tugas agama ii - hkbp.docx

4
Cyntia Sipahutar (143020008596) Alasan Saya Beribadah pada Gereja Lutheran (Huria Kristen Batak Protestan) \ 1) Saya kagum dengan rintisan khas Martin Luther yang menganut konsep keselamatan tiga sola, yaitu sola fide, sola gratia, dan sola scriptura, yang berarti hanya iman, hanya anugerah, dan hanya Alkitab. Beliau mengungkapkan bahwa keselamatan manusia hanya diperoleh karena imannya kepada karya anugerah Allah yang dikerjakannya melalui Yesus Kristus, sebagaimana yang disaksikan oleh Alkitab. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.....” - Efesus 2 : 8-9

Upload: cyntia-sipahutar

Post on 06-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Cyntia Sipahutar (143020008596)

Alasan Saya Beribadah pada Gereja Lutheran (Huria Kristen Batak Protestan) \

1) Saya kagum dengan rintisan khas Martin Luther yang menganut konsep keselamatan tigasola, yaitusola fide,sola gratia, dansola scriptura, yang berarti hanya iman, hanya anugerah, dan hanya Alkitab. Beliau mengungkapkan bahwa keselamatan manusia hanya diperoleh karena imannya kepada karya anugerahAllahyang dikerjakannya melaluiYesus Kristus, sebagaimana yang disaksikan olehAlkitab.Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri..... - Efesus 2 : 8-9Saya juga takjub atas keberanian Beliau dalam menolak ajaran Gereja saat itu yang menjanjikan keselamatan melalui penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgensia). Beliau menyatakan bahwa manusia diselamatkan bukan karena amal atau perbuatannya yang baik, melainkan semata-mata oleh karena anugerah Allah. Hal ini didasarkan pada perkataan PaulusdalamSurat Roma."Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." - Roma 5:8

2) Saya sependapat dengan prinsip-prinsip gereja Lutheran, beberapa di antaranya; Tidak begitu anti terhadap penggunaan citra-citra religius, ini dilandasi oleh pengertian bahwa orang-orang Kristen bebas untuk menggunakan citra-citra religius selama mereka tidak menyembahnya sebagai ganti Allah. Masih melestarikan pendekatan liturgis terhadap Ekaristi. Ucapan syukur yang melalui pendekatan dengan memberikan sebagian dari apa yang dianggap berkat dari Tuhan. Dengan hal tersebut, diharapkan para jemaat menyadari dengan sendirinya apa arti perpuluhan yang sesungguhnya, dan lain-lain.

3) Menurut saya, ibadah gereja Lutheran terstruktur dan terorientasi pada bagaimana merefleksikan karya Allah.

4) Menurut saya, HKBP adalah gambaran nyata bahwa adat dapat bersatu dengan agama. Ketika ada nilai-nilai mistis dalam adat yang tidak benar secara alkitabiah, maka nilai-nilai itu dapat disingkirkan; sementara manfaat-manfaat baiknya akan terus diimplementasikan dengan berpegang teguh pada nilai-nilai kekristenan.

5) Meskipun secara nama gereja ini eksklusif terhadap adat tertentu saja, namun dalam praktiknya tidak. HKBP tetap menjunjung semangat nasionalisme dan terbuka untuk seluruh kalangan dengan menyediakan ibadah bahasa Indonesia.

6) HKBP memiliki pembagian persekutuan secara status dan usia yang mendorong aplikatif kekristenan dari sudut pandang yang lebih terspesialisasi.

7) Pelayanan di HKBP bersifat holistik, tidak memiliki modus kristenisasi terhadap pihak lain.

8) Menerima Almanak dari gereja. Almanak berisi panduan nats harian dan informasi-informasi mengenai Minggu. Saya dan keluarga saya dari kecil terbiasa merenungkannya pada kebakitan pagi sebelum memulai aktivitas.

9) Melalui HKBP, saya dapat lebih mengenal dan mencintai adat saya, Batak Toba.

10) Tali persaudaraan di gereja tersebut erat (didukung dengan adanya marga-marga).

11) Bentuk apresiasi saya terhadap perjuangan para martir yang telah mengabarkan injil ke Tanah Batak.

12) Saya dibaptis di gereja tersebut.

13) Saya menyadari terdapat beberapa pengaktualisasian yang tidak sesuai dengan asas-asas gereja ini, baik dalam sistem struktural maupun fungsional. Namun hal tersebut mendorong saya sedemikian rupa untuk mengulurkan kasih dan berkontribusi demi mewujudkan kembali tujuan utama gereja yang saya cintai serta memperbaharui kekurangan-kekurangan yang terjadi akibat kesalahan kaprah di dalamnya. Karena, sungguh, saya bersama keluarga saya tumbuh dan berkembang dalam iman pada lingkungan gereja ini.

Alasan-alasan tersebut tidak bermaksud untuk menyudutkan denominasi gereja tertentu.