tugas

26
GO PUBLIC DAN OBLIGASI Kelompok III: Jumiati Charlession Fauji Rahman Erwin Krisna Sitorus Lindon Berry Pangwalahew

Upload: winz

Post on 24-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugass

TRANSCRIPT

GO PUBLIC DAN OBLIGASI

Kelompok III:

Jumiati

Charlession

Fauji Rahman

Erwin Krisna Sitorus

Lindon Berry Pangwalahew

PENGERTIAN PERUSAHAAN GO PUBLIC

Secara sederhana Go Public dapat diartikan menjual saham perusahaan ke para investor dan membiarkan saham tersebut diperdagangkan dipasar saham.

Sedangkan Perusahaan Publik adalah suatu proses perusahaan yang menjadi perusahaan terbuka tanpa lewat proses penawaran umum.

PENGERTIAN PERUSAHAAN GO PUBLIC

Go Public adalah kegiatan penawaran saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya. Setelah suatu perusahaan memenuhi berbagai persyaratan yang ditentukan oleh undang-undang untuk menjadi perusahaan terbuka, maka proses go public ini dilakukan, barulah perusahaan tersebut menjadi perusahaan terbuka.

SYARAT-SYARAT SEBUAH PERUSAHAAN UNTUK GO-PUBLIC

Syarat-syarat sebuah perusahaan untuk Go-Public atau IPO (Initial Public Offering) :

1. Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan.

2. Untuk go publik, perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan dokumentasi sesuai dengan persyaratan untuk go publik atau penawaran umum, serta memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan BAPEPAM.

Selain yang disebutkan di atas ada juga syarat - syarat yang lain yaitu sebagai berikut :

1. Perusahaan merupakan badan hukum yang sah dan telah mentaati peraturan pemerintah selama ini, termasuk mengantongi izin usaha, izin domisili, membayar pajak, dll.

2. Perusahaan telah mencapai skala usaha tertentu atau relative cukup besar yang menyangkut perputaran uang lebih dari ratusan miliar rupiah. Hal ini dapat dibuktikan misalnya kapasitas produksi, aktualisasi pesanan yang diterima, jumlah asset, nilai penjualan konkret, dll

3. Perusahaan menunjukkan kinerja yang baik berdasarkan bukti-bukti konkret yang diperlihatkan dalam bentuk berbagai materi. Misalnya : Laporan keuangan, neraca, pencatatan positif rekening di bank, dll.

4. Perusahaan harus UNTUNG. Perusahaan sudah diaudit dan dinyatakan sehat oleh auditor publik.

5. Perusahaan tidak melanggar aturan Departemen Tenaga Kerja dalam pengelolaan sumber daya manusia.

6. Perusahaan taat membayar pajak.

7. Mempunyai reputasi yang baik, serta bermasa depan cemerlang.

8. Ada pihak yang memberi jaminan terhadap perusahaan yang akan Go Public, yaitu sebuah institusi legal yang direstui Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal)

PROSES GO PUBLIC

Proses suatu Perusahaan untuk Go Publik

cukup rumit karena harus melalui tahapan-tahapan

yang cukup ketat, yakni sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

3. Tahap Penjualan ( Penawaran Saham )

4. Tahap Pencatatan di BEI

1. TAHAP PERSIAPAN (INTERNAL PERUSAHAAN)

Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses go public. Pada tahap persiapan ini yang paling utama yang harus dilakukan sebuah perusahaan yang akan go public adalah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham terlebih dulu (RUPS).

Karena go public akan melibatkan modal baru di luar pemegang saham yang ada, maka perlu diputuskan apakah kehadiran modal baru itu nantinya akan mengubah masing-masing kepemilikan para pemegang saham lama. Berapa modal yang dibutuhkan, dan berapa modal yang mesti disetor masing-masing pemegang saham harus terjawab dan memperoleh persetujuan oleh pemegang saham lama.

Mekanisme RUPS yang dilakukan perusahaan yang akan go public ini merupakan mekanisme RUPS sebagaimana yang ditetapkan leh UU PT. Setelah memperoleh persetujuan go public ini maka perusahaan mulai mempersiapkan penjamin emisi (underwriter) dari perusahaan itu.

Tahap persiapan ini yang melakukan pengolahan data-data perusahaan, tidak lagi manajemen atau direksi, apalagi pemegang saham pendiri yang banyak terlibat, tapi juga orang-orang di luar perusahaan ikut terlibat. Pihak-pihak luar tersebut seperti underwriter, konsultan hukum, akuntan, appraisal dan notaris. Mereka itu merupakan pihak-pihak yang sudah memahami tugas dan fungsinya bagi perusahaan.

2. TAHAP PENGAJUAN PERNYATAAN PENDAFTARAN DI BAPEPAM

Pernyataan pendaftaran yang disampaikan emiten

Emiten melakukan Expose terbatas di BAPEPAM

BAPEPAM melakukan penelaahan atas kelengkapan

dokumen

Evaluasi atas kelengkapan dokumen, informasi,

keterbukaan,dan evaluasi aspek hukum, akuntansi,

keuangan & manajemen

PENJELASANNYA

Dalam tahap ini, perusahaan bersama underwriter

membawa dokumen yang terangkum dalam prospektus ringkas

perusahaan ke Bapepam-LK. Prospektus ringkas merupakan

keterangan ringkas mengenai perusahaan dalam minimal dalam

kurun waktu tiga tahun terakhir. Untuk itu prospektus harus secara

ringkas dan padat memuat berbagai informasi terkait dengan

perusahaan, mulai dari company profile, kinerja operasional

perusahaan seperti, neraca rugi laba, proyeksi kinerja perusahaan

serta untuk kepentingan apa dana masyarakat itu dibutuhkan.

PENJELASAN

Pada tahap ini perusahaan beserta penjamin emisinya, konsultan hukum, notaris dan akuntan publik serta appraisal, akan sering modar-mandir ke Bapepam-LK. Sebab pada tahap ini seluruh pernyataan para profesi pendukung pasar modal itu (notaris, konsultan hukum dan akuntan), termasuk appraisal dan penjamin emisi mulai diperiksa secara detil, satu per satu lengkap dengan dokumen pendukungnya

Jadi dapat dipastikan para profesi penunjang pasar modal itu, tidak akan main-main dalam memberikan pendapatnya. Meleset sedikit saja, atau berbeda dengan kaidah yang berlaku ancaman bagi para profesional pasar modal itu cukup berat, dan harus dibayar mahal. Adapun sanksinya bisa berupa denda hingga sanksi pidana atau pencabutan izin.

3. TAHAP PENJUALAN SAHAM ( PENAWARAN SAHAM )

Apabila perusahaan itu sudah dinyatakan efektif, berarti saham dari perusahaan itu sudah bisa dijual. Penjualan dilakukan melalui penawaran umum (initial public offering/IPO).

Dalam konteks pasar modal penjualan saham melalui mekanisme IPO ini disebut dengan penjualan saham di pasar perdana, atau biasa juga disebut dengan pasar perdana. Penjualan saham dalam pasar perdana mekanismenya diatur oleh penjamin emisi. Penjamin emisi yang akan melakukan penjualan kepada investor dibantu oleh agen penjual.

Hingga tahap IPO ini, perusahaan sudah bisa

dinyatakan sebagai perusahaan publik. Gelar di

belakang perusahaan menjadi Tbk (kependekan dari

Terbuka). Sebagaimana diungkap sebelumnya,

perusahaan bisa langsung mencatatkan sahamnya di

BEI setelah IPO bisa juga tidak. Jadi setelah menjadi

perusahaan public sama sekali tidak ada keharusan

bagi saham sebuah perusahaan untuk langsung

tercatat (listed).

4. TAHAP PENCATATAN DI BEI

Setelah melakukan penawaran umum, perusahaan yang sudah menjadi emiten itu akan langsung mencatatkan sahamnya

MANFAAT GO PUBLIC

Perusahaan dapat meningkatkan Likuiditas dan memungkinkan para pendiri perusahaan untuk menikmati hasil yang mereka capai.

Para pendiri perusahaan dapat melakukan diversifikasi untuk mengurangi resiko portofolio mereka.

Memberi nilai suatu perusahaan Perusahaan dapat melakukan merger ataupun negosiasi

dengan perusahaan lainnya dengan hanya menggunakan saham.

Meningkatkan potensi pasar.

KONSEKUENSI GO PUBLIC

Keharusan untuk melakukan keterbukaan (full disclosure)

Keharusan untuk mengikuti peraturan pasar modal mengenai

kewajiban pelaporan

Kewajiban membayar deviden bila perusahaan mendapatkan

laba

Keterbatasan kekuasaan Pemilik.

Senantiasa berusaha meningkatkan tingkat pertumbuhan

perusahaan

PENGERTIAN OBLIGASI

Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

JENIS OBLIGASI

Dilihat dari sisi penerbit:Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh

perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.

Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.

Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untut membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).

Dilihat dari sistem pembayaran bunga: Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan

pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.

Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.

Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.

Dilihat dari hak penukaran/opsi: Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak

kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya: Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan

tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah: Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan

pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga

Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.

Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.

Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

Dilihat dari segi nilai nominal: Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan

dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot. Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan

nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds

Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil: Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan

menggunakan sistem kupon bunga. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan

menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu: Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah

yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.

Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

KARAKTERISTIK OBLIGASI Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang

akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.

Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.

Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi Kupon / bunga nya.

Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia. 

HARGA OBLIGASI Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam

bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:

Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.

at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.

at discount (dengan Discount): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

TERIMA KASIH …