tugas akhir analisis waktu tunda satu arah pada

68
Dwita Aswiyanti Syafitri : Analisis Waktu Tunda Satu Arah Pada Panggilan Voip Antara Jaringan UMTS Dan PSTN, 2007. USU Repository © 2009 TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA PANGGILAN VoIP ANTARA JARINGAN UMTS DAN PSTN Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Oleh DWITA ASWIYANTI SYAFITRI 030402019 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

Upload: phunghuong

Post on 12-Jan-2017

222 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Dwita Aswiyanti Syafitri : Analisis Waktu Tunda Satu Arah Pada Panggilan Voip Antara Jaringan UMTS Dan PSTN, 2007. USU Repository © 2009

TUGAS AKHIR

ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA PANGGILAN

VoIP ANTARA JARINGAN UMTS DAN PSTN

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan

sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro

Oleh

DWITA ASWIYANTI SYAFITRI

030402019

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2007

Page 2: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA PANGGILAN VoIP

ANTARA JARINGAN UMTS DAN PSTN

Oleh :

DWITA ASWIYANTI SYAFITRI 030402019

Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Elektro

Disetujui oleh :

Pembimbing,

Ir. M. ZULFIN, MT NIP. 130 945 356

Diketahui oleh: Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU,

Prof.Dr.Ir. USMAN BAAFAI NIP : 130365322

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2007

Page 3: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Abstrak

Voice over internet protocol (VoIP) adalah teknologi yang memungkinkan komunikasi suara menggunakan jaringan berbasis IP (Internet Protocol) untuk dijalankan diatas infrastruktur jaringan paket. Teknologi ini bekerja dengan jalan merubah suara menjadi format data digital tertentu yang dapat dikirimkan melalui jaringan IP, yang bisa berupa jaringan internet atau intranet. Salah satu ukuran kualitas suara pada jaringan VoIP adalah waktu tunda. Waktu tunda yang diberikan untuk proses paketisasi berbeda pada penggunaan setiap jenis codec. Hal ini mengakibatkan waktu tunda satu arah yang terjadi pada jaringan VoIP juga berbeda, sehingga ukuran kualitas yang diukur menjadi relatif. Oleh karena itu perlu dilakukan pemilihan jenis codec yang tepat untuk meminimalisasi waktu tunda pada proses paketisasi suara. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menghitung waktu tunda satu arah sesuai model jaringan yang ditinjau dengan menggunakan codec yang berbeda.

TugasAkhir ini menganalisis waktu tunda satu arah panggilan VoIP antaradari jaringan UMTS dan PSTN dengan menggunakan beberapa jenis codec yang berbeda. Dari hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa semakin besar kecepatan sampling codec, waktu tunda satu arah yang dihasilkan semakin kecil. Disamping itu, faktor kualitas suara yang dihasilkan semakin baik.

Page 4: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini

yang berjudul “Analisis Waktu Tunda Satu Arah Pada Panggilan VoIP Antara

Jaringan UMTS dan PSTN”.

Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat akademis untuk

memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

Selama masa kuliah sampai masa penyelesaian Tugas Akhir ini penulis

banyak memperoleh bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan

ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibunda tersayang yang selalu memberikan dukungan, semangat, perhatian,

kesabaran dan doa, yang tak henti-hentinya selama hidup penulis.

2. Bapak Prof. DR. Ir. Usman Ba’afai dan Bapak Drs. Hasdari Helmi, MT,

selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. M.Zulfin, MT selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan Tugas

Akhir ini, terima kasih banyak karena sudah banyak sekali membantu

penulis dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Ir. Zahiful Bahri M.Sc, selaku Dosen Wali penulis yang senantiasa

memberikan bimbingan selama menjalani perkuliahan.

Page 5: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

5. Seluruh Staf Pengajar Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

6. Staf pegawai Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi.

7. Teman–teman di Departemen Teknik Elektro USU angkatan 2003, Pipin,

fani, Nora, Dewi “yang udah jauh”, Mei, Dewi “cocom”, Yudha, A’an, Emil,

Fahmi, Faisal, Tigor, Opunk, Wiswa, Bayam, dan teman-teman lain angkatan

2003 yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu-persatu pada lembar

Tugas Akhir ini.

8. Sejumlah orang-orang tertentu yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak luput dari kekurangan-

kekurangan, baik dari segi tatanan kalimat maupun dari segi ilmiah yang dikerjakan.

Untuk itu, dengan terbuka penulis menerima saran dan kritik untuk perbaikan Tugas

Akhir ini. Akhir kata semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 9 Desember 2007

Penulis,

Dwita Aswiyanti Syafitri

Page 6: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................... 3

1.4 Batasan Masalah .................................................................... 3

1.5 Metode Penulisan ................................................................... 4

1.6 Sistematika Penulisan............................................................. 5

BAB II VOIP (VOICE OVER INTERNET PROTOCOL) ............................. 7

2.1 Pengertian VoIP ..................................................................... 7

2.2 Format Paket VoIP ................................................................. 8

2.3 Arsitektur Jaringan VoIP ........................................................ 9

2.4 Protokol-Protokol Jaringan VoIP............................................ 11

2.4.1 H.323 ............................................................................... 11

2.4.1.1 Arsitektur H.323 ...................................................... 12

Page 7: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

2.4.1.2 Protokol Yang Terlibat Dalam H.323....................... 13

2.4.2 SIP (Session Initiation Protocol) ....................................... 15

2.4.2.1 Arsitektur SIP .......................................................... 15

2.4.2.2 Prorokol Yang Terlibat Dalam SIP .......................... 17

2.4.3 Protokol-Protokol Penunjang Jaringan VoIP..................... 18

2.4.3.1 Transmission Transfer Protocol (TCP) ..................... 19

2.4.3.2 User Datagram Protocol (UDP) ............................... 20

2.4.3.3 Internet Protocol (IP) ............................................... 20

2.5 Parameter Yang Mempengaruhi Quality of Service (QOS)

VoIP ...................................................................................... 21

2.6 Metode Pengukuran Kualitas VoIP ........................................ 23

2.6.1 Mean Opinion Score (MOS) ............................................. 23

2.6.2 Estimasi MOS denagn E-Model (ITU-TG.107) ................ 24

BAB III Sistem Telekomunikasi Bergerak Universal

3.1 Arsitektur UMTS ................................................................... 27

3.1.1 Elemen Jaringan GSM Phase 1/2 ...................................... 28

3.1.1 Elemen Jaringan GSM Phase 2+....................................... 28

3.1.1 Elemen Jaringan GSM Phase 1 ......................................... 29

3.2 Medium Udara UMTS ........................................................... 31

3.3 Codec Suara ........................................................................... 32

3.4 Kompresi Header RTP ........................................................... 33

3.5 Komponen Delay Satu Arah Panggilan VoIP Antara UMTS

dan PSTN .............................................................................. 33

Page 8: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

3.5.1 Delay Pengkodean ............................................................ 34

3.5.2 Delay Paketisasi ............................................................... 35

3.5.3 Jitter ................................................................................. 36

3.5.4 Delay Antrian Total Jaringan ............................................ 37

3.5.5 Delay Minimal Total Jaringan .......................................... 38

3.5.6 Delay Serialisasi ............................................................... 40

3.5.7 Perhitungan Delay Satu Arah Panggilan VoIP antara

UMTS dengan PSTN ............................................................. 41

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN DELAY SATU ARAH PADA

PANGGILAN VoIP ANTARA UMTS DAN PSTN……………..42

4.1 Pengantar ............................................................................... 42

4.2 Perhitungan Delay Satu Arah antara Subcriber UMTS

dengan Subciber PSTN .......................................................... 44

4.2.1 Delay Satu Arah Pada Penggunaan Codec G.711.............. 45

4.2.1.1 Delay Pengkodean ................................................... 45

4.2.1.2 Delay Paketisasi ...................................................... 45

4.2.1.3 Jitter ........................................................................ 45

4.2.1.4 Delay Antrian Total Pada Jaringan........................... 47

4.2.1.5 Delay Minimal Total ............................................... 47

4.2.1.6 Delay Serialisasi ...................................................... 48

4.2.1.7 Delay Satu Arah Panggilan VoIP Antara Jaringan

UMTS Dengan PSTN ............................................................ 49

Page 9: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

4.3 Perhitungan Nilai Estimasi E-Model dengan Faktor R ............ 49

4.3.1 Nilai Faktor R Codec G.711 ............................................. 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 54

5.1 Kesimpulan ............................................................................ 54

5.2 Saran ...................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 56

Page 10: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Format Paket VoIP ........................................................................ 8

Gambar 2.2 Hubungan PC ke PC ...................................................................... 10

Gambar 2.3 Hubungan dari PC ke telepon ......................................................... 10

Gambar 2.4 Hubungan antar telepon dengan menggunakan jaringan internet .... 11

Gambar 2.5 Komunikasi antara SIP dan SIP Server .......................................... 17

Gambar 2.6 Korelasi antara E-Model (ITU G.107) dengan MOS (ITU P.800 .... 16

Gambar 3.1 Jaringan UMTS Phase 1/2 ............................................................. 28

Gambar 3.2 Jaringan UTRAN ........................................................................... 30

Gambar 3.3 Susunan lapis protokol dari mobile terminal sampai gateway VoIP 31

Gambar 4.1 Panggilan VoIP antara jaringan UMTS dengan jaringan PSTN ...... 42

Gambar 4.2 Grafik penggunaan jenis codec terhadap delay satu arah ................ 65

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan faktor R pada codec terhadap delay satu arah 65

Page 11: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ukuran Header untuk Codec G.729 ................................................ 9

Tabel 2.2 Komponen Delay ........................................................................... 22

Tabel 2.3 Rekomendasi ITU-T P.800 untuk nilai kualitas berdasarkan MOS.. 23

Tabel 4.1 Hasil perhitungan delay satu arah pada penggunaan jenis codec ..... 49

Tabel 4.2 Tingkat kualitas suara terhadap faktor R ........................................ 50

Tabel 4.3 Hasil perhitungan faktor R terhadap jenis codec yang berbeda ........ 51

Page 12: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini di Indonesia maupun di dunia, telepon sudah menjadi kebutuhan

telekomunikasi yang paling utama. Pada beberapa segmen masyarakat terutama di

kalangan bisnis, kebutuhan telepon hampir bisa disamakan dengan kebutuhan primer.

Namun dewasa ini, di Indonesia, biaya komunikasi telepon cukup mahal. Kondisi ini

mendorong sebagian orang mencari alternatif lain untuk melakukan percakapan

telepon dengan biaya murah. Tidak dapat disangkal, teknologi yang paling

berkembang pesat saat ini adalah teknologi komunikasi data. Pemicunya adalah

internet, jaringan komunikasi data global yang berbasis protokol komunikasi TCP/IP.

Perkembangan teknologi komunikasi data yang sangat pesat ini turut mendorong

terciptanya suatu infrastruktur komunikasi data yang murah dan massal. Keberadaan

infrastruktur ini membuat sebagian orang berpikir untuk melewatkan suara dalam

jaringan komunikasi data. Pemikiran seperti inilah yang mendorong perkembangan

teknologi Voice Over Internet Protocol (VoIP).

Voice Over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang memungkinkan

komunikasi suara dan fax menggunakan jaringan berbasis IP (Internet Protokol)

untuk dijalankan diatas infrastruktur jaringan packet network. Teknologi ini bekerja

dengan jalan merubah suara atau fax menjadi format data digital tertentu yang dapat

dikirimkan melalui jaringan IP. Jaringan yang digunakan bisa berupa internet atau

intranet. Teknologi VoIP memiliki beberapa keuntungan, diantaranya harga peralatan

Page 13: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

yang lebih murah dibandingkan teknologi PBX dan PSTN, biaya perawatan yang

murah, dan munculnya aplikasi baru yang menarik dan memungkinkan adanya

pengembangan dan penambahan layanan-layanan baru yang sudah ada.

Sebagai jaringan yang didesain sejak awal sebagai jaringan komunikasi data,

jaringan internet mempunyai karakteristik yang berbeda dengan jaringan telepon.

Data-data mengalir diinternet memperebutkan bandwidth yang ada. Kondisi jaringan

seperti ini berbeda dengan jaringan telepon biasa, dimana satu kanal hanya

dikhususkan untuk satu pembicaraan telepon. Tidak terdapat perebutan bandwidth

disana. Paket IP yang datang diperlakukan sama dan dilayani sesuai dengan urutan

kedatangan. Hal ini menyebabkan terjadinya delay yang berakibat buruk bagi

kualitas suara.

Sebagian besar delay terjadi pada proses pengkodean kode analog menjadi

kode digital agar suara dapat dikirim dalam jaringan komputer, yang dikenal dengan

istilah codec singkatan dari compressor-decompressor. Untuk itu, pada tugas akhir

ini akan dianalisa delay yang terjadi dari pembicara sampai ke pendengar dengan

menggunakan beberapa jenis codec yang berbeda. Dengan menganalisis delay proses

pada beberapa codec tertentu, kita akan dapat membandingkan ukuran kinerja

beberapa codec tersebut sehingga penggunaan codec dapat dipilih sesuai dengan

kebutuhan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan antara lain :

Page 14: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

1. Apa yang dimaksud dengan VoIP.

2. Bagaimana model jaringan VoIP.

3. Apa saja ukuran kinerja VoIP.

4. Apa saja protokol VoIP dan prinsip kerjanya.

5. Bagaimana struktur paket VoIP.

6. Apa saja jenis codec dalam jaringan VoIP.

7. Bagaimana pengaruh penggunaan jenis codec terhadap delay satu arah pada

jaringan VoIP

8. Bagaimana menghitung faktor kualitas R pada suatu jaringan VoIP.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk membandingkan besarnya

delay satu arah yang terjadi pada panggilan VoIP antara jaringan UMTS dengan

dengan menggunakan codec G.711, G.726, G728, GSM-FR dan GSM-EFR sehingga

faktor kualitas suara dapat kita bandingkan pada masing-masing codec yang

digunakan.

1.4 Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang meluas maka penulis membatasi

pembahasan permasalahan paad Tugas Akhir ini. Adapun yang menjadi batasan

masalah dalam Tugas Akhir ini adalah :

1. Perhitungan delay yang dianalisis bersifat end-to-end.

2. Model jaringan yang dianalisis ditentukan terlebih dahulu.

Page 15: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

3. Kinerja VoIP yang dianalisis hanya delay satu arah..

4. Codec yang digunakan pada jaringan VoIP adalah G.711, G.726, G728,

GSM-FR dan GSM-EFR

5. Perhitungan faktor R pada jaringan VoIP dengan mengabaikan faktor packet

loss .

6. Tidak membahas protokol yang terlibat didalam transfer data VoIP secara

mendalam.

7. Tidak membahas model delay antrian pada proses transmisi paket suara.

1.5 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai

berikut:

1. Studi literatur, yaitu menelaah buku-buku dan jurnal-jurnal referensi yang

berkaitan dengan permasalahan.

2. Studi analisis, yaitu menganalisis pengaruh penggunaan codec suara pada

jaringan VoIP terhadap delay satu arah yang terjadi dan mengukur faktor

kualitas dari bebrapa jenis codec yang digunakan sehingga dapat

dibandingkan codec mana yang paling baik.

1.6 Sistematika Penulisan

Materi penulisan dalam Tugas Akhir ini diurutkan dalam lima bab yang

diuraikan sebagai berikut :

Page 16: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penulisan, batasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan

sebagai gambaran umum pembahasan secara keseluruhan.

BAB II : VOICE OVER IP (VoIP))

Bab ini berisi pengertian dan prinsip dasar VoIP, arsitektur VoIP,

protokol yang terlibat pada jaringan VoIP dan metode pengukuran

kualitas VoIP.

BAB III : SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK UNIVERSAL

Bab ini berisi uraian mengenai sejarah dan perkembangan UMTS,

elemen-elemen UMTS dan rumus-rumus perhitungan delay satu arah

pada panggilan VoIP antara UMTS dan PSTN.

BAB IV : ANALISIS PERHITUNGAN DELAY SATU ARAH PADA JARINGAN

VoIP ANTARA PANGILAN UMTS DAN PSTN

Bab ini berisi model jaringan VoIP antara UMTS dan PSTN dan

perhitungan delay satu arah antara kedua jaringan tersebut dengan

menggunakan codec yang berbeda serta perhitungan faktor kualitas

masing-masing codec yang digunakan.

Page 17: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari tugas akhir ini dan saran dari penulis

Page 18: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

BAB II

VOIP (VOICE OVER INTERNET PROTOCOL)

2.1 Pengertian VoIP

Pada dasarnya, telephony adalah teknologi yang berhubungan dengan

transmisi elektronik suara yang disampaikan pada dua tempat yang mempunyai jarak

yang jauh melalui telepon. Dengan hadirnya komputer dan perangkat transmisi

digital yang berbasiskan sistem telepon serta pengguaan radio untuk mengirim dan

menerima sinyal telepon, maka perbedaan antara telephony dan telekomunikasi

menjadi sulit ditemukan.

Voice over Internet Protocol dikenal juga dengan sebutan IP Telephony.

Secara umum, VoIP didefinisikan sebagai suatu sistem yang menggunakan jaringan

internet untuk mengirimkan data paket suara dari suatu tempat ke tempat lainnya

menggunakan perantara protokol IP. VoIP mentransmisikan sinyal suara dengan

mengubahnya ke dalam bentuk digital, dan dikelompokkan menjadi paket–paket data

yang dikirim dengan menggunakan platform IP (Internet Protocol). Jaringan IP

sendiri adalah merupakan jaringan komunikasi data yang berbasis packet-switch.

Dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisis delay satu arah (one way) dari

panggilan VoIP antara subcriber Universal Mobile Telecommunications System

(UMTS) dengan subcriber PSTN yang melewati jaringan backbone IP. Delay M2E

yaitu delay yang dihitung ketika seorang berbicara melalui speaker sampai suara

tersebut didengar oleh lawan bicaranya dalam hal ini melalui jaringan VoIP.

Page 19: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Standar komunikasi VoIP yang umum digunakan pada saat ini adalah H.323

yang dikeluarkan oleh ITU pada bulan Mei 1996 dan SIP (Session Initiation

Protocol) yang dikeluarkan oleh IETF pada bulan Maret tahun 1999 melalui RFC-

2543 dan diperbaharui kembali pada bulan juni 2002 dengan RFC-3261 oleh

MMUSIC (Multiparty Multimedia Session Control), salah satu kelompok kerja IETF.

2.2 Format Paket VoIP

Tiap paket VoIP terdiri atas dua bagian, yakni header dan payload (beban).

Header terdiri atas IP header, Real-time Transport Protocol (RTP) header, User

Datagram Protocol (UDP) header, dan link header seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 2.1.

Link Header IP Header UDP Header RTP Header Voice Payload

X Bytes 20 Bytes 8 Bytes 12 Bytes X Bytes

Format Paket VoIP

Gambar 2.1 Format Paket VoIP

IP header bertugas menyimpan informasi routing untuk mengirimkan paket-

paket ke tujuan. Pada setiap header IP disertakan tipe layanan atau Type of Service

(ToS) yang memungkinkan paket tertentu seperti paket suara diperlakukan berbeda

dengan paket yang non real-time.

UDP header memiliki ciri tertentu yaitu tidakmenjamin paket akan mencapai

tujuan sehingga UDP cocok digunakan pada aplikasi voice real time yang sangat

peka terhadap delay dan latency.

Page 20: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

RTP header adalah header yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan

framing dan segmentasi data real time. Seperti UDP, RTP juga tidak mendukung

realibilitas paket untuk sampai tujuan. RTP menggunakan protokol kendali yang

disebut RTCP (Real Time Control Protocol) yang mengendalikan QoS dan

sinkroniasi media stream yang berbeda.

Untuk link header, besarnya sangat bergantung pada media yang digunakan.

Tabel 2.1 berikut menunjukkan perbedaan ukuran header untuk media yang berbeda

dengan metode kompresi G.729

Tabel 2.1 Ukuran Header untuk Codec G.729

Media Link Layer Header Size Bit Rate

Ethernet 14 Bytes 29.6 Kbps

PPP 6 Bytes 26.4 Kbps

Frame Relay 4 Bytes 25.6 Kbps

ATM 5 Byte tiap cell 42.2 Kbps

2.3 Arsitektur Jaringan VoIP

Saat ini, VoIP tidak hanya digunakan untuk komunikasi suara antar komputer

yang terhubung pada jaringan IP, namun juga diintegrasikan dengan PSTN. VoIP

yang diimplementasikan di kehidupan nyata adalah sebagai berikut :

1. Dari PC ke PC melewati jaringan internet

Pada hubungan ini kedua subcriber menggunakan PC yang dihubungkan

langsung dengan terminal jaringan IP, seperti Gambar 2.2.

Page 21: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Gambar 2.2 Hubungan PC ke PC

2. Dari PC ke telepon dan sebaliknya

Pada hubungan ini salah satu subcriber menggunakan PC sedangkan yang

lain menggunakan telepon biasa yang dihubungkan pada jaringan PSTN atau

GSM. Gateway pada jaringan IP berfungsi melakukan penyesuaian standar

antar media termasuk penyesuaian kanal kontrol dan kontrol pensinyalan

antar media seperti terlihat pada Gambar 2.3. Gateway ini bisa berupa PC

atau router.

Gambar 2.3 Hubungan dari PC ke telepon

3. Dari telepon ke telepon melewati jaringan internet

Pada hubungan ini, kedua subcriber menggunakan telepon konvensional, dan

mengunakan protokol yang sama digunakan antar interface masing-masing

terminal, kemudian suara dilewatkan pada jaringan IP. Keberadaan Gateway

Page 22: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

tetap dibutuhkan karena pada link digunakan protokol yang berbeda, sehingga

gateway berfungsi untuk mentranslasikan prtokol antar kedua jaringan IP dan

telepon. Hubungan ini diperlihatkan dalam Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Hubungan antar telepon dengan menggunakan jaringan internet

2.4 Protokol-Protokol Jaringan VoIP

Protokol signaling dalam VoIP diperlukan agar pemakai layanan VoIP dapat

saling berkomunikasi dengan pesawat telepon. Beberapa signaling yang ada saat ini

adalah H.323, SIP, SCCP, MGCP, MEGACO dan SIGTRAN. Tetapi yang paling

populer dan banyak digunakan adalah H.323 dan SIP. Dalam tugas akhir ini, hanya

protokol H.323 danb SIP saja yang akan dijelaskan.

2.4.1 H.323

Salah satu standar komunikasi pada VoIP menurut rekomendasi ITU-T

adalah H.323 (1995-1996). Standar H.323 terdiri dari komponen, protokol, dan

prosedur yang menyediakan komunikasi multimedia melalui jaringan packet-based.

Bentuk jaringan packet-based yang dapat dilalui antara lain jaringan internet,

Internet Packet Exchange (IPX)-based, Local Area Network (LAN), dan Wide Area

Page 23: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Network (WAN). H.323 dapat digunakan untuk layanan – layanan multimedia seperti

komunikasi suara (IP telephony), komunikasi video dengan suara (video telephony),

dan gabungansuara, video dan data.

2.4.1.1 Arsitektur H.323

Standard H.323 terdiri dari 4 komponen fisik yg digunakan pada saat

menghubungkan komunikasi multimedia point-to-point dan point-to-multipoint pada

beberapa macam jaringan, yaitu :

1. Terminal : digunakan untuk komunikasi multimedia dua arah. Terminal

H.323 dapat berupa Personal Computer (PC) atau alat lain yang berdiri

sendiri yang dapat menjalankan aplikasi multimedia.

2. Gateway : digunakan untuk menghubungkan dua jaringan yang berbeda

yaitu antara jaringan H.323 dan jaringan non H.323, sebagai contoh

gateway dapat menghubungkan dan menyediakan komunikasi antara

terminal H.323 dengan jaringan telepon PSTN dengan menerjemahkan

protokol-protokol untuk call setup dan release serta mengirimkan

informasi antara jaringan yang terhubung dengan gateway.

3. Gatekeeper : dapat dianggap sebagai titik yang paling penting pada

jaringan H.323 yang menyediakan layanan control panggilan ke endpoint

dari H.323. Beberapa layanan tersebut diantaranya adalah penerjemahan

alamat IP, pengaturan ijin akses ke jaringan, dan pengaturan kebutuhan

bandwidth.

Page 24: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

4. Multipoint Control Unit (MCU) : digunakan untuk layanan konferensi

tiga terminal H.323 atau lebih. Semua terminal yang ingin berpartisipasi

dalam konferensi dapat membangun hubungan dengan MCU. Sebuah

MCU terdiri dari sebuah Multipoint Controller (MC) dan beberapa

Multipoint Processor (MP). MC menangani negoisasi H.245 (menyangkut

pensinyalan) antar terminal – terminal untuk menenetukan kemampuan

pemrosesan audio dan video. MC juga mengontrol dan menentukan

serangkaian audio dan video yang akan multicast. sedangkan MP

melakukan proses mix, switch, dan memproses audio, video, ataupun bit-

bit data.

2.4.1.2 Protokol yang Terlibat Dalam H.323

Protokol H.323 didukung oleh beberapa protokol dalam pengiriman data agar

data terkirim realtime. Protokol-protokol tersebut adalah:

• RTP (Real-Time Protocol)

RTP adalah protokol untuk mengkompensasi jitter yang terjadi pada

jaringan IP. RTP dapat digunakan untuk beberapa macam data stream

yang realtime seperti data suara dan data video. RTP berisi informasi tipe

data yang di kirim, timestamps yang digunakan untuk pengaturan waktu

suara percakapan terdengar seperti sebagaimana diucapkan, dan sequence

numbers yang digunakan untuk pengurutan paket data dan mendeteksi

adanya paket yang hilang.

Page 25: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

• RTCP (Real-Time Control Protocol)

Merupakan suatu protocol yang biasanya digunakan bersama-sama

dengan RTP. Protocol ini memungkinkan endpoint mengatur panggilan

secara realtime untuk meningkatkan kualitas suara. RTCP juga membantu

troubleshooting voice stream. Terdapat dua komponen penting pada paket

RTCP, yang pertama adalah sender report yang berisikan informasi

banyaknya data yang dikirimkan, pengecekan timestamp pada header

RTP dan memastikan bahwa datanya tepat dengan timestamp-nya.

Elemen yang kedua adalah receiver report yang dikirimkan oleh

penerima panggilan. Receiver report berisi informasi mengenai jumlah

paket yang hilang selama sesi percakapan, menampilkan timestamp

terakhir dan delay sejak pengiriman sender report yang terakhir.

• RSVP (Resource Reservation Protocol)

RSVP bekerja pada layer transport, digunakan untuk menyediakan

bandwidth agar data suara yang dikirimkan tidak mengalami delay

ataupun loss saat mencapai alamat tujuan. RSVP merupakan protokol

signaling tambahan pada VoIP yang mempengaruhi QoS. RSVP bekerja

dengan mengirimkan request pada setiap node untuk membuat resource

reservation pengiriman data. Resource reservation pada suatu node

dilakukan dengan menjalankan dua modul yaitu admission control dan

policy control. Admission control digunakan untuk menentukan apakah

suatu node tersebut memiliki resource yang cukup untuk memenuhi QoS

yang dibutuhkan. Policy control digunakan untuk menentukan apakah

Page 26: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

user yang memiliki ijin administratif (administrative permission) untuk

melakukan reservasi. Bila terjadi kesalahan dalam aplikasi salah satu

modul ini, akan terjadi RSVP error dimana request tidak akan dipenuhi.

2.4.2 SIP (Session Initiation Protocol)

SIP adalah peer-to-peer signaling protokol, dikembangkan oleh Internet

Engineering Task Force (IETF), yang mengijinkan endpoint-nya untuk memulai dan

mengakhiri sessions komunikasi. Protokol ini didefinisikan pada RFC 2543 dan

menyertakan elemen protokol lain yang dikembangkan IETF, mencakup Hypertext

Transfer Protokol (HTTP) yang diuraikan pada RFC 2068, Simple Mail Transfer

Protokol (SMTP) yang diuraikan pada RFC 2821, dan Session Description Protokol

(SDP) yang diuraikan pada RFC 2327.

2.4.2.1 Arsitektur SIP

Arsitektur dari SIP terdiri dari dua komponen yaitu user agent dan servers.

User agent merupakan end point dari sistem dan memuat dua sub sistem yaitu user

agent client (UAC) yang membangkitkan requests, dan user agent server (UAS)

yang merespon requests. Dua elemen ini dapat dilihat pada Gambar. SIP server

adalah kesatuan fungsi logic, dimana tidak perlu memisahkan alat secara fisik.

Fungsi dari empat server tersebut yaitu :

1. Proxy Server : merupakan host jaringan yang berperan sebagai perantara

yang bertujuan untuk meminta request atas nama client yang lain. Proxy

harus bertindak sebagai server dan client, dia harus mengarahkan SIP

Page 27: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

request pada user agent server, dan mengarahkan SIP response pada user

agent client. Proxy Server juga berfungsi untuk melakukan routing,

memastikan requests dapat disampaikan pada yang berhak menerima, dan

juga membuat kebijakan seperti meyakinkan bahwa pemakai tertentu

diijinkan untuk melakukan panggilan.

2. Redirect Server : merupakan kesatuan logika yang mengarahkan suatu

klien pada perngkat pengganti dari Uniform Resource Indicators (URIs)

untuk menyelesaikan tugas request.

3. Registrar Server: menerima dan memproses pesan pendaftaran yang

mengijinkan lokasi dari suatu endpoint dapat diketahui keberadaannya.

Registrar Server ini kerjanya berhubungan dengan Location Server.

4. Location Server : menyediakan service untuk database abstrak yang

berfungsi mentranslasikan alamat dengan data / keterangan yang ada pada

domain jaringan.

Page 28: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

SIP SERVER

PROXY

REDIRECT

REGISTRAR

LOCATION

(1)

UAC

UAS

UAC

UAS

SIP USER AGENT SIP USER AGENT

Signaling Messages BetweenUser Agent And Server

Keterangan : (1) Fungsi server tidak harus berada pada satu komputerUAC : User Agent ClientUAS : User Agent Server

@2005 STT Telkom

Gambar 2.5 Komunikasi antara SIP Agent dan SIP Server

2.4.2.2 Protokol yang Terlibat dalam SIP

SIP menggabungkan beberapa macam protokol baik itu dari standar yang

dikeluarkan oleh IETF sendiri maupun oleh ITU-T. Protokol SIP didukung oleh

beberapa protokol, antara lain

• IETF Session Description Protocol (SDP)

SDP merupakan protokol yang mendeskripsikan media dalam suatu

komunikasi. Tujuan protocol SDP adalah untuk memberikan informasi

aliran media dalam satu sesi komunikasi agar penerima yang menerima

informasi tersebut dapat berkomunikasi.

Page 29: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

• IETF Session Announcement Protocol (SAP)

SAP merupakan suatu protokol yang setiap periode waktu tertentu

mengumumkan parameter dari suatu sesi konferensi.

• IETF Real-Time Transport Protocol (RTP)

Protokol RTP menyediakan transfer media secara real time pada jaringan

paket.

• Real-Time Control Protocol (RTCP)

RTCP mengatur sesi secara periodik mentransmit paket yang berisi

feedback atas kualitas dari distribusi data.

• ITU-T Codec

Algoritma pengkodean yang direkomendasikan, seperti G.723.1, G711,

G.728, dan G.729 untuk audio, atau H.261 atau H.263 untuk video.

2.4.3 Protokol-Protokol Penunjang Jaringan VoIP

Protokol-protokol lain yang ikut berperan dalam proses transfer data suara

pada jaringan VoIP diantaranya adalah protokol TCP/IP (Transfer Control

Protocol/Internet Protocol), karena protokol ini merupakan protokol yang digunakan

pada jaringan Internet. Protokol ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu TCP dan IP.

Selain itu terdapat juga protokol UDP (User Datagram Protocol). Masing-masing

protokol akan dijelaskan sebagai berikut.

Page 30: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

2.4.3.1 Transmission Transfer Protocol (TCP)

Dalam mentransmisikan data pada layer Transport, ada dua protokol yang

berperan yaitu TCP dan UDP. TCP merupakan protokol yang connection-oriented

yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikasi end-to-end. Konsep dasar

cara kerja TCP adalah mengirim dan menerima segment – segment informasi dengan

panjang data bervariasi pada suatu datagram internet. TCP menjamin realibilitas

hubungan komunikasi karena melakukan perbaikan terhadap data yang rusak, hilang

atau kesalahan kirim. Hal ini dilakukan dengan memberikan nomor urut pada setiap

oktet yang dikirimkan dan membutuhkan sinyal jawaban positif dari penerima

berupa sinyal ACK (acknoledgment). Jika sinyal ACK ini tidak diterima pada

interval pada waktu tertentu, maka data akan dikirimkan kembali. Pada sisi

penerima, nomor urut tadi berguna untuk mencegah kesalahan urutan data dan

duplikasi data. TCP juga memiliki mekanisme fllow control dengan cara

mencantumkan informasi dalam sinyal ACK mengenai batas jumlah oktet data yang

masih boleh ditransmisikan pada setiap segment yang diterima dengan sukses.

Dalam hubungannya dengan VoIP, TCP digunakan pada saat signaling, TCP

digunakan untuk menjamin setup suatu panggilan pada tahap signaling. TCP tidak

digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP karena pada suatu komunikasi

data VoIP penanganan data yang mengalami keterlambatan lebih penting daripada

penanganan paket yang hilang.

Page 31: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

2.4.3.2 User Datagram Protocol (UDP)

UDP yang merupakan salah satu protokol utama diatas IP merupakan

transport protokol yang lebih sederhana dibandingkan dengan TCP. UDP digunakan

untuk situasi yang tidak mementingkan mekanisme reliabilitas. Header UDP hanya

berisi empat field yaitu source port, destination port, length dan UDP checksum

dimana fungsinya hampir sama dengan TCP, namun fasilitas checksum pada UDP

bersifat opsional

UDP digunakan pada VoIP karena pada pengiriman audio streaming yang

berlangsung terus menerus lebih mementingkan kecepatan pengiriman data agar tiba

di tujuan tanpa memperhatikan adanya paket yang hilang walaupun mencapai 50%

dari jumlah paket yang dikirimkan. Karena UDP mampu mengirimkan data

streaming dengan cepat, maka dalam teknologi VoIP, UDP merupakan salah satu

protokol penting yang digunakan sebagai header pada pengiriman data selain RTP

dan IP. Untuk mengurangi jumlah paket yang hilang saat pengiriman data (karena

tidak terdapat mekanisme pengiriman ulang) maka pada teknolgi VoIP pengiriman

data banyak dilakukan pada private network.

2.4.3.3 Internet Protocol (IP)

Internet Protocol didesain untuk interkoneksi sistem komunikasi komputer

pada jaringan paket switched. Pada jaringan TCP/IP, sebuah komputer diidentifikasi

dengan alamat IP. Tiap-tiap komputer memiliki alamat IP yang unik, masing-masing

berbeda satu sama lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah kesalahan pada

transfer data. Selanjutnya protokol data akses berhubungan langsung dengan media

Page 32: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

fisik. Secara umum protokol ini bertugas untuk menangani pendeteksian kesalahan

pada saat transfer data. Untuk komunikasi datanya, Internet Protocol

mengimplementasikan dua fungsi dasar yaitu pengalamatan dan fragmentasi.

Salah satu hal penting dalam pengiriman informasi adalah metode

pengalamatan pengirim dan penerima. Saat ini terdapat standard pengalamatan yang

sudah digunakan yaitu IPv4 dengan alamat yang terdiri dari 32 bit. Jumlah alamat

yang dapat dibuat dengan IPv4 diperkirakan tidak dapat mencukupi kebutuhan

pengalamatan IP sehingga dalam beberapa tahun mendatang akan diimplementasikan

sistem pengalamatan yang baru yaitu IPv6 yang menggunakan system pengalamatan

terdiri dari 128 bit.

2.5 Parameter yang Mempengaruhi Quality of Services (QoS) VoIP

Secara umum, ada beberapa parameter-parameter penting yang

mempengaruhi Quality of Service (QOS) layanan suara pada jaringan VoIP.

Parameter ini dijadikan gambaran ukuran kinerja dari suatu jaringan VoIP. Beberapa

parameter tersebut adalah, yaitu :

• Bandwidth , merupakan kecepatan maksimum yang dapat digunakan untuk

melakukan transmisi data antar jaringan IP atau internet.

• Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam

bps. Header dalam paket data mengurangi nilai ini.

• Packet Loss, adalah jumlah paket hilang. Umumnya perangkat jaringan

memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti

yang cukup lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak akan diterima.

Page 33: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

• Delay (latency), adalah waktu tunda yang dibutuhkan data untuk menempuh

jarak dari asal ke tujuan. Beberapa sumber delay diantaranya adalah:

Tabel 2.2 Komponen delay

Jenis Delay Keterangan

Processing

delay

Delay ini terjadi pada saat proses coding, compression,

decompression dan decoding. Delay ini tergantung

standard codec yang digunakan.

Packetization

delay

Delay yang disebabkan oleh peng-akumulasian bit

voice sample ke frame. Seperti contohnya, standar

G.711 untuk payload 160 bytes memakan waktu 20

ms.

Serialization

delay

Delay ini terjadi karena adanya waktu yang dibutuhkan

untuk pentransmisian paket IP dari sisi originating

(pengirim).

Propagation

delay

Delay ini terjadi karena perambatan atau perjalanan.

Paket IP di media transmisi ke alamat tujuan. Seperti

contohnya delay propagasi di dalam kabel akan

memakan waktu 4 sampai 6 µs per kilometernya.

Queueing delay Delay ini disebabkan karena waktu tunggu paket

selama antrian sampai dilayani.

Component

Delay.

Delay ini disebabkan oleh banyaknya komponen yang

digunakan di dalam sistem transmisi.

Page 34: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

• Jitter, atau variasi kedatangan paket, hal ini diakibatkan oleh perubahan

dalam karakteristik suatu sinyal. Variasi tersebut bisa berupa panjang antrian,

waktu pengolahan data, dan juga waktu penghimpunan ulang paket-paket di

akhir perjalanan jitter.

2.6 Metode Pengukuran Kualitas VoIP

Untuk mementukan kualitas layanan suara dalam jaringan IP dapat digunakan

beberapa metode di bawah ini :

2.6.1 Mean Opinion Score (MOS)

Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kualitas

suara dalam jaringan IP yang berdasarkan standar ITU-T P.800. Metode ini bersifat

subjektif, karena berdasarkan pendapat orang-perorangan. Untuk menentukan nilai

MOS terdapat dua cara pengetesan yaitu, conversation opinion test dan listening test.

Rekomendasi nilai ITU-T P.800 untuk nilai MOS adalah seperti Tabel 2.4 :

Tabel 2.3 Rekomendasi ITU-T P.800 untuk nilai kualitas berdasarkan MOS

Nilai MOS Opini

5 sangat baik

4 baik

3 cukup baik

2 tidak baik

1 buruk

Page 35: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Metode MOS dirasakan kurang efektif untuk mengestimasi kualitas layanan

suara untuk VoIP, hal ini dikarenakan :

1. Tidak terdapatnya nilai yang pasti terhadap parameter yang mempengaruhi

kualitas layanan suara dalam VoIP

2. Setiap orang memiliki standar yang berbeda-beda terhadap suara yang

mereka dengar dengan hanya melalui percakapan.

Dibutuhkan pendapat banyak orang untuk mengestimasi nilai MOS tersebut.

2.6.2 Estimasi MOS dengan Metode E-Model (ITU-T G.107)

Di dalam jaringan VoIP, tingkat penurunan kualitas yang diakibatkan oleh

transmisi data memegang peranan penting terhadap kualitas suara yang dihasilkan,

hal yang menjadi penyebab penurunan kualitas suara ini diantaranya adalah delay ,

paket loss dan echo. Pendekatan matematis yang digunakan untuk menentukan

kualitas suara berdasarkan penyebab menurunnya kualitas suara dalam jaringan VoIP

dimodelkan dengan E – Model yang distandardkan kepada ITU–T G.107 .

Nilai akhir estimasi E–Model disebut dengan R faktor . R faktor didefinisikan

sebagai faktor kualitas transmisi yang dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti

signal to noise ratio dan echo perangkat, codec dan kompresi, packet loss, dan delay.

R Faktor ini didefinisikan sebagai berikut :

R = 94,2 - Id - Ie (2.1)

dengan :

Id = Faktor penurunan kualitas yang disebabkan oleh pengaruh delay satu arah

Page 36: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Ie = Faktor penurunan kualitas yang disebabkan oleh teknik kompresi dan

packetloss yang terjadi

Nilai Id ditentukan dari persamaan 2.2 berikut ini :

Id = 0.024 d + 0.11(d – 177.3) H(d – 177.3) (2.2)

Nilai Ie tergantung pada metode kompresi yang digunakan. Nilai R faktor secara

keseluruhan dihitung dari persamaan (2.3)

R = 94,2 – [0.024 d + 0.11(d – 177.3) H(d – 177.3)] Ie (2.3)

Dengan :

R = faktor kualitas transmisi

d = delay satu arah (ms)

H = fungsi tangga ; dengan ketentuan

H(x) = 0 jika x < 0, lainnya

H(x) = 1 untuk x >= 0

Nilai R faktor mengacu kepada standar MOS , hubungannya dapat dilihat

pada Gambar 2.7.

2,6

3,6

4,0

4,3

Tingkat Kepuasan

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Buruk / tidakdiperkenankan

Kurang Baik

Buruk / berkualitasrendah

0

50

60

70

80

90

100

1,0

4,494

R faktor MOS

Nilai MaksimumITU - T G.107

3,1

Gambar 2.6 Korelasi antara E – Model (ITU G.107) dengan MOS (ITU P.800)

Page 37: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Untuk mengubah estimasi dari nilai R kedalam MOS (ITU – P.800) terdapat

ketentuan sebagai berikut :

1.Untuk R < 0 : MOS = 1 (2.5)

2.Untuk R > 100 : MOS = 4.5 (2.6)

3.Untuk 0 < R < 100 : MOS = 1 + 0.035 R + 7x10-6 R(R-60)(100-R) (2.7)

Page 38: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

BAB III

SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK UNIVERSAL

3.1 Arsitektur UMTS

Sistem Telekomunikasi Bergerak Universal (Universal Mobile

Telecommunication System / UMTS) saat ini dipandang sebagai sebuah sistem

impian yang menggantikan Global System for Mobile Communication (GSM).

UMTS merupakan salah satu evolusi generasi ketiga (3G) dari jaringan mobile.

UMTS disebut juga sebagai Wideband - Code Division Multiple Access (W-CDMA).

UMTS menawarkan kesempurnaan pelayanan dengan berbagai kecepatan data yang

berbeda dengan rentang dari komunikasi multimedia berkecepatan tinggi seperti

panggilan video, sampai kepada pelayanan kecepatan rendah seperti Short Message

Service (SMS). UMTS juga menyediakan layanan suara berkualitas baik dengan

kecepatan data sampai 2 Mbps dalam sel mikro atau dalam ruangan serta 384 Kbps

pada area yang luas.

Badan UMTS yang telah distandardisasi disebut dengan Third-Generation

Partnership Project (3GPP). Untuk menjangkau penerimaan global, 3GPP

memperkenalkan UMTS dalam beberapa tahap peluncuran tahunan. Peluncuran

pertama diperkenalkan pada bulan Desember 1999, ini menunjukkan peningkatan

dan pergantian untuk jaringan GSM yang ada. Untuk peluncuran kedua pergantian

yang sama diusulkan sebagai peningkatan untuk IS-95 (dengan CDMA 2000) dan

TDMA (dengan TD-CDMA dan EDGE).

Page 39: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Dalam UMTS peluncuran pertama, telah diperkenalkan suatu jaringan akses

radio baru UMTS Terrestrial Radio Access Network (UTRAN). Public Land Mobile

Network (PLMN) pada UMTS peluncuran pertama memperkenalkan 3 kategari

utama elemen jaringan GSM, yaitu:

3.1.1 Elemen Jaringan GSM Phase ½

Elemen GSM phase ½ terdiri dari tiga subsistem, yaitu Base Station

Subsystem (BSS), Network dan Switching Subsystem (NSS), dan Operations Support

System (OSS). BSS berisi beberapa unit fungsional seperti Base Station Controller

(BSC), Base Transceiver Station (BTS) dan Transcoder and Rate Adapter Unit

(TRAU), seperti terlihat pada Gambar 3.1. NSS berfungsi melakukan switching,

signaling, paging, dan inter-MSC handover. OSS berisi Operation dan Maintenance

Center (OMS), yang digunakan untuk remote, operasi sentralisasi, administrasi, dan

maintenance.

Gambar 3.1 Jaringan UMTS Phase 1/2

3.1.2 Elemen Jaringan GSM Phase 2+

Elemen jaringan GSM phase 2+, terdiri dari dua bagian utama, yaitu General

Packet Radio Service (GPRS) dan CAMEL.

Page 40: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

• General Packet Radio Service (GPRS)

GPRS memperkenalkan Packet Switching (PS) kedalam GSM Core Network

(GSM-CN) dan mengijinkan akses langsung ke Packet Data Network (PDN).

Kecepatan transmisi data untuk UMTS diperlukan sampai 2 Mbps. GPRS akan

mengoptimalkan Core Network (CN) untuk kecepatan data yang tinggi pada

transmisi Packet Switching, seperti halnya UMTS dengan UTRAN pada RAN.

Seperti itu juga, GPRS adalah suatu persyaratan untuk pengenalan UMTS.

• CAMEL

CAMEL adalah peningkatan utama GSM tahap 2+ untuk pengenalan konsep

UMTS Virtual Home Environment (VHE). VHE adalah suatu platform dari definisi

layanan fleksibel yang memungkinkan operator untuk memodifikasi layanan yang

sudah ada atau membuat layanan baru.

3.1.3 Elemen Jaringan UMTS Phase 1

UMTS berbeda dengan GSM tahap 2+ terutama dalam prinsip baru untuk

transmisi medium udara (W-CDMA sebagai ganti dari TDMA / FDMA). Oleh

karena itu, UTRAN harus diperkenalkan dengan UMTS. Dua elemen penting

jaringan UMTS phase 1 adalah UTRAN dan node B.

• UMTS Terrestrial Radio Access Network (UTRAN)

UMTS Terrestrial Radio Access Network (UTRAN) adalah bagian dari

UMTS yang mengatur transmisi melalui medium udara, yang belakangan ini disebut

juga dengan Uu.

Page 41: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Gambar 3.2 memperlihatkan arsitektur jaringan UTRAN. UTRAN dibagi

dalam beberapa Radio Network System (RNS), dimana masing-masing RNS

dikontrol Radio Network Control (RNC). RNC adalah gateway ke Core Network

(CN) yang berfungsi untuk mengontrol sumberdaya radio dan mobilitas dalam

UTRAN.

Gambar 3.2 Jaringan UTRAN

• Node B

Node B merupakan kesatuan komunikasi pada medium udara dengan User

Equipment (UE). Node B dapat melayani satu atau lebih sel, tergantung pada

sektorisasinya, Tugas utama dari Node B adalah mengkonversi data dari dan ke

interface radio Uu, termasuk Forward Error Correction (FEC) dan

spreading/despreading W-CDMA.

Node B dihubungkan dengan RNC melalui sebuah interface Iub, dan akan

berhubungan dengan Base Station GSM. Sebuah Node B tertentu hanya dihubungkan

ke sebuah RNC, sementara RNC tersebut dapat dihubungkan ke lebih dari satu Node

B. Area yang berisi dari sebuah RNC dan Node B disebut dengan Radio Network

Subsystem (RNS).

Page 42: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

3.2 Medium Udara UMTS

WCDMA dipilih sebagai dasar teknologi akses-radio untuk UTRAN.

Informasi ditransmisikan dalam frame radio dengan durasi 10 ms melalui kanal fisik

medium udara. Masing-masing frame radio terusun dari 16 time slot.

Dalam Tugas Akhir ini akan dibahas panggilan VoIP antara pemakai jaringan

UMTS dengan pemakai telepon Public Switched Telephone Network (PSTN) dari

Mobile Terminal (MT) melewati bermacam-macam lapis protokol yang menyusun

medium udara, menuju Node B dalam UTRAN hingga sampai ke gateway VoIP.

Susunan lapis protokol yang dilewati oleh paket suara VoIP dari jaringan UMTS ke

jaringan PSTN dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Susunan Lapis Protokol Dari Mobile Terminal Sampai gateway VoIP

Gambar 3.3 menunjukkan aliran paket suara yang dimulai pada saat MT

mengkodekan frame sampel suara, kemudian mempaketkan kode suara melalui paket

speech

HTTP

TCP

codec

RTP-UDP

WWW

IP

PPP

LLC

RLC/MAC

PHY PHY

AAL2

PHY

ATM

MT Node B RNC

UTRAN

S-RNC VoIP gateway

RLC/MAC

AAL2

ATM

PHY

AAL2

ATM

PHY

IP

PPP

LLC

AAL2

ATM

PHY

PHY

codec

RTP-UDP

IP

PPP

codec

PHY PHY(PSTN)

IP backbone network

Page 43: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

IP dan mentransmisikan paket-paket ini melalui medium udara. Paket IP yang

dikirim oleh MT akan menyeberangi UTRAN melalui Node B pada lapis atas AAL-2.

Paket IP ini akan diteruskan melewati satu atau lebih Radio Network Controller

(RNC) sebelum sampai pada Core Network (CN) IP. Pada lapis Radio Link Control

(RLC), paket suara disegmentasi kedalam blok transport (RLC PDUs). Blok

ditangani oleh lapis Medium Access Control (MAC), namun bisa saja terjadi antrian

sebelum ditangani oleh lapis fisik. Lapis fisik melakukan transmisi blok melalui

kanal fisik.

Lapis physic mengaplikasikan dua tahap (inter-frame dan intra-frame) bit-

level keberangkatan. Keberangkatan inter-frame terjadi pada sebuah rentang

keberangkatan yang disebut Transmission Time Interval (TTI). TTI mempunyai

durasi yang tetap untuk setiap kanal transport, yaitu 10-80 ms. Transmisi blok

ditangani oleh lapis MAC selama durasi TTI..TTI yang lebih panjang berarti

membuat lebih banyak delay, tetapi dapat menurunkan probabilitas burst error pada

kanal fisik.

Masing-masing blok transport pada lapis fisik medium udara dapat

ditambahkan dengan sebuah Cyclic Redundancy Check (CRC). CRC digunakan

dalam mekanisme Automatic Repeat request (ARQ) untuk sebuah aplikasi streaming

seperti VoIP.

3.3 Codec Suara

Berbagai macam codec suara banyak digunakan dalam VoIP. Codec-codec

tersebut mempunyai bit rate yang berbeda. Beberapa codec suara yang standar

Page 44: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

diantaranya adalah codec G.711, G. 729, G.726, G.723.1, G.728, GSM-HFR dan

GSM-EFR. Codec mempengaruhi bandwidth karena codec menentukan ukuran

payload paket suara yang ditransfer melalui IP. Pada gateway suara Cisco, kita dapat

mengkonfigurasi ukuran payload untuk mengontrol bandwidth. Dengan peningkatan

ukuran payload kita dapat mengurangi jumlah paket yang dikirimkan, sehingga akan

menurunkan bandwidth yang dibutuhkan karena jumlah header dari setiap panggilan

juga berkurang.

3.4 Kompresi Header RTP

Setiap paket VoIP mempunyai dua komponen, yaitu frame sampel suara dan

header RTP/UDP/IP. Walaupun setiap frame sampel suara dikompres oleh Digital

Signal Processor (DSP) dengan ukuran yang bervariasi tergantung dengan codec

yang digunakan, jumlah bit header selalu tetap 40 byte. Dengan menggunakan RTP

Header Compression (cRTP), jumlah header tersebut bisa dikompres sampai dengan

4 atau 2 byte. Proses kompresi ini juga dapat mengurangi bandwidth yang

dibutuhkan. Misalnya sebuah codec suara G.729 memakai bandwidth 24 Kbps tanpa

cRTP, tetapi dengan cRTP pemakaian bandwidth hanya 12 Kbps.

3.5 Komponen Delay Satu Arah Panggilan VoIP Antara UMTS Dengan

PSTN

Pada Tugas Akhir ini akan diperhitungkan delay satu arah yang terjadi pada

aliran paket suara antara panggilan VoIP UMTS dengan pelanggan PSTN. Yang

dimaksud dengan delay satu arah adalah yaitu delay yang terjadi mulai dari

Page 45: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

pembicara mengeluarkan suara sampai suara tersebut didengar oleh pendengar. Paket

suara dari Mobile Terminal (MT) melewati jaringan UMTS untuk selanjutnya

diteruskan ke jaringan backbone IP. Dari jaringan backbone IP paket suara kemudian

diteruskan ke jaringan PSTN melewati sebuah gateway VoIP sampai ke pendengar.

Delay satu arah ini terdiri dari beberapa komponen delay sesuai dengan tahap

transmisi yang dilalui oleh paket suara mulai dari jaringan UMTS sampai dengan

jaringan PSTN. Beberapa komponen delay satu arah tersebut akan diuraikan berikut

ini.

3.5.1 Delay Pengkodean

Delay pengkodean adalah waktu yang dibutuhkan codec suara untuk

mengkodekan frame sampel suara ditambah dengan delay look-ahead codec tersebut.

Setiap jenis codec mempunyai karakteristik durasi pengkodean yang berbeda. Delay

pengkodean ini disimbolkan dengan Tenc.

Ketika Mobile Terminal (MT) mengkodekan frame suara, kode suara tersebut

kemudian dipaketisasi kedalam paket IP, dan ditransmisikan melalui medium udara.

Codec suara mempunyai durasi karakteristik dalam mengkodekan frame sampel

suara dan panjang frame sampel suara, sehingga menghasilkan bit rate:

Rcod = BW / TW (3.1)

dengan Rcod = bit rate codec (Kbps)

BW = panjang frame sampel suara (bit)

TW = durasi codec dalam mengkodekan frame sampel suara (ms)

Page 46: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Codec juga memiliki durasi interval look-ahead yang disimbolkan dengan TLA

(ms). Delay look-ahead diperlukan untuk mendeteksi apakah sinyal yang datang

adalah benar-benar murni sinyal percakapan atau terdiri dari fax, modem atau nada

DTMF (Dual Tone Multi Frequency) yang akan mem-bypass encoder suara.

Beberapa codec memperkenalkan sebuah delay look-ahead yang sama dalam proses

encoding.

Dengan demikian delay pengkodean pada sebuah codec suara merupakan

hasil penjumlahan dari durasi sampling suara ditambah dengan delay look-ahead,

yaitu sesuai dengan Persaamaan (3.2).

Tenc = TW + TLA (3.2)

dengan Tenc = delay pengkodean (ms)

TW = durasi codec dalam mengkodekan frame sampel suara (ms)

TLA = delay look-ahead (ms)

3.5.2 Delay Paketisasi

Sebuah paket suara terdiri dari NW kode suara, yaitu sejumlah frame sampel

suara yang telah terkode sehingga menghasilkan delay paketisasi yang besarnya

tergantung pada banyaknya kode suara dalam satu paket. Delay paketisasi

disimbolkan dengan Tpack. Besar delay paketisasi dirumuskan dalam Persamaan (3.3)

Tpack = NW TW =cod

WW

RBN (3.3)

dimana Tpack = delay paketisasi (ms)

NW = jumlah kode suara

TW = durasi codec dalam mengkodekan frame sampel suara (ms)

Page 47: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

BW = panjang frame sampel suara (bit)

Rcod = bit rate codec (Kbps)

Masing-masing paket suara terdiri dari bit overhead RTP/UDP/IP dan sejumlah

frame suara. Bila tidak ada kompresi header yang dilakukan, ukuran bit overhead

RTP/UDP/IP adalah 40 byte. Selain itu lapis Point-to-Point Protocol (PPP) juga

digunakan untuk mentransmisikan paket suara sehinngga ada penambahan overhead

frame PPP sebanyak 7 byte pada paket suara. Jadi panjang paket suara dihitung

dengan Persamaan (3.4).

WWPPPIPUSDPRTPF BNOOB ++= // (3.4)

dimana BF = panjang satu paket suara (bit)

ORTP/UDP/IP = bit overhead RTP/UDP/IP (bit)

OPPP = bit overhead yaitu 56 bit

NW = jumlah kode suara (bit)

BW = panjang frame sampel suara (bit)

3.5.3 Jitter

Setelah menyebrangi jaringan backbone IP, paket suara sampai pada gateway

VoIP. Pada buffer dejitter gateway VoIP, kedatangan paket suara yang pertama

mengalami delay pada sejumlah waktu tertentu, dan paket suara yang berurutan

dibaca buffer dejitter dengan langsung secara periodik Jika kita ingin membatasi

packetloss yang terjadi pada buffer dejitter (Ploss,jit), maka delay jitter, Tjit sedikitnya

sama dengan:

BBqUTRANqRMTqjit TTTNTT ,,1, +++= (3.5)

Page 48: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

dimana Tjit = delay jitter pada buffer

Tq,MT = delay antrian paket suara pada medium udara yang besarnya sama

dengan durasi frame radio (10 ms).

NITR = durasi Transmission Time Interval (TTI) (ms)

Tq,UTRAN = delay antrian pada UTRAN (ms)

Tq,BB = delay antrian pada jaringan backbone IP (ms)

3.5.4 Delay Antrian Total Jaringan

Ketika paket suara tiba pada lapis MAC medium udara, diasumsikan tidak

ada paket suara yang diantrikan. Pada lapis PPP, paket suara menerima prioritas

Head-of-Line (HOL). Maximum Transfer Unit (MTU) untuk trafik data dilakukan

dengan syarat bahwa paket suara tidak menunggu lebih dari durasi frame radio.

Delay ini disebut dengan delay antrian Tq,MT.

Kapasitas dari kanal transport wireless mempunyai bit rate RT, dengan jumlah

frame radio untuk setiap rentang keberangkatan adalah NI, dan durasi dari frame

radio adalah TR = 10 ms, dimana NITR disebut dengan Transmission Time Interval

(TTI). Lapis fisik medium udara UMTS juga mempunyai jitter. Untuk kedatangan

paket sebelum TTI, paket akan dilayani dengan segera, sedangkan paket yang tiba

setelah TTI, tidak langsung dilayani sehingga sehingga menghasilkan penambahan

delay yang hampir sama dengan durasi TTI atau sebesar NITR. Dengan demikian

jitter pada lapis fisik ini adalah sama dengan NITR. Delay ini disebut juga delay

antrian pada medium udara, Tq,Al. Ketika paket suara dari MT mengakses UTRAN

melalui sebuah Base Station, yaitu Node B, dan melewati satu atau lebih Radio

Page 49: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Network Controller (RNC), paket suara mengalami sejumlah delay antrian yang

disebut dengan delay antrian, Tq,UTRAN .

Pada jaringan backbone IP, setiap paket suara akan diantrikan. Distribusi

delay antrian pada jaringan backbone IP, bergantung pada strategi penjadwalan yang

digunakan. Setiap paket suara diasumsikan menerima prioritas HOL dan mempunyai

delay antrian Tq,BB. Dengan demikian delay antrian total yang dilewati oleh paket

suara dapat dirumuskan dalam Persamaan (3.6).

( )estBBqUTRANqAIqMTqq PTTTTT ,,,, +++= (3.6)

dimana Tq = delay antrian total pada jaringan (ms)

Tq,MT = delay antrian medium udara sebesar durasi frame radio (10 ms)

AIqT , = delay antrian pada medium udara sebesar satu TTI (ms)

Tq,UTRAN = delay antrian pada UTRAN (ms)

Tq,BB = delay antrian pada jaringan backbone IP (ms)

3.5.5 Delay Minimal Total Jaringan

Kecepatan pelayanan dari kanal transport wireless diasumsikan dengan RT,

jumlah frame radio untuk setiap rentang keberangkatan adalah NI, dan durasi dari

frame radio adalah TR = 10 ms. Lapis fisik medium udara mempunyai delay minimal

sebesar satu TTI yang dirumuskan dalam Persamaan (3.7).

Tm,Al = NI TR (3.7)

dimana Tm,Al = delay minimal lapis fisik medium udara (ms)

NI = jumlah frame radio pada kanal transport wireless

TR = durasi frame radio (10 ms)

Page 50: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Sedangkan kecepatan dari transport wireless dapat dihitung dengan

Persamaan (3.8).

RI

suaraT TN

MTUR = (3.8)

dengan RT = kecepatan pelayanan kanal transport wireless (Kbps)

MTU = Maximum Transfer Unit untuk suara (bit)

NI = jumlah frame radio dalam satu paket suara

TR = durasi frame radio (10 ms)

Mobile Terminal (MT) mengakses UTRAN melalui medium udara melewati

sebuah Base Station, yaitu Node B. Di antara node B dan router masukan R ke

jaringan backbone IP, paket suara melewati satu atau lebih Radio Network

Controllers (RNCs). Pada saat paket suara melewati jaringan UTRAN ini, paket

suara mengalami delay minimal, Tm,UTRAN.

Pada jaringan backbone IP, paket suara mengalami delay pemrosesan dan

delay propagasi saat melewati setiap node yang ada pada jaringan backbone.

Penjumlahan delay pemrosesan dan propagasi ini disebut juga dengan delay minimal

jaringan backbone, Tm,BB.

Setelah paket suara sampai pada jaringan PSTN, paket suara mengalami

delay propagasi dan switching, penjumlahan kedua delay ini disebut juga dengan

delay minimum PSTN, Tm,PSTN. Ketika terjadi pendekodean pada sisi penerima maka

terjadi delay pendekodean yaitu Tdec, yang besarnya sama dengan delay pengkodean

Tenc Dengan demikian dapat dirumuskan penjumlahan total dari delay minimal aliran

paket pada Persamaan (3.9).

Page 51: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

PSTNmdecjitBBmUTRANmAImencm TTTTTTTT ,,,, ++++++= (3.9)

dengan Tm = delay minimal total jaringan (ms)

Tenc = delay pengkodean (ms)

AImT , = delay minimal pada medium udara (ms)

Tm,UTRAN = delay minimal pada UTRAN (ms)

Tm,BB = delay minimal jaringan backbone IP (ms)

jitT = delay jitter pada buffer (ms)

Tdec = delay pendekodean yang besarnya sama dengan TW (ms)

Tm,PSTN = delay minimal pada jaringan PSTN (ms)

3.5.6 Delay Serialisasi

Besar delay serialisasi tergantung pada panjang satu paket suara dan

kecepatan pelayanan efektif jaringan. Delay serialisasi total pada jaringan UMTS dan

backbone IP dapat dihitung dengan Persamaan (3.10)

S

FS R

BT = (3.10)

dengan TS = delay serialisasi (ms)

BF = panjang satu paket suara (bit)

RS = kecepatan pelayanan efektif (Kbps)

Page 52: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

3.5.7 Perhitungan Delay Satu Arah Panggilan VoIP Antara UMTS dengan

PSTN

Untuk menghitung delay satu arah pada jaringan VoIP antara UMTS dan

PSTN ini, perlu diketahui kecepatan pelayanan efektif yang disimbolkan dengan RS,

karena paket suara melewati kecepatan link yang berbeda pada jaringan UMTS dan

PSTN.

Besar kecepatan pelayanan efektif (RS) dapat dihitung melalui Persamaan

(3.11)

BBT

S

RH

R

R11

1

+= (3.11)

dengan RS = kecepatan pelayanan efektif (Kbps)

RT = kecepatan pelayanan kanal transport wireless (Kbps)

RBB = kecepatan pelayanan jaringan backbone IP (Kbps)

H = jumlah node yang dilewati paket suara pada jaringan backbone IP

Perhitungan delay satu arah (one-way) pada jaringan VoIP yang dianalisa

pada Tugas Akhir ini diberikan oleh Persamaan (3.12).

SPackmqOW TTTTT +++= (3.12)

dengan TOW = delay satu arah (ms)

Tq = delay antrian total jaringan (ms)

Tm = delay minimal total jaringan (ms)

ST = delay serialisasi (ms)

Page 53: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

BAB IV

ANALISIS PERHITUNGAN DELAY SATU ARAH

PADA PANGGILAN VoIP ANTARA UMTS DAN PSTN

4.1 Pengantar

Pada Tugas Akhir ini akan dianalisis perhitungan delay satu arah dari

pembicara sampai ke pendengar antara subscriber Universal Mobile

Telecommunication System (UMTS) dengan subscriber PSTN melalui jaringan

VoIP. Perhitungan delay satu arah pada Tugas Akhir ini menggunakan berbagai

codec suara dengan tujuan untuk membandingkan codec mana yang paling sedikit

menghasilkan delay satu arah pada jaringan VoIP yang dibahas. Subscriber PSTN

dapat dicapai melalui sebuah gateway VoIP (GW) yang dihubungkan ke sebuah

jaringan IP. Model jaringan VoIP yang dibahas pada Tugas Akhir ini tampak seperti

Gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.1 Panggilan VoIP antara jaringan UMTS dengan jaringan PSTN

Mobile Terminal (MT) dari subscriber UMTS mengkodekan frame suara

analog, lalu mempaketkan kode suara kedalam paket IP dan mentransmisikan paket-

Page 54: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

paket IP tersebut melalui medium udara. Paket IP kemudian melewati Node B

menyeberangi UMTS Terrestrial Radio Access Network (UTRAN) dan melewati

satu atau lebih Radio Network controllers (RNCs) baru kemudian masuk ke jaringan

backbone IP. Dari jaringan backbone IP, paket suara diteruskan ke jaringan PSTN

sampai ke pendengar.

Untuk menghitung delay satu arah pada model jaringan ini, ada beberapa

asumsi yang digunakan untuk mempermudah perhitungan. Beberapa asumsi tersebut

adalah:

• Codec suara yang digunakan adalah codec G.711, G.726, G.728, GSM-FR

dan GSM-EFR

• Semua echo ditiadakan yaitu EL=∞ .

• Paket suara menerima prioritas HOL pada lapis PPP medium udara dan

fragmentation-oriented PPP digunakan dengan Maximum Transfer Unit

(MTU) untuk suara dipilih dengan cara bahwa paket suara tidak boleh

menunggu lebih dari durasi frame radio Tq,MT = 10 ms.

• Sebuah Header Compression (HC) digunakan untuk mengurangi rata-rata

jumlah bit overhead RTP/UDP/IP menjadi 16 bit, sedangkan bit overhead

PPP sebanyak 56 bit, sehingga bit overhead total adalah 72 bit.

• Kanal transport wireless antara MT dan UTRAN mempunyai kecepatan

RT=128 Kbps

• Delay minimal, Tm,AI yang terjadi dalam medium udara adalah satu TTI dan

delay antriannya, Tq,AI adalah satu TTI.

Page 55: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

• Delay minimal, Tm,UTRAN yang terjadi dalam UTRAN adalah 10 ms dan delay

antriannya, Tq,UTRAN ditiadakan (0 ms).

• Delay minimal pada jaringan backbone IP adalah 10 ms dan delay antriannya

1ms.

• Jaringan backbone IP mempunyai kecepatan link RBB = 155 Mbps.

• Paket suara melewati 10 node (H) pada jaringan backbone IP

• Maximum Transfer Unit (MTU) untuk suara adalah 440 byte

• Delay minimal, Tm yang terjadi pada jaringan PSTN adalah 2 ms (termasuk

switching dan propagasi) dan delay antriannya ditiadakan (0 ms)

• Perhitungan faktor R dilakukan dengan asumsi tidak terjadi packet loss pada

jaringan

4.2 Perhitungan Delay Satu Arah antara Subcriber UMTS dengan Subcriber

PSTN

Besar delay satu arah berbeda untuk penggunaan setiap jenis codec. Hal ini

karena codec itu sendiri memiliki karakteristik kecepatan yang berbeda untuk

melakukan pengkodean sampel suara. Kecepatan dalam mengkodekan frame suara

tentu saja akan mempengaruhi delay paketisasi untuk satu paket suara. Oleh karena

itu pada Tugas Akhir ini, akan dihitung delay satu arah pada jaringan VoIP untuk

beberapa penggunaan jenis codec.

Page 56: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

4.2.1 Delay Satu Arah Pada Penggunaan Codec G.711

Codec G.711 mempunyai karakteristik durasi sampel suara TW = 0,125 (ms),

durasi interval look-ahead TLA = 0 (ms) dan panjang frame sampel suara BW = 8 (bit).

Ini artinya bahwa, codec G.711 mengkodekan frame sampel suara dalam durasi

0,125 ms menjadi satu kode suara. Dengan demikian bit rate codec G.711 adalah 64

Kbps.

4.2.1.1 Delay Pengkodean

Ketika Mobile Terminal (MT) mengkodekan frame suara, kode suara tersebut

kemudian dipaketisasi kedalam paket IP, dan ditransmisikan melalui medium udara.

Codec suara G.711 mempunyai karakteristik durasi sampel TW = 0,125 (ms), durasi

interval look-ahead TLA = 0 (ms) dan panjang frame sampel suara BW = 8 (bit). Dari

Persamaan (3.1), bit rate yang dihasilkan codec GSM-EFR adalah:

Rcod = W

W

TB

Rcod = ms

bit125,08 = 64 Kbit/s.

Delay pengkodean Tenc yang dihasilkan dari Persamaan (3.2) adalah:

Tenc = TW + TLA

Tenc = (0,125 + 0) ms = 0,125 ms

4.2.1.2 Delay Paketisasi

Besar ukuran satu kode suara (frame sampel suara) = 8 bit

Maximum Transfer Unit (MTU) untuk suara = 440 byte = 440 . 8 = 3520 bit

Page 57: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Ukuran payload dalam satu paket sesuai dengan Persamaan (3.4) adalah

Ukuran payload paket = MTU – (ORTP/UDP/IP + OPPP)

= (3520 – 72) bit

= 3448 bit

Banyak kode suara dalam satu paket:

NW = bit

bit8

3448

= 431 bit

Maka berdasarkan Persamaan (3.3), besar delay paketisasi untuk satu paket:

Tpack = NW . TW

= 431 . 0,125 ms

= 53,88 ms

4.2.1.3 Jitter

Untuk mengetahui besar jitter, terlebih dahulu kita perlu menghitung panjang

durasi Transmission Time Interval (TTI). Dengan Maximum Transfer Unit (MTU)

untuk suara adalah 440 byte, kecepatan kanal transport RT = 128 Kbps dan durasi

frame radio TR = 10 ms, maka panjang satu TTI dapat diperoleh dari Persamaan (3.8)

RI

suaraT TN

MTUR =

RITNbitKbps 3520128 =

Kbps

bitTN RI 1283520

=

Page 58: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

5,27=RITN ms

dimana NITR adalah satu TTI. Selanjutnya besar jitter yang terjadi pada buffer

gateway VoIP dengan asumsi yang telah disebutkan sebelumnya dapat diperoleh

dengan Persamaan (3.5), yaitu:

BBqUTRANqRMTqjit TTTNTT ,,1, +++=

Tjit = 10 ms + 27,5 ms + 0 ms + 1ms

Tjit = 38,5 ms

4.2.1.4 Delay Antrian Total Pada Jaringan

Delay antrian total pada jaringan dapat dihitung dari Persamaan (3.6) dengan

mensubstitusikan beberapa parameter asumsi sebelumnya, yaitu sebesar:

BBqUTRANqAIqMTqq TTTTT ,,,, +++=

Tq = 10 ms + 27,5 ms + 0 ms + 1 ms

= 38,5 ms

4.2.1.5 Delay Minimal Total Pada Jaringan

Delay minimal total paket suara pada jaringan diperoleh dari Persamaan

(3.9), dengan mensubstitusikan beberapa parameter asumsi dan hasil perhitungan

Tenc, Tm,AI danTdec, yaitu sebesar:

PSTNmdecjitBBmUTRANmAImencm TTTTTTTT ,,,, ++++++=

Tm = 0,125 ms + 27,5 ms + 10 ms + 10 ms + 38,5 ms + 0,125 ms + 2 ms

= 88,25 ms

Page 59: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

4.2.1.6 Delay Serialisasi

Untuk menghitung besar delay serialisasi total dari kanal transmisi, perlu

diketahui kecepatan pelayanan efektif kanal transmisi. Dengan kecepatan kanal

transport wireless, RT = 128 Kbps dan kecepatan link jaringan backbone IP

RBB=155Mbps, maka kecepatan pelayanan efektif, RS dari kanal transmisi dapat

diperoleh dari persamaan (3.11), yaitu:

BBT

S

RH

R

R11

1

+=

KbpsKbps

RS

155000110

1281

1

+=

KbpsRS 95,126=

Sedangkan besar delay serialisasi total, TS pada jaringan transmisi dihitung

dari Persamaan (3.10).

S

FS R

BT =

dengan mensubstitusikan nilai BF yaitu 3520 bit, maka diperpleh delay serialisasi

total, TS pada jaringan transmisi sebesar:

KbpsbitTS 95,126

3520=

73,27=ST ms

Page 60: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

4.2.1.7 Delay Satu Arah Panggilan VoIP Antara Jaringan UMTS Dengan PSTN

Dengan mensubstitusikan nilai-nilai Tq, Tm, Tpack dan TS ke Persamaan (3.12),

maka diperoleh delay satu arah, TOW dari pembicara sampai ke pendengar antara

pelanggan UMTS dengan PSTN dengan menggunakan codec G.711 sebesar:

SPackmqOW TTTTT +++=

msmsmsmsTOW 73,2788,5325,885,38 +++=

36,208=OWT ms

Dengan cara yang sama, perhitungan delay satu arah untuk codec G.726,

G.728, GSM-FR dan GSM-EFR dapat diperoleh seperti Tabel 4.1

Tabel 4.1 Hasil perhitungan delay satu arah pada penggunaan jenis codec

Jenis codec Bit rate

(Kbps)

Durasi sampel

suara Tw (ms)

Delay Antrian Total

Tq (ms)

Delay Minimal Total Tm

(ms)

Delay Paketisasi

Tpack (ms)

Delay Serialisasi

Ts (ms)

Delay Satu Arah Tow (ms)

G.726 40 0,125 38,5 88,25 86,13 27,7 240,58 G.728 16 0,625 38,5 89,25 215 27,66 370,41

GSM-FR 13 20 38,5 128 260 27,19 453,69 GSM-EFR 12,2 20 38,5 128 280 27,48 473,98

4.3 Perhitungan Nilai Estimasi E-Model dengan Faktor R

Nilai akhir estimasi E–Model disebut dengan faktor R. Faktor R didefinisikan

sebagai faktor kualitas transmisi yang dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti

signal to noise ratio dan echo perangkat, codec dan kompresi, packet loss, dan delay.

Page 61: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Faktor R mempengaruhi kualitas transmisi paket suara. Tabel 4.2 memperlihatkan

kualitas transmisi suara pada rentang faktor R.

Tabel 4.2 Tingkat kualitas suara terhadap faktor R

Rentang Faktor R 0-60 60-70 70-80 80-90 90-100 Kualitas Transmisi Buruk Rendah Sedang Baik Sangat Baik

Faktor R ini dapat dihitung dengan Persamaan (2.1). Pada Tugas Akhir ini,

akan dihitung nilai faktor R untuk codec G.711, G.726, G.728, GSM-FR dan GSM-

EFR dengan asumsi bahwa tidak ada packet loss yang terjadi.

4.3.1 Nilai Faktor R Codec G.711

Untuk mendapatkan nilai faktor R, harus diketahui terlebih dahulu besar

faktor penurunan kualitas akibat delay satu arah pada jaringan yang diperoleh dari

Persamaan (2.2), yaitu:

Id = 0.024 d + 0.11(d – 177.3) .H(d – 177.3)

Id = 0.024 (208,36) + 0,11 (208,36-177,3) .H(208,36-1773)

Id = 8,42

Untuk menghitung nilai faktor R, digunakan Persamaan (2.1) dengan

mensubstitusikan nilai Id dan Ie kedalam Persamaan (2.1), dimana nilai Ie merupakan

faktor penurunan kualitas karena kompresi dengan asumsi packet loss dianggap nol

(diabaikan). Jadi nilai nilai Ie merupakan standar yang telah ditetapkan yang telah

ditetapkan ITU–T G.107 pada setiap jenis codec.

Page 62: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Dengan mensubstitusikan nilai Ie = 0 untuk codec G.711, melalui Persamaan

(2.1), diperoleh nilai faktor R sebesar:

R = 94,2 - Id - Ief

R = 94,2-8,42-0

R = 85,78

Dengan klasifikasi kategori kualitas codec dalam rentang nilai 80-90 untuk

nilai faktor R, maka codec G.711 termasuk dalam kategori codec dengan kualitas

baik. Untuk faktor R codec G.726, G.728, GSM-FR dan GSM-EFR dapat dihitung

dengan cara yang sama dengan menggunakan Persamaan (2.1) dan (2.2). Hasil

perhitungan nilai faktor R untuk beberapa codec tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Hasil perhitungan faktor R pada jenis codec yang bebeda

Jenis codec Id Ie Faktor R Tingkat kualitas

G.726 40 0,125 79,47 sedang G.728 16 0,625 57,07 buruk

GSM-FR 13 20 32,91 buruk GSM-EFR 12,2 20 45,19 buruk

Gambar 4.2 menunjukkan grafik pengaruh penggunaan jenis codec terhadap

delay satu arah pada jaringan VoIP. Dari Gambar 4.2 dapat disimpulkan bahwa

semakin tinggi kecepatan codec, semakin rendah delay satu arahnya.

Page 63: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

GSM-EFR

GSM-FRG.728

G.726

G.711

0

10

20

30

40

50

60

70

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

Delay satu arah (ms)

Bit r

ate

(kbp

s)

Gambar 4.2 Grafik pengaruh penggunaan jenis codec terhadap delay satu arah

Gambar 4.3 menunjukkan perbandingan nilai Faktor R untuk codec G.711,

G.726, G.728, GSM-FR dan GSM.EFR. Nilai faktor R pada codec tidak henya

dipengaruhi oleh delay satu arah saja, tetapi juga nilai Ie intrinsik codec itu sendiri,

dimana nilai Ie juga dipengaruhi oleh packet loss yang terjadi.

Page 64: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

GSM-FR

GSM-EFRG.728

G.726G.711

0102030405060708090

100

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

Delay satu arah (ms)

Fakt

or R

Gambar 4.3 Grafik perbandingan faktor R pada codec terhadap delay satu arah

Page 65: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan delay satu arah pada panggilan VoIP antara subcriber

UMTS dengan PSTN dengan menggunakan codec G.711, G.726, G.728, GSM-FR

dan GSM.EFR. dapat diambil kesimpulan :

1. Codec G.711 dengan bit rate terbesar (64 Kbps), memiliki delay satu arah

yang terkecil yaitu 208,36 ms dibandingkan dengan jenis codec lainnya yang

mempunyai bit rate lebih kecil. Penggunaan codec dengan bit rate yang cepat

dapat menurunkan delay satu arah pada jaringan VoIP.

2. Semakin kecil delay satu arah, nilai faktor R semakin tinggi, sehingga turut

menaikkan kualitas suara pada sisi penerima. Namun delay satu arah

bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi nilai faktor R, tetapi nilai

faktor R juga dipengaruhi oleh packet loss yang terjadi.

3. Pemilihan jenis codec yang tepat perlu untuk meminimalisasi delay satu arah

yang terjadi pada jaringan VoIP karena faktor kompresi suara sangat

menentukan kualitas suara.

5.2 Saran

1. Analisis perhitungan delay satu arah dapat dibahas lebih mendalam dengan

model jaringan VoIP lain yang lebih kompleks tanpa mengabaikan faktor

Page 66: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

packet loss, sehingga hasil perhitungan delay satu arah dan hasil pengukuran

kualitas suara pada sisi penerima yang diperoleh lebih teliti.

2. Delay satu arah dapat diperkecil dengan metode lain seperti dengan

menggunakan Header Compression (HC) yang lebih efektif atau juga dengan

menggunakan skema algoritma penjadwalan keberangkatan paket suara pada

buffer gateway VoIP yang tidak dibahas pada Tugas Akhir ini.

Page 67: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

DAFTAR PUSTAKA

1. Purbo, Onno.W, 2007. “VoIP Cikal Bakal Telkom Rakyat”, PT Prima

Infosarana Media, Jakarta.

2. Schwartz, Mischa. 1988, “Telecommunication Networks”, Addison-Wesley

Publishing Company, New York, November.

3. Hayes Jeremiah F. 1984, “Modelling Analysis of Computer Communication

Networks”, Plenum Publishing Corporation, New York.

4. Stalling, William, 2001 “Komunikasi Data dan Komputer: Dasar-dasar

Komunikasi”, edisi pertama, Salemba Teknika, Jakarta.

5. Sulaiman. N, Carrasco. R and Chester. G, “Analyzing the Performance of

Voice over Internet Protocol in a 3G network”, IEEE Transaction on

Commmunication,

6. Davidson Jonathan, Peters James, Bhatia Manoj, Kalidindi Satish, Mukherjee

Sudipto, Juli 2006 “Voice over IP Fundamentals, Second Edition”, Cisco

Press, USA.

7. Forouzan, Behrouz A, 2001. “Data Communication and Networking”, 2nd Ed,

McGrawHill, Boston. 8. Poppe Fabrice, De Vleeschauer Danny, H. Petit Guido, 2001. “ Choosing the

UMTS Air Interface Parameters, the Voice Packet Size and the Dejittering

Delay for a Voice-over-IP Call Between a UMTS and PSTN Party”, IEEE

Journal to appear in SigMobile’s Mobile Computing and Communication

Review. 9. Poppe Fabrice, De Vleeschauer Danny, H. Petit Guido, 2000, “Guaranteeing

Quality of Service to Packetised Voice Over the UMTS Air Interface”, IEEE

Page 68: TUGAS AKHIR ANALISIS WAKTU TUNDA SATU ARAH PADA

Journal to appear in SigMobile’s Mobile Computing and Communication

Review.