tradisi besar tradisi baru - prof. gunarto | praktisi ... · pdf filepilihan moral harus...

TRADISI BESAR •  PENGUASAAN HUKUM

POSITIF •  MENERAPKAN HUKUM •  “PROBLEM SOLVING” •  PRAGMATIS •  PENDIDIKAN

PROFESIONAL •  “VOCATIONAL TRAINING” “LEGAL

CRAFTMANSHIP” “LEGAL MECHANIC” •  PRESKRIPTIF •  ILMU TERAPAN •  PENELITIAN DOKTRINAL

TRADISI BARU

•  “THEORY BUILDING” •  PENDIDIKAN

KEILMUAN •  “LEGAL SCIENTIST” •  LEGAL TEORIST” •  DESKRIPTIF •  ILMU DASAR •  PENELITIAN SOSIO-

LEGAL

Aspek-aspek

Paradimga positivisme

Paradigma postpositivisme

Paradigma critical theory

Paradigma kontruktivisme

Ontolo-gis: What is the nature of “reality”?

Critical realism: ada realitas yang. “real” yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal.

Realitas ada, tapi tidak dapat sepenuhnya diperoleh.

Hostorical realism: realitas yang teramati (virtual reality) merupakan realitas “semu” yang telah terbentuk oleh proses sejarah

Relativisme: realitas merupakan konstruksi sosial. Kebenaran suatu realitas bersifat relatif,

Aspekaspe

k


Paradig ma

postpositi visme


Paradig ma

kontruktivisme

universal. Kebenaran tentang ini hanya dapat dicapai dengan asas probabilistik

Realitas dikontrol oleh hukum alam yang hanya di dapat dipahami sebagian saja

sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya, dan ekonomi politik

berlaku sesuai konteks spesifik yang diniali relevan oleh pelaku sosial

Aspek-aspek


Paradigma postpositivis me


Paradigma kontruktivisme

Epistomo-logi: What is the nature of the

Dualis/ objektivis: Ada realitas objektif sebagai suatu realitas yang eksternal di luar peneliti.

Modified objektivist: interaktif dan netral.

Transaksion-alis / subjektivis: hubugnan antara peneliti dan yang diteliti selain dijembatani oleh nilai-nilai tertentu.

Transaksionalis/ subjektivis: pemahaman tentang suatu realitas / temuan suatu penelitian

Aspek-aspek




Paradig ma kontruktivisme

relationship between the inquirer and know able?

Peneliti harus sejauh mungkin membuat jarak dengan objek peneliti nya

Objektivi tas hanya dapat diperkirakan dan bergan tung pada kritik

Pemahaman tentang suatu realitas merupa-kan value media ted findings.

merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti

Perbandingan Paradigma Ilmu sosial Aspek-aspek

Paradigma positivisme

Paradigma postpositi

visme


Paradigma konstruktivis

me Metodologi: How should the inquirer go about

Experiment/ manipulative, intervensionist, dan falsification melalui pengujian hipotesis dlm struktur logika hypothetical deductive method,

Modified experiment / manipulate: pengamatan secara natural,

Mparticipative: mengutamakan analisis komprehensif, kontekstual dan multivel analysis yang bisa dilakukan

Reflekctive/ dialectical: menekankan empati dan interaksi dialektik antara penelitian

Aspek-aspek


Paradigma postpositi

vis me


Paradigma konstruktivi

sme finding out knowable?

kegiatan melalui laboratorium eksperimen atau survei eksperimen dengan analisis kuantitatif.

metode kualitatif dan tergantung pada teori yang diperguna kan

melalui penempatan diri sebagai aktifis/partisipan dalam proses transaksi sosial

responden untuk merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metodekualitatif

Perbandingan Paradigma Ilmu sosial

Aspek Aspek




Paradigma konstruktivis

me

Kriteria kualitas penelitian: objekctivity, reliability dan validity (internal dan eksternal validity)

Kriteria kualitas penelitian: masih menggunakan objektivity, reliability dan validity (internal dan eksternal validity)

Kriteria kualitas penelitian: historical situatedness: sejauh mana penelitian memperhati kan konteks historis, sosbud, ekonomi dan politik

Kriteria kualitas penelitian: authenticity dan reflectifity, sejauhaman temuan merupakan refleksi atentok dari realitas para pelaku sosial

Aspek-aspek


Paradigma postpositivi

sme


Paradigma konstruktivi

sme Axiologis

Nilai, etika dan pilihan moral harus berada diluar proses penelitian-penelitian

Nilai, etika dan pilihan moral berada dalam arus diskusi

Nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian yang tak terpisah kan dari suatu penelitian

Nilai, etika dan pilihan moral merupa kan bagian tak terpisah kan dalam suatu penelitian

Aspek-aspek


Paradigma postpositivi

sme


Paradigma konstruktiv

isme Peneliti berperan sebagai disinterested scientist

Penelitian berperan sebagai mediator antara sikap ilmiah dan obyek penelitian

Peneliti menempatkan diri sebagai tansformative intellectual, advokat dan aktivis

Peneliti sebagai passionate participant, fasilitator yang menjembatani keragaman subjektivi tas pelaku sosial

Aspek-

aspek


Paradigma postpositiv

isme


Paradigma konstruktiv

isme Tujuan penelitian: eksplanasi prediksi dan kontrol

Tujuan penelitian: Eskplanasi, prediksi dan kontrol

Tujuan penelitian: kritik sosial, transformasi, emansi pasi dan social empowerment.

Tujuan penelitian: Rekonstruksi ralitas sosial secara dialektik antara peneliti dengan aktor sos yg diteliti

Konsep Hukum

Tipe Kajian

Metode Penelitian

Peneliti Oreientasi

Hukum adalah aas-asas kebenaran dan keadilan yang bersifat kodrati dan berlaku universal

Filsafat hukum

Logika deduksi, berpangkal dari premis normatif yang diyakini bersifat self-evident

Pemikir Filsafati

Konsep Hukum

Tipe Kajian

Metode Penelitian

Peneliti Oreientasi

Hukum adalah norma-norma positif didalam sistem perundang-undangan hukum nasional

Ajaran hukum murni yang mengkaji law as it is written in the books

Doktrinal, bersaranakan terutama logika deduksi untuk membangun sistem hukum positif

Para yuris kontinental

Positivistik

Konsep Hukum

Tipe Kajian Metode Penelitian

Peneliti Oreientasi

Hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim ini concreto dan tersistematisasi sebagai judges through judicial processes

American sociologi cal jurisprudence yang mengkaji law as it is decided by judge, dengan mengkaji court behaviour

Doktrinal seperti diatas, tapi juga non doktrinal bersaranakan logika induksi untuk mengkaji court behaviour

Ameri can lawyers

Behavioral sociolo gic judge made law

Konsep Hukum

Tipe Kajian

Metode Penelitian

Peneliti Oreientasi

Hukum adalah pola-pola perilaku sosial yang terlembagakan. Eksis sebagai variabel sosial yang empirik

Sosiologi hukum, pengkaji law as it is in society

Sosial/ non –doktrinal dengan pendekaan struktural/makro dan umumnya terkuantifi kasi (Kuantitatif)

Sosiolog Struktu ral

25

Tipe Kajian

Metode Penelitian

Peneliti Oreientasi

Hukum adalah manifestasi makna –makna simbolik par pelaku sosial sebagaimana tampak dalam interaksi antar mereka

Sosiologi dan atau antropologi hukum, pengkaji law as it is in (human) actions

Sosial/ non – doktrinal dengan pendekatan interaksional/mikro, dengan analisis kualitatif

Sosial-antorpolog, pengkaji humaniora

Simbolik interaksional

(dari Hamilton & Sandars, EVERYDAY JUSTICE, 1992)

SOSIOLOGI MAKRO

Menganalisis struktur dari posisi-posisi yang berbeda-beda dari rakyat dan kendala yang diciptakannya dalam hubungan sosial:

Ø Batas eksternal dari lingkungan sosial terhadap hubungan antara rakyat

Ø Konsep –konsep penting adalah: - Diferensiasi - Institusi - Inequality - Heterogenitas - Crosscutting circles

SOSIOLOGI MIKRO Menganalisis proses sosial yang mendasari pemilah-

pemilahan hubungan antar orang: Ø Interaksi sosial Ø Komunikasi sosial Ø Konsep-konsep penting adalah: -  Resiprositas -  Simbol-simbol yang signifikan -  Kewajiban -  Pertukaran (exchange) -  Ketergantungan (dependence)

GAMBARAN UMUM JENIS PERTANYAAN: 1.  PERTANYAAN DESKRIPTIF

Berguna untuk memperoleh gambaran tentang suatu obyek/ kejadian/ peristiwa / kabar dari seseorang informan

2. PERTANYAAN STRUKTURAL Berguna untuk memverifikasi cakupan isi yang terkandung dalam suatu kategori simbolik/ dominan tertentu

3. PERTANYAAN KONTRAS Dimaksudkan untuk melacak karakterisitk/ atribut suatu konsep atau kategori bila dibandingkan dengan konsep lainnya.

PENGAMATAN SECARA TAK BERSTRUKTUR

MELIPUTI •  Keadaan tempat suatu peristiwa

berlangsung; •  Kegiatan atau aktivitas yang berlangsung •  Peristiwa yang berlangsung •  Waktu berlangsungnya peristiwa; •  Tingkah laku aktor selama

berlangsungnya kegiatan

KOMPONEN-KOMPONEN ANALISIS DATA: MODEL ALIR

Masa Pengumpulan data

REDUKSI DATA AntisipasI Selama Pasca

PENYAJIAN DATA Selama Pasca PERNARIKAN KESIMPULAN/ VERIFIKASI Selama Pasca

AN

ALI

SIS

KOMPONEN-KOMPONEN ANALISIS DATA: MODEL ALIR

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penyajian Data

Kesimpulan-kesimpulan: Penarikan/ Verifikasi

SISTEMATIKA PROPOSAL TESIS

A. JUDUL PENELITIAN Judul penelitian hendaklah singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas untuk memberi gambaran mengenai penelitian yang diusulkan. Berikan terjemahan judul dalam bahasa inggris

B. PENDAHULUAN Penelitian dilakukan untuk menjawab keingintahuan peneliti untuk mengungkapkan suatu gejala/konsep/dugaan atau menerapkannya untuk suatu tujuan. Kemukakan hal-hal yang mendorong argumentasi pentingnya dilakukan penelitian. Uraikan proses dalam mengidentifikasikan masalah penelitian

C. PERMASALAHAN Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti. Uraikan pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan diuji atau dugaan yang akan dibuktikan. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi dan lingkup yang menjadi batasan penelitian.uraian perumusan masalah tidak harus dalam bentuk pertanyaan

D. KERANGKA TEORITIK Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli misalnya Jurnal Ilmiah. Uraikan dengan jelas kajian teori yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan teoritik menguraikan teori, temuan dan bahan penelitian yang diperoleh dari acuan, yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan. Uraian dalam tinjauan teoritik dibawa untuk menyusun kerangka konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Tinjauan teoritik mengacu pada daftar pustaka

E.TUJUAN PENELITIAN Berikan pernyataan singkat mengenai tujuan penelitian. Penelitian dapat bertujuan untuk menjajagi, menguraikan, menerangkan, membuktikan atau menerapkan suatu gejala, konsep atau dugaan, atau membuat suatu prototip

F.KEGUNAN PENELITIAN Uraikan kontribusi penelitian pada pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Kategori Penelitian I), Pemecahan masalah pembangunan (Kategori Penelitian II), atau pengembangan kelembagaan (Kategori Penelitian III)

G. METODE PENELITIAN Uraikan metode yang digunakan alam penelitian secara rinci. Uraian dapat meliputi variabel dalam penelitian, model yang digunakan, rancangan penelitian, teknis pengumpulan dan analisis data, cara penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian. Untuk penelitian yang menggunakan metode kualitatif, dapat dijelaskan pendekatan yang digunakan, instrumen, penentuan informan, proses pengumpulan dan analisis informasi, validasi data (triangulasi), proses penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian

H. JADWAL PENELITIAN Buatlah judul kegiatan penelitian, yang meliputi kegiatan persiapan pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian dalam bentuk bar chart. Bar chart memberikan rincian kegiatan dan judul pelaksanaan kegiatan tersebut. Judul pelaksanaan mengacu pada metode penelitian (H).

SISTEMATIKA PENULISAN TESIS

•  KULIT MUKA/ SAMPUL •  LEMBAR IDENTIAS-PENESAHAN •  RINGKASAN DAN SUMMARY •  KATA PENGANTAR •  DAFTAR ISI •  DAFTAR TABEL •  DAFTAR GAMBAR •  BAB I :PENDAHULUAN

•  BAB II:TINJAUAN PUSTAKA •  BAB II:HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN •  BAB IV: PENUTUP BERISI KESIMPULAN

DAN SARAN •  DAFTAR PUSTAKA •  LAMPIRAN

LANJUTAN

PEDOMAN PENULISAN ABSTRAK

Secara umum abstrak merupakan pemadatan dari hasil penelitian, biasanya lebih singkat dari tingkatan/summary. Kalau ringkasan dibuat sebagai rangkuman dari penelitian untuk penulisan laporan, abstrak umumnya dibuat untuk sebuah artikel yang akan diterbitkan dalam sebuah jurnal ilmiah atau prosidign seminar/ simposium

Komponen dalam suatu abstrak umumnya terdiri dari:

-  Tujuan atau pertanyaan yang ingin dijawab oleh penelitian

-  Metode penelitian -  Kesimpulan yang d ipero leh dar i

penelitian

PEDOMAN PENULISAN ABSTRAK

PEDOMAN PENULISAN RINGKASAN HASIL PENELITIAN

A. Judul Penelitian dan Nama Penelitian 1. Judul penelitian ditulis dalam huruf

besar/kapital 2. Nama ditulis lengakp tanpa gelar

untuk semua peneliti 3. Tahun penulisan laporna, dan

jumlah halaman laporan penelitian (tidak termasuk halaman

lampiran)

B. Isi Ringkasan Mencakup 1. Permasalahan penelitian 2. Tujuan Penelitian 3. Metode penelitian (misalnya:

penarikan contoh, jumlah sampel/ responden, lokasi penelitian,

sumber data, metode pengumpulan data/ desain, analisis data)

4. Hasil dan kesimpulan 5. Saran (kalau ada)

C. Identitas Kelembagaan Jurusan (tulis lengkap, tanpa singkatan), fakultas dan perguruan tinggi, nomor dan tahun kontrak

dengan ditbanlitabmas – Diktif)

Ringkasna dibuat dalam bahas aindonesia dan summary bahasa inggris ditemaptkan setelah halaman kulit muka, masing-masing 2-3 halaman kuarto yang diketik 1,5 spasi

DASAR TEORITIS PENELITIAN SOSIOLOGI HUKUM

1.  PENDEKATAN FENOMENLOGIS, YAITU MENCIPTAKAN DAN MEMAHAMI KEHIDUPANNYA MEMAHAMI PERISTIWA MENURUT SUBYEKTIF PENELITI BERDASARKAN KONTEKSNYA.

2.  PENDEKATAN INTERAKSI SIMBOLIK, MENYATAKAN BAHWA SETIAP FENOMENA MEMPUNYAI PENAFSIRAN SENDIRI SESUAI DENGAN KONTEKSNYA.

3. PENDEKATAN KEBUDAYAAN, YAITU MEBAGAI PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH MANUSIA DAN DIGUNAKAN UNTUK MENAFSIRKAN PENGALAMAN DAN MENIMBULKAN PERILAKU. 4. ETNOMETODOLOGI, YAITU STUDI BAGAIMANA INDIVIDU SEHARI-HARI.

METODE PENELITIAN SOSIOLOGI HUKUM

METODE PENGUMPULAN DATA: 1. OBSERVASI LAPANGAN: PENGAMATAN 2. WAWANCARA 3. ANALISA LIFE HISTORY 4. ANALISA FOLKLORE

DALAM PENGAMATAN TERLEBIH DAHULU HARUS MEMBANGUN HUBUNGAN YANG BAIK ANTARA PENELITI DAN INFORMAN (YANG SUDAH DITUNJUK), PENELITI TERLIBAT DALAM BEBERAPA WAKTU DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI INFORMAN DAN MASYARAKAT, AGAR DAPAT MEMBUAT INTERNALISASI DAN MEMBUAT PROPOSISI TENTANG MASYARAKAT YANG DITELITI. WAWANCARA DAPAT DILAKUKAN DALAM BENTUK WAWANCARA TERPIMPIN/ TERANCAM BAIK TERBUKA MAUPUN TERTUTUP DAN

MENDESKRIPSIKAN DATA, MENAFSIRKAN DENGAN MENGHUBUNGKAN INTERAKSI KONTEKS DENGAN TEORI-TEORI YANG BERKAITAN

PENGAMBILAN SAMPLING

1. ASUMSINYA: KONTEKS PENELITIAN ITU KRITIS, SEHINGGA MASING-MASING KONTEKS ITU DITANGANI DARI SEGI KONTEKSNYA SENDIRI. DAN TUJUAN SAMPLING ADALAH MENJARING SEBANYAK MUNGKIN INFORMASI SAMPAI TIDAK ADA PENGULANGAN.

2. TIDAK ADA SAMPLE ACAK, TETAPI YANG BERLAKU SAMPLE TUJUAN (PURPOSIVE SAMPLING), KARENA TUJUAN SAMPLE ADALAH UNTUK MERINCI KEKHUSUSAN YANG ADA KEDALAM RUMUSAN KONTEKS YANG UNIK, DAN SAMPLE DIPAKAI UNTUK DIGALI INFORMASINYA YANG DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR PEMBUATAN RANCANGAN TEORI.

3. SAMPLE BERTUJUAN MEMPUNYAI CIRI-CIRI: A. RANCANGAN SAMPLE YANG MUNCUL B. PEMILIHAN SAMPLE SECARA BERURUTAN C. PENYESUAIAN BERKELANJUTAN DARI SAMPLE. D. SAMPLE BERAKHIR JIKA TERJADI PENGULANGAN.

ANALISA DATA ADA 3 ANALISA DATA YANG PENTING

DALAM ANALISA SECARA KUALITATIP, YAITU: 1. CONTENT ANALISIS 2. FOCUL GROUP DISCUSSION 3. ANALISA TAKSONOMI

ANALISA ISI ADALAH ANALISA DATA YANG OBYEKTIP, SISTEMATIK DAN DESKRIPSI DARI APA YANG TAMPAK DARI KOMUNIKASI DAN KEAJEGAN INI/ MAKNA KOMUNIKASI SEHINGGA TERCAPAI ANALISIS UNTUK MEMBENTUK ANALISA ISI KOMUNIKASI MENJADI FENOMENA SOCIAL YANG TERBACA.

FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) MEMPEROLEH DATA DARI SUATU KELOMPOK BERDASARKAN HASIL DISKUSI YANG TERPUSAT PADA POKOK PERMASALAHAN PENELITIAN. ANALISIS TAKSONOMIS, PENELAAH LEBIH RINCI DAN MENDALAM BERDASARKAN DOMAIN-DOMAIN ATAU PERMASALAHAN PENELITIAN, DENGAN CARA

WAWANCARA BEBAS/ TIDAK TERENCANA DALAM BENTUK WAWANCARA TERTUTUP MAUPUN TERBUKA. DALAM WAWANCARA DENGAN INFORMAN MELIPUTI: MENGAJUKAN PERTANYAAN DESKRIPTIP, MENGAJUKAN PERTANYAAN STRUKTURAL, DAN MENGAJUKAN PERTANYAAN KONTRAS.

ANALISA LIFE HISTORY, PENELITI MENDAPATKAN PANDANGAN INFORMEN DARI DALAM/ PRIBADI DALAM SIKAP, REAKSI DAN INTEPRESTASI TERHADAP MATERI PENELITIAN. ANALISA FOLKLORE ADALAH PENCARIAN DATA BERDASARKAN KEBIASAAN KOLKTIP YANG DIWARISKAN SECARA TURUN TEMURUN.

HERMENEUTIKA DAN PENELITIAN HUKUM

1.HERMENEUTIKA SEBAGAI TEORI MUNCUL PERTAMA KETIKA FLACIUS MENULIS BUKU CLAVIS TAHUN 1567 DENGAN MENYELESAIKAN KEKABURAN PENFSIRAN BIBLE DENGAN MENGAITKAN KONTEKS BIBLE DIBUAT DAN KONTEKS TEKSTUAL/ GRAMATIKAL SERTA MENGUATKAN SATU BUKU BIBLE YANG SATU DENGAN BUKU BIBLE YANG SATU DENGAN BUKU BIBLE YANG LAIN.

2. HERMENEUTIKA SECHLEIERMACHER (1768-1834), MENYATAKAN BAHWA APA YANG DIMAKSUDKAN DI DALAM TEKS, MAKNANYA HARUS DITEMUKAN DENGAN MEREKONSTRUKSI SECARA KRITIS DAN HISTORIES DIMANA TEKS TERSEBUT BERASAL SEHINGGA MAKSUD PENGARANG DAPAT DIUNGKAP DENGAN METODE GRAMMATICAL AND PSYCHOLOGICAL INTERPRETATION.

3.HERMENEUTIKA WILLIAM DILTHEY (1833-1911) DALAM MENAFSIRKAN TEKS MELALUI 3 TAHAP PENAFSIRAN, PERTAMA MENANGKAP SEBUAH MAKNA DENGAN MELALUI TANDA YANG MENUNJUKKAN MAKNA TEKS, KEDUA PENAFSIR MEMAHAMI PERASAAN FAN PENGALAMAN PENGARANG UNTUK MENCARI MAKNA MENURUT PENGARANG, KETIGA PENAFSIRAN MEMAKNAI TEKS DALAM KONTEKS SOSIALNYA DAN MAKNA TEKS TIDAK PENAH BISA TETAP DANSEMPURNA.

4. HERMENEUTIKA HANS-GEORG GADAMAER ( 1900-1998) BAGI PENAFSIR MAKNA SEBAGAI PERSOALAN ONTOLOGISM, ILMU DIMULAI DARI PARADUGA PENAFSIR, PENAFSIR DAN TEKS SENANTIASA TERIKAT OLEH KONTEKS TRADISINYA MASING-MASING, PENAFSIR MEMAHAMI TEKS SECARA ULANG DAN BARU BERDASARKAN LATAR SOCIAL DAN BUDAYANYA.

5. HERMENEUTIKA EMELIO BETTI DAN ERIC D. HIRSCH (1980-1968), UNTUK MENDAPATKAN MAKNA PENAFSIR MELALUI 5 SYARAT, PERTAMA PENAFSIR MENGAITKAN PENAFSIRANNYA DENGAN NILAI-NILAI STANDART YANG DITERIMA UMUM (NILAI RELATIVISME, SEJARAH TEKS, DLL), KEDUA PENAFSIR MEMAHAMI MAKNA MENURUT PENAFSIRAN PENGARANG, KETIGA MEMENUHI ARGUMETNASI MORAL ATAU ARGUMETNASI DARI ETIKA BAHASA, KEEMPAT PENAFSIRAN MEMAHMI MAKNA MENURUT ORANG LAIN, KELIMA PENAFSIR MENGHASILKAN KARYA PENAFSIRAN BARU.

PENELITIAN SOSIOLOGI HUKUM

Ë Material setting Ë Peneliti – instrumen utama

Ë Deksripsi Ë Analisis induktif

Ë Makna tingkah laku

Ë Pengamatan terlibat Ë Kegiatan triangulasi (metode, data,

pengumpulan data) Ë Org yang dipelajari à sbg partisipan

bukan obyek Ë Proses lebih penting dari hasil

Ë Adanya batas yang ditentukan oleh “fokus”

Ë Data kualitatif + data kuantitatif

PENELITIAN SOSIOLOGI HUKUM

CIRI-CIRI MASALAH YANG BAIK

MEMPUNYAI NILAI PENELITIAN: 1.  “UP TO DATE” DAN BARU 2.  PADAT 3.  MERUPAKAN HAL YANG PENTING MASALAH HARUS FISIBEL: 1.  DATA SERTA METODE HARUS TERSEDIA 2.  BIAYA, WAKTU HARUS SEIMBANG DAN

WAJAR 3.  FASILITAS TERSEDIA

METODE SOSIOLOGI HUKUM:

Ø  MAKNA TINGKAH LAKU Ø  MENDESKRIPSIKAN Ø  LATAR DAN INTERAKSI YANG

KOMPLEX Ø  IDENTIFIKASI TIPE Ø  INFORMASI BARU (EXPLORASI).

SOSIOLOGI HUKUM: •  TINGKAH LAKU YANG TEROBSERVASI •  VARIABEL MANA YANG TERPENTING

PENGARUH NYA •  MERINGKAS IKTISAR DARI APA YANG

DIKETAHUI

METODE

Pandangan dasar aliran-aliran teori yang mendasri penel. Sosiologi hk

Manusia sebagai subyek yang mempunyai kebebasan menentukan pilihan atas dasar sistem makna yang membudaya dalam diri

masing-masing pelaku yang bersandar pada pandangan filsafat yang lebih humanistis

sifatnya

EALIRAN TEORI BUDAYA (LANJUTAN)

3. Apa yang diperoleh/dipelajari melalui proses- mempelajari, mengamati, mendengarkan, membuat inferensi – 2 tertentu – proses ini dipermudah karena manusia mempunyai kemampuan berbahasa & mengabstraksi – bagian dari kepribadian seseorang yang sebagian terekspresi secara eksplisit, sebagian lain tersimpan (tacit knowledge)

4. Untuk memahami tingkah laku manusia – disamping observasi tingkah laku perlu melacak lebih jauh untuk mengetahui makna dibalik tingkah laku dimaksud.

EALIRAN TEORI BUDAYA (LANJUTAN)

ALIRAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK

1. Manusia berbuat ke arah sesuatu atas dasar makna yang melekat pada sesuatu itu

2. Makna sesuatu berkembang dari atau melalui interaksi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari (perkembangan budaya sebagai “shared system of meanings”)

ALIRAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK

ALIRAN TEORI INTERAKSIONSIME SIMBOLIK

•  Untuk mempelajari atau memahami tingkah laku manusia kita harus mempeudlikan sistem makna sebagaimaan yang diacu oleh manusia pelaku yang sedang dipelajari

• Tanpa memperhatikan sistem makna tersebut kita tidak akan memahami fenomena sosial, budaya dan tingkah laku manusia secara benar dan utuh


• Teori akarnya pada karya ahli-ahli sosiologi seperti Charles Horton Cooley, George Herbert Mead, Robert Park, Florian Znanicki, W.I.Thomas


ALIRAN TEORI FENOMENOLOGI

1.  Fenomenologi semula meruakan ajaran tentang metode filsfata-berasal dari Edmund Hussert. Dalam sosiologi, tonggak aliran teori ini diletakkan oleh Max Weber à Metode “Verstehen” (Penghayatan, Pemahaman Interpretatif)

2. Tingkah laku manusia yang tampak merupakan konsekuensi dari sejumlah pandangan/ kompleksitas makna yang tidak tampak



3. Realitas bersifat subyektif interpretif dan tampak melalui penghayatan/metode “verstehen”. Sheler, sebagai pengalaman fenomonologi

4. Peneliti yang beraliran fenomenologis berupaya untuk masuk ke dalam dunai konseptual para manusia pelaku yang menjadi subyek penelitiannya dan menghayatinya


tradisi besar tradisi baru - prof. gunarto | praktisi ... · pdf filepilihan moral harus...

Documents