tugas akhir imun.docx

23
SIRKULASI LIMFOSIT Sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai semester pendek system Imunologi Disusun oleh: 1. Titis Meyliawati (2012730104) 2. Yaumul Robbi Fakhri (2012730109) 3. Zainul Fahmi (2012730112) 4. Amalia Devi (2012730116) 5. Anjar Puspitaningrum (2012730119)

Upload: yaumul-robbi

Post on 02-Jan-2016

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas akhir imun.docx

SIRKULASI LIMFOSIT

Sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai semester pendek system Imunologi

Disusun oleh:

1. Titis Meyliawati (2012730104)2. Yaumul Robbi Fakhri (2012730109)3. Zainul Fahmi (2012730112)4. Amalia Devi (2012730116)5. Anjar Puspitaningrum (2012730119)

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta

2013

Page 2: tugas akhir imun.docx

Kata pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas ini. Dan tidak lupa pula Shalawat beriring salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad

SAW karena beliau telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan

seperti sekarang ini.

Kami ucapkan terima kasih kepada para pengajar, fasilitator dan narasumber atas bimbingan dan ilmu

yang telah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Laporan ini merupakan salah satu

tugas akhir di semester pendek sistem imun . Pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari buku-buku text book,

jurnal dan lainnya dengan pemahaman berdasarkan pokok bahasan.

Kami sadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaannya dan untuk perbaikan lapoaran kedepannya. Demikian yang

dapat kami sampaikan, Insya Allah laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami yang sedang menempuh

pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi adik-adik kami selanjutnya.

Jakarta, September 2013

Penyusun

i | P a g e

Page 3: tugas akhir imun.docx

Daftar isi

Kata pengantar..................................................................................................................................i

Daftar isi..........................................................................................................................................ii

Bab I: Pendahuluan..........................................................................................................................1

I.1. Latar belakang masalah.....................................................................................................1

I.2. Rumusan masalah:............................................................................................................1

I.3. Tujuan pembelajaran:........................................................................................................1

I.4. Manfaat.............................................................................................................................2

Bab II: Pembahasan.........................................................................................................................3

II.I. Pembentukan Limfosit Primer..........................................................................................3

II.II. Limfosit B dan T...............................................................................................................3

II.III. Sirkulasi Limfosit..............................................................................................................3

II.IV. Penelitian-penelitian..........................................................................................................5

II.V. Kelainan pada sirkulasi limfosit........................................................................................7

Bab III: Penutup.............................................................................................................................10

III.1. Kesimpulan.......................................................................................................................10

III.2. Saran..................................................................................................................................11

Daftar Pustaka................................................................................................................................12

ii | P a g e

Page 4: tugas akhir imun.docx

Bab I

Pendahuluan

I.1.Latar belakang masalah

System imun terdiri dari bebeapa beberapa komponen, mulai dari organ-organ limfoid dan

sel-sel imun yang ada didalamnya. ystem ini berjalan apabila sel-sel yang ada mampu bermigrasi

secara baik di dalam tubuh kita.

Sel-sel imun yang ada di dalam tubuh kita salah satunya sel limfosit. Sel limfosit terdiri

dari limfosit T dan sel limfosit B. sel-sel ini akan matang dan berproliferasi apabila terjadi reaksi

imun pada tubuh kita. Masing-masing sel limfosit memiliki fungsi dan peranannya masing-

masing. Ada sel yang khusus mematangkan sel imun lainnya, ada yang fungsinya untuk

memfagosit antigen yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Karena itu kami membuat makalah mengenai sirkulasi sel limfosit untuk mengetahui

sirkulasi sel limfosit dan untuk mengetahui bagaimanan sirkulasi sel limfosit yang baik di dalam

tubuh kita.

Rumusan masalah:

I.2.1. Apa saja sel limfosit yang terdapat dalam system imun?

I.2.2. Organ apa saja yang berperan dalam sirkulasi sel limfosit?

I.2.3. Bagaimana system sirkulasi limfosit dalam tubuh manusia?

I.2.4. Apa saja kelainan yang terjadi dalam sirkulasi limfosit?

Tujuan pembelajaran:

I.3.1. Untuk mengetahui sel limfosit yang terdapat pada system imun

I.3.2. Untuk mengetahui organ apa saja yang berperan dalam system imun

I.3.3. Untuk mengetahui sirkulasi limfosit dalam tubuh manusia

I.3.4. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi dalam sirkulasi limfosit

1 | P a g e

Page 5: tugas akhir imun.docx

I.2.Manfaat

Mengetahui bagaimana sirkulasi limfosit manusia, baik secara normal maupun secara

abnormal

2 | P a g e

Page 6: tugas akhir imun.docx

Bab II

Pembahasan

II.I. Pembentukan Limfosit Primer

Pada kehidupan pascanatal, sumsum tulang dan timus adalah organ limfoid primer

tempat berkembangnya limfosit. Organ limfoid sekunder tempat pembentukan respon imun

spesifik adalah kelenjar getah bening, limpa dn jaringan limfoid saluran cerna dan saluran

napas.

II.II. Limfosit B dan T

Respons imun bergantung pada dua jenis limfosit, yaitu sel B dan sel T. pada manusia,

sel B berasal dari sel induk sumsum tulang. Hingga saat ini masih belum jelas apakah sel

tersebut diproses di luar sumsum tulang untuk menjadi limfosit B matur.

Sel T juga awalnya berasal dari sel induk sumsum tulang tetapi bermigrasi ke timus

tempat diferensiasi menjadi sel T matur selama perjalanan dari korteks menuju medulla.

Selama proses ini, sel T yang swareaktif (self-reactive) dibuang (seleksi negative)sedangkan

sel T yang memiliki sedikit spesifisitas terhadap molekul antigen leukosit manusia (Human

leucocyte antigen, HLA) pejamu diseleksi (seleksi positif). Sel helper matur mengekspresikan

CD4 sedangkan sel sitotoksik mengekspresikan CD8. Sel-sel tersebigt juga mengespresikan

salah satu dari dua heterodimer respetor antigen sel T, yaitu αβ (>90%) atau γδ (<10%)

II.III. Sirkulasi Limfosit

Sirkulasi limfosit memerlukan beberapa organ untuk menjalankan system sirkulasinya.

Organ-organ yang berperan antara lain timus, limfonodus, sumsum tulang, dan kelenjar limfe.

Sirkulasi limfosit berawal dari sirkulasi darah. Sirkulasi darah ada dibawah tekanan dan

komponennya ( plasma ) masuk melalui dinding kapiler yang tipis ke jaringan sekitar.Cairan

ini disebut cairan interstitial yang membasahi semua jaringan dan sel.Bila cairan ini tidak

dikembalikan ke sirkulasi dapat terjadi edema,pembengkakan progresif yang dapat

mengancam nyawa.Hal itu tidak terjadi oleh karena cairan dikembalikan ke darah melalui

dinding venul.Jadi sistem tersebut menampung cairan yang keluar dari pembuluh darah dan

3 | P a g e

Page 7: tugas akhir imun.docx

masuk ke dalam jaringan,dan mengembalikannya ke pembuluh darah.Hal itu memastikan

adanya keseimbangan cairan dalam sistem sirkulasi.Sel limfosit,SD,makrofag dan sel lainnya

juga dapat masuk melalui dinding tipis sel endotel yang longgar dari pembuluh limfe primer

dan masuk ke dalam arus limfe.

Jantung tidak memompa limfe melalui sistem limfatik,tetapi arus perlahan dicapai

dengan tekanan rendah limfe.Pembuluh limfe diperas oleh gerakan otot tubuh dan sejumlah

katup satu arah epanjang pembuluh limfe memastikan arus limfe bergerak ke satu

arah.Antigen asing yang masuk ke dalam jaringan akan ditangkap oleh sel ke dalam jaringan

akan ditangkap oleh sel sistem imun dan dibawa ke berbagai jaringan limfoid regional yang

terorganisasi seperti KGB.Jadi sistem limfatik juga berperan sebagai alat transpor limfosit dan

atigen dari jaringan ikat ke jaringann limfoid yang terorganisasi,tempat limfosit diaktifkan.

Keuntungan dari resirkulasi limfosit ialah bahwa sewaktu terjadi infeksi

nonspesifik,banyak limfosit akan terpajan dengan antigen/kuman.Keuntungan lain dari

resirkulasi limfosit ialah bahwa bila ada organ limfoid misalnya limpa yang defisit limfosit

karena infeksi,radiasi atau trauma,limfosit dari jaringan limfoid lainnya melalui sirkulasi akan

dapat dikerahkan kedalam organ limfoid tersebut dengan mudah.Hanya iradiasi yang

mengenai seluruh tubuh akan dapat menghentikan pertumbuhan sel sistem imun seluruhnya.

Sel T naif ( sel mataang yang belum terpajan dengan atigen dan belum berdiferensisasi )

cenderung meninggalkan sirkulasi darah dan menuju kelenjar getah bening dalam daerah sel

T.SD/APC dari berbagai bagian tubuh yang membawa antigen juga bermigrasi dan masuk ke

dalam kelenjar getah bening dan mempresentasikan antigen ke sel T.Sel T yang diaktifkan

SD/APC tersebut keluar dari kelenjar limfoid dan melalui aliran darah bergerak ke tempat

infeksi dan bekerja sebagai sel efektof. Tidak seperti leukosit,limfosit terus menerus

diresirkulasikan melalui darah dan limfe keberbagai organ limfoid

4 | P a g e

Page 8: tugas akhir imun.docx

II.IV. Penelitian-penelitian

a. Penelitian tentang tali pusat

Sel induk telah terbukti menjadi sel potensial yang dapat digunakan dalam

pengobatan untuk penyakit banyak1. Dalam dekade terakhir , penggunaan tali pusat sel

induk darah telah melampaui pengobatan untuk penyakit hematologi dan telah terbukti

berpotensi berguna dalam regenerasi jaringan yang terluka . Darah tali pusat telah

menunjukkan properti unik melalui profil imunogenisitas rendah . Properti unik ini

telah membuat sel-sel mononucleated berasal dari UCB untuk menjadi calon potensial

opsi medis untuk yang lebih luas dari penerima dengan pertandingan HLA - parsial .

Dalam jangka waktu risiko dalam transplantasi alogenik , UCBMNC telah dilaporkan

memiliki lebih rendah memperpanjang graft - versus-host disease.18 Pengakuan

allogenic dimediasi melalui komunikasi antara sel donor ke sel penerima melalui

beberapa molekul . Molekul-molekul yang termasuk antigen leukosit manusia ( HLA )

kelas I dan kelas II agar sesuai dengan pengakuan asing vs diri antigen ke CD8 + dan

CD4 + T sel masing-masing. Oleh karena itu , tingkat ekspresi HLA kelas I dan II

akan menentukan hasil dari antigen pengakuan oleh sel T . Molekul HLA

diekspresikan pada permukaan sel biasanya mengandung peptida terikat . Peptida

terikat molekul HLA alogenik mungkin memainkan beberapa peran dalam pengakuan

molekul-molekul ini . HLA kelas I molekul secara hadir di semua sel berinti ,

sedangkan HLA molekul kelas II umumnya diekspresikan pada sel profesional antigen

–presenting.

b. Penelitian mengenai sel limfosit

Interaksi dengan endogen Ags di timus memainkan peran kritis dalam pemilihan

limfosit T . Sel T yang berinteraksi dengan endogen Antigen dengan afinitas tinggi

yang dipilih negatif . thymocytes yang belum matang yang berinteraksi dengan antigen

endogen / MHC kompleks dengan afinitas tertentu yang dipilih untuk matang dan

menjadi CD4 atau CD8 sel T tunggal - positif yang dapat mengenali peptida Ag asing

disajikan oleh self- MHC . Pemilihan ini menggunakan endogen Ag / Kompleks MHC

sangat penting untuk menghasilkan repertoar sel T yang dapat meningkatkan respon 1 Caroline T. Sardjono et.all, “Immunogenicity characterization of mononucleated cells originated from umbillical cord blood”, medical journal

of Indonesia. 2010;19:19

5 | P a g e

Page 9: tugas akhir imun.docx

kekebalan terhadap antigen asing tanpa menyebabkan respon sel autoimun T untuk

antigen endogen.

c. Penggunaan kortikosteroid pada penyakit tuberkulosis

Kortikosteroid akan meningkatkan jumlah sel netrofil dalam aliran darah oleh

banyak netrofil baru yang dilepas dari sumsum tulang, disamping itu karena

bertambah panjangnya umur netrofil dalam peredaran darah serta sedikitnya akumulasi

netrofil di lokasi radang karena berkurannya perlekatan sel endotel pada vaskuler.

Penggunaan kortikosteroid dapat menginduksi terjadinya limvopenia oleh karena

banyaknya sel-sel limfosit dari peredaran darah menuju ke jaringan limfoid. Dua per

tiga dari jumlah sel-sel limfosit dalam sirkulasi termasuk dalam kelompok limfosit re-

sirkulasi yakni limfosit yang mudah untuk keluar dan masuk ke dalam sirkulasi. Di

luar sirkulasi sel-sel ini berada dalam duktus thoraksikus, limfa, kelenjar limfe, dan

sumsum tulang. Kortikosteroid lebih banyak mempengaruhi limfosit T untuk

bermigrasi ke jaringan limfoid daripada limfosit B. Mekanisme tepat mengenai

pengaruh kortikosteroid pada redistribusi limfosit ini masih belum jelas.

Penggunaan kortikosteroid juga menginduksi terjadinya monositopenia, hal ini

disebabkan oleh mekanisme redistribusi dan berkurangnya akumulasi sel monosit di

tempat radang. Jumlah eosinofil dan basofil juga menurun dengan alasan yang sama

dengan monosit.

Efek kerja kortikosteroid pada sel-sel monosit dan manofag adalah dengan

menurunkan efek endositosis dan kliren RES serta menghambat aktivitas

bakterisidalnya. Kortikosteroid mempengaruhi makrofag dengan cara menghambat

kerja MIF (Migrasi Inhibitory Factor), sehingga makrofag mudah keluar dari jaringan

yang dipengaruhinya, disamping itu kortikosteroid bekerja dengan cara meredam

sintesa dan sekresi INF gamma dan IL1, dimana IL1 lebih dikenal sebagai pirogen

endogen yang bertanggungjawab terhadap kenaikan suhu tubuh, sehingga

kortikosteroid mampu menurunkan suhu tubuh.

Kortikosteroid memberi efek stabilisasi terhadap membran lisosom yang dapat

mencegah pelepasan enzim-enzim hidralase, sehingga daat mengurangi kerusakan

6 | P a g e

Page 10: tugas akhir imun.docx

jaringan. Kortikosteroid juga menekan perluasan CMI (Cell Mediated Imune) dengan

cara menghambat respirasi gen IL2 dalam sel-sel T dan menghalangi interaksi IL2

dengan reseptornya didalam sel T.

Kortikosteroid mempunyai kemanpuan mencegah atau menekan berkembangnya

manifestasi inflamasi dan juga mempunyai nilai yang tinggi pada pengobatan

penyakit-penyakit yang berhubungan dengan reaksi imun , baik kondisi yang

berhubungan dengan imnunitas humoral maupun seluler2.

II.V. Kelainan pada sirkulasi limfosit

a. Tuberculosis

Kuman tuberkulosa yang terkumpul dalam alveoli atau bronchioli terminalis

jaringan paru membentuk proses keradangan yang dinamakan fokus primer (Ghon

fokus), selanjutnya proses meluas ke kelenjar getah bening regional, sehingga

terbentuklah komplek primer.

Pada awal kejadian infeksi tuberkulosa adalah setelah kuman terutama di alveoli

akan segera diikuti oleh reaksi keradangan yang tersusun dari sel-sel darah putih terutama

sel PMN, tapi peristiwa ini hanya berjalan singkat karena kemanpuan “fagositosis” PMN

tidak memadai untuk kuman M.TB, meskipun makrofag mengambil alih tugas sel PMN,

aqkibatnya terjadi peristiwa infiltrasi sel-sel makrofag ke dalam sel, sehingga bayak sel-

sel makrofag yang didapatkan pada lesi keradangan, dimana secara patologi anatomi akan

menunjukkan gambaran radang akut dan kronis.

Pada tahap selanjutnya kuman M.TB. difagosit oleh makrofag

jaringan dan pada saat inilah dimulai perjuangan mempertahankan hidup bagi kuman M.

TB. Kuman ynag berada pada sel jaringan pelan-pelan dihancurkan secara proses

biokimia (oksidasi dan Enzimatik). Dalam peristiwa ini lesi dapat sembuh sempurn atau

sebaliknya bahwa kuman bertahan dan memperbanyak diri dalam makrofak.

2 Muzaijadah Retno Arimbi. PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA TUBERKULOSA. Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, 2007:4

7 | P a g e

Page 11: tugas akhir imun.docx

Pada umum perkenalan imun (imun recognition) pada tuberkulosa serupa dengan

penyakit infeksi lainnya, yaitu APC (Anti Presenting Cell) akan memproses antigen

untuk disajikan pada T limfosit. Makrofag yang teraktifasi akan mengeluarkan IL1

(Interleukin 1) dan TNF (Tumor Necrotizing Factor). Dibawah pengaruh IL1, resting T

menjadi T yang teraktifasi selanjutnya akan mensekresi sitoksin, antra lain IFN

(Interferon) gama dan IL2 melalui IL6 dan bersama MIF (Migration Inhibitory Factor)

dapat memperkuat sel mediator respon INF gamma dapat mengaktifkan makrofag dengan

menginduksi enzim pada mikrofag yang dapat merubah vitamin D3 menjadi calcitriol

yang aktif, sehingga makrofag menjadi peka terhadap rangsang lipoarabinomanan untuk

membebaskan TNF . TNF ini dalam keadaan normal bersifat protektif, karena dapat

mengaktifkan sel fagosit dan membantu pembentukan granuloma.,namun apabila bila

kadar TNF berlebihan mengakibatkan meluasnya proses tuberkulosa dan terjadilah

kaheksia.

Daya tahan “host” terhadap kuman M.TB. terutama terletak pada makrofak,

sehingga bila daya tahan “host” tidak baik, maka akan menimbulkan mekanisme atau

respon hipersentivity (imunitas) seluler yang terbentuk dalam kurun waktu 4 – 6 minggu

setelah terinfeksi kuman M. TB.

b. HIV-AIDS

Pada penyakit ini, virus HIV akan menyerang sel CD4+ sehingga kadar sel CD4+

pasien menjadi berkurang drastic. Pengurangan sel ini disebabkan adanya factor negatif

HIV-1.3

Selain untuk memroses pematangan virus HIV, factor negative HIV 1 juga dapat

menyerang sel CD4+. HIV - 1 nef mengganggu perjalanan CD4 + limfosit T in vivo dan

secara khusus mengganggu jalur balik mereka ke kelenjar getah bening pada langkah

transmigrasi dari HEV ke kelenjar getah bening parenkim . Pendekatan ini

mengungkapkan ampuh blok Nef yang termediasi ke jalur balik T - limfosit yang

dominan dicantumkan pada langkah diapedesis , dengan nef menyebabkan pengurangan

3 Bettina Stolp et.all. HIV-1 Nef interferes with T-lymphocyte circulation through confined environments in vivo. Department of Infectious Diseases-Virology, University Hospital Heidelberg. 2010:7

8 | P a g e

Page 12: tugas akhir imun.docx

tambahan tapi kurang dikeluarkan dalam motilitas interstitial limfosit T yang telah

berhasil memasuki kelenjar getah bening parenkim . Secara signifikan penghambatan

kelenjar getah bening diamati dengan F195A Nef mutan menunjukkan bahwa blok ini

kritis melibatkan penghambatan Nef - dimediasi renovasi aktin melalui fosforilasi cofilin

PAK2 - dependen. Mekanisme tambahan renovasi independen aktin jelas terlibat dalam

penurunan T - limfosit ke kelenjar getah bening dan mungkin termasuk pengurangan

sedikit paparan sel - permukaan homing reseptor CD62L dan CCR7 diamati di hadapan

WT dan F195A protein nef ( Gambar . S2B ) . Karena Nef juga menghambat kemotaksis

T - limfosit terhadap sphingosine - 1 -fosfat ( S1P ) , sebuah kemoatraktan kunci yang

terlibat dalam keluar limfosit dari kelenjar getah bening (Gambar S8C ) , protein virus

mungkin juga mempengaruhi jalan keluar dari sel limfosit T yang terinfeksi dari kelenjar

getah bening . Efek ini dapat meningkatkan kepadatan sel yang terinfeksi di dalam

kelenjar getah bening dan dengan demikian memfasilitasi penyebaran virus dengan

meningkatkan probabilitas untuk transmisi virus dari sel ke sel.

9 | P a g e

Page 13: tugas akhir imun.docx

Bab III

Penutup

III.1. Kesimpulan

Di dalam tubuh manusia terdapat 2 jenis sel limfosit, yaitu sel limfosit T dan sel limfosit

B. sel limfosit B termasuk ke dalam system imun spesifik humoral. Sel B yang dirangsang

oleh benda asing akan berproliferasi, berdifferensiasi dan berkembang menjadi sel plasma

yang memproduksi antibody. Fungsi utama antibody yaitu sebagai system pertahanan

terhadap infeksi ekstraseluler, virus dan bakteri serta menetralkan toksinnya. Sel limfosit T

merupakan system imun spesifik selular. Bisanya sel ini dibentuk di sumsum tulang dn timus.

Fungsi system selular adalah pertahanan terhadap bakteri intraselular, virus, jamur, parasite

dan keganasan.

Sirkulasi limfosit memerlukan beberapa organ untuk menjalankan sistem sirkulasinya.

Organ-organ yang berperan antara lain timus, limfonodus, sumsum tulang, dan kelenjar limfe.

Sirkulasi limfosit berawal dari sirkulasi darah. Sirkulasi darah ada dibawah tekanan dan

komponennya ( plasma ) masuk melalui dinding kapiler yang tipis ke jaringan sekitar.

Penelitian pada tali pusat yang menghasilkan bukti bahwa sel induk menjadi sel

potensial yang dapat digunakan dalam pengobatan untuk penyakit banyak. Darah tali pusat

telah menunjukkan properti unik melalui profil imunogenisitas rendah . adapula penelitian

mengenai sel limfosit interaksi dengan endogen Ags di timus memainkan yang peran kritis

dalam pemilihan limfosit T . Sel T yang berinteraksi dengan endogen Antigen dengan afinitas

tinggi yang dipilih negatif . Penggunaan kortikosteroid dapat menginduksi terjadinya

limvopenia oleh karena banyaknya sel-sel limfosit dari peredaran darah menuju ke jaringan

limfoid.

Kelainan pada sirkulasi limfosit bisa terjaadi aabila kita terkena suatu penyakit.

Contohny adalah tuberculosis parudan HIV-AIDS. Pada penyakit ini memang tidak terlihat

kelainan sirkulasi limfosit. Jika terjadi infeksi bakteri tuberculosis, maka tubuh akan

mengeluarkan banyak sel limfosit yang berguna untuk mengancurkan bakteri tersebut. Jika

10 | P a g e

Page 14: tugas akhir imun.docx

terjadi penurunan system iimun maka bakteri tuberculosis bisa menyerang pasien dan

penyakit tuberculosis akan kambuh kembali. Adapula kelainan pada limfosit yaitu pada

penyakit HIV-AIDS. Virus HIV akan menyerang sel CD4+ sehingga kadar sel CD4+ pasien

menjadi berkurang drastis. Pengurangan sel ini disebabkan adanya factor negatif HIV-1.

III.2. Saran

Menurut kami, system sirkulasi limfosit yng baik sangatlah penting bagi tubuh manusia.

Sistem sirkulasi yang lancar dapat membuat tubuh siap melawan antigen kapanpun. Karena

itu kita harus menjaga kesehatan kita agar sirkulasi limfosit tetap lancar. Jika terjadi

perubahan terhadap salah satu limfosit maka kita harus mencurigai pasien terkena penyakit

infeksius yang dapat merugikan pasien dan orang lain yang ada disekitar pasien.

11 | P a g e

Page 15: tugas akhir imun.docx

Daftar Pustaka

AK, Abbas. 1991.Cellular and molecular immunology. Philadelphia: Saunders

IM, Roit. 1988. Essential imunnology. London: Blackwell

Baratawidjaya, Karnen Garna; Iris, Rengganis. 2012. Imunologi Dasar Edisi

ke-8. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

-----. 2005. Kapita selekta hematologi edisi 4. Jakarta: EGC

Bettina Stolp et.all. 2010. HIV-1 Nef interferes with T-lymphocyte circulation through

confined environments in vivo. Department of Infectious Diseases-Virology, University

Hospital Heidelberg

Michio Tomura et.all. 2010. Naive CD4+ T Lymphocytes Circulate through Lymphoid

Organs To Interact with Endogenous Antigens and Upregulate Their Function. The

journal of immunology.

Caroline T. Surjono, et.all. 2010. Immunogenicity characterization of mononucleated cells

originated from umbillical cord blood. Medical journal of indonesia

12 | P a g e

Page 16: tugas akhir imun.docx