tugas akhir alat ukur suhu dengan sensor …repository.usd.ac.id/28244/2/015114021_full.pdf · alat...

111
TUGAS AKHIR ALAT UKUR SUHU DENGAN SENSOR TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER PIC16F877 Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma Disusun oleh KRISTIANTO WIDIATMOKO NIM: 015114021 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • TUGAS AKHIR

    ALAT UKUR SUHU DENGAN SENSOR TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER PIC16F877

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

    memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

    Program Studi Teknik Elektro

    Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma

    Disusun oleh

    KRISTIANTO WIDIATMOKO

    NIM: 015114021

    PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2007

  • FINAL PROJECT

    THERMOMETER INSTRUMENT USING THERMOCOUPLE BASED ON PIC16F877 MICROCONTROLLER

    Submitted as Partial Fulfillment Of The Requirement forSarjana Teknik Degree In Electrical Engineering

    By:

    KRISTIANTO WIDIATMOKONIM: 015114021

    DEPARTMENT ELECTRICAL ENGINEERING

    FACULTY OF MATHEMATIC, SCIENCE AND TECHNOLOGY

    SANATA DHARMA UNIVERSITY

    YOGYAKARTA

    2007

    i

  • LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

    TUGAS AKHIR

    ALAT UKUR SUHU DENGAN SENSOR TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER PIC16F877

    KRISTIANTO WIDIATMOKONIM: 015114021

    Telah disetujui pada tanggal __ April 2007

    oleh

    Pembimbing I

    B. Djoko Untoro S. Ssi., MT

    Pembimbing II

    Martanto, ST, MT

    i

  • LEMBAR PENGESAHAN

    ALAT UKUR SUHU DENGAN SENSOR TERMOKOPEL

    BERBASIS MIKROKONTROLER PIC16F877

    Disusun oleh:

    KRISTIANTO WIDIATMOKONIM: 015114021

    Pada tanggal 3 Februari 2007

    dan dinyatakan memenuhi syarat

    Susunan Panitia Penguji

    Nama Lengkap Tanda Tangan

    Ketua : Ir. Th. Prima Ari Setiyani, M.T

    Sekretaris : B. Djoko Untoro S. Ssi., MT

    Anggota : Augustinus Bayu Primawan, S.T.,M.Eng

    Anggota : Martanto, ST, MT

    Yogyakarta, ____________2007

    Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma Dekan Fakultas Teknik

    Ir. Greg.Heliarko, SJ.,SS.,BST., MT., Msc.

    i

  • Pernyataan Keaslian Karya

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

    tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan

    dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya tulis.

    Yogyakarta, _________________2007

    Penulis

    KRISTIANTO WIDIATMOKO

    v

  • MOTTO

    v

    PRACTICE MAKE PERFECT

  • Karya ini kupersembahkan untuk:

    Tuhan Yesus Kristus sang Juru Selamat

    Ayah , Ibu dan Adikku Desi yang sangat aku kasihi serta saudara - saudaraku yang selalu menyayangiku

    Semua teman – teman dan sahabatku…..Almamaterku…

    v

  • Intisari

    Dalam otomotif, suhu dari sebuah mesin sangat mempengaruhi kinerja dari sebuah mesin. Gas buang dari mesin bakar suhunya dapat mencapai 500oC, untuk itu dibutuhkan sebuah alat ukur suhu yang dapat mengukur hingga 500oC.

    Tugas akhir ini membahas perancangan alat ukur suhu dengan sensor termokopel tipe K dan diproses menggunakan mikrokontroler PIC16F877 dan hasilnya di tampilkan pada LCD 16x2. Suhu dikonversi oleh termokopel menjadi tegangan, sebesar 0 mV pada suhu 0 oC hingga 19,7 mV pada suhu 500 oC. Hasil konversi dikuatkan 253x melalui pengkondisi sinyal kemudian tegangan keluaran dari pengkondisi sinyal diolah oleh mikrokontroler PIC16F877 dan hasilnya ditampilkan melalui LCD 16x2.

    Hasil dari perancangan ini adalah alat ukur suhu yang mampu untuk mengukur suhu hingga 500oC dengan resolusi 0,5oC.

    Kata kunci : Termokopel, Aplikasi Mikrokontroler

    v

  • Abstract

    In automotive, engine temperature influences engine performances. Engine exhaust temperature can reach 500oC, therefore temperature measurement was needed.

    This final project are discussed about thermometer instrument using thermocouple type K and processed by PIC16F877 microcontroller and displayed by 16x2 LCD. Temperature converted by Thermocouple to 0 mV at 0 oC and 19,7 mV at 500 oC. The convertion result gained 253x by signal conditioner, Then Signal conditioner output processed by PIC16F877 microcontroller and displayed by 16x2 LCD.

    Finally This equipment is able to measure upto 500 oC with 0,5 oC resolution.

    Keywords: Thermocouple, microcontroller.

    i

  • Kata Pengantar

    Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus,

    atas segala rahmat-Nya sehingga dengan pertolongan dan petunjuk-Nya akhirnya

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Skripsi ini diberi judul : Alat Ukur Suhu Dengan Sensor Termokopel

    Berbasis Mikrokontroler PIC16F877. Penulisan skripsi ini didasarkan pada hasil-

    hasil yang penulis peroleh mulai dari perancangan, pembuatan alat sampai pada

    pengujian alat yang diajukan, juga kemungkinan pengembangannya.

    Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

    penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan

    kepada :

    1. Bapak Djoko Untoro Suwarno, S.Si., MT selaku Pembimbing I yang telah

    bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dalam proses penyusunan

    Tugas akhir ini dari awal sampai selesai.

    2. Bapak Martanto, S.T.,M.T. selaku pembimbing II yang juga telah bersedia

    membimbing dan mengarahkan sehingga karya ini dapat selesai dan berhasil

    sesuai yang diharapkan.

    3. Ibu Ir. Th. Prima Ari Setiyani., M.T. selaku penguji.

    4. Bapak Augustinus Bayu Primawan, S.T., M.T. selaku penguji.

    5. Mas Broto, mas Mardi, mas Rony, mas Hardi, mbak Viany, mas Suryo, yang

    telah membantu dalam penyediaan alat di laboratorium dan literatur.

    6. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Teknik Elektro yang telah membagi dan

    mengajarkan banyak ilmu kepada penulis.

    x

  • 7. Bapak, Ibu dan adikku Desi, terimakasih atas doa dan dukungannya selama

    ini

    8. Tim Hibahku Andre dan Franki, “terima kasih banyak,. tanpa kalian karya ini

    tidak akan jadi”

    9. Semua tim PHK pak Tjendro cs ( Andry, Galuh, Nandy, Marta, Butet), pak Is

    cs ( Bowo, Ari, Danang, Joko, Sulis, Yayuk, Hernomo, Tatang, Liong) maju

    terus dab..

    10. Ika, Anink, Yoseph, Iwuk, Krisna, Petrus, Iink dan semua Mudika

    ALOYSIUS GONZAGA, terima kasih atas doanya….

    11. Temanku Ririn, Ndoko, Oscar, Agung, Broto, Made, Ulin, Yuli dan semua

    anak – anak JMC.

    12. Ledul, Lolok, Badala, Adin yang selalu memberi semangat kepada penulis…

    13. Anak – anak kos Tangkadas ( Heri, Sigit, Purba, Fandy, Sinung, Widi,

    Wawan, Andy, Charles dan Purba) yang telah banyak memberi bantuan

    14. Teman – teman operator warnet SECOND HOME ko Aan, ko Dennis, cik

    Tanti, Mamata, Efan, Dony, Jackson, Tyo, Amos, Yulius, dan teman – teman

    operator yang lain thanxs.

    Penulis menyadari bahwa dalam karya tulis ini masih banyak kekurangannya

    dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan

    kritik yang dapat membangun dari berbagai pihak. Sehingga penulis dapat lebih maju

    dan lebih baik dari sekarang.

    x

  • Akhirnya penulis berharap dan berdoa, semoga karya tulis ini dapat

    bermanfaat bagi pembaca.

    Yogyakarta 31 juni 2007

    Penulis

    Kristianto Widiatmoko

    x

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

    HALAMAN JUDUL (INGGRIS)................................................................ ii

    HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...................................................... v

    HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. vii

    INTISARI..................................................................................................... viii

    ABSTRACT................................................................................................. ix

    KATA PENGANTAR ................................................................................ x

    DAFTAR ISI................................................................................................ xiii

    DAFTAR TABEL........................................................................................ xvii

    DAFTAR GAMBAR................................................................................... xviii

    BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

    I.1 Judul.............................................................................................. 1

    I.2 Latar Belakang ............................................................................. 1

    I.3 Tujuan dan manfaat Penelitian..................................................... 2

    I.4 Batasan masalah............................................................................ 2

    I.5 Metodologi penelitian................................................................... 2

    I.6 Sistematika penulisan................................................................... 3

    BAB II. DASAR TEORI............................................................................. 5

    x

  • 2.1 Skala Suhu .................................................................................... 5

    2.2 Metode Pengukuran Suhu ........................................................... 6

    2.2.1 Metode Ekspansi............................................................... 6

    2.2.2 Metode Hambatan................................................................ 7

    2.2.3 Metode Lempeng Bimetal ................................................... 7

    2.3 Karakteristik alat ukur................................................................... 7

    2.3.1 Presisi (ketelitian)................................................................ 7

    2.3.2 Akurasi ( ketepatan)............................................................. 8

    2.3.3 Sensitivitas ( Kepekaan)....................................................... 8

    2.3.4 Resolusi ( kemampuan membaca skala )............................. 8

    2.3.5 Repeatability ( kemampuan mengulang )............................ 8

    2.3.6 Threshold ............................................................................ 8

    2.3.7 Linearitas............................................................................. 9

    2.4 Analisis Statistik........................................................................... 9

    2.4.1 Nilai Rata – rata (Arithmatic mean)..................................... 9

    2.4.2 Penyimpangan Terhadap Nilai Rata – rata.......................... 10

    2.4.3 Penyimpangan Rata-rata (Average Deviation).................... 10

    2.4.4 Deviasi Standar.................................................................... 11

    2.4.5 Regresi Linier....................................................................... 11

    2.4.6 Kesalahan baku penaksiran.................................................. 12

    2.4.7 Koefisien korelasi................................................................ 13

    2.5 Termokopel................................................................................... 14

    2.6 Penguat Tak Membalik................................................................. 16

    x

  • 2.7 LCD............................................................................................... 18

    2.8 Mikrokontroler PIC16F877........................................................... 22

    2.8.1 ALU (Arithmatic Logic Unit).............................................. 23

    2.8.2 Memori Program.................................................................. 23

    2.8.3 Program counter................................................................... 24

    2.8.4 Register Status...................................................................... 24

    2.8.5 Pembangkit Clock - Oscilator.............................................. 24

    2.8.6 Unit I/O................................................................................ 24

    2.8.7 Timer.................................................................................... 24

    2.8.8 Analog to Digital Converter (ADC).................................... 25

    2.8.8.1 Register ADCON0................................................... 25

    2.8.8.2 Register ADCON1................................................... 26

    2.8.8.3 Register ADRESH dan ADRESL............................ 27

    2.8.9 USART................................................................................ 27

    2.8.10 Instruksi – instruksi PIC16F877........................................ 27

    2.8.11 Register Status.................................................................... 29

    BAB III. Perancangan Peralatan.................................................................. 32

    3.1 Perancangan ADC ........................................................................ 33

    3.1.1 Inisialisasi ADC.................................................................... 33

    3.1.2 Konversi ADC...................................................................... 34

    3.2 Perancangan Pengkondisi Sinyal.................................................. 34

    3.3 Perancangan LCD ........................................................................ 37

    3.3.1 Tampilan LCD .................................................................... 38

    x

  • 3.4 Diagram Alir................................................................................. 39

    BAB IV. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 41

    4.1 Hasil Pengukuran Dengan Media Uap Air................................... 41

    4.3 Pengujian Dengan Media Api....................................................... 46

    4.4 Pengujian Dengan Media Es......................................................... 46

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 48

    5.1 Kesimpulan................................................................................... 48

    5.2 Saran.............................................................................................. 48

    DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 49

    LAMPIRAN

    x

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Sensitivitas Termoelectric dari beberapa material yang

    dikombinasikan dengan platinum pada suhu 0oC (32oF).......... 16

    Tabel 2.2 Pin pada LCD HD44780U........................................................ 21

    Tabel 2.3 konfigurasi kontrol bit port A/D................................................ 27

    Tabel 2.4 Tabel instruksi PIC16F877........................................................ 28

    Tabel 3.1 Tabel tegangan keluaran termokopel tipe K terhadap

    temperatur (referensi termokopel 0 oC)..................................... 34

    Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Suhu Dengan Media Uap Air.............. 41

    Tabel 4.2 Tabel komputasi kecocokan alat ukur............................................... 44

    Tabel 4.3 Data hasil pengujian dengan media api..................................... 46

    Tabel 4.4 Data hasil pengujian dengan media es...................................... 47

    x

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Termokopel ........................................................................ 15

    Gambar 2.2 Penguat tak pembalik........................................................... 17

    Gambar 2.3 Display LCD 2 × 16 karakter............................................... 19

    Gambar 2.4 Mikrokontroler PIC16F877.................................................. 22

    Gambar 2.5 Arsitektur mikrokontroler PIC16F877................................. 22

    Gambar 3.1 Diagram blok sensor suhu.................................................... 33

    Gambar 3.2 Grafik perubahan emf termokopel Tipe K terhadap suhu..... 35

    Gambar 3.3 Rangkaian akhir pengkondisi sinyal..................................... 37

    Gambar 3.4 Rangkaian LCD.................................................................... 38

    Gambar 3.5 Tampilan nama dan nomor mahasiswa................................ 38

    Gambar 3.6 Tampilan hasil pengukuran suhu.......................................... 39

    Gambar 3.7 Diagram alir program utama................................................ 39

    Gambar 4.1 Grafik hubungan suhu terukur terhadap suhu referensi....... 43

    x

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Judul

    Alat ukur suhu dengan sensor suhu termokopel berbasis mikrokontroler

    PIC16F877.

    1.2.Latar Belakang Masalah

    Pengukuran merupakan kegiatan yang sangat penting untuk mengetahui

    kuantitas, kualitas suatu benda dalam sebuah penelitian. Salah satu faktor atau

    besaran yang dipakai untuk mengetahui kuantitas, kualitas serta kemampuan suatu

    benda tersebut adalah suhu. Suhu sangat berpengaruh hampir di tiap percobaan atau

    penelitian.

    Laboratorium Konversi Energi Universitas Sanata Dharma mempunyai sebuah

    mesin bakar yang saat ini dipakai untuk penelitian oleh fakultas teknik mesin. Dalam

    penelitian mesin bakar tersebut mereka membutuhkan sebuah alat untuk mengukur

    suhu gas buang hasil pembakaran, pelumas serta suhu mesin, untuk itu mereka

    membutuhkan alat ukur suhu yang dapat mengukur suhu hingga 500oC. karena

    alasan itulah maka pada tugas akhir kali ini kami membuat alat ukur suhu

    Laboratorium yang dapat mengukur suhu dari 0 oC hingga 500 oC dengan resolusi 0,5

    oC .

    1

  • 1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan alat ukur ini yaitu: pengembangan

    alat ukur suhu berbasis mikrokontroler untuk mengukur suhu gas buang pada mesin

    bakar Laboratorium Konversi Energi Universitas Sanata Dharma.

    Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:

    1. Tersedianya alat ukur suhu untuk laboratorium

    2. Mempermudah perolehan data dalam pengukuran di laboratorium.

    3. Tersedianya literatur dalam perancangan alat ukur menggunakan sensor

    termokopel.

    1.4.Batasan Masalah

    Dalam penelitian ini akan dirancang sebuah alat ukur suhu dari 100oC hingga

    500oC dengan resolusi 0.5oC. Sensor suhu yang digunakan adalah termokopel tipe K

    dengan unit pengolah sebuah mikrokontroler PIC16F877. Hasil pengukuran dapat

    ditampilkan di LCD 2X16

    1.5.Metodologi Penelitian

    Tahap – tahap yang dilakukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan tujuan

    penelitian adalah sebagai berikut:

    1. Menentukan obyek yang akan diukur (karakteristik dari obyek).

    2. Menentukan komponen yang akan digunakan yang sesuai dengan karakteristik

    dari obyek.

    2

  • 3. pengumpulan dokumen pendukung, berupa buku – buku dan data sheet yang

    berhubungan dengan kompenen yang akan digunakan pada perancangan.

    4. Perancangan untuk menyelesaikan masalah, berupa perhitungan matematis dan

    menentukan nilai – nilai yang akan digunakan

    5. Implementasi dari perancangan.

    6. Pengambilan data dengan melakukan pengukuran di Laboratorium

    7. Pengolahan data dengan membandingkan hasil pengukuran dengan hasil

    perhitungan matematis.

    8. Penyajian data dengan grafik dari hasil percobaan dan perhitungan matematis dan

    statistik

    9. Penulisan laporan.

    .

    1.6.Sistematika Penulisan

    Penulis melakukan penelitian dengan merancang alat dan mengambil data alat

    yangg telah dirancang tersebut. Laporan penelitian dibagi menjadi 5 Bab yangsecara

    singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

    BAB I memuat pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, batasan

    masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta

    sistematika penulisan laporan

    BAB II berisi dasar teori yang dipakai oleh penulis untuk melakukan penelitian

    BAB III berisi tentang perancangan alat yang terdiri dari diagram blok, perhitungan

    nilai komponen, gambar tiap rangkaian beserta diagram alir program.

    BAB IV berisi data hasil percobaan alat yang telah dibuat beserta pembahasannya.

    3

  • BAB V berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran yang

    dianggap perlu.

    4

  • BAB II

    DASAR TEORI

    2.1.Skala Suhu

    Satuan yang dipakai untuk menyatakan temperatur adalah derajat, yang paling

    umum dipakai adalah derajat Celcius, yang biasa disingkat dengan oC. Ada pula

    satuan oKelvin dan oFahrenheit, masing-masing disingkat sebagai oK dan oF. Pada

    skala Celcius titik nol sama dengan titik beku air, sedangkan titik didih air berada

    pada skala“100 o”. Pada keadaan yang lebih dingin dari pada air beku, skala ditandai

    dengan angka negatif.

    Untuk skala suhu Fahrenheit, suhu beku air adalah 32 oF ( tiga puluh dua derajat

    Fahrenheit ) dan suhu didih air berada pada 212 oF, keduanya pada tekanan atmosfir

    standar (1013 millibar). Ada 180 derajat skala Fahrenheit diantara titik beku dan titik

    didih, dibandingkan terhadap 100 skala Celcius, sehingga 1 skala Fahrenheit

    mewakili hanya 180100

    , atau 95

    dari perubahan suhu sejauh satu derajat Celcius.

    Untuk mengubah suhu dari derajat Celcius ke derajat Fahrenheit, harus

    diperhatikan bahwa suatu suhu Celcius ( TC ) adalah besar derajat Celcius diatas titik

    beku. Besar derajat Fahrenheit diatas titik beku adalah 59

    dari suhu Celcius, Tetapi,

    titik beku pada skala Fahrenheit adalah 32 oF. Sehingga untuk memperoleh suhu

    5

  • Fahrenheit sebesar TF yang sebenarnya, kalikan nilai Celcius dengan 59

    lalu

    tambahkan 32 o, atau dapat dituliskan:

    TF = 59

    TC + 32 o (2.1)

    Untuk mengubah Fahrenheit ke Celcius, turunkan persamaan (2.1) untuk

    memperoleh TC , dan didapatkan persamaan:

    TC = 95

    ( TF – 32 o). (2.2)

    Skala suhu Kelvin, dinamai untuk menghargai fisikawan Inggris Lord Kelvin

    (1824 – 1907). Satuannya tetap sama besar seperti pada skala Celcius, tetapi harga

    nol digeser sehingga 0 K = 273,15 oC atau

    TK = TC + 273,15 (2.3)

    Pada khasanah SI, “derajat” tidak digunakan pada skala Kelvin; suhu 293 Kelvin

    dibaca sebagai “293 Kelvin”, bukan “293 derajat Kelvin”.

    2.2.Metode Pengukuran Suhu

    Pengukuran suhu dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya:

    2.2.1.Metode Ekspansi

    Termometer cairan dalam kaca terdiri dari pipa kapiler dengan suatu

    gelembung yang berisi suatu cairan ( biasanya cairan Raksa ). Maka ketika suhu

    berubah, volume cairan berekspansi dari kaca dan gelembung karena perbedaan

    dalam koefisien ekspansi suhu antara kaca dan fluida. Perubahan deferensial dalam

    6

  • volume menyebabkan cairan mengisi pipa kapiler. Suatu skala yang dilekatkan pada

    kaca digunakan untuk menandai perubahan cairan pada pipa kapiler terhadap suhu.

    2.2.2.Metode Hambatan

    Termometer hambatan terdiri atas suatu elemen sensor yang memperlihatkan

    suatu perubahan dalam hambatan ketika terjadi perubahan suhu. Dua jenis sensor

    yang biasanya digunakan adalah RTD (Resistance Temperatur Detector) dan

    termistor.

    2.2.3.Metode Lempeng Bimetal

    Termometer ini terdiri dari dua buah lembaran logam dengan bahan yang

    berbeda dan saling direkatkan. Ketika dipanaskan, salah satu logam berekspansi

    lebih jauh dibandingkan logam lainnya, sehingga gabungan lembaran akan

    melengkung jika suhu berubah.

    2.3.Karakteristik Alat Ukur

    Dalam pengukuran digunakan istilah – istilah yang menentukan karakteristik

    suatu alat ukur, antara lain:

    2.3.1.Presisi (ketelitian)

    Presisi merupakan suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil

    pengukuran serupa. Dengan memberikan suatu harga tertentu bagi sebuah variabel,

    7

  • ketelitian (presisi) merupakan suatu ukuran tingkatan yang menunjukkan perbedaan

    hasil pengukuran pada pengukuran – pengukuran yang dilakukan secara berurutan.

    2.3.2.Akurasi (ketepatan)

    Akurasi merupakan sifat kedekatan pembacaan alat ukur dengan nilai

    sebenarnya dari variabel yang diukur. Akurasi ditentukan dengan cara mengkalibrasi

    dengan kondisi operasi tertentu.

    2.3.3.Sensitivitas (kepekaan)

    sensitivitas merupakan perubahan terkecil dari masukan yang mempengaruhi

    keluaran.

    S= InputOutput

    ∆∆

    (2.4)

    2.3.4.Resolusi (kemampuan membaca skala)

    Resolusi merupakan perubahan terkecil dari keluaran yang masih bisa

    dibedakan.

    2.3.5.Repeatability (kemampuan mengulangi)

    Repeatability adalah sebagai ukuran deviasi dari hasil uji nilai rata – rata. Hal

    ini mengindikasikan kedekatan diantara sejumlah pengukuran yang dilakukan secara

    berulang dengan kondisi yang sama.

    8

  • 2.3.6.Treshold

    Treshold merupakan nilai minimum perubahan masukan yang tidak dapat

    diamati atau dideteksi, bila masukannya berangsur – angsur bertambah dari nol.

    2.3.7.Linearitas

    Linearitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan ukuran alat ukur yang

    menghasilkan keluaran yang secara linear. Dalam hal ini, dapat didefinisikan dengan

    persamaan berikut ini:

    y = mx + c (2.5)

    keterangan :

    y = nilai – nilai taksiran untuk variabel tak bebas

    x = nilai variabel bebas

    m = kemiringan (slope)

    c = offset

    2.4.Analisis Statistik

    Analisis statistik terhadap data pengukuran adalah untuk menentukan

    penentuan ketidakpastian hasil pengujian akhir secara analisis. Hasil dari suatu

    pengukuran dengan metode tertentu dapat diramalkan berdasarkan contoh (data

    sampel), tanpa memiliki informasi atau keterangan yang lengkap mengenai semua

    faktor – faktor gangguan.

    Agar cara–cara statistik dan keterangan yang diberikan bermanfaat, biasanya

    diperlukan sejumlah pengukuran banyak.

    9

  • 2.4.1.Nilai Rata-rata (Arithmatic Mean)

    Nilai yang paling mungkin dari suatu variabel yang diukur adalah nilai rata –

    rata dari semua pembacaan yang dilakukan. Pendekatan paling baik akan diperoleh

    bila jumlah pembacaan untuk suatu besaran sangat banyak. Secara teoritis,

    pembacaan yang tak berhingga akan memberikan hasil paling baik, walaupun dalam

    prakteknya hanya dapat dilakukan pengukuran yang terbatas.

    Nilai rata – rata diberikan oleh persamaan:

    x = nxxxx n++++ .......321 =

    nx∑ (2.6)

    Dimana x = nilai rata –rata

    x1,x2,xn = pembacaan yang dilakukan

    n = jumlah pembacaan

    2.4.2.Penyimpangan Terhadap Nilai Rata-rata

    Penyimpangan (deviasi) adalah selisih antara suatu pembacaan terhadap nilai

    rata- rata dalam sekelompok pembacaan. Jika penyimpangan pembacaan pertama x1

    adalah d1, penyimpangan pembacaan kedua x2 adalah d2 dan seterusnya, maka

    penyimpangan terhadap nilai rata-rata adalah:

    d1 = x1- x d2 = x2 – x x dn = xn - x (2.7)

    perlu dicatat bahwa penyimpangan terhadap nilai rata – rata boleh positif atau

    negatif dan jumlah aljabar semua penyimpangan tersebut harus nol.

    10

  • 2.4.3.Penyimpangan Rata-rata (Average Deviation)

    Deviasi rata –rata adalah suatu indikasi ketepatan instrumen – instrumen yang

    digunakan untuk pengukuran. Menurut definisi, deviasi rata – rata adalah

    penjumlahan nilai – nilai mutlak dari penyimpangan – penyimpangan dibagi jumlah

    pembacaan. Deviasi rata – rata dapat dinyatakan dengan:

    D = n

    dn

    dddd n ∑=++++ ......321 (2.8)

    2.4.4.Deviasi Standar

    Deviasi standar (root mean square) merupakan salah satu cara untuk

    menganalisis kesalahan – kesalahan acak secara statistik. Deviasi standar dari

    jumlah data terbatas didefinisikan sebagai akar dari penjumlahan semua

    penyimpangan (deviasi). Setelah dikuadratkan dibagi dengan banyak pembacaan.

    Tetapi dalam praktek, jumlah penjumlahan yang mungkin adalah terbatas. Deviasi

    standar untuk sejumlah data terbatas adalah:

    11.... 2223

    22

    21

    −=

    −++++

    =∑n

    dn

    dddd tnσ (2.9)

    2.4.5.Regresi Linier

    Untuk mempermudah melakukan perumusan dan analisis hubungan dua

    kejadian, maka dua kejadian tersebut dilambangkan dengan variabel – variabel, yaitu

    kejadian pertama dilambangkan dengan variabel X dan kejadian kedua dilambangkan

    dengan variabel Y.

    11

  • Yang dimaksud dengan garis regresi atau regresi adalah garis lurus atau garis

    linear yang merupakan garis taksiran atau perkiraan untuk mewakili pola hubungan

    antara variabel X dengan variabel Y. dalam hal ini X disebut variabel bebas dan Y di

    sebut variabel tak bebas.

    Garis regresi mempunyai persamaan yang umum yaitu sebagai berikut:

    ^Y = a + bX (2.10)

    ^Y = adalah nilai – nilai taksiran untuk variabel tak bebas Y

    X = niai – nilai variabel bebas

    a = intersep ( pintasan) bilamana X = 0

    b = koefisien arah atau slope dari garis regresi

    Dalam hal ini a dan b disebut koefisien regresi tersebut

    persamaan regresi yang paling baik dari sebaran data adalah regresi yang

    mempunyai total kuadrat kesalahan atau total kuadrat selisih atau total kuadrat error

    yang paling minimum.Untuk memperoleh total kuadrat error yang paling minimum

    tersebut dipakai metode kuadrat minimum ( last square method ). Dengan metode

    ini, persamaan regresi linier akan mempunyai total kuadrat error minimum bilamana

    koefisien a dan b dihitung dengan rumus berikut

    ( )∑ ∑∑ ∑ ∑

    −= 22

    2

    XXn

    YXXYnb (2.11)

    −=

    ∑∑n

    Xb

    nY

    a (2.12)

    12

  • 2.4.6.Kesalahan baku penaksiran

    Kesalahan baku penaksiran atau disebut juga standard error of estimate oleh

    bXaY +=^ kesalahan ini menunjukkan ukuran menyeluruh dari pencaran titik-titik

    (X1,Y1),(X2,Y2),(X3,Y3), …….,(Xn,Yn) disekitar garis regresi. Rumus dari

    kesalahan baku penaksiran :

    nXYbYaY

    SXY

    ∑ ∑ ∑−−=

    2

    ^

    (2.13)

    2.4.7.Koefisien Korelasi

    Salah satu teknik statistik yang kerapkali digunakan untuk mencari hubungan

    antara dua variabel adalah teknik korelasi. Dua variabel yang hendak diselidiki

    hubungannya itu biasa diberi kode variabel X dan variabel Y. bilamana kenaikan

    nilai variabel X selalu disertai kenaikan nilai variabe Y, dan sebaliknya turunnya

    nilai variabel X selalu diikuti oleh turunnya nilai variabel Y, maka hubungan seperti

    itu disebut hubungan yang positif. Akan tetapi sebaliknya bilamana niliai variabel X

    yang rendah selalu diikuti oleh variabel Y yang tinggi, hubungan antara kedua

    varibel itu disebut hubungan negatif. Ada juga kemungkinan bahwa dua variabel

    tidak mempunyai hubungan itu tidak mampunyai hubungan. Dua variabel disebut

    tidak mempunyai hubungan atau dalam istilah teknis statistik dikatakan mempunyai

    hubungan yang nihil, bilamana kenaikan variabel yang satu kadang-kadang desertai

    turunnya nilai variabel lainnya, dan kadang – kadang diikuti oleh kenikan nilai

    variabel yang lain itu.

    13

  • Biasanya besar kecilnya hubungan dinyatakan dalam bilangan. Bilangan yang

    menyatakan besar-kecilnya hubungan itu disebut koefisien hubungan atau koefisien

    korelasi. Koefisien korelasi itu bergerak antara 0,000 sampai +1,000 atau diantara

    0,000 sampai-1,000, tergantung kepada arah korelasi, nihil, positif atau

    negatif.koefisien yang bertanda positif menunjukkan arah korelasi positif, koefisien

    negatif menunjukkan arah korelasi yang negatif, sedang koefisien yang bernilai

    0,000 menunjukkan tidak adanya korelasi antara X dan Y.

    Koefisien korelasi pearson dicari dengan rumusan matematis sebagai berikut:

    { }{ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑

    −−

    −=

    2222 )()( YYnXXn

    YXXYnr (2.14)

    Perbandingan antara variasi yang dijelaskan dengan variasi total yaitu

    ∑∑

    −−

    = 2

    2^

    2

    )()(

    YYYY

    r (2.15)

    r2 disebut koefisien determinasi, jika tidak terdapat variasi yang dijelaskan maka

    r2 = 0. jika r2 = 1 maka tidak terdapat variasi yang tidak dijelaskan. Dalam keadaan –

    keadaan yang lain perbandingan tersebut terletak antara 0 dan 1, yaitu 0

  • menghasilkan tegangan yang sangat kecil yang disebut electromotive force (emf),

    seperti ditunjukkan pada gambar 2.1

    Gambar 2.1. Termokopel

    Efek yang terjadi pada termokopel ini ditemukan oleh Thomas J. Seebeck pada tahun

    1822, sehingga dinamakan efek Seebeck. emf yang dihasilkan dapat dirumuskan

    sebagai berikut:

    ε = ∫2

    1

    T

    T(QA – QB)∂T (2.16)

    dengan : ε : emf yang dihasilkan dalam volt

    T1, T2 : Suhu sambungan dalam Celcius

    QA, QB : konstanta perpindahan panas untuk logam A dan B

    Persamaan (2.16) menunjukkan bahwa emf yang dihasilkan proposional dengan

    perbedaan suhu dan perbedaan konstanta aliran panas, sehingga persamaan (2.16)

    dapat ditulis kembali menjadi:

    ε = α ( T1 – T2) (2.17)

    dengan α adalah konstanta dalam Celcius

    Volt = QA –QB (2.18)

    emfTemperatur referensi

    Ujung panas

    Logam A

    Logam B

    15

  • Tabel 2.1. Sensitivitas Termoelectric dari beberapa material yang dikombinasikan

    dengan platinum pada suhu 0oC (32oF)

    Material Q (konstanta material)μV/oC μV/oFBismuth -72 -40

    Constantan -35 -19,4Nickel -15 -8,3Alumel -13,6 -7,6

    Nisil -10,7 -5,9Platinum 0 0Mercury +0,6 0,3Carbon +3 +1,7

    Alumunium +3,5 +1,9Lead +4 +2,2Silver +6,5 +3,6

    Copper +6,5 +3,6Gold +6,5 +3,6

    Tungsten +7,5 +4,2Nicrosil +15,4 +8,6

    Iron +18,5 +10,3Chromel +25,8 +14,3

    Germanium +300 +167Silicon +440 +244

    Tellurium +500 +278Selenium +900 +500

    Konstanta perpindahan panas untuk jenis logam yang digunakan dalam pembuatan

    Termokopel dapat dilihat pada tabel 2.1.

    2.6.Penguat Tak Pembalik

    Gambar 2.2 adalah sebuah penguat tak membalik, yaitu tegangan keluaran

    mempunyai polaritas yang sama dengan tegangan masukannya Ei = Vo,

    16

  • Gambar 2.2. Penguat tak pembalik

    Karena tegangan antara terminal (+) dan terminal (-) idealnya adalah 0, maka

    kedua pasak tersebut berada pada potensial yang sama, sehingga :

    I = 1R

    Ei (2.19)

    Arus masukan ke terminal (-) opamp dapat diabaikan. Karenanya, I mengalir

    melalui Rf dan penurunan tegangan melintasi Rf dinyatakan oleh VRf dan dinyatakan

    sebagai:

    VRf = I(Rf) = 1R

    R f x Ei (2.20)

    Tegangan keluaran Vo didapat dengan menambahkan penurunan tegangan melintasi

    R1, yang adalah Ei, ke tegangan melintasi Rf, yang adalah VRf:

    Vo = Ei + 1R

    R f Ei (2.21)

    Atau

    Vo =

    +

    11

    RR f Ei (2.22)

    Vo

    R1I

    ~o

    Ei

    x Ia=

    RfI

    17

  • Dengan menyusun kembali persamaan (2.31) untuk menyatakan penguatan

    tegangannya, kita dapatkan

    Acl = 1E

    Vo = 1 +

    1RR f (2.23)

    2.7.LCD

    LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu tampilan (display) dari bahan cairan

    kristal yang dioperasikan dengan menggunakan sistem dot matriks. Pada

    perancangan alat ini digunakan Display LCD 16 × 2 karakter, yang artinya LCD ini

    memiliki 2 baris dan 16 kolom karakter, sehingga jumlah total karakter yang dapat

    ditampilkan sekaligus adalah sebanyak 32 karakter. Masing-masing karakter tersebut

    terbentuk dari susunan dot yang berukuran 8 baris dan 5 kolom dot.

    Jenis LCD yang digunakan dalam perancangan alat ini adalah LCD

    HD44780U. Untuk berhubungan dengan mikrokontroler atau perangkat elektronik

    lainnya, LCD HD44780U dengan berdasarkan panjang datanya mempunyai dua buah

    teknik antarmuka, yaitu antarmuka 4 bit dan antarmuka 8 bit. Pada teknik antarmuka

    8 bit, data yang ditulis atau dibaca oleh mikrokontroler ke atau dari LCD dilakukan

    sekali proses, teknik ini membutuhkan 8 buah jalur data dalam proses antarmukanya

    sehingga juga membutuhkan 8 bit I/O pada mikrokontroler sebagai data bus (jalur

    data). Pada teknik antarmuka, 4 bit penulisan atau pembacaan data dilakukan

    sebanyak dua kali untuk 8 bit data, yaitu 4 bit untuk nibble atas (bit 7 hingga bit 4)

    dan dilanjutkan dengan nibble bawah (bit 3 hingga bit 0).

    18

  • LCD yang dipakai pada alat pencacah ini menggunakan sistem pengiriman data

    8-bit dan diperlukan 10 jalur data untuk berhubungan dengan sistem mikrokontroler

    PIC16F877. Kesepuluh jalur data tersebut adalah :

    1. Delapan jalur data untuk mengirimkan data instruksi dan data karakter yang akan

    ditampilkan, kedelapan jalur tersebut secara berurutan yaitu kaki 7 (DB0), kaki 8

    (DB1), kaki 9 (DB2), kaki 10 (DB3), kaki 11 (DB4), kaki 12 (DB5), kaki 13

    (DB6), kaki 14 (DB7).

    2. Dua jalur lainnya adalah kaki 4 (RS/Register select), dan kaki 6 (E/Enable).

    Gambar LCD 2 x 16 dapat dilihat pada gambar 2

    Gambar 2.3. Display LCD 2 × 16 karakter

    HD44780U memiliki beberapa bagian, yaitu:

    1. Register

    HD44780U memiliki dua buah register 8-bit, yaitu IR (Instruction

    Register) dan DR (Data Register). IR merupakan register yang hanya dapat ditulis

    untuk menyimpan kode-kode instruksi seperti clear display, cursor shift, dan juga

    untuk alamat dari DDRAM (display data RAM) ataupun CGRAM (Character

    Generator RAM). Sedangkan DR (Data Register) merupakan register yang dapat

    19

  • ditulis maupun dibaca untuk penyimpanan sementara data yang akan ditulis atau

    dibaca dari atau kedalam DDRAM ataupun CGRAM.

    2. BF (Busy Flag)

    Jika BF berlogika ‘1’ maka driver HD44780U akan menjalankan operasi

    internal, sehingga instruksi selanjutnya tidak dapat dijalankan. Maka untuk dapat

    menjalankan instruksi selanjutnya perlu diperiksa apakah BF tersebut berlogika

    ‘0’, atau dapat juga dilakukan dimana pengiriman data selanjutnya dilakukan

    dalam waktu yang lebih lama dari waktu yang dibutuhkan untuk melakukan

    eksekusi instruksi data sebelumnya.

    3. AC (Address Counter)

    Fungsi AC adalah untuk mengalamati DDRAM dan juga CGRAM.

    4. DDRAM (Display Data RAM)

    DDRAM digunakan untuk menyimpan tampilan data yang direpresentasikan

    dalam bentuk 8-bit kode karakter. DDRAM memiliki kapasitas 80× 8 bit atau

    jenis 80 karakter.

    5. CGROM (Character Generator ROM)

    CGROM merupakan RAM (Read Only Memory) berukuran 64× 8 bit yang

    memungkinkan pemakai untuk memprogram bentuk karakter yang diinginkan.

    LCD yang digunakan adalah LCD buatan Hitachi dengan driver HD44780U yang

    memiliki 16 pin seperti yang ditunjukkan pada tabel (2.2)

    20

  • Tabel 2.2 Pin pada LCD HD44780U

    Nomor Pin Simbol1 VEE (0V)2 VCC (5V)3 GND (0V)4 RS5 R/W6 E7 DB08 DB1

    Nomor

    Pin

    Simbol9 DB210 DB311 DB412 DB513 DB614 DB715 A16 K

    Deskripsi pin:

    1. DB0 sampai dengan DB7, merupakan jalur data yang dipakai untuk menyalurkan

    kode ASCII maupun perintah pengatur kerja LCD tersebut.

    2. RS (Register Select), merupakan pin yang dipakai untuk membedakan jenis data

    yang dikirim ke LCD. Jika RS berlogika ‘0’ maka data yang dikirim adalah

    perintah untuk mengatur kerja LCD tersebut, jika RS berlogika ‘1’ maka data

    yang dikirim adalah kode ASCII yang ditampilkan.

    3. R/W (Read/Write), merupakan pin yang digunakan untuk mengaktifkan

    pengiriman dan pengambilan data ke dan dari LCD. Jika R/W berlogika ‘0’ maka

    akan diadakan pengiriman data ke LCD, jika R/W berlogika ‘1’ maka akan

    diadakan pengambilan data dari LCD.

    4. E (Enable), merupakan sinyal sinkronisasi. Saat E berubah dari logika ‘1’ ke ‘0’,

    maka data di DB0 s/d DB7 akan diterima atau diambil dari port mikrokontroler.

    21

  • 2.8.Mikrokontroler PIC16F877

    Gambar 2.4 Mikrokontroler PIC16F877

    Gambar 2.5 Arsitektur mikrokontroler PIC16F877

    22

  • Mikrokontroler PIC16F877 seperti ditunjukkan pada gambar 2.4 merupakan

    mikrokontroler yang dikembangkan dan diproduksi oleh perusahaan Microchip.

    Mikrokontroler PIC16F877 termasuk dalam mikrokontroler 8 bit, yang berarti dapat

    melakukan pengolahan data sebanyak 8 bit secara langsung.

    Bagian-bagian utama dari mikrokontroler PIC16F877 seperti yang ditunjukkan

    pada gambar 2.5, yaitu:

    2.8.1.ALU (Arithmetic Logic Unit)

    Merupakan bagian mikrokontroler yang bertanggungjawab terhadap operasi

    aritmatika (penjumlahan dan pengurangan) dan logika, termasuk pergeseran dalam

    register (shfting). PIC 16F877 mempunyai sebuah ALU 8-bit dan sebuah register

    kerja W ( Working Register).

    2.8.2.Memori Program

    Memori program direalisasikan dalam teknologi FLASH memory yang

    memungkinkan pemrogram melakukan program hapus - tulis hingga seribu kali.

    Pemrograman PIC16F877 dilakukan sebelum dipasang pada rangkaian aplikasi, atau

    ketika sistem sudah terpasang namun dikehendaki adanya up-dating pada program di

    dalamnya. Ukuran memori program untuk PIC16F877 adalah 8 Kbyte lokasi dengan

    lebar kata (word) 14 bit. Lokasi 0000h dan 0004h berturut-turut digunakan untuk

    vektor reset dan vektor interupsi.

    23

  • 2.8.3.Program counter

    Merupakan suatu register 13 bit yang berisi alamat instruksi yang sedang

    dieksekusi. Program Counter terbagi menjadi byte rendah (PCL) dan byte tinggi

    (PCH). PCL bersifat dapat dibaca dan ditulis, sedangkan PCH hanya dapat ditulis

    melalui register PCLATH.

    2.8.4.Register status

    Register status berisi status aritmatika dan ALU (C,DC,Z), status reset (TO,PD)

    dan bit-bit pemilih memori (IRP, RP1, RP0).

    2.8.5.Pembangkit clock - osilator

    Rangkaian osilator yang dibutuhkan oleh mikrokontroler untuk menyediakan

    clock bagi mikrokontroler.

    2.8.6.Unit I/O

    Agar mikrokontroler dapat berkomunikasi dengan dunia luar, maka harus ada

    terminal yang menghubungkan keduanya. Terminal tersebut dinamakan port I/O

    yang dialamati sebagaimana layaknya lokasi memori.

    2.8.7.Timer

    Timer digunakan untuk keperluan menghasilkan tunda, mencacah pulsa,

    mengetahui keberadaan proses yang sedang berlangsung, dan sebagainya.

    24

  • 2.8.8.Analog to Digital converter (ADC)

    Mikrokontroler seri PIC16F877 mempunyai 10 bit ADC internal untuk

    mengkonversi tegangan menjadi data digital. Data digital hasil konversi adalah dari

    ‘000’H sampai ‘3FF’H (0 – 1023). Modul ADC pada PIC16F877 mempunyai

    tegangan referensi (+) dan tegangan referensi (-), kombinasi keduanya diatur melalui

    software(VDD, VSS, RA2 atau RA3). ADC pada PIC16F877 mempunyai 4 register,

    antara lain:

    2.8.8.1.Register ADCON0

    Bit 7-6 ADCS1:ADCS0 : bit untuk memilih waktu konversi

    00 = Fosc/2

    01 = Fosc/8

    10 = Fosc/32

    11 = FRC ( Clock dari RC oscilator internal)

    Bit 5-3 CHS2:CHS0: bit untuk memilih chanel analog

    000 = chanel 0, (RA0/AN0)

    001 = chanel 1, (RA1/AN1)

    010 = chanel 2, (RA2/AN2)

    011 = chanel 3, (RA3/AN3)

    100 = chanel 4, (RA5/AN4)

    101 = chanel 5, (RE0/AN5)

    25

  • 110 = chanel 6, (RE1/AN6)

    111 = chanel 7, (RE2/AN7)

    Bit 2 GO/DONE: status konversi ADC

    1 = ADC sedang bekerja ( mengeset bit ini akan mulai

    mengkonversi)

    0 = ADC off, ( otomatis =0 jika konversi selesai)

    Bit 1 tidak dipakai

    Bit 0 ADON: A/D on bit

    1 = ADC on

    0 = ADC shutdown (tidak mengkonsumsi arus)

    2.8.8.2.Register ADCON1

    Bit 7 ADFM: Format pemilihan bit hasil konversi

    1= Right justified. 6 Msb ADRESH dibaca 0

    0 = Left justified. 6 Lsb ADRESL dibaca 0

    Bit 6 - 4 tidak dipakai

    Bit 3 – 0 PCFG3:PCFG0:Konfigurasi kontrol bit port A/D

    26

  • Tabel 2.3 konfigurasi kontrol bit port A/D

    2.8.8.3.Register ADRESH dan ADRESL

    Register ADRESH dan ADRESL adalah tempat menyimpan hasil konversi

    ADC.

    2.8.9.USART

    Digunakan untuk berkomunikasi secara serial dengan komputer.

    2.8.10.Instruksi-instruksi PIC16F877

    Mikrokontroler seri PIC16 instruksi yang digunakan relatif sedikit, hanya 35

    instruksi. Instruksi – instruksi tersebut terdiri atas 6 instruksi untuk transfer data, 15

    instruksi aritmatika dan logika, 2 instruksi pengarah aliran program dan 3 instruksi

    umum.

    Instruksi – instruksi PIC16F877 juga dapat dikelompokkan berdasarkan medan

    operasinya yaitu: instruksi literal dan kontrol, instruksi berorientasi byte, dan

    instruksi berorientasi bit.

    27

  • Tabel 2.4 Tabel instruksi PIC16F877

    Mnemonic,

    OperandKeterangan Siklus

    14-bit opcode

    Msb Lsb

    Status yang

    dipengaruhiPENGALAMATAN BERORIENTASI BYTE

    ADDWF f,d Jumlahkan W dan f 1 00 0111 d f f f f f f f C,DC,ZANDWF f,d AND W dan f 1 00 0101 d f f f f f f f ZCLRF f Bersihkan f 1 00 0001 1 f f f f f f f ZCLRW Bersihkan w 1 00 0001 0xxx xxxx ZCOMF f,d Complement f 1 00 1001 d f f f f f f f ZDECF f,d Decrement f 1 00 0011 d f f f f f f f ZDECFSZ f,d Decrement f, lompati jika 0 1(2) 00 1011 d f f f f f f f INCF f,d Increment f 1 00 1010 d f f f f f f f ZINCFSZ f,d Increment f, lompati jika bernilai 0 1(2) 00 1111 d f f f f f f f IORWF f,d Inclusive OR W dengan f 1 00 0100 d f f f f f f f ZMOVF f,d Move f 1 00 1000 d f f f f f f f ZMOVWF f Move f ke W 1 00 0000 1 f f f f f f f NOP Tidak ada operasi 1 00 0000 0xx0 0000 RLF f,d f digeser ke kiri melewati Carry 1 00 1101 d f f f f f f f CRRF f,d f digeser ke kanan melewati Carry 1 00 1100 d f f f f f f f CSUBWF f,d Kurangi W dengan f 1 00 0010 d f f f f f f f C,DC,ZSWAPF f,d Tukar nible pada f 1 00 1110 d f f f f f f f XORWF f,d Exclusive OR W dengan f 1 00 0110 d f f f f f f f Z

    PENGALAMATAN BERORIENTASI BITBCF f,b Bersihkan bit pada f 1 01 00bb b f f f f f f f BSF f,b Set bit pada f 1 01 01bb b f f f f f f f BTFSC f,b Check Bit di f, lompati jika =0 1(2) 01 10bb b f f f f f f f BTFSS f,b Check Bit di f, Lompati jika =1 1(2) 01 11bb b f f f f f f f

    OPERASI LITERAL DAN KONTROLADDLW k Literal dijumlahkan dengan W 1 11 111x kkkk kkkk C,DC,ZANDLW k Literal diAND-kan dengan W 1 11 1001 kkkk kkkk ZCALL k Panggil subrutine 2 10 0kkk kkkk kkkk CLRWDT Bersihkan Wacthdog Timer 1 00 0000 0110 0100 TO,PDGOTO k Menuju ke alamat 2 10 1kkk kkkk kkkk IORLW k Inclusive OR Literal dengan W 1 11 1000 kkkk kkkk ZMOVLW k Pindahkan Literal ke W 1 11 00xx kkkk kkkk RETFIE Kembali dari Interupsi 2 00 0000 0000 1001 RETLW k Kembali dengan Literal ke W 2 11 01xx kkkk kkkk RETURN kembali ke program utama 2 00 0000 0000 1000 SLEEP Mode Standby 1 00 0000 0110 0011 TO,PDSUBLW k W dikurangi dengan literal 1 11 110x kkkk kkkk C,DC,ZXORLW k Exclusive OR Literal dengan W 1 11 1010 kkkk kkkk Z

    Instruksi – instruksi pada mikrokontroler PIC16F877 ditunjukkan pada tabel 2.4

    Simbol “k” pada instruksi Literal dan kontrol menunjukkan suatu nilai Literal,

    suatu nilai konstanta atau label. Untuk instruksi berorientasi byte, “f” menunjukkan

    28

  • suatu register file dan ”d” menunjukkan suatu tujuan yang merupakan lokasi untuk

    menyimpan hasil operasi.

    2.8.11.Register Status

    Register status berisi status aritmetika dari ALU (C, DZ, Z), status reset (TO,

    PD) dan bit-bit pemilih bank memori (IRP, RP0, RP1).

    bit 7 bit 6 bit 5 bit 4 bit 3 bit 2 bit 1 bit 0

    IRP RP1 RP0 TO PD Z DC CGambar 2.3 Format register status

    Bit 0 = C (Carry) Transfer

    Bit C merupakan bit yang dipengaruhi oleh operasi penjumlahan,

    pengurangan, dan pergeseran.

    1 = transfer tejadi dari bit tertinggi (MSB) pada hasil operasi

    0 = tidak terjadi transfer

    Instruksi yang mempengaruhi ADDWF, ADDLW, SUBLW, SUBWF.

    Bit 1 = DC (Digit Carry) DC transfer

    Bit DC juga dipengaruhi oleh operasi penjumlahan, pengurangan, dan

    pergeseran. Bit DC menyatakan terjadinya transfer dari bit 3 ke bit 4 pada operasi

    penjumlahan, atau transfer dari bit 4 ke bit 3 pada operasi pengurangan, atau operasi

    pergeseran antara bit 3 dan bit 4 dengan arah manapun.

    1 = terjadi transfer antara bit 3 dan bit 4

    0 = tidak terjadi transfer

    Bit 2 = Z (Zero bit)

    29

  • Bit Z akan mengindikasikan apabila hasil operasi adalah nol. Bit ini akan

    diset jika hasil operasi aritmetika atau logika sama dengan nol.

    1 = hasil operasi sama dengan nol

    0 = hasil operasi tidak sama dengan nol

    Bit 3 = PD (Power Down bit)

    Bit PD akan diset ketika power supply mulai ON atau setelah eksekusi

    instruksi CLRWDT. Instruksi SLEEP akan mereset bit ini ketika mikrokontroler

    mulai memasuki mode SLEEP.

    1 = sesudah power supply ON

    0 = saat eksekusi instruksi SLEEP

    Bit 4 = TO (Time Out, WDT overflow)

    Bit ini diset setelah power supply ON, eksekusi CLRWDT dan instruksi

    SLEEP. Reset pada bit ini akan terjadi saat WDT overflow.

    1 = overflow tidak terjadi

    0 = overflow terjadi

    Bit 5, 6 = RP1, RP0 (Request Bank Select Bit)

    Kedua bit ini merupakan bit-bit pemilih bank pada mode pengalamatan

    langsung. Bit RP0 tidak difungsikan karena bit ini hanya disisakan untuk keperluan

    ekspansi mendatang.

    01 = bank 1

    00 = bank 0

    Bit 7 = IRP (Register Bank Select Bit)

    Bit IRP digunakan untuk memilih bank pada pengalamatan tidak langsung.

    30

  • 1 = bank 2 dan bank 3

    2 = bank 1 dan bank 0

    31

  • BAB III

    PERANCANGAN PERALATAN

    Alat ukur suhu ini dirancang untuk mengukur suhu mesin otomotif hingga

    500oC. Untuk alasan tersebut maka sensor yang dapat dipakai untuk pengukuran

    suhu mesin yaitu Termokopel tipe K, karena:

    1. Termokopel tipe K banyak dipakai dan mudah diperoleh.

    2. Harga relatif lebih murah.

    3. Mempunyai range suhu yang relatif besar (lebih dari 500 oC ).

    Untuk merealisasi perancangan alat yang akan dibangun diperlukan identifikasi

    kebutuhan yaitu:

    1. Tranduser atau sensor suhu untuk mengubah besaran non-listrik menjadi besaran

    listrik

    2. Pengkondisi sinyal

    3. Pengubah sinyal elektris dari sensor menjadi data-data digital.

    4. Perangkat penampil data-data digital supaya dapat dibaca dalam bentuk desimal.

    Diagram blok perancangan alat ukur suhu ini ditunjukkan pada gambar 3.1.

    Pertama – tama suhu ditangkap oleh sensor suhu (termokopel) kemudian diubah

    menjadi tegangan. Penguat digunakan Untuk menyesuaikan level keluaran dari

    termokopel dengan level tegangan Analog to Digital Convertion (ADC). ADC akan

    mengubah tegangan keluaran dari pengkondisi sinyal menjadi sinyal digital. Data

    digital diolah oleh mikrokontroler agar dapat ditampilkan dalam bentuk desimal oleh

    LCD 16x2.

    32

  • Gambar 3.1 Diagram blok sensor suhu

    Berdasarkan aturan pengukuran Termokopel ( Bab 2.6 ), maka diperlukan satu

    buah sensor lagi untuk mengukur suhu sambungan antara termokopel dengan

    penguat. Sensor suhu yang digunakan adalah LM35 dengan resolusi 10mV/oC.

    3.1.Perancangan ADC

    Suhu yang akan diukur adalah 0oC hingga 500oC dengan resolusi 0,5oC,

    sehingga ADC yang diperlukan untuk mendapatkan resolusi 0,5oC. Karena ADC

    yang digunakan adalah ADC internal yang digunakan adalah ADC internal dari

    PIC16F877 maka proses konversi dilakukan melalui software.

    3.1.1.Inisialisasi ADC

    Proses inisialisasi pada ADC adalah untuk menentukan port yang digunakan

    sebagai input analog, tegangan referensi, dan kecepatan konversi. Berikut tahap –

    tahap proses inisisalisasi ADC :

    1. RA0 – RA5 sebagai input dan port RA6 dan RA7 sebagai output yaitu dengan

    mengisi register TRISA dengan b’00111111’.

    penguat

    Pic16f877

    Lcd 16 x 2

    ADCLm35VCC

    termokopel

    8 bit

    33

  • 2. ADFM untuk left justified, Vref - = Vs, Vref + = AN3, input Analog = AN0

    (port RA0) yaitu dengan mengisi register ADCON1 dengan b’01000001’.

    3.1.2.Konversi ADC

    Supaya ADC dapat mengkonversi data input analog maka GO/DONE bit pada

    register ADCON0 harus diset high, maka ADC akan mulai mengkonversi input

    analog, kemudian tunggu hingga ADC selesai mengkonversi.

    3.2.Perancangan Pengkondisi Sinyal

    Pengkondisi sinyal yang diinginkan adalah agar dapat menyesuaikan level

    tegangan dari termokopel dengan level ADC. Tegangan keluaran termokopel yang

    dihasilkan oleh termokopel terhadap perubahan suhu dapat dilihat pada tabel 3.1

    dibawah. Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa keluaran termokopel sangat kecil

    sehingga perlu adanya penguatan untuk menyesuaikan sinyal keluaran dari

    termokopel dengan sinyal yang menuju ke mikrokontroler.

    Tabel. 3.1 Tabel tegangan keluaran termokopel tipe K terhadap temperatur

    (referensi termokopel 0 oC)

    Temperatur(oC)

    Output Voltage(mV)

    -200 -7,88-100 -3,94

    0 0100 3,94200 7,88300 11,82400 15,76500 19,7600 23,64700 27,58

    34

  • Temperatur(oC)

    Output Voltage(mV)

    800 31,52900 35,46

    1000 39,41100 43,341200 47,281300 51,22

    Gambar 3.2 adalah grafik emf dari termokopel tipe K terhadap perubahan

    temperatur berdasarkan dari tabel 3.1. Pada gambar 3.2 tersebut keluaran termokopel

    pada suhu 0oC hingga 500oC cukup linear sehingga tidak perlu adanya linearisasi

    keluaran termokopel.

    Perubahan emf termokopel Tipe K terhadap suhu

    51.22

    35.46

    15.76

    -3.94

    -20

    -10

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    -400 -200 0 200 400 600 800 1000 1200 1400

    suhu (oC)

    emf

    (mV)

    Gambar 3.2 Grafik perubahan emf termokopel Tipe K terhadap suhu

    Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa saat tegangan termokopel 3,94mV

    suhunya adalah 100oC, dengan kata lain saat tegangan termokopel 3,94mV maka

    tegangan input ke ADC adalah 1V ( keluaran dari LCD saat input 1V = 100oC).

    sehingga dengan persamaan (2.32) penguatan adalah:

    Acl = 31094,31

    −x

    35

  • Dari didapat:

    Acl = 253,81

    sinyal dari termokopel dikuatkan menggunakan penguat tak membalik, sehingga

    dari persamaan (2.32) diperoleh:

    Acl =

    +

    11

    RR f

    dengan memperhitungkan komponen resistor yang terdapat di pasaran dan untuk

    mempermudah perhitungan maka penguatan dibulatkan menjadi 254x, dengan

    persamaan (2.32) dan R1 = 1k sehingga :

    254 = 1 + 1000

    fR

    didapat:

    Rf = 253 Kohm

    Dengan menyesuaikan nilai resistor yang ada di pasaran maka Rf = 220 kohm+ 33

    kohm = 253 Kohm.

    Keluaran dari lm35 adalah berupa tegangan dan digunakan sebagai tegangan

    referensi oleh potensiometer. Keluaran dari potensiometer digunakan sebagai

    referensi penguat, sebagai pengkalibrasi jika suhu pada tampilan tidak cocok dengan

    suhu referensi.

    .

    36

  • 1K

    To mikrokontroler

    +-

    TERMOKOPEL

    +-

    VCC

    VCC

    VCC

    5K

    13

    2

    +

    -LM358

    3

    21

    84

    +

    -LF353

    3

    21

    84

    220K

    VEE

    VCC

    1K

    LM35

    1 2

    3

    VS+ VOUT

    GN

    D1K

    33K

    Gambar 3.3 Rangkaian akhir pengkondisi sinyal

    Rangkaian akhir pengkondisi sinyal dapat dilihat pada gambar 3.3.

    3.3.Perancangan LCD

    Alat pengukur suhu berbasis Mikrokontroler PIC16F877 ini menggunakan alat

    penampil berupa sebuah LCD 16X2. dari bab 2.7. LCD yang digunakan adalah

    HD44780U, LCD ini dapat menampilkan karakter sepanjang 32 karakter dengan 2

    baris tampilan. Kontras dari display diatur dengan potensiometer R2. pin enable dari

    display dihubungkan pada port C pin 2 dari mikrokontroler, jika kaki ini

    mendapatkan sinyal high maka mikrokontroler akan membaca data dari display dan

    jika kaki ini mendapatkan sinyal low, maka mikrokontroler akan mengirimkan data

    ke display. Pada alat ukur ini data yang dikirimkan ke display merupakan data 8 bit

    dengan menggunakan pin data D0 – D7 dari display yang dihubungkan ke port B

    pada mikrokontroler.

    37

  • PIC16F877

    151617

    3334353637383940

    RCO/T1OSO/T1CKIRC1/T1OSI/CCP2

    RC2/CCP1

    RBO/INTRB1RB2RB3RB4RB5RB6RB7

    VCC

    lcd 16 x 2

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

    R1

    POT13

    2

    Gambar 3.4 Rangkaian LCD

    3.3.1.Tampilan LCD

    Ketika alat pengukur suhu dihidupkan pertama kali maka LCD akan

    menampilkan karakter seperti ditunjukkan pada gambar 3.5. kemudian tampilan

    karakter pada gambar 3.5 akan hilang dan dilanjutkan dengan menampilkan karakter

    seperti pada gambar 3.6. karakter 000oC seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.6

    akan berubah-ubah sesuai dengan besaran suhu yang terukur

    Gambar 3.5 Tampilan nama dan nomor mahasiswa

    38

    Kristianto WNIM: 015114021

  • Gambar 3.6 Tampilan hasil pengukuran suhu

    3.4.Diagram Alir:

    mulai

    Inisialisasi LCD

    Ambil data suhu

    TampilkanHasil

    pengukuran

    Tampilan perkenalan

    Tunda 1detik

    Konversi ke desimal

    Konversi ke ASCII

    Gambar 3.7 Diagram alir program utama

    39

    sensor suhusuhu = 0000 oC

  • Proses pengolahan data pada mikrokontroler agar data dapat di tampilkan pada

    layar LCD2x16 dan komputer digambarkan dengan diagram alir seperti pada gambar

    3.7 program dimulai dengan inisialisasi LCD kemudian mengirimkan karakter

    tampilan perkenalan seperti pada gambar 3.5. kemudian ADC pada mikrokontroler

    akan mulai membaca tegangan keluaran dari pengkondisi sinyal dan mengubahnya

    menjadi data biner (sinyal digital).

    Sebelum ditampilkan ke LCD, data-data biner ini terlebih dahulu harus diubah

    menjadi nilai-nilai suhu dengan proses konversi. Nilai –nilai suhu tersebut masih

    dalam bentuk hexa. Untuk beberapa proses tertentu seperti kalkulasi data, bentuk

    hexa ini sudah dapat diproses. Namun agar dapat ditampilkan ke LCD dengan bentuk

    bilangan yang dikenali umum, yaitu bentuk bilangan desimal, maka terlebih dahulu

    dilakukan proses konversi dari hexa de desimal dan dilanjutkan ke bentuk ASCII.

    Agar nilai suhu yang tampil pada layar LCD dapat terlihat dengan jelas,

    program akan menambahkan waktu tunda selama satu detik sebelum proses

    pengambilan nilai suhu yang baru dilakukan. Oleh karena itu, perubahan suhu akan

    dideteksi setelah waktu tunda selama satu detik tersebut terlewati.

    40

  • BAB IV

    HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1.Hasil Pengukuran Suhu Dengan Media Uap Air

    Pengujian dan pengambilan data pengukuran suhu dilakukan dengan

    membandingkan keluaran termometer referensi dengan keluaran termometer digital

    rancangan yang terlihat pada layar LCD. Media yang dipakai saat pengujian adalah

    suhu uap air hasil pemanasan dengan pemanas listrik. Hasil pengukuran tersebut

    dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 4.2 Data hasil pengukuran suhu dengan media uap air

    no

    suhu pembanding suhu tampilan

    rata rata galat tegangansuhu tampilan atau keluaran LM35

    oC oC oC selisih mV

    1 10

    119.5

    10.510 10.25

    1 308.4-0.5 308.40.5 308.40 308.4

    2 22

    2121.522.522 21.75

    1 308.4-0.5 308.40.5 308.40 308.4

    3 25

    2424.523.523 23.75

    -1 308.4-0.5 308.4-1.5 308.4-2 308.4

    4 30

    2929.530.531.5 30.125

    -1 308.4-0.5 308.40.5 308.41.5 308.4

    5 35

    35.53534

    34.5 34.75

    0.5 308.40 308.4-1 308.4

    -0.5 308.4

    6 40

    4140

    39,539 40

    1 308.40 308.4

    -0.5 308.4-1 308.4

    41

  • no

    suhu

    pembandingsuhu

    tampilan

    rata rata galat tegangansuhu

    tampilan atau keluaran LM35oC oC oC selisih mV

    7 45

    44.545

    45.545.5 45.125

    -0.5 308.40 308.4

    0.5 308.40.5 308.4

    8 50

    5150.55049 50.125

    1 308.40.5 308.40 308.4-1 308.4

    9 55

    5554.55456 54.875

    0 308.40.5 308.4-1 308.41 308.4

    10 60

    59.5596160 59.875

    -0.5 308.4-1 308.41 308.40 308.4

    11 65

    65.5646665 65.125

    0.5 308.4-1 308.41 308.40 308.4

    12 70

    6968

    69.569 68.875

    -1 308.4-2 308.4

    -0.5 308.4-1 308.4

    13 75

    7474.575

    74.5 74.5

    -1 308.4-0.5 308.4

    0 308.4-0.5 308.4

    14 80

    7978

    79.580 79.125

    -1 308.4-2 308.4

    -0.5 308.40 308.4

    15 85

    8585.584.585 85

    0 308.40.5 308.4-0.5 308.4

    0 308.4

    16 90

    89.5908989 89.375

    -0.5 308.40 308.4-1 308.4-1 308.4

    42

  • Dari tabel 4.1 diatas dapat dilukiskan perbandingan antara termometer

    referensi dan hasil rata- rata pengukuran pada grafik dengan bentuk scatter. Anggap

    termometer referensi sebagai x dan hasil pengukuran sebagai y maka didapat gambar

    grafik sebagai berikut.

    Grafik Hubungan Suhu Terukur terhadap Suhu Referensi

    89.375

    65

    50.125

    34.75

    0102030405060708090

    100

    0 20 40 60 80 100

    suhu referensi (oC)

    suhu

    yan

    g te

    ruku

    r (oC

    )

    Gambar 4.1. Grafik hubungan suhu terukur terhadap suhu referensi

    Dari hasil pengukuran pada tabel 4.1 dapat dianalisis dengan regeresi linier.

    Pembacaan termometer referensi dianggap sebagai x dan rata – rata pembacaan

    termometer hasil pengukuran dianggap sebagai y.

    Pengolahan data ditunjukkan dibawah ini dengan menggunakan regresi linier

    menghasilkan:

    N = 16

    ∑x = 837

    ∑y = 832,625

    ∑ 2x = 52559

    ∑ 2y = 52011,27

    ∑ xy = 52282,88

    43

  • Dengan memakai persamaan (2.11) maka koefisien regresinya adalah:

    b = ( )∑ ∑∑ ∑ ∑

    −22 XXn

    YXXYn =

    b = ( ) ( ) ( )

    ( ) ( ) 28325225916625,83283788,5228216

    −−

    = 0,9946

    a =

    −16837

    9946,016

    625,832 = 0,0083

    jadi persamaan regresinya adalah XY 9946,00083,0^

    += , dengan persamaan

    tersebut kita dapat menentukan taksiran nilai – nilai Y dan kuadrat kesalahannya.

    Yaitu disajikan pada tabel berikut:

    Tabel 4.3 Tabel hasil komputasi kecocokan alat ukur

    No X Y X2 Y2 XY ^Y 2^)( YY −

    1 10 10.25 100 105.0625 102.5 9.883 0.1346892 22 21.75 484 473.0625 478.5 21.835 0.0072253 25 23.75 625 564.0625 593.75 24.823 1.1513294 30 30.125 900 907.5156 903.75 29.803 0.1036845 35 34.75 1225 1207.563 1216.25 34.783 0.0010896 40 40 1600 1600 1600 39.763 0.0561697 45 45.125 2025 2036.266 2030.625 44.743 0.1459248 50 50.125 2500 2512.516 2506.25 49.723 0.1616049 55 54.875 3025 3011.266 3018.125 54.703 0.029584

    10 60 59.875 3600 3585.016 3592.5 59.683 0.03686411 65 65 4225 4241.266 4233.125 64.663 0.21344412 70 68.875 4900 4743.766 4821.25 69.643 0.58982413 75 74.5 5625 5550.25 5587.5 74.623 0.01512914 80 79.125 6400 6260.766 6330 79.603 0.22848415 85 85 7225 7225 7225 84.583 0.17388916 90 89.375 8100 7987.891 8043.75 89.563 0.035344

    ∑ 837 832.625 52559 52011.27 52282.88 832.42 3.084275

    44

  • dari tabel diperoleh total kuadrat kesalahan ∑

    2^YY = 3,084275

    dengan memakai rumus pada persamaan (2.13) maka kesalahan baku dari

    taksiran regresi tersebut adalah

    n

    YYS

    XY

    =

    2^

    ^

    = 16

    084275,3 =0,43905

    Dari persamaan regresi XY 9946,00083,0^

    += ditunjukkan bahwa arah garis

    regresi mendekati 1 ini berarti bahwa hasil pengukuran linear.

    Dengan memakai rumus pada persamaan (2.14) maka Koefisien korelasinya

    adalah:

    { }{ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑

    −−

    −=

    2222 )()( YYnXXn

    YXXYnr

    = { }{ }22 )625,832()27,52011(16)837()52559(16)625,832)(837()88,52282(16

    −−

    = 0.9999

    Oleh karena r = 0,9999 terletak antara 0,9 dan 1,0 maka terdapat hubungan

    positif yang kuat antara suhu yang terukur pada alat ukur hasil rancangan dengan alat

    ukur referensi.

    Koefisien determinasinya, yaitu r2 = (0,9999)2 = 0,9996 = 99,96%, artinya

    variasi hasil pengukuran suhu yang dapat dijelaskan oleh variasi peningkatan suhu

    referensi oleh persamaan XY 9946,00083,0^

    += adalah sebesar 99,96 % sisanya

    45

  • sebesar 0,04% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel pada persamaan regresi

    tersebut.

    4.2.Pengujian Dengan Media Api

    Pengujian dengan menggunakan media api ini dilakukan untuk menguji

    apakah alat ini mampu untuk mengukur hingga suhu 500oC. Pengujian dan

    pengambilan data ini dilakukan dengan mendekatkan kedua ujung sensor alat ukur

    dan sensor alat ukur referensi pada media api. Agar pengamatan dapat mudah maka

    yang diamati adalah penurunan suhu dari alat ukur dan alat ukur referensi. Data hasil

    pengukuran disajikan pada tabel 4.4:

    Tabel 4.4 pengujian dengan media api

    nosuhu

    referensi (oC)

    suhu yang terukur (oC)

    error %

    1 100 125 82 200 222 73 300 254 154 400 297 345 500 431 236 Over Load 500

    Rata-rata 300 304.8333333 17.4

    Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa alat ukur ini mampu untuk

    menampilkan suhu yang terukur hingga 500 oC. dari data dapat dilihat bahwa error

    yang terjadi untuk pengukuran dengan media api lebih besar dari pada pengukuran

    dengan media air, hal ini disebabkan karena perbedaan kecepatan penurunan suhu

    sensor pada alat dan sensor pada alat ukur referensi mempunyai kecepatan penurunan

    suhu yang berbeda.

    46

  • 4.3.Pengujian Dengan Media Es

    Pengujian dengan media es ini dilakukan untuk menguji kemampuan alat

    ukur untuk suhu yang rendah. Pengujian ini dilakukan dengan mengukur uap es dari

    es dengan mengatur jarak sensor terhadap balok es. Data dari hasil pengukuran

    ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut:

    Tabel 4.5 data hasil pengujian dengan media es

    noSuhu

    terukur (oC)

    Suhu referensi

    (oC)error %

    1 10 10.25 12 22 21.75 13 23 23 04 24 24 05 25 24.5 26 26 27 4.5

    rata - rata 21.66667 21.75 1.417

    Dari data tabel 4.5 dapat dilihat bahwa alat ini mampu untuk mengukur suhu

    yang rendah dengan error yang terjadi relatif lebih rendah.

    47

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1.Kesimpulan

    Dari hasil pengamatan dan percobaan yang telah diuraikan pada bagian

    sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:

    1. Alat ini mampu mengukur suhu hingga suhu 500oC dengan resolusi 0,5oC

    2. Semakin besar suhu yang diukur galat yang terjadi semakin besar hingga

    mencapai 23 % pada pengukuran dengan media api

    3. Berbedanya media yang diukur error yang terjadi pada pengukuran juga berbeda

    4. Alat ini lebih cocok untuk mengukur suhu uap air atau gas dibandingkan untuk

    untuk mengukur suhu sebuah benda padat ataupun api.

    5.2.Saran

    Alat ukur yang telah dibuat masih jauh dari sempurna. Untuk pengembangan

    lebih lanjut maka saran dari penulis agar alat bisa lebih baik yaitu: sensor yang

    digunakan untuk mengukur suhu referensi sebaiknya digunakan sensor dengan

    sensitivitas yang sama dengan termokopel.

    48

  • DAFTAR PUSTAKA

    Ramon Pallas-areny, sensors and signal conditioning, second edition, John Willey &

    sons, inc.

    Sears and Semansky, 2002, Fisika Universitas edisi ke sepuluh

    J. Michael Jacob. 1989. Prentice Hall, Inc. Engle Wood Cliffs, NJ. USA

    Herman Widodo Soemitro. 1982. “Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu

    Linier edisi kedua” (Robert F. Coughlin dan Frederick F. Driscoll..

    terjemahan). Operational Amplifier and Liner Integrated Circuits second

    edition. Buku asli diterbitkan tahun 1982

    William D. Stanley. 1994. Operational Amplifier With Linear Integrated Circuits

    (third edition) , Macmillan College Publishing Company, inc.United States of

    America.

    Andi Pratomo, 2004, Belajar Cepat dan Mudah Mikrokontroler PIC16F877, PT Elex

    Media Komputindo, Jakarta.

    Paulus Andi Nalwa, 2004, Panduan Praktis Pengguanaan dan Antarmuka Modul

    LCD M1632, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

    Dr. Boediono dan Dr.Ir. Wayan Koster, M.M. 2001, Teori dan Aplikasi Statistika

    dan Probabilitas, Jakarta.

    http://www.Hobby-elec.com/

    Http://www.microchip.com/

    Http://www.datasheetcatalog.com/

    Http://www.electroniclab.com/

    49

    http://www.electroniclab.com/http://www.datasheetcatalog.com/http://www.microchip.com/http://www.Hobby-elec.com/

  • ;------------------------------------------------------------------------------; ALAT UKUR SUHU DENGAN SENSOR TERMOKOPEL BERBASIS

    MIKROKONTROLER PIC16F877A; OLEH : KRISTIANTO WIDIATMOKO; NIM : 015114021;------------------------------------------------------------------------------;; **LCD Pinouts; 1 Vss - Ground, 3rd pin of the potentiometer; 2 Vcc - 5V DC, 1st pin of the potentiometer; 3 Vee - Middle pin of the potentiometer; 4 RS - RA0 (Data - 1, Instruction - 0); 5 R/W - RA1 (R - 1, W - 0); 6 E - RA2 (Enable Pulse); 7 DB0 - RB0 (LSB); 8 DB1 - RB1; 9 DB2 - RB2; 10 DB3 - RB3 (Lower 4 bits); 11 DB4 - RB4 (Upper 4 bits); 12 DB5 - RB5; 13 DB6 - RB6; 14 DB7 - RB7 (MSB);; Instruction Cycle Time = 1 / (4MHz / 4) = 1us per instruction;-------------------------------------------------------------------------------

    N EQU 0x20FIXDELAY EQU 0x21 ; General Purpose Registers.sela equ 0x22sela1 equ 0x23R0L equ 0x24R0H equ 0x25R1L equ 0x26SUBM equ 0x27SUBD equ 0x28RATUSAN equ 0x29PULUHAN equ 0x2ASATUAN equ 0x2Bvisdelay EQU 0x2CdataL EQU 0x2D

    tempL EQU 0x2E ; Temp. variable registers.tempH EQU 0x2FtempCfract EQU 0x30

  • tempHtrans EQU 0x31 ; Data to be passed to PC.tempLtrans EQU 0x32

    TAMBAH EQU 0X33KALI32 EQU 0X34KALI2 EQU 0X35KOMA EQU 0X36DID EQU 0X37

    ;---------------------------------------------------------------------------;PROGRAM UTAMA DARI ALAT UKUR SUHU;---------------------------------------------------------------------------

    org 0x0000BCF PCLATH,3BCF PCLATH,4goto startorg 0x0004

    start call initports ; Inisialisasi Port output/input.

    call INITLCD ; Inisialisasi LCD.maincall

    call tampilan1 ; tampilan perkenalancall clrscreencall tampilan2

    ulang CALL nextline7 ; tampilan hasil suhu yang terukurCALL tempconvgoto ulang

    goto start

    ;----------------------------------------------------------------------------; Subrutin untuk inisialisasi PORT Input/Output.;----------------------------------------------------------------------------

    initportsbanksel PORTB ;konfigurasi bank0clrf PORTB ; Clear PORT.clrf PORTCclrf PORTA

    banksel TRISB ;konfigurasi input output untuk PORTBmovlw 0x00 ; PORTB and PORTC sebagai Output.movwf TRISB

  • movwf TRISCmovlw 0x3fmovwf TRISARETURN

    ;----------------------------------------------------------------------------; Inisialisasi ADC;----------------------------------------------------------------------------

    initadcbanksel TRISA ; konfigurasi I/O pada PORTA.movlw b'00111111' ; Inisialisasi RA0 - RA5 sebagai Input.movwf TRISA

    banksel ADCON1 ; Konfigurasi register ADCON1.movlw b'00000101' ; ADFM for Left Justified, Vref-=Vss

    Vref+=AN3 Analog In=AN0, AN1 (R/C = 1/2).movwf ADCON1

    banksel ADCON0 ; Konfigurasi register ADCON0.movlw b'01000001' ; Fosc/8, Channel 0, Enable the ADC

    (Default Chan. 0)movwf ADCON0

    return;---------------------------------------------------------------------------; rutine mulai mengkonversi ADC dan tunggu hingga selesai mengkonversi.;---------------------------------------------------------------------------

    startadcbanksel ADCON0 ; konfigurasi register ADCON0.bsf ADCON0, GO ; Set "GO" bit untuk mulai

    mengkonversi AD.

    banksel ADCON0 ; konfigursi register ADCON0.checkdone btfsc ADCON0, GO ; apakah selesai mengkonversi?

    goto checkdone ; jika belum, dicek lagi (kembali ke checkdone).

    return ; jika sudah selesai kembali ke program utama.

    ;---------------------------------------------------------------------------; memilih chanel AN0 sebagai input Analog.;---------------------------------------------------------------------------

  • chan0banksel ADCON0bcf ADCON0, 5bcf ADCON0, 4bcf ADCON0, 3

    return;----------------------------------------------------------------------------; subrutin untuk mengkonversi dari anlog input menjadi bilangan heksa.;----------------------------------------------------------------------------

    tempconvcall initadc ; Inisialisasi dan mulai ADC pada AN0.call chan0call delay20 ; Delay untuk menunggu hingga

    capacitor penuh.call startadc ; Start ADC dan tunggu hingga selesai.

    banksel ADRESH ; hasil konversi high byte diletakkan di alamat tempH.

    movf ADRESH, wmovwf tempHmovwf tempHtrans

    banksel ADRESL ; hasil konversi low byte diletakkan di tempL.

    movf ADRESL, wbanksel tempLmovwf tempL

    MOVLW 0X02MOVWF DID

    arrgtemp; Rearrange tempL dari xx00 0000 ke

    0000 00xx.BCF STATUS,CRLF tempH,f ; geser isi tempH kekiri 1xbtfsc STATUS,C ; apakah carry =0?GOTO arrg1 ; jika tidak lompat ke arrg1

    BCF STATUS,C ; jika ya geser tempL 1xRLF tempL,fbtfsc STATUS,C ; apakah carry=0?BSF tempH,0 ; jika tidak set bit pertama tempHGOTO BLK ; jika ya check apakah sudah bergeser 2x

  • arrg1BCF STATUS,C ; geser tempL 1xRLF tempL,fbtfsc STATUS,C ; apakah carry=0?BSF tempH,0 ; jika tidak set bit pertama tempHBSF tempL,0 ; jika ya set bit pertama tempL

    BLKDECFSZ DID,1 ; apakah sudah digeser 2xGOTO arrgtemp ; jika belum kembali geser

    ;----------------------------------------------------------------------------;memisahkan high nibble dengan low nibble;high nibble di simpan di R0L dan low nibble disimpan di R0H;------------------------------------------------------------------------------

    PISAHMOVF tempH,W ;pindahkan isi register ADRESH

    ke register WMOVWF R0L ;simpan di R0LMOVLW 0XF0 ;jumlahkan R0L dengan 'F0'HANDWF R0L,FSWAPF R0L,F ;hasil disimpan di R0LMOVF tempH,W ;pindahkan isi register ADRESH

    ke register WMOVWF R0H ;simpan di R0LMOVLW 0X0F ;jumlahkan dengan 0FANDWF R0H,F ;simpan hasil di R0H

    ;------------------------------------------------------;MENDAPATKAN NILAI RATUSAN;tempL DIKALI 32 KEMUDIAN DI BAGI 25;------------------------------------------------------

    CLRF RATUSAN ;bersihkan isi register RATUSAN

    MOVLW 0x1f ;isi akumulator dengan 1fMOVWF KALI32 ;pindahkan ke register KALI32MOVFtempL,w ;pindahkan hasil konversi ADC

    ke akumulatorlagi ADDWF tempL,f ;jumlahkan tempL dengan

  • akumulator, hasil disimpan di tempLdecfsz kali32,1 ;turunkan regKALI32 1x, hasil simpan

    di KALI32goto lagi ;menjumlah lagiMOVLW 0x19 ;isi akumulator dengan 19H (25d)

    BAGI25 INCF RATUSAN,1 ;naikkan reg RATUSAN 1XSUBWF tempL,f ;kurangi tempL dengan

    akumulator, hasil disimpan di tempLBTFSC STATUS,C ;apakah hasil =(-)? jika y lompati inst

    berikutnyaGOTO BAGI25 ;membagi lagiDECF RATUSAN,1 ;turunkan RATUSAN 1xADDWF tempL,F ;jumlahkan tempL dengan

    akumulator hasil disimpan di tempL

    ;-------------------------------------------------------;R0L DIKALIKAN 2 KEMUDIAN DIBAGI 25;HASIL DIJUMLAHKAN DENGAN RATUSAN;SISANYA DIJUMLAHKAN DENGAN R0H;-------------------------------------------------------

    MOVLW 0x01 ;isi akumulator dengan 01hMOVWF KALI2 ;pindahkan ke reg kali2MOVFR0L,W ;pindahkan isi R0L ke

    akumulatorAGAIN ADDWF R0L,F ;jumlahkan R0L dengan akumulator dan hasil disimpan di R0L

    decfsz KALI2,1 ;turunkan reg kali2 1x, jika sudah 0 lompati instruksi berikutnya

    GOTO AGAIN ;menjumlah lagiMOVFtempL,W ;pindahkan isi reg tempL ke

    akumulatorADDWF R0L,F ;jumlahkan R0L dengan

    akumulator

    MOVLW 0x19 ;isi akumulator dengan 19h (25d)BAGI19 INCF RATUSAN,1 ;naikkan register RATUSAN 1x

    SUBWF R0L,F ;kurangi R0L dengan 19h, hasil disimpan di R0L

    BTFSC STATUS,C ;hasil = (-)? jika ya lompati instruksi berikutnya

    GOTO BAGI19 ;mengurang lagiDECF RATUSAN,1 ;turunkan register RATUSAN 1xADDWF R0L,f ;jumlahkan isi register R0L

    dengan akumulator hasil disimpan di R0L

    ;-------------------------------------------------------

  • ;hasil penjumlahan dibagi 25 hasil dijumlahkan dengan RATUSAN;sisa dikali 8;-------------------------------------------------------

    MOVLW 0x07 ;isi akumulator dengan 07hMOVWF KALI2 ;pindahkan ke akumulatorMOVFR0L,W ;pindahkan isi register R0L ke

    akumulatorAGAIN1 ADDWF R0L,F ;jumlahkan R0L dengan akumulator

    decfsz KALI2,1 ;turunkan register KALI2 1x, jika sudah 0 lompati instruksi berikutnya

    GOTO AGAIN1 ;menjumlah lagiMOVFR0L,W ;pindahkan isi R0L ke

    akumulatorADDWF R0H,F ;jumlahkan R0H dengan

    akumulator hasil disimpan di R0H

    ;-------------------------------------------------------;MENDAPATKAN NILAI PULUHAN;R0H DI DIBAGI 20;-------------------------------------------------------

    CLRF PULUHAN ;bersihkan PULUHANMOVLW 0X14 ;isi akumulator dengan 14h (20d)

    BAGI14 INCF PULUHAN,1 ;naikan register PULUHAN 1xSUBWF R0H,F ;kurangi R0H dengan

    akumulator, hasil disimpan di R0HBTFSC STATUS,C ;apakah hasil= (-)? jika y lompati

    instruksi berikutnyaGOTO BAGI14 ;mungurang lagiDECF PULUHAN,1 ;turunkan PULUHAN 1xADDWF R0H,F ;jumlahkan R0H dengan

    akumulator, hasil disimpan di R0H;-------------------------------------------------------;untuk mendapatkan nilai satuan;R0H dibagi 2 kemudian sisanya ditaruh dikoma;-------------------------------------------------------

    CLRF SATUAN ;bersihkan SATUANMOVLW 0X02 ;isi akumulator dengan 02h

    BAGI2H INCF SATUAN,1 ;naikkan SATUAN 1xSUBWF R0H,F ;kurangi R0H dengan akumulator

    hasil disimpan di R0HBTFSC STATUS,C ;apakah hasil = (-)? jika y lompati

    instruksi berikutnyaGOTO BAGI2H ;mengurang lagiDECF SATUAN,1 ;turunkan SATUAN 1x

  • ADDWF R0H,F ;jumlahkan R0H dengan akumulator, hasil disimpan di R0H

    CLRF KOMA ;bersihkan KOMAMOVLW 0x04 ;isi akumulator dengan 04hMOVWF KALI2 ;pindahkan ke KALI2MOVFR0H,W ;pindahkan R0H ke akumulator

    AGAIN2 ADDWF R0H,F ;jumlahkan akumulator dengan R0H, hasil disimpan di R0H

    decfsz KALI2,1 ;turunkan KALI2 1x, jika sudah 0 lompati instruksi berikutnya

    GOTO AGAIN2 ;menjumlah lagiMOVFR0H,W ;pindahkan R0H ke akumulatorMOVWF KOMA ;pindahkan isi akumulator

    ke KOMA

    MOVLW 0X0A ;isi akumulator dengan 0Ah (10d)SISA INCF RATUSAN,1 ;naikkan RATUSAN 1X

    SUBWF PULUHAN,F ;kurangi puluhan dengan akumulator, hasil disimpan di PULUHAN

    BTFSC STATUS,C ;apakah hasil =(-)? jika y lompati instruksi berikutnya

    GOTO SISA ;mengurang lagiDECF RATUSAN,1 ;kurangi RATUSAN 1XADDWF PULUHAN,F ;jumlahkan PULUHAN dengan

    akumulator hasil disimpan di PULUHAN

    MOVLW 0X0A ;isi akumulator dengan 0Ah (10d)SISA1 INCF PULUHAN,1 ;naikkan PULUHAN 1X

    SUBWF SATUAN,F ;kurangi SATUAN dengan akumulator, hasil disimpan di SATUAN

    BTFSC STATUS,C ;apakah hasil = (-)? jika y lompati instruksi berikutnya

    GOTO SISA1 ;mengurang lagiDECF PULUHAN,1 ;turunkan PULUHAN 1XADDWF SATUAN,F ;jumlahkan SATUAN dengan

    akumulator, hasil disimpan di SATUAN

    MOVLW 0X0A ;isi akumulator dengan 0Ah (10d)SISA2 INCF SATUAN,1 ;naikkan SATUAN 1x

    SUBWF KOMA,F ;kurangi KOMA dengan akumulator, hasil disimpan di KOMA

    BTFSC STATUS,C ;apakah hasil = (-)? jika y lompati instruksi berikutnya

    GOTO SISA2 ;mengurang lagi

  • DECF SATUAN,1 ;turunkan SATUAN 1xADDWF KOMA,F ;jumlahkan akumulator dengan

    KOMA, hasil disimpan di KOMA;----------------------------------------------------------;mengubah bill heksa menjadi ascii dan hasil dikirim ke LCD;----------------------------------------------------------

    MOVFRATUSAN,W ;pindahkan isi reg RATUSAN ke akumulator

    ADDLW 0X30 ;jumlahkan dengan 30H untuk mengkonversi ke ASCII

    CALL PUTCHAR ;panggil PUTCHARGOTO KRMPUL ;lompat ke KRMPUL

    KRMPUL MOVFPULUHAN,W ;pindahkan PULUHAN ke akumulator

    ADDLW 0X30 ;jumlahkan dengan 30HCALL PUTCHAR ;kirim ke LCD

    KRMSATUAN MOVFSATUAN,W ;pindahkan SATUAN ke akumulator

    ADDLW 0X30 ;jumlahkan dengan 30HCALL PUTCHAR

    KIRIMKOMA MOVLW B'00101100' ;karakter koma (,)CALL PUTCHAR

    MOVFKOMA,W ;pindahkan KOMA ke akumulator

    ADDLW 0X30 ;jumlahakn dengan 30HCALL PUTCHAR

    MOVLW " " ;spasiCALL PUTCHARMOVLW b'11011111' ;derajatCALL PUTCHARMOVLW "C" ;karakter "c"CALL PUTCHARMOVLW " "CALL PUTCHARMOVLW " "CALL PUTCHAR

    return

  • ;------------------------------------------------------------; Inisialisasi LCD.;------------------------------------------------------------

    INITLCDBANKSEL PORTBMOVLW 0xE6 ; 46ms delayCALL NDELAY ; tunggu hingga VCC pada LCD

    mencapai 5V

    BCF PORTC, 0 ; Clear RS untuk mengeset Instruction Reg.

    BCF PORTC, 1 ; Clear R/W untuk menulis

    MOVLW B'00111011' ; Function Set to 8 bits, 2 lines and 5x7 dot matrix

    MOVWF PORTBCALL ENABLEPULSECALL DELAY50CALL ENABLEPULSECALL DELAY50CALL ENABLEPULSECALL DELAY50 ; delay 50us dan tunggu hingga

    instruksi selesai

    MOVLW B'00001000' ; Display OFFMOVWF PORTBCALL ENABLEPULSECALL DELAY50 ; delay 50us dan tunggu hingga

    instruksi selesai

    MOVLW B'00000001' ; bersihkan layarMOVWF PORTBCALL ENABLEPULSEMOVLW 0x09 ; delay 1.8ms tunggu hingga

    instruksi selesaiCALL NDELAY

    MOVLW B'00000010' ; Cursor HomeMOVWF PORTBCALL ENABLEPULSEMOVLW 0x09 ; delay 1.8ms tunggu hingga

    instruksi selesaiCALL NDELAY

    MOVLW B'00001100' ; Display ON, Cursor ON,

  • Blinking ONMOVWF PORTBCALL ENABLEPULSECALL DELAY50 ; delay 50us tunggu hingga

    instruksi selesai

    MOVLW B'00000110' ; Entry Mode Set, Increment & No display shift

    MOVWF PORTBCALL ENABLEPULSECALL DELAY50 ; delay 50us

    BSF PORTC, 0 ; Set RS untuk memilih Data Reg.

    BCF PORTC, 1 ; menulis

    RETURN

    ;-----------------------------------------------------------------------------------------------------; Enable Pulse for writing or reading instructions or data;-----------------------------------------------------------------------------------------------------

    ENABLEPULSE BCF PORTC, 2 ; 2us LOW followed by 3us HIGH Enable Pulse and 2us LOW.

    NOPNOPBSF PORTC, 2NOPNOPNOPBCF PORTC, 2NOPNOPRETURN

    ;-------------------------------------------------------------------------------------; N DELAY subrutin, delay in multiples of 200us up to 200us*255 = 51ms;--------------------------------------------------------------------------------------NDELAY

    MOVWF N ; N is delay multiplierNOTOVER CALL DELAY200 ; Call for 200us

    DECFSZ N, 1 ; Decrease N by 1GOTO NOTOVER ; The delay isn't doneRETURN

    ;------------------------------------------------------------------------------------------

  • ; FIXED delay 200us;------------------------------------------------------------------------------------------

    DELAY200MOVLW 0x42 ; 66 LOOPSMOVWF FIXDELAY ; 200us fixed delay

    NOTDONE200 DECFSZ FIXDELAY, 1 ; Decrement of FIXDELAY

    GOTO NOTDONE200 ; If 200us isn't up go back to NOTDONE200

    RETURN ; If 200us is up then return to instruction.

    ;-------------------------------------------------------------------------------------------; FIXED delay 50us;-------------------------------------------------------------------------------------------

    DELAY50MOVLW 0x10 ; 10 LOOPSMOVWF FIXDELAY ; 50us fixed delay

    NOTDONE50 DECFSZ FIXDELAY,1 ; Decrement of FIXDELAY

    GOTO NOTDONE50; If 50us isn't up go back to NOTDONE50

    RETURN ; If 50us is up then return to instruction.

    ;--------------------------------------------------------------------------------------------; FIXED 20us DELAY (Possibly more due to execution time of the DECFSZ instruction.);--------------------------------------------------------------------------------------------

    DELAY20MOVLW 0x7 ; 7 LOOPSMOVWF FIXDELAY ; 50us fixed delay

    NOTDONE20 DECFSZ FIXDELAY,1 ; Decrement of FIXDELAYGOTO NOTDONE20; If 50us isn't up go back to

    NOTDONE50RETURN ; If 50us is up then return to

    instruction.

    ;-----------------------------------------------------------------------------------------------------; sub-rutin mengirim karakter ke LCD.;-----------------------------------------------------------------------------------------------------

    PUTCHAR

  • MOVWF PORTBCALL ENABLEPULSECALL CHKBUSYcall tundaRETURN

    ;----------------------------------------------------------------; Subrutin untuk mengecek BUSY flag.;----------------------------------------------------------------tunda movlw h'ff'

    movwfselatunda1 movlw h'ff'

    movwfsela1tunda2 decfsz sela1,1

    goto tunda2decfsz sela,1goto tunda1return

    CHKBUSYbcf PORT