tradisi bayar niat dalam keberagamaan masyarakat...

130
TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT DESA SAPUGARA BREE, KECAMATAN BRANG REA, KABUPATEN SUMBAWA BARAT Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh : Syamsul Arifin NIM: 11140321000034 PRODI STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 02-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT

DESA SAPUGARA BREE, KECAMATAN BRANG REA,

KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh :

Syamsul Arifin

NIM: 11140321000034

PRODI STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

Page 2: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

i

LEMBAR PERSETUJUAN

TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT

DESA SAPUGARA BREE, KECAMATAN BRANG REA,

KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Syamsul Arifin

NIM: 11140321000034

Pembimbing

Drs. Dadi Darmadi, MA

NIP: 19690707 199503 1 001

PROGRAM STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 3: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Syamsul Arifin

NIM : 11140321000034

Fakultas : Ushuluddin

Jurusan/prodi : Studi Agama-agama

Judul Skripsi : “Tradisi Bayar Niat Dalam Keberagamaan Masyarakat

Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

Sumbawa Barat”

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Stara Satu (S-1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,

Page 4: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Tradisi Bayar Niat Dalam Keberagamaan Masyarakat Desa

Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat telah diujikan

dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin Uin Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tanggal 17 Desember 2019. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Agama (S. Ag.) Program Strata Satu (S-1) pada jurusan

Studi Agama-Agama

Jakarta, 17 Desember 2019

Panitia Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Syaiful Azmi, MA Lisfa Sentosa Aisyah, S.Ag, MA

NIP. 1971103110 199703 1 005 NIP. 19750506 200501 2 003

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Dr. Hamid Nasuki, M.Ag Drs. M. Nuh Hasan, M.Ag

NIP. 19630908 199001 2 001 NIP. 19610312 198903 1 002

Pembimbing,

Drs. Dadi Darmadi, MA

NIP. 19690707 199503 1 001

Page 5: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

iv

ABSTRAK

SYAMSUL ARIFIN. “Islam dan Budaya Lokal di Sumbawa Barat: Studi

Kasus Tradisi Bayar Niat Masyarakat Desa Sapugara Bree”. Skripsi. Jakarta: Jurusan

Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa itu Bayar Niat, bagaimana

prosesi Bayar Niat, makna simbolik dari tempat Bayar Niat. Mencari perbedaan dan

persamaan nazar dalam Islam dan tradisi Bayar Niat yang ada di tengah masyarakat

Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi

Nusa Tenggara Barat, serta melihat hubungan atau relasi masyarakat Desa Sapugara

Bree dengan tradisi Bayar Niat dan dampak yang akan terjadi kepada masyarakat saat

mereka tidak melakukan Bayar Niat. Dalam hal ini penulisi berusaha memahami aspek

di atas yang ada di dalam tradisi Bayar Niat.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) yang bersifat

kualitatif. Sumber data dan informasi yang penulis dapatkan dari proses wawancara

langsung maupun dari buku-buku, jurnal, dan artikel yang sesuai dengan tema dan

judul yang dibahas. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan

historis dan antropologis. Penulis berusaha untuk menjelaskan hasil penelitian

berdasarkan pengamatan yang telah penulis lakukan selama satu bulan di beberapa

tempat Bayar Niat di Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa Bayar Niat adalah tradisi yang

dilakukan di tempat tertentu saat apa yang diinginkan sudah tercapai. Adapun makna

simbolik dari topat peser dalam Bayar Niat adalah melambangkan kesederhanaan, di

mana topat peser merupakan hasil bumi masyarakat Sumbawa Barat dan hal ini

mengajarkan kita untuk selalu bersyukur. Bayar Niat juga mengajarkan tanggung

jawab. Dalam hal ini dibuktikan dengan Bayar Niat itu sendiri. Kemudian Bayar Niat

juga mengajarkan bagaimana berbagi. Hal ini digambarkan dengan adanya makanan

yang disediakan saat Bayar Niat dan dibagikan kepada semua orang. Serta

mengajarkan untuk menjaga tali silaturrahmi dengan cara melaksanakan bayar niat

dengan cara beramai-ramai.

Kata Kunci : Tradisi, Bayar Niat, Sumbawa

Page 6: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul Islam dan Budaya Lokal di Sumbawa Barat: Studi Kasus

Tradisi Bayar Niat Masyarakat Sumbawa Barat disusun guna memenuhi salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu, Jurusan Studi Agama-Agama,

Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi yang jauh dari

sempurna ini tidak akan dapat selesai tanpa adanya dukungan dan banyak pihak baik

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada:

1. Kedua Orang tua yang saya cintai dan saya sayangi Ayahanda Ahmad dan Ibunda

Rosdiana terima kasih atas perjuanagan, doa, motivasi, nasihat dan dukungannya

dalam bentuk moril ataupun materil. Doakan saya supaya di kemudian hari saya

bisa selalu membuat kalian bahagia dan bangga. Terima kasih juga kepada semua

saudari saya Sri Wahyuni, Julita, Khairunnisa karena selalu ada saat saya susah

dan senang. Jangan lupa rajin belajar supaya tumbuh menjadi perempuan yang

cerdas dan juga berakhlak mulia.

2. Bapak Drs. Dadi Darmadi, MA, sebagai dosen pembimbing yang selalu

meluangkan waktu untuk saya walaupun sebenarnya beliau sangat sibuk. Terima

kasih atas kesabaran memberikan arahan dan bimbingan sehingga saya bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan maksimal.

3. Bapak Syaiful Azmi, M.Ag, selaku Kepala Jurusan Studi Agama-Agama dan Ibu

Lisfa Sentosa Aisyah, S.Ag, MA, selaku Sekertaris Jurusan Studi Agama-Agama

Page 7: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

vi

yang memberikan arahan serta motivasi yang luar biasa kepada penulis dan selalu

memberikan pelayanan kepada mahasiswa/i dengan baik.

4. Seluruh dosen Studi Agama-Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak

dapat disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat atas ilmu dan

pelajaran dalam perkuliahan atau di luar perkuliahan.

5. Seluruh jajaran pimpinan dan staff Fakultas Ushuluddin atas bantuan dalam

persiapan pelaksanaan seminar proposal dan ujian komprehensif.

6. Nenek saya tercinta nenek Rahma, wanita hebat dalam hidup saya. Terima kasih

atas kasih sayangnya yang tak terhingga, juga telah membatu saya dalam

penelitian. menemani saya untuk keliling mendatangi tokoh adat dan juru kunci

setiap tempat Bayar Niat. Terimakasih juga kepada Aping Hadijah juru kunci

Kramat Gani, Aping Aisyah tokoh adat Brang Ene juga Balo Saleh tokoh adat

Seran, Ea Muhammad dan Paman Abu Bakar selaku juru kunci Buin Banyu dan

Makam Lalu Muspakil, karena sudah membantu saya dalam penelitian.

7. Sahabat-sahabat terbaik penulis yang sudah memberikan semangat untuk

konsultasi dan menulis skripsi hingga selesai Agus Berani, Wildan Zaiuddin Idris,

Zizi Mubarok, Munif Akbar, Imron Rosyadi. Terma kasih karena telah membantu

saya dalam setiap kondisi.

8. Teman satu kosan dan satu daerah Halim Juniarsyah dan Irfan Saputra, terima

kasih karena membantu saya dalam setiap kondisi dan selalu ada saat suka ataupun

duka. Semoga setiap kebaikan kalian dibalas dengan yang lebih baik oleh Allah.

9. Paman Doni Karyawan dan paman Funky Sujito, terima kasih karena sudah

membantu saya dalam penelitian.

10. Seluruh teman-teman Studi Agama-Agama angkatan 2014 terima kasih atas

kebersamaan selama ini di Fakultas Ushuluddin.

11. Kepada teman-teman KKN MAFAZA 147 yang telah memberikan doa dan

semangat. Semoga kalian diberikan kelancaran dalam menyelesaikan urusan dan

diberikan selalu kesehatan.

Page 8: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

vii

12. Semua pihak yang telah membantu yang belum disebutkan tanpa mengurangi rasa

hormat. Terima kasih banyak.

Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kekurangan dan keterbatasan,

penulis menyadari bahwa penelitian ini mungkin masih banak kekurangannya. Oleh

sebab itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

menyempurnakan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Penulis mengharapkan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak dan

dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh semua pihak. Semoga Allah SWT

memberikan keberkahan kepada kita semua. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta,

Syamsul Arifin

Page 9: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................................ iii

ABSTRAK .................................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan masalah.............................................................................................. 8

C. Tujuan dan Manfaat penelitian.......................................................................... 9

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 10

E. Metodologi Penelitian ..................................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 13

BAB II LETAK GEOGRAFIS DESA SAPUGARA BREE .................................. 16

A. Letak Geografis Desa Sapugara Bree ............................................................. 16

B. Sistem Perekonomian dan Sosial Masyarakat................................................. 18

C. Tingkat Pendidikan ......................................................................................... 23

D. Perkembangan Agama Masyarakat Desa Sapugara Bree ............................... 26

BAB III TRADISI BAYAR NIAT MASYARAKAT DESA SAPUGARA .......... 30

BREE KECAMATAN BRANG REA KABUPATEN SUMBAWA BARAT

A. Sejarah dan Pengertian Bayar Niat ................................................................. 30

Page 10: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

ix

B. Tempat-Tempat Bayar Niat, Sejarah dan Mitologinya ................................... 31

C. Unsur-Unsur Bayar Niat ................................................................................. 43

D. Prosesi Bayar Niat dan Alasan Melakukan Bayar Niat .................................. 45

E. Persamaan dan Perbedaan Bayar Niat dan Nazar Dalam Islam ...................... 49

BAB IV RELASI MASYARAKAT SAPUGARA BREE DENGAN .................... 49

TRADISI BAYAR NIAT

A. Waktu Bayar Niat ............................................................................................ 52

B. Dampak Bayar Niat Dalam Kehidupan Masyarakat ....................................... 58

C. Perkembangan dan Eksistensi Bayar Niat....................................................... 66

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 71

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 71

B. Saran ............................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 75

LAMPIRAN

Page 11: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Pernyataan Wawancara dengan Aping Hadijah

Lampiran II : Lembar Pernyataan Wawancara dengan Aping Aisyah

Lampiran III : Lembar Pernyataan Wawancara dengan Bapak Abu Bakar

Lampiran IV : Lembar Pernyataan Wawancara dengan Balo Saleh

Lampiran V : Lembar Pernyataan Wawancara dengan Aping Maryam

Lampiran VI : Lembar Pernyataan Wawancara dengan Aping Rahmah

Lampiran VII : Lembar Pernyataan Wawacara dengan Bapak Ahmad

Lampiran VIII : Lembar Pernyataan Wawacara dengan Hajah Iyok

Lampiran IX : Dokumentasi

Lampiran X : Permohonan Bimbingan Skripsi

Lampiran XI : Surat Izin Penelitian Skripsi

Page 12: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keyakinan merupakan salah satu syarat dalam kehidupan manusia yang

menjelma dalam bentuk agama. Agama ini merupakan perwujudan dari kesucian dan

kebenaran Tuhan. Dengan beragama manusia akan memeroleh ketenangan serta

kenyamanan rohani dan jasmani, karena mereka percaya kepada Tuhan Yang Maha

Esa pencipta langit dan bumi. Orang-orang yang percaya kepada Tuhan akan selalu

merasakan kedamaian, karena mereka selalu merasa dilindungi olehNya.1

Kedudukan agama dalam masyarakat menjadi sangat penting, karena agama

dalam masyarakat berperan sebagai pengendali moralitas, sumber pembenaran, dan

menetapkan hukum atau sanksi bagi masyarakat. Hal ini disebabkan karena agama

memiliki kandungan dimensi ritual, doktrin, etika dan sosial.2

Dalam kehidupan manusia terdapat pelbagai cara untuk melakukan pemujaan

sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi, dan situasi. Pemujaan dilakukan oleh

manusia merupakan bentuk atau cara beromunikasi dengan Tuhan dalam artian

manusia memohon ampun atas segala dosanya, memohon perlindungan, mohon

dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukkan jalan yang benar, dan mohon

ditambahkan segala kekurangan yang ada padanya. Jika apa yang minta atau

1 M. Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar Kumpulan Essay-Manusia dan Budaya (Surabaya:

Usaha Nasional, 1989), h. 59. 2 M. Ridwan Lubis, Ed. Imam Syaukani, Sosiologi Agama Memahami Perkembangan Agama

dalam Interaksi Sosial (Jakarta: Kencana, 2015), h. 1.

Page 13: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

2

diharapkan oleh manusia dikabulkan Tuhan maka mereka akan semakin tunduk dan

cinta kepada Tuhannya.3

Agama pada umumnya berisi ajaran-ajaran yang diyakini turun kepada

masyarakat melalui wahyu atau dengan kata lain berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Sifat dari ajaran-ajaran tersebut adalah mutlak dan tidak dapat dirubah walaupun

kondisi masyarakat berubah seiring dengan perkembangan zaman. Begitu juga dengan

kebudayaan masyarakat yang sudah melekat pada suatu masyarakat akan sangat sulit

untuk dirubah.4

Kebudayaan yang merupakan suatu hasil dari pikiran manusia akan sangat sulit

dirubah karena melalui beberapa proses pembelajaran dan praktek dalam kehidupan

sehari-hari, sehingga dengan proses tersebut terlahirlah sebuah budaya.

Koentjaraningrat dalam bukunya Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan (2008)

mengatakan ada tujuh isi dari kebudayaan yang dihasilkan dari proses belajar. Adapun

isi dari kebudayaan yang dihasilkan dari proses belajar tersebut ialah:

1. Sistem religi dan upacara keagamaan

2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan

3. Sistem pengetahuan

4. Bahasa

5. Kesenian

3 Djoko Widagdho, dkk., Ilmu Budaya Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 52. 4 Harun Nasution, “Agama Yang Hendak Diteliti,” dalam Sudjangi, Kajian Agama dan

Masyarakat 15 Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Agana, 1975-1990 (Jakarta: Departemen

Agama RI, 1991), h. 11.

Page 14: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

3

6. Sistem mata pencaharian hidup

7. Sistem teknologi dan peralatan5

Dalam praktik kehidupan beragama, kehidupan manusia tidak hanya diatur oleh

dogma atau nilai-nilai yang bersumber dari ajaran agama saja, tetapi juga berasal dari

sistem nilai yang berlaku di masyarakatnya. Sistem tersebut kadang memiliki

kesamaan dengan ajaran agama yang dianutnya, atau kadang bertentangan dengan

ajaran agamanya. Beberapa kabiasaan yang sering terjadi di tengah masyarakat ketika

disandingkan dengan ajaran agama maka itu dipandang sesat. Beberapa kebiasaan

tersebut seperti, sabung ayam, kerapan sapi, kerapan ayam, kerapan kerbau, meminta

petunjuk dukun, dan menyembah atau menghormati benda atau tempat yang dianggap

keramat. Inilah tradisi atau kebiasaan masyarakat yang disebut dengan budaya, yang

tidak bisa dipisahkan dari masyarakat karena ini merupakan warisan turun-temurun.

Pada dasarnya kepercayaan tersebut diperkuat karena adanya bukti nyata dari

mantra serta upacara-upacara yang dilakukan oleh masyarakat. Harapan serta

keinginan yang kuat saat melakukan upacara menjadi faktor yang sangat berpengaruh

pada keimanan atau keyakinan masyarakat. Masyarakat yang melakukan upacara atau

ritual tersebut akan semakin percaya dan akan semakin kuat kepercayaannya saat setiap

keinginan dan harapannya terkabulkan. Keinginan manusia selalu bertambah setiap

harinya bahkan saat mereka sudah memiliki sesuatu pun hal tersebut masih terasa

5 Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2008), h. 1-2.

Page 15: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

4

kurang. Keinginan yang tidak pernah habis di dalam diri manusia mendorong mereka

untuk mengambil setiap solusi yang dihadapkan kepadanya.6

Kebiasaan tersebut biasanya sering terjadi pada masyarakat tradisional. Jauh

sebelum agama masuk atau menyebar di suatu daerah kepercayaan akan roh-roh nenek

moyang memeng sudah mengakar dalam masyarakat. E.B. Tylor dalam buku

fenomenologi agama menjelaskan bahwa ada tiga macam kepercayaan umum yang

berkaitan dengan adanya jiwa sesudah kematian atau animisme. Yang pertama adalah

kepercayaan bahwa jiwa melayang-layang di bumi dan masih mempunyai kepentingan

dengan manusia, juga terkadang mengunjungi rumah mereka. Yang kedua adalah

kepercayaan pada metapsikosis dari jiwa ke dalam makhluk-makhluk lain, manusia,

hewan dan tumbuhan. Yang ketiga adalah konsep mengenai tempat kediaman istimewa

di dunia lain.7

Di Sumbawa Barat masyarakat masih mempertahankan tradisi dan budaya yang

telah ada sejak dahulu. Beberapa tradisi masyarakat Sumbawa Barat ialah, kerapan

kerbau dalam bahasa Sumbawa disebut berapan kebo, kerapan ayam (berapan ayam),

berempuk atau berampok atau tinju masyarakat Sumbawa yang digelar setiap tahun ada

saat panen raya dan lokasi pelaksanaannya dilakukan di persawahan, nganyang atau

berburu, dan bayar niat dalam istilah Islam dikenal dengan nazar.8

6 Rusmin Tumanggor dan Kholis Ridho, Antropologi Agama (Ciputat: UIN Press, 2015), h. 8. 7 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama (Yogyakarta: Kanisius, 1995), h. 69. 8 Artikel ini diakses dari http://rengganies.weebly.com/posting/july-08th-2015 pada hari

sabtu, 21 April 2018 pukul 12.14.

Page 16: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

5

Sebelum membahas lebih jauh mengenai tradisi masyarakat Sumbawa Barat

alangkah lebih baiknya kita mengetahui bagaimana kondisi serta keagamaan

masyarakatnya. Sumbawa Barat merupakan salah satu dari kabupaten yang ada di

Provinsi Nusa tenggara Barat. Yang terdiri dari delapan kecamatan yaitu Taliwang,

Brang Rea, Brang Ene, Seteluk, Poto Tano, Jereweh, Maluk dan Sekongkang. Orang

Sumbawa atau Suku Samawa selalu menunjukkan sifat penolakan kepada agama-

agama selain Islam yang masuk ke pulau Sumbawa. Masyarakat Sumbawa Barat

mayoritas beragama Islam. Di samping itu juga Suku Samawa juga masih fanatik

dengan hal-hal yang berbau mistis dan magi. Masyarakat memercayai bahwa ada

tempat-tempat yang dikeramatkan bahkan tak sedikit yang pergi ke tempat tersebut

untuk meminta berkat. Hal ini disebabkan karena manusia masih terikat dengan alam

serta kepercayaan akan sesuatu yang bersifat mistis atau magi dan ini merupakan suatu

bentuk jawaban kultural terhadap situasi-situasi ketidakpastian.

Hal ini berlaku bagi masyarakat Desa Sapugara Bree Kecamatan Brang Rea

Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat. Walaupun masyarakat

sudah memeluk agama Islam, tapi sebagian besar masyarakat Desa Sapugara Bree

masih memegang teguh tradisi dan budaya yang berlaku, seperti percaya akan tempat-

tempat yang dikeramatkan. Masyarakat percaya bahwa tempat tersebut bisa menjadi

tempat untuk membuang penyakit, untuk meminta berkah, meminta kepintaran buyut

yang sudah meningal untuk anak-anaknya dan masyarakat percaya bahwa jika ada

seseorang yang sakit tidak sembuh-sembuh artinya ada niat atau janji yang belum

Page 17: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

6

ditepati maka dia harus mebayarnya. Masyarakat Desa Sapugara Bree menyebut tradisi

ini Bayar Niat.9

Tradisi bayar niat atau dalam Islam dikenal dengan istilah nazar. Bayar niat

dalam pandangan masyarakat Sumbawa Barat khususnya desa Sapugara Bree hampir

sama dengan nazar dalam Islam akan tetapi keduanya memiliki perbedaan dalam hal

ritual atau pelaksanaannya. Nazar dalam Islam dilaksanakan dengan cara bersedekah,

puasa ataupun dengan cara lain yang sesuai dengan ajaran Islam, akan tetapi bayar niat

dilakukan dengan cara medatangi makam orang saleh atau tempat-tempat tertentu yang

dikeramatkan dengan melakukan ritual-ritual sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang

berlaku pada setiap tempat yang dikeramatkan.

Dalam bayar niat ada lima tempat keramat yang sering dijadikan objek atau

tempat bayar niat oleh masyarakat Sumbawa Barat. Yang pertama adalah Kubur

Keramat Gani atau kuburan orang saleh. Kedua adalah Makam Raja Lalu Muspakil,

yaitu sebuah makam seorang raja yang memiliki akhlak yang mulia. Ketiga, Buen

Banyu yaitu sebuah kolam kecil yang terletak di tengah sungai. Itulah kelima tempat

yang sering dikunjungi oleh masyarakat saat melakukan bayar niat.

Dalam bayar niat ada beberapa prosesi yang wajib dilakukan. Yang pertama

adalah ente niat di mana orang yang memiliki keinginan akan sesuatu hal tertentu maka

dia harus ente niat terlebih dahulu atau dalam bahasa indonesia mengambil niat. Hal

9 Artikel ini diakses dari http://protomalayans.blogspot.co.id/2012/11/suku-sumbawa-nusa-

tenggara-barat.html pada hari kamis, 19 April 2018 pukul 14.13.

Page 18: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

7

tersebut dilakukan dengan cara mendatangi salah satu tempat keramat yang menjadi

objek bayar niat atau hanya berniat dari rumah saja. Kemudian yang kedua adalah

bayar niat yaitu suatu tahapan inti yang dilakukan apabila sesuatu yang diinginkan oleh

orang yang ente niat telah terkabulkan atau tercapai dengan melakukan pelbagai

macam ritual sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada masing-masing tempat

keramat.10

Contohnya dalam satu keluarga ada salah satu anggota keluarga yang sakit dan

sakitnya tidak kunjung sembuh, maka orang tertua di dalam keluarga tersebut berniat

akan memandikan anaknya atau anggota keluarga yang sakit di Keramat Gani (salah

satu makam orang yang saleh) yang dikeramatkan masyarakat Sumbawa Barat. Tahap

pertama yang dilakukan adalah ente niat (dilakukan oleh orang tua atau orang tertua

dalam keluarga), kemudian ketika anaknya sudah sembuh maka meraka akan

memandikannya di tempat yang sudah diniatkan sebelumnya dengan tata cara atau

tradisi yang berlaku.11

Dalam keyakinan masyarakat Sumbawa Barat, orang yang sudah ente niat

(mengambil niat ke tempat yang dikeramatkan) maka dia harus melakukan bayar niat.

Bayar niat boleh dilakukan pada saat dia sudah memiliki kesempatan atau rizki yang

cukup. Akan tetapi orang yang sudah ente niat tidak boleh melupakan atau tidak

melaksanakan bayar niat, karena itu akan berimbas kepada orang yang sakit tadi

10 Wawancara dengan Aping Rahmah pada tanggal 09 Mei 2018 pukul 20.09. 11 Wawancara dengan Aping Rahmah pada tanggal 09 April 2018 pukul 17.19.

Page 19: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

8

sebagaimana contoh di atas. Dia akan mendapatkan penyakit yang baru seperti muntah

darah atau penyakit yang tidak kunjung sembuh, sampai dia melakukan bayar niat.12

Melihat permasalahan yang terjadi ditengah masyarakat Desa Sapugara Bree

ini, saya ingin mengetahui apa hubungan masyarakat dengan Bayar Niat, bagaimana

prosesi Bayar Niat, makna simbolik dan mitologi dari tempat Bayar Niat dan

alasannya. serta apa dampak yang akan terjadi kepada mereka saat mereka tidak

melakukan Bayar Niat. Hal ini yang mendasari saya sebagai peneliti untuk meneliti

lebih mendalam lagi dengan menggunakan pendekatan-pendekatan historis dan

antropologis. Menurut saya fenomena ini pantas untuk diteliti dan diangkat sebagai

kajian ilmiah, karena fenomena ini sesuai dengan jurusan peneliti yaitu Studi Agama-

Agama Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehingga peneliti

mengangkatnya dalam sebuah skripsi dengan judul “Tradisi Bayar Niat Dalam

Keberagamaan Masarakat Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

Sumbawa Barat”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Melihat permasalahan yang terjadi ditengah masyarakat Desa Sapugara Bree

ini, penulis merumuskan permasalahan ini dalam beberapa objek.

12 Wawancara dengan Aping Rahmah pada tanggal 14 Mei 2018 pukul 19.15.

Page 20: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

9

a. Bagaimana prosesi Bayar Niat, makna simbolik tradisi Bayar Niat, serta

apa perbedaan dan persamaan tradisi Bayar Niat dilakukan oleh

masyarakat Desa Sapugara Bree dengan nazar dalam Islam?

b. Bagaimana hubungan masyarakat Desa Sapugara Bree dengan tradisi

Bayar Niat dan apa dampak yang akan terjadi kepada masyarakat saat

mereka tidak melakukan Bayar Niat?

2. Batasan Masalah

Dalam penulisan ini, untuk menghindari pembahasan yang melebar serta

jauhnya dari maksud atau tujuan penelitian ini, maka penulis membatasi ruang lingkup

dari penelitian pada Tradisi Bayar Niat Dalam Keberagamaan Masyarakat Desa

Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah penulis ingin mengetahui apa hubungan

masyarakat Desa Sapugara Bree dengan Bayar Niat, bagaimana prosesi Bayar Niat,

makna simbolik dari tempat Bayar Niat dan alasannya dan dampak apa yang akan

diterima atau terjadi kepada mereka saat mereka tidak melakukan Bayar Niat serta apa

yang menjadi persamaan serta perbedaan antara Bayar Niat dengan nazar dalam Islam.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu

(S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Manfaat dari penelitian ini adalah penulis bisa mengetahui lebih dalam masalah

Bayar Niat serta masyarakat Sumbawa Barat khususnya dan umumnya untuk

Page 21: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

10

masyarakat luas bisa mengenal dan mempelajari budaya atau tradisi masyarakat

Sumbawa Barat yang sudah ada sejak dahulu.

D. Tinjauan Pustaka

Di dunia akademis penulisan karya ilmiah atau skripsi harus dilakukan dengan

jujur dan tidak ada plagiat. Untuk menghindari hal tersebut penulis melakukan tinjauan

pustaka, dengan melihat skripsi, tesis, desertasi atau jurnal ilmiah yang berkaitan

dengan judul penulis. Beberapa karya ilmiah yang penulis temukan adalah sebagai

berikut:

1. Skripsi Amiruddin Natonis terbitan tahun 2014 dengan judul: “Dimensi

Kemusyrikan Perspektif Al-Quran: Studi Kasus Masyarakat Desa Pili NTT

Nusa Tenggara Timur”. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

jurusan Tafsir Hadis fakultas Ushuluddin. Skripsi ini membahas tentang

animisme dan dinamisme yang terjadi di tengah masyarakat Pili NTT

dengan merujuk kepada Al-Quran yang mengacu kepada ayat-ayat yang

berhubungan dengan syirik.

2. Skripsi Habiburrahman terbitan tahun 2014 dengan judul: “Ritual Nyadar:

Studi Antropologis Terhadap Ritual Masyarakat Hindu-Muslim

Pinggirpapas-Kebun Dadap Kabupaten Sumenep Madura”. Mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta fakultas Ushuluddin jurusan Perbandingan

Agama. Skripsi ini membahas bagaimana masyarakat Sumenep yang

beragama Islam dan Hindu melakukan ritual Nyadar (penghormatan kepada

Page 22: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

11

salah satu kuburan pangeran Aggasuto) dengan mengunakan pendekatan

antropologis.

Dari kedua tinjauan pustaka yang penulis temukan, keduanya memiliki

keterkaitan dengan apa yang akan penulis teliti. Keduanya sama-sama membahas

mengenai bagaimana kondisi masyarakat dalam menyikapi tradisi atau budaya yang

masih berbau animisme dan dinamisme pada saat mereka sudah memeluk agama. Hal

ini sama dengan apa yang akan peneliti secara umum mengenai tradisi atau budaya

masyarakat, akan tetapi secara khusus belum ada yang meneliti mengenai Bayar Niat

yang terjadi di Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat.

E. Metodologi Penelitian

Agar data yang penulis uraikan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis,

maka diperlukan metode dalam penelitian. Metode yang penulis gunakan diharapkan

agar penelitian terarah dan mudah dikaji, adapun penelitian yang penulis gunakan

adalah:

a. penelitian lapangan (field research), yakni dengan melakukan penelitian

terhadap Tradisi Bayar Niat Masyarakat Desa Sapugara Bree (Hubungan Erat

Masyarakat dengan Tradisi Bayar Niat Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang

Rea, Kabupaten Sumbawa Barat) dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Metode penelitian kualitatif disebut metode penelitian naturalistik, karena

penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah.13 Dengan metode ini

13 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 12.

Page 23: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

12

penulis berharap bisa memperkuat data serta pemahaman penulis dalam

melakukan penelitian.

1. Jenis Penelitian

Untuk memeperkuat data dalam penulisan ini, penulis melakukan penelitian

lapangan (field research). Dengan cara melakukan wawancara atau interview secara

mendalam kepada tokoh yang berkompeten dan lebih mengatahui masalah bayar niat,

dan juga melakukan observasi lapangan guna memeroleh data yang lebih konkrit dan

faktual dengan cara mendokumentasi setiap kegiatan yang penulis temukan saat

melakukan penelitian.

Kemudian untuk memperkaya dan menunjang data dalam penelitian ini, penulis

juga melakukan kajian pustaka (library research) dengan melihat buku, dokumen,

jurnal, skripsi, thesis, dan website yang berkaitan dengan judul yang penulis angkat.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan empat macam pendekatan yaitu

pendekatan historis, fenomenologis, sosiologis dan antropologis.

a. Pendekatan Historis

Pendekatan histori adalah suatu studi yang mempelajari, menyelidiki,

dan meneliti asal-usul, pertumbuhan ide-ide serta pranata-pranata

keagamaan yang berkembang di tengah masyarakat dengan melihat

perkembangan historis bagaimana suatu agama mempertahankan diri di

tengah masyarakat. Untuk mengatahui sejarah serta perkembangan agama

di dalam masyarakat yang memiliki pelbagai macam budaya dan tradisi,

Page 24: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

13

penulis menggunakan pendekatan historis untuk menemukan jawaban

tersebut.14

b. Pendekatan Antropologis

Pendekatan antropologis adalah sebuah pendekatan yang berupaya

untuk memahami kebudayaan-kebudayaan manusia yang berhubungan

dengan agama. Dalam pendekatan antropologis membahas masalah

pengaruh agama terhadap kebudayaan dan sebaliknya bagaimana pengaruh

kebudayaan terhadap suatu agama.15

3. Sumber Data

Dalam pemenuhan sumber data penulis memiliki dua sumber yaitu primer dan

sekunder. Sumber primer atau sumber utama dari penelitian ini adalah wawancara.

Sedangkan data sekunder dalam penulisan ini adalah dengan melihat karya-karya

ilmiah yang berhubungan dengan judul yang penulis angkat.

F. Sistematika Penelitian

Dalam penulisan ini penulis menyusun pembahasan yang terkait dalam lima

bab dan setiap bab memiliki sub bab tersendiri. Gambaran umum dari penulisan ini

adalah sebagai berikut:

Bab pertama berisi tentang latar belakang masalah. Dalam latar belakang

masalah penulis memaparkan secara singkat sesuatu yang menyebabkan kajian ini

14 Media Zinul Bahri, Wajah Studi Agama-Agama Dari Era Teosofi Indonesia (1901-1940)

Hingga Masa Reformasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 15-27. 15 Media Zinul Bahri, Wajah Studi Agama-Agama Dari Era Teosofi Indonesia (1901-1940)

Hingga Masa Reformasi, h. 43-48.

Page 25: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

14

menjadi menarik dan perlu untuk diteliti. Kemudian perumusan dan batasan masalah

yang beri tentang batasan serta apa yang menjadi fokus penulis dalam penelitian.

Selanjutnya ialah tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi

penelitian dan sistematika penelitian yang peneliti gunakan.

Bab kedua memuat tentang gambaran umum dari Desa Sapugara Bree,

Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat yang didalamnya mencakup, letak

geografis, kondisi kegamaan masyarakat, jenjang pendidikan masyarakat pada

umumnya seperti apa dan bagaimana kondisi sosial ekonomi dari masyarakat Desa

Sapugara Bree sendiri.

Bab ketiga mulai memaparkan apa yang disebut dengan bayar niat, bagaimana

sejarah dan asal-usul bayar niat, serta memperkenalkan tempat-tempat yang menjadi

sasaran masyarakat melakukan bayar niat dan menjelaskan bagaimana sejarah dan

mitologi dari tempat-tempat bayat niat serta bagaimana prosesi dari bayar niat sendiri.

Kemudian di dalam bab ini juga penulis akan membahas apa persamaan serta

perbedaan dari bayar niat dan nazar dalam Islam.

Bab keempat memuat tentang bagaimana hubungan masyarakat Desa

Sapugara Bree dengan bayar niat. Dalam bab ini menjelaskan tentang apa konsekuensi

yang akan diterima oleh masyarakat atau pelaku bayar niat ketika dia tidak melakukan

bayar niat tersebut. Kemudian bahasan selanjutnya yaitu membahas tentang waktu

yang tetpat untuk melakukan bayar niat dan bagaimana perkembangan dan eksistensi

bayar niat.

Page 26: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

15

Bab kelima berisi penutup, kesimpulan-kesimpulan dari pembasan yang

dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, serta berisi saran-saran dari penulis.

Page 27: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

16

BAB II

LETAK GEOGRAFIS DESA SAPUGARA BREE

A. Letak Geografis Desa Sapugara Bree

Desa Sapugara Bree adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Brang

Rea Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sapugara Bree berada

di sebelah Timur kota Taliwang dan sebelah barat desa Beru. Desa Sapugara Bree

memiliki luas pemukiman seluas 17,98 ha, luas persawahan 518 ha (dengan pembagian

sawah irigasi teknis seluas 463 ha, sawah irigasi ½ teknis 30 ha dan sawah tadah hujan

25 ha). Adapun luas perkebunan 9,11 ha, luas kuburan 4,29 ha, luas pekarangan 8,36

ha, luas taman 300 m2, luas perkantoran 200 m2, luas prasarana umum lainnya 2,60 ha.

Tabel Penetapan Luas Wilayah Desa Sapugara Bree:

No Bentuk Lahan Luas Lahan

1. Lahan Pemukiman 17,98 ha

2. Lahan Persawahan 518 ha

3. Lahan Perkebunan 9,11 ha

4. Lahan Kuburan 4,29 ha

5. Pekarangan 8,36 ha

6. Taman 300 m2

7. Lahan Perkantoran 200 m2

8. Prasarana umum 2,60 ha

Total Luas 560.84 ha

Page 28: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

17

Desa Sapugara Bree terbagi atas empat dusun yaitu dusun Sapugara, dusun

Bree, dusun Ponjok dan dusun Kejawat. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk desa

Sapugara Bree berdasarkan dusun.

No. Dusun Jumlah Penduduk

Laki-Laki Perempuan

1. Sapugara 663 691

2. Bree 582 587

3. Ponjok 180 188

4. Kejawat 176 199

Jumlah Jiwa

1.601 1.665

3.266

Jarak dari desa ke kecamatan sekitar 2 km dan jarak dari desa ke kota sejauh 8

km. walau terbilang cukup jauh tapi masyarakat masih bisa dengan mudah

menempuhnya. Dengan adanya alat transportasi yang memadai seperti sepeda motor

motor, mobil dan alat transportasi sejenisnya, kemudian akses jalan untuk menuju ke

kecamatan dan kota sudah bagus sehingga semakin memudahkan masyarakat untuk

menempuhnya. Perkembangan alat tranportasi secara besar-besaran di desa Sapugara

Bree dimulai sekitar tahun 1996. Tidak hanya perkembangan alat transportasi yang

Page 29: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

18

sudah maju, alat elektronik dan komunikasi seperti televisi, komputer, laptop dan

handphone pun sudah berkembang.1

B. Sistem Perkonomian dan Sosial Masyarakat

Pada dasarnya sistem perekonomian masyarakat Sapugara Bree cukup setabil

dan cukup untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari. Akan tetapi perjalanan

kehidupan tidak selalu mulus, karena masyarakat hanya mengandalkan hasil pertanian

saja tentu ada beberapa hal yang bergeser atau berpengaruh pada sendi kehidupan

masyarakat. Contohnya berdampak pada pendidikan anak.

Seiring dengan perkembangan zaman perekonomian masyarakat Sumbawa

umumnya dan khususnya masyarakat Sapugara Bree pun berkembang. Perubahan ini

terjadi karena Kabupaten Sumbawa Barat sudah membentuk Kabupaten sendiri pada

10 Maret 2000 dan menyatakan diri berpisah dari Kabupaten Sumbawa. Pada awalnya

Sumbawa Barat masih bergabung dengan Kabupaten Sumbawa. Akan tetapi karena

akses yang sangat jauh ke pusat kota Sumbawa bagi masyarakat Sumbawa Barat, maka

delapan kecamatan (kecamatan Poto Tano, Seteluk, Taliwang, Brang Rea, Brang Ene,

Jereweh, Maluk, dan Sekongkang) yang ada di daerah Sumbawa Barat berkoalisi untuk

membentuk Kabupaten Baru dengan nama Sumbawa Barat atau dikenal dengan KSB.

Semenjak terbentuknya Kabupaten Sumbawa Barat yang terdiri dari delapan

kecamatan membuat masyarakat semakin makmur dan sejahtra. Lapangan kerja mulai

meluas dan prasarana semakin bagus. Masyarakat yang awalnya hanya mencari nafkah

1 Profil Desa Sapugara Bree Tahun 2018, Naskah tidak diterbitkan.

Page 30: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

19

dengan mengandalkan hasil pertanian dan perkebunan dengan berkembangnya kota

Taliwang atau Kabupaten Sumbawa Barat peluang untuk kerja untuk masyarakat

semakin terbuka lebar. Menjadi nelayan merupakan salah satu pekerjaan yang sering

dilakukan oleh masyarakat Sumbawa Barat. Bagi masyarakat pesisir penghasilan

utama mereka adalah dari hasil menangkap ikan.

Kemudian dengan berkembangnya Sumbawa Barat menjadi kabupaten atau

kota peluang untuk membuka bisnis baru juga semakin besar. Tidak sedikit dari

masyarakat yang membuka toko pakaian, mejadi penjual makanan di taman kota juga

tidak sedikit. Pengelolaan lahan yang dulunya dikelola kabupaten Sumbawa sekarang

dikelolah sendiri oleh kabupaten Sumbawa Barat. Hal itu menjadi keuntungan besar

buat pemerintah dan menjadi peluang besar bagi masyarakat untuk kerja. Di antaranya

yaitu mengelolah tambak udang yang ada di pelabuhan Poto Tano yang merupakan

salah satu daearah yang berada di bawag naungan Sumbawa Barat.

Kekayaan alam di Sumbawa Barat juga tidak kalah dari beberapa daearah yang

ada di Indonesia. Salah satunya yaitu tambang emas yang merupakan sumber

penghasilan terbesar bagi pemerintah kota. Pembangunan daearah menjadi semakin

cepat, masyarakat memiliki peluang besar untuk kerja di tambang emas dan dengan

adanya tambang emas ini penghasilan pemerintah pun bertamaba dan kehidupan

masyarakat pun menjadi makmur. Tambang emas yang ada di Sumbawa Barat ini

merupakan salah satu tambang terbesar yang ada di KSB yaitu pertambangan emas PT

Page 31: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

20

Newmount (pertambangan emas terbesar di Sumbawa Barat dan termasuk salah satu

tambang terbesar di Indonesia).2

Tabel pekerjaan masyarakat:

No. Jenis Pekerjaan

Jenis Kelamin

Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1. Belum/Tidak Bekerja 287 279 566

2. Mengurus Rumah Tangga 351 351

3. Pelejar/Mahasiswa 254 261 515

4. Pensiunan 3 3

5. PNS 26 12 38

6. TNI 1 1

7. Kepolisian RI 4 4

8. Pedagang 40 92 132

9. Petani/ Pekebun 300 260 560

10. Peternak 265 5 270

11. Nelayan/Perikanan 1 1

12. Karyawan Swasta 15 17 32

13. Karyawan Honorer 37 45 82

14. Buruh Harian Lepas 7 3 10

2 Kabupaten Sumbawa Barat, diakses dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sumbawa_Barat pada tanggal 9 Oktober 2018 pukul 10.49.

Page 32: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

21

15. Buruh Tani/Perkebunan 19 12 31

16. Buruh Nelayan/Perikanan 1 1

17. Buruh Peternakan 11 2 13

18. Pembantu Rumah Tangga 4 1 5

19. Tukang Batu 20 20

20. Tukang Kayu 25 25

21. Tukang Jahit 1 1 2

22. Anggota DPRD 1 1

23. Dosen 2 2

24. Guru 58 51 109

25. Dokter

26. Bidan 1 1

27. Perawat 3 3

28. Apoteker

29. Sopir 8 8

30. Perangkat Desa 5 4 9

31. Kepala Desa 1 1

32. Wiraswasta 64 51 115

33. Pekerja Lainnya 183 172 355

Total 1643 1623 3266

Page 33: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

22

Dengan berkembangnya teknologi dan luasnya lapangan pekerjaan untuk

masyarakat di Sumbawa Barat tidak hanya memberi manfaat yang sangat besar dalam

memperbaiki sistem perekonomian masyarakat. Dengan manfaat yang didapatkan

masyarakat beberapa sistem sosial yang ada sedikit bergeser. Misalnya dengan

berkembangnya teknologi seperti handphone masyarakat mendapat manfaat yang

sangat besar karena hal itu mempermudah untuk saling berkomunikasi dengan keluarga

yang jauh, tidak hanya bisa mendengar suara bahkan bisa langsung melihat wajahnya.

Kemudian beberapa hal yang bergeser adalah kepekaan terhadap sekitar menjadi

berkurang karena mereka lebih berfokus terhadap apa yang ada di media sosial dan

lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial dari pada melakukan interaksi

langsung dengan sesama.3

Masyarakat Sumbawa Barat terutama masyarakat desa Sapugara Bree adalah

masyarakat yang dalam segala hal selalu bergotong royong. Baik itu dalam

membangun rumah, pindah rumah, acara pernikahan, acara sunatan bahkan dalam hal

kecilpun masyarakat Sapugara Bree selalu bergotong royong. Dengan membagi

berbagai macam tugas. Ada yang mencari bambu, ada yang bertugas mengangkat kayu,

ada yang bagian memasak dan beberapa bagia lain yang dalam hal ini saling

mendukung pekerjaan satu sama lain.

Setelah berkembangnya kota, lowongan pekerjaan semakin banyak dan peluang

untu kerjapun banyak. Budaya bergotong royong menjadi sedikit bergeser karena

3 Buku Pengumpulan Buku Induk Statistik Sektoral Pemerintah Desa Sapugara Bree, Naskah

tidak diterbitkan.

Page 34: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

23

hampir sebagian besar sudah memiliki pekerjaan atau kesibukan lain selain bercocok

tanam atau bertani. Budaya gotong royong masi tetap ada, akan tetapi tidak seperti awal

mula sebelum Sumbawa Barat menjadi suatu kabupaten baru.

Walaupun sedikit bergeser dalam budaya gotong royong, tetapi masyarakat

masih menjaga tradisi atau budaya yang ada atau berlaku di tengah masyarakat.

Masyarakat tidak sepenuhnya meninggalkan tradisi dan budaya yang ada. Berperilaku

sopan kepada orang yang lebih tua sudah berakar dalam nadi masyarakat Sumbawa

Barat khususnya masyarakat Sapugara Bree.

C. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan di desa Sapugara Bree dari tahun ke tahun semakin

membaik. Seiring dengan naiknya taraf kehidupan masyarakat. Peran pemerintah pun

tidak dapat disembunyikan atau dinafikan, selain fokus pemerintah membangun atau

memperbaiki pembangunan kota juga memperbaiki mutu pendidikan anak-anak yang

ada di Sumbawa Barat.

Sebelum menjadi kabupaten anak-anak yang ingin mempelajari ilmu kesehatan

atau ilmu mesin harus berangkat jauh ke pusat kota di Sumbawa, tapi setelah mekar

menjadi kabupaten baru para pelajar bisa mempelajari hal tersebut dengan dibangunya

SMK oleh pemerintah. Bahkan sebelum berkembang menjadi kabupaten para pelajar

yang ingin menuntu ilmu agama atau enjadi seorang santri harus keluar daerah untuk

menuntut ilmu yaitu ke tanah Lombok. Perlu diketahui bahwa kepala daerah pertama

yang memimpin Kabupaten Sumbawa Barat ini adalah seorang kiyai lulusan Al-Azhar

Kairo Mesir beliau adalah KH. Zulkifli Muhadli. Selain menjadi Bupati Sumbawa

Page 35: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

24

Barat, beliau juga mendirikan sebuah pondok pesantren dan itu merupaka pondok

pesantren pertama yang ada di Sumbawa Barat namanya pondok pesantren Al-Ikhlas.

Setelah mulai bermunculan pondok pesantren yang lain seperti Al-Manar yang

bertempat di Seloto atau Taliwang dan pondok pesantren Himmatul Ummah yang ada

di desa Sapugara Bree. Pondok pesantren yang didirikan oleh putra asli daerah

Sapugara yaitu KH. Syamsul Ismain, Lc. Beliau merupakan lulusan universitas Al-

Azhar Kairo Mesir. Setelah lulus di universitas Al-Azhar beliau mendirikan Pondok

Pesantren pada tahun 2006 yang diberi nama Himmatul Ummah.

Dengan adanya pondok pesantren Himmatul Ummah khususnya di desa

Sapugara Bree ini masyarakat semakin memberikan kepercayaan dan dorongan kepada

anak-anak mereka untuk menuntut ilmu terutama dalam menuntut ilmu agama. Di era

yang modern ini mendidik anak tidak cukup hanya dengan menyekolahkan di tempat

yang mahal, bergengsi atau populer, akan tetapi mendidik anak di tempat yang baik,

benar dan tepat untuk anak adalah suatu yang dibutuhkan. Memberikan pendidikan

yang baik, benar dan tepat pada anak tidak hanya memperluas pengetahuannya, juga

untuk membentuk karakter dan moral anak untuk menghadapi kerasnya perkembangan

zaman yang akan dihadapi.

Berkembangnya pondok pesantren membawa dampak positif terhadap

perkembangan pendidikan di desa Sapugara Bree. Masyarakat banyak yang

menyekolahkan anaknya di pondok pesantren. Tidak hanya orang sekitar akan tetapi

orang dari luar daerah pun banyak yang menuntut ilmu dan menyekolahkan anaknya

di sana. Dengan adanya pondok pesantren jenjang pendidikan yang ada di Sapugara

Page 36: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

25

Bree juga ikut berkembang dan meningkat mulai dari sekolah dasar, pendidikan MTs

atau SMP dan juga MA atau SMA. Sekarang jenjang pendidikan di desa Sapugara Bree

sudah ada dan terfasilitasi. Hal tersebut memberikan dampak yang baik untuk

masyarakat dan juga generasi muda. Dengan berkembangnya sarana pendidikan dan

ditunjang dengan fasilitas yang memadai tingkat perkembangan pendidikan

masyarakat terutama generasi muda semakin meningkat dan membaik.4

Berikut ini tabel jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan per 31

Desember 2017:

No. Tingkat Pendidikan

Dusun

Jumlah

Sapugara Bree Ponjok Kejawat

1.

Tidak/Belum

Sekolah

138 143 40 50 371

2.

Belum Tamat

SD/Sederajat

208 195 30 32 465

3.

Tamat

SD/Sederajat

339 299 126 154 918

4. SLTP/Sederajat 260 226 118 109 713

5. SLTA/Sederajat 282 268 76 88 714

6. Diploma I/II 15 11 4 2 32

4 Buku Rekap Data Penduduk Desa Sapugara Bree Tahun 2018, Naskah tidak diterbitkan.

Page 37: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

26

7.

Diploma

III/Sarjana Muda

45 38 4 3 90

8.

Diploma IV/Strata

I

22 17 6 3 48

9. Strata II 1 3 4

10. Strata III

Total 1310 1200 404 441 3355

D. Perkembangan Agama Masyarakat Desa Sapugara Bree

Perkembangan agama di desa Sapugara Bree sangat baik. Berdasarkan data

penduduk desa Sapugara Bree, jumlah laki-laki ada 1619 dan perempuan berjumlah

1675 di antara 3294 masyarakat ini semuanya beragama Islam. Masyarakat sudah

mengenal agama secara baik. Bahkan pendidikan agama yang masyarakat miliki

semakin membaik karena adanya pondok pesantren yang ikut berperan aktif dalam

menyiarkan agama dan memberi pemahaman agama kepada masyarakat luas. Tidak

hanya berdampak kepada masyarakat yang ada di desa Sapugara Bree saja, akan tetapi

satu kecamatan Brang Rea mendapat dampak positif dengan adanya pondok pesantren

Himmatul Ummah.5

Peran Kiayi H. Syamsul Ismain membuahkan hasil yang manis kepada

masyarakat setempat. Dengan mendidik generasi muda atau para santri di dalam

5 Profil Desa Sapugara Bree Tahun 2018, Naskah tidak diterbitkan.

Page 38: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

27

pesantren dan memberikan pengajian agama terhadap masyarakat melalui mimbar dan

pengajian rutin. Bahkan para santri pondok pesantren Himmatul Ummah menjadi tolak

ukur dan selalu diperhitungkan dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), karena

tidak jarang para santri merebut juara satu dalam MTQ. Bahkan mereka

mengharumkan nama Kecamatan Brang Rea karena kecamatan Brang Rea menduduki

posisi pertama di tingkat Kabupaten dan meraih piala bergilir MTQ.

Berkat prestasi yang didapatkan oleh para santri, masyarakat semakin memberi

kepercayaan untuk mendidik anaknya di pondok pesantren. Bahkan masyarakat sudah

mulai memperdalam ilmu bacaan al-Qur’an atau belajar tahsin al-Qur’an. Agenda ini

dilakukan setiap hari pada waktu subuh dan pada malam jum’at sampai ahad dilakukan

sehabis salat magrib dan isya. Pada malam jum’at dan subuh ahad pengajian dipimpin

langsung oleh kiyai. Kemudian pada waktu yang lain akan dipimpin oleh santri dan

remaja masjid yang ada di desa Sapugara Bree. Dengan terbentuknya kelompok

mengaji atau sering disebut dengan TBA (Taman Baca Al-Qur’an), tingkat pemahaman

dan pembelajaran masyarakat baik itu mengenai agama dan Qur’an semakin bagus.

Pada dasarnya kepercayaan dan tingkat keagamaan masyarakat desa Sapugara

Bree memang sudah kuat, dan hal ini sudah terjadi dari zaman dahulu. Bahkan

masyarakat Sapugara Bree terkenal dengan pengajian atau kajian Pengaji Ope’. Bila

kita melihat libih jauh lagi, masyarakat Sapugara Bree memiliki budaya duduk bersama

di sebuah perkumpulan guna mengkaji Pengaji Ope’. Budaya ini hanya dilakukan oleh

para tetua desa dan laki-laki yang sudah beranjak dewasa.

Page 39: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

28

Pengaji Ope’ adalah kajian Tasawuf atau falsafah hidup yang mempelajari

tentang kehidupan manusia atau kajian tentang ilmu hakikat. Bagaimana seseorang

harus berlaku, bertutur kata yang baik, menjaga hubungan baik dengan manusia dan

Sang Pencipta. Pengaji Ope’ merupakan pembelajaran lanjutan tentang filsafat hidup.

Umumnya tidak banyak yang bisa menerima Pengaji Ope’ ini.

Jika seseorang belum siap menerima Pengaji Ope’ atau memaksakan diri untuk

mengkajinya akibatnya bisa menimbulkan kegilaan atau gangguan jiwa. Hal ini

disebabkan ketidaksabaran dalam mempelajari sesuatu yang pada akhirnya karena

keterbatasan kemampuan otak maka dia mengalami gangguan jiwa. Orang yang

mempelajari atau mengkaji Pengaji Ope’ ini masih dikatakan setengah-setengah.

Hanya mengambil sedikit ajaran kemudian diterapkan dalam hidup. Dan tidak heran

karena belajar setengah-setengah pemahaman orang yang belajar setegah-setengah ini

menjadi melenceng dari makna sebenarnya yang dimaksud dalam Pengaji Ope’ itu

sendiri. Bahkan ada yang hanya mengambil bagian yang dianggap menguntung bagi

dirinya sendiri walaupun yang dimaksudnya tidaklah demikian.

Setelah berkembang pondok pesantren di desa Sapugara Bree pemahaman

masyarakat tentang agama juga betambah. Pemahaman yang ada di Pengaji Ope’

disempurnakan oleh ajaran yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadits. Walaupun demikian

Pengaji Ope’ ini merupakan ilmu yang terbilang bisa mempermudah setiap tingkah

laku manusia dalam beragama, akan tetapi karena kemudahan ini tidak sedikit yang

terjerumus dan cenderung meninggalkan syariat. Contohnya dalam hal sholat, dalam

Pengaji Ope’ ada ajaran “Sembahyang No Putes, Wudhu No Batal” artinya selalu

Page 40: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

29

berzikir adalah sholat yang tidak akan ada putusnya. Tapi banyak salah memahami dan

mereka meninggalkan sholat dan hanya berzikir mengingat Tuhan. Bahkan bisa

dikatakan Pengaji Ope’ ini semakin sedikit yang mempelajarinya. Hanya para tetua

desa dan beberapa orang yang masih mempelajarinya.

Page 41: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

30

BAB III

TRADISI BAYAR NIAT MASYARAKAT DESA SAPUGARA BREE

KECAMATAN BRANG REA KABUPATEN SUMBAWA BARAT

A. Sejarah dan Pengertian Bayar Niat

Tanah Samawa merupakan tanah yang sangat subur. Bahkan tanah Samawa

pada zaman dahulu dikenal dengan sebutan Pulau Nasi. Tidak heran kalau banyak

orang yang datang untuk mengungsi atau melakukan perpindahan ke tanah Samawa

atau Sumbawa. Kekayaan alam yang dianugrahkan Tuhan di tanah Samawa memberi

berkah kepada banyak orang dan setidaknya zaman dahulu sebelum Negara kita

menjadi Indonesia ada sekitar tujuh belas kerajaan yang berkembang di Sumbawa yang

mengelolah kekayaan alam ini, di antaranya Kerajaan Gunung Setia (Sumbawa),

Kerajaan Seran (Seteluk), Kerajaan Taliwang dan Kerajaan Jereweh.1

Di bawah kepemimpinan para Raja di tanah Samawa masyarakat memeluk

agama Islam. Hal ini tidak terlepas dari peran para kiyai yang melakukan syiar agama

di tanah Samawa. Mengingat cara penyebaran agama di tanah Samawa dilakukan

dengan cara syiar, tidak heran kalau tradisi, adat serta budaya yang ada tidak

sepenuhnya dihilangkan termasuk tradisi bayar niat.

Diketahui bahwa dahulu di Istanah Baru Sultan Sumbawa datang seorang kiyai

bernama Abdussamad dan satu keluarga bangsa Alaydrus bernama Syamsuddin,

istrinya bernama Zubaidah dan seorang putra bernama Kamaluddin meminta izin dan

1 Lalu Mantja, Sumbawa Pada Masa Dulu Suatu Tinjauan Sejarah (Sumbawa Besar:

Samratulangi, 2011), h. 8.

Page 42: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

31

memohon lahan untuk mereka tinggali. Kemudian diberikanlah tempat tinggal oleh

Raja Sumbawa yang diberi nama Keban Geranta.

Diceritakan bahwa Kamaluddin bermain-main hingga sampai ke suatu tempat

di belakang Istana Baru Sultan. Di sana dia menggali sebuah sumur, yang kemudian

dikenal dengan Sumir Batir. Sumur ini dipercaya dapat mendatangkan keberkahan dan

memberi rahmat bagi masyarakat. Raja Sumbawa pun senang dengan apa yang

dilakukan oleh Kamaluddin. Raja Sumbawa menjadikan Sumir Batir sebagai salah satu

dari pelengkap dalam setiap acara adat yang dilakukan oleh Sultan ataupun masyarakat.

Sampai saat ini Sumur Batir diyakini masyarakat dapat memberikan berkah dan

menjadi salah satu tempat untuk bayar niat.2

Bayar niat merupakan tradisi masyarakat Sumbawa yang sudah ada sejak

dahulu yang merupakan tradisi yang turun temurun dari para leluhur yang dilakukan di

tempat yang dikeramatkan. Dilihat dari asal kata bayar niat adalah bahasa Sumbawa

yang memiliki arti membayar niat atau menunaikan suatu karena apa yang diinginkan

telah tercapai. Dapat ditarik pengertian bahwa bayar niat adalah suatu tradisi yang

dilakukan di tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat oleh masyarakat Sumbawa

yang dilakukan setelah apa yang diinginkan atau diniatkan tercapai.

B. Tempat-Tempat Bayar Niat, Sejarah dan Mitologinya

1. Makam Kramat Gani

2 Lalu Mantja, Sumbawa Pada Masa Dulu Suatu Tinjauan Sejarah, h. 10.

Page 43: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

32

Makam kramat gani merupakan salah satu tempat bayar niat yang terletak di

desa Setebe Brang yang berada di kota Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat. Menurut

cerita dari Aping Hadijah atau Aping Ija seorang juru kunci dari makam kramat gani

sekaligus keturunan langsung dari Balo Abe yaitu juru kunci pertama makam kramat

gani. Makam kramat gani ada sekitar tahun 1930. Pada awalnya makam keramat gani,

ada karena seorang alim atau seorang guru ngaji yang bernama Balo Abbas atau kerap

dipanggil dengan Balo Abe pergi untuk bertapa ke atas gunung yang terkenal di

Taliwang yaitu gunung Maroseng. Dia bertapa di depan kuburan kecil sambil duduk di

atas batu besar. Di dalam pertapaannya dia didatangi oleh roh yang memakai pakaian

ihram dan menggunakan ikat kepala atau dalam bahasa Sumbawa sapu tobo.

Kemudian terjadi percakapan antara Balo Abe dan roh tersebut diawali dengan

salam. Balo Abe bertanya kepada roh tersebut “Sai kau? (kamu siapa?)” “Aku Gani”

roh itu menjawab. Setelah melakukan percakapan yang cukup lama roh itu berpesan

sekaligus meminta kepada Balo Abe bahwa dia meminta supaya Balo Abe menjaga

dan memelihara kuburannya dan memberi makan serta minum. Setelah Balo Abe

menyanggupi permintaan roh tersebut, seketika itu mereka menghilang dari atas

gunung menuju ke pedesaan yang terletak di pinggiran kota atau disebut desa Setebe

Brang dan makam itu diberikan nama Kramat Gani. Setelah berpindah ke Setebe Brang

Balo Abe merawat kubur tersebut dan memberi makan dengan topat dan peser makanan

khas Sumbawa. Dia memberi makan setiap hari rabu, kamis dan jum’at.

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian asal-usul bayar niat bahwa sebelum

bayar niat ada tahapan yang harus dilakukan dahulu yaitu ente niat atau mengambil

Page 44: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

33

niat yang dilakukan dengan dua cara yaitu berniat dari rumah dan kedua dengan cara

datang langsung ke makam kramat gani. Di makam kramat gani kalau seorang yang

mengambil niat atau tau ente niat apabila dia mau ente niat dengan cara datang

langsung ke makam kramat gani maka ada cara yang harus dilakukan juga. Yang

pertama dia harus memegang sepotong kayu atau bambu yang kecil tidak perlu panjang

kurang lebih 15 cm.

Kemudian sambil memegang kayu tersebut dia berniat sesuai dengan niatnya.

Kalau misalkan dia memiliki dua niat maka dia memegang dua buah kayu sesuai

dengan jumlah niat yang dia punya. Setelah berniat maka kayu yang dipegang tadi akan

ditancapkan di ujung kaki sebelah barat batu nisan. Setelah menancapkan kayu tersebut

maka orang yang beriniat boleh meninggalkan kayu tersebut sebentar kurang lebih 30

menit. Setelah itu kayu itu ditarik. Kalau kayunya panjang maka niatnya akan

terpenuhi, tapi kalau kayunya tidak terpenuhi maka dia belum mendapatkan rizki.

Sedikit menjelaskan silsilah dari juru kunci makam Kramat Gani. Juru kunci

awal yaitu Balo Abe kemudian setelah wafat maka yang mengurus makam kramat Gani

adalah anak atau keluarganya dan yang bisa menjadi juru kunci atau yang mengurus

tata cara pelaksaan bayar niat di makam kramat Gani harus seorang perempuan. Silsilah

juru kunci makam kramat gani sampai saat ini. pertama Balo Abe, kedua Nini Aya

anak Balo Abe yang paling besar, kemudian yang ketiga Nini Ati anak paling kecil dari

Page 45: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

34

Balo Abe, kemudian yang keempat atau yang sekarang Aping Ija. Saat seseorang yang

mau melakukan ente niat atau bayar niat maka harus melaui Aping Ija.3

Kalau kita melihat silsilah orang yang menjadi juru kunci ini hanya seorang

lelaki yang pernah menjadi juru kunci yaitu Balo Abe sendiri dan selain itu semuanya

wanita. Hal ini menjadi pertanyaan kenapa demikian. Setelah mewawancarai Aping Ija

ternyata bukan karena Balo Abe tidak memiliki keturunan laki-laki, akan tetapi makam

Kramat Gani tidak boleh diurus oleh seorang lelaki, Kramat Gani harus diurus oleh

seorang wanita. Itulah kenapa selepas wafatnya Balo Abe yang melanjutkan untuk

mengurus makam Kramat Gani adalah saudari-saudari ataupun anak-anak wanita

beliau.

Menurut Aping Ija juga sesuai dengan hasil wawancara, orang yang mengambil

niat langsung ke Kramat Gani haruslah melalui atau harus sepengetahuan beliau.

Karena tanpa sepengetahuan beliau walaupun orang yang mengambil niat atau dalam

bahasa Sumbawa tau ente niat itu bolak-balik mengambil niat hal itu tidak akan

berhasil. Makam Kramat Gani sangat terkenal di kalangan masyarakat. Bahkan batu

yang ada di makam tersebut bisa menjadi berkat, akan tetapi hal itu berlaku kalau tau

ente niat datang langsung ke rumah juru kunci atau Aping Ija.

Pernah seorang pemuda mengambil niat di makam Kramat Gani. Kemudian dia

membawa pulang sebuah batu dari makam tersebut. Maksud dia membawa pulang batu

dari makam tersebut supaya bisa menjadi berkat atas ente niat yang dia lakukan.

3 Wawancara dengan Aping Hadijah pada tanggal 10 Juni 2018 pukul 10.19.

Page 46: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

35

Sesampai di rumah dia menyimpan batu yang tadinya diambil di tempat yang aman.

Tidak lama setelah itu batu yang baru saja diletakkan atau disimpan hilang. Kemudian

dia balik kembali mengambil niat dan bercerita kepada masyarakat tentang apa saja

yang baru dia alami, saat itu masyarakat memberitahu bahwa orang yang mau

mengambil niat atau mengambil sesuatu dari makan tersebut harus melalui Aping Ija

selaku juru kunci.

Kemudian di kramat gani ada beberapa tradisi yang dilakukan sebelum

melakukan bayar niat. Yang pertama dia harus mendatangi rumah orang yang menjadi

juru kunci dari makam Kramat Gani. Setelah memberitahukan Balo Abe atau juru

kunci yang sekarang Aping Ija, maka Aping Ija akan mempersiapkan bore salah satu

perlengkapan utama untuk memulai bayar niat. Bore dibuat dari induk kunyit dan

minyak mandar. Bore akan diusap ke wajah, leher, dada dan tangan tau ente niat.

Kamudian yang kedua, tau ente niat diwajibkan untuk membawa dua buah ketupat dan

satu buah peser. Kedua jenis makanan ini dengan jumlah yang sudah ditentukan

memiliki makna yang cukup ekstrim. Dua buah ketupat melambangkan dua buah zakar

laki-laki kemudian satu buah peser melambangkan kemaluan laki-laki. Inilah maksud

dari jumlah wajib makanan yang harus dibawa oleh tau ente niat.

Kemudian juru kunci serta orang yang akan bayar niat pergi ke kramat gani

secara bersamaan, tapi sebelum jalan juru kunci akan membaca mantra atau beberapa

bacaan ketika hendak berangkat ke tempat bayar niat. Sesampai di tempat bayar niat

orang yang bayar niat akan duduk di samping makam menghadap barat kemudian juru

kunci Aping Ija akan memandikannya. Adapun hal lainnya seperti makan-makan

Page 47: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

36

bersama, melepas ayam putih atau menyembelih kambing adalah tambahan saja atau

sesuai kemampuan dari tau ente niat dan itu tidak diharuskan.

Sebagai contoh kesaksian dan hasil wawancara dengan Hajah Iyok salah

seorang tetangga Aping Ija yang melakukan bayar niat. Dahulu dia pernah berniat, “jika

selamat Allah memberikan saya (Hajah Iyok) dan suami bisa berhaji saya akan bayar

niat di makam Keramat Gani.” Pada tahun 2019 keduanya bisa berangkat haji dan balik

dari haji keduanya bayar niat di makam Keramat Gani.

Hajah Iyok sudah mengambil niat selama 5 tahun dan baru tercapai di tahun

2019. Menurut kesaksian Hajah Iyok selama 5 tahun terakhir dia selalu berdoa dalam

salat supat Allah memperkenankan dia berangkat haji bersama suaminya. Selama 5

tahun itu dia selalu berikhtiar dan menabung dari hasil panen dan pada akhirnya apa

yang dia inginkan bisa tercapai.4

2. Makam Seran

Makam seran merupakan makam salah satu raja yang ada di Sumbawa yang

berada di desa Seran. Nama raja tersebut adalah raja Dewa Lengan Maspakil atau

masyarakat mengenal dengan Lalu Maspakil, beliau wafat pada tahun 1931. Raja Lalu

Maspakil memiliki seorang istri akan tetapi mereka tidak memiliki keturunan. Pada

saat raja Lalu Maspakil berjalan untuk melihat keadaan rakyat, dia mendengar suara

bayi menangis dari arah sungai. Kemudian raja Lalu Maspakil mengikuti suara tersebut

dan dia melihat seorang bayi perempuan menangis di bawah pohon bambu dekat

4 Wawancara dengan Hajah Iyok pada tanggal 10 Juni 2018 pukul 12.30.

Page 48: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

37

dengan sungai. Raja Lalu Maspakil mengabil anak tersebut dan membawanya pulang

dan mengangkatnya sebagai anak, dia memberi nama Lala Jinis.5

Raja Lalu Maspakil adalah raja yang sangat baik sehingga rakyatnya sangat

menghormatinya. Ketika rakyat tahu bahwa sang raja memiliki seorang anak.

Penduduk ikut merasa gembira dengan hal tersebut dan sang raja mengundang warga

untuk makan bersama di kerajaan Seran. Seiring dengan bertambah usia Lala Jinis

tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik dan dipersunting oleh seorang pangeran.

Bahakan kisah cinta Lala Jinis dan sang pangeran pun terekam dalam sebuah tarian

adat Sumbawa yang berjudul tarian Lala Jinis. Selain memiliki paras yang sangat cantik

dan menikah dengan seorang pangeran, Lala Jinis juga berbudi luhur. Sifat baik yang

dia miliki diturunkan dari sifat ayahnya raja Lalu Maspakil.6

Kebaikan budi raja Lalu Maspakil membuat masyarakat atau rakyatnya sangat

menyukai serta menghormatinya. Bahkan setelah wafat masyarakat dan rakyatnya

masih menghormatinya dan meminta berkat darinya dengan cara berdoa di makamnya.

Sampai sekarang sebagian besar masyarakat Sumbawa masih meminta berkatnya.

Meminta berkat inilah yang disebut oleh masyarakat Sumbawa sebagai bayar niat.

Makam raja Lalu Maspakil dijaga oleh satu keluarga yang sudah merawat

makamnya secara turun temurun. Saat ini yang menjadi penjaga atau juru kunci dari

makam tersebut adalah pak Abu Bakar. Setiap melakukan bayar niat harus melalui dan

sepengetahuan pak Abu Bakar. Adapun tata cara melakukan bayar niat di makam raja

5 Lalu Mantja, Sumbawa Pada Masa Dulu Suatu Tinjauan Sejarah, h. 7. 6 Wawancara dengan Balo Saleh pada tanggal 11 Juni 2018 pukul 10.00.

Page 49: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

38

Lalu Maspakil atau masyarakat mengenal dengan makam Seran. Dengan cara

dimandikan sebuah sumur dekat dengan makam dan duduk di atas batu bundar yang

terletak di depan sumur. Adapun persiapan atau bahan-bahan yang dibawa saat bayar

niat tergantung pada niat orang yang sudah mengambil niat. Di makam Seran tidak ada

keharusan akan bahan yang dibawa saat prosesi seperti tempat-tempat lain. Akan tetapi

sesuai adat atau kebiasaan orang pada umumnya saat melakukan bayar niat harus

disertakan dengan topat dan peser.

Zaman dahulu ketika kepercayaan masyarakat terhadap hal yang gaib masih

kuat, ada sebuah pantangan yang tidak boleh untuk dilakukan. Seseorang yang datang

ke makam raja lalu muspakil ini, tidak boleh menggunakan pakaian berwarna kuning.

Segala hal yang berwarna kuning tidak boleh digunakan saat melakukan bayar niat.

Hal ini berlaku bagi semua orang, baik masyarakat biasa terlebih lagi bagi orang yang

melakukan bayar niat. Masyarakat percaya bahwa hal itu akan memberikan dampak

negatif bagi orang tersebut.7

Melihat kembali dari sisi sejarah dan silsilah kepengurusan makam Raja Lalu

Muspakil bapak Abu Bakar merupakan keturunan yang kesekian yang menjadi juru

kunci. Menjadi seorang juru kunci merupakan hal yang diwarisi turun temurun. Juru

kunci merupakan orang yang setia mengurusi Raja Lalu Muspakil dari dia hidup

sampai dia wafat dan bahkan berlangsung sampai sekarang. Bapak Abu Bakar menjadi

juru kunci diwarisi dari bapaknya yang bernama bapak Kuling, bapaknya menerima

7 Wawancara dengan bapak Abu Bakar pada tanggal 11 Juni 2018 pukul 11.00.

Page 50: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

39

dari kakeknya bernama kakek Dawi dan ke atasnya lagi. Secara sepesifik bapak Abu

Bakar kurang tahu dia juru kunci ke berapa.

Pada dasarnya menjadi seorang juru kunci tidak hanya diberikan begitu saja,

akan tetapi menjadi juru kuci orang yang akan menjadi penerusnya harus memiliki ilmu

batin kemudian dipercaya oleh pemilik makam untuk mengurusnya. Juru kunci dipilih

langsung oleh pemilik makam dengan cara mendatanginya melalui mimpi. Setelah itu

secara turun temurun pemeliharaan makam atau tempat yang dikeramatkan akan

diserah terima kepada orang atau anggota keluarga yang dipercaya untuk diturunkan

ilmu yang mereka miliki ke calon juru kunci baru.

3. Buin Banyu

Buin banyu adalah suatu tempat yang dikramatkan di desa Mura kecamatan

Brang Ene. Buin Banyu berasal dari dua bahasa, Buin berasal dari bahasa Sumbawa

yang artinya sumur kecil atau ai korok. Sedangkan Banyu berasal dari bahasa Jawa

yang artinya air. Kalau digabungkan Buin Banyu artinya air sumur kecil. Awal mula

Buin Banyu ada ialah ketika seorang pemiliki kebun yang bernama Hasan atau Ake

dia melihat ada mata air yang tiba-tiba muncul dari tengah kebunnya, orang setempat

menyebutnya ai muncar. Awalnya mata air ini dianggap biasa saja oleh pemilik kebun.

Dia hanya menggali tanan dan membentuk sebuah wadah kecil atau sumur kecil untuk

menampung mata air tersebut atau dalam bahasa Sumbawa masyarakat mengenalnya

dengan sebutan ai korok.

Ai korok ini dijadikan sebagai tempat bayar niat setelah ada seorang haji yang

berasal dari Taliwang dia bernama haji Man datang bertapa ke ai korok tersebut. Pada

Page 51: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

40

saat melakukan pertapaan dia mendapatkan ilmu yang luar biasa dan dia menjadi orang

sakti atau orang sumbawa mengenal sebagai Sandro. Setelah pertapaan haji Man

tersebut, di dalam ai korok tersebut muncul seekor belut kecil dan seekor belut

berukuran besar tampa badan atau dia hanya memiliki kepala saja dengan posisi kepala

menghadap ke atas dan posisi badan tegap atau lurus. Masyarakat percaya apabila

seseorang yang melihat belut tersebut muncul kemudian pada saat itu dia memiliki

harapan maka dia akan mendapatkan apa yang diharapkan. Perlu diketahui bahwa belut

ini jarang menampakkan diri dan hanya orang-orang tertentu yang dapat melihatnya.

Dari situlah awal mula masyarakat meyakini kalau buin banyu itu kramat.

Hasan selaku pemilik dari tanah tersebut kemudian membuat ai korok itu menjadi dua

wadah. Wadah pertama dikhususkan untuk memandikan orang yang melakukan bayar

niat, kemudian wadah kedua dijadikan sebagai air minum atau bisa dipergunakan untuk

umum. Wadah pertama yang dikhususkan untuk memandikan orang bayar niat hanya

akan digayung tiga sampai lima kali ke badan orang bayar niat. Sebagai bentuk bahwa

dia sudah melaksanakan bayar niat. Jika orang yang bayar niat ingin mandi sepuasnya

maka dia boleh mandi di wadah yang satunya yang diperuntukkan untuk umum.

Buin banyu sudah dirawat oleh lima generasi. Yang pertama adalah Balo Hasan

dan Balo Maryam atau dikenal dengan sebutan Iam. Balo Hasan ialah juru kunci

pertama dari buin banyu dan Iam ini adalah istri dari Balo Hasan dan dialah yang

memandikan orang yang melakukan bayar niat. Setelah Balo Hasan dan Balo Iam wafat

yang kedua merawat buin banyu adalah nyai rabaiyah. Beliau adalah sepupu dari Balo

Hasan. Perlu diketahui bahwa orang yang berhak menjadi juru kunci dari buin banyu

Page 52: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

41

harus bagian dari keluarga atau keturunan dari Balo Hasan dan Balo Ima. Setelah nyai

Rabaiyah wafat pemegang ketiga adalah ea Empo. Kemudian juru kunci keempat

dipegang oleh ea Buen. Setelah ea Buen wafat sekarang juru kunci kelima dari buin

banyu adalah bapak Muhammad.8

Adapun beberapa tata cara untuk melakukan bayar niat di buin banyu tidak ada

bedanya dengan tata cara bayar niat yang lain yaitu menyediakan topat dan peser

kemudian digantung di pohon maja dekat dengan buin banyu. Topat dan peser yang

disediakan tidak memiliki jumlah tertentu, kalau orang yang bayar niat memiliki

kelabihan rizki maka dia boleh menyembelih kambing dan kambing disembelih harus

dihabiskan di buin banyu tidak boleh dibawa pulang. Yang membedakan bayar niat di

buin banyu dengan tempat lainnya adalah jalan yang dilalui. Untuk menuju ke buin

banyu ada jalan khusus yang harus dilalui. Pertama orang yang melakukan bayar niat

berjalan dari rumah juru kunci dari buin banyu kemudian mereka akan berjalan

bersama sampai ke area bayar niat dengan posisi juru kunci berjalan di barisan depan

dan orang yang bayar niat mengikuti juru kunci.

Sesampai di area bayar niat mereka akan masuk melalui gerbang atau pintu

utama dari tempat bayar niat yaitu berupa pohon nunuk. Pohon nunuk ini merupakan

pohon yang sakral dan merupakan gerbang antara alam gaib dan dunia. Setelah masuk

melewati pohon nunuk mereka akan langsung menuju ke buin banyu dan langsung

dimandikan.

8 Wawancara dengan Nde´ Muhammad pada tanggal 09 Juni 2018 pukul 9.30.

Page 53: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

42

Di buin banyu terdapat dua pohon yang sakral, yang pertama pohon maja dan

kedua pohon nunuk. Pohon maja merupakan tempat untuk menggantung bahan atau

makanan yang dibawa saat bayar niat. Kemudian pohon nunuk adalah pintu gerbang

dari jalan masuk menuju buin banyu. Masyarakat percaya bahwa kedua pohon ini

adalah rumah dari penunggu buin banyu. Kalau pohon maja ditebang maka air dari

buin banyu akan mengering. Kemudian kalau pohon nunuk ditebang maka akan ada

akibat tersendiri yang didapat oleh yang menebang.9

Perlu diketahui bahwa sewaktu-waktu buin banyu bisa mengeluarkan bau

seperti bangkai. Masyarakat meyakini bahwa saat buin banyu mengeluarkan bau

artinya belut besar yang tidak memiliki badan sudah mati. Bau ini tidak hanya di daerah

itu saja, tapi juga akan tercium di dua desa. Pertama akan tercium di desa Mura tempat

buin banyu itu sendiri kemudian yang kedua akan tercium di desa Pukat yang berada

di Labu Pade Sumbawa. Pada dasarnya buin banyu terhubung dengan tempat bayar niat

lain yang berada di desa Pukat kecamatan Labu Pade kabupaten Sumbawa dan tempat

tersebut juga berbentuk ai korok atau sumur kecil. Ai korok ini terletak di pinggir pantai

Labu Pade. Ai korok ini berair tawar walaupun sering bercampur dengan air laut tapi

rasanya tetap tawar. Masyarakat menyebut ai korok ini namanya ai sagarengeng.

Menurut penuturan masyarakat buin banyu dan ai sagarengeng keduanya terhubung.

Apabila terjadi sesuatu maka keduanya akan mengelurkan bau. Baunya bisa saharian

bahkan sampai dua hari.10

9 Wawancara dengan Aping Aisyah pada 09 Juni 2018 pukul 11.30. 10 Wawancara dengan Aping Rahmah pada tanggal 09 Juni 2018 pukul 10.30.

Page 54: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

43

C. Unsur-Unsur Bayar Niat

Dari penjelasan di atas tentang beberap tempat yang sering dijadikan objek

bayar niat oleh masyarakat Sumbawa dapat kita tarik kesimpulan bahwa ada beberapa

unsur-unsur penting dalam tradisi bayar niat ini, jika salah satu di antaranya tidak ada

maka bayar niat dianggap tidak lengkap atau tidak sah. Berikut adalah unsur-unsur

penting dalam bayar niat:

1. Ente niat atau mengambil niat.

Yang pertama ini merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum

bayar niat adalah mengambil niat atau dalam bahasa Sumbawa dikenal dengan ente

niat. Langkah awal ini bisa dilakukan dengan dua cara. Yang pertama berniat dari

rumah. Contohnya, Wahai Nenek Kuasa (Ya Allah) jika saya sembuh dari sakit

yang menimpa saya maka saya akan bayar niat di makam Keramat Gani.

Cara yang kedua adalah dengan cara datang langsung ke tempat yang di

keramatkan. Cara yang kedua ini memiliki cara yang unik untuk dilakukan yaitu

dengan menancapkan sebilah kayu berukuran kurang lebih 15 cm kemudian

berniat apa yang diinginkan dan ditinggalkan selama kurang lebih 30 menit,

setelah itu baru diambil kembali. Jika kayu yang ditancapkan tadi memanjang

maka apa yang diinginkan akan tercapai, tapi jika kayu itu sama seperti semula

maka apa yang diinginkan tidak akan tercapai.

2. Tempat bayar niat

Page 55: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

44

Setelah seseorang mengambil niat atau ente niat maka selanjutnya yang harus ada

adalah tempat untuk bayar niat, misalnya salah satu dari tiga tempat bayar niat

yang sudah dijelaskan sebelumnya.

3. Bayar niat

Kemudian baru yang ketiga bayar niat. Setelah apa yang diniatkan sudah tercapai

maka baru melakukan bayar niat di tempat yang sudah diniatkan.

4. Juru kunci

Bayar niat tidak akan terjadi kalau juru kunci tidak ada. Misalkan seseorang yang

telah mengambil niat kemudian dia sudah mendapatkan apa yang diniatkan dan

membayar niat ketempat yang dikeramatkan tanpa sepengetahuan juru kunci,

maka bayar niatnya dianggap tidak sah atau harus diulang kembali.

5. Bore

Setelah melalui juru kunci maka yang harus ada dalam bayar niat adalah bore yang

merupakan perlengkapan yang disediakan oleh juru kunci. Bore akan disediakan

pada saat bayar niat berlangsung.

6. Topat dan peser

Yang keenam adalah makanan yang wajib ada saat bayar niat. Orang yang bayar

niat jika tidak membawa topat dan peser maka bayar niatnya dianggap tidak

lengkap sampai keduanya ada.

7. Dimandikan di tempat keramat

Page 56: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

45

Unsur yang ketujuh adalah dimandikan. Bayar niat tanpa dimandikan juga

dianggap tidak sah. Karena melalui proses mandi inilah gugurnya hutang atau

terlepas dari bayar niat. Artinya kewajiban bayar niat sudah terlaksanakan.

8. Makan-makan bersama

Barulah masuk pada unsur terakhir yang wajib ada yaitu makan bersama. Apapun

makanan yang sudah dibawakan ke tempat bayar niat harus dihabiskan di tempat

tersebut dan tidak boleh dibawa pulang.

D. Prosesi Bayar Niat dan Alasan Melakukan Bayar Niat

Dalam bayar niat terdapat dua tahapan yaitu ente niat dan bayar niat. Sebelum

melakukan bayar niat seseorang harus ente niat artinya mengambil niat terlebih dahulu.

Ada dua cara untuk ente niat yaitu, berniat dari rumah dengan niat kalau dia sehat maka

dia akan bayar niat di makam kramat gani. Kemudian yang kedua dengan cara datang

langsung ke tempat bayar niat.

Tahapan pertama dalam bayar niat adalah ente niat atau mengambil niat. Ente

niat bisa dilakukan dengan dua cara yang pertama ente niat dengan cara berniat dari

rumah dengan meniatkan apa yang akan diniatkan dan kemana tempat dia akan

mengambil niat. Bisa di keramat Gani, makam Seran atau Buin Banyu atau tempat-

tempat lain yang dianggap keramat. Kemudian cara kedua dalam ente niat adalah

dengan cara mengunjungi langsung makam atau tempat bayar niat.

Dalam tradisi bayar niat di keramat Gani misalnya, orang yang ente niat dengan

cara datang langsung ke makam akan melakukan hal seperti menancapkan sebatang

kayu dengan panjang sekitar 15 cm. Kayu tersebut akan ditancapkan pada batu nisan

Page 57: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

46

arah selatan atau pada kaki dari makam tersebut setelah orang yang ente niat selesai

berniat dalam hati. Setelah ditancapkan kayu tersebut akan ditinggalkan selama 30

menit. Jika kayu itu memanjang berarti niatnya akan lancar dan bisa didapatkan, tapi

jika kayunya sama panjang dengan ukuran sebelum dia menancapkannya berarti

niatnya tidak akan didapatkan. Maka orang yang ente niat tadi bisa berniat di tempat

lain atau tempat yang dikeramatkan.

Kemudian yang kedua dari tahapan bayar niat adalah bayar niat itu sendiri.

Ketika keinginan dari orang yang ente niat tadi sudah terpenuhi maka tahapan

selanjutnya yang dilakukan adalah bayar niat. Bayar niat bisa dilakukan dengan segera

atau menunggu saat orang yang ente niat punya rizki. Seorang yang ingin bayar niat

dia harus pergi bersama dengan juru kunci tempat bayar niat.

Adapun beberapa hal yang disediakan atau dibawa pada saat melakukan bayar

niat adalah sebagai berikut:

1. Bore

Bore adalah bahan yang disediakan oleh juru kunci untuk melakukan bayar niat

dan dibuat langsung oleh juru kunci. Bore dibuat dari induk kunyit dan minyak

mandar.

2. Topat dan peser

Topat peser adalah makanan yang wajib disediakan oleh orang yang datang bayar

niat. Jumlah dari topat peser yang disediakan tergantung tempat melakukan bayar

niat. Contoh di keramat Gani orang yang melakukan bayar niat wajib menyediakan

satu buah peser dan dua buah topat, tapi jika ingin membawa lebih tidak jadi

Page 58: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

47

masalah. Adapun seperti di makam Seran dan Buin Banyu jumlah topat dan peser

tidak di tentukan.

3. Perlengkapan lain atau makanan yang dibawakan sesuai dengan niat

Makanan yang dipersiapkan saat melakukan bayar niat adalah sesuai dengan niat

dan kemampuan dari orang yang bayar niat. Kalau niat awal saat ente niat

meniatkan akan memotong ayam atau kambing maka yang disediakan yaitu

kambing atau ayam. Makan yang disediakan harus dihabiskan di tempat bayar niat

dan tidak boleh dibawa pulang. Makanya saat ada orang yang bayar niat banyak

keluarga mereka yang ikut serta bahkan banyak orang laing yang ikut menonton

prosesi bayar niat sekaligus menunggu saat makannya.11

Kemudian adapun tata cara melakukan bayar niat adalah sebagai berikut:

1) seorang yang membayar niat harus memberitahukan kapan dia akan bayar niat

kepada juru kunci supaya juru kunci bisa menyiapkan apa saja yang diperlukan

saat bayar niat seperti bore.

2) Pada hari akan melakukan bayar niat orang yang bayar niat dan juru kunci akan

berangkat bersama-sama dari rumah juru kunci sampai ke tempat bayar niat.

3) Sesampai di tempat bayar niat mereka akan menyembelih kambing atau hewan

apapun yang sudah diniatkan saat ente niat.

4) Setelah menyembelih hewan maka orang yang bayar niat akan dimandikan di

tempat bayar niat, orang yang bayar niat akan dimandikan oleh juru kunci sendiri

11 Wawancara dengan Aping Hadijah pada tanggal 09 Juni 2018 pukul 20.00.

Page 59: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

48

di dekat makam atau tempat bayar niat. Biasanya orang yang akan dimandikan

akan duduk di sebuah batu yang sudah disediakan untuk melakukan prosesi mandi

atau akan dimandikan di sebelah makam

5) Adapun air yang digunakan untuk mandi adalah air yang sudah didoakan oleh juru

kunci. Adapun air yang didoakan oleh juru kunci akan dibawa dari rumah kurang

lebih satu gayung kemudian air itu akan dicampurkan dengan air yang jumlahnya

lebih banyak saat berada di tempat bayar niat. Juru kunci akan memandikan orang

yang bayar niat kurang lebih dua atau tiga gayung.

6) Setelah dimandikan dan didoakan barulah acara makan-makan. Semua makanan

yang dijadikan sebagai pelengkap untuk bayar niat harus dihabiskan di tempat

bayar niat berlangsung dan tidak boleh dibawa pulang.12

Setelah penjelasan prosesi bayar niat di atas tentu timbul pertanyaan mengapa

seseorang harus melakukan bayar niat. Landasan utama yang menjadi alasan seseorang

melakukan bayar niat adalah bentuk rasa syukur atas apa yang telah didapatkan.

Kemudian alasan kedua adalah sebagai bentuk kewajiban yang harus dilakukan karena

masyarakat percaya bahwa jika seseorang sudah mengabil niat maka mereka harus

membayarnya dan hal tersebut harus dilakukan di tempat tertentu atau yang dianggap

keramat oleh masyarakat.

Alasan terakhir adalah tradisi. Karena bayar niat ini sudah sangat terkenal

ditengah masyarakat bahkan ini merupakan tradisi yang sudah ada dari zaman dahulu

12 Wawancara dengan Aping Rahmah pada tanggal 11 Juni 2018 pukul 20.00.

Page 60: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

49

maka bayar niat ini harus dilakukan, karena masyarakat percaya jika seseorag sudah

mengambil niat dia harus bayar niat. Jika tidak dilaksanakan maka apa yang dikeluhkan

sebelum mengambil niat misalnya sakit, maka sakitnya akan kembali seperti semula

atau bahkan lebih parah dari sebelumnya.

E. Persamaan dan Perbedaan Bayar Niat dan Nazar dalam Islam

Dalam ajaran Islam seseorang apabila berjanji tentang kebaikan yang pada

asalnya janji itu tidak wajib menurut syara’, tetapi ketika sesudah diikrarkan lewat lisan

kemudian diniatkan dalam hati, maka hal tersebut menjadi wajib untuk dikerjakan,

dalam Islam hal ini dikenal dengan nazar.

Allah berfirman dalam surah al-Insan ayat 7 Allah berfirman:

v :نسان. الفون بالنذريو

“Mereka menunaikan nazarnya.” (Al-Insan: 7)13

Kemudian dalam sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang

diriwayatkan oleh Imam Bukhari menjelaskan bahwa:

رواه البخارىمن نذران يعصى الله فلا يعصه.

“barang siapa bernazar akan menaati Allah (mengerjakan perintah Nya), hendaklah dia

kerjakan.” (Riwayat Bukhari)

Adapun nazar dalam ajaran Islam dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:

1. Menjanjikan ibadah apabila dia mendapatkan nikmat atau keuntungan atau

karena terhindar dari bahaya. contohnya seorang berkata, jika Allah

13 Al-Quran Al-Karim, Surah Al-Insan (76) Ayat 7.

Page 61: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

50

mengaruniahi saya kelulusan strata satu tahun ini, saya akan berpuasa selama

lima hari karena Allah atau kalau Allah menyembuhkan penyakit saya ini, saya

akan melakukan salat tengah malam enam kali karena Allah. Apabila ia

memeroleh kelulusan atau sembuh dari sakitnya, maka dia wajib berpuasa

selama lima hari, atau salat malam sebanyak enam kali sesuai dengan niat awal.

2. Mewajibkan ibadah dengan tidak ada sebabnya. Misalkan dia berkata, saya

akan berpuasa bulan ini, tiga hari karena Allah. Atau saya akan salat dua rakaat.

Nazar yang kedua ini menurut ulama wajib dikerjakan sebagaimana hukum

nazar pertama. Dalam mazhab Syafii hal ini dibenarkan, beralasan dengan hadis yang

disebutkan di atas. Sebagian ulama berpendapat tidak sah, berarti tidak wajib ditepati.

Adapun nazar yang tidak wajib untuk dilakukan adalah bernazar akan berbuat

kemaksiatan (larangan), maka dalam hal ini nazarnya tidak sah, umpamanya dia

bernazar akan minum arak dan sebagainya.14

Dalam nazar dan bayar niat ada beberapa persamaan dan perbedaan. Adapun

persamaan antara nazar dan bayar niat ialah sebagai berikut:

1. Nazar dan bayar niat merupakan suatu janji yang pada dasarnya tidak terikat

atau masih bebas dalam hal ini bisa dikatakan sunnah tapi menjadi suatu

keharusan untuk dikerjakan ketika sudah melontarkan janji.

14 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2018), h. 485.

Page 62: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

51

2. Nazar dan bayar niat memiliki kesamaan yaitu sama-sama merupakan bentuk

dari realisasi janji atas harapan harapan yang sudah tercapai. Dengan kata lain,

keduanya akan dilakukan saat janji yang diikrarkan tercapai.

Kemudian perbedaan atara nazar dan bayar niat adalah sebagai berikut:

1. Nazar dan bayar niat memiliki perbedaan dalam segi ritual atau tata cara

pelaksanaannya. Nazar dilakukan sesuai dengan cara atau ajaran agama Islam

yaitu dengan bersedekah, berpuasa, salat malam atau hal lain yang sesuai

dengan syariat. Sedangkan bayar niat dilakukan dengan tata cara sesuai dengan

adat atau tradisi yang berlaku di tengah masyarakat Sumbawa.

2. Dalam pandangan syariat, nazar dihitung sebagai kewajiban bagi pribadi atau

personal saja. Kewajiban untuk menunaikannya hanya bagi orang yang

bernazar saja. Berbeda halnya dengan bayar niat, tidak hanya melibatkan orang

berniat saja untuk mengerjakannya, tapi juga melibatkan orang lain.

3. Nazar dalam Islam merupakan sesuatu yang bersifat pribadi dan tidak

diwakilkan oleh orang lain.

4. Sedangkan bayar niat bisa bersifat pribadi dan bisa bersifat mewakilkan orang.

Arti dari mewakilkan orang, ketika di dalam sebuah keluarga ada yang sakit

misalkan, anaknya sakit maka yang mengambil niat boleh ibunya, ayahnya,

neneknya atau kakek. Hal ini bisa diwakilkan. Akan tetapi saat melakukan

bayar niat orang yang mengambil niat orang yang menjadi objek bayar niat

adalah orang yang sakit atau orang yang diwakilkan tadi.

Page 63: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

52

BAB IV

Relasi Masyarakat Sapugara Bree Dengan Tradisi Bayar Niat

A. Waktu Bayar Niat

Kalau kita melihat kembali kepada sejarah daripada bayar niat itu sendiri, kita

dapat melihat bahwa tradisi ini terjadi sejak dahulu dan tradisi ini berlangsung sampai

pada keadaan masyarakat sudah memeluk agama islam. Ada suatu alasan mendasar

kenapa bayar niat tetap dilakukan padahal masyarakat sudah memeluk agama islam.

Alasannya adalah untuk menarik hati masyarakat yang pada dasarnya memiliki

keyakinan animisme dan dinamisme. Karena keyakinan mereka terhadap hal-hal gaib

masih sangat erat maka salah satu caranya ialah dengan menarik hati masyarakat

sehingga mereka bisa menerima islam dan perlahan islam meyatu dalam diri

masyarakat.

Dengan cara itulah Kiyai Zainal Abidin murid dari Sunan Giri yang diutus

untuk melakukan penyebaran Islam ke tanah Samawa menarik hati masyarakat supaya

masyarakat merasa memiliki islam. Secara perlahan beliau mengubah tradisi yang ada

di pulau Sumbawa, mengingat sejarah bahwa zaman dahulu kerajaan Hindu pernah

menyentuh sebagian pulau Sumbawa kemudian akhirnya raja dan sebagian

pengikutnya memeluk Islam setelah ditaklukkan kerajaan Sumbawa.1

Dengan mengubah niat daripada bayar niat yang awalnya menyembah atau

bergantung pada roh-roh leluhur kemudian berubah menjadi penyebahan atau

1 Lalu Mantja, Sumbawa Pada Masa Dulu (Sumbawa Besar: Samratulangi, 2011), h. 33.

Page 64: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

53

penyerahan diri kepada Nene Kuasa2 (Allah). Adapun hal yang dirubah atau

dipertahankan dalam tradisi bayar niat adalah niat itu sendiri. Yang mulanya

menyematkan niat kepada roh-roh leluhur atau penunggu dari tempat yang

dikramatkan kemudian dirubah menjadi niat kepada Nene Kuasa. Kemudian hal-hal

yang masih dipertahankan dan dirubah tujuannya adalah makanan atau bahan-bahan

yang digunakan dalam bayar niat sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada

Nene Kuasa atas kesembuhannya atau niat yang sudah terkabulkan sekaligus sebagai

bentuk sedekah.

Masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Sumbawa dikenal dengan budaya

sedekah. Hampir setiap kegiatan yang dilakukan akan ada sedekah. Contoh saat

seorang memiliki anak maka mereka akan merayakan kegembiraan dan sekaligus rasa

terima kasih kepada Allah dengan cara sedekah. Kemudian acara sunatan, pernikahan,

dapat pekerjaan, naik jabatan, bahkan sampai kematian pun ada sedekah untuk

meminta doa masyarakat terhadap orang yang sudah meninggal dunia supaya arwah

orang yang meninggal bisa tenang dan mendoakan yang terbaik untuknya dan keluarga

yang ditingalkan.3

Lazimnya apa yang terjadi di tengah masyarakat merupakan bentuk bahwa

manusia tidak bisa melepaskan diri dari kepercayaan dan keyakinan yeng merupakan

nilai prinsipil dan suatu asasi bagi kehidupan manusia. Keyakinan dan kepercayaan

yang paling tinggi dalam hati manusia adalah keyakinan dan kepercayaan terhadap zat

2 Nene Kuasa adalah sebutan kepada Allah di kalangan masyarakat Sumbawa. 3 Wawancara dengan Bapak Ahmad pada tanggal 08 Juni 2018 pukul 08.00.

Page 65: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

54

ghaib Yang Maha Kuasa. Karena manusia adalah makhluk bertuhan, yang pada

hakikatnya meyakini wujud Tuhan sebagai zat yang paling mutlak.

Pola peribadatan ritualitas yang terjadi di tengah masyarakat merupakan

ungkapan simbolis dari dimensi keyakinan diri terhadap sesuatu yang dianggap agung.

Bagi pelaku atau pemeluk dari suatu keyakinan, peribadatan merupakan bentuk

permohonan dalam pemujaan untuk menunjukkan rasa terima kasih atau pengabdian

yang ditunjukkan kepada kekuasaan-kekuasaan leluhur yang menggenggam kehidupan

manusia.4

Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul Antropologi Sosial

menjelaskan bahwa sistem kepercayaan itu bisa berupa konsepsi tentang paham-paham

yang hidup terlepas di dalam pikiran manusia, juga bisa berupa konsepsi-konsepsi dan

paham-paham yang terintegrasikan dalam dongeng-dongeng dan aturan-aturan. Ini

biasa dianggap keramat dan merupakan kesusastraan suci dalam suatu religi.5

Begitu juga dalam hal bayar niat ketika apa yang sudah diniatkan tercapai maka

mereka melakukan sedekah. Dalam tradisi bayar niat sedekah dilakukan di tempat

bayar niat. Semua keluarga akan diundang bahkan masyarakat setempat yang berada

di lingkungan bayar niat bisa ikut menikmati sedekah atau makanan yang dibawakan

saat bayar niat. Adapun makanan yang dibawa sebagai perlengkapan bayar niat harus

dihabiskan di tempat bayar niat.

4 H.T.H. Fischer, Pengantar Antropologi Kebudayaan Indonesia (Jakarta: Pustaka Sarjana,

1980), h. 142. 5 Koentjaraningrat, Antropologi Sosial (Jakarta: Dian Rakyat, 1974), h. 240.

Page 66: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

55

Bayar niat dilakukan saat harapan atau keinginan orang yang sudah mengambil

niat atau tau ente niat tercapai dengan sesegera mungkin bagi yang memiliki rizki lebih

untuk bayar niat sesuai niat awal. Kemudian seorang yang melakukan bayar niat boleh

menunda bayar niat kalau belum memiliki rizki sampai dia memiliki rizki untuk bayar

niat.

Masyarakat percaya kalau tau ente niat sengaja meninggalkan apa yang sudah

diniatkan maka dia akan mendapatkan musibah atau dia kembali ke kondisi semula

sebelum dia mengambil niat. Dalam kondisi seperti ini masyarakat biasanya akan pergi

ke orang pintar atau dalam bahasa Sumbawa sandro untuk mengatahui kenapa dia

mengalami penyakit yang tidak bisa sembuh. Saat mereka menemui sandro, sandro

akan memberi tahu kenapa mereka mengalami hal aneh atau penyakit seperti semula.

Ternyata penyebabnya adalah karena mereka lupa untuk bayar niat. Sandro dalam

masyarakat Sumbawa memiliki peran yang cukup dominan. Semua hal yang tidak

lazim terjadi di tengah masyarakat akan melibatkan bantuan sandro.

Masyarakat Sumbawa memiliki kebiasaan seperti saat hendak melakukan

sesuatu biasanya mereka akan bertanya hari yang baik atau bulan apa yang baik untuk

melakukan suatu pekerjaan kepada sandro atau orang pintar. Tidak ubahnya dengan

orang pintar yang ada di daerah-daerah lain yang ada di Indonesia. Sandro di tengah

masyarakat Sumbawa juga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam aspek

kebudayaan masyarakat. Karena di setiap gerak langkah dari kebudayaan ataupun adat

istiadat setempat selalu melibatkan sandro.

Page 67: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

56

Contoh salah satu budaya masyarakat Sumbawa sekaligus merupakan olahraga

masyarakat setempat yaitu kerapan kerbau. Dalam hal ini mulai dari persiapan sebelum

pertandingan dimulai, bahkan saat budaya kerapan kerbau dimulai sandro akan sangat

disibukkan untuk menangani kerbau, orang yang akan menjadi joki kerapan kerbau

bahkan arena tempat berlangsung kerapan kerbau pun akan dia persiapkan terlebih

dahulu dengan bacaan-bacaan atau amalan-amalannya supaya joki dan kerbaunya bisa

memenangkan kerapan kerbau.Bahkan dalam kerapan kerbau tidak hanya para peserta

yang bertanding tetapi para sandro pun ikut bertanding. Tidak jarang ada yang sampai

batuk darah dan kemungkinan terburuk adalah meninggal dunia.6

Itulah salah satu contoh peran sandro dalam budaya masyarakat Sumbawa. Di

dalam bayar niat sandro memiliki peran saat sesuatu yang tidak lazim terjadi pada

orang yang sudah mengambil niat atau ente niat yang bahkan dalam ilmu medis

penyakitnya tidak terdeteksi. Hal semacam ini biasanya masyarakat akan membawanya

ke sandro untuk melihat apa sebenarnya penyebab dari penyakit tersebut. Setelah

dilihat oleh sandro ternyata penyebabnya adalah dia lupa untuk bayar niat, dan

kebenaran lainnya adalah orang tersebut langsung sembuh setelah bayar niat. 7

Termasuk dalam konteks kapan waktu untuk bayar niat, masyarakat juga

biasanya meminta saran dari sandro kapan waktu yang tepat untuk bayar niat. Bahkan

ada juga yang tidak meminta saran dari sandro atau langsung mengabarkan juru kunci

dari tempat yang dikeramatkan bahwa hari ini tanggal sekian dia akan melakukan bayar

6 Wawancara dengan bapak Usman pada tanggal 09 Juni 2018 pukul 16.00. 7 Wawancara dengan Aping Rahmah pada tanggal 08 Juni 2018 pukul 11.00.

Page 68: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

57

niat sehingga juru kunci akan mempersiapkan apa saja yang diperlukan saat prosesi

nanti. Dan sebaiknya bayar niat dilakukan sesegera mungkin kalau sudah memiliki

rizki yang cukup.

Sebagaimana kesaksian dari Ibu Maryam salah seorang warga Desa Mura

tempat dimana Buin Banyu itu ada. Dia bercerita bahwa waktu dia akan berangkat kerja

ke luar negeri bersama teman-teman dari Sumbawa ke Arab Saudi. Salah satu

temannya bernamah Halimah terkena sebuah penyakit, di mana pipinya membengkak

dan tidak kunjung sembuh. Kemudian Ibu Maryam mengajak Halimah untuk duduk

bersama sambil bersenda gurau dan berkata pada Halimah.

“Halimah, jika kamu diberkati untuk sembuh maka sembuhlah. Jika nanti kita

pulang dari Saudi entah itu kamu yang duluan ataupun saya, jika saya duluan balik

maka saya akan menunggu kamu untuk bayar niat. Jika kamu yang duluan pulang

maka walaupun kecil entah itu baru lahir bawalah seekor kambing untuk disembelih

di buin banyu.”

Tidak lama setelah berucap pada waktu sore hari temannya sembuh, kuasa

Allah. Setelah dia pulang dari Saudi dia langsung bayar niat di buin banyu.

Demikianlah waktu untuk bayar niat tidak memiliki waktu khusus untuk

melakukannya. Ketika apa yang sudah diniatkan tercapai maka dia memiliki kewajiban

untuk membayarnya sesegera mungkin atau mempercepat bila sudah memiliki rizki

Page 69: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

58

dan waktu. Jika belum memiliki rizki maka orang yang berniat bisa menunda sampai

dia memiliki rizki.8

B. Dampak Bayar Niat Dalam Kehidupan Masyarakat

Seorang filsuf bernama Alfred North Whitehead beranggapan bahwa agama

adalah hasil perenungan manusia dalam kesendirian dan keheningan. Adapun William

James mengungkapkan agama sebagai suatu perasaan, tindakan dan pengalaman

manusia masing-masing dalam keheningannya.9

Sejarah agama merupakan bentuk dari penetapan tentang fakta-fakta

bagaimana suatu bangsa, suatu umat, suatu sekte dan orang-orang tertentu dalam waktu

yang tertentu dipelajari dan dipikirkan. Misalnya, bagaimana menetapkan dogma-

dogma keagamaan, bagaimana menciptakan atau membuat mithe, dan bagaimana

penganut agama tersebut melaksanakan tugas kebaktiannya. Sejarah agama

mempertanyakan mengenai apa, di mana dan kapan.10

Kalau ingin mengetahui apakah sesungguhnya sembahyang itu maka seseorang

haruslah melihat bentuk sembahyang primitif atau kehidupan rohani pada bangsa kuno.

Yang dimaksud dengan kehidupan rohani yang primitif adalah sikap hidup keagamaan

tertentu yang bersumber atas penyimpangan pemikiran dan gambaran yang dijumpai

8 Wawancara dengan Aping Maryam pada tanggal 09 Juni 2018 pukul 11.30. 9 Robert W. Crapps, Dialog Psikologi Agama Sejak William James Hingga Gordon W.

Allport (Yogyakarta: Kanisius, 1993), h. 16. 10 Mariasusai Dhavamoni, Fenomenologi Agama (Yogyakarta: Kanisius, 1995), h. 24-26.

Page 70: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

59

pada bangsa-bangsa yang belum maju beserta bentuk kehidupan rohani primitif yang

lebih dibatasi secara psikologis daripada tarikhi.11

Usaha menjadikan nilai agama sebagai milik dan menyatu dengan diri sendiri

merupakan usaha atau hal yang terus menerus terjadi dalam sejara penghayatan agama.

Karena ketidaksesuaian antara bentuk-bentuk agama dan penghayatan pribadi,

kerapkali ajaran, ibadat dan organisasi keagamaan tidak dihargai atas dasar bahwa

semua itu merugikan manusia. Agama dalam bentuk tradisionalnya ditolak karena

penolakan dianggap merupakan cara menemukan agama personal. Agama yang sudah

terikat dan tercampur dengan budaya yang tidak selalu sejalan dengan jiwa dan

semangat asli agama perlu ditolak demi penghayatan agama yang autentik.12

Dalam iman yang sejati ada kegiatan berpikir, memilih dan bertindak pada

setiap saat yang penuh arti karena pada saat itu bertemulah hubungan masa lalu dan

masa kini dalam diri sendiri, dalam hubungan dengan orang lain dan dengan Tuhan.13

Sigmund Freud mengatakan bahwa agama adalah ilusi atau bayangan yang

bersumber pada dorongan masa kanak-kanak, dan berguna dalam pertumbuhan

manusia, tetapi sebaiknya dilepas dan diganti pada waktu manusia mencapai

kedewasaan.14

11 Syamsuddin Abdullah, dkk., Fenomenologi Agama (Jakarta: Departemen Agama, 1985), h.

12. 12 Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami Perilaku Dengan Mengaplikasikan Prinsip-

Prinsip Psikologi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 276. 13 Salmaini Yeli, Psikologi Agama (Riau: Zanafa Publishing, 2012), h. 101. 14 Benjamin Nelson, Freud Manusia Paling Berpengaruh Abad Ke-20 (Surabaya: Ikon

Teralitera, 2003) h. 177-179.

Page 71: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

60

Kehidupan beragama pada dasarnya merupakan kepercayaan terhadap

keyakinan adanya kekuatan gaib, luar biasa atau supranatural yang berpengaruh

terhadap kehidupan individu dan masyarakat, bahkan terhadap segala gejala alam.

Kepercayaan menimbulkan perilaku tertentu seperti berdoa, memuja dan lainnya, serta

menimbulkan sikap mental tertentu, seperti takut, rasa optimis, pasrah, dan lainnya

dari individu dan masyarakat yang mempercayainya.15

Kehidupan beragama adalah kenyataan hidup manusia yang ditemukan

sepanjang sejarah masyarakat dan kehidupan pribadinya. Ketergantungan masyarakat

dan individu kepada kekuatan gaib ditemukan dari zaman purba sampai ke zaman

modern ini. Kepercayaan itu diyakini kebenarannya sehingga menjadi kepercayaan

keagamaan atau kepercayaan religius. Mengadakan upacara-upacara pada momen-

momen tertentu, seperti perkawinan, kelahiran dan kematian juga berlangsung dari

dahulu kala sampai zaman modern ini. Upacara-upacara ini dalam agama dinamakan

ibadat dan dalam antropologi agama dinamakan ritual atau rites.

Mempercayai suatu tempat, benda, waktu atau orang sebagai keramat, suci,

bertuah, istimewa, juga ditemukan sampai sekarang. Kepercayaan terhadap sucinya

sesuatu itu dinamakan dalam antropologi dan sosiologi agama dengan mempercayai

adanya sifat sakral pada sesuatu. Mempercayai sesuatu sebagai yang suci atau sakral

juga ciri khas kehidupan beragama. Adanya aturan terhadap individu dalam kehidupan

15 Ridjaluddin, Psikologi Agama (Ciputat: Lembaga Kajian Islam Nugraha, 2016), h. 313.

Page 72: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

61

bermasyarakat, berhubungan dengan alam lingkungannya, atau dalam berhubungan

dengan Tuhan juga ditemukan di setiap masyarakat, di mana dan kapan pun.16

Di samping itu kehidupan beragama punya pengaruh terhadap aspek kehidupan

lain. Anne Marie Malefitj mengungkapkan bahwa agama adalah the most important

aspects of culture yang dipelajari oleh ahli antropologi dan ilmuan sosial lainnya.

Aspek kehidupan beragama tidak hanya ditemukan dalam setiap masyarakat, tetapi

juga berinteraksi secara signifikan dengan institusi budaya yang lain.

Ekspresi religius ditemukan dalam budaya material, perilaku manusia, nilai,

moral, sistem keluarga, ekonomi, hukum, politik, pengobatan, sains, teknologi, seni,

pemberontakan, perang, dan lain sebagainya. Tidak ada aspek kebudayaan lain dari

agama yang lebih luas pengaruh dan implikasinya dalam kehidupan manusia. Agama

atau minimal pendekatan keagamaan adalah cara yang efektif dalam pembentukan

kepribadian dan kebudayaan. 17

Terdapat perbedaan kehidupan beragama di kalangan masyarakat primitif dan

masyarakat modern. Dalam masyarakat primitif, kehidupan beragama tidak dapat

dipisahkan dari aspek kehidupan lain, beragama dan kegiatan sehari-hari menyatu.

Beragama merupakan sistem sosial budaya. Dalam masyarakat modern, kehidupan

beragama hanya salah satu aspek dari kehidupan sehari-hari. Beragama bagian, kalau

16 Hilman Hadikusuama, Antropologi Agama (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1983), h. 15-

20. 17 Bustanuddin Agus, Agama Dalam Kehidupan Manusia Pengantar Antropologi Agama, h.

5.

Page 73: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

62

tidak akan dikatakan bagian kecil dari kehidupan. Beragama merupakan subsistem dari

kehidupan, yaitu sistem peribadatan atau ritual.18

Geertz mengungkap betapa kompleks dan mendalamnnya kehidupan

beragama. Agama tampak tumpang tindih dengan kebudayaan. Kemudian

kompleksitas dan luasnya ruang lingkup ajaran agama dapat dilihat dalam ajaran Islam.

Sebagai agama wahyu terakhir, Islam adalah ajaran yang komprehensif dan terpadu,

yaitu mencakup bidang ibadat, perkawinan, waris, ekonomi, politik, hubungan

internasional, dan seterusnya.

Hukum Islam misalnya, didefinisikan sebagai ajaran atau titah Allah yang

menyangkut setiap perbuatan mukallaf. Aspek hukum dari ajaran Islam juga tidak

hanya mencakup hubungan dengan Allah dalam hal ibadat saja, tetapi juga hubungan

dengan sesama manusia dan alam lingkungan. Hukum itu merupakan kesatuan antara

aspek ibadat dan muamalat. Di samping itu, ia juga merupakan kesatuan antara

perilaku, keyakinan, dan aspek rasa yang disebut juga dengan tasawuf juga hal yang

menyangkut mistisisme.19

Kepercayaan kepada kesakralan sesuatu menuntut ia diperlakukan secara

khusus. Ada tata cara perlakuan terhadap sesuatu yang disakralkan. Ada upacara

keagamaan dalam berhadapan dengan yang sakral. Upacara dan perlakuan khusus ini

tidak dapat dipahami secara ekonomi dan rasional. Melakukan tawaf di sekeliling

18 Adeng Muchtar Ghazali, Antropologi Agama Upaya Memahami Keragaman Kepercayaan,

Keyakinan, dan Keagamaan (Bandung: Alfabet, 2011), h. 19-23. 19 Peter Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama (Yogyakarta: LkiS, 2011) h. 28-33.

Page 74: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

63

Ka’bah misalnya, pada umumnya tidak dapat dipahami keuntungan dan alasan rasional

kenapa sehingga harus diperlakukan demikian. Upacara, persembaham, sesajen, ibadat

keagamaan ini bisa tidak dipahami alasan ekonomis, rasional, dan pragmatisnya. Ia

dilakukan oleh umat beragama dan masyarakat primitif dari dahulu sampai sekarang

dan akan datang.20

Dalam antropologi, upaca ritual dikenal dengan istilah ritus. Ritus dilakukan

ada yang untuk mendapatkan berkah atau rezeki yang banyak dari suatu pekerjaan,

seperti upacara sakral ketika aka turun ke sawah, ada untuk menolak bahaya yang telah

atau diperkirakan akan datang. Ada upacara mengobati penyakit atau rites of healing,

ada upacara karena perubahan siklus dalam kehidupan manusia, seperti pernikahan,

mulai kehamilan, kelahiran atau rites of passage / cyclic rites. Ada juga upacara berupa

kebalikan dari kebiasaan kehidupan harian atau rites of reversal seperti puasa pada

bulan atau hari tertentu, kebalikan dari hari lain mereka makan dan minum ada hari lain

tersebut. Memakai pakaian tidak berjahit ketika berihram haji atau umrah adalah

kebalikan dari ketidak berihram, dan lain sebagainya.

Pengobatan dilakukan dengan memengaruhi kekuatan gaib dan dikerjakan oleh

dukun atau shaman, sedangkan pengobatan secara rasional adalah dengan mendiagnosa

20 Zainul Milal Bizawie, Perlawanan Kultural Agama Rakyat Pemikiran dan Paham Syeikh

Ahmad al-Mutamakkin dalam Pergumulan Islam dan Tradisi 1645-1740 (Yogyakarta: Samha, 2002),

h. 1-5.

Page 75: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

64

penyakit melalui pemeriksaan konkret dan memberi obat yang dapat membunuh

penyebab penyakit.21

Tradisi bayar niat bukan hanya sekedar tradisi dan ditunai oleh orang yang

berniat begitu saja, akan tetapi bayar niat juga mengajarkan nilai moral bagi seseorang

yang mengambil niat untuk berkomitmen dan bertanggung jawab atas apa yang

dijanjikan atau diniatkan. Ketika seseorang sudah berjanji maka dia harus menepatinya.

Hal ini juga merupakan hal yang selalu diajarkan dalam ajaran Islam. Dalam Islam hal

ini dikenal dengan Nazar yang tidak lain sama dengan bayar niat. Akan tetapi yang

menjadi perbedaanya adalah cara menunaikannya.

Nazar dilakukan secara syariat Islam yaitu dengan berpuasa, bersedekah atau

sholat di malam hari dan hal lain sesuai dengan ajaran syariat. Berbeda dengan bayar

niat yang dilakukan secara adat atau tradisi yang berlaku di tengah masyarakat. Meski

dilakukan secara adat atau tradisi yang berlaku di tengah masyarakat, tetapi unsur atau

ajaran agama juga dijadikan sebagai bagian dari bayar niat yaitu dengan bersedekah

yaitu memotong kambing atau membawa makan kemudian dibagikan ke masyarakat.

Sekali lagi hal itu dilakukan sesuai adat dan tradisi yang berlaku sehingga hal tersebut

dilakukan di tempat yang dikramatkan atau tempat bayar niat.

Dari prosesi bayar niat juga mengajarkan kita arti kebersamaan dan berbagi.

Seperti yang diketahui bahwa saat melakukan bayar niat, tidak hanya orang yang

berniat saja yang datang untuk melakukan bayar niat, tapi juga rombongan

21 Bustanuddin Agus, Agama Dalam Kehidupan Manusia Pengantar Antropologi Agama, h.

71-72.

Page 76: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

65

keluarganya. Tidak hanya keluarga yang hadir saat prosesi, tapi juga masyarakat sekitar

ikut hadir meramaikan bayar niat.

Makanan yang dibawakan dari rumah akan dimakan bersama-sama di tempat

bayar niat dan tidak boleh dibawa pulang. Tujuan kenapa makanan yang sudah

disediakan saat bayar niat tidak boleh dibawa pulang adalah supaya semua yang hadir

dapat bagiannya dan bertujuan untuk berbagi kebahagiaan karena apa yang diniatkan

oleh orang yang berniat terwujudkan.

Nilai-nilai yang terkandung dalam bayar niat yang bisa dijadikan pengajaran

oleh masyarakat adalah sebagai berikut:

Yang pertama mengajarkan tanggung jawab. Bayar niat mengajarkan

masyarakat untuk bertanggung jawab atas ucapan, janji dan perbuatannya. Ketika

seseorang mampu mempertanggungjawabkan ucapan, janji dan perbuatannya, maka

dia akan menjadi orang selamat.

Yang kedua tradisi bayar niat mengajarkan masyarakat untuk menjaga

silaturrahmi. Menjaga silaturrahmi dengan sesama keluarga dan juga orang lain. Tali

silaturrahmi harus selalu dijaga dalam keadaan apapun. Karena kunci dari kebahagian

dalam hidup ialah kebersamaan dan baiknya hubungan antar sesama manusia makhluk

dan Tuhan.

Yang ketiga mengajarkan cara berbagi. Tidak hanya bertanggung jawab atas

ucapan, janji dan perbuatan serta menjaga tali silaturrahmi saja yang diajarkan dalam

tradisi bayar niat, tapi juga mengajarkan cara berbagi. Saat seseorang memiliki rizki

yang lebih jangan lupa untuk melihat saudara-saudara kita yang tidak mampu. Karena

Page 77: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

66

dalam harta yang kita miliki ada hak-hak orang lain termasuk saudara-saudara kita yang

fakir atau kurang mampu dalam segi finansial.

C. Perkembangan dan Eksistensi Bayar Niat

Melihat sejarah perkembangan agama dan eksistensi budaya atau tradisi yang

ada di Sumbawa Barat, membuktikan bahwa apa yang berlaku saat ini merupakan

sesuatu yang eksis atau sudah berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama.

Perkembangan budaya dan tradisi di Sumbawa Barat tidak lepas dari pada ajaran atau

kepercayaan animisme dan dinamisme. Kemudian dengan perkembangan agama di

Indonesia, menyebarnya agama Islam ke seluruh pelosok Nusantara memberi dampak

yang besar terhadap perubahan budaya dan tradisi di tengah masyarakat.

Menurut pandangan Cliffort Geertz dalam buku pengantar antropologi

memahami realitas budaya karangan Sugeng Pujileksono, mengatakan bahwa budaya

adalah sesuatu yang dengannya kita memahami dan memberi makna pada hidup. Hal

ini menjelaskan bahwa segala bentuk budaya dan tradisi yang ada di tengah masyarakat

merupakan gagasan-gagasan yang diwariskan yang diungkapkan dalam bentuk simbol

kemudian mereka melestarikan, menyampaikan dan mengembangkan sehingga

menjadi pedoman hidup.22

Kepercayaan manusia tentang kekuatan supranatural akan selalu berkembang

seiring dengan bertambahnya kesadarannya tentang paham jiwa. Maksud paham jiwa

ini adalah manusia mengakui adanya banyak gejala yang tidak diterangkan oleh akal.

22 Sugeng Pujileksono, Pengantar Antropologi Memahami Realitas Budaya (Malang: Intrans

Publishing, 2015), h. 25.

Page 78: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

67

Adanya hal-hal luar biasa yang terjadi dalam hidup dan alam sekelilingnya

menyebabkan timbulnya getaran atau emosi pada jiwa manusia sehingga berdampak

pada kelakuannya. Dengan muncul kelakuan manusia ini maka timbullah sifat religi

atau paham jiwa.23

Sifat religi inilah yang mendongkrak manusia untuk percaya pada sesuatu yang

supranatural. Koenjaraningrat mengatakan bahwa religi memuat hal-hal yang

menyangkut keyakinan, upacara, dan peralatannya, sikap dan perilaku, alam pikiran

dan perasaan serta hal-hal yang menyangkut penganutnya. Tidak heran ketika

masyarakat yang pada dasarnya menganut kepercayaan animisme dan dinamisme,

ketika datang sesuatu yang lebih menenangkan jiwa atau batin maka mereka akan

menerimanya, seperti ajaran agama Islam.24

Perkembangan Islam di bumi Indonesia ini terbilang sangat cepat dan menyebar

luas di Indonesia, bahkan eksistensi paham-paham serta agama-agama yang sudah ada

sebelum Islam sebagian besar ditinggalkan dan memeluk agama Islam. Ajaran Islam

berkemabang di Indonesia dengan damai karena penyebaran Islam dilakukan secara

syiar lisan atau praktek keagamaan yang baik sehingga masyarakat menerimanya

dengan baik. Dengan berkembangan Islam secara damai dan berbaur dengan budaya

yang ada, maka ada hal-hal yang tidak dihapus dari segi budaya dan digabungkan

23 Sugeng Pujileksono, Pengantar Antropologi Memahami Realitas Budaya, h. 85.

24 Sugeng Pujileksono, Pengantar Antropologi Memahami Realitas Budaya, h. 89.

Page 79: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

68

dengan budaya atau ajaran Islam dan ada juga hal yang dihapus atau dihilangkan karena

bertentangan dengan ajaran atau syariat Islam.

Salah satu contohnya adalah tradisi bayar niat di Sumbawa Barat. Sebagaimana

kita ketahui bahwa tradisi bayar niat ini sama dengan nazar dalam Islam. Yang

membedakan keduanya adalah dari segi pelaksanaan, di mana nazar dilakukan sesuai

syariat sedangkan bayar niat dilakukan sesuai dengan budaya yang berlaku. Tradisi

bayar niat ini sangat melekat dengan para sesepu atau orang tua yang ada di Sumbawa

Barat. Sesepu atau orang tua yang ada di Sumbawa Barat sangat menjaga tradisi bayar

niat. Setiap harapan yang ingin mereka capai akan disertai dengan bayar niat, meminta

kesuksesan, keberhasilan, mempunyai keturunan, kesehatan dan hal lain yang

diharapkan dalam hidup. Kepercayaan tentang hal yang supranatural sudah lumrah ada

di tengah masyarakat, terutama para sesepu di Sumbawa Barat kepercayaan tentang hal

yang gaib sangatlah kental, berbeda dengan generasi belakangan yang dikenal dengan

generasi modern atau generasi milenial.

Dengan berkembangnya zaman maka berkembang pula pola pikir manusia dan

menuju pada pemikiran yang modern. Di mana manusia beranggapan bahwa individu-

individu yang paling berharga bukanlah mereka yang sangat maju dalam satu

spesialisasi, melaikan generalisasi yang mampu menangani masalah dengan

menghubungkan beberapa disiplin, dan mampu mengendalikan solusi menuju ke

Page 80: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

69

pnerapan yang sangat berguna bagi umat mausia, dengan nilai-nilai etis sebagai acuan

utama.25

Perkembangan pola pikir ini menuntun manusia untuk selalu bergerak maju dan

semakin berkeinginan kuat untuk menguasai berbagaimacam hal, guna mempersiapkan

kehidupan di masa mendatang. Hal tersebut tidak lah salah, akan tetapi dengan

berkembangnya pola pikir seperti ini, ada beberapa hal yang mulai bergeser baik dari

segi sosial budaya ataupun agama.

Dalam agama misalkan, beberapa hal yang menyangkut syariat semakin lama

mulai dipandang enteng. Dalam hal sholat misalkan, karena terlalu sibuk dengan

pekerjaan terkadang lupa untuk dikerjakan karena mereka sudah memiliki prioritas

baru dalam hidup. Kemudian dari segi budaya tentu banyak budaya atau tradisi yang

mulai bergeser atau jarang diperhatikan bahkan sampai ditinggalkan. Hal ini terjadi

karena manusia adalah makhluk sosial dan makhluk yang bermasyarakat, sebab itu

mereka selalu mengikuti bagaimana pandangan atau perkembangan dalam masyarakat

terutama dalam hal pola pikir.

Menurut pandangan Emile Durkheim dalam buku tradisi dalam sosiologi dari

filosofi positivistik ke post positivistik karangan Ambo Upe, mengatakan bahwa

masyarakat merupakan wadah yang paling sempurna bagi kehidupan bersama antara

sesama manusia, di mana masyarakat berada di atas segalanya. Masyarakat bersifat

menentukan dalam perkembangan individu. Hal yang penting dalam jiwa manusia pun

25 Yves Brunsvick dan Andre Danzi, Lahirnya Sebuah Peradaban Goncangan Globalisasi

(Yogyakarta: Kanisius, 2005), h. 43.

Page 81: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

70

berada di luar manusia sebagai individu, misalnya kepercayaan keagamaan, kategori

alam pikir, serta kehendaknya. Serangkaian peristiwa tersebut bersifat sosial dan

terletak dalam masyarakat.26

Sebagaimana penjelasan di atas maka tidak heran jika setiap individu selalu

mengikuti perubahan siklus dalam masyarakat. Karena tolak ukur sukses atau tidaknya

seseorang tergantung pada bagaimana cara dia diperlakukan dalam masyarakat. Hal ini

bisa berdampak positif ataupun berdampak negatif, baik untuk pribadi ataupun

masyarakat. Perkembangan pola pikir ke arah modern menyebabkan perubahan dalam

hal sosial dan gaya hidup. Hal ini juga berpengaruh terhadap perubahan budaya,

contohnya bayar niat. Perkembangan zaman bisa menjadi ancaman bagi budaya-

budaya yang ada, karena perubahan pola pikir. Walupun tidak semua bergerak bebas

meninggalkan tradisi atau budaya yang ada. Bisa dikatakan setengah dari masyarakat

sudah meninggalkan bayar niat dan setengahnya lagi masih melakukan bayar niat.

Inilah bentuk perubahan yang terjadi dalam masyarakat, perubahan pola pikir

menyebabkan beberapa hal bergeser dan hal tersebut memiliki dampak poitif dan

dampak negatif baik dari segi sosial, segi budaya ataupun dalam hal beragama.

Kembali kepada bagaimana pribadi menyikapi hal tersebut dan tentnunya perubahan

pola pikir ke arah yang positif akan memberi dampak baik dalam hidup dalam segala

aspek begitupun sebaliknya.

26 Ambo Upe, Tradisi Dalam Sosiologi dari Filosofi Positivistik Ke Post Positivistik (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2010), H. 93

Page 82: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang sudah terpaparkan di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa bahwa bayar niat adalah suatu tradisi yang dilakukan di tempat-

tempat tertentu yang dianggap keramat oleh masyarakat Sumbawa kemudian hal

tersebut dilakukan setelah apa yang diinginkan atau diniatkan tercapai.

Bayar niat akan dilakukan sesuai dengan tata cara atau tradisi yang berlaku

dalam masyarakat Sumbawa. Di mana sebelum seseorang melakukan bayar niat maka

ada tahapan pertama yaitu ente niat atau mengambil niat dengan cara berniat dari

rumah atau mengambil niat langsung ke tempat yang dikeramatkan. Jika mengambil

niat dari rumah maka cukup mengucapkan, “Wahai Nenek Kuasa (Ya Allah) jika saya

sembuh dari sakit yang menimpa saya maka saya akan bayar niat di makam Keramat

Gani (atau tempat lain yang dikeramatkan seperti Buin Banyu, Makam Raja Lalu

Muspakil).”

Yang kedua dengan cara datang langsung ke tempat yang di keramatkan yaitu

dengan menancapkan sebilah kayu berukuran kurang lebih 15 cm kemudian berniat

apa yang diinginkan dan ditinggalkan selama kurang lebih 30 menit, setelah itu baru

diambil kembali. Jika kayu yang ditancapkan tadi memanjang maka apa yang

diinginkan akan tercapai, tapi jika kayu itu sama seperti semula maka apa yang

diinginkan tidak akan tercapai.

Page 83: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

72

Kemudian yang berperan penting dalam prosesi bayar niat ini yaitu juru

kuncinya tempat untuk bayar niat. Dalam proses bayar niat juru kunci akan menyiapkan

bore atau bedak yang diracik dengan induk kunyit dan minyak mandar serta

perlengkapan lain. Bore akan dioleskan ke bagian tubuh orang bayar niat seperti wajah,

tangan atau bagian tubuh yang lainnya. Adapun hal lain yang harus disediakan untuk

melengkapi prosesi bayar niat ini adalah seperti Topat Peser adalah makanan wajib

dalam bayar niat dan makanan makanan lain atau menyembelih kambing dan melepas

ayam hanyalah pelengkap saja sesuai dengan niat awal. Jika seseorang pernah berniat

akan menyembelih kambing ketika sembuh dari penyakit atau hal lain maka saat bayar

niat harus menyembelih kambing, karena sudah diniatkan sedari awal.

Tradisi bayar niat yang berlaku di Sumbawa khususnya apa yang ada di Desa

Sapugara Bree memiliki kesamaan seperti Nazar dalam ajaran Islam. Yang artinya

bayar niat niat memiliki kesamaan dan perbedaan dengan nazar. Nazar dalam Islam

adalah hal yang disunnahkan kemudian menjadi wajib ketika seseorang sudah berjanji

sama halnya dengan bayar niat. Perbedaan yang cukup jelas antara nazar dan bayar niat

adalah dari segi pelaksanaannya. Nazar dilakukan sesuai dengan syariat Islam,

sedangkan bayar niat dilakukan sesuai dengan adat yang berlaku yaitu dengan

membayar niat di tempat orang mengambil niat seperti kuburan orang saleh, mata air

yang keramatkan atau tempat keramat lainnya. Dengan membawa peralatan atau alat-

alat yang diperlukan saat melakukan bayar niat. Akan tetapi niat dari bayar niat

dirubah, yang awalnya meminta kepada roh nenek moyang berubah menjadi meminta

ke pada Tuhan Yang Maha Esa.

Page 84: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

73

Hal ini pun tidak terlepas dari makna simbol-simbol dalam bayar niat antara

lain: Peser dan Topat yang dalam hal ini merupakan makanan yang wajib ada saat

melakukan bayar niat. Secara budaya Peser dan Topat ini adalah makanan khas orang

Sumbawa. Hampir di setiap kegiatan adat Peser dan Topat selalu disertakan baik itu

acara perkawinan, sunatan, sedekah Lang, Sorong Serah, ataupun bayar niat. Peser dan

Topat terbuatt dari beras ketan yang dicampur dengan pisang, kelapa dan kacang hijau,

semua ini merupakan hasil alam masyarakat Sumbawa. Peser dan Topat

melambangkan kesederhanaan dalam hidup manusia dan mengajarkan kita untuk selalu

mensyukuri apa yang kita dapatkan.

Bayar niat juga mengajarkan masyarakat untuk selalu memegang atau menepati

janji. Seperti pepatah janji adalah hutang maka setiap janji harus dilaksanakan atau

dibayar. Dalam bayar niat juga demikan, jika apa yang sudah diinginkan tercapai

kemudian dia sengaja tidak melakukan bayar niat maka akan ada hal-hal yang

menimpanya seperti kembali ke kondisi semula atau lebih buruk lagi.

Bayar niat juga mengajarkan masyarakat untuk berbagi kebahagiaan tidak

hanya di dalam keluarga tapi juga berbagi dengan orang lain. Makna lain bayar niat

yaitu mengajarkan masyarakat untuk selalu menjaga tali silaturrahmi atau kebersamaan

dalam keluarga dan masyarakat. Kenapa demikian karena di dalam pelaksanaan bayar

niat tidak hanya melibatkan satu dua orang, tetapi juga melibatkan kerabat dan orang

lain.

B. Saran

Saran peneliti dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

Page 85: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

74

1. Saran peneliti bagi masyarakat pada umumnya dan khusus untuk masyarakat

Sumbawa bahwa, mereka harus lebih mendalami apa makna tersirat dari budaya

atau tradisi yang dilakukan. Karena sejatinya sesuatu akan menjadi sempurna ketika

kita mengetahui isi dan inti atau makna dari sesuatu tersebut.

2. Bagi masyarakat Sumbawa Barat jangan menjadikan bayar niat sebagai salah satu

tumpuan hidup. Selalu berusaha dan berikhtiar ke pada Tuhan Yang Maha Esa.

Page 86: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

71

Daftar Pustaka

Agus, Bustanuddin, Agama Dalam Kehidupan Manusia Pengantar Antropologi

Agama.

Al-Quran Al-Karim, Surah Al-Insan (76) Ayat 7.

Bahri, Media Zinul, Wajah Studi Agama-Agama Dari Era Teosofi Indonesia (1901-

1940) Hingga Masa Reformasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Bizawie, Zainul Milal, Perlawanan Kultural Agama Rakyat Pemikiran dan Paham

Syeikh Ahmad al-Mutamakkin dalam Pergumulan Islam dan Tradisi 1645-

1740, Yogyakarta: Samha, 2002.

Brunsvick, Yves dan Andre Danzi, Lahirnya Sebuah Peradaban Goncangan

Globalisasi, Yogyakarta: Kanisius, 2005.

Buku Pengumpulan Buku Induk Statistik Sektoral Pemerintah Desa Sapugara Bree,

Naskah tidak diterbitkan.

Buku Rekap Data Penduduk Desa Sapugara Bree Tahun 2018, Naskah tidak

diterbitkan.

Connolly, Peter, Aneka Pendekatan Studi Agama, Yogyakarta: LkiS, 2011.

Crapps, Robert W., Dialog Psikologi Agama Sejak William James Hingga Gordon W.

Allport, Yogyakarta: Kanisius, 1993.

Dhavamony, Mariasusai, Fenomenologi Agama, Yogyakarta: Kanisius, 1995.

Fischer, H.T.H., Pengantar Antropologi Kebudayaan Indonesia, Jakarta: Pustaka

Sarjana, 1980.

Ghazali, Adeng Muchtar, Antropologi Agama Upaya Memahami Keragaman

Kepercayaan, Keyakinan, dan Keagamaan, Bandung: Alfabet, 2011.

Hadikusuama, Hilman, Antropologi Agama, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1983.

Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami Perilaku Dengan Mengaplikasikan Prinsip-

Prinsip Psikologi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016.

Koentjaraningrat, Antropologi Sosial, Jakarta: Dian Rakyat, 1974.

Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2008.

Lubis, M. Ridwan, Ed. Imam Syaukani, Sosiologi Agama Memahami Perkembangan

Agama dalam Interaksi Sosial, Jakarta: Kencana, 2015.

Page 87: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

72

Mantja, Lalu, Sumbawa Pada Masa Dulu Suatu Tinjauan Sejarah, Sumbawa Besar:

Samratulangi, 2011.

Mustopo, M. Habib, Ilmu Budaya Dasar Kumpulan Essay-Manusia dan Budaya,

Surabaya: Usaha Nasional, 1989.

Nasution, Harun, “Agama Yang Hendak Diteliti,” dalam Sudjangi, Kajian Agama dan

Masyarakat 15 Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Agana, 1975-

1990, Jakarta: Departemen Agama RI, 1991.

Nelson, Benjamin, Freud Manusia Paling Berpengaruh Abad Ke-20, Surabaya: Ikon

Teralitera, 2003.

Profil Desa Sapugara Bree Tahun 2018, Naskah tidak diterbitkan.

Pujileksono, Sugeng, Pengantar Antropologi Memahami Realitas Budaya, Malang:

Intrans Publishing, 2015.

Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2018.

Ridjaluddin, Psikologi Agama, Ciputat: Lembaga Kajian Islam Nugraha, 2016.

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods, Bandung: Alfabeta, 2011.

Syamsuddin Abdullah, dkk., Fenomenologi Agama, Jakarta: Departemen Agama,

1985.

Tumanggor, Rusmin dan Kholis Ridho, Antropologi Agama, Ciputat: UIN Press, 2015.

Upe, Ambo, Tradisi Dalam Sosiologi dari Filosofi Positivistik Ke Post Positivistik,

Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010.

Widagdho, Djoko, dkk., Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Yeli, Salmaini, Psikologi Agama, Riau: Zanafa Publishing, 2012.

Observasi dan Wawancara

Wawancara dengan Aping Aisyah, Tokoh Adat Desa Murak Kecamatan Brang Ene

Kabupaten Sumbawa Barat, pada 09 Juni 2018.

Wawancara dengan Aping Hadijah, Juru Kunci Makam Kramat Gani Desa Taliwang

Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat, pada tanggal 10 Juni 2018.

Wawancara dengan Aping Maryam, Warga Desa Mura Kecamatan Brang Ene

Kabupaten Sumbawa Barat, pada tanggal 09 Juni 2018.

Wawancara dengan Aping Rahmah, Tokoh Adat Desa Taliwang Kecamatan Taliwang

Kabupaten Sumbawa Barat, pada tanggal 09 April 2018.

Page 88: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

73

Wawancara dengan Balo Saleh, Tokoh Adat Desa Seran Kecamatan Seteluk

Kabupaten Sumbawa Barat, pada tanggal 11 Juni 2018.

Wawancara dengan Bapak Abu Bakar, Juru Kunci Makan Raja Lalu Muspakil Desa

Seran Kecamatan Seteluk Kabipaten Sumbawa Barat, pada tanggal 11 Juni

2018.

Wawancara dengan Hajah Iyok, Pelaku Bayar Niat Makam Keramat Gani pada tanggal

10 Juni 2018 pukul 12.30.

Wawancara dengan Nde´ Muhammad, Juru Kunci Buin Banyu Desa Murak Kecamatan

Brang Ene Kabupaten Sumbawa Barat, pada tanggal 09 Juni 2018.

Wawancara dengan Bapak Ahmad, Warga Desa Sapugara Bree Kecamatan Brang Rea

Kabupaten Sumbawa Barat, pada tanggal 08 Juni 2018.

Wawancara dengan Bapak Usman, Tokoh Adat Desa Sapugara Bree Kecamatan Brang

Rea Kabupaten Sumbawa Barat, pada tanggal 09 Juni 2018 pukul 16.00.

Internet

Artikel ini diakses dari http://rengganies.weebly.com/posting/july-08th-2015 pada hari

sabtu, 21 April 2018 pukul 12.14.

Artikel ini diakses dari http://protomalayans.blogspot.co.id/2012/11/suku-sumbawa-

nusa-tenggara-barat.html pada hari kamis, 19 April 2018 pukul 14.13.

Profil Kabupaten Sumbawa Barat, diakses dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sumbawa_Barat pada tanggal 9

Oktober 2018 pukul 10.49.

Page 89: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 90: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten
Page 91: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

PEDOMAN WAWANCARA TRADISI BAYAR NIAT UNTUK WARGA DESA

SAPUGARA BREE

Nama Informan

Nama :

Alamat :

Jenis kelamin :

Umur :

Agama :

Jabatan :

Tanggal wawancara :

Daftar Pertanyaan:

A. Sejarah Makam Keramat Gani

1. Bagaimana sejarah awal makam Keramat Gani?

2. Apa saja yang dipersiapkan saat bayar niat?

3. Apa saja yang disediakan oleh juru kunci saat orang bayar niat?

4. Adakah ketentuan atau syarat untuk menjadi juru kunci makam Keramat Gani?

5. Pengurus makam Keramat Gani sudah berlangsung selama berapa generasi?

6. Adakah contoh orang yang sudah melakukan bayar niat?

7. Bagaimana tata cara pelaksanaan bayar niat?

8. Bagaimana cara orang mengambil niat?

9. Apa akibat yang akan didapatkan jika seseorang lupa bayar niat?

Page 92: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

B. Sejarah Makam Raja Lalu Muspakil

1. Untuk orang yang datang bayar niat apakah mereka akan dimandika dimakam

atau tempat lain?

2. Kenapa orang yang bayar niat harus dimandikan?

3. Kapankah waktu wafat Raja Lalu Muspakil?

4. Apakah dampak bagi orang yang tidak bayar niat?

5. Adakah pantangan bagi orang yang datang ke makam raja lalu muspakil?

6. Kalau kita lihat kembali, bapak abu bakar merupakan juru kunci ke berapa?

7. Perlengkapan apa saja yang dibawakan oleh orang bayar niat saat prosesi?

8. Jika ada orang yang ingin bayar niat apakah dia harus mengabari bapak?

C. Kesaksian Kesakralan Makam Raja Lalu Muspakil

1. Apakah ada kejadian aneh yang pernah terjadi di makam raja lalu muspakil?

2. Bagaimana kondisi makam raja lalu muspakil dari mula sampai sekarang?

3. Dari sekian banyak orang yang sudah bayar niat, adakah ketetntuan dalam

melakukan bayar niat?

D. Sejarah Buin Banyu

1. Bagaimana sejarah Buin Banyu?

2. Apakah setelah mata air ini muncul langsung ada yang bayar niat?

3. Adakah kejadian aneh yang pernah terjadi di Buin Banyu?

4. Apa saja persediaan yang harus disdiakan oleh orang yang melakukan bayar

niat?

5. Apakah ada sesuatu yang berubah dari Buin Banyu ini?

Page 93: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

6. Dari segi pengelolaan, sudah berlangsung selama berapa keturunan pengelolaan

Buin Banyu?

E. Kesaksian Warga Desa Mura Tentang Keramat Buin Banyu

1. Apa yang mendasari kepercayaan tentang keramat Buin Banyu?

2. Apakah ada bukti bahwa buin banyu ini memiliki keramat?

Sapugara Bree, ..... Juni 2018

(...................................................)

Nama dan tanda tangan informan

Page 94: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten
Page 95: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten
Page 96: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten
Page 97: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten
Page 98: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten
Page 99: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten
Page 100: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten
Page 101: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten
Page 102: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten
Page 103: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten
Page 104: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

HASIL WAWANCARA

Nama : Aping Hadijah

Alamat : Dusun Sampir RT/RW: 03/03

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 70 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Juru Kunci Makam Keramat Gani

Tanggal wawancara : 10 Juni 2018

Daftar Pertanyaan:

Sejarah Makam Keramat Gani

A : Bagaimana sejarah awal makam Keramat Gani?

B : Sejarah awal makam Keramat Gani bermula saat Balo Abe melakukan tapa

di gunung Maroseng yang ada di daerah Taliwang. Di pertapaan dia duduk

di sebuah batu besar dan di hadapannya ada sebuah makam bisa. Setelah

bertapa beberapa hari dia kemudia dipertemukan dengan sesosok orang yang

berpakaian serba putih atau berpakaian ihram dan memakai sapu tobo (ikat

kepala khas Sumbawa Barat). Balo Abe bertanya kepada makhluk itu,”siapa

anda?” “saya Gani pemilik makam ini. terimalah aku dan peliharalah makam

ini karena aku sudah tidak memiliki sanak keluarga dan berikanlah aku

makan dan minum.” Setlah percakapan itu Balo Abe menerima

permintaannya dan memeliharanya. Karena makam ini berada di atas

gunung maka setiap hari Balo Abe pergi ke gunug Maroseng tersebut.

Page 105: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

Setelah beberapa hari dia bolak balik ke gunung untuk memelihara makam

tersebut, saat membersihkan makam dia dan makam tersebut tiba-tiba

berpindah tempat atau lesap ke kaki gunung dimana tanah itu tempat

pemakaman umum. Mulai saat itulah Balo Abe memeliharanya di kaki

gunung. Setelah berada di kaki gunug Balo Abe sesekali menengok makam

itu. Setiap empat puluh empat hari dia pergi membersihkan dan melihat

makam tersebut dan setiap empat puluh empat hari ini ada sesuatu yang aneh

dengan makam ini. Makam ini kian hari semakin bertambah panjang. Saat

itulah makam ini dikenal dengan Keramat Gani dan mulai saat itu banyak

yang mempercayai kekeramatannya dan mengambil niat di makam Keramat

Gani. Sampai saat ini makam tersebut memiliki panjang 5 meter.

A : Apa saja yang dipersiapkan saat bayar niat?

B : Saat orang melakukan bayar niat yang harus disediakan adalah topat dan

peser. Di makam kedramat gani ada ketentuan jumlah topat peser yang harus

disediakan saat bayar niat. Orang yang bayar niat harus menyediakan satu

buah peser dan dua buah topat. Arti dari satu buah peser adalah alat kelamin

laki-laki kemudian dua buah topat menggambarkan dua buah zakar laki-laki.

Selebihnya jika orang yang bayar niat ingin membawa topat peser dengan

jumlah lebih tidak masalah, tapi yang wajib dibwakan saat bayar niat hanya

satu buah peser dan dua buah topat.

A : Apa saja yang disediakan oleh juru kunci saat orang bayar niat?

Page 106: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

B : Saat hendak mengurus orang yang bayar niat saya (Aping Hadijah) akan

menyediakan Bore. Bore ini terbuat dari induk kunyit dan minyak mandar.

Hanya itu yang saya (Aping Hadijah) sediakan jika ada yang ingin bayar niat

dan ada beberapa jampian yang dibaca.

A : Adakah ketentuan atau syarat untuk menjadi juru kunci makam Keramat

Gani?

B : Untuk menjadi juru kunci dari makam Keramat Gani haruslah berasal dari

keluarga Balo Abe dan orang itu harus seorang wanita. Hal ini bukan tanpa

sebab, syarat orang yeng menjadi juru kunci harus seorang wanita

merupakan permintaan sendiri dari makam Keramat Gani. Sebab itulah

secara turun temurun diwariskan kepada anak atau keturunan Balo Abe yang

wanita.

A : Pengurus makam Keramat Gani sudah berlangsung selama berapa generasi?

B : Dari awal makam Keramat Gani ini ada, pertama diurus oleh Balo Abe.

Setelah beliau wafat kemudian diturunkan ke anaknya yang sulung yang

bernama Papen Aya. Setelah bertahun dipegang oleh Papen Aya dan beliau

wafat maka diwariskan ke adiknya yang paling kecil atau anak Balo Abe

yang bungsu yaitu Papen Ati. Kemudian terakhir dikelolah oleh Aping

Hadijah.

A : Adakah contoh orang yang sudah melakukan bayar niat?

B : Hajah Iyok salah seorang tetangga yang pernah mengambil niat. Dahulu dia

pernah berniat, “jika selamat Allah memberikan saya (Hajah Iyok) dan

Page 107: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

suami bisa berhaji saya akan bayar niat di makam Keramat Gani.”

Alhamdulillah keduanya bisa berangkat haji dan balik dari haji keduanya

bayar niat di makam Keramat Gani.

A : Bagaimana tata cara pelaksanaan bayar niat?

B : Jika ada yang akan bayar niat maka mereka akan datang kerumah dan kita

akan jalan bersama menuju ke tempat bayar niat. Saya akan membacakan

beberapa bacaan mulai dari rumah sampai ke tempat bayar niat. Sesampai di

sana saya (Aping Hadijah) akan langsung memandikan orang yang bayar

niat di dekat makam.

A : Bagaimana cara orang mengambil niat?

B : Sebelum orang bayar niat ada tata cara yang dilakukan yaitu ente niat

(mengambil niat) dengan dua cara. Pertama berniat dari rumah dan yang

kedua mengambil niat secara langsung. Mengambil niat secara langsung

memiliki tata cara sendiri. Caranya dengan menacapkan sebatang kayu di

ujung kaki makam dan berniat. Ada yang harus diingat niat awal kita harus

meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bayar niat di makam Keramat

Gani hanya rasa syukur karena apa yang diinginkan sudah tercapai.

A : Adakah akibat jika seseorang lupa bayar niat?

B : Jika orang yang mengambil niat lupa untuk bayar niat maka pemilik makam

(Gani) akan mengikutinya dan menagih janji. Lebih tepatnya dia

mengingatkan orang yang mengambil niat untuk bayar niat. Jika orang yang

pernah mengambil niat dulu pernah sakit dan berniat jika sembuh akan bayar

Page 108: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

niat di Keramat Gani, setelah sembuh tapi tidak bayar niat maka penyakitnya

kembali seperti semula bahkan lebih parah sampai tidak bisa sembuh. Dia

akan sembuh jika dia melakukan bayar niat.

Page 109: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

HASIL WAWANCARA

Nama : Nini Aisyah

Alamat : Desa Mura RT/RW: 05/02

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 80 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Budayawan Desa Mura atau Sejarawan Buin Banyu

Tanggal wawancara : 9 Juni 2018

Daftar Pertanyaan:

Sejarah Buin Banyu

A : Bagaimana sejarah Buin Banyu?

B : Buin Banyu bukan mata air sembarangan. Mata air Buin Banyu ini

merupakan mata air yang muncul ditengah kebun salah seorang warga yang

bernama Hasan atau Ea Buen secara tiba-tiba. Proses munculnya mata air ini

dikenal oleh masyarakat dengan sebutan ai muncar dan belakangan

dinamakan dengan Buin Banyu. Sejarah dari penamaan Buin Banyu sendiri,

yan pertama buin dalam bahasa Sumbawa memiliki arti mata air yang secara

kebetulan namanya sesuai dengan nama pemilik tanah. Kemudian dari kata

banyu itu sendiri merupakan kata yang berasal dari bahasa jawa yang berarti

air. Sampai saat ini mata air tersebut dikenal dengan sebutan Buin Banyu.

A : Apakah setelah mata air ini muncul langsung ada yang bayar niat?

Page 110: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

B : Pada mulanya tidak ada orang yang melakukan bayar niat di Buin Banyu,

akan tetapi di Buin Banyu di awali dengan pertapaan seorang haji yang

terkenal di daerah Taliwang yang bernama haji Man. Saat haji Man bertapa

dia mendapatkan pusaka dari mata air itu, dan berita itu mulai menyebar ke

masyarakat. Mulailah ada orang yang melakukan bayar niat. Mulai dari saat

itu tersebarlah ke semua daerah di Sumbawa Barat melalui cerita mulut ke

mulut.

A : Adakah kejadian aneh yang pernah terjadi di Buin Banyu?

B : Penjelasan singkat bahwa mata air Buin Banyu ini terhubung dengan salah

satu mata air yang ada di pesisir pantai daerah Labu Pade Sumbawa Besar,

mata air itu bernama ai sagarengeng. Jika ada sesuatu yang terjadi di salah

satu mata air ini maka keduanya akan mengeluarkan bau busuk. Mata air

segerengeng dan mata air Buin Banyu keduanya bersaudara atau memiliki

ikatan, sehingga jika salah satunya terjadi sesuatu maka keduanya akan

mengeluarkan bau.

A : Apa saja persediaan yang harus disdiakan oleh orang yang melakukan bayar

niat?

B : Mereka harus menyediakan topat peser karena ini makanan yang harus ada

di setiap upacara adat. Kemudian makanan tersebut akan digantung di

sebuah pohon besar yang dikenal dengan pohon Maja. Jika makanan yang

ada di pohon itu suda diletakkan maka penunggu dari Buin Banyu ini akan

memakannya. Sedikit bercerita tentang penunggu Buin Banyu ini, di dalam

Page 111: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

Buin Banyu ada seekor belut yang menunggu mata air tersebut. Jika di

tempat lain seperti makam keramat gani, orang yang yang mengambil niat

harus menancapkan kayu pada ujung kaki makam jika kayu tersebut

memanjang artinya apa yang diinginkan akan didapatkan. Lain halnya di

Buin Banyu, di Buin Banyu orang yang mengambil niat akan secara

langsung ke mata air Buin Banyu akan berhasil jika bisa melihat belut

penunggu mata air tersebut. Belut itu akan menampakkan diri dengan cara

kepala menghadap ke atas dan ekor lurus ke bawah, bisa dikatakan belut itu

berdiri tegas menghadap atas di dalam air. Kembali ke penuturan awal tadi

jika makanan yang dibawakan ke tempat bayar niat itu sudah digantung di

pohon Maja, maka penunggu sebenarnya dari Buin Banyu itu akan

memakannya. Penunggu sebenarnya dari Buin Banyu ini bukan belut

tersebut, belut hanya penampakan yang ada di dalam air Buin Banyu ini.

Pemilik sebenarnya (tidak tampak oleh mata) dari Buin Banyu itu yang akan

memakan topat peser itu. Adapun makanan lain seperti menyebelih ayam,

kambing dan semacamnya hanyalah pelengkap dan tidak harus ada. Kembali

lagi ke niat awal dari yang mengambil niat, jika niat awal ingin menyembelih

kambing atau menyembelih ayam, maka itu yang dibawakan sebagai

pelengkap saaat melakukan bayar niat.

A : Apakah ada sesuatu yang berubah dari Buin Banyu ini?

B : Dahulu orang akan melakukan bayar niat ke Buin Banyu memiliki jalan

tersendiri yang harus dilewati. Rombongan orang yang akan bayar niat harus

Page 112: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

melewati pohon beringin besar dengan cara membungkuk, hal ini dinamakan

dengan Nunuk. Tapi di masa belakangan karena pohon ini berada di dalam

pekarangan kebun orang maka pohon ini ditebang oleh pemilik kebun

(pemilik kebun sengaja penulis tidak sebutkan namanya secara langsung

untuk mencegah terjadinya fitnah). Karena pemilik kebun ini tidak terlalu

percaya dengan hal gaib maka dia menebang pohon beringin itu tanpa

sepengetahuan juru kunci. Pada akhirnya dia menderita sakit dan tidak bisa

berbicara dalam bahasa Sumbawa dikenal dengan kelipat ela’. Setelah

kejadian itu dibuatlah jalan baru untuk menuju Buin Banyu. Kemudian

perubahan yang ke dua adalah dari segi bentuk Buin Banyu sendiri. Dahulu

Buin Banyu hanya berbentuk mata air alami masih murni. Dengan

perkembangan zaman dan pemikiran yang modern Buin Banyu akhirnya

disemen. Pada dasarnya hal itu tidak diperbolehkan tapi karena masukan dari

pemerintah desa akhirnya Buin Banyu ini disemen.

A : Dari segi pengelolaan, sudah berlangsung selama berapa keturunan

pengelolaan Buin Banyu?

B : Pengelolaan Buin Banyu sendiri sudah turun temurun dari generasi ke

generasi. Sebagai juru kunci pertama dikelolah oleh Aping Iyam setelah

beliau wafat Buin Banyu dikelolah oleh Aping Rabaiyah. Stelah Aping

Rabaiyah wafat pindah kembali ke juru kunci baru yaitu Ea Empo’.

Kemudian setelah Ea Empo’ wafat diwariskan kepada Ea Buen kemudian

Page 113: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

terakhir diturunkan ke Haji Muhammad selaku dan berlangsung sampai

sekarang.

Page 114: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

HASIL WAWANCARA

Nama : Bapak Abu Bakar

Alamat : Desa Seran RT/RW: 02/04

Jenis kelamin : Laki-Laki

Umur : 50 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Juru Kunci Makam Raja Lalu Muspakil

Tanggal wawancara : 11 Juni 2018

Daftar Pertanyaan:

Sejarah Makam Raja Lalu Muspakil

A : Untuk orang yang datang bayar niat apakah mereka akan dimandika

dimakam atau tempat lain?

B : Untuk orang yang bayar niat sendiri mereka dimandikan di sumur yang ada

di daerah pemakaman. Sumur ini dibuat sendiri oleh warga supaya orang

yang bayar niat dipermudahkan untuk dimandikan.

A : Kenapa orang yang bayar niat harus dimandikan?

B: Hal ini hanya merupakan tradisi masyarakat sumbawa barat. Karena hampir

setiap kegiatan yang menyangkut dengan adat istiadat maka mereka pelaku

atau objek dari tradisi itu akan dimandikan. Misalkan orang yang akan

menikah, mereka juga akan dimandikan terkebih dahulu. Begitu juga halnya

dengan bayar niat, memandikan orang yang akan bayar niat merupakan

Page 115: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

syarat dalam melakukan bayar niat atau bagian dari tradisi yang harus

dilakukan.

A : Kapankah waktu wafat Raja Lalu Muspakil?

B : Beliau wafat pada pada tahun 1931. Sejak saat itulah orang mulai

berdatangan untuk bayar niat. Mulai saat itu keluarga saya (bapak abu bakar)

mulai mengurusi orang-orang yang akan bayar niat. Secara turun temurun

sampai kepada saya (bapak abu bakar) sendiri.

A : Apakah dampak bagi orang yang tidak bayar niat?

B : Terlalu banyak kejadian yang cukup sulit untuk digambarkan. Contoh orang

yang pernah mengambil niat di makam raja lalu muspakil ini, setelah apa

yang diniatkan terpenuhi dia lupa untuk bayar niat, hal ini bisa membuat

orang tersebut sakit sampai menjadi gila bahkan tidak ada obat secara medis

untuk menyembuhkannya. Setela diingat kembali oleh keluarganya

penyebab dia sakit atau semacanya ternyata dia tidak bayar niat. Setelah dia

bayar niat, akhirnya dia kembali normal.

A : Adakah pantangan bagi orang yang datang ke makam raja lalu muspakil?

B : Zaman dahulu ketika kepercayaan masyarakat terhadap hal yang gaib masih

kuat, ada sebuah pantangan yang tidak boleh untuk dlakukan. Seseorang

yang datang ke makam raja lalu muspakil ini, tidak boleh menggunakan

pakaian berwarna kuning. Segala hal yang berwarna kuning tidak boleh

digunakan saat melakukan bayar niat. Hal ini berlaku bagi semua orang, baik

masyarakat biasa terlebih lagi bagi orang yang melakukan bayar niat.

Page 116: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

A : Kalau kita lihat kembali, bapak abu bakar merupakan juru kunci ke berapa?

B : Kalau kita lihat dari sejarah mulai wafatnya raja lalu muspakil saya (bapak

abu bakar) merupakan keturunan yang ke sekian dalam mengurus makam

ini. Sebagai juru kunci saya mewarisi dari bapak saya yang bernama bapak

Kuling, bapak saya menerima dari kakeknya bernama kakek Dawi dan ke

atasnya lagi. Secara sepesifik saya (bapak abu bakar) kurang tahu saya juru

kunci ke berapa, karena hal ini sudah berlangsung dari dahulu. Pada

dasarnya juru kuci adalah orang yang memiliki ilmu batin kemudian

dipercaya oleh pemilik makam untuk mengurusnya. Juru kunci dipilih

langsung oleh pemilik makam dengan cara mendatanginya melalui mimpi.

Setelah itu secara turun temurun pemeliharaan makam atau tempat yang

dikeramatkan akan diserah terima kepada orang atau anggota keluarga yang

dipercaya untuk diturunkan ilmu yang mereka dimiliki ke calon juru kunci

baru.

A : Perlengkapan apa saja yang dibawakan oleh orang bayar niat saat prosesi?

B : Mengenai apa saja yang disediakan oleh orang bayar niat tentunya topat

peser adalah makanan yang menjadi simbol makanan khas dan harus ada.

Kemudian selebihnya tergantung niat dan rizki orang melakukan bayar niat

itu sendiri. Tidak ada bilangan pasti berapa banyak makanan atau alat yang

harus disediakan saat bayar niat. Tergantung kemampuan orang yang akan

bayar niat.

A : Jika ada orang yang ingin bayar niat apakah dia harus mengabari bapak?

Page 117: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

B : Umumnya jika ada yang ingin bayar niat maka harus memberitahu saya dan

melalui saya. Tapi walaupun mereka ada yang tidak memberitahukan

sebelumnya secara langsung, asalakan mereka sudah memiliki niat untuk

bayar niat saya sudah tahu. Artinya ada bisikan yang mengabari saya bahwa

ada yang akan bayar niat.

Page 118: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

HASIL WAWANCARA

Nama : Balo Saleh

Alamat : Desa Seran RT/RW: 02/04

Jenis kelamin : Laki-Laki

Umur : 75 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Budayawan dan Sejawarawan Desa Seran

Tanggal wawancara : 11 Juni 2018

Daftar Pertanyaan:

Kesaksian Kesakralan Makam Raja Lalu Muspakil

A : Apakah ada kejadian aneh yang pernah terjadi di makam raja lalu muspakil?

B : Ada kejadian yang pernah menimpa sepupu saya (Balo Saleh) yang bernama

Hasan. Dia termasuk orang yang tidak percaya dengan hal gaib dan terbilang

kurang memiliki tata krama. Dia datang ke makam raja lalu muspakel

kemudian dia mengencingi makam tersebut, setelah itu perutnya sakit dan

membengkak. Sampai akhirnya dia disembuhkan dengan cara meminta

bantuan ke sandro atau orang yang memiliki pengetahuan tentang ilmu gaib.

A : Bagaimana kondisi makam raja lalu muspakil dari mula sampai sekarang?

B : Makam raja lalu muspakil awalnya hanya terletak di tempat lapang,

kemudian tahun belakangan bapak saya yang mengajak juru kunci makam

dan masyarakat untuk memperbaiki makam. Mulai dari membuat pagara,

Page 119: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

menggali sumur sebagai tempat untuk memandikan orang bayar niat sampai

membuat atap atau rumah kecil untuk makam raja lalu muspakil.

A : Dari sekian banyak orang yang sudah bayar niat, adakah ketetntuan dalam

melakukan bayar niat?

B : Tergantung niat, jika dia awalnya berniat jika saya berhasil mendapatkan

ini maka saya akan menyembelih kambing, maka dia harus menyembelih

kambing. Apapun makanan yang dibawakan akan dihabiskan di tempat

bayar niat.

Page 120: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

HASIL WAWANCARA

Nama : Aping Maryam

Alamat : Desa Mura RT/RW: 05/02

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 58 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Warga Desa Mura Lokasi Buin Banyu

Tanggal wawancara : 9 Juni 2018

Daftar Pertanyaan:

Kesaksian Warga Desa Mura Tentang Keramat Buin Banyu

A : Apa yang mendasari Aping Maryam percaya keramat Buin Banyu?

B : Yang membuat saya percaya kermat Buin Banyu karena saya orang asli sini

(Mura) dan sudah banyak kejadian yang saya saksikan sendiri sebagai

bentuk akibat dari keramat Buin Banyu. Ada yang tidak bisa berbicara

setelah melanggar pantangan di Buin Banyu. Buin Banyu itu kadang

mengeluarkan bau busuk. Kalau bau busuk sudah tercium artinya ada

sesuatu hal yang terjadi di antara Buin Banyu dan mata air yang ada di daearh

Sumbawa Besar yang merupakan saudara dari mata air Buin Banyu,

namanya Ai Segerengeng. Menurut cerita para tetua jika air Buin Banyu itu

mengeluarkan bau maka ada hal yang terjadi. Tetapi hal ini tidak memiliki

dampak apa pun kepada masyarakat. Maksudnya tidaklah mendatangkan

bencana, hanya kabar bahwa terjadi sesuatu.

Page 121: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

A : Apakah ada bukti bahwa buin banyu ini memiliki keramat?

B : Percaya atau tidak, waktu saya akan berangkat kerja ke luar negeri bersama

teman-teman dari Sumbawa ke Arab Saudi. Salah satu teman saya bernamah

Halimah dia terkenang sebuah penyakit, di mana pipinya membengkak dan

tidak kunjung sembuh. Kemudian saya mengajaknya untuk duduk bersama

sambil bersenda gurau saya berkata pada Halimah. “Halimah, jika kamu

diberkati untuk sembuh maka sembuhlah. Jika nanti kita pulang dari Saudi

entah itu kamu yang duluan ataupun saya, jika saya duluan balik maka saya

akan menunggu kamu untuk bayar niat. Jika kamu yang duluan pulang maka

walaupun kecil entah itu baru lahir bawalah seekor kambing untuk

disembelih di buin banyu.” Tidak lama setelah berucap demikian teman saya

sembuh, kuasa Allah. Setelah dia pulang dari Saudi, kebetulan dia yang

duluan pulang maka dia langsung bayar niat di buin banyu.

Page 122: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

HASIL WAWANCARA

Nama : Aping Rahmah

Alamat : Dusun Sampir RT/RW: 04/05

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 75 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Budayawan Desa Taliwang Makam Keramat Gani

Tanggal wawancara : 09 Juni 2018

Daftar Pertanyaan:

Makna Bayar Niat

A : Ada berapa tahapan orang yang bayar niat?

B : Sebelum Melakukan Bayar Niat, ada tahapan awal yang harus dilakukan

terlebih dahulu. Yang pertama adalah ente niat tahapan ini adalah tahapan

awal yaitu mengambil niat ke tempat yang dikeramatkan. Ente niat sendiri

terbagi menjadi dua 1. Mengambil niat dari rumah dengan cara berniat “Jika

Allah menghendaki saya ini, maka saya akan bayar niat di sini”. 2.

Mengambil niat secara langsung. Mengambil niat secara langsung dilakukan

dengan cara pergi ke tempat yang dikeramatkan dan mengambil niat secara

langsung. Ada yag dengan cara menancapkan kayu ke makamnya kemudian

meminta apa yang dia mau. Jika kayu yang ditancapkan itu memanjang

artinya yang diinginkan akan tercapai, begitu sebaliknya. Kemudian ada juga

yang mengambil batu di tempat yang dikeramatkan atau akar kayu yang ada

Page 123: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

di tempat keramat sebagai obat dan semacamnya. Setelah melakukan

tahapan awala yaitu ente niat, jika yang diniatkan tercapai maka barulah dia

melakukan ke tahap kedua yaitu bayar niat.

A : Apa saja yang mesti ada saat bayar niat?

B : Umumnya pada saat bayar niat yang harus disediakan oleh orang yang bayar

niat adalah topat dan peser, makanan khas Sumbawa Barat. Selain dari itu

hanya makanan pelengkap saat bayar niat sesuai dengan niat awal orang

yang ente niat. Misalkan dia berniat akan menyembelih kambing maka yang

dibawakan saat bayar niat adalah topat peser dan kambing.

A : Apakah ada kejadian yang menimpa orang yang bayar niat?

B : Kejadian aneh yang menimpa orang bayar niat kebanyakan terjadi pada

orang yang lupa bayar niat. Misalkan dia sebelum ente niat pernah sakit dan

berniat jika sembuh akan bayar niat di sini, tapi setelah sembuh dia lupa

dengan niatnya. Kebanyakan yang seperti ini dia akan mengalami sakit dan

sakitnya akan sangat sulit disembuhkan kecuali dengan cara bayar niat.

Page 124: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

HASIL WAWANCARA

Nama : Bapak Ahmad

Alamat : Dusun Sapugara RT/RW: 05/02

Jenis kelamin : Laki-Laki

Umur : 53 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Warga Desa Sapugara Bree

Tanggal wawancara : 08 Juni 2018

Daftar Pertanyaan:

Pandangan Tentang Bayar Niat

A : Bagaimana pandangan bapak tentang bayar niat?

B : Kalau kita lihat sejarah awal bayar niat memang budaya atau tradisi yang

sudah ada sejak dulu, bahkan sebelum Islam itu masuk. Kita lihat kembali

bagaimana budaya atau tradisi yang ada tentunya hasil dari peninggalan

leluhur. Baru setelah Islam masuk ada beberapa budaya yang dihilangkan

karena tidak sesuai dengan syariat dan ada juga yang dipertahankan,

contohnya bayar niat. Dalam Islam berserah diri kepada sesuatu selain Allah

ialah perbuatan syirik. Menurut saya berlaku pada bayar niat.

A : Apakah sebenarnya bayar niat ini syirik?

B : Sebelum Islam masuk bayar niat merupakan sesuatu yang syirik karena tadi,

berserah kepada sesuatu selain Allah. Tapi setelah Islam masuk ada hal yang

dirubah dari sisi niatnya. Karena kalau kita lihat sejarah orang Sumbawa

Page 125: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

rata-rata memiliki ilmu batin atau yang berhubungan dengan yang gaib.

Menurut saya dari sisi inilah yang dilihat oleh para kiyai dan ulama zaman

dahulu sehingga menjadi pertimbangan, maka bayar niat dirubah niatnya.

Dibungkus dengan berserah diri kepada Allah dan sebagai bentuk syukur

mereka melakukan di tempat-tempat tertentu.

A : Apakah bapak sendiri melakukan bayar niat?

B : Kalau saya sendiri Alhamdulillah dari dahulu tidak pernah melakukan hal

itu. Saya selalu berusaha melakukan apa yang saya bisa dan berusaha. Jika

kamu tidak berusaha dan berdiri dengan kakimu sendiri, siapa lagi yang akan

membantumu. Saya percaya jika kita berusaha baik untuk diri sendiri apalagi

untuk keluarga dan anak istri, saya percaya bahwa langit Allah luas dan

rizkinya sudah ditetapkan bagi orang yang berusaha.

Page 126: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

HASIL WAWANCARA

Nama : Hajah Iyok

Alamat : Dusun Sampir RT/RW: 04/05

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 58 Tahun

Agama : Islam

Jabatan : Pelaku Bayar Niat Makam Keramat Gani

Tanggal wawancara : 09 Juni 2018

Daftar Pertanyaan:

Pelaku Bayar Niat Makam Keramat Gani

A : Sejak kapan ibu mengambil niat di makam keramat gani?

B : Saya sudah mengambil niat di makam keramat gani kurang lebih 5 tahun

yang lalu.

A : Apakah ibu mengambil niat secara langsung atau dari rumah?

B : Saya sudah kenal lama dengan Ibu Hadijah dan dia sudah saya anggap

sebagai keluarga sendiri. Ketika 5 tahun lalu saya mengambil niat, saya

langsung mengatakan sendiri kepada Ibu Hadijah bahwa jika Allah

menghendaki saya dan suami untuk berhaji maka saya akan bayar niat di

makam keramat gani. Alhamdulillah setelah berikhtiar selama 5 tahun saya

dan suami bisa berangkat haji.

A : Apa saja yang ibu dan suami lakukan selama 5 tahun?

Page 127: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

B : Selama 5 tahun terakhir saya dan suami menabung dari hasil panen. Setiap

hari dalam solat saya selalu meminta kepada Allah supaya saya dimudahkan

dan diberi rizki serta jalan untuk berangkat haji dan alhamdulillah saya bisa

menunaikan ibadah haji.

A : Adakah hal atau keadian aneh yang terjadi atau yang ibu rasakan selama

mengambil niat?

B : Alhamdulillah tidak ada kejadian aneh yang terjadi 5 tahun belakangan.

A : Bagaimana pandangan ibu terhadap bayar niat?

B : Dalam pemahaman saya bayar niat hanya salah satu tempat untuk

bersyukur. Bersedekah dan syukuran saya lakukan juga sesuai ajaran agama

Islam. Mungkin karena saya tumbuh dari kecil sudah terbiasa dengan budaya

dan tradisi ini, jadi saya juga melakukannya.

Page 128: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

Gambar 1: Makam Keramat Gani

Gambar 2: Juru Kunci Keramat

Gani Aping Hadijah

Gambar 3: Potret Buin Banyu

Gambar 4: Juru Kunci Buin Banyu

Nini Aisyah

Gambar 5: Pohon Maja Buin Banyu

Gambar 6: Potret Utuh Makam Raja

Lalu Muspakil (Makam Seran)

Page 129: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

Gambar 7: Kondisi Sekeliling

Makam Seran

Gambar 8: Potret Makam Seran

Gambar 9: Bapak Abu Bakar Juru

Kunci Makam Seran

Gambar 10: Balo Saleh Budayawan

dan Sejarawan Makam Seran

Gambar 11: Proses Pemandian

Orang Bayar Niat Keramat Gani

Gambar 12: Kondisi Bayar Niat

Keramat Gani

Page 130: TRADISI BAYAR NIAT DALAM KEBERAGAMAAN MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50292... · 2020. 2. 17. · Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten

Gambar 13: Proses Berdo’a Setelah

Memandikan Orang Bayar Niat

Gambar 14: Topat Peser

Perlengkapan Bayar Niat

Gambar 15: Makanan Yang Dibawa

Saat Bayar Niat

Gambar 16: Makan Setelah Bayar

Niat