tugas 2 teori dan isu pembangunan

15
TUGAS TEORI ADMINSTRASI KEARIFAN LOKAL DALAM PERENCANAAN WILAYAH KOTA Nama :Yonathan Hani, S.kom Nim : 50009142 Jurusan : Magister Admistrasi Publik

Upload: bobby-thomas

Post on 07-Apr-2016

17 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

teoir mamama kasdfhafasfjaksfadfs

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 2 Teori Dan Isu Pembangunan

TUGAS TEORI ADMINSTRASI

KEARIFAN LOKAL DALAM PERENCANAAN WILAYAH KOTA

Nama :Yonathan Hani, S.kom

Nim : 50009142

Jurusan : Magister Admistrasi Publik

Page 2: Tugas 2 Teori Dan Isu Pembangunan

KEARIFAN LOKAL DALAM PERENCANAAN WILAYAH KOTA

BAB I

PENDAHULUAN

Wilayah merupakan suatu arena dimana terjadinya atau berlangsungnya hubungan

interaksi antara aspek-aspek sosial (manusia) dengan berbagai unsur lingkungan fisikal yang

berskala lokal. Permukaan bumi sebagai lingkungan hidup dimana manusia menjadi bagian

integral di dalamnya, tentu saja mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, dan

sebaliknya, manusia memiliki kemampuan atau merubah lingkungan hidupnya. Penyebaran

manusia dipermukaan bumi tidak terlepas dari upaya mencari, memanfaatkan, dan

merekayasa ruang.

Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan

segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal

pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi

khalifah di muka bumi ini.  Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi,

perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki

oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan.

Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya

manusia  menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi

manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai

pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan

menentukan sikapnya terhadap lingkungan sekitarnya dan juga sebagai modal dasar dalam

pembangunan.

Pertimbangan Kearifan Lokal dalam Perencanaan Wilayah, merupakan salah satu

pengisian pelibatan sumberdaya lokal, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia

dalam perencanaan pembangunan wilayah, karena di dalamnya ada landasan pengetahuan

lokal (local knowledge) yang diperkirakan telah berkembang sebagai potensi perencanaan

wilayah bagi masyarakat setempat dalam menghadapi persoalan wilayahnya.

Page 3: Tugas 2 Teori Dan Isu Pembangunan

BAB II

PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum Perencanaan Tata Ruang Wilayah

Perencanaa tata ruang wilayah adalah suatu proses yang melibatkan banyak pihak

dengan tujuan agar penggunaan ruang itu memberikan kemakmuran yang sebesar-besarnya

kepada masyarakat dan terjaminnya kehidupan yang berkesinambungan. Penataan ruang

menyangkut seluruh aspek kehidupan, sehingga masayarakat perlu mendapat akses dalam

proses perencanaan tersebut. landasan penataan ruang di Indonesia adalah Undang-Undang

penataan ruang (UUPR No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang) penataan ruang wilayah

dilakukan pada tingkat nasional (RTRWN) tingkat propinsi dan tingkat kabupaten. Setiap

rencana tata ruang harus mengemukakan kebijakan makro pemanfaatan ruang :

Tujuan pemanfaatan ruang

Struktur dan pola pemanfaatan ruang

Pola kendali pemanfaatan tuang

Tujuan penataan ruang adalah menciptakan hubungan yang serasi antara berbagai

kegiatan di berbagai sub wilayah agar tercipta hubungan yang harmonis dan serasi. Dengan

demikian, hal itu mempercepat proses tercapainya kemakmuran dan terjaminnya kelestarian

lingkungan hidup. Struktur ruang menggambarkan pola pemanfaatan ruang dan kaitan antara

berbagai ruang berdasarkan pemanfaatannya serta hirarki dari pusat pemukiman dan pusat

pelayanan.

Pola pemanfaatan ruang adalah tergambarkannya pemanfaatan ruang secara

menyeluruh. Pola pengendalian pemanfaatan ruang adalah kebijakan dan strategi yang perlu

ditempuh agar rencana pemanfaatan ruang dapat dikendalikan menuju sasaran yang

diinginkan. Pada level kabupaten atau kota, pengendalian sudah berupa ketentuan dan arahan

untuk setiap kawasan beserta cara monitoring dan pengawasannya.

Page 4: Tugas 2 Teori Dan Isu Pembangunan

2. Faktor budaya dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah

Budaya merupakan salah satu faktor dari faktor-faktor yang mempengaruhi

perencanaan wilayah karena budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi

terhadap lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. sehingga Suatu kebudayaan

memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar.

1) Adat Istiadat

Adat adalah aturan,kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu

masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta dipatuhi

masyarakat penduduknya. Di Indonesia aturan tentang segi kehidupan manusia

tersebut menjadi aturan-aturan hukum yang mengikat yang disebut hukum adat. Adat

telah melembaga dalam kehidupan masyarakat, baik berupa tradisi, adat upacara dan

lain-lain yang mampu mengendalikan perilaku warga masyarakat dengan perasaan

senang atau bangga, dan peranan tokoh adat yang menjadi tokoh masyarakat menjadi

cukup penting.

Adat merupakan norma yang tidak tertulis, namun sangat kuat mengikat

sehingga anggota-anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan menderita,

karena sanksi keras yang kadang-kadang secara tidak langsung dikenakan. Misalnya

pada masyarakat yang melarang terjadinya perceraian, apabila terjadi perceraian maka

tidak hanya yang bersangkutan yang mendapatkan sanksi atau tercemar, tetapi seluruh

keluarga atau bahkan masyarakat.

Indonesia merupakan negara multi etnis dengan banyak adat istiadat yang

beragam dan sebagian warga masyarakat masih menjunjung adat istiadat budaya

tersebut, baik itu pola prilaku maupun dalam pembangunan. Setiap wilayah memiliki

peraturan adat yang mengikat setiap bentuk perencanaan pembangunan yang ada

didalamnya termasuk juga perencanaan wilayah itu sendiri.

Sebagai contoh kita dapat melihat daerah Sumba Timur.

“pengaruh adat Marapu (Sumba Timur) terhadap lingkungan alam”

Desa adat di Sumba Timur bisa menjadi contoh hubungan yang selaras antara

komponen-komponen lingkungan, yaitu komponen biotik, abiotik, dan kultural.

Biosentrisme merupakan paham yang menganggap setiap kehidupan dan makhluk

hidup memiliki nilai dan berharga pada dirinya sendiri dan perlu diperlakukan secara

moral tanpa mengingat apakah memiliki nilai bagi manusia atau tidak. Sedangkan

ekosentrisme adalah paham perkembangan dari biosentrisme. Pada ekosentrisme,

Page 5: Tugas 2 Teori Dan Isu Pembangunan

etika lingkungan diperluas mencakup keseluruhan komunitas ekologis. Ekosentrisme

memperhatikan seluruh aspek lingkungan baik biotis maupun abiotis karena

semuanya saling terkait satu sama lain. Dari teori tersebut, muncul istilah Deep

Ecology yang berisi tentang suatu etika yang berpusat pada keterkaitan makhluk

hidup seluruhnya dan semua komponen ekologis untuk mengatasi masalah

lingkungan hidup dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang.

Sebenarnya, dari dulu masyarakat adat merupakan contoh dari penerapan paham

biosentrisme dan ekosentrisme atau deep ecology. Menurut Keraf (2002: 282), pada

dasarnya masyarakat adat memandang dirinya, alam dan relasi di antara keduanya

dalam perspektif religious, perspektif spiritual. Dari pemahaman tersebut, masyarakat

adat menganggap alam sebagai sesuatu yang sakral. Mereka ingin menciptakan

keselarasan hubungan antara manusia dengan alam karena hal tersebut merupakan

nilai yang sangat penting dalam hubungan kosmis. Mereka memahami bahwa ada

hubungan saling ketergantungan antara mereka dengan alam.

Berbekal paham yang dimiliki masyarakat adat tersebut, mereka secara natural

memiliki tuntutan moralitas terhadap alam. Bagi mereka, sikap hormat terhadap

sesama manusia dan alam merupakan hokum moral kehidupan. Mereka meyakini

bahwa perlakuan yang salah terhadap alam akan merusak hubungan manusia dengan

alam. Kesalahan semacam itu diyakini akan menyebabkan malapetaka seperti bencana

alam. Biasanya akan diadakan upacara adat sebagai permintaan maaf terhadap alam.

Maka dari itu diiharapkan terjadi kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat,

dan investor untuk menjaga kondisi alam di Sumba Timur. Peraturan yang tegas dari

pemerintah perlu ditekankan sehingga tidak ada masalah lingkungan yang terjadi

kedepannya. Peraturan yang diciptakan ditujukan baik kepada swasta maupun

masyarakat, bahkan pemerintah itu sendiri. Selain itu desa adat juga diharapkan

menjadi pilar pertahanan alam di era modernisasi ini dan tidak justru ikut arus yang

mengakibatkan degradasi lingkungan. Peningkatan kesadaran paham biosentrisme dan

ekosentrisme dirasa sangat baik bagi masyarakat sebagai pelaku utama interaksi

dengan alam.

Page 6: Tugas 2 Teori Dan Isu Pembangunan

2) Sikap Masyarakat

Koentjaraningrat (1984) menegaskan bahwa secara ideal kebudayaan dapat disebut

sebagai adat tatakelakuan atau adat istiadat. Kebudayaan berfungsi sebagai tata-

kelakuan yang mengatur, mengendalikan dan memberi arah kepada kelakuan dan

perbuatan manusia dalam masyarakat. Ada tiga wujud kebudayaan yang mengatur

kehidupan manusia pada umumnya, yaitu:

a. sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan,

dan sebagainya;

b. sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat;

c. sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Sikap masyarakat terutama partisipasi juga sangat berpengaruh terhadap perencanaan

tata ruang wilayah. Dalam menerima pengaruh asing, bangsa Indonesia jangan bersifat pasif

atau menerima begitu saja pengaruh tersebut. Bangsa Indonesia harus bersifat aktif

menyeleksi pengaruh tersebut. Kebudayaan asing diakulturasikan secara serasi dengan

kebudayaan asli sehingga menghasilkan kebudayaan yang bercorak khas. Kebudayaan

material dan gaya hidup kebarat-baratan cenderung lebih cepat menjalar dan diterima oleh

masyarakat. Kesalahpahaman mengartikan “hidup modern” akan membawa kita dalam

kehidupan yang tanpa moral dan hilangnya kepribadian bangsa. Individualisme,

konsumerisme berlebihan, minuman keras, hidup bebas, obat terlarang, brutalisme, dan

atheisme adalah sikap dan gaya hidup yang harus dihindarkan akibat negative dari

globalisasi.

Bagi bangsa Indonesia, Pancasila dalam proses pembangunan sosial budaya bangsa

akan dapat berfungsi sesuai dengan landasan dan sekaligus sebagai dasar pembangunan. Oleh

karena itu, nilai budaya Indonesia diharapkan tidak ada tergeser dan nilai hakikinya, yaitu

nilai kekeluargaan dan kegotongroyongan. Ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan

kontribusi yang sangat besar bagi pembangunan bangsa, khususnya perkembangan budaya.

Kedatangan setiap teknologi baru harus kita terima dengan pikiran terbuka dan penuh

kewaspadaan. Selain itu, sifat kebudayaan kita yang tertutup dan membuat orang

merahasiakan apa yang diketahuinya, padahal sangat penting bagi perkembangan dan

kemajuan bangsa dengan tujuan agar tetap unggul secara individu.

Sasaran terakhir dari pelaksanaan pembangunan adalah tercapainya tujuan

pembangunan yang diikuti dengan tumbuhnya peran serta masyarakat terhadap program

pembangunan. Semua pembangunan ditujukan untuk masyarakat dengan maksud untuk

membangun masyarakat agar mempunyai kekuatan sendiri. Salah satu komponen

Page 7: Tugas 2 Teori Dan Isu Pembangunan

pembangunan erat kaitannya dengan usaha membangkitkan partisipasi masyarakat adalah

partisipasi masyarakat. Jadi, bisa dikatakan pembangunan erat kaitannya dengan usaha

membangkitkan partisipasi masyarakat. Hal ini mengandung arti bahwa masyarakat tidak

akan pernah lepas dari pembangunan. Sehingga masyarakat mempunyai hak dan dapat

berperan aktif dalam mensukseskan kebijakan pemerintah baik pusat atau daerah sehingga

tujuan pembangunan itu dapat tercapai. Siagian mengungkapkan hal yang sama yaitu

“Partisipasi dari masyarakat harus mutlak diperlukan. Oleh karena itu mereka mereka itulah

yang pada akhirnya melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan, rakyat banyak

memegang peranan sekaligus sebagai objek dan subjek pembangunan” (Khairuddin : 125).

Dari pengertian yang dikemukakan oleh Siagian di atas, di mana masyarakat itu adalah objek

dari pembangunan dan sekaligus menjadi subjek pembangunan.

Maka pembangunan itu memerlukan partisipasi dari masyarakat. Tanpa adanya

partisipasi dari masyarakat maka tujuan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat

atau daerah tidak akan tercapai atau bahkan bisa mengalami kegagalan. Oleh karena itu

masyarakat sangatlkah penting dalam proses pembangunan. Korten melalui Kesesuian (The

fit model) mengemukakan tiga faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu

program pembangunan, yaitu :

a. Faktor pertama, yaitu program itu sendiri. Program yang ideal ditandai dengan perhatian

terhadap kebutuhan penerima program sehingga program merupakan hasil dari tuntutan

kebutuhannya dan kemanfaatannya dapat dirasakan. Isi program harus berkualitas,

benar-benar dapat memberikan hasil sesuai dengan yang dilakukan penerima program.

b. Faktor kedua, yaitu penerima program. Penerima program harus memiliki sarana

pengungkapan kebutuhan agar menjadi beban bagi organisasi pelaksana dalam proses

pengambilan keputusan organisasi sehingga akhirnya akan ditandai dengan adanya

kesesuaian hasil program dengan kebutuhan penerima program.

c. Faktor ketiga yaitu organisasi pelaksana harus mempunyai kemampuan khusus sesuai

dengan persyaratan tugas dari program dan mempertimbangkan kebutuhan penerima

program dalam proses keputusan organisasi (Korten dan Syahrir, 1988 : 240-242).

Page 8: Tugas 2 Teori Dan Isu Pembangunan

3) Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat.

Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir

seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca

kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka

sebelum kelahiran. Bagi sebagian orang pengalaman kehidupan sehari-hari lebih

berarti daripada pendidikan formal. Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran

yang amat mendalam -- sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka --

walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.

Pendidikan akan menentukan kualitas Sumber daya manusia suatu wilayah,

yang mana nantinya kualitas sumber daya manusia akan mempengaruhi

perkembangan IPTEK dalam pembangunan. Sumber daya manusia akan memberikan

pemikiran terhadap perencanaan wilayah dalam suatu daerah, baik itu perencanaan

tata kota, tata desa, maupun perencanaan tata ruang wilayah tersebut. Apabila

didukung oleh tenaga terampil dan profesional maka perwujudan perencanaan

wilayah yang ideal akan terlaksana dengan maksimal. Sebagai contoh tata ruang

wilayah di Jepang, dimana tata ruang wilayahnya sungguh teratur. Walaupun luas

wilayah dan kepadatan penduduk yang tinggi, namun bisa kita lihat setiap tat ruang

kota terdeasain dengan baik. Tidak hanya bentuk tata ruang kota yang baik tetapi juga

kawasan budi daya dan kawasan budidaya, penyangga, dan kawasan lindung pun

tertata rapi. Keteraturan ini tak lain adalah perencanaan wilayahnya yang matang serta

didukung oleh SDM dan teknologi yang mutakhir. Ini salah satu contoh yang

menunjukan bahwa perencaan suatu wilayah harus didukung dengan SDM dan

teknologi yang berkualitas juga.

Page 9: Tugas 2 Teori Dan Isu Pembangunan

BAB III

Kesimpulan

Pembangunan wilayah di Indonesia perlu direncanakan atas dasar potensi geografis

secara utuh yang mencakup fisik, biotis dan sumberdaya manusia serta sosio – kulturnya.

Visi pembangunan wilayah di Indonesia perlu dimantapkan kearah masa depan yang kuat

sebagai negara pertanian yang didukung oleh Agro produksi, industri, bisnis, teknologi,

tourisme dan sosio-kultur. Zonasi wilayah geografis dan sebaran penduduk dapat dijadikan

sebagai kebijakan pembangunan spasial –sektoral yang berkelanjutan agar segera tercapai

kesejahteraan bangsa. Peningkatan sumberdaya manusia dan tekonologi merupakan sasaran

utama pembangunan agar keberlanjutan pembangunan dan manfaatnya dapat segera

dirasakan oleh rakyat dengan pengurangan resiko kerusakan lingkungan dan bencana alam.

Page 10: Tugas 2 Teori Dan Isu Pembangunan

DAFTAR PUSTAKA

1. Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bumi Aksara: Jakarta

2. Soetaryono, R., 1998, Kebijaksanaan dan Strategi Nasional Pengelolaan Lingkungan

Hidup dalam Pembangunan Jangka Panjang kedua, Kantor Menteri Negera

Lingkungan Hidup, Jakarta.

3. Soekanto, Soejono.1990. Sosiologi. Raja Grafindo persada: Jakarta

4. Rahayuningsih, Sri Utami . 2008. Psikologi Umum 2 . Bab 1: Sikap (Attitude) 4

5. http://fib-unilak.ac.id/component/content/article/41-artikel-dosen/74-pendekatan-

kultural-dalam-pembangunan.html

6. http://arifudin759.blogspot.com/2012/05/masyarakat-madani-berbasis-kearifan.html

7. http://putihap08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/peranan-kearifan-lokal-dalam-

pembangunan-ekonomi-jangka-panjang/