triage

8
TRIAGE 1. Tujuan Dapat dengan cepat, cermat, dan sesuai sumber daya yang ada dalam menangani pasien /korban. 2. Pengertian Triage Merupakan kegiatan memilah pasien berdasarkan kegawatan (airway ,breating ,and circulation). 3. Macam-macam Korban korban banyak jumlahnya melebihi 1 orang,harus ditolong lebih dari 1 penolong,dan bukan merupakan bencana. korban bencana jumlah korbannya lebih besar dari korban banyak. 4. Teknis Triage Tindakan seleksi korban berdasarkan tingkat kegawatan dan pemberian label warna.(hijau, kuning, merah dan hitam).Seleksi dilakukan berdasarkan : ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit dapat mati dalam hitungan jam trauma ringan sudah meninggal 5. Prioritas Penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul. Prioritas (prioritas tinggi) warna merah untuk berat Mengancam jiwa atau fungsi vita, memerlukan resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besa r.Penangana dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas ,pernafasan da sirkulasi.Contohnya :sumbatan jalan nafas,luka

Upload: fatma-sari-masitha

Post on 04-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

life helper

TRANSCRIPT

Page 1: Triage

TRIAGE

1. Tujuan

Dapat dengan cepat, cermat, dan sesuai sumber daya yang ada dalam menangani pasien /korban.

2. Pengertian TriageMerupakan kegiatan memilah pasien berdasarkan kegawatan (airway ,breating ,and circulation).

3. Macam-macam Korban korban banyak jumlahnya melebihi 1 orang,harus ditolong lebih dari 1

penolong,dan bukan merupakan bencana. korban bencana jumlah korbannya lebih besar dari korban banyak.

4. Teknis TriageTindakan seleksi korban berdasarkan tingkat kegawatan dan pemberian label warna.(hijau, kuning, merah dan hitam).Seleksi dilakukan berdasarkan :

ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit dapat mati dalam hitungan jam trauma ringan sudah meninggal

5. Prioritas

Penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul.

Prioritas (prioritas tinggi) warna merah untuk berat Mengancam jiwa atau fungsi vita, memerlukan resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besa r.Penangana dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas ,pernafasan da sirkulasi.Contohnya :sumbatan jalan nafas,luka terpotong pada tangan dan kaki,combutio(luka bakar) tingkat II dan III >25%.

Prioritas II (medium)warna kuningPotensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat.Penaengana dan pemindahan bersifat jangan terlambat.Contoh :patah tulang besar,combutio(luka bakar) tingkat II dan III <25% ,trauma thorak/abdomen,laserasi luas,trauma bola mata.

Prioritas III (rendah ) warna hijauPerlu penangana seperti pelayanan biasa ,tidak perlu segera .Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir.Hanya memerlukan terapi supportif.Untuk mempercepat triage prioritas ke III dapat dilakukan dengan cara memanggil korban yang masih mendengar untuk menuju kearah regu penolong.Contoh :luka superficial,luka-luka ringan.

Page 2: Triage

Prioritas 0 (warna hitam )Kemungkinan hidup sangat kecil dan luka sangat parah dan mendekati kematian.Hanya perlu terapi supportif.Contoh :henti jantung kritis,trauma kepala kritis.

6. Pembagian Tiage Triage Primer

Merupakan tindakan paling awal dari rangkaian system triage.Dilakukan dilokasi /temapat musibah pada saat itu juga oleh setiapa orang yang menguasai system triage.Untuk memudahkan melakukan tindakan ini, diguanakan system START(simple triage and rapid treatment) yang terdiri dari 4 langkah,sebagai berikut :

(i) korban dapat ditunda (ii) pemeriksaan pernafasan(iii) penilain sirkulasi(iv)penilaian cedera otak

Langkah 1:korban dapat ditunda

(a) penolong meminta kepada seluruh korban yang dapat berjalan untuk berkumpul dan menuju tempat yang lebih aman dan yang telah ditentukan.

(b) sambil melakukan butir a,penolong terus bergerak untuk bergerak untuk melanjutkan proses triage dan mendekati korban yang tidak dapat berjalan/bergerak.

(c) label HIJAU deberikan ke seluruh korban dapat berjalan dan tanpa cidera yang mengancam jiwa atau hanya mengalami cidera ringan.

Langkah 2 :pemeriksaan pernafasan

(a) segera BUKA JALAN PERNAFASAN dan PENILAIAN PERNAFASAN pada korban tidak dapat berjalan dan tidak memeberi respon/tidak menjawab.

(b) tindakan ini menghasilkan 3(tiga) klasifikasi korban : LABEL HITAM : korban tidak bernafas,kategori tidak dapat diselamatkan LABEL MERAH :korban yang frekuensi pernafasannya > 30 x per menit TANPA LABEL :korban yang frekuensi pernafasannya < 30 x per menit

Langkah 3 :penilaian sirkulasi / peredaran darah

(a) korban tanpa label setelah langkah 2,harus dilakukan PENILAIAN SIRKULASI

(b) pada langkah ni ,penolong harus mengendalikan semua perdarahan korban(c) tindakan ini menghasilkan 2 klasifikasi korban

Page 3: Triage

LABEL MERAH :korban dengan denyut nadi tidak teratur dan lemah atau pengisian kapiler terlambat lebih dari 2 detik.

TANPA LABEL :korban dengan denyut nadi atau pengisian kapiler kurang dari 2 detik.

Langkah 4 :penilaian cidera otak

(a) korban tanpa label setelah langkah 3.harus dilakukan penilaian cidera otak.(b) penialaian cidera otak untuk memeriksa tingkat kesadaran korban ,ini

dilakukan dengan memberikan perintah sederhana.(c) tindakan ini menghasilkan 2(dua) klasifikasi korban :

LABEL KUNING : korban mampu melakukan perintah,dikategorikan mental status normal.

LABEL MERAH :korban tidak mampu melakukan perintah,dikategorikan terganggu kesadarannya.

Setelah seleksi korban selesai lenkap dengan pelabelan warna,segara lakuka pertolongan pertama,lakukanlah :

1) nilai situasi dan langkah penyelamatan jiwa2) pertahankan korban untuk tetap dalam posisis berbaring,kecuali pada korban tidak sadar3) untuk korban tidak sadar usahakan stabil4) selimuti korban untuk mencegah hilangnya panas tubuh5) hindari gerakan yang tidak perlu.6) lakukan pemeriksaan ulang karena mungkn ada cidera lain7) tenangkan korban8) cegah dan atasi syok9) beri pertolongan pertama sesuai kebutuhan korban

Triage SekunderTriage ini dilakukan setelah triage primer,dan biasanya dilakukan ditempat penampungan sementara atau di transit area atau di rumah sakit lapangan yang mungkin telah tersedia fasilitas kesehatan darurat lengkap dengan tenaga medis/dokter,para medis/perawat dan alat transportasi(ambulans,helicopter,dll).Di tempat ini proses triage sangat mungkin dilakukan ulang oleh tenaga medis.(a) mengangkat dan memindah pasien

dilakukan pada semua pasien dengan kegawatan memindahkan pasien dengan aman dan efektif tidak menyebabkan cidera pada penolong

Sebelum mengangkat dan memindahkan korban,perlu diperhatikan beberapa hal :

Page 4: Triage

1. kapan waktunya ?(rawat dahulu atau segera diangkat dan dipinahkan ?)

2. nilai kesulitan yang mungkin terjadi akibat dari kondisi :medan,beban penderita dan kemampuan( jumlah ) penolong.

3. pilih teknik pengangkatan dan pemindahan yang paling aman sesuai kondisi.

Prinsip Mengangkat

(a) nilai kemampuan iri dan tim.Jangan coba paksakan mengangkat/menurunkan jika tidak yakin amapu mengendalikannya

(b) gunakan otot tungkai,otot apanggul dan otot perut untk mengangkat ,bukan otot punggung.

(c) hindari gerakan membungkuk,upayakan punggung tetap satu garis lurus.(d) tubuh serapat mungkin dengan korban untuk mengurangi beban otot.(e) jangan memutar tubuh saat menganngkat.

Posisi Penderita

(a) jika penderita syok,latakkan dalam posisi syok(jika tidak ada cidera di tungkai dan tulng belakang)

(b) jika penderita dengan gengguan pernafasan posisiskan dengan posisi duduk atau setengah duduk.

(c) penderita dengan nyeri perut,posisiskan dengan tungkai tengkuk.(d) penderita dengan muntah-muntah posisiskan nyaman dan awasi jalan nafas.(e) penderita dengan trauma curiga spine traumastabilkan dan imobilisasi

dengan papan spinal panjang.(f) jika penderita tidak ada respondan tidak dicurigai ada cidera spinal atau cidera

berat lainposisi miring stabil(g) posisis nyaman,bila cidera tidak mengganggu.

“posisi terbaik saat melakukan pemindahan tergantung kondisi pada saat itu”

1.Emergency Moves pemindahan pasien harus segara dilakukan kaena ada resiko /situasi yang

membahayakan. pasien dengan kegawatan yang mengancam jiwa harus segara di resisutasi. ada pasien lain yang membutuhkan pertolongan segara. perlindungan spine tidak maksimal.

2.Urgent Moves

pasien harus segera dipindahkan megingat pasien mambutuhkan perawatan.

Page 5: Triage

kondisi lingkungan yang menyebabkan kondisi pasien menurun. memperhatikan stabilitas/spine pasien. teknik :log roll.

3.Non Urgent Moves

tidak ada kegawatan yang mengancam jiwa sudah dilakukan stabilisasi meminimalkan cidera dan mengutamakan kenyamanan pasien disesuaikan dengan kondisi pasien

Emergency Moves tarikan baju tarikan selimut tarikan lengan tarikan kaki tarikan fiereman’s maneuver one rescuer assist cradle carry(di bopong) pack strap carry(di gendong kaki lurus) piggy back carry(di gendong kaki depan) two rescuer assist.

teknik log roll

Label Merah – prioritas 1

golongan korban dengan gangguan jalan pernafasan,gangguan pernafasan,gangguan sirkulasi darah,serta korban yang segera membutuhkan pembedahan dini.

contoh :Kegawatan pernafasan :

cidera wajah-rahang,dengan tanda kesulitan bernafas. luka tembus dada sesaksetiap kali menarik nafas

Kegawatan sirkulasi darah

luka majemuk dan patah tulang besar luka bakar besar(>20%)

Label Kuning Tanpa Gangguan Pernafasan

Page 6: Triage

golongan korban dengan ancaman ,gangguan sirkulasi dan membutuhkan pembedahan segera.

contoh : luka tembus perut,cidera alat dalam,cidera dada tanpa sesak nafas. cidera pembuluh darah besar cidera otak dan sumsum tulang belakang luka bakar <20%

Label Kuning Tidak Memerlukan Pembedahan Dini dan Label Hijau-Prioritas 3

semua cidera otak dan sumsum tulang belakang cidera jaringan lunak yang membutuhkan pembersihan patah tulang kecil dan dislokasi cidera wajah atau muka-rahang tanpa sesak nafas. luka bakar lain(<20%)

Label Merah yang Sudah Sangat Parah dan Label Hitam- Prioritas 4

pernafasan dan denyut nadi tidak ada,serta mempunyai cidera yang tidak memungkinkan RJP efektif

kerusakan tubuh yang berat korban hangus terbakar.