trade off antara efisiensi dan market power

2
TRADE OFF ANTARA EFISIENSI DAN MARKET POWER Efisiensi dilakukan sebagai salah satu bentuk perbaikan yang bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya. Bagi perusahaan sendiri, efisiensi berarti menurunkan biaya operasional sehari-hari, dampak secara langsung perusahaan menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Dampak secara tidak langsung, keberhasilan efisiensi perusahaan menjadi pengalaman berharga untuk tahun anggaran berikutnya. Semakin dipercaya oleh customer karena perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien.Efisiensi dilakukan sebagai salah satu bentuk perbaikan yang bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya. Bagi perusahaan sendiri, efisiensi berarti menurunkan biaya operasional sehari-hari, dampak secara langsung perusahaan menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Dampak secara tidak langsung, keberhasilan efisiensi perusahaan menjadi pengalaman berharga untuk tahun anggaran berikutnya. Semakin dipercaya oleh pelanggan karena perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan semakin efisiensi suatu perusahaan maka harga produk yang dijual juga bisa lebih murah. Secara otomatis permintaan akan meningkat dan market power akan bertambah. Ada istilah efisiensi pasar. Efisiensi di sini adalah bagian dari alokasi sumber daya yang memaksimumkan surplus total yang diterima oleh semua anggota masyarakat. Sebagai tambahan berkaitan dengan efisiensi pasar, perencana sosial mungkin juga mempertimbangkan tentang equityyaitu tingkat kewajaran/keadilan yang didistribusikan di antara penjual dan pembeli. Jika suatu sistem pasar bukan merupakan persaingan sempurna, akan terjadi market power. Market power adalah kemampuan untuk mempengaruhi harga. Market power ini dapat menyebabkan inefisiensi karena menahan harga dan jumlah berbeda dengan keseimbangan permintaan dan penawaran. Ada istilah yang dinamakan market failure. Kegagalan pasar (market failure) adalah situasi di mana pasar gagal mengalokasikan sumber daya ( resource) secara efisien. Hal ini dapat terjadi diantaranya akibat eksternalitas (externality) dan kekuatan pasar (market power). Externalitas adalah dampak akibat tindakan seseorang atau perusahaan terhadap kesejahteraan orang lain. Sedangkan kekuatan pasar adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk mempengaruhi harga pasar. Ketika pasar mengalami kegagalan, pemerintah dapat melakukan intervensi untuk mendorong terciptanya efisiensi dan keadilan. Eksternalitas adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita pelaku ekonomi sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang lain, tetapi tidak dapat dimasukkan dalam perhitungan biaya secara normal. Sebagai contoh, pabrik tapioka yang membuang limbahnya ke sungai. Kerugian yang diderita masyarakat sekitarnya tidak masuk dalam perhitungan biaya produksi pabrik tapioka. Akibatnya, walaupun biaya produksi tapioka menjadi murah (tidak perlu investasi fasilitas pengolahan limbah), secara ekonomis biayanya mahal. Sebagian biaya itu ditanggung masyarakat dalam bentuk biaya sosial (social cost) Pada kondisi yang pasti, termasuk perfect competition, sebuah ekonomi pasar akan menunjukkan efisiensi alokasi (allocative efficieny). Konsep Pareto efficiency tersebut berpandangan bahwa dalam sebuah sistem, ekonomi adalah sebuah perwujudan dari keseluruhan efisiensi, dan tidak ada satu pihak pun yang bisa membuat itu menjadi berjalan baik tanpa menyingkirkan (atau mengurangi alokasi) pihak lain. Konsep tersebut ternyata dianggap sebagai peluang bagi para pelaku pasar ( market participants) untuk menaikkan harga pasar (market price) barang dan jasa melebihi biaya marjinal (marginal cost). Tujuannya satu, memeroleh keuntungan sebesar-besarnya. Kemampuan perusahaan (pelaku pasar) dalam menaikkan haga pasar dikenal dengan istilah market power (kekuatan pasar). Kekuatan pasar inilah yang menyebabkan kondisi pasar menjadi tidak efisien. Padahal secara teoritis, dalam pasar persaingan sempurna mensyaratkan bahwa pelaku pasar tidak memiliki kekuatan pasar atau zero market power; setiap pelaku pasar adalah price taker bukan price maker. Pandangan lain juga menyebutkan bahwa sebuah perusahaan mempunyai kekuatan pasar ketika dia merupakan pionir pada usaha tersebut dan telah berproduksi sampai dengan tingkat skala ekonomi tertentu sehingga efisien. Untuk mencapai skala ekonomi tertentu bukanlah periode yang singkat bagi perusahaan. Oleh karena itu skala ekonomi yang dimiliki oleh pelaku usaha dapat pula dimanfaatkan sebagai kekuatan pasar. Para pelaku pasar yang memiliki kekuatan pasar ini mampu memanipulasi harga dengan cara memengaruhi persediaan pasokan dan atau permintaan barang dan jasa. Konsumen akhirnya tidak memiliki cukup informasi (imperfect information) tentang harga barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen. Karena harga barang dan jasa tersebut elastis. Dampak lain juga berimbas pada

Upload: rumah-belajar

Post on 12-Jul-2015

461 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Trade off antara efisiensi dan market power

TRADE OFF ANTARA EFISIENSI DAN MARKET POWER

Efisiensi dilakukan sebagai salah satu bentuk perbaikan yang bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya. Bagi perusahaan sendiri, efisiensi berarti menurunkan biaya operasional sehari-hari, dampak secara langsung perusahaan menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Dampak secara tidak langsung, keberhasilan efisiensi perusahaan menjadi pengalaman berharga untuk tahun anggaran berikutnya. Semakin dipercaya oleh customer karena perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien.Efisiensi dilakukan sebagai salah satu bentuk perbaikan yang bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya. Bagi perusahaan sendiri, efisiensi berarti menurunkan biaya operasional sehari-hari, dampak secara langsung perusahaan menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Dampak secara tidak langsung, keberhasilan efisiensi perusahaan menjadi pengalaman berharga untuk tahun anggaran berikutnya. Semakin dipercaya oleh pelanggan karena perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan semakin efisiensi suatu perusahaan maka harga produk yang dijual juga bisa lebih murah. Secara otomatis permintaan akan meningkat dan market power akan bertambah.

Ada istilah efisiensi pasar. Efisiensi di sini adalah bagian dari alokasi sumber daya yang memaksimumkan surplus total yang diterima oleh semua anggota masyarakat. Sebagai tambahan berkaitan dengan efisiensi pasar, perencana sosial mungkin juga mempertimbangkan tentang equityyaitu tingkat kewajaran/keadilan yang didistribusikan di antara penjual dan pembeli.

Jika suatu sistem pasar bukan merupakan persaingan sempurna, akan terjadi market power. Market power adalah kemampuan untuk mempengaruhi harga. Market power ini dapat menyebabkan inefisiensi karena menahan harga dan jumlah berbeda dengan keseimbangan permintaan dan penawaran.

Ada istilah yang dinamakan market failure. Kegagalan pasar (market failure) adalah situasi di mana pasar gagal mengalokasikan sumber daya (resource) secara efisien. Hal ini dapat terjadi diantaranya akibat eksternalitas (externality) dan kekuatan pasar (market power). Externalitas adalah dampak akibat tindakan seseorang atau perusahaan terhadap kesejahteraan orang lain. Sedangkan kekuatan pasar adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk mempengaruhi harga pasar. Ketika pasar mengalami kegagalan, pemerintah dapat melakukan intervensi untuk mendorong terciptanya efisiensi dan keadilan.

Eksternalitas adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita pelaku ekonomi sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang lain, tetapi tidak dapat dimasukkan dalam perhitungan biaya secara normal. Sebagai contoh, pabrik tapioka yang membuang limbahnya ke sungai. Kerugian yang diderita masyarakat sekitarnya tidak masuk dalam perhitungan biaya produksi pabrik tapioka. Akibatnya, walaupun biaya produksi tapioka menjadi murah (tidak perlu investasi fasilitas pengolahan limbah), secara ekonomis biayanya mahal. Sebagian biaya itu ditanggung masyarakat dalam bentuk biaya sosial (social cost)

Pada kondisi yang pasti, termasuk perfect competition, sebuah ekonomi pasar akan menunjukkan efisiensi alokasi (allocative efficieny). Konsep Pareto efficiency tersebut berpandangan bahwa dalam sebuah sistem, ekonomi adalah sebuah perwujudan dari keseluruhan efisiensi, dan tidak ada satu pihak pun yang bisa membuat itu menjadi berjalan baik tanpa menyingkirkan (atau mengurangi alokasi) pihak lain.

Konsep tersebut ternyata dianggap sebagai peluang bagi para pelaku pasar (market participants) untuk menaikkan harga pasar (market price) barang dan jasa melebihi biaya marjinal (marginal cost). Tujuannya satu, memeroleh keuntungan sebesar-besarnya. Kemampuan perusahaan (pelaku pasar) dalam menaikkan haga pasar dikenal dengan istilah market power (kekuatan pasar). Kekuatan pasar inilah yang menyebabkan kondisi pasar menjadi tidak efisien. Padahal secara teoritis, dalam pasar persaingan sempurna mensyaratkan bahwa pelaku pasar tidak memiliki kekuatan pasar atau zero market power; setiap pelaku pasar adalah price taker bukan price maker.

Pandangan lain juga menyebutkan bahwa sebuah perusahaan mempunyai kekuatan pasar ketika dia merupakan pionir pada usaha tersebut dan telah berproduksi sampai dengan tingkat skala ekonomi tertentu sehingga efisien. Untuk mencapai skala ekonomi tertentu bukanlah periode yang singkat bagi perusahaan. Oleh karena itu skala ekonomi yang dimiliki oleh pelaku usaha dapat pula dimanfaatkan sebagai kekuatan pasar.

Para pelaku pasar yang memiliki kekuatan pasar ini mampu memanipulasi harga dengan cara memengaruhi persediaan pasokan dan atau permintaan barang dan jasa. Konsumen akhirnya tidak memiliki cukup informasi (imperfect information) tentang harga barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen. Karena harga barang dan jasa tersebut elastis. Dampak lain juga berimbas pada

Page 2: Trade off antara efisiensi dan market power

mekanisme produksi. Perusahaan seringkali lupa bahwa limbah produksi yang dihasilkan tidak dimasukkan dalam proses penentuan harga. Akibatnya terciptalah suatu kondisi yang disebut market failure (kegagalan pasar).

Market power yang tinggi akan menjadikan perusahaan menjadi price maker. untuk memperoleh keuntungan yang tinggi, perusahaan dapat mengatur harga dengan mengurangi pasokan (supply) ke pasar. Karenanya, konsumen tidak semuanya dapat memperoleh barang atau jasa yang ditawarkan (baik karena harga tinggi maupun karena kurangnya pasokan). Kekurangan ini disebut dengan deadweight loss atau inneficiency.