pulau tunda sebagai daerah tujuan wisata bahari …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/pulau tunda...

169
PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN SERANG Skripsi Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Komunikasi Oleh Asri Sulistian NIM 6662120761 FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, AGUSTUS 2016

Upload: doanngoc

Post on 07-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN

WISATA BAHARI KABUPATEN SERANG

Skripsi

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Humas

Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh

Asri Sulistian

NIM 6662120761

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, AGUSTUS 2016

Page 2: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 3: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 4: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 5: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

Semua yang ada di langit dan yang ada di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. {Ar-Rahman, 55:29}

Persiapan saja tidak cukup untuk tujuan besar, maka tambahkan disiplin, konsistensi, pengorbanan dan senyum termanis untuk akhir yang sempurna

-Asri Sulistian-

“Aku persembahkan Skripsi

ini untuk Orang Tuaku

tersayang, Adik-Adiku yang

sangat membanggakan dan

Orang-Orang yang

membuatku tersenyum,

bersemangat dan mengajariku

arti bahagia”

Page 6: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

vi

ABSTRAK

Asri Sulistian NIM 120761. Skripsi. Pulau Tunda sebagai Daerah Tujuan

Wisata Bahari Kabupaten Serang. Pembimbing I: Iman Mukhroman., M.Si

dan Pembimbing II: Ronny Yudhi Septa., M.Si

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pulau Tunda sebagai daerah tujuan

wisata bahari Kabupaten Serang yang ditinjau dengan menggunakan analisis

SWOT. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik

pengumpulan data berupa wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan focus

group discussion. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Pulau

Tunda sebagai objek wisata bahari Kabupaten Serang memiliki kekuatan berupa

keindahan bawah laut yang berbeda dengan daerah pulau lain di Kabupaten

Serang, selain itu Pulau Tunda pun memiliki peluang yang cukup besar dari segi

lokasi yang strategis dan tidak jauh dari pusat kota. Namun Pulau Tunda memiliki

kelemahan berupa kualitas sumberdaya manusia dan sadar wisata yang rendah

serta permasalahan sampah yang berada di pesisir Pulau Tunda. Sementara itu

tantangan yang dihadapi Pulau Tunda adalah kelestarian taman bawah laut yang

dapat terancam ketika banyaknya wisatawan yang datang dan melakukan kegiatan

wisata.

Kata Kunci : SWOT, wisata bahari, Pulau Tunda

Page 7: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

vii

ABSTRACT

Asri Sulistian NIM 120761. Mini Thesis. Tunda Island as a Marine Tourism

Destination In Serang District. Advisor I: Iman Mukhroman., M.Si and Advisor

II: Ronny Yudhi Septa., M.Si

This study was conducted to determine the Tunda Island as a maritime tourism

destination Serang regency were reviewed by using SWOT analysis. This study

uses qualitative research methods with data collection techniques such as

interviews, observation, documentation studies, and focus group discussion.

Results of research conducted shows that the Island Tunda as a maritime tourist

attraction Serang District has the power in the form of underwater beauty of

different regions island other in Serang regency, besides Island Tunda also have a

big opportunity in terms of strategic location and not far from the center city. But

Tunda Island has a weakness in the form of human resource and tourism

awareness is low and the waste problem which is on the coast of the island

Snooze. While the challenges facing the Tunda Island is the preservation of

underwater parks that can be threatened when many tourists who come and

tourism activities.

Keywords: SWOT, Marine Tourism, Pulau Tunda

Page 8: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil‟allamin, puji syukur tercurahkan kepada Allah SWT

yang memberikan saya kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Sholawat

beserta salam senantiasa terucapkan kepada manusia biasa yang diberikan

anugerah sebagai pembawa cahaya baginda Rosulallah Muhammad SAW.

Skripsi ini berjudul Pulau Tunda Sebagai Daerah Tujuan Wisata

Bahari Kabupaten Serang. Penelitian ini dilakukan sebagai pemenuhan atas

syarat kelulusan yang ditetapkan oleh jurusan Ilmu Komunikasi Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. Tema besar dalam penelitian ini adalah komunikasi

pemasaran pariwisata. Secara garis besar skripsi ini mencoba untuk mengetahui

potensi Pulau Tunda sebagai daerah tujuan wisata yang ditinjau dengan

menggunakan analisis SWOT. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian

kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, focus group

discussion dan studi dokumentasi.

Selesainya skripsi ini tentu bukan hanya kerja keras yang dilakukan

penulis namun ada banyak bantuan-bantuan yang penulis dapatkan selama proses

penyusunan skripsi ini, maka dari itu dari dalam lubuk hati dengan penuh kasih

penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terucapkan kepada :

1. Bapak Prof.H.Sholeh Hidayat.,M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr.Agus Sjafari.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Dr.Rahmi Winangsih.,M.Si Selaku Ketua Jurusan Ilmu

Komunikasi Fisip Untirta, terima kasih atas motivasi yang berikan

selama ini.

Page 9: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

ix

4. Bapak Darwis Sagita.,M.Si Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Komunikasi Fisip Untirta, terima kasih atas motivasi yang berikan

selama ini.

5. Bapak Iman Mukhroman.,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi I,

terima kasih atas bimbingan, motivasi dan semangat yang diberikan

hingga selesainya skripsi ini.

6. Bapak Ronny Yudhi Septa Priatna.,M.Si selaku dosen pembimbing

skripsi II sekaligus penguji skripsi, terima kasih atas bimbingan,

motivasi dan semangat yang diberikan hingga selesainya skripsi ini.

7. Naniek Afrilla Framanik, M.Si dan Neka Fitriyah., M.Si selaku

penguji skripsi, terimaksih atas saran dan arahan untuk perbaikan hasil

skripsi ini.

8. Bapak Ari Pandu Witantra.,S.Sos selaku dosen pembimbing akademik

terimakasih atas bimbingan yang diberikan selama ini.

9. Ibu Nurprapti Wahyu Widyastuti M.Si, Naniek Afrilla Framanik, M.Si

dan Dr.Rahmi Winangsih, M.Si selaku salah satu yang menjadi

inspirasi dalam penelitian ini, terima kasih untuk karya yang

menginspirasi.

10. Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Untirta, terima kasih atas ilmu yang

telah diberikan kepada penulis. Semoga ilmu ini senantiasa dapat

bermanfaat.

11. Muktiyono dan Iis Damayanti selaku orang tua penulis, Sugianto

selaku bapak kandung penulis, terima kasih atas doa, dukungan dan

pengajaran hidup yang selama ini diberikan. Ugi Sugian, U.Maya

Zazqia, Umar Said, Triyana Rahmawati sebagai adik-adikku yang

selalu membuatku bangga dan seluruh keluarga besarku.

12. Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga. Dinas Kelautan, Perikanan,

Energi dan Sumber daya Mineral. Pemerintah Desa Pulau Tunda.

Travel Wisata Bahari Pulau Tunda, Travel Tundive, Karang Taruna

Pulau Tunda, Novia, Pephit, Hilda Yunike, Ida Yanti,S.Ikom,

Ramdhan yang telah bersedia menjadi narasumber dalam skripsi ini.

13. Bojak-bojak: Ardi Purwadi, Dian Lestari, Eko Prayogo S.Ikom, Nina

Prasetyaningsih, Rachel Mutia Nurdalilah Simatupang, Raudhatul

Jannah, Yohana Arta Ully selaku sahabat sekaligus keluarga baru di

kampus Untirta terimakasih atas tawa canda dan semangat yang kalian

berikan.

14. Jasmine girl: Andi Natoya Nuraisyah, Annisa Asriani S.Pd, Astri

widyanti, Iin Samsiah Nurfajria, Intan Putri Suciani, Mutiara Dwi

Setianingsih, Ranita Dahlan, Siti Mulyana S.Pd, Yusi Intan

terimakasih untuk kehangatan keluarga yang kalian berikan selama ini.

15. Kakak Istiqoma Ridloti, Kakak Iden Salman, Irma Yanuaristi, Arya

Dwi Cahyo, Erlin Pratiwiningtias, Abdul Nashir, Bayu Teja Kusuma,

Hari Agustian, Revandhika, terima kasih untuk motivasi dan dukungan

yang diberikan.

16. Teman-Teman KKM: Teguh Kurniawan S.Pd, Sucia Kartika S.E, Novi

Mugianti S.E, Aprizal Haryadi S.E, Dona Mahardika S.E, Muhammad

Page 10: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

x

S.E, Raudhatul Jannah, Isah Kholisah, terima kasih untuk semua

kenangan indah dan pengalaman menyenangkan yang begitu berkesan.

17. Dede Irma, Benny Prayoga Sopian, Eneng Gustiani, Firda Yuandara,

Tiffani Aspa, Khalida Putri Pertiwi, Lia Purnamasari, Jamaludin,

terimakasih untuk doa dan motivasi yang kalian berikan.

18. FoSMaI Fisip Untirta terima kasih untuk pengajaran dan ilmu serta doa

yang selama ini diberikan.

19. Himakom 2014-2015 terimakasih untuk pengalaman yang berkesan

20. Rekan-rekan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2012 yang tidak

bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk masa-masa

menyenangkan yang penuh kesan.

21. Firman Hakiki, Husaini Bayusagara S.Pd, Nana Suharna S.E, Bapak

Gunawan, terima kasih atas waktu, tempat, dan bantuan yang diberikan

selama proses pencarian data skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Atas

segala kekurangan yang menjadi kelemahan dalam skripsi penulis akan sangat

berterima kasih jika ada yang berkenan untuk memberikan kritik dan saran guna

perbaikan pada kesempatan lain.

Hormat Saya,

Asri Sulistian

Page 11: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

ABSTRACT ........................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 7

1.3 Identifikasi Masalah ........................................................................................ 8

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8

1.5 Manfaat penelitian ........................................................................................... 8

1.5.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................... 9

1.5.2 Manfaat Praktis ...................................................................................... 9

BAB 2 KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

2.1 Kajian Teori ................................................................................................. 10

2.1.1 Komunikasi Pemasaran ........................................................................ 10

Page 12: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

xii

2.1.2 Pariwisata ............................................................................................. 11

2.1.3 Komunikasi dan Brand ....................................................................... 13

2.1.4 Analisis SWOT .................................................................................... 17

2.2 Kerangka Berfikir ......................................................................................... 19

2.3 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 21

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ......................................................................................... 29

3.2 Paradigma Penelitian ..................................................................................... 31

3.3 Metode Pengumpulan data ............................................................................ 32

3.3.1 Wawancara Mendalam ......................................................................... 32

3.3.2 Observasi .............................................................................................. 33

3.3.3 Studi Dokumentasi ............................................................................... 34

3.3.4 Focus Group Discussion ...................................................................... 34

3.4 Narasumber Penelitian .................................................................................. 35

3.5 Fokus penelitian ............................................................................................ 36

3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................... 37

3.6.1 Pengecekan Keabsahan Data................................................................ 37

3.6 Tempat Penelitian.......................................................................................... 39

3.7 Waktu Penelitian ........................................................................................... 39

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................ 40

4.2 Analisis Data Penelitian ................................................................................ 44

4.2.1 Analisis SWOT .................................................................................... 46

4.2.1.1 Kekuatan / Strength Pulau Tunda ............................................ 47

4.2.1.2 Kelemahan / Weakness Pulau Tunda ....................................... 50

4.2.1.3 Peluang / Opportunities Pulau Tunda ...................................... 55

4.2.1.4 Tantangan / Threats Pulau Tunda ............................................ 56

Page 13: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

xiii

4.2.2 Identifikasi Potensi Pulau Tunda ......................................................... 59

4.3 Pembahasan ................................................................................................... 69

4.4.1 SWOT Pulau Tunda ............................................................................. 70

4.4.2 Potensi Pulau Tunda sebagai Objek Wisata Bahari ............................. 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ....................................................................................................... 80

5.2 Saran .............................................................................................................. 81

5.2.1 Saran Praktis ........................................................................................ 81

5.2.2 Saran Teoritis ....................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 84

LAMPIRAN ........................................................................................................ 87

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 153

Page 14: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

xiv

DAFTAR TABEL

Hamalan

1. Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ..................................................... 36

2. Tabel 3.1 Waktu Penelitian .................................................................... 47

Page 15: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

xv

DARFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 2.1 Model Komunikasi Pemasaran..................................................... 11

2. Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ......................................................................... 20

3. Gambar 4.1 Sistem Informasi Pariwisata Kabupaten Serang .......................... 50

4. Gambar 4.2 Sampah di Pesisir Pulau Tunda .................................................... 54

5. Gambar 4.4 Terumbu Karang .......................................................................... 63

6. Gambar 4.4 Ikan Karang .................................................................................. 64

7. Gambar 4.5 Kapal Penyeberangan Reguler ..................................................... 66

8. Gambar 4.6 Kapal Sewa untuk Wisatawan ...................................................... 66

9. Gambar 4.7 Jalan Desa ..................................................................................... 67

10. Gambar 4.8 Villa di Bagian Barat .................................................................... 68

11. Gambar 4.9 Matrik Analisis SWOT................................................................. 70

Page 16: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Pedoman Wawancara .............................................................................. 87

2. Pedoman Observasi ................................................................................. 90

3. Surat Ijin Penelitian ................................................................................. 91

4. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Narasumber ................................. 94

5. Catatan Observasi.................................................................................... 104

6. Tranaskip Wawancara ............................................................................. 106

7. Notulensi Diskusi .................................................................................... 144

8. Artikel Terkait Penelitian ........................................................................ 150

9. Catatan Bimbingan .................................................................................. 152

10. Riwayat Hidup Peneliti ........................................................................... 154

Page 17: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata secara sederhana diartikan sebagai kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau kelompok ke suatu tempat untuk tujuan bersenang-

senang. Pandangan lain mengartikan pariwisata sebagai kegiatan jasa (trade a

service), di mana jasa dijadikan sebagai produk yang dipasarkan, seperti jasa

penginapan, jasa angkut, jasa makanan dan hiburan, termasuk jasa pengenalan

budaya dan tradisi masyarakat. Pariwisata sebagai sebuah industri mampu

mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi

masyarakat, meningkatkan standar hidup serta memberikan dorongan kepada

sektor-sektor produktif lain untuk terus berkembang.

Pariwisata di Indonesia menjadi salah satu dari empat sektor penyumbang

devisa terbesar yang mencapai 10 miliar dolar AS (Kompas, 28 Oktober 2015).

Jumlah ini dapat terus ditingkatkan dengan melakukan pengelolahan pariwisata

yang konsisten dan bersifat integratif antara pemerintah pusat dengan pemerintah

daerah dan pelaku usaha. Di tengah lesunya perkembangan sektor produktif

seperti manufaktur, perdagangan, dan lainnya yang disebabkan oleh krisis

ekonomi global yang saat ini sedang dialami oleh hampir seluruh negara

berkembang, mengembangkan sektor pariwisata dapat menjadi alternatif

pemecahan masalah yang terjadi. Eksistensi pariwisata dapat dikatakan stabil

bahkan cenderung meningkat, karena semakin lama kegiatan pariwisata menjadi

Page 18: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

2

kebutuhan bagi kehidupan masyarakat modern. Seseorang tidak lagi berwisata

untuk bersenang-senang tetapi juga untuk melepaskan diri dari rutinitas

keseharian, mencari inspirasi, menambah pengetahuan serta motif lain yang

menjadikan pariwisata semakin berkembang.

Indonesia memiliki banyak daerah yang potensial untuk mengembangkan

pariwisata. Bali merupakan contoh daerah yang sejak lama konsisten

mengembangkan daerahnya melalui pariwisata. Sejak jaman pemerintahan

Belanda wisata Bali sudah dikenal terutama mengenai keindahan panorama alam

yang ditawarkannya. Selepas itu di masa awal kemerdekaan, wisata Bali pun

menjadi icon untuk menarik perhatian warga negara lain untuk berkunjung ke

Indonesia dan hingga kini pemerintah Bali menjadikan pariwisata sebagai

penggerak perekonomian daerah. Sektor usaha pariwisata yang meliputi penyedia

akomodasi, makan dan minum menyumbangkan lebih dari 20% dari total PDRB

Provinsi Bali sejak tahun 2014 pada triwulan ke II hingga tahun 2015 pada

triwulan ke II (Data BPS Provinsi Bali Agustus 2015).

Selain Bali, Provinsi Banten merupakan daerah yang juga potensial untuk

mengembangkan pariwisata. Keindahan alam, budaya hingga peninggalan sejarah

yang terdapat di Provinsi Banten dapat dijadikan modal awal untuk meningkatkan

taraf hidup masyarakat Banten melalui pengembangan pariwisata. Pemikiran

mengenai pengembangan sektor pariwisata untuk Provinsi Banten pun

disampaikan oleh Hj. Rano Karno dalam sebuah pemberitaan yang dimuat oleh

media nasional surat kabar Tempo Pada Oktober 2015 yang menyampaikan

Page 19: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

3

bahwa revitalisasi sektor pariwisata merupakan upaya dalam meningkatkan taraf

hidup masyarakat Provinsi Banten.

“Revitalisasi sektor pariwisata dilakukan karena Banten memiliki sekitar

526 objek pariwisata potensial. Dengan meningkatkan jumlah wisatawan sudah

barang tentu akan memberikan dampak ekonomis yang sangat signifikan dalam

waktu dekat. Komitmen Pemprov Banten dalam mengembangkan industri

pariwisata salah satunya adalah “ menjual” Banten keluar.” Tempo, 15 Oktober

2015 hal. 3

Berdasarkan peraturan daerah No.9 tahun 2005 tentang rencana induk

pengembangan pariwisata Provinsi Banten, pengembangan wisata di Banten

terbagi menjadi tiga bagian wilayah pengembangan pariwisata. Pertama, wilayah

pengembangan pariwisata A dengan satuan kawasan pengembangan pariwisata

melingkupi Tangerang, Pantai Utara dan Serang. Kedua, wilayah pengembangan

pariwisata B dengan satuan kawasan pengembangan pariwisata melingkupi

Cilegon, Pantai Barat, dan Ujung Kulon. Tiga, wilayah pengembangan pariwisata

C dengan satuan kawasan pengembangan pariwisata melingkupi Banten Tengah

dan Pantai Selatan. Saat ini salah satu yang menjadi prioritas pengembangan

kepariwisataan di Provinsi Banten terdapat wilayah Kabupaten Serang, yang

sebagian besar berupa pengembangan pariwisata berjenis pariwisata bahari.

Pariwisata bahari adalah kegiatan wisata yang berkaitan langsung dengan

sumber daya kelautan, baik di atas permukaan laut maupun kegiatan yang

dilakukan di bawah permukaan laut. Kabupaten Serang memang memiliki

keindahan bahari yang dapat diperhitungkan, contohnya adalah kawasan wisata

bahari Pantai Anyer yang sudah terkenal sejak lama menjadi tujuan wisata saat

berlibur, kawasan wisata bahari Pulau Sangiang yang juga merupakan kawasan

konservasi, dan kawasan wisata Pulau Tunda yang sempat menjadi perbincangan

Page 20: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

4

mengenai keindahan terumbu karang dan beragam jenis ikan yang terdapat di

pulau tersebut.

Pembangunan pariwisata bahari yang dilakukan oleh pemerintah daerah

Kabupaten Serang masih menjadikan Pantai Anyer sebagai prioritas

pengembangan wisata bahari. Namun dari wawancara yang dilakukan peneliti

dengan Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Serang yang membenarkan bahwa Pantai Anyer menjadi prioritas

pengembangan tetapi selain Pantai Anyer pengembangan pariwisata pun

dilakukan di kawasan Pulau Tunda.

Pulau Tunda merupakan wilayah terluar dari Kabupaten Serang yang

secara geografis terletak di 106050‟00”- 105051‟51” BT dan 5056‟15”- 5059‟00”

LS Desa Wargasara Kecamatan Tirtayasa yang dikelilingi oleh Laut Jawa

(RJPMD Kabupaten Serang 2010-2015). Pulau Tunda menyimpan keindahan

taman bawah laut yang berpotensi dikembangkan menjadi sebuah objek wisata

bahari. Disekeliling pulau ditemukan karang dengan tipe pertumbuhan karang tepi

atau Fringing Reef. Terumbu karang tersebut tumbuh pada kedalaman 1-10 meter.

Daerah Pulau Tunda sebelah timur merupakan daerah dengan arus yang besar

sehingga sering digunakan untuk diving dan juga snorkeling, selain itu pada area

timur juga dapat ditemukan clown fish dan binatang laut lainnya, daerah timur pun

memiliki visibility (Jarak Pandang) yang cukup baik yaitu sekitar 10 meter.

Daerah utara pulau dihiasi dengan beragam karang dengan visibility sekitar 12

meter pada bagian utara ini belum banyak tersentuh oleh aktifitas manusia

sehingga karangnya pun masih alami. Meskipun tidak seperti di Kilauan yang

Page 21: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

5

dapat setiap hari melihat atraksi lumba-lumba, namun pada waktu-waktu tertentu

di Pulau Tunda pun dapat ditemukan atraksi dari ikan lumba-lumba, hal ini

dikarenakan Pulau Tunda menjadi jalur migrasi lumba-lumba. Beberapa jenis ikan

yang dapat ditemukan di pulau ini adalah ikan nemo merah yang juga disebut

maroon clownfish (premnas biaculeatus), ikan nemo badut atau false

percula/common clownfish (amphiprion ocellaris), ikan nemo kuning

(yellow/orange skunk clownfish/amphiprion sandaracinos), ikan remora (sucker

fish), ikan butterfly fish, ikan damsel, ikan sergeant fish, ikan batfish, dan crinoid

atau lily laut.

Potensi yang dimiliki oleh Pulau Tunda tersebut saat ini banyak di

bicarakan oleh wisatawan di akun media sosial mereka. Bahkan ada yang secara

khusus membuat akun media sosial yang berisikan informasi seputar Pulau

Tunda. Ramai dibicarakan sebagai objek wisata, Pulau Tunda menjadi semakin

dikenal. Kenyataan bahwa Pulau Tunda sebagai objek wisata yang kian dikenal

dapat membawa pengaruh yang positif untuk pengembangan daerah Kabupaten

Serang khususnya.

Hasil pra penelitan yang dilakukan oleh peneliti mengenai objek wisata

Pulau Tunda menunjukan bahwa Pulau Tunda memang benar merupakan objek

wisata yang diakui oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Serang dan menjadi daerah prioritas pengembangan wisata bagian utara

Kabupaten Serang. Selain itu hasil pra observasi yang dilakukan peneliti

menunjukan bahwa Pulau Tunda sebagai objek wisata belum memiliki dukungan

secara penuh dalam pengelolaannya dari pemerintah setempat. Hal ini di buktikan

Page 22: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

6

dengan keadaan Pulau Tunda yang terbilang minim dengan fasilitas wisata.

Pemasaran Pulau Tunda sebagai objek wisata pun terkesan tidak maksimal. Hal

ini di tunjukkan dengan tidak dibentuknya pesan pemasaran yang secara khusus

bertujuan untuk “menjual” objek wisata Pulau Tunda. Selain itu perbedaan

pandangan mengenai pariwisata yang terdapat di Pulau Tunda diantara para warga

dan pelaku usaha wisata di Pulau Tunda dikhawatirkan akan menghambat

pengelolaan Pulau Tunda sebagai objek wisata.

Pengelolaan Pulau Tunda sebagai destinasi wisata perlu memperhatikan

bahwa produk destinasi memiliki sesuatu yang bersifat tangible atau nyata yang

berkaitan dengan aspek rasional atau yang berbentuk fisik dan dapat dirasakan

langsung oleh konsumen ketika ia mengonsumsi produk destinasi misalnya

keadaan hotel dan home stay yang bersih dengan dekorasi yang unik, dan

ketersediaan fasilitas lain yang dibutuhkan oleh konsumen/ pengunjung. Selain itu

pengelolaan Pulau Tunda juga perlu memperhatikan hal-hal bersifat intangible

atau tidak dapat dilihat kasat mata yang berkaitan dengan emosional dan persepsi

konsumen terhadap Pulau Tunda misalnya seperti perasaan bahagia, segar,

ataupun bertambah bersemangat setelah mengunjungi Pulau Tunda. Unsur

intangible ini salah satunya berhubungan dengan brand.

Kotler dan Pfoertsch (2006) dalam Burhan Bungin (2015) menjelaskan

bahwa brand adalah konsep yang tidak terukur, sering kali dipahami atau sering

kali dianggap mengkontruksi citra sosial sehingga produk pelayanan atau nilai

terkesan lebih baik dari yang sebenarnya. Brand dapat membantu seseorang

untuk mengambil keputusan saat dihadapkan dengan berbagai pilihan yang

Page 23: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

7

serupa. Hal ini dikarenakan Pulau Tunda bukanlah satu-satunya objek wisata

bahari, di Provinsi Banten terdapat beberapa objek wisata yang menawarkan

wisata bahari serupa dengan Pulau Tunda, yakni Pulau Umang yang terletak di

Kabupaten Pandeglang, di Kabupaten Serang Pulau Tunda dihadapkan dengan

Pulau Sangiang yang lebih dulu dikenal sebagai objek wisata. Selain itu Pulau

Tunda juga harus dapat bersaing dengan objek wisata Kepulauan Seribu yang

letaknya tidak terlalu jauh dan sudah lebih dulu dikenal sebagai objek wisata

bahari. Adiwijaya (2007) mengatakan bahwa Brand yang dilihat audience akan

merangsang pembelian. Sehingga Brand yang terdapat di Pulau Tunda dapat

menjadi pertimbangan bagi seseorang dalam melakukan keputusan untuk

mengujungi Pulau Tunda.

Burhan Bungin (2015) mengatakan bahwa brand haruslah disampaikan

dan diketahui oleh publik. Branding merupakan suatu tindakan yang bertujuan

untuk memperkenalkan suatu produk yang selanjutnya mempengaruhi mereka

dalam pengambilan keputusan terhadap produk tersebut (Naniek, Nurprapti,

Rahmi 2012). Sehingga usaha untuk memasarkan suatu brand dari suatu produk/

destinasi (tempat tujuan) agar produk tersebut menjadi lebih berkesan, lebih

berharga, dan lebih bernilai tersebut dikenal dengan istilah branding.

Branding ini digunakan untuk menunjukan Pulau Tunda kepada publik

sehingga publik dapat tertarik mengunjungi Pulau Tunda. Brand dan branding

pada saat ini penting untuk di perhatikan dalam menjadikan Pulau Tunda sebagai

destinasi wisata karena dalam persaingan bisnis wisata yang semakin meluas

Page 24: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

8

menunjukan perbedaan diri dari yang lain diperlukan untuk menarik perhatian

publik yang dihadapkan dengan berbagai pilihan.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai Pulau Tunda sebagai daerah tujuan wisata bahari Kabupaten

Serang.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Pulau Tunda

menjadi daerah tujuan wisata bahari Kabupaten Serang.

1.3 Identifikasi Masalah

Adapun Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana Analisis SWOT Pulau Tunda sebagai objek pariwisata

bahari ?

2. Bagaimana Identifikasi Potensi wisata yang dimiliki Pulau Tunda ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui kekuatan (S), kelemahan (W), peluang (O), dan tantangan

(T) yang dimiliki objek wisata Pulau Tunda sebagai objek wisata

bahari di Kabupaten Serang.

2. Mengetahui potensi yang dimiliki Pulau Tunda sehingga dapat

dikembangkan untuk pengembangan wisata di Pulau Tunda

Page 25: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

9

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

perkembangan ilmu komunikasi dan dapat memperkaya kajian-kajian

seputar ilmu komunikasi terutama yang berikatan dengan Pariwisata dan

komunikasi pemasaran.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis berupa :

1. Bahan pertimbangan untuk menyusun program Pengembangan

wisata Pulau Tunda.

2. Dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya yang memiliki

objek penelitian serupa.

Page 26: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

10

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Komunikasi Pemasaran

Komunikasi dekat dengan berbagai disiplin ilmu dan dalam

pengaruhnya kini komunikasi pun berpengaruh pada bidang pemasaran.

Keberadaan komunikasi dalam bidang pemasaran terus berkembang

menjadi sutu bidang baru yaitu Komunikasi Pemasran. Komunikasi

pemasaran adalah semua elemen-elemen promosi dan marketing mix yang

melibatkan komunikasi antar organisasi dan target audience pada segala

bentuknya yang ditujukan untuk performance pemasaran (Prisgunanto,

2006). Komunikasi pemasaran diartikan sebagai proses komunikasi yang

terjadi antara pembeli dan penjual yang di dalamnya meliputi pemberian

stimulus dengan harapan memperoleh respon yang diinginkan dan dapat

digunakan digunakan dalam mengambil keputusan pemasaran.

Secara singkat, komunikasi pemasaran adalah proses penyebaran

informasi tentang perusahan dan apa yang hendak ditawarkannya

(offering) pada pasar sasaran. Seiring perkembangannya komunikasi

dalam pemasaran bukan lagi terbatas untuk mendorong pembelian

pertama, namun juga memastikan kepuasan paska pembelian sehingga

meningkatkan kemungkinan terjadi pembelian berulang dan pembeli

Page 27: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

11

tersebut menjadi pelanggan yang royal (Sulaksana, 2005). Sehingga dapat

digambarkan model komunikasi sebgai berikut :

Gambar 2.1 Model Komunikasi Pemasaran

Sumber : Sulaksana, 2005

Komunikasi pemasaran tidak hanya digunakan dalam pemasaran

produk-produk konsumsi, tetapi juga pada pemasaran produk jasa ataupun

produk pelayanan seperti halnya yang terjadi pada pemasaran untuk dunia

pariwisata. Serupa dengan tujuan komunikasi pemasaran pada umumnya,

komunikasi pemasaran pariwisata bertujuan untuk merangsang seseorang

melakukan kegiatan wisata.

2.1.2 Pariwisata

Pariwisata merupakan aktifitas, pelayanan, dan produk hasil industri

pariwisata yang mampu menciptakan pengalaman perjalanan, bagi

Umpan balik

Source Encodin

g

Transmission Decoding Action

Umpan balik

TIdak langsung

Umpan balik

Langsung

Pemasaran Biro Iklan/pemasar/

Tenaga Penjual

Media Mesa/ Toko/

Tanaga Penjual Komsumen

Page 28: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

12

wisatawan. McIntosh (1995) dalam Muljadi (2012) menyatakan bahwa

pariwisata,

“a composite of activites, service and industries that deliver a travel

experience: transportation, accommodation, eating, and drinking

establishment, shop, entertainment, activity and other that are away from

home”.

Undang-undang No. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan

mengartikan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

wisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-

usaha lain yang terkait bidang ini. Sedangkan Undang-Undang No 10

Tahun 2009 mengartikan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan

wisata dan didukung berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh

masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Salah satu

istilah dalam pariwisata adalah objek wisata. Objek wisata adalah sesuatu

yang menjadi pusat daya tarik wisatawan dan dapat membentuk kepuasan

kepada wisatawan yang dapat berasal dari alam, hasil budaya, maupun

yang merupakan kegiatan keseharian masyarakat.

Pariwisata memiliki beragam jenis wisata seperti wisata alam, wisata

religi, wisata sejarah, wisata pendidikan dan lain sebagainya. Penelitian ini

memfokuskan pada pariwisata berjenis bahari. Pariwisata bahari adalah

kegiatan wisata yang dilakukan diatas ataupun di bawah permukaan laut

dan yang menjadi daya tarik utama dari wisata bahari adalah keindahan

pemandangan yang bersumber pada daerah pantai dan laut. Direktorat

Jenderal Pariwisata mengartikan bahwa pariwisata bahari adalah kegiatan

wisata yang berkaitan langsung dengan sumber daya kelautan, baik di atas

Page 29: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

13

permukaan laut maupun kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan

laut.

Unsur pembentuk pengalaman perjalanan wisatawan adalah daya

tarik yang dimiliki oleh suatu tempat atau lokasi yang menjadi tujuan

wisata. Oka A. Yoeti dalam Muljadi (2012) menyampaikan bahwa daya

tarik wisata yang merupakan aspek perencanaan pariwisata harus

memenuhi tiga syarat agar mampu memberikan kepuasan kepada

wisatawan atau pengunjung. Ketiga syarat itu adalah 1) apa yang akan

dilihat (Something to see), 2) apa yang akan dilakukan (Something to do),

3) apa yang dapat dibeli (Something to buy). Pariwisata yang kini menjadi

bisnis modern juga perlu memperhatikan konsep pemasaran modern dalam

perencanaan pariwisata. Saat membicarakan mengenai pemasaran modern,

maka akan terdapat istilah brand di dalamnya. Hermawan (2007)

mengatakan bahwa brand harus menjadi pertimbangan utama apabila kita

membicarakan produk modern, produk harus mengkontruksi suatu citra

sosial tentang kemewahan terhadap suatu produk. Keberadaan brand

dalam perencanaan pariwisata akan memberikan banyak keuntungan bagi

pariwisata ketika dapat menempatkan brand pada posisi yang tepat.

2.1.3 Komunikasi dan Brand

Williem Al Big dalam Siahaan (1990) mengatakan bahwa komuniksi

adalah proses transmisi dalam memaknakan simbol-simbol dintara

individu. Proses komunikasi adalah proses sosial yang terjadi diantara dua

orang atau lebih , dimana mereka saling mengirim dan bertukar simbol-

Page 30: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

14

simbol satu dan lainnya (Bungin, 2015). Proses pertukaran ini pun terjadi

dalam mengkomunikasikan brand. Brand adalah merek, nama, istilah,

tanda simbol atau desain atau kombinasi dari semua itu untuk

mengidentifikasi barang dan jasa dari sebuah perusahaan dan untuk

membedakannya dari pesaing (Kotler 2009 dalam Bugin 2015).

Litteljhon (2009) ada fenomena penting dalam komunikasi yaitu:

“Komunikator (sumber); pesan; media (sistem) dan penyampai; tujuan

atau sasaran”. Fenomena ini sama penting dalam komunikasi tergantung

strategi apa yang digunakan dalam berkomunikasi. Kennady dan

Soemanegara (2006), strategi komunikasi (termasuk pula komunikasi

pemasaran) memiliki tiga sasaran perubahan, yaitu mengubah kesadaran,

perhatian, dan kesetian”. Bungin (2015) brand adalah produk pesan yang

memiliki konten yang rumit. Brand memiliki sifat untuk diberitahukan

kepada publik, dengan demikian brand memiliki sifat publisitas, karena itu

brand hanya hidup dalam ruang komunikasi (Bungin, 2015).

Brand membuat suatu produk berbeda dengan produk lain di

pasaran. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, penelitian

mengenai brand terus berkambang dan memunculkan makna baru bagi

brand. Brand kini bukan hanya sekedar merek atau simbol yang terdapat

pada suatu produk. Kapferer (1997) dalam Moilenen dan Rainisto (2009)

mengatakan bahwa brand bukan hanya simbol dari suatu produk, tetapi

semua atribut yang berasal dari pemikiran konsumen ketika mereka

berfikir mengenai brand, yakni atribut tangible, intangible, psychological

Page 31: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

15

dan sociological yang berhubungan dengan produk tersebut. Sementara

Chiaravelle dan Schenck (2007) memberikan pengertian bahwa brand

adalah sebuah janji yang diberikan kepada konsumen. Dengan demikian

brand merupakan kesan yang dirasakan oleh konsumen terhadap produk

tersebut. Kesan ini didapatkan dari keseluruhan komponen yang terdapat

dalam produk baik yang bersifat tangible maupun yang bersifat intangible

yang membuat produk tersebut menjadi unik.

Chiaravelle dan Schenck (2007) menyatakan keberhasilan brand

terjadi ketika mampu memuaskan keperluan rasional dan emosional serta

ekspetasi konsumen. Fill (2013) mengatakan bahwa brand yang sukses

akan memberikan efek domino yang kuat, positif dan selalu diingat serta

dirasakan oleh masyarakat sebagai nilai kepribadian yang kukuh dari

sebuah produk. Brand berhubungan dengan persepsi yang berada dibenak

konsumen, untuk itu diperlukan konsistensi dalam penyampaian brand.

Brand yang dikatakan berhasil akan mampu bertahan dalam jangka waktu

yang lama dan memberikan keuntugan yang berlipat dan bahkan akan

menjadi sebuah aset yang lebih berharga dibandingkan dengan aset lainya.

Pemikiran brand saat ini tidak hanya eksis dalam pembahasan

produk manufaktur atau consumer products, namun terus berkembang

hingga mencapai wilayah institusi politik seperti pemerintahan, daerah,

wilayah dan juga negara (Bungin, 2015). Hal ini tentunya menjadi seuatu

yang wajar ditengah krisis global yang secara tidak langsung mendorong

setiap wilayah untuk berkompetisi dalam meningkatkan pendapatan

Page 32: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

16

keuangan guna meningkatkan kesejahteraan wilayahnya. Selain itu sumber

daya alam tidak terbarukan yang beberapa waktu lalu menjadi sumber

pendapatan kini mulai habis karena eksploitasi yang dilakukan sejak lama,

membuat setiap wilayah dituntut untuk mulai memikirkan alternatif

sumber pendapatan lain yang dapat menggantikan sumber pendapatan

sebelumnya. Salah satu alternatif yang kini mulai diperhatikan di beberapa

daerah yang juga menjadi femonema ekonomi dan sosial adalah

pariwisata. Perubahan gaya hidup pada kalangan konsumen pariwisata

yang menjadikan pariwisata bukan lagi sekedar kegiatan jalan-jalan tetapi

menjadi suatu kebutuhan yang harus terpenuhi, membuat pariwisata

menjadi sektor yang dapat memberikan keuntungan bagi pendapatan

keuangan di suatu wilayah. Pariwisata kini telah berubah menjadi bisnis

modern. Sehingga produk pariwisata perlu didesain sebagai produk bisnis

yang dikemas dengan menarik, mengagumkan, dan juga berkesan.

Brand untuk destinasi diperlukan untuk dapat menjadi daya tarik

bagi calon pengunjung. Brand destinasi berkaitan dengan persaingan

identitas yang dimiliki suatu tempat agar tempat tersebut memiliki

perbedaan dengan yang lainnya (Sinom 2009). Destination brand

berkenaan dengan kualitas dari tempat yang menarik untuk dikunjungi.

Beragam alasan diberikan untuk mengunjungi suatu tempat, namun alasan

yang beragam ini tidak membawa pengaruh yang cukup besar untuk

menjadikan suatu tempat tujuan untuk terus dikunjungi. Sementaara itu

Page 33: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

17

pengalaman pengunjung pada suatu tempat dapat memberikan pengaruh

untuk tempat tersebut.

Sinom 2009 dalam ETC/UNTWO Handbook On Tourism

Destination Branding mengatakan hal ini karena pengunjung dapat menjadi

sales promotion officer sales atau prevention officer untuk destinasi.

Pengalaman saat berkunjung akan dibawa pulang oleh pengunjung dan

pengunjung akan membicarakan pengalaman yang didapatkannya. Jika

pengalaman tersebut berkesan baik, memungkinkan pengunjung tersebut

merekomendasikan untuk pergi ketempat tersebut diwaktu lain.

Brand mempengaruhi bagaimana konsumen berfikir dan membeli

suatu produk (Chiaravalle, 2007). Dengan demikian brand destinasi dapat

mendorong seseorang melakukan pengambilan keputusan pada saat

dihadapkan dengan berbagai pilihan destinasi. Brand bukanah suatu yang

dibuat sembarang oleh pemilik brand, dalam pembuatannya agar brand

yang terbentuk menjadi kuat diperlukan analisis terhadap berbagai aspek

yang terlibat dalam brand tersebut. analisis tersebut dapat di mulai dengan

melakukan analisi situasi. Analisis situasi ini dapat dilakukan salah

satunya dengan menggunakan SWOT.

2.1.4 Analisis SWOT

Analisis Situasi merupakan awal proses perumusan strategi. Analisis

situasi dilakukan untuk dapat menemukan kesesuaian strategi antara

peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kukuatan internal, serta

memperhatikan ancaman-ancaman ekstrnal dan kelemahan-kelemahan

Page 34: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

18

internal. SWOT adalah akronim untuk strengths, weakness, opportunities,

dan threats dari organisasi, yang semuanya merupakan faktor-faktor

strategis (J David Hunger dan Thomas L Wheleen 2010). Analisis SWOT

membantu memberikan informasi untuk mengsingkronkan sumberdaya

dan kemampuan organisasi dengan lingkungan eksternal

organisasi/perusahaan (SWOT Analysis Strategy Skill 2013).

Point kunci dari analisis SWOT adalah mengidentifikasi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman untuk destinasi. Analisis SWOT

selanjutnya dikembangkan untuk menjadi tujuan. Hal ini dilakukan dengan

menyusun kekuatan yang paling kompetitif, kelemahan, peluang dan

ancaman dari analisis SWOT untuk setiap segmen individu. Iriantara

(2008) mengatakan bahwa analasis SWOT dapat memetakan posisi

organisasi diantara organisasi serupa atau dalam lingkungan organisasi

secara keseluruhan.

Strengths adalah faktor internal yang dapat memberikan keuntungan

untuk keberhasilan perusahaan. Strengths pada analisis SWOT berasal dari

fakta yang dapat diterapkan pada banyak perbedaan dalam perusahaan.

Strengths adalah sesuatu yang mempunyai implikasi positif, menambah

nilai, dan memberikan keuntungan kompetitif. SWOT Analysis Strategy

Skill (2013) menuliskan bahwa Strengths dapat berupa asset yang bersifat

tangible seperti ketersediaan modal, konsumen tetap, ketersedian

distributor, hak cipta barang, sistem informasi dan lainnya.

Page 35: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

19

Weakness adalah faktor internal yang tidak memberikan keuntungan

untuk keberhasilan perusahaan. Weakness adalah karakteristik yang

dimiliki perusahaan yang akan menghambat pertumbuhan perusahaan.

Weakness adalah suatu hal yang akan mengurangi nilai dari perusahaan.

Diperlukan pemikiran yang jernih dan pertimbangan yang baik untuk

mendapatkan nilai yang nyata dalam penggunaannya (SWOT Analysis

Strategy Skill 2013).

Opportunities adalah faktor eksternal yang memberikan keuntungan

untuk keberhasilan perusahaan. Opportunities dapat terjadi dengan

berbagai alasan dan dapat juga merupakan hasil dari perubahan pasar, gaya

hidup konsumen, perkembangan teknologi. Opportunities pun dapat

timbul dari hasil penyelesaian masalah yang dihadapi perusahaan (SWOT

Analysis Strategy Skill 2013).

Threats adalah faktor eksternal yang tidak menguntungkan untuk

keberhasilan perusahaan. Threats adalah faktor eksternal yang sulit untuk

di kontrol, yang dapat berasal dari perubahan kebiasaan konsumen,

perputaran ekonomi, bahkan kemajuan teknologi pun dapat menjadi

tantangan untuk perusahaan. Perusahaan harus lebih teliti untuk

menanggapi faktor eksternal ini (SWOT Analysis Strategy Skill 2013).

2.2 Kerangka Berpikir

Pulau Tunda merupakan objek wisata yang berpotensi untuk

dikembangkan sebagai destinasi wisata. Pemerintah daerah baik tingkat provinsi

maupun tingkat kabupaten pun mulai memprioritaskan pembangunan

Page 36: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

20

Pulau Tunda sebagai daerah Tujuan wisata Bahari Kabupaten Serang

Anlisis SWOT

Potensi Wisata Pulau Tunda

Strategi Pengelolaan

Pulau Tunda

kepariwisataan wilayah pantai barat Serang-Cilegon yang salah satu di dalamnya

adalah Pulau Tunda. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

pengembangan wisata, salah satunya dengan melakukan analisis situasi. Analisis

situasi dalam penelitian ini menggunkan analisis SWOT. Analsis SWOT ini akan

memberikan gambaran mengenai faktor internal dan faktor eksternal yang

terdapat pada objek wisata pulau tunda yang dapat memberikan dorongan maupun

menghampat proses pengembangan objek wisata

Analisis SWOT ini akan menunjukkan kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki oleh Pulau Tunda, serta akan menunjukakan peluang dan juga tantangan

yang mungkin akan dihadapi oleh Pulau Tunda sebagai suatu objek wisata. Data-

data yang menjelaskan kekuatan, kelemahan, peluang serta tantangan yang

terdapat di Pulau Tunda akan menjadi data untuk merumuskan strategi atau pun

alternatif pemecahan masalah yang kemungkinan akan terjadi di kemudian hari.

Analisis SWOT ini akan memberi informasi mengenai situasi Pulau Tunda.

Berikut ini adalah gambar kerangka berfikir dalam penelitian ini:

Gambar.2.2

Kerangka Berfikir

Page 37: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

21

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang serupa dengan penelitian yang akan peneliti lakukan ialah

penelitian mengeni objek wisata Banten Lama yang berjudul Menemukan

Kembali (Recovery) Destination Branding Situs Banten Lama Sebagai Potensi

Wisata Budaya dan Religi pada tahun 2012 dengan peneliti Naniek Aprili

Framanik, Nurprapti Wahyu Widystuti, dan Rahmi Winangsih. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitiatif deskriptif dengan paradigma

penelitian Partisipatory dan jenis penelitian Action and Research. Penelitian

ini bertujuan memposisikan merek Banten Lama sebagai objek wisata budaya

dan religi di Indonesia, mengkonstruksi kembali identitas khas Banten Lama

sebagai sebuah daya tarik bagi wisatawan asing maupun domestik, mengemas

program pengembangan merek Banten Lama sebagai daerah tujuan wisata di

Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori Integrated Branding Strategy.

Hasil penelitian ini menunjukan kondisi Situs Banten Lama saat ini dalam

kondisi yang rusak parah, tidak terawat dan kumuh. Masyarakat Banten Lama

miskin karena dinamika ekonomi yang tidak berkembang. Stakeholder Banten

Lama memiliki mimpi untuk mengembangkan potensi wisata dengan

merekonstruksi destination branding Situs Banten Lama. Situs Banten Lama

memiliki potensi untuk bisa dikembangkan menjadi wisata religi dan budaya,

wisata historis dan edukasi. Rekonstruksi Banten Lama dapat dilakukan

dengan renovasi ataupun dengan membuat replika Situs Banten Lama di luar

area Situs Banten Lama. Konsep revitalisai dengan membangun Situs Banten

Lama dalam abad 16-18, dengan tagline “Indonesia Heritage of 16-18

Page 38: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

22

Century, Harmoni dalam Keragaman Budaya dan Religi” dengan Icon

Original Kesultanan dan Pelabuhan (tempo dulu). Penelitian ini pula

mengungkapkan bahwa sampai pada penelitian tersebut tidak ada keseriusan

pemerintah dalam menangani permasalahan Situs Banten Lama serta tidak ada

sinergi antar stakeholder untuk merealisasikan hal tersebut. Perbedaan dengan

penelitian yang sedang penulis lakukan adalah objek yang diteliti. Objek

penelitian peneliti adalah Pulau Tunda sedang objek penelitian sebelumnya

adalah situs banten lama. Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan

adalah sama-sama membahas mengenai brand dan branding destinasi.

Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan Oleh Elizaath Amanda

Maria pada tahun 2014 dengan judul penelitian Tourism Destinastion

Branding : Analisis Kampanye Komunikasi Pemasaran, Citra dan Positioning

Sabang Sebagai Destinasi Wisata Bahari Internasional. Penelitian ini

menggunkana metode penelitian Kualitatif. Penelitian ini menggunakan

Prinsip destination branding untuk pariwista. Tujuan dari penelitian ini adalah

mengetahui langkah-langkah perencanaan, implementasi, dan pemantauan apa

saja yang dilakukan Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Sabang terkait dengan

kampanye komunikasi pemasaran dan tourism destination branding Sabang

yang terpilih sebgai daerah DMO. Mengetahui apakah penataan tagline

Sabang “Where the Indonesia star from” sesuai dengan positioning serta

program pemulihan citra Sabang sebagai tujuan wisata bahari internasional.

Untuk mengetahui keterkaitan tourism destination branding Sabang dengan

Page 39: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

23

elemen-elemen atau dimensi city branding Sabang sebagai tujuan wisata

bahari internasional.

Hasil penelitian ini adalah terjadinya ketidakharmonisan pada stakeholder.

Pesan yang ingin disampaikan pada target market terbukti tidak sampai

sehingga bisa dikatakan langkah-langkah komunikasi pemasaran tidak

berjalan dengan baik. Penelitian ini menunjukan bahwa perencanaan

komunikasi pemasaran Sabang tidak diimbangi dengan dengan implemantasi

pemantauan yang baik. Tourism destination branding Sabang mulai terbentuk

sebatas pada wisatawan yang datang dan memiliki ketertarikan yang erat

dengan city branding Sabang, namun terdapat kendala pada pencitraan

Sabang. Oleh karena itu dibutuhkan perbaikan mulai dari perencanaan,

implementasi, pemantauan baik di sisi alam, SDM, fasilitas dan citra.

Perbedaan dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan adalah

penelitian ini hanya sampai pada pembentukan brand sedangkan penelitian

Elizabeth meneliti hingga positioning dan citra. Teori dan objek penelitian

yang digunakan pun berbeda. Persamaan dengan penelitian yang sedang

diteliti adalah sama-sama membahas mengenai potensi wisata bahari.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian dengan judul Strategi Branding

Kota Surakarta dalam Pengelolaan Sebagai Destinasi Wisata yang dilakukan

oleh Lina Mustikawati (Ilmu Komunikasi Universitas Dipononegoro), pada

tahun 2013. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui strategi branding yang

diterapkan oleh Kota Surakarta dalam pembangunan brand sebagai sebuah

destinasi wisata, dan mengevaluasi proses strategi branding dalam

Page 40: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

24

mengomunikasikan Kota Surakarta sebagai sebuah destinasi wisata. Penelitian

ini menggunakan metode penelitian kualitatif pendekatan evaluatif dimana

evaluasi dilakukan secara deskriptif dengan teori yang digunakan destination

branding models yang dikemukakan oleh Cai (2002), destination branding

phase, destination branding complexity.

Hasil penelitian ini Kota Surakarta untuk dijadikan sebuah destinasi, sudah

sesuai dengan konsep destination audit. yang meliputi daya tarik, kekuatan

destinasi dan jangkauan wisatawan. Konsep branding destinasi wisata Kota

Surakarta menunjukkan bahwa adanya kesesuaian, dimana Surakarta memiliki

keunikan sebagai pusat peradaban Jawa yang berbasis seni dan kultur.

Indikator keberhasilan kota Surakarta belum sesuai dengan faktor ideal dalam

mengukur keberhasilan branding sebuah destinasi. Hal ini disebabkan karena

tujuan utama yang ingin dicapai oleh Kota Surakarta berfokus pada

peningkatan jumlah wisatawan yang masuk ke Kota Surakarta. Branding kota

Surakarta masih bergantung tujuan marketing dibandingkan tujuan

komunikasi. Target audiens Kota Surakarta didasarkan aspek geografis saja,

sedangkan dalam proses branding, penentuan target audiens, setidaknya harus

didasarkan pada aspek psikografis, karena berkaitan dengan minat dan

ketertarikan target audiens terhadap konsep wisata Kota Surakarta sebagai

Kota Budaya, sehingga akan memudahkan dalam penyerapan pesan branding

(target audien tidak sesuai). Perbedaan dengan penelitian penulis adalah objek

penelitian yang diambil. Dalam penelitian yang dituliskan oleh Lina (2013)

mengambil latar penelitian Kota Surakarta sedangkan dalam penelitian yang

Page 41: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

25

penulis buat menggunakan Objek Wisata Pulau Tunda yang terletak di

Kabupaten Serang. Sedangkan Persamaan dari penelitian ini adalah sama-

sama membahas mengenai Destinasi Branding.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian dengan judul penelitian Destinatin

Brand: Membangun Keunggulan Bersaing Daerah pada tahun 2008 yang

dilakukan oleh Syafrizal Helmi Situmorang. Tujuan dari penelitian ini adalah

mengetahui bagaimana pentingnya membangun destination branding bagi

sebuah daerah di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian kualitiatif. Teori yang digunakan adalah Destination

Branding.

Hasil penelitian ini adalah industri pariwisata haruslah memiliki citra yang

positif. Banyak negara yang memposisiskan daerahnya sebagai daerah tujuan

wisata. Beberapa negara tetangga telah membentuk brand destination sejak

lama namun di Indonesia khususnya Bali baru muncul pada tahun 2008 yakni

Santhi Santhi Santhi. membentuk branding daerah tidaklah mudah,

memerlukan analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Analisis

lingkungan internal meliputi potensi daerah, keuangan, produk unggulan,

kelemahan, dsb. Sedangkan analisis lingkungan eksternal meliputi pesaing

(competitor), perubahan (change), dan analisis pelanggan (customer). Selain

itu perlu juga melakukan analisis perubahan (change) yang meliputi,

teknologi, dinamika ekonomi, perkembangan politik, regulasi, penggeseran

sosial budaya dan perubahan pasar. Sedangkan analisis pesaing (competitor)

Page 42: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

26

melihat tiga dimensi dari pesaing yaitu (general, aggressiveness, dan

capability).

Brand (merek) merupakan faktor pembeda yang sangat penting dalam

lautan produk/jasa yang sejenis. Brand mempunyai makna psikologis dan

simbolis yang istimewa di mata turis atau wisatawan. Dengan kata lain ketika

brand equity sudah tebentuk maka ia menjadi milik daerah yang sangat

berharga yang jauh lebih berharga dari aset daerah yang lainnya. Dalam

membangun sebuah brand tidak hanya melibatkan penciptaan perceived

difference tetapi juga harus didukung dengan produk/jasa yang berkualitas,

strategi penetapan harga dan distribusi yang tepat untuk mendukung citra

(brand image) yang dikomunikasikan. Selanjutnya brand menjadi sebuah

kontrak kepercaan antara konsumen dengan produsen. Upaya membangun

merek suatu daerah memerlukan buget yang besar. Segala biaya yang

dikeluarkan dalam proses ini menjadi investasi daerah yang bersifat

intangible. Keller (200) mengajukan sebuah model pengembangan merek yang

disebut customer-based brand equity (CBBE). Brand equity adalah

seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama,

simbol, yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan

maupun pada pelanggan. Mengutip Aaker (1991), brand equity dapat

dikelompokkan ke dalam lima kategori yaitu : 1) Brand awerness (kesadaran

merek) 2) Brand Assosiation (asosiasi merek) 3) Perceived quality (persepsi

kualitas) 4) Brand loyalty (loyalitas merek) 5) Other proprierty brand assets

(Aset-aset merek lainnya). Perbedaannya terletak pada fokus objek penelitian

Page 43: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

27

yang dilakukan dalam penelitian ini Syafrizal memaparkan bagaimana

pentingnya Destinasi Branding Untuk suatu daerah, sedangkan penelitian

yang dilakukan oleh penulis adalah menjelaskan pembentukan brand untuk

mengembangkan objek wisata Pulau Tunda.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Judul Penelitian Menemukan Kembali

(Recovery) Destination

Branding Situs Banten Lama

Sebagai Potensi Wisata

Budaya dan Religi

Tourism Destinastion

Branding : Analisis

Kampanye

Komunikasi

Pemasaran, Citra dan

Positioning Sabang

Sebagai Destinasi

Wisata Bahari

Internasional

Strategi Branding

Kota Surakarta

Dalam Pengelolaan

Sebagai Destinasi

Wisat.

Destinatin Brand:

Membangun

Keunggulan

Bersaing Daerah

Tahun Penelitian 2012 2013 2013 2008

Peneliti Naniek Aprili Framanik,

Nurprapti Wahyu Widystuti,

dan Rahmi Winangsih

Elizabeth Amanada

Maria

Lina Mustikawati Syafrizal Helmi

Situmorang

Tujuan

Penelitian

memposisikan merek Banten

Lama sebagai objek wisata

budaya dan religi,

mengkonstruksi kembali

identitas Khas Banten Lama,

mengemas program

pengembangan merek Banten

Lama sebagai daerah tujuan

wisata di Indonesia

mengetahui langkah-

langkah perencanaan,

implementasi, dan

pemantauan terkait

dengan kampanye

komunikasi pemesaran

dan tourism

destination branding

Sabang

Mengetahui

strategi branding

yang digunakan

Kota Surakarta dan

Mengevaluasi

proses strategi

branding

Mengetahui

Pentingnya

Destinasi Branding

Untuk Suatu

Daerah

Metode

Penelitian

Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif

Teori penelitian Integrated Branding Strategy Prinsip Detinasi

Branding, Citra dan

Positioning

destination

branding models,

destination

branding phase,

destination

branding

complexity

Branding Destinasi

Hasil Penetian Kondisi Situs Banten Lama

saat ini dalam kondisi rusak

parah. Masyarakat Banten

Lama miskin. Berpotensi

dikembangkan menjadi wisata

religi dan budaya, wisata

historis dan edukasi.

Rekonstruksi Banten Lama

dapat dilakukan dengan

renovasi ataupun dengan

membuat replica Situs Banten.

tidak ada keseriusan

pemerintah dalam menangani

permasalahan Situs Banten

Lama, serta tidak ada sinergi

antar stakeholder untuk

merealisasikan hal tersebut.

terjadinya ketidak

harmonisan pada

Stakeholder.

Perencanaan

komunikasi pemasaran

Sabang tidak

diimbangi dengan

dengan implemantasi

pemenatauan yang

baik. Tourism

destination branding

kota Surakarta

sudah sesuai

dengan konsep

destination audit.

Indikator

keberhasilan kota

Surakarta belum

sesuai. Branding

masih bergantung

tujuan marketing.

Target audiens

kota Surakarta

didasarkan aspek

geografis saja,

Industri pariwisata

haruslah memiliki

citra yang positif.

Membuat Brand

memerlukan

analisis lingkungan

internal dan

lingkungan

eksternal

Page 44: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

28

Perbedaan

Penelitian

Objek Penelitian yang berbeda Objek Penelitian yang

berbeda

Objek Penelitian

yang berbeda

Objek Penelitian

yang berbeda

Persamaan

Penelitian

Membahas mengenai

Destinasi Branding suatu

daerah (Banten Lama)

mengenai Destinasi

Branding suatu daerah

(Pulau Weh)

Membahas

mengenai Destinasi

Branding suatu

daerah (Kota

Surakarta)

Membahas

mengenai

pentingnya

Destinasi Branding

Page 45: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian memiliki ciri agar penelitian tersebut dapat dikatakan penelitian.

Ciri tersebut menurut Sugiyono (2009) adalah 1. Rasional yang berarti penelitian

tersebut dapat diterima oleh akal sehat manusia; 2. Empiris yang berarti cara-cara

yang digunakan dalam penelitian tersebut dapat teramati oleh alat indra dan cara-

cara yang digunakan dapat digunakan pula oleh orang lain; 3 Sistematis yang

berarti cara-cara yang digunakan menggunakan langkah yang berurut dan terurut.

Maka dari itu diperlukan suatu metode dalam penelitian. Metodologi merupakan

kerangka teoritis yang digunakan untuk menganalisis, mengerjakan dan

mengatasi permasalahan yang dihadapi. Metode penelitian adalah cara dan

prosedur ilmiah yang diterapkan untuk melaksanakan penelitian mulai dari

menentukan variabel, mengumpulkan data, mengolah data dan menyusunnya

dalam laporan tertulis (Wardiyanta, 2010).

Secara garis besar motode penelitian terbagi menjadi dua bagian, yaitu

metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian

kuantitatif adalah penelitian dengan cara sistematis, terkontrol dan empiris.

Penelitian kuantitatif lebih menekankan pada cara berfikir yang lebih positif yang

bertolak dari fakta sosial yang ditarik dari realitas objektif. Sementara itu metode

penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa data-data tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamanati.

Page 46: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

30

Pendekatan kualitatif memandang bahwa makna adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari pengalaman seseorang dalam kehidupan sosialnya bersama

orang lain (Bungin 2009). Penelitian kualitatif didasari oleh aliran

fenomeneologi, sebuah aliran filsafat yang mengkaji penampakan atau fenomena

yang mana antara fenomena dan kesadaran tidak terisolasi satu sama lain,

melainkan selalu berhubungan secara dialegtis (Bungin 2009). Fenomenologi

memandang suatu yang tampak tersebut pasti bermakna menurut subjek yang

menampakkan fenomena itu, karena setiap fenomena berasal dari kesadaran

manusia sehingga sebuah fenomena pasti ada maknanya.

Pendekatan kualitatif memberi otonomi sebesar-besarnya kepada peneliti

dalam mengembangkan proses-proses mental yang terjadi antara peneliti dengan

objek penelitian. Kedudukan teori dalam penelitian kulitatif tidak menjadi suatu

keharusan yang mutlak, Bungin (2009) menuliskan bahwa peneliti tidak perlu

memahami teori tentang data yang diteliti. Karena data adalah segalanya yang

dapat memecahkan semua masalah penelitian. Teori tidak menjadi fokus dalam

penelitian, melainkaan data yang menjadi fokus penelitian dilapangan. Peneliti

adalah instrument penting dalam penelitian kualitatif karena peneliti yang

menguasai seluruh proses dalam komponen penelitian (Bungin 2009).

Peneliti dalam penelitian ini mencoba memaknai fenomena yang terjadi di

Pulau Tunda. Fenomena tersebut adalah fenomena objek wisata Pulau Tunda

yang memiliki potensi yang besar untuk menjadi destinasi wisata bahari di

Kabupaten Serang. Peneliti menyatakan penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif karena penelitian ini bermula dari fenomena sosial yang terjadi di Pulau

Page 47: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

31

Tunda dimana fenomena tersebut dimaknai sebagai suatu hal yang komplek dan

dinamis sehingga diperlukan analisis mendalam untuk dapat menjelaskan atau

memaknai fenomena tersebut.

3.2 Paradigma Penelitian

Ritzer dalam Ardial (2014) paradigma adalah pandangan yang mendasar dari

para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan permasalahan yang

senantiasa dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu. paradigma

merupakan perspektif umum, suatu cara menjabarkan berbagai masalah dunia

nyata yang komplek.

Postpositivis adalah bentuk perbaikan atau modifikasi dari positivis.

Paradigma ini yang menolak ide-ide bahwa dunia sosial dapat dipelajari dengan

cara yang objektif dan bebas nilai. Esensi paradigma ini dengan kehadirannya

sebagai realism kritis, Secara Ontologi, dinyatakan dalam tulisannya Cool &

Campbell menyatakan, „‟walaupun dunia yang nyata ada karena keberadaan

alam, ini tidak mungkin bagi manusia untuk merasakannya dengan

ketidaksempurnaan panca indera dan mekanisme yang intelek. Secara

epistemology, postpositivis melihat perlu adanya modifikasi objektivitas, dimana

ketepatan objektivitas adalah peraturan yang ideal tetapi sesungguhnya ini tidak

dapat diterima oleh pikiran orang lain. Secara metodologi, postpositivis

menetapkan dua tanggapan untuk memunculkan penolakan, yang pertama,

didalam ketertarikan menyesuaikan diri untuk bertanggung jawab sebagai

realisme kritik dan memodifikasi subjektivitas, penekanannya terletak pada

multiplisme kritis yang berguna sebagai penguraian triangulasi. Yang kedua,

Page 48: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

32

postpositivisme mengakui bahwa banyak ketidakseimbangan diizinkan muncul

untuk mencapai realistis dan penelitian objektif.

Peneliti menggunakan paradigma positivism dengan pertimbangan bahwa

penelitian mempelajari fenomena yang terjadi pada objek wisata Pulau Tunda

dengan memperhatikan teori analisis SWOT. Analisis SWOT dijadikan panduan

untuk melihat fenomena yang terjadi di Pulau Tunda.

3.3 Metode Pengumpul Data

Alwasilah 2011 mengatakan pengumpulan data adalah bagaimana cara

peneliti akan mengumpulkan data atau informasi untuk menjawab pertanyaan

peneliti, baik melalui beberapa jenis wawancara, observasi, dokumen, dan metode

lainnya. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan

menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.

3.3.1 Wawancara Mendalam

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara

mendalam. wawancara mendalam atau indepth interview adalah proses

memperoleh keterangan atau informasi untuk tujuan penelitian yang

dilakukan secara mendalam kepada responden kunci dan untuk menggali

temuan di lapangan sesuai dengan fokus penelitian (Ruslan, 2010).

Wawancara mendalam ini digunakan oleh peneliti untuk

mendapatkan informasi awal mengenai objek wisata Pulau Tunda. Data

yang dihasilkan dari wawancara mendalam ini diharapkan dapat

memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai potensi dan kondisi

Pulau Tunda, harapan terhadap potensi wisata tersebut, serta sejauh mana

Page 49: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

33

peran dan sikap pemerintah menyikapi potensi tersebut. Wawancara

mendalam akan dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan

persepsi konsumen, potensi wisata pada Pulau Tunda, dan identitas Pulau

Tunda. Selain menggunakan teknik wawancara mendalam penelitin ini

juga menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi untuk

memperoleh data yang tidak didapatkan dari wawancara.

3.3.2 Observasi

Teknik pengumpulan data selanjutnya yang digunakan oleh

peneliti adalah teknik observasi. Teknik pengumpulan data ini digunakan

agar data yang belum didapat atau yang tidak bisa didapatkan dengan

menggunakan teknik wawancara mendalam bisa didapatkan. Alwasilah,

(2011) mengatakan melalui observasi maka peneliti dapat melihat sendiri

pemahaman yang tidak terucapkan, bagaimana teori digunakan langsung

dan melihat sudut pandang narasumber yang mungkin tidak berhasil

didapatkan saat wawancara. Sehingga observasi ini pun digunakan untuk

memperkuat data yang telah di peroleh.

3.3.3 Studi Dokumentasi

Alwasilah (2011) dokumen merupakan catatan berupa surat,

memoar, ontobiografi, diari, jurnal, buku teks, surat wasiat, makalah,

pidato, artikel, koran, editorial, catatan medis, pamflet propaganda,

publikasi pemerintah, foto dan lain sebagainya. Studi dokumentasi dalam

penelitian ini adalah mengumpulkan data yang bersumber dari Dinas

Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, artikel yang membahas mengenai Pulau

Page 50: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

34

Tunda, buku teks yang berhubungan dengan penelitian ini. Data studi

dokumentasi juga di pergunakan untuk memperkuat data-data penelitian.

3.3.4 Focus Group Discucion

Metode FGD merupakan salah satu metode pengumpulan data

penelitian dengan hasil akhir memberikan data yang berasal dari hasil

interaksi sejumlah partisipan suatu penelitian. Metode FGD merupakan

metode pengumpul data untuk jenis penelitian kualitatif dan data yang

dihasilkan berasal dari eksplorasi interaksi sosial yang terjadi ketika proses

diskusi yang dilakukan para info rman yang terlibat (Lehoux, Poland, &

Daudelin, 2006). Metode FGD ini peneliti pilih sebagai metode

pengumpulan data dalam penelitian ini untuk mendapat data penelitian

yang tidak didapat dari hasil wawancara. Selain itu dengan metode

penelitian ini peneliti bisa mendapatkan data dengan lebih cepat dari

sumber yang berbeda.

3.4 Narasumber Penelitian

Salah satu Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik wawancara mendalam, sehingga keberadaan narasumber

sangat diperlukan. Hariwijaya dan Djaelani, 2005 mengartikan narasumber adalah

orang yang dijadikan sumber informasi. Adapun yang akan dijadikan narasumber

dalam penelitian ini adalah

Page 51: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

35

1. Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Serang

Dinas pariwisata, pemuda dan olah raga Kabupaten Serang dipilih karena

dinas inilah yang bertanggungjawab atas seluruh kegiatan pariwisata di

wilayah Kabupaten Serang.

2. Pengusaha Bisnis di Pulau Tunda

Pengusaha bisnis tersebut dipilih karena pengusaha bisnis ini dianggap

dapat memberikan informasi mengenai perkembangan wisata di daerah

Pulau Tunda.

3. Tour and Travel di Serang

Pemilihan tour and travel menjadi narasumber, dikarenkan kegiatan

mereka yang memberikan jasa perjalanan untuk berwisata. Darinya

peneliti dapat mendapatkan informasi mengenai pelaku wisatawan,

keinginan dan kebutuhan wisatawan, serta informsai mengenai objek

wisata yang menjadi pesaing untuk Pulau Tunda.

4. Wisatawan Pulau Tunda

Pemilihan narasumber ini dimaksudkan untuk mencari informasi

mengenai penilain konsumen terhadap objek wisata Pulau Tunda. Selain

itu peneliti juga dapat memperoleh informasi mengenai kelebihan maupun

kekurang yang dimiliki Pulau Tunda. Serta dapat memperoleh data

mengenai komunikasi yang terjalian antara wisatawan dengan pihak

pengelolah objek wisata Pulau Tunda.

Page 52: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

36

5. Target Market

Pemilihan narasumber ini dimaksudkan agar peneliti mendapatkan

informasi mengenai image Pulau Tunda. Peneliti dapat juga memperoleh

data mengenai kebutuhan dan keinginan target market.

Penentuan narasumber ini berdasarkan pada kriteria yang dibuat penulis

yakni:

1. Narasumber adalah orang, kelompok maupun lembaga yang mengerti

dan memahami dunia pariwisata (khususnya pariwisata bahari dan

pariwisata didaerah Kabupaten Serang).

2. Narasumber adalah orang atau lembaga yang memiliki wewenang

terhadap pengembangan objek wisata Pulau Tunda.

3. Narasumber adalah orang atau kelompok yang pernah berkunjung ke

objek wisata Pulau Tunda.

4. Narasumber adalah orang, kelompok yang memiliki kepentingan

khusus terhadap Pulau Tunda.

3.5 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dimaksudkan untuk membuat penelitian tidak melebar

dalam melihat suatu masalah. Alwasilah, 2011 mengatakan Fokus penelitian

berfungsi untuk membangun pagar sekeliling lahan penelitian, membangun

kriteria inklusif atau eksklusif dalam penelitian dan memudahkan cara kerja

sehingga tidak ada tindakan yang mubazir. Fokus penelitian ini adalah meneliti

Page 53: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

37

kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan serta potensi yang dimiliki oleh

Pulau Tunda.

3.6 Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2009 berpendapat bahwa, proses

analisis data melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan pernarikan

kesimpulan atau verifikasi. Pada penelitian ini reduksi data dilakukan dengan cara

penyeleksian narasumber, pencatatan atau perekaman informasi yang dibutuhkan.

Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun data kedalam bentuk narasi yang

sederhana dan mudah dipahami. Kemudian penarikan kesimpulan yang

merupakan tinjauan ulang terhadap data yang didapat di lapangan dilakukan untuk

menguji kebenaran dan validitas. Teknik analisis data tentunya disesuaikan

dengan data yang diperoleh. Selanjutnya dianalisis secara terperinci. Data berupa

dokumen seperti artikel pemberitaan di media massa akan menjadi pendukung

dalam melakukan analisis data hasil wawancara.

3.6.1 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dilakukan untuk membuktikan data yang

diperoleh dapat digunakan dalam penelitian serta dapat

dipertanggungjawabkan. Pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah triangulasi. Moleong 2013 menuliskan triangulasi adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain.

Denzin 1978 dalam Moleong 2013 membagi triangulasi kedalam empat

macam, yaitu teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber,

Page 54: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

38

metode, penyidik, dan teori. Dari ke empat macam triangulasi tersebut yang

lazim digunakan adalah melalui sumber lain (Moleong 2013).

Penelitian ini pun menggunakan triangulasi dengan sumber. Triangulasi

dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif (Pattonn 1987 dalam Moleong 2013).

Teknik ini dilakukan dengan cara : 1) Membandingkan data hasil pengamatan

dengan data hasil wawancara. Cara pertama ini akan penulis lakukan dengan

mengecek data penelitian terutama yang berkaitan dengan kondisi fisik Pulau

Tunda dengan hasil wawancara yang dilakukan pada staheholder yang

bertanggungjawab atas pembangunan Pulau Tunda sebagai objek wisata. 2)

Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi. Cara kedua ini diguanakan untuk mengecek data

penelitian terutama yang berkaitan dengan identitas. 3) Membandingkan apa

yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang

dikatakannya sepanjang waktu. Cara ketiga ini dilakukan untuk mengecek

data yang berkaitan dengan persepsi konsumen dan image. 4) membandingkan

keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan

orang. Cara ini dapat digunakan peneliti untuk mengecek data mengenai

konsisi fisik Pulau Tunda sebagai objek wisata. 5) Membandingkan hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Pengecekan data

dengan cara ini dapat peneliti gunakan untuk mengecek data penelitian

Page 55: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

39

terutama yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat

pemerintah mengenai Pulau Tunda.

3.7 Tempat Penelitian

Proses penelitian ini bertempat di Pulau Tunda yang terletak di Kabupaten

serang Provinsi Banten. Selain itu proses penelitian pun dilakukan di Dinas

Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang serta di beberapa penyedia

jasa perjalanan wisata Pulau Tunda.

3.8 Waktu Penelitian

N

o

Nama

Kegiatan

Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pra Penelitian

a. Observasi

Pra Riset

b. Penyusunan

Proposal

Penelitian

c. Presentasi

Proposal

Penelitian

2 Penelitian

a. Pengumpula

n data

b. Analisis

data

c. Pembahasan

dan

Kesimplan

d. Penyususan

an hasil

penelitian

e. Revisi hasil

penelitian

Page 56: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

40

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Kabupaten Serang merupakan daerah kabupaten yang terletak di Provinsi

Banten yang dibatasi oleh Laut Jawa pada bagian utara, Kabupaten Tangerang

pada bagian timur, Kota Cilegon dan Selat Sunda pada bagian barat,

Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang pada bagian selatan. Kabupaten

Serang terletak di ujung barat bagian utara Pulau Jawa yang merupakan

gerbang penghubung utama Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Secara

aksesbilitas letak Kabupaten Serang menjadi daerah transit penghubung darat

Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Selain itu jarak yang tidak terlalu jauh dari

Ibu Kota Negara yakni 70 KM yang dihitung melalui Tol Jakarta - Merak

dapat menjadikan Kabupaten Serang sebagai daerah alternatif dan penyangga

(hinterland) Ibu Kota. Kondisi ini memberikan keuntungan bagi Kabupaten

Serang dan berpotensi untuk melakukan berbagai pengembangan pada

berbagai sektor, salah satunya pada sektor pariwisata.

Daya tarik kepariwisataan yang terdapat di Kabupaten Serang memberikan

peluang untuk Kabupaten Serang mengembangkan sektor pariwisata. Adapun

daya tarik kepariwisataan yang terdapat di Kabupaten Serang dapat

diklasifikasikan ke dalam wisata sejarah dan budaya, wisata buatan (binaan),

kehidupan masyarakat tradisional (living cultre) dan wisata alam. Secara

kewilayahan, pola pengembangan pariwisata Kabupaten Serang terdiri dari

Page 57: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

41

Kawasan Wisata Pantai Barat, Kawasan Wisata Ziarah, serta Kawasan Wisata

Pantai Utara. Keberadaan objek pariwisata di Kabupaten Serang teridentifikasi

sebanyak 57 objek wisata dengan pengklasifikasian objek wisata kategori

alam sebanyak 20 objek, wisata sejarah dan budaya sebanyak 14 objek, wisata

kehidupan masyarakat tradisional (living culture) sebanyak 4 objek, wisata

buatan sebanyak 10 objek, dan wisata atraksi seni sebanyak 9 objek (RJPMD

Kabupaten Serang 2010-2015).

Kondisi wilayah Kabupaten Serang terbagi menjadi wilayah daratan dan

beberapa pulau-pulau kecil yang berada di kawasan perairannya memberikan

peluang untuk Kabupaten Serang dalam pengembangan pariwisata alam

berjenis bahari. Sejauh ini tercatat Kabupaten Serang memiliki 17 pulau-pulau

kecil yang terletak menyebar di Teluk Banten, Selat Sunda, dan Laut Jawa di

luar Teluk Banten, dari ke 17 Pulau yang terdapat di Kabupaten Serang dua

diantaranya memiliki ekosistem laut yang bagus dan berpotensi dikembangkan

menjadi objek wisata. Kedua Pulau tersebut adalah Pulau Sangiang dan Pulau

Tunda. Data ini didapat dari materi Kebijakan Daerah dalam Dukungan

Kegiatan Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil pada Juli 2013 yang disampaikan

oleh DKPESDM (Dinas Kelautan, Perikanan, Energi Dan Sumber daya

Mineral) Kabupaten Serang, dan hasil wawancara dengan pihak DKPESDM

(Dinas Kelautan, Perikanan, Energi Dan Sumber daya Mineral) Kabupaten

Serang pada Rabu, 25 Mei 2016. Berikut kutipan wawancara yang dilakukan:

“rata-rata di pesisir itu, rata-rata di Indonesia itu, namanya terumbu

karang kan di sekeliling Pulau, nah di kita dari 17 Pulau itu hanya dua yang

masih sangat bagus, yaitu satu Pulau Sangiang, satu Pulau Tunda”(Ibu

Page 58: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

42

Mumun Munawaroh., M.Sc, Rabu, 25 Mei 2016, kantor Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Serang)

Pulau Sangiang dan Pulau Tunda sama-sama memiliki potensi untuk

dikembangkan menjadi objek wisata namun dikarenakan Pulau Sangiang

merupakan kawasan konservasi yang pengelolaannya pun sudah di tangani

oleh Kementrian Perhutanan sehingga kawasan yang memungkinkan untuk

dikembangkan menjadi objek wisata adalah Pulau Tunda. Pertimbangan lain

terpilihnya Pulau Tunda sebagai daerah pengembangan pariwisata adalah

keberadaan penduduk, karena memang Pulau Tunda adalah pulau yang sudah

berpenghuni. Harapannya bahwa dengan dikembangkannya sektor pariwisata

di Pulau Tunda dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat

berupa meningkatnya taraf kehidupan masyarakat di Pulau Tunda.

“….di Pulau Tunda itu kan ada masyarakatnya. Jadi kita pikir potensi apa

yang bisa dikembangkan, tapi bisa berkelanjutan, bisa meningkatkan taraf

hidup…. Pada saat itu memang satu-satunya potensi pariwisata, dan potensi

itu bersinergi dan berkelanjutan” ”(Ibu Mumun Munawaroh, M.Sc, Rabu, 25

Mei 2016, kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Serang)

Pulau Tunda merupakan wilayah terluar dari Kabupaten Serang yang

secara geografis terletak di 106050‟00”- 105051‟51” BT dan 5056‟15”-

5059‟00” LS (RJPMD Kabupaten Serang 2010-2015). Secara administratif

Pulau Tunda terletak di Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang. Luas dari

Pulau Tunda adalah 260 Ha. Terdiri atas satu desa yaitu Desa Wargasara yang

terbagi menjadi dua kampung yaitu Kampung Timur dan Kampung Barat.

Wilayah Pulau Tunda secara geologi merupakan pulau vulkanik yang

terbentuk dari endapan beku lava. Tofografi daratan 0 - 4 m dpl dengan daerah

pada bagian timur lebih tinggi 1-2 m dari bagian barat. Kondisi morfologi

Page 59: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

43

pantai berpasir dan terdapat varian mangrove yang cukup lebat di bagian timur

dan selatan pulau. Lahan yang terdapat di Pulau Tunda didominasi semak

belukar. Sekitar 10 Ha lahan dimanfaatkan untuk pemukiman dan fasilitas

umum.

Mata pencaharian masyarakat Pulau Tunda sebagian besar menjadi

nelayan sedangkan sebagian lagi menjadi petani kebun dan wiraswasta.

Namun dengan berkembangnya Pulau Tunda menjadi objek wisata, kini

kalangan muda lebih banyak memilih untuk menjadi guide yang mereka sebut

sebagai pelaku wisata atau operator. Selain penghasilan dari nelayan dan

guide masyarakat Pulau Tunda pun saat ini mendapatkan tambahan

penghasilan dari kompensasi yang diberikan atas pengerukan pasir yang setiap

orangnya mendapatkan uang sekitar Rp.700.000,- per bulan.

Keberadaan pariwisata di Pulau Tunda sebenarnya terbilang baru. Hasil

wawancara yang dilakukan dengan pelaku wisata yang juga merupakan warga

Pulau Tunda menyampaikan bahwa pariwisata di Pulau Tunda baru dimulai

pada tahun 2011. Berikut adalah kutipan wawancara yang dilakukan.

“Secara bertahap saya mencoba untuk mengundang teman-teman

mahasiswa, seperti mahasiswa mapalaut dengan tujuan pertama

memperkenalkan Pulau Tunda yang kedua agar masyarakat bisa

berinteraksi dengan orang asing sehingga orang Pulau Tunda tidak asing

dengan orang asing. Waktu itu sekitar tahun 2011 proses ini dimulai, lalu

pada tahun 2012 saya mencoba membawa tamu hingga mencapai lebih

dari 50 orang dari Jakarta untuk datang ke Pulau Tunda.” (Firman

Hakiki, direktur utama Wisata Bahari Pulau Tunda, Senin,16 Mei 2016)

Sejak saat itu pariwisata di Pulau Tunda terus berkembang hingga saat ini.

Pemerintah pun melakukan dukungan melalui Kebijakan Daerah dalam

Dukungan Kegiatan Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil tahun 2010-2015 yang

Page 60: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

44

mengarahkan Pulau Tunda pada pengembangan kepariwisataan. Sejak awal

muncul pariwisata di Pulau Tunda berjenis wisata bahari dengan daya tarik

utama keindahan terumbu karang yang berada di sekitar Pulau Tunda.

4.2 Analisis Data Penelitian

Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti melalui

wawancara, observasi, FGD (Focus Group Discussion), dan studi

dokumentasi memberikan berbagai informasi yang membantu peneliti

menjawab tujuan dari penelitian ini. Berdasar informasi yang didapat dari

FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan dengan Dinas Pariwisata,

Pemuda dan Olahraga, Pemerintah Desa Wargasara Pulau Tunda, serta

pengembang Pariwisata Pulau Tunda bahwa proses pengembangan Pulau

Tunda sebagai objek wisata akan difokuskan pada tahun 2017. Sementara

untuk saat ini pengembangan yang mungkin dilakukan adalah pengembangan

fasilitas guna menunjang kegiatan pariwisata di Pulau Tunda.

“Pengembangan Pulau Tunda sebagai objek wisata baru akan menjadi

prioritas pada tahun yang akan datang, dikarenakan prosedur pengajuan

anggaran yang membutuhkan waktu satu tahun”(Bapak M Luthfie Yonas,

26 Mei 2016, Dinas Periwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Serang)

“Pengembangan wisata untuk saat ini berupa pengembangan fasilitas,

untuk saat ini pemerintah Desa akan membangun saung-saung, coffee

shop dan taman di bagian Selatan Pulau Tunda.”(Bapak Nana Suharna,

31 Mei 2016, Kantor Desa Wargasara Pulau Tunda)

Sementara hasil wawancara yang dilakukan dengan Dinas Kelautan,

Perikanan, Energi dan Sumber daya Mineral (DKPESDM) memberikan

informasi bahwa pengembangan Pulau Tunda sudah dilakukan sejak tahun

2011 dan memang pengembangan yang dilakukan diarahkan untuk pariwisata

Page 61: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

45

namun lebih berfokus untuk menyiapkan kawasan untuk pariwisata tersebut

dengan melakukan berbagai penataan lingkungan laut. Hal ini dikarenakan

sejak awal yang menjadi daya tarik pariwisata di Pulau Tunda adalah

ekosistem laut yang terdapat di Pulau Tunda. Berikut adalah kutipan

wawancara yang dilakukan:

“Setelah kita melihat potensi itu. kita coba tuh. Kita kerjasama dengan

IPB monitoring terumbu karang. Berikutnya lagi kita kenalkan dengan

transplantasi. Bagaimana menjaga terumbu karang. Lalu kita juga

bercerita bahwa ekosistem di sana bukan cuma terumbu karang tapi juga

ada mangrove. Jadi banyaklah destinasi yang bisa dikembangkan.” (Ibu

Mumun Munawaroh, M.Sc, Rabu, 25 Mei 2016, kantor Dinas Kelautan

dan Perikanan Kabupaten Serang)

Data yang terkumpul baik yang didapat melalui wawancara, observasi,

FGD (Focus Group Discussion) serta dokumentasi menunjukkan bahwa Pulau

Tunda memiliki daya tarik pariwisata berjenis bahari. Sejauh ini pemerintah

setempat baru memulai pengembangan untuk pariwisata di Pulau Tunda.

Namun sebelum Pemerintah melakukan pengembangan, objek wisata Pulau

Tunda sudah mulai dikenal sebagai objek wisata. Hal ini dikarenakan

beberapa warga Pulau Tunda yang lebih awal menyadari potensi pariwisata

yang dimiliki oleh daerahnya berinisiatif memasarkan Pulau Tunda sebagai

objek wisata, dan ternyata mendapat respon yang baik dari para wisatawan.

Meskipun pemasaran yang dilakukan masih bersifat perseorangan dan lebih

mengandalkan pada hubungan pertemanan dimana dalam bahasa pemasaran

menggunakan strategi pemasaran word-of-mouth yang ternyata terbukti efektif

untuk langkah awal. Berikut kutipan wawancara yang dilakukan kepada

Page 62: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

46

wisatawan Pulau Tunda yang menunjukkan bahwa pemasaran Pulau Tunda

terjadi secara word-of-mouth :

“Tau Pulau Tunda, dari rekomendasi temen yang udah pernah ke

sana. Dia bilang karangnya bagus. Snorkelingnya juga enak.

Terus udah gitu searching deh” (Novia, wisatawan asal Jakarta, 1

juni 2016)

“Banyak yang bilang Pulau Tunda bagus karangnya, ikannya

banyak, pemandangannya juga bagus” (Hilda Yunike, wisatawan

asal Serang, 29 Mei 2016).

4.2.1 Analisis SWOT

Pengumpulan data untuk melakukan analisis SWOT dilakukan

dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara,

observasi, FGD (Focus Group Discussion) dan juga studi dokumentasi.

Wawancara dilakukan dengan pihak DKPESDM (Dinas Kelautan,

Perikanan, Energi Dan Sumberdaya Mineral) dan pelaku wisata.

Sedangkan observasi dilakukan pada bulan April dan Mei 2016 dengan

memfokuskan pengamatan pada kondisi fisik Pulau Tunda serta sosial

masyarakat Pulau Tunda.

FGD (Focus Group Discussion) dilakukan bersama dengan pihak

Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, pemerintah Desa Wargasara

Pulau Tunda serta tim pengembang pariwisata Pulau Tunda. Sementara

untuk studi dokumentasi peneliti menggunaan buku-buku perpustakaan,

Laporan Akhir Kajian Pengelolaan Ekosistem Pulau Tunda Untuk

Pengembangan Minawisata tahun 2015, laporan penelitian mengenai

Pulau Tunda, serta artikel-artikel dari internet yang berhubungan dengan

penelitian.

Page 63: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

47

Data yang terkumpul dapat di uraikan sebagai berikut :

4.2.1.1 Kekuatan / Strengths Pulau Tunda

Data yang terkumpul menunjukan bahwa Pulau Tunda

saat ini memiliki kekuatan berupa kondisi taman bawah laut yang

terbilang baik. data yang diperoleh yang menyatakan keindahan

terumbu karang dengan konsisi yang baik. Baik pihak

pemerintah, pengembang, pelaku wisata, bahkan wisatawan

membenarkan daya tarik wisata Pulau Tunda berupa keindahan

bawah laut. Berikut kutipan wawancara yang dilakukan dengan

wisatawan Pulau Tunda yang memuji keindahan bawah laut

Pulau Tunda:

“Aku udah pernah juga ke pulau-pulau yang ada di

Banten kaya Pulau 3, Pulau 4, Pulau 5, Pulau Oar juga

pernah dan bawah lautnya gak sebagus Pulau Tunda.

Apalagi Pulau 3, Pulau 4, Pulau 5 buat snorkeling gak

ada yang bisa di liat, kalo Pulau Oar waktu itu di

kedalaman 5 meter baru bisa liat karang bagus, sisanya

karang mati” (Hilda Yunike, wisatawan asal Serang, 29

Mei 2016)

Analisis yang dilakukan oleh pengembang

mengungkapkan bahwa untuk di wilayah Kabupaten Serang

pulau yang memiliki keindahan taman bawah laut hanyalah

Pulau Tunda sedang sisanya hanya menawarkan pasir pantai.

“Untuk daerah serang Pulau Tunda belum memiliki

pesaing karena pulau lain yang ada di Serang hanya

menjual pasir pantai saja” (Bapak Gunawan, pelaku

wisata/Tim pengembang Pariwisata Pulau Tunda, 31 Mei

2016, Pulau Tunda)

Page 64: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

48

Sementara itu hasil FGD (Focus Group Discussion) yang

dilakukan bersama beberapa pegawai desa yang menyampaikan

bahwa Pulau Tunda memiliki kondisi tanah yang terbilang baik,

memungkinkan untuk mengembangkan perkebunan yang

mungkin bisa menjadi agrowisata.

Selain kondisi bawah laut kini Pulau Tunda pun mulai

mendapat dukungan dari pemerintah dalam proses pengelolaan

dan pengembangannya sebagai objek wisata. Pemerintah daerah

melalalui Dinas Kelautan, Perikanan, Energi dan Sumberdaya

Mineral Kabupaten Serang sebagai yang diberi tanggung jawab

untuk melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-

pulau kecil di Kabupaten Serang, menyatakan bahwa dukungan

yang dilakukan untuk pengembangan wilayah Pulau Tunda lebih

berhubungan dengan lingkungan pantai dan laut seperti misalnya

melakukan pelatihan transplantasi karang untuk masyarakat,

pengadaan pelatihan untuk penyelam, serta mendirikan sebuah

villa yang dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan wisata.

“Kaya misalkan gini, yang kita tau yang bagus di barat

sama di utara. Diutara ternyatakan jalan desa gak ada di

sana. Kita akhirnya anggaran dari kita. Kita coba bikin

jalan poros yang cuma 300 meter, tapi itukan ketempat

wisata yang karangnya bagus gitu. Kita juga kan bikin

rumah, walaupun rumahnya sekarang tidak dimanfaatkan

secara optimal, itu salah satu yang untuk menunjang.

Dari kementerian juga kan ada alat selam. Kita

pelatihan-pelatihan kan sudah.” (Ibu Mumun

Munawaroh, M.Sc, Rabu, 25 Mei 2016, kantor Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Serang)

Page 65: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

49

Selain Dinas Kelautan, Perikanan, Energi dan Sumberdaya

Mineral Kabupaten Serang, Dinas Periwisata Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Serang pun kini mulai secara serius

merancang program untuk pengembangan Pulau Tunda sebagai

objek wisata yang akan di prioitaskan di tahun 2017.

Pengembangan Pulau Tunda sebagai objek wisata baru

akan menjadi prioritas pada tahun yang akan datang,

dikarenakan prosedur pengajuan anggaran yang

membutuhkan waktu satu tahun. Rencana pengembangan

lebih kepada akomodasi pariwisata berupa home stay

(salah satu point dalam Focus Group Discussion yang

dilakukan dengan Dinas Pariwsata, Pemuda dan Olahraga,

26 Mei 2016)

Adapun dalam rencana pengembangan yang akan dilakukan

lebih dulu mengutamakan akomodasi pariwisata yang dibutuhkan

oleh objek wisata Pulau Tunda berupa penginapan, dan penataan

lahan wisata. Dalam FGD (Focus Group Discussion) tersebut

disampaikan bahwa pengembangan wisata di Pulau Tunda

dikembangkan pada wisata bahari dan daya tarik utama berupa

suasana laut dan pantai. Dalam rencana pengembangan yang

akan dilakukan pemerintah setempat akan membentuk

BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) yang bertujuan untuk

mengoordinasikan kegiatan usaha di Pulau Tunda.

Data yang didapat peneliti mengenai dukungan pemerintah

untuk Pulau Tunda dari segi pemasaran adalah melalui Dinas

Pariwisata Pemuda dan Olahraga membantu pemasaran Pulau

Tunda dengan cara membuat situs informasi pariwisata yang

Page 66: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

50

didalamnya berisi informasi mengenai objek wisata Pulau Tunda

dan objek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Serang.

Gambar 4.1

Sistem Informasi Pariwisata Kabupaten Serang

Sumber : simpartaserang.com/home/kategori/wisata-bahari

4.2.1.2 Kelemahan / Weakness Pulau Tunda

Data yang terkumpul selama proses penelitian ini

menunjukkan bahwa Pulau Tunda memiliki kelehaman

terutama yang berkaitan dengan fasilitas pendukung wisata.

Selain itu sosial budaya yang terdapat di Pulau Tunda diakui

dapat menjadi penghambat baik langsung maupun tidak

langsung bagi objek wisata tersebut.

“Pengembangan wisata terkendala dengan penerimaan

warga yang masih belum 100% menerima kehadiran

wisata.” (salah satu point dalam FGD (Focus Group

Discussion) yang dilakukan dengan pihak Pengembang

Pulau Tunda dan pemerintah desa, 31 Mei 2016)

Page 67: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

51

Meski menurut pengembang masyarakat tidak dapat

disalahkan, namun perlu juga diperhatikan karena konflik

sosial dapat memicu berbagai masalah sosial yang tentunya

akan mengganggu jalannya pengembangan objek wisata Pulau

Tunda. Dugaan sementara masalah ini terjadi dikarenakan

beberapa masyarakat merasa tidak dilibatkan dalam aktifitas

pariwisata yang saat ini berjalan, seperti dalam kutipan di

bawah ini,

“Sebagian besar masyarakat sudah menerima adanya

wisata di Pulau Tunda. Adapun yang tidak menerima

diduga dikarenakan belum terlibat dalam kegiatan

wisata. .”(Bapak Nana Suharna, 31 Mei 2016, Kantor

Desa Wargasara Pulau Tunda)

Sebagian masyarakat Pulau Tunda mulai terbuka dan

berharap wisata Pulau Tunda dapat berkembang. Mereka pun

berharap bahwa wisata Pulau Tunda bukan hanya sekedar

wisata bahari tetapi dapat menjadi ekowisata. Hal ini

dikarenakan mereka berharap dengan berkembangnya wisata

kesejahteraan mereka dapat meningkat, serta roda

perekonomian mereka dapat bergerak maju.

Namun ada juga beberapa pandangan dari masyarakat

bahwa perkembangan pariwisata akan membawa pengaruh

yang buruk bagi sosial budaya masyarakat Pulau Tunda.

Pandangan tersebut diakui oleh pelaku wisata, pemerintah, dan

juga pengembang wisata di Pulau Tunda menghambat

Page 68: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

52

pengembangan wisata yang ada di Pulau Tunda. Pandangan

tersebut diduga muncul bukan semata kekhawatiran perubahan

sosial budaya dimasyarakat, namun dikarenakan mereka belum

terlibat dengan kegiatan wisata yang saat ini mulai berjalan.

Untuk mengatasi persoalan tersebut pemerintah desa berencana

membuat BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) yang nantinya

mengatur kegiatan wisata yang ada di Pulau Tunda. Sehingga

warga dapat terlibat langsung dalam kegiatan wisata di Pulau

Tunda.

Wawancara yang dilakukan dengan ketua Karang Taruna

Pulau Tunda memberikan informasi data yang berbeda dengan

wawancara yang dilakukan pada narasumber lain. Dalam

wawancara tersebut disampaikan bahwa masyarakat mulai

merasa terganggu dengan adanya pariwisata di Pulau Tunda.

Terganggunya masyarakat dikarenakan kegiatan wisatawan

yang dianggap tidak sopan, seperti misalnya membuat

kebisingan pada malam hari dan berpakaian minim

dilingkungan desa.

“Iya kan, kalo ada wisatawan yang malam-malam

berisik. Ngelapornya ke saya selaku karang taruna. Jadi

kan home stay itu sebelahan sama rumah warga, terus

ada tamu malam-malam bercanda, ketawa-ketawa, main

gitar. Itu kan menganggu” (Suheri, ketua Karang Taruna

Pulau Tunda, 31 Mei 2016)

Kekhawatiran lain mengenai keadaan sosial masyarakat

Pulau Tunda adalah perubahan kebiasaan masyarakat yang

Page 69: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

53

diakibatkan oleh adanya kompensasi dari kegiatan pengerukan

pasir laut. Seperti yang dituturkan pihak pengembang yang

juga mengkhawatirkan keadaan sosial masyarakat.

“Pengembang melihat kegiatan CSR perusahaan yang

melakukan pengerukan pasir membawa budaya malas

yang secara tidak langsung juga menghambat

pengembangan Pulau Tunda.” (salah satu point dalam

FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan dengan

pihak Pengembang Pulau Tunda dan pemerintah desa, 31

Mei 2016)

Kekhawatiran serupa disampaikan oleh pihak DKPESDM

(Dinas Kelautan, Perikanan, Energi Dan Sumberdaya Mineral)

maupun pihak DISPARPORA (Dinas Pariwisata Pemuda dan

Olahraga) Kabupaten Serang yang juga memandang dampak

negatif dari pemberian kompensasi pengerukan pasir laut.

Dampak negatif tersebut dikhawatirkan akan menghambat

pengembangan Pulau Tunda baik pada sektor pariwisata

maupun pada sektor lainnya yang dikarenakan perubahan gaya

hidup masyarakat Pulau.

Kebersihan lingkungan pun menjadi kelemahan yang

dimiliki Pulau Tunda karena hingga saat ini pemerintah Pulau

Tunda belum bisa mengatasi permasalahan sampah di Pulau

Tunda. Berikut ini beberapa kutipan wawancara dan hasil FGD

(Focus Group Discussion) terkait dengan kekurangan yang

terdapat di Pulau Tunda.

“Pemerintah Desa belum mampu mengatasi

permasalahan sampah yang dihadapi Pulau Tunda”

Page 70: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

54

(salah satu point dalam Focus Group Discussion yang

dilakukan dengan pihak Pemerintah Desa Wargasara

Pulau Tunda, 31 Mei 2016)

“Mungkin soal sampah ini aja. Jangan sampai sampah

itu punya yang lebih besar lagi gitu. Kalau lihat di

pelabuhan itu, aduh gila sampahnya, enek gue liatnya.”

(Pephit, Wisatawan asal Jakarta, 1 Juni 2016)

Gambar 4.2

Sampah di Pesisir Pulau Tunda

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Terkait dengan fasilitas pendukung wisata yang terdapat

di Pulau Tunda seperti penginapan, transportasi, rumah makan,

toko cendramata dan akomodasi lainnya pun terbilang belum

tercukupi.

“tempat makan kali yah, karena kan walau kita di kasih

makan, tapi tiap orang itu kan berbeda. Cenderamata,

boleh tuh ada tapi jangan banyak-banyak, risih juga kan

kalo lagi wisata, santai gitu di datengin disuruh-suruh

beli. Yah sewajarnya aja deh” (Novia, wisatawan asal

Jakarta, 1 Juni 2016)

“yang kurang disana itu, akomodasinya. Harus sewa

kapal dan itu mahal. Ada sih kapal umum tapi di jam-jam

tertentu aja” (Hilda, Yunike, wisatawan asal Serang, 26

Mei 2016)

Page 71: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

55

Data yang terkumpul ini menunjukkan bahwa Pulau

Tunda masih memiliki kekurang yang perlu diperhatikan secara

seksama. Meski kelehaman (weakness) dinyatakan sebagai

suatu yang menjadi penghambat berkembanganya objek wisata,

namun dengan pemikiran yang tajam dan kreatif dapat merubah

kelemahan tersebut menjadi sebuah peluang atau bahkan

kekuatan baru yang nantinya dimiliki oleh obek wisata.

4.2.1.3 Peluang / Opportunities Pulau Tunda

Peluang merupakan salah satu faktor yang dapat

mendukung berkembanganya suatu organisasi atau usaha yang

dalam penelitian ini adalah objek wisata Pulau Tunda. Peluang

ini berasal dari luar yang disebabkan oleh berbagai alasan dan

dapat juga dikarenakan perubahan sosial yang terjadi.

Lokasi Pulau Tunda yang tidak jauh dari pusat kota

menjadi peluang besar bagi pengembangan wisata Pulau

Tunda. Peluang ini diakui oleh pelaku wisata, tim pengembang

dan juga pemerintah. Menurut mereka jarak yang tidak jauh ini

memberikan keuntungan bagi objek wisata Pulau Tunda. Pasar

pariwisata yang luas serta meningkatnya kebutuhan akan

wisata juga menjadi peluang yang tidak bisa dilewatkan oleh

Pulau Tunda sebagai objek wisata. Pandangan akan peluang ini

pun didukung oleh pernyataan wisatawan yang juga

Page 72: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

56

beranggapan bahwa Pulau Tunda dapat dijadikan wisata

alternatif bagi warga kota.

“itu penyebrangan dari Serang 2 jam. Itu samakan dari

Muara Angke atau ancol ke Kepulauan Seribu 2 jam.

Dan itu orang rame, dan ini bagi saya wisata Pulau

Tunda ini wisata alternatif bagi saya. Alternatif untuk

orang Jakarta yang enek ke Pulau Seribu, terlalu rame

gitu.” (Pephit, Wisatawan asal Jakarta, 1 Juni 2016)

selain letak Pulau Tunda yang stategis, kemajuan

teknologi pun menjadi peluang bagi Pulau Tunda untuk terus

berkembang dan memassarkan objek wisata Pulau Tunda

dengan jangkauan yang lebih luas. Keberadaan media sosial

merupakan salah satu contoh perkembangan teknologi yang

peluang untuk Pulau Tunda lebih dikenal. Data yang di peroleh

peneliti menunjukkan bahwa informasi mengenai keberadaan

di Pulau Tunda lebih banyak di dapat dari media sosial seperti

instragram dan facebook

.

4.2.1.4 Tantangan / Threats Pulau Tunda

Tantangan merupakan salah satu faktor eksternal yang

dapat menjadi penghambat untuk perkembangan suatu

perusahaan atau organisasi yang dalam penelitian ini adalah

Pulau Tunda. Meski dikatakan sebagai penghambat, namun

tantangan dapat juga berubah menjadi peluang yang

menguntungkan. Maka dari itu memperhatikan tantangan

dalam penyususnan perencxaan pengembangan atau

Page 73: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

57

pengelolaan perlu di lakukan dengan memperhatikan berbagai

aspek agar dapat mengambil langkah yang bijak guna

kemajuan objek wisata Pulau Tunda.

Pulau Tunda menjual alam sebagai daya tarik utama

wisata. Sehingga bila terjadi kerusakan alam maka berarti rusak

pula wisata Pulau Tunda. Banyaknya wisatawan bukan hanya

menjadi keuntungan semata tetapi menjadi tantangan bagi

keberlangsungan wisata Pulau Tunda sendiri.

“tapi harus hati-hati juga itu, ketika wisatawan sudah

banyak yang datang kan. Aktifitas snorkeling. Nanti

karangnya keinjek patah-patah. Nanti mati sebelum

tumbuh lah istilahnya. Kapasitas penggunaan air juga

kan, limbah dan segala macamnya” (Ibu Mumun

Munawaroh, M.Sc, Rabu, 25 Mei 2016, kantor Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Serang)

Pernyataan tersebut menjadi suatu alarm yang perlu

diperhatikan dalam proses pengembangan Pulau Tunda, karena

walau bagaimana pun kondisi lingkungan sangat perlu

diperhatikan. Bukan semata untuk menjaga lingkungan tetapi

juga untuk keberlangsungan dari wisata itu sendiri.

Selain itu perkembangan wisata yang serupa, serta

kelengkapan fasilitas yang dimiliki pesaing memberikan

tantangan untuk Pulau Tunda untuk dapat bertahan dalam pasar

pariwisata. Sehingga diperlukan strategi-strategi khusus yang

mempadupadankan kekuatan, kelemahan, peluang, dan

tantangan yang dimiliki oleh Pulau Tunda.

Page 74: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

58

Sementara itu baik pihak pemerintah maupun warga yang

juga merangkap menjadi pelaku wisata berkeinginan untuk

tidak melibatkan investor dalam pengembangan pariwisata

Pulau Tunda. Mereka berpendapat bahwa keterlibatan investor

akan lebih banyak membawa pengaruh negatif ketimbang

pengaruh positif. Kekhawatiran tergesernya masyarakat dari

kegiatan pariwisata yang menyebabkan masyarakat hanya

menjadi “penonton” menyebabkan mereka berharap dapat

secara mandiri mengelola pariwisata di Pulau Tunda. Berikut

beberapa kutipan pendapat mengenai keterlibatan investor

dalam pengembangan pariwisata di Pulau Tunda.

“saya pribadi tidak suka, tidak setuju kalo ditangani

investor, lebih baik sama masyarakat lokal saja” (Bapak

M. Luthfie Yonas, Dinas Pariwisata, Pemuda, dan

Olahraga Kabupaten Serang, 26 Mei 2016)

“Selama masih bisa dibiaya oleh desa, ya desa saja.

Tidak perlu investor” (Bapak Nana Suharna, Kantor

Desa Wargasara, 31 Mei 2016)

Kekhawatiran mengenai datangnya investor muncul

karena sumberdaya manusia di Pulau Tunda dirasa belum

memiliki kemampuan untuk bertahan dan bersaing dengan para

investor yang datang.

“Salah satu yang saya khawatirkan itu, ketika investor

datang, mereka ketahuan banget kalo tidak profesional.

Kembali ke profesionalisme tadi, kalo ada turis yang

datang. Ya saat ini mereka bisa mendatangkan turis tapi

ketika ada yang lebih profesional, taruhlah yang bawa

turis juga profesional. Mereka juga kan sertifikat selam

rata-rata masih A1 masil level dasar, tapi kalo jadi

pemandu harusnya sudah beda lagi levelnya, sudah harus

Page 75: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

59

mencakup keselamatan juga. (Ibu Mumun Munawaroh,

M.Sc, Rabu, 25 Mei 2016, kantor Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Serang)

Kehawatiran akan datangnya investor ini pun bukan

hanya pada kalangan pemerintah setempat melaikan juga

datang dari warga Pulau Tunda yang mendukung adanya

pariwisata di Pulau Tunda.

Hasil wawancara dengan pelaku wisata yang juga

merupakan warga setempat, mereka memiliki harapan untuk

Pulau Tunda berupa pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat

setempat atau mereka menyebutnya dengan menggunakan

sistem community based tourism dan tidak menginginkan

masuknya investor.

“gue sih pinginnya nih, harapan gue Pulau Tunda itu

masyarakat yang kelola. Kalo bahasa pariwisatanya itu

kemaren itu community based tourism jangan pake

investorlah nanti masyarakat yang susah” (Aimanudin,

Pelaku wisata/ warga Pulau Tunda, 26 Mei 2016)

4.2.2 Identifikasi Potensi Pulau Tunda

Pariwisata sebagian besar produknya adalah produk yang sudah

ada dan bukan hasil membuat dari mesin produksi, seperti misalnya

sejarah, masyarakat, keindahan alam dan lainnya. Maka dari itu penting

untuk pengetahui potensi yang dimiliki oleh objek pariwisata sebelum

melakukan pengembangan dan pengelolaan yang lebih jauh. Hal ini di

maksudkan agar setiap potensi yang dimiliki objek wisata dapat

dimaksimalkan.

Page 76: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

60

Penelitian ini memulai identifikasi potensi yang dimiliki dengan cara

mengumpulkan informasi mengenai aset inti yang dimiliki oleh objek

wisata Pulau Tunda. pengumpulan ini dilakukan dengan cara

wawancara, observasi, FGD dan juga studi dokumentasi. Wawancara

dilakukan dengan Dinas Kelautan, Perikanan, Energi dan Sumber daya

Mineral, karena selama ini pihak DKPESDM (Dinas Kelautan,

Perikanan, Energi Dan Sumberdaya Mineral) yang lebih aktif melakukan

kegiatan pengembangan di Pulau Tunda. Hasil wawancara tersebut

menunjukkan bahwa aset inti yang dimiliki oleh Pulau Tunda adalah

ekosistem yang terdapat di Pulau Tunda. berikut kutipan wawancara

yang dilakukan dengan pihak DKPESDM (Dinas Kelautan, Perikanan,

Energi Dan Sumberdaya Mineral)

“Saya pikir banyak. Iya ekosistem itu iya. Kalo kita cerita ekosistem

itu kan karang dan mangrove” (Ibu Mumun Munawaroh, M.Sc,

Rabu, 25 Mei 2016, kantor Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Serang)

Sementara pihak Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

berpendapat bahwa aset yang dimiliki oleh Pulau Tunda adalah

keindahan lingkungan pantai dan laut Pulau Tunda.

“Point interest Pulau Tunda terletak pada lingkungan pantai dan

laut Pulau Tunda” (Bapak M Luthfie Yonas, 26 Mei 2016, Dinas

Periwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang)

Adapun pandangan dari pelaku wisata yang memandang Pulau

Tunda sebagai objek wisata memiliki banyak potensi dan

menguntungkan untuk kemajuan pariwisata adalah sebagai berikut :

Page 77: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

61

“Pulau Tunda memiliki potensi di bidang wisata edukasi dan

ekonomi kreatif terlepas dari wisata alam yang saat ini dimilikinya

yaitu snorkeling. Pulau Tunda memiliki kelautan, perikanan, sumber

daya manusia yang bisa dikembangkan” (Firman Hakiki, Direktur

utama Wisata Bahari Pulau Tunda, Senin,16 Mei 2016)

Selain data wawancara peneliti pun melakukan studi dokumentasi

pada Laporan Akhir Kajian Pengelolaan Ekosistem Pulau Tunda Untuk

Pengembangan Minawisata 2015 yang dibuat oleh Pemerintah

Kabupaten Serang, Dinas Kelautan, Perikanan, Energi dan Sumberdaya

Mineral. Hasil studi dokumentasi tersebut menunjukkan bahwa Pulau

Tunda memiliki potensi yang cukup baik dibeberapa spot untuk

mengembangkan minawisata, snorkeling, dan diving serta

pengembangan coral garden. Berikut beberapa kutipan hasil studi

dokumentasi yang dilakukan:

“Pulau Tunda yang memiliki keindahan di bawah laut berpotensi

untuk dikembangkan kegiatan wisata bahari dan kegiatan

minawisata. Pulau Tunda memiliki substrat dasar patahan karang,

pasir, dan batu. Substat dasar yang keras dan kokoh ini

merupakan lokasi baik bagi terumbu karang untuk dapat hidup

dan berkembang dengan baik.” (Laporan Akhir Kajian

Pengelolaan Ekosistem Pulau Tunda Untuk Pengembangan

Minawisata 2015. Hal.IV-2)

“Pulau Tunda merupakan pulau yang memiliki ekosistem yang

unik, dan sangat lengkap, yakni disekelilingnya memiliki ekosistem

mangrove, lamun dan terumbu karang yang ketiganya saling

mendukung membentuk suatu ekoregion yang sangat unik. Oleh

karena itu Pulau Tunda memiliki alam yang sangat indah. Ketiga

ekologi pesisir, yakni mangrove, lamun, dan terumbu karang

selain membentuk suatu ekoregion yang sangat khas, lengkap,

mempunyai produktifitas yang tinggi (subur) dan sempurna juga

memberikan keindahan alam yang luar biasa, sehingga Pulau

Tunda mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan

menjadi wilayah untuk kegiatan minawisata, serta mempunyai

lokasi yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi soft coral

Page 78: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

62

garden” (Laporan Akhir Kajian Pengelolaan Ekosistem Pulau

Tunda Untuk Pengembangan Minawisata 2015. Hal.IV-40)

Data-data tersebut kemudian disatukan dan dianalisis sehingga

menghasilkan aset inti yang dimiliki oleh Pulau Tunda yang berpotensi

untuk mendukung pengembangan wisata Pulau Tunda sebagai berikut:

1. Ekosistem pesisir yang lengkap

Pulau Tunda yang merupakan daerah pulau yang memiliki ekosistem

dengan produktifitas tinggi seperti terumbu karang, lamun, dan hutan

bakau. Ekosistem terumbu karang yang terdapat di Pulau Tunda

termasuk dalam ekosistem terumbu karang yang baik. Hutan bakau

yang dimiliki oleh Pulau Tunda memiliki beragam jenis bakau yang

tersebar di sekeliling Pulau.

2. Terumbu Karang

Pulau Tunda memiliki substrat dasar patahan karang, pasir dan batu.

Substrat dasar yang kuat dan kokoh merupakan lokasi yang baik

bagi terumbu karang untuk dapat hidup dan berkembang dengan

baik. Berdasar hasil kajian yang dilakukan oleh DKPESDM (Dinas

Kelautan, Perikanan, Energi Dan Sumberdaya Mineral) Kabupaten

Serang pada Tahun 2015 menunjukkan bahwa ekosistem terumbu

karang di Pulau Tunda pada kedalaman 10 meter masuk kedalam

kategori sedang, sementara kondisi terumbu karang memiliki potensi

penutupan karang pada kondisi baik. Sedangkan pada kedalaman 2-4

meter kondisi ekosistem terumbu karang termasuk kedalam kategori

Page 79: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

63

cukup baik, dengan presentase penutupan karang keras hidup

mencapai 40%, serta pertumbuhan karang (lifefrom) yang beragam.

4.3 Gambar

Terumbu Karang

Sumber : Wisata Bahari Pulau Tunda

3. Ikan Karang

Pulau Tunda memiliki ekosistem terumbu karang baik yang juga

berperan dalam ekologi menjadi rumah bagi biota laut. Terumbu

karang ini dimanfaatkan oleh ikan untuk tempat tinggal, mencari

makan, dan aktivitas lainnya. Jenis ikan karang di Pulau Tunda pun

beragam dan didominasi oleh ikan famili pomacentridae. Sementara

jenis ikan lainnya berasal dari Famili Caesionidea, Famili Labridea,

Famili Apogenidea, Famili Chaetodontidea, Famili Nemipteridea,

Famili Holoecentridea, Famili Nemipteridea, Famili

Holoecentridea, Famili Scaridea, dan Famili Siganidea.

Berdasarakan kajian yang dilakukan oleh DKPESDM (Dinas

Kelautan, Perikanan, Energi Dan Sumberdaya Mineral) pada tahun

Page 80: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

64

2015 bahwa keseragaman ikan pada setiap spot tidak didominasi

oleh salah satu jenis ikan tetapi terjadi secara seimbang.

Gambar 4.4

Ikan Karang

Sumber : Wisata Bahari Pulau Tunda

Selain tiga aset tersebut Pulau Tunda pun memiliki aset pendukung

yang keberadaannya pun perlu diperhatikan dalam pengembangan wisata

Pulau Tunda. Pengumpulan data mengenai aset pendukung ini dilakukan

dengan menggunakan metode observasi. Metode observasi ini dilakukan

pada bulan April dan bulan Mei 2016. Adapun yang diamati adalah

ketersedian fasilitas pendukung pariwisata dan suasana lingkungan yang

terdapat di Pulau Tunda. Hasil observasi yang dilakukan sebagai berikut:

1. Penerangan

Penerangan di Pulau Tunda menggunakan pembangkit listrik tenaga

diesel (PLTD) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Saat ini

penerangan di Pulau Tunda dimulai sejak pukul 18.00 sampai

dengan 24.00 WIB menggunakan (PLTD), kemudian dilanjutkan

dengan menggunakaan PLTS sampai pukul 06.00. Alasan utama

Page 81: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

65

aliran listrik hanya ada pada malam hari adalah biaya solar untuk

diesel yang besar.

2. Jaringan Komunikasi

Jaringan komunikasi yang ada di Pulau Tunda belum terlalu bagus.

Namun untuk beberapa provider memiliki jaringan yang terbilang

cukup stabil yakni Indosat. Terdapat satu buah pemancar yang

diketahui merupakan pemancar provider Telkomsel.

3. Transportasi

Terdapat dua buah kapal penyeberangan regular yang dikhususkan

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang beroperasi tiga kali

dalam satu minggu yaitu pada hari senin, rabu dan sabtu. Setiap

orang dikenai ongkos perjalanan sebesar Rp.20.000,-. Sementara

untuk menunjang aktifitas wisata di Pulau Tunda, pelaku wisata di

Pulau Tunda menggunakan kapal nelayan yang disewakan.

Penyewaan kapal lebih sering menggunakan kapal yang berada di

Pelabuhan Karangantu, hal ini dikarenakan biaya sewa yang jauh

lebih murah dibandingkan dengan biaya sewa perahu milik nelayan

Pulau Tunda.

Page 82: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

66

Gambar 4.5

Kapal Penyeberangan Reguler

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.6

Kapal Sewa untuk Wisatawan

Sumber :Wisata Bahari Pulau Tunda

Page 83: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

67

4. Jalan Desa

Jalan desa yang berada di Pulau Tunda sebagian besar sudah

menggunakan pavlingblok yang dimulai dari dermaga hingga bibir

pantai. Sehingga wisatawan dapat berkeliling Pulau dengan berjalan

kaki ataupun menggunakan sepedah.

Gambar 4.7

Jalan Desa di Pulau Tunda

Sumber : Dokumentasi Pribadi

5. Penginapan

Penginapan yang terdapat di Pulau Tunda masih berbentuk home

stay. Wisatawan dan pemilik rumah berada dalam satu atap hanya

berbeda ruangan. Jumlah home stay ini pun tidak banyak. Selama ini

wisatawan yang berkunjung biasanya menginap di tempat guide

yang menjadi pemandunya saat berlibur di Pulau Tunda. Selain

homestay sebenarnya di Pulau Tunda terdapat 2 villa. Namun

pemanfaatannya tidak terlalu optimal. Villa tersebut terletak di

bagian barat Pulau Tunda dan di bagian utara Pulau Tunda.

Page 84: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

68

Gambar 4.8

Villa yang berada di bagian Barat

Sumber: Wisata Bahari Pulau Tunda

Terkait dengan aset yang dimiliki oleh Pulau Tunda guna

mendukung perkembangan pariwisata, Pemerintah setempat untuk saat

ini sedang melakukan pembangunan fasilitas pendukung. Pembangunan

tersebut berupa: pembangunan gazebo di pinggir pantai, coffe shop,

dengan konsep bangunan beach club. Data ini peneliti dapatkan dari

hasil FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan dengan

pemerintah desa wargasara Pulau Tunda dan tim pengembang pariwisata

Pulau Tunda.

Selain aset fisik yang dimiliki oleh Pulau Tunda sebagai objek

wisata. Data yang didapat oleh peneliti menunjukkan bahwa Pulau

Tunda memiliki potensi lain yang dapat dikembangkan. potensi itu

adalah sosial budaya masyarakat pulau.

“Yang menarik itu yang pertama home staynya bareng warga, itu

bagi saya berkesan banget. Yang kedua listriknya nyala sampai

jam 12 malam dan itu menantang banget. Bagi saya itu daya

tariknya justru disitu. Artinya kita mengikuti dinamika warga

setempat. Sambil berwisata-wisata juga kita bisa, sehingga kita

kan, bagi saya sih kita bisa tahu gitu loh, secara sosial masyarakat

Page 85: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

69

di sini tu bagainya, pola pikirnya, cara berperilakunya, visi–

misinya, dan itu bagi saya menarik. Sampai di sana bagi saya

penduduknya bagus ramah-ramah”. (Pephit, Wisatawan asal

Jakarta, 1 Juni 2016)

“awalnya gak nyangka bagus, dan untuk suasana desa, suasana

malam yang sepi. Gak nyangka aja di Pulau yang seperti itu,

mereka bisa hidup. Dikepung sama laut kan itu. sensainya disitu.

Yang lampu nyala dari sore ampe malem. Yang udah panic ngecas

hp ngecas kamera. Itu malah asik. Sebenernya liburan yang kaya

gitu tuh yang enak daripad liburan yang harus tinggal di Hotel.”

(Novia, wisatawan asal Jakarta, 1 Juni 2016)

4.3 Pembahasan

Data yang dikumpulkan peneliti yang kemudian dikelompokkan dan

dianalisis sesuai dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan menunjukkan

bahwa objek wisata memiliki potensi untuk dapat dikembangkan menjadi

objek wisata bahari di Kabupaten Serang. Hasil analisis SWOT yang

dilakukan menunjukkan bahwa Pulau Tunda lebih banyak memiliki

kelemahan dan juga tantangan daripada kekuatan dan peluang yang dimiliki.

Dari analisis SWOT tersebut dapat dilihat bahwa Pulau Tunda memerlukan

berbagai strategi-startegi yang matang karena aset utama yang menjadi

kekuatan Pulau Tunda sangat riskan mengalami kerusakan dan memerlukan

waktu yang lama untuk memperbaikinya.

Sementara data mengenai potensi Pulau Tunda menunjukkan bahwa

Pulau Tunda memiliki potensi untuk menjadi objek wisata yang bukan hanya

menawarkan keindahan alam melainkan juga kehidupan masyarakat pulau.

Namun sayangnya untuk potensi ini masih belum banyak diperhatikan.

Page 86: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

70

4.3.1 SWOT Pulau Tunda

Analis SWOT ini dilakukan untuk melihat Pulau Tunda secara internal dan

juga ekstrnal. Hal ini dilakukan dengan menyususun kekuatan,

kelemahan,pelung dan juga tantangan dari objek wisata Pulau Tunda.

Peneliti memasukkan hasil analisis data yang dilakukan kedalam matrik

SWOT seperti dibawah ini :

Gambar 4.9

Matrik Analisis SWOT

IFAS

EFAS

Kekuatan (S)

1. Kondisi taman

bawah laut yang

masih terjaga

2. Lahan perkebunan

dengan kondisi tanah

yang cukup baik

3. Ketersedian air

tawar yang berasal

dari Pulau Tunda

Sendiri

Kelemahan (W)

1. Kualitas SDM Pulau

Tunda

2. Kurangnya Fasilitas

pendukung wisata

3. Kurangnya Sadar

Wisata di Kalangan

Masyarakat Pulau

Tunda

4. Infrastuktur yang

belum lengkap

5. Sampah yang belum

terkelolah dengan

baik

6. Budaya masyarakat

memandang etika

dan kesopanan

Peluang (O)

1. Pasar wisata yang

luas

2. Kebutuhan akan

Wisata semakin

meningkat

4. Lokasi Pulau

Tunda yang dekat

dengan pusat kota

Strategi (SO)

1. Meningkatkan

penyebaran informasi

2. Membuat icon-icon

wisata yang berbeda

dengan perkotaan

3. Menambah wisata

yang memanfaatkan

daratan Pulau Tunda

Stategi (WO)

1. Pembangunan

Fasilitas Pendukung

sebagai daya tarik

wisata

2. Penerapan Sadar

Wisata yang

Berkesinambungan

Tantangan (T)

1. Perkembangan

wisata yang serupa

2. Fasilitas wisata

pesaing yang lebih

menarik

Strategi (ST)

1. Membentuk brand

dan identitas Pulau

Tunda

2. Mengembangkan

wisata berbasis

Stategi (WT)

1. Meningkatkan

Kualitas SDM Pulau

Tunda, melalui

Pelatihan-Pelatihan

dan Bimbingan yang

Page 87: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

71

3. Ketertarikan

Investor

4. Banyaknya kegiatan

wisatawan yang

merusak keadaan

alam

5. Objek wisata serupa

yang lebih dulu

menguasai Pasar

Wisata, yang

membentuk standar

kepada konsumen

lingkungan

3. Dukungan

pemerintah

mengenai

permodalan

pengembangan

wisata Pulau Tunda

4. Bantuan pemerintah

untuk pembutan

sertifikat-sertifikat

pendukung

pariwisata, seperti

sertifikat guide ,

sertifikat hom stay

berkesinambungan

2. Pendampingan

pemerintah dalam

proses

pengembangan Pulau

Tunda

3. Pembuatan peraturan

mengenai kegiatan

investasi di Pulau

Tunda

4. Mengembangkan

kemampuan

masyarakat lokal

Sumber: Data Penelitian

Matrik SWOT ini menunjukkan bahwa Strategi-strategi yang

didapat setelah mengelompokkan kekuatan dan kelemahan, peluang

serta tantangan yang dimiliki oleh Pulau Tunda adalah pertama, pihak

pengelola perlu memperluas jaringan informasi sehingga objek wisata

Pulau Tunda dikenal oleh banyak orang. Strategi ini memperhatikan

peluang pasar wisata yang luas yang belum terjamah oleh pengelola

objek wisata Pulau Tunda. Kedua membuat ikon-ikon wisata yang

berbeda dengan kawasan perkotaan. Strategi ini memperhatikan

kekuatan Pulau Tunda yang memiliki alam yang masih alami dan

peluang yang dimiliki Pulau Tunda berupa jarak yang tidak jauh dari

perkotaan. Dibangunnya ikon-ikon tersebut dimaksudkan agar Pulau

Tunda memberikan kesan yang berbeda dan unik. Ketiga, menambah

kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi darat yang dimiliki oleh

objek wisata Pulau Tunda. Strategi ini berdasarkan pertimbangan akan

kekuatan Pulau Tunda yang juga memiliki potensi pengembangan di

kawasan daratan semisal pengembangan agrowisata.

Page 88: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

72

Keempat, Pembangunan fasilitas pendukung wisata. Fasilitas

pendukung yang dimaksud misalnya kamar bilas, MCK (mandi, cusi,

kakus), gazebo, bangu-bangku pantai, tempat makan, dan lainnya. hal ini

dimaksudkan agar wisatawan memiliki kegitan lain selain kegiatan

snorkeling seperti sekarang ini. Kelima, penerapan sadar wisata secara

berkesinambungan. Strategi ini terbentuk berdasarkan pertimbangan

akan kelemahan yang dimiliki Tunda terkait dengan masyarakat yang

hingga ini belum memiliki sadar wisata yang besar. Masyarakat yang

sadar wisata diperlukan di Pulau Tunda karena masyarakat yang sadar

wisata akan terus mendorong perkembangan wisata Pulau Tunda.

Keenam, membentuk dan mengembangkan brand Pulau Tunda.

Strategi ini muncul dengan mempertimbangkan tantangan yang harus

dihadapi oleh Pulau Tunda berupa perkembangan wisata serupa yang

kemungkinan lebih siap dari Pulau Tunda. Sehingga pengembangan

brand yang selanjutnya dapat menjadi identitas utama Pulau Tunda.

Brand Pulau Tunda pun memungkinkan Pulau Tunda memiliki pasar

wisata sendiri sehingga tidak bergantung dengan pasar wisata yang saat

ini berkembang. Ketujuh, mengembangkan wisata berbasis lingkungan.

Pertimbangan startegi ini adalah tantangan yang dihadapi Pulau Tunda

terkait kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh banyaknya aktifitas

wisata. Selain itu juga startegi ini dibuat untuk tetap menjaga aset utama

yang dimiliki oleh Pulau Tunda yaitu keindahan alam.

Page 89: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

73

Kedelapan, dukungan pemerintah mengenai permodalan, strategi

ini dimaksudkan agar Pulau Tunda dapat mandiri mengembangkan

wisatanya tanpa memerlukan investasi dari investor luar. Kesembilan,

bantuan pemerintah dalam pembuatan sertifikat-sertifikat pendukung

pariwisata, strategi ini dimaksudkan agar pelaku wisata di Pulau Tunda

memiliki kredibilitas yang tinggi sehingga dapat meningkatkan

kepercayaan wisatawan kepada pelaku wisatawan objek wisata Pulau

Tunda. Kesepuluh, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Pulau

Tunda, melalui pelatihan-pelatihan dan bimbingan yang

berkesinambungan. Pelatihan ini di perlukan agar sumberdaya manusia

di Pulau Tunda mampu bersaing dan menjadi berkualitas, sehingga

memiliki kredibilitas yang tinggi.

Kesebelas, pendampingan pemerintah dalam proses pengembangan

Pulau Tunda. Pendampingan ini perlu dilakukan karena pemerintah

sebagai pemegang kebijakan tertinggi. Wewenang yang dimiliki

pemerintah dalam membuat kebijakan yang strategis dan berdampak

positif bagi pengembagan Pulau Tunda di perlukan, untuk menekan

hambatan-hambatan yang mungkin terjadi pada pengembangan Pulau

Tunda.

Terakhir, pembuatan peraturan mengenai kegiatan investasi di

Pulau Tunda. Strategi ini bertujuan agar kegiatan investasi yang

mungkin terjadi di Pulau Tunda tidak menimbulkan dampak negatif baik

Page 90: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

74

untuk masyarakat Pulau Tunda maupun untuk investor yang melakukan

investasi di Pulau Tunda.

4.3.2 Potensi Pulau Tunda Sebagai Objek Wisata Bahari

Data dilapangan menunjukkan bahwa pihak pemerintah maupun

pengembang melihat potensi yang dimiliki oleh Pulau Tunda yakni

keindahan bawah laut Pulau Tunda berupa karang dan berbagai jenis

ikan. Data di lapangan pun menunjukkan bahwa pengembangan yang

dilakukan bertujuan untuk mendukung aset ini Pulau Tunda, seperti

yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga bersama

dengan pemerintah desa yang telah merencanakan pembangunan

fasilitas wisata berupa pembuatan taman yang bertujuan agar

wisatawan dapat menikmati suasana pantai dengan lebih nyaman.

Rencana selanjutnya adalah pembuatan jalan lingkar yang

dimaksudkan agar wisatawan dapat mengelilingi pulau baik dengan

menggunakan kendaraan roda dua ataupun berjalan santai.

Observasi yang peneliti lakukan untuk dapat melihat dan

merasakan sendiri kondisi dari Pulau Tunda ditambah dengan hasil

data wawancara yang dilakukan, membawa peneliti pada pengertian

bahwa potensi wisata bahari untuk Pulau Tunda benar adanya.

Penetapan taman bawah laut sebagai potensi wisata dan

menjadikannya sebagai aset inti pariwisata Pulau Tunda bagi peneliti

adalah keputusan yang beralasan. Peneliti pun menilai bahwa

pengembangan yang dilakukan sudah sesuai dengan apa yang

Page 91: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

75

dibutuhkan oleh Pulau Tunda dan mendukung serta memperkuat

kedudukan aset inti yang dimiliki oleh Pulau Tunda. Namun peneliti

berpendapat bahwa makna dari “memprioritaskan aset ini” khususnya

untuk Pulau Tunda bukan hanya berkaitan dengan mendukung dan

memperkuat kedudukan aset inti saja tetapi perlu juga dalam rencana

pembangunan di masukan pemeliharan aset inti yang dimiliki,

mengingat aset inti yang dimiliki oleh Pulau Tunda sangat riskan

mengalami kerusakan dan memerlukan waktu yang lama untuk

memperbaikinya. Selain itu peneliti pun menyarankan kepada

pemerintah setempat, pengembang, dan juga pengelola untuk menggali

potensi lain yang dimiliki oleh Pulau Tunda.

Berdasarkan analisis SWOT dan juga identifikasi potensi yang dilakukan

oleh peneliti mengantarkan peneliti memahami pentingnya penyusunan brand

untuk objek wisata Pulau Tunda. Pentingnya penyusunan ini karena dengan

adanya brand objek wisata Pulau Tunda akan lebih memiliki identitas sehingga

keberadaannya menjadi kuat, dengan catatan brand yang dibuat perlu

memperhatikan berbagai aspek baik aspek yang berada di dalam internal objek

wisata Pulau Tunda maupun aspek eksternal objek wisata Pulau Tunda.

Selama penelitian berjalan peneliti mendapatkan bahwa apa yang dianggap

kekurangan oleh pelaku wisata dan juga pengembang ternyata menjadi daya tarik

bagi wisatawan. Misalnya saja penginapan yang menyatu dengan rumah warga

dimana wisatawan dengan pemilik rumah bercampur baur dalam satu atap. Hal ini

ternyata memberikan daya tarik bagi wisatawan, terlebih wisatawan yang berasal

Page 92: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

76

dari perkotaan. Hal ini ungkap mereka karena mereka telah bosan dengan

suasanya tempat wisata pada umumnya yang dapat mereka temukan di daerah

perkotaan atau tempat wisata lain.

Anggapan wisatawan yang hanya penasaran dengan Pulau Tunda dan

enggan kembali lagi ke Pulau Tunda karena kurangnya fasilitas dan kegiatan

wisata, ternyata anggapan yang keliru. Hasil wawancara dengan wisatawan

menunjukkan bahwa mereka menyukai Pulau Tunda dan ingin kembali lagi ke

Pulau Tunda untuk menikmati keindahan bawah laut Pulau Tunda, hanya yang

menjadi pertimbangan mereka saat berlibur kembali ke Pulau Tunda adalah akses

menuju Pulau Tunda. Penyeberangan reguler yang hanya tiga kali dalam

seminggu dan bukan pada hari yang strategis untuk berwisata menjadi salah satu

faktor yang menyebabkan rencana berlibur ke Pulau Tunda tertunda.

Analisis yang tajam perlu dilakukan agar potensi Pulau Tunda dapat

dikembangkan secara maksimal. Analisi yang dilakukan sebaiknya bukan hanya

pada potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Pulau Tunda tetapi juga

potensi-potensi lain yang terdapat di Pulau Tunda. Selain itu pula perlu dibangun

hubungan antara pelaku usaha dengan pemerintah dan warga yang terintegrasi

dengan tujuan pengembangan wisata di Pulau Tunda. Penetapan target marget

dan jangkauan pemasaran pun perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan

saluran komunikasi pemasaran yang digunakan. Memaksimalkan peran media

sosial dalam saluran komunikasi pemasaran dapat menjadi salah satu pilihan

strategi pemasaran yang terbilang cukup efektif. Selain itu biaya pemasaran tidak

memakan anggaran yang besar. Sehingga dapat mengatasi masalah keterbatasan

Page 93: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

77

modal. Pesan dalam komunikasi pemasaran yang dilakukan sebaiknya

menonjolkan identitas Pulau Tunda dengan dramatisasi yang tidak berlebihan.

FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan dengan pengembang

menunjukkan bahwa untuk saat ini Pulau Tunda dapat dikatakan belum memiliki

identitas inti. Namun dari apa yang ditemukan oleh peneliti selama pencarian

data, identitas Pulau Tunda yang terbentuk berupa objek wisata bahari dengan

kehidupan masyarakat pesisir yang ramah. Temuan ini tentunya perlu ditindak

lanjuti dan dikaji ulang untuk selanjutnya di sesuaikan dengan rencana

pengembangan wisata dan pembuatan brand Pulau Tunda.

Brand berhubungan dengan pesepsi konsumen mengenai suatu

produk/destinasi. Secara tidak disadari Pulau Tunda sendiri telah membentuk

persepsi di benak konsumen yaitu sebagai objek wisata bahari yang memiliki

keindahan bawah laut dengan kehidupan masyarakat khas Pulau. Persepsi yang

telah terbentuk dibenak konsumen ini tentunya dapat di kembangkan menjadi

brand untuk Pulau Tunda. Hal ini dikarenakan persepsi mengenai Pulau Tunda

yang masih terbilang persepsi yang positif justru membantu meringankan

perkerjaan pengembang dan pembuat brand karena tidak harus membentuk

persepsi dibenak konsumen dari awal tetapi mengembangkan persepsi yang

sudah ada dan membuat persepsi tersebut menjadi nyata dirasakan oleh

wisatwan.

Chiaravelle dan Schenck (2007) menyatakan keberhasilan brand terjadi

ketika mampu memuaskan keperluan rasional dan emosional serta ekspetasi

konsumen. Mengacu pada pendapat Chiaravelle (2007) tersebut maka dengan

Page 94: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

78

persepsi yang telah terbentuk tersebut, pengelola dan pengembang memiliki

pekerjaan rumah berupa pengrealisasian persepsi yang terbentuk di benak

wisatawan. Tiga point penting yang dapat digaris bawahi dalam penyampaian

yang diberikan Chiaravelle (2007) mengenai keberhasilan sebuah brand yakni

memenuhi keperluan rasional, emosianal, dan ekspetasi.

Memenuhi keperluan rasional wisatawan, misalnya saja dari segi biaya.

Wisatawan tentunya mengeluarkan uang untuk dapat menikmati wisata di Pulau

Tunda. Meski tujuan mereka untuk melihat keindahan bawah laut Pulau Tunda

namun mereka pun tentunya menghitung berapa uang yang mereka keluarkan

dan berapa banyak yang mereka dapatkan. Maka dari itu kesesuaian fasilitas

dengan harga yang dikeluarkan oleh wisatawan tentunya perlu diperhatikan juga

oleh pengembang dan juga pengelola Pulau Tunda. Sehingga wisatawan merasa

biaya yang dikeluarkannya sepadan dengan yang didapatkan.

Brand secara tidak langsung mendorong seseorang untuk mengambil

keputusan dengan mempermainkan emosional wisatwan, misalnya saja Pulau

Tunda yang menyuguhkan keindahan bawah laut dengan lingkungan yang masih

alami. Secara emosional wisatawan akan terdorong mengunjungi Pulau Tunda

untuk dapat merasakan indahnya bawah laut dan alam yang alami yang dapat

memberikan ketentraman, kedamaian, kebahagian, rasa syukur atas keindahan

sang Pencipta dan perasaan-perasan lain yang mungkin ingin dicari di Pulau

Tunda. Maka dari itu pembuatan brand untuk Pulau Tunda perlu melihat

kemampuan Pulau Tunda dalam memenuhi kebutuhan emosional wisatawan.

Page 95: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

79

Brand harus mampu memenuhi ekspetasi konsumen. data yang di peroleh

menunjukkan bahwa saat ini informasi mengenai Pulau Tunda membentuk

ekspetasi wisatwan mengenai Pulau Tunda yang lebih menonjolkan keindahan

bawah laut. Menjaga kekesuaian ekspetasi konsumen dengan realita yang di

hadapi konsumen saat berkunjung, perlu diperhatikan pengelola dan juga

pengembang. Sehingga proses pemasaran brand Pulau Tunda pun sebaiknya

tidak terlalu dramatisasi, meskipun dramatisasi menjadi bagian strategi dalam

pemasaran. Chiaravelle (2007) pun mengartikan bahwa brand adalah sebuah

janji yang diberikan kepada konsumen. Sehingga pengelola dan pengembang

perlu menepati janji yang mereka buat melalui brand yang disampaikan kepada

wisatwan.

Pulau Tunda dengan segala keindahan alamnya memerlukan pengelolaan

yang serius dan konsisten. Meski banyak pekerjaan rumah yang harus

diselesaikan namun bukan hal yang mustahil untuk Pulau Tunda menjadi objek

wisata yang mampu bersaing dengan objek wisata ternama lainnya.

Perkembangan teknologi dan kemudahan jaringan komunikasi yang ada saat ini

memberikan peluang tersendiri bagi Pulau Tunda. Tinggal keseriusan dari

pengembang dan pemerintah dalam menangkap peluang besar yang dimiliki oleh

Pulau Tunda sebagai objek wisata. Peluang yang dimaksud tentunya bukan hanya

sekedar berorientasi kepada keuntungan jangka pendek, namun juga keuntungan-

keuntungan lain yang berjangka panjang seperti meningkatnya taraf hidup

masyarakat Pulau Tunda secara merata dan mandiri.

Page 96: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

80

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Hasil pengumpulan data penelitian serta analisis data yang dilakukan dan

disampaikan pada bab sebelumnya, disimpulkan Pulau Tunda sebagai daerah

tujuan wisata bahari Kabupaten Serang memiliki SWOT dan Potensi wisata,

sebagai berikut :

1. Hasil analisis SWOT yang dilakukan menunjukan bahwa yang menjadi

Kekuatan dari Pulau Tunda adalah kondisi taman bawah laut yang

masih terjaga, lahan perkebunan dengan kondisi tanah cukup baik,

ketersediaan air tawar yang berasal dari Pulau Tunda sendiri.

Kelemahan yang dimiliki Pulau Tunda adalah kualitas sumber daya

manusia Pulau Tunda, kurangnya fasilitas pendukung wisata,

kurangnya sadar wisata di kalangan masyarakat Pulau Tunda,

infrastruktur yang belum lengkap, sampah yang belum terkelolah

dengan baik, budaya masyarakat memandang etika dan kesopanan;

Peluang yang dimiliki Pulau Tunda adalah pasar wisata yang luas,

kebutuhan wisata semakin meningkat, lokasi Pulau Tunda yang

dekat dengan pusat kota;

Tantangan yang dimiliki Pulau Tunda adalah perkambangan wisata

yang serupa, fasilitas wisata pesaing yang lebih menarik,

ketertarikan investor, banyaknya kegiatan wisatawan yang merusak

Page 97: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

81

keadaan alam, objek wisata serupa yang lebih dulu menguasai

pasar wisata yang memberikan standar kepada konsumen.

2. Potensi wisata yang dimiliki objek wisata Pulau Tunda

Potensi yang dimiliki oleh Pulau Tunda adalah keindahan taman

bawah laut yang indah dengan ekosistem laut yang beragam. lokasi Pulau

Tunda yang strategis dan mudah di akses dengan kendaraan umum pun

memberikan potensi untuk mengembangkan objek wisata Pulau Tunda

sebagai objek wisata alternatif. Temuan potensi dalam penelitian ini

adalah kehidupan masyarakat Pulau yang ternyata memberikan daya tarik

tersendiri untuk Pulau Tunda.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Praktis

Hasil penelitian yang dilakukan mengantarkan peneliti untuk membuat

saran praktis berupa:

1. Dibentuknya brand untuk Pulau Tunda

2. Pihak pengelolah dan pengembang harus menentukan segmentasi pasar

yang jelas agar proses pembuatan brand, pemasaran dan

pengembangan dapat disesuaikan dengan segmentasi pasar.

3. Pihak pengelolah dan pengembang perlu merumuskan identitas Pulau

Tunda. Hal ini dikarenakan identitas dapat menjadi panduan bagi

pengembangan objek wisata Pulau Tunda.

Page 98: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

82

4. Pihak pengelolah dan pengembangan perlu memperhatikan pandangan

stakeholder dan memperbaiki hubungan dengan stakeholder terutama

stakeholder yang berhubungan langsung dengan wisatawan.

5. Pihak pengelolah dan pengembang perlu menelaah ulang apa yang

menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta tantangan yang dimiliki

oleh Pulau Tunda.

6. Pihak pengelolah dan pengembang perlu memperhatikan pandangan

konsumen atau wisatawan terhadap Pulau Tunda agar Pulau Tunda

dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan.

7. Pihak pengelolah dan pengembang perlu memperhatikan

keberlangsungan aset utama Pulau Tunda. Mengingat yang menjadi

aset utama dari Pulau Tunda adalah kondisi alam yang sewaktu-waktu

dapat saja berubah atau rusak. Sehingga bukan hanya merancang

pengembangan wisata tetapi pengelolah dan pengembang pun perlu

memperhatikan kelestarian lingkungan tersebut.

5.2.2 Saran Teoritis

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan di

pergunakan dalam keperluan keilmuan dalam bidang akademik, dari hasil

penelitian yang dilakukan peneliti menemukan beberapa kelemahan dalam

hasil penelitian ini. sehingga peneliti menyarankan :

1. Dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif

untuk mengetahui persepsi wisatawan mengenai Objek Wisata

Pulau Tunda.

Page 99: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

83

2. Penggunaan metode observasi partisipan dalam proses

pengumpulan data. hal ini dimaksudkan agar peneliti memiliki

kedekatan dengan objek penelitian sehingga memudahkan

dalam pengumpulan data.

3. Dilakukan penelitian kembali dengan untuk mengetahui

hubungan stakeholder dalam pengembangan objek wisata

Pulau Tunda.

Page 100: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

84

Daftar Pustaka

Buku

Alwasilah, A. C. (2011). Pokoknya Kulitatif: Dasar-dasar Merancang dan

Melakukan Penelitian Kualitatif (6th ed). Jakarta: PT Dunia Pusaka Jaya.

Bungin, Burhan (2015). Komunikasi Pariwisata Tourism Communication,

Pemasaran dan Brand Destinasi.Jakarta: Pranadamedia Group.

_______ (2009). Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonnomi, kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya.Jakarta: Kencana

Chiaravalle Bill, Barbara Findlay Schenck.(2007).Branding For Dummies.

Canada: Wiley Publishing Inc.

Hermawan, Kertajaya.2007.On Branding.Bandun: Mizan

Iriantara, Yosal.(2008).Media Relations Bandung: Simbiosa Rekatama

Laporan akhir Kajian Pengelolahan Ekosistem Pulau Tunda untuk

Pengembangan Minawisata Tahun 2015.Pemerintah Kabupaten Serang

Dinas Kelautan, Perikanan, Energi dan Sumberdaya Mineral

Lehoux P,Blake P & Daudelin, G.(2006).Focus group research and „„the

patient‟s view‟‟. Social Science and Medicine, 63,2091-2104.

Kennedy, J.E, R. Soemanegara Dermawan.(2006). Marketing communication,

Taktik dan strategi. Jakarta: BIP

Moilanen Teemu, Seppo Rainisto.(2009). How To Brand Nations, Cities, and

Destination. The United Kingdom: Palgrave Macmillan

Prisgunanto, Ilham (2006). Komunikasi Pemasaran Stategi dan Taktik

dilengkapi analisis SOSTAC & STOP-SIT.Bogor: Ghalia Indah

RJPMD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Tahun 2012-2017

RJPMD Kab.Serang Tahun 2010-2015

RZWP3K Kabupaten Serang 2013-2033

Schiffman Leon G, Kanuk Leslie Lazar, (2007) : “Consumer Behavior”, 9th

Edition. New Jersey – USA: Pearson Educational International

Page 101: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

85

Selayang Pandang Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Serang.

Dinas Pariwisata,Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Serang

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Soemirat, S. & Ardianto, E. (2008). Dasar - dasar Public Relations. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Sulaksana, Uyung. 2005.Integrated Marketing Commnications:Teks dan

Kasus. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Team FME.2013.SWOT Analysis Strategy Skill. Copyright Notice www.free-

management-ebooks.com

Welcome To Serang Regency. Dinas Pariwisata,Pemuda, dan Olahraga

Kabupaten Serang

Skripsi, Thesis dan Jurnal

Elizabeth Amanda Maria.2013. Tourism Destination Branding: Analisis

Kampanye Komunikasi Pemasaran, Citra Dan Positioning Sabang

Sebagai Destinasi Wisata Bahari Internasional.London School Of Public

Relations. Jakarta

Mustikawati, Lina.2013.Strategi Branding Kota Surakarta Dalam

Pengelolaan Sebagai Destinasi Wisat.Ilmu Komunikasi Universitas

Diponogoro.Semarang

Naniek Afrilla Framanik, Nurprapti Wahyu Widyastuti, Rahmi

Winangsih.(2012).Jurnal Riset Komunikasi: Menemukan Kembali

(Recovery) Destination Branding Situs Banten Lama Sebagai Potensi

Wisata Budaya dan Religi. Vol.3.no.5 Juni 2012.hal 34-50 Jurnal Riset

Komunikasi.Program Studi Ilmu Komunikasi dan Ikatan Sarjana Ilmu

Komunikasi Indonesia Serang

Website

Anholt, S. (2009).Handbook on Tourism Destination Branding. Retrieved

from:

http://www.imagian.com/kuvat/etc_unwto_handbook_tourism_destination

_branding.pdf

http://puppytraveler.com/2015/05/17/pulau-tunda-surga-nemo-yang-tetunda-

tunda/3/ diakses pada: 22:30/15-Desember-2015

Page 102: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

86

http://simpartaserang.com/home/info/wisata-bahari-pulau-tunda/diakses pada:

22:45/15-Desember-2015

https://thenomaddict.wordpress.com/2015/06/29/eksotisme-pulau-tunda/

diakses pada: 22:55/ 15-Desember-2015

http://www.jelajahpulau.com/2015/03/jelajah-pulau-tunda.html diakses pada:

23:02/ 15-Desember-2015

http://www.kajianpustaka.com/2012/12/citra-merek-brand-image.html/

diakses pada: 20:45/ 24-Februari-2016

http://tundive.com/ diakses pada: 20:15/ 24-April-2016

http://wisatabaharipulautunda.com/ diakses pada 17:30/20-Mei-2016

Syafrizal, H. S. (2008). Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.

Destination Brand: Membangun Keunggulan Bersaing Daerah, (4)

Melalui, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17965/1/wah-

des2008 4%20(4).pdf

Page 103: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

87

PEDOMAN WAWANCARA

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik

pengumpulan data menggunakan wawancara. Pedoman wawancara ini dibuat

untuk mempermudah peneliti pada saat pengumpulan data. pedoman wawancara

ini dibuat peneliti secara general dikarenakan ada beberapa indikator yang saling

berhubungan sehingga dapat diwakili oleh beberapa pertanyaan dan ditanyakan

kepada narasumber yang berbeda.

No Indikator Penjelasan Pertanyaan

1 Audit destinasi Mengetahui Aset

yang dimiliki Pulau

Tunda

1. Bagaimana topografi dan

demografi Pulau Tunda?

2. Bagaimana Akses menuju

Pulau Tunda?

3. Bagaimana kondisi

lingkungan pantai dan

laut di Pulau Tunda?

4. Apa saja yang ditawarkan

atau yang “dijual” oleh

Pulau Tunda?

5. Apakah fasilitas seperti

penginapan, restoran,

sudah tersedia?

6. Berapa harga yang harus

dibayar wisatawan untuk

wisata Pulau Tunda?

7. Bagaimana fasilitas

penunjang objek wisata

seperti peralatan selam,

dan lainnya?

2 Analisis

Segmentasi

Mengetahui

segmentasi Objek

Wisata Pulau Tunda

1. Siapa yang mengunjungi

pulau tunda? warga

Banten atau luar Banten ?

pelajar atau pekerja?

2. Jenis wisata apa yang

ditawarkan oleh objek

wisata Pulau Tunda?

3. Siapa target market objek

wisata Pulau Tunda?

Page 104: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

88

3 Analisis SWOT Mengetahui apa yang

menjadi kekuatan,

Kelemahan, Peluang,

datn tangtangan Pulau

Tunda

1. Bagaimana ketersediaan

modal untuk

pengembangan Pulau

Tunda?

2. Bagaimana sistem

informasi mengenai objek

wisata Pulau Tunda

3. Bagaimana ketersediaan

Sumber daya di pulau

Tunda

4. Bagaimana

Pengembangan Pulau

Tunda menghadapi gaya

hidup konsumen?

5. Adakah investor di Pulau

tunda? berbentuk apa?

Berapa banyak?

Bagaimana masyarakat

Pulau Tunda

menanggapinya?

6. Apa yang menjadi

tantangan untuk Pulau

Tunda?

7. Sejauh mana pengembang

dapat mengikuti

perkembangan teknologi

?

8. Adakah kegiatan lain

selain wisata, misalnya

tambang ? jenis tambang

yang dilakukan?

bagaimana pengaruhnya

terhadap lingkungan

pulau?

4 Analisis

Keterlibatan

Stakeholder

Mengetahui hubungan

atau keterlibatan

stakeholder

1. Bagaimana pemerintah

memandang pulau tunda?

2. apa yang telah dilakukan

pemerintah untuk objek

wisata Pulau Tunda?

3. Seperti apa kebijakan

Page 105: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

89

yang secara khusus

dilalukan untuk pulau

tunda?

4. target pemerintah dalam

mengembangkan pulau

tunda?

5. dukungan yang

diberikan?

6. Apa harapan stakeholder

untuk Pulau Tunda

kedepannya?

5 Analisis Persepsi

Konsumen

Mengetahui persepsi

konsumen mengenai

Pulau Tunda

1. Apa yang dirasakan

pengunjung setelah

mengunjungi pulau tunda

2. Adakah keinginan untuk

mengunjungi pulau tunda

(kembali)?

3. Apa yang menyebabkan

memilih Pulau Tunda

untuk berlibur?

4. Apa yang pertama

terpikirkan ketika

mendengar objek wisata

Pulau Tunda?

6 Analisis Pesaing Mengetahui pesaing

Pulau Tunda

1. Apa yang ditawarkan

pada objek wisata

tersebut?

2. Bagaimana kondisi

lingkungan objek wisata

tersebut?

3. Berapa harga yang

ditawarkan?

4. Bagaimana dengan

fasilitas yang dimiliki?

Page 106: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

90

PEDOMAN OBSERVASI

Data yang dikumpulkan dengan observasi ini digunakan untuk mendapatkan data

mengenai kondisi yang terdapat di Pulau Tunda, serta untuk membandingkan

dengan data hasil wawancara. Adapun aspek yang diamati dalam observasi ini

adalah :

1. Aksebititas menuju objek wisata Pulau Tunda

2. Kondisi alat transportasi menuju Pulau Tunda

3. Fasilitas wisatawan (Hotel, Home stay, tempat makan, warung, fasilitas

sarana umum)

4. Sarana penunjang kegiatan wisata (alat selam, alat snorkeling, dll)

5. Keadaan lingkungan objek wisata (kerapihan, kebersihan)

6. Keterlibatan warga dengan aktifitas wisatawan

7. Penerimaan warga terhadap wisatawan

8. Kegiatan pengelola dalam melakukan pengembangan objek wisata Pulau

Tunda

9. Aktifitas pemasaran yang dilakukan pengelolah/ jasa travel Pulau Tunda

10. Dukungan pemerintah terhadap pengembangan objekwisata Pulau Tunda

Page 107: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 108: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 109: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 110: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 111: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 112: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 113: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 114: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 115: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 116: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 117: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 118: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 119: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 120: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

104

CATATAN OBSERVASI

Lokasi Observasi : Pulau Tunda

Tanggal Observasi : 4 April 2016 – 6 April 2016

Objek yang di amati Temuan Dilapangan

Aksesbilitas Tersedia 2 jenis penyeberangan yaitu penyeberangan

regular dan penyeberangan khusus,

- Penyeberangan reguler merupakan penyeberangan

yang disediakan oleh pemerintah. namun hanya ada 3

kali dalam satu minggu, yaitu pada hari senin, rabu,

dan sabtu

Berangkat dari dermaga Pulau Tunda ke Dermaga

Karangantu jam 7.00 sementara dari pelabuhan

karangangtu ke Pulau Tunda jam 14.00

Biaya penyeberangan Rp. 17000,-

Durasi perjalanan 120 menit sampai 150 menit.

- Penyeberangan Khusus, penyeberangan menggunakan

kapal milik nelayan dan disewakan dengan harga

sekitar 1 juta sampai 2,5 juta untuk satu kali perjalanan

pulang-pergi Pulau Tunda- Pelabuhan Karangantu

Fasilitas Untuk

Wisatawan

- Penginapan berupa homestay, berbaur dengan pemilik

rumah. Harga sewa yang diberikan sekitar 300 ribu

sampai dengan 400 ribu per malam sudah termasuk

makan.

- Tidak terdapat restoran atau tempat makan.

- Terdapat villa di bagian barat dan utara namun

keberadaannya jarang digunakan oleh wisatawan.

- Tempat ibadah yang berada d Pulau Tunda berupa 2

Musolah dan 1 Masjid

Page 121: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

105

Keadaan

Lingkungan

- Lingkungan yang masih bersih, terlihat dengan sidikit

ditemukannya sampah ynag bergeletakan di tempat-

tempat umum. Namun sering mendapatkan sampah

kiriman dari laut.

- Binatang ternak (kambing) di bebaskan begitu saja

selama 24 jam

- Jalan desa sudah menggunkan paving blok hingga ke

area pantai.

- Sumber listrik dari generator pada jam 6 sore hingga

12 malam setelah itu menggunakan pembangkit listrik

tenaga surya hingga jam 6 pagi. Dari jam 6 pagi

sampai am 6 sore tidak ada arus listrik. Kecuali ada

keperluan khusus.

- Beberapa tempat sangat kekurangan lampu jalan

misalnya jalan menuju bagian utara pulau.

Dukungan

pemerintah

- Membentuk organisasi yang bertugas mengurusi

pengelolahan Pulau yang diberi nama Lingkar Bahari

- Memberikan fasilitas alat selam sebangak 3 set

- Membngun sebuah villa dan dua saung di area utara

Pulau Tunda

Aktifitas Pemasaran

Pariwisata

- Sebagian besar mengunakan media online untuk

aktifitas pemasaran dan selebihnya menggunakan

teknik mount of mount

Penerimaan warga

terhadap wisatawan

- Warga pulau Tunda cukup ramah dan terlihat sudah

terbiasa menerima wisatawan yang berkunjung ke

Pulau Tunda. Namun dirasa kurang berbaur, peneliti

merasa masih terdapat kecurigaan kepada wisatawan,

terlihat dengan warga yang mengarahkan pandangan

kepada wisatawan yang datang, hingga mencari tahu

siapa yang menjadi mengajak wisatawan tersebut.

Page 122: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

106

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Firman Hakiki (Direktur Wisata Bahari Pulau Tunda)

Tempat/ Tanggal : Serang, Senin,16 Mei 2016

Waktu : 18:30 s.d 21:00 WIB

Peneliti : Bagaimana awal pulau Tunda menjadi Wisata?

Narasumber : Wisata Bagi saya adalah Kunci bagi Pengembangan Daerah. dulu

saya tidak sekolah dan tidak kuliah, dan ketika saya berkempatan

untuk berkuliah, saya harus intropeksi bahwa bahwa apa yang saya

dapatkan adalah sebuh anugrah. Sehingga anungrah ini harus

bermanfaat kepada banyak orang. Saya ingin menciptakan orang-

orang seperti “saya” yang katakanlah secara ekonomi dan

pendidikan dibawah rata-rata. Bagaimana suatu daearah dapat

berkembang jika SDMnya tidak dibangun?. Sednagkan

membangun SDM itu bukan hanya sebatas opini atau memberikan

pandangan-pandangan saja. Tp bagaimana dengan kegiatan

ekonominya. Dari situ lah saya bertekad untuk membangun

masyarakat dari sumberdaya ekonomi, sumberdaya sosial,

sumberdaya pendidikan. Tetapi yang paling mendasar adalah

ekonomi. Maka dari itulah wisata adalah kunci dari

pengembangan.

Saya dari kecil lahir di Pulau tunda tau betul mengenai potensi

yang terdapat di Pulau Tunda, termsauk pariwisata. maka dari itu

saya mencoba membuat konsep wisata yaitu Snorkeling. Saya

Page 123: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

107

punya keinginan besar pada saat itu, dan Alhamdulillah mendapat

beasiswa sekitar 5 juta untuk biaya kuliah, tetapi saya gunakan

untuk modal membuat brosur untuk disebarkan selama enam bulan

kemasyarakat dan mencoba untuk mensosialisaikan kepada

masyarakat tetapi masyarakat menolak adanya wisata.

Penaliti : Apa yang menyebakan masyarakat menolak adanya wisata ?

Narasumber : Awalnya mereka menolak adanya wisata karena mereka berfikir

dengan banyaknya orang-orang yang datang dengan budaya

mereka yang dapat dikatakan mengabaikan nilai-nilai religious

akan berimbas terhadap masyarakat contonya perubahan etika,

perubahan sosial, atau efek-efek buruk lain yang ditumbulkannya.

Dikhawatirkan budaya dan kultur masyarakat tercampur dan akan

rusak. Akhirnya saya mencoba memberikan pandnagan-pandnagan

positif kepada masyarakat jika wisata tidak dikembangkan,

bagaimana pulau tunda bisa berkembang jika tidak ada yang

mengenal Pulau Tunda, bahkan didaerah serang sendiri hanya

sekitar 5% saja yang mengetahui pulau tunda , dinas pemerintah

setempat pun tidak mengetahui keberadaan Pulau Tunda. namun

tetap pada intinya masyarakat menolak adanya wisata dipulau

tunda. lalu saya mulai mencari alternative agar wisata ini dapat

berkembang, karena langkah pertama pengembangan Pulau tunda

harus dari Wisata. Secara bertahap saya mencoba untuk

mengundang teman-teman mahasiswa, seperti Mahasiswa,

Page 124: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

108

mapalaut dengan tujuan pertama memperkenalkan Pulau Tunda

yang kedua agar masyarakat bisa berinteraksi dengan orang asing

sehingga orang Pulau Tunda tidak asing dengan orang asing.

Waktu itu sekitar tahun 2011 proses ini dimulai, lalu pada tahun

2012 saya mencoa membawa tamu hingga mencapai lebih dari 50

orang dari Jakarta untuk datang kepulau tunda. untuk itu saya

menyewa kapal dengan harga 2,2jt, dengan perhitungan jika

mereka pergi neayan seinggu dapat 2 juta saja maka ini yang hanya

1hari mereka mendapatkan 2,2jt. Dengan saya menyewa kapal,

masyarakat mulai dilibatkan dalam pengembangan wisata di Pulau

Tunda. dan mulai mereka mencoba mengajak tamu dan mulai

untuk mengembangkan wisata.

Peneliti : Bagaimana dengan sekarang, apkah sudah mulai terbuka dengan

wisatawan?

Narasumber : iya masih khawatir, namun saya mencoba memberikan

pandangan dengan menyampaikan sejarah baduy yang dulu

menutup diri namun sekarang mulai membuka diri dan itu

memberikan dampak ekonomi mereka sekarang meningkat.

Peneliti : Potensi apa saja yang dimiliki pulau Tunda?

Narasumber : bagi saya selaku penggagas wisata di Pulau Tunda, Pulau Tunda

memiliki potensi dibidang wisata edukasi dan ekonomi kreatif

terlepas dari wisata Alam yang saat ini dimilikinya yaitu

snorkeling. Pulau tunda memiliki kelautan, perikanan, Sumaber

Page 125: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

109

daya manusia yang bisa dikembangkan menjadi ekowisata. Contoh

misalnya dengan membentuk kelompok tani , yang selanjutnya

mengelolah hasil tani yang diolah lalu di jual. Atau kita membuat

kebun seperti kebun apel di Malang misalnya. Di bidang kelautan

kita bisa bikin transformasi karang, peneangkaran penyu.

Peneliti : Bentuk wisata yang sudah nyata ada dimiliki oleh Pulau Tunda?

Narasumber : Untuk saat ini Pulau Tunda hanya menjual snorkeling saja.

Namun tiap minggu mencapai 50 orang yang berkunjung. Bagi

saya ini dapat dikembangkan dan kunci dari kesuksesan adalah

bagaimana seseorang tersebut melaukan inovasi pemikiran dan

mau terjuan langsung kelapanga untuk melakukan penataan-

penataan tersebut. seperti yang saya lakukan untuk nekat

membangun wisata Pulau Tunda meskipun banyak yang menolak,

hingga pernah ada yang datang kerumah saya untuk mendemo saya

dan menolak apa yang saya lakukan. Dari situ satu hal yang saya

pahami bahwa masyarakat memiliki sifat konsumtif. Dengan

pemikiran mereka yang lebih baik melaut pulang bawa ikan punya

uang dan selesai. Pikiran mereka adalah pragmatis sedangkan apa

yang saya bawa pada saat itu adalah teoritis. Namun bagi saya

sebagai seorang yang membawa perubahan haruslah komitmen.

Peneliti : Bagaimana penerimaan warga sekarang terhadap wisata?

Narasumber : Awalnya pemikiran mereka menolak wisat adalah dampak

negative yang ditimbulakan wisatawan, seperti sikap-sikap yang

Page 126: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

110

dianggap kurang sopan dengan pakaian dan sikap mereka, dan

perbuatan negative lain yang dilakukan oleh wisatawan. namun

saya mencoba menyakinkan bahwa apa yang mereka pikirkan

tersebut tidak benar dengan cara ketika saya membawa wisatawan

diawal saya tetankan untuk memakai pakaian yang sopan saat

berada di lingkungan masyarakat, silahkan menggunakna pakaian

bebas pada saat snorkeling naum ketika akan kembali

kelingkungan masyarakat kembali mengunakan pakaian yang rapih

dan mera tetap melakukan ibadah. Lalu mereka mulai menyadari

bahwa rumah mereka dapat disewakan dan mendapatkan uang

sekitar 350 ribu. Itu kan lumayan untuk menambah penghasilan

dan uang jajan mereka.

Peneliti : Bagaimana dengan wisata mancing di Pulau Tunda?

Narasumber : Potensi wisata mincing di Pulau Tunda Bagus namun belum

terkelolah dengan baik. Karena ada sekat antara pemerintah DKP

dengan Pulau Tunda. saya membangun wisata di Pulau Tunda

dengan pendekayan cultural tidak structural. Maksudnya tidak

structural adalah tidak dengan bagaimana pemerintah itu ikut andil

dalam penegmbangan tetapi saya mendorong masyarakat pulau

tunda misalnya dengan mengajaraknnya membuat WEB, bikin

facebook sehingga mereka memiliki jaringan di internet den

berinteraksi dengan orang luar sehingga orang luar tersebut tertarik

untuk wisata snorkeling dan mancing. Wisata Pancing di Pulau

Page 127: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

111

tunda berpotensi, karena di tinjau dari nelayannya, nelayan pulau

tunda adalah nelayan asli pancing dan bukan nelayan jarring,

sehingga dari pengalamannya cocok untuk melakukan wisata

pancing di Pulau Tunda. selain itu di tinjau dari alamnya Pulau

Tunda Strategis untuk spot pancing.

Peneliti : Apakah Pulau Tunda Memiliki organisasi kemasyarakatan?

Narasumber : Iya punya. Sejarah singkatnya seperti ini, wisata Pulau Tunda ini

awalnya untuk kunci kesuksesan Pulau tunda diberbagai sektor,

maka dibentuklah wisata ini, setelah itu berjalan dengan baik

menjadi fakta apa yang saya katakana bahwa ketika merka

mengetahui Pulau Tunda maka akan banyak yang ikut andil untuk

pegembangan Pulau tunda, misalanya DKP dalam ruang lingkup

pertanian transfortasi karang. Organisasi ini saya yang buat dengan

mengumpulkan travel-travel yang ada di pulau tunda untuk

menyatukan persepsi, karena pada saat itu saya melihat teman-

teman yang lain salah jalur. Mereka bermain di bidang wisata

dengan tujuan uang, sedangkan kita dasar awalnya wisata ini ini

adalah langkah awal untuk pengembangan ekonomi bukan sebagai

materialistis ekonomi saja. Waktu itu ngumpulin temen-temen dan

bilang pada mereka “ kalo misalnya kita jadi wisata kya gini aja,

saya yakin mimpi sya untuk mengembangkan Pulau Tunda akan

mati 2-3 tahun mendatang, Pulau Tunda akan mati dalam jarak 3

tahun wisata berjalan. Alasan saya adalah pulau tunda memiliki

Page 128: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

112

nilai jual besar, dilihat dari data wisata rata-rata Pulau tunda baru

mencapai 5%, belum 50 % belum 100% karena Pulau tunda hanya

menjual snorkelingnya aja. Dia tidak menjual sistem, tidak menjual

jasa yang baik, tidak menjual kriteria-kriteria wisata yang baik, itu

belum ada. Jadi orang asing dateng kepulau tunda itu hanya untuk

menghilangkan penesaran. Mereka hanya penaran dengan pulau

tunda dan ketika mereka datang kepulau tunda, mereka hanya

snorkeling aja maka mereka akan bilang “oh gini doing Pulau

Tunda” dan sudah selesai. Ini akan meneybabkan degradasi wisat,

Wisatawan yang datang tidak continue. Dari situ kita berdiskusi

dan menghasilkan

1. Pengelolah sampah, yang akan di gaji dari hasil wisata itu

2. Kita buat rumpon, yang tujuannya rumpon itu kita perbanyak

sehingga rumpon ini akan di isi oleh ikan-ikan kecil yang

nantinya akan mengundang lumba-lumba.

Karena di Pulau tunda itu waktu saya kecil lumba-lumba ini banyak

karena di pulau tunda banyak ikan-ikan kecil, jadi mereka dateng

kepulau tunda pada saat itu sebagai hama di Pulau Tunda. nah itu

bisa kita buat agar mereka datang lagi kepulau tunda dengan

menydiakan makan ikan-ikan kecil itu dengan rumpon. Kan sekarang

lumba-lumaba jarang yang paling ada beberapa dan itu hanya di

bulan februari dan maret saja setelah itu gak ada lagi. Sedangkan

lumba-lumba juga kan meiliki nilai jual yang tinggi.

Page 129: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

113

Peneliti : Bagaimana hubungan anda dengan stakeholder?

Narasumber : terjadi miskomunikasi, jadi ada kesenjangan antara kami,

khususnya saya dengan pemerintah desa, saya dengan kepala desa

itu tidak nyambung. Ada dinamika politik yang menyebabkan

lurah ini tidak welcome dengan masyarakat Pulau tunda dan hanya

welcome dengan orang-orang disekitarnya.

Peneliti : Apakah kegiatan tambang pasir yang saat ini ramai di bicarakan

menggangu aktifitas wisata di Pulau tunda?

Narasumber : untuk saat ini saya rasa tidak karena jaraknya yang cukup jauh

yaitu sekitar 2 mil, sedang wisatawan hanya di sekiar pulau saja.

Namun secara faktanya penambangan tersebut berpengaruh

terhadap ekosistem laut, karena unsur sara dalam laut berkurang,

laut menjadi kotor, ikan-ikan pada pergi. Tahun lalu saya melihat

laut memang belok tapi sekarang-sekarang airnya selalu jernih,

entah karena apa saya juga kurang begita mengetahuinya.

Peneliti : Bagaimana hubungan pemerintah dalam melakukan

pengembangan wisata di Pulau Tunda?

Narasumber : sebenarnya ada miskomunikasi antara pemerintah daerah dengan

pemerintah desa di Pulau Tunda. seperti yang saya bilang tadi, satu

kesiapan sumberdaya manusia di Pulau Tunda tidak seimbang. Nah

kita kan memiliki kelompok, lingkar bahari itu. lingkar bahari itu

Page 130: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

114

kan dibuat, waktu itu saya tergabung dalam pokdarwis (kelompok

sadar wisata), kebetuluan saya baru pulang dari semarang, dan

pada saat itu menjabat sebagai sekertaris pokdarwis provinsi

Banten. saya menjadi sekertaris dengan tujuannya adalah

pengembangan-pengembangan wisata di Banten potensi-potensi

apa yang bisa jual untuk Pulau Tunda. kita buat di daerah pulau

tunda, saya udah buat nih, ADARTnya sudah saya buat, proker

kerjanya sudah saya buat, misalnya bikin menara pelagi. Menara

pelangi ini kan tujuannya untuk pemotretan, dan sebagainya,

rumah pohon, kita bikin perahu fishing sehingga wisatawan bisa

keliling pulau tunda dengan perahu-perahu itu. perahu itu kan bisa

disewakan, pemasukan juga untuk masyarakat atau kita juga bisa

bikin layang-layang besar, atau apa sajalah itu. kita bikin icon-icon

wisata, sehingga bukan snorkeling aja. Setelah sudah selesai sudah

satu frame, satu persepsi, saya kasih data-data kekepala desa

sebulan, dua bulan tidak di tanda tangani hingga setahun. Dan

akhirnya di tanda tanganin itu pun dengan menagatas nama kan

orang lain dengan nama pak kahfi. Akhirnya kahfi itu jadi ketua

pokdarwis yang dari situ diganti namnayanya menjadi Lingkar

Bahari. Bagi saya nama diganti gak masalah, siapapun yang akan

menjalankan its oke, asalkan konsep-konsep yang sudah dibuat

dapat di jalankan. Namun ternyata setahun, dua tahun nihil. Hasil

program kerja pengembangan ekonomi yang kita buat ini dan itu,

Page 131: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

115

rumah pohon dan icon lain tidak berjalan. Karna secara sumber

daya alam, sumberdaya pribadi mereka tidak punya untuk

pengembangan itu. Pulau Tunda masih memiliki PR yang besar

untuk pengembangnanya. Pernah pemerintah daerah datang

kepulau tunda, namun merekapun masih ambigu. Kenapa masih di

ambingu, karena ketika konfirmasi kelapangan ternyata sumber

daya manusia di Pulau tunda belum siap, kemarin kita pernah

kajian. Kita kaji bersama, teman-teman Pulau Tunda di undang

duduk bersama dan mencoba untuk berdiskusi dan ternyata itu

tidak menemukan titik temu. Bahkan sampa ditanya apa yang

dibutuhkan Pulau Tunda. teman-teman mengusulkan hal yang

sifatnya eksistensi. Sebatas mengundang orang-orang datang

kepulau. Tidak salah, hanya untuk pengembangan ekowisatanya itu

loh tidak berjalan.

Peneliti : Icon-icon wisata yang dulu pernah di konsepkan beraradti dapat

di katakana bukan lagi sedang proses namun “mati”?

Narasumber : ya, secara sedarhana dapat dikatakan mati. Adapun pergerakan

wisata yang sekarang teman-teman sedang lakukan yah sebatas

membawa tamu datang, snorkeling lalu sudah, pulang. Hanya

seperti itu. namun untuk pengembangan langsung berupa

pembuatan home stay. Atau investasi fasilitas wisata itu tidak.

Peneliti : Bukankah DKP membuatkan Villa di Pulau Tunda?

Page 132: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

116

Narasumber : Disini ada kesalahan antara pemerintah daerah DKP, Pemerintah

Desa, dan pengembang lingkar Bahari. Kemarin pernah berdiskusi

mengenai putar organisasi. Saya memberi pendapat bahwa lingkar

bahari ini adalah jembatan untuk ,membangun wisata, misalkan

pengadaan barang, fasilitas,bahkan kita mencoba membuat

standarisai guide, agar sumberdaya di pulau tunda bisa

berkembang. Nimimal kita membuat seminar bagaimana

pemahaman wisata di daerah. sehingga ada harmonisasi antara

tamu, tuan rumah, pelaku wisata, pelaku travel terjadi

singkronisasi. Sekarang teman-teman lingkar bahari itu hanya tamu

dateng bayar lima ribu selesai. Uang ini digunakan untuk

membayar orang yang membersihkan Pulau Tunda.

Peneliti : Apa yang dibutuhkan Pulau Tunda?

Narasumber : bagi saya yang di butuhkan pulau tunda adalah seorang yang

didirinya terdapat leadership untuk mengembangkan secara

sumberdaya untuk mengembnagakan wisata itu sendiri.

Peneliti : Persepsi atau pandangan yang dulu sempat di satukan sehingga

memunculkan Pokdarwis yang sekarang ini berubah nama menjadi

Lingkar bahari dapat dikatakan buyar atau tidak sepaham lagi?

Narasumber : Iya benar, karena pandangan organisasi kita berbeda. Saya

mencoba memberikan pandangan juga tetap beda. Akhirnya kan

orang-orang yang masuk kedalam lingkar bahari atau yang terlibat

dalam lingkar bahari adalah orang-orang yang membawa tamu

Page 133: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

117

saja. Nah ini gak belance dengan pembagian-pembagian dalam

masyarakat. maksud saya begini, kemaren teman-teman mengeluh.

Saat ini belum sepenuhnya menerima wisata, karena adanya wisata

itu hanya orang-orang tertentu saja yang menikmati. Misalnya saya

dengan 5 orang travel teman saya. Sudah hanya itu-itu saja.

Masyarakat yang lain tidak menikmati itu. mereka bertanya kepada

saya, kira-kira apa yang bisa dilakukan agar masyarakat bisa

menerima wisata. Kuncinya satu kata saya, kalo teman-teman mau

diterima oleh mereka, bangun organisasi dengan baik. Contoh

misalkan dengan dibuat standarisasi Homestay, misalnya memiliki

AC. Buatlah proposal yang diajukan ke dinas pariwisata. karena

pemerintah juga bingung gitu, gak tau apa yang diperlukan pulau

tunda. apa sih yang dibutuhkan pulau tunda. jadinya kan gak

singkron. Dia mau bantu pulau tunda, pulau tundanya gak bilang

maunya apa. Pulau Tunda gak jemput Bola, pemerintah juga

bingung apa yang harus diberikan. Dengan standarisai yang dibuat

tadi dengan adanya AC atau kipas angin misalkan yang di kelolah

oleh koperasi misalkan bayarnya 50ribu sewanya, merka untung

dengan adanya AC, pengunjung semakin banyak, ada retribusi

juga. Kalo memang organisasi kita structural misak kamu pegang

di bidang mainan, yah mainan itu seperti flyingfok, outbound,

layang-layang saya yakin bukan Cuma satu orang yang pegang tapi

sepuluh orang. Sepuluh orang ini siapa? Masyarakat dong. Lalu

Page 134: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

118

sepuluh orang dilibatkan dalam penangkaran penyu, 10 orang lagi

di transformasi karang. Wisata dibangka itu, waktu saya kesana,

lepas penyu itu bayar 70rb. Penghasilan kan, penghasilan lagi.

Peneliti : Sejak kapan pemerintah terlibat dalam pengembangan objek

wisata Pulau Tunda?

Narasumber : Pada tahun 2013 saya mencoba untuk bermain di dinas pariwisata

untuk pengembangan sumberdaya manusia. Dan disitulah mulai

ada kemistri antada pemerintah daerah dengan wisata Pulau Tubda.

Namun secara signifikan wujud pembangun wisata Pulau Tunda

belum Nampak, hanya sebatas opini pembangunan, sedangkan

pemangunan seutuhnya belum. Bahkan menurut saya pemerintah

daerah tidak peka, seperti lurah tadi tidak peka pulau tunda ini

sudah berkembang nih, ayo kita bangkit ayo kita bangkit !. karena

memang sumberdayanya itu pak Lurah sendiri tidak memahami

bagaimana itu wisata. Apa efek positi dan negative wisata.

Khususnya pengangkatan ekonomi dimasyarakat secara wisata itu

kaya gimana. Itu yang belum peka dan belum terdorong kesana, dia

hanya paham Pulau Tunda menjadi wisata, orang datang kesana

sudah selesai. Tanpa meilihat apa sih yang paling mendasar untuk

pengangkatan ekonomi. Atau misalkan hal-hal apa yang bisa

dikaitkan untuk pengembangan di masyarakat dan sebgainya. Atau

potensi mana lagi nih yang mana lagi nih yag bisa kita bangun

untuk membangun eksistensi wisata di Pulau Tunda, itu tidak

Page 135: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

119

sampai kearah sana. Hanya dia melihat ada wisata orang dateng

dan sebgainya dan itu menjadi wisata dan itu selesai. Tanpa

memahami kulturasi wisata seutuhnya, atau esensi nilai wisata bagi

masyarakat itu apa sih?

Peneliti : Sebagai usaha jasa, anda ingin menjual Pula tunda pada

segmentasi yang seperti apa?

Narasumber : sebagai pengelolah plus putra daerah saya melihat Pulau Tunda

akan dibawa kemana. Tidak mengcopypas seperti Pulau Umang

atau Pulau-Pulau Lainnya yang sudah keren. atau bisa dibilang

dipegang oleh pihak ketiga, oleh perusahaan-perusahaan asing atau

lokal, yang mana ia memcoba membangun daerahnya itu untuk

pengembangan wisata. Contohnya anyer saja lah, anyer itu kan

hanya kalangan, menengah keatas yang menikmati indahnya wisata

itu sendiri. Saya sederhana,satu memang murni pegembangan dan

penglahan Pulau Tunda harus orang sendiri khususnya pemerintah

daerahnya yang membuat peraturan, membuat sebuah

pengembangan atau memfasilitasi apa yang bisa di kembangkan.

Pada intinya pulau tunda harus dikembangkan oleh putra daerah itu

sendiri atau pemerintah daerah, bukan orang lain atau orang ketiga.

Harapannya seperti itu.

Peneliti : Peluang Apa yang dimiliki oleh Pulau Tunda?

Narasumber : Saya melihat Pulau Tunda di Banten, pertama kita punya nilai

lebihnya. Satu, kita deket dengan Jakarta, strategis. Pemerintah

Page 136: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

120

bisa mempasilitasi kapal cepat untuk jemput tamu langsung dari

Jakarta. Karena jarak anatara Pulau Tunda dengan Kepulauan

Seribu hanya beda satu jam. Pulau Tidung dengan Pulau Tunda

beda satu Jam. Kalo Pulau Tidung ke muara angke itu 3-4 jam.

Kita, Pulau Tunda Ke Muara Angke 4 jam. Hanya saja fasilitas

dari Pulau Tunda ke Pulau Seribu Belum ada. Jadi lebih sulit,

sekarang tamu-tamu keserang dulu, baru kepulau Tunda.

Pengunjung Pulau Tunda itu bagi saya lebih banyak orang Jakarta

di banding serang orang serang hanya beberapa. Karena mereka

datang karena penasaran.

Peneliti : Kembali kepada Peran Pemerintah DKP, selain membuatkan villa

untuk pengembangan wisata di Pulau Tunda?

Narasumber :Kemarin ada kegiatan transformasi karang oleh anak-anak

sekolah. Sedang untuk fasilitas vila itu, karena ada miskomunikasi

itu. setau saya orang DKP itu membangun villa, tolong nih di urus

tolong dikembangkan nih untuk penginapan wisatawan. karena ada

miskomunikasi itu, seharusnya DKP itu memberikan sebuah

informasi terhadap travel-travel wisata atau kerjasama nih, kira-

kira mau bikin villanya dimana, tempatnya bagaimana. Untuk

menyesuaikan rotasi wisata itu. jangan dia koordinasi dengan

kepala desa, kepala desanya yang tidak paham betul dengan

konstaliasi wisata gitukan. Ya akhirnya biat tontonan aja, bukan

buat penginapan. Jadi memang sekarang tidak dijadikan

Page 137: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

121

penginapan. Cume sekedar dateng kesana, foto-foto, udah. Nginep

gak pernah

Peneliti : Bangaimana dengan villa yang berada di bagian Barat ?

Narasumber : Itu punya perorangan, punya pak Haji jail. Dulu dia orang Pulau

Tunda. dia kejakarta. Lalu pada 2013 dia membangun villa dan itu

di sewakan.

Peneliti : Lokasi wisata untuk saat ini diarahkan ke bagian barat dan utara,

lalu bangai mana dengan Timur dan Selatan?

Narasumber : Untuk bagian Timur sekarang sudah tidak bisa, karena itukan

sudah punya asing. Bagian selatan hanya untuk dermaga aja.

Page 138: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

122

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Mumun (DKP)

Tempat/ Tanggal : Serang, Rabu,25 Mei 2016

Waktu : 11.30 s.d 12.30 WIB

Peneliti :Bagaimana ibu memandang Pulau Tunda sebagai daerah yang

dapat dikembangkan khusnya untuk pariwisata

Narasumber :Jadi gini, awalnya kan kita, saya terutama yah, saya kan kepala

seksi konservasi, eksplorasi pesisir dan Pulau-Pulau kecil.

Akhirnya kita mencari tahu di Pulau-Pulau Kecil itu potensinya

apa, yang bisa dikembangkan apa. Nah ketika kita kesana. Kita

lihat kan memang mereka secara umum kan nelayan. Tapikan

potensi bawah lautnya masih bagus. Jadi kalo dikabupaten serang,

mungkin kalo boleh saya sebut tuh hanya dua. Kan rata-rata

dipesisir itu, rata-rata di Indonesia itu, namanya terumbu karang

kan disekeliling Pulau, nah dikita dari 17 Pulau itu hanya dua yang

masih sangat bagus, yaitu satu Pulau Sangiang, satu Pulau Tunda.

karena Pulau Sangiang juga sudah masuk kawasan konservasi udah

dikelolah oleh kehutanan pusat BPSDA. Maka satu-satunya ya

Pulau Tunda yang kita anggap bagus dan itu bukan kawasan

konservasi. Apalagi kan disana, di Pulau Tunda itu kan ada

masyaraktnya. Jadi kita pikir potensi apa yang bisa dikembangkan,

tapi bisa berkelanjutan, bisa meningkatkan tarap hidup. Kita lihat ,

Page 139: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

123

kalo ade pernah kesana. Salah satu kemajuannya emang antara lain

ada CSR pasir laut. Tapi kita kan selalu bilang pada mereka bahwa

itukan tidak akan selamanya. Jasi, padahal sebulum pasir laut itu

jalan, kondisi di Pulau itu juga kan memperihatinkan. Ada LSM

luar datang kesana membawa isu-isu mereka kalo musim ini gak

bisa makan, karena ombak besar tidak bisa nelayan, mereka tidak

bisa melayan. Isu-isu yang seperti itu kan sebenarnya kita kesana,

ternyatakan dia bisa membangun rumah ketika mendapat uang dari

sodaranya yang jadi TKI, TKW, itu kita miris mendengarnya. Kita

orang perikanan melihat konsidi mereka, mereka tidak bisa

memperbaiki kondisi mereka. Pada saat itu memang satu-satunya

potensi itu, dan potensi itu bersinergi dan berkelanjutan. Setelah

kita melihat potensi itu. kita coba tuh. Kita kerjasama dengan IPB

monitoring terumbu karang. Kita belajar. Anak-anak disanakan

sebetulnya kalo menyelam sudah ahlinya. Tapikan bagaimana kita

kenalkan dengan orang luar. nah kan mereka tau kondisi alama ini

masih bagus. Berikutnya lagi kita kenalkan dengan transplantasi.

Bagaimana menjaga terumbu karang. Lalu kita juga bercerita

bahwa ekosistem disana bukan cuma terumbu karang tapi juga ada

mangrove. Walaupun sedikit, hasil penelitian-penelitian disini

masih alami. Jadi banyaklah destinasi yang bisa dikembangkan.

sebetulnya satu sua udah ada yang membawa turis, tapi ada

masalah entah lah apa, tahun dulu lah. Jadi sempet stag juga. Jadi

Page 140: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

124

ketika kita datang tahun 2011 itu tuh stag juga. Tidak ada turis

yang datang. Kita datang, berikutnya transplantasi karang,

kerjasama lagi dengan asosiasi koral karang tunas. Dari sana gak

tau siapa yang berbuat. Tapi kita juga kepariwisata juga ngomong.

Mulailah mereka yang di Pulau Tunda percaya diri. Jadi ketika ada

teman yang dari kepulauan seribu mau ke Pulau Tunda, mereka

mau bawa. Setelah itukan, nah ini coba destinasi-destinasi ini

dikembangkan. karena kita kalo secara anggaran susah untuk

membantu. Tapi sedikit-sedikit kita jugakan bantu. Kaya misalkan

gini, yang kita tau yang bagus di barat sama di utara. Diutara

ternyatakan jalan desa gak ada di sana. Kita akhirnya anggaran dari

kita. Kita coba bikin jalan poros yang cuma 300 meter, tapi itukan

ketempat wisata yang karangnya bagus gitu. Kita jugakan bikin

rumah, walaupun rumahnya sekarang tidak dimanfaatkan secara

optimal, itu salah satu yang untuk menunjang. Dari kementerian

jugakan ada alat selam. Kita pelatihan-pelatihan kan sudah. Malah

terakhir itu tahun 2014, karena kita lihat turis sudah mulai dateng,

kita mencoba menginisiasi itu sih sebenernya kalo kita bilang, saya

sih bilang kedinas lain, mungkin tugas kami sudah selesai,

harusnya sudah mulai. Turis sudah dateng, tinggal optimalisasi dari

dinas-dinas yang lain. Ketika infrastruktur kurang, misal jalan atau

sebagainya, mungkin ada yang nangani. Ketika misalnya kendala

kapal jadi masalah, berarti dishublah yang harus membina

Page 141: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

125

seterusnya. Nah makanya, salah satunya dishub biarlah mereka ini

gitu yah. Ya kita tetap kontak ya tetep kontak. Nah kita turis

dateng, ini versi dinas kita yan bukan dinas lain berarti turis

dateng, emm versi sederhananya lah dia perlu makan, dia perlu

nginep, kalo perlu ada cinderamata sama kaya tempat lain lah.

Makanya waktu itu kita melakukan pelatihan sederhanalah. Jadi

selain transplantasi juga sedrhana dengan menggunakan karang

mati, terus disebar. Terus kita pelatihan itu juga bikin hiasan, terus

sama ibu-ibunya kita latih untuk masak. Tujuannya sih itu. sudah

belum tercapai belum keliatan. Tapi disisi lain kita mengadakan

itu, kita undang semua dinas. Artinya saya bilang gitu, ketika

memang ibu-ibunya harus dikembangkan UKMnya berarti dinas

perindustrian masuk. Terus ketika misalnya nanti pariwisata,

nahkan mulai masuk juga pelatihan guide, karena kita jugakan gak

mungkin juga. Akhirnya kan sedikit banyak itu berkembang cuma

kalo pesan saya satu yah, bahwa tetap dijaga, hati-hati. Tidak apa,

sekarang mungkin belum terasa. Tapi ketika turis begitu banyak,

bagaiman memang ekosistem yang memang kita jual itu tetap baik.

Itu rusak jualannya hilang.

Peneliti : Jadi bu dapat dikatakan asset inti yang dimiliki oleh Pulau Tunda

adalah Ekosistem laut yang masih bagus?

Narasumber : saya pikir banyak. Iya ekosistem itu iya. Kalo kita cerita

ekosistem itu kan karang dan mangrove. Tapi kalo kita cerita,

Page 142: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

126

disana juga ka nada semacam yang mereka bilang laguna. Jadi

ketika itu surut ada pasir ditengah laut. Dan itu bisa-bisa

viewnya.menurut saya itu bisa nebjadi aset. Kapan sunset. Setelah

ngobrol mereka akhirnya punya ini sendiri. Kalo kita kan melihat

versi orang luar, kita bilang kayanya ini bagus nih. Terus bu, itu

mercusuar juga bagus buat sunset. Ngobrol-ngobrol mengenai

membuat brand, tapi saya tidak tahu brand yang bagus tuh yang

seperti apa. Tapi mereka sekarang ini sudah mulai. Kaya misalnya

karang donat. Tapi saya bilang bikin kesepakatan. Disana itukan

kebetulan bergerak sendiri-sendiri guidenya.apanya, mereka bilang

operator. Pemuda-pemuda yang meraka hanya dengan pertemanan

saja. Jadi satu orang misalnya membawa teman. Turisnya ada

sepuluh, mungkin dia bisa senidri, kalo gak bisa ajak teman.

Peneliti : Jadi disana itu tidak berkelompok?

Narasumber : Iya seperti itu. maka kita minta, ketika ada bantuan tidak bisa

seperti itu. Pemda tidak bisa seperti itu , harus ada kelompok.

Maka ketika kita minta ke desa. Desa membentuk seperti apalah.

Mereka membuatlah lah Lingkar Bahari. Lingkar Bahari itu intinya

adalah kumpulan. Iya itulah asosisasi gitulah, kumpulan orang-

orang yang selama ini sudah bergerak dibidang wisata. Mau

dibawa kemana. Nah itu kalo gak salah udah berjalan, bukan kalo

gak salah tapi bener yah. Jadi ketika bawa tamu mereka bayar 5000

per orang untuk dimasukin ke kas Lingkar Bahari. Itu ada buat

Page 143: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

127

administrasi, ada buat ya ginama mau mengembangkan itu lah. Itu

yang sekarang lagi dirintis sama mereka. Saya pikir, saya sih, kita

cukup memantau saja. Karena gini, selama. Jadi yang saya

khawatirkan ketika mereka jalan sendiri-sendiri. Tidak terorganisir,

apalagi nanti ada kecemburuan dan seterusnya itu bisa menjadi

masalah. Padahal ini bisa menjadi besar kalo kalian bisa bersatu.

Nah sekarang ka nada gap lagi antara pemuda dengan yang lebih

tua. Penerimaannya.

Peneliti :Berkaitan dengan penerimaan tersebut,Bagaimana DKP membawa

Pariwisata masuk Kepulau Tunda?

Narasumber :Engga pariwitsa. Awalnya gini awalnya perbaikan ekosistem

sebenarnya. Hanya saja kita melihat. Janganlah lama disana dua

hari disana kita ngobrol banyak, saya bilang sayang ini. adalah

contoh, misalnya orang ini dianggap sama ibunya pengangguran,

dia tidak mau jadi nelayan. Tapi ketika, mungkin sekarang

passionnya jalan nih, ternyata dia dnegan pariwisata lebih keren,

lebih apa, dan dia ternyata menghasilkan uang. Jadi ibunya mulai

menerima. Yah kita mulai dari hal-hal yang kaya gitu lah yah. Dari

mulai membuka mainset mereka sih yah sebetulnya itu dan

sekarang belum jadi, masih proses ditengah

Peneliti : Jadi pariwisata di Pulau Tunda baru berjalan setengah untuk saat

ini?

Page 144: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

128

Narasumber : jadi awalnya malah kita kessana karena ada bantuan PLTS. Terus

kita melihat disini bagus. Mulailah tahun depannya kita pelatihan

mangrove, terumbu karang. Itu mulai berkembang sendiri seperti

itu. tapi ditengah perjalanan kita memang sudah bilang

kepariwisata. Ini dikembangkan, Cuma mungkin mereka juga

punya keterbatasan anggaran atau prioritasnya lagi kemana jadi

susah juga. Jadi ya udah selama masih bisa dikita, kita coba dikita.

Peneliti : Bagaimana target kedepannya untuk pariwisata di Pulau Tunda?

Narasumber : Kalo target secara umum yah, maksudnya gini. Sebetulnya yang

kita inginkan atau yang kita lihat. Jadi gini yang kita lihat jika

daerah itu berkembang menjad wisata. Anyer saja, itu kan

masyarakat tidak menikmati sepenuhnya, itulah yang kita

khawatirkan. Dan sampai sekarang juga sepertinya masih kita

khawatirkan. Kita bilang sebetulnya dari awal, ketika kita masih

ngobrol-ngobrol kearah wisata itu, bahwa yang ingin kita

kembangkan adalah masyarakat disini berdaya. Saya pernah denger

cerita darimana gitu, bahwa ada pariwisata yang memang dikelolah

oleh orang-orang lokal. Artinyakan walau uang itu sedikit tapi

benar-benar dirasakan oleh orang mereka sendiri. Sementara ketika

investor besar masuk, inikan Pulau kecil, ada dua aja inverstor

besar, itu mungkin penghasilan masyarakat jadi apa?. Jadi kacung,

jadi bersih-bersih, itu udah gak sesuai gitu. Sementara kalo mereka

sendiri. Ini tanah mereka gitu. Ketika itu misalnya rusak saya juga

Page 145: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

129

yang akan kena. Itu keinginan yang kita inginkan. Itu memang jadi

matapencaharian alternative masyarakat dan itu bisa berkelanjutan,

tidak merusak lingkungan. Makanya kalo kedepannya mungkin.

Kita juga kan aada penelitian dari tempat lain kan ya. Ini kapasiatas

air maksimal segini orang, jadi kita juga gak mungkin, misal tiba-

tiba Pulau Tunda terkenal, turis banyak, kita harus batasi sampai

sejauhmana. Karena kalo tidak dibatasi nanti intrusi air laut masuk.

Ketika penggunaan air tawar besar-besaran, air laut masuk, itu

jugakan secara sustainability gak jalan. Maka ketika awal, awal

dikembangkan snorkeling aja dulu. Satu karena emang basic belum

ada, alat juga belum ada, ketiga takutnya ini ketika banyak orang

nyelam, banyak yang menginjak karang. Belum berkembang sudah

mati. Maksudnya ketika wisatawan belum terlalu banyak, ini

keburu rusak, ini yang kita sayangkan. Kalo kita lihat sih, potensi

masih banyak.

Peneliti :terkait dengan bangunan yang dibuat DKP tersebut, memang

dibuat untuk menujang pariwisata, namun belum dipergunakan

secara optimal. Apa yang menyebabkan hal tersebut?

Narasumber : jadi gini, kita juga melakukan sekolah pantai dengan sasaran SD,

SMP, materinya ya itu bersih, bersih pantai, pengenalan ekosistem.

Nah mungkin kita bergerak dari anak kecil ke pemuda-pemudanya,

tetapi ibu-ibunya sedikit. Mungkin itu yang kurang, makanya ada

gap juga antara yang muda sama yang tua.

Page 146: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

130

Peneliti :gap seperti apa yang terjadi, apa lebih pada penolakan?

Narasumber : jadi gini, kini mulai dateng turis, mereka mulai open mind, yang

muda-mudanya sudah mulai banyak masukan dari yang dateng.

Mereka ingin bergerak lebih cepat. Sementara yang tua ini, satu

mungkin mereka khawatir, kedua mungkin dia merasa bahwa tidak

ada kontribusi kedia. Hal-hal yang seperti itu lah yang perlu

dikomunikasikan, seperti rumah yang kita bangun, kita katakana

ini perlu ada dipertanggungjawabkan kepada kita. Kita rugi jugalah

kalo kita, pemerintah udah ngasih lah uang rakyat, kita kasih

maksimal tidak dimanfaatkan, rusak. Kalo versi anak-anak mereka

mau memanfaatkan, tapi pak lurahnya engga. Pak lurah nanti

kesiapa, takutnya yangini marah, yang ini marah. Dia juga

bingung, kita juga tidak menyalahkan. Maka kita, ini di obrolkan

lah, ketka kita sudah ngasih kedesa, ngasih kemsayarakat, ya

diobrolkan lah dengan mereka gitu. Bagaimana cara memngelolah

ini, kita sih tidak ingin keuntungan secara materi

Peneliti : Adakah pendampingan khusus yang dilakukan DKP untuk

pengembnagan pariwisata di Pulau Tunda atau bagaimana monitoring yang

dilakukan?

Narasumber : kalo dikhususkan sih tidak ada, kita selalu bilang kemereka kita

dinas dan terbuka untuk mereka. Jadi gini kita setiap tahun masih

menatau, adalah setiap tahun kegiatan. Kontak-kontakan. Kadang

Page 147: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

131

mereka juga cerita-cerita soal turis. Bahkan kemaren saya juga

pengan data turis. Tapi kemarn juga saya marah-marah sama

mereka, ini harus tertulis data. karena dinas mungkin bubar, karena

fungsi kelautan kini mulai di provinsi. Tapi keinginna saya ketika

ini sudah jalan, tidak boleh berhenti, siapun yang jalan, dinas

manapun yang membantu. Kita lagi target dia harus bikin laporan.

Tapi itu belum. Turis rata perbulannya berapa, fasilitas yang sudah

ada apa, fasilitas yang belum ada apa, apa yang dibutuhkan,

kedepannya apa lagi. Itu belum. Pak camat minta itu rinci, tapi

belum. Ini saya bilang dibuat rangkap 4 rangkap 5. Satu untuk

kecamatan, satu untuk desanya sendiri, satu di pariwisata. ya

kedinas manalah itu yang membutuhkan, kasih proposal itu, kasih

cerita itu. jadi dibilang masalahanya tidak ada jalan, yah berarti tata

ruang yang bergerak. Itu yang kita harapkan

Peneliti : dengan keterbatasan mengenai kebijakan pengembangan yang

dimiliki oleh DKP apa yang telah dilakukan DKP untuk pariwisata

di Pulau Tunda

Narasumber : kita bilang sih kita sudah enough lah. Sebetulnya kita sudah

cukup, dari dua tahun lalu kita bilang harusnya ini sudah

kepariwisata. Karena turis sudah mulai datang. Infrastruktur dasar,

saya pikir sudah cukuplah, untuk pengembangan awal sudah

cukup. Harusnya ini tinggal, mereka ini, kalo saya tangkap mereka

ingin dipandu sebagai guide, harusnya apa nih gitu. Karena kan

Page 148: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

132

selama ini yang mandu informal. Ngomongnya gini loh, tapikan

kita gak tau, kita gak punya ilmunya. Selama ini juga mungkin

pariwisata terbatas anggaran. Lalu yang diikutkan hanya satu dua

orang, dan dari desa, mereka adalah staf desa, dan bukan yang

bawa turis, jadi banyak mis komunikasi. untuk kearah wisata sih

menurut saya udah saatnya untuk menjadi lebih baik, temasuk ke

brandingnya

Peneliti : Bagiamnaya anda melihat kesiapan SDM di Pulau Tunda?

Narasumber :kalo versi turis yang dateng, mereka ramah katanya. Kita pikir sih

belum terlalu. Salah satu yang saya khawatirkan itu, ketika investor

datang, merkea ketahuan banget kalo tidak professional, tapi ketika

sekarang belum ada, yah. Seperti mereka meng guide tamu, saya

rasa sih sudah lumayan. Terbuktikan kan ada lagi yang datang.

Kadang kita suka berfikir, bagaiman makanna disana, selmaa ini

juga meraka sederhana sekali, cendramata belum ada. Kita tidak

bisa terus membantu, karena ada bisang lain. Jalan juga sudah

mulai bagus, keliling-keliling desa juga bisa pake sepedah. Tapi

karena saya juga bukan orang ariwisata jadi saya tidak tahu

sebenrnya sudah cukup atau belum. Tapi ya itu kembali ke

profesionalisme tadi, kalo ada turis yang datang. Ya saat ini

mereka bisa mendatangkan turis tapi ketika ada yang lebih

professional, taruhlah yang bawa turis juga professional. Mereka

juga kan setifikat selam rata-rata masih A1 masil level dasar, tapi

Page 149: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

133

kalo jadi pemandu harusnya sudah beda lagi levelnya, sudah harus

mencakup keselamatan juga. Kita juga tidak ada anggaran untuk

melakukan pelatihan, tapi katanya desa juga akan melakukan

pelatihan-pelatihan, selam, terumbu karang.

Peneliti : keinginan adan untuk Pariwisata Di Pulau Tunda?

Narasumber : Mimpi kita gak muluk-muluk sih, wisata yang masih berbasis

ekosistem yah. Iya sih wisata bahari. Jadi kita pengembangannya

ke arah budidaya, wisata bahari gitu. Jadi emnag ADRWnya tata

ruang lautnya emang kearah sana. Jadi maskudnya itu terjada,

masyarakat mendapat ke untungan dari sana. Sayang gitu loh

ketergantungan sama kompensasi. Terumbu karang lumayan bagus

lah, ikan juga bervariasi. Disana banyak rumpon-rumpon gitu,

yang bukan punya orang Pulau Tunda saja. Orang Jakarta juga

mancing disana. Jadi dulu itu orang Jakarta ke Pulau Tunda hanya

mancing saja. Mungkin sekrang ketika destinasinya ini, mungkin

orang yang mancing bisa bawa keluarganya. Kita juga sempaet

berkhayal juga satu opsinya, minimal ketika bapak-bapaknya

mancing, ketika tau disini ada wisata, bapak-bapaknya mancing,

anaknya, istrinya di drop ke Pulau Tunda. tapi itu belum yah.

Pemda juga sih awere

Page 150: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

134

TRANSKIP WAWANCARA

Nama : Novia Brigitasari Metkono

Tanggal : 1 Juni 2016

Waktu : 10:00 s.d 10:30

Peneliti : Bagaimana liburan yang anda lakukan di Pulau Tunda?

Narasumber : gak nyangka, gaknyangka pas nyebur itu ternyata bawah lautnya

sebagus itu

Peneliti :Apakah rasa penasaran dengan Pulau Tunda terbayarkan?

Narasumber :awalnya gak nyangka bagus, dan untuk suasana desa, suasana

malam yang sepi. Gak nyangka aja di Pulau yang seperti itu,

mereka bisa hidup. Dikepung sama laut kan itu

Peneliti :Bagaimana dengan Homestay yang bergabung sama warga itu

menggagu gak?

Narasumber :Malah enak, takutnya kita salah apa gitu. Itu malah sensainya

disitu. Yang lampu nyala dari sore ampe malem. Yang udah panic

ngecas hp ngecas kamera. Itu malah asik. Sebenernya liburan yang

kaya gitu tuh yang enak daripad liburan yang harus tinggal di

Hotel. Dengan budget segitu kan, terus menantang dengan pantai

yang sekaya begitunya. Jadi gini loh wisatawan sendiri itu kalo

kemana-mana itu pasti mikir, oh gue harus pake ini.

Peneliti : Ada keinginnan untuk balik lagi kePulau Tunda?

Narasumber :Pingen, dan maunya lebih rame lagi, gua mau ajak temen-temen

gua yang heboh

Page 151: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

135

Peneliti : Kekurang yang ada di Pulau Tunda

Narasumber :Sampahnya doing sih menggagu. Kambing disana malah lucu

Peneliti :seandainya dibuatkan daerah khusus untuk wisatawan yang

terpisah dari warga, bagaimana menurut anda?

Narasumber :kayanya kurang seru yah, yang seru itu bareng warga, walau

homestay. Nanti jatohnya ada sekat gitu, kalo gue sih

Page 152: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

136

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Phepit Berchmmans Ngabur

Tanggal : 1 Juni 2016

Waktu : 11:00 – 11:30

Peneliti : Apa motif anda mengunjungi Pulau Tunda?

Narasumber : Gua sebenarnya lagi nyari trip begitu, kita kan nyari tuh di Pulau

Seribu, tapi dapatnya yang biasa-biasa, kaya memang Pulau yang

khusus untuk wisata gitu loh. Terus dia dapat rekomendasi dari

temennya soal pulau ini. terus gua tanya-tanyakan kira-kira

informasinya kaya gimana. Yang menarik itu yang pertama home

staynya bareng warga, itu bagi saya berkesan banget. Yang kedua

listriknya nyala sampai jam 12 malam dan itu menantang banget.

Bagi saya itu daya tariknya justru disitu. Artinya kita mengikuti

dinamika warga setempat. Sambil berwisata-wisata juga kita bisa,

sehingga kitakan, bagi saya sih kita bisa tahu gitu loh, secara sosial

masyarakat di sini tu bagaimana, pola pikirnya, cara

berperilakuknaya, visi–misinya, dan itu bagi saya menarik. Sampai

disana bagi saya penduduknya bagus ramah-ramah. Minimal gak

judes lah gitu, juga guidenya oke bagi saya, sangat komunikatif,

dan sangat banyak membantu, banyak member informasi juga,

terus karena masih sangat minim promosi yah, sehingga tidak

terlalu dikenal. Jadi orang datang kesana ya sudah begitu. Mungkin

karena masih belum di tata benar gitu, kira-kira track- track dalam

Page 153: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

137

pulaunya yah masih begitu. Maksudnya orang datang menikmati

apa yang disediakan gitu loh. Kaya dermaga gitu, snorkeling tapi

itu tidak terlalu maksimal.

Peneliti : Bagaimana kesamaan ekspetasi sebelum datang ke Pulau Tunda

dan setelah mengunjungi Pulau Tunda?

Narasumber : Hampir berbanding lurus lah, tidak terlalu jauh lah. Banyangan

saya pas dengan realitas.

Peneliti : Sebelumnya membanyangkan Pulau Tunda seperti apa?

Narasumber : yak karena dapat informasi itu, jadi yah. Karena ada wisata

macam itu dikampung saya. Orang datang untuk, ya kaya Life in

gitu lah, hidup bersama gitu. Mengalami dinamika masyarakat.

Peneliti : Jadi itu menjadi daya tarik, selain snorkeling

Narasumber : ya, daya tarik selain snorkeling

Peneliti : apa kekurangaan Pulau Tunda

Narasumber : Kurangnya paling ini sih, maslah sampah saja. Sampah, meski

saya sudah cerita panjang lebar kemarin itu dengan si alay. Cumin

terakhirnya ia bilang, ini sampah mau dibuang kemana gitu.

Maksudnya kalo orang berwisata itu, mungkin sampah itu, satu

kajiaan diluar yang lebih luas. Tapi yang penting itu dalam

berwisata itu, konsep saya itu saya akan bahagia. Ketika penduduk

itu terlihat bahagia. Itu daya tarik juga. Mungkin soal sampah ini

aja. Jangan sampai sampah itu punya yang lebih besar lagi gitu.

Kalau lihat di pelabuhan itu, aduh gila sampahnya, enek gue

Page 154: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

138

liatnya. Tapi kita tidak tau solusi apa gitu. Ya sudah kita lihat

sampah, hanya sekedar perihatin. Kalo mendengar informasi juga

dari bang alay, soal bagaimana pemerintah melihat itu. melihat

peluang bisnis ini, pariwisata ini. dipandang sebelah mata atau

apalah lah segala macem. Sudah lah cerita lain. Mungkin itu bisa

menjawab kenapa tidak dibersihkan sampah-sampah. Padahal

didalam pulau ada tempat pembuangan sampah kan.

Pneliti : bagaimana dengan Keadaan fasilitas pendukung, seprti kamar

bilas, tempat makan, cendera mata, dan lainnya?

Narasumber : Kalo cendera mata belum ya, belum saya lihat. Karena memang

interest saya kesana itu memang benar-benar menikmati saja apa

yang ada disana. Gak pernah berpikir untuk beli cenderamata apa.

Benar-benar menikmati aja yang bisa dilakukan

Peneliti : apakah tempat snorkelingnya bagus?

Narasumber : Mungkin spot yang kemarin, karena ini pertama kali saya

snorkeling, menurut saya sih puas. Ya kita bisa berwisata bawah

laut. Karena itu kali pertama untuk saya

Peneliti : Harapan untuk Pulau Tunda kedepannya ?

Narasumber :menurut saya itu, gua pengen Pulau itu bisa berkembang, sektor

pariwisata dan dinamika masyarkatnya itu berjalan lurus. Artinya

tetap saja pola hidup masyarakat seperti itu. cumin sektor

pariwisatanya harus di kedepankan. Karena selain mereka melaut,

selian mereka menjadi nelayan, itu income yang paling besar juga

Page 155: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

139

dari situ, gitu loh, peluangnya. karena hanya 2 jam dari Serang, itu

penyeberangna dari Serang 2 jam. Itu samakan dari muara angke

atau ancol ke kepulauan seribu 2 jam. Dan itu orang rame, dan ini

bagi saya wisata Pulau Tunda ini wisata alternative bagi saya.

Alternative untuk orang Jakarta yang enek kepulau seribu, terlalu

rame gitu.

Peneliti : Bagaimana jika di bentuk tempat khusus wisatawan di Pulau

Tunda yang terpisah dari masyarkat?

Narasmber : saya tidak setuju, saya pribadi tidak setuju. Karena dengan begitu,

masyarakat setempat juga tidak akan dapat tempat yang sudah di

privatisasi. Karena masalah yang gua alamai di Pulau gue Flores

juga begitu. Banyak privatisasi gitu. Jadi sia buka resort, jadi dia

khusus apa, dan warga sekitar gak dapat apa-apa. Dan itu

menyedihkan sekali bagi saya. Itu tanah lu, kenapa lu tidak

merasakan. Merasa asing di tanah sendiri itu, itu tuh. Dan saya

tidak suka.

Peneliti : Apakahmerasa terganggu dengan keadaan lingkungan disana

yang melepaskan ternaknya begitu saja?

Narasumber : kalo kambing, tidak menggagu sih. Binatang itu juga populasinya

tidak banyak. Itu malah lucu. Jadi cii khas daerah-daraeh pulau kan

begitu. Kalo di Sumbawa sapi cuy. Sapinya selow aja mereka di

jalan, di pantai gitu lewat, kita berjemur. Treng-treng begitu,

Peneliti : Apa anda mau balik lagi ke Pulau Tunda?

Page 156: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

140

Narasumber : I hope someday. Saya sanagt ingin kembali kesana.

Peneliti : Apa alasanya ingin kembali Kepulau Tunda?

Narasumber : karena suasananya, saya suka sangat-sangat. Emm, warganya apa

yah, emm hangat, selow gitu. Saya mending ketempat begitu yang

ada penduduk aslinya daripada berwisata aja. Kecuali kalo

honeymoon beda cerita. Hanya ada kamu dan aku dan laut.

Page 157: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

141

Transkip Wawancara Wisatawan

Nama : Hilda Yunike

Tanggal : 29 Mei 2016

Waktu : 11.00 s.d 11.30

Peneliti :Apakah anda sudah pernah berlibur ke Pulau Tunda

Narasumber : iya sudah pernah

Peneliti : apa yang mendorong anda pergi ke Pulau Tunda?

Narasumber : kesana ya buat liburan. Banyak yang bilang Pulau Tunda bagus

karangnya, ikannya banyak, pemandangannya juga bagus dan enak

buat snorkeling, dan ternyata benar kata orang-orang bawah

lautnya emang bagus banget. Karang-karangnya engga ada yang

mati, ikan ikannya bnayk. Dikedaleman 2 meter aja udah bisa liat

karang yang bagus

Peneliti : apa pernah berlibur ketempat yang serupa dengan Pulau Tunda

Narasumber : aku udah pernah juga ke pulau-pulau yang ada di Banten kaya

Pulau 3, Pulau 4, Pulau 5, Pulau Oar juga pernah. Dan bawah

lautnya gak sebagus Pulau Tunda. apalagi Pulau 3, Pulau 4, Pulau

5 buat snorkeling gak ada yang bisa di liat, kalo Pulau Oar waktu

itu dikedalaman 5 meter baru bisa liat karang bagus, sisanya

karang mati

Peneliti :Adakah rencana untuk berkunjung ke Pulau Tunda lagi?

Narasumber : Rencana Kepulau Tunda lagi sih ada. Nangih abis baget juga suka

snorkeling aku. Pengen kesana lagi ajak temen-temen

Peneliti : Apa alasan untuk mengunjungi Pulau Tunda lagi?

Page 158: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

142

Narasumber : pengen snorkeling lagi. Bagus banget bawah lautnya, makanya

pengen berenang lagi

Peneliti :Apa yang kurang dari Pulau Tunda?

Narasumber : yang kurang tuh pertama. Akomodasinya kesana. Kudu nyewa

kapal dan itu mahal karena jauh. Aja kapal umaum di jamjam

tertentu aja adanya. Yang kedua tempatpenginapan gak ada waktu

aku kesana. Waktu itu hari pertama nginep di gardu rumah orang

sebelum nyewa rumah orang . harusnya dibangun homestay atau

cottage buat wisatawan biar kalo nginep enak gak perlu cari-cari

rumah orang yang siap buat dijadiin penginapan. warung makanan

gak ada. Biasanya kan di pantai dijajain makanan hasil laut gitu

yak, ini mah gak ada. Jadi kemaren kita makan dirumah orang itu

yang kita inepin itu juga. Jadi menunya seadanya. Keempat tempat

wisatanya kurang dibangun dengan baik. Kalo kita turun dari kapal

baru turun didermaga Pulau Tunda yang ada dipikiran kita itu kita

ada dikampung ci. Kaya bukan tempat wisata. Kurang istemewa

kesan pertamanya. Padahal Pulau Tunda sebelah barat itu bagus

baget. Kalo boleh saran dibagian barat yang dijadiin dermaga dan

dibangun tempat-tempat hiburan wisatawan dan dibangun

sebagaimana mestinya tepat wisata .padahal sayang baget

pantainya masih bagus banget. Dari atas karang-karangnya udah

kelihatan cantik. Kalo tempat wisatanya kurang memadai.

Page 159: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

143

NOTULENSI DISKUSI

(Diskusi dengan Tim Pengembang Wisata Pulau Tunda)

Tempat : Desa Wargasara – Pulau Tunda

Tanggal : 31 Mei 2016

Waktu : 19.30 – 22.00

Diskusi yang dilakukan membahasi mengenai rencana pengembangan objek

wisata Pulau Tunda. hasil diskusi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan wisata yang adakan dilakukan oleh desa baru berupa

pengambangan dibidang fasilitas dengan penataan dibagian selatan yang

menggunakan konsep beach club.

2. Kendala yang dihadapi pengembangan berkaitan dengan kepemilikan

lahan yang akan dijadikan kawasan pengembangan wisata

3. Spot potensial yang dimiliki Pulau Tunda terletak di bagian Barat dan

Utara Pulau Tunda

4. Masyarakat di bagian barat dirasa lebih bisa menerima wisatawan yang

datang

5. Pengembangan wisata terkendala dengan penerimaan warga yang masih

belum 100% menerima kehadiran wisata

6. Mengatasi bentrok dengan warga dirasa perlu adanya pemisahan antara

kawasan wisata dengan pemukiman warga

7. Pembangunan home stay menjadi pilihan terakhir dalam pengembangan

fasilitas wisata, hal ini untuk menjaga konflik yang terjadi dengan warga

yang memiliki homestay

Page 160: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

144

8. Pulau Tunda belum memiliki sesuatu yang dapat “dibeli” atau dalam

bahasa pengembangan pariwisata pulau tunda belum memiliki something

to buy

9. Untuk daerah serang Pulau Tunda belum memiliki pesaing karena pulau

lain yang ada di Serang hanya menjual pasir pantai saja.

10. Untuk saat ini belum bisa menentukan pangsa pasar. Hal ini dikarenakan

pengembang belum mengetahui secara pasti pengunjung yang berkunjung

ke Pulau Tunda. Sehingga untuk sementara menjadi global saja dulu

11. Usulan brand untuk saat ini adalah surga di selat jawa, namun untuk brand

ini belum dipastikan dan di diskusikan lebih jauh.

12. Rencana kedepannya akan dilakukan penataan mangrove untuk kegiatan

study tour.

13. Solusi pertama untuk mengatasi penolakan masyarakat terhadap adanya

wisata adalah dengan melakukan sosialisasi program-program yang

dilakukan

14. Pengembang melihat kegiatan CSR perusahaan yang melakukan

pengerukan pasir membawa budaya malas yang secara tidak langsung juga

menghambat pengembangan Pulau Tunda.

Page 161: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

145

NOTULENSI DISKUSI

(Diskusi dengan Staf Desa Wargasara Pulau Tunda)

Tempat : Kantor Desa Wargasara – Pulau Tunda

Tanggal : 31 Mei 2016

Waktu : 09.00 – 12.00

Sebelumnya peneliti berencana melakukan wawancara dengan kepala Desa

Wargasara namun dikarenakan beberapa hal wawancara tidak bisa dilakukan dan

digantikan dengan diskusi dengan beberapa staf desa. Hasil diskusi tersebut

adalah :

1. Untuk saat ini pemerintah Desa akan membangun saung-saung, coffee

shop dan taman di bagian Selatan Pulau Tunda.

2. APBD yang dialokasikan dalam pengembangan wisata mencapai 25%

dari APBD yang dimiliki Pulau Tunda

3. Pengembangan wisata untuk saat ini berupa pengembangan fasilitas

4. Kendala yang dihadapi adalah permasalahan kepemilikan lahan yang akan

di jadikan kawasan pengembangan wisata

5. Potensi yang lebih dulu dikembangkan adalah potensi wisata bahari

berupa snorkeling

6. Rencana kedepannya adalah pembuatan zonasi-zonasi wisata yang jauh

dari pemukiman warga. Alasannya adalah tradisi kesopanan dimasyarakat

masih sangat kuat, mereka belum terbiasa dengan kegiatan wisatawan

yang menimbulkan kebisingan terutama dimalam hari.

Page 162: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

146

7. Sebagian besar masyarakat sudah menerima adanya wisata di Pulau

Tunda. adapun yang tidak menerima diduga dikarenakan belum terlibat

dalam kegiatan wisata

8. Rencana kedepan, pemerintah desa akan membuat BUMDES agar seluruh

masyarakat Pulau Tunda dapat terlibat dalam kegiatan wisata yang terjadi

di Pulau Tunda.

9. Jangkauan pemasaran untuk saat ini adalah sekitar Banten dan Jakarta

10. Media pemasaran yang digunakan untuk saat ini memanfaatkan media

internet. Namun masih dikelola perseorangan oleh warga Pulau Tunda

yang menjadi pelaku wisata. Pemerintah desa belum melakukan

pemasaran pariwisata.

11. Ketersediaan listrik merupakan salah satu kendala yang dimiliki oleh

Pulau Tunda

12. Pemerintah Desa belum mampu mengatasi permasalahan sampah yang di

hadapi Pulau Tunda

Page 163: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

147

NOTULENSI DISKUAI

(Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang)

Tempat : Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga

Tanggal : 26 Mei 2016

Waktu : 10.00 – 12.30

Temuan Di lapangan :

Diskusi yang dilakukan dengan beberapa pelaksana di bidang Destinasi Dinas

Pariwisata Pemuda dan Olahraga menghasilkan :

1. Pengembangan Pulau Tunda sebagai objek wisata baru akan menjadi

prioritas pada tahun yang akan datang, dikarenakan prosedur pengajuan

anggaran yang membutuhkan waktu satu tahun;

2. Rencana pengembangan lebih kepada akomodasi pariwisata berupa home

stay;

3. Rencana pembangunan akan dilaksanakan di wilayah Timur Pulau Tunda;

4. Point Interest Pulau Tunda terletak pada lingkungan pantai dan laut Pulau

Tunda;

5. Segmentasi pasar sementara diperuntukkan untuk kalangan menengah,

remaja, dan juga pelajar;

6. Hambatan pembangunan wisata dikarenakan untuk saat ini wisata belum

dijadikan fokus kebijakan pemerintah daerah;

7. Rencana pengembangan wisata Pulau Tunda bukan hanya dalam

penyediaan akomodasi namun juga berupa kegiatan edukasi kepada

masyarakat agar masyarakat siap Pulau Tunda menjadi daerah wisata.

Page 164: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

148

8. Di lingkungan Pulau Tunda sendiri masih terdapat gap antara kelompok

tua dengan kelompok muda mengenai arah pengembangan Pulau Tunda.

9. Rencananya pemerintah akan membangun BUMDES (Badan Usaha Milik

Desa) yang selanjutnya akan berperan untuk mengembangkan Pulau

Tunda melalui Koperasi, dan lain sebagainya.

10. Pulau Tunda memiliki anggaran yang berasal dari pemerintah dan juga

CSR serta dana kompensasi dari perusahaan pengerukan pasir.

11. Kompensasi yang diberikan oleh perusahaan pengerukan pasir ini,

menimbulkan kekhawatiran berupa perubahan pola sosial masyarakat di

Pulau Tunda, seperti masyarakat menjadi malas bekerja karena mereka

memiliki mendapatkan dana setiap bulan dari perusahaan tersebut,

sehingga mereka bergantung kepada perusahaan pengerukan pasir

tersebut.

12. Pemerintah (Dinas pariwisata pemuda dan olahraga) memiliki harapan

pengembangan wisata di Pulau tunda dapat memberikan pengaruh yang

signifikan kepada masyarakat pulau tunda pada khususnya berupa

pergerakan ekonomi yang mandiri.

13. Pengembangan wisata pun diarahkan untuk mengoptimalkan setiap

potensi yang dimiliki oleh pulau tunda.

Page 165: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 166: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 167: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 168: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN
Page 169: PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI …repository.fisip-untirta.ac.id/688/1/PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH... · PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN

153

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Asri Sulistian

Tempat Tanggal Lahir : Sukabumi, 18 Juli 1994

Domisili : Serang

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Tinggi atau Berat Badan : 159 cm // 62 kg

No. Handphone : 085720759418

Email : [email protected]

DATA PENDIDIKAN

Lulus SDN 1 Nyangkoek - Sukabumi Tahun 2006

Lulus SMP PGRI 183 Cicurug – Sukabumi Tahun 2009

Lulus SMAN 1 Cicurug – Sukabumi Tahun 2012

Lulus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Angkatan

Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Tahun 2016

RIWAYAT ORGANISAI

Anggota Muslim Departement Center FoSMaI Fisip Untirta 2013-2014

Bendahara Umum FoSMaI Fisip Untirta 2014-2015

Anggota divisi KomInfo Himpunan Mahasiswa Komunikasi Untirta 2014- 2015