tugas akhir - identifikasi caplak sapi dengan metode slide

29
IDENTIFIKASI DAN PREPARASI CAPLAK SAPI DENGAN METODE SLIDE TUGAS AKHIR NOOR IRSAN 10/307643/DKH/01688 PROGRAM DIPLOMA III KESEHATAN HEWAN SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013

Upload: kakak-noi

Post on 01-Dec-2015

326 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

berisi tentang cara identifikasi caplak dengan metode slide

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

IDENTIFIKASI DAN PREPARASI CAPLAK SAPI

DENGAN METODE SLIDE

TUGAS AKHIR

NOOR IRSAN

10/307643/DKH/01688

PROGRAM DIPLOMA III KESEHATAN HEWAN

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

i

IDENTIFIKASI DAN PREPARASI CAPLAK SAPI

DENGAN METODE SLIDE

Tugas Akhir

Guna memenuhi sebagian syarat yang diperlukan

Untuk memperoleh sebutan

AHLI MADYA KESEHATAN HEWAN

Disusun Oleh :

NOOR IRSAN

10/307643/DKH/01688

PROGRAM DIPLOMA III KESEHATAN HEWAN

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013

Page 3: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

ii

PENGESAHAN

Telah dipertanggungjawabkan di hadapan dosen penguji

Pada tanggal 25 Juni 2013 dan diterima

Guna memenuhi sebagian syarat yang diperlukan

Untuk memperoleh sebutan

AHLI MADYA KESEHATAN HEWAN

Pada

NOOR IRSAN

10/307643/01688/DKH

PROGRAM DIPLOMA III KESEHATAN HEWAN

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

Dosen pembimbing / penguji

Tanda tangan

1. drh. Ana Sahara, MSi .........................

2. Prof. Dr. drh. Pudji Astuti, MP .........................

Page 4: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH S.W.T atas segala

rahmat dan karunia-Nya, sehingga sampai saat ini terus diberikan kemudahan dan

kelancaran untuk menyelesaikan tugas ini yang merupakan tugas wajib guna

memenuhi sebagian syarat untuk memenuhi sebutan Ahli Madya Kesehatan

Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Judul dari Tugas Akhir ini adalah

Identifikasi dan Preparasi Caplak Sapi dengan Metode Slide.

Selanjutnya hingga tersusunnya tugas akhir ini, penyusun banyak

memperoleh bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu

tidak berlebihan apabila penyusun mengucapkan terimakasih kepada

1. Kedua orang tua yang tiada hentinya selalu mendukung, membimbing

dan memberi doa restu untuk kesuksesan ananda.

2. drh. Ana Sahara, MSi, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan tugas akhir

ini.

3. Dr. drh. Puji Astuti, MP yang telah berkenan menjadi dosen penguji

dan memberi masukan demi kesempurnaan penulisan tugas akhir ini.

4. Prof. Dr. Drh. Ida Tjahajati, MP, selaku kepala Pengelola Program

Studi Diploma III yang telah membantu selama pelaksanaan Praktek

Kerja Lapangan.

Page 5: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

iv

5. Pimpinan dan staff karyawan Bagian Parasitologi Fakultas

Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada atas kesediannya dalam

menyediakan fasilitas bagi penulis.

6. Teman-teman yang selalu membantu dan mendukung penulis

sehingga dapat terselesaikannya tugas akhir ini.

7. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis hingga terselesaikannya tugas akhir ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu segala kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan

penulis khususnya.

Yogyakarta, Juni 2013

Penulis

Page 6: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi

INTISARI ................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................. viii

1. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Tujuan ............................................................................................ 2

1.3 Manfaat .......................................................................................... 3

2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Boophilus microplus ............................ 5

2.2 Siklus Hidup ................................................................................... 6

2.3 Gejala Klinis dan Dampak Umum Akibat Terkena Caplak ........... 8

2.4 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ........................................ 9

3. MATERI DAN METODE ................................................................... 10

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .............................................. 10

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 10

3.3 Metode Penelitian ..................................................................... 11

3.3.1 Pengambilan Sampel ................................................. 11

3.3.2 Pembuatan Slide Preparat ......................................... 11

4. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 12

5. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 16

5.1 Kesimpulan ............................................................................... 16

5.2 Saran ......................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 17

LAMPIRAN ............................................................................................... 18

Page 7: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

vi

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1 Caplak Boophilus microplus .......................................................... 4

2 Siklus Hidup Boophilus ................................................................. 7

3 Investasi caplak daerah leher (kiri) dan ambing (kanan) ............... 12

4 Contoh kandang sapi dengan pemeliharaan tradisional ................. 13

5 A. Lekuk anal mengelilingi anus disebalah posterior

dengan lekuk anal memudar, B. Palpus pendek,

C. Hypostoma pendek, D. Feston tidak ada ................................... 14

6 Larva caplak dengan asam laktat (perbesaran 10x) ....................... 15

7 Larva caplak dengan KOH 10% (perbesaran 10x) ........................ 15

Page 8: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

vii

INTISARI

IDENTIFIKASI DAN PREPARASI CAPLAK SAPI

DENGAN METODE SLIDE

NOOR IRSAN

10/307643/01688/DKH

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi caplak, sekaligus mengenal

cara pembuatan preparat slide dengan menggunakan asam laktat dan KOH 10%

yang bertujuan agar lapisan khitine menipis. Pengambilan caplak dilakukan secara

manual menggunakan pinset dan disimpan dalam tabung yang berisi kapas basah

dan ditunggu sampai bertelur hingga menjadi larva dan dibuat preparat slide.

Pembuatan preparat slide menggunakan alkohol bertingkat dan direndam dalam

minyak cengkeh. Caplak diidentifikasi secara mikroskopik menggunakan

mikroskop binokuler dengan perbesaran 40x, meliputi bentuk palpus, hypostoma,

feston dan lekuk anal. Larva caplak mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh seperti

segitiga dengan bagian posterior sedikit membulat. Lekuk anal mengelilingi anus

disebalah posterior dengan lekuk anal memudar, Hypostoma dan Palpus pendek,

Feston tidak ada, jumlah kaki 3 pasang dan koksa I dan II “bifid”. Berdasarkan

identifikasi dapat disimpulkan bahwa caplak termasuk dalam genus Boophilus.

Perbedaan preparasi menggunakan asam laktat dan KOH 10%, dengan

menggunakan asam laktat lebih gelap dari pada yang menggunakan KOH 10%.

Page 9: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

viii

ABSTRACT

IDENTIFICATION AND PREPARATION OF TICKS IN CATTLE

WITH SLIDE METHOD

NOOR IRSAN

10/307643/01688/DKH

This research aims to identify the ticks, at once was to know introduced

making preparation used with lactic acid and KOH 10% . The ticks sample taken

manually using tweezers and stored in a tube to lay their eggs to be larva and

making slides preparat. Making slides preparation using multilevel alcohol and

soaked in the clove oil. Tick identified microscopically using a binocular

microscope with a magnification of 40x includes palpus, hypostome, feston, and

anal groove. Larva tick has characteristics body shape like triangle with the

posterior rounded. Anal groove around the anus posterior side with anal groove

fading, Hypostoma and Palpus short, Feston absent, the number of three pairs of

legs and coxa I-II bifid. Based on the results of the microscopic identification can

be concluded that ticks included in the genus Boophilus. Difference preparat the

used of lactic acid is darker than on the used of KOH 10%.

Page 10: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat akan gizi terutama yang berasal dari komoditas

ternak, selalu meningkat. Hal ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya

permintaan produk-produk peternakan. Pola konsumsi masyarakat akan berubah

seiring dengan berubahnya ekonomi masyarakat. Semakin baik pendapatan

masyarakat, semakin meningkat permintaan. Permintaan produk peternakan yang

berkualitas baik menjadi tuntutan utama.

Salah satu hasil peternakan yang menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia

adalah daging sapi. Kualitas daging yang bagus pastinya berasal dari manajemen

peternakan yang baik. Dari sanitasi, pencegahan dan pengendalian penyakit yang

dapat merugikan peternakan, sehingga menurunkan kualitas ternak itu sendiri,

sebelum dipotong maupun sesudah dipotong untuk diambil karkasnya.

Ada banyak hal yang dapat merugikan peternak, salah satu dari sekian

banyak penyebab itu sendiri adalah infestasi ektoparasit yang tinggal di

luar/permukaan tubuh induk semang. Ektoparasit yang sering dijumpai antara lain

caplak, kutu, tungau dan pinjal. Caplak merupakan satu di antara ektoparasit yang

berperan cukup besar sebagai vektor penular berbagai penyakit yang disebabkan

oleh virus, bakteri, rickettsia, protozoa dan lain–lain (Levine 1994). Salah satu

caplak yang sering ditemui dan mampu menurunkan kualitas maupun kuantitas,

yaitu adanya infestasi caplak. Akibat dari serangan caplak, sapi mendapat banyak

Page 11: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

2

gangguan. Gangguan yang paling ringan berupa rasa gatal pada kulit yang

menyebabkan sapi terus menggosok-gosok badanya sehingga dapat menimbulkan

luka pada kulit. Serangan caplak dalam jumlah banyak dapat menyebabkan sapi

menderita anemia, sehingga produksi daging ataupun susu akan terganggu. Lebih

parah lagi caplak sapi juga menyebarkan penyakit protozoa pada induk

semangnya seperti Babesia bigemina (Subronto, 2008).

Upaya penanggulangan caplak Boophilus microplus yang paling populer

dan paling mudah dilakukan adalah dengan sanitasi lingkungan dan penggunaan

bahan kimiawi (akarisida). Hal ini dikarenakan biaya yang diperlukan tidak terlalu

banyak dan aplikasinya yang cukup mudah. Sebenarnya pencabutan caplak satu-

persatu secara manual juga sering dilakukan, namun hal ini dirasa kurang efektif

karena tidak cukup efektif dan efisien apalagi bila infestasi caplak cukup banyak.

1.2 Tujuan

Sebagai media pembelajaran cara pembuatan slide preparat yang baik dan

untuk mengidentifikasi caplak pada sapi di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan

Selatan dalam rangka upaya meningkatkan wawasan dan pengalaman tentang

penanganan dan pengendalian caplak.

1.3 Manfaat

Mengerti cara pembuatan slide preparat dan mendapatkan informasi

mengenai jenis caplak yang ada di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Page 12: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Caplak pada galibnya tungau raksasa. Mereka membentuk sub ordo

Ixodorina. Yang dewasa dan nimfa memiliki sepasang stigmata disebelah

posterior atau lateral koksa. Hipostoma mengandung gigi yang melengkung ke

belakang. Terdapat organ haller. Sub ordo tersebut dibagi menjadi dua familia

atas dasar ada atau tidaknya skutum (perisai) pada punggung. Pada familia

Argasidae (Argas, Ornithodoros, Otobius) tidak ada skutum pada stadium yang

manapun. Familia ini terdapat kira-kira 85 jenis.

Pada familia Ixodidae, yang terdiri dari semua caplak lainnya, terdapat

skutum pada semua stadium. Caplak ini merupakan caplak sejati. Terdapat kira-

kira 11 genus yang mempunyai arti penting bagi kedokteran hewan. Semua

stadium menempel pada hewan dan menghisap darah. Ada caplak berinduk

semang satu, dua dan tiga, tergantung dari berapa kali mereka jatuh di tanah dan

mencari induk semang baru untuk menyilih. Larva, nimfa dan dewasa dari caplak

berinduk semang satu semuanya terdapat pada hewan yang sama, sedangkan dari

caplak berinduk semang tiga terdapat pada hewan yang berbeda (yang kadang-

kadang dari jenis yang sama), dan dari caplak yang berinduk semang dua terdapat

diantara kedua caplak terdahulu (Levine, 1994).

Caplak Boophilus microplus (Gambar 1) yang terdapat luas di berbagai

negara dapat menjadi vektor penyakit babesiosis, anaplasmosis. Bahkan di Bali

Boophilus juga pernah di duga bertindak sebagai vektor penyakit Jembrana.

Page 13: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

4

(Subronto, 2008). Caplak sapi adalah jenis caplak berkulit keras yang dianggap

paling penting dalam dunia pertenakan sapi. Karena telah mendatangkan kerugian

yang sangat besar bagi peternakan sapi.

Gambar 1. Caplak Boophilus microplus

Sumber : Anonim, 1997

Dalam keadaan tidak menghisap darah caplak ini berukuran hanya sebesar

biji mentimun dan berwarna coklat. Alat penghisap terletak di ujung yang

berfungsi untuk menempel dan menghisap darah. Caplak sapi betina dapat

mengembang 10-12 kali dari ukuran aslinya sesudah menghisap darah. Caplak

sapi terkenal sebagai caplak satu induk yang berarti larva, nimfa, dapat di jumpai

pada satu induk semang. Setelah kenyang menghisap darah akan menjatuhkan diri

dari induk semang untuk bertelur. Telurnya sejumlah 3000-5000 butir yang di

keluarkan sedikit demi sedikit setiap harinya. Dalam keadaan kelembaban tinggi

dan suhu yang memadai telur akan menetas dalam waktu sekitar 14 hari. Larva

yang berkaki 3 pasang segera naik ke daun-daun rumput untuk menunggu

kesempatan menempel pada induk semang. Bila tidak cepat mendapat induk

semang yang baru larva dapat menahan lapar untuk berminggu-minggu bahkan

Page 14: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

5

sampai berbulan-bulan. Setelah berhasil mendapatkan induk semang dan

menghisap darahnya, larva akan melepaskan diri dari induk semang untuk

berganti kulit menjadi nimfa. Proses ini di ulangi lagi oleh nimfa untuk menjadi

dewasa (Anonim, 2009).

Perbedaan caplak keras dan caplak lunak : Caplak keras mempunyai

skutum, gnatosoma ada di tepi anterior dari idiosoma

Caplak lunak : tidak punya skutum, gnatosoma di bagian ventro anterior (Cable,

1976). Perbedaan caplak jantan dan betina ; caplak jantan skutum menutupi

seluruh bagian dorsal dan caplak betina skutum hanya menutupi sebagian kecil di

belakang gnatosoma.

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Boophilus microplus

Menurut Canestrini, 1887 dalam Lapage, 1962. Caplak sapi (Boophilus

microplus) diklasifikasikan sebagai berikut : kingdom Animalia, filum Arthropoda,

kelas Arachnida, sub kelas Acari, ordo Ixodida, sub ordo Parasitiformes, super

famili Ixodoidea, famili Ixodidae, genus Boophilus, spesies Boophilus microplus.

Palpus Maksilaris dan Hipostomanya pendek, gepeng bagian dorsal dan

lateralnya bergigi, Basis Kapituli bersegi enam disebelah dorsal. Skutum tidak

berornamen dan sangat kecil pada yang betina. Mata ada, Koksa kaki ke-1 tidak

memiliki taji panjang, pasangan Kaki ke-4 besarnya normal, spirakel bundar atau

oval, caplak jantan berukuran kecil, memiliki Perisai Adanal dan Perisai

Tambahan, Lengkung anal tidak ada pada caplak betina, ada pada caplak jantan

mengelilingi anus disebelah posterior. Feston tidak ada dan kadang-kadang

ditemukan penonjolan caudal (Whitlock, 1960).

Page 15: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

6

2.2 Siklus Hidup

Daur hidupnya diawali dari bentuk telur yang diletakkan induknya di

tanah. Caplak dewasa setelah kawin akan menghisap darah sampai kenyang, lalu

jatuh ke tanah dan disinilah akan bertelur. Larva yang baru menetas segera akan

mencari inangnya dengan pertolongan benda-benda sekitarnya serta bantuan

olfaktoriusnya. Setelah mendapatkan inangnya, ia akan menghisap darah inang

darah hingga kenyang (enggorged) lalu akan jatuh ke tanah atau tetap tinggal pada

tubuh inang tersebut dan segera menyilih (molting) menjadi nimfa. Nimfa

menghisap darah kembali, setelah kenyang akan jatuh ke tanah dan molting

menjadi capak dewasa. Satu siklus daur hidup berkisar antara 6 minggu sampai

tiga tahun. Yang dewasa dapat bertelur sekitar 100-18.000 butir/caplak. Caplak

sangat tahan terhadap perubahan fisik misalnya terendam air, kekeringan atau

ketidakadaan makanan dalam waktu berbulan-bulan. Berdasarkan jumlah inang

yang diperlukan caplak dalam melengkapi satu siklus daur hidupnya dikenal

istilah caplak berumah satu, berumah dua dan berumah tiga (Levine 1994).

Caplak berumah satu yaitu semua stadiumnya (larva, nimfa dan dewasa)

tinggal dalam satu inang yang sama, begitu pula proses pergantian kulit (molting)

dan perkawinan. Setelah caplak dewasa kenyang darah barulah ia menjatuhkan

diri dan bertelur di tanah, menetas menjadi larva dan menunggu inangnya dipucuk

daun atau rumput. contohnya caplak sapi Boophilus microplus.

Caplak berumah dua yaitu larva dan nimfa tinggal dalam satu inang sedangkan

dewasa tinggal dalam inang yang lain, jadi dalam melengkapi siklus hidupnya

caplak memerlukan dua inang. Contohnya Haemaphysalis dan Hyalomma. Caplak

Page 16: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

7

berumah tiga yaitu setiap stadium larva, nimfa, dan dewasa masing-masing

memerlukan inang yang berbeda. Larva berada pada inang pertama sampai

kenyang menghisap darah, setelah jatuh dan berganti kulit menjadi nimfa segera

mencari inang kedua. Nimfa yang kenyang akan menjatuhkan diri dan

berkembang menjadi caplak dewasa. Caplak dewasa makan dan kawin pada inang

ketiga. Contohnya Amblyomma (Hadi dan Soviana, 2000).

Gambar 2. Siklus hidup Boophilus

(1) Telur menetas menjadi larva, (2) Larva menempel pada inang dan mengisap

darah sampai jenuh dan menyilih menjadi nimfa, (3) Nimfa mengisap darah

sampai jenuh minyilih menjadi caplak dewasa, (4) Caplak dewasa kawin, (5)

Caplak betina jenuh darah jatuh ke tanah dan bertelur (Hall, 1985 dalam Aryani,

1994)

Page 17: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

8

2.3 Gejala Kllinis dan Dampak Umum Akibat Terkena Caplak

Caplak berperan dalam penularan dan pemindahan berbagai penyakit yang

disebabkan oleh bakteri, virus, protozoa, dan rickettsia; beberapa diantaranya

bersifat zoonosis. Penyakit yang dapat ditularkan oleh caplak pada sapi antara lain

anaplasmosis, babesiosis, theileriosis, ensefalitis, ehrlichiosis, dan lain-lain.

Penyakit babesiosis yang ditularkan berbagai caplak dapat menyebabkan kematian

80-90% sapi dewasa yang tidak diobati dan 10-15% ternak muda umur satu

sampai dua tahun. Babesia memakan sel eritrosit sehingga menyebabkan anemia

hemolitika. Babesia bigemina menghasilkan enzim kallikrein yang meningkatkan

permeabilitas dinding sel sehingga menyebabkan pembendungan dan shock.

Kerugian lain yang timbul akibat penyakit ini adalah penurunan berat badan,

penurunan produksi susu.

Perubahan patologik klinik oleh ektoparasit caplak pada umumnya

disebabkan oleh aktifitas mekanis dan atau efek toksik yang dihasilkan oleh

parasit tersebut. Selain menyebabkan luka gigitan , parasit tersebut juga

menghisap darah, hingga pada saat bersamaan dapat memindahkan agen penyakit

ternak, baik virus, kuman, nematoda atau protozoa. Secara mekanis gigitan parasit

akan diikuti oleh rasa nyeri, menimbulkan iritasi dan rasa gatal, dan untuk

mengurangi rasa tersebut penderita mencoba menggigit, menggaruk, atau

menggosok-gosokkan bagian yang sakit ke obyek-obyek keras, yang akibat

selanjutnya menimbulkan kerusakan kulit atau rambut. Terjadinya luka abrasif

(gesekan) menyebabkan infeksi sekunder oleh kuman, hingga terjadi radang

infeksi. (Subronto, 2008)

Page 18: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

9

2.4 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Pengendalian biasanya menggunakan bahan kimia dengan tepat, bisa di

aplikasikan dengan cara pencelupan dan penyemprotan. Meskipun banyak bahan

kimia yang berguna untuk ini, beberapa bahan kimia dapat meninggalkan residu

yang tidak diinginkan dalam daging atau susu. Untuk pengendalian caplak dapat

menggunakan akarisida pada daerah pagar tanaman, alur berumput, dan padang

rumput kecil (Galloway, 1974).

Page 19: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

10

BAB 3

MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Sampel caplak diambil dari salah satu peternak tradisional di Kabupaten

Tanah Laut, Kalimantan Selatan pada tanggal 23 April 2013 dan sampel

dimasukkan ke dalam tabung plastik yang berisi kapas basah, dipisahkan menurut

besar kecilnya. Selanjutnya dikirim melalui jasa kurir ke Jogjakarta. Preparasi

dilakukan di laboratorium parasitologi, FKH-UGM.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk mengkoleksi caplak di lapangan adalah tabung

plastik dan pinset, sedangkan pada waktu pembuatan slide preparat peralatan

yang digunakan adalah object glass, cover glass, dan mikroskop. Pembuatan slide

preparat digunakan asam laktat dan KOH 10%, aquades, alkohol 70%, alkohol

85%, alkohol 95%, minyak cengkeh, entelan, dan xylol.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mencabut caplak pada

beberapa regio tubuh sapi menggunakan pinset, kemudian dimasukkan ke dalam

tabung plastik yang berisi kapas basah.

Page 20: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

11

3.3.2 Pembuatan Slide Preparat

Menyiapkan tempat yang berisi asam laktat dan KOH 10% dan caplak

dimasukkan ke dalam tempat tersebut. Perlakuan ini bertujuan agar lapisan khitine

caplak menipis. Perendaman caplak dalam larutan asam laktat dan KOH 10%

berlangsung selama 24 jam.

Setelah selesai, caplak lalu dibilas dengan air sampai bersih sebanyak

empat kali. Jika dibandingkan abdomen menggembung maka bagian tersebut

ditusuk dengan jarum atau ditekan perlahan supaya isi abdomen dapat

dikeluarkan.

Selanjutnya dilakukan dehidrasi secara bertahap dengan alkohol 70%,

80%, dan 95%. Dalam fase dehidratasi dibutuhkan waktu sekitar 10 menit tiap

fasenya. Setelah itu clearing dapat dilakukan dengan merendam caplak selama

15-30 menit di dalam minyak cengkeh. Kemudian caplak dicuci dengan larutan

xylol. Pencucian pertama kali terlihat berkabut, oleh karena itu larutan xylol

dibuang lalu diganti dengan larutan baru. Spesimen yang telah bersih tersebut

kemudian disimpan dalam object glass yang telah ditetesi medium entelant dan

ditutup dengan cover glass (Hadi dan Soviana, 2000).

Page 21: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

12

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Caplak diambil dari salah satu peternak dengan nama Bapak Denan yang

berada di Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Jumlah sapi yang dimiliki 5 ekor dengan ras sapi Bali, caplak yang diambil 7-15

caplak per sapi. Di ambil dari beberapa bagian tubuh, seperti sekitaran ambing,

leher, paha dan perut. Di dapat beberapa caplak dan dimasukkan ke dalam wadah

yang telah disediakan yang selanjutnya di kirim ke Jogjakarta. Caplak betina lebih

besar dari pada caplak jantan, dikarenakan pada caplak jantan memiliki skutum

yang melindungi sebagian besar permukaan dorsal dan hanya melindungi bagian

kecil didaerah kepala stadium larva, nimfa dan dewasa betina.

.

Gambar 3. Investasi caplak daerah leher (kiri) dan ambing (kanan)

Sanitasi kandang bisa dilakukan sebagai langkah awal pencegahan,

dilakukan dengan cara pembersihan kandang setiap hari dengan menggunakan

desinfektan. Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan telur, larva, dan nimfa

caplak yang ada di kandang. Untuk keberhasilan, hewan juga membutuhkan

Page 22: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

13

kondisi tubuh yang sehat, dengan rutin memandikannya dan fisik yang sehat

didapat dari makanan yang mengandung nutrisi tinggi.

Letak kandang berada di belakang rumah dengan keadaan umum kandang

yang sederhana dan cara pemeliharaan tradisional. Kandang kotor dan nampak

tidak terawat, kondisi lingkungan sekitar panas dan lembab. Melihat dari kondisi

lingkungan sangat memungkinkan adanya infestasi caplak, ditambah manajemen

perawatan yang kurang baik dan perkandangan yang pastinya harus diperbaiki.

Gambar 4. Contoh kandang sapi dengan pemeliharaan tradisional

Pengendalian dengan bahan kimia yang tepat, bisa di aplikasikan dengan

cara pencelupan dan penyemprotan. Meskipun banyak bahan kimia yang berguna

untuk ini, beberapa bahan kimia dapat meninggalkan residu yang tidak diinginkan

dalam daging atau susu. Untuk pengendalian caplak dapat menggunakan akarisida

pada daerah pagar tanaman, alur berumput, dan padang rumput kecil (Galloway,

1974).

Tujuan pengobatan adalah untuk mengeliminasi caplak dewasa dari tubuh

inang, dalam hal ini sapi. Sedangkan tujuan pengendalian adalah untuk memutus

siklus hidup caplak serta mematikan caplak pra dewasa dan caplak dewasa yang

Page 23: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

14

ada di sekitar lingkungan inang. Pendekatan pengendalian caplak yang terbaik

adalah dengan menggabungkan tindakan sanitasi, fisik, dan kimia.

Selanjutnya caplak diproses menjadi slide preparat, dalam hal ini yang

diproses menjadi slide preparat adalah larva caplak. Ada beberapa kendala dalam

pembuatan slide preparat antara lain pembuatan yang memang harus dilakukan

dengan teliti, karena bentuk yang sangat kecil sehingga tubuh caplak mudah

rusak, memposisikan caplak haruslah hati-hati dan pemberian entelant yang

banyak dapat menimbulkan gelembung-gelembung udara.

Selanjutnya identifikasi menggunakan kunci identifikasi Famili Ixodidae,

menurut Soulsby (1982). Bentuk tubuh seperti segitiga dengan bagian posterior

sedikit membulat. Lekuk anal mengelilingi anus disebalah posterior dengan lekuk

anal memudar, Hypostoma dan Palpus pendek, Feston tidak ada (Gambar 7) dan

Skutum tidak berornamen, koksa kaki ke-1 bergabung (bifid), caplak jantan

memiliki sepasang adanal dan perisai tambahan, pada bagian belakang ditemukan

penonjolan dan koksa kaki ke-4 biasa (terlihat pada caplak dewasa).

Gambar 7. A. Lekuk anal mengelilingi anus disebalah posterior dengan lekuk anal

memudar, B. Palpus pendek, C. Hypostoma pendek, D. Feston tidak ada

Page 24: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

15

Berdasarkan hasil identifikasi, caplak tersebut mempunyai ciri-ciri yang

sama dengan kunci identifikasi menurut soulsby (1982) dengan genus Boophilus.

Gambar 5. Larva caplak dengan KOH 10% (perbesaran 10x)

Gambar 6. Larva caplak dengan asam laktat (perbesaran 10x)

Larva caplak secara mikroskopis pada gambar 5, dengan menggunakan

KOH 10% dan gambar 6, dengan menggunakan asam laktat. Pada slide preparat

yang menggunakan asam laktat lebih gelap dari pada yang menggunakan KOH

10%. Asam laktat bersifat menyerap air dan larut dalam alkohol, sehingga

berpengaruh dalam proses preparasi, sedangkan KOH tidak, sehingga ketika

proses perendaman dengan minyak cengkeh penyerapan masing-masing sampel

beda dan menghasilkan warna yang lebih terang dengan menggunakan KOH 10%

dan lebih gelap dengan asam laktat.

Page 25: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

16

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil identifikasi caplak tersebut adalah genus Boophilus,

mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh seperti segitiga dengan bagian posterior sedikit

membulat dan bagian lateral pipih. Lekuk anal mengelilingi anus disebalah

posterior dengan lekuk anal memudar, Hypostoma dan Palpus pendek, Feston

tidak ada. Pada penggunaan asam laktat preparat lebih gelap dari pada

menggunakan KOH 10%.

Untuk mencegah infestasi caplak itu sendiri maka diperlukan kesadaran

dan kepedulian pemilik akan kebersihan dan perawatan yang baik sangat

berpengaruh besar dengan kesehatan ternak sapi, dalam hal ini banyak tidaknya

infestasi caplak. Kondisi kandang yang menyebabkan kebersihan kurang

menyebabkan mudahnya infestasi caplak.

5.2 Saran

Preparasi bisa saja menggunakan asam laktat dan KOH 10%, sesuai

dengan keinginan. Sebagai saran bahwa perlunya meningkatkan kepedulian

terhadap ternak, sehingga ternak sehat dan tidak mudah sakit atau parasit

pembawa penyakit dalam hal ini caplak. Perlu adanya tindakan sanitasi, fisik, dan

kimia yang lebih baik. Pengobatan untuk membasmi caplak sangat diperlukan.

Page 26: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

17

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2009. Caplak Sapi atau Boophilus mikroplus.

http://robertstynblog.wordpress.com/2009/09/17/caplak-sapi-atau-

boophilus-micropluss/ [ Tanggal 17 Mei 2013]

Anonymous.1998.http://www.spc.int/lrd/ext/Disease_Manual_Final/cattle_tick.ml

[ Tanggal 21 Mei 2013]

Aryani, L. 1994. Caplak Keras (Acari: Ixodidae) pada Mamalia. Skripsi FKH

IPB

Cable, Raymond. M. 1976. An Illustrated Laboratory Manual of Parasitology.

Burgess Publishing. Indiana. 91

Galloway, Joseph H, 1974. Farm Animal Health and Diseases Control. Lea &

Febiger. Philadelphia. 78-79

Hadi, U.K dan S. Soviana. 2000. Ektoparasit: Pengenalan, Diagnosa, dan

Pengendalian. Bogor: Institut Pertanian Bogor. 65-85

Lapage, G. 1962. Moonig’s Veterinari Helminthology and Entomology. 4 ed.

London. 408-412

Levine, N.D 1994. Parasitologi Veteriner. Gatut Ashadi, penerjemah.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Terjemahan dari: Veterinary

Parasitology. 312-324

Soulsby E. J. L. 1974. Helminth, Arthropods, and Protozoa of Domesticated

animals. Ed ke-6. London: Moning’s Veterinary Helminthology and

Entomology. 181-182

Subronto, 2003. Ilmu Penyakit Ternak (mamalia). Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta. 458-459

Urquhart, G. M., J. Armour., J.L Duncan., A. M Dunn, dan F. W Jennings. 1990.

Veterinary Parasitology. Glasgow: Longman Scientific and Technical. 181-

186

Whitlock. J. H. 1960. Diagnosis of Veterinary Parasitisms. Lea & Febiger.

Philadelphia. 63-67

Page 27: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

18

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kunci Determinasi famili Oxididae (Soulsby, 1982)

1 Lekuk anal (“anal groove”) mengelilingi anus

disebelah anterior (Prostriata)

……………………………………..

Lekuk anal mengelilingi anus disebelah posterior

(Metastriata) pada Boophilus dan Margaropus lengkung

anal memudar ….

Ixodes

2

2 Hypostoma dan Palpus pendek

………………...………

Hypostoma dan Palpus panjang

………………..………

3

8

3 Mata, tidak ada …………………………………………

Mata, ada ………………………………………………

Haemaphysalis

4

4 Feston, ada

………………………………………………

Feston, tidak ada

…………………….……………….....

5

7

5 Jantan, koksa kaki ke-4 lebih besar dibandingkan ke-1

dan ke-3, Keping Ventral tidak ada

……………………

Jantan, pada koksa kaki ke-4 tidak lebih besar

6

Page 28: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

19

dibandingkan ke-1 dan ke-3, Keping Adanal ada,

Keping tambahan ada (spesies biasanya skutum tidak

berornamen, basis kapituli umumnya bersegi enam

disebelah atas) ………………………

Rhipicephalus

6 Skutum berornamen, Basis kapituli bersegi empat

disebelah dorsal

……………………………..…………...

Skutum tidak berornamen, Basis kapituli bersegi enam

dengan sudut yang jelas. Koksa kaki ke-4 pada yang

jantan memiliki dua duri (“spine”) panjang

……………..

Dermacentor

Rhipicentor

7 Skutum tidak berornamen, Koksa kaki ke-1 memiliki

satu duri pendek. Caplak jantan memiliki perisai

median menonjol ke belakang disekitar sisi anus dan

memiliki penonjolan keluar disebelah kaudal ketika

sudah menghisap darah. Koksa kaki ke-4 pada yang

jantan melebar ………………………………..

Skutum tidak berornamen, koksa kaki ke-1 bergabung

(“bifid”), caplak jantan memiliki sepasang perisai

adanal dan perisai tambahan dan pada bagian belakang

ditemukan penonjolan, Koksa kaki ke-4

biasa………….

Margarophus

Boophylus

8 Mata, ada ………………………………………………. 9

Page 29: Tugas Akhir - Identifikasi caplak sapi dengan metode slide

20

Mata, tidak ada atau mengalami rudimenter, spesies :

menginfeksi hospes yang khusus

………………………..

Aponomma

9 Feston tidak ada atau ada, Caplak jantan memiliki

sepasang perisai adanal dan dua penonjolan abdominal,

perisai tambahan ada atau tidak

ada……………………..

Skutum biasanya berornamen, Feston ada, caplak

jantan tidak memiliki perisai adanal,

………………...…………

Hyalomma

Amblyomma