tp hpt2 kartika
DESCRIPTION
Koleksi Hama Pasca Panen Faperta UnejTRANSCRIPT
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam usaha pemerintah untuk mencukupi kebutuhan pangan,
peningkatan produksi menjadi tujuan utama. Hal ini dapat dilihat di dalam
Rencana Pembangunan Lima Tahun bidang pertanian, dimana peningkatan
produksi menempati urutan teratas. Berkaitan erat dengan usaha tersebut
penyebarluasan pengertian tentang pengurangan susut atas hasil produksi pangan,
khususnya setelah panen, akhir-akhir ini semakin digalakkan. Sebagaimana kita
ketahui, penurunan kuantitas dan kualitas bahan pangan dapat terjadi selama
penyimpanan di gudang yang disebabkan oleh serangan serangga, tikus, burung,
dan mikroorganisme. Iklim negara kita yang panas dan lembab, merupakan
kondisi yang sangat baik bagi pertumbuhan serangan hama dan mikroorganisme
tersebut diatas sehingga mempercepat proses deteriorisasi. Gudang sebagai tempat
penyimpanan, yang merupakan salah satu langkah di dalam galur teknologi lepas
panen sebelum bahan pangan tiba di tangan konsumen, ternyata sangat
berpengaruh terhadap kualitas bahan yang disimpan. Penurunan kualitas yang
terjadi selama masa penyimpanan, dapat menimbulkan kerugian yang tidak kecil.
Jadi tampaknya akan sia-sialah usaha keras di dalam peningkatan produksi, jika
ternyata kemudian terjadi kesusutan akibat kurang tepatnya penanganan selama
penyimpanan bahan pangan di gudang (Halid & Mulyo Sidik, 1983).
Menurut Khalim (2011), selama dalam masa penyimpanan
komoditi pangan dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh serangan
hama serangga, tungau, cendawan, burung dan tikus. Di antara hama-hama
gudang tersebut, serangga hama merupakan penyebab kerusakan terbesar.
Serangga hama pada gudang mempunyai kemampuan cepat berkembang biak
sehingga dalam setahun dapat menghasilkan beberapa generasi, dan dapat
berpindah bersama-sama dengan komoditi. Selain itu serangga hama pada
gudang memPunyai kemampuan adaptasi yang besar terhadap keadaan kering
sehingga dapat berkembang dengan baik pada kondisi komoditi yang
disimpan dengan kadar air relatif rendah.
Hama pascapanen adalah organisme-organisme yang merusak hasil
pertanian baik yang telah dipanen atau lewat masa panen. Sumber investasi hama
pasca panen (hama gudang) yaitu berasal dari lahan yang masuk ke gudang,
berasal dari yang sudah ada di komoditi simpannya, dari fasilitas penyimpanan,
dan dari bahan-bahan lain yang ada di gudang. Bentuk kerusakan ham pasca
panen (hama gudang ) ada dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung terjadi dari mulai awal secara langsngan gejala sudah terlihat sedangkan
bentuk kerusakan secara tidak langsung yaitudari awal serangan kenampakan
gejala tampak lama misalnya di kecambah biji. Penyeabab hama pasca panen
berasal dari pathogen (jamur, virus, nematoda) dan berasal dari non pathogen
(mekanik, hama).
Pengenalan akan jenis-jenis serangga hama gudang adalah sangat
penting untuk menentukan prioritas dan cara pengendaliannya. Pada
umumnya serangga hama gudang dapat dibagi menjadi hama primer dan
hama sekunder. Hama primer yaitu serangga hama gudang yang mampu
menyerang biji-bijian yang masih utuh, seperti Sitophilus spp. (weeoil),
Rhyzophertq dominica (Iesier grain borer) dan Sitotroga cerealella.
(Angoumois grain moth). Sedangkan hama sekunder adalah serangga hama
yang hanya mampu menyerang biji-bijian yang sudah rusak, seperti
Tribolium spp . (flour beetle) dan Plodiq interpunctella (Indian meal moth)
Pembagian serangga hama gudang menjadi hama primer dan sekunder
tidak mengacu kepada arti pentingnya ditinjau dari segi ekonomi, melainkan
hanya kepada urut -urutannya. Serangga hama gudang yang menyerang komoditi
yang'mahal dan banyak menimbulkan kerugian disebut hama ekonomi,
sedangkan hama yang tidak banyak menimbulkan kerugian disebut hama non
ekonomis. Pembagian serangga hama gudang/pantri berdasarkan perilaku cara
makan adalah internal feeder, external feeder, scavenger dan hama sekunder.
Internal Feeder. Larva dari serangga kelompok ini ada di dalam biji (kernel)
komoditi yang diserang. Biasanya serangga- serangga ini menyerang biji
komoditi yang masih utuh atau belum diproses. Contohnya adalah Sitophilus
spp. (weeail), Rhyzopertha dominica (Iesser grainborer), sitotroga cerealella
(angumois grain moth). External Feeder. Serangga hama ini menyerang biji
komoditi dari luar biji baik yang masih utuh maupun yang telah diproses.
Contohnya adalah Tribolium spp, Lasioderma serricorne (tobacco beetle),
Stegobium p aniceum (drugstore beetle), Trogoderma granarium (khapra
beetle), Tenebroides mauritanicus (cadelle beetle), dan Plodia interpunctella
(indian meal mo th).
Serangga hama gudang mempunyai ciri-ciri umum (a) Tubuhnya terbagi
atas 3 bagian kepala, dada (toraks) dan perut (abdomen), (b) Bagian luar tubuh
tertutup oleh kulit luar (eksoskeleton), (c) Selama hidupnya mengalami
perubahan bentuk (metamorfosa) yang sempurna dan tidak sempurna dan (d)
Serangga dewasa mempunyai tiga pasang kaki. Serangga hama gudang baik
yang berasal dari kelompok kumbang maupun ngengat mengalami metamorfosis
sempurna yaitu dari telur , larva , pupa, dan dewasa (imago).
1. Telur.
Umumnya telur diletakkan di dalam atau di atas permukaan biji-bijian,
pada debu-debu di atas lantai, pada celah dan retakkan gudang penyimpanan.
Stadia telur berbeda-beda antara satu spesies yang satu dengan spesies lainnya.
2. Larva.
Setelah beberapa lama telur menetas menjadi larva (berbentuk seperti
ulat). Stadia larva adalah stadia paling merugikan, karena larva serangga hama
menyerang komoditi dengan sangat rakus dan merusak. Meskipun demikian,
latva merupakan stadia yang paling rentan untuk dikendalikan dengan
insektisida.
3. Pupa.
Pupa adalah periode istirahat dalam perkembangan perubahan larva
menjadi dewasa. Selama periode ini pupa serangga hama tidak makan dan tidak
bergerak. Seperti halnya stadia telur, stadia pupa merupakan stadia yang paling
sulit untuk dibunuh oleh insektisida.
4. Dewasa.
Fungsi utama dari serangga dewasa adalah untuk tugas reproduksi dari
jenisnya. Ukuran tubuh serangga hama dari ordo Coleoptera umumnya
berukuran kecil, tetapi ukuran tubuh serangga tersebut tergantung pula pada jenis
makanan dimana ia hidup. Ukuran kecil sangat memudahkan serangga hama
tersebut untuk menyusup pada celah yang kecil sekalipun. Ngengat sangat rapuh
dan tidak dapat masuk ke dalam timbunan komoditi.
1.2 Tujuan
1. Mampu mengidentifikasian hama gudang pada produk pertanian.
BAB 2. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Teknologi Panen dan Pasca Panen acara Koleksi Hama Pasca
Panen dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28 November 2013 pukul 07.00
WIB di Laboratorium Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian,
Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Mikroskop
2. Lup
3. Alat Tulis
3.2.2 Bahan
1. Biji gabah
2. Biji kedelai
3. Biji kacang tanah
4. Biji kacang hijau
5. Biji jagung
6. Biji Kopi
7. Biji Kakao
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Komoditas Kelompok Nama Hama
Kopi 1 Araecerus fasciculatus
Kakao 2 Araecerus fasciculatus
Jagung 3 Sitophilus zeamays,
Crytolestes ferrugurnews
Beras 4 Sitophillus oryzae
Kacang hijau 5 Callobruchus chinensis
Kacang tanag 6 Tribolium casteneum,
Carphopillus hemipterus
Kedelai 7 Sitophilus oryzae,
Tribolium confusum
3.2 Pembahasan
3.2.1 Araecerus fasciculatus (Deg.) (Coleoptera : Anthribidae)
Ciri khas morfologi :
Araecerus fasciculatus Deg, kumbang penggerek kopi, Serangga yang menyerang
produk simpanan yang terdapat di seluruh dunia. Ukuran kecil, bentuk sempurna,
kumbang penggerek warna coklat gelap, kepala tersembunyi di bawah pronotum,
ujung abdomen terlihat di antara elytra. Panjang 3-4 mm, Imago panjang 3-6 mm,
warna coklat berbecak coklat tua agak abu-abu. Memiliki kaki panjang dengan
sayap membrane bagian terakhir keluar, terlihat di bagian akhir elytra. Elytra
menutup hampir seluruh abdomen. Kepala menghadap ke bawah memiliki
moncong. Seluruh tubuh tertutup bulu-bulu halus
Ciri serangan :
Hama ini hanya sebagai hama sekunder dengan gejala serangannya adanya bubuk
disekitar komoditi yang diserangnya. Kumbang Penggerek ini sangat gesit, tapi
akan pura-pura mati bila di ganggu. Kumbang ini penerbang yang baik dan siap
keluar jika gudang di buka. Terbang menuju cahaya. Kumbang ini hanya
memerlukan sedikit makanan, sebagaian besar makanan di peroleh pada masa
larva. Kumbang-kumbang ini merupakan perusak yang luas dari persediaan biji
kopi dalam rumah penyimpanan (gudang), yang mengakibatkan kehilangan berat
dan mengotori produk/ hasil.
3.2.2 Sitophilus oryzae, S. zeamays
Ciri Morfologi :
(1) Sitophilus oryzae
Imagro berwarna coklat gelap. Panjang 2,3-3,5 mm. Terdapat bercak kuning
yang berukuran besar kemerahan disayapnya, sungut menyiku 8 ruas, kepala
berbentuk moncong, Ujung aedegus pada S. oryzae membengkok dan termasuk
hama primer.
(2) Sitophilus zeamays
Ukuran lebih besar yakni 3,5-5.0 mm. Ujung aedegus pada S. zeamays melurus,
S. zeamais lebih tahan pada suhu rendah dibandingkan S. oryzae dan mampu
hidup selama 37 hari pada 00C.
Ciri Gejala : Gejala serangan yang diakibatkan oleh kumbang beras
(Sitophilus oryzae) adalah pada butir-butir beras yang terserang akan terdapat
goresan pada bagian-bagian samping beras. Apabila tahap serangannya sudah
lama maka butir-butir beras akan menjadi hancur. Gejala serangan yang
diakibatkan oleh kumbang jagung (Sitophilus zeamays) adalah pada bagian butir
jagung yang terserang berlubang pada bagian zat tepungnya (amilumnya).
3.2.3 Tribolium casteneum Hbst dan T. confusum
Ciri Morfologi :Berbentuk pipih, berukuran 3-4 mm, warna merah
kecoklatan sampai coklat gelap, sungut berbentuk kapitat, 3 ruas sungut bagian
ujung membesar secara mendadak.Terdiri dari 3-4 mata facet. Termasuk hama
sekunder.
3.2.4 Carpophilus hemipterus (F.) (Coleoptera: Nitidulidae)
Ciri khas Morfologi : Imago berwarna (kelabu, hitam, coklat), berukuran
3-5 mm. Elitra tidak menutupi seluruh abdomen & ditutupi rambut-rambut jarang.
3 ruas sungut membesar, seperti memukul gong. Termasuk hama primer.
Ciri-ciri Gejala : Merusak kopra, biasanya merusak simpanan
bahan-bahan yang mengandung minyak. Serangga ini tidak begitu merugikan,
tetapi dengan adanya komplikasi serangan dapat menambah rusaknya simpanan.
1.2.5 Callosobruchus chinensis
Ciri khas Morfologi :
Ciri-ciri spesik kumbang (Calosobruchus chinensis) antara lain :
a. Serangga dewasa bentuknya globular
b. Panjang tubuh 3-4 mm
c. Elytra berpola dan tidak penuh menutupi abdomen
d. Sebelah dalam bagian bawah ditiap-tiap femur belakang terdapat duri
1.2.6 Cryptolestes ferrugurrnews
Ciri khas Morfologi : Kumbang C. ferrugineus berstatus sebagai hama sekunder
dimana menyerang biji-bijian, kacang-kacangan dan produk lain di penyimpanan.
Kumbang ini berukuran 1,5 – 2 mm, berwarna coklat terang. Bentuk antena
seperti benang dan panjang. Serangga dewasa berwarna coklat kemerahan dan
berbentuk bulat/pipih Panjang tubuh 1-1,5 mm. Antena seperti benang sama
panjang dengan tubuhnya. Tungkai pendek dengan formula tarsi 5-5-5 pada
kumbang betina, Pada kumbang jantan formula tarsi 5-5-4.
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Identifikasi morfologi serta gejala dari serangan hama yang merusak
produk pasca panen, dapat memahami tentang liku-liku organisme perusak
komoditas tertentu, macam tempat penyimpanan dan pengelolaannya, dengan ini
kita dapat menyimpan hasil pertanian tanpa banyak mengalami kerusakan bahan
yang disimpan dengan kata lain kita dapat menanggulangi ataupun meminimalisir
penyerangan hama pasca panen yang menyerang bahan simpan kita.
4.2 Saran
Semoga kedepannya, kegiatan praktikum di Jurusan Hama dan Penyakit
bertambah kondusif, serta penyampaian informasi mengenai tugas harap lebih
diperjelas secara rinci.
DAFTAR PUSTAKA
Halid & Mulyo Sidik. 1983. Sistem Penyimpanan dan Perawatan Kualitas Bahan Pangan di Badan Urusan Logistik. Risalah Seminar Nasional: Pengawetan Makanan dengan Iradiasi, Jakarta, 6-8 Juni 1983
Khalim, Abdul, 2011. Pengendalian Hama Pasca Panen Hama Gudang Tanaman Kacang Hijau. Serial online http://institutyogyakarta.mult iply. com/ journal. [27 November 2011]
Suharto, 2011. Hama Pascapanen. Buku Petunjuk Praktikum Hama dan penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian UNEJ