topik 4 (struktur & klasifikasi anggaran negara)

26
AKUNTANSI PEMERINTAHAN STRUKTUR DAN KLASIFIKASI ANGGARAN NEGARA NAMA KELOMPOK V : 1. NI WAYAN NINA RESNIARI (1215644034) 2. I WAYAN YUDI WISNAYA NEGARA (1215644054) 3. NI KADEK NOVIA AYU WIRYANI (1215644070) 4. NI MADE SANTI MARDIANINGSIH (1215644098) 5. NOVI AYUK DEWI SARTIKA (1215644106) PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL 0

Upload: novi-ayu-dewi-sartika

Post on 18-Feb-2016

196 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

TRANSCRIPT

Page 1: Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

AKUNTANSI PEMERINTAHAN

STRUKTUR DAN KLASIFIKASI ANGGARAN NEGARA

NAMA KELOMPOK V :

1. NI WAYAN NINA RESNIARI (1215644034)

2. I WAYAN YUDI WISNAYA NEGARA (1215644054)

3. NI KADEK NOVIA AYU WIRYANI (1215644070)

4. NI MADE SANTI MARDIANINGSIH (1215644098)

5. NOVI AYUK DEWI SARTIKA (1215644106)

PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BALI

2015

0

Page 2: Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anggaran negara adalah urat nadi bagi suatu negara dalam menjalankan

pemerintahan. Di Indonesia anggaran negara setiap tahun disusun dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN secara filosofi adalah

perwujudan dari kedaulan rakyat sehingga penetapannya dilakukan setiap tahun

dengan Undang-Undang. APBN pada dasarnya sebagai bentuk kepercayaan

rakyat kepada pemerintah untuk mengelola keuangan negara sehingga

pengelolaanya diharapkan dapat memenuhi syarat akuntabilitas, transparan, dan

kewajaran. Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dai

pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang – undang

dan dilaksanakan secara terbuka dan tanggung jawab untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

Pembuatan anggaran dalam organisasi sektor publik terutama pemerintah

merupakan suatu proses yang cukup rumit dan mengandung muatan politis yang

cukup signifikan berbeda dengan penyusunan anggaran di perusahaan swasta yang

muatan politisnya relatif lebih kecil. Kebijakan penerimaan dan belanja negara

harus mempunyai komitmen utama dalam rangka menciptakan keadilan bagi

masyarakat. Penerimaan dan belanja negara pada dasarnya harus diarahkan pada

peningkatan kualitas kehidupan rakyat bukan orientasi untuk melanggengkan

kekuasaan. Penerimaan dan belanja negara sepantasnya mengakomodir kebutuhan

riil rakyat seperti pemenuhan kebuuhan pokok.

Begitu pentingnya belanja negara untuk kehidupan masyarakat, maka

penyerapan anggaran belanja negaa diharapkan dilaksanakan secara cepat, efektif,

efisien, transparan dan akuntabel. Penyerapan anggaran yang tidak maksimal dan

lambat menyebabkan pelayanan publik pemerintah kepada masyaraka menjadi

terhambat dan fungsi sebagai instrumen kebijakan fiskal terutama untuk stimulus

perekonomian menjadi tidak efektif.

1

Page 3: Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

Jangankan sebuah negara, sebuah rumah tanggapun harus menganggarkan

penerimaan dan belanja negara secara efektif dan efisien. Mungkin tidak terlalu

jadi masalah jika pengeluaran lebih sedikit dari pendapatannya. Tetapi akan

menjadi masalah yang cukup besar apabila pengeluaran jauh lebih banyak dari

pendapatannya.

B. Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk dapat mengurikan struktur anggaran Negara

2. Untuk mengetahui komponen-komponen dari anggaran Negara di Indonesia

3. Untuk mengetahui klasifikasi anggaran Negara di Indonesia

2

Page 4: Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anggaran Negara

Anggaran secara umum dapat diartikan sebagai rencana keuangan yang

mencerminkan pilihan kebijaksanaan untuk suatu periode dimasa yang akan

datang. Dalam pengertian umum ini, tercakup baik anggara Negara maupun

anggaran untuk lembaga-lembaga lainnya. Khusus mengenai anggaran Negara

John F. Due (1975) secara terinci memberikan penertian sebagai berikut :

“Anggaran Negara adalah suatu pernyataan tentang perkiraan pengeluaran

dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam suatu periode di masa depan,

serta data dari pengeluaran dari penerimaan yang sungguh-sungguh terjadi dimasa

yang lalu”.

B. Struktur Anggaran

Struktur anggaran mencerminkan pengelompokkan komponen-komponen

anggaran berdasarkan suatu kerangka tertentu. Disamping mencerminkan system

penganggaran, pengelompokkan komponen-komponen anggaran berdasarkan

suatu kerangka tertentu ini sangat penting artiya dalam memudahkan proses

pengelolaan anggaran. Berdasarkan strukturnya ini, maka anggaran dapat

dibedakan menjadi : anggaran terpilah (the devided budget), dan anggaran

komprehensif (the comprehensive budget).

1. Anggaran Terpilah

Dalam anggaran terpilah, komponen anggaran dipisahkan secara tajam

menjadi anggaran rutin dan anggaran pembangunan. Yang dijadikan sebagai

kriteria dalam melakukan pemilahan itu adalah :

a. Jangka waktu pelaksanaan kegiatan.

Barang dan jasa yang diperoleh dan dikonsumsi di dalam satu periode

akuntansi atau satu tahun anggaran, diklasifikasikan sebagai anggaran

rutin.

3

Page 5: Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

b. Kemungkinan suatu kegiatan untukmendatangkan penerimaan

Negara.

Dalam hal ini juga diharapkan proyek tersebut dapat dibiayai baik

seluruhnya atau sebagian dari proyek itu sendiri. Kriteria ini sangat

berguna apabila dihubungkan dengan pendanaan suatu kegiatan dengan

pinjaman luar negeri. Walaupun terhadap pinjaman luar negeri ini kita

harus membayar bunga, namun beban tersebut akan lebih murah bila

hasil pinjaman tersebut digunakan untuk membiayai proyek-proyek

yang menghasilkan penerimaan Negara di kemudian hari.

c. Jumlah uang yang digunakan.

Merupakan hal yang wajar untuk memasukkan suatu kegiatan yang

biayanya melampaui suatu jumlah tertentu ke dalam anggaran

pembangunan.

Adapun kelebihan anggaran terpilah diantaranya yaitu :

a. Anggaran terpilah memisahkan antara pengeluaran rutin dengan

pengeluaran investasi, maka proses pertanggungjawaban anggaran

dapat dilakukan dengan mudah. Khususnya untuk Negara berkembang.

b. Untuk Negara yang sedang berkembang, bila dana pembangunan

dibiayai oleh dana pinjaman/luar negeri, maka akan memudahkan

memisahkan menurut sumbernya.

c. Alokasi penggunaan pinjaman pemerintah dapat dimonitor dengan

mudah. Misalnya untuk proyek-proyek yang menghasilkan penerimaan

Negara, akan membantu proses pembayaran kembali bunga dan pokok

pinjaman tersebut tepat pada waktunya.

Adapun kelemahan anggaran terpilah diantaranya yaitu :

a. Sering terjadi ketidakcocokan antara perencanaan dengan para

penyusun anggaran dalam menentukan pengeluaran yang masuk dalam

katagori anggaran rutin dan anggaran pembangunan.

b. Sulit dalam mengkordinasikan antara pengunaan anggaran rutin dan

pembangunan di lapangan.

4

Page 6: Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

c. Pemisahan antara anggaran rutin dann pembangunan sering

menimbukan salah anggapan dimana anggaran investasi dianggap

sebagai anggaran pembangunan, sedangkan anggaran rutin bukan

dianggap anggaran pembangunan. Ini semua tidak terlepas dari adanya

pengistimewaan terhadap anggaran pembangunan dari pada anggaran

rutin.

d. Adanya pemisahaan antara anggaran rutin dan anggaran pembangunan

menimbulkan peluang untuk dilakukan penggeseran dana. Dimana

anggaran investasi dapat ditemukan baik di anggaran rutin maupun

pembangunan.

2. Anggaran Komprehensif

Anggaran komprehensif adalah suatu anggaran tunggal yang mencakup

aktifitas pemerintah secara keseluruhan. Dalam anggaran komprehensif ini,

alokasi sumber dana dapat dilakukan secara lebih rasional yaitu dengan cara

mengevaluasi sumber dana dan penggunaannya secara menyeluruh. Dengan

demikian segala kekurangan anggaran terpilah dapat diatasi dengan baik

melalui anggaran komperhensif.

Adapun kelemahan dari anggaran komprehensif yaitu :

a. Anggaran tambahan dan perubahan yang biasanya digunakan untuk

mendukung pengeluaran-pengeluaran yang tidak terlihat pada waktu

penyusunan anggaran komprehensif,

b. Menyediakan peluang untuk mengalokasikan sejumlah dana guna

membiayai perubahan-perubahan kebijaksanaan yang belum mendapat

persetujuan dari legislatif.

c. Negara berkembang dengan system federal, transaksi dari pemerintah

daerah sukar sekali dimasukkan ke dalam suatu anggaran nasional.

Sehingga anggaran untuk pemerintah daerah mengalami kesulitan

dalam konsolidasinya ke dalam anggaran nasional.

d. Kemungkinan terjadinya anggaran yang berulang (repetitive

budgeting).

5

Page 7: Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

C. Struktur dan Komponen APBN-RI

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana

keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan

Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat

rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1

Januari - 31 Desember). Perubahan APBN, dan pertanggungjawaban APBN setiap

tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.

Struktur APBN-RI dengan mudah dapat dikelompokkan sebagai struktur

anggaran terpilah. Komponen APBN terbagi atas anggaran rutin dan anggaran

pembangunan, baik pada sisi penerimaan, maupun pada sisi pengeluaran.

1. Anggaran Penerimaan

Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro ekonomi,

kebijakan pendapatan Negara, kebijakan pembangunan ekonomi,

perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum, kondisi dan

kebijakan lainnya.

Contohnya, target penerimaan negara dari SDA migas turut dipengaruhi

oleh besaran asumsi lifting minyak bumi, lifting gas, ICP, dan asumsi nilai

tukar. Target penerimaan perpajakan ditentukan oleh target inflasi serta

kebijakan pemerintah terkait perpajakan seperti perubahan besaran pendapatan

tidak kena pajak (PTKP), upaya ekstensifikasi peningkatan jumlah wajib pajak

dan lainnya.

Dalam garis besarnya unsur-unsur penerimaan Negara dapat dikelompokkan

atas dua kelompok besar sebagai berikut :

a. Penerimaan Dalam Negeri

Penerimaan dalam negeri dapat berupa penerimaan bumi dan gas

alam (migas) dan penerimaan diluar minyak bumi dan gas alam

(nonmigas). Penerimaan minyak bumi dan gas alam adalah penerimaan

Negara yang berasal dari penghasilan pajak bagi hasil perusahaan-

perusahaan pertambangan minyak bumi dan gas alam, serta dari pajak

ekspor minyak bumi dan gas alam yang bersangkutan.

6

Page 8: Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

Sedangkan penerimaan diluar minyak bumi dan gas alam terdiri

dari dua unsur :

1) Penerimaan-penerimaan yang berasal dari hasil pemungutan pajak

selain pajak migas.

a) Penerimaan pajak dalam negeri, dapat berupa

Pendapatan pajak penghasilan (PPh)

Pendapatan pajak pertambahan nilai dan jasa dan pajak

penjualan atas barang mewah

Pendapatan pajak bumi dan bangunan

Pendapatan cukai

Pendapatan pajak lainnya

b) Pendapatan Pajak Internasional

Pendapatan bea masuk

Pendapatan bea keluar

2) Penerimaan-penerimaan bukan pajak dan laba bersih minyak. Bila

peerimaan pajak terdiri dari tujuh unsure sebagai berikut :

a) Penerimaan rutin luar negeri, yaitu penerimaan yang berasal

dari perwakilan-perwakilan RI di luar negeri

b) Penerimaan pendidikan, yaitu penerimaan yang dipungut oleh

satuan organisasi dalam lingkungan departemen pendidikan

dan kebudayaan.

c) Penerimaan jasa, yaitu penerimaan penerimaan yang antara

lain berasal dari hasil penyewaan benda-benda tak bergerak

serta penerimaan rumah sakit.

d) Pendapatan bunga

e) Penerimaan kejaksaan dan pengadilan.

f) Penerimaan penjualan, yaitu penerimaan yang antara lain

berasal dari hasil penjualan kendaraan dan rumah.

g) Penerimaan kembali dan penerimaan lain, yaitu penerimaan

yang berasal dari penagihan kembali kerugian Negara,

7

Page 9: Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

gratifikasi, uang sitaan hasil korupsi dan penerimaan

penggantian dokumen hilang.

h) Pendapatan iuran dan denda.

i) Penerimaan khusus, yaitu penerimaan yang berasal dari laba

BUMN dan lembaga-lembaga keuangan milik Negara.

j) pendapatan BLU (Badan Layanan Umum), yaitu pendapatan

jasa layanan umum, pendapatan hibah badan layanan umum,

pendapatan hasil kerja sama BLU, pendapatan BLU lainnya

b. Penerimaan Luar Negeri.

Penerimaan luar negeri dapat berupa bantuan program dan

bantuan proyek. Yang disebut bantuan program adalah penerimaan

Negara dalam bentuk pinjman atau utang luar negeri yang diterima

berupa uang. Sedangkan yang dimaksud dengan bantuan proyek adalah

penerimaan Negara dalam bentuk pinjaman atau utang luar negeri yang

diterima berupa barang dan jasa.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

anggaran penerimaan pada dasarnya dapat dirinci kedalam lima unsur

penerimaan utama sebagai berikut :

1) Penerimaan minyak bumi dan gas alam

2) Penerimaan pajak

3) Penerimaan bukan pajak

4) Bantuan program

5) Bantuan proyek

2. Anggaran Pengeluaran

Anggaran pengeluaran dalam garis besarnya juga juga dikelompokkan

kedalam dua kelompok utama yaitu:

a. Pengeluaran Rutin

Yang dimaksud dengan pengeluaran rutin adalah pengeluaran

yang ditujukan untuk membiayai kegiatan sehari-hari pemerintah.

8

Page 10: Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

Pengeluaran rutin dapat dipilah menjadi pengeluaran operasi dan

pengeluaran konsumsi, yang bersifat mutlak.

Pengeluaran rutin secara terinci dapat dikelompokkan kedalam

unsur pengeluaran sebagai berikut :

1) Belanja pegawai : adalah pengeluaran yang merupakan

kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau

barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai, pemerintah

dalam maupun luar Negeri baik kepada pejabat Negara, pegawai

negeri sipil dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang

belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah

dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan

pembentukan modal.

2) Belanja barang : adalah pengeluaran untuk menampung

pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi

barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan

serta pengadaan barang yang dimaksudkkan untuk diserahkan

atau dijual kepada masyarakat dan belanja perjalanan. Belanja ini

terdiri dari belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan, dan

belanja perjalanan dinas.

3) Subsidi daerah otonom : pengeluaran atau alokasi anggaran yang

diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk

memproduksi, menjual, mengekspor atau mengimpor barang dan

jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak yang harga

jualnya dapat dijangkau oleh masyarakat.

4) Bunga / cicilan utang : pengeluaran pemerintah untuk

pembayaran bunga yang dilakukan atas kewajiban penggunaan

pokok utang baik utang dalam negeri maupun luar negeri yang

dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka

panjang. Jenis belaja ini khusus digunakan dalam kegiatan dari

bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan.

5) Pengeluaran rutin lainnya

9

Page 11: Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

Bila dibandingkan dengan jumlah penerimaan dalam negeri, maka

pemerintah selalu mengusahakan agar penerimaan dalam negeri lebih

besar jumlahnya daripada pengeluaran rutin.selisish lebih penerimaan

dalam negeri terhadap pengeluaran itulah kemudian dikenal sebagai

gabungan pemerintah (saving)

b. Pengeluaran pembangunan

Pengeluarn pembangunan adalah pengeluaran pemerintah yang

bersifat investasi, dan ditujukan untuk melaksanakan tugas pemerintah

sebagai salah satu pelaku pembangunan. Bentuk dri pengeluaran-

pengeluaran ini dapat berbentuk proyek-proyek fisik seperti :

1) Pembangunan jalan

2) Pembangunan jembatan

3) Pembangunan gedung-gedung

Sedangkan proyek-proyek non fisik dapat berupa :

1) Pendidikan

2) Penataran

3) Loka karya

4) Seminar

Pengeluaran pembangunan secara terinci meliputi pembiayaan rupiah

dan bantuan proyek. Bila jumlah batuan proyek pada sisi penerimaaan

selalu sama dengan sisi pengeluaran, maka pembiayaan rupiah adalah

hasil penjumlahan antara tabungan pemerintah dengan bantuan

program.

10

Page 12: Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

D. Klasifikasi Anggaran

Klasifikasi anggaran terutama ditujukan untuk keperluan-keperluan sebagai

berikut :

1. Untuk memudahkan proses perumusan sasaran program-program yang

hendak dilakukan.

2. Untuk memudahkan proses formulasi penerimaan dan pengeluaran secara

kuantitatif.

3. Untuk memudahkan pelaksanaan anggaran.

4. Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan program-program yang

dibiayai dengan anggaran.

5. Untuk memudahkan pelaksanaan analisa ekonomi.

6. Untuk memudahkan pemeriksaan terhadap realisasi anggaran.

7. Untuk memudahkan pelaksanaan evaluasi terhadap pencapaian sasaran-

sasaran yang telah digariskan.

Sedangkan bentuk pengklasifikasiannya dalam garis besarnya dapat

dibedakan berdasarkan beberapa pendekatan sebagai berikut :

1. Klasifikasi Organik dan Objek

Klasifikasi organik dan objek sebenarnya merupakan dua bentuk

pengklasifikasian anggaran yang berbeda. Dalam klasifikasi organik, anggaran

dikelompok-kelompokkan berdasarkan departemen atau lembaga Negara.

Kemudian sebagai kelanjutan dari klasifikasi organik, setiap pengguna uang

mengklasifikasikan pengeluarannya sesuai dengan objek atau jenis pengeluaran

seperti: gaji, biaya perjalanan, pembelian alat dan bahan, dll.

Tujuan utama dari klasifikasi berdasarkan jenis pengeluaran adalah untuk

menyeragamkan standar pengawasan dan pertanggungjawaban pada berbagai

tingkat manajemen.

11

Page 13: Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

Beberapa kelemahan jika klasifikasi ini digunakan tanpa disertai dengan

metode klasifikasi lainnya :

a. Klasifikasi jenis ini hanya menekankan perhatiannya pada pengeluaran

secara individual, tapi mengabaikan pelaksanaan program secara

keseluruhan.

b. Seringkali sangat sulit membuat klasifikasi yang benar-benar tepat bagi

semua unit organisasi. Sebagai misaal, pembelian bahan dan alat-alat

oleh departemen Kesehatan mungkin dimasukkan ke dalam catatan

yang berbeda dengan departemen pekerjaan umum, sehingga

perbandingan jenis pengeluaran tertentu antar unit organisasi tidak

dapat dilakukan karena perbedaan persepsi mengenai jenis pengeluaran

yang bersangkutan.

2. Klasifikasi Fungsional

Klasifikasi fungsional biasanya digunakan untuk menunjukkan tujuan

umum yang hendak dicapai oleh pengeluaran pemerintah. Dengan klasifikasi

fungsional ini, maka cakrawala pengalokasian dan pengkajian keputusan yang

berkaitan dengan anggaran diharapkan dapat diperluas.

Kelemahan dari sistem ini adalah : walaupun sebagian besar pengeluaran

pemerintah dapat dibagi ke dalam berbagai kegiatan fungsional, akan tetapi

kadang-kadang diperlukan pertimbangan khusus dalam mengevaluasi berbagai

kegiatan fungsional tersebut.

Contoh : untuk pengeluaran sekolah tinggi pertanian, biasanya

diklasifikasikan sebagai bagian dari kegiatan pendidikan, bukan pertanian,

sedangkan akademi militer diklasifikasikan sebagai bagian dari kegiatan

pertahanan keamanan, bukan pendidikan.

3. Klasifikasi Ekonomi

Dalam klasifikasi ekonomi ini, anggaran diklasifikasikan sedemikian rupa

sehingga menyajikan informasi yang berguna bagi proses pengambilan

keputusan ekonomi. Hal-hal yang perlu diketahui oleh pemerintah dalam

12

Page 14: Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

mengelola perekonomian misalnya adalah: perbandingan alokasi anggaran

untuk belanja konsumsi dan untuk pengadaan sarana yang bersifat

meningkatkan produksi, dampak anggaran terhadap pendapatan, dampak

anggaran terhadap penyediaan lapangan kerja, dan lain sebagainya.

Kelemahan dari sistem ini adalah : terletak pada keterbatasan data

pendukung, khususnya di Negara-negara berkembang. Oleh karena itu pada

tahun 1955, PBB pernah mengusulkan agar penggunaan klasifikasi ini dibatasi

pada hal-hal pokok yang berkaitan dengan proses pengambilan kebijaksanaan,

dan disesuaikan dengan keterbatasan yang ada.

4. Klasifikasi Berdasarkan Program

Dibandingkan dengan klasifikasi yang lain, klasifikasi berdasarkan program

ini lebih memusatkan perhatiannya terhadap barang dan jasa yang dihasilkan.

Yang dimaksud dengan program dalam hal ini adalah serangkaian kegiatan

yang dimulai sejak penyiapan barang dan jasa secara intern, sampai dengan

penyerahannya kepada pihak ekstern.

5. Klasifikasi Terpadu

Dalam perkembangnnya, klasifikasi anggaran Indonesia secara berangsur-

angsur dilengkapi dengan klasifikasi berdasarkan fungsi dan berdasarkan

karakteristik ekonomi. Sehingga dapat dikatakan bahwa saat ini Indonesia

menganut klasifikasi terpadu.

Klasifikasi atas sistem ini merupakan perpaduan dari beberapa system

klasifikasi yang dianggap memadai. Bila ditelusuri perkembangan

pengklasifikasian anggaran di Indonesia maka dapat dikatakan bahwa kegiatan

ini baru secara resmi dimulai sejak tahun 1960, yaitu ketika anggaran dapat

dikelompokkan ke dalam empat kategori dengan klasifikasi anggaran Indonesia

secara berangsur-angsur dilengkapi dengan klasifikasi berdasarkan fungsi dan

ekonomi. Sehingga Indonesia menganut system klasifikasi terpadu.

13

Page 15: Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Anggaran Negara adalah suatu pernyataan tentang perkiraan pengeluaran

dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam suatu periode di masa depan,

serta data dari pengeluaran dari penerimaan yang sungguh-sungguh terjadi dimasa

yang lalu

Berdasarkan strukturnya, maka anggaran dapat dibedakan menjadi :

anggaran terpilah (the devided budget), dan anggaran komprehensif (the

comprehensive budget).

Struktur APBN-RI dengan mudah dapat dikelompokkan sebagai struktur

anggaran terpilah. Komponen APBN terbagi atas anggaran rutin dan anggaran

pembangunan, baik pada sisi penerimaan, maupun pada sisi pengeluaran.

Klasifikasi anggaran terutama ditujukan untuk keperluan-keperluan sebagai

berikut Untuk memudahkan proses perumusan sasaran program-program yang

hendak dilakukan, Untuk memudahkan proses formulasi penerimaan dan

pengeluaran secara kuantitatif, Untuk memudahkan pelaksanaan anggaran, Untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan

anggaran, Untuk memudahkan pelaksanaan analisa ekonomi, Untuk memudahkan

pemeriksaan terhadap realisasi anggaran, Untuk memudahkan pelaksanaan

evaluasi terhadap pencapaian sasaran-sasaran yang telah digariskan.

Sedangkan bentuk pengklasifikasiannya dalam garis besarnya dapat

dibedakan berdasarkan beberapa pendekatan yaitu Klasifikasi Organik dan Objek,

Klasifikasi Fungsional, Klasifikasi Ekonomi, Klasifikasi Berdasarkan Program,

Klasifikasi Terpadu.

14

Page 16: Topik 4 (Struktur & Klasifikasi Anggaran Negara)

DAFTAR PUSTAKA

Hapsoro, Dody. 2001. Akuntansi Pemerintahan. Penerbit Gunadharma :

Yogyakarta

http://dolphinbluelaffers.blogspot.co.id/2011/05/struktur-klasifikasi-

anggaran.html

http://mugnisulaeman.blogspot.co.id/2013/01/makalah-anggaran-pendapatan-dan-

belanja.html

http://id.wikipedia.org/

Purnastuti, Losina, 2003. Ekonomi untuk kelas XI SMA/MA. Jakarta : Idah

Mustikawati

15