tugas akhir

4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberkulosis. Peningkatan jumlah kasus dan permasalahan TB di dunia semakin meningkat, terutama di Negara yang dikelompokkan dalam 22 negara dengan masalah TB besar (high burden countries), sehingga pada tahun 1993 WHO mencanangkan TB sebagai global emergency. Di Indonesia, TB merupakan salah satu masalah utama kesehatan masyarakat. Pada tahun 2009, Indonesia menjadi negara ke-5 kasus TB terbanyak setelah India dan Cina dengan jumlah pasien 10% dari jumlah pasien dunia. Berdasarkan laporan WHO tahun 2014, prevalensi TB di Indonesia yaitu 272 per 100.000, secara absolut 680.000 penderita. Prevalensi TB paru smear positif untuk umur 15 tahun ke atas adalah 257 per 100.000 penduduk (tingkat kepercayaan 95%, CI 210-303). 1 Pada awal tahun 1990-an WHO telah mengembangkan strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short- course) dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif 1

Upload: jon

Post on 07-Jul-2016

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tugas Akhir Ilmu Kesehatan Masyarakat

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Akhir

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampai saat ini, diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah

terinfeksi oleh Mycobacterium tuberkulosis. Peningkatan jumlah kasus dan

permasalahan TB di dunia semakin meningkat, terutama di Negara yang

dikelompokkan dalam 22 negara dengan masalah TB besar (high burden

countries), sehingga pada tahun 1993 WHO mencanangkan TB sebagai global

emergency.

Di Indonesia, TB merupakan salah satu masalah utama kesehatan

masyarakat. Pada tahun 2009, Indonesia menjadi negara ke-5 kasus TB terbanyak

setelah India dan Cina dengan jumlah pasien 10% dari jumlah pasien dunia.

Berdasarkan laporan WHO tahun 2014, prevalensi TB di Indonesia yaitu 272 per

100.000, secara absolut 680.000 penderita. Prevalensi TB paru smear positif untuk

umur 15 tahun ke atas adalah 257 per 100.000 penduduk (tingkat kepercayaan

95%, CI 210-303).1

Pada awal tahun 1990-an WHO telah mengembangkan strategi

penanggulangan TB yang dikenal sebagai strategi DOTS (Directly Observed

Treatment Short-course) dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang

secara ekonomis paling efektif (cost-effective). Penerapan strategi DOTS secara

baik dapat menekan penularan secara cepat dan juga mencegah berkembangnya

MDR-TB (Multi Drugs Resistent-TB). Fokus utama DOTS adalah penemuan dan

penyembuhan pasien, dengan prioritas diberikan kepada pasien TB tipe menular

(BTA +). Strategi ini akan memutuskan penularan TB dan dengan demikian

menurunkan insiden TB di masyarakat, serta merupakan cara terbaik dalam upaya

pencegahan penularan TB.

Indonesia berpeluang mencapai penurunan angka kesakitan dan kematian

TB menjadi setengahnya di tahun 2015 jika dibandingkan dengan data tahun

1

Page 2: Tugas Akhir

2

1990. Angka prevalensi TB yang pada tahun 1990 sebesar 443 per 100.000

penduduk, pada tahun 2015 ditargetkan menjadi 222 per 100.000 penduduk.

Pemeriksaan mikroskopis BTA dari sputum memegang peran dalam

mendiagnosis awal dan pemantauan pengobatan tuberkulosis paru. Akibat

kesalahan atau ketidak-tepatan dalam pemeriksaan adalah bias pada tindakan yang

akan dilakukan terhadap penderita.1,2 Pemeriksaan sputum berfungsi untuk

menegakkan diagnosis, menilai pengobatan, dan menentukan potensi penularan.

Pemeriksaan sputum untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan

mengumpulkan 3 spesimen sputum yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan

yang berurutan sewaktu-pagi-sewaktu (SPS).1,3,4 Rangkaian kegiatan yang baik

diperlukan untuk mendapatkan hasil yang akurat, mulai dari cara pengumpulan

sputum, pemilihan bahan sputum yang akan diperiksa dan pengolahan sediaan di

bawah mikroskop.2,4,5

Puskesmas merupakan organisasi kesehatan tingkat pertama sebagai ujung

tombak pelayanan kesehatan. Dalam penemuan penderita baru tuberkulosis perlu

adanya koordinasi antara sektor kesehatan seperti puskesmas dan unsur

penunjangnya pustu, polindes, pusling, praktek dokter, klinik pengobatan dan

rumah sakit serta sektor non kesehatan seperti lembaga swadaya masyarakat,

perusahaan, dan masyarakat itu sendiri.1,2

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

mengindentifikasi dan mencari penyelesaian masalah melalui tugas akhir yang

berjudul, “GAMBARAN PENEMUAN PASIEN TUBERKULOSIS

PARU PUSKESMAS TANJUNG PINANG KOTA JAMBI

TAHUN 2016”.

Page 3: Tugas Akhir

3

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mengindentifikasi permasalahan dan mencarikan penyelesaian dalam

penemuan pasien tuberkulosis paru puskesmas Tanjung Pinang kota Jambi tahun

2016.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi masalah dalam penemuan pasien tuberkulosis

paru puskesmas Tanjung Pinang kota Jambi tahun 2016..

2. Untuk menentukan prioritas masalah dalam penemuan pasien

tuberkulosis paru puskesmas Tanjung Pinang kota Jambi tahun 2016.

3. Untuk mengidentifikasi faktor penyebab masalah dalam penemuan

pasien tuberkulosis paru puskesmas Tanjung Pinang kota Jambi tahun

2016.

4. Untuk menentukan alternatif pemecahan masalah penemuan pasien

tuberkulosis paru puskesmas Tanjung Pinang kota Jambi tahun 2016.

5. Untuk menentukan usulan kegiatan pemecahan masalah dalam

penemuan pasien tuberkulosis paru puskesmas Tanjung Pinang kota

Jambi tahun 2016.

6. Untuk melakukan monitoring dalam penemuan pasien tuberkulosis paru

puskesmas Tanjung Pinang kota Jambi tahun 2016.