bab 2 tinjauan pustaka 2.1 instalasi gawat daruratrepository.ub.ac.id/505/3/bab ii.pdf8 2.2 konsep...

17
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Darurat Unit gawat darurat atau Instalasi gawat darurat merupakan bagian dari rumah sakit yang menjadi tujuan pertama kali pasien yang mengalami keadaan darurat agar segera mendapatkan pertolongan pertama (Ambarwati, 2014). Menurut Wicaksana (2008) IGD adalah instalasi untuk menangani kasus-kasus gawat darurat, seperti panas dan muntah-muntah, diare berat, kecelakaan, keracunan, dan yang membutuhkan penanganan segera dalam batas-batas tertentu. Berdasarkan sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa instalasi gawat darurat adalah instalasi rumah sakit yang menjadi pelayanan utama selama 24 jam untuk menangani pasien yang mengalami kegawatdaruratan dengan ancaman kecatatan atau kematian. Menurut standar pelayanan gawat darurat di rumah sakit (2011) yaitu tersedianya kebijakan dan SOP tindakan emergency, response time pelaksanaan tindakan keperawatan kurang dari 5 menit, pasien dengan keadaan emergency mendapatkan bantuan untuk segera dilakukan tindakan, pelayanan gawat darurat dilakukan oleh setiap perawat unit gawat darurat yang memiliki sertifikat keperawatan emergency, tersedianya sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan emergency, ada sistem pelayanan rujukan, dan ada dokumentasi pelayanan gawat darurat.

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Instalasi Gawat Darurat

Unit gawat darurat atau Instalasi gawat darurat merupakan bagian dari

rumah sakit yang menjadi tujuan pertama kali pasien yang mengalami

keadaan darurat agar segera mendapatkan pertolongan pertama

(Ambarwati, 2014). Menurut Wicaksana (2008) IGD adalah instalasi untuk

menangani kasus-kasus gawat darurat, seperti panas dan muntah-muntah,

diare berat, kecelakaan, keracunan, dan yang membutuhkan penanganan

segera dalam batas-batas tertentu. Berdasarkan sumber tersebut dapat

disimpulkan bahwa instalasi gawat darurat adalah instalasi rumah sakit yang

menjadi pelayanan utama selama 24 jam untuk menangani pasien yang

mengalami kegawatdaruratan dengan ancaman kecatatan atau kematian.

Menurut standar pelayanan gawat darurat di rumah sakit (2011) yaitu

tersedianya kebijakan dan SOP tindakan emergency, response time

pelaksanaan tindakan keperawatan kurang dari 5 menit, pasien dengan

keadaan emergency mendapatkan bantuan untuk segera dilakukan

tindakan, pelayanan gawat darurat dilakukan oleh setiap perawat unit gawat

darurat yang memiliki sertifikat keperawatan emergency, tersedianya sarana

dan prasarana sesuai dengan kebutuhan emergency, ada sistem pelayanan

rujukan, dan ada dokumentasi pelayanan gawat darurat.

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

8

2.2 Konsep Triage

2.2.1 Pengertian Triage

Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang menentukan masalah

kegawatan pasien yang dikategorikan melalui sistem ATS berdasarkan

waktu dan urutan menerima pelayanan gawat darurat (CENA, 2009).

Triage adalah suatu proses pengumpulan informasi dan pengambilan

keputusan untuk mengkategorikan atau memprioritaskan sesuai kebutuhan

perawatan klien (ENA, 2011). Triage adalah suatu konsep pengkajian yang

cepat dan terfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan

sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien dengan

tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang

memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya

(Oman, 2008).

2.2.2 Tujuan Triage

Tujuan triage adalah memeriksa dan mengidentifikasi dengan cepat

kegawatan yang mengancam nyawa (Depkes RI, 2009). Triage bertujuan

untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan tindakan sesuai dengan

urutan kegawatan dan tepat waktu (ACEM, 2014). Tujuan triage adalah

memeriksa dan mengidentifikasi dengan cepat kegawatan yang

mengancam nyawa. Secara historis, tujuan triage adalah menyelamatkan

nyawa dengan membawa kembali tentara di medan perang dalam jumlah

yang banyak (Caroline, 2007). Berdasarkan dari beberapa sumber tersebut

dapat disimpulkan bahwa tujuan dari triage adalah menilai dan

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

9

mengidentifikasi pasien sesuai kebutuhan perawatan yang tepat dan waktu

yang tepat.

2.2.3 Prinsip Triage

Prinsip dalam melakukan triage adalah triage harus dilakukan dengan

segera dan singkat, kemampuan untuk menilai dan merespon dengan

cepat kemungkinan yang dapat menyelamatkan pasien dari kondisi sakit

atau cedera yang mengancam nyawa dalam departemen gawat darurat,

pengkajian harus dilakukan secara adekuat dan akurat, keakuratan dan

ketepatan data merupakan kunci dalam proses pengkajian, keputusan

dibuat berdasarkan pengkajian, keselamatan dan keefektifan perawat

pasien dapat direncanakan jika terdapat data dan informasi yang akurat

dan adekuat, intervensi yang dilakukan berdasarkan kondisi keakutan

pasien (Kartikawati, 2014).

2.2.4 Sistem Triage

Sistem triage ini merupakan triage dasar yang standart digunakan,

meliputi (Emergency Nurses Association, 2007):

1. Airway

Penilaian utama yang sangat penting bahwa jalan nafas tidak

terdapat sumbatan

2. Breathing

Pernafasan yang adekuat, pernafasan sangat penting untuk

menenentukan diagnosa dan mengobati kondisi yang mengancam

nyawa, misalnya asma akut berat, edema paru.

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

10

3. Circulation

Pemberian cairan infus bertujuan untuk mencegah terjadinya syok

hipovolemik yang dapat mengancam nyawa. Cairan infus diberikan

pada pasien dengan kondisi perifer yang dingin dan detak jantung

yang cepat. Dalam kondisi yang demikian perlu diperhatian

perubahan warna kulit, tanda-tanda vital dan juga CRT.

4. Dissability of Neurity

Penyebab umum dari ketidaksadaran termasuk hipoksemia yang

mendalam, hiperkapnia, hipoperfusi serebral, atau administrasi

terbaru dari obat penenang atau obat analgesik. Pengkajian dari

neurologi dapat menggunakan AVPU (Alert, Verbal, Pain, Unrespon)

atau menggunakan Glasgow Coma Scales.

5. Ekspose

Hal ini penting untuk melihat seluruh pasien, untuk mencari tanda-

tanda ruam, trauma atau perut bengkak.

Triage dilakukan di ruang triage dan perawat akan melihat ketika

pertama kali menilai pasien yang datang dan minimal informasi yang

harus dikumpulkan mengenai alasan pasien datang ke instalasi

gawat darurat. Pengkajian triage yang cepat diperlukan dalam

kondisi mengancam nyawa dengan perawat berfokus pada airway,

breathing, circulation dan disability serta dengan cepat menentukan

kategori triage untuk mendapakan penanganan yang dibutuhkan.

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

11

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan data

keluhan utama pasien seperti (Emergency Nurses Association,

2007) :

1. MVIT: M = Mecanism of Injury (mekanisme injuri / cedera), V =

Vital Signs (tanda-tanda vital), I = Injury (injuri / cedra/ luka), T =

Treatment (penanganan)

2. PQRST: P = provoking or precipitating factors (faktor pencetus

atau penyebab), Q = Quality and quantity of the symtomps

(kualitas dan kuantitas dari gejala), R = Region / radiation (lokasi

/penyebaran), S = Symtomps associated (gejala terakhir), T =

Time of onset and duration of episode and treatment (waktu

onset dan durasi dari episode atau serangan dan penanganan).

Pengumpulan data obyektif dapat dilakukan dengan

menggunakan pengkajian primer seperti airway, breathing,

circulation, disability. Pengkajian ini dapat dilengkapi dengan hasil

pemeriksaan nadi, tekanan darah, pernafasan, saturasi oksigen,

capillary refill, suhu, gula darah, glassgow coma scale (GCS), warna

kulit, pengkajian nyeri dan informasi dari profesional kesehatan

lainnya seperti surat rujukan dokter.

Proses triage terakhir yaitu melakukan dokumentasi triage. Proses

pencatatan triage harus jelas, singkat, dan padat. Tujuan

dokumentasi triage adalah mendukung keputusan triage, sebagai

alat komunikasi antar-petugas tim kesehatan di unit gawat darurat

(dokter, perawat, ahli radiologi) dan sebagai bukti mediko-legal.

pencatatan bila dilakukan secara komputer atau manual dan

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

12

mencakup bagian dasar dari pendokumentasian triage yang

meliputi: waktu dan tanggal kedatangan di UGD; cara kedatangan;

usia pasien; waktu/jam wawancara triage; riwayat alergi (obat,

makanan, latex); riwayat pengobatan yang sedang dijalani; tingkat

kedaruratan; TTV; tindakan pertolongan pertama yang dilakukan;

pengkajian nyeri; keluhan utama; pengkajian subjektif dan objektif;

riwayat kesehatan yang berhubungan; waktu terakhir menstruasi;

riwayat imunisasi termasuk imunisasi tetanus terakhir; tes diagnostik

yang dianjurkan; pengobatan yang diberikan pada saat triage; tanda

tangan perawat yang melakukan triage; disposisi dan re-evaluasi

(Kartikawati, 2014).

Triage merupakan salah satu peran yang dilakukan oleh

perawat instalasi gawat darurat, yang merupakan peran inti dan

otonomi perawat untuk keselamatan pasien serta efisiensi pelayanan

perawatan pasien di instalasi gawat darurat. Menurut CENA (College

of Emergency Nursing Australia, 2007) peran perawat triage adalah

1. Melakukan pengkajian kepada pasien dan mengkategorikan

pasien sesuai dengan penilaian survey primer dan penilaian resiko

2. Segera melakukan intervensi dan prosedur organisasi untuk

meningkatkan keselamatan pasien dan petugas di unit gawat

darurat

3. Melakukan penilaian secara terus menerus dan mengelola pasien

yang ada di ruang tunggu sesuai dengan kondisi mereka

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

13

4. Memberikan pendidikan kepada pasien dan masyarakat untuk

memfasilitasi pendidikan dan peningkatan kesehatan serta

mencegah cedera

5. Bertindak sebagai penghubung anggota masyarakat dengan

petugas kesehatan

Menurut Grossman dalam Oman (2008), perawat triage harus

memiliki kualifikasi :

1. Menguasai program orientasi kedaruratan rumah sakit

2. Bersertifikat ACLS (Advance Cardiac Life Support), PALS

(Pediatric Advanced Life Support)

3. Sertifikasi dalam keperawatan gawat darurat (Certification in

Emergency Nursing / CEN)

4. Lulus ENPC (Emergency Nurse Pediatric Course), TNCC

(Trauma Nurse Core Curriculum)

5. Mengetahui kebijakan intradepartemen

6. Memahami berbagai pelayanan gawat darurat yang tersedia

7. Terampil dalam pengkajian

8. Terampil dalam komunikasi efektif, hubungan interpersonal,

penanganan konflik dan pengambilan keputusan.

2.3 Triage di RS TK II dr. Soepraoen Malang

2.3.1 Australian Triage Scale

Skala triage Australia ini banyak digunakan di UGD rumah sakit di

Australia. Penghitungan waktu dimulai sejak pasien pertama kali tiba di

UGD, pemeriksaan tanda-tanda vital dilakukan hanya jika perawat

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

14

akan mengambil keputusan tingkat kegawatdaruratan triage. Selain itu,

proses triage meliputi pemeriksaan kondisi kegawatdaruratan pasien

secara menyeluruh (Kartikawati, 2014).

Australian triage scale terbagi dalam 5 kategori yang masing-

masing memiliki maksimal waktu tunggu pasien untuk pengkajian

medis dan tatalaksana. Kategori 1 waktu tunggu 0 menit, kategori 2

waktu tunggu 10 menit, kategori 3 waktu tunggu 30 menit, kategori 4

waktu tunggu 60 menit, kategori 5 waktu tunggu 120 menit (ACEM,

2013).

Pengkategorian tingkat kegawatan berdasarkan Australian Triage

Scale (Australian Goverment Departement of Health and Ageing,

2007):

a. Kategori 1: jalan nafas tersumbat total atau sebagian, adanya

distress penafasan yang parah seperti hipoventilasi, tidak adanya

sirkulasi atau status hemodinamik yang parah (hipotensi, perfusi

yang buruk), terjadi kejang, perdarahan banyak yang tidak

terkontrol, dan GCS <9.

b. Kategori 2: jalan nafas paten namun tetap beresiko, adanya distres

pernafasan yang sedang, status hemodinanik yang sedang, HR<50

x/menit, kehilangan darah yang parah namun bisa terkontrol, GCS

9-12.

c. Kategori 3: jalan nafas paten, adanya sesak nafas, kehilangan

darah tidak terlalu parah dan bisa terkontrol, GCS >12.

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

15

d. Kategori 4: jalan nafas paten, tidak ada gangguan pernafasan tapi

ada sedikit gangguan seperti aspirasi benda asing, tanda-tanda vital

normal, perdarahan ringan, cedera kepala ringan, GCS normal.

e. Kategori 5: jalan nafas paten, tidak ada gangguan pernafasan, tidak

ada gangguan sirkulasi, GCS normal, kondisi atau gejala yang

timbul tidak akan berpengaruh secara signifikan dan bisa ditunda

pengobatannya.

Prinsip secara umum triage pada Australian College for

Emergency Medicine (2014) yaitu :

a. Fungsi triage

Triage adalah fungsi penting dalam Departemen kedaruratan,

di mana banyak pasien mungkin hadir secara bersamaan. Hal

ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien dirawat di urutan

urgensi klinis mereka yang mengacu pada kebutuhan untuk

dilakukan intervensi.

b. Penilaian triage

Triage adalah titik kontak pertama publik dengan IGD tersebut.

Penilaian triage umumnya harus mengambil tidak lebih dari dua

sampai lima menit dengan tujuan seimbang kecepatan dan

ketelitian menjadi esensi. Penilaian triage melibatkan kombinasi

dari masalah yang diajukan dan penampilan umum pasien, dan

dapat dikombinasikan dengan pengamatan secara fisiologis.

Tanda-tanda vital hanya harus diukur pada triage jika

diperlukan untuk memperkirakan urgensi, atau jika masih ada

waktu. Setiap pasien yang diidentifikasi sebagai ATS Kategori 1

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

16

atau 2 harus segera dilakukan penilaian yang tepat dan

perawatan yang sesuai.

c. Keamanan saat melakukan triage

Harus ada lingkungan fisik yang aman dan tidak mengancam,

dmana keselamatan staf dan atau pasien lain berada di bawah

ancaman, keselamatan dan keamanan harus menjadi prioritas

yang harus dilakukan sebelum penilaian klinis dan pengobatan.

d. Waktu penanganan

Waktu untuk perawatan dijelaskan untuk setiap ATS Kategori

mengacu pada waktu maksimum pasien dalam kategori yang

harus menunggu untuk penilaian dan pengobatan. Dalam

kategori lebih mendesak, penilaian dan pengobatan harus

terjadi serentak. Idealnya, pasien harus dilihat dengan baik

dalam waktu maksimum yang disarankan.

e. Kembali memeriksa triage yang sudah dilakukan (Retriage)

Jika terjadi perubahan kondisi pada pasien yang sementara

sedang menunggu pengobatan atau jika didapatkan informasi

tambahan yang relevan yang berdampak pada urgensi pasien,

maka pasien harus dilakukan triage kembali. Baik triage awal

dan kategorisasi selanjutnya harus dicatat, dan alasan kembali

dilakuakn triage juga tetap didokumentasikan.

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

17

2.3.2 Alur Pelaksanaan Triage

Alur pelaksaan triage di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit

Soeproen yaitu:

a. Menerima pasien yang datang ke IGD.

b. Melakukan anamnesa kepada pasien dengan melakukan

pemeriksaan secara visual dan menanyakan keluhan kepada

pasien.

c. Pemeriksaan dilakukan dengan visual dan atau menanyakan

keluhan pasien, apabila kondisi emergency, maka pasien akan

diarahkan ke instalasi gawat darurat untuk mendapatkan

pertolongan segera, apabila pasien tidak emergency maka pasien

akan diarahkan ke instalasi rawat jalan sesuai dengan kondisi

penyakitnya.

d. Mengidentifikasi tingkat kegawatan sesuai dengan kategori yang

berpedoman pada Australian Triage scale.

e. Menempatkan pasien sesuai tingkat kegawatan.

f. Untuk pasien kritis atau prioritas satu ditempatkan di ruang

resusitasi.

g. Untuk pasien prioritas 2 ditempatkan di ruang observasi atau

dipilah ke ruang bedah atau non bedah sesuai dengan kasus atau

kondisinya.

h. Mengisi semua hasil pengkajian di lembar triage.

i. Lakukan serah terima pasien dengan menuliskan nama terang dan

tanda tangan.

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

18

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Triage

a. Beberapa penelitian yang mempengaruhi pelaksaan triage yaitu

penelitian oleh Andersson, et al (2006), penelitian ini menunjukkan

bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi perawat dalam melakukan

pengambilan keputusan triage :

Keterampilan yang meliputi pengalaman perawat, pengetahuan dan

intuisi

Kapasitas personal yang meliputi keberanian, ketidakpastian,

keyakinan dan rasionalitas

Lingkungan kerja meliputi: lingkungan, stress dan beban kerja.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Janssen, et al (2011), penelitian ini

dilakukan pada perawat, manajer dan dokter di unit gawat darurat di

Belanda menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

pedoman triage :

Tingkat individu : pengetahuan, wawasan dan keterampilan, kinerja,

motivasi, dan atau komitmen

Konteks sosial : dukungan, informasi dokter

Tingkat organisasi : deskripsi tugas dan tanggung jawab, beban kerja

dan sumber daya.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Dadashzadeh, et al (2013), penelitian ini

menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi perawat dalam

melakukan pengambilan keputusan triage ada 3 kategori:

Faktor personal meliputi keterampilan perawat (pengkajian, membuat

keputusan dan perawatan, pendidikan dan pengalaman)

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

19

Faktor non personal meliputi jumlah pasien (unit crowded),

lingkungan kerja, beban kerja dan keuangan

Faktor pasien meliputi usia pasien, jenis penyakit, lama kejadian, dan

nyeri yang dirasakan pasien.

2.5 Beban Kerja

2.5.1 Pengertian Beban Kerja

Menurut Moekijat (2004) beban kerja adalah volume dari hasil

kerja yang dihasilkan oleh sejumlah pegawai dalam suatu bagian tertentu.

Beban kerja merupakan gambaran dari volume pekerjaan (Kusumawati,

2015). Jadi beban kerja adalah jumlah volume kerja yang dihasilkan oleh

seseorang dalam suatu bagian dan kurun waktu tertentu.

Terdapat dua sudut pandang dalam menilai beban kerja yaitu

sudut pandang objektif dan subjektif. Penilaian beban kerja secara

objektif dilakukan dengan menghitung keseluruhan waktu yang dipakai

beraktivitas. Sedangkan secara subjektif adalah dengan mengukur

derajat beban kerja melalui pernyataan tentang perasaan kelebihan

beban kerja, ukuran dari tekanan dan kepuasan kerja (Moekijat, 2004).

Caplan dan sadock (2006) mengidentifikasi kelebihan beban kerja

perawat secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif beban kerja

perawat meliputi derajat kesulitan dalam pelayanan pasien tidak mampu

diimbangi oleh pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki perawat,

tuntutan pelayanan profesional dari keluarga untuk kesehatan dan

keselamatan pasien, visi misi rumah sakit terhadap pelayanan

keperawatan yang berkualitas, setiap saat perawat dihadapkan mampu

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

20

bertindak dalam pengambilan keputusan yang tepat, asuhan keperawatan

klien membutuhkan tanggung jawab yang tinggi, perawat harus

menghadapi berbagai karakteristik dan keadaan pasien yang tidak

berdaya, koma, kondisi terminal, setiap waktu melaksanakan kolaborasi

dan menerima delegasi dari dokter. Sedangkan beban kerja secara

kuantitatif yaitu harus melakukan observasi pasien secara ketat selama

jam kerja, terlalu banyak variasi pekerjaan yang harus dilakukan demi

kesehatan dan keselamatan pasien, kontak langsung perawat klien

secara terus menerus selama 24 jam, jumlah pasien lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah perawat.

2.5.2 Pengukuran Beban Kerja

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban

kerja perawat ialah jumlah pasien yang dimasukkan ke unit perhari, bulan

atau tahun, kondisi pasien, rata-rata jumlah pasien menginap, kebutuhan

tindakan perawatan langsung dan tidak langsung, frekuensi masing-

masing tindakan keperawatan yang harus dilakukan, rata-rata waktu yang

diperlukan dalam melakukan suatu tindakan keperawatan (Nursalam,

2015).

Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung beban

kerja secara personel antara lain sebagai berikut (Nursalam, 2015) :

1. Work Sampling

Tehnik ini dikembangkan pada dunia industri untuk melihat beban

kerja yang dipangku oleh personel pada suatu unit, bidang maupun

jenis tenaga tertentu. Pada metode work sampling dapat diamati hal-

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

21

hal spesifik tentang pekerjaan antara lain: aktivitas apa yang sedang

dilakukan personel pada waktu jam kerja; apakah aktivitas personel

berkaitan dengan fungsi dan tugasnya pada waktu jam kerja; proporsi

waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak

produktif; dan pola beban kerja personel dikaitkan dengan waktu dan

jadwal jam kerja.

Untuk mengetahui hal-hal tersebut perlu dilakukan survei tentang

kerja personel dengan langkah-langkah sebagai berikut: menentukan

jenis personel yang akan disurvei; bila jumlah personel banyak perlu

dilakukan pemilihan sampel sebagai subjek personel yang akan

diamati dengan menggunakan metode simple random sampling untuk

mendapatkan sampel yang representatif; membuat formulir kegiatan

perawat yang dapat diklafisikan sebagai kegiatan produktif dan tidak

produktif dapat juga dikategorikan sebagai kegiatan langsung dan tidak

langsung; pengamatan kegiatan personel dilakukan dengan interval 2-

15 menit tergantung karakteristik pekerjaan yang dilakukan.

Hasil pengamatan dapat dilihat dari waktu pengamatan yang ada

apakah sudah digunakan 80% oleh responden untuk melakukan kerja

yang produktif, apabila diatas prosentase tersebut maka perlu

dipertimbangkan perekrutan tenaga baru.

2. Time And Motion Study

Pada tehnik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang

kegiatan yang dilakukan oleh personel yang sedang kita amati. Melalui

tehnik ini akan didapatkan beban kerja personel dan kualitas kerjanya.

Langkah-langkah untuk melakukan tehnik ini yaitu: menentukan

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

22

personel yang akan diamati untuk menjadi sampel dengan metode

purposive sampling; membuat formulir daftar kegiatan yang dilakukan

oleh setiap personel; daftar kegiatan tersebut kemudian

diklasifikasikan seberapa banyak personel yang melakukan kegiatan

tersebut secara baik dan rutin selama dilakukan pengamatan;

membuat klasifikasi atas kegiatan yang telah dilakukan tersebut

menjadi kegiatan medis, kegiatan keperawatan dan kegiatan

administrasi; menghitung waktu objektif yang diperlukan oleh personel

dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

Hasil output dari metode work sampling dan time and motion study

sebagai berikut: deskripsi kegiatan menurut jenis dan alokasi waktu

untuk masing-masing pekerjaan baik yang bersifat medis, perawatan

maupun administratif; kesesuain beban kerja dengan variabel lain

sesuai kebutuhan penelitian, beban kerja dapat dihubungkan dengan

jenis tenaga, umur, pendidikan, jenis kelamin atau variabel lain.

3. Daily Log

Daily log atau pencatatan kegiatan sendiri merupakan bentuk

sederhana work sampling yaitu pencatatan dilakukan sendiri oleh

personel yang diamati. Pencatatan meliputi kegiatan yang dilakukan

dan waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan tersebut.

Penggunaan ini tergantung kerja sama dan kejujuran dari personel

yang diamati. Pendekatan ini relatif lebih sederhana dan biaya murah.

Peneliti biasa membuat pedoman dan formulir isian yang dapat

dipelajari sendiri oleh informan. Sebelum dilakukan pencatatan

kegiatan penelitian menjelaskan tujuan dan cara pengisian formulir

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instalasi Gawat Daruratrepository.ub.ac.id/505/3/BAB II.pdf8 2.2 Konsep Triage 2.2.1 Pengertian Triage Triage adalah penilaian klinis secara singkat yang

23

kepada subjek personal yang diteliti, tekankan pada personel yang

diteliti yang terpenting adalah jenis kegiatan, waktu dan lama kegiatan,

sedangkan informasi personel tetap menjadi rahasia dan tidak akan

dicantumkan pada laporan penelitian. Menuliskan secara rinci kegiatan

dan waktu yang diperlukan merupakan kunci keberhasilan dari

pengamatan dengan daily log.

2.5.3 Kategori Tindakan Keperawatan

Ilyas (2011) mengkategorikan tindakan keperawatan sebagai berikut:

a. Kegiatan langsung

Semua kegiatan yang mungkin dilaksanakan oleh seorang perawat

terhadap pasien, misalnya menerima pasien, anamnesa pasien,

mengukur TTV, menolong buang ais besar, merawat luka, mengganti

luka, mengangkat jahitan, kompres, memberi suntikan / obat /

imunisasi, penyuluhan kesehatan.

b. Kegiatan tidak langsung

Setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat yang berkaitan dengan

fungsinya, tetapi tidak berkaitan langsung dengan pasien, seperti

menulis rekam medik, mencari kartu rekam medis pasien,

mengupdate data rekam medis, dokumentasi asuhan keperawatan.

c. Kegiatan tambahan

kegiatan tambahan ini bisa dikatakan kegiatan yang tidak produktif

yang berisikan kegiatan pribadi yang sama sekali tidak berhubungan

dengan pasien yaitu makan, minum, pergi ke kamar mandi atau ke

bagian organisasi rumah sakit seperti memasukkan obat.