topografi

17
Topogra fi Dilihat dari aspek topografis, keadaan tanahnya sebagian besar daratan Bitung atau 45,06% berombak berbukit dan 32,73% bergunung. Hanya 4,18% merupakan daratan landai serta sisanya 18,03% berombak. Struktur Tanah berpasir ( Sandyclay ) dengan kemiringan tanah dari dataran landaisampai bergunung yang dapat dibagi ssb : v Dataran Landai dengan kemiringan ( 0 – 2 ) % seluas 1.270 Ha v Berombak dengan kemiringan ( 2 – 15 ) % seluas 5.480 Ha v Berombak berbukit dengan kemiringan ( 15 – 40 ) % seluas 13.700 Ha v Bergunung dengan kemiringan > 40 % seluas 13.700 Ha Di bagian timur mulai dari pesisir pantai Aertembaga sampai dengan Tanjung Merah di bagian barat, merupakan daratan yang relatif cukup datar dengan kemiringan 0-150, sehingga secara fisik dapat dikembangkan sebagai wilayah perkotaan, industri, perdagangan dan jasa serta pemukiman. Di bagian utara keadaan topografi semakin bergelombang dan berbukit-bukit yang merupakan kawasan pertanian, perkebunan, hutan lindung, taman margasatwa dan cagar alam. Di bagian selatan terdapat Pulau Lembeh yang keadaan tanahnya pada umumnya kasar ditutupi oleh tanaman kelapa, hortikultura dan palawija. Disamping itu memiliki pesisir pantai yang indah sebagai potensi yang dapat dikembangkan menjadi daerah wisata bahari. Kota Bitung merupakan wilayah dengan curah hujan bervariasi. Pada daweerah pedalaman atau disekitar gunung Duasudara, Tangkoko, Batuangus, Klabat, Wiau, Temboan Sela, Hombu dan Woka ada kecenderungan curah hujannya tinggi, sedang di kawasan pantai memiliki curah hujan sedang. Jumlah curah hujan rata-rata di wilayah Kota Bitung berkisar antara 30 – 305 mm/tahun. Sebagai daerah tropis Kota Bitung mempunyai kelembaban udara relatif tinggi dengan rat-rata perbulan pada tahun 2005 berkisar antara 77 86 %. Tata Guna Lahan

Upload: tri-wahyu-indcastle

Post on 26-Nov-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

materi kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Topografi

Topografi Dilihat dari aspek topografis, keadaan tanahnya sebagian besar daratan Bitung atau 45,06% berombak berbukit dan 32,73% bergunung. Hanya 4,18% merupakan daratan landai serta sisanya 18,03% berombak. Struktur  Tanah berpasir ( Sandyclay ) dengan kemiringan tanah dari dataran landaisampai bergunung yang dapat dibagi ssb :v     Dataran Landai dengan kemiringan ( 0 – 2 ) % seluas 1.270 Hav    Berombak dengan kemiringan ( 2 – 15 ) % seluas 5.480 Hav    Berombak berbukit dengan kemiringan  ( 15 – 40 ) %  seluas 13.700 Hav    Bergunung dengan kemiringan > 40 % seluas 13.700 HaDi bagian timur mulai dari pesisir pantai Aertembaga sampai dengan Tanjung Merah di bagian barat, merupakan daratan yang relatif cukup datar dengan kemiringan 0-150, sehingga secara fisik dapat dikembangkan sebagai wilayah perkotaan, industri, perdagangan dan jasa serta pemukiman.Di bagian utara keadaan topografi semakin bergelombang dan berbukit-bukit yang merupakan kawasan pertanian, perkebunan, hutan lindung, taman margasatwa dan cagar alam. Di bagian selatan terdapat Pulau Lembeh yang keadaan tanahnya pada umumnya kasar ditutupi oleh tanaman kelapa, hortikultura dan palawija. Disamping itu memiliki pesisir pantai yang indah sebagai potensi yang dapat dikembangkan menjadi daerah wisata bahari. Kota Bitung merupakan wilayah dengan curah hujan bervariasi. Pada daweerah pedalaman atau disekitar gunung Duasudara, Tangkoko, Batuangus, Klabat, Wiau, Temboan Sela, Hombu dan Woka ada kecenderungan curah hujannya tinggi, sedang di kawasan pantai memiliki curah hujan sedang. Jumlah curah hujan rata-rata di wilayah Kota Bitung berkisar antara 30 – 305 mm/tahun. Sebagai daerah tropis Kota Bitung mempunyai kelembaban udara relatif tinggi dengan rat-rata perbulan pada tahun 2005 berkisar antara 77 – 86 %.

Tata Guna Lahan Kota Bitung merupakan satu-satunya Kota di Sulawesi Utara dan bahkan kedua sesudah Kota Pontianak di Indonesia yang memiliki kawasan hutan yang sangat luas. Sebagian besar hutan di Kota Bitung berdasarkan data BPS  tahun 2003 dapat diklasifikasikan dengan hutan lindung seluas 4.611 Ha, hutan wisata 1.271,5 Ha, hutan cagar alam 7.495 Ha. Dewasa ini ada kecenderungan habitat pepohonanya telah menipis akibat penebangan liar  ( illegal logging ) dan kebakaran hutan. Sebagaimana tercatat dalam laporan neraca Sumberdaya Hutan Kota Bitung tahun 2006, dimana pada kawasan cagar alam Tangkoko-Duasudara di akhir tahun 2004 dengan kawasan berhutan 71 % dan kawasan tidak berhutan 29 % menurut tafsiran Citra setelit terjadi kebakaran hutan seluas 324 Ha. Besarnya penambahan areal tidak berhutan sebesar 2.05 % atau 324 Ha

Page 2: Topografi

Peta Topografi

14:21 Diposkan oleh diqky_genx

Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta

topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut

menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi

mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan,

yang dapat ditentukan pada posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran

relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar). Peta

topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai,

vegetasi secara umum dan pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-

ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.

Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan kenampakan alam (asli) dan

kenampakan buatan manusia, diperlihatkan pada posisi yang benar. Selain itu peta topografi dapat

diartikan peta yang menyajikan informasi spasial dari unsur-unsur pada muka bumi dan dibawah bumi

meliputi, batas administrasi, vegetasi dan unsur-unsur buatan manusia.

Gambar peta topografi wilayah Lumadjang Indonesia

Page 3: Topografi

Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal. Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Penggunaan kata topografi dimulai sejak zaman Yunani kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu tempat. Kata itu datang dari kata Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia yang berarti tulisan. Objek dari topografi adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umum menunjuk pada koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk bagian dari objek studi ini. Studi topografi dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya perencanaan militer dan eksplorasi geologi. Untuk kebutuhkan konstruksi sipil, pekerjaan umum, dan proyek reklamasi membutuhkan studi topografi yang lebih detail.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Topografi

Pengertian topografioleh: Adenbagoes Pengarang : eko

Summary rating: 2 stars (3 Tinjauan) Kunjungan : 1955 kata:600

More About : pengertian topografi

Topografi (dari topos τόπος Yunani, "tempat", dan graphō γράφω, "menulis") adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan fitur atau orang-orang dari planet, bulan, dan asteroid. Hal ini juga gambaran bentuk permukaan tersebut dan fitur (terutama penggambaran mereka di peta).

Topografi suatu daerah juga bisa berarti bentuk permukaan dan fitur sendiri.

Dalam arti luas, topografi yang bersangkutan dengan detail lokal pada umumnya, termasuk tidak hanya bantuan tapi juga fitur vegetatif dan buatan manusia, dan bahkan sejarah dan kebudayaan lokal. Makna ini kurang umum di Amerika, di mana peta topografi dengan kontur elevasi telah membuat "topografi" identik dengan lega. Rasa tua topografi sebagai studi tempat masih memiliki mata uang di Eropa.

Untuk tujuan pasal ini, topografi khusus melibatkan pencatatan bantuan atau medan, kualitas tiga-dimensi dari permukaan, dan identifikasi bentang alam tertentu. Hal ini juga dikenal sebagai geomorphometry. Dalam penggunaan modern, ini melibatkan generasi data elevasi dalam bentuk

Page 4: Topografi

elektronik. Hal ini sering dianggap termasuk representasi grafis dari bentuk lahan pada peta oleh berbagai teknik, termasuk garis kontur, tints Hypsometric, dan naungan lega.

Etimologi

Topografi Istilah berasal di Yunani kuno dan terus di Roma kuno, sebagai penjelasan rinci dari suatu tempat. Kata berasal dari kata Yunani τόπος (topos, tempat) dan γραφία (Graphia, menulis) [4] Dalam literatur klasik ini mengacu pada menulis tentang suatu tempat atau tempat, yang sekarang sebagian besar disebut 'sejarah lokal ".. Di Inggris dan di Eropa pada umumnya, topografi kata masih kadang-kadang digunakan dalam pengertian aslinya. [5]

Detil survei militer di Inggris (dimulai pada akhir abad kedelapan belas) disebut Ordnance Survey, dan istilah ini digunakan ke dalam abad ke-20 sebagai generik untuk survei topografi dan peta [6] awal survei ilmiah di Prancis disebut peta Cassini. Setelah keluarga yang memproduksi mereka selama empat generasi [rujukan?] Istilah "survei topografi" tampaknya Amerika di asal.. Survei rinci awal di Amerika Serikat dibuat oleh "Biro Topografi Angkatan Darat," terbentuk selama Perang tahun 1812 [7] Setelah pekerjaan pemetaan nasional diasumsikan oleh US Geological Survey pada tahun 1878., Yang topografi jangka tetap sebagai istilah umum untuk survei rinci dan program pemetaan, dan telah diadopsi oleh sebagian besar negara-negara lain sebagai standar.

Pada abad ke-20, topografi istilah mulai digunakan untuk menggambarkan deskripsi permukaan dalam bidang lain di mana pemetaan dalam arti yang lebih luas digunakan, khususnya dalam bidang medis seperti neurologi.

Diterbitkan di: 15 Agustus, 2011

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2199993-pengertian-topografi/#ixzz26aZQqbg8

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2199993-pengertian-topografi/

Page 5: Topografi

PENGARUH TOPOGRAFI DALAM PEMBENTUKAN TANAH

06:47 vionita firdausy No comments Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

BAB I

PENDAHULUAN

I.1        Latar Belakang

                        Pada mulanya tanah, tanah dipandang sebagai lapisan permukaan bumi (natural body)

yang berasal dari bebatuan (natural material) yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh

gaya-gaya alam (natural force), sehingga membentuk regolit (lapisan berpartikel halus. Tanah

senantiasa akrab dengan manusia sejak manusia ada di bumi. Tanah dapat dijumpai hamper di

semua tempat karena sebarannya yang begitu luas. Keberadaan tanah sangat penting bagi

makhluk hidup karena tanah adalah tempat berpijaknya kaki, tempat tumbuhnya tanaman atau

tempat berdirinya suatu bangunan.

                        Tanah merupakan lapisan paling luar kulit bumi yang biasanya bersifat tak padu

mempunyai sifat tebal mulai dari sifat selaput tipis sampai lebih dari 3 meter, yang berbeda dari

Page 6: Topografi

bahan di bawahnya dalam hal warna, sifat fisik, sifat kimia, sifat biologi (Marbut, 1914). Tanah

dianggap sebagai hasil pelapukan oleh waktu yang menggerigiti batuan keras dan lambat laun

mengadakan dekomposisi (Fallou, 1855). Tetapi pengertian tanah harus dihubungkan dengan

zone-zone geografi karena pelapukan hamparan batuan menghasilkan hancuran yang tak

konsolidasi yang bertindak sebagai bahan induk untuk evolusi tanah yang akhirnya

mencerminkan efek terpadu dari iklim, makhluk hidup, topografi, dan waktu.

                        Tanah yang tersebar di permukaan bumi memiliki sifat dan karakterisrik yang berbeda-

beda. Hal ini disebabkan karena adanya factor-faktor geografis saat pembentukan tanah. Faktor-

faktor pembentuk tanah tersebut antara lain adalah bahan induk, topografi, iklim, organisme, dan

waktu. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas tentang pengaruh topografi terhadap

proses pembentukan tanah.

I.2        Rumusan Masalah

I.2.1     Apa yang dimaksud dengan topografi?

I.2.2     Apa macam-macam topografi?

I.2.3     Bagaimana pengaruh topografi terhadap proses pembentukan lahan?

I.2.4     Bagaimana jenis tanah yang terbentuk berdasarkan topografi?

I.3        Tujuan

I.3.1     Untuk mengetahui pengertian topografi.

I.3.2     Untuk mengetahui macam-macam topografi.

I.3.3     Untuk mengetahui pengaruh topografi terhadap proses pembentukan tanah.

I.3.4     Untuk mengetahui jenis tanah yang terbentuk berdasarkan topografi.

Page 7: Topografi

BAB II

PEMBAHASAN

II.1      Pengertian Topografi

Kata topografi berasal dari kata Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia yang

berarti tulisan. Topografi adalah bentuk permukaan bumi. Dalam pengertian yang lebih luas,

topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh

manusia terhadap lingkungan. Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga

dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Penggunaan kata topografi dimulai sejak zaman Yunani

kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu tempat. Objek dari topografi

adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umum menunjuk koordinat secara horizontal

seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis

lahan juga termasuk bagian dari objek studi ini. Studi topografi dilakukan dengan berbagai

alasan, diantaranya perencanaan militer dan eksplorasi geologi, untuk kebutuhkan konstruksi

sipil, pekerjaan umum, dan proyek reklamasi

Ada 2 istilah yang sering ditemukan yang berkaitan dengan topografi, yakni ukur topografi dan

peta topografi.

Ukur topografi adalah pemungutan dan pengumpulan data mengenai kedudukan dan

bentuk permukaan bumi. Kaidah-kaidah yang digunakan di dalam ukur topografi antara

lain Ukur Aras, Tekimetri, Meja Datar, Fotogrametri dan Penginderaan Jauh.

Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian

permukaan bumi yang terlihat dari atas, diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu.

Peta topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebafian fisik bumi, sehingga dengan

peta ini bisa diperkirakan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta

topografi digambarkan dalam bentuk Garis-Garis Kontur. Peta topografi menampilkan

semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun buatan

manusia. Peta jenis ini biasa dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan di alam bebas,

termasuk peta untuk kepentingan militer, teknik sipil, dan arkeologi.

Page 8: Topografi

II.2      Macam-Macam Topografi

Bentuk muka bumi di daratan meliputi hal – hal sebagai berikut :

1)         Gunung, merupakan bentuk permukaan bumi menjulang tinggi yang berbentuk kerucut.

2)         Pegunungan, terdiri dari rangkaian gunung – gunung.

3)         Dataran tinggi atau plato merupakan bagian permukaan bumi yang tingginya lebih dari 700

meter di atas permukaan air laut, dan lapisan tanahnya relatif datar atau horizontal.

4)          Bukit adalah dataran yang tinggi, lebih tinggi dari sekelilingnya tetap lebih rendah dari gunung.

5)         Dataran rendah adalah dataran yang tingginya hanya beberapa meter di atas permukaan air laut.

6)         Lembah adalah bagian permukaan bumi yang rendah yang berada di kanan dan kiri kaki

gunung.

7)         Ngarai atau kanyon merupakan lembah yang curam dan dalam, di dasar lembah tersebut

terdapat sungai yang mengalir.

8)         Cekungan (basin) adalah bentuk muka bumi yang mencekung seperti mangkok, umumnya

dikelilingi oleh gunung atau pegunungan.

9)         Depresi kontinental adalah daratan yang lebih rendah daripaa permukaan laut.

10)     Pematang adalah suatu bukit atau pegunungan yang puncaknya berderet-deret.

11)     Lereng adalah suatu daerah permukaan tanah yang letaknya miring.

12)     Daerah lipatan adalah permukaan bumi yang bergelombang dengan arah mendatar, terjadi

karena tenaga endogen.

13)     Sleng (graben) adalah jalur batuan yang terletak di antara dua batuan yang tinggi dan masing –

masing batuan dipisahkan oleh bidang – bidang patahan.

14)     Dome adalah daerah datar yang terangkat dan membentuk cembung.

II.3      Pengaruh Faktor Topografi dalam Pembentukan Tanah

Topografi merupakan faktor pasif  dalam pembentuk tanah. Yang dimaksud dengan

topografi adalah bentuk lahan suatu daerah (morfologi regional). Topografi umumnya

menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identitas jenis lahan. Relief adalah

bantuk permukaan suatu lahan yang dikelompokkan atau ditentukan berdasarkan perbedaan

ketinggian (amplitude) dari permukaan bumi (bidang datar) suatu bentuk bentang lahan

(landform). Sedang topografi secara kualitatif adalah bentang lahan (landform) dan secara

Page 9: Topografi

kuantitatif dinyatakan dalam satuan kelas lereng (% atau derajat), arah lereng, panjang lereng

dan bentuk lereng. 

Topografi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah datar

kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi miring

mempercepat berbagai proses erosi air, sehingga mempengaruhi kedalaman solum tanah,

pengaruh iklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah.

Topografi mempengaruhi proses pembentukan tanah dengan 4 cara :1.      Jumlah air hujan yang dapat meresap atau disimpan oleh massa tanah

2.      Kedalaman air tanah

3.      Besarnya erosi yang terjadi

4.      Arah pergerakan air yang membawa bahan-bahan terlarut dari tempat yang tinggi ketempat

yang rendah

Sehingga dengan demikian komponen relief dan topografi yang menimbulkan efek terhadap

pembentukan tanah adalah :

         Beda tinggi permukaan lahan (amplitude)

         Bentuk permukaan lahan

         Derajat kelerengan

         Panjang lereng

         Arah lereng

         Bentuk punggung lereng

Semua komponen relief atau topografi tersebut bersama elemen iklim secara tak langsung

berkolerasi terhadap :

         Pelapukan fisik dan kimiawi batuan

       :  Transportasi (erosi) bahan terlapuk di permukaan tanah

         Translokasi (pemindahan secara gravitasi) atau euvasi dan podsolisi

         Deposisi dan sedimentasi atau illuviasi (penimbunan)

Dengan demikian efek langsung relief dan topografi terhadap tanah adalah pada :

         Tebal solum tanah

Page 10: Topografi

Solum tanah pada daerah lembah dan dataran akan lebih tebal dibandingkan solum tanah

yang terdapat di puncak bukit atau lereng terjal. Hal ini karena di dataran tinggi (puncak bukit

atau lereng terjal) intensitas erosi lebih tinggi, sedangkan daerah yang datar (daerah lembah dan

dataran) lapisan tanahnya tebal karena mengalami sedimentasi dan minim tingkat erosi.

         Drainase tanah

Tanah di daerah lembah atau cekungan memiliki drainase yang kurang baik dan

sebaliknya untuk daerah-daerah berlereng lebih cepat atau baik. Daerah yang drainasenya kurang

baik yang dicirikan dengan sering terdapat genangan air menyebabkan tanah menjadi asam.

         Satuan tanah

            Jenis tanah yang perbedaanya ditentukan oleh regim kelembaban dan kelas drainase serta

penciri oksida reduksi, sangat dipengaruhi oleh relief atau topografi.

         Tingkat erodibilitas tanah

            Semakin besar selisih tinggi, derajat kelerenga, dan panjang lereng maka semakin besar

tingkat erodibilat tanah.

Secara keseluruhan bagian dari topografi yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah

lereng, yang telah diuraikan secara rinci di atas bagian dari lereng yang berpengaruh terhadap

pembentukan tanah. Lereng erat kaitannya dengan erosi air. Erosi air menyebabkan pergerakan

tanah ke lereng bagian bawah. Penyingkiran tanah dari bagian atas lereng yang berbentuk

konvek menyebabkan terbentuknya tanah dangkal dan berbatu.  Bahan hasil erosi yang

kemudian diendapkan di lereng bagian bawah membentuk koluvium atau alluvium dan

menyebabkan meningkatnya kedalaman tanah di lereng bagian bawah. Tanah yang terdapat di

lereng bagian bawah memiliki tekstur yang lebih halus karena air yang bergerak dari lereng atas

ke lereng bawah berupa limpasan permukaan dan aliran bawah tanah. 

II.4      Jenis-Jenis Tanah Berdasarkan Topografi

Variasi jenis tanah di berbagai topografi diantaranya adalah:

Di daerah beriklim humid tropika dengan bahan induk tuff vulkanik, pada tanah yang datar

membentuk tanah jenis latosol berwarna coklat

Di lereng pegunungan akan terbentuk latosol merah dan grumusol bewarna kuning coklat.

Page 11: Topografi

Didaerah semi aris (agak kering) dengan bahan induk naval pada topografi datar akan membentuk

tanah jenis tanah grumusol kelabu

Di lereng pegunungan yang curam akan terbentuk tanah dangkal. Adanya pengaliran air

menyebabkan tertimbunya garam-garam dikaki lereng, sehingga di kaki gunung berapi didaerah

sub humid terbentuk tanah berwarna kecoklat-coklatan yang bersifat seperti grumusol, baik

secara fisik maupun kimianya.

Di lereng cekung seringkali membentuk cekungan pengendapan yang mampu menampung air dan

bahan-bahan tertentu sehingga terbentuk tanah rawang atau merawang.

Di dataran atau cekungan dimana air hujan tidak mudah meresap ke dalam tanah atau mengalir ke

luar, maka air akan menggenang dan terbentuklah tanah yang berwarna kelabu banyak

mengandung karatan.

BAB III

PENUTUP

III.1     Kesimpulan

1.      Topografi adalah bentuk permukaan bumi. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak

hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap

lingkungan.

2.      Ada 2 istilah yang sering ditemukan yang berkaitan dengan topografi, yakni ukur topografi dan

peta topografi.

3.      Topografi berpengaruh dalam proses pembentukan tanah.

4.      Topografi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim.

5.      Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi tebal tipisnya lapisan tanah dan sistem drainase

6.      Topografi mempengaruhi proses pembentukan tanah dengan empat cara yaitu jumlah air hujan

yang dapat meresap atau disimpan oleh massa tanah, kedalaman air tanah, besarnya erosi yang

terjadi, arah pergerakan air.

Sumber: http://viogeo.blogspot.com/2012/05/pengaruh-topografi-dalam-pembentukan.html

Page 12: Topografi