trauma (rudapaksa) skelet

7
TRAUMA (RUDAPAKSA) SKELET Dapat berupa : 1. Fraktur : kontinuitas tulang terputus = patah tulang 2. Subluksasi : pergeseran parsial posisi tulang pembentuk artikulasio 3. Dislokasi : pergeseran total posisi tulang pembentuk artikulasio 4. Epifisiolisis : fraktur pada tulang rawan daerah epifise di mana garis fraktur melintang mengenai zone kartilago yang sedang mengalami kalsifikasi FRAKTUR Foto dibuat : - 2 posisi : AP dan lateral - Area lapangan film cukup : minimal 1 sendi (bila memungkinkan 2 sendi) jika tulang ybs berada di antara 2 sendi Indikasi : - Segera setelah terjadi fraktur (initial diagnostic) - Post reduksi dan post imobilisasi - 1-2 minggu kemudian apakah posisi tidak berubah - Sesudah 6-8 minggu pembentukan kalus - Setiap selesai dipasang gips dan perubahan traksi - Sesudah gips dilepas/pasien keluar RS Tahap penyembuhan : 1. Hematoma – pembengkakan jaringan lunak 2. Hiperemia – organisasi fibrous callus 3. Kalus tulang primer (4 minggu) 4. Resorbsi kalus tulang primer dan pembentukan kalus sekunder (± 7 minggu) 5. Remodelling – reformasi kontur tulang (gradual), normal dalam 13 mg – 18 bln Tipe fraktur : - Closed fracture Tidak menembus kulit atau berhubungan dengan lingkungan luar; simple fracture - Open fracture

Upload: grahapuspa2014

Post on 15-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TRAUMA (Rudapaksa) Skelet

TRANSCRIPT

TRAUMA (RUDAPAKSA) SKELET

TRAUMA (RUDAPAKSA) SKELETDapat berupa :

1. Fraktur : kontinuitas tulang terputus = patah tulang

2. Subluksasi: pergeseran parsial posisi tulang pembentuk artikulasio

3. Dislokasi : pergeseran total posisi tulang pembentuk artikulasio

4. Epifisiolisis : fraktur pada tulang rawan daerah epifise di mana garis fraktur melintang mengenai zone kartilago yang sedang mengalami kalsifikasi

FRAKTUR Foto dibuat :

2 posisi : AP dan lateral

Area lapangan film cukup : minimal 1 sendi (bila memungkinkan ( 2 sendi) jika tulang ybs berada di antara 2 sendi

Indikasi :

Segera setelah terjadi fraktur (initial diagnostic)

Post reduksi dan post imobilisasi

1-2 minggu kemudian ( apakah posisi tidak berubah

Sesudah 6-8 minggu ( pembentukan kalus

Setiap selesai dipasang gips dan perubahan traksi

Sesudah gips dilepas/pasien keluar RS

Tahap penyembuhan :

1. Hematoma pembengkakan jaringan lunak

2. Hiperemia organisasi fibrous callus

3. Kalus tulang primer (4 minggu)

4. Resorbsi kalus tulang primer dan pembentukan kalus sekunder ( 7 minggu)5. Remodelling reformasi kontur tulang (gradual), normal dalam 13 mg 18 bln

Tipe fraktur :

Closed fracture

Tidak menembus kulit atau berhubungan dengan lingkungan luar; simple fracture

Open fracture

Penetrasi kulit; compound fracture

Comminuted fracture

2 atau lebih fragmen tulang terpisah/hancur

Non-comminuted fracture

Penetrasi komplit pada tulang

Avulsion fracture

Ada pecahan tulang yang lepas

Impaction fracture

Salah satu fragmen fraktur masuk ke fragmen lain

Incomplete fracture

Rusak hanya pada satu sisi tulang

Green-stick fracture (pada anak-anak)

Seperti bambu dipatahkan (garis fraktur tidak lengkap), sering pada radius distal (1 garis)Arah garis fraktur :

Oblik

Biasanya pada tulang panjang, membentuk sudut 45o terhadap axis Spiral

Torsi, bersamaan dengan kompresi dan angulasi aksial

Transverse

Tegak lurus terhadap axis tulang, sering akibat tekanan dari samping; merupakan trauma patologik

Longitudinal

Akibat tekanan langsung

Jenis fraktur berdasarkan patofisiologi :

1. Fraktur akibat trauma berat (kecelakaan)

2. Fraktur spontan/patologik

Terjadi pada tulang yang sebelumnya telah mengalami proses patologik, misalnya tumor, mieloma multipel, kista, peradangan.

3. Fraktur stress/fatigue

Disebabkan oleh trauma ringan tetapi terus menerus, misalnya fraktur tibia pada penari balet, fraktur fibula pada penari jarak jauh

Sifat trauma :

Eksternal : tertabrak, jatuh

Internal : kontraksi otot yang kuat dan mendadak, misalnya serangan epilepsi, tetanus, renjatan listrik.

Fraktur pada anak-anak

Perbedaan dengan orang dewasa : tulang dalam masa pertumbuhan Paling sering di lengan bawah, sekitar siku, dan tungkai bawah

Berupa fraktur inkomplit atau green-stick trauma

Penyembuhan lebih cepat, remodelling sangat baik

Fraktur radius bagian distal

Fraktur Colles : angulasi ke posterior, dislokasi ke posterior dan deviasi fragmen distal ke radial. Dapat bersifat kominutiva. Dapat disertai fraktur prosesus stiloid ulna Fraktur Smith : angulasi atau dislokasi fragmen distal ke volerFraktur tulang navikulare manus

Sifat umum pada tulang-tulang yang terdiri atas tulng spongiosa yang banyak dengan korteks tipis : sukar melihat garis fraktur dan pembentukan reaksi periosteal minim/tidak ada Biasanya lebih mudah dilihat setelah beberapa hari Dapat menimbulkan gangguan peredaran darah ( nekrosis avaskulerFraktur metakarpal

Sering terjadi Fraktur distal metakarpal V seringkali terjadi setelah meninjuFraktur dislokasi siku

Fraktur salah satu/lebih tulang sekitar sendi siku dengan dislokasi sendi siku Disebabkan trauma beratFraktur klavikula

Merupakan salah satu fraktur paling sering pada anak-anak, dewasa, bahkan neonatus Lokasi paling sering di 2/4 medialDislokasi sendi bahu

Dislokasi anterior (subkorakoid) : kaput humeri keluar dari fossa glenoidalis dan berada di bawah prosesus korakoid Dislokasi posterior (subakromial) : jarang terjadi dan agak sulit dilihat pada foto AP. Tampak kaput humeri berbentuk bulat dan permukaan kaput tidak sejajar dengan fossa glenoidalis. Biasanya karena spasme otot yang kuat. Sebaiknya dibuat foto aksial selain foto APFraktur pelvis

Biasanya karena kecelakaan lalu lintas atau pada pekerja industri Kelainan pada jaringan lunak seringkali lebih parah daripada fraktur itu sendiri Fraktur stabil : tidak menyebabkan terputusnya cincin pelvis atau cincin terputus hanya pada satu tempat saja Fraktur tidak stabil : terputus pada 2 atau lebih tempat di mana salah satu berada di atas sendi panggul Komplikasi : perdarahan, ruptur buli-buli, uretra, rektum, atau vagina Kadang-kadang susah dilihat pada foto, terutama bila banyak udara dan tinja dalam kolonDislokasi sendi panggul

Dislokasi posterior : paling sering Dislokasi anterior : jarang, akibat abduksi berlebihan Dislokasi sentral : dengan fraktur asetabulumFraktur dislokasi sendi panggul (asetabulum)

Dibagi jadi 4 tipe : fraktur rima posterior, fraktur pars ilio-iskial, fraktur transversal, fraktur pars ilio-pubik Kaput femoris cenderung mengalami subluksasi atau dislokasiFraktur patella Fraktur kominutiva : disebabkan trauma langsung Fraktur transversal : disebabkan kontraksi otot kuadriseps femoris Fraktur vertikal : kadang hanya dapat dilihat pada foto aksialFraktur dan dislokasi pada pergelangan kaki

Banyak fraktur pada sendi pergelangan kaki disertai subluksasi atau dislokasi (fraktur Pott) Klasifikasi Lauge-Hansen : tipe adduksi, tipe adduksi dan rotasi eksternal, tipe abduksi, tipe abduksi dan rotasi eksternal (paling sering), tipe kompresi vertikalTrauma tulang servikal

Stabilitas : tetap utuhnya komponen ligamento-skeletal pada saat terjadinya trauma ( memungkinkan tidak terjadi pergeseran satu segmen tulang leher terhadap tulang lainnya

Trauma hiperfleksi : Subluksasi anterior : terjadi robekan pada sebagian ligamen di posterior, ligamen longitudinal anterior utuh Termasuk lesi stabil

Kifosis lokal pada tempat kerusakan ligamen

Jarak melebar antara prosesus spinosus

Subluksasi sendi apofiseal

Bilateral interfacetal dislocation : terjadi robekan pada ligamen longitudinal anterior dan kumpulan ligamen di posterior

Lesi tidak stabil

Dislokasi anterior korpus vertebra

Dislokasi total sendi apofiseal

Flexion tear drop fracture dislocation : tenaga fleksi murni + kompresi ( robekan ligamen longitudinal anterior dan kumpulan ligamen posterior disertai fraktur avulsi pada antero-inferior korpus vertebra

Lesi tidak stabil

Tulang servikal dalam fleksi

Fragmen tulang berbentuk segitiga pada antero-inferior korpus vertebra

Pembengkakan jaringan lunak paravertebral

Wedge fracture : vertebra terjepit sehingga berbentuk baji

Les stabil (ligamen utuh)

Clay shovelers fracture : fleksi tulang leher; kontraksi ligamen posterior ( fraktur oblik pada prosesus spinosus Trauma fleksi-rotasi

Dislokasi interfacetal pada satu sisi

Lesi stabil, walaupun terjadi kerusakan ligamen posterior

Dislokasi anterior korpus vertebra

Trauma hiperekstensi

Fraktur dislokasi hiperekstensi : fraktur pedikel, prosesus artikularis, lamina atau prosesus spinosus.

Fraktur avulsi korpus bagian postero-inferior.

Lesi tidak stabil

Hangmans fracture : fraktur arkus bilateral dan dislokasi anterior C2 terhadap C3

Trauma ekstensi-rotasi : fraktur pada prosesus artikularis satu sisi

Trauma kompresi vertikal : akibat diteruskannya tenaga trauma melalui kepala, kondilus oksipitalis, ke tulang leher

Trauma tulang torakal dan lumbal

Rutin : proyeksi AP dan lateral Daerah vertebra torakal bagian atas dan tengah : Fraktur jarang terjadi, kecuali bila trauma berat atau ada osteoporosis Kanalis spinalis sempit ( kelainan neurologik Mekanisme : kompresi, trauma langsung Foto AP : pelebaran bayangan mediastinum (hematom paravertebral) Daerah torakolumbal dan lumbal :

Mekanisme : fleksi, ekstensi, rotasi, kompresi vertikal

Trauma fleksi paling sering dan menimbulkan fraktur kompresi

Trauma rotasi sering pada T10-L1 dan dapat menimbulkan fraktur dislokasi disebabkan kerusakan elemen posterior vertebra

Seat-belt injury pada pengendara mobil bila kendaraan yang melaju cepat mendadak direm. Trauma terjadi karena fleksi vertebra dan menyebabkan kerusakan elemen posterior vertebra.

Trauma tengkorak

Fraktur impresi (depressed fracture) Disertai kerusakan jaringan otak Terlihat sebagai garis atau 2 garis sejajar dengan densitas tinggi Penting foto tangensial untuk konfirmasi dan menentukan dalamnya impresi Fraktur linier Harus dibedakan dengan sutura dan pembuluh darah, biasanya lebih radiolusen dan arah tidak teratur Paling sering daerah parietal

Fraktur diastasis (traumatic suture separation)

Sering pada anak-anak

Terlihat sebagai pelebaran sutura

Fraktur pada dasar tengkorak seringkali sukar dilihat

Sebaiknya di samping foto basis kranii dibuat juga foto lateral dengan pasien telentang dan sinar horizontal

Air-fluid level pada sinus sphenoid menunjukkan adanya fraktur basis kranii