow-remote-requests=yes

Page 86: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

70

selanjutnya mengaktifkan DHCP Client dengan semua interface LTE yang ada.

Disini router akan mendapatkan informasi IP address dari modem LTE.

Gambar 3.19 Konfigurasi DHCP Client “lte1” dan “lte2”

3.8.3 Konfigurasi NAT (Network Address Translation)

Agar komputer client dapat terhubung dengan internet, maka perlu

dilakukan tsanslasi dari IP privat yang dimiliki client ke IP publik. Konfigurasi

NAT dapat dilihat dari coding dibawah ini :

/ip firewall nat

add chain=srcnat out-interface=lte1

action=masquerade

add chain=srcnat out-interface=lte2

action=masquerade

Page 87: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

71

Baris pertama merupakan perintah untuk masuk ke menu konfigurasi NAT,

Selanjutnya perintah tersebut mengintruksikan router agar menggantikan sumber

alamat IP dari sebuah paket ke alamat IP publik yang dimiliki interface “lte1” dan

“lte2” dengan metode masquerade.

3.8.4 Konfigurasi Mangle

Mangle digunakan untuk melakukan penandaan suatu paket yang keluar

masuk dari suatu interface sebelum paket itu diproses sesuai dengan rule routing

yang dibuat. Penulis menggunakan beberapa perintah mangle yaitu :

a. Chain Prerouting adalah proses dimana router dapat menanipulasi paket

sebelum paket di route-kan.

b. Chain input adalah proses pemeriksaan paket yang akan memasuki dan

diproses oleh router melalui salah satu interface.

c. Chain output adalah proses pemeriksaan paket yang telah diproses oleh router

yang akan menuju keluar sebelum proses routing.

Berikut ini tahapan-tahapan untuk melakukan konfigurasi pada mangle mikrotik :

a. Dimulai dengan melakukan penandaan koneksi yang berasal dari laur

jaringan atau interface public yang menuju alamat lokal. Penandaan

dilakukan dengan mengatur koneksi yang berasal dari lte1 akan diberi tanda

“LTE1_conn” dan koneksi yang berasal dari lte2 akan diberi tanda

“LTE2_conn”.

Page 88: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

72

Konfigurasinya sebagai berikut :

b. Tahap selanjutnya melakukan penandaan routing mark sebagai jalur paket

connection yang sudah ditandai yang akan keluar dari router. Untuk tiap-tiap

koneksi yang ditandai dengan “LTE1_conn” akan diberikan mark-routing

“jalur1” yang akan dilewatkan pada interface lte1 dan tiap-tiap koneksi yang

ditandai “LTE2-conn” akan diberikan mark-routing “jalur2” yang akan

dilewatkan pada interface lte2.

Konfigurasinya sebagai berikut :

/ip firewall mangle

add chain=input in-interface=lte1

action=mark-connection

new-connection-mark=LTE1_conn

add chain=input in-interface=lte2

action=mark-connection

new-connection-mark=LTE2_conn

/ip firewall mangle

add chain=output connection-

mark=WAN1_conn action=mark-routing

new-routing-mark=to_LTE1

add chain=prerouting dst-

address="IP NETWORK LTE1"

action=accept in-interface=ether1

add chain=output connection-

mark=WAN2_conn action=mark-routing

new-routing-mark=to_LTE2

add chain=prerouting dst-

address="IP NETWORK LTE2"

action=accept in-interface=ether1

Page 89: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

73

c. Setelah dilakukan penandaan koneksi, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan pembagian jalur koneksi menjadi dua jalur dengan dibantu

algoritma PCC.

Algoritma PCC akan menjumlah noth address dan port pada masing-masing

koneksi, kemudian dibagi oleh suatu bilangan, pada penelitian ini menggunakan 2

(dua), sesuai dengan jumlah ISP yang digunakan. Kemudian sisa hasil baginya akan

digunakan sebagai penanda, jika sisa hasil bagi 0 (nol) maka koneksi tersebut akan

ditandai sebagai “LTE1_conn” kemudian dilewatkan ke routing-mark “jalur1”

yaitu menggunakan gateway (lte1), dan jika sisa hasil bagi 1 (satu) maka koneksi

tersebut akan ditandai sebagai “LTE2_conn” kemudian dilewatkan ke routing-mark

“jalur2” yaitu menggunakan gateway (lte2)

Konfigurasinya sebagai berikut :

/ip firewall mangle

add chain=prerouting dst-address-type=!local

in-interface=ether1 per-connection-

classifier=both-addresses-and-ports:2/0

action=mark-connection new-connection-

mark=LTE1_conn passthrough=yes

add chain=prerouting dst-address-type=!local

in-interface=ether1 per-connection-

classifier=both-addresses-and-ports:2/1

action=mark-connection new-connection-

mark=LTE2_conn passthrough=yes

add chain=prerouting connection-mark=WAN1_conn

in-interface=ether1 action=mark-routing new-

routing-mark=to_LTE1

add chain=prerouting connection-mark=WAN2_conn

in-interface=ether1 action=mark-routing new-

routing-mark=to_LTE2

Page 90: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

74

3.8.5 Konfigurasi Routing

Setelah penandaan paket selesai pada tahap konfigurasi mangle, langkah

selanjutnya adalah melakukan konfigurasi routing tabel agar paket bisa diteruskan

ke gateway ISP yang sesuai dengan marking-route yang dibuat pada konfigurasi

mangle, dengan aturan mark-route “jalur1” akan menggunakan gateway IP yang

dimiliki “lte1” dan mark-route “jalur2” akan menggunakan gateway IP yang

dimiliki “lte2”.

Konfigurasinya sebagai berikut

3.8.6 Konfigurasi Failover

Ketika terjadi pemutusan koneksi pada salah satu jalur, maka pada jalur

yang putus tidak dapat melayani request yang ada, dan ketika melakukan browsing

pada situs tertentu situs tersebut tidak termuat secara sempurna atau bahkan tidak

bisa tidak bisa mengakses situs tersebut.

/ip route

add dst-address=0.0.0.0/0

gateway="IP ADDRESS LTE1" routing-

mark=to_LTE1 check-gateway=ping

distance=1

add dst-address=0.0.0.0/0

gateway="IP ADDRESS LTE2" routing-

mark=to_LTE2 check-gateway=ping

distance=1

Page 91: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

75

Maka dari itu perlu dibuatkan routing backup untuk mencegah hal itu

terjadi. Failover berguna agar ketika salah satu koneksi putus, koneksi yang masih

aktif akan mengambil alih semua request yang ada.

Konfigurasinya sebagai berikut :

Pada konfigurasi diatas merupakan sebuah aturan routing yang digunakan

sebagai routing backup dari default route yang telah dibuat sebelumnya.

Cara kerja failover ini adalah setiap router akan mentransmisikan data ke

alamat tujuan, router akan memeriksa gateway apakah aktif atau tidak dengan cara

melakukan ping ke IP gateway tersebut. Kemudian jika ternyata gateway tidak

memberi jawaban, router akan memilih jalur lain yaitu rule routing yang memiliki

parameter distance yang lebih besar dari rule routing sebelumnya. Parameter

distance ini menunjukkan prioritas pada saat pemilihan jalur routing, semakin kecil

nilai distance maka semakin besar proiritas yang diberikan.

/ip route

add dst-address=0.0.0.0/0

gateway=" IP ADDRESS LTE1"

distance=2 check-gateway=ping

add dst-address=0.0.0.0/0

gateway=" IP ADDRESS LTE2"

distance=2 check-gateway=ping

Page 92: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

76

3.9 Uji Coba

Pada tahap uji coba, penulis akan mengukur sejauh mana sistem yang telah

dibangun dapat berjalan secara optimal, dengan cara melihat unjuk kerja sistem

load balancing serta melihat kualitas jaringan yang digunakan pada load balancing

Uji coba dilakukan mengacu pada perancangan sistem uji yang telah dibuat

pada 3.4 yaitu meliputi 4 tahap yaitu pengujian browsing, download, failover dan

QOS (Quality of Service)

3.9.1 Pengujian Browsing

Pada tahap pengujian browsing ini penulis akan melakukan browsing

menggunakan PC client dengan situs yang dituju mengacu pada Perancangan Uji

Coba. Kegiatan ini sebagi sample aktifitas browsing dari client. Karena sifat PCC

yang akan mengingat jalur yang telah dilewati diawal trafik koneksi, maka penulis

akan membersihkan chace route pada router sebelum melakukan browsing agar

router melakukan proses load balancing dari awal.

Langkah selanjutnya adalah menganalisis koneksi yang terjadi dan besar

paket yang dilewatkan pada masing-masing interface sehingga dapat diketahui

sistem load balancing telah bekerja dengan baik atau belum.

Berikut ini salah satu hasil monitoring koneksi yang terjadi ketika PC1

client melakukan browsing pada situs www.dinus.ac.id :

Page 93: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

77

Gambar 3.20 Koneksi yang Terjadi Ketika PC1 Melakukan Browsing

Hasil capture yang lebih lengkap dapat dilihat pada halaman lampiran

Berdasarkan monitoring yang telah di lakukan penulis memasukkan data

koneksi ke dalam tabel kemudian melakukan perhitungan berapa koneksi yang

ditandai sebagai “LTE1_conn” dan “LTE2_conn”, tabel dapat dilihat pada halaman

lampiran :

Dari tabel yang berada pada lampiran, koneksi yang ditandai dengan

“LTE1_conn” dan “LTE2_conn” kurang berimbang yaitu 26 dan 33 kali, dengan

hasil ini berarti PCC telah menandai koneksi yang terjadi dan membaginya. Dalam

hal ini penulis menganalisa kurang berimbangnya load balancing ini karena respon

time antara ke dua provider tidak sama, mengakibatkan ketidakseimbangan

pembagian koneksi pada PCC, besar paket data antara lte1 dan lte2 ternyata tidak

sama, hal ini dikarenakan PCC hanya membagi beban berdasarkan koneksi yang

terjadi, bukan dari besar paket, sehingga tiap koneksi akan melakukan pengiriman

paket yang memiliki besar yang berbeda-beda sehingga menyebabkan

ketidakseimbangan besar paket yang dilewatkan pada masing-masing interface

Page 94: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

78

3.9.2 Pengujian Download

Pengujian download dilakukan untuk mengetahui sejauh mana sistem akan

membagi beban koneksi kepada kedua gateway pada saat melakukan download file,

file yang di-download merupakan file yang berformat .mp4 yang berukuran 56,6

MB yang diambil dari Google Drive

Parameter yang digunakan pada pengujian ini adalah jumlah penyebaran

koneksi dan besar trafik download dari masing-masing interface yang ditandai pada

kotak merah, yang dapat dilihat dari menu interface.

Gambar 3.21 Koneksi yang Terjadi pada Saat Melakukan Download

Berdasarkan monitoring yang telah dilakukan, penulis memasukkan data

koneksi kedalam tabel kemudian melakukan perhitungan berapa koneksi yang

ditandai sebagai “LTE1_conn” dan “LTE2_conn, tabel dapat dilihat pada halaman

lampiran

Dari tabel yang berada pada lampiran, koneksi yang ditandai dengan

“LTE1_conn” dan “LTE2_conn” kurang berimbang yaitu 6 dan 3 kali, dalam

pembagian koneksi ini PCC sudah berhasil membagi koneksi antara dua sumber

koneksi.

Page 95: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

79

Selanjutnya dilakukan analisis kecepatan dan besar paket yang dilewatkan

pada masing-masing interface

Gambar 3.22 Pengujian Download

Pada gambar proses downlaod diatas ketika PCclient melakukan download

suatu file menggunakan tools IDM, gateway yang digunakan adalah lte1 dan lte2

karena tools IDM akan memecah file menjadi beberapa bagian kemudian akan men-

download secara bersama-sama.

Dari gambar diatas hanya lte1 yang berfungsi sebagai gateway dengan

kecepatan 9.9 Mbps sementara lte2 tidak terlihat lalu lintas koneksi yang terjadi

pada menu interface, ini dikarenakan karena perbedaan kekuatan dan kestabilan

jaringan pada ke dua interface yang mengakibatkan selisih kecepatan download

antara lte1 dan lte2 begitu jauh, karena load balancing terpenuhi jika koneksi

internet dari dua interface sinyalnya bagus, jika salah satu kurang stabil

dibandingkan dengan lain maka koneksi paling bagus akan terhisap semua.

Page 96: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

80

Disini dapat disimpulkan bahwa load balancing tidak bekerja dengan baik

karena tidak dapat membagi beban koneksi secara seimbang karena kurang

stabilnya jaringan antar interface lte.

3.9.3 Pengujian Failover

Pengujian failover berguna untuk mengetahui perilaku sistem jika terjadi

pemutusan koneksi pada salah satu jalur koneksi, seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya, pengujian ini terdiri dari tiga bagian yaitu pengujian pada protokol

ICMP, TCP dan UDP. Pada pengujian protokol ICMP, dilakukan dengan cara salah

satu client melakukan Ping ke suatu situs yang telah ditentukan yaitu

www.usm.ac.id kemudian memutus salah satu jalur dengan cara men-disable

interface yang digunakan sebagai gateway pada saat melakukan Ping.

Berikut adalah gambar peilaku sistem ketika terjadi pemutusan salah satu

koneksi :

Gambar 3.23 Ping ke www.usm.ac.id

Page 97: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

81

Gambar 3.24 “lte2” sebagai Gateway Ping

Dari gambar diatas terlihat bahwa gateway yang dipakai untuk melakukan

ping adalah “lte2”, hal ini dilihat dari lalu lintas data pada interface lte2 dengan

kecepatan 4.9kbps dari sisi download dan 3.0kbps dari sisi upload. Sedangkan

interface “lte1” tidak terjadi lalu lintas data. Pada saat pengujian, PCclient tidak

melakukan aktifitas lain selain menggunakan ping.

Setelah mengetahui gateway yang digunakan dalam melakukan ping

selanjutnya penulis akan melakukan pemutusan koneksi dengan cara men-disable

interface “lte2”

Gambar 3.25 Pemutusan Jalur Koneksi pada Interface lte2

Gambar 3.26 Ping Setelah Pemutusan Jalur Koneksi pada lte2

Page 98: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

82

Dari gambar diatas terlihat bahwa setelah pemutusan jalur koneksi pada

“lte2” gateway yang dipakai dalam melakukan ping berganti menjadi “lte1”

ditunjukan dengan tanda panah.

Berikutnya penulis akan mencoba melakukan percobaan perpindahan

otomatis dari lte1 ke lte2

Gambar 3.27 Kondisi Sebelum Pemutusan Jalur Koneksi pada “lte1”

Setelah melakukan ping, penulis akan memutus jalur koneksi “lte1, gambar

diatas terlihat bahwa interface yang digunakan dalam melakukan ping adalah lte1

Gambar 3.28 Pemutusan Jalur Koneksi pada lte1

Gambar 3.29 Ping Setelah Pemutusan Jalur Koneksi pada lte1

Page 99: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

83

Dari gambar diatas terlihat bahwa setelah pemutusan jalur koneksi pada

“lte1” gateway yang dipakai dalam melakukan ping berganti menjadi “lte2

ditunjukan dengan tanda panah

Selanjutnya pengujian dengan protokol TCP yaitu dengan PC client

melakukan download salah satu video pada situs www.youtube.com kemudian

dilakukan pemutusan salah satu koneksi.

Berikut adalah gambar perilaku sistem ketika terjadi pemutusan salah satu

koneksi :

Gambar 3.30 Proses Download Sebelum Pemutusan Koneksi

Page 100: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

84

Pada gambar diatas gateway yang digunakan pada proses download adalah

“lte1, setelah mengetahui gateway mana yang digunakan. Selanjutnya dilakukan

pemutusan jalur koneksi “lte1”

Gambar 3.31 Proses Download Setelah Pemutusan Jalur Koneksi lte1

Setelah melakukan pemutusan koneksi, gateway yang digunakan sudah

berpindah ke “lte2” secara otomatis. Selanjutnya dilakukan pemutusan jalur

koneksi “lte2” dan pengembalian jalur koneksi “lte1” secara bersamaan

Gambar 3.32 Proses Download Setelah Pemutusan Jalur Koneksi lte2

Setelah melakukan pemutusan koneksi lte2, gateway yang digunakan

berpindah otomatis, dari sini dapat disimpulkan bhwa sistem failover pada protokol

TCP berjalan dengan baik.

Selanjutnya akan melakukan pengujian pada protokol UDP yang mengacu

pada skenario yang dijelaskan sebelumnya yaitu dengan cara menonton live stream

online pada situs www.youtube.com di kanal KompasTV

Berikut adalah gambar perilaku sistem ketika terjadi pemutusan salah satu

koneksi :

Page 101: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

85

Pertama penulis akan menonton video live stream pada situs youtube pada

kanal kompasTV dengan resolusi 720p HD. Setelah video live stream berjalan

kemudian penulis akan melakukan pemutusan pada salah satu interface

Gambar 3.33 Kondisi Video Live Stream Sebelum Pemutusan Jalur Koneksi

Pada gambar diatas gateway yang digunakan adalah “lte1”. Selanjutnya

adalah melakukan pemutusan koneksi interface “lte1” :

Gambar 3.34 Kondisi Video Live Setelah Pemutusan Jalur Koneksi “lte1”

Page 102: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

86

Setelah pemutusan dilakukan ternyata kondisi live stream video tetap

berjalan lancar dan tidak terputus tanpa penurunan kualitas video. Dari sini dapat

disimpulkan bahwa perpindahan gateway dari interface “lte1 ke “lte2” secara

otomatis berjalan dengan baik. Selanjutnya akan dilakukan pemutusan pada

interface “lte2”

Gambar 3.35 Kondisi Video Live Setelah Pemutusan Jalur Koneksi lte2

Setelah pemutusan interface “lte2”, ternyata proses live stream tetap

berjalan tanpa mengalami penurunan kualitas video dari sini dapat disimpulkan

bahwa perpindahan gateway dari interface “lte2” ke “lte1” secara otomatis berjalan

dengan baik.

Tabel 3.14 Perilaku Sistem Saat Pemutusan Salah Satu Jalur Koneksi

PC1 Kondisi Provider Jalur yang digunakan

LTE1 LTE2 LTE1 LTE2

PING

Hidup Hidup O

Mati Hidup O

Hidup Mati O

Download

Hidup Hidup O

Mati Hidup O

Hidup Mati O

Live

Streaming

Hidup Hidup O

Mati Hidup O

Hidup Mati O

Page 103: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

87

Berdasarkan hasil dari pengujian failover diatas yang dapat dilihat pada

tabel 3.14, dapat dianalisa bahwa sistem failover sudah berjalan dengan baik pada

protokol ICMP, TCP dan UDP karena pada saat pemutusan koneksi pada salah satu

jalur yang digunakan sistem akan otomatis berpindah pada jalur yang masih aktif.

3.10 Implementasi Software Ping Tester

Ping Tester merupakan salah satu aplikasi yang berfungsi sebagai network

analyzer (penganalisa jaringan) dengan cara mengirim pesan ICMP (Internet

Message Protocol) Echo Request dan menerima Echo Relpy untuk menentukan

apakah host tujuan dapat dijangkau dan berapa lama paket yang dikirim dibalas oleh

host tujuan.

Informasi dari proses ICMP Echo Request dan Echo Reply dapat dengan

mudah diketahui dengan aplikasi Ping Terster. Proses instalasi dari software ini

bisa dilihat sebagai berikut:

a. Langkah pertama download ping tester secara gratis melalui situs

www.pingtester.net. Setelah itu klik software instalasinya lalu akan muncul

kotak dialog seperti berikut dan klik “Next”

Page 104: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

88

Gambar 3.36 Tampilan Setup Instalasi Ping Tester

b. Kemudian akan muncul kotak dialog License Agreement, lalu klik “I agree to

the terms of this license agreement” dan klik “Next”.

Gambar 3.37 Tampilan License Agreement

Page 105: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

89

c. Selanjutnya akan ada informasi mengenai software Ping Tester lalu klik “Next”

dan akan muncul kotak dialog lokasi penyimpanan instalasi. Jika ingin

mengubah lokasi klik “Browse” dan klik “Next”.

Gambar 3.38 Tampilan Folder Instalation

d. Setelah itu akan tampil ringkasan informasi instalasi, klik “Next”

Gambar 3.39 Tampilan Ready to Install

Page 106: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

90

e. Terakhir tunggu proses instalasi berjalan, jika sudah selesai maka tampilan akan

seperti di bawah ini lalu klik “Finish”.

Gambar 3.40 Tampilan Instalasi Selesai

Setelah instalasi software Ping Tester berhasil pada perangkat laptop,

maka selanjutnya penulis akan menjelaskan bagaimana cara untuk melakukan

konfigurasi agar software Ping Tester siap untuk dilakukan pengujian jaringan

bergerak 4G. Cara konfigurasinya adalah sebagai berikut:

a. Pertama buka Software Ping Tester lalu klik “Run the free edition”.

Page 107: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

91

Gambar 3.41 Tampilan Pembuka Ping Tester

b. Selanjutnya konfigurasi target hosts dengan cara klik “Add singel IP or URL”.

Gambar 3.42 Tampilan Target Hosts

c. Kemudian masukkan nama dan URL/Host-name “usm.ac.id” seperti gambar di

bawah ini.

Page 108: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

92

Gambar 3.43 Tampilan Konfigurasi Host Name

d. Setelah konfigurasi hotst selesai, berikutnya adalah konfigurasi parameter

“Test interval”, “Send buffer size”, “Time out”, “Total test quantity” dan

“Repeat per IP”. Nilai dari parametet tersebut bisa dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 3.44 Konfigurasi Parameter Ping Tester

Page 109: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

93

e. Setaleh target host dan parameter selesai dikonfigurasi selanjutnya adalah

melakukan pengujian dengan cara memilih host “Universitas Semarang” yang

sudah dibuat tadi, lalu klik “Ping” dan untuk berhenti klik “Stop”.

Gambar 3.45 Tampilan Pengujian Ping Tester

Page 110: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

94

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengukuran

Pengukuran pengujian dilakukan pada datu tempat dengan menggunakan 2

buah provider. Parameter yang digunakan untuk mengukur QOS (Quality of

service) adalah paket loss, jitter, delay, dan throughput. pengukuran QOS

menggunakan tiga buah (3) PC Client dan dilakukan secara bersama-sama.

Pengujian dilaksanakan pada tgl 17 Januari 2020 – 23 Januari 2020, pada jam 09.00

– 11.00 WIB dan jam 21.00 – 23.00, masing-masing dilakukan sebanyak tiga (3)

kali dengan kondisi jalur yang berbeda yaitu ketika kedua jalur dengan status Hidup

dan ketika salah satu mati. Kecuali throughput hanya dua (2) kali kondisi yaitu

hidup mati dan mati hidup dikarenakan pada bab 3 bagian uji coba download hasil

load balancing pada saat kondisi hidup-hidup gateway yang digunakan hanya 1,

tidak bisa membagi pada 2 sumber koneksi dengan seimbang

Pengambilan data memanfaatkan software bernama Ping Tester yang

kemudian dari data tersebut diolah serta dianalisa untuk mengetahui nilai parameter

Packet Loss, Delay dan Jitter. Sedangkan Throughput dengan men-download file

sebesar 56,6 MB dihitung durasi lama download menggunakan stopwatch. sampel

data saat pengambilan ping tester tertera pada gambar 4.1.

Data hasil pengukuran tertera pada lampiran.

Page 111: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

95

Gambar 4.1 Sampel data Ping Tester

4.2 Data Delay

Delay (latency) adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh

proses transmisi dari satu titik lain yang menjadi tujuannya. Delay dapat

dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama.

Waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses ytansmisi dari satu titik ke

titik lain yang menjadi tujuannya. Delay diperoleh dari selisih waktu kirim antara

satu paket TCP dengan paket lainnya yang direpresentasikan dalam satuan second.

Berdasarkan konfigurasi software Ping Tester yang menjadi target Hosts

adalah www.usm.ac.id, batas waktu timeout diatur sebesar 10 detik dan waktu

Page 112: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

96

interval diatur sebesar 1 detik sehingga ketika pengujian selama 10 menit

didapatkan sampel sebanyak 600 data per PC client. Pada pengujian ini dilakukan

di pedurungan. Hasil dari pengujian adalah nilai Delay dan rata-rata bisa dihitung

menggunakan rumus ke-3 pada bab 2

4.2.1 Data Delay Waktu Pagi

Berikut tabel hasil beserta rata-ratanya dari pengujian delay selama satu

minggu dengan 3 skenario dan 3 buah PC client yang sudah dirata-rata :

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan rata-rata Delay (ms) Waktu Pagi

Skenario Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu Rata-

rata

Hidup hidup 65,00 64,00 64,00 65,33 58,00 54,67 59,00 61,43

Mati hidup 70,33 59,67 61,67 77,33 60,00 56,00 60,67 63,67

Hidup mati 57,33 79,33 73,67 80,33 57,33 63,67 64,33 68,00

Rata-rata 64,22 67,67 66,45 74,33 58,44 58,11 61,33

Berdasarkan gambar grafik 4.2, dapat dilihat nilai delay pada waktu pagi

untuk skenario hidup-hidup (HH), mati-hidup (MH), hidup-mati (HM).

Page 113: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

97

Gambar 4.2 Grafik Hasil Perhirungan Delay Waktu Pagi 3 Skenario

Nilai rata-rata delay pada kondisi pagi pada grafik 4.2 dengan puncak nilai

tertinggi terjadi pada hari kamis. Nilai delay untuk waktu pengukuran pagi dengan

skenario hidup-hidup (HH) tertinggi terjadi pada hari kamis dengan nilai 65,33

milidetik atau milisecond (ms) dan terendah terjadi pada hari sabtu sebesar 54,67

ms. Sedangkan untuk skenario mati-hidup (MH) nilai tertinggi juga terjadi pada

hari kamis dengan nilai 77,33 ms dan nilai terendah terjadi pada hari sabtu dengan

nilai 56 ms. Untuk skenario hidup-mati (HM) nilai tertinggi juga terjadi pada hari

kamis dengan nilai 80,33 ms dan sekaligus menjadi nilai tertinggi, kemudian nilai

terendah terjadi pada hari senin dan jum’at dengan nilai yang sama yang bernilai

57,33 ms. Berdasarkan ketiga skenario diatas yang memiliki rata-rata delay

terendah dan stabil selama seminggu terjadi pada skenario hidup-hidup (HH)

karena naik turun grafik tidak melonjak secara signifikan, diikuti skenario mati-

hidup (MH) dan terburuk pada skenario hidup-mati (HM).

65 64 6465,33

58

54,67

59

70,33

59,6761,67

77,33

60

56

60,67

57,33

79,33

73,67

80,33

57,33

63,67 64,33

50

60

70

80

90

100

S E N I N S E L A S A R A B U K A M I S J U M ' A T S A B T U M I N G G U

DEL

AY

(ms)

HH

MH

HM

Page 114: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

98

4.2.2 Analisis Data Delay Waktu Pagi

Nilai rata-rata delay yang diperoleh 1 minggu dengan 3 skenario

pengukuran (Hidup-Hidup, Mati-Hidup, Hidup-Mati) pada waktu pagi hari

diperoleh nilai rata-rata sebesar 61,43 milidetik (milisecond ms) pada skenario HH,

skenario MH sebesar 63,67 ms, skenario HM sebesar 68 ms. Hasil tersebut menurut

TIPHON (Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over

Networks) delay pada pengukuran load balancing jaringan 4G pada pagi hari

termasuk ke dalam kategori indeks nomor 4 yaitu sangat bagus dengan nilai kurang

dari 150 ms.

4.2.3 Data Delay Waktu Malam

Berikut tabel hasil beserta rata-ratanya dari perhitungan delay selama 1

minggu dengan 3 skenario dan 3 PC client yang sudah dirata-rata :

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rata-rata Delay (ms) Waktu Malam

Skenario Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu Rata-

rata

Hidup hidup 62,00 60,67 63,67 68,67 65,67 62,33 86,67 67,10

Mati hidup 61,00 62,00 73,00 70,33 72,67 62,67 70,67 63,67

Hidup mati 61,00 61,67 75,67 67,00 61,33 60,00 65,33 64,57

Rata-rata 61,33 61,45 70,78 68,67 66,56 61,67 74,22

Berdasarkan gambar grafik 4.3, dapat dilihat nilai delay pada waktu malam

untuk skenario hidup-hidup (HH), mati-hidup (MH), hidup-mati (HM).

Page 115: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

99

Gambar 4.3 Grafik Hasil Perhitungan Delay Waktu Malam 3 Skenario

Pada grafik 4.3 diatas dapat dilihat bahwa nilai delay untuk kondisi malam

cenderung meningkat. Pada skenario hidup-hidup (HH) nilai delay tertinggi pada

hari minggu sebesar 86,67 ms dan menjadi nilai tertinggi pada kondisi malam,

untuk nilai terendah terjadi pada hari selasa dengan nilai 60,67 ms. Kemudian pada

skenario mati-hidup (MH) nilai delay tertinggi terjadi pada hari rabu dengan nilai

73 ms dan nilai terendah pada hari senin bernilai 61 ms. Selanjutnya pada skenario

hidup-mati (HM) nilai delay tertinggi terjadi pada hari rabu sebesar 75,67 dan nilai

terendah terjadi pada hari sabtu dengan nilai 60 ms. Berdasarkan ketiga skenario

pengukuran diatas rata-rata nilai delay terendah dan stabil selama seminggu terjadi

pada skenario mati-hidup (MH), diikuti skenario hidup-mati (HM). Dan terburuk

pada skenario hidup-hidup (HH).

6260,67

63,67

68,67

65,67

62,33

86,67

6162

73

70,33

72,67

62,67

70,67

61 61,67

75,67

67

61,3360

65,33

50

60

70

80

90

S E N I N S E L A S A R A B U K A M I S J U M ' A T S A B T U M I N G G U

DEL

AY

(ms)

HH

MH

HM

Page 116: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

100

4.2.4 Analisis Data Delay Waktu Malam

Nilai rata-rata delay yang diperoleh dari pengukuran serta pengujian selama

1 minggu dengan 3 skenario (Hidup-Hidup, Mati-Hidup, Hidup-Mati) untuk

pengukuran malam hari diperoleh nilai rata-rata 67,10 milidetik (milisecond ms)

untuk skenario HH, skenario MH sebesar 67,48 ms, dan skenario HM sebesar 64,57

ms. Hasil tersebut menurut TIPHON (Telecommunications and Internet Protocol

Harmonization Over Networks) delay pada pengukuran load balancing jaringan

4G pada malam hari termasuk ke dalam kategori indeks nomor 4 yaitu sangat bagus

dengan nilai kurang dari 150 ms.

4.3 Data Packet Loss

Packet loss adalah banyaknya paket yang hilang pada suatu jaringan paket

yang disebabkan oleh tabrakan (collision) dan congestion. Pada jaringan hal ini

berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi effisiensi

jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk

aplikasi tersebut.

Berdasarkan konfigurasi software yang telah penulis lakukan yaitu batas

waktu timeout dan interval. Data yang sudah didapatkan tersebut kemudian dihitung

menggunakan rumus kedua pada bab 2 untuk mencari packet loss

Page 117: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

101

4.3.1 Data Packet Loss Waktu Pagi hari

Berikut tabel hasil beserta rata-ratanya dari perhitungan packet loss selama

1 minggu dengan 3 skenario dan 3 PC client yang sudah dirata-rata :

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan rata-rata Packet Loss (%) waktu Pagi

Skenario Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu Rata-

rata

Hidup hidup 0 0 0,166 0,056 0 0 0,166 0,055

Mati hidup 0,056 0 0,5 0,056 0 0 0 0,087

Hidup mati 0,056 0,113 0,223 0,056 0,056 0,78 0,11 0,199

Rata-rata 0,037 0,038 0,296 0,056 0,019 0,260 0,092

Berdasarkan gambar grafik 4.4, dapat dilihat presentase nilai packet loss

kondisi pagi hari dengan 3 skenario hidup-hidup (HH), mati-hidup (MH), hidup-

mati (HM).

Gambar 4.4 Grafik Hasil Perhitungan Packet loss Waktu Pagi 3 Skenario

0 0

0,166

0,0560 0

0,166

0,0560

0,5

0,0560 0 0

0,0560,113

0,223

0,056 0,056

0,78

0,11

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu

Pa

cket

Lo

ss (%)

HH

MH

HM

Page 118: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

102

Nilai tertinggi presentase packet loss terjadi pada skenario hidup-mati (HM)

yaitu pada hari sabtu sebesar 0,78 % dan terendah terjadi pada hari senin, kamis,

jumat dengan nilai 0,056 %. Pada skenario mati-hidup (MH) nilai tertinggi packet

loss terjadi pada hari rabu sebesar 0,5 % dan 0 % untuk nilai terendah terjadi pada

hari selasa, jum’at, sabtu. Selanjutnya untuk skenario hidup-hidup (HH) nilai

tertinggi terjadi pada hari rabu dan minggu dengan nilai packet loss 0,166 % dan 0

% untuk nilai terendah terjadi pada hari senin, selasa, jum’at, sabtu. Berdasarkan

grafik diatas nilai Packet Loss terendah selama seminggu terjadi pada skenario

hidup-hidup (HH), diikuti skenario mati-hidup (MH) dan terburuk pada skenario

hidup-mati (HM).

4.3.2 Analisis Data Packet Loss Waktu Pagi

Nilai rata-rata Packet Loss yang didapatkan dalam melakukan pengujian

selama 1 minggu dengan 3 skenario pengambilan (Hidup-Hidup, Mati-Hdup,

Hidup-Mati) untuk waktu pengukuran pagi hari diperoleh nilai rata-rata Packet

Loss sebesar 0,055 % untuk skenario HH, skenario MH sebesar 0,087 % dan

skenario HM sebesar 0,199 %. Hasil tersebut menurut TIPHON

(Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks) Packet

Loss pengukuran load balancing jaringan 4G pada pagi hari termasuk dalam

kategori indeks nomor 4 yaitu sangat bagus dengan nilai kurang dari 3 %.

Page 119: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

103

4.3.3 Data Packet Loss Waktu Malam

Berikut tabel hasil rata-rata dari perhitungan packet loss selama 1 minggu

dengan 3 skenario dan 3 PC client yang sudah dirata-rata :

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Rata-rata Packet Loss (%) Waktu Malam

Skenario Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu Rata-

rata

Hidup hidup 0,056 0,113 0 0,276 0 0 0 0,064

Mati hidup 0 0,056 0,17 0,5 0 0 0,223 0,136

Hidup mati 0,22 0 0 0,333 0 0 0 0,079

Rata-rata 0,092 0,056 0,057 0,370 0,000 0,000 0,074

Berdasarkan grafik 4.5, dapat dilihat presentase nilai packet loss pada waktu

malam hari dengan 3 skenario berbeda hidup-hidup (HH), mati-hidup (MH), hidup-

mati (HM).

Gambar 4.5 Grafik Hasil Perhitungan Packet Loss Waktu Malam 3 Skenario

0,056

0,113

0

0,276

0 0 0

0

0,056

0,17

0,5

0 0

0,2230,22

0 0

0,333

0 0 00

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu

Pa

cket

Lo

ss (%)

HH

MH

HM

Page 120: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

104

Pada grafik 4.5 diatas packet loss mengalami penurunan dan kenaikan pada

tiap-tiap skenario selama 1 minggu. Pada 3 skenario pengujian nilai packet loss

tertinggi terjadi pada hari kamis dengan nilai 0,276 % pada Skenario hidup-hidup

(HH), 0,333 % pada skenario hidup-mati (HM), dan 0,5 % pada skenario mati-hidup

(MH). Untuk nilai terendah dengan nilai 0 % terjadi pada skenario hidup-hidup

(HH) pada hari rabu, jum’at, sabtu, minggu. Skenario mati-hidup (MH) pada hari

senin, jum’at, sabtu dan pada skenario hidup-mati (HM) pada hari selasa, rabu,

jum’at, sabtu, dan minggu. Berdasarkan grafik diatas nilai Packet Loss terendah

selama seminggu terjadi pada skenario hidup-hidup (HH), diikuti skenario hidup-

mati (HM) dan terburuk pada skenario mati-hidup (MH).

4.3.4 Analisis Data Packet Loss Waktu Malam

Nilai rata-rata Packet Loss yang didapatkan dalam melakukan uji coba

selama 1 minggu dengan 3 skenario pengambilan (Hidup-Hidup, Mati-Hidup,

Hidup-Mati) untuk waktu pengukuran malam hari diperoleh nilai rata-rata Packet

Loss sebesar 0,064 % untuk skenario HH, skenario MH sebesar 0,136 % dan

skenario HM sebesar 0,079 %. Hasil tersebut menurut TIPHON

(Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks) packet

loss pengukuran load balancing jaringan 4G pada waktu malam hari termasuk ke

dalam kategori indeks nomor 4 yaitu sangat bagus dengan nilai kurang dari 3 %

Page 121: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

105

4.4 Data Jitter

Jitter atau variasi kedatangan paket, diakibatkan oleh variasi-variasi dalam

panjang antrian, dalam waktu pengolahan data dan juga dalam waktu

penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter. Jitter biasanya disebut

variasi delay, berhubungan erat dengan latency, yang menunjukan banyaknya

variasi delay pada transmisi data di jaringan.

Berdasarkan hasil dari analisa packet loss dan delay maka dapat dihitung

juga nilai dari jitter dengan rumus yang ada pada bab 2

4.4.1 Data Jitter Waktu Pagi

Berikut tabel hasil beserta rata-rata dari penghitungan jitter selam 1 minggu

dengan 3 skenario dan 3 PC client yang sudah dirata-rata :

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rata-rata Jitter (ms) Waktu Pagi

Skenario Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu Rata-

rata

Hidup hidup 14,89 10,93 11,07 13,92 7,82 7,96 8,78 8,78

Mati hidup 19,14 8,73 11,22 14,03 7,54 7,22 8,61 10,927

Hidup mati 9 25,69 16,83 19,46 7,12 9,93 11,99 14,289

Rata-rata 14,343 15,117 13,040 15,803 7,493 8,370 9,793

Berdasarkan grafik 4.6, dapat dilihat nilai jitter pada waktu pagi hari dengan

3 skenario pengujian hidup-hidup (HH), mati-hidup (MH), hidup-mati (HM).

Page 122: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

106

Gambar 4.6 Grafik Hasil Perhitungan Jitter waktu Pagi 3 Skenario

Nilai jitter untuk waktu pagi hari pada 3 skenario jika dilihat maka akan

membentuk pola yang hampir sama naik turun. Pada skenario hidup-hidup (HH)

nilai jitter tertinggi terjadi pada hari senin dengan nilai delay sebesar 14,89 ms dan

nilai terendah terjadi pada jum’at dengan nilai 7,82 ms. Untuk skenario mati-hidup

(MH) nilai tertinggi juga terjadi pada hari senin dengan nilai 19,14 ms dan nilai

terendah pada hari sabtu dengan niali 7,22 ms. Sedangkan untuk skenario hidup-

mati (HM) nilai tertinggi terjadi pada hari selasa dengan nilai 25,69 ms dan nilai

terendahnya 7,12 ms yang terjadi pada hari jum’at. Berdasarkan ketiga skenario

diatas yang memiliki rata-rata Jitter terendah dan stabil selama seminggu terjadi

pada skenario hidup-hidup (HH) karena naik turun grafik tidak melonjak secara

signifikan, diikuti skenario mati-hidup (MH) dan terburuk pada skenario hidup-

mati (HM).

14,89

10,93 11,07

13,92

7,82 7,968,78

19,14

8,73

11,22

14,03

7,54 7,228,619

25,69

16,83

19,46

7,12

9,93

11,99

5

7

9

11

13

15

17

19

21

23

25

27

Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu

Jitt

er (

ms)

HH

MH

HM

Page 123: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

107

4.4.2 Analisis Data Jitter Waktu Pagi

Nilai rata-rata yang diperoleh dari pengukuran serta pengujian selama 1

minggu dengan 3 skenario pengambilan (Hidup-Hidup, Mati-Hidup, Hidup-Mati)

untuk waktu pengambilan pagi hari diperoleh nilai rata-rata Jitter sebesar 8,78 ms

untuk skenario HH, skenario MH sebesar 10,927 ms, dan skenario HM sebesar

14,289 ms. Hasil tersebut menurut TIPHON (Telecommunications and Internet

Protocol Harmonization Over Networks) jitter pengukuran load balancing jaringan

4G pada waktu pagi hari termasuk ke dalam kategori indek nomor 3 yaitu bagus

dengan nilai kurang dari 75 ms.

4.4.3 Data Jitter Waktu Malam

Berikut tabel beserta rata-rata dari penghitungan jitter pada malam hari

dengan 3 skenario

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Rata-rata Jitter (ms) waktu Malam

Skenario Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu Rata-

rata

Hidup hidup 10,87 8,94 10,97 11,41 19,01 9 19,86 19,86

Mati hidup 9,56 8,73 13,93 12,46 17,15 8,34 15,35 12,217

Hidup mati 9,93 8,03 16,21 9,99 7,96 9,78 10,52 10,346

Rata-rata 10,120 8,567 13,703 11,287 14,707 9,040 15,243

Berdasarkan grafik 4.7, dapat dilihat nilai jitter waktu malam hari selama 1

minggu dengan 3 skenario pengujian hidup-hidup (HH), mati-hidup (MH), hidup-

mati (HM).

Page 124: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

108

Gambar 4.7 Grafik Hasil Perhitungan Jitter waktu Malam 3 Skenario

Nilai jitter untuk waktu malam hari memiliki pola tidak teratur, pada

skenario hidup-hidup (HH) nilai jitter tertinggi terjadi pada hari minggu sebesar

19,86 ms sekaligus menjadi tertinggi pada waktu malam hari, untuk nilai

terendahnya terjadi pada hari selasa dengan nilai delay 8,94 ms. Selanjutnya

skenario mati-hidup (MH) nilai jitter tertinggi terjadi pada hari jum’at dengan nilai

delay 17,15 dan nilai terendahnya terjadi pada hari sabtu dengan nilai 8,34 ms.

Untuk skenario hidup-mati (HM) nilai tertinggi terjadi pada hari rabu dengan nilai

delay 16,21 ms dan nilai terendah 8,03 ms yang terjadi pada hari selasa sekaligus

menjadi nilai terendah untuk waktu pengujian malam hari. Berdasarkan ketiga

skenario diatas yang memiliki rata-rata jitter terendah dan stabil selama seminggu

terjadi pada skenario hidup-mati (HM), diikuti skenario mati-hidup (MH) dan

terburuk pada skenario hidup-hidup (HH).

10,87

8,94

10,97 11,41

19,01

9

19,86

9,568,73

13,93

12,46

17,15

8,34

15,35

9,93

8,03

16,21

9,99

7,96

9,7810,52

0

2,5

5

7,5

10

12,5

15

17,5

20

Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu

Jitt

er (

ms)

HH

MH

HM

Page 125: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

109

Nilai rata-rata yang diperoleh dari pengukuran serta pengujian selama 1

minggu dengan 3 skenario pengambilan (Hidup-Hidup, Mati-Hidup, Hidup-Mati)

untuk waktu pengambilan malam hari diperoleh nilai rata-rata Jitter sebesar 19,86

ms untuk skenario HH, skenario MH sebesar 12,217 ms dan skenario HM sebesar

10,346 ms. Hasil tersebut menurut TIPHON (Telecommunications and Internet

Protocol Harmonization Over Networks) Jitter pengukuran load balancing jaringan

4G pada waktu malam hari termasuk ke dalam kategori indeks nomor 3 yaitu bagus

dengan nilai kurang dari 75 ms.

4.5 Data Throughput

Throughput adalah bandwidth aktual, diukur dalam satuan waktu tertenntu

dan dalam kondisi jaringan tertentu yang digunakan untuk mentransfer file dengan

ukuran tertentu. Faktor yang mempengaruhi throughput ada banyak seperti jenis

data yang akan dikirim, spesifikasi dalam komputer, perangkat jaringan, cuaca, dan

lain sebagainya.

Pada konfigurasi pengujian throughput bab 3 yaitu hanya menggunakan 1

PC client untuk melakukan pengukuran throughput dan dengan 2 skenario

pengujian mati-hidup (MH), hidup-mati (HM) tanpa skenario hidup-hidup (HH),

dikarenakan kondisi jaringan pada kedua provider kurang stabil yang

mengakibatkan hanya 1 provider yang melakukan pekerjaan dan 1 standby.

4.4.4 Analisis Data Jitter Waktu Malam

Page 126: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

110

Berbeda dengan parameter delay, packet loss dan jitter. Pengujian

throughput menggunakan file video yang penulis upload ke situs google drive yang

berukuran 56,6 MB (MegaByte) di-download menggunakan web browser dengan

diukur lamanya durasi download menggunakan stopwatch. Data waktu yang sudah

didapatkan tersebut kemudian dihitung menggunakan rumus kedua pada bab 2

untuk mencari Throughput. Karena rumus throughput menggunakan satuan bit

sedangkan file pengujian memiliki satuan MegaByte maka perlu dilakukan

konversi satuan terlebih dahulu menggunakan acuan yang pada bab 2

4.5.1 Data Throughput Waktu Pagi

Berikut tabel hasil beserta rata-rata dari perhitungan throughput waktu pagi

hari selama 1 minggu dengan 2 skenario :

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Rata-rata Throughput (Kbps) Waktu Pagi

Skenario Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu Rata-

rata

Mati hidup 13480 15610 6170 7240 8910 7150 3060 8802,86

Hidup mati 18480 11880 8790 9860 9300 6330 5090 9961,43

Rata-rata 15980 13745 7480 8550 9105 6740 4075

Berdasarkan grafik 4.8, dapat dilihat nilai throughput waktu pagi hari

dengan 2 skenario pengujian mati-hidup (MH) dan hidup-mati (HM).

Page 127: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

111

Gambar 4.8 Grafik Hasil Perhitungan Throughput Waktu Pagi 2 Skenario

Pada grafik throughput waktu pagi memiliki pola naik turun. Pada skenario

mati-hidup (MH) nilai throughput tertinggi terjadi pada hari selasa dengan nilai

15.610 Kbps (Kilobit per second) dan nilai terendah pada hari minggu dengan nilai

throughput 3.060 Kbps. Sedangkan untuk skenario hidup-mati (HM) nilai tertinggi

terjadi pada hari senin dengan nilai throughput 18.480 Kbps dan nilai terendah juga

terjadi pada hari minggu dengan nilai 5.090 Kbps. Berdasarkan kedua skenario

diatas yang memiliki rata-rata throughput terbaik selama 1 minggu terjadi pada

skenario hidup-mati (HM) kemudian skenario mati-hidup (MH).

4.5.2 Analisis Data Throughput Waktu Pagi

Nilai rata-rata Throughput yang didapatkan dalam melakukan pengujian

selama 1 minggu dengan 2 skenario pengambilan (Mati-Hidup, Hidup-Mati) untuk

waktu pengambilan pagi hari diperoleh nilai rata-rata Throughput sebesar 8.802, 86

13480

15610

61707240

8910

7150

3060

18480

11880

87909860

9300

63305090

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

20000

Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu

Thro

ug

hp

ut

(K

bp

s)

MH

HM

Page 128: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

112

Kbps (Kilobit bit per second) untuk skenario Mati-Hidup (MH) dan 9.961 Kbps

untuk skenario Hidup-Mati (HM). Hasil tersebut menurut TIPHON

(Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks)

Throughput pengukuran load balancing jaringan 4G pada waktu pagi hari termasuk

ke dalam kategori indeks nomor 4 yaitu terbagus dengan nilai lebih dari 2,1 Mbps.

4.5.3 Data Throughput Waktu Malam

Berikut tabel hasil beserta rata-rata dari perhitungan throughput waktu

malam hari selama 1 minggu dengan 2 skenario :

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Rata-rata Throughput (Mbps) Waktu Malam

Skenario Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu Rata-

rata

Mati hidup 5710 3590 4900 5700 4990 4430 4490 4830

Hidup mati 3750 5590 6820 6220 4560 6170 6490 5657,14

Rata-rata 4730 4590 5860 5960 4775 5300 5490

Berdasarkan grafik 4.9, dapat dilihat nilai throughput waktu malam hari

dengan 2 skenario pengujian mati-hidup (MH) dan hidup-mati (HM).

Page 129: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

113

Gambar 4.9 Grafik Hasil Perhitungan Throughput Waktu Malam 2 Skenario

Dalam grafik throughput waktu malam hari grafik skenario mati-hidup

(MH) dimulai dengan penurunan dihari selasa dan naik turun pelan dibanding

skenario hidup mati yang mengalami grafik naik turun yang relatif sama. Nilai

tertinggi pada skenario mati-hidup (MH) yaitu 5.170 Kbps yang terjadi pada hari

senin dan nilai throughput terendah terjadi pada hari selasa dengan nilai 3.590

Kbps. Sedangkan untuk skenario hidup-mati (HM) nilai tertinggi terjadi pada hari

rabu sekaligus menjadi yang tertinggi untuk waktu pengukuran malam hari dengan

nilai throughput 6.820 Kbps dan nilai terendah terjadi pada hari senin dengan nilai

3.750 Kbps. Berdasarkan kedua skenario diatas yang memiliki rata-rata throughput

terbaik selama 1 minggu terjadi pada skenario hidup-mati (HM) kemudian skenario

mati-hidup (MH).

5710

3590

4900

5700

4990

4430 4490

3750

5590

6820

6220

4560

61706490

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu

Thro

ug

hp

ut

(M

bp

s)

MH

HM

Page 130: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

114

4.5.4 Analisis Data Throughput Waktu Malam

Nilai rata-rata Throughput yang didapatkan dalam melakukan pengujian

selama 1 minggu dengan 2 skenario pengambilan (Mati-Hidup, Hidup-Mati) untuk

waktu pengambilan malam hari diperoleh nilai rata-rata Throughput sebesar 4.830

Kbps untuk skneario Mati-Hidup (MH) dan 5.657 Kbps untuk skenario Hidup-Mati

(HM). Hasil tersebut menurut TIPHON (Telecommunications and Internet

Protocol Harmonization Over Networks) Throughput pengukuran load balancing

jaringan 4G pada waktu malam hari termasuk ke dalam kategori indek nomer 4

yaitu terbagus dengan nilai lebih dari 2,1 Mbps.

4.6 Analisis Parameter Quality of Service Terhadap Load Balancing

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja load balancing pada 3 skenario dan

2 interface LTE dapat diketahui nilai-nilai parameter QoS dalam kategori TIPHON

(Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks).

Page 131: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

115

Tabel 4.9 Nilai Keselurahan Data Dengan Kategori TIPHON

Nilai Indeks Nilai Indeks Nilai Indeks Nilai Indeks

HH 65,00 SB 0 SB 14,89 B X - SB

MH 70,33 SB 0,056 SB 19,14 B 13480 SB SB

HM 57,33 SB 0,056 SB 9 B 18480 SB SB

HH 62,00 SB 0,056 SB 10,87 B X - SB

MH 61,00 SB 0 SB 9,56 B 5710 SB SB

HM 61,00 SB 0,22 SB 9,93 B 3750 SB SB

HH 64,00 SB 0 SB 10,93 B X - SB

MH 59,67 SB 0 SB 8,73 B 15610 SB SB

HM 79,33 SB 0,113 SB 25,69 B 11880 SB SB

HH 60,67 SB 0,113 SB 8,94 B X - SB

MH 62,00 SB 0,056 SB 8,73 B 3590 SB SB

HM 61,67 SB 0 SB 8,03 B 5590 SB SB

HH 64,00 SB 0,166 SB 11,07 B X - SB

MH 61,67 SB 0,5 SB 11,22 B 6170 SB SB

HM 73,67 SB 0,223 SB 16,83 B 8790 SB SB

HH 63,67 SB 0 SB 10,97 B X - SB

MH 73,00 SB 0,17 SB 13,93 B 4900 SB SB

HM 75,67 SB 0 SB 16,21 B 6820 SB SB

HH 65,33 SB 0,056 SB 13,92 B X - SB

MH 77,33 SB 0,056 SB 14,03 B 7240 SB SB

HM 80,33 SB 0,056 SB 19,46 B 9860 SB SB

HH 68,67 SB 0,276 SB 11,41 B X - SB

MH 70,33 SB 0,5 SB 12,46 B 5700 SB SB

HM 67,00 SB 0,333 SB 9,99 B 6220 SB SB

HH 58,00 SB 0 SB 7,82 B X - SB

MH 60,00 SB 0 SB 7,54 B 8910 SB SB

HM 57,33 SB 0,056 SB 7,12 B 9300 SB SB

HH 65,67 SB 0 SB 19,01 B X - SB

MH 72,67 SB 0 SB 17,15 B 4990 SB SB

HM 61,33 SB 0 SB 7,96 B 4560 SB SB

HH 54,67 SB 0 SB 7,96 B X - SB

MH 56,00 SB 0 SB 7,22 B 7150 SB SB

HM 63,67 SB 0,78 SB 9,93 B 6330 SB SB

HH 62,33 SB 0 SB 9 B X - SB

MH 62,67 SB 0 SB 8,34 B 4430 SB SB

HM 60,00 SB 0 SB 9,78 B 6170 SB SB

HH 59,00 SB 0,166 SB 8,78 B X - SB

MH 60,67 SB 0 SB 8,61 B 3060 SB SB

HM 64,33 SB 0,11 SB 11,99 B 5090 SB SB

HH 86,67 SB 0 SB 19,86 B X - SB

MH 70,67 SB 0,223 SB 15,35 B 4490 SB SB

HM 65,33 SB 0 SB 10,52 B 6490 SB SB

Pagi

Malam

Pagi

Malam

Pagi

Malam

Pagi

Malam

Pagi

Malam

Rabu

Kamis

Jumat

Sabtu

Minggu

Senin

Pagi

Malam

Selasa

Pagi

Malam

Throughput

(kbps) KesimpulanHari Waktu SkenarioDelay (ms)

Packet Loss

(%)Jitter (ms)

*Ket - SB = Sangat Bagus, B = Bagus, Se = Sedang, J = Jelek, X = Fail

Page 132: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

116

Berdasarkan skenario hidup-hidup (HH) pada tabel 4.9 dengan

menggabungkan 2 sumber koneksi menggunakan load balancing dengan metode

PCC, nilai parameter QoS dalam indeks TIPHON dalam kondisi yang sangat bagus

dengan indeks bernilai sangat bagus berjumlah 2 dan indeks bernilai bagus

berjumlah 1, dengan tanpa pengujian throughput karena beban koneksi yang di-

download tidak bisa dibagi oleh kedua interface yang disebabkan oleh kurang

stabilnya kondisi jaringan pada kedua interface yang mengakibatkan ketimpangan

beban download hanya pada satu interface saja. Dengan demikian dapat dianalisa

parameter QoS dalam load balancing jaringan 4G ini memiliki nilai yang sangat

bagus dari segi kualitas jaringan.

Berdasarkan skenario mati-hidup (MH) dengan hanya menggunakan 1

sumber koneksi dari interface lte2, nilai parameter QoS dalam indeks TIPHON

dalam kondisi yang sangat bagus dengan indeks bernilai sangat bagus berjumlah 3

dan indeks bernilai bagus berjumlah 1. Dapat dianalisa parameter QoS dalam

skenario mati-hidup (MH) load balancing dengan 1 jalur koneksi memiliki nilai

yang sangat bagus dari segi kualitas jaringan.

Berdasarkan skenario hidup-mati (HM) dengan hanya menggunakan 1

sumber koneksi dari interface lte1, nilai parameter QoS dalam indeks TIPHON

dalam kondisi yang sangat bagus dengan indeks bernilai sangat bagus berjumlah 3

dan indeks bernilai bagus berjumlah 1. Dapat dianalisa parameter QoS dalam

skenario hidup-mati (HM) load balancing dengan 1 jalur koneksi memiliki nilai

yang sangat bagus dari segi kualitas jaringan.

Page 133: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

117

4.7 Analisis Kinerja Load Balancing Jaringan 4G Metode PCC

Dari uji coba Load Balancing menggunakan 2 buah sumber koneksi dengan

metode PCC yang penulis lakukan. Pada pengujian browsing, Load balancing yang

menggunakan metode PCC berhasil menandai koneksi dan membaginya meskipun

kurang berimbang karena respon time dari masing-masing provider tidak sama,

besar beban koneksi juga tidak bisa dibagi karena metode PCC hanya membagi

beban berdasarkan koneksi yang terjadi, bukan dari besar paket, sehingga tiap

koneksi akan melakukan pengiriman paket yang memiliki besar yang berbeda-beda.

Pada pengujian Download load balancing metode PCC berhasil membagi

koneksi yang terjadi,tapi setelah dilakukan monitoring lalu lintas koneksi yang

terjadi hanya 1 interface saja yang digunakan sebagai gateway download dan

interface lainnya hanya standby, Ini karena kekuatan dan kestabilan jaringan antara

kedua provider pada saat pengujian tidak sama yang mengakibatkan hanya 1 yang

bergerak men-downlaod file dan interface lain hanya menunggu jika interface yang

bergerak men-download file mengalami gangguan atau diskoneksi kondisi ini bisa

disebut sebagai backup koneksi.

Pada pengujian Failover Load balancing metode PCC, sistem failover

sudah berjalan dengan baik pada protokol ICMP, TCP, dan UDP karena pada saat

pemutusan koneksi pada salah satu jalur yang digunakan sistem akan otomatis

berpindah pada jalur yang masih aktif.

Pada pengujian QoS Load Balancing metode PCC baik itu pengujian Delay,

Packet Loss, Jitter, dan Throughput memiliki hasil yang baik sesuai dengan standar

penelitian dari TIPHON. Dengan pengujian selama 1 minggu dengan 3 buah PC

Page 134: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

118

client dengan 3 kondisi pengambilan pada delay, Packet Loss, dan Jitter sedangkan

throughput pada 1 PC client dengan 2 skenario pengambilan.

Penulis juga mengamati bahwa sistem yang telah dibangun juga memiliki

kelemahan. Yaitu :

a. Ketika provider yang digunakan memiliki kekuatan sinyal dan respon time

yang berbeda, mengakibatkan ketika melakukan browsing akan menjadi

lebih lambat dari sebelum dilakukannya load balancing, dan penyebaran

besar paket data menjadi tidak seimbang.

b. Karena sistem ini menggunakan jaringan 4G LTE, kecepatan yang

dihasilkan dipengaruhi banyak hal, beberapa diantaranya adalah sinyal dan

banyaknya pengguna pada jam sibuk. Sehingga kualitas jaringan yang

dihasilkan bersifat fluktuatif.

c. Sistem Operasi MikrotikOS yang dipakai adalah versi gratis untuk belajar

yang sudah unlock semua fitur untuk waktu 1 x 24 jam saja. Jadi untuk

penerapan aslinya harus membayar lisensi dimikrotiknya.

Page 135: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

119

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan tahap-tahap penilitian adalah

sebagai berikut :

1. Penerapan load balancing pada jaringan 4G LTE menggunakan metode

PCC memiliki kinerja yang kurang bagus dibuktikan dengan penyebaran

jumlah beban koneksi yang kurang seimbang pada setiap gateway hal ini

adalah “lte1” dan “lte2”. Hal ini dikarenakan respon time dan kestabilan

jaringan pada masing-masing interface tidak sama. Besar paket yang

dilewatkan pada masing-masing interface juga tidak seimbang. Hal ini

dikarenakan PCC hanya membagi berdasarkan koneksinya saja, bukan dari

besar paket yang dilewatkan.

2. Sistem failover yang dibuat sudah dapat mengatasi masalah ketika salah

satu gateway mengalami putusnya koneksi, dengan cara semua beban

dialihkan secara otomatis ke gateway yang masih aktif pada protokol ICMP,

TCP, dan UDP.

3. QOS (Quality of Service) yang digunakan terlihat bagus pada waktu pagi

dan malam hari berdasarkan hasil pengukuran data menggunakan sofware

ping tester dengan panduan standar TIPHON ;

Nilai rata-rata pada Delay yang diperoleh dari hasil pengukuran

waktu pagi didapat skenario HH dengan hasil terbaik sebesar 61,43

Page 136: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

120

ms dan skenario HM dengan hasil terjelek sebesar 68 ms, untuk

waktu malam skenario MH dengan hasil terbaik sebesar 63,10 ms

dan skenario HH dengan hasil terjelek sebesar 67,10 ms

Nilai rata-rata Packet Loss yang diperoleh dari hasil dari pengukuran

waktu pagi didapat skenario HH dengan hasil terbaik sebesar 0,055

% dan skenario HM dengan hasil terjelek sebesar 0,199 %, untuk

waktu malam skenario HH dengan hasil terbaik sebesar 0,064 % dan

skenario MH dengan hasil terjelek sebesar 0,136 %

Nilai rata-rata pada Jitter yang diperoleh dari hasil pengukuran

waktu pagi didapat skenario HH dengan hasil terbaik sebesar 8,78

ms dan skenario HM dengan hasil terjelek sebesar 14,289 ms, untuk

waktu malam skenario HM dengan hasil terbaik sebesar 10,346 ms

dan skenario HH dengan hasil terjelek sebesar 19,86 ms

Nilai rata-rata pada Throughput yang diperoleh dari pengukuran

waktu pagi didapat skenario HM dengan hasil terbaik sebesar

9.961,43 Kbps dan skenario MH dengan hasil terjelek sebesar

8.802,86 Kbps, untuk waktu malam skenario HM dengan hasil

terbaik sebesar 5657,14 Kbps dan skenario MH dengan hasil terjelek

sebesar 4.830 Kbps.

4. Load balancing pada jaringan 4G LTE dapat dijadikan sebagai salah satu

cara unttuk menciptakan alternatif sumber koneksi internet yang cukup

realible, dengan catatan daerah tersebut memiliki sinyal 4G LTE yang

bagus.

Page 137: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

121

5.2. Saran

Dari hasil kesimpulan yang penulis sampaikan diatas, load balancing pada

jaringa 4G LTE menggunakan metode PCC memiliki potensi yang bagus untuk

dikembangkan menjadi jauh lebih baik dan lebih lengkap. Oleh karena itu maka

penulis mencoba memberikan saran yang mungkin dapat berguna pada penelitian

selanjutnya :

1. Untuk menyeimbangkan beban yang lebih baik, sebaiknya menggunakan

provider yang sama dan modem dengan spesifikasi yang sama.

2. Load balancing dapat dikembangkan menggunakan lebih dari dua sumber

(jalur) koneksi dan dalam pelaksanaanya diperlukan penelitian lebih lanjut.

3. Penerapan load balancing sebaiknya dilengkapi dengan sistem bandwidth

management jika diterapkan pada jaringan yang memiliki banyak client agar

pendistribusian bandwidth merata pada setiap client.

Page 138: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

122

Hasil Capture Koneksi Pada Pengujian Browsing Pc Client 1

Koneksi yang terjadi ketika PC 1 melakukan browsing ke www.usm.ac.id

Koneksi yang terjadi ketika PC 1 melakukan browsing ke www.dinus.ac.id

Koneksi yang terjadi ketika PC 1 melakukan browsing ke www.polines.ac.id

Page 139: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

123

Koneksi yang terjadi ketika PC 1 melakukan browsing ke www.walisongo.ac.id

Koneksi yang terjadi ketika PC 1 melakukan browsing ke www.unimus.ac.id

Page 140: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

124

TABEL PENYEBARAN KONEKSI PENGUJIAN BROWSING

Conn. Scr. Adress Scr.

Port Dst. Address

Dst.

Port

Sisa

bagi

Mark-

Connection Domain

Name Lte1 Lte2

1 192 168 78 1 1210 103 134 215 4 80 1

usm

.ac.id

2 192 168 78 1 1211 103 134 215 4 80 1

3 192 168 78 1 1214 103 134 215 4 80 1

4 192 168 78 1 1215 103 134 215 4 80 0

5 192 168 78 1 1216 103 134 215 4 80 1

6 192 168 78 1 1217 103 134 215 4 80 1

7 192 168 78 1 1239 103 246 107 90 443 1

din

us.a

c.id

8 192 168 78 1 1240 103 246 107 90 443 1

9 192 168 78 1 1241 103 246 107 90 443 1

10 192 168 78 1 1242 103 246 107 90 443 1

11 192 168 78 1 1244 103 246 107 90 443 1

12 192 168 78 1 1245 103 246 107 90 443 0

13 192 168 78 1 1223 103 246 107 90 80 1

14 192 168 78 1 1224 103 246 107 90 80 0

15 192 168 78 1 1225 103 246 107 90 80 0

16 192 168 78 1 1228 103 246 107 90 80 1

17 192 168 78 1 1231 103 246 107 90 80 0

18 192 168 78 1 1232 103 246 107 90 80 1

19 192 168 78 1 1233 103 246 107 90 80 0

20 192 168 78 1 1234 103 246 107 90 80 0

21 192 168 78 1 1235 103 246 107 90 80 0

22 192 168 78 1 1249 103 246 107 90 80 0

23 192 168 78 1 1250 103 246 107 90 80 1

24 192 168 78 1 1251 103 246 107 90 80 0

25 192 168 78 1 1252 103 246 107 90 80 1

26 192 168 78 1 1253 103 246 107 90 80 0

27 192 168 78 1 1254 103 246 107 90 80 0

28 192 168 78 1 1260 103 246 107 90 80 1

29 192 168 78 1 1262 103 246 107 90 80 0

30 192 168 78 1 1263 103 246 107 90 80 0

31 192 168 78 1 1264 103 246 107 90 80 1

32 192 168 78 1 1265 103 246 107 90 80 0

33 192 168 78 1 1268 103 246 107 90 80 0

34 192 168 78 1 1270 103 246 107 90 80 0

35 192 168 78 1 1271 103 246 107 90 80 1

36 192 168 78 1 1285 103 247 9 242 443 1 po

lines.a

c.id

37 192 168 78 1 1286 103 247 9 242 443 1

38 192 168 78 1 1287 103 247 9 242 443 1

39 192 168 78 1 1291 103 247 9 242 443 1

40 192 168 78 1 1292 103 247 9 242 443 0

41 192 168 78 1 1293 103 247 9 242 443 1

Page 141: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

125

42 192 168 78 1 1281 103 247 9 242 80 1

43 192 168 78 1 1282 103 247 9 242 80 1

44 192 168 78 1 1283 103 247 9 242 80 1

45 192 168 78 1 1284 103 247 9 242 80 0

46 192 168 78 1 1299 103 19 37 200 443 0

wa

lison

go

.ac.id

47 192 168 78 1 1300 103 19 37 200 443 1

48 192 168 78 1 1302 103 19 37 200 443 1

49 192 168 78 1 1303 103 19 37 200 443 1

50 192 168 78 1 1344 103 19 37 200 443 1

51 192 168 78 1 1345 103 19 37 200 443 0

52 192 168 78 1 1307 103 19 37 200 80 0

53 192 168 78 1 1308 103 19 37 200 80 0

54 192 168 78 1 1346 103 97 100 2 80 1 un

imu

s.ac.id

55 192 168 78 1 1347 103 97 100 2 80 0

56 192 168 78 1 1348 103 97 100 2 80 0

57 192 168 78 1 1349 103 97 100 2 80 0

58 192 168 78 1 1350 103 97 100 2 80 1

59 192 168 78 1 1351 103 97 100 2 80 1

Total

26

kali

33

kali

Page 142: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

126

Hasil Capture Koneksi Pada Pengujian Download Pc Client 1

Koneksi yang terjadi ketika PC 1 melakukan Download file video 56.6 MB GoogleDrive

Page 143: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

128

Tabel Penyebaran Koneksi Pengujian Download

Conn. Scr. Adress Scr.

Port Dst. Address

Dst.

Port

Sisa

bagi

Mark-

Connection

Lte1 Lte2

1 192 168 78 1 3352 74 125 24 132 443 0

2 192 168 78 1 3359 74 125 24 132 443 0

3 192 168 78 1 3361 74 125 24 132 443 0

4 192 168 78 1 3362 74 125 24 132 443 1

5 192 168 78 1 3363 74 125 24 132 443 0

6 192 168 78 1 3364 74 125 24 132 443 1

7 192 168 78 1 3365 74 125 24 132 443 0

8 192 168 78 1 3366 74 125 24 132 443 0

9 192 168 78 1 3367 74 125 24 132 443 1

Total 6 kali 3 kali

Page 144: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

129

DATA DELAY

JAM

Status

Gateway

Delay (ms) Rata - rata

PC1 PC2 PC3 LTE1 LTE2 (ms)

SENIN

09.00 Hidup Hidup

62 63 70 65

21.00 62 62 62 62

09.00 Mati Hidup

69 71 71 70,33

21.00 61 62 60 61

09.00 Hidup Mati 57 56 59 57,33

21.00 62 62 59 61

SELASA

09.00 Hidup Hidup

66 65 61 64

21.00 61 60 61 60,67

09.00 Mati Hidup

60 60 59 59,67

21.00 63 62 61 62

10.00 Hidup Mati

80 79 79 79,33

21.00 62 62 61 61,67

RABU

09.00 Hidup Hidup

64 63 65 64

21.00 64 64 63 63,67

09.00 Mati Hidup

61 61 63 61,67

21.00 73 73 73 73

10.00 Hidup Mati

69 69 83 73,67

21.00 75 74 78 75,67

KAMIS

09.00 Hidup Hidup

67 66 63 65,33

21.00 69 69 68 68,67

09.00 Mati Hidup

77 76 79 77,33

21.00 67 68 76 70,33

09.00 Hidup Mati

80 82 79 80,33

21.00 66 66 69 67,00

JUMAT

09.00 Hidup Hidup

58 58 58 58

22.00 60 59 78 65,67

09.00 Mati Hidup

60 60 60 60

21.00 75 68 75 72,67

09.00 Hidup Mati

57 57 58 57,33

21.00 62 61 61 61,33

SABTU

09.00 Hidup Hidup

59 46 59 54,67

22.00 62 63 62 62,33

09.00 Mati Hidup

56 55 57 56

21.00 63 63 62 62,67

Page 145: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

130

09.00 Hidup Mati

64 64 63 63,67

22.00 59 60 61 60

MINGGU

09.00 Hidup Hidup

59 59 59 59

21.00 88 85 87 86,67

09.00 Mati Hidup

61 61 60 60,67

21.00 66 67 79 70,67

09.00 Hidup Mati

65 65 63 64,33

21.00 67 67 62 65,33

Page 146: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

131

DATA PACKET LOSS

JAM

Status

Gateway

Packet Loss (%)

Rata - rata PC1 PC2 PC3

LTE1 LTE2

SENIN

09.00 Hidup Hidup

0 0 0 0

21.00 0,17 0 0 0,057

09.00 Mati Hidup

0 0,17 0 0,057

21.00 0 0 0 0

09.00 Hidup Mati

0 0 0,17 0,057

21.00 0,33 0,33 0 0,220

SELASA

09.00 Hidup Hidup

0 0 0 0

21.00 0,17 0 0,17 0,113

09.00 Mati Hidup

0 0 0 0

21.00 0 0 0,17 0,057

09.00 Hidup Mati

0,17 0 0,17 0,113

21.00 0 0 0 0

RABU

09.00 Hidup Hidup

0,17 0 0,33 0,167

22.00 0 0 0 0

09.00 Mati Hidup

0,67 0,5 0,33 0,500

21.00 0,17 0,17 0,17 0,170

09.00 Hidup Mati

0 0 0,67 0,223

22.00 0 0 0 0

KAMIS

09.00 Hidup Hidup

0 0,17 0 0,057

21.00 0,33 0,5 0 0,277

09.00 Mati Hidup

0 0,17 0 0,057

21.00 0,5 0,83 0,17 0,500

09.00 Hidup Mati

0,17 0 0 0,057

21.00 0,33 0,17 0,5 0,333

JUMAT

09.00 Hidup Hidup

0 0 0 0

21.00 0 0 0 0

09.00 Mati Hidup

0 0 0 0

21.00 0 0 0 0

09.00 Hidup Mati

0 0,17 0 0,057

21.00 0 0 0 0

SABTU

09.00 Hidup Hidup

0 0 0 0

21.00 0 0 0 0

09.00 Mati Hidup

0 0 0 0

21.00 0 0 0 0

09.00 Hidup Mati

1,17 1 0,17 0,780

21.00 0 0 0 0

Page 147: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

132

MINGGU

09.00 Hidup Hidup

0,17 0,33 0 0,167

21.00 0 0 0 0

09.00 Mati Hidup

0 0 0 0

21.00 0,5 0,17 0 0,223

09.00 Hidup Mati

0 0 0,33 0,110

21.00 0 0 0 0

Page 148: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

133

DATA JITTER

JAM

Status

Gateway

Jitter (ms) Rata - rata

PC1 PC2 PC3 LTE1 LTE2 (ms)

SENIN

09.00 Hidup Hidup

12,83 12,19 19,65 14,89

21.00 11,01 10,63 10,97 10,87

09.00 Mati Hidup

17,98 22,2 17,24 19,14

21.00 10,37 10,08 8,23 9,56

09.00 Hidup Mati

8,75 7,71 10,53 9,00

21.00 10,32 11,04 8,43 9,93

SELASA

09.00 Hidup Hidup

11,94 11,41 9,43 10,93

21.00 9,68 8,05 9,09 8,94

09.00 Mati Hidup

9,11 8,58 8,51 8,73

21.00 8,1 7,74 7,49 7,78

09.00 Hidup Mati

27,4 25,04 24,64 25,69

21.00 7,69 8,16 8,23 8,03

RABU

09.00 Hidup Hidup

11,39 9,74 12,09 11,07

21.00 11,27 10,71 10,93 10,97

09.00 Mati Hidup

12,05 10,26 11,34 11,22

21.00 13,01 12,85 15,93 13,93

09.00 Hidup Mati

12,89 13,7 23,91 16,83

21.00 15,89 12,8 19,94 16,21

KAMIS

09.00 Hidup Hidup

16,53 13,15 12,09 13,92

21.00 11,59 9,71 12,92 11,41

09.00 Mati Hidup

13,32 13,36 15,42 14,03

21.00 10,91 11,15 15,33 12,46

09.00 Hidup Mati

19,32 18,67 20,39 19,46

21.00 9,45 9,18 11,34 9,99

JUMAT

09.00 Hidup Hidup 8,04 8,25 7,18 7,82

21.00 10,14 9,36 37,54 19,01

09.00 Mati Hidup 7,75 7,42 7,44 7,54

21.00 13,33 19,03 19,09 17,15

09.00 Hidup Mati 7,34 6,75 7,27 7,12

21.00 8,71 7,18 7,98 7,96

SABTU

09.00 Hidup Hidup

8,33 7,22 8,32 7,96

21.00 9,06 9,79 8,14 9,00

09.00 Mati Hidup

7,33 6,54 7,8 7,22

21.00 8,46 9,09 7,48 8,34

09.00 Hidup Mati

9,93 11,42 8,45 9,93

21.00 9,62 10,9 8,83 9,78

Page 149: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

134

MINGGU

09.00 Hidup Hidup

8,17 10,39 7,78 8,78

21.00 24,57 21,52 13,49 19,86

09.00 Mati Hidup

8,55 8,39 8,9 8,61

21.00 13,43 15,73 16,89 15,35

09.00 Hidup Mati

13,81 13,32 8,85 11,99

21.00 11,14 11,69 8,74 10,52

Page 150: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

135

DATA THROUGHPUT

JAM Status Gateway waktu Throughput

LTE1 LTE2 (s) (Kbps)

SENIN

09.00 Mati Hidup

33,6 13,48

22.00 79,3 5,71

10.00 Hidup Mati

24,5 18,48

22.00 120,6 3,75

SELASA

10.00 Mati Hidup

29 15,61

22.00 126 3,59

10.00 Hidup Mati

38,1 11,88

22.00 81 5,59

RABU

10.00 Mati Hidup

73,4 6,17

22.00 92,5 4,90

10.00 Hidup Mati

51,5 8,79

22.00 66,4 6,82

KAMIS

10.00 Mati Hidup

62,5 7,24

22.00 79,4 5,70

10.00 Hidup Mati

45,9 9,86

22.00 72,8 6,22

JUMAT

10.00 Mati Hidup

50,8 8,91

22.00 90,7 4,99

10.00 Hidup Mati

48,7 9,30

22.00 99,4 4,56

SABTU

10.00 Mati Hidup

63,3 7,15

22.00 102,1 4,43

10.00 Hidup Mati

71,5 6,33

22.00 73,4 6,17

MINGGU

10.00 Mati Hidup

148 3,06

22.00 100,8 4,49

10.00 Hidup Mati

88,9 5,09

22.00 69,8 6,49

Page 151: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

136

Gambar Dokumentasi

Topologi Load Balancing

Pc Router Dan Kedua Modem

Page 152: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

137

SWITCH-HUB

PC CLIENT1

Page 153: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …

138

PC CLIENT 2

PC CLIENT 3

Page 154: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …
Page 155: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …
Page 156: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …
Page 157: TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING …