tugas akhir

Download Tugas Akhir

If you can't read please download the document

Upload: viella-ciechavava

Post on 27-Oct-2015

134 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

TUGAS AKHIRHUBUNGAN ANTARA ASUPAN GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA PANJURA KOTA MALANG

Diajukan Sebagai Syarat MenyelesaikanPendidikan Tinggi Program Studi DIII Kebidanan

Oleh :VIVI AGUSTIVILLA ANDARINIM.1009.15401.451

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYAGAMA HUSADAMALANG2013iii

40

x

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Hubungan Antara Asupan Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA Panjura Kota Malang sebagai salah satu persyaratan akademik dalam rangka menyelesaikan studi D III Kebidanan di STIKES Widyagama Husada Malang.Penulis menyadari bahwa proses penelitian dan penyusunan tugas akhir ini tidak mungkin diselesaikan sendiri. Penulis telah mendapatkan bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan tinggi kepada :1. DRA. Laily Amie, MMRS, selaku Direktur STIKES Widyagama Husada.2. Jiarti Kusbandiyah, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widyagama Husada Malang.3. Sri Handayani, S.SiT,selaku pembimbing I yang banyak memberikan bantuan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.4. Dr. M. Yunus, M.Kes,selaku pembimbing II yang banyak memberikan bantuan dalam penyusunan Tugas Akhirini.5. Kepala Sekolah SMA Panjura yang telah mengijinkan dan memberikan kesempatan bagi penulis dalam memperoleh data.6. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan moral, materi dan spiritual.7. Semua rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.Semoga Allah SWT memberi balasan setimpal atas segala amal yang telah diberikan dan semoga tugas akhir ini berguna baik bagi penulis maupun pihak lain yang memanfaatkan.Malang,..

Penulis

Umi Ardillah

ABSTRACT

Andari, Vivi Agustivilla. 2013. The Correlation between Nutrient Intake With Incidence of anemiain Public Senior High School Panjura Malang. Final Task. D3 midwifery study program of Widyagama Husada Health Science College. Advisors : (1) Sri Handayani, S. SiT, (2) dr. M. Yunus M, Kes.

Anemia is one of the nutritional problems which need special attention. Young women are vulnerable groups who endure anemia due to currently in under developement. According to WHO prevalence rate of anemia in women are ranged from 20% to 89% (WHO, 2009), where as in Public Senior High SchoolPanjuraMalang City prevalence rate of anemia in girls as many as 68.5%. The purpose of this study was to determine the correlation of nutrient intake with incidence of anemia.The research was conducted using observational analytical design with cross sectional survey approachment. The sample were 57 students of Public Senior High School Panjura Malang, which taken by purposive sampling methode. Nutrient intake data obtained by questionnaires while data of incidence of anemia obtained by electrical hemoglobin device.The results of the analysis using Chi-Square test and interpretation using PersonChi-Square Test (due to the value of the expected count more than 20%) used = 0.05 was nutrient intake p value (p = 0.022), it can be concluded, that there is a correlation between nutrient intake with incidence of anemia. It is recommended for students to improve iron intake, intake a good diet, intake vitamin C, and vitamin A to be able to meet the needs of iron in the body and avoid anemia daily life.

Bibliographies: 31 references (1999 - 2012)Keywords : Nutrient intake, Incidence of anemia

54

ABSTRAK

Andari, Vivi Agustivilla, 2013. Hubungan Antara Asupan Gizi Dengan Kejadian Anemia di SMA Panjura Kota Malang. Tugas Akhir, Program Studi DIII Kebidanan STIKES Widyagama Husada Malang. Pembimbing : (1) Sri Handayani, S. SiT, (2) dr. M. Yunus M, Kes.

Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian khusus. Remaja putri termasuk golongan yang rawan menderita anemia karena sedang dalam masa pertumbuhan.Menurut WHO Angka prevelensi anemia pada wanita berkisar antara 20% sampai 89% (WHO, 2009), sedangkanberdasarkan studi pendahuluan di SMA Panjura Kota Malang angka prevelensi anemia pada siswi sebanyak 15,4% dan penelitian sebanyak 68.5 %. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan gizi dengan kejadian anemia.Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan survey cross sectional. Menggunakan sampel sebagian siswi SMA Negeri Panjura Kota Malang sebanyak 57 siswi, yang diambil dari populasi dengan cara purposive sampling. Data asupan gizi diperoleh dengan kuesioner sedangkan pemeriksaan kejadian anemia menggunakan hemoglobin elektrik.Hasil analisa menggunakan Chi-Square test dan dibaca menggunakan Pearson Chi-SquareTest dikarenakan nilai dari expected count lebih dari 20 %, maka dengan tingkat kepercayaan ( = 0,05) didapatkan nilai (p value = 0,022), dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan gizi dengan kejadian anemia. Disarankan agar siswi memperbaiki asupan zat besi, pola makan, vitamin C, dan vitamin A agar mampu memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh dan terhindar dari anemia pada kehidupan sehari-harinya.

Kepustakaan: 31 kepustakaan (tahun 1999 2012)Kata kunci : Asupan Gizi, Kejadian Anemia

DAFTAR ISI

JUDUL HALAMANiLEMBAR PERSETUJUANiiLEMBAR PENGESAHANiiiKATA PENGANTARivABSTRACTvABSTRAKviDAFTAR ISIviiDAFTAR TABELxDAFTAR GAMBARxiDAFTAR LAMPIRANxiiBAB I PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang11.2 Rumusan Masalah31.3 Tujuan Penelitian41.3.1Tujuan Umum41.3.2Tujuan Khusus41.4 Manfaat Penelitian41.4.1Bagi Remaja PutriSMA Panjura Kota Malang.41.4.2Bagi Institusi Pendidikan41.4.3Bagi Peneliti51.4.4Bagi Masyarakat5BAB II TINJAUAN PUSTAKA62.1 Anemia62.1.1Definisi62.1.2Tanda dan Jenis Anemia62.1.3Patofisiologi72.1.4Dampak Anemia Pada Remaja Putri82.1.5Faktor Penyebab Anemia Gizi82.2 Hemoglobin112.2.1Pengertian112.2.2Komposisi112.2.3Kadar hemoglobin132.2.4Fungsi hemoglobin142.2.5Cara mengukur Hemoglobin152.2.6Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hb Remaja Putri...162.3 Karakteristik Remaja172.3.1Definisi Remaja172.3.2Gizi Remaja172.3.3Penatalaksanaan pada Remaja19BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA203.1 Kerangka Konsep203.2 Hipotesis21BAB IV METODOLOGI PENELITIAN224.1 Desain Penelitian224.2 Definisi Operasional234.3 Populasi, sampel dan sampling234.3.1Populasi234.3.2Sampel244.3.3Sampling244.4 Kriteria Sampling244.4.1Kriteria Inklusi244.4.2Kriteria Eksklusi244.5 Teknik Pengumpulan Data244.5.1Data Primer254.5.2Data Sekunder254.6 Teknik Pengolahan Data254.6.1Editing254.6.2Coding254.6.3Transfering264.6.4Tabulating264.7 Teknik Analisa Data264.8 Instrumen Penelitian274.9 Waktu, Tempat Penelitian dan Etika Penelitian274.9.1Waktu penelitian274.9.2Tempat penelitian274.9.3Etika Penelitian274.10 Jadwal Penelitian28BAB V HASIL PENELITIAN295.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian295.1.1 Data UmumPenelitian295.1.2 Data Khusus Penelitian30BAB VI PEMBAHASAN346.1 Asupan Gizi Pada Remaja Putri di SMA Panjura Kota Malang346.2 Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA Panjura Kota Malang356.3 Hubungan Antara Asupan Gizi dengan Kejadian Anemia376.4Keterbatasan Penelitian39BAB VII PENUTUP407.1 Kesimpulan407.2 Saran417.2.1 Bagi Siswi SMA Panjura Kota Malang417.2.2 Bagi Institusi Pendidikan417.2.3 Bagi Dinas Kesehatan Kota Malang427.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya42DAFTAR PUSTAKA43LAMPIRAN

NomorJudul Tabel Halaman

2.1Kriteria anemia menurut WHO (Hoffbrand AV et al., 2001).14

4.1Definisi Operasional.23

4.2Tabel Coding dalam penelitian Hubungan antaraAsupan Gizi dengan Kejadian Anemia Siswi SMA Panjura Kota Malang.27

5.1Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Siswa di SMA Panjura Kota Malang.30

5.2Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Ekonomi di SMA Panjura Kota Malang.31

5.3Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Asupan Gizi di SMA Panjura Kota Malang.31

5.4Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Anemia di SMA Panjura Kota Malang.32

5.5Hasil Analisis Antara Asupan Gizi Dengan Kejadian Anemia Di SMA Panjura Kota Malang.33

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBARNomorJudul Gambar Halaman

2.1Easy Touch GHb Blood Glucose/Hemoglobin Dual FunctionMonitoring System16

3.1 Kerangka Konseptual 20

DAFTAR LAMPIRANNomorJudul LampiranHalaman

1Studi Pendahuluan

2Berita Acara

3Pengantar Inform Consent

4Persetujuan Responden

5Rekap Data

6Jadwal Kegiatan Penelitian

7Lembar Konsul

8Pernyataan Keaslian Tulisan

9Curiculum Vitae

5

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangGizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan, yang dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu berperan secara optimal dalam pembangunan (Farida dan Baliwati, 2004). Masalah gizi khususnya pada permasalahan gizi mikro saat ini menjadi perhatian oleh beberapa pihak.Hasil penelitian tahun 2002 tentang gizi memberikan gambaran masalah gizi mikro seperti kekurangan energi protein atau yang sering disebut KEP dan masalah anemia zat besi serta masalah lainnya yang dipengaruhi oleh zat gizi mikro. Kekurangan energi protein dapat dipengaruhi oleh kekurangan maupun kelebihan zat gizi mikro tertentu yang berkaitan pada metabolisme (Soekirman, 2000).Gizi adalah salah satu masalah anemia gizi di Indonesia dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat (Public Health Problem). Penyebab utama anemia gizi di Indonesia adalah rendahnya asupan zat besi (Fe). Anemia gizi besi dapat menyebabkan penurunan kemampuan fisik, produktivitas kerja, dan kemampuan berpikir. Selain itu anemia gizi juga dapat menyebabkan penurunan antibodi sehingga mudah sakit karena terserang infeksi. Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran konsumsi makanan dalam jangka yang cukup lama, bila kekurangan gizi dalam tahap ringan tidak akan muncul dampak yang nyata, tetapi akan timbul defisiensi yang lebih ringan dan kadang tidak disadari gejala yang timbul karena faktor gizi (Agung, 2002).

Anemia merupakan masalah gizi yang paling utama yang disebabkan karena kekurangan zat gizi besi. Kurangnya kadar hemoglobin dalam darah menimbulkan gejala lemah, letih, lesu sehingga akan mempengaruhi prestasi dan produktivitas kerja serta menurunkan daya tahan tubuh yang mengakibatkan mudah terkena infeksi (Depkes RI, 2003). Penyebab lain adalah sel darah merah mudah pecah, dan kekurangan vitamin B12 dan asam folat. Selain itu vitamin C berpengaruh terhadap kejadian anemia karena vitamin C membantu dalam memperkuat daya tahan tubuh dan membantu melawan infeksi, serta membantu dalam penyerapan zat besi (Budiyanto, 2002).Data dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh remaja putri di Indonesia menderita anemia. Remaja putri secara normal akan mengalami kehilangan darah melalui menstruasi setiap bulan. Bersamaan dengan menstruasi akan dikeluar sejumlah zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Oleh karena itu kebutuhan zat besi untuk remaja wanita lebih banyak dibandingkan pria.Dilain pihak remaja putri cenderung untuk membatasi asupan makanan karena mereka ingin langsing.Hal ini merupakan salah satu penyebab prevalensi anemia cukup tinggi pada remaja putri.Keadaan seperti ini sebaiknya tidak terjadi, karena masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang membutuhkan zat-zat gizi yang lebih tinggi (Depkes, 1998).Menurut WHO Angka prevalensi anemia berkisar antara 20% sampai 89% (WHO, 2009).Di Indonesia prevalensi anemia sebesar 57,1 % diderita oleh remaja putri, 27,9 % diderita oleh Wanita Usia Subur (WUS) dan 40,1 % diderita oleh ibu hamil (Herman, 2006). Secara global prevalensi anemia untuk anak usia sekolah masih menunjukkan angka yang tinggi yaitu 37% (Arisman, 2004). Di Jawa Timur melibatkan 5959 peserta tes kadar HB ternyata 33% diantaranya anemia (BPP, 2008).Menurut Badan Litbang Kesehatan (2001), berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada remaja putri menunjukkan bahwa kelompok remaja putri mengalami banyak masalah gizi antara lain anemia dan indeks massa tubuh ( IMT) kurang dari batas normal atau kurus. Prevalensi anemia berkisar antara 40-88%, sedangkan prevalensi remaja putri dengan IMT kurus berkisar antara 30-40%. Status gizi didapat orang dari nutrien yang di berikan kepadanya. Masalah status gizi pada remaja di Indonesia meliputi kurang zat gizi makro ( karbohidrat, protein dan lemak) dan kurang zat gizi mikro ( vitamin, mineral). Kurang zat gizi makro dan mikro menyebabkan tubuh menjadi kurus, berat badan turu n, anemia dan mudah sakit. Indikator yang paling umum digunakan untuk mengetahui anemia akibat kekurangan zat besi adalah nilaikadar hemoglobin darah. Nilai kadarhemoglobin berguna untuk mengetahui berat ringannya anemia. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 2 April 2013di SMA Panjura Kota Malang terdapat 227 siswi kelas 1, 2 dan 3. Dari data UKS di SMA Panjura Kota Malang didapatkan yang anemia sebanyak 35 orang (kelas1, 2, dan 3) sebesar 15,4%.1.2Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut, yaitu Apakah ada hubungan antara asupan gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Panjura Kota Malang?

1.3Tujuan Penelitian1.3.1Tujuan UmumUntuk mengetahui hubungan antara asupan gizidengankejadian anemia pada Remaja Putri di SMA Panjura KotaMalang.1.3.2Tujuan Khusus1. Mengetahui asupan gizi Remaja Putridi SMA Panjura Kota Malang.2. Mengetahui tingkat anemia Remaja Putri di SMA Panjura Kota Malang.3. Mengetahui hubungan antara asupan gizi dengan kejadian anemia Remaja Putri di SMA Panjura Kota Malang.1.4Manfaat Penelitian1.4.1Bagi Remaja Putri SMA Panjura Kota Malang.Dengan adanya penelitian inidiharapkan mampu memberikan informasi akan pentingnya asupan gizi dan dapat menambah pengetahuan bagi Remaja Putri tentang anemia yang diharapkan dapat menyikapi, mencegah dan mengatasi anemia sehingga angka kejadian anemia dapat berkurang.1.4.2Bagi Institusi PendidikanPenelitian ini sebagai data untuk penelitian selanjutnya dan sebagai referensi di perpustakaan STIKES WIDYAGAMA HUSADA Malang.Dan diharapkan dapat memberi manfaat, menambah pengetahuan serta dapat diterapkan di lapangan dalam memberikan pelayanan tentang pencegahan anemia.

1.4.3Bagi PenelitiDalam penelitian ini diharapkan peneliti mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian, dan juga peneliti dapat mengetahui hubungan antara asupan gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri serta sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.1.4.4Bagi MasyarakatHasil penelitian dapat di gunakan masyarakat untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya asupan gizi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1Anemia2.1.1DefinisiAnemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin atau eritrosit kurang dari nilai normal yang telah di tentukan. Kadar normal hemoglobin untuk wanita >12g/dl (Mansjoer,2000). Secara fungsional anemia di definisikan penurunan jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (Sudoyo, 2007).Anemia merupakan keadaan penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit didalam sel darah merah lebih rendah atau jumlah hemoglobin dalam sel yang terlalu sedikit dari pada nilai normal untuk kelompok orang yang bersangkutan, baik dari kelompok umur, jenis kelamin, dan kehamilan (Guyton dan Hall, 2005).2.1.2Tanda dan Jenis Anemia1. Tanda-tanda anemia Penderita anemia dapat diketahui dengan gejala atau tanda-tanda yang ada yaitu dengan melihat tanda-tanda secara fisik maupun dengan pemerikasaan laboratorium, tanda-tanda fisik yang di timbulkan oleh penderita anemia antara lain adalah penderita merasa cepat lelah, lesu, lemah dan takikardi, sesak nafas, sering mengeluh pusing dan mata berkunang, serta pucat pada bagian kelopak mata, kulit, telapak tangan, bibir, lidah, serta kulit (Arisman, 2004).

2. Jenis Anemia Anemia mempunyai tanda dan gejala masing-masing menurut jenisnya, seperti :a. Anemia defisiensi besi memiliki gejala awal diantaranya disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis, dan kuku sendok.b. Anemia megaloblastik gejala awal diantaranya : glostitis, gangguan neurologic pada defisiensi vitamin B12.c. Anemia hemolitik : icterus, splenomegaly, dan hepatomegaly.d. Anemia aplastik : perdarahan, dan tanda-tanda infeksi.

Menurut pathogenesis anemia dapat di kelompokkan lagi menjadi 2 yaitu :a. Penurunan produksi yang meliputi anemia karena defisiensi, anemia aplastic.b. Peningkatan penghancuran terdiri dari anemia karena perdarahan, anemia hemolitik. 2.1.3PatofisiologiTanda tanda dari anemia diawali dengan berkurangnya simpanan zat besi (ferritin) dan bertambahnya penyerapan zat besi yang digambarkan dengan adanya peningkatan kapasitas pengikatan besi. Pada tahap selanjutnya berupa habisnya simpanan zat besi, berkurangnya jumlah protoporpirin yang di ubah menjadi heme, dan akan disertai dengan menurunnya kadar feritin serum. Pada akhirnya terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu kadar Hb dibawah angka normal. Bila sebagian dari ferritin jaringan meninggalkan sel akan mengakibatkan konsentrasi feritin serum rendah. Kadar feritin serum dapat menggambarkan keadaan simpanan zat besi dalam jaringan. Dengan demikian kadar feritin serum yang rendah akan menunjukkan orang tersebut dalam keadaan anemia gizi bila kadar feritin serumnya