transaminase
TRANSCRIPT
I. PENGANTAR
Reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologis selalu melibatkan
katalis. Katalis ini dikenal sebagai katalis biologis (biokatalisator) berupa
protein yang sangat spesifik yang disebut enzim (Winarno, 1986),
merupakan katalis yang sedang dikembangkan dalam industri kimia.
Pengembangan katalis biologis ditujukan untuk mengurangi konsumsi
energi proses serta menghilangkan terikutnya senyawa-senyawa pengotor
dalam produk suatu proses. Katalis ini digunakan sebaga alternatif katalis
anorganik seperti natrium, kalium atau kalsium hidroksida. Enzim
merupakan biokatalisator yang sangat efektif yang akan meningkatkan
kecepatan reaksi kimia spesifik secara nyata, dimana reaksi ini tanpa
enzim akan berlangsung lambat (Lehninger, 1995). Sifat-sifat istimewa
enzim adalah kapasitas katalitik dan spesifisitasnya yang sangat tinggi.
Disamping itu enzim mempunyai peran dalam transformasi berbagai jenis
energi (Winarno,1986). Enzim Transferase merupakan salah satu
klasifikasi enzim secara Internasional berdasarkan reaksi yang dikatalisis.
Salah satu contoh dari enzim transferase adalah enzim transaminase.
Enzim transaminase atau disebut juga aminotransferase berfungsi
mengkatalisis pemindahan gugus amin dari satu asam amino ke senyawa
lain. Enzim aminotransferase dalam tubuh masuk ke dalam golongan
enzim plasma non fungsional yang bekerjanya tidak di dalam darah.
Kadarnya jauh lebih rendah dari jaringan sehingga dapat membantu
diagnostik dan prognostik klinik yang berharga.
Transaminase termasuk golongan enzim DESMOLASE yaitu Enzim-
enzim yang memutuskan ikatan-ikatan C-C, C-N dan beberapa ikatan
lainnya. Transaminase yaitu enzim yang memindahkan gugusan amine
dari suatu asam amino ke suatu asam organik sehingga yang terakhir ini
berubah menjadi suatu asam amino. Enzim transaminase dalam tubuh
adalah SGOT (Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase) dan
SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase) yang erat kaitannya
dengan analisa gangguan kerja organ hati/hepar. Pemeriksaan SGPT
adalah indikator yang lebih sensitif terhadap kerusakan hati dibanding
SGOT. Hal ini dikarenakan enzim GPT sumber utamanya di hati,
sedangkan enzim GOT banyak terdapat pada jaringan terutama jantung,
otot rangka, ginjal dan otak.
Enzim aspartat aminotransferase (AST) disebut juga serum glutamat
oksaloasetat transaminase (SGOT) merupakan enzim mitokondria yang
berfungsi mengkatalisis pemindahan bolak-balik gugus amino dari asam
aspartat ke asam α-oksaloasetat membentuk asam glutamat dan
oksaloasetat (Price & Wilson,1995). Enzim GOT dan GPT mencerminkan
keutuhan atau intergrasi sel-sel hati. Adanya peningkatan enzim hati
tersebut dapat mencerminkan tingkat kerusakan sel-sel hati. Makin tinggi
peningkatan kadar enzim GPT dan GOT, semakin tinggi tingkat kerusakan
sel-sel hati (Cahyono 2009). Kerusakan membran sel menyebabkan enzim
Glutamat Oksaloasetat Transaminase (GOT) keluar dari sitoplasma sel
yang rusak, dan jumlahnya meningkat di dalam darah. Sehingga dapat
dijadikan indikator kerusakan hati (Ronald et al. 2004). Enzim GOT dan
GPT mencerminkan keutuhan atau intergrasi sel-sel hati. Adanya
peningkatan enzim hati tersebut dapat mencerminkan tingkat kerusakan
sel-sel hati. Makin tinggi peningkatan kadar enzim GPT dan GOT,
semakin tinggi tingkat kerusakan sel-sel hati. Namun bukan berarti bahwa
peningkatan enzim tersebut sudah pasti mencerminkan kelainan hati.
Karena enzim GPT dan GOT juga diproduksi oleh organ lain seperti sel
jantung, otot, ginjal, dan limpa. Namun demikian, kebanyakan penyebab
peningkatan enzim GPT dan GOT adalah karena gangguan sel-sel hati
(Cahyono 2009).
Menurut Samad, salah satu fungsi dari enzim GOT adalah sebagai
bahan diagnosa dan evaluasi penyakit hati dan penyakit jantung dan
memantau efek obat yang hepatotoksik dan nefrotoksik. sedangkan fungsi
enzim GPT adalah sebagai indikator kerusakan sel hati, memantau efek
obat yang hepatotoksik, membedakan ikterus hemolitik dengan ikterus
karena penyakit hati.
Diantara kedua enzim ini, enzim GOT lebih cocok untuk
mendiagnosis kerusakan jantung. Meskipun peningkatan level GPT dapat
juga berhubungan dengan kerusakan jantung, otot skeletal dan liver
parenkim tetapi enzim GPT lebih cocok untuk menganalisis kerusakan
jantung. Pengukuran paralel dari GPT dan GOT berguna untuk
membedakan diagnosis dari penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
hati (Sari dan Anriani 2011).
Cahyono JBSB. 2009. Hepatitis A. Yogyakarta : Kanisius yogyakarta
Price, A.S. dan Wilson, M.L., 1995, Patofisiologi Konsep Klinik
Proses-Proses Penyakit, EGC, Jakarta.
Ronald et al. 2004. Tinjauan Kilis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Jakarta: EGC
Lehninger, 1995, Biokimia Dasar, Erlangga, Jakarta
Winarno, F.G., (1986), Enzim Pangan, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Essig, M.G., 2008, Alanine Aminotransferase,
http://www.webmd.com, diakses tanggal 14 mei 2011
Green, D. E., Leloir, L. F. & Nocito, V. (1945). J. biol.
Chem. 161, 559.
Wilson, A. N. & Harris, S. A. (1951). J. Amer. chem. Soc.
73, 4693.
II. KOMPONEN SISI AKTIF DAN MEKANISME KERJA
Piridoksal fosfat (PLP) adalah bentuk dari piridoksin (vitamin B6) yang
teraktivasi oleh energi yang bersal dari gugus fosfat terikat pada atom karbon
kelima. PLP berperan penting sebagai koenzim atau senyawa organik pengaktif
enzim pada enzim-enzim transferase, termasuk enzim transaminase.
Piridoksin atau vitamin B6 terdiri dari tiga senyawa yang berhubungan erat,
yaitu peridoksin, piridoksal dan piridoksamin. Ketiganya tersebar luas di alam
baik pada hewan maupun tumbuhan. Padi-padian termasuk sumber yang sangat
kaya vitamin B6.
Bentuk aktif vitamin B6 :
Bentuk aktif dari vitamin B6 adalah peridoksal fosfat, yang selalu terdapat
dalam bentuk aminopiridoksumin fosfat, yang berfungsi sebagai gugus prostetik
sejumlah enzim yang mengkatalisis reaksi mentabalisme asam amino,
transaminasi, dekarboksilasi dan rasemisasi. Walaupun reaksi-reaksi ini dikatalisis
oleh enzim yang berlainan, tetapi koenzimnya sama yaitu piridoksal fosfat.
HO
CH2OH
CH2OH
H3C N
HO
CHO
CH2OH
H3C N
HO
CH2NH2
CH2OH
H3C N
Piridoksin Piridoksal Pitidoksamin
HO
CH2OH
H3C N
CH2OH HO
CH2OH
H3C N
CH2 O P
O
O
OH
MgADPMgATP
Piridoksal Kinase
PIridoksal Piridoksal fosfat
HO
CHO
H3C N
CH2 O
O-
P O- HO
CH2-NH2
H3C N
CH2 O
O-
P
O
O-
Glutamat-aspartat
Pada gambar transaminasi yang dikatalisis oleh transaminasi atau
aminotransferase, piridoksal fosfat yang terikat kuat, berfungsi sebagai pembawa
sementara gugus amino dari senyawa donor yaitu asam -amino, menuju senyawa
penerima gugus amino yaitu asam -keto
Reaksi transaminasi
+NH3
R CH COO-
+NH3
R CH2 COO-
CO2
Dekarboksidasi
O
R C COO-
+NH3
R CH COO-+
Transaminasi
(D + L)
Rasemisasi
O
R C COO-
Piridoksal fosfat, bentuk penerima gugus amino
O
Piridoksamin fosfat, bentuk penerima gugus amino
COOH
CH2
CH2
H C NH2
COOH
COOH
CH2
C = O
COOH
+
COOH
CH2
C = O
COOH
CH2
+
COOH
CH2
H-C-NH2
COOH
CH2transaminase
Asam glutamat
(donor asam amino)
Oksaloasetat
(akseptort Asam keto)- ketoglutarat(Produk
Asam keto)Aspartat
(Produk Asam Amino)
Telah diketahui ada kira-kira 20 macam reaksi asam amino, dimana
periodoksal fosfat terlibat, salah satu diantaranya adalah interkonversi serin dan
lesin. Koefnzim piridoksal ini menarik perhatian sebab berikatan dengan lisin
pada enzim fosfarilase dalam hewan dan tumbuhan.
Contoh lainnya adalah persiapan transaminase alanin-glutamat diperoleh dari
homogenat babi-hati seperti yang dijelaskan oleh Green, Leloir & Nocito (1945).
Setelah pengendapan ammonium Sulfat dan dialisis, persiapannya adalah
pengeringan-beku dan disimpan pada - 200. Piridoksal fosfat adalah dibuat dari
pyridoxamine dihidroklorida menurut metode Wilson & Harris (1951). o-Deutero-
DL-alanin (DL-[2-2H] alanine). a-Deuteriumsubstituted DL-alanin [CH3.CD
(NH2).C02H] disiapkan oleh pengurangan elektrolit asam oc-isonitrosopropionic
[CH3C (: N OH)-C02H] dalam deuterium oksida. Metode persiapan dan puncak
absopsi inframerahnya telah dijelaskan di tempat lain (Suzuki et al. 1959).
Analisis massa-spektrometri menunjukkan bahwa persiapan mengandung 1-0
atom deuterium per molekul.