tugas akhir analisis kinerja produksi air bersih pada ...repository.utu.ac.id/348/1/bab i_v.pdf ·...
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
ANALISIS KINERJA PRODUKSI AIR BERSIH PADAPERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTAMEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT DENGAN
MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)
Disusun Oleh :
Nama : SITI BAYAN
Nomor Pokok : 07C10207033
Jurusan : TEKNIK INDUSTRI
Tugas Akhir Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperolah Gelar SarjanaTeknik Pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Teuku Umar
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH – ACEH BARAT
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang senantiasa harus
tersedia dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk konsumsi, mencuci maupun
kebutuhan mandi dan lain sebagainya. Tersedianya air bersih sangat diharapkan
masyarakat untuk menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari yang tidak dapat
terlepas dari kebutuhan air. Keberadaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat di berbagai daerah merupakan perusahaan
pemerintah yang pengelolaannya dibawah tanggung jawab pemerintah daerah
yang diharapkan dapat melayani masyarakat, namun pada kenyataannya tidak
semua organisasi pemerintah yang bergerak dalam bidang jasa (Ahmad Falah
Rusdianto 2010).
Dalam rangka mencapai kinerja yang lebih baik umumnya dilakukan oleh
perusahaan yaitu kinerja yang informasi bersumber dari Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Akan tetapi penentuan
kinerja yang dijadikan sebagai landasan dan acuan dalam mengarahkan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat,
untuk mewujudkan sasaran – sasaran kinerja yang telah ditentukan oleh
manajemen perusahaan (Ahmad Falah Rusdianto 2010).
Kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman kesungguhan serta waktu. Kinerja adalah menilai
2
bangaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah
ditentukan sebelumnya (Mhd Faizin, 2004).
Karena menilai kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat memerlukan pedoman, yaitu Permendagri
Nomor. 47 tahun 1999, dimana dalam pedoman tersebut dinyatakan, bahwa untuk
mengetahui keberhasilan direksi dalam mengelola Perusahaan Daerah Air Minum
dilakukan penilaian terhadap kinerja pada setiap akhir tahun. Namun, dalam
penilaian kinerja tersebut terdapat dengan metode Objective Matrix penilaian
kinerja dapat diantisipasi dengan melakukan memperbaiki kinerja pada
Perusahaan Daerah Air (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
Dengan adanya penilaian kinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat manajemen puncaknya dapat
menperoleh dasar yang objektif untuk memberikan konpensasi sesuai dengan
prestasi yang diperoleh masing – masing kinerja dan pertanggung jawaban kepada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
secara keseluruhan (Prawiro Sentoso 1999).
Oleh sebab itu, kinerja sangat dibutukan oleh sebuah perusaan di
Indonesia maupun di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat yang terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan
kotamadya di seluruh Indonesia. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat sebagai perusahaan daerah diberi tanggung
jawab untuk mengembangkan kinerja pada perusahaan serta bertanggung jawab
pada, perencanaan aktivitas, persiapan dan implementasi proyek, serta
3
bernegosiasi dengan pihak yang berkaitan untuk mengembangkan kinerja
perusahaan kepada masyarakat.
Pada kenyataannya, penilaian kinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat hanya didasarkan pada bisa atau
tidaknya target yang ditetapkan perusahaan dan pemerintah daerah dapat tercapai.
Saat perusahaan dapat memenuhi target dengan baik, maka perusahaan dikatakan
telah memiliki kinerja yang baik, sedangkan saat perusahaan tidak dapat
memenuhi target yang ditetapkan, maka perusahaan memiliki kinerja yang buruk
(Prawiro Sentoso 1999).
Pengukuran kinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat merupakan suatu alat manajemen yang penting.
Pada tingkat perusahaan pengukuran kinerja terutama digunakan sebagai saran
manajemen untuk menganalisis dan mendorong efisiensi dan efektivitas
perusahaan secara keseluruhan. Dalam menghadapi persaingan di pasar global,
maka perusahaan harus selalu terpacu untuk meningkatkan kinerjanya secara terus
menerus. Salah satu cara yang lazim dilakukan adalah siklus kinerja yang terdiri
dari empat tahap, yaitu pengukuran kinerja, evaluasi kinerja, perencanaan kinerja
dan peningkatan kinerja.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
Tugas Akhir dengan menganalisis kinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM),Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat menjadi lebih baik dari kinerja
sekarang.Atas dasar permasalahan tersebut diatas, penulis dengan mengambil
judul,
4
“Analisis Kinerja Produksi Air Bersih Pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Dengan Menggunakan
Metode Objective Matrix (OMAX)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas,maka
dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
2. Apa saja upaya yang harus ditempuh untuk meningkatkan kinerja
perusahaan.
1.3 Batasan Masalah
Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :
1. Penentuan kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dari periode 2008 s/d 2012.
2. Penelitian dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat perusahaan yang menghasilkan
produk dan bukan jasa.
3. Pengukuran kinerja hanya pada tingkat Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat saja, tidak
membandingkan dengan industri sejenis lainnya.
4. Pengukuran tingkat kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat menggunakan metode
5
Objective Matrix (OMAX) dengan materi aplikasinya disesuaikan
dengan kebutuhan penelitian.
5. Pengukuran ini hanya membandingkan tampilan kinerja pada periode
2008 s/d 2012.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mangetahui kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dengan menggunakan metode
Objektive Matrix (OMAX).
2. Memberikan masukan dalam upaya meningkatkan kinerja Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan dengan adanya penelitian Tugas Akhir ini dapat memberi
informasi bagaimana kinerja yang berlangsung selama ini serta sebagai bahan
informasi untuk memperbaiki kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat di masa yang akan datang.
1.5.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan studi pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Teuku Umar. Disamping itu penelitian ini juga diharapkan dapat berguna sebagai
bahan bacaan dan informasi bagi pihak-pihak yang memerlukannya, terutamanya
6
yang berkaitan dengan kinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, identifikas imasalah,
batasan masalah, maksud dan tujuan dari Tugas Akhir, metodelogi
penelitian, dan sistematika penulisan Tugas Akhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menjelaskan tentang pengertian kinerja, metode pengukuran
kinerja Objective Matrix (OMAX).
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian, sumber dan teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, Lokasi, Waktu, Objek dan Ruang
Lingkup Penelitian.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bagian ini memaparkan tentang data hasil penelitian, pengumpulan
dan pengolahan data hasil penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari pembahasan yang telah
dilakukan dan saran yang diperlukan bagi perkembangan dan kemajuan
kinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja Secara Umum
Kinerja merupakan istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan
sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
periode seiring dengan referensi pada sejumlah standar seperti kinerja - kinerja
masa lalu atau yang diperbaikan pada dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau
akuntabilitas manajemen dan semacamnya (Mulyadi, 2001).
2.1.1 Pengertian Analisis dan Kinerja
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Peter Salim dan
Yenni Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut:
a. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan,
karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul,
sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya).
b. Analisis adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian,
penelaahan bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk
mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman secara
keseluruhan.
c. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan sebagainya
setelah ditelaah secara seksama.
8
d. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis
(dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya melalui beberapa
kepastian (pengamatan, percobaan, dan sebagainya).
e. Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam
bagian-bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai
pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Suharso dan Ana
Retnoningsih (2005), analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
(karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
(sebab musabab, duduk perkara dan sebagainya). Dan kinerja adalah sesuatu
kemampuan yang dicapai. Damanhuri, 1989: 19).
Kinerja merupakan suatu metode untuk mengukur kemajuan program atau
aktivitas yang dilakukan oleh perusahan. Kinerja adalah suatu pendekatan untuk
memperbaiki kinerja perusahaan melalui proses berkelanjutan dalam penetapan
sasaran.Dalam pencapaian tujuan, kinerja dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu :
1. Faktor individu, yang meliputi persepsi dan pengambilan keputusan.
2. Faktor kelompok yaitu pola komunikasi, gaya kepemimpinan,kekuasaan
terhadap perusahaan.
3. Faktor sistem organisasi yaitu desain pekerjaan,teknologi dan proses kerja,
kebijakan pada organisasi.
Manajemen kinerja ini berkaitan dengan usaha, kegiatan atau program
yang dipakai dan dilaksanakan oleh pimpinan organisasi (perusahaan) untuk
9
“merencanakan, mengarahkan dan mengendalikan kinerja perusahaan”. Karena
program ini mencantumkan kata management, seluruh yang dilakukan dalam
sebuah proses manajemen harus terjadi, yakni dimulai dari menetapkan tujuan
yang ingin dicapai, pembuatan rencana (Ruky, 2001).
Sedangkan penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas
operasi suatu organisasi, bagian organisasi dan personelnya. Oleh karena itu
organisasi pada dasarnya di operasikan oleh sumber daya manusia,maka
pengukuran kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia
dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi (Mulyadi,
2001).
Penilaian kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku yang
semestinya di inginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya
memberikan penghargaan.
Dengan adanya penilaian kinerja, manajemen puncak dapat memperoleh
dasar yang objektif untuk memberikan konpensasi sesuai dengan prestasi yang
disumbangkan masing–masing pusat pertanggung jawaban kepada perusahaan
secara keseluruhan. Semua ini di harapkan dapat memberikan motivasi dan
rangsangan pada masing–masing bagian untuk bekerja lebih efektif dan efesien.
2.1.2 Manfaat Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dimanfaatkan manajemen untuk berbagai tujuan antara
lain (Mulyadi & Setyawan, 2000) yaitu :
10
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian personel secara maksimum. Dalam mengelola perusahaan,
manajemen menetapkan sasaran yang akan dicapaibeserta langkah-langkah
pencapaiannya dalam sebuah perencanaan. Dalam pelaksanaan
perencanaan, manajemen menetapkan pengendalian yang efektif.
Pelaksanaan rencana dapat ditempuh dengan tangan besi yang dapat
menjamin pencapaian sasaran organisasi secara efektif dan efisien namun
pencapaian ini akan disertai dengan rendahnya moral karyawan. Kondisi
moral karyawan yang demikian tidak akan terjadi apabila pengelolaan
perusahaan didasarkan atas maksimalisasi motivasi karyawan. Motivasi
akan membangkitkan dorongan dalam diri karyawan untuk menggerakkan
usahanya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.
Penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat digunakan sebagai
dasar pembuatan keputusan yang berkaitan dengan karyawan seperti
promosi, mutasi atau pemutusan hubungan kerja permanen. Data hasil
evaluasi kinerja yang diselenggarakan secara periodik akan sangat
membantu memberikan informasi penting dalam mempertimbangkan
keputusan tersebut.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan. Organisasi memiliki suatu keinginan untuk mengembangkan
karyawan selama masa kerjanya agar karyawan selalu dapat menyesuaikan
11
diri dengan perubahan lingkungan bisnis yang terus mengalami perubahan
dan perkembangan. Sulit bagi perusahaan untuk mengadakan program
pelatihan dan pengembangan bila perusahaan tidak mengetahui kekuatan
dan kelemahan karyawan yang dimilikinya. Hasil penilaian kinerja dapat
menyediakan kriteria untuk memilih program pelatihan karyawan yang
sesuai dan untuk mengevaluasi kesesuaian program pelatihan karyawan
dengan kebutuhan karyawan.
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai mereka. Dalam organisasi perusahaan, biasanya
manajemen atas mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada
manajemen dibawah mereka disertai dengan alokasi sumber daya yang
diperlukan dalam pelaksanaan wewenang tersebut. Penggunaan wewenang
dan konsumsi sumber daya dalam pelaksanaan wewenang itu
dipertanggungjawabkan dalam bentuk kinerja.
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Penghargaan digolongkan dalam 2 kelompok yaitu :
1. Penghargaan intrinsik, berupa kepuasan diri yang telah berhasil
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan telah mencapai
sasaran tersebut.
2. Penghargaan ekstrinsik, terdiri dari kompensasi yang diberikan
kepada karyawan, baik berupa kompensasi langsung, tidak
langsung, maupun yang berupa kompensasi non keuangan dimana
ketiganya memerlukan data kinerja karyawan agar penghargaan
tersebut dirasakan adil oleh karyawan yang menerima maupun
yang tidak menerima penghargaan tersebut.
12
2.1.3 Ruang Lingkup Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja sebenarnya mempunyai ruang lingkup yang lebih luas.
Bila program ini diterapkan, ia bersifat menyeluruh atau menggarap semua
bagian/fungsi dari sebuah organisasi. Program ini akan menjamah semua elemen,
unsur atau input yang harus didayagunakan oleh organisasi untuk meningkatkan
kinerja organisasi tersebut, bukan hanya manusia. Elemen-elemen tersebut adalah
teknologi (peralatan, metode kerja) yang digunakan, kualitas dari input (termasuk
material), kualitas lingkungan fisik (keselamatan, kesehatan kerja, lay out tempat
kerja dan kebersihan), iklim dan budaya organisasi (termasuk supervisi dan
kepemimpinan) dan sistem kompensasi dan imbalan. Kegiatan dengan ruang
lingkup seperti ini akan merupakan sebuah proyek besar dan melibatkan hampir
semua orang, dan ditangani langsung oleh pimpinan puncak organisasi. Setelah
pimpinan organisasi menetapkan tujuan dari program tersebut, misalnya
meningkatkan kinerja pabrik atau meningkatkan kinerja sebuah bank ke arah
tertentu yang dapat diukur maka team pelaksana akan meneliti kondisi dan status
dari tiap-tiap elemen, dan menetapkan tindakan apa yang harus di lakukan.
Sasaran penelitian dan tindakan yang harus diambil untuk tiap elemen dapat
dirinci sebagai berikut. (Ruky, 2001).
1. Sarana dan Prasarana
Kondisi dan kelayakan serta kemampuan semua sarana maupun prasarana
fisik yang dimiliki, termasuk didalamnya bangunan, lay-out (tata letak), alur lalu
lintas orang dan barang, kelaikan mesin dan segala peralatan yang ada. Hal ini
13
bertujuan untuk mengetahui apakah sarana dan prasarana tersebut masih layak
pakai operasi atau tidak.
2. Proses Kerja/Metode Kerja
Tim akan melakukan penelitian terhadap metode kerja yang digunakan
dan proses yang dijalankan. Bila objeknya adalah sebuah perusahaan manufaktur
maka team ini akan terdiri dari para ahli teknik industri atau ahli proses produksi.
Mereka meneliti apakah metode yang digunakan sudah tepat atau masih dapat
disempurnakan.
3. Kemampuan Sumber Daya Manusia.
Bersamaan dengan dilakukannya penelitian terhadap metode dan proses
kerja oleh tim teknik industri, beberapa orang dari bagian pelatihan sebaiknya
turut serta dalam tim ini untuk melihat sampai dimana kemampuan karyawan
dalam melaksanakan pekerjaannya. Penelitian yang dilakukan mereka akan
bersifat observasi atau berdasarkan pengamatan di lapangan. Dari penelitian
tersebut tim khusus sumber daya manusia ini akan mampu mengidentifikasi
kemampuan karyawan yang ada sekarang dalam mengoperasikan peralatan, dan
dalam melaksanakan tugasnya. Hasil penelitian akan memberikan gambaran
apakah atau berapa banyakkah dari karyawan tersebut yang benar - benar mampu
100 persen, berapa yang kurang mampu dan tidak memenuhi syarat sama sekali.
Dari yang kurang mampu tersebut akan diperoleh gambaran, apakah mereka dapat
diberi pelatihan ulang atau harus diganti dengan orang baru sama sekali.
4. Gairah Kerja/Motivasi Sumber Daya Manusia.
14
Sebuah tim lain harus meneliti aspek kegairahan kerja dan sikap karyawan
yang tersisa, apa yang menjadi sumber kepuasan kerja mereka dan sebagainya.
Tim ini kemudian harus menyusun rekomendasi tentang perbaikan-perbaikan
yang harus dilakukan mungkin termasuk di dalamnya rekomendasi tentang
kebijakan dan sistem imbalan/penggajian yang mencakup insentif dan bonus dan
penilaian prestasi kerja. Misalnya bila organisasi ini merupakan sebuah institusi
yang harus unggul dalam pelayanan, harus diteliti apakah semua karyawan
memberikan nilai tinggi pada “melayani” orang lain? Bila tidak berarti ada
masalah.
5. Kualitas Bahan Baku dan Bahan Pembantu.
Proses dan prosedur pengadaan bahan juga akan diteliti untuk mendeteksi
apakah ada hambatan atau selalu lancar pasokan dan penerimaannya. Yang
terpenting apakah kualitas bahan yang diterima memenuhi syarat atau tidak.
Semua kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kerangka manajemen kinerja
yang mempunyai ruang lingkup yang besar seperti disebutkan diatas harus bersifat
terpadu (integrated) dan tidak boleh berjalan sendiri-sendiri tanpa koordinasi.
Dalam praktek tidak banyak perusahaan yang melaksanakan sebuah program
manajemen kinerja yang sempurna dan terpadu seperti yang diuraikan diatas,
mengingat sifatnya, besaran ruang lingkupnya, dan biayanya.
2.1.4 Tujuan dan Mamfaat Manajemen Kinerja
Tujuan yang biasanya dapat dicapai oleh sebuah organisasi atau
perusahaan dengan menerapkan sebuah sistem manajemen kinerja seperti dapat
dilihat dalam uraian berikut (Ruky, 2001).
15
1. Meningkatkan prestasi kerja karyawan, baik secara individu maupun
ebagai kelompok, sampai setinggi-tingginya dengan memberikan
kesempatan pada mereka untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya
dalam kerangka pencapaian tujuan perusahaan. Karyawan bersama atasan
masing-masing dapat menerapkan sasaran kerja dan standar prestasi yang
harus dicapai dan meneliti dan menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai
pada akhir kurun waktu yang ditetapkan.
2. Peningkatan yang terjadi pada prestasi karyawan secara perorangan pada
gilirannya akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara
keseluruhan, yang direfleksikan dalam kenaikan produktivitas. Dengan
kata lain peningkatan produktivitas sumber daya manusia secara
keseluruhan diusahakan dicapai melalui peningkatan prestasi kerja
karyawan secara perorangan (individu).
3. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan
meningkatkan hasil karya dan prestasi pribadi serta potensi laten karyawan
dengan cara memberikan umpan balik pada mereka tentang prestasi
mereka.
4. Membantu perusahaan untuk dapat menyusun program pengembangan dan
pelatihan karyawan yang lebih tepat guna. Usaha ini akan membantu
perusahaan untuk mempunyai pasokan tenaga yang cakap dan terampil
yang cukup untuk pengembangan perusahaan di masa depan.
16
5. Menyediakan alat/sarana untuk membandingkan prestasi kerja pegawai
dengan tingkat gajinya atau imbalannya sebagai bagian dari kebijakan dan
sistem imbalan yang baik.
6. Memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengeluarkan
perasaannya tentang pekerjaan atau hal-hal yang ada kaitannya. Dengan
demikian jalur komunikasi dan dialog akan terbuka dan dengan demikian
diharapkan bahwa proses penelitian prestasi kerja akan mengeratkan
hubungan antara atasan dan bawahan.
2.1.5 Sistem Manajemen Kinerja yang Efektif
Sistem manajemen kinerja seperti apa yang akan dipilih untuk digunakan
harus tergantung pada kebutuhan dan tujuan masing-masing organisasi. Walaupun
demikian Cascio (1992) dalam Ruky (2001) menyarankan agar sebuah program
manajemen kinerja efektif hendaknya memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Relevance: hal-hal atau faktor-faktor yang diukur adalah yang relevan
(terkait) dengan pekerjaannya, apakah itu “output-nya, prosesnya atau
inputnya”.
2. Sensitivity: sistem yang digunakan harus cukup peka untuk membedakan
antara karyawan yang “berprestasi” dan “tidak berprestasi”
3. Reliability: sistem yang digunakan harus dapat diandalkan, dipercaya
bahwa menggunakan tolok ukur yang obyektif, sahih, akurat, konsisten
dan stabil.
17
4. Acceptabilit: sistem yang digunakan harus dapat dimengerti dan diterima
oleh karyawan yang menjadi penilai maupun yang dinilai dan
memfasilitasi komunikasi aktif dan konstruktif antar keduanya.
5. Practicality: semua instrumen, misalnya formulir yang digunakan, harus
mudah digunakan oleh kedua fihak, tidak rumit, mengerikan dan berbelit-
belit.
2.1.6 Program Manajemen Kinerja
Sebuah program manajemen kinerja pada dasarnya adalah sebuah proses
dalam sebuah manajemen sumber daya manusia. Selain itu pengunaan istilan
manajemen dalam nama program tersebut mempunyai implikasi bahwa kegiatan
tersebut harus dilaksanakan sebagai sebuah proses/siklus manajemen yang umum
yang dimulai dengan penetapan tujuam dan sasaran, dan diakhiri dengan evaluasi.
Proses tersebut pada garis besarnya terdiri dari lima kegiatan utama yaitu sebagau
berikut (Ruky, 2001).
1. Merumuskan tanggung jawab dan tugas yang harus dicapai oleh seorang
karyawan dan rumusan tersebut disepakati oleh atasan dan karyawan
tersebut. Langkah perumusan tersebut mencakup kegiatan menetapkan
dalam hal atau bidang apa saja seseorang dituntut untuk memberikan
kontribusi berupa hasil.
2. Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai oleh
karyawan untuk kurun waktu tertentu. Termasuk dalam tahap ini adalah
penetapan standar prestasi dan tolok ukur.
18
3. Melakukan monitoring, melakukan koreksi, memberikan kesempatan dan
bantuan yang diperlukan oleh anak buah.
4. Menilai kinerja karyawan tersebut dengan cara membandingkan prestasi
yang dicapai (actual) dengan standar atau tolok ukur yang telah ditetapkan
dalam langkah yang pertama. Dalam tahap penilaian ini harus tercakup
pula kegiatan mengidentifikasi bidang-bidang yang ada dan dirasakan
terdapat kelemahan pada orang yang dinilai.
5. Memberikan umpan balik kepada karyawan yang dinilai tentang seluruh
hasil penilaian yang dilakukan. Dalam proses pemberian umpan balik ini
atasan dan bawahan membicarakan cara-cara untuk memperbaiki
kelemahan yang telah diketahui dengan tujuan meningkatkan prestasi pada
periode berikutnya.
Cushway (2004) menyatakan ada empat langkah pokok dalam proses
manajemen kinerja, yaitu; perencanaan kinerja, penilaian kinerja, imbalan jasa
kinerja dan monitoring kinerja.
1. Perencanaan kinerja.
Perencanaan kinerja adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan
organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, prosedur, metode, sistem,
anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai target dalam penentuan
kinerja.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses perencanaan kinerja adalah
sebagai berikut:
19
(1) Manajemen puncak menetapkan tujuan bisnis, dan target
perusahaan.
(2) Menentukan hasil yang diinginkan dan menetapkan sasaran/target
setiap kinerja – kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
(3) Meninjau kembali kompetensi-kompetensi dan menetapkan
tujuan-tujuan pengembangan perencanaan kinerja.
2. Penilaian kinerja.
Penilaian kinerja memiliki sejumlah tujuan pada Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Penilaian memberikan
informasi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan yang penting dalam
hal perbaikan, maka penilaian memberikan penjelasan tentang pelatihan dan
pengembangan yang dibutuhkan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat penilaian kinerja digunakan sebagai dasar
untuk mengalokasikan atau menentukan penghargaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses penilaian kinerja adalah
sebagai berikut :
(1) Atasan melakukan penilaian kinerja Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, dengan
menulis sebuah narasi yang menggambarkan kelebihan,
kekurangan prestasi waktu lampau, dan saran – saran mengenai
untuk memperbaikan kinerja perusahaan.
20
(2) Menetapkan ranking kinerja seperti penetapan target yang mudah
dan dapat dikendalikan.
(3) Menetapkan standar kinerja Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
3. Imbalan jasa kinerja.
Imbalan jasa kinerja adalah faktor sangat penting yang mempengaruhi
untuk kemajuan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam proses pemberian imbalan jasa
kinerja, dimana hasil–hasil kinerja digunakan untuk dasar pertimbangan dan
penetapan :
(1) Kenaikan gaji tahunan, bonus, insentif prestasi kinerja.
(2) Promosi, kenaikan pangkat/golongan.
(3) Pelatihan yang dibutuhkan untuk pengembangan prestasi kinerja.
4. Monitoring Kinerja.
Monitoring kinerja adalah untuk mengetahui Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat lebih baik
dalam mengembangkan target untuk peningkatan kualitas maupun
kuantitas pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring kinerja
adalah sebagai berikut :
21
(1) Melakuka peninjauan /monitoring setiap triwulan/semesteran
/tahunan.
(2) Melakukan diskusi berkelanjutan terhadap permasalahan yang
dihadapi.
(3) Melakukan Coaching (memberi latihan).
(4) Melakukan modifikasi atau merevisi tujuan yang telah disepakati.
2.1.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kinerja
Beberapa penelitian yang meneliti tentang beberapa faktor yang
mempengarhui manajemen kinerja adalah sebagai berikut:
1. Keseimbangan antara pengukuran eksternal bagi karyawan dan konsumen
dengan pengukuran internal dalam proses bisnis, inovasi dan proses pada
pelatihan.
2. Keseimbangan antara pengukuran hasil dari usaha masa lalu dengan
pengukuran yang mendorong kinerja masa mendatang,
3. Keseimbangan antara unsur obyektivitas, yaitu pengukuran berupa hasil
kuantitatif yang diperoleh secara mudah dengan unsur subyektivitas, yaitu
pengukuran pemicu kinerja yang membutuhkan pertimbangan dari
perusahaan.
Dengan Pengukuran kinerja tersebut memandang, proses bisnis dalam
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
serta proses pembelajaran dan pertumbuhan kinerja.
Menurut Genoveva dan Elisabeth (2003), dalam penelitiannya menyusun
manajemen kinerja yang Mendukung Pada sebuah perusahaan dalam penelitian
22
ini adalah prestasi kerja karyawan, keputusan SDM, penilaian kinerja, ukuran-
ukuran kinerja, kriteria yang ada hubungannya dengan pelaksanaan kerja, umpan
balik karyawan, catatan-catatan karyawan.
2.1.8 Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial merupakan kemampuan pihak manajemen untuk
mencapai target yang telah ditetapkan sebagai akibat mengimplementasikan
sistem akuntansi manajemen. Kinerja juga dapat diartikan sebagai hasil aktivitas
organisasi dalam satu periode yang dapat diukur dengan menggunakan ukuran
kinerja finansial dan nonfinansial. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor
yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi. Evaluasi atas kinerja yang
dilakukan oleh manajer beragam tergantung pada budaya yang dikembangkan
masing-masing perusahaan. Yang dimaksud dengan kinerja manjerial adalah
kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial
antara lain investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staff (staffing), negosiasi,
evaluasi dan perwakilan.
Definisi dari masing-masing kinerja manajerial tersebut sebagai berikut
(Handoko, 2003).
1. Investigasi.
Investigasi merupakan suatu proses pengendalian yang tarafnya
lebih tinggi, dimana dalam taraf investigasi sudah ada indikasi adanya
suatu penyimpangan sehingga diperlukan adanya suatu penyidikan.
23
2. Pengkoordinasian.
Pengkoordinasian adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan
kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah suatu organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi secara efisien. Tanpa adanya koordinasi dalam suatu
organisasi, maka individu akan kehilangan pegangan atas peranan mereka
dalam organisasi sehingga mereka akan mulai mengejar kepentingan
sendiri yang sering merugikan pencapaian organisasi secara keseluruhan.
3. Evaluasi.
Evaluasi adalah tindakan yang memberikan penilaian atau
pengukuran secara obyektif terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dari
suatu kegiatan yang direncanakan apakah sudah sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
4. Pengawasan.
Pengawasan merupakan penemuan dan penerapan cara dan
peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
5. Pemilihan staf.
Dalam suatu organisasi memiliki karyawan yang cakap dan
terampil merupakan suatu hal yang mutlak, sehingga dalam melaksanakan
pemilihan staf yang akan berperan serta dalam pengelolaan usaha, manajer
harus bersikap selektif dan memilih staf sesuai dengan kualifikasi yang
seharusnya dimiliki dalam posisi yang ditawarkan.
24
6. Negosiasi.
Negoisasi merupakan bagian dari kegiatan usaha yang berkaitan
dengan melaksanakan tawar-menawar dengan pihak luar seperti pemasok
untuk pemenuhan kebutuhan usaha. Kemampuan melaksanakan negoisasi
merupakan suatu hak yang penting yang harus dimiliki oleh seorang
manajer. Hal ini karena kemampuan negosiasi akan sangat diperlukan
dalam pelaksanaannya dalam menghadapi orang lain serta untuk
menyelesaikan suatu masalah.
7. Perwakilan.
Perwakilan merupakan kegiatan untuk menghadiri pertemuan-
pertemuan dengan perusahaan lain untuk memberikan penerangan ataupun
penjelasan kepada masyarakat serta mempromosikan keberadaan
perusahaan yang dipimpinnya kepada masyarakat.
2.1.9 Tujuan dan Strategi Perusahaan
Organisasi membutuhkan tujuan dalam bentuk pernyataan atau rumusan
yang menunjukkan kegunaan atau alasan keberadaan organisasi tersebut,
pernyataan yang berfungsi untuk mengkoordinasi, menuntun, dan memberikan
arah bagi para anggota organisasi. Tanpa tujuan yang luas, stabil, dan langgeng
manajer dan karyawan tidak memiliki kepastian dan tidak tahu apa yang harus
dilakukan. Untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan organisasi dalam mencapai
tujuan, organisasi mengembangkan strategi-strategi guna menunjukkan jalan yang
dikehendaki manajemen dalam mencapai tujuan. Strategi mencakup pedoman-
pedoman tindakan umum, seperti menganggap bahwa pelanggan selalu benar,
25
serta program dan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan, seperti menghasilkan
produk tertentu (Anthony et al., 1999).
Organisasi nirlaba tidak mempunyai tujuan kemampuan memperoleh laba
namun mengejar tujuan lain, seperti di universitas untuk mendidik mahasiswa dan
untuk menambah pengetahuan, rumah sakit berusaha membantu pasien menjadi
sembuh, badan-badan pemerintah menyediakan layanan, membantu masyarakat
yang sedang kesusahan, dan sebagainya. Secara umum, tujuan dari organisasi
nirlaba adalah menyediakan layanan. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif,
strategi memainkan peran penting dan menentukan dalam mempertahankan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga menuntut perusahan
untuk melakukan pemantauan secara berkelanjutan terhadap ketepatan proses
untuk mewujudkan tujuan Perusahaan.
2.2 Metode Pengukuran Kinerja Objective Matrix (OMAX)
Menurut Mahendra 2007, untuk setiap pengukuran mempunyai manfaat
masing-masing, akan tetapi secara umum manfaat dari pengukuran kinerja bagi
perusahaan dan organisasi adalah :
1) Dalam melakukan pengukuran kinerja dapat diperoleh informasi
keberhasilan yang dicapai oleh perusahaan secara menyeluruh.
2) Perusahaan dapat menilai efisiensi penggunaan sumber daya dalam
menghasilkan barang atau jasa.
3) Pengukuran kinerja dapat berguna untuk perencanaan produksi dan
sumber daya, baik untuk jangka panjang atau pendek.
26
4) Berdasarkan hasil pengukuran kinerja saat ini dapat direncanakan
sasaran tingkat kinerja masa mendatang.
5) Strategi peningkatan kinerja dapat ditentukan berdasarkan tingkat
kinerja yang direncanakan dengan tingkat yang diukur. Pengukuran
kinerja sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui keberhasilan
yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut. Selain itu, dari hasil
pengukuran dapat diketahui sampai sejauh mana usaha peningkatan
efisiensi dan efektivitas perusahaan telah mencapai sasaran (Mahendra
2007).
Model pengukuran Objective Matrix (OMAX) dapat digunakan untuk
mengidentifikasi faktor–faktor yang sangat berpengaruh maupun yang kurang
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja. Hal-hal yang dapat dilihat dengan
menggunakan model pengukuran ini, antara lain (Mahendra 2007):
1) Model ini memungkinkan dijalankannya aktivitas - aktivitas
pengukuran kinerja, penilaian (evaluasi) kinerja, peningkatan dan
perencanaan kinerja sekaligus.
2) Berbagai faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja dapat
diidentifikasikan dengan baik dan benar.
3) Adanya sasaran kinerja yang jelas dan mudah dimengerti yang akan
memberikan motivasi bagi pekerja untuk mencapainya.
4) Adanya pengertian bobot yang mencerminkan pengaruh masing–
masing faktor terhadap peningkatan kinerja perusahaan yang
penentuannya memerlukan persetujuan manajemen.
27
5) Model ini menggabungkan seluruh faktor yang berpengaruh terhadap
peningkatan kinerja (baik dalam satuan fisik maupun uang) dan nilai
kedalam suatu indikator atau indeks.
2.2.1 Alasan Pemilihan Metode Objective Matrix (OMAX)
Model pengukuran kinerja Objective matrix (OMAX) dapat
menyelesaikan masalah–masalah dalam kerumitan dan kesulitan pengukuran
kinerja dengan mengkombinasikan seluruh kriteria kinerja yang penting kedalam
suatu bentuk yang terpadu dan saling terkait satu sama lain serta mudah untuk
dikombinasikan.
28
2.2.2 Bentuk dan Susunan Objective Matrix (OMAX).
Tabel bentuk susunan dari metode Objective Matrix (OMAX) dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1 Objective Matrix (OMAX)Kriteria Efisiensi Efektifitas
Rasio-RasioRa
sio 1
Rasio
2
Rasio
3
Rasio
4
Rasio
5
Rasio
6
Score Keterangan
Nilai AktualTarget 10 Sangat Baik
Skor Aktual
9
Baik8765
Sedang432
Buruk10 Sangat Buruk
Bobot NilaiProduktivitasKeterangan
Nilai Produktivitas (Ovrall Productivity)
Tabel diatas adalah untuk mehitung nilai pada metode Objective Matrix
(OMAX).
Pengukuran Objective Matrix (OMAX) dikembangkan oleh James L.
Riggs di Oregon State University. Objective Matrix (OMAX) menggabungkan
kriteria-kriteria kinerja ke dalam suatu bentuk yang terpadu dan berhubungan satu
sama lain. Objective Matrix (OMAX) ini melibatkan seluruh jajaran di
perusahaan, mulai dari bawahan sampai atasan. Kelebihan Objective Matrix
(OMAX) dalam pengukuran kinerja perusahaan antara lain (Mahendra 2007):
29
1) Relatif sederhana dan mudah dipahami ketika pengolahan data.
2) Mudah dilaksanakan dan tak memerlukan keahlian khusus didalam
menggunakan metode Objective Matrix (OMAX).
3) Lebih fleksibel, tergantung pada masalah yang dihadapi.
Bentuk dan susunan dari pengukuran kinerja motode OMAX berupa
matrix, yang terdiri dari :
1) Kriteria Kinerja.
Menyatakan kegiatan dan faktor-faktor yang akan diukur kinerjanya,
dinyatakan dengan rasio dari kinerja yang diukur.
2) Performance/nilai pencapaian.
Setelah dilakukan pengukuran maka kita dapat mengetahui tingkat
kinerja perusahaan tersebut. Hasilnya ini yang akan dicantumkan pada
baris performance untuk kriteria yang diukur.
3) Butir-butir matrix
Terdapat dalam badan matrix yang disusun oleh besaran-besaran
pencapaian mulai dari tingkat 0 (hasil yang terjelek) sampai dengan
tingkat 10 (hasil yang terbaik). Pengukuran dimulai dari tingkat
normal yaitu tingkat 3.
4) Skor (score)
Hasil dari pengukuran (performance) yang diubah ke dalam skor yang
sesuai.
30
5) Bobot (weight)
Setiap kriteria yang diukur mempunyai pengaruh yang berbeda-beda
terhadap tingkat kinerja perusahaan. Kriteria yang akan diberi bobot
berdasarkan derajat kepentingannya. Total dari bobot bisa bernilai 100
atau 100% atau 1.
6) Nilai (value)
Nilai merupakan hasil prkalian dari skor pada kriteria tertentu dengan
bobot kriteria tersebut.
7) Performance indicator.
Merupakan jumlah nilai (6) dari semua kriteria pengukuran yang
dilakukan.
2.2.3 Penyusunan Matrix
Menurut Mahendra 2007, penyusunan dan pelaksanaan matrik ini
merupakan suatu proses yang jelas dan langsung yang membutuhkan sedikit
keahlian.
1) Menentukan kriteria kinerja.
Langkah pertama ini adalah mengidentifikasikan kriteria kinerja yang
sesuai bagi unit kerja dimana pengukuran ini akan dilaksanakan.
2) Menjelaskan data.
Setelah seluruh kriteria dapat diidentifikasikan dengan baik, langkah
berikutnya adalah mendefinisikan kriteria tersebut secara terperinci.
Demikian juga, sumber daya untuk setiap pengukuran tertentu harus
diidentifikasikan dengan jelas, laporan yang akurat, orang–orang yang
31
bertanggung jawab dan terlibat, atau sumber daya lain, untuk setiap
bilangan dalam perhitungan Objective Matrix (OMAX) harus
dispesifikasikan dengan baik.
3) Penilaian pencapaian mula–mula setelah menentukan kriteria yang
akan diukur.
4) Menetapkan sasaran.
(skor 10) Apabila skala skor 3 merupakan pencapaian mula– mula,
maka skor 10 merupakan pencapaian yang akan kita tuju nantinya.
Skala skor 10 ini berkenaan dengan sasaran–sasaran yang ingin
dicapai dalam waktu mendatang, dan karenanya harus berkesan
optimis. Sasaran yang diambil harus merupakan gambaran yang
realistis dan diperhitungkan pula faktor– faktor yang realistis. Hal ini
dikarenakan beberapa waktu mendatang telah terjadi perubahan atau
kemungkinan telah ada peralatan baru.
5) Menetapkan sasaran jangka pendek.
Pengisian skala skor yang tersisa lainnya dari matrik dapat dilakukan
langsung setelah butir skala skor 0, skor 3 dan skor 10 telah
ditetapkan. Butir–butir yang tersisa yaitu skor 1, 2, 4 sampai dengan 9
merupakan suatu sasaran antara (intermediate) sebelum tingkat
pencapaian akhir dipenuhi. Biasanya skala linier digunakan untuk
pengisian antara pencapaian saat ini dengan sasaran yang ingin
dicapai pada setiap kriteria kinerja. Oleh sebab itu, jarak bilangan dari
setiap tingkat skor 3 ke skor 0 juga dilakukan seperti pengskoran di
32
atas. Jadi tidak ada syarat yang baku mengenai hal ini dan tergantung
pada kesepakatan saja, karena pokok perhatian mengenai struktur
skala ini adalah seberapa baik pengskoran ini dimengerti oleh orang–
orang yang unjuk kerjanya diukur. Dengan demikian, ada sebelas
tingkat pencapaian untuk setiap kriteria. Satu kriteria menempati satu
kolom dari atas ke bawah dari badan matrik. Penempatan dari hasil
yang diharapkan pada setiap tingkat merupakan bagian yang penting
dari pengskalaan, karena hasil– hasil tersebut membentuk suatu
rintangan khusus yang harus di atasi untuk maju dari satu sasaran
jangka pendek ke sasaran jangka pendek berikutnya.
6) Menentukan derajat kepentingan.
Semua kriteria tidaklah mempunyai pengaruh yang sama pada kinerja
unit kerja keseluruhan, sehingga untuk melihat berapa besar derajat
kepentinganny tiap kriteria diberi bobot. Pembobotan memberikan
suatu kesempatan untuk memberikan perhatian secara langsung pada
kegiatan–kegiatan yang berpotensi besar bagi peningkatan kinerja.
pembobotan biasanya dilakukan oleh manajer atau dewan produksi
yang dimiliki . Total pembobotan untuk semua kriteria harus sama
dengan 100 %. Bila pembobotan telah selesai, maka matrik ini secara
teknis dapat digunakan untuk mengukur tingkat kinerja dan dapat
diketahui bagaimana cara meningkatkan kinerja.
33
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan studi deskriptif. Dalam penelitian ini penulis berusaha
mengumpulkan data dari berbagai sumber yang sesuai dengan pembahasan topik
ini melalui studi deskriptif masalah yang terjadi saat ini.
Studi deskriptif berusaha mendefinisikan Tugas Akhir dan menginter
prestasikan apa yang ada. Bisa dikatakan kondisi atau hubungan yang ada,
pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek
yang sedang terjadi, atau kecendrungan yang tengah berkembang. Studi deskriptif
terutama berkenaan dengan masa kini.
Metode deskriptif pencarian fakta-fakta dengan interprestasi yang tepat,
penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah serta tata cara yang berlaku
dan situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-
sikap, pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode studi kasus,
dengan contoh kasus analisis kinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Analisis kinerja ini, dianalisis
dengan menggunakan metode Objective Matrix (OMAX).
34
3.2.1 Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang ibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Pengumpulan data adalah sebagai
berikut:
3.2.1.1 Sumber Data
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah; semua
hasil Observasi (pengamatan), Interview (wawancara) dan dokumenter jika ada
penulis lakukan selama penelitian ini berlangsung.
3.2.1.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penelitian ini, penulis mempergunakan teknik
pengumpulan data yang diharapkan dapat melengkapi satu sama lain. Adapun
teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian dan penulisan
Tugas Akhir ini adalah dengan dua teknik metode penelitian, yakni penelitian
kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research).
3.2.1.3 Penelitian Kepustakaan.
Teknik penelitian kepustakaan yaitu suatu penelitian dengan mempelajari
sejumlah buku-buku, majalah, dan bahan-bahan lain yang ada kaitannya dengan
permasalahan yang sedang dibahas.
3.2.1.4 Penelitian Lapangan
Teknik penelitian lapangan yaitu pelaksanaan penelitian lapangan dalam
rangka mendapatkan data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang diteliti.
Data lapangan dikumpulkan langsung pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
35
Data yang dikumpulkan tersebut sesuai dengan permasalahan yang
dibahas dalam penulisan Tugas Akhir ini. Untuk mendapatkan data tersebut
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi yaitu mengadakan pengamatan serta pemantauan secara
langsung ke lokasi penelitian tentang analisis kinerja, manajemen,
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh
Barat.
b. Wawancara (Interview)
Untuk mendapatkan data di lapangan penulis berhadapan langsung dengan
responden (Bapak Gempar R margolang, A.M.Kes) atau informasi yang
ada pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat dengan mempersiapkan daftar wawancara, adapun
yang menjadi responden wawancara dalam penelitian ini adalah sebanyak
Tujuh (7) orang, yakni terdiri atas 1 orang Kepala/Pimpinan, 1 orang kasie
produksi, 1 orang kepala bagian teknik dan 4 orang karyawan pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh
Barat.
3.2.2 Pengolahan dan Analisis Data
Adapun teknik yang digunakan dalam pengolahan data dan penyajian serta
penyusunan data dengan mengkonsentrasikan pemikiran pada hal yang
berkembang pada saat penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif
dengan analisis logis dan angka-angka dengan menggunakan tabel. Sedangkan
pembahasan diupayakan dengan cara deduktif dan induktif.
36
Adapun jenis data yang dibutuhkan dalam penulisan ini adalah semua
data yang dapat mendukung terselesainya penelitian dan penulisan Tugas Akhir
ini, baik itu data yang bersumber dari kepustakaan (Library) yakni dengan
membaca literatur-literatur yang relefan dengan pembahasan yang diteliti maupun
data yang bersumber dari arsip (Field) yang dapat mendukung penulisan Tugas
Akhir ini terutamanya field yang terdapat pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Meulaboh. Selain itu dalam penelitian ini juga di pergunakan data
Primer dan data Sekunder.
3.4.1. Data Primer
Data Primer adalah data yang bersumber dari hasil wawancara (Interview)
penulis dengan para responden. Adapun dalam hal ini yang menjadi responden
adalah pimpinan dan karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
3.4.2. Data Sekunder
Sedangkan data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari data yang
telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian dalam menyelesaikan penelitian Tugas Akhir yang bersumber dari
dokumen dan data data pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
Kriteria–kriteria dari penelitian Penulis Tugas Akhir ini dapat dilihat
sebagai berikut:
37
1) Kriteria bahan baku utama
Adalah bahan baku utama produksi( )ℎ ( ) 100 %2) Kriteria bahan baku pendukung
Rasio yang digunakan untuk menghitung kriteria bahan baku pendukung :( )ℎ ( )3) Kriteria pemakaian tenaga kerja
Rasio yang dugunakan untuk menghitung kriteria pemakaian tenaga kerja :
ℎ ( )/4) Kriteria Efisiensi
Rasio yang dugunakan untuk menghitung kriteria Efisiensi:
ℎ ( )/5) Kriteria Energi
Rasio yang dugunakan untuk menghitung kriteria Energi
ℎ ℎ ( )/ ℎ6) Kriteria Efektifitas
Rasio yang dugunakan untuk menghitung kriteria Efektifitasℎ − 100 %
38
3.3. Lokasi, Waktu, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Meulaboh, yang beralokasi di jalan Purnama kelurahan Drien Rampak
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Adapun penelitian ini dimulai
sejak tanggal 15 september 2013 sampai dengan 12 oktober 2013.
Objek penelitian ini adalah tentang kinerja produksi air bersih pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh. Sedangkan ruang
lingkup penelitian terbatas pada masalah tentang Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
3.4 Flow Chart Penelitian
Kerangka pemecahan masalah dalam pelaksanaan penelitian ini, dimulai
dari identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, pengamatan dan
pengukuran suatu data, pengumpulan dan pengolahan data. Untuk
memperjelaskan maka dapat dilihat pada flowchart (langkah/tahapan)
penyelesaian Penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:
39
Gambar 3.1. Flow Chart Penelitian
40
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Analisis Pengumpulan Data
Adapun data yang dikumpulkan pada saat penelitian adalah data primer
yang diperoleh dari hasil pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh
peneliti. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan bebagai metode yaitu :
a. Observasi.
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara pengamatan langsung kelapangan diperusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
b. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
tanya jawab secara langsung kepada karyawan diperusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Wawancara
dilakukan dengan memberikan pertanyaan terhadap segala permasalahan-
permasalahan yang di alami dan sejauh mana solusi pemecahan yang telah
dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat.
c. Studi Pustaka
Metode pengumpulan data yang bersumber pada buku, jurnal, artikel yang
mendukung jalannya penelitian Tugas Akhir ini.
41
4.1.1 Penentuan – Penentuan Kinerja
Berdasarkan objective matrix (OMAX), ada beberapa kriteria kinerja yang
bisa digunakan untuk pengambilan keputusan. Kebutuhan kinerja di Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat yang dapat
digunakan dalam penelitian ini, yaitu bahan baku utama, bahan baku pendukung,
tenaga kerja, efensiensi, energi, dan efektivitas.
Penetapan yang digunakan, didapatkan dari proses tanya jawab dengan
pihak perusahaan melalui diskusi bersama dengan karyawan yang berpengalaman
dalam masalah pasokan bahan baku air diperusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, yaitu pada Bagian Bahan Baku, dan
Bagian Produksi.
Pada penelitian ini berdasarkan pengalaman dari karyawan yang
disesuaikan dengan kebutuhan diperusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
4.1.2 Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja biasanya selalu dihubungkan dengan keluaran secara
fisik, yaitu produk akhir yang dihasilkan. Pengamatan dilakukan secara langsung
yang diambil pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Pengamatan
dilakukan berdasarkan data bahan baku, bahan pendukung, tenaga kerja dan
jumlah hari kerja pertahun, hasil pengamatan yang dilakukan sesuai dengan waktu
pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.1.1 sebagai berikut ini:
42
Tabel 4.1.1
PeriodeTahun
∑ Bahan BakuUtama ( )
∑ BahanBaku
Pedukung(Kg)
∑ TenagaKerja/tahun
∑ HariKerja/Ta
hun
2008 36.792.000 62.935 7 365
2009 36.792.000 74.950 7 365
2010 36.792.000 64.569 7 365
2011 36.792.000 59.925 7 365
2012 36.792.000 65.360 7 365
Sumber: data langsung dari PDAM Tirta Meulaboh
Tabel 4.1.1 (Lanjutan)
Sumber: data langsung dari PDAM Tirta Meulaboh
Dari pengumpulan data diatas hasil pengamatan langsung dengan jumlah
data pengamatan 5 (lima) tahun. Hasil pengamatan data dapat dilihat pada
lampiran.
4.1.4 Bahan Baku Utama
Bahan baku adalah bahan utama (input) yang diproses untuk membentuk
produk jadi. Bahan baku yang diolah oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat diperoleh dari air sungai
Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
PeriodeTahun
∑ Jam Kerja /Tahun
∑ Output /Tahun ( )
2008 8.760 36.791.5502009 8.760 36.791.5002010 8.760 36.791.7002011 8.760 36.791.7002012 8.760 36.791.500
43
4.1.5 Bahan baku Pendukung
Pengelolaan Air dengan penambahan tawas sebagai penambahan (bahan
kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad
renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya). Tawas (Garam Rangkap Sulfat
dan Aluminium Sulfat) yang berguna untuk menjernihkan air yang diproduksi
oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh
Barat.
4.1.6 Tenaga Kerja.
Tenaga Kerja adalah seluruh jumlah karyawan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Data dapat dilihat pada
lampiran.
4.1.7 Jam Kerja (Efisiensi)
Untuk karyawan yang bekerja 6 hari dalam seminggu, jam kerjanya adalah
7 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu. Sedangkan untuk karyawan
dengan 5 hari kerja dalam 1 minggu, kewajiban bekerja mereka 8 jam dalam 1
hari dan 40 jam dalam 1 minggu. Ketentuan mengenai pembagian jam kerja, saat
ini mengacu pada UU Nomor.13/2003 tentang ketenaga kerja. Ketentuan waktu
kerja diatas hanya mengatur batas waktu kerja untuk 7 atau 8 sehari dan 40 jam
seminggu dan tidak mengatur kapan waktu atau jam kerja dimulai dan berakhir.
Pengaturan mulai dan berakhirnya waktu atau jam kerja setiap hari dan selama
kurun waktu seminggu, yang telah diatur sesuai dengan kebutuhan Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Data dapat
dilihat pada lampiran.
44
4.1.8 Energi / Kwh
Effisiensi di semua lini produksi air pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat pada saat ini merupakan salah
satu faktor penentu dalam kelangsungannya. Salah satu effisiensi yang
berimplikasi sangat besar dalam kelangsungan proses produksi adalah effisiensi
dalam penggunaan energi listrik. Dengan mempertimbangkan penggunaan energi
listrik yang sangat besar pada proses produksi air, maka effisiensi pada
penggunaan energi listrik bisa menjadi sesuatu yang sangat berhubungan.
4.2 Pengolahan Data
Pengolahan data primer yang dilakukan adalah dengan cara melakukan
analisis dokumen administrasi dan laboratorium, data yang di dapat dari hasil
analisis tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi kinerja di lapangan. Setelah
diketahui kondisi kinerja lapangan, data yang didapat dikaji lebih dalam yang
nantinya akan dibandingkan dengan data sekunder yang terdapat pada perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. sehingga
dapat dilihat hasil kinerja dari diperusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Unit-unit penampungan pengolahan air minum
yang dianalisis Prasedimentasi , Absorpsi, dan Filter. Unit-unit penampungan ini
dapat dikatakan unit-unit pengolahan utama, karena peran dari unit penampungan
ini besar dengan fungsi masing - masing. Analisis unit penampungan pengolahan
ini menggunakan parameter Filter antara lain: pH, DO, Zat Organik, dan juga
Kekeruhan.
1. Prasedimentasi (pengendapan) berfungsi adalah untuk pemisahan antara
bagian yang padat dengan menggunakan gaya gravitasi sehingga bagian
45
yang padat berada dilantai berada dilantai dasar penampungan penguras
sedangkan air murni diatas. Proses ini bisa terjadi bila air baku
mempunyai berat jenis lebih besar dari pada olahan, sehingga mudah
tenggelam kedasar lantai penampungan.
2. Absorpsi (Penyerapan) berfungsi adalah untuk air olahan yang sebelumnya
keruh agar menjadi jernih dan kadar warna,bau dan rasa air akan hilang
atau turun.
3. Filter (Penyaringan) berfungsi untuk pemisahan bahan padat dengan
air.jenis penyaringan mempunyai tipe mulai saringan kasar,sedang, sampai
dengan halus, sedangkan sistem pengaliran saringan umumnya
penggabungan sistem aliran dari bawah keatas dengan aliran gravitasi,
sehingga bahan padat melaui proses penyaringan dapat dilihat langsung
terapung, seperti potongan, daun - daunan.dan lainnya.
4.2.1 Penentuan Kriteria – Kriteria.
Menyatakan kegiatan penelitian dan faktor-faktor yang akan diukur
kinerjanya, dinyatakan dengan rasio dari kinerja yang diukur:
1) Bahan Baku Utama
Bahan baku utama merupakan bahan baku air sungai yang di produksi
untuk menghasilkan air bersih siap untuk dipakai, produktivitas penggunaan
bahan baku air sungai dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
46
Pengamatan dilakukan berdasarkan data bahan baku utama, pertahun, hasil
pengamatan yang dilakukan sesuai dengan waktu pengamatan dapat dilihat pada
tabel 4.1.2 sebagai berikut ini:
Tabel 4.1.2
Periode /Tahun
Bahan BakuUtama( )
Output Rasio %
2008 36.792.000 36.791.550 99,9987772009 36.792.000 36.791.500 99,9986412010 36.792.000 36.791.700 99,9991852011 36.792.000 36.791.700 99,9991852012 36.792.000 36.791.500 99,998641
Rata-rata : 99,998886Sumber: data langsung dari PDAM Tirta Meulaboh
2) Bahan Baku Pendukung.
Bahan pendukung merupakan tawas untuk menghasilkan air. Produktivitas
bahan baku pendukung dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut ini:
Rasio yang digunakan untuk menghitung bahan baku pendukung :
Pengamatan dilakukan berdasarkan data bahan baku pendukung pertahun,
hasil pengamatan yang dilakukan sesuai dengan waktu pengamatan dapat
dilihatpada tabel. 4.1.3.
47
Tabel 4.1.3
N0Periode/Tahun
Bahan BakuPendukung
(Kg)Output
Rasio/Kg
1 2008 62.935 36.791.550 5852 2009 74.950 36.791.500 4913 2010 64.569 36.791.700 5704 2011 59.925 36.791.700 6145 2012 65.360 36.791.500 563
Rata-rata : 564Sumber: data langsung dari PDAM Tirta Meulaboh
3) Pemakaian Tenaga Kerja.
Tenaga kerja yang dipakai pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dibagian produksi air sebanyak 7 orang
tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut ini:
Rumus yang digunakan untuk menghitung produktivitas tenaga kerja :
Sebagai mana telah dihitung berdasarkan data pemakaian tenaga kerja
pertahun dari tahun 2008 sampai dengan 2012, maka dari hasil pengamatan yang
dilakukan sesuai dengan waktu pengamatan dapat dilihat pada tabel. 4.1.4.
Tabel 4.1.4
NoPeriode/Tahun
Tenaga kerja(Orang) Output Rasio
1 2008 7 36.791.550 5.255.9362 2009 7 36.791.500 5.255.9293 2010 7 36.791.700 5.255.9574 2011 7 36.791.700 5.255.9575 2012 7 36.791.500 5.255.929
Rata-rata : 5.255.941
Sumber: data langsung dari PDAM Tirta Meulaboh
48
4) Efisiensi
Efisiensi yang dipakai pada perusahaan PDAM Tirta meulaboh dibagian
produksi air dengan jam kerja untuk memproduksi air bersih. Produktivitas jam
kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini:
Rasio yang dugunakan untuk menghitung Efisiensi:
Sebagai mana telah dilakukan pengamatan berdasarkan data Efisiensi,
pertahun, hasil pengamatan yang dilakukan sesuai dengan waktu pengamatan
dapat dilihat pada tabel 4.1.5 sebagai berikut ini:
Tabel 4.1.5No Periode/Tahun ∑ Jam Kerja Output Rasio1 2008 8.760 36.791.550 4.2002 2009 8.760 36.791.500 4.2003 2010 8.760 36.791.700 4.2004 2011 8.760 36.791.700 4.2005 2012 8.760 36.791.500 4.200
Rata-rata : 4.200Sumber: data langsung dari PDAM Tirta Meulaboh
5) Energi
Energi yang dipakai pada perusahaan PDAM Tirta meulaboh dibagian
produksi air adalah Energi listrik untuk memproduksi bahan baku utama. Hasil
dianalisis dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini:
Rasio yang dugunakan untuk menghitung Energi listrik
49
Sebagai mana telah dilakukan pengamatan berdasarkan data Energi,
pertahun, hasil pengamatan yang dilakukan sesuai dengan waktu pengamatan
dapat dilihat pada tabel 4.1.6 sebagai berikut ini:
Tabel 4.1.6
No Periode/Tahun
∑ Kwh OutputRasio
1 2008 900 36.791.550 40.8802 2009 720 36.791.500 51.00993 2010 660 36.791.700 55.7454 2011 600 36.791.700 61.3205 2012 900 36.791.500 40.879
Rata-rata : 49.985Sumber: data langsung dari PDAM Tirta Meulabo.
6) Efektifitas
Efektifitas yang dipakai pada perusahaan PDAM Tirta meulaboh dibagian
produksi air. Efektifitas yang dipakai untuk memproduksi bahan baku utama.
Hasil dianalisis Efektifitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut ini:
Rasio yang dugunakan untuk menghitung Efektifitas
Sebagai mana telah dianalisis berdasarkan data Efektivitas dari tahun 2008
sampai dengan 2012, maka dari hasil pengamatan yang dilakukan sesuai dengan
waktu pengamatan dapat dilihat pada tabel. 4.1.7.
50
Tabel 4.1.7 Efektifitas
No Periode/tahunBahan BakuUtama (
Output Rasio %
1 2008 36.792.000 36.791.550 0,001223
2 2009 36.792.000 36.791.500 0,001359
3 2010 36.792.000 36.791.700 0,000815
4 2011 36.792.000 36.791.700 0,000815
5 2012 36.792.000 36.791.500 0,001359
Rata-rata : 0,001114
Sumber: data langsung dari PDAM Tirta Meulaboh.
4.3 Pengukuran Produktivitas Standar, Nilai Sasaran Akhir (Target
Pencapaian) dan Bobot Rasio
Pengukuran Produktivitas standar atau rata-rata adalah menentukan nilai
tahap awal, dimana pada Matrik Sasaran akan diletakkan pada tingkat ketiga,
untuk menentukan nilai tahap awal adalah merata–rata nilai rasio pertahun periode
masing–masing.
Sasaran Akhir/Target yang ingin dicapai adalah berdasarkan ketetapan dari
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
Tabel 4.3.1 Nilai Tahap Awal, Target dan Bobot
Rasio
Nilai TahapAwal (Rata-ratadari Nilai rasio 5
tahun)
Target (%) Bobot
1 99,998886 85 182 564 70 163 5.255.941 75 174 4.200 90 165 49.985 85 176 0,001114 85 16
51
4.4 Pembentukan Matrik Omax
Nilai-nilai yang ada dalam pembentukan matrik Omax adalah nilai tahap
awal, nilai sasaran akhir, nilai terendah,nilai bobot masing-masing rasio. Adapun
matrik sasaran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat dapat dilihat pada tabel Periode sebagai berikut:
Tabel 4.4.1 Periode tahun 2008Kriteria Efisiensi Efektifitas
Rasio-Rasio
Rasio
1
Rasio
2
Rasio
3
Rasio
4
Rasio
5
Rasio
6
Score Keterangan
Nilai Aktual 99,998777 585 5.255.936 4.200 40.880 0.001223Target 99,999185 959 9.197.897 7.890 92.472 0.000167 10 Sangat Baik
Skor Aktual
99,999142 902 8.634.760 7.350 86.402 0.000343 9
Baik99,999100 845 8.071.624 6810 80.332 0.000471 8
99,999057 788 7.508.487 6.270 74.262 0.000599 7
99,999015 731 6.945.351 5.730 68.192 0.000728 6
99,998972 674 6.382.214 5.190 62.122 0.000857 5Sedang99,998929 617 5.819.078 4.650 56.052 0.000985 4
99,998886 564 5.255.941 4.200 49.985 0.001114 3
99,998843 507 4.692.804 3.660 43.915 0.001243 2Buruk
99,998801 450 4.129.668 3.120 37.845 0.001371 1
99,998758 393 3.566.531 2.580 31.775 0.001499 0 SangatBuruk
1 4 3 3 2 2
Bobot Nilai 18 16 17 16 17 16
Produktivitas 18 64 51 48 34 32Keterangan buruk sedang sedang sedang buruk buruk
Produktivitas Total (Overall Productivity) 247
52
Tabel 4.4.2 Periode Tahun 2009Kriteria Efisiensi Efektifitas
Rasio-Rasio
Rasio
1
Rasio
2
Rasio
3
Rasio
4
Rasio
5
Rasio
6
Score Keterangan
Nilai Aktual 99,998641 491 5.255.929 4.200 51.099 0.001359Target 99,999185 959 9.197.897 7.890 92.472 0.000167 10 Sangat Baik
Skor Aktual
99,999142 902 8.634.760 7.350 86.402 0.000343 9
Baik99,999100 845 8.071.624 6810 80.332 0.000471 899,999057 788 7.508.487 6.270 74.262 0.000599 799,999015 731 6.945.351 5.730 68.192 0.000728 699,998972 674 6.382.214 5.190 62.122 0.000857 5
Sedang99,998929 617 5.819.078 4.650 56.052 0.000985 499,998886 564 5.255.941 4.200 49.985 0.001114 399,998843 507 4.692.804 3.660 43.915 0.001243 2
Buruk99,998801 450 4.129.668 3.120 37.845 0.001371 1
99,998758 393 3.566.531 2.580 31.775 0.001499 0 SangatBuruk
0 2 3 3 4 1Bobot Nilai 18 16 17 16 17 16Produktivitas 0 32 51 48 68 16Keterangan Sangat Buruk Buruk Sedang Sedang Sedang Buruk
Nilai Produktivitas Total (Overall Productivity) 215
53
Tabel 4.4.3 Periode Tahun 2010Kriteria Efisiensi Efektifitas
Rasio-Rasio
Rasio
1
Rasio
2
Rasio
3
Rasio
4
Rasio
5
Rasio
6
Score Keterangan
Nilai Aktual 99,999185 570 5.255.957 4.200 55.745 0.000815Target 99,999185 959 9.197.897 7.890 92.472 0.000167 10 Sangat Baik
Skor Aktual
99,999142 902 8.634.760 7.350 86.402 0.000343 9
Baik99,999100 845 8.071.624 6810 80.332 0.000471 899,999057 788 7.508.487 6.270 74.262 0.000599 799,999015 731 6.945.351 5.730 68.192 0.000728 699,998972 674 6.382.214 5.190 62.122 0.000857 5
Sedang99,998929 617 5.819.078 4.650 56.052 0.000985 499,998886 564 5.255.941 4.200 49.985 0.001114 399,998843 507 4.692.804 3.660 43.915 0.001243 2
Buruk99,998801 450 4.129.668 3.120 37.845 0.001371 199,998758 393 3.566.531 2.580 31.775 0.001499 0 Sangat Buruk
10 4 4 3 4 4Bobot Nilai 18 16 17 16 17 16Produktivitas 180 64 28 48 68 64Keterangan S. baik Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Nilai Produktivitas (Overall Productivity) 452
54
Tabel 4.4.4 Periode Tahun 2011Kriteria Efisiensi Efektifitas
Rasio-Rasio
Rasio
1
Rasio
2
Rasio
3
Rasio
4
Rasio
5
Rasio
6
Score Keterangan
Nilai Aktual 99,999185 614 5.255.957 4.200 61.320 0.000815Target 99,999185 959 9.197.897 7.890 92.472 0.000167 10 Sangat Baik
Skor Aktual
99,999142 902 8.634.760 7.350 86.402 0.000343 9
Baik99,999100 845 8.071.624 6810 80.332 0.000471 899,999057 788 7.508.487 6.270 74.262 0.000599 799,999015 731 6.945.351 5.730 68.192 0.000728 699,998972 674 6.382.214 5.190 62.122 0.000857 5
Sedang99,998929 617 5.819.078 4.650 56.052 0.000985 499,998886 564 5.255.941 4.200 49.985 0.001114 399,998843 507 4.692.804 3.660 43.915 0.001243 2
Buruk99,998801 450 4.129.668 3.120 37.845 0.001371 199,998758 393 3.566.531 2.580 31.775 0.001499 0 Sangat Buruk
10 4 4 3 5 4Bobot Nilai 18 16 17 16 17 16Produktivitas 180 64 68 48 85 64Keterangan S. baik sedang Sedang Sedang sedang Sedang
Nilai Produktivitas (Overall Productivity) 509
55
Tabel 4.4.5 Periode Tahun 2012Kriteria Efisiensi Efektifitas
Rasio-Rasio
Rasio
1
Rasio
2
Rasio
3
Rasio
4
Rasio
5
Rasio
6
Score Keterangan
Nilai Aktual 99,998641 563 5.255.929 4.200 40.879 0.001359Target 99,999185 959 9.197.897 7.890 92.472 0.000167 10 Sangat Baik
Skor Aktual
99,999142 902 8.634.760 7.350 86.402 0.000343 9
Baik99,999100 845 8.071.624 6810 80.332 0.000471 899,999057 788 7.508.487 6.270 74.262 0.000599 799,999015 731 6.945.351 5.730 68.192 0.000728 699,998972 674 6.382.214 5.190 62.122 0.000857 5
Sedang99,998929 617 5.819.078 4.650 56.052 0.000985 499,998886 564 5.255.941 4.200 49.985 0.001114 399,998843 507 4.692.804 3.660 43.915 0.001243 2
Buruk99,998801 450 4.129.668 3.120 37.845 0.001371 199,998758 393 3.566.531 2.580 31.775 0.001499 0 Sangat Buruk
0 3 3 3 2 1Bobot Nilai 18 16 17 16 17 16Produktivitas 0 48 51 48 34 16Keterangan S. buruk sedang Sedang Sedang buruk buruk
Nilai Produktivitas (Overall Productivity) 197
56
0
2
4
6
8
10
12
2008 2009 2010 2011 2012
periode
skor
akt
ual
rasio 1rasio 2rasio 3rasio 4rasio 5rasio 6
Grafik 4.4.1 Perbandingan Rasio 2008 S/D Rasio 2012
4.5 Evaluasi Tingkat Produktivitas
Evaluasi tingkat produktivitas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat yaitu menganalisis kinerja dan
produktivitas sehingga dapat diketahui perkembangan perusahaan selama periode
2008 sampai dengan 2012. Adapun hasil evaluasi tingkat produktivitas dapat
dilihat pada tabel 4.5.1
Tabel. 4 5.1 Evaluasi Tingkat Produktivitas
Periode/TahunOvrall
Productivity(OP)
Nilai IndeksPerubahan Terhadap
ProduktivitasPeriode Sebelumnya
(%)2008 247 -
2009 215 -13
2010 452 110,2
2011 509 12,6
2012 197 -61,2
57
0
100
200
300
400
500
600
2008 2009 2010 2011 2012
OverallProductivity
Grafik 4.5.1 Overall Produktifitas (OP)
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis Kinerja Perusahaan yang telah
dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten
Aceh Barat dengan menggunakan metode Objective Matrix (OMAX).
Langkah perbaikan Kinerja guna perencanaan peningkatan kinerja di masa
yang akan datang adalah dengan cara memperioritaskan kepada rasio yang
memiliki nilai paling buruk/ menurun untuk ditingkatkan adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil perhitungan kinerja Produksi air bersih Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2008
adalah sebagai berikut:
a) Produktivitas rasio 1,5 dan 6 berada pada kondisi buruk.
b) Sedangkan produktivitas pada rasio 2, 3 dan 4 berada pada kondisi sedang.
2. Dari hasil perhitungan kinerja pada Produksi air bersih Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat pada tahun
2009 adalah sebagai berikut:
a) Produktivitas rasio 1 berada pada kondisi sangat buruk.
b) Sedangkan produktivitas rasio 2 dan 6 berada pada kondisi buruk dan,
c) Produktivitas rasio 3,4 dan 5 berada pada kondisi sedang.
3. Dari hasil perhitungan kinerja pada Produksi air bersih Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat pada tahun
2010 adalah sebagai berikut:
59
a) Produktivitas rasio 1 berada pada kondisi sangat baik.
b) Sedang produktivita rasio 2 sampai 6 berada pada kondisi sedang.
4. Dari hasil perhitungan kinerja produksi air bersih Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2011
adalah sebagai berikut:
a) Produktivitas rasio 1 berada pada kondisi sangat baik.
b) Sedangkan rasio 2 sampai 6 berada pada kondisi sedang.
5. Dari hasil perhitungan kinerja produksi air bersih Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2012
adalah sebagai berikut:
a) Produktivitas rasio 1 berada pada kondisi sangat buruk.
b) Sedangkan produktivitas rasio 2, 3 dan 4 berada pada kondisi sedang dan,
Pada Rasio 5 dan 6 berada pada kondisi buruk.
6. Hasil index produktivity dari tahun 2008, ke 2009 memgalami penurunan
index produktifitas sebesar 13%. dari tahun 2009, ke 2010 memgalami
kenaikan index produktifitas sebesar 110,2%. dari tahun 2010, ke 2011
memgalami kenaikkan index produktifitas sebesar 12,6%. dari tahun 2011,
ke 2012 memgalami penurunan index produktifitas sebesar 61,2%.
7. Kinerja dan produktifitas terbaik yang terjadi selama tahun 2008 sampai
dengan tahun 2012 ada pada tahun 2011, hal ini dapat dilihat dari nilai
overall pructivity tahun 2011 sebasar 509.
8. Kinerja dan produktifitas terburuk terjadi pada tahun 2012, hal ini dapat
dilihat dari nilai overall produktivity pada tahun 2012 sebesar 197.
60
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat, maka peneliti dapat memberikan saran pada pihak
perusahaan dalam upaya peningkatan kinerja pada tahun-tahun berikutnya. Ada
pun saran yang di usulakan adalah sebagai berikut:
1. Pihak perusahaan disarankan untuk dapat meningkatkan produktifitas
khususnya pada rasio 1, 5, dan 6. Kinerja pada tahun 2013 dan seterusnya
dapat berpedoman pada kinerja tahun 2010 dan tahun 2011. Hal ini
kemungkinan dapat disebabkan oleh kebocoran-kebocoran yang terjadi
pada instalasi pada sistem perpipaan khususnya pada area water intake.
2. Dalam upaya peningkatan kinerja tahun-tahun berikutnya pihak
perusahaan dapat mengevaluasi kinerja produktifitas berdasarkan
pencapaian-pencapaian kinerja tertinggi.
3. Dengan dilakukannya upaya peningkatan efektifitas dan efesiensi maka
pihak perusahaan dapat memperbaiki kinerja dan produktifitas secara
keseluruhan.
61
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Falah Rusdianto,2010.http://jurnal-sdm.blogspot.com/produktivitas-kiner-
definisi-dan.html, akses 25 April 2013.
Cushway,2004.http:/jurnal-produktivitas.blogspot.com/pengukuran-kerja-
definisi-dan.html, akses 15 Juni 2013
Ghufran, M., H. Kordi K.,dan Andi Baso Tancung, (2007). Pengelolaan Kualitas
Air. Jakarta : Rineka Cipta
Handoko, 2003. Pendekatan Sistem Dalam Pengendalian dan Pengoperasian
Sistem Jaringan Distribusi Air Minum, Bandung, Jurusan Teknik
Lingkungan FTSP-ITB.
Mahendra,2007.http://jurnal-produktivitas.blogspot.compengukuran-kerja-
definisi-dan.html, akses 15 Juni 2013
Mulyadi, 2001. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, Gadja Mada,
Yogyakarta.
Mhd Faizin, 2004. . Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Peter Salim dan Yenni Salim.2002 Kamus Bahasa Indonesia Penerbit Rineka
Cipta
Ruky,2001. Meningkatkan Produktivitas Kinerja, Penerbit Rineka Cipta
Sritomo wignjosoebroto, 1989, Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja, Guna
Widya, Surabaya
Sutrisno, Totok dkk, 2004, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta, Rineka
Cipta
62
Sutrisno, Totok dkk, 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta, Rineka
Cipta
Wibowo, 2006. Manajemen Perubahan, Edisi, 2. Raja Grafindo Persada, Jakarta.