tor workshop 4 oktober
DESCRIPTION
RENCANA KEGIATAN PENGEMBANGAN BANK MAKANANTRANSCRIPT
TERM OF REFERENCE“WORKSHOP MEMBANGUN SISTEM KEBIJAKAN
KETAHANAN PANGAN NAGARI TIKU SELATAN
Nama Program Depening Resilient in Agam Distric /Memperkeuat Ketangguhan Di Kabupaten Agam
Nama Kegiatan
Worksop Membangun Sistem Kebijakan Ketahanan Pangan Nagari Tiku Selatan
Tanggal 4 November 2015
Lokasi Aula Kantor Bupati Kabupaten Agam
A. LATAR BELAKANG
Kerentanan terhadap bencana alam dan gangguan
mendadak lainnya dapat mempengaruhi ketahanan pangan
suatu wilayah baik sementara ataupun dalam jangka waktu
panjang. Ketidak-mampuan untuk memenuhi kebutuhan
pangan sementara dikenal sebagai kerawanan pangan
sementara (transient food insecurity). Bencana alam atau
teknologi yang terjadi tiba-tiba, bencana yang terjadi
secara bertahap, perubahan harga atau goncangan
terhadap pasar, epidemic penyakit, konflik sosial dapat
menyebabkan terjadinya kerawanan pangan sementara.
Kerawanan pangan sementara dapat berpengaruh
terhadap sebagian atau semua dimensi ketahanan pangan
seperti ketersediaan pangan, akses terhadap pangan dan
penyerapan pangan ( intake gizi ).
Nagari Tiku Selatan merupakan daerah rawan
bencana yang perlu memperhatikan ketersediaan dan
cadangan makanan ketika terjadi bencana. Nagari ini
merupakan daerah yang memiliki topografi datar dan
berbukit, artinya Nagari memiliki lokasi evakuasi yang bisa
dijangkau dan digunakan untuk pengembangan bank
makanan. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan.
Penduduk yang akan terpapar kekurangan bahan pangan
akibat bencana adalah sebanyak 8.548 jiwa yang berada di
5 jorong dampingan, jumlah tersebut belum termasuk
jumlah penduduk dari 2 jorong yang tidak wilayah
dampingan JEMARI Sakato, Maka jika terjadi bencana lebih
dari 10.000 jiwa yang akan kekurangan makanan di Nagari
Tiku Selatan.
Nagari Tiku Selatan memiliki sumber daya bank
makanan seperti 300 Ha lahan sawah, 1233 Ha luas tanam
dan produksi kelapa yang menghasilkan, 644 ekor sapi dan
210 kerbau, 1.013 ekor kambing serta 50000 ekor ayam
( Data Hasil workshop pengembangan bank makanan
Nagari Tiku Selatan, Agustus 2015), Namun berdasarkan
estimasi risiko terjadinya bencana gempa dan tsunami,
maka 300 ha sawah diperkirakan tidak akan bisa diolah
dalam waktu beberapa bulan. Hal ini disebabkan jarak
lahan sawah yang berada sekitar 300-500 meter dari
pantai, dan sebagian ternak tidak akan bisa diselamatkan,
kecuali yang berada di lokasi ketinggian.
Berdasarkan hasil workshop pengembangan bank
makanan Nagari Tiku Selatan bulan Agustus lalu, jumlah
pangan yang dibutuhkan ketika bencana dibandingkan
dengan hasil produksi saat ini berdasarkan jumlah
penduduk seperti berikut ini:
No Jenis kebutuhan
Jumlah
Produksi saat ini
Kebutuhan ketika terjadi
bencanaKekurangan
1 Beras 3 ton/hari 2,6 ton/ hari
2
Lauk pauk
hewani
221.000 kg /
Tahun = 605 kg/
hari 1295,7 kg / hari 690,7 / hari
3 Lauk nabati - 1295,7 kg / hari 1295,7 kg / hari
4 Sayur - 2,6 ton / hari 2,6 ton / hari
5 Buah 109 kg = 2,6 ton / hari 2,5 ton / hari
6 minyak 172,7 kg / hari 172,7 kg / hari
7 gula 259,2 kg / hari 259,2 kg / hari
Produksi yang tersedia saat ini seperti yang tertulis
pada tabel diatas sudah termasuk untuk kebutuhan
masyarakat pada saat ini, artinya produksi yang ada pada
saat ini masih belum memenuhi kebutuhan masyarakat
apalagi untuk kebutuhan ketika terjadi bencana.
Berdasarkan kondisi ini maka perlu strategi untuk
mengembangkan bank makanan di tingkat internal nagari
dan jorong maupun di tingkat eksternal melalui kerjasama
dengan stakeholder potensial.
Bank makanan adalah salah satu langkah baik
dalam persiapan sebelum, saat, dan setelah terjadi bencana
dalam menanggulangi krisis makanan. Beberapa upaya
dalam meningkatkan cadangan pangan sudah mulai
dilakukan, beberapa kegiatan yang telah dilaksankan
adalah : (1) KSB Jorong Banda Gadang telah membuat 1
model bank makanan Jenis Sayuran, umbian, dan bumbu di
posko KSB Jorong Banda Gadang, (2) Model bank makanan
tersebut sedang dikembangkan ke 100 rumah tangga di
daerah evakuasi, rumah tangga yang ikut mengembangkan
bank makanan tingkat rumah tangga ini telah dapat
memenuhi kebutuhan pangan keluarga saat ini dan
berkomitmen akan melakukan kegiatan penanaman serta
perawatan secara berkelanjutan, (3) Salah satu kelompok
tani di Jorong Gasan Kaciak telah sepakat akan
membangun lumbung pangan kelompok tani didaerah
evakuasi sebagai cadangan pangan. Namun, kegiatan-
kegiatan yang telah dilakukan tersebut tentu perlu
penguatan, maka diperlukan penyusunan sistem kebijakan
ketahanan pangan ketika terjadi bencana. Diharapkan dari
proses ini akan lahir mekanisme akses yang
menggambarkan kemampuan untuk untuk penyediaan
pangan ketika terjadi bencana dan nagari nantinya
diharapkan dapat menginisiasi kebijakan yang akan
mengatur pedoman pengembangan lumbung pangan
nagari.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka JEMARI
Sakato bersama OXFAM dan didukung oleh Pemerintah
Kabupaten Agam akan mengadakan kegiatan Workshop
Penyusunan Sistem kebijakan Ketahanan Pangan Nagari
Ketika Terjadi Bencana dan Inisasi penyusunan kebijakan
pengembangan bank makanan di Nagari Tiku Selatan.
B. TUJUAN KEGIATAN
Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk memenuhi
ketahanan pangan masyarakat Nagari Tiku Selatan di
kawasan rawan bencana, dan secara khusus bertujuan
untuk :
1. Mengkomunikasikan strategi ketahanan pangan
masyarakat di daerah rawan bencana gempa dan
tsunami.
2. Membangun komitmen multistakhodler dalam
mendukung rencana ketahan pangan di tingkat
Nagari.
3. Menyusun mekansime ketahanan pangan Nagari
melalui keterlibatan multipihak
C. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
:
1. Terbentuknya strategi ketahanan pangan
masyarakat di daerah rawan bencana gempa dan
tsunami.
2. Lahirnya komitmen multistakhodler dalam
mendukung rencana ketahan pangan di tingkat
Nagari.
3. Tersusunya mekansime ketahanan pangan Nagari
melalui keterlibatan multipihak.
D. RUANG LINGKUP MATERI DAN METODELOGI
Berdasarkan tujuan dan hasil yang diharapkan, maka
ruang lingkup materi dalam Workshop ini adalah :
1. Program Ketahanan Pangan yang telah dilakukan di
Nagari Tiku Selatan.
2. Kondisi Nagari Tiku Selatan rawan yang rawan
bencana.
3. Pemaparan kesiapan dalam mengantisipasi dan
menanggulangi kerawanan pangan terkait dengan
kebijakan pemerintah daerah mengenai ketahanan
pangan.
Metodelogi kegiatan :
1. Presentasi
2. FGD
3. Curah Pendapat
E. PESERTA KEGIATAN
Untuk menciptakan kesadaran akan pentingnya
ketahanan makanan pra, saat, pasca bencana, maka
kegiatan ini akan mengundang KSB nagari tiku selatan,
kelompok tani Nagari Tiku Selatan, BPBD, BP4K2P, Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Sosial, Koramil,
BRI Tanjung Mutiara, BPR Mutiara Pesisir, dan perwakilan
masyarakat. Bagian hukum kabupaten agam, sektor swasta.
Secara rinci peserta kegiatan ini meliputi :
Daftar Peserta Workshop
No Kategori Jumlah
1 DISPERTAHORNAK 12 BPBD 1
3 DINSOSNAKERTRAS 14 BP4K2P 15 KORAMIL 16 Camat Tanjung Mutiara 17 Unilever Prov.Sumatera Barat 18 Indofood Prov. Sumatera Barat 19 Wali Nagari Tiku Selatan 110 Wali Jorong Pasa 111 Wali Jorong Pasia 112 Wali Jorong Banda Gadang 113 Wali Jorong Kampuang Darek 114 Wali Jorong Gasan Kaciak 115 Perwakilan KSB Wilayah
Dampingan 5
16 Kelompok Tani Banda Gadang 217 Kelompok Tani Gasan Kaciak 418 Masyarakat Pengembangan Bank
Makanan tingkat Rumah Tangga3
19 Jemari Team 8Total 36
F. TEMPAT DAN TANGGAL KEGIATAN
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Kamis/ 4 November 2015
Waktu : 08.30 WIB – 16.00 WIB
Lokasi : Aula Kantor Bupati Kabupaten
Agam
G. AGENDA KEGIATAN
Jadwal Kegiatan Pemateri
Hari I
4-Okt- 15
PersiapanSkenario
09.30-09.00 Check in Peserta
09.00- 09.15 Pembukaan JEMARI Sakato
09.15- 09.45 Pemaparan Program
Ketahanan Pangan yang telah
dilakukan di Nagari Tiku
Selatan
JEMARI Sakato
09.45 - 10.30 Model Sistem Ketahanan
Pangan di Daerah Rawan
Bencana
10.30 – 10.45 Snack
10.45 -11.30 Pola kebijakan dan program
pemerintah daerah terkait
ketahanan pangan untuk
daerah rawan bencana
Badan Ketahan
Pangan
Kabupaten
Agam
11.30 – 12.00 Pedoman Penyusunan
Mekanisme Kebijakan
Cadangan Pangan Nagari
Bagian Hukum
12.00-13.30 Ishoma
13.31- 15.45 FGD menyusun mekanisme
ketahanan pangan Nagari,
meliputi analisis konteks,
menyusun rancangan dan
strategi program.
15.45-16.00 PENUTUP