trauma (rudapaksa) skelet
DESCRIPTION
TRAUMA (Rudapaksa) SkeletTRANSCRIPT
TRAUMA (RUDAPAKSA) SKELET
TRAUMA (RUDAPAKSA) SKELETDapat berupa :
1. Fraktur : kontinuitas tulang terputus = patah tulang
2. Subluksasi: pergeseran parsial posisi tulang pembentuk artikulasio
3. Dislokasi : pergeseran total posisi tulang pembentuk artikulasio
4. Epifisiolisis : fraktur pada tulang rawan daerah epifise di mana garis fraktur melintang mengenai zone kartilago yang sedang mengalami kalsifikasi
FRAKTUR Foto dibuat :
2 posisi : AP dan lateral
Area lapangan film cukup : minimal 1 sendi (bila memungkinkan ( 2 sendi) jika tulang ybs berada di antara 2 sendi
Indikasi :
Segera setelah terjadi fraktur (initial diagnostic)
Post reduksi dan post imobilisasi
1-2 minggu kemudian ( apakah posisi tidak berubah
Sesudah 6-8 minggu ( pembentukan kalus
Setiap selesai dipasang gips dan perubahan traksi
Sesudah gips dilepas/pasien keluar RS
Tahap penyembuhan :
1. Hematoma pembengkakan jaringan lunak
2. Hiperemia organisasi fibrous callus
3. Kalus tulang primer (4 minggu)
4. Resorbsi kalus tulang primer dan pembentukan kalus sekunder ( 7 minggu)5. Remodelling reformasi kontur tulang (gradual), normal dalam 13 mg 18 bln
Tipe fraktur :
Closed fracture
Tidak menembus kulit atau berhubungan dengan lingkungan luar; simple fracture
Open fracture
Penetrasi kulit; compound fracture
Comminuted fracture
2 atau lebih fragmen tulang terpisah/hancur
Non-comminuted fracture
Penetrasi komplit pada tulang
Avulsion fracture
Ada pecahan tulang yang lepas
Impaction fracture
Salah satu fragmen fraktur masuk ke fragmen lain
Incomplete fracture
Rusak hanya pada satu sisi tulang
Green-stick fracture (pada anak-anak)
Seperti bambu dipatahkan (garis fraktur tidak lengkap), sering pada radius distal (1 garis)Arah garis fraktur :
Oblik
Biasanya pada tulang panjang, membentuk sudut 45o terhadap axis Spiral
Torsi, bersamaan dengan kompresi dan angulasi aksial
Transverse
Tegak lurus terhadap axis tulang, sering akibat tekanan dari samping; merupakan trauma patologik
Longitudinal
Akibat tekanan langsung
Jenis fraktur berdasarkan patofisiologi :
1. Fraktur akibat trauma berat (kecelakaan)
2. Fraktur spontan/patologik
Terjadi pada tulang yang sebelumnya telah mengalami proses patologik, misalnya tumor, mieloma multipel, kista, peradangan.
3. Fraktur stress/fatigue
Disebabkan oleh trauma ringan tetapi terus menerus, misalnya fraktur tibia pada penari balet, fraktur fibula pada penari jarak jauh
Sifat trauma :
Eksternal : tertabrak, jatuh
Internal : kontraksi otot yang kuat dan mendadak, misalnya serangan epilepsi, tetanus, renjatan listrik.
Fraktur pada anak-anak
Perbedaan dengan orang dewasa : tulang dalam masa pertumbuhan Paling sering di lengan bawah, sekitar siku, dan tungkai bawah
Berupa fraktur inkomplit atau green-stick trauma
Penyembuhan lebih cepat, remodelling sangat baik
Fraktur radius bagian distal
Fraktur Colles : angulasi ke posterior, dislokasi ke posterior dan deviasi fragmen distal ke radial. Dapat bersifat kominutiva. Dapat disertai fraktur prosesus stiloid ulna Fraktur Smith : angulasi atau dislokasi fragmen distal ke volerFraktur tulang navikulare manus
Sifat umum pada tulang-tulang yang terdiri atas tulng spongiosa yang banyak dengan korteks tipis : sukar melihat garis fraktur dan pembentukan reaksi periosteal minim/tidak ada Biasanya lebih mudah dilihat setelah beberapa hari Dapat menimbulkan gangguan peredaran darah ( nekrosis avaskulerFraktur metakarpal
Sering terjadi Fraktur distal metakarpal V seringkali terjadi setelah meninjuFraktur dislokasi siku
Fraktur salah satu/lebih tulang sekitar sendi siku dengan dislokasi sendi siku Disebabkan trauma beratFraktur klavikula
Merupakan salah satu fraktur paling sering pada anak-anak, dewasa, bahkan neonatus Lokasi paling sering di 2/4 medialDislokasi sendi bahu
Dislokasi anterior (subkorakoid) : kaput humeri keluar dari fossa glenoidalis dan berada di bawah prosesus korakoid Dislokasi posterior (subakromial) : jarang terjadi dan agak sulit dilihat pada foto AP. Tampak kaput humeri berbentuk bulat dan permukaan kaput tidak sejajar dengan fossa glenoidalis. Biasanya karena spasme otot yang kuat. Sebaiknya dibuat foto aksial selain foto APFraktur pelvis
Biasanya karena kecelakaan lalu lintas atau pada pekerja industri Kelainan pada jaringan lunak seringkali lebih parah daripada fraktur itu sendiri Fraktur stabil : tidak menyebabkan terputusnya cincin pelvis atau cincin terputus hanya pada satu tempat saja Fraktur tidak stabil : terputus pada 2 atau lebih tempat di mana salah satu berada di atas sendi panggul Komplikasi : perdarahan, ruptur buli-buli, uretra, rektum, atau vagina Kadang-kadang susah dilihat pada foto, terutama bila banyak udara dan tinja dalam kolonDislokasi sendi panggul
Dislokasi posterior : paling sering Dislokasi anterior : jarang, akibat abduksi berlebihan Dislokasi sentral : dengan fraktur asetabulumFraktur dislokasi sendi panggul (asetabulum)
Dibagi jadi 4 tipe : fraktur rima posterior, fraktur pars ilio-iskial, fraktur transversal, fraktur pars ilio-pubik Kaput femoris cenderung mengalami subluksasi atau dislokasiFraktur patella Fraktur kominutiva : disebabkan trauma langsung Fraktur transversal : disebabkan kontraksi otot kuadriseps femoris Fraktur vertikal : kadang hanya dapat dilihat pada foto aksialFraktur dan dislokasi pada pergelangan kaki
Banyak fraktur pada sendi pergelangan kaki disertai subluksasi atau dislokasi (fraktur Pott) Klasifikasi Lauge-Hansen : tipe adduksi, tipe adduksi dan rotasi eksternal, tipe abduksi, tipe abduksi dan rotasi eksternal (paling sering), tipe kompresi vertikalTrauma tulang servikal
Stabilitas : tetap utuhnya komponen ligamento-skeletal pada saat terjadinya trauma ( memungkinkan tidak terjadi pergeseran satu segmen tulang leher terhadap tulang lainnya
Trauma hiperfleksi : Subluksasi anterior : terjadi robekan pada sebagian ligamen di posterior, ligamen longitudinal anterior utuh Termasuk lesi stabil
Kifosis lokal pada tempat kerusakan ligamen
Jarak melebar antara prosesus spinosus
Subluksasi sendi apofiseal
Bilateral interfacetal dislocation : terjadi robekan pada ligamen longitudinal anterior dan kumpulan ligamen di posterior
Lesi tidak stabil
Dislokasi anterior korpus vertebra
Dislokasi total sendi apofiseal
Flexion tear drop fracture dislocation : tenaga fleksi murni + kompresi ( robekan ligamen longitudinal anterior dan kumpulan ligamen posterior disertai fraktur avulsi pada antero-inferior korpus vertebra
Lesi tidak stabil
Tulang servikal dalam fleksi
Fragmen tulang berbentuk segitiga pada antero-inferior korpus vertebra
Pembengkakan jaringan lunak paravertebral
Wedge fracture : vertebra terjepit sehingga berbentuk baji
Les stabil (ligamen utuh)
Clay shovelers fracture : fleksi tulang leher; kontraksi ligamen posterior ( fraktur oblik pada prosesus spinosus Trauma fleksi-rotasi
Dislokasi interfacetal pada satu sisi
Lesi stabil, walaupun terjadi kerusakan ligamen posterior
Dislokasi anterior korpus vertebra
Trauma hiperekstensi
Fraktur dislokasi hiperekstensi : fraktur pedikel, prosesus artikularis, lamina atau prosesus spinosus.
Fraktur avulsi korpus bagian postero-inferior.
Lesi tidak stabil
Hangmans fracture : fraktur arkus bilateral dan dislokasi anterior C2 terhadap C3
Trauma ekstensi-rotasi : fraktur pada prosesus artikularis satu sisi
Trauma kompresi vertikal : akibat diteruskannya tenaga trauma melalui kepala, kondilus oksipitalis, ke tulang leher
Trauma tulang torakal dan lumbal
Rutin : proyeksi AP dan lateral Daerah vertebra torakal bagian atas dan tengah : Fraktur jarang terjadi, kecuali bila trauma berat atau ada osteoporosis Kanalis spinalis sempit ( kelainan neurologik Mekanisme : kompresi, trauma langsung Foto AP : pelebaran bayangan mediastinum (hematom paravertebral) Daerah torakolumbal dan lumbal :
Mekanisme : fleksi, ekstensi, rotasi, kompresi vertikal
Trauma fleksi paling sering dan menimbulkan fraktur kompresi
Trauma rotasi sering pada T10-L1 dan dapat menimbulkan fraktur dislokasi disebabkan kerusakan elemen posterior vertebra
Seat-belt injury pada pengendara mobil bila kendaraan yang melaju cepat mendadak direm. Trauma terjadi karena fleksi vertebra dan menyebabkan kerusakan elemen posterior vertebra.
Trauma tengkorak
Fraktur impresi (depressed fracture) Disertai kerusakan jaringan otak Terlihat sebagai garis atau 2 garis sejajar dengan densitas tinggi Penting foto tangensial untuk konfirmasi dan menentukan dalamnya impresi Fraktur linier Harus dibedakan dengan sutura dan pembuluh darah, biasanya lebih radiolusen dan arah tidak teratur Paling sering daerah parietal
Fraktur diastasis (traumatic suture separation)
Sering pada anak-anak
Terlihat sebagai pelebaran sutura
Fraktur pada dasar tengkorak seringkali sukar dilihat
Sebaiknya di samping foto basis kranii dibuat juga foto lateral dengan pasien telentang dan sinar horizontal
Air-fluid level pada sinus sphenoid menunjukkan adanya fraktur basis kranii