transmitter

9
TRANSMITTER Transmitter adalah alat yang digunakan untuk mengubah perubahan sensing element dari sebuah sensor menjadi sinyal yang mampu diterjemahkan oleh controller. Sinyal untuk mentransmisikan ini ada dua macam yaitu pneumatic dan electric. Sistem transmisi pneumatic adalah transmisi menggunakan udara bertekanan untuk mengirimkan sinyal. Besar tekanan udara yang digunakan adalah sekitar 3-15 psi. Sistem ini adalah system lama sebelum kemunculan era elektrik. Sistem transmisi elektronik adalah transmisi menggunakan sinyal elektrik untuk mengirimkan sinyal. Range yang digunakan untuk transmisi ini adalah 4-20mA dan 1-5 VDC. Transmitter sendiri ada yang berfungsi sebagai pengirim sinyal saja, atau ada juga yang mengkonversi besaran yang diinginkan. Selain ditransmisikan ke controller (control room), transmitter juga memiliki display di lapangan yang digunakan untuk pengecekan secara manual. Biasanya besaran yang ditunjukkan di lapangan adalah berapa persen dari tekanan. Dari situ bisa dikonversikan menjadi berapa flowrate (jika mengukur flow) atau berapa level (jika mengukur kedalaman), dsb. Ada juga transmitter yang kemunculan nilai besarannya sudah berupa besaran yang diinginkan misalkan mengukur flow dengan differential pressure. Pada transmitter bisa langsung menunjukkan berapa besar flownya, bukan berapa besar differential pressurenya. Semakin baru teknologi

Upload: wikiwikpunana-uyuun

Post on 04-Dec-2014

3.900 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Transmitter

TRANSMITTER

Transmitter adalah alat yang digunakan untuk mengubah perubahan sensing element dari sebuah

sensor menjadi sinyal yang mampu diterjemahkan oleh controller. Sinyal untuk mentransmisikan

ini ada dua macam yaitu pneumatic dan electric. Sistem transmisi pneumatic adalah transmisi

menggunakan udara bertekanan untuk mengirimkan sinyal. Besar tekanan udara yang digunakan

adalah sekitar 3-15 psi. Sistem ini adalah system lama sebelum kemunculan era elektrik. Sistem

transmisi elektronik adalah transmisi menggunakan sinyal elektrik untuk mengirimkan sinyal.

Range yang digunakan untuk transmisi ini adalah 4-20mA dan 1-5 VDC. 

Transmitter sendiri ada yang berfungsi sebagai pengirim sinyal saja, atau ada juga yang

mengkonversi besaran yang diinginkan. Selain ditransmisikan ke controller (control room),

transmitter juga memiliki display di lapangan yang digunakan untuk pengecekan secara manual.

Biasanya besaran yang ditunjukkan di lapangan adalah berapa persen dari tekanan. Dari situ bisa

dikonversikan menjadi berapa flowrate (jika mengukur flow) atau berapa level (jika mengukur

kedalaman), dsb. Ada juga transmitter yang kemunculan nilai besarannya sudah berupa besaran

yang diinginkan misalkan mengukur flow dengan differential pressure. Pada transmitter bisa

langsung menunjukkan berapa besar flownya, bukan berapa besar differential pressurenya.

Semakin baru teknologi yang digunakan maka semakin bagus juga performa dari transmitter

tersebut.

Untuk mentransmisikan sinyal dari transmitter ke control room, transmitter melakukan

pengkondisian sinyal terlebih dahulu agar sesuai dengan spesifikasi (tegangannya, arusnya).

Transmisi yang digunakan untuk pengiriman sinyal, seperti yang sudah disebutkan sebelum, ada

pneumatic dan elektrik. Perbedaan dari kedua transmisi tersebut adalah:

Pneumatic Electric

Transmisi dengan udara bertekanan Transmisi dengan sinyal listrik

Jalur transmisi dengan tube Jalur transmisi dengan kabel biasa

Respon lambat Respon cepat

Butuh control room besar Lebih compact

Page 2: Transmitter

Perawatan lebih mahal Perawatan relative lebih murah (jarang rusak)

Cara Kerja Transmitter Pneumatic

Pada transmisi pneumatic, sensing element berperan sebagai sensor untuk mendeteksi suatu

besaran dengan metode tertentu. Dengan system udara bertekanan, sensing element tersebut

meng-adjust flapper dan nozzle akan menyesuaikan posisi flapper. Dari tekanan nozzle ini bisa

ditentukan posisi transmitter sedang on (1) atau off (0). Ada juga yang berfungsi seperti variable

yaitu bisa meng-adjust seberapa persen besar kecilnya nilai tekanan. Dari tekanan tersebut sudah

bisa terlihat outputnya memiliki tekanan berapa. Tekanan itulah yang akan dikirim melalui

tubing transmission ke control room. Jika control roomnya masih pneumatic, maka digunakan

instrument-instrument pneumatic yang ukurannya besar dan masih kuno. Jika system controlnya

sudah elektrik, maka digunakan converter P/I (pressure to Electric) untuk dikirimkan ke DCS.

Selanjutnya dari control system, sinyal akan dikirim ke lapangan untuk mengontrol sesuatu

(missal valve). Jika menggunakan system control elektrik dan transmisi pneumatic, maka harus

ada converter I/P (Electric to Pressure). Jika system control menggunakan pneumatic, tinggal

diputar-putar saja controllernya maka sinyal langsung ditransmisi ke lapangan dan

menggerakkan valve.

Page 3: Transmitter

Level Transmitter Electric

Pada transmisi elektrik, cara kerjanya lebih simple. Jalur transmisi sudah menggunakan kabel.

Dari transmitter dikirim ke control room dengan kabel. Control system yang digunakan pada

system elektrik biasanya DCS. Sebelum masuk DCS, jalur transmisi tersebut masuk ke panel box

sebagai interkoneksi antara lapangan dengan control room. Dengan DCS, semua bisa dikontrol

melalui layar monitor. Sistemnya sudah terintegrasi dan memiliki respon yang cepat.

TRANSDUCER

Transducer adalah suatu alat/device yang berfungsi merubah suatu besaran / energi

ke bentuk besaran / energi yang lain. Contoh : strain gauge, thermoelement (RTD

atau thermocouple), piezoelectric, sensor module pada pressure tx (berisi diaph,

liq filled, dan capasitor), dll. Sensor module pada press. tx berfungsi merubah

tekanan menjadi kapasitansi, RTD merubah temperature menjadi resistansi, dan

seterusnya.

Karena keluaran / output dari transduser tertentu adalah suatu bentuk

besaran/energi yang tidak mungkin di transmisikan karena alasan akurasi maka

dibuatlah transmitter, transmitter ini berfungsi untuk memperkuat dan

mengkondisikan signal keluaran transducer agar bisa ditransmisikan melalui media

tertentu (electric/pneumatic) tanpa mengganggu akurasi bacaannya. Adalah tidak

mungkin mentransmisikan signal output dari sensor module yang berupa kapasitansi

melalui kabel ke control room atau tempat lain, karena banyak faktor yang dapat

mempengaruhi akurasi dari signal yang di transmisikannya, di dalam kabel ada

kapasitansi dan induktansi. Tetapi ada beberapa transducer yang dapat langsung

mentransmisikan signalnya seperti RTD dan thermocouple dengan akurasi yang dapat

diterima.

Dalam istilah sehari2 pressure transmitter terdiri dari pressure transducer dan

electronic card berfungsi sebagai transmitter dalam bentuk yang compact.

Page 4: Transmitter

Transduser (Inggris: transducer) adalah sebuah alat yang mengubah satu bentuk daya menjadi

bentuk daya lainnya untuk berbagai tujuan termasuk pengubahan ukuran atau informasi

(misalnya, sensor tekanan). Transduser bisa berupa peralatan listrik, elektronik, elektromekanik,

elektromagnetik, fotonik, atau fotovoltaik. Dalam pengertian yang lebih luas, transduser kadang-

kadang juga didefinisikan sebagai suatu peralatan yang mengubah suatu bentuk sinyal menjadi

bentuk sinyal lainnya.Contoh yang umum adalah pengeras suara (audio speaker), yang

mengubah beragam voltase listrik yang berupa musik atau pidato, menjadi vibrasi mekanis.

Contoh lain adalah mikrofon, yang mengubah suara kita, bunyi, atau energi akustik menjadi

sinyal atau energi listrik.

Suatu definisai mengatakan “transducer adalah sebuah alat yang bila digerakkan oleh energi di

dalam sebuah sitem transmisi, menyalusrkan energi dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk

yang berlainan ke sistem transmisi kedua”. Transmisi kedua ini bisa listrik, mekanik, kimia,

optik (radiasi) atau termal (panas).

Sebagai contoh, definisi transducer yang luas ini mencakup alat-alat yang mengubah gaya atau

perpindahan mekanis menjadi sinyal listrik. Alat-alat ini membentuk kelompok transducer yang

sangat besar dan sangat penting yang lazim ditemukan dalam instrumentasi industri; dan ahli

instrumentasi terutama berurusan dengan jenis pengubahan energi ini. Banyak parameter fisis

lainnya (seperti panas, intensitas cahaya, kelembaban) juga dapt diubah menjadi energi listrik

dengan menggunakan transducer. Transducer-transducer ini memberikan sebuah sinyal keluaran

bila diransang oleh sebuah masukan yang bukan mekanis; sebuah transmistor bereaksi terhadap

variasi temperatur; sebuah fotosel bereaksi terhadap perubahan intensitas cahaya; sebuah berkas

elektron terhadap efek-efek maknetik, dan lain-lain. Namun dalam semua hal, keluaran elektris

yang diukur menurut metoda standar memberikan besarnya besaran masukan dalam bentuk

ukuran elektris analog.

Transducer dapat dikelompokan berdasakan pemakaiannya, metoda pengubahan energi, sifat

dasar sinyal keluaran dan lain-lain. Tabel dibawah menunjukan suatu pengelompokan transducer

berdasarkan prinsip listrik yang tersangkut. Bagian pertama tabel tersebut memberi daftar

transducer yang memberikan daya luar. Ini adalah transducer pasif, yang memberi tambahan

dalam sebuah parameter listrik seperti halnya tahanan, kapasitansi dan lain-lain yang dapat

Page 5: Transmitter

diukur sebagai suatu perubahan tegangan atau kuat arus. Kategori berikutnya adalah transducer

jenis pembangkit sendiri, yang menghasilkan suatu tegangan atau arus analog bila dirangsang

dengan suatu bentuk fisis energi. Transducer pembangkit sendiri tidak memerlukan daya dari

luar.

PLC

PLC (Programmable Logic Controller) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh Richard E.

Morley yang merupakan pendiri Modicon Corporation. Menurut National Electrical Manufacturing

Assosiation (NEMA) PLC didefinisikan sebagasi suatu perangkat elektronik digital dengan memori yang

dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi yang menjalankan fungsi-fungsi spesifik seperti:

logika, sekuen, timing, counting, dan aritmatika untuk mengontrol suatu mesin industri atau proses

industri sesuai dengan yang diinginkan. PLC mampu mengerjakan suatu proses terus menerus sesuai

variabel masukan dan memberikan keputusan sesuai keinginan pemrograman sehingga nilai keluaran

tetap terkontrol.

PLC merupakan “komputer khusus” untuk aplikasi dalam industri, untuk memonitor proses, dan

untuk menggantikan hard wiring control dan memiliki bahasa pemrograman sendiri. Akan tetapi

PLC tidak sama akan personal computer karena PLC dirancang untuk instalasi dan perawatan

oleh teknisi dan ahli listrik di industri yang tidak harus mempunyai skill elektronika yang tinggi

dan memberikan fleksibilitas kontrol berdasarkan eksekusi instruksi logika. Karena itulah PLC

semakin hari semakin berkembang baik dari segi jumlah input dan output, jumlah memory yang

tersedia, kecepatan, komunikasi antar PLC dan cara atau teknik pemrograman. Hampir segala

macam proses produksi di bidang industri dapat diotomasi dengan menggunakan PLC.

Kecepatan dan akurasi dari operasi bisa meningkat jauh lebih baik menggunakan sistem kontrol

ini. Keunggulan dari PLC adalah kemampuannya untuk mengubah dan meniru proses operasi di

saat yang bersamaan dengan komunikasi dan pengumpulan informasi-informasi vital.

Page 6: Transmitter

Operasi pada PLC terdiri dari empat bagian penting:

1. pengamatan nilai input

2. menjalankan program

3. memberikan nilai output

4. pengendalian

Dari kelebihan diatas PLC juga memiliki kekurangan antara lain yang sering disoroti adalah

bahwa untuk memrogram suatu PLC dibutuhkan seseorang yang ahli dan sangat mengerti

dengan apa yang dibutuhkan pabrik dan mengerti tentang keamanan atau safety yang harus

dipenuhi. Sementara itu orang yang terlatih seperti itu cukup jarang dan pada pemrogramannya

harus dilakukan langsung ke tempat dimana server yang terhubung ke PLC berada, sementara itu

tidak jarang letak main computer itu di tempat-tempat yang berbahaya. Oleh karena itu

diperlukan suatu perangkat yang mampu mengamati, meng-edit serta menjalankan program dari

jarak jauh.