tugas

8
SKENARIO 3 GANGGUAN PENGUNYAHAN Ibu akhmad 49 tahun merasakan ketidaknyamanana karena adanya kegoyangan gigi tiruan tetap pada rahang atas kiri. Keadaan ini telah dirasakan 3 hari yang lalu setelah mengunyah makanan. Berdasarkan hasil pemeriksaan foto panoramic dan periapikal yaitu pada gigi 25 menunjukan post perawatan endodontic dengan pemasangan pasak, radiolusen bervatas jelas pada apical gigi dan tampak fraktur pada retainer. Pada gigi 27 menunjukan fraktur pada akar palatal, radiolusen pada bagian apical gigi dan resorbsi tulang alveolar sampai 2/3 panjang akar gigi. Secara klinis gigi 25 dan 27 merupakan retainer dengan desain extracoronal retainer berupa porcelain fused to metal dan pontic pada gigi 26 dengan tipe ridge lap pontic. Retainer dan ponric dihubungkan dengan conector tipe fixed-fixed bridge. Disamping itu pada gigi25 terdapat karies permukaan akar pada bagian bukal dan gigi penyangga 27 tampak adanya resesi gingiva dan karies permukaan akar pada bagian bukal dan palatal. Tampak adanya pengelupasan lapisan estetik (lapisan porcelain) pada oklusal retainer gigi 25. Penderita menginginkan penggantian gigi tiruan tersebut. A. STEP 1 : Clarification Terms 1. Kegoyangan gigi tiruan tetap 2. Fraktur retainer

Upload: dian-fajariani

Post on 28-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hfgdzhfnd

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas

SKENARIO 3

GANGGUAN PENGUNYAHAN

Ibu akhmad 49 tahun merasakan ketidaknyamanana karena adanya kegoyangan gigi tiruan tetap

pada rahang atas kiri. Keadaan ini telah dirasakan 3 hari yang lalu setelah mengunyah makanan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan foto panoramic dan periapikal yaitu pada gigi 25 menunjukan

post perawatan endodontic dengan pemasangan pasak, radiolusen bervatas jelas pada apical gigi

dan tampak fraktur pada retainer. Pada gigi 27 menunjukan fraktur pada akar palatal, radiolusen

pada bagian apical gigi dan resorbsi tulang alveolar sampai 2/3 panjang akar gigi. Secara klinis

gigi 25 dan 27 merupakan retainer dengan desain extracoronal retainer berupa porcelain fused to

metal dan pontic pada gigi 26 dengan tipe ridge lap pontic. Retainer dan ponric dihubungkan

dengan conector tipe fixed-fixed bridge. Disamping itu pada gigi25 terdapat karies permukaan

akar pada bagian bukal dan gigi penyangga 27 tampak adanya resesi gingiva dan karies

permukaan akar pada bagian bukal dan palatal. Tampak adanya pengelupasan lapisan estetik

(lapisan porcelain) pada oklusal retainer gigi 25. Penderita menginginkan penggantian gigi tiruan

tersebut.

A. STEP 1 : Clarification Terms

1. Kegoyangan gigi tiruan tetap

2. Fraktur retainer

3. Fraktur akar palatal

4. Penggantian Gigi tiruan

B. STEP 2 : Problem Definition

1. Apakah penyebab gagalnya gigi tiruan tetap, fraktur retainer, dan fraktur akar pada scenario?

2. Jelaskan evaluasi kasus pada scenario?

3. Bagaimana cara pencegahan fraktur pada scenario?

4. Bagaimana rencana perawatan kasus pada scenario?

Page 2: Tugas

C. STEP 3 : Brainstorm

1. Penyebab Kegagalan Gigi Tiruan Cekat, fraktur retainer dan fraktur akar

a. Perasaan tidak nyaman (discomfort )

Perasaan tidak nyaman saat menggunakan GTJ dapat ditimbulkan karena adanya :

1. Kontak prematur oklusi yang tidak sesuai

2. Penimbunan sisa makanan di bagian retainer ataupun pontik (pada celah – celah gigi

atau embrasur)

3. Tekanan yang terlalu berat atau tidak ada kontak

4. Penyemenan yang dilakukan pada GTJ yang kurang tepat dapat mengakibatkan

tarikan atau dorongan pada gigi penyangga.

5. shock termis maupun rasa sakitpada daerah servikal gigi

b. GTJ lepas dari gigi penyangga

GTJ yang terlepas dari penyangga dapat terjadi karena :

1. Torsi atau ungkitan

2. Kesalahan teknik penyemenan (bahan semen yang kurang baik atau pengadukan yang

kurang sempurna)

3. Terlarutnya semen karena terbukanya tepi restorasi

4. Gigi penyangga goyah

5. Gigi penyangga mengalami karies

6. Kesalahan dalam pemilihan retainer

7. Restorasi tidak akurat

c. Hilangnya facing (porcelen)

Hilangnya facing atau lapisan estetik dapat disebabkan karena :

1. Kurangnya retensi

2. Perubahan bentuk dari kerangka logam

3. Maloklusi

Page 3: Tugas

4. Pengolahan bahan pelapis yang salah dan keausan bahan

d. Kegagalan mekanis

Kegagalan mekanis anatara lain dapat disebabkan karena fraktur konektor dan retainer

yang longgar.

1. Fraktut konektor

Rangka jembatan atau konektor yang kaku seperti pertutan yang disolder dapat patah.

Mobilitas tiap bagian akan menyebabkan kegagalan tersebut, tetapi perlu diperiksa juga

gangguan oklusi dengan palpasi jari (selagi oklusi), kertas artikulasi, atau malam

indicator oklusal. Untuk memperbaiki hal ini, mungkin jemabatan harus dibuat kembali

2. Retainer yang longgar

Jika salah satu retainer longgar pada abutment, kemungkina hal ini telah dirasakan

penderita, atau jika gigi abutment vital, mungkin penderita meras tidak enak, karena

adanya kebocoran cairan. Jembatan dpata digerakkan secara manual ke atasa dan ke

bawah, dan terlihat saliva keluar masuk pada sambungan. Maslah ini memerlukan

pengeluaran jembatan dan analis kegagalan

e. Karies pada abutment (gigi penyangga)

Mungkin penderita tidak menyadarai adnya karies dibawah retainer. Pemeriksaan

dilakukan pada semua jembatan dengan mencari adanya lubang di retainer logam dan

dilakukan sondasi untuk menemukan karies yang sering terjadi. Juga sebagaimana biasa,

perlu dilakukan sondasi disekeliling tepi perifer semua retainer. Kadang – kadang

tambalan servical cukup dalam mengatasi masalah ini, terutamapada karies dpat terlihat,

tetapi biasanya jembatan memerlukan preparasi untuk jalan masuk

Karies pada abutment ini disebabkan karena :

a. Tepi retainer yang terlalu panjang

b. Tepi retainer terbuka

c. Kerusakan atau keausan pada retainer

d. Oral hygiene yang buruk

e. Kesalahan pemilihan retainer

Page 4: Tugas

f. Struktur pendukung (periodontik)

Sebaiknya hal ini ditelusuri dalam hubungannya dengan keadaan umum periodontal.

2. Evaluasi kasus pada skenario

a. Pemeriksaan klinis

Terlihat adanya fraktur akar, pengelupasan lapisan estetik, resesi gingiva, dan karies

b. Pemeriksaan radiografi

Terlihat adanya radiolusensi pada apical, resobsi tulang alveolar, fraktur akar, dan karies

pada permukaan akar

3. Pencegahan fraktur pada scenario

a. Mengetahui pemilihan jumlah dan distribusi gigi pendukung

b. Pemilihan jumlah dan distribusi gigi pendukung yang baik dapat mengurangi resiko

terjadinya kegagalan gigi tiruan jembatan. Hukum Ante tetap merupakan acuan utama

untuk menentukan distribusi jumlah gigi yang tepat pada gigi tiruan jembatan, idealnya

dua pendukung digunakan untuk satu pontik yang terletak pada ujung-ujungnya.

c. Dokter gigi mengetahui dengan baik prosedur perawatannya

d. Hindari tekanan oklusal yang berlebihan

e. Pasien menjaga oral hygiene dengan baik agar tidak ada akumulasi plak

f. Aplikasi bahan pelapis lunak

g. Pemakaian stres absorbing elemen

h. Pemakaian konektor non rigid.

4. Rencana perawatan kasus pada scenario

a. Ekstraksi pada gigi 27

b. Gigi 25 memeiliki prognosis buruk

c. Dibuatkan penggantian FTSL

d. Adaptasi 6 bulan

e. Persiapan rongga mulut sebelum di GTSL

Page 5: Tugas

D. STEP 4 : Mapping

c. STEP 5: Formulating Learning Objectives

1. Mampu menjelaskan macam-macam kegagalan dan penyebab gagalnya gigi tiruan tetap

2. Mampu menjelaskan metode pencegahan gagalnya gigi tiuran tetap

3. Mampu menjelaskan Penatalaksanaan kegagalan gigi turuan tetap

GANGGUAN PENGUNYAHAN)

KEGOYANGAN GIGI TIRUAN

TETAP

PEMERIKSAAN (KLINIS DAN

RADIOGRAFI)

FRAKTUR

DIAGNOSA

RENCANA PERAWATAN