toksi industri

14
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS BAHAN KIMIA 1.Sifat Fisik: padat: fume (ZnO, PbO), asap, debu; cair : pelarut, larutan, awan, kabut; gas : gas, uap. Bahan kimia di udara: golongan partikel: debu, awan, kabut, fume bukan golongan partikel: gas, uap Bahan partikel di udara digolongkan: a. Iritan : kapas, sabun b. Toksikan : Pb,As, Mn c. Penyebab fibrosis: debu kwarts, asbes d. Penyebab allergi : tepung sari, kapas e. Penyebab demam: fume ZnO f. Inert : Al, CaO Bahan bukan partikel: a. Asphyxiants: CH 4 , N 2 CO 2 ,He, HCN b. Iritan : HCl, NH 3 , H 2 S, Cl 2 , SO 2 , NO x c. Racun : AsH 3 , TEL, NiCO 2 d. Mudah menguap: anaesthesi,merusak susunan

Upload: billy-aditya-pratama

Post on 19-Jan-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hi fi

TRANSCRIPT

Page 1: Toksi Industri

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS

BAHAN KIMIA1.Sifat Fisik: ♦ padat: fume (ZnO, PbO), asap, debu; ♦ cair : pelarut, larutan, awan, kabut; ♦ gas : gas, uap.

Bahan kimia di udara:

♦ golongan partikel: debu, awan, kabut, fume

♦ bukan golongan partikel: gas, uap Bahan partikel di udara digolongkan: a. Iritan : kapas, sabun b. Toksikan : Pb,As, Mn c. Penyebab fibrosis: debu kwarts, asbes d. Penyebab allergi : tepung sari, kapas e. Penyebab demam: fume ZnO f. Inert : Al, CaO Bahan bukan partikel: a. Asphyxiants: CH4, N2CO2,He, HCN b. Iritan : HCl, NH3, H2S, Cl2, SO2, NOx c. Racun : AsH3, TEL, NiCO2

d. Mudah menguap: anaesthesi,merusak susunan darah, saraf

Page 2: Toksi Industri

2. Sifat Kimia :

Jenis senyawa, B.M, konsentrasi, kelarutan, jenis pelarut.

3. Port d’entree: Inhalasi, per oral, intradermal

4.Faktor pada Tenaga kerja: Usia, idiosyncrasi, habituasi (rokok + asbes,

alkohol -> detoksikasi Pb,PCBs, Pestisida),kelainan genetik (status atopi,

defisiensi G6PD + haemolytic agents anemi berat, defsiensi,tolerance, resistensi, status gizi

5.Interaksi faktor fisik & kimia: a.Lingkungan kerja panas + anilin, CO, Hg, NOx,

senyawa Logam berat overheating b.RH> + s.F, Petroleum Hydrokarbon efek toksis c.F, Pb efek toksik >>> d.Kebisingan + aseton CNS depressant e.Kebisingan + CO cepat tuli f.Kebisingan + SiO2 cepat Silicosis

Page 3: Toksi Industri

DOSE – RESPONSE RELATIONSHIP DOSE – RESPONSE RELATIONSHIP

Dosis suatu zat dan Respon tubuh/respon biologik terhdap zat tsb mengikuti rumus sbb: K = C x TK = Konstante Haber (The end effect) = dampakC = Konsentrasi atau kadar zat kimiaT = Lamanya pemaparanAgar reseptor dapat terpapar dalam waktu yang lama tanpa efek negatif C harus selalu kecil.

LD50 -> lethal doses 50 Dosis suatu zat kimia yang dapat mematikan sebanyak 50% dari binatang percobaan. LC50 lethal concentration 50 konsentrasi zat kimia yang dapat mematikan 50% dari binatang percobaan.Beberapa zat kimia yang memiliki LD50 atau LC50 sama belum tentu memiliki batas aman (margin of safety) yang sama pula (lihat gambar 1).Flattening of the curve bentuk kurve yg datar setelah pemaparan pada dosis tertentu mencapai respon puncak, pada titik tersebut respon tidak bertambah walaupun dosis ditingkatkan berapapun tingginya (lihat gambar 2).

Page 4: Toksi Industri

DOSE - RESPONSE RELATIONSHIP

DOSE - RESPONSE RELATIONSHIP

Zat A -> batas amannya sempitZat B -> batas amannya lebih luas

Respon puncakRespon puncak

AAB

Gambar 2

LD50

Gambar 1

B

AA

LD50

Page 5: Toksi Industri

TOLERANCE ? TOLERANCE ?

•Tolerance -> kemampuan organisme utk m’perlihtkn respon yg kurang terhdp suatu dosis spesifik zat kimia, drpd yg diperlihatkan pd pemaparan sebelumnya dg dosis yg sama (decreased responsiveness to toxic effect of chemical). •Terjadi krn: gangguan translokasi, gangguan absorpsi dan distribusi, ada transformasi metabolik suatu bhn kimia dlm organisme melalui induksi enzym, atau peningkatan ekskresi. • Toleransi tdk sama dengan resistensi.

• Resistensi -> melibatkan perkembangan sistem antibodi, organisme tlh m’mberikan reaksi resisten pd saat kontak pertama-> mis.: org yg dlm tubuh tlh memiliki antibodi terhadap toksin tetanus (mis dari imunisasi), jika kemudian terpapar toksin/kena tetanus-> tidak terjadi respon/ sakit tetanus berapapun dosis toksin tsb.

Page 6: Toksi Industri

DURATION AND FREQUENCYOF EXPOSURE

DURATION AND FREQUENCYOF EXPOSURE

Acute Exposure Efek timbul setelah pemaparan 24 jam, pde: intravenous, subcutaneous injection, oral intubation, dermal application, etc. Sub acute Exposure Efek timbul setelah pemaparan 1 bulan

Sub chronic Exposure Efek timbul setelah pemaparan berlangsung 1 - 3 bulan.

Chronic Exposure Efek timbul setelah pemaparan berlangsung 3 bln

INTERACTION OF CHEMICAL1.Additive Effect The sum of the effect of each agent

given alone (2 + 3 = 5) pemaparan 2 jenis OP bersamaan.

2.Synergistic Effect Efek 2 zat kimia jauh > dp jml efek tiap zat kimia (2 + 2 = 7)

3.Potensiasi Zat A tdk toksik + Zat B (toksik) toksisitas zat B >> (0 + 2 = 5)

4.Antagonism Effect dasar anti dotum 6+8 = 4 Fungtional antidotum, Chemical ant., Dispositional a., Receptor ant.

Page 7: Toksi Industri

NILAI AMBANG BATAS (NAB)NILAI AMBANG BATAS (NAB)

SE Menaker No.: SE-01/Men/1997 tentang NAB bahan Kimia

di tempat kerja adalah:

Kadar bahan kimia di udara tempat kerja yg mrpkn pedoman pengendalian, agar TK masih dpt menghadapinya dengan tdk mengakibatkan penyakit, gangguan keshtn, kenikmatan kerja dlm pekerjaan sehari-hari untuk waktu pemaparan 8 jam per hari dan atau 40 jam per minggu..

NAB merupakan batas absolut antara tingkat pemaparan yang aman dan berbahaya, dimana efeknya mungkin akan timbul pada pemaparan yg berulang dan menahun.

Fungsi NAB: sebagai kadar standar untuk perbandingan. sbg pedoman perencanaan proses produksi dan

perencanaan teknologi pengendalian. sbg dasar substitusi bahan kimia beracun dgn bhn

kimia yang kurang beracun. membantu dlm menentukan gangguan keshtn,

terjadinya PAK, gangguan efisiensi kerja krn pemaparan bahan kimia.

SE Menaker No.: SE-01/Men/1997 tentang NAB bahan Kimia

di tempat kerja adalah:

Kadar bahan kimia di udara tempat kerja yg mrpkn pedoman pengendalian, agar TK masih dpt menghadapinya dengan tdk mengakibatkan penyakit, gangguan keshtn, kenikmatan kerja dlm pekerjaan sehari-hari untuk waktu pemaparan 8 jam per hari dan atau 40 jam per minggu..

NAB merupakan batas absolut antara tingkat pemaparan yang aman dan berbahaya, dimana efeknya mungkin akan timbul pada pemaparan yg berulang dan menahun.

Fungsi NAB: sebagai kadar standar untuk perbandingan. sbg pedoman perencanaan proses produksi dan

perencanaan teknologi pengendalian. sbg dasar substitusi bahan kimia beracun dgn bhn

kimia yang kurang beracun. membantu dlm menentukan gangguan keshtn,

terjadinya PAK, gangguan efisiensi kerja krn pemaparan bahan kimia.

Page 8: Toksi Industri

NILAI AMBANG BATAS (NAB)-1NILAI AMBANG BATAS (NAB)-1

Menurut ACGIH = American Conference of Governmental Industrial Hygienists, NAB atau Threshold Limit Values (TLV) dibedakan:

TLV-TWA (Time Weighted Average) kadar rerata bahan kimia yg diperkenankan utk pemaparan 8 jam per hari atau 40 jam per minggu, yang pd kadar tersebut hampir semua pekerja dapat memaparnya secara berulang tanpa menimbulkan adverse health effect.

TLV-STEL (Short Term Exposure Limit) kadar tertinggi bhn kimia yg diperkenankan utk pemaparan selama 10 menit dan pemaparan 10 menit tsb tdk boleh berlangsung lebih dari 4 x sehari, serta interval dr dua periode tdk boleh kurang dr 60 menit, dan TLV TWA bhn kimia ybs tdk boleh terlampaui.

TLV-C (Ceiling) kadar bhn kimia yang tidak boleh dilampaui sekalipun dalam waktu yang sangat singkat (sekejap saja), di Indonesia disebut KTD (Kadar Tertinggi Diperkenankan). Jika bahan kimia ditandai dengan KTD atau “C”, artinya TLV/NAB zat kimia tsb adalah sama dengan KTD-nya.

Menurut ACGIH = American Conference of Governmental Industrial Hygienists, NAB atau Threshold Limit Values (TLV) dibedakan:

TLV-TWA (Time Weighted Average) kadar rerata bahan kimia yg diperkenankan utk pemaparan 8 jam per hari atau 40 jam per minggu, yang pd kadar tersebut hampir semua pekerja dapat memaparnya secara berulang tanpa menimbulkan adverse health effect.

TLV-STEL (Short Term Exposure Limit) kadar tertinggi bhn kimia yg diperkenankan utk pemaparan selama 10 menit dan pemaparan 10 menit tsb tdk boleh berlangsung lebih dari 4 x sehari, serta interval dr dua periode tdk boleh kurang dr 60 menit, dan TLV TWA bhn kimia ybs tdk boleh terlampaui.

TLV-C (Ceiling) kadar bhn kimia yang tidak boleh dilampaui sekalipun dalam waktu yang sangat singkat (sekejap saja), di Indonesia disebut KTD (Kadar Tertinggi Diperkenankan). Jika bahan kimia ditandai dengan KTD atau “C”, artinya TLV/NAB zat kimia tsb adalah sama dengan KTD-nya.

Page 9: Toksi Industri

NILAI AMBANG BATAS (NAB)-2

Bahan kimia dengan tanda KTD atau “C” -> adalah bhn kimia yng jika kontak dalam waktu 15 menit akan menyebabkan:

Perangsangan yang tak tertahankan; Perubahan jaringan yang sifatnya menahun (kronik)

dan irreversible Efek narkotik yang berakibat terjadinya kecelakaan

atau gangguan dalam menyelamatkan diri dari kecelakaan,serta gangguan-gangguan yang nyata pada efisiensi kerja.

BLTV - (Biological Limit Threshold Values) angka aman kerja kadar bahan kimia dalam organ tubuh atau spesimen biologis yang masih dalam batas aman pada internal exposure tidak ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, tetapi dapat dilihat dalam referensi uraian bahan kimia yang bersangkutan.

Bahan kimia dengan tanda KTD atau “C” -> adalah bhn kimia yng jika kontak dalam waktu 15 menit akan menyebabkan:

Perangsangan yang tak tertahankan; Perubahan jaringan yang sifatnya menahun (kronik)

dan irreversible Efek narkotik yang berakibat terjadinya kecelakaan

atau gangguan dalam menyelamatkan diri dari kecelakaan,serta gangguan-gangguan yang nyata pada efisiensi kerja.

BLTV - (Biological Limit Threshold Values) angka aman kerja kadar bahan kimia dalam organ tubuh atau spesimen biologis yang masih dalam batas aman pada internal exposure tidak ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, tetapi dapat dilihat dalam referensi uraian bahan kimia yang bersangkutan.

Utk udara lingkungan pemukiman digunakan BML Utk udara lingkungan pemukiman digunakan BML (Baku Mutu Lingkungan), dibedakan:(Baku Mutu Lingkungan), dibedakan: Udara EmisiUdara Emisi sumber bergerak dan sumber tdk sumber bergerak dan sumber tdk bergerak bergerak Udara AmbientUdara Ambient

Utk udara lingkungan pemukiman digunakan BML Utk udara lingkungan pemukiman digunakan BML (Baku Mutu Lingkungan), dibedakan:(Baku Mutu Lingkungan), dibedakan: Udara EmisiUdara Emisi sumber bergerak dan sumber tdk sumber bergerak dan sumber tdk bergerak bergerak Udara AmbientUdara Ambient

Page 10: Toksi Industri

SISTEM BARIER TUBUHSISTEM BARIER TUBUH

ExternalExternalExposureExposure

InternalInternalExposureExposure

Polutan ada Polutan ada di udara di udara ambient, ambient,

badan air, badan air, makananmakanan

TLV, BML, TLV, BML, NABNAB

BLTV, BLTV, Angka Angka

Aman KerjaAman Kerja

Barier: rambut, bulu Barier: rambut, bulu hidung, bulu mata, dllhidung, bulu mata, dll

Dalam Tubuh: Dalam Tubuh: detoksikasi, reaksi detoksikasi, reaksi biotranspormasi, ekskresibiotranspormasi, ekskresi

Observed ToxicityObserved Toxicity

Page 11: Toksi Industri

Pemajanan zat kimia

Pemajanan zat kimia

AbsorbsiAbsorbsi

Bentuk Bebas

Bentuk Terikat

TranslokasiTranslokasi

Tempat Penyimpana

n

Tempat Penyimpana

n Reaksi

Biotransformasi

Reaksi Biotransforma

siEkskresiEkskresi

Zat kimia asli, atau

metabolitnya

Zat kimia asli, atau

metabolitnya

Page 12: Toksi Industri

Gambar: Anatomi Sistem Pernapasan

ABSORPSI ZAT KIMIA DI SISTEM PERNAPASANABSORPSI ZAT KIMIA DI SISTEM PERNAPASAN

Page 13: Toksi Industri

04/21/23

ABSORPSI ZAT KIMIA DI SISTEM ABSORPSI ZAT KIMIA DI SISTEM PERNAPASANPERNAPASAN

1.Di tempat kerja -> 90% absorpsi zat kimia melalui sistem pernapasan.

2.Hubungannya dg penyerapan-> zat kimia dikelompokkan menjadi 2, yaitu: kelompok uap, gas dan mist; kelompok partikel, zat padat

3.Saluran penapasan dibagi menjadi 2 bagian: Conductive Airways -> mulai hidung hingga terminal

bronchioles -> tdk berfungsi untuk pertukaran gas,

tetapi hanya sbg penghantar -> dilengkapi cilia, bulu hidung dan mukus yg diproduksi oleh sel goblet -> berfungsi melindungi paru dari partikel padat.

Partikel > 10 µm : ditahan bulu hidung 5 - 10 µm: ditahan sal napas atas 3 - 5 µm: ditahan sal nps tengah 1 - 3 µm: masuk ke alveoli 0,1-1 µm: masuk dan melayang-layang dlm

alveoli <0,1 µm : masuk keluar dlm udara pernapasan Respiratory Airways -> dari respiratory bronchioles

s/d alveoli -> berdinding sangat tipis, tdk bercilia & tdk bermukus,berfungsi utk pertukaran gas.

Page 14: Toksi Industri

04/21/23

HAZARDOUS RECOGNITION OF CHEMICALS

HAZARDOUS RECOGNITION OF CHEMICALS1. Mengenal keadaan perusahaan, cara kerja, proses

produksi, sumber-sumber bhn kimia berbahaya, Caranya: indept interview dgn Engineering,Production or Technical Groups. 2. Preliminary Survey

Bertujuan menemukan masalah dalam suatu perusahaan, dan merencanakan program evaluasi risiko terhadap kesehatan pekerja. Informasi yang dikumpulkan meliputi:

Tabulasi bahan baku & bahan sampingan Tabulating of Chemicals Toxicant and physical

agent. Identification of principal used Number of Workers Exposed,serta keluhan/gejala yg

timbul: mata berair, dll Control Measures Used, termasuk sistem ventilasi:

dilution ventilation, local exhauster vent, enclosure

exhauster vent, dan comfort vent.3.Kesimpulan dari preliminary survey Airborne contaminants yang utama ditemukan Penggunaan utama & sumber tiap kontaminan Efek kesehatan yang disebabkan oleh kontaminan Media yang diperlukan untuk mengambil sampel APD yang diperlukan: glove, respirator, kacamata