tor 06 pengembangan wisata

9
KERANGKA ACUAN KERJA MASTERPLAN PENGEMBANGAN KEGIATAN WISATA BAHARI Pulau Salah Namo

Upload: indra-yuwono

Post on 10-Oct-2015

849 views

Category:

Documents


189 download

TRANSCRIPT

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA

MASTERPLAN PENGEMBANGAN KEGIATAN WISATA BAHARIPulau Salah Namo 1. PENDAHULUANDalam konteks pembangunan daerah, dapat dilihat bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan pemerintah belum bisa merata di seluruh wilayah, sehingga menimbulkan adanya kesenjangan antar wilayah. Dimana masih adanya wilayah-wilayah yang masih terbelakang dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah dan ada wilayah yang maju dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kesenjangan antar wilayah ini perlu mendapat perhatian yang serius dari semua pihak terutama Pemerintah Daerah agar sasaran utama pembangunan dapat tercapai.

Permasalahan rendahnya perkembangan ekonomi dapat diantisipasi melalui pengembangan sektor potensial wilayah, antara lain sektor pariwisata. Berdasarkan aspek kecenderungan wisatawan mancanegara yang menyukai wisata yang berbentuk alam dan budaya, maka sangat potensial bagi pengembangan sektor pariwisata.

Pengembangan wilayah menjadi program strategis Pemerintah Kabupaten pada masa mendatang. Masterplan pengembangan wilayah Pulau Salah Namo ini menjadi perhatian sebagaimana dirumuskan secara detil dalam produk Rencana Makro Pengembangan Wilayah Wisata Pulau Salah Namo .

Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa aspek pengembangan potensi pariwisata yang ada, maka pada dasarnya pengembangan kepariwisataan menghadapi beberapa kendala terutama terkait pada aspek penyediaan sarana dan prasarana, khususnya prasarana transportasi, sarana dan prasarana di obyek wisata. Selain itu juga diperlukan kerjasama antara Pemerintah, swasta dan masyarakat dalam penyediaan sarana dan prasarana disetiap objek wisata. Serta perlunya promosi keunikan objek wisata dan peningkatan kesadaran dan masyarakat dan SDM di sekitar objek wisata. Untuk mengantisipasi kendala pengembangan wisata tersebut maka perlu dirumuskan Masterplan pengembangan kegiatan wisata Bahari Pulau Salah Namo2. TUJUAN DAN SASARANPekerjaan ini bertujuan untuk merumuskan Masterplan pengembangan kegiatan wisata Bahari Pulau Salah Namo Adapun sasaran dalam studi ini yakni :

Identifikasi kecenderungan perkembangan kegiatan wisata bahari Pulau Salah Namo Identifikasi potensi dan permasalahan pengembangan wisata menyangkut kajian obyek wisata potensial dan daya tarik wisata, ketersediaan fasilitas pendukung wisata, aksesibilitas kawasan wisata, profil wisatawan, sumberdaya dan pengelola wisata serta dampak pengembangan wisata. Perumusan kebijakan, strategi rencana dan program pengembangan wisata3. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA

Pengguna jasa kegiatan Penyusunan Pengembangan kegiatan wisata ini adalah Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten . 4. SUMBER PENDANAAN

Untuk pelaksanaan kegiatan ini dibiayai APBD dengan anggaran sebesar Rp 700.000,-5. LINGKUP KEGIATAN, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG

5.1 Ruang Lingkup Kegiatan

Secara umum lingkup materi studi ini yakni :

1. Kajian terhadap kondisi dan karakteristik wilayah studi saat ini (eksisting), dilihat dari aspek pengembangan wisata (obyek, wisatawan dan prasarana pendukung)2. Tinjauan teoritis tentang teori, konsep dan kebijaksanaan pengembangan wisata serta pola pengembangan kegiatan wisata sebagai pendukung pengembangan wilayah..

3. Identifikasi potensi dan permasalahan wilayah studi. Identifikasi potensi dan permasalahan pengembangan wilayah studi merupakan hasil analisis terhadap data dan informasi yang terkait dengan kondisi dan karakteristik pengembangan wisata seperti diuraikan sebelumnya.4. Rumusan dan pejabaran konsep pengembangan wisata dalam bentuk konsep, strategi, rencana dan tahapan pengembangan. Rumusan konsep dan strategi pengembangan wilayah mengacu pada hasil analisis sebelumnya. Pada perumusan rencana dan tahapan pengembangan dihasilkan rencana pengembangan wisata serta sarana dan prasarana pendukung dan kebutuhan sumberdaya lain sesuai dengan tahun perencanaan yang telah ditetapkan.

5.2. Data dan Fasilitasi Penunjang

Penyediaan oleh pengguna jasa dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa adalah :

1) Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu yang dapat dipakai sebagai referensi oleh penyedia jasa.

2) Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultasi.

6. METODOLOGI

Pada bahasan di bawah akan diuraikan metoda pendekatan sebagai tahapan pencapaian untuk tujuan dan sasaran studi yang ditentukan. Secara keseluruhan metoda pendekatan studi akan mencakup kerangka pemikiran, metoda pengumpulan data dan metoda analisis.

6.1 Metoda Pengumpulan Data

Data yang diperlukan pada studi ini mencakup dua kelompok data yakni :

1. Data sekunder, yakni data yang telah diolah oleh instansi berwewenang dan

2. Data primer, yakni data yang diperoleh secara langsung dari lapangan.

Data sekunder yang diperlukan berkaitan dengan aspek kepariwisataan. Data-data tersebut diperoleh dari instansi terkait antara lain yakni Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya; Kantor Statistik, Bapeda, Kantor Pertanahan, Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Dinas Pengairan, Dinas Tata Ruang dan Bangunan, Dinas Perindustrian, dan lainnya pada tingkat Propinsi maupun kabupaten. Sedangkan data primer perlu diperoleh sebagai pendukung atau tambahan terhadap tidak tersedianya data sekunder yang diharapkan.

6.2 Metoda/Model Analisis

Metoda analisis yang digunakan dalam studi ini mencakup uraian berbagai teknik analisis yang digunakan pada tiap tahap kajian. Secara umum terdapat dua teknik analisis yang digunakan yakni teknik analisis kuantitatif dan teknik analisis kualitatif. Teknik analisis kuantitatif adalah proses analisis dengan menggunakan berbagai perhitungan matematis dan statistik, sedangkan teknik analisis kualitatif adalah proses analisis melalui pendeskripsian (penguraian) terhadap data dan informasi dalam menghasilkan suatu temuan.

Beberapa model/teknik analisis yang digunakan dalam tiap kajian yakni analisis potensi pengembangan kawasan wisata. Untuk mengidentifikasi secara lebih jelas maka dilakukan tahapan analisis pada tiap kecamatan-desa yakni :

1. Analisis Objek Wisata Potensial dan Daya Tarik Wisata

Objek wisata potensial yaitu objek wisata yang mempunyai faktor-faktor kekuatan atau pengaruh yang diberikan oleh objek wisata tersebut. Dengan adanya faktor-faktor tersebut maka dapat tercipta adanya daya tarik dan menjadikan suatu objek wisata itu potensial. Daya tarik wisata adalah segala perwujudan dan sajian alam dan budaya yang secara nyata dapat dikunjungi, disaksikan dan dinikmati oleh wisatawan di suatu kawasan wisata atau daerah tujuan wisata (Kosa Kata Kepariwisataan, LPP-ITB, 1993).

2. Analisis Ketersediaan Fasilitas Wisata

Beberapa pakar dalam studi-studinya terdahulu mengemukakan bahwa kegiatan pariwisata terbentuk karena beberapa komponen. Inskeep, 1991, mengemukakan bahwa komponen pembentuk pariwisata yaitu :

1. Akomodasi, berupa hotel, motel, cottages dan pondok wisata.

2. Fasilitas dan pusat pelayanan, dapat berupa pusat informasi dan pusat kerajinan.

3. Infrastruktur meliputi telepon, faksimil, teleks, listrik, air bersih, sistem pembuangan air kotor dan sistem pembuangan sampah.

4. Sarana dan prasarana transportasi meliputi jalan, pelabuhan, kapal laut, dan kendaraan roda empat.

5. Kebijakan pemerintah atau badan hukum dan atau peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pariwisata baik itu dari pihak pemerintah maupun dari pihak swasta.

3. Analisis Aksesibilitas Kawasan Wisata

Aksesibilitas atau tingkat pencapaian objek wisata dengan pusat pelayanan merupakan faktor yang sangat penting. Pengembangan pariwisata sangat bergantung pada kemudahan pencapaian objek wisata (Gunn, 1979;222 dalam Syaukan, 1999). Suatu objek wisata tidak mempunyai daya tarik efektif jika tidak ditunjang oleh kemudahan untuk mencapainya. Kemudahan untuk mencapai objek wisata diasumsikan bahwa faktor jarak objek wisata dari pusat pelayanan berpengaruh langsung terhadap objek wisata. Selain itu objek wisata tidak banyak dikunjungi oleh wisatawan jika tidak ditunjang oleh sarana angkutan umum untuk mencapainya, karena kemudahan untuk mencapai suatu objek dengan tersedianya angkutan umum akan menguntungkan semua orang.

4. Analisis Profil Wisatawan

Ketersediaan akomodasi dan aksesibilitas menuju kawasan wisata serta media promosi dapat meningkatkan potensi wisata khususnya jumlah wisatawan yang berkunjung.

5. Analisis Sumberdaya dan Pengelola Wisata

Perkembangan kegiatan pariwisata dipengaruhi oleh pengelolaan yang optimal dan maksimal. Hal ini tercermin dari kerjasama antara pihak pemerintah, masyarakat dan swasta. Pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan wisata dapat dilakukan oleh pengusaha asing, dengan persetujuan dan perijinan dan pihak pemerintah.

6. Analisis Dampak Sosial Budaya, Lingkungan dan Ekonomi

Perkembangan kegiatan pariwisata di suatu daerah secara langsung maupun tidak akan memberikan pengaruh kepada masyarakat sdan lingkungan sekitar. Beberapa dampak dari kegiatan pariwisata antara lain diuraikan pada bagian berikut ini.

7. JANGKA WAKTU

Pekerjaan Penyusunan Masterplan Pengembangan Pariwitas dilaksanakan selama 4 (empat) bulan setelah penandatanganan kontrak

8. TENAGA AHLI

Untuk melaksanakan pekerjaan ini dibutuhkan jasa Pelaksana dengan tenaga-tenaga ahli yang akan diperlukan. Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini , dibutuhkan:

a. Ketua Tim (Team Leader)

Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata-2 (S2) Jurusan Teknik Planologi, merupakan lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan, berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang perencanaan wilayah sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun.

b. Anggota Tim

Untuk melaksanakan pekerjaan ini dibutuhkan jasa Pelaksana serta tenaga-tenaga ahli dengan pengalaman profesinya minimal 5 (lima) tahun dengan pendidikan S1 dan S2 sesuai dengan Tabel Kebutuhan Tenaga Ahli. Adapun kualifikasi tenaga ahli dalam pekerjaan Penyusunan Masterplan Pengembangan Wisata dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel : Kebutuhan Tenaga Ahli

No.Kualifikasi

Tenaga AhliJml Tenaga AhliPosisiSpesifikasi PendidikanPendidikanPengalaman

1. Ahli Perencanaan Wilayah1Team Leader T. PlanologiMin S-2Min 8 th

2. Ahli Pariwisata1AnggotaSarjana PertanianMin S-1Min 5 th

3. Ahli Ekonomi Wilayah 1Anggota EkonomiMin S-1Min 5 th

4. Ahli Prasarana Wilayah1Anggota T. SipilMin S-1Min 5 th

5. Ahli Geologi Tata Lingkungan1Anggota T. GeologiMin S-1Min 5 th

6. Ahli Sosial1Anggota Sarj.Sosial Min S-1Min 5 th

7. Ahli Pemetaan/GIS1Anggota T. GeodesiMin S-1Min 5 th

8. Ahli Kelembagaan 1Anggota Sarj. HukumMin S-1Min 5 th

c. Tenaga Pendukung dan Penunjang :

Tenaga pendukung meliputi :

Asisten Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (1 orang|)

Asisten Ahli Pariwisata (1 orang|)

Sedangkan tenaga ahli penunjang mencakup :

Sekretaris (1 orang)

Programer Komputer (1 orang)

Operator Komputer (1 orang)

Tenaga Drafter9. KELUARAN

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan pekerjaan penyusunan pengembangan wilayah ini, antara lain :

Potensi dan permasalahan pengembangan wisata Kebijakan dan stategi pengembangan kawasan wisata Rencana dan program pengembangan kawasan wisata10. LAPORAN

Sesuai dengan Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan, maka laporan pekerjaan yang harus dihasilkan oleh pihak Pelaksana terdiri dari 3 (tiga) jenis laporan dengan perincian sebagai berikut:

1. Laporan Pendahuluan

Berisikan tentang pemahaman Pelaksana tentang kerangka acuan yang diberikan. Tanggapan terhadap Kerangka Acuan Pekerjaan juga berisi masukan untuk penyempurnaannya, metodologi pendekatan yang digunakan, produk akhir kegiatan, ruang lingkup, jadual rencana kegiatan maupun jadual diskusi/ pembahasan dan koordinasi dengan masyarakat dan pemerintah daerah serta tugas serta tanggung jawab tenaga ahli yang terlibat dalam kegiatan. Laporan ini merupakan acuan dan pengendali kegiatan secara keseluruhan. Selain itu, pada tahap ini diharapkan Pelaksana telah merumuskan informasi/data yang perlu diinventarisir guna menyusun rencana kegiatan selanjutnya.

2. Laporan Antara

Pada tahap ini diharapkan Tim Pelaksana telah memahami kondisi wilayah studi melalui pengkajian terhadap berbagai kebijaksanaan, peran dan fungsi kawasan, potensi dan permasalahan pengembangan kawasan serta Masterplan pengembangan. Laporan ini dalam proses penyiapannya melibatkan instansi terkait di daerah.

3. Laporan Akhir

Kegiatan ini lebih bersifat penyempurnaan maupun pemantapan dari hasil laporan antara. Penyempurnaan laporan ini didasarkan pada beberapa masukan dari sektor-sektor daerah, swasta maupun masyarakat yang melakukan pembahasan sebelumnya.