tugas 1 kis

14
TUGAS KONTROVERSI ISU SOSIAL KU-4281 PUBLIK YANG TAK ACUH TERHADAP TAMAN SEBAGAI RUANG PUBLIK Disusun Oleh : Utamining Suwito (15410037) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2014

Upload: sri-wulandariiq

Post on 13-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/22/2018 Tugas 1 KIS

    1/14

    TUGAS KONTROVERSI ISU SOSIAL

    KU-4281

    PUBLIK YANG TAK ACUH TERHADAP

    TAMAN SEBAGAI RUANG PUBLIK

    Disusun Oleh :

    Utamining Suwito (15410037)

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2014

  • 5/22/2018 Tugas 1 KIS

    2/14

    PUBLIK YANG TAK ACUH TERHADAP

    TAMAN SEBAGAI RUANG PUBLIK

    1. Permasalahan 1 : Persepsi MasyarakatMasyarakat Indonesia hingga dewasa ini nampaknya belum juga memahami

    betul mengenai pentingnya keberadaan taman yang tersebar sekitar lingkungan

    mereka. Tingkat pemahaman yang rendah tersebut diakibatkan sejak dinimasyarakat kurang mengenal baik akan manfaat dan fungsi dari keberadaan

    taman. Di berbagai lapisan masyarakat mulai dari lingkungan keluarga, sekolah,

    lembaga pemerintahan dll, selama ini sangat minim dalam mengenalkan dan

    menanamkan pemahaman akan manfaat dan fungsi dari keberadaan taman.

    Hal tersebut mengakibatkan persepsi masyarakat akan pentingnya

    keberadaan taman kotapun masing terbilang rendah. Masih banyak individu

    masyakarat yang menganggap bahwa, taman kota hanyalah merupakan sarana

    sebagai penunjang ekologis. Sarana penunjang ekologis yang dimaksudkan disini

    ialah sarana sebagai penyeimbang kondisi lingkungan agar mencegah dampak

    lingkungan seperti banjir, pencemaran udarad dan lain lain. Padahal jika kita

    dapat tinjau lebih lanjut berdasarkan preseden taman taman di belahan negara

    lain, sangat terlihat bahwa taman kota sejatinya memiliki kekayaan manfaat yang

    banyak. Taman kota bukan hanya sekedar berfungsi sebagai penunjang fungsi

    ekologis saja, melainkan terdapat fungsi lainnya yang dapat dimanfaatkan lebih

    lanjut seperti sebagai penunjang fungsi interaksi sosial, ekonomi dan budaya.

    Secara teoritik hal inipun dapat dijelaskan melalui 1)teori persepsi yang

    dikemukakan oleh Marat (Aryanti, 1995) bahwa persepsi di pengaruhi oleh factor

    pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan terhadap objek

    psikologis. Melalui teori tersebut dijelaskan bahwa beberapa faktor diatas

    memberikan andil besar dalam membentuk persepsi masyarakat. Maka dalam hal

    ini pula dijelaskan bahwa persepsi masyarakat terkait pentingnya keberadaan

    taman dapat sedemikian rendahnya, yakni dikarenakan pengalaman, proses

  • 5/22/2018 Tugas 1 KIS

    3/14

    belajar, cakrawala dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya keberadaan

    taman yang kurang. Telah kita sadari, seperti yang telah diungkapkan pada

    paragraph sebelumnya bahwa memang pada kenyataannya belum banyak gerakan

    dari berbagai pihak (lingkungan maupun individu) sendiri untuk saling

    memperkuat faktorfaktor tersebut agar terealisasikan secara berkelanjutan.

    Dalam menemukan solusi untuk dapat menyelesaikan permasalahan

    tersebut, dibutuhkan suatu pendekatan teori yakni berupa 2)teori terbentuknya

    persepsi social berkepanjangan. Dalam teori tersebut dinyatakan bahwa terdapat 3

    elemen yang saling berinterkasi kuat yaitu ( Brems & Kassin dalam lestari, 1999)

    1. Person, yaitu orang menilai orang lain.2. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman

    orang untuk menilai sesuatu.

    3. Behavior, yaitu sesuatu yang dilakukan oleh orang lain.Berdasarkan teori tersebut maka didapatkan sebuah solusi, yakni jika ingin

    meningkatkan persepsi masyarakat ke arah yang lebih baik dan berkelanjutan

    maka perlu dilakukan sebuah usaha pendekatan antara taman dengan masyarakat

    melalui 3 elemen tersebut. Interaksi 3 elemen tersebut dapat dibentuk melalui

    sebuah gerakan sosialisasi diberbagai elemen masyarakat khsususnya di

    lingkungan sekolah mengenai pentingnya keberadaan masyarakat. Sehingga

    lingkungan sekolah dapat mencetak muridnya sebagai agent of change yang

    menularkan pemahaman yang sesungguhnya kepada orang lain.

    2. Permasalahan 2 : Rendahnya Rasa Kepemilikan MasyarakatTaman sebagai salah satu bagian dari ruang public, pada dasarnya

    disediakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum yakni sebagai

    penunjang fungsi ekologi, social, ekonomi dan budaya. Secara idealnya maka

    dapat dipat dikatakan pula masyarakat memiliki sebagian tanggung jawab pula

    dalam menjaga dan melestarikan keberadaannya, karena yang akan merasakan

    manfaatnya juga masyarakat sendiri. Jika secara egois masyarakat membebankan

    semua kewajiban menjaga dan merawat kepada pihak pemerintah, tentu ini akan

    sangat sulit untuk taman tetap dapat mempertahankan identitasnya.

  • 5/22/2018 Tugas 1 KIS

    4/14

    Pada kenyataannya sangat disayangkan hal tersebut justru terjadi hingga

    detik ini pada taman. Secara umum kota kota di Indonesia pada mulanya

    memiliki banyak taman taman, namun sekarang ini jumlahnya mengalami

    penurunan hamper di tiap tahunnya. Bahkan bukan hal itu saja yang terjadi di

    lapangan, kondisi dari tamanpun kini banyak yang mulai berubah menjadi kumuh

    dan tidak terawatt. Jika saja masyarakat memiliki rasa kepemilikan yang tinggi

    akan taman tentu hal ini tidaklah dapat terjadi dengan begitu saja. Rasa

    kepemilikan menjadi hal yang penting dikarenakan selain taman merupakan ruang

    publik, pemerintah tentunya memiliki keterbatasan pula untuk hanya berfokus

    pada hal teknis.

    3)Fraser (1995) mengritisi ruang publik yang secara spesifik dalam

    masyarakat borjuisnya Habermas, bahwa praktik ruang publik sebagai ruang

    demokrasi tidak pernah benar-benar ada. Berdasarkan teori tersebut maka dapat

    dipahami bahwa munculnya tindakan kurangnya rasa kepemilikian yang mana

    menyebabkan tingkat partisipasi yang berbeda beda, dapat disebabkan oleh

    ketimpangan social yakni dalam konteks ketidakmerataan akses yang diperoleh

    masyarakat dalam memanfaatkan taman, baik dari segi supply maupun

    eksklufifitas yang dilakukan oleh pihak lainnya.

    Dalam menentukan solusi yang dirasakan tepat maka, terdapat suatu teoir

    mengenai 3 dimensi untuk mengukur integrasi sosial. 4)Menurut Sauter dan

    Huettenmoser (2008) tiga dimensi tersebut, antara lain :

    1. Dimensi struktural, yang berkaitan dengan aksesibilitas dan penggunaanruang.

    2. Dimensi interaktif, yang terkait dengan hubungan sosial, jenis aktivitaspada ruang publik sertaadanya kemungkinan partisipasi pada aktivitas

    dan pengambilan keputusan di tingkat lokal.

    3. Dimensi subjektif, yang terkait dengan kepuasan personal terhadappengelolaan lingkungan serta persepsi mengenai keterlibatan warga

    secara sosial..

    Berdasarkan teori tersebut maka dapat dipahami bahwa solusi utnuk mendekatkan

    masyarakat dengan taman agar mampu menumbuhkan rasa kepemilikan yang

  • 5/22/2018 Tugas 1 KIS

    5/14

    besar ialah dengan memperkukuh ketiga dimensi yakni dimensi structural,

    interkatif dan subjektif. Dimensi structural yakni dengan membenahi aksesibilitas

    bagi pengguna taman. Dimensi interaktif yakni dengan menghidupkan berbagai

    aktifitas di taman. Dimensi subjektif yakni dengan meningkatkan kepuasan

    pengguna taman.

    3. Permasalahan 3 : Rendahnya Tingkat Kepuasan Pengguna TamanTaman sebagai salah satu bagian dari ruang public memiliki fungsi

    penunjang ekologis, social, ekonomi dan budaya. Meninjau dari fungsi penunjang

    yang ada tersebut maka dapat dipahami pula bahwa taman merupakan sebuah

    ruang yang memegang peranan kompleks. Sangatlah disayangkan pada

    kenyataannya kondisi taman taman di Indonesia saat ini yang mengalami

    penurunan, penurunan yang terjadi umumnya bukan hanya sekedar dari segi

    jumlah saja melainkan juga dari segi kualitas. Tentu dapat dibayangkan jika

    jumlah dari taman berkurang, artinya jumlah pemenuhan kebutuhan akan ruang

    publik pun juga akan berkurang Padahal dalam banyak penelitian yang dilakukan

    oleh banyak pihak telah dibuktikan bahwa taman mampu menciptakan

    perwujudan healthy community dikarenakan fungsi penujang yang dimilikinya.

    Dari segi kualitas, secara umum banyak dari taman taman kota yang tersebar

    menunjukan bahwa kondisinya saat ini beberapa banyak yang memprihatinkan.

    Kondisi taman yang ada sekarang ini banyak yang terlihat tidak terawat dan

    kumuh, serta belum memnuhi standar kebutuhan kelengkapan asessoris taman.

    Fungsi penunjang selain fungsi ekologis, yakni fungsi social, ekonomi, budaya,

    tentu menunjukna bahwa taman tidak hanya sekedar elemen pepohonan saja.

    Akibatnya terjadi penurunan angka pengguna tama, pengguna taman enggan

    untuk mengunjungi kembali taman. Hal ini dimungkinkan karena taman kurang

    mampu memberikan tingkat kepuasan kepada pengunjung.

    Secara teori permasalahan ini, dapat dijelaskan melalui 5)teori kualitas

    keinginan dan kepuasan pengguna taman yang mana terbagi dua (Gold dalam

    Eriawan, 2003), yaitu:

    1. Kualitas Sumberdaya (Resource Quality), yaitu suatu ukuran objektif

    dari faktor atau kondisi pandangan pengguna terhadap elemen alamiah

  • 5/22/2018 Tugas 1 KIS

    6/14

    dan buatan atau fasilitas taman seperti pemandangan (scenery),

    vegetasi, perairan, toilet, meja bangku dsb.

    2. Kualitas Pemanfaatan (Use Quality), yaitu ukuran objektif terhadap

    faktor atau kondisi pengguna sebagai sesuatu hambatan (negatif) atau

    keuntungan (positif) terhadap keinginan dan kepuasan mereka seperti

    terlalu ramai (overcrowding), bising, konflik, rasa takut, dan sebagainya

    . Berdasarkan kondisi yang telah dijelaskan pada paragraph sebelumnya, dapat

    terlihat bahwa memang kondisi taman yang mana terdiri dari kualitas sumberdaya

    serta kualitas pemanfaatan memegang peranan penting dalam memenuhi kualitas

    keinginan dan kekuasaan pengguna taman. Sehingga sangatlah dimungkinkan

    bahwa antusiasmen pengguna taman berkurang dikarenakan tingkata

    kepuasaannya yang tidak terpenuhi oleh kondisi taman terutama yang berkaitan

    dengan kualitas

    Terdapat beberapa teori yang dapat dipergunakan untuk menjadi solusi

    dalam menangani permasalahan tersebut, yakni teori komponen pembentuk taman

    serta teori ruang public yang ideal. Menurut 6)teori komponen pembentuk taman,

    taman sebagai ruang terbuka (Nasution dalam Eriawan, 2003), seharusnya terdiri

    dari :

    1. Unsur-unsur fisik, meliputi:

    a. Unsur Dominasi, yaitu unsur-unsur berupa suatu bentuk fisik yang

    ada di dalam taman untuk mendefinisikan ruang tersebut;

    b. Unsur Pelingkup, yaitu unsur berupa bentuk fisik yang membatasi

    taman;

    c. Unsur Pengisi, yaitu unsur fisik utama yang mengisi taman;

    d. Unsur pelengkap, yaitu unsur berupa bentuk fisik yang berfungsi

    mewadahi kebutuhan warga kota di sebuah taman.

    2. Unsur-unsur non fisik, meliputi:

    a. Pasif, yaitu kegiatan yang secara umum dilakukan orang tanpa perlu

    bantuan orang lain untuk melakukannya atau tanpa perlu berpindah-

    pindah tempat;

  • 5/22/2018 Tugas 1 KIS

    7/14

    b. Aktif, yaitu kegiatan yang secara umum dilakukan dengan berpindah-

    pindah tempat.

    7)Teori ruang publik ideal, taman secara idel seharusnya memenuhi kriteria

    (Siahaan, 2010):

    1. Image and identity, berdasarkan sejarahnya;2. Attraction and Destinations, memiliki tempat-tempat kecil yang di

    dalamnya memiliki suatu daya tarik;

    3. Ketenangan (amenities), memiliki bentuk ketenangan yang membuatorang merasa nyaman;

    4. Flexible Design, digunakan sepanjang hari, dari pagi, siang dan malam;5. Seasonal Strategy,Keberhasilan ruang terbuka bukan hanya focus pada

    salah satu desain saja, atau pada strategi manajemennya. Tetapi dengan

    memberikan tampilan yang berubah-ubah yang berbeda dari satu

    musim ke musim lainnya;

    6. Akses Ruang terbuka memiliki kedekatan dan kemantapan aksesibilitas,mudah dijangkau.Jika preseden di luar negeri taman lebih hidup

    banyak kegiatan menbangun interaksi social ekonomi dan budaya

    berlangsung di taman

    .Berdasarkan teori komponen pembentuk taman dan ruang public yang ideal

    maka, solusi yang dirasakan tepat untuk menangani permasalahan tersebut ialah

    melakukan revitalisasi taman dengan menyediakan penambahan beberapa unsur

    fisik dan non fisik yang mana disesuaikan dengan kebutuhan pengguna taman.

    Sehingga berbagai aspek yang dapat menciptakan rasa betah pengunjung pun

    semakin meningkat. Tentunya dalam menentukan kebutuhan pengguna taman,

    diperlukan suatu studi lebih lanjut untuk mengidentifikasi karakteristik pengguna

    taman di masingmasing taman baik dari segi segmentasi usia, profesi dan lain

    lain.

    4. Permasalahan 4 : VandalismeKota kota besar pada umumnya memiliki jumlah penduduk usia remaja

    lebih banyak dibandingkan dengan daerah lainnya. Keberadaan penduduk usia

  • 5/22/2018 Tugas 1 KIS

    8/14

    remaja tersebut terkadang menimbulkan sedikit masalah ketika media untuk

    menyalurkan kreatifitas yang dimilikinya tidak dapat tersalurkan dengan baik,

    umumnya di usia remaja manusia banyak melakukan kegiatan yang mana

    ditujukan untuk pencarian jatidiri. Ketika media tersebut tidak ada atau kurang

    memadai, maka tindakan yang dilakukan adalah menggunakan media yang

    menyalahi aturan untuk dijadikan media. Hal inipun yang sering terjadi di sekitar

    kita terutama di ruang public, tak terkecuali juga di taman. Perbuatan yang

    dimaksudkan dalam hal ini ialah Vandalisme. Beberapa taman telah menjadi

    objek vandalism remaja masa kini, hal ini tentulah menyalahi aturan yang

    seharusnya. Perbuatan vandalism ini begitu merugikan pengunjung taman,

    dikarenakan perbuatan vandalisme memberikan dampak yakni nilai estetika

    tamanpun berkurang. Masyarakat yang berkunjung ke taman tentu memiliki

    ekspektasi bahwa taman merupakan ruang dimana suatu keindahan dapat

    dinikmati.

    Secara garis besar tindakan vandalisme dapat dijelaskan oleh teori yang

    dikemukakan 8)Cohen (1973), mengkategorikan tipe vandalism berdasarkan

    motivasi yang mendorong melakukan tindakan vandalism.

    1. Acquistive Vandalism, ialah vandalism yang dilakukan dengan motivasiuntuk mendapatkan uang atau property.

    2. Tactical Vandalism, ialah vandalism yang dilakukan dengan motivasimencapai suatu tujuan ternteu, seperti memperkenalkan suatu ideology.

    3. Play Vandalism, ialah vandalism yang dilakukan dengan motivasi untukmenunjukan dan mendemonstrasikan kemampuan yang dia miliki, dan

    bukan bertujuan untuk mengganggun orang lain

    Berdasarkan teori tersebut tersebut maka dapat dipahami bahwa secara

    keseluruhan vandalisme berpeluang menjadi suatu tindakan yang dapat dinilai

    negatif ketika dilatar belakangi oleh pencapaian suatu tujuan tertentu ataupun

    aktualisasi kemampuan diri seseorang. Hal ini dengan catatan ketika media yang

    dipergunakan menyalahi peraturan main yang ada di masyarakat.

    Dalam pencarian solusi yang dapat dirasakan relevan kita dapat

    mempergunakan suatu teori yang mengenai ruang public. Teori ini dapat

  • 5/22/2018 Tugas 1 KIS

    9/14

    dipergunakan sebagai acuan dalam mengarahkan perbuatan vandalism agar tetap

    dapat berjalan selaras dengan koridor pemfaatan ruang public yang tepat

    khususnya di taman. Menurut 9)teori tersebut, ruang publik ditandai oleh tiga hal

    yaitu responsif, demokratis dan bermakna (Putnam, 1993) yang mempunyai arti:

    1. Responsif dalam arti ruang publik harus dapat digunakan untuk berbagaikegiatan dan kepentingan luas.

    2. Demokratis berarti ruang publik seharusnya dapat digunakan olehmasyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi dan

    budaya serta aksesibilitas bagi berbagai kondisi fisik manusia.

    3. Bermakna yang berarti ruang publik harus memiliki tautan antaramanusia, ruang, dunia luas dan konteks sosial.

    Berdasarkan teori tersebut maka sesungguhnya dapat dipahami pula bahwa pada

    dasarnaya taman dapat menjadi suatu media berbagai kegiatan ataupun

    kepentingan luas, sekaligus tanpa membeda bedakan latar belakang maupun

    kondisi masyarakat umum. Namun terdapt hal yang menjadi catatan penting bagi

    semua pengguna yakni, adalah kebermaknaan, keterkaitan antara manusia, ruang,

    dunia luas dan konteks social. Oleh karenanya solusi yang tepat ialah mengajak

    pihak pelaku vandalism untuk diberikan kesempatan menuangkan kreatifitas seni

    coret ke sebuah bentuk media seni yang lebih layak dan pantas serta memiliki

    nilai estetika tersendiri bagi pengunjung lainnya, sehingga pada intinya buah

    karya tersebut dapat menjadi objek ikon bagi taman dan dapat dinikmati

    pengunjung.

    5. Permasalahan 5 : Rendahnya Tingkat KeamanaanPada dasarnya taman sebagai ruang public yang mana seringkali

    dipergunakan sebagai sarana rekreasi bagi sebagian banyak orang pada waktu

    tertentu. Masyarakat yang menggunakan taman pada umumnya memanfaatkannya

    dengan melakukan berbagai kegiatan yang beragam, beberapa diantaranya dapat

    berupa kegiatan seperti berolahraga, bermain, berelaksasi, berjalanjalan. Namun

    tak jarang terdapat segelintir orang yang memanafaatkan kesempatan ini sebagai

    suatu peluang untuk melakukan tindakan kriminal. Secara umum tindakan

  • 5/22/2018 Tugas 1 KIS

    10/14

    criminal yang sering terjadi di beberapa kasus ialah tindakan pencurian,

    penodongan, pelecehan seksual, penculikan. Kondisi taman yang kurang memadai

    terkadang semakin memperburuk situasi maupun kondisi taman sehingga semakin

    memperlancar aksi criminal tersebut terjadi. Kondisi taman tersebut dapat berupa

    seperti minimnya lampu penerangan, penataan unsur tanaman yang buruk,

    keberadaan pihak yang membahayakan, dan lainlain.

    Secara 10)teori pada umumnya tindakan kriminalitas ini disebabkan oleh

    karena akibat dari adanya suatu kegagalan sistem pengontrol diri, yaitu gagal

    dalam mengawasi dan mengatur perbuatan instintif individu. Jadi, merupakan

    produk ketidakmampuan anak remaja dalam mengendalikan emosi primitive

    mereka, yang kemudian disalurkan dalam perbuatan jahat (F. Odea, 1985: 5).

    Dalam 11)bukunya Wilcox (1991) mengidentifikasikan tiga elemen yang harus ada

    sebagai syarat terjadinya sebuah kejahatan. Ketiga elemen ini adalah desire (niat),

    ability (kemampuan), dan opportunity (kesempatan). Dengan adanya 3 elemen

    inilah Wilcox membuat segitiga kejahatan (crime triangle). Tanpa adnya salah

    satu elemen ini, kejahatan tidak akan terjadi. Berdasarkan teori teori tersebut

    maka dapat dipahami pula bahwa pada dasarnya setiap orang yang mana pada

    dasarnya bukanlah mahluk yang sempurna, memiliki potensi untuk terjerumus ke

    dalam suatu kegagalan pengontrol diri. Kegagalan dalam pengontrol diri ini jika

    didukung dengan peluang waktu dan tempat yang tempat maka akan dengan

    sendirinya menimbulkan suatu tindak criminal. Hal inipun yang turut pula

    memperkuat pandangan akan dimanapun kita berada kriminalitas tentu juga aka

    berpeluang ada.

    Dalam menentukan solusi yang tepat untuk mengatasi tingkat keamanan di

    taman, terdapat suatu teori yang mana cukup relevan. 12)Teori tersebut ialah

    mengenai konsep-konsep yang melandasi keinginan dan kepuasan pengguna

    dalam memanfatkan taman adalah (Gold dalam Eriawan, 2003):

    1. Mengharapkan pengalaman yang menyenangkan dalam suatu tamankota.

    2. Menyadari adanya suatu range pilihan menyangkut bagaimana dandimana mereka menggunakan waktu luangnya.

  • 5/22/2018 Tugas 1 KIS

    11/14

    3. Memiliki keinginan sosial/psikologis yang harus bisa ditampungsebagai bagian dalam pemanfaatan taman.

    Menurut Venstermark dan Blauvelt mempunyai definisi tentang konsep

    pencegahan kejahatan yaitu crime prevention means, practically reducing the

    probability criminal activity, yang artinya pencegahan kejahatan berarti

    mengurangi kemungkinan atas terjadinya aksi kejahatan. Berdasarkan pendapat

    tersebut maka dapat dipahami bahwa solusi untuk meningkatkan keamanan di

    taman ialah dengan mengurangi kemungkinan atas terjadinya aksi kejahatan,

    tindakan tersebut diantaranya dapat berupa pencegahan preventif dari segi teknis

    seperti contoh penyediaan camera cctv maupun pencegahan preventif dari sisi

    individu, contoh meningkatkan kewaspadaan dan lain lain. Pada intinya tingkat

    keamanan haruslah tetap ditingkatkan dikarenakan secara teori manusia kemanana

    merupakan bagian dari kebutuhan dasar. Berikut ini ialah 13)teori yang

    dimaksudkan, kebutuhan dasar manusia terdiri dari tiga hal (Robert Ardrey dalam

    Laurens, 2005), yaitu keamanan (security), simulasi (simulation), dan identitas

    (identity). Dasar kebutuhan ini dapat dipakai untuk mengetahui sejauh mana

    sebuah rancangan dapat memberikan kepuasan bagi pemenuhan kebutuhan

    pengunjung taman tentunya.

    6. Permasalahan 6 : Penyimpangan PemanfaatanTaman sebagai ruang publik selama ini telah banyak mendapatkan citra

    yang buruk di mata masyarakat. Hampir sebagian besar taman yang terdapat di

    berbagai kota banyak yang telah berubah fungsi menjadi ruangruang privat oleh

    sebagian pihak pihak yang tidak memiliki rasa kepedulian maupun rasatanggung jawab sedikitpun terhadap taman merupakan ruang yang diperuntukan

    bagi public. Hal ini pun semakin diperparah dengan semakin sepinya kondisi

    taman yang mulai ditinggalkan masyarakat. Sehingga pada akhirnyapun

    memunculkan tindakan penyimpanganpenyimpangan di dalam taman. Diantara

    dari sekian banyak kasus penyimpangan yang ada, terdapat kasus kasus yang

    seringkali kita dapat mudah temui di lapangan yakni penggunaan taman untuk

    tempat mangkal pedagang kaki lima (PKL), tunawisama, waria, pelaku asusila,

  • 5/22/2018 Tugas 1 KIS

    12/14

    dan lain lain. Penyimpangan tersebut tentu semakin memberikan dampak

    penurunan kepuasan tingkat kunjungan kepada pengguna taman lain. Selain

    fenomena tersebut pula turut mengakibatkan munculnya stigma buruk dari

    masyarakat, sehingga tamanpun memiliki citra buruk di kalangan masyarakat

    luas.

    Fenomena penyimpangan tersebut secara teori dapat terjelaskan, melalui

    14)teori perilaku yang dikemukakan oleh Roger (1974) :

    1. Awareness(kesadaran), yakni orang tersebut menyadari bahwa terdapatruangruang yang cukup privacy untuk melakukan kegiatan.

    2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada ruang tersebut.3. Evaluation, menimbang dan mencoba untuk memanfaatkan peluang

    yang ada, serta merasakan keuntungannya

    4. Trial, mencoba perilaku baru sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya5. Adoption, subyek telah memiliki perilaku yang dilakukan dengan

    kesadarannya sebagai hasil dari pengaruh ruang yang ditempatinya.

    Dalam teori tersebut tergambarkan bagaimana sesuai dengan kasus yang ada,

    fenomena tersebut dapat tersebut melalui tahapan perilaku yang dilalui oleh pihak

    pihak tidak bertanggung jawab tersebut (PKL, tunawisma dan lain-lain). Pada

    intinya keberadaan pihak pihak tersebut dalam waktu yang lama bukanlah hal

    yang bersifat singkat melainkan melalui suatu proses sehingga menjadi suatu

    bahan pertimbangan mereka untuk terus dapat beradaptasi di taman.

    Sebagi salah satu bentuk solusi, diperlukan landasan teori yang mana

    terbilang cukup relevan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yakni melalui

    teori pemanfaatan ruang public.15)Menurut Lynch dan Carr (1981). penggunaan

    ruang publik sebagai ruang bersama merupakan bagian integral dari tata tertib

    sosial, sehingga perlu adanya pengendalian terhadap kebebasan tersebut.

    Pengendalian dalam penggunaan ruang publik berkaitan dengan toleransi akan

    kepentingan orang lain yang juga menggunakan ruang publik tersebut. Oleh

    karenanya salah satu hal sederhana yang dapat dijadikan sebagi suatu solusi ialah

    dengan melakukan penegakan pengawasan maupun pengendalian terhadap

    peraturan tertulis yang mana telah dibuat oleh pemerintah. Namun dirasakan

  • 5/22/2018 Tugas 1 KIS

    13/14

    peraturan saja tidak cukup, melainkan perlu didukung dengan partisipasi

    masyarakat untuk kembali menghidupkan suasana taman, sehingga lebih

    lanjutnya masyarakat sendirilah yang secara tidak langsung dapat menjadi pihak

    perantara dalam memberikan sangsi social berupa teguran dan lainlain.

    Sumber Referensi

    1)http://dinaichsan.blogspot.com/

    2)http://perekonomiankiki.blogspot.com/2010/11/pengertian-persepsi.html

    3)Wicandra, Obed Bima, Merebut Kuasa atas Ruang Publik Pertarungan

    Ruang Komunitas Mural di Surabaya Program Studi Desain Komunikasi

    Visual, Universitas Kristen Petra Surabaya.

    4)http://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/BAHAN-UJIAN-ASISTEN.pdf

    5),6),7),13)Yudi Purnomo; Mira S. Lubis; M. Nurhamsyah; Mustikawati,

    Konsep Runag Terbuka Publik Mahasiswa sebagai Penghubung Antar Unit

    di Universitas Tanjungpura Program studi Arsitektur, Universitas,

    Tanjungpura, Indonesia .

    8)http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311180-S42769

    Kemunculan%20vandalisme.pd

    9),12)http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17230/12/Chapter%20II.

    pdf.txt

    10)http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-uswatunhas-

    4232-1-1101085_-i.pdf

    11),14)http://jurnalsrigunting.com/author/jurnalsrigunting-2/page/105/

    15)http://catatankuliahs2ku.blogspot.com/2010/11/teori-perubahan.html

    http://dbabipress.wordpress.com/2011/01/05/taman-kota-sebagai-ruang-hijau-

    pembentuk-budaya-sehat-kolektif-bagi-masyarakat-perkotaan-di-indonesia/

    http://dinaichsan.blogspot.com/http://dinaichsan.blogspot.com/http://dinaichsan.blogspot.com/http://perekonomiankiki.blogspot.com/2010/11/pengertian-persepsi.htmlhttp://perekonomiankiki.blogspot.com/2010/11/pengertian-persepsi.htmlhttp://perekonomiankiki.blogspot.com/2010/11/pengertian-persepsi.htmlhttp://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/BAHAN-UJIAN-ASISTEN.pdfhttp://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/BAHAN-UJIAN-ASISTEN.pdfhttp://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/BAHAN-UJIAN-ASISTEN.pdfhttp://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311180-S42769%20Kemunculan%20vandalisme.pdhttp://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311180-S42769%20Kemunculan%20vandalisme.pdhttp://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311180-S42769%20Kemunculan%20vandalisme.pdhttp://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311180-S42769%20Kemunculan%20vandalisme.pdhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17230/12/Chapter%20II.pdf.txthttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17230/12/Chapter%20II.pdf.txthttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17230/12/Chapter%20II.pdf.txthttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17230/12/Chapter%20II.pdf.txthttp://jurnalsrigunting.com/author/jurnalsrigunting-2/page/105/http://jurnalsrigunting.com/author/jurnalsrigunting-2/page/105/http://jurnalsrigunting.com/author/jurnalsrigunting-2/page/105/http://catatankuliahs2ku.blogspot.com/2010/11/teori-perubahan.htmlhttp://catatankuliahs2ku.blogspot.com/2010/11/teori-perubahan.htmlhttp://catatankuliahs2ku.blogspot.com/2010/11/teori-perubahan.htmlhttp://dbabipress.wordpress.com/2011/01/05/taman-kota-sebagai-ruang-hijau-pembentuk-budaya-sehat-kolektif-bagi-masyarakat-perkotaan-di-indonesia/http://dbabipress.wordpress.com/2011/01/05/taman-kota-sebagai-ruang-hijau-pembentuk-budaya-sehat-kolektif-bagi-masyarakat-perkotaan-di-indonesia/http://dbabipress.wordpress.com/2011/01/05/taman-kota-sebagai-ruang-hijau-pembentuk-budaya-sehat-kolektif-bagi-masyarakat-perkotaan-di-indonesia/http://dbabipress.wordpress.com/2011/01/05/taman-kota-sebagai-ruang-hijau-pembentuk-budaya-sehat-kolektif-bagi-masyarakat-perkotaan-di-indonesia/http://dbabipress.wordpress.com/2011/01/05/taman-kota-sebagai-ruang-hijau-pembentuk-budaya-sehat-kolektif-bagi-masyarakat-perkotaan-di-indonesia/http://catatankuliahs2ku.blogspot.com/2010/11/teori-perubahan.htmlhttp://jurnalsrigunting.com/author/jurnalsrigunting-2/page/105/http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17230/12/Chapter%20II.pdf.txthttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17230/12/Chapter%20II.pdf.txthttp://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311180-S42769%20Kemunculan%20vandalisme.pdhttp://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311180-S42769%20Kemunculan%20vandalisme.pdhttp://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/BAHAN-UJIAN-ASISTEN.pdfhttp://perekonomiankiki.blogspot.com/2010/11/pengertian-persepsi.htmlhttp://dinaichsan.blogspot.com/
  • 5/22/2018 Tugas 1 KIS

    14/14

    http://langkaubetang.files.wordpress.com/2014/03/1_konsep-ruang-terbuka-

    publik.pdf

    http://langkaubetang.files.wordpress.com/2014/03/1_konsep-ruang-terbuka-publik.pdfhttp://langkaubetang.files.wordpress.com/2014/03/1_konsep-ruang-terbuka-publik.pdfhttp://langkaubetang.files.wordpress.com/2014/03/1_konsep-ruang-terbuka-publik.pdfhttp://langkaubetang.files.wordpress.com/2014/03/1_konsep-ruang-terbuka-publik.pdfhttp://langkaubetang.files.wordpress.com/2014/03/1_konsep-ruang-terbuka-publik.pdf