tugas 1 logika (revisi)

15
Judul : Logika (Revisi) Nama : Ovy Wahyuni No. Mhs : 13/355637/PTK/9110 LOGIKA 1.1 Pengertian Logika Logika berasal dari kata Yunani kuno logos (sabda, pikiran, ilmu) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa 1 . Logika adalah salah satu cabang filsafat. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia ) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu di sini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Berikut ini merupakan definisi logika yang diperoleh dari berbagai literatur : - Pengertian logika menurut Drs. Cholid Narbuko dan Drs. H. Abu Achmadi pada buku Metodologi Penelitian (Cet. XII, April 2012), logika adalah ilmu pengetahuan tentang asas, aturan, hukum – hukum, susunan atau bentuk pikiran manusia yang dapat mengantar pikiran tersebut pada suatu kebenaran. - Pengertian logika menurut Drs. W. Poespoprodjo, L.Ph., S.S. dan Drs. T. Gilarso pada buku Logika ; Ilmu Penalaran (1985), 1 Wikipedia, Logika, http://id.wikipedia.org/wiki/Logika, diakses 23 September 2013, jam 15.00 WIB Proseminar Studi Arsitektur|Logika | 1

Upload: ovy-wahyuni

Post on 25-Oct-2015

115 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 1 Logika (Revisi)

Judul : Logika (Revisi)

Nama : Ovy Wahyuni

No. Mhs : 13/355637/PTK/9110

LOGIKA

1.1 Pengertian Logika

Logika berasal dari kata Yunani kuno  logos (sabda, pikiran, ilmu) yang berarti

hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam

bahasa1. Logika adalah salah satu cabang filsafat.

Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia)

atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir

secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu di sini mengacu pada kemampuan rasional

untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk

mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. 

Berikut ini merupakan definisi logika yang diperoleh dari berbagai literatur :

- Pengertian logika menurut Drs. Cholid Narbuko dan Drs. H. Abu Achmadi pada

buku Metodologi Penelitian (Cet. XII, April 2012), logika adalah ilmu

pengetahuan tentang asas, aturan, hukum – hukum, susunan atau bentuk

pikiran manusia yang dapat mengantar pikiran tersebut pada suatu kebenaran.

- Pengertian logika menurut Drs. W. Poespoprodjo, L.Ph., S.S. dan Drs. T. Gilarso

pada buku Logika ; Ilmu Penalaran (1985), logika merupakan ilmu dan

kecakapan berpenalaran, berpikir dengan tepat.

- Pengertian Logika menurut Irving M. Copi (dalam Mundiri, 2006:15) adalah ilmu

yang mempelajari metode dan hukum – hukum yang digunakan untuk

membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah.

Dari berbagai definisi logika diatas dapat diketahui bahwa logika tidak

membahas tentang proses mengingat – ingat, tetapi membahas dan mempelajari

masalah penalaran. Perlu dipahami bahwa penalaran merupakan salah satu cara

berpikir tetapi bukan setiap berpikir merupakan penalaran. Penalaran ini merupakan

suatu rangkaian proses untuk mencari keterangan dasar yang merupakan kelanjutan

dari keterangan lain yang diketahui lebih dulu.

1 Wikipedia, Logika, http://id.wikipedia.org/wiki/Logika, diakses 23 September 2013, jam 15.00 WIB

Proseminar Studi Arsitektur|Logika | 1

Page 2: Tugas 1 Logika (Revisi)

Logika dapat dipandang sebagai suatu studi yang sistematis (ilmiah) tentang

prinsip umum yang menentukan kesatuan (validitas) cara menarik kesimpulan

terhadap masalah – masalah yang diperbincangkan.

1.2 Dasar – dasar logika

Konsep bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan

bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya,

bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen,

yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan

(premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah

contoh-contoh dari logika formal.

Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif.

1. Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif, kadang disebut logika deduktif adalah penalaran yang

membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika

kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-

premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau

salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya

merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.

2. Penalaran Induktif

Penalaran induktif, kadang disebut logika induktif—adalah penalaran yang

berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.

1.3 Macam – macam logika

Berikut ini merupakan berbagai macam – macam logika2 :

Logika Naturalis (Logika Kodrat)

Logika Naturalis merupakan logika yang timbul berhubung karena adanya

sifat manusia bagi setiap orang. Logika ini tidak berdasarkan ilmu pengetahuan,

hingga bila berhadapan dengan masalah yang sedikit rumit, logika naturalis ini

mudah sesat dan tidak mungkin mencapai suatu kesimpulan.

Logika Modern

2 Drs. Cholid Narbuko & Drs. H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Cet. XII; Jakarta; Penerbit Bumi

Aksara; 2012)

Proseminar Studi Arsitektur|Logika | 2

Page 3: Tugas 1 Logika (Revisi)

Logika ini bukanlah logika yang isinya berbeda dengan logika tradisional yang

dikemukakan oleh Aristoteles, melainkan suatu langkah yang cirinya lebih umum

dan harapannya lebih luas. Logika Modern berisikan penalaran yang matematis dan

banyak menggunakan simbol – simbol hingga sering juga disebut sebagai logika

matematis atau logika simbolik.

1.4 Sejarah Logika

Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang

meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan

berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales

mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama

alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.

Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian

disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan

bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala

sesuatu.

Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334

SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus

(130 M - 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang

mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.

Francis Bacon (1561 - 1626) sendiri mengembangkan logika induktif yang

diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum. J.S. Mills (1806 - 1873)

melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam

bukunya System of Logic.

Logika kemudian diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik

seperti Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan

Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan

pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian, George Boole (1815-1864),

John Venn (1834-1923), Gottlob Frege (1848 - 1925).

Setelah itu Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika

Serikat melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan

Proseminar Studi Arsitektur|Logika | 3

Page 4: Tugas 1 Logika (Revisi)

dalil Peirce (Peirce's Law) yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai

tanda (general theory of signs)

Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan

terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred

North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).

Logika simbolik lalu diteruskan oleh Ludwig Wittgenstein (1889-1951), Rudolf

Carnap (1891-1970), Kurt Godel (1906-1978), dan lain-lain.

1.6 Logika sebagai cabang filsafat

Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis di sini berarti

logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha

untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf

Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan

menunjukkan kesesatan penalarannya.

Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang

bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari

sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika.

logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran

1.7 Manfaat belajar logika

Setiap orang yang mempelajari logika diharapkan dapat memiliki penalaran

yang baik dan benar. Karena orang-orang yang mempelajari logika mungkin dapat

bernalar secara valid ketimbang mereka yang tidak pernah mempelajarinya. Hal itu

terjadi karena beberapa alasan, yakni :

1. Studi logika yang tepat dapat membantu mengembangkan kebiasaan untuk

berpikir secara jelas dan kritis

2. Studi logika memungkinkan orang yang mempelajarinya untuk dapat

menempuh suatu disiplin intelektual, terutama akan membantu sekali dalam

proses penarikan kesimpulan

3. Studi logika dapat membantu ketika menginterpretasikan secara tepat fakta-

fakta dan persepsi-persepsi orang lain

4. Studi logika melatih teknik penentuan asumsi-asumsi dan implikasi-implikasi

Proseminar Studi Arsitektur|Logika | 4

Page 5: Tugas 1 Logika (Revisi)

5. Studi logika membantu untuk proses pendeteksian penalaran yang salah dan

tidak logis

6. Studi logika merangsang perkembangan ilmiah dan reflektif, dan keyakinan

akan kebenaran, yang merupakan trademark dari orang yang mencari

kebenaran atau orang yang mencintai kebijaksanaan

Proseminar Studi Arsitektur|Logika | 5

Page 6: Tugas 1 Logika (Revisi)

2.1 Analisis

Logika berasal dari kata Yunani kuno  logos yakni sabda, pikiran, ilmu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia logika berarti pengetahuan tentang kaidah

berpikir. Berikut ini merupakan berbagai pengertian logika yang diperoleh dari

berbagai literatur, yakni :

- Menurut Drs. Cholid Narbuko dan Drs. H. Abu Achmadi pada buku Metodologi

Penelitian (Cet. XII, April 2012), logika adalah ilmu pengetahuan tentang asas,

aturan, hukum – hukum, susunan atau bentuk pikiran manusia yang dapat

mengantar pikiran tersebut pada suatu kebenaran.

- Menurut Drs. W. Poespoprodjo, L.Ph., S.S. dan Drs. T. Gilarso pada buku

Logika ; Ilmu Penalaran (1985), logika merupakan ilmu dan kecakapan

berpenalaran, berpikir dengan tepat.

- Menurut Irving M. Copi (dalam Mundiri, 2006:15) logika adalah ilmu yang

mempelajari metode dan hukum – hukum yang digunakan untuk membedakan

penalaran yang betul dari penalaran yang salah.

Pengertian logika menurut beberapa literatur yang terdapat diatas sebenarnya

memiliki makna yang hampir sama. Masing-masing mencoba menyatakan bahwa

logika pada dasarnya merupakan sebuah ilmu tentang cara berpikir yang benar.

Hampir semuanya mencantumkan kata ilmu, berpenalaran/berpikir, dan

tepat/benar/betul. Berikut adalah makna setiap kata-kata tersebut,

Ilmu : pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem

menurut metode tertentu

Berpenalaran/berpikir : menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan

atau memutuskan sesuatu

Tepat/benar/betul : sesuai sebagaimana adanya atau seharusnya ; tidak

salah

(Sumber : http://kamusbahasaindonesia.org/)

Dari berbagai definisi kata-kata diatas, jika setiap kata-kata tersebut

digabungkan maka akan diperoleh bahwa inti dari logika yang ingin disampaikan

adalah suatu pengetahuan tentang penggunaan akal budi agar dapat memutuskan

sesuatu sesuai dengan sebagaimana seharusnya.

Proseminar Studi Arsitektur|Logika | 6

Page 7: Tugas 1 Logika (Revisi)

Drs. Cholid Narbuko dan Drs. H. Abu Achmadi pada buku Metodologi

Penelitian (2012) mencoba menyatakan bahwa logika merupakan ilmu pengetahuan

yang mengajarkan tentang tata cara berpikir yang memiliki aturan-aturan tertentu

serta batasan-batasan yang dibuat sedemikian rupa agar proses berpikir yang

dilakukan oleh manusia bisa menghantarkannya ke akhir proses berpikir yang benar.

Baik itu proses berpikir untuk memilah informasi yang benar ataupun yang salah,

maupun proses berpikir manusia pada saat menyimpulkan atau mengambil suatu

keputusan yang terjadi di hidupnya.

Konsep bentuk logis menyatakan bahwa kesahihan sebuah argumen

ditentukan oleh bentuk logisnya. Logika didalam hal ini berfungsi sebagai alat untuk

menganalisis argumen tersebut. Logika memiliki dua dasar penalaran yakni

penalaran deduktif dan penalaran induktif.

2.2 Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif berguna untuk mengevaluasi argumen deduktif. Sebuah

argumen deduktif dikatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan

konsekuensi logis setiap premis-premisnya. Pada argumen deduktif ini terjadi suatu

proses berpikir yang didasari oleh suatu proposisi yang sudah ada menuju ke

proposisi baru yang membentuk suatu kesimpulan. Dalam penalaran deduktif tidak

dibutuhkan lagi adanya pencarian atau pengumpulan fakta-fakta, yang dilakukan

hanya mengidentifikasi kesesuaian yang terdapat pada proposisi baru yang bersifat

khusus dengan proposisi yang sudah ada. Apabila hasil identifikasinya sudah bisa

ditentukan benar dan bentuk proposisi barunya sudah benar maka diharapkan

terangkai suatu kesimpulan yang benar.

Contoh penalaran deduktif :

Premis 1 : Setiap mamalia bernapas dengan menggunakan paru-paru

Premis 2 : Semua manusia adalah mamalia

Konklusi : Setiap manusia bernapas dengan menggunakan paru-paru

Pada penalaran deduktif ini kebenaran yang ada pada premis dan konklusi

yang dihasilkan berupa kebenaran absolut, karena terdapat bukti-bukti empiris yang

mendukung pembuktian kebenarannya.

Proseminar Studi Arsitektur|Logika | 7

Page 8: Tugas 1 Logika (Revisi)

2.3 Penalaran Induktif

Pada penalaran induktif kesimpulannya yang bersifat umum diperoleh dari

pengamatan atas premis-premis yang bersifat khusus. Penalaran ini membutuhkan

banyak sampel yang valid pada premis-premisnya untuk semakin menyempurnakan

kesimpulan yang dihasilkan agar memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.

Contoh penalaran induktif :

Premis 1 : Jika ada air, manusia dapat bertahan hidup

Premis 2 : Jika ada air, hewan dapat bertahan hidup

Premis 3 : Jika ada air, tumbuhan dapat hidup

Konklusi : Jadi, jika ada air maka makhluk hidup akan hidup

Proseminar Studi Arsitektur|Logika | 8

Page 9: Tugas 1 Logika (Revisi)

3.1 Pembahasan

Logika merupakan sebuah metode yang digunakan untuk memperoleh suatu

penalaran. Dengan adanya penalaran, manusia dapat menentukan suatu hal itu baik

atau buruk, benar atau salah, indah atau tidak indah dan diterima atau ditolak.

Dalam kaitannya dengan arsitektur, manfaat logika sebagai metode pada

proses berpikir dirasakan dengan dapat dinilainya suatu hal itu indah atau tidak

indah, sesuai atau tidaknya suatu desain yang dirancang. Misalnya saja pada

perancangan suatu bangunan. Logika yang digunakan dalam proses merancang

biasanya berakar dari pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh seorang

arsitek, kemudian digabungkan dengan berbagai hal-hal yang patut

dipertimbangkan. Logika inilah yang kemudian akan mengarahkan bagaimana

arsitek tersebut akan mendesain, menentukan apakah desain tersebut akan menjadi

desain yang baik, indah dan dapat diterima oleh lingkungan sekitarnya atau tidak.

Vitruvius mengemukakan bahwa sebuah karya arsitektur harus mengandung

tiga aspek, firmitas, utilitas dan venustas. Untuk merancang sebuah desain yang

mengandung ketiga aspek tersebut seorang arsitek pastilah membutuhkan

kemampuan penalaran yang baik. Sehingga porsi ketiga aspek tersebut bisa saling

terpenuhi dengan cukup dalam suatu desain.

Desain yang baik tidak hanya memiliki kekuatan bangunan yang baik (kokoh)

untuk digunakan, namun haruslah memiliki tata ruang yang bisa difungsikan oleh

pengguna bangunan serta harus terlihat indah.

Proseminar Studi Arsitektur|Logika | 9

Page 10: Tugas 1 Logika (Revisi)

4.1 Kesimpulan

Logika merupakan suatu metode yang digunakan untuk memperoleh

pengetahuan tentang penggunaan akal budi agar dapat memutuskan sesuatu

sesuai dengan sebagaimana seharusnya. Pola berpikir yang diajarkan tersebut

memiliki batasan-batasan atau aturan-aturan yang sudah sepakati sebagai pola

berpikir yang benar sehingga lebih memudahkan manusia untuk menggolongkan

suatu tindakan atau pengambilan keputusan yang dilakukannya sudah benar atau

tidak.

Terdapat dua dasar penalaran dari logika yaitu penalaran deduktif dan

penalaran induktif. Pada penalaran Deduktif terjadi suatu proses berpikir yang

didasari oleh suatu proposisi yang sudah ada menuju ke proposisi baru yang

membentuk suatu kesimpulan. Penalaran ini tidak membutuhkan pembuktian karena

biasanya proposisinya sudah benar (kebenarannya berupa kebenaran absolut).

Sedangkan Penalaran Induktif kesimpulan yang dihasilkan bersifat umum yang

diperoleh dari pengamatan atas premis-premis yang bersifat khusus. Penalaran ini

membutuhkan premis-premis yang lebih banyak sebelum membuat kesimpulan

untuk memastikan tingkat kesimpulan yang dihasilkan menjadi lebih valid

(kebenarannya bersifat relatif).

Proseminar Studi Arsitektur|Logika | 10

Page 11: Tugas 1 Logika (Revisi)

Daftar Pustaka

Maran, Rafael Raga. 2007. Pengantar Logika. Jakarta : PT. Grasindo

Mundiri. 2006. Logika. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta : Penerbit

BUMI AKSARA

W. Poespoprodjo, W. dan T. Gilarso. 1985. Logika : Ilmu Penalaran. Bandung :

Penerbit Remadja Karya CV

Internet

Kamus Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia : http://kamusbahasaindonesia.org/

Ophie. (2012). Penalaran dedukti dan induktif. [Online]

Tersedia : http://ophiestrezz13.blogspot.com/2012/10/penalaran-deduktif-dan-

induktif.html [23 September 2013]

Rusmedia, Hendra Eka. (2012). Jelaskan dengan contoh penalaran induktif. [Online]

Tersedia : http://dee-belajar.blogspot.com/2013/05/membuat-daftar-pustaka-

dari-internet.html [23 September 2013]

Wikipedia. Logika. [Online].

Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Logika [23 September 2013; 15.00 WIB]

Proseminar Studi Arsitektur|Logika | 11