web viewmakalah. sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah. desain pembelajaran matematika. oleh:...

24
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD Makalah Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah Desain Pembelajaran Matematika Oleh: Trilius Septaliana Kusuma Rukmana NIM: 20102512011 Dosen Pengampu: 1. Prof. Joshua Sabandar 2. Dr. Rusdy A. Siroj, M.Pd.

Upload: phamcong

Post on 30-Jan-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN

COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD

Makalah

Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah

Desain Pembelajaran Matematika

Oleh:

Trilius Septaliana Kusuma Rukmana

NIM: 20102512011

Dosen Pengampu:

1. Prof. Joshua Sabandar

2. Dr. Rusdy A. Siroj, M.Pd.

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN 2011

Page 2: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

I. PENDAHULUAN

Dalam pembelajaran matematika selama ini, dunia nyata hanya dijadikan tempat

mengaplikasikan konsep, tanpa memahami konsep tersebut. Pembelajaran matematika

hendaknya tidak hanya menitikberatkan pada penguasaan materi untuk menyelesaikan

secara matematis, tetapi juga mengaitkan bagaimana siswa mengenali permasalahan

matematika tersebut dalam kehidupan kesehariannya dan bagaimana memecahkan

permasalahan tersebut dengan pengetahuan yang telah diperoleh di sekolah. Matematika

merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum sekolah dan yang

turut menentukan kualitas pendidikan.

Menurut pendapat Stanic (dalam Uno, 2001:8) menegaskan bahwa tujuan

pembelajaran matematika di sekolah adalah untuk meningkatkan kemampuan berfikir

siswa, peningkatan sifat kreativitas dan kritis.

Menurut pendapat Uno (2008:129) matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu

yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan

praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi, generalitas dan

individualistas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,

geometri dan analisis.

Untuk itu, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta

didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir

logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama.

Sudah menjadi gejala umum bahwa mata pelajaran matematika kurang disukai

oleh kebanyakan siswa. Matematika merupakan mata pelajaran yang sukar dipahami,

sehingga kurang diminati oleh sebagian siswa. Ketidaksenangan terhadap mata

pelajaran matematika ini, dapat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar matematika

siswa.

Seseorang akan lebih mudah untuk mempelajari sesuatu apabila belajar didasari

pada apa yang telah diketahui sebelumnya karena dalam mempelajari materi

matematika yang baru, pengalaman sebelumnya akan mempengaruhi kelancaran proses

belajar matematika.

Dari pembahasan di atas, penanaman konsep dasar matematika kepada siswa

sangat penting sekali dilakukan, karena materi matematika itu saling keterkaitan dengan

Page 3: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

materi sebelumnya. Jika siswa tidak mengerti konsep dasarnya, maka siswa akan

kesulitan dalam mempelajari materi selanjutnya.

Pemahaman konsep bilangan bulat khususnya penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat sangat mendukung penguasaan konsep materi lainnya, karena banyak

materi yang saling terjalin dengan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Untuk itu, dibutuhkan model pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan

siswa dan memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara

maksimal sehingga belajar menjadi bermakna. Pembelajaran yang dimaksud adalah

pembelajaran yang beracuan konstruktivisme. Konstruktivisme (constructivism) adalah

ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks

ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri

(Sagala, 2003:88).

Belajar konstruktivisme memandang siswa sebagai mahluk yang aktif dalam

mengkonstruksikan ilmu pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Salah

satu pembelajaran yang beracuan pada konstruktivisme yaitu belajar kooperatif tipe

STAD. Belajar kooperatif tipe STAD merupakan suatu pembelajaran yang

mengutamakan adanya kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Pembelajaran

melalui belajar kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan

permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran. Slavin (dalam Isjoni, 2009:15) mengemukakan bahwa belajar

kooperatif adalah suatu pembelajaran yang sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Belajar kooperatif selain membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit

berguna juga untuk membantu siswa menumbuhkan keterampilan kerja sama dalam

kelompoknya dan melatih siswa dalam berpikir kritis sehingga kemampuan siswa dalam

memahami materi pelajaran yang disampaikan dapat meningkat. Selain itu, siswa akan

lebih termotivasi untuk belajar dengan adanya belajar kelompok. Salah satu tipe belajar

kooperatif yaitu STAD (Student Teams Achievement Division). Menurut Suherman

(2003:260) inti dari tipe STAD adalah guru menyampaikan suatu materi, kemudian para

siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas empat atau lima orang untuk

Page 4: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Setelah selesai mereka menyerahkan

pekerjaannya secara tunggal untuk setiap kelompok kepada guru.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran yang sangat

menarik untuk diterapkan karena merupakan gabungan dari dua hal, yakni belajar

dengan kemampuan masing-masing individu dan belajar kelompok sehingga siswa

dapat saling bertukar pengetahuan yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah.

Menurut Handayani (2007) pembelajaran melalui belajar kooperatif tipe STAD

diperoleh beberapa temuan antara lain pembelajaran melalui belajar kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mempelajari matematika, dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan guru mampu melatihkan keterampilan proses

dengan baik.

Jadi, dengan memilih pembelajaran melalui belajar kooperatif tipe STAD

diharapkan agar kemampuan dalam pemecahkan masalah siswa dapat meningkat. Pokok

bahasan bilangan bulat merupakan salah satu materi pelajaran matematika kelas IV SD

semester dua yang cocok dengan menggunakan kooperatif tipe STAD. Siswa

diharapkan mampu menerapkan konsep bilangan bulat untuk memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga saya merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul “Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan

Cooperative Learning Tipe STAD”.

II. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

1. Pembelajaran Matematika Beracuan Konstruktivisme

Pembelajaran matematika beracuan kontruktivisme adalah guru hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa membangun sendiri pengetahuan di

dalam benaknya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar

menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.

Di dalam proses pembelajaran konstruktivisme, siswa diharapkan dapat

mengkonstruksi sendiri dari yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami, sehingga

kegiatan pembelajaran yang terjadi adalah kegiatan yang aktif, karena siswa

membangun sendiri pengetahuannya, siswa mencari arti sendiri dari yang mereka

Page 5: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

pelajari dan siswa sendirilah yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Fungsi guru

di sini hanya menjadi fasilitator dan motivator.

Jadi, pembelajaran matematika beracuan konstruktivisme dapat membantu siswa

membangun sendiri pengetahuan matematikanya dengan kemampuan mereka sendiri

melalui proses interaksi sehingga konsep matematikanya terbangun kembali menuju

pemerolehan konsep yang baru.

Salah satu implikasi pembelajaran matematika beracuan konstruktivisme adalah

penerapan belajar kooperatif (cooperative learning) tipe STAD.

2. Pengertian Pendekatan Cooperative Learning Tipe STAD

Pembelajaran melalui belajar kooperatif merupakan strategi belajar yang

menempatkan siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-6 siswa dengan

tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda (Isjoni,

2009:44). Salah satu model cooperative learning yaitu cooperative tipe STAD.

Tipe STAD dikembangakan oleh Slavin dan merupakan salah satu tipe

kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk

saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna

mencapai prestasi yang maksimal.

Pembelajaran melalui belajar kooperatif tipe STAD merupakan belajar

kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok

digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif (Wena,

2009:192-193).

Menurut Ibrahim (dalam Trianto, 2007:54), model pembelajaran kooperatif tipe

STAD merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa di dalam kelas dibagi ke

dalam beberapa kelompok atau tim yang masing-masing terdiri atas 4 sampai 5 orang

anggota kelompok yang memiliki latar belakang kelompok yang heterogen, baik jenis

kelamin, ras etnik, maupun kemampuan intelektual (tinggi, rendah, dan sedang). Tiap

anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu

untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim.

Jadi, inti dari tipe STAD ini adalah bahwa guru menyampaikan materi,

kemudian siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas 4 sampai 5 orang

untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru.

Page 6: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

3. Langkah-Langkah Pendekatan Cooperative Learning Tipe STAD

Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan yang meliputi:1. tahap penyajian materi,

2. tahap kegiatan kelompok,

3. tahap tes individual,

4. tahap perhitungan skor perkembangan individu, dan

5. tahap pemberian penghargaan kelompok (Slavin, 1995) dalam (Isjoni, 2009: 51).

Tahap Penyajian Materi, yang mana guru memulai dengan menyampaikan

indikator yang harus dicapai hari itu dan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan

dipelajari, dalam penelitian ini adalah materi tentang bilangan bulat. Dilanjutkan dengan

memberikan persepsi dengan tujuan mengingatkan siswa kembali terhadap materi

prasyarat yang telah dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan

disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

Tahap kegiatan kelompok, Selama kegiatan kelompok, guru bertindak sebagai fasilitator dan memonitor setiap kegiatan kelompok. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) diberikan kepada setiap kelompok untuk dipelajari, bukan sekedar diisi dan diserahkan kembali. Siswa mengerjakan tugas secara mandiri atau berpasangan, kemudian saling mencocokan jawaban dan saling memeriksa ketepatan jawaban dengan teman sekelompok. Jika ada anggota yang kurang memahami maka teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan sebelum meminta bantuan kepada guru.

Tahap tes individual, setiap akhir pembelajaran suatu pokok bahasan dilakukan tes secara mandiri untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemajuan belajar individu. Setiap siswa tidak diijinkan untuk saling membantu satu sama lain selama mengerjakan tes. Setiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk mengerjakan materi tes.

Tahap perhitungan skor perkembangan individu, nilai perkembangan individu bertujuan untuk memberi kesempatan setiap kelompok untuk meraih prestasi maksimal dan melakukan yang

Page 7: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

terbaik bagi dirinya berdasarkan prestasi sebelumnya (nilai awal). Setiap siswa diberi nilai awal berdasarkan nilai rata-rata siswa secara individual pada tes yang telah lalu atau nilai akhir siswa secara individual dari semester sebelumnya.

Tahap penghargaan kelompok, setelah melakukan tes dan perhitungan nilai perkembangan individu dilakukan perhitungan dengan cara menjumlahkan nilai individu setiap anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota.

Langkah-langkah bagaimana mengantar siswa dalam STAD:

a. Persiapan

1. Guru menentukan dan membatasi materi yang akan diberikan.

2. Menetapkan siswa dalam kelompok.

a). Meranking siswa berdasarkan prestasi akademik di dalam kelas.

b). Menentukan jumlah kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4-5

orang.

c). Membagi siswa dalam kelompok secara heterogen dalam kemampuannya.

3. Menentukan nilai dasar yang merupakan nilai rata-rata siswa pada tes yang telah

lalu, atau nilai akhir siswa secara individual

b. Tahap pembelajaran

1. Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa sesuai dengan TIK.

2. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, diikuti

dengan langkah dimana siswa dibawah bimbingan guru bekerja bersama-sama

untuk menyelesaikan LDS (Lembar Diskusi Siswa) atau tugas.

c. Evaluasi mandiri dan penghargaan kelompok

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa mengerjakan tes atau kuis

secara sendiri-sendiri. Setelah selesai guru memberikan skor individu dan skor tim yang

kemudian diumumkan secara tertulis di papan pengumuman. Skor individu didapat dari

nilai tes masing-masing siswa. Sedangkan skor tim didapat dari jumlah keseluruhan

poin yang disumbangkan masing-masing anggota tim dibagi dengan jumlah anggota tim

(Nur, 2000 : 31-35).

Page 8: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

III. TEORI BELAJAR-MENGAJAR MATEMATIKA YANG MENDASARI

1. Teori Ausubel

David Auseubel adalah seorang ahli psokologi pendidikan. Menurut Ausubel

(1996) dalam (Isjoni, 2009:35) bahan pelajaran yang dipelajari haruslah “bermakna”

(meaning full). Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi

baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang

telah dipelajari dan diingat siswa.

Dengan demikian, cooperative learning akan dapat mengusir rasa jenuh dan

bosan, sehingga pembelajaran menjadi menarik. Menurut Ausubel, pemecahan masalah

yang cocok adalah lebih bermanfaat bagi siswa dan merupakan strategi yang efisien

dalam pembelajaran. Untuk memperlancar proses tersebut diperlukan bimbingan

langsung dari guru, baik lisan maupun dengan contoh tindakan. Sedangkan siswa diberi

kebebasan untuk membangun pengetahuan sendiri.

2. Teori Vygosky

Vygosky (1997) dalam Isjoni (2009: 30) mengemukakan pembelajaran

merupakan suatu perkembangan pengertian. Ia membedakan adanya dua pengertian

yang spontan dan yang ilmiah. Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan

dalam pengalaman sehari-hari. Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari

ruangan kelas, atau yang diperoleh dari pelajaran di sekolahan.

Sumbangan dari teori Vygosky adalah penekanan pada bakat sosiokultural

dalam pembelajaran. Menurutnya pembelajaran terjadi saat anak bekerja dalam zona

perkembangan proksimal (zone of proximal development). Zona perkembangan

proksima adalah tingkat perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan seseorang

pada saat ini. Dengan kata lain, zona tersebut diantara Tingkat perkembangan

sesungguhnya dan tingkat perkembangan potensial.

Page 9: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

Tingkat perkembangan sesungguhnya adalah kemampuan pemecahan masalah

secara mandiri, sedangkan tingkat perkembangan potensial adalah kemampuan

pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan

teman sebaya yang lebih mampu. Dengan demikian, tingkat perkembangan potensial

dapat disalurkan melalui model cooperative learning.

IV. CONTOH RENCANA PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SD …Mata Pelajaran : MatematikaKelas / Semester : IV / GenapStandar Kompetensi : 5.Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Kompetensi Dasar : 5.2.Menjumlahkan bilangan bulat.Indikator : 1. Menjumlahkan dua bilangan positif

2. Menjumlahkan dua bilangan negatif3. Menjumlahkan bilangan positif dan bilangan negatif

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

I. Tujuan PembelajaranSiswa mampu :1. Menjumlahkan dua bilangan positif2. Menjumlahkan dua bilangan negatif3. Menjumlahkan bilangan positif dan bilangan negatif

II. Materi PembelajaranBilangan Bulat

III. Metode Pembelajaran1. Model Pembelajaran : Kooperatif tipe STAD2. Metode Pembelajaran : Ekspositiri, Tanya jawab, diskusi

IV. Langkah-langkah KegiatanKegiatan Pendahuluan (10 menit).1. Introduksi

Pengenalan materi yang akan dipelajari Penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan kemampuan yang akan dicapai

pada akhir pembelajaran2. Menarik Perhatian

Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai oleh setiap siswa dengan cara belajar kooperatif tipe STAD

3. Pemberian Motivasi

Page 10: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

Menginformasikan tentang manfaat atau kegunaan materi yang akan dipelajari dalam matematika maupun dalam kehidupan sehari-hari (khususya yang berkaitan dengan kompetensi dasar)

4. Apersepsi Dengan tanya jawab, siswa disarankan mengingat kembali materi pertemuan

kemarin dan mengaitkannya dengan materi yang akan diajarkan

Kegiatan Inti (60 menit)a. Guru memberikan informasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

langsung mengenai penjumlahan bilangan bulat.b. Guru menginformasikan pengelompokkan siswa (setiap kelompok terdiri dari 4

siswa yang berkemampuan heterogen) dan membentuk kelompok belajar dengan anggota tiap kelompok seperti yang telah diinformasikan oleh guru.

c. Guru membagikan bahan diskusi kelompok pada setiap kelompok untuk dikerjakan anggota setiap kelompok sedangkan guru memotivasi, memfasilitasi kerja siswa, membantu siswa yang mengalami kesulitan dan mengamati kerja sama tiap anggota dalam kelompok belajar.

d. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Guru bertindak sebagai fasilitator.

e. Guru memberikan tes kepada setiap siswa secara individual.f. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok melalui skor penghargaan

berdasarkan perolehan nilai peningkatan individual dari skor dasar ke skor berikutnya setelah mereka melalui kegiatan kelompok.

g. Siswa (yang ditunjuk secara acak) mengkomunikasikan pengalamannya selama menyelesaikan soal secara individual dan kelompok.

Kegiatan Penutup (10 menit)a. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan.b. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.c. Guru menginformasikan kepada siswa mengenai materi yang akan dibahas pada

pertemuan berikutnya.

V. Sumber Belajar1. Buku paket SD kelas IV penerbit BSE

VI. Penilaian1. Penilaian Proses

Kognitif : Penilaian dilakukan dengan mengamati proses kerja siswa dalam pembelajaran berlangsung.

Afektif : Perilaku dan antusias siswa dalam proses pembelajaran.Psikomotorik : Keaktifan siswa dalam merespon seluruh kegiatan

pembelajaran.

2. Penilaian Hasila. Teknik penilaian : tugas kelompok dan tes individualb. Bentuk instrumen : esay

Page 11: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

Contoh InstrumenSelsaikan soal di bawah ini.1. 4 + 5 = …2. –3 + (–6) = …3. 7 + (–6) = …4. –5 + 8 = …5. 8 + (–15) = ...

V. BAHAN AJAR

Penjumlahan Bilangan Bulat

Page 12: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Nama Kelompok : 1. ……………… 3. ……………………….

2. ……………… 4. ………………………

Kelompok : …………………………

1. Tentukan hasil penjumlahan berikut dengan menggunakan alat peraga yang telah

tersedia.

a. 2 + 7 = …..

b. 3 + (–4) = …..

Page 13: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

c. -3 + 4 = …

d. (–6) + 8 = …..

Page 14: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

e. -6 + 8 = …

f. (–3) + (–5) = …..

Page 15: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

2. Mari kerjakan hasil penjumlahan berikut tanpa menggunakan alat peraga.

Keterangan: Kelompok yang genap kerjakan soal yang genap, dan kelompok

yang ganjil kerjakan soal yang ganjil.

1. 5 + 3 = …

2. 4 + (–3) = …

3. (–8) + (–3) = …

4. 8 + (–5) = …

5. (–10) + 7 = …

6. (–3) + 2 = …

7. 9 + (–8) = …

8. (–9) + 6 = …

9. 10 + (-8) = …

10. (–4) + (–9) =

11. 12 + (–15) = …

12. 56 + (–18) = …

13. (–27) + 21 = …

14. 31 + 45 = …

15. 36 + (–64) = …

16. 74 + (-14) = …

17. (–57) + 28 = …

18. 42 + (–75) = …

19. 166 + 33 = …

20. (–100) + 145 = …

3. Mari mengerjakan soal cerita berikut.

a. Ardi memiliki 12 kelereng, kemudian pamannya memberinya 5 kelereng. Berapa

jumlah kelereng Ardi sekarang?

b. Adit meminjam uang Rp. 1000 rupiah kepada Andi, keesokan harinya Adit

meminjam uang lagi kepada Andi Sebesar Rp. 2000. Berapa utang Adit

sekarang?

Page 16: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

c. Via hutang 16 permen kojek kepada Rina. Ibu memberi Via 22 permen kojek.

Jika via membayar permen kojek kepada Rina, berapa sisa permen kojek Via?

Kesimpulan :

Jika bilangan positif dijumlahkan dengan bilangan positif akan

menghasilkan bilangan …..

Jika dalam penjumlahan bilangan positif lebih besar daripada

bilangan negatif maka akan mengahasilkan bilangan …..

Jika dalam penjumlahan bilangan positif lebih kecil daripada

bilangan negatif maka akan mengahasilkan bilangan …..

Jika bilangan negatif dijumlahkan dengan bilangan negatif akan

menghasilkan bilangan …..

Page 17: Web viewMakalah. Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah. Desain Pembelajaran Matematika. Oleh: ... yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Aprilia Nur. 2007. Keefektifen Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

terhadap Hasil Belajar pada Pokok Bahasan Trigonometri Siswa Kelas X Semester II

SMA Negeri 6 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007, (Online),

(http://library.koleksiskripsi.ac.id, diakses 5 Maret 2009).

Hudojo, Herman. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang:

IKIP Malang.

Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Nur, Muhammad. 2005. ”Pembelajaran Kooperatif”. Jawa Timur : Depdiknas.

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.