tp hpt2 kartika

14
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam usaha pemerintah untuk mencukupi kebutuhan pangan, peningkatan produksi menjadi tujuan utama. Hal ini dapat dilihat di dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun bidang pertanian, dimana peningkatan produksi menempati urutan teratas. Berkaitan erat dengan usaha tersebut penyebarluasan pengertian tentang pengurangan susut atas hasil produksi pangan, khususnya setelah panen, akhir-akhir ini semakin digalakkan. Sebagaimana kita ketahui, penurunan kuantitas dan kualitas bahan pangan dapat terjadi selama penyimpanan di gudang yang disebabkan oleh serangan serangga, tikus, burung, dan mikroorganisme. Iklim negara kita yang panas dan lembab, merupakan kondisi yang sangat baik bagi pertumbuhan serangan hama dan mikroorganisme tersebut diatas sehingga mempercepat proses deteriorisasi. Gudang sebagai tempat penyimpanan, yang merupakan salah satu langkah di dalam galur teknologi lepas panen sebelum bahan pangan tiba di tangan konsumen, ternyata sangat berpengaruh terhadap kualitas bahan yang disimpan. Penurunan kualitas yang terjadi selama masa penyimpanan, dapat menimbulkan kerugian yang tidak kecil. Jadi tampaknya akan sia-sialah usaha keras di dalam peningkatan produksi, jika ternyata kemudian

Upload: roro-kartika-ratnasari

Post on 21-Jan-2016

77 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Koleksi Hama Pasca Panen Faperta Unej

TRANSCRIPT

Page 1: Tp Hpt2 Kartika

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam usaha pemerintah untuk mencukupi kebutuhan pangan,

peningkatan produksi menjadi tujuan utama. Hal ini dapat dilihat di dalam

Rencana Pembangunan Lima Tahun bidang pertanian, dimana peningkatan

produksi menempati urutan teratas. Berkaitan erat dengan usaha tersebut

penyebarluasan pengertian tentang pengurangan susut atas hasil produksi pangan,

khususnya setelah panen, akhir-akhir ini semakin digalakkan. Sebagaimana kita

ketahui, penurunan kuantitas dan kualitas bahan pangan dapat terjadi selama

penyimpanan di gudang yang disebabkan oleh serangan serangga, tikus, burung,

dan mikroorganisme. Iklim negara kita yang panas dan lembab, merupakan

kondisi yang sangat baik bagi pertumbuhan serangan hama dan mikroorganisme

tersebut diatas sehingga mempercepat proses deteriorisasi. Gudang sebagai tempat

penyimpanan, yang merupakan salah satu langkah di dalam galur teknologi lepas

panen sebelum bahan pangan tiba di tangan konsumen, ternyata sangat

berpengaruh terhadap kualitas bahan yang disimpan. Penurunan kualitas yang

terjadi selama masa penyimpanan, dapat menimbulkan kerugian yang tidak kecil.

Jadi tampaknya akan sia-sialah usaha keras di dalam peningkatan produksi, jika

ternyata kemudian terjadi kesusutan akibat kurang tepatnya penanganan selama

penyimpanan bahan pangan di gudang (Halid & Mulyo Sidik, 1983).

Menurut Khalim (2011), selama  dalam  masa  penyimpanan 

komoditi  pangan dapat  mengalami  kerusakan  yang  disebabkan  oleh serangan 

hama  serangga,  tungau,  cendawan,  burung dan  tikus.  Di  antara  hama-hama 

gudang  tersebut,  serangga hama merupakan  penyebab  kerusakan  terbesar.

Serangga hama  pada gudang  mempunyai  kemampuan  cepat berkembang  biak 

sehingga dalam  setahun  dapat  menghasilkan  beberapa  generasi, dan  dapat

berpindah  bersama-sama  dengan  komoditi.  Selain itu  serangga hama pada 

gudang  memPunyai  kemampuan  adaptasi  yang  besar terhadap keadaan  kering 

sehingga  dapat  berkembang  dengan  baik  pada kondisi  komoditi  yang 

disimpan  dengan  kadar  air relatif  rendah.

Page 2: Tp Hpt2 Kartika

Hama pascapanen adalah organisme-organisme yang merusak hasil

pertanian baik yang telah dipanen atau lewat masa panen. Sumber investasi hama

pasca panen (hama gudang) yaitu berasal dari lahan yang masuk ke gudang,

berasal dari yang sudah ada di komoditi simpannya, dari fasilitas penyimpanan,

dan dari bahan-bahan lain yang ada di gudang. Bentuk kerusakan ham pasca

panen (hama gudang ) ada dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara

langsung terjadi dari mulai awal secara langsngan gejala sudah terlihat sedangkan

bentuk kerusakan secara tidak langsung yaitudari awal serangan kenampakan

gejala tampak lama misalnya di kecambah biji. Penyeabab hama pasca panen 

berasal dari pathogen (jamur, virus, nematoda) dan berasal dari non pathogen

(mekanik, hama).

Pengenalan  akan  jenis-jenis  serangga  hama  gudang  adalah sangat 

penting  untuk  menentukan  prioritas  dan  cara pengendaliannya.  Pada 

umumnya  serangga  hama  gudang  dapat dibagi  menjadi  hama  primer  dan 

hama  sekunder.  Hama  primer yaitu  serangga  hama  gudang  yang  mampu 

menyerang  biji-bijian yang masih utuh,  seperti Sitophilus  spp.  (weeoil),

Rhyzophertq  dominica (Iesier grain borer) dan Sitotroga  cerealella. 

(Angoumois  grain moth). Sedangkan  hama  sekunder  adalah  serangga  hama 

yang  hanya mampu  menyerang  biji-bijian  yang  sudah  rusak,  seperti 

Tribolium spp  . (flour beetle) dan Plodiq  interpunctella (Indian meal  moth) 

Pembagian serangga hama gudang menjadi hama primer  dan sekunder 

tidak  mengacu  kepada  arti pentingnya  ditinjau  dari  segi ekonomi,  melainkan 

hanya kepada urut  -urutannya. Serangga hama gudang yang menyerang komoditi 

yang'mahal  dan  banyak menimbulkan  kerugian  disebut hama ekonomi, 

sedangkan hama yang  tidak  banyak menimbulkan  kerugian  disebut  hama non

ekonomis. Pembagian serangga hama gudang/pantri  berdasarkan perilaku  cara

makan  adalah  internal  feeder, external  feeder, scavenger  dan hama sekunder.

Internal Feeder.  Larva  dari  serangga  kelompok  ini  ada di dalam biji  (kernel)

komoditi  yang diserang.  Biasanya  serangga- serangga ini menyerang  biji

komoditi  yang masih utuh atau belum diproses. Contohnya adalah Sitophilus 

spp. (weeail),  Rhyzopertha dominica  (Iesser  grainborer),  sitotroga  cerealella 

Page 3: Tp Hpt2 Kartika

(angumois  grain  moth). External  Feeder. Serangga  hama ini menyerang biji

komoditi dari  luar biji  baik yang masih utuh maupun  yang  telah diproses.

Contohnya adalah Tribolium  spp,  Lasioderma  serricorne  (tobacco  beetle),

Stegobium p aniceum  (drugstore  beetle),  Trogoderma  granarium  (khapra

beetle), Tenebroides  mauritanicus (cadelle  beetle),  dan Plodia interpunctella

(indian meal  mo th).

Serangga hama gudang mempunyai  ciri-ciri umum  (a) Tubuhnya  terbagi 

atas 3 bagian  kepala, dada  (toraks) dan perut (abdomen),  (b) Bagian luar  tubuh 

tertutup  oleh kulit  luar (eksoskeleton),  (c) Selama hidupnya mengalami

perubahan bentuk (metamorfosa) yang sempurna dan tidak  sempurna dan (d)

Serangga  dewasa mempunyai  tiga pasang kaki. Serangga  hama gudang baik

yang berasal dari kelompok kumbang maupun  ngengat mengalami metamorfosis

sempurna yaitu dari telur , larva , pupa, dan dewasa (imago).

1. Telur.

Umumnya  telur  diletakkan di  dalam atau di  atas permukaan biji-bijian,

pada debu-debu di atas lantai, pada celah dan retakkan gudang penyimpanan. 

Stadia telur berbeda-beda antara  satu spesies yang satu dengan spesies  lainnya.

2. Larva. 

Setelah beberapa lama telur menetas menjadi larva (berbentuk  seperti 

ulat). Stadia larva  adalah stadia paling merugikan,  karena  larva serangga hama

menyerang komoditi dengan sangat rakus dan merusak. Meskipun  demikian, 

latva merupakan stadia  yang paling rentan  untuk dikendalikan dengan

insektisida.

3. Pupa.

Pupa adalah periode istirahat dalam perkembangan perubahan  larva

menjadi  dewasa. Selama periode  ini  pupa serangga hama tidak makan dan tidak

bergerak. Seperti halnya stadia  telur, stadia pupa merupakan stadia yang paling

sulit untuk dibunuh oleh insektisida.

4. Dewasa.

Fungsi utama dari serangga dewasa  adalah untuk tugas  reproduksi dari 

jenisnya.  Ukuran tubuh serangga  hama dari ordo Coleoptera umumnya 

Page 4: Tp Hpt2 Kartika

berukuran kecil, tetapi ukuran  tubuh serangga tersebut tergantung pula pada jenis

makanan dimana ia hidup. Ukuran  kecil sangat memudahkan serangga hama

tersebut untuk menyusup pada celah yang kecil sekalipun. Ngengat sangat rapuh

dan tidak dapat masuk  ke dalam timbunan komoditi.

1.2 Tujuan

1. Mampu mengidentifikasian hama gudang pada produk pertanian.

Page 5: Tp Hpt2 Kartika

BAB 2. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Teknologi Panen dan Pasca Panen acara Koleksi Hama Pasca

Panen dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28 November 2013 pukul 07.00

WIB di Laboratorium Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian,

Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Mikroskop

2. Lup

3. Alat Tulis

3.2.2 Bahan

1. Biji gabah

2. Biji kedelai

3. Biji kacang tanah

4. Biji kacang hijau

5. Biji jagung

6. Biji Kopi

7. Biji Kakao

Page 6: Tp Hpt2 Kartika

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Komoditas Kelompok Nama Hama

Kopi 1 Araecerus fasciculatus

Kakao 2 Araecerus fasciculatus

Jagung 3 Sitophilus zeamays,

Crytolestes ferrugurnews

Beras 4 Sitophillus oryzae

Kacang hijau 5 Callobruchus chinensis

Kacang tanag 6 Tribolium casteneum,

Carphopillus hemipterus

Kedelai 7 Sitophilus oryzae,

Tribolium confusum

Page 7: Tp Hpt2 Kartika

3.2 Pembahasan

3.2.1 Araecerus fasciculatus (Deg.) (Coleoptera : Anthribidae)

Ciri khas morfologi :

Araecerus fasciculatus Deg, kumbang penggerek kopi, Serangga yang menyerang

produk simpanan yang terdapat di seluruh dunia. Ukuran kecil, bentuk sempurna,

kumbang penggerek warna coklat gelap, kepala tersembunyi di bawah pronotum,

ujung abdomen terlihat di antara elytra. Panjang 3-4 mm, Imago panjang 3-6 mm,

warna coklat berbecak coklat tua agak abu-abu. Memiliki kaki panjang dengan

sayap membrane bagian terakhir keluar, terlihat di bagian akhir elytra. Elytra

menutup hampir seluruh abdomen. Kepala menghadap ke bawah memiliki

moncong. Seluruh tubuh tertutup bulu-bulu halus

Ciri serangan :

Hama ini hanya sebagai hama sekunder dengan gejala serangannya adanya bubuk

disekitar komoditi yang diserangnya. Kumbang Penggerek ini sangat gesit, tapi

akan pura-pura mati bila di ganggu. Kumbang ini penerbang yang baik dan siap

keluar jika gudang di buka. Terbang menuju cahaya. Kumbang ini hanya

memerlukan sedikit makanan, sebagaian besar makanan di peroleh pada masa

larva. Kumbang-kumbang  ini merupakan perusak yang luas dari persediaan biji

kopi dalam rumah penyimpanan (gudang), yang mengakibatkan kehilangan berat

dan mengotori produk/ hasil.

3.2.2 Sitophilus oryzae, S. zeamays

Ciri Morfologi :

(1) Sitophilus oryzae

Imagro berwarna coklat gelap. Panjang 2,3-3,5 mm. Terdapat bercak kuning

yang berukuran besar kemerahan disayapnya, sungut menyiku 8 ruas, kepala

berbentuk moncong, Ujung aedegus pada S. oryzae membengkok dan termasuk

hama primer.

Page 8: Tp Hpt2 Kartika

(2) Sitophilus zeamays

Ukuran lebih besar yakni 3,5-5.0 mm. Ujung aedegus pada S. zeamays melurus,

S. zeamais lebih tahan pada suhu rendah dibandingkan S. oryzae dan mampu

hidup selama 37 hari pada 00C.

Ciri Gejala : Gejala serangan yang diakibatkan oleh kumbang beras

(Sitophilus oryzae) adalah pada butir-butir beras yang terserang akan terdapat

goresan pada bagian-bagian samping beras. Apabila tahap serangannya sudah

lama maka butir-butir beras akan menjadi hancur. Gejala serangan yang

diakibatkan oleh kumbang jagung (Sitophilus zeamays) adalah pada bagian butir

jagung yang terserang berlubang pada bagian zat tepungnya (amilumnya).

3.2.3 Tribolium casteneum Hbst dan T. confusum

Ciri Morfologi :Berbentuk pipih, berukuran 3-4 mm, warna merah

kecoklatan sampai coklat gelap, sungut berbentuk kapitat, 3 ruas sungut bagian

ujung membesar secara mendadak.Terdiri dari 3-4 mata facet. Termasuk hama

sekunder.

3.2.4 Carpophilus hemipterus (F.) (Coleoptera: Nitidulidae)

Ciri khas Morfologi : Imago berwarna (kelabu, hitam, coklat), berukuran

3-5 mm. Elitra tidak menutupi seluruh abdomen & ditutupi rambut-rambut jarang.

3 ruas sungut membesar, seperti memukul gong. Termasuk hama primer.

Ciri-ciri Gejala : Merusak kopra, biasanya merusak simpanan

bahan-bahan yang mengandung minyak. Serangga ini tidak begitu merugikan,

tetapi dengan adanya komplikasi serangan dapat menambah rusaknya simpanan.

1.2.5 Callosobruchus chinensis

Ciri khas Morfologi :

Ciri-ciri spesik kumbang (Calosobruchus chinensis) antara lain :

a. Serangga dewasa bentuknya globular

b. Panjang tubuh 3-4 mm

c. Elytra berpola dan tidak penuh menutupi abdomen

Page 9: Tp Hpt2 Kartika

d. Sebelah dalam bagian bawah ditiap-tiap femur belakang terdapat duri

1.2.6 Cryptolestes ferrugurrnews

Ciri khas Morfologi : Kumbang C. ferrugineus berstatus sebagai hama sekunder

dimana menyerang biji-bijian, kacang-kacangan dan produk lain di penyimpanan.

Kumbang ini berukuran 1,5 – 2 mm, berwarna coklat terang. Bentuk antena

seperti benang dan panjang. Serangga dewasa berwarna coklat kemerahan dan

berbentuk bulat/pipih Panjang tubuh 1-1,5 mm. Antena seperti benang sama

panjang dengan tubuhnya. Tungkai pendek dengan formula tarsi 5-5-5 pada

kumbang betina, Pada kumbang jantan formula tarsi 5-5-4.

Page 10: Tp Hpt2 Kartika

BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Identifikasi morfologi serta gejala dari serangan hama yang merusak

produk pasca panen, dapat memahami tentang liku-liku organisme perusak

komoditas tertentu, macam tempat penyimpanan dan pengelolaannya, dengan ini

kita dapat menyimpan hasil pertanian tanpa banyak mengalami kerusakan bahan

yang disimpan dengan kata lain kita dapat menanggulangi ataupun meminimalisir

penyerangan hama pasca panen yang menyerang bahan simpan kita.

4.2 Saran

Semoga kedepannya, kegiatan praktikum di Jurusan Hama dan Penyakit

bertambah kondusif, serta penyampaian informasi mengenai tugas harap lebih

diperjelas secara rinci.

Page 11: Tp Hpt2 Kartika

DAFTAR PUSTAKA

Halid & Mulyo Sidik. 1983. Sistem Penyimpanan dan Perawatan Kualitas Bahan Pangan di Badan Urusan Logistik. Risalah Seminar Nasional: Pengawetan Makanan dengan Iradiasi, Jakarta, 6-8 Juni 1983

Khalim, Abdul, 2011. Pengendalian Hama Pasca Panen Hama Gudang Tanaman Kacang Hijau. Serial online http://institutyogyakarta.mult iply. com/ journal. [27 November 2011]

Suharto, 2011. Hama Pascapanen. Buku Petunjuk Praktikum Hama dan penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian UNEJ