tradisi teori komunikasi

16
TEORI KOMUNIKASI BUALA JEFFRY ILKOM A Pengertian Teori Komunikasi, Berisi ide-ide, arahan-arahan bagaimana mengambil keputusan bedasarkan pengamatan terhadap fenomena, dan dapat dijadikan acuan untuk memprediksi bagaimana bertindak dalam komunikasi. Mempelajari teori komunikasi akan membantu kita untuk melihat hal-hal yang belum pernah kita lihat sebelumnya, melihat yang tidak terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Pelebaran persepsi ini atau lepas dari kekang, akan memungkinkan kita untuk keluar dari cara berpikir yang biasa serta dapat menyesuaikan diri, fleksibel, dan canggih dalam pendekatan kita terhadap komunikasi. 1. Teori adalah alat mengorganisir tentang dunia dan akumulasi dari pengetahuan dari rumusan informasi yang saling berhubungan. 2. Teori memfokuskan perhatian pada hubungan-hubungan yang penting dalam suatu pengetahuan. Teori jadi peta atau panduan untuk menginterpretasikan sesuatu. 3. Teori dapat memberikan ide untuk penelitian selanjutnya. Sehingga informasi itu dapat fleksibel. Dimensi-Dimensi Teori 1. Asumsi Filosofis, atau kepercayaan dasar yang mendasari teori. Titik awal semua teori adalah asumsi-asumsi filosofis yang mendasarinya. Asumsi-asumsi yang dipakai seorang ahli teori menentukan bagaimana sebuah teori digunakan. Oleh sebab itu, dengan mengetahui asumsi-asumsi di balik sebuah teori merupakan langkah pertama untuk memahami teori tersebut. Asumsi Filosofis dibagi menjadi tiga (3) jenis utama: 1. Epistemologi, pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan. 2. Ontologi, pertanyaan-pertanyaan tentang keberadaannya.

Upload: riza-agustian

Post on 02-Feb-2016

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teori

TRANSCRIPT

Page 1: TRADISI TEORI KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI

BUALA JEFFRY

ILKOM A

Pengertian Teori Komunikasi, Berisi ide-ide, arahan-arahan bagaimana mengambil keputusan bedasarkan pengamatan terhadap fenomena, dan dapat dijadikan acuan untuk memprediksi bagaimana bertindak dalam komunikasi.

Mempelajari teori komunikasi akan membantu kita untuk melihat hal-hal yang belum pernah kita lihat sebelumnya, melihat yang tidak terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Pelebaran persepsi ini atau lepas dari kekang, akan memungkinkan kita untuk keluar dari cara berpikir yang biasa serta dapat menyesuaikan diri, fleksibel, dan canggih dalam pendekatan kita terhadap komunikasi.

1. Teori adalah alat mengorganisir tentang dunia dan akumulasi dari pengetahuan dari rumusan informasi yang saling berhubungan.

2. Teori memfokuskan perhatian pada hubungan-hubungan yang penting dalam suatu pengetahuan. Teori jadi peta atau panduan untuk menginterpretasikan sesuatu.

3. Teori dapat memberikan ide untuk penelitian selanjutnya. Sehingga informasi itu dapat fleksibel.

Dimensi-Dimensi Teori

1. Asumsi Filosofis, atau kepercayaan dasar yang mendasari teori. Titik awal semua teori adalah asumsi-asumsi filosofis yang mendasarinya. Asumsi-asumsi yang dipakai seorang ahli teori menentukan bagaimana sebuah teori digunakan. Oleh sebab itu, dengan mengetahui asumsi-asumsi di balik sebuah teori merupakan langkah pertama untuk memahami teori tersebut. Asumsi Filosofis dibagi menjadi tiga (3) jenis utama: 1. Epistemologi, pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan. 2. Ontologi, pertanyaan-pertanyaan tentang keberadaannya. 3. Aksiologi, pertanyaan –pertanyaan tentang nilai.

1. EPISTEMOLOGI, merupakan cabang filosofi yang mempelajari pengetahuan atau bagimana orang-orang mengetahui apa yang mereka ketahui. Cara akademisi melakukan penelitian dan menyusun teori-teori sangat bergantung pada asumsi-asumsi epistemologi mereka karena apa yang mereka pikirkan tentang pengetahuan dan bagaimana mereka memikirkan pengetahuan itu didapatkan, menentukan apa yang mereka temukan.

2. ONTOLOGI, Ontologi merupakan cabang filosofi yang berhadapan dengan sifat makhluk hidup. Epistemologi dan Ontologi berjalan beriringan karena gagasan-gagasan kita tentang pengetahuan sebagaian besar bergantung pada pemikiran kita mengenai siap yang mengetahui. Dalam komunikasi, ontologi berpusat pada sifat interaksi sosial manusia karena cara seorang ahli teori

Page 2: TRADISI TEORI KOMUNIKASI

mengonseptualisasi interaksi sebagian besar bergantung pada bagaimana penghubung tersebut di pandang.

3. AKSIOLOGI, Aksiologi merupakan cabang filosofi yang berhubungan dengan penelitian tentang nilai-nilai. Nilai-nilai apa yang memandu penelitian dan apa implikasi nilai-nilai tersebut bagi hasi proses penelitian. Ada dua posisi yang terletak dalam masalah-masalah aksiologi ini. Pada satu sisi, beberapa akademisi mencari objektivitas dan pengetahuan yang mereka percaya bebas-nilai. Di sisi yang lain adalah ilmu yang sadar-nilai, di mana para peneliti mengenali pentingnya nilai-nilai bagi penelitian dan teori, berhati-hati untuk menghargai pendirian mereka, serta menjadikan usaha yang dilakukan untuk mengarahkan nilai-nilai tersebut dalam cara yang positif

2. Konsep, Dimensi pertama sebuah teori adalah konsep-konsep atau kategori-kategorinya. Materi-materi dikelompokkan ke dalam kategori-kategori konseptual menutur kualitas-kualitas yang diamati. Dalam dunia kita sehari-hari, beberapa hal dianggap sebagai pepohonan, rumah, atau mobil. Sifat-sifat manusia adalah konseptual. Konsep – istilah dan definisinya- memberitahukan kita apa yang dilihat oleh ahli teori dan apa yang dianggap penting. Untuk menetukan konsep, ahli teori komunikasi mengamati banyak variabel dalam interaksi manusia dan menggolongkannya serta menandainya menurut pola-pola yang diterima.

3. Penjelasan, dimana para ahli teori mengidentifikasi keteraturan atau pola dalam hubungan antarvariabel. Terdapat dua jenis penjelasan yang paling umum yaitu, Kausal dan Praktis. Penjelasan Kausal, Kejadian-kejadian dihubungkan sebagai hubungan sebab akibat, dengan salah satu variabel yang dianggap sebagai hasil atau akibat variabel lainnya. Penjelasan Praktis menjelaskan tindakan-tindakan sebagai tujuan yang terhubung dengan tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang. Dalam Penjelasan Kausal, kejadian berikutnya ditentukan oleh beberapa kejadian yang mendahuluinya. Dalam Penjelasan Praktis, akibat-akibat terjadi karena tindakan-tindakan yang dipilih. Pada Kausal, Penjelasan bisa dibuat menjadi hubungan “Y terjadi karena ABASDASD”. Sedangkan Praktis, Penjelasan bisa dibuat menjadi hubungan “ABASDASD terjadi karena Y sudah terjadi”

4. Prinsip, merupakan sebuah acuan yang memungkinkan kita kita untuk mengartikan sebuah kejadian, membuat penilaian mengenai apa yang terjadi, dan selanjutnya memutuskan bagaimana bertindak dalam situasi tersebut. Terdapat tiga (3) bagian dalam prinsip : (1) mengidentifikasi sebuah situasi atau kejadian, (2) menyertakan seperangkat norma atau nilai; (3) menegaskan sebuah hubungan antara susunan tindakan dan akibat yang mungkin.

FUNGSI Teori Komunikasi ada sembilan (9) menurut Little John:1. The organizing and summarizing function

Teori memiliki fungsi untuk mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal. Ini berarti bahwa dalam mengamati realitas kita tidak boleh melakukan secara sepotong-sepotong. Kita harus mengorganisasikan dan mensintesiskan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan nyata

2. The Focus Function

Page 3: TRADISI TEORI KOMUNIKASI

Teori memiliki fungsi untuk memfokuskan. Teori pada dasarnya menjelaskan tentang suatu hal, bukan banyak. Teori harus fokus untuk membahas satu hal atau masalah sehingga teori dapat menjelaskan sesuatu hal tersebut secara lebih terarah dan teratur.

3. The Clarifying Function Teori memiliki fungsi untuk menjelaskan. Teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya, misalnya mampu menjelaskan pola-pola hubungan yang menginterpretasikan peristiwa-peristiwa tertentu.

4. The Observational Function Teori memiliki fungsi untuk pengamatan. Teori tidak sekedar memberi penjelasan, tapi juga memberikan petunjuk bagaimana cara mengamatinya, berupa konsep-konsep operasional yang akan dijadikan patokan ketika mengamati hal-hal rinci yang berkaitan dengan elaborasi teori. Artinya, teori harus mampu mengamati secara lebih mendalam dan detail mengenai suatu hal yang diamatinya sehingga tidak hanya memberikan penjelasan mengenai suatu hal tersebut tetapi juga memberikan pengamatan yang mendalam.

5. The Predictive Function Teori memiliki fungsi untuk membuat prediksi. Meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu. Namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan tentang keadaan yang bakal terjadi apabila hal-hal yang digambarkan oleh teori juga tercermin dalam kehidupan di masa sekarang.

6. The Heuristic FunctionTeori memiliki fungsi heuristik atau heurisme yang berarti bahwa teori yang baik harus mampu merangsang penelitian selanjutnya. Hal ini dapat terjadi apabila konsep dan penjelasan teori cukup jelas dan operasional sehingga dapat dijadika pegangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

7. The Communicative Function Teori Memiliki fungsi untuk komunikasi. Teori tidak harus menjadi monopolo penciptanya. Teori harus dipublikasikan, didiskusikan dan terbuka terhadap kritikan-kritikan, yan memungkinkan untuk menyempurnakan teori. Dengan cara ini maka modifikasi dan upaya penyempurnaan teori akan dapat dilakukan.

8. The Control Function Teori memiliki fungsi kontrol yang bersifat normatif. Asumsi-asumsi teori dapat berkembang menjadi nilai-nilai atau norma-norma yang dipegang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, teori dapat berfungsi sebagai sarana pengendali atau pengontrol tingkah laku kehidupan manusia.

9. The Generative FunctionTeori memiliki fungsi generatif atau menghasilkan. Fungsi ini terutama menonjol di kalangan pendukung aliran interpretif dan kritis. Menurut aliran ini, teori juga berfungsi sebagai sarana perubahan sosial dan kultural serta sarana untuk menciptakan pola dan cara kehidupan baru.

Page 4: TRADISI TEORI KOMUNIKASI

TRADISI SOSIOKULTURAL(Komunikasi adalah ciptaan realitas sosial)

RIZKI RAHMATULLAH

210110130162

Teori sosiokultural terhadap teori komunikasi menunjukkan cara pemahaman kita terhadap

makna, norma, peran, dan aturan yang dijalankan secara interaktif dalam komunikasi. Tradisi

sosiokultural berdasar pada premis orang berbicara, mereka membuat dan menghasilkan

kebudayaan. Tradisi ini memfokuskan diri pada bentuk-bentuk interaksi antarmanusia

daripada karaktristik individu. Kebanyakan orang berasumsi bahwa kata adalah refleksi atas

apa yang benar ada. Banyak juga teori-teori sosiokultural yang focus pada bagaimana

identitas dibangun oleh interaksi kelompok social dan budaya. Cara pandang kita sangat kuat

dibentuk oleh bahasa yang kita gunakan sejak balita.

Kita sudah mengetahui bahwa tradisi semiotika kebanyakan kata tidak memiliki kepentingan

atau keterikatan logis dengan ide yang mereka representasikan. Para ahli bahasa dalam tradisi

sosiokultural menyatakan bahwa para pengguna bahasa mendiami dunia yang

berbeda. Edward Sapir dan Benjamin Lee Whorfdari University of Chicago adalah pelopor

tradisi sosiokultural. Dalam hipotesis penelitian mereka, linguistik adalah bagian dari struktur

bentuk bahasa budaya yang berdasarkan apa yang orang pikirkan dan lakukan. Dunia nyata

terlalu luas dan secara tidak sadar terbentuk pada bahasa kebiasaan dari kelompok. Teori

linguistik ini berlawanan dengan asumsi bahwa semua bahasa itu sama dan kata hanya sarana

netral untuk membawa makna. Bahasa sebenarnya adalah struktur dari persepsi kita akan

realitas. Teori dalam tradisi ini mengklaim bahwa komunikasi adalah hasil produksi,

memelihara, memperbaiki dan perubahan dari realitas. Dalam hal ini, tradisi sosiokultural

menawarkan membantu dalam menjembatani jurang pemisah budaya antara “kita” dan

“mereka”.

Sosiokultural

• Persoalan dan tantangannya diarahkan pada konflik, alienasi (pengasingan) dan kegagalan untuk melakukan koordinasi

• Tradisi ini menggunakan bahasa yang mencakup elemen-elemen seperti masyarakat, struktur, ritual, aturan dan kultur sehingga tradisi ini membahas bagaimana berbagai pengertian, makna, norma, peran, aturan, dan nilai budaya saling bekerja.

• Memusatkan pada individu, sosiokultural lebih memfokuskan pada bagaimana masyarakat secara bersama-sama menciptakan realitas dari kelompok sosial, organisasi dan budaya mereka.

• Teori-teori yang termasuk dalam tradisi ini adalah interaksionisme simbolik, konstruksi sosial dan sosiolinguistik.

Page 5: TRADISI TEORI KOMUNIKASI

• Bahwa komunikasi berlangsung dalam konteks budaya tertentu karenanya komunikasi dipengaruhi dan mempengaruhi kebudayaan suatu masyarakat.

• Misal: Media massa, atau individu ketika melakukan aktivitas komunikasi ikut ditentukan faktor-faktor situasional tertentu.

Varian dari tradisi sosiokultural ini adalah:

• Interaksi symbolic, merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam ilmu sosiologi oleh George Herbert Mead dan Zerbert Blumer yang menekankan pentingnya pengamatan dalam studi komunikasi sebagai cara untuk menyelidiki hubungan sosial.

• Konstruksi Sosial, cabang ini menginvestigasi bagaimana pengetahuan manusia dikonstruksi melalui interaksi sosial.

• Sosial Linguistik, Ludwig Wittgenstein seorang filosof Jerman bahwa arti dari bahasa tergantung pada penggunaannya.

Bentuk-bentuk teori yang termasuk tradisi sosiokultural

1. Teori strukturasiStruktur adalh proses yang disengaja dan penuh konsekuensi serta patuh pada norma. Iklim organisasi dipandang sebagai salah satu variable kunci yang memengaruhi komunikasi.

2. Conversation and text in the process of organizationImteraksi menuntun manusia untuk berbagi makna yang pada akhirnya membentuk pola interaksi dalam organisasi. Ketika berkomunikasi, tanpa sengaja kita mengetahui model bentuk komunikasi yang disebut dengan coorientation.

Sudut pandang dalam sosiokultural

1. Paham interaksi simbolis, menekankan pada pentingnya observasi partisipan dalam kajian komunikasi sebagai cara mengeksplorasi hubungan social.

2. Konstruksionisme, bagaimana pengetahuan manusia dibentuk melalui interaksi social.

3. Sosiolinguistik, bahasa yang digunakan adalah berbeda dalam setiap kelompok budaya dan social yang berbeda pula.

4. Filosofi bahasa, makna bahasa bergantung pada penggunaan nyatanya.5. Etnografi, bagaimana kelompok social membangun makna melalui perilaku linguistik

dan non linguistik.6. Etnometodologi, bagaimana kita menghubungkan perilaku dalam interaksi social

pada waktu tertentu.

Page 6: TRADISI TEORI KOMUNIKASI

TRADISI SIBERNETIKA

NURLINA210110130037

Sibernetika merupakan tradisis sistem-sistem kompleks yang di dalamnya banyak

orang saling berinteraksi, memengaruhi satu sama lainnya. Teori-teori dalam tradisi

sibernetika menjelaskan bagaimana proses fisik, biologis, sosial, dan perilaku bekerja. Dalam

sibernetika, komunikasi dipahami sebagai sistem bagian-bagian atau variabel-variabel yang

saling memengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta mengontrol karakter keseluruhan

sistem, dan layaknya organisme, menerima keseimbangan dan perubahan. (Littlejhon, Foss,

2011, hal. 59-60)

Gagasan Utama dari Tradisi Sibernetika

Sistem merupakan seperangkat komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang

bersama-sama membentuk sesuatu yang lebih dari sekedar sejumlah bagian-bagian. Bagian-

bagian apapun dari sebuah sistem selalu dipaksa oleh ketergantungan bagian-bagian lainnya

dan bentuk saling ketergantungan inilah yang mengatur sistem tu sendiri. Namun, sistem tidak

akan bertahan tanpa mendatangkan asupan-asupan baru dalam bentuk input. Oleh karena itu,

sebuah sistem mendapatkan input dari lingkungan, memproses dan menciptakan timbal balik

berupa hasil kepada lingkungan. (Stephen W. Littlejohn, 2011, hal. 60)

Keragaman dalam Tradisi Sibernetika

Sibernetika merupakan cabang dari teori sistem yang memfokuskan diri pada putaran

timbal balik dan proses-proses kontrol. Dengan menekankan pada kekuatan-kekuatan yang

tidak terbatas, sibernetika menantang pendekatan linier yang menyatakan bahwa satu hal

dapat menyebabkan hal lainnya. Sebagai gantinya, konsep ini mengarahkan kita pada

pernyataan tentang bagaimana sesuatu saling memengaruhi satu sama lainnya dalam cara

yang tidak berujung. (Stephen W. Littlejohn, 2011, hal. 62)

Tradisi sibernetika menjadi bagian dalam komunikasi yang populer dan berpengaruh,

sehingga bermanfaat bagi pemahaman komunikasi secara umum, sama halnya dengan

komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. (Stephen W. Littlejohn, 2011, hal. 62)

Page 7: TRADISI TEORI KOMUNIKASI

TRADISI KRITIS

M. SEPTIAN RIZKIILKOM A

Robert Craig mengembangkan suatu tipologi yang memudahkan kita mampu untuk mereflesikan bidang komunikasi (Littlejohn & Foss, 2005). Tradisi ilmu komunikasi dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan teori yang bersifat objektif dan pendekatan teori bersifat subjektif.

Dalam pendekatan bersifat subjektif salah satunya adalah tradisi kritis

Tradisi kritis muncul di Frankfurt School Jerman, yang sangat terpengaruh dengan Karl marx dalam mengkritisi masyarakat. Dalam penelitian yang dilakukan Frankfurt School, dilakukan analisa pada ketidaksesuaian antara nilai-nilai kebebasan dalam masyarakat liberal dengan persamaan hak seorang pemimpin menyatakan dirinya dan memperhatikan ketidakadilan serta penyalahgunaan wewenang yang membuat nilai-nilai tersebut hanya menjadi isapan jempol belaka. Kritik ini sangat tidak mentolelir adanya pembicaraan negatif atau akhir yang pesimistis.

Tradisi kritik menguji bagaimana kekuasaan, hak istimewa dan penindasan adalah produk dari bentuk lain dari komunikasi.

Konsep Dasar Tradisi Kritik

Meskipun dalam tradisi kritik ini banyak keragaman, namun semuanya memiliki 3

keistimewaan pokok :

1)    Tradisi kritik mencoba memahami 1) sistem yang saling menguntungkan, struktur

kekuatan, dan keyakinan, atau ideologi yang mendominasi masyarakat,

2)    Para ahli teori kritik pada umumnya tertarik dengan membuka kondisi-kondisi sosial

yang menindas dan rangkaian kekuatan untuk mempromosikan emansipasi atau masyarakat

yang lebih bebas dan lebih berkecukupan.

3)    Menciptakan kesadaran untuk menggabungkan teori dan tindakan. Teori-teori tersebut

bersifat normatif dan bertindak  untuk mendapatkan atau mencapai perubahan dalam kondisi-

kondisi yang mempengaruhi masyarakat.

http://www.andimujahidin.net/?p=264

slideshare: penulis: gadis octory, published: 30 desember 2012, web: http://www.slideshare.net/GadisOctory/7-tradisi-komunikasi

Page 8: TRADISI TEORI KOMUNIKASI

TRADISI FENOMENOLOGIS

AYU KHOLIFAHILKOM A

Teori dalam tradisi fenomenologis berasumsi bahwa orang-orang secara

aktif menginterpretasi pengalaman-pengalamannya dan mencoba

memahami dunia dengan pengalaman pribadinya. Tradisi ini

memperhatikan pada pengalaman sadar seseorang.

Seperti ketika kita melihat bintang-bintang dimalam hari, semua orang

mulai bertanya tentang pertanyaan-pertanyaan kosmologis ketika

memAndang langit dan memikirkan jagat raya. Cahaya, kecepatan, waktu,

kejadian, energi, pergerakan, dan jarak ada untuk kita ketahui dengan

melihat ke langit malam serta dengan sadar memikirkan makna

semuanya. Proses mengetahui dengan pengalaman langsung merupakan

wilayah kajian fenomenologis, tradisi kedua dalam kajian komunikasi.

Gagasan Utama dari Tradisi Fenomenologis

Istilah phenomenon mengacu pada kemunculan sebuah benda, kejadian,

atau kondisi yang dilihat. Oleh karena itu, fenomenologi merupakan cara

yang digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman

langsung. Fenomenologi membuat pengalaman nyata sebagai data pokok

sebuah realitas.

Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomenologi. Pertama,

pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar – kita

akan mengetahui dunia ketika kita berhubungan dengannya. Kedua,

makna benda terdiri atas kekuatan benda dalam kehidupan seseorang.

Dengan kata lain, bagaimana Anda berhubungan dengan benda

menentukan maknannya bagi Anda. Contoh, Anda mengambil kajian teori

komunikasi dengan serius sebagai pengalaman dibidang pendidikan ketika

Anda mengalaminya sebagai sesuatu yang memberikan pengaruh positif

Page 9: TRADISI TEORI KOMUNIKASI

bagi kehidupan Anda. Ketiga, bahasa merupakan kendaraan makna. Kita

mengalami dunia melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan

dan mengekspresikan dunia itu.

Proses interpretasi penting agi kebanyakan pemikiran fenomenologis.

Interpretasi dikenal dalam istilah bahasa Jerman Verstchen (pemahaman),

merupakan proses menentukan makna dalam pemahaman. Interpretasi

merupakan proses aktif pikiran dan tindakan kreatif dalam mengklarifikasi

pengalaman pribadi. Misalnya seorang wanita yang memiliki hubungan

yang cukup kuat dengan ayahnya. Pengalaman itu membentuk dasar

pemahamannya tentang hubungan dengan laki-laki.

Keragaman dalam Tradisi Fenomenologis

Tiga kajian pemikiran umum membuat beberapa tradisi fenomenologis; (1)

fenomenologi klasik, biasanya dihubungkan dengan Edmund Husserl,

pendiri fenomenologi modern. Husserl berusaha mengembangkan metode

yang meyakinkan kebenaran melalui kesadaran yang terfokus.

Pendekatan Husserl dalam fenomenologis sangat objektif, dunia dapat

dialami tanpa harus membawa kategori pribadi seseorag agar terpusat

pada proses. Bertentangan dengan Husserl, para ahli fenomenologi saat

ini menganut ide bahwa pengalaman itu subjektif bukan objektif, dan

percaya bahwa subjektifitas merupakan bentuk penting pengetahuan. (2)

fenomenologi persepsi, Maurice Merleau-Ponty, tokoh penting ditradisi

kedua ini, reaksi yang menentang objektivitas milik Husserl. Baginya,

manusia merupakan sososk gabungan antara fisik dan mental yang

menciptakan makna di dunia. Baginya lagi, sesuatu tidak ada dngan

sendirinya dan terpisah dari bagaimana semuanya diketahui. Jadi,

terdapat dialog diantara manusia sebagai penafsir dan benda yang

mereka tafsirkan. (3) fenomenologi hermeneutik. Agak mirip dengan

kedua, tapi tradisinya lebih luas. Hermeneutik dihubungkan dengan Martin

Heidegger dikenal dengan karyanya dalam philosophical hermeneutics

(nama alternatif bagi pergerakannya). Filosofinya juga dikenal denga

Hermeneutic of Dasein yang berarti “interpretasi keberadaan”. Baginya,

realitas sesuatu itu tidak diketahui dengan analisisyang cermat atau

Page 10: TRADISI TEORI KOMUNIKASI

pengurangan melainkan oleh pengalaman alami yang diciptakan oleh

penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi meruapakn

kendaraan yang menetukan makna yang berdasarkan pengalaman.

Bagi kebanyakan ahli, tradisi fenomenologi itu naif. Bagi mereka

kehidupan dibentuk oleh kekuatan-kekuatan yang kompleks dan saling

berhubungan, hanya beberapa diantara saja yang dapat diketahui dengan

sadar pada satu wkatu.

TRADISI SOSIOPSIKOLOGIS

AZIZ MUSLIM210110130006

Merupakan satu di antara tujuh tradisi memandang teori komunikasi menurut Littlejohn. Selain tradisi memandang, tradisi ini juga relevan bila disebut dengan pendekatan perspektif pada teori komunikasi. Tradisi ini pula merupakan cikal bakal dari teori komunikasi.

Kami mendapatkan empat poin utama dari tradisi ini, diantaranya:

Asumsi dari tradisi sosiopsikologis adalah mekanisme-mekanisme memproses informasi manusia berada di luar kesadaran kita. Dari asumsi tersebut timbul tiga aspek kajian dari

ASUMSI ASPEK KAJIAN TRADISI SOSIOPSIKOLOGIS

TUJUAN

TEORI

KognisiPerilaku Biologis

Perilaku Sosial Individu

Variabel Psikologis

Efek Individu Kepribadian dan Sifat Persepsi Kognisi

Page 11: TRADISI TEORI KOMUNIKASI

tradisi ini diantaranya: Perilaku, kognisi, dan biologis. Dalam sudut pandang perilaku, teori-teori berkonsentrasi pada bagaimana manusia berperilaku dalam situasi-situasi komunikasi. Sementara itu, pendakatan kognisi berkonsentrasi pada bagaimana individu memperoleh, menyimpan, dan memproses informasi sebagai cara yang mengarahkan output perilaku. Sedangkan pendekatan biologis lebih memfokuskan diri pada efek-efek fungsi dan struktur otak, neurochemistry, dan faktor genetik dalam menjelaskan perilaku manusia.

Dengan difokuskannya aspek kajian menjadi tiga aspek utama, dapat diketahui bahwa tujuan dari tradisi ini adalah untuk mengkaji individu sebagai makhluk sosial. Luaran dari tradisi ini adalah teori-teori yang mengkaji tentang perilaku sosial individu, variabel psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat, persepsi, dan kognisi.

Berikut ini adalah rumusan masalah dari pendekatan tradisi sosiopsikologis:

1. Bagaimana perilaku komunikasi individu dapat diprediksi?2. Bagaimana individu memperhitungkan dan mengakomodasi situasi-situasi komunikasi

yang berbebda?3. Bagaimana pelaku komunikasi mengadaptasi perilaku mereka?4. Bagaimana informasi diasimilasi diatur, serta digunakan dalam menyusun rencana-

rencana dan strategi pesan?5. Dengan logika apa manusia membuat keputusan tentang bentuk pesan yang hendak

digunakan?6. Bagaimana makna direpresentasikan dalam pikiran?7. Bagaimana manusia menghubungkan penyebab-penyebab perilaku?8. Bagaimana informasi diintegrasikan untuk membentuk sikap dan kepercayaan?9. Bagaimana sikap berubah?10. Bagaimana pesan-pesan diasimilasi ke dalam bentuk kepercayaan/sikap sistem?11. Bagaimana ekspektasi dibentuk dalam interaksi dengan orang lain?12. Apa yang terjadi ketika ekspektasi tidak tercapai?