sensor suhu lm 35
DESCRIPTION
sensor suhu LM 35TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan dunia
elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon menyebabkan bidang ini
mampu memberikan sumbangan yang amat berharga bagi perkembangan teknologi modern.
Pembahasan khusus dalam hal pemakaian sensor suhu sangat menjanjikan dalam
perolehan kontribusi keilmuan. Tujuan utama dalam pemahaman penggunaaan sensor suhu
adalah untuk mendapatkan desain kontrol yang kokoh (robust) yang mampu membaca dengan
baik suhu yang berada dilingkungan sekitar kita.
Pemanfaatan sensor suhu sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
terutama pada dunia industri. Sensor suhu dapat digunakan dimana saja untuk mengukur suhu
yang berada pada ruangan ataupun pada peralatan pabrik.
1.2. Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang diatas maka diambillah rumusan-rumusan sebagai
berikut :
1. Bagaimana sistem kerja dari model dari thermometer digital menggunakan LM35?
2. Mengetehaui sistem kerja dari setiap komponen pada thermometer digital
menggunakan LM35?
1.3. Tujuan
1. Sebagai syarat tugas mata kuliah sistem mikrokontroler.
2. Mengetahui prinsip kerja dari thermometer digital menggunakan LM35.
1
BAB IIPEMBAHASAN
1.1. Thermometer Digital Menggunakan LM 35
Thermometer saat ini bukanlah alat yang susah ditemukan dan bahkan sering
dijumpai, atau mungkin kita dapat membuatnya sendiri dengan memanfaatkan komponen
elektronika yang sudah ada dipasaran dan murah seperti LM35. Sensor suhu LM35 itu sendiri
juga sudah memiliki spesifikasi yang baik 10mv tiap derajat celcius dengan akurasi 0,5
derajat, selain itu sensor tersebut juga sudah linier.
Gambar Sensor LM 35
Dengan berkembang pesatnya teknologi saat ini kita dapat membuat suatu alat ukur
suhu atau thermometer secara digital menjadi sangat mudah, mungkin apabila dahulu untuk
membuat sensor suhu dengan suatu display penampil kita memerlukan IC ADC atau
sebelumnya menggunakan gabungan gerbang-gerbang logika dengan Op-Amp, akan tetapi
dengan adanya mikrokontroler apalagi yang sudah dilengkapi ADC dan modul penampil LCD
2x16 kita dapat membuat suatu alat ukur suhu digital menjadi sangat mudah, murah dan
cepat. Untuk yang lebih suka membuat thermometer dengan tampilan besar mungkin
dapat pula mengganti display LCD dengan display led seven segmen sehingga penampil akan
terlihat lebih besar dan terang yang cocok untuk monitoring suatu tempat yang cukup besar
dan luas (mungkin yang satu ini kita bahas lain waktu). Akan tetapi apabila menggunakan
modul LCD 2x16 ini kita tidak akan kesulitan dengan membuat program penampil karena
pada modul LCD 2x16 sudah dilengkapi dengan memori yang cukup untuk menampung
angka dan karakter, sehingga pada pembuatan program tidak akan terlalu rumit terebih lagi
sekarang ini membuat programnya juga tidak susah (baca artikel belajar LCD 2x16), berbeda
apabila kita menggunakan lampu led seven segmen atau display dot matrix yang memerlukan
suatu proses scanning pada tiap led. Untuk tegangan referensi disini saya menggunakan vref
internal yaitu 2,56 volt untuk mendapatkan hasil yang lebih sensitif terhadap kecilnya
perubahan tegangan pada output LM35. Akan tetapi adapula yang menambahkan suatu
penguat Op-Amp sebelum dimasukkan ke ADC mikrokontroler untuk mendapatkan
sensitifitas yang jauh lebih baik dan tentunya harus dihitung pula besarnya penguatan supaya
2
sebanding dengan nilai terukur atau dilakukan kalibrasi alat, Agar nantinya nilai yang terukur
akurat dan sesuai dengan thermometer yang sudah ada.
1.2. Mikrokontroler Atmega8535
Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi
sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O, Memori bahkan ADC,
berbeda dengan Mikroprosesor yang berfungsi sebagai pemroses data (Heryanto, dkk,
2008:1). Mikrokontroller AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) memiliki arsitektur 8 bit,
dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi
dalam 1 siklus clock atau dikenal dengan teknologi RISC (Reduced Instruction Set
Computing). Secara umum, AVR dapat dikelompokan ke dalam 4 kelas, yaitu keluarga
AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-
masing adalah kapasitas memori, peripheral dan fungsinya (Heryanto, dkk, 2008:1). Dari segi
arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Berikut ini
gambar Mikrokontroler Atmega8535.
Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega8535
3
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8535
2.2.1 Konfigurasi Pin ATMega8535
Secara umum konfigurasi dan fungsi pin ATMega8535 dapat dijelaskan sebagai berikut
1. VCC Input sumber tegangan (+)
2. GND Ground (-)
3. Port A (PA7 … PA0) Berfungsi sebagai input analog dari ADC (Analog to Digital
Converter). Port ini juga berfungsi sebagai port I/O dua arah, jika ADC tidak digunakan.
4. Port B (PB7 … PB0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PB5, PB6 dan PB7 juga
berfungsi sebagai MOSI, MISO dan SCK yang dipergunakan pada proses downloading.
Fungsi lain port ini selengkapnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
5. Port C (PC7 … PC0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Fungsi lain port ini selengk
apnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
6. Port D (PD7 … PD0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PD0 dan PD1 juga
berfungsi sebagai RXD dan TXD, yang dipergunakan untuk komunikasi serial. Fungsi
lain port ini selengkapnya bisa dibaca pad a buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
7. RESET Input reset.
8. XTAL1 Input ke amplifier inverting osilator dan input ke sirkuit clock internal.
9. XTAL2 Output dari amplifier inverting osilator.
10. AVCC Input tegangan untuk Port A dan ADC.
11. AREF Tegangan referensi untuk ADC.
4
2.2.2 Fitur Mikrokontroler ATMega8535
Adapun kapabilitas detail dari ATmega8535 adalah sebagai berikut,
1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.
2. Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM (Electrically
Erasable Programmable Read Only Memori) sebesar 512 byte.
3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.
4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
5. Enam pilihan mode sleep untuk menghemat penggunaan daya listrik.
2.2.3 Arsitektur ATMega8535
Gambar 2.3 Blok diagram fungsional ATmega8535
5
Dari gambar blok diagram tersebut dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki bagian-
bagian sebagai berikut :
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A,Port B,Port C dan Port D.
2. ADC 8 channel 10 bit.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembanding.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. Watchdog timer dengan osilator internal.
6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Memori Flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write.
8. Interrupt internal dan eksternal
9. Port antarmuka SPI (Serial Peripheral Interface).
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
11. Antarmuka komparator analog.
12. Port USART untuk komunikasi serial
1.3. LCD (Liquid Cristal Display)
Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai
tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah
salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja
dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya
terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal Display)
berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.
1.3.1. Material LCD (Liquid Cristal Display)
LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan
elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan
elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan),
molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen.
Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horisontal
belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat
melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat
menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan.
6
Contoh Bentuk LCD (Liquid Cristal Display)
1.3.2. Pengendali / Kontroler LCD (Liquid Cristal Display)
Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat microcontroller yang berfungsi
sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display). Microntroller pada suatu
LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan memori dan register. Memori yang
digunakan microcontroler internal LCD adalah :
DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori tempat karakter
yang akan ditampilkan berada.
CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan memori untuk
menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah
sesuai dengan keinginan.
CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori untuk
menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut merupakan karakter dasar
yang sudah ditentukan secara permanen oleh pabrikan pembuat LCD (Liquid Cristal
Display) tersebut sehingga pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya
dan tidak dapat merubah karakter dasar yang ada dalam CGROM.
Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah.
Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari mikrokontroler ke panel
LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses penulisan data atau tempat status dari
panel LCD (Liquid Cristal Display) dapat dibaca pada saat pembacaan data.
Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau keDDRAM.
Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut keDDRAM sesuai dengan
alamat yang telah diatur sebelumnya.
Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD (Liquid Cristal Display)
diantaranya adalah :
7
Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan
menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat dihubungkan dengan bus data dari
rangkaian lain seperti mikrokontroler dengan lebar data 8 bit.
Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan jenis data
yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan yang masuk adalah
perintah, sedangkan logika high menunjukan data.
Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis data,
sedangkan high baca data.
Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.
Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini dihubungkan
dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan ke ground, sedangkan
tegangan catu daya ke LCD sebesar 5 Volt.
1.4. Resistor
Resistor adalah suatu komponen elektronika yang fungsinya untuk menghambat arus
listrik. Resistor yang ada dipasaran memiliki ukuran daya dan nilai resistansi. Nilai daya
resistor yang ada dipasaran diantaranya 1/16W, 1/8W, 1/4 W, 1/2W, 1W, 2W, 5W, 10W dan
20W. Sedangkan nilai resistansi suatu resistor dituliskan dengan 2 cara, untuk resistor dengan
ukuran fisik besar dan resistor dengan fisik SMD dituliskan dengan kode angka dipermukaan
fisiknya. Sedangkan untuk resistor dengan ukuran fisik kecil sering dituliskan dengan kode
warna. Kode warna dalam elektronika merupakan salah satu teknik penulisan nilai suatu
komponen elektronika dengan warna. Warna-warna yang ada dalam kode warna untuk
penulisan resistansi resistor adalah:
Pada suatu resistor cara penulisan nilai resistansi dengan kode warna ada 3 macam
cara penulisan. Yaitu dengan penulisan kode warna 4 ring, 5 ring dan 6 ring warna. Perbedaan
cara penulisan nilai resistansi dengan kode warna dalam resistor tersebut memiliki cara
pembacaan yang berbeda pula. Berikut cara pembacaan cincin kode warna dalam resistor.
8
Membaca Kode Warna Resistor 4 Ring
Untuk kode warna resistor 4 ring, ring warna ke 1 sampai 2 merupakan angka pertama
dan kedua kemudian ring ke 3 merupakan faktor pengali sedangkan ring ke 4 merupakan nilai
toleransinya. Sebagai contoh resistor 2,2KOhm 5% maka penulisan dengan 4 ring warna
adalah : Merah, Merah, Merah dan Emas
Membaca Kode Warna Resistor 5 Ring
Untuk kode warna resistor 5 ring, ring warna ke 1 sampai 3 merupakan angka
pertama, kedua dan ketiga kemudian ring ke 4 merupakan faktor pengali sedangkan ring ke 5
merupakan nilai toleransinya. Sebagai contoh resistor 2,2KOhm 1% maka penulisan dengan 5
ring warna adalah : Merah, Merah, Hitam, Coklat dan Coklat
Membaca Kode Warna Resistor 6 Ring
Untuk pembacaan nilai resistansi pada 6 ring warna sama dengan pada 5 ring warna ,
hanya pada ring warna ke 6 merupakan nilai koefisien suhu dari reistor tersebut. Untuk kode
warna resistor 6 ring, ring warna ke 1 sampai 3 merupakan angka pertama, kedua dan ketiga
kemudian ring ke 4 merupakan faktor pengali sedangkan ring ke 5 merupakan nilai
toleransinya. Sebagai contoh resistor 2,2KOhm 1% 100ppm maka penulisan dengan 6 ring
warna adalah : Merah, Merah, Hitam, Coklat, Coklat dan Coklat
1.5. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan
electron-elektron selama waktu yang tidak tertentu. Kapasitor berbeda dengan akumulator
dalam menyimpan muatan listrik terutama tidak terjadi perubahan kimia pada bahan
kapasitor, besarnya kapasitansi dari sebuah kapasitor dinyatakan dalam farad. Pengertian lain
9
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan
listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu
bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum,
keramik, gelas, elektrolit dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik,
maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan
pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi.
Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan
negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang
non-konduktif. Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebuat dengan
kapasitansi atau kapasitas.
Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat
menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25
x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan
memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan
elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :
Q = CV
Dimana :
Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farads)
V = besar tegangan dalam V (volt)
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas
area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan
dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :
C = (8.85 x 10-12) (k A/t)
Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang
disederhanakan
10
1.5.1. Prinsip Pembentukan Kapasitor
Jika dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan dibatasi oleh isolasi, kemudian plat
tersebut dialiri listrik maka akan terbentuk kondensator (isolasi yang menjadi batas
kedua plat tersebut dinamakan dielektrikum).
Bahan dielektrikum yang digunakan berbeda-beda sehingga penamaan kapasitor
berdasarkan bahan dielektrikum. Luas plat yang berhadapan bahan dielektrikum dan
jarak kedua plat mempengaruhi nilai kapasitansinya.
Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar. Sifat yang demikian itu
disebutkan kapasitansi parasitic. Penyebabnya adalah adanya komponen-komponen
yang berdekatan pada jalur penghantar listrik yang berdekatan dan gulungan-gulungan
kawat yang berdekatan.
Gambar diatas menunjukan bahwa ada dua buah plat yang dibatasi udara. Jarak kedua
plat dinyatakan sebagai d dan tegangan listrik yang masuk.
1.5.2. Besaran Kapasitansi
Kapasitas dari sebuah kapasitor adalah perbandingan antara banyaknya muatan listrik
dengan tegangan kapasitor.
C = Q / V
Jika dihitung dengan rumus C= 0,0885 D/d.
Maka kapasitasnya dalam satuan piko farad D = luas bidang plat yang saling
berhadapan dan saling mempengaruhi dalam satuan cm2. d = jarak antara plat dalam satuan
cm. Bila tegangan antara plat 1 volt dan besarnya muatan listrik pada plat 1 coulomb, maka
kemampuan menyimpan listriknya disebut 1 farad. Dalam kenyataannya kapasitor dibuat
11
dengan satuan dibawah 1 farad. Kebanyakan kapasitor elektrolit dibuat mulai dari 1
mikrofarad sampai beberapa milifarad.
1.5.3. Jenis-jenis kapasitor sesuai bahan dan konstruksinya.
Kapasitor seperti juga resistor nilai kapasitansinya ada yang dibuat tetap dan ada yang
variabel. Kapasitor dielektrikum udara, kapasitansinya berubah dari nilai maksimum ke
minimum. Kapasitor variabel sering kita jumpai pada rangkaian pesawat penerima radio
dibagian penala dan osilator. Agar perubahan kapasitansi di dua bagian tersebut serempak
maka digunakan kapasitor variabel ganda. Kapasitor variabel ganda adalah dua buah kapasitor
variabel dengan satu pemutar. Berdasarkan dielektrikumnya kapasitor dibagi menjadi
beberapa jenis, antara lain:
kapasitor keramik
kapasitor film
kapasitor elektrolit
kapasitor tantalum
kapasitor kertas
Perdasarkan polaritas kutup pada elektroda kapsitor dapat dibedakan dalam 2 jenis
yaitu :
Kapasitor Non-Polar, kapasitor yang tidak memiliki polaritas pada kedua elektroda dan
tidak perlu dibedakan kaki elektrodanya dalam pesangannya pada rangkaian elektronika.
Kapasitor Bi-Polar, yaitu kapasitor yang memiliki polaritas positif dan negatif pada
elektrodanya, sehingga perlu diperhatikan pesangannya pada rangkaian elektronika dan
tidak boleh terbalik.
Kapasitor elektrolit dan kapasitor tantalum adalah kapasitor yang mempunyai kutub
atau polar, sering disebut juga dengan nama kapasitor polar. Kapasitor film terdiri dari
beberapa jenis yaitu polyester film, poly propylene film atau polysterene film.
12
1.6. Gambar Rangkaian Thermometer Digital Menggunakan Lm 35
13
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Thermometer saat ini bukanlah alat yang susah ditemukan dan bahkan sering
dijumpai, atau mungkin kita dapat membuatnya sendiri dengan memanfaatkan komponen
elektronika yang sudah ada dipasaran dan murah seperti LM35. Sensor suhu LM35 itu sendiri
juga sudah memiliki spesifikasi yang baik 10mv tiap derajat celcius dengan akurasi 0,5
derajat, selain itu sensor tersebut juga sudah linier.
3.2. Saran
Untuk penyempurnaan pembuatan makalah kedepannya, saya mengharapkan adanya
saran dari semua pihak baik dosen maupun seluruh mahasiswa yang membaca makalah sistem
operasi ini terhadap kekurangan yang terdapat pada makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://elektrofev.blogspot.com/2012/04/komponen-elektronika-sensor-suhu-lm35.html
http://ari-bawono.blogspot.com/2012/10/belajar-membuat-thermometer-digital-lm35.html
15